PENGARUH FIRM SIZE DAN BONUS PLAN TERHADAP...
Transcript of PENGARUH FIRM SIZE DAN BONUS PLAN TERHADAP...
PENGARUH FIRM SIZE DAN BONUS PLAN TERHADAP
PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK DENGAN
KEPUTUSAN TRANSFER PRICING SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2013-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Maissa FirasAmirahanti
NIM: 11140820000093
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
PENGARUH FIRM SIZE DAN BONUS PLAN TERHADAP
PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK DENGAN
KEPUTUSAN TRANSFER PRICING SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2013-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh:
MAISSA FIRAS AMIRAHANTI
NIM. 11140820000093
Di bawah Bimbingan
Pembimbing
Fitri Damayanti, SE., M.Si.
NIP. 19810731 200604 2 003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Kamis, 5 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa/i:
Nama : Maissa Firas Amirahanti
NIM : 11140820000093
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Firm Size dan Bonus Plan Terhadap Penghindaran
Pelaporan Pajak dengan Keputusan Transfer Pricing
Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2013-
2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 5 April 2018
1. Reskino, SE.,M.Si.,Ak.,CA.
NIP : 19740928 200801 2 004
2. Masrul Huda, SE.,M.Si
NIP : 19630506 201411 1 001
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, tanggal 23 Mei 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas
mahasiswa:
1. Nama : Maissa Firas Amirahanti
2. NIM : 11140820000093
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Firm Size Dan Bonus Plan Terhadap
Penghindaran Pelaporan Pajak Dengan Keputusan
Transfer Pricing Sebagai Variabel Intervening
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Mei 2018
1. Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA.
NIP. 19720516 200901 1 006
2. Atiqah, SE., M.Si.AK.
NIP. 19820120 200912 2 004
3. Fitri Damayanti, SE., M.Si.
NIP. 19810731 200604 2 003
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Maissa Firas Amirahanti
Nomor Induk Mahasiswa : 11140820000093
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan
ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Maissa Firas Amirahanti
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Desember 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Perumahan Modern Hill Cluster Neo Agathis
C2B/3, Pondok Cabe Udik, Pamulang, 15418
5. Telepon : 081381272223
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Darul Muttaqien : Tahun 2000-2001
2. SDIT Darul Muttaqien : Tahun 2001-2007
3. SMPN 6 Bogor : Tahun 2007-2010
4. SMAN 66 Jakarta : Tahun 2010-2013
5. S1 Ekonomi UIN Syarif : Tahun 2014-2018
Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Dedi Suherman
2. Ibu : Titin Kemiatin
3. Anak ke- : Kedua dari Dua bersaudara
vii
THE EFFECT OF FIRM SIZE AND BONUS PLAN ON TAX AVOIDANCE
WITH TRANSFER PRICING DECISION AS AN INTERVENING
VARIABLE
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of firm size and bonus plan on
tax avoidance with transfer pricing decision as an intervening variable. This
research was conducted at a manufacturing company listed on Indonesia Stock
Exchange (BEI).
The sample of this study was chosen by using purposive sampling and obtained
data of 50 companies per year. After doing data processing there are 21 outlier
companies, the total sample used in this research as 116 companies with 29
companies per year. This hypothesis method was using path analysis
The results of this study indicate that firm size and bonus plan have an effect on
transfer pricing decision. Firm size and bonus plan also have an effect on tax
avoidance. Furthermore, transfer pricing decisions have an effect on tax
avoidance. In addition, Firm size and bonus plan have an effect on tax avoidance
through transfer pricing decision as intervening variable indirectly.
Keywords: Firm Size, Bonus Plan, Transfer Pricing, Taxes, Tax Avoidance
viii
PENGARUH FIRM SIZE DAN BONUS PLAN TERHADAP
PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK DENGAN KEPUTUSAN
TRANSFER PRICING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh firm size dan bonus plan
terhadap penghindaran pelaporan pajak dengan keputusan transfer pricing sebagai
variabel intervening. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel penelitian ini dipilih dengan menggunakan purposive sampling dan
diperoleh data sebanyak 50 perusahaan pertahunnya, setelah dilakukan pengolahan
data terdapat 21 perusahaan outlier, total sampel yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 116 perusahaan dengan pertahunnya yaitu 29 perusahaan. Pengujian
hipotesis ini menggunakan uji path analysis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa firm size dan bonus plan berpengaruh
terhadap keputusan transfer pricing. Firm size dan bonus plan juga mempunyai
pengaruh terhadap penghindaran pelaporan pajak. Selanjutnya keputusan transfer
pricing mempunyai pengaruh terhadap penghindaran pelaporan pajak. Serta
keputusan transfer pricing mempengaruhi hubungan antara Firm size dan bonus
plan dengan penghindaran pelaporan pajak secara tidak langsung sebagai variabel
intervening.
Kata kunci: Firm Size, Bonus Plan, Transfer Pricing, Pajak, Penghindaran Pajak
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Firm Size dan Bonus Plan terhadap Penghindaran Pelaporan
Pajak dengan Keputusan Transfer Pricing sebagai Variabel Intervening”.
Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
menganugerahkannya. Selain itu penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada mereka yang menghiasi dan
selalu menjadi bagian dari perjuangan penyelesaian penulisan ini:
1. Terimakasih tiada tara kepada kedua orang tua penulis, Dedi Suherman,
S.Sos., MM. dan Titin Kemiatin S.Kep yang senantiasa mendoakan,
memberikan semangat, motivasi, dukungan dan kasih sayang yang tiada henti
kepada penulis serta dukungan moril maupun materiil kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Kakak kandung penulis, Mohammad Rezza Naufal, S.H. atas dukungan, doa
dan motivasi kepada penulis yang selama ini diberikan agar penulis
menyelesaikan studi ini dengan cepat.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing, berdiskusi, dan
memberikan motivasi kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang Ibu
berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Ibu Mulya yang telah membantu dan meluangkan waktunya untuk
mengajarkan program SPSS dalam pengolahan data skripsi penulis.
10. Vicky Ardiantama Prananda yang selalu sabar memberikan dukungan,
perhatian, dan tiada hentinya memberikan semangat dalam setiap proses
untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Putri Nur’aini Multazam selaku sahabat penulis yang sangat membantu
penulis dalam pembuatan skripsi ini dan selalu memberikan semangat kepada
penulis yang telah berjuang bersama dari awal penyusunan skripsi sampai
dengan penyelesaian skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat penulis “Ber6+1”, Lulu, Isyarah, Tiara, Ami, dan Avia yang
senantiasa memberikan waktu, tenaga, curahan hati, dukungan dan bantuan,
menemani saat suka duka, berbagi cerita, berbagi i lmu, dan memberikan
perhatian terbaiknya selama masa kuliah di FEB UIN Jakarta.
xi
13. Thoyibah Nur Fitri dan Cika Dewi Aninda yang selalu setia memberikan
perhatian, dukungan serta doa agar penulis cepat meyelesaikan skripsi ini.
14. Geng billingku “3F-looks”, Dinda Arifiyani dan Mutia Hasanah yang selalu
memberikan support hingga penulis bisa melewati masa-masa sulit
perkuliahan di semester 2 hingga saat ini.
15. Kartika, Dona, Eren, Manda dan Inayah selaku sahabat penulis sejak SMA
yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan semangatnya yang
meyakinkan penulis untuk bisa segera menyelesaikan skripsi ini.
16. Teman-teman KKN PAPER 150 Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya,
Bogor: Yanti, Tiara, Uyuy, Pije, Bams, Rian, Faqih, Umam, Dedeum, Mala,
Hime, Miftah, Fakhrur, Fahmi, dan Rusli.
17. Keluarga Besar Akuntansi C 2014, terimakasih atas kenangan dan
semangatnya selama ini.
18. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014, terimakasih atas doa
dan insipirasinya selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
19. Teman-teman dan para pihak lain yang telah banyak membantu yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk memperbaiki penulisan
skripsi ini.
Jakarta, Mei 2018
(Maissa Firas Amirahanti)
xii
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM ................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................7
D. Rumusan Masalah ......................................................................................8
F. Manfaat Penelitian .....................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................12
A. Landasan Teori.........................................................................................12
xii
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ...................................................12
2. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) ..................15
3. Pajak ...............................................................................................17
4. Penghindaran Pelaporan Pajak (Tax Avoidance) ............................20
5. Transfer Pricing .............................................................................22
6. Firm Size .........................................................................................24
7. Bonus Plan ......................................................................................28
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu...........................................................29
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis ...................32
1. Pengaruh Firm Size Terhadap Keputusan Transfer Pricing ..........32
2. Pengaruh Bonus Plan Terhadap Keputusan Transfer Pricing .......34
3. Pengaruh Keputusan Transfer Pricing Terhadap Penghindaran
Pelaporan Pajak ..............................................................................35
4. Pengaruh Firm Size Terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak .......37
5. Pengaruh Bonus Plan Terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak ....39
6. Pengaruh Firm Size dan Bonus Plan terhadap Penghindaran
Pelaporan Pajak dengan Keputusan Transfer Pricing Sebagai
Variabel Intervening .......................................................................40
D. Kerangka Pemikiran ..............................................................................42
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................46
A. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................46
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................................46
xiii
C. Metode Pengambilan Data.....................................................................48
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian .....................................................49
F. Kualitas Instrumen dan Uji Hipotesis Data ...........................................53
1. Statistik Deskriptif ..........................................................................54
2. Uji Asumsi Klasik ..........................................................................54
a. Uji Normalitas ................................................................................54
b. Uji Linieritas ...................................................................................56
c. Uji Multikolinearitas.......................................................................56
d. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................57
3. Uji Hipotesis ...................................................................................58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................61
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................61
1. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................................61
2. Proses Seleksi Sampel ...........................................................................61
B. Deskriptif Data Penelitian .....................................................................63
C. Pengujian Persyaratan Analisis .............................................................65
1. Pengujian Outlier Data .....................................................................66
2. Uji Prasyarat Path Analysis ..............................................................67
3. Model Struktural Analisa Jalur .........................................................77
4. Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur 1 .....................................79
D. Pengujian Kecocokan Model (Model Fit) .............................................88
E. Pengujian Hipotesis ...............................................................................89
F. Pengujian Hipotesis Path Analysis Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung Antar Variabel Eksogen dan Endogen ..................................93
xiv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................106
A. Kesimpulan ..........................................................................................106
B. Implikasi ..............................................................................................107
C. Keterbatasan ........................................................................................108
D. Saran ....................................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................110
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................115
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Ukuran Perusahaan ......................................................... 27
Tabel 2.2 Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu .............................................. 30
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran Data.................................... 53
Tabel 4.1 Kriteria Penentuan Sampel ........................................................... 62
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ....................................................................... 64
Tabel 4.3 Uji Normalitas Unresidual ........................................................... 68
Tabel 4.4 Uji Linearitas................................................................................ 70
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas .................................................................... 72
Tabel 4.6 Uji Heterokedastistas dengan Glejser .......................................... 73
Tabel 4.7 Uji Heterokastisitas dengan White ............................................... 74
Tabel 4.8 Matriks Koefisien Korelasi Antar Variabel ................................. 78
Tabel 4.9 Uji Anova Sub-Struktur1 ............................................................. 80
Tabel 4.10 Koefisien Jalur pada Sub-Struktur 1 ............................................ 81
Tabel 4.11 Uji Anova Sub-Struktur 2 ............................................................ 84
Tabel 4.12 Koefisien Jalur pada Sub-Struktur 2 ............................................ 85
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis ....................................... 92
Tabel 4.14 Rangkuman Persentase Pengaruh Variabel Eksogen dengan
Variabel Endogen pada Sub-Struktur 1 ....................................... 93
Tabel 4.15 Rangkuman Persentase Pengaruh Variabel Eksogen dengan
Variabel Endogen pada Sub-Struktur 2 ....................................... 96
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 43
Gambar 4.1 Grafik Normalitas Data Path Analysis ...................................... 69
Gambar 4.2 Grafik Linearitas Data ............................................................... 71
Gambar 4.3 Grafik Heteorokedastistas Data ................................................. 76
Gambar 4.4 Hubungan Kausal X1, X2 dan Z terhadap Y ............................ 79
Gambar 4.5 Hubungan Kausal Sub-Struktur 1 ............................................. 80
Gambar 4.6 Hubungan Kausal Empiris pada Sub-Struktur 1 ....................... 83
Gambar 4.7 Hubungan Kausal Sub-Struktur 2 ............................................. 84
Gambar 4.8 Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 2 ................................ 87
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Data Daftar Perusahaan Sampel ........................................116
LAMPIRAN 2 Perhitungan Variabel Firm Size ........................................118
LAMPIRAN 3 Perhitungan Variabel Bonus Plan .....................................122
LAMPIRAN 4 Perhitungan Variabel Keputusan Transfer Pricing ...........130
LAMPIRAN 5 Perhitungan Variabel Penghindaran Pelaporan Pajak .......138
LAMPIRAN 6 Hasil Output SPSS ............................................................146
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih dari masa
ke masa tidak dapat dipungkiri turut mendorong pertumbuhan perekonomian.
Kegiatan transaksi antar perusahaan terus meningkat, baik perusahaan yang ada
di dalam negeri maupun diluar negeri. Adanya World Trade Organisation
(WTO) dan General Agreement on Trade and Tariff (GATT) semakin
mempermudah pergerakan barang, jasa, permodal (investasi), dan tenaga kerja
antar negara. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak lagi membatasi operasinya
didalam negeri, akan tetapi merambah ke luar negeri dan menjadi perusahaan
multinasional yang beroperasi melalui anak perusahaan serta cabang-
cabangnya.
Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan multinasional salah
satunya adalah perbedaan tarif pajak di setiap negara. Perbedaan tarif ini
menimbulkan adanya penghindaran pelaporan pajak yang dibayarkan oleh suatu
perusahaan kepada negara. Menurut Hutagoal (2007) dalam Dewi & Jati (2014),
penghindaran pelaporan pajak atau biasa disebut tax avoidance adalah upaya
pengurangan pajak secara legal yang tidak melanggar peraturan perpajakan yang
dilakukan wajib pajak dengan cara mencari kelemahan peraturan (loopholes).
2
Dalam konteks pemerintah Indonesia, telah dibuat berbagai aturan
guna mencegah adanya Penghindaran Pelaporan Pajak. Salah satu aturan
tersebut misalnya menurut perdirjen No. PER-43/PJ/2010 terkait transfer
pricing, yakni tentang penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam
transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (Budiman & Setiyono, 2012).
Menurut Suryana (2012), transfer pricing adalah transaksi barang dan
jasa antar divisi didalam suatu kelompok usaha dengan harga yang tidak wajar,
bisa dengan cara menaikan (mark up) atau pun menurunkan harga (mark down).
Umumnya kegiatan transfer pricing dapat terjadi atas harga penjualan, harga
pembelian, overhead cost, bunga shareholder-loan, pembayaran royalti, imbalan
jasa, dan penjualan melalui pihak ketiga yang tidak ada usaha (special purpose
company).
Praktik transfer pricing dibidang perpajakan merupakan hal yang sudah
tidak asing lagi bahkan terbilang merupakan isu klasik, khususnya apabila
menyangkut transaksi internasional yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
lintas negara. Dari sisi pemerintah transfer pricing dinilai akan mengakibatkan
berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak bagi negara karena adanya
kecenderungan perusahaan multinasional yang menggeser kewajiban
perpajakannya dari negara yang memiliki tarif pajak yang tinggi ke negara
yang menerapkan tarif pajak rendah. Sedangkan dari sisi bisnis perusahaan
berupaya meminimalkan biaya-biaya termasuk mengurangi pembayaran pajak.
3
Menurut Mispiyanti (2015) transfer pricing merupakan salah satu
strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan dalam memperebutkan
sumber-sumber daya yang terbatas bagi perusahaan-perusahaan berskala global
(Multinational Corporations). Strategi inilah yang membuat banyak perusahaan
multinasional mendirikan anak dan cabangnya perusahaan di negara yang
memberikan tarif pajak rendah.
Selain alasan pajak, penghindaran pelaporan pajak juga dapat
dipengaruhi oleh alasan non pajak, yaitu salah satunya seperti firm size, dan
bonus plan. Wijaya et. al, (2009) mengatakan bahwa ukuran perusahaan
merupakan nilai yang menunjukan besar kecilnya perusahaan. Ukuran suatu
perusahaan dapat dilihat dari kepemilikan total aset perusahaan. Semakin besar
jumlah aset perusahaan maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.
Menurut Widodo (2016), ukuran perusahaan akan sangat penting bagi seorang
investor karena hal ini akan menyangkut dengan kegiatan investasi yang
dilakukannya.
Perusahaan yang memiliki total aset tinggi menunjukan bahwa
perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif
lebih lama (Rachmawati & Triatmoko, 2007). Perusahaan yang besar juga
cenderung memiliki banyak afiliasi sehingga manajer yang memimpin
perusahaan tersebut memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba
termasuk dengan melakukan transfer pricing, dimana hal ini akan
mempengaruhi penghindaran pelaporan pajak. Oleh karena itu, semakin besar
perusahaan maka volume terjadinya transfer pricing akan semakin tinggi.
4
Hal lainnya yang juga mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan
transfer pricing adalah mekanisme bonus (bonus plan) pada perusahaan.
Mekanisme bonus merupakan suatu bentuk apresiasi yang diberikan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada para anggotanya di setiap tahun
apabila perusahaan memperoleh laba. Sistem pemberian kompensasi bonus
tersebut secara tidak langsung akan membawa pengaruh terhadap kinerja
manajemen. Menurut Anthony & Govindarajan (2011) jika target kinerja yang
tercapai semakin tinggi, maka kompensasi yang didapatkan semakin besar pula.
Kompensasi juga digunakan sebagai alat untuk mempertahankan tenaga kerja
yang cakap dalam mengelola perusahaan.
Ketika pemberian bonus didasarkan pada besarnya laba, maka logis jika
direksi berusaha melakukan tindakan mengatur dan memanipulasi laba demi
memaksimalkan bonus dan remunerasi yang mereka terima (Hartati et. al, 2014).
Jika bonus didasarkan pada laba tentu ada kecenderungan pihak manajemen
untuk memanfaatkan transaksi transfer pricing untuk memaksimalkan bonus
yang mereka terima. Hal ini juga didukung oleh Chan & Lo (2005) yang
menyatakan bahwa manajemen dapat memanfaatkan transfer pricing sebagai
mekanisme pengalihan keuntungan antar perusahaan guna mengurangi pajak,
meningkatkan bonus manajemen dan mengalihkan sumber daya (resources) dari
satu perusahaan ke perusahaan lainnya yang masih satu kepemilikan.
Beberapa penelitian tentang mekanisme bonus telah dilakukan dan
hasilnya menurut (Lo et. al, 2010) mekanisme bonus berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan perusahaan yang dilaporkan dengan meningkatkan laba
5
periode sekarang, salah satunya yaitu dengan praktik transfer pricing. Palestin
(2008) juga menganalisis pengaruh bonus terhadap manajemen laba yang
hasilnya menunjukan bonus berpengaruh terhadap manajemen laba.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016, alasannya karena
praktik transfer pricing ini banyak terjadi dalam perusahaan manufaktur,
khususnya perusahaan-perusahaan multinasional yang memiliki anak
perusahaan di luar negeri. Penggunaan sampel selama empat tahun cukup
untuk menggambarkan tentang kondisi perusahaan manufaktur di Indonesia
yang melakukan praktik transfer pricing.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini akan menguji
kembali pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mispiyanti tahun
2015 mengambil judul Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive, dan Mekanisme
Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing. Sedangkan pada penelitian ini
peneliti menggunakan variabel independen berupa bonus plan dan
menambahkan variabel lain berupa firm size serta mengubah variabel dependen
menjadi penghindaran pelaporan pajak perusahaan, dimana keputusan transfer
pricing dijadikan sebagai variabel intervening. Oleh karena itu maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi “Pengaruh Firm Size
dan Bonus Plan Terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak dengan
Keputusan Transfer Pricing sebagai variabel intervening”.
6
Di Indonesia tingkat penghindaran pelaporan pajak cukup banyak.
Dengan adanya penelitian ini, faktor-faktor lainnya diberbagai aktivitas
perusahaan yang dapat menjadi potensi untuk melakukan penghindaran
pelaporan pajak ini dapat diminimalisir. Sehingga pihak-pihak yang
berkepentingan seperti investor maupun dirjen pajak dapat mengawasi dan
memberi perhatian lebih pada bagian-bagian tertentu yang dinilai menjadi
ancaman dilakukannya penghindaran pelaporan pajak oleh suatu perusahaan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Perbedaan tarif pajak antar negara membuat perusahaan multinasional
banyak melakukan kegiatan transfer pricing
2. Perbedaan sudut pandang antara pemerintah dengan pengusaha
mengenai kegiatan transfer pricing
3. kecenderungan perusahaan multinasional yang menggeser kewajiban
perpajakannya dari negara yang memiliki tarif pajak yang tinggi ke
negara yang memiliki tarif pajak rendah
4. Banyaknya perusahaan yang melakukan penghindaran pelaporan
pajak (tax avoidance) dengan berbagai upaya.
5. Masih ditemukannya pelanggaran pajak yang dilakukan oleh
perseorangan maupun perusahaan.
7
6. Penghindaran pelaporan pajak didasarkan juga pada faktor -faktor
selain non-pajak.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka pembatasan masalah yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguji Firm Size, dan Bonus Plan
Dari sekian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran
pelaporan pajak perusahaan dengan keputusan transfer pricing sebagai variabel
intervening, penelitian ini hanya fokus untuk menguji firm size, dan bonus
plan. Adapun firm size yang dimaksud dapat diartikan sebagai besar kecilnya
perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil
nilai total aktiva dari suatu perusahaan. Sedangkan bonus plan merupakan
pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja
perusahaan. Bonus yang diberikan perusahaan dapat berupa tunjangan, komisi,
insentif penjualan, atau kesejahteraan karyawan.
2. Hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Dari sekian banyak jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), penelitian ini hanya fokus pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI untuk periode tahun 2013-2016.
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang hendak
diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah firm size berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing?
2. Apakah bonus plan berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing?
3. Apakah keputusan transfer pricing berpengaruh terhadap
penghindaran pelaporan pajak?
4. Apakah firm size berpengaruh terhadap penghindaran pelaporan
pajak?
5. Apakah bonus plan berpengaruh terhadap penghindaran pelaporan
pajak?
6. Apakah firm size berpengaruh terhadap penghindaran pelaporan pajak
melalui keputusan transfer pricing sebagai variabel intervening?
7. Apakah bonus plan berpengaruh terhadap penghindaran pelaporan
pajak melalui keputusan transfer pricing sebagai variabel intervening?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan memberikan bukti
empiris yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel firm size terhadap keputusan
transfer pricing
9
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel bonus plan terhadap keputusan
transfer pricing
3. Untuk mengetahui pengaruh variabel keputusan transfer pricing
terhadap penghindaran pelaporan pajak
4. Untuk mengetahui pengaruh variabel firm size terhadap penghindaran
pelaporan pajak
5. Untuk mengetahui pengaruh variabel bonus plan terhadap
penghindaran pelaporan pajak
6. Untuk mengetahui pengaruh variabel firm size terhadap penghindaran
pelaporan pajak melalui keputusan transfer pricing sebagai variabel
intervening
7. Untuk mengetahui pengaruh variabel bonus plan terhadap
penghindaran pelaporan pajak melalui keputusan transfer pricing
sebagai variabel intervening.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi berbagai pihak,
sesuai dengan tujuan penelitian, maka kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat praktik
a. Bagi Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kerangka pemahaman
10
mengenai praktik transfer pricing di dalam perusahaan yang dapat
memberikan dampak secara luas, tidak hanya terhadap pengambilan
kebijakan oleh manajemen dan kinerja perusahaan saja tetapi juga
sikapnya terhadap penghindaran pelaporan pajak. Bagi Investor dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan tersebut, dimana mempengaruhi sustainability dan image
perusahaan.
b. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
pembuat kebijakan khususnya Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk
mengidentifikasi risiko penghindaran pelaporan pajak (tax avoidance)
yang mungkin dilakukan oleh perusahaan yang menerapkan kebijakan
transfer pricing.
2. Manfaat akademik
a. Peneliti berikutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai dasar informasi dan menambah pengetahuan khususnya dibidang
perpajakan yaitu mengenai penghindaran pelaporan pajak sehingga dapat
diaplikasikan sebagai bahan penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga
diharapkan dapat melengkapi penelitian yang telah ada sebelumnya.
b. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai pengaruh firm size dan bonus plan terhadap penghindaran
pelaporan pajak dengan keputusan transfer pricing sebagai variabel
intervening.
11
c. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, sebagai bahan referensi untuk menambah
ilmu pengetahuan saat belajar mengajar serta diharapkan memberikan ide
atau gagasan baru mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penghindaran pajak perusahaan khususnya.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Munculnya praktik penghindaran pelaporan pajak yang dilakukan oleh
manajemen dilandasi oleh dua teori, yaitu teori keagenan (agency theory) dan
teori akuntansi positif (positive accounting theory).
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori Keagenan menjelaskan tentang hubungan antara manajemen
perusahaan (agen) dengan pemegang saham (prinsipal). Pemegang saham tidak
terlibat langsung dalam aktivitas operasional perusahaan, dengan kata lain
prinsipal menyediakan fasilitas dan dana untuk kegiatan operasi perusahaan.
Aktivitas operasional perusahaan dijalankan oleh pihak manajemen (Astuti &
Aryani, 2016). Pihak manajemen berkewajiban mengelola sumber daya yang
dimiliki perusahaan dan juga berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan
tugas yang dibebankan kepadanya. Pemegang saham tentunya berharap
manajemen dapat mengambil kebijakan dan bertindak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham, namun pada kenyataannya manajemen selalu
bertindak sesuai dengan kepentingan manajemen karena manajemen pasti
memiliki kepentingan pribadi (Brian & Martani, 2014).
13
Menurut sudut pandang manajemen keuangan, salah satu tujuan perusahaan
adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau
shareholder (Brigham et. al, 2011). Tujuan tersebut seringkali hanya bisa
dicapai apabila tanggung jawab pengelolaan perusahaan diserahkan kepada
para profesional, dikarenakan para pemilik modal memiliki banyak
keterbatasan. Pihak prinsipal membatasi kepentingannya dengan memberikan
insentif yang lebih kepada agen serta bersedia untuk mengeluarkan biaya
pengawasan demi mencegah kecurangan dari agen. Dengan menyerahkan
pengelolaan perusahaan tersebut kepada para profesional, diharapkan mereka
dapat menutup keterbatasan yang ada. Para profesional ini disebut dengan
manajer atau agen. Manajer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu
pemegang saham, untuk membuat keputusan.
Teori keagenan dapat mengimplikasikan adanya asimetri informasi.
Konflik antar kelompok atau agency conflict merupakan konflik yang timbul
antara pemilik, dan manajer perusahaan dimana ada kecenderungan manajer
lebih mementingkan tujuan individu daripada tujuan perusahaan. Jensen dan
Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi
(agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of
contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent)
yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Beberapa
faktor yang menyebabkan munculnya masalah keagenan (Colgan, 2001 dalam
Yuniasih et. al, 2012) yaitu:
14
1. Moral Hazard
Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan besar (kompleksitas yang
tinggi) dimana seorang manajer melakukan kegiatan yang tidak
seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman.
Manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang
saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma
mungkin tidak layak dilakukan.
2. Penahanan Laba (Earnings Retention)
Masalah ini berkisar pada kecenderungan untuk melakukan investasi
yang berlebihan oleh pihak manajemen (agen) melalui peningkatan dan
pertumbuhan dengan tujuan untuk memperbesar kekuasaan, prestise,
atau penghargaan bagi dirinya, namun dapat menghancurkan
kesejahteraan pemegang saham.
3. Horison Waktu
Konflik ini muncul sebagai akibat dari kondisi arus kas, dengan mana
prinsipal lebih menekankan pada arus kas untuk masa depan yang
kondisinya belum pasti, sedangkan manajemen cenderung menekankan
kepada hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
4. Penghindaran Risiko Manajerial
Masalah ini muncul ketika ada batasan diversifikasi portofolio yang
berhubungan dengan pendapatan manajerial atas kinerja yang
dicapainya, sehingga manajer akan berusaha meminimalkan risiko
saham perusahaan dari keputusan investasi yang meningkatkan
15
risikonya. Misalnya manajemen lebih senang dengan pendanaan ekuitas
dan berusaha menghindari peminjaman utang, karena dinilai akan
mengalami kebangkrutan atau kegagalan.
Dalam upaya mengatasi atau mengurangi masalah keagenan ini
menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang akan ditanggung baik oleh
principal maupun agent. Jensen & Meckling (1976) membagi biaya keagenan
ini menjadi monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring cost
adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor
perilaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku
agent. Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh agent untuk
menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan
bertindak untuk kepentingan principal. Selanjutnya residual loss merupakan
pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat
dari perbedaan keputusan agent dan keputusan principal, berkonsentrasi pada
maksimalisasi kemakmuran pemegang saham (Brigham et. al, 2011).
2. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory)
Teori yang dipelopori oleh Watts dan Zimmerman (1986)
memaparkan bahwa faktor-faktor ekonomi tertentu bisa dikaitkan dengan
perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan. Anis dan Imam (2003)
dalam Januarti (2003) menyatakan bahwa teori akuntansi positif merupakan
bagian dari teori keagenan. Hal ini dikarenakan akuntansi teori positif
mengakui adanya tiga hubungan keagenan, yaitu (1) antara manajemen dengan
16
pemilik (the bonus plan hypothesis), (2) antara manajemen dengan kreditur
(the debt to equity hypothesis), dan (3) antara manajemen dengan pemerintah
(the political hypothesis). Tiga hipotesis utama dalam teori akuntansi positif
yaitu (Watts dan Zimmerman, 1986):
1) The Bonus Plan Hypothesis
Pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus,
manajer akan cenderung menggunakan metode-metode akuntansi yang
dapat mempermainkan besar kecilnya angka-angka akuntansi dalam
laporan keuangan. Hal ini dilakukan supaya manajer dapat memperoleh
bonus yang maksimal setiap tahun, karena keberhasilan kinerja manajer
diukur dengan besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan.
2) The Debt to Equity Hypothesis (Debt Covenant Hypothesis)
Hipotesis ini berkaitan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi
perusahaan di dalam penjanjian utang (debt covenant). Sebagian besar
perjanjian utang mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi peminjam
selama masa perjanjian. Ketika perusahaan mulai terancam melanggar
perjanjian utang, maka manajer perusahaan akan berusaha untuk
menghindari terjadinya perjanjian utang tersebut dengan cara memilih
metode akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan atau laba.
Pelanggaran terhadap perjanjian utang dapat mengakibatkan sanksi yang
pada akhirnya akan membatasi tindakan manajer dalam mengelola
perusahaan. Oleh karena itu, manajamen akan meningkatkan laba untuk
menghindar atau menunda pelanggaran perjanjian.
17
3) The Political Cost Hypothesis
Scott (2000) menyatakan bahwa perusahaan yang berhadapan
dengan biaya politik, cenderung melakukan rekayasa penurunan laba
dengan tujuan untuk meminimalkan biaya politik yang harus mereka
tanggung. Biaya politik mencakup semua biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan terkait dengan regulasi pemerintah, subsidi pemerintah,
tarif pajak, tuntutan buruh dan lain sebagainya.
3. Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang sehingga dapat dipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa secara
langsung (Mardiasmo, 2011). Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-
norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif
untuk mencapai kesejahteraan umum. Menurut UU Perpajakan No. 36 Tahun
2008 pajak digunakan untuk membiayai seluruh pengeluaran publik untuk
kemakmuran rakyat, dimana manfaatnya akan dirasakan dikemudian hari.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki
unsur- unsur sebagai berikut:
1. Iuran dari rakyat untuk negara. Dimana yang berhak untuk memungut
pajak hanyalah negara, dan iuran tersebut berupa uang.
2. Berdasarkan undang-undang. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan
kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
18
3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan
adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-
pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran
termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara
dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini
dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk
pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan
lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari
tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran
rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai
kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini
terutama diharapkan dari sektor pajak.
19
b. Fungsi Mengatur (Regulered)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui
kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur pajak dapat digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring
penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri diberikan berbagai
macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam
negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar
negeri.
c. Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
efektif dan efisien.
d. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai
pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
20
4. Penghindaran Pelaporan Pajak (Tax Avoidance)
Penghindaran pelaporan pajak (tax avoidance) adalah transaksi atau
perjanjian lain yang dilakukan wajib pajak untuk meminimalkan jumlah pajak
yang terutang dengan cara yang sah dan bukan merupakan tindakan pidana
(Arnold & Mclntyre, 2002). Sementara Wenzel (2004) berpendapat bahwa
penghindaran pelaporan pajak (tax avoidance) merupakan pemanfaatan rezim
hukum pajak untuk suatu keuntungan tersendiri, untuk mengurangi jumlah
pajak yang terutang dengan cara yang sah secara hukum. Pengertian
penghindaran pelaporan pajak (tax avoidance) menurut Suandy dalam Gunadi
(2009) adalah rekayasa tax affairs yang masih tetap berada dalam bingkai
ketentuan perpajakan (lawful).
Berdasarkan pendapat para peneliti diatas, jelas penghindaran
pelaporan pajak merupakan perbuatan yang masih dihalalkan selama tidak
keluar dari koridor aturan perpajakan yang berlaku (Sibarani 2012). Pajak bagi
perusahaan adalah beban yang dapat mengurangi laba perusahaan, sedangkan
pajak bagi negara merupakan pendapatan yang akan digunakan untuk
mendanai penyelenggaraan pemerintahan. Perbedaan kepentingan inilah yang
menyebabkan suatu perusahaan merubah atau memanipulasi pengelolaan
beban pajak baik secara legal maupun ilegal (Made, 2014).
Menurut Suandy yang dikutip oleh Gunadi (2009) ada beberapa faktor
yang memotivasi Wajib Pajak untuk melakukan penghematan pajak dengan
ilegal, adalah :
21
a. Tax required to pay, besarnya jumlah pajak yang harus dibayar
oleh Wajib Pajak. Semakin besar pajak yang harus dibayar
semakin besar pula kecenderungan Wajib Pajak untuk
melakukan pelanggaran.
b. Cost of bribe, biaya untuk menyuap fiskus. Semakin kecil biaya
untuk menyuap fiskus semakin besar pula kecenderungan Wajib
Pajak untuk melakukan pelanggaran.
c. Probability of detection, semakin kecil kemungkinan suatu
pelanggaran terdeteksi, semakin besar kecenderungan Wajib
Pajak untuk melakukan pelanggaran.
d. Size of penalty, semakin ringan sanksi yang dikenakan terhadap
pelanggaran, semakin besar kecenderungan Wajib Pajak untuk
melakukan pelanggaran.
Garis pemisah antara penghindaran pelaporan pajak dan
penyelundupan pajak dalam menentukan perbedaannya mengalami kesulitan
baik secara teori maupun aplikasinya. Sebaiknya perusahaan diharapkan
mematuhi peraturan perpajakan dan tidak memanfaatkan kelonggaran
peraturan perpajakan untuk keberlangsungan perusahaan di masa mendatang,
karena dengan membayar pajak sesuai dengan peraturan dan tanpa
merekayasanya, negara dapat menggunakan anggaran dari sektor penerimaan
pajak dengan maksimal sehingga dapat memfasilitasi masyarakat untuk lebih
meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia
22
5. Transfer Pricing
Berikut merupakan definisi mengenai transfer pricing menurut
beberapa ahli, yaitu:
a) Charles T. Hongren:
Transfer price is the price one subunit (department or division) charges
for product or service supplied to another subunit of the same
organization
b) Dr. Gunadi:
Transfer pricing adalah penentuan harga atau imbalan sehubungan
dengan penyerahan barang, jasa, atau pengalihan teknologi antar
perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dan suatu rekayasa
manipulasi harga secara sistematis dengan maksud mengurangi laba
artifisial, membuat seolah-olah perusahaan rugi, menghindari pajak atau
bea di suatu Negara.
c) Dirjen Pajak:
Penetapan harga atas transaksi penyerahan barang berwujud, barang tidak
berwujud, atau penyediaan jasa antar pihak yang memiliki hubungan
istimewa (transaksi afiliasi)
Sebagaimana penjelasan mengenai pengertian transfer pricing diatas,
dapat diketahui bahwasanya transaksi transfer pricing adalah transaksi yang
dilakukan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa, atau biasa disebut
23
sebagai pihak afiliasi. Terdapat dua kategori mengenai ketentuan yang
termasuk dalam pihak yang memiliki hubungan istimewa, yaitu ketentuan
hubungan istimewa menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK
No. 7) serta ketentuan hubungan istimewa menurut Undang-Undang Pajak
Penghasilan No. 36 Tahun 2008 (UU PPh).
Beberapa metode harga transfer yang sering digunakan oleh
perusahaan-perusahaan multinasional dan divisionalisasi/departementasi dalam
melakukan aktifitas keuangannya adalah (www.academia.edu):
a) Harga Transfer Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Pricing).
Perusahaan yang menggunakan metode transfer atas dasar biaya
menetapkan harga transfer atas biaya variabel dan tetap yang bisa
dibagi dalam tiga pemilihan bentuk, yaitu biaya penuh (full cost),
biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup), dan
gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost fixed fee).
b) Harga Transfer atas Dasar Harga Pasar (Market Based Transfer
Pricing).
Apabila ada suatu pasar yang sempurna, metode transfer pricing atas
dasar harga pasar inilah merupakan ukuran yang paling memadai
karena sifatnya yang independen. Namun keterbatasan informasi
pasar terkadang menjadi kendala dalam mengunakan transfer pricing
yang berdasarkan harga pasar.
c) Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Prices). Dalam
ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi
24
dalam perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing
untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga
transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang
inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi
yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung
jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan.
d) Penentuan Harga Berdasarkan Arbitrase. Pendekatan ini
menekankan pada harga transfer berdasarkan interaksi kedua divisi
dan pada tingkat yang dianggap terbaik bagi kepentingan perusahaan
tanpa adanya pemaksaan oleh salah satu divisi mengenai keputusan
akhir. Pendekatan ini mengesampingkan tujuan konsep pusat
pertanggungjawaban laba.
6. Firm Size
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari
besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva (Riyanto dalam
Novaridha, 2017). Selain itu Scott dalam Torang (2012) mendefinisikan ukuran
perusahaan sebagai ukuran organisasi, yaitu suatu variabel konteks yang
mengukur tuntutan pelayanan atau produk organisasi. Sedangkan Malleret
(2008) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai seperangkat kebijaksanaan
yang ditetapkan dengan baik yang harus dilaksanakan oleh perusahaan yang
bersaing secara global. Suatu perusahaan bisa saja dikatakan sebagai
25
perusahaan besar, jika aset yang dimilikinya besar. Demikian pula sebaliknya,
perusahaan tersebut dikatakan kecil, jika aset yang dimilikinya adalah sedikit.
Biasanya masyarakat akan menilai besar kecilnya perusahaan dengan melihat
bentuk fisik perusahaan. Dapat dibenarkan bahwa perusahaan yang dari luar
terlihat megah dan besar diartikan sebagai perusahaan berskala besar. Namun,
hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki
kekayaan yang besar (Yulindar, 2017).
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan
yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan
dan rata- rata total aktiva (Merslythalia & Lasmana, 2016). Semakin besar
ukuran perusahaannya, maka transaksi yang dilakukan semakin kompleks,
sehingga memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah atau
kelemahan yang ada pada ketentuan perundang-undangan untuk melakukan
tindakan penghindaran pelaporan pajak dari setiap transaksi.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 ukuran perusahaan
dikelompokan menjadi 4 kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha
menengah dan usaha besar. Pengelompokan ukuran perusahaan tersebut
didasarkan pada total aset yang dimiliki dan total penjualan tahunan
perusahaan tersebut. UU No. 20 Tahun 2008 tersebut mendefinisikan usaha
mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar sebagai berikut:
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
26
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang.
d. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara
atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan
ekonomi di Indonesia.
Adapun kriteria ukuran perusahaan yang diatur dalam UU No. 20 tahun
2008 diuraikan dalam tabel 2.1
27
Tabel 2. 1 Kriteria Ukuran Perusahaan
Ukuran
Perusahaan
Kriteria
Aset (tidak termasuk tanah
dan bangunan)
Penjualan tahunan
Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
Usaha Kecil >50 juta-500 juta >300 juta-2,5 M
Usaha
Menengah
>500 juta-10 M 2,5 M-50 M
Usaha Besar >10 M >50 M
Sumber: UU No.20 tahun 2008
Selanjutnya, klasifikasi ukuran perusahaan menurut Stanley dan
Morse dalam Suryana (2006) adalah sebagai berikut:
“Industri yang menyerap tenaga kerja 1-9 orang termasuk industri kerajinan
rumah tangga. Industri kecil menyerap 10-49 orang, industri sedang menyerap
50-99 orang, dan industri besar menyerap tenaga kerja 100 orang lebih”.
Selain itu, besar kecilnya ukuran perusahaan nampak dari nilai total
aset perusahaan pada neraca akhir tahun (Sujoko & Soebiantoro, 2007).
Perusahaan besar umumnya memiliki fleksibilitas dan aksesibilitas yang tinggi
dalam masalah pendanaan di pasar modal (Soliha & Taswan, 2007).
Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukan bahwa
perusahaan tersebut mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus
kas perusahaan sudah bertambah dan dianggap memiliki prospek yang baik
dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa
perusahaan besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba
dibandingkan perusahaan dengan aset yang kecil.
28
Dalam penelitian ini akan digunakan total aset untuk mengukur
ukuran perusahaan karena nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan penjualan.
Ukuran perusahaan yang menunjukan besar kecilnya perusahaan dapat dilihat
dari besar kecilnya total aset yang dimiliki. Total aset adalah segala sumber
daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi masa lalu dan
diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa yang
akan datang
7. Bonus Plan
Menurut Suryatiningsih et. al, (2009), mekanisme bonus adalah
komponen penghitungan besarnya jumlah bonus yang diberikan oleh pemilik
perusahaan atau para pemegang saham melalui RUPS kepada anggota direksi
yang dianggap mempunyai kinerja baik. Irpan dalam Hartati et. al, (2010) juga
menyebutkan bahwa mekanisme bonus dapat diartikan sebagai suatu proses
pemberian imbalan diluar gaji kepada direksi perusahaan atas hasil kerja yang
dilakukan. Prestasi kerja tersebut dapat dinilai dan diukur berdasarkan suatu
penilaian yang telah ditentukan perusahaan secara objektif.
Mengingat bahwa pemberian bonus didasarkan pada besarnya laba,
maka adalah logis jika direksi berusaha melakukan tindakan mengatur dan
memanipulasi laba demi memaksimalkan bonus dan remunerasi yang mereka
terima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mekanisme bonus merupakan salah satu
strategi atau motif perhitungan dalam akuntansi yang tujuannya adalah untuk
memaksimalkan penerimaan kompensasi oleh direksi atau manajemen dengan
29
cara meningkatkan laba perusahaan secara keseluruhan. Namun, sebagai akibat
dari adanya praktik transfer pricing, maka tidak menutup kemungkinan akan
terjadi kerugian pada salah satu divisi atau subunit. Merujuk kepada pendapat
Horngren (2008), yang menyebutkan bahwa kompensasi bonus dilihat
berdasarkan tim bervariasi di berbagai divisi dalam satu organisasi. Sebagai tim
perusahaan maka harus bersedia untuk saling membantu. Jadi bonus direksi
tidak didasarkan pada laba subunit namun berdasarkan pada kebaikan dan laba
perusahaan secara keseluruhan.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu mengenai
topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.2
28
Tabel 2. 2
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Judul Metode Penelitian
Hasil
Penelitia
n
Persamaan Perbedaan
1 Marisa (2017) Pengaruh Pajak, Bonus Plan,
Tunnelling Incentives dan
Ukuran perusahaan Terhadap
Transfer Pricing
Variabel Ukuran
perusahaan, Bonus
Plan & Transfer
Pricing
Variabel
Tunnelling
Incentives
Hasil penelitian menunjukan bahwa pajak
dan bonus plan tidak berpengaruh terhadap
transfer pricing, sedangkan tunneling
incentives dan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap transfer pricing
2 Putri dan Putra
(2017)
pengaruh Leverage,
Profitability, ukuran
perusahaan, dan proporsi
kepemilikan institutional
terhadap tax avoidance
Variabel Ukuran
Perusahaan & Tax
Avoidance
Variabel
Leverage,
Profitability &
proporsi
kepemilikan
institutional
Hasil analisis menunjukan bahwa leverage
dan profitability memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap tax avoidance.
Sedangkan Ukuran perusahaan dan proporsi
kepemilikan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tax Avoidance
3 Mersylithalia
dan Lesmana
(2016)
Pengaruh Kompetensi
Eksekutif, Ukuran
Perusahaan, Komisaris
independen dan
Kepemilikan Institusional
Terhadap Tax Avoidance
Variabel Ukuran
Perusahaan &
Tax Avoidance
Variabel
Kompetensi
Eksekutif,
Komisaris
independen &
Kepemilikan
Institusional
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa:
kompetensi eksekutif, ukuran perusahaan,
dan komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Sedangkan kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Bersambung pada halaman berikutnya
29
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
4 Mispiyant
i (2015)
Pengaruh Pajak, Tunneling
Incentive dan Mekanisme
Bonus Terhadap Keputusan
Transfer Pricing
Variabel
Transfer Pricing
dan Mekanisme
Bonus
Variabel Pajak
dan Tunneling
Incentive
Hasil penelitian menunjukan bahwa
mekanisme pajak dan bonus tidak
berpengaruh terhadap keputusan transfer
pricing perusahaan. Sementara, insentif
tunneling berpengaruh terhadap
keputusan transfer pricing
5 Hartati, dkk
(2014)
Tax Minimization,
Tunneling Incentive dan
Mekanisme Bonus
terhadap Keputusan
Transfer Pricing
Variabel
Mekanisme
Bonus &
Transfer Pricing
Variabel
Tunneling
Incentive & Tax
Minimization
Hasil penelitian menunjukan bahwa Tax
Minimization, Tunneling Incentive dan
Mekanisme Bonus berpengaruh terhadap
Keputusan Transfer Pricing
6 Marfuah dan
Azizah
(2014)
Pengaruh pajak, tunneling
incentive, dan exchange
rate terhadap keputusan
transfer pricing
perusahaan.
Variabel Transfer
Pricing
Variabel Pajak,
Tunnelling
Incentive,
Exchange rate
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Tunnelling Incentive dan Exchange rate
berpengaruh positif secara signifikan
terhadap transfer pricing, sedangkan
pajak berpengaruh negatif terhadap
transfer pricing
Bersambung pada halaman berikutnya
30
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7 Pradana
(2014)
Pengaruh Pajak, Tunneling
Incentive dan Kompensasi
Bonus Terhadap
Keputusan Transfer
Pricing Pada Perusahaan
Industri Barang Konsumsi
Yang Listing Di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
Variabel
transfer
pricing dan
Kompensasi
Bonus
Variabel Pajak
dan Tunneling
Incentive
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Pajak berpengaruh signifikan terhadap
transfer pricing, tunneling incentive
dan kompensasi bonus tidak
berpengaruh terhadap transfer pricing
8 Nancy
dan Anna
(2014)
Pengaruh Pajak, Kepemilikan
Asing, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Transfer
Pricing pada perusahaan
Manufaktur di BEI Tahun
2010-2013
Variabel
Ukuran
Perusahaan &
Transfer
Pricing
Variabel Pajak &
Kepemilikan
asing
Hasil penelitian menunjukan bahwa
variabel pajak dan kepemilikan asing
berpengaruh positif terhadap transfer
pricing, dan ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap
Bersambung pada halaman berikutnya
31
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
9 Pujiati dan
Arfan
(2013)
Struktur Kepemilikan dan
Kompensasi Bonus serta
Pengaruhnya Terhadap
Manajemen Laba
Variabel
Kompensasi
Bonus
Variabel Struktur
Kepemilikan dan
Manajemen laba
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, dan kompensasi bonus
secara bersama-sama berpengaruh
terhadap manajemen laba
10 Yuniasih et.
al, (2012)
Pengaruh Pajak dan
Tunneling Pada Keputusan
Transfer Incentive Pricing
Perusahaan Manufaktur
Yang Listing di BEI
Variabel
Transfer
Pricing
Variabel Pajak
dan Tunneling
Incentive
Hasil penelitian menunjukan bahwa
pajak dan tunneling incentive
berpengaruh positif pada keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer
pricing
11 Lingga
(2012)
Aspek Perpajakan dalam
Transfer Pricing dan
Problematika Praktik
Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance)
Variabel
Transfer
Pricing dan
Penghindaran
Pajak
Variabel Aspek
Perpajakan
Hasil dari penelitian menunjukan
bahwa Transfer Pricing mendorong
adanya praktik Penghindaran Pajak
32
Beberapa penelitian terdahulu menunjukan hasil bahwa firm size dan
bonus plan memiliki pengaruh signifikan terhadap kegiatan transfer pricing.
Serta transfer pricing yang memiliki pengaruh signifikan juga terhadap
kegiatan perencanaan pajak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah:
1. Penggunaan 2 (dua) variabel sekaligus didalam penelitian, yaitu firm size
dan bonus plan sebagai variabel independen.
2. Penggunaan variabel dependen berupa penghindaran pelaporan pajak dan
menjadikan keputusan transfer pricing sebagai variabel intervening
3. Objek penelitian yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. Dimana
diketahui bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang
memiliki kegiatan operasional yang cukup tinggi serta sebagian besar
memiliki perusahaan afiliasi.
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Firm Size Terhadap Keputusan Transfer Pricing
Ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya penilaian besar
atau kecilnya sebuah perusahaan. Pada umumnya penelitian di Indonesia
menggunakan total aset sebagai proksi dari ukuran perusahaan. Ukuran
perusahaan akan sangat penting bagi investor karena akan berhubungan dengan
risiko investasi yang dilakukan. Perusahaan yang memiliki total aset besar
33
menunjukan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan
dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap
memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lebih lama
(Rachmawati & Triatmoko, 2007). Ukuran perusahaan akan sangat penting
bagi investor karena akan berhubungan dengan risiko investasi yang dilakukan.
Menurut Rego (2003) perusahaan yang lebih besar dapat mencapai
skala ekonomisnya melalui perencanaan pajak, dimana perusahaan
menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk mengurangi jumlah
pembayaran pajak perusahaan. Selain itu Hanlon et. al, (2007) menyatakan
bahwa perusahaan yang lebih besar juga biasanya melakukan pengurangan
kewajiban pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan kewajiban pajak yang
seharusnya.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Richardson et.
al, (2013) yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan yang lebih besar terlibat
dalam manipulasi yang lebih besar juga. Selain itu perusahaan yang lebih besar
juga cenderung memiliki transaksi antar perusahaan yang substansial atau
aliran entitas yang kompleks. Pemanfaatan peluang arbitrase pajak yang
mungkin ada di berbagai yuridiksi pajak inilah yang dapat mengimplikasikan
adanya praktik transfer pricing. Berdasar teori diatas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Firm Size berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing
34
2. Pengaruh Bonus Plan Terhadap Keputusan Transfer Pricing
Perusahaan biasanya menggunakan bonus untuk meningkatkan kinerja
karyawan, sehingga laba yang dihasilkan setiap tahunnya menjadi semakin
tinggi. Sebagian perusahaan menggunakan bonus plan dan beberapa
perusahaan tidak menerapkan praktik ini. Dalam memberikan bonus kepada
direksi, pemilik perusahaan akan melihat kinerja para direksi dalam mengelola
perusahaanya, biasanya dilihat dari laba perusahaan secara keseluruhan yang
dihasilkan. Jadi pemilik tidak hanya memberikan bonus kepada direksi yang
berhasil menghasilkan laba untuk divisi atau subunitnya, namun juga kepada
direksi yang bersedia bekerjasama demi kebaikan dan keuntungan perusahaan
secara keseluruhan. Manajer perusahaan pada dasarnya menginginkan bonus
yang besar dari perusahaan, salah satu caranya dengan mengubah laba yang
dilaporkan. Dalam bonus plan hypothesis, para manajer perusahaan dengan
rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan perubahan
laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini. Jika
imbalan mereka bergantung pada bonus yang dilaporkan pada laba bersih,
maka kemungkinan mereka bisa meningkatkan bonus mereka pada periode
tersebut dengan melaporkan laba bersih setinggi mungkin.
Menurut penelitian yang dilakukan Lo et. al (2010) bonus
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan perusahaan yang dilaporkan
dengan meningkatkan laba periode sekarang salah satunya dengan praktik
transfer pricing. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartati et.
al, (2014) yang menyatakan bahwa sebagai penilaian terhadap kinerja di
35
perusahan, pemilik perusahaan akan melihat laba perusahaan yang dihasilkan
secara keseluruhan. Untuk itu, para direksi akan berusaha semaksimal mungkin
agar laba perusahaan mengalami peningkatan termasuk dengan cara melakukan
transfer pricing.
Menurut Saifudin (2018) dalam menjalankan tugasnya para direksi
cenderung ingin menunjukan kinerja yang baik kepada pemilik perusahaan.
Sehingga direksi perusahaan dengan bonus tertentu cenderung lebih menyukai
metode yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut diharapkan
dapat meningkatkan nilai bonus yang akan diterima seandainya komite
kompensasi dari dewan direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang
dipilih. Dengan kata lain, jika mekanisme bonus meningkat (lebih baik)
maka keputusan Transfer Pricing juga meningkat. Berdasarkan teori diatas
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Bonus Plan berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing
3. Pengaruh Keputusan Transfer Pricing Terhadap Penghindaran
Pelaporan Pajak
Transfer pricing merupakan isu klasik di bidang perpajakan,
khususnya menyangkut transaksi internasional yang dilakukan oleh korporasi
multinasional. Dari sisi pemerintahan, transfer pricing diyakini mengakibatkan
berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak suatu negara karena
perusahaan multinasional cenderung menggeser kewajiban perpajakannya dari
36
negara-negara yang memiliki tarif pajak yang tinggi (high tax countries) ke
negara-negara yang menerapkan tarif pajak rendah (low tax countries). Di
pihak lain dari sisi bisnis, perusahaan cenderung berupaya meminimalkan
biaya-biaya (cost efficiency) termasuk di dalamnya minimalisasi pembayaran
pajak perusahaan (corporate income tax).
Transfer pricing didefinisikan sebagai suatu harga jual khusus yang
dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan divisi
penjual dan biaya divisi pembeli. Tujuan utama dari transfer pricing adalah
mengevaluasi dan mengukur kinerja perusahaan. Tetapi sering juga transfer
pricing digunakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional untuk
meminimalkan jumlah pajak yang dibayar melalui rekayasa harga yang
ditransfer antar divisi.
Penghindaran pelaporan pajak di banyak negara ini dipicu oleh
berbagai hal. Salah satu faktor yang mendorong terjadinya tax avoidance
adalah praktik transfer pricing. Mayangsari (2015) menyatakan bahwa transfer
pricing adalah salah satu mekanisme yang digunakan perusahaan untuk
melakukan income shifting.
Selain itu Chandraningrum (2010) juga menyatakan praktik transfer
pricing dalam perusahaan multinasional merupakan cara yang bertujuan untuk
menekan beban pajak yang nantinya perusahaan dapat meminimalkan pajak
secara global dengan merelokasikan penghasilan global yang low tax countries
dan menggeser beban dalam jumlah yang besar ke dalam big tax countries.
37
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lingga (2012)
yang menyatakan bahwa perusahaan berskala global (multinational
corporations), mempercayai transfer pricing menjadi strategi yang efektif
untuk memenangkan persaingan dalam memperebutkan sumber daya yang
terbatas. Hal ini telah mendorong dilakukannya praktik transfer pricing untuk
menghindari pajak (tax avoidance). Dari analisis dan teori di atas maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Keputusan transfer pricing berpengaruh terhadap penghindaran pelaporan
pajak
4. Pengaruh Firm Size Terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak
Ukuran Perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan.
Ukuran perusahaan umumnya dibagi dalam 4 kategori, yaitu large firm, medium
firm, small firm dan micro firm. Pada dasarnya perusahaan yang besar selalu
memperoleh laba yang besar. Laba yang besar akan menarik perhatian
pemerintah untuk dikenakan pajak yang sesuai, Asfiyati (2012) dalam Putri &
Putra (2017). Perusahaan yang memiliki total aktiva besar mengindikasikan
bahwa ia telah mencapai tahap kedewasaan yang arus kasnya sudah positif dan
dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama.
Selain itu perusahaan dengan total aktiva besar juga mencerminkan bahwa
perusahaan tersebut relatif lebih stabil serta lebih mampu menghasilkan laba
dibandingkan dengan perusahaan yang total aktivanya kecil.
38
Selain itu, manajer perusahaan besar cenderung melakukan pemilihan
metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode
sekarang ke periode mendatang guna memperkecil laba yang dilaporkan
(Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Perusahaan yang besar akan semakin
kompleks transaksinya sehingga hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk
memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan tax avoidance
dari setiap transaksi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Alviyani (2016) yang
membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax
avoidance. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar pula
kemungkinan untuk melakukan tindakan tax avoidance.
Penelitian yang dilakukan Dewi dan Jati (2014) juga menyatakan
bahwa perusahaan yang beropersi lintas negara memiliki kecenderungan
untuk melakukan tindakan tax avoidance yang lebih tinggi dibandingkan
perusahaan yang beroperasi lintas domestik, karena mereka bisa
melakukan transfer laba ke perusahaan yang berada di lain negara, dimana
negara tersebut memungut tarif pajak yang lebih rendah dibandingkan
negara lainnya.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) menyatakan
perusahaan yang besar mampu untuk mengatur perpajakan dengan melakukan
tax planning sehingga dapat tercapai tax saving yang optimal. Dalam kasus ini
tax saving menggambarkan penghindaran pelaporan pajak yang dilakukan
39
perusahaan dengan cara yang legal. Dengan demikian pajak yang dibayarkan
akan lebih kecil, sehingga besarnya tarif pajak efektif perusahaan lebih kecil.
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Firm Size berpengaruh terhadap penghindaran pelaporan pajak
5. Pengaruh Bonus Plan Terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak
Kompensasi bonus merupakan suatu kebijakan yang diberikan
kepada manajer yang didasarkan pada hasil kinerjanya demi mencapai tujuan
perusahaan. Menurut Tanomi (2012) perusahaan yang memiliki rencana
bonus akan membuat manajer cenderung untuk melakukan tindakan
menaikan laba guna mendapatkan bonus untuk kepentingan pribadinya
sendiri, sehingga cenderung melakukan penghindaran pelaporan pajak.
Dengan adanya kompensasi bonus tersebut, pihak manajemen akan terus
berusaha meningkatkan profit atau laba perusahaan semaksimal mungkin
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan terlihat bagus. Manajer
sebagai pihak internal, memiliki informasi atas laba bersih pada perusahaan
cenderung untuk bertindak oportunis guna mendapatkan bonus yang tinggi.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Desai dan
Dharmapala (2004) yang menyatakan bahwa mekanisme bonus menjadi
penentu yang signifikan terhadap aktivitas penghindaran pelaporan pajak,
dimana semakin tinggi mekanisme bonus maka semakin rendah perlindungan
terhadap perpajakan. Perusahaan akan meminimalisir pembayaran pajaknya
dikarenakan hal tersebut akan lebih baik didistribusikan sebagai beban bonus.
40
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Schmittdiel (2014)
menunjukan bahwa mekanisme bonus meningkat disuatu perusahaan akan
diikuti dengan pengurangan pembayaran pajaknya, dimana pengendalian
terhadap laba bersih juga dilakukan. Peningkatan laba dari penghematan pajak
lebih dihargai daripada peningkatan laba dari sumber lain. Penjelasan yang
mungkin adalah bahwa upaya menjalankan strategi pajak dinilai mahal dan
menimbulkan risiko seperti kerugian. Maka dengan adanya pengembangan
dari definisi diatas, di rumuskan hipotesis sebagai berikut:
H5: Bonus Plan berpengaruh terhadap Penghindaran Pelaporan pajak
6. Pengaruh Firm Size dan Bonus Plan terhadap Penghindaran
Pelaporan Pajak dengan Keputusan Transfer Pricing Sebagai
Variabel Intervening
Transfer pricing ialah harga yang melekat pada produk atau jasa dari
satu divisi yang di transfer ke divisi yang lain dalam perusahaan yang sama
atau antar perusahaan afiliasi (Marisa, 2017). Transfer pricing merupakan
kebijakan perusahaan dalam menentukan harga transfer suatu transaksi baik itu
barang, jasa, harta tak berwujud, atau pun transaksi finansial yang dilakukan
oleh perusahaan.
Firm size dan bonus plan merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi praktik transfer pricing di suatu perusahaan. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Richardson, et. al, (2013) yang menunjukan bahwa ukuran
41
perusahaan yang lebih besar terlibat dalam manipulasi yang lebih besar juga.
Selain itu perusahaan yang lebih besar juga cenderung memiliki transaksi antar
perusahaan yang substansial atau aliran entitas yang kompleks. Pemanfaatan
peluang arbitrase pajak yang mungkin ada di berbagai yuridiksi pajak inilah
yang dapat mengimplikasikan adanya praktik transfer pricing.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) menyatakan
perusahaan yang besar mampu untuk mengatur perpajakan dengan melakukan
tax planning sehingga dapat tercapai tax saving yang optimal. Dalam kasus ini
tax saving menggambarkan penghindaran pelaporan pajak yang dilakukan
perusahaan dengan cara yang legal. Dengan demikian pajak yang dibayarkan
akan lebih kecil, sehingga besarnya tarif pajak efektif perusahaan lebih kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Hartati et. al, (2014) menyatakan
bahwa mekanisme bonus merupakan penghargaan yang diberikan
terhadap kinerja baik yang dilakukan oleh direksi disuatu perusahaan, dimana
pemilik perusahaan akan mengukurnya melalui laba perusahaan yang
dihasilkan secara keseluruhan. Untuk itu, para direksi akan berusaha
semaksimal mungkin agar laba perusahaan mengalami peningkatan termasuk
dengan cara melakukan transfer pricing.
Menurut Schmittdiel (2014) apabila mekanisme bonus meningkat
disuatu perusahaan maka akan diikuti dengan pengurangan pembayaran
pajaknya, dimana pengendalian terhadap laba bersih juga dilakukan.
Peningkatan laba dari penghematan pajak lebih dihargai daripada peningkatan
42
laba dari sumber lain. Penjelasan yang mungkin adalah bahwa upaya
menjalankan strategi pajak dinilai mahal dan menimbulkan risiko seperti
kerugian.
Selain itu penelitian yang dilakukan Lingga (2012) yang menyatakan
bahwa perusahaan berskala global (multinational corporations), mempercayai
transfer pricing menjadi strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan
dalam memperebutkan sumber daya yang terbatas. Hal ini telah mendorong
dilakukannya praktik transfer pricing untuk menghindari pajak (tax
avoidance).
Berdasarkan beberapa penelitian diatas maka hipotesis yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
H6: Firm Size Berpengaruh Terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak melalui
keputusan Transfer Pricing
H7: Bonus Plan Berpengaruh Terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak melalui
keputusan Transfer Pricing
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
Gambar 2. 1 sebagai berikut:
43
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Pengaruh Firm Size dan Bonus Plan Terhadap Penghindaran Pelaporan
Pajak dengan Keputusan Transfer Pricing sebagai Variabel Intervening
Basis Teori:
Agency Theory
Positive Accounting Theory
Ketiadaan akses publik ke dalam detail rincian transaksi perusahaan
melalui transfer pricing, menyebabkan perusahaan leluasa
memodifikasi laporan keuangan
Belum maksimalnya realisasi pajak dengan target penerimaan pajak
Bersambung pada halaman berikutnya
44
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Skema Kerangka Pemikiran
Bersambung pada halaman berikutnya
Metode Analisis Data
Statistik Deskriptif
Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Linieritas
Multikolonieritas
Heterokedastisitas
45
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Skema Kerangka Pemikiran
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu firm size dan bonus plan
terhadap variabel dependen, yaitu Penghindaran Pelaporan Pajak Perusahaan
dengan keputusan transfer pricing sebagai variabel intervening. Agar lebih
fokus terhadap penelitian yang dilakukan, maka ruang lingkup penelitian
difokuskan hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono; 2013).
47
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun sampel yang digunakan hanya Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode tahun 2013-2016. Sebagian
besar penanaman modal asing dilakukan pada perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur dan mempunyai kaitan internal perusahaan yang cukup
substansial dengan induk perusahaan di luar negeri (Mispiyanti, 2015). Sampel
dalam penelitian ini berdasarkan pada kriteria sebagai berikut:
1) Penelitian ini menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013-2016. Alasan
penggunaan perusahaan manufaktur pada perusahaan ini adalah karena
kebanyakan perusahaan multinasional yang melakukan transfer pricing itu
bergerak di bidang manufaktur.
2) Laporan Keuangan perusahaan sampel harus yang sudah go public dan
diaudit serta diterbitkan secara berkala setiap tahunnya di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
3) Laporan keuangan perusahaan sampel hanya yang menggunakan mata
uang rupiah (Rp)
4) Perusahaan selalu melaporkan Laporan Keuangan ke Bursa Efek Indonesia
(BEI) dalam periode tahun 2013-2016 dan tidak mengalami kerugian.
Karena jika mengalami kerugian perusahaan tersebut tidak diwajibkan
untuk membayar pajak, sehingga tidak relevan dengan penelitian ini.
48
5) Perusahaan yang memiliki informasi yang terkait dengan variabel
penelitian
2. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjek peneliti, sampel dipilih
berdasarkan pada kesesuaian karakterisitik dengan kriteria sampel yang
ditentukan. Metode pemilihan sampel yang digunakan dimaksudkan karena
seringkali banyak batasan yang menghalangi peneliti ketika mengambil
sampel secara random (acak). Sehingga hal tersebut akan menyulitkan peneliti.
Dengan menggunakan purposive sampling ini, diharapkan kriteria sampel
yang diperoleh benar-benar representatif dengan penelitian yang akan
dilakukan.
C. Metode Pengambilan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh penulis secara
tidak langsung melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain. Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam data dokumenter yang dipublikasi dan yang tidak dipublikasi
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
49
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Penulis memperoleh data yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, internet
dan perangkat lain yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.
2. Penelitian laporan keuangan
Seluruh data laporan keuangan dalam penelitian ini bersumber dari laporan
tahunan perusahaan manufaktur periode 2013–2016 yang telah di publikasi
secara lengkap di Bursa Efek Indonesia (BEI).
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Berdasarkan sifatnya
terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas (variabel independen) dan
variabel terikat (dependen). Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari
masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara
pengukurannya.
1. Variabel Independen
a. Firm Size (X1)
Berdasarkan ukurannya perusahaan dibagi menjadi perusahaan kecil,
menegah dan besar, dimana perusahaan yang besar memiliki sistem
manajemen yang lebih kompleks dan memiliki laba yang lebih tinggi pula.
50
SIZE = Ln (Total Aset)
Oleh karena itu perusahaan yang besar memiliki masalah dan risiko yang
lebih kompleks daripada perusahaan-perusahaan kecil.
Pada umumnya firm size diukur dengan mentrasformasikan total aset
yang dimiliki perusahaan ke dalam bentuk logaritma natural (Murhadi, 2013).
Ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan Log Natural Total Aset
dengan tujuan agar mengurangi fluktuasi data yang berlebihan, yaitu
mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu besar
dengan perusahaan yang terlalu kecil. Konversi yang terbentuk bertujuan untuk
membuat data total aset terdistribusi normal. Dengan menggunakan log
natural, jumlah aset dengan nilai ratusan miliar bahkan triliun akan
disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari jumlah aset yang sesungguhnya.
Berikut rumus yang digunakan untuk mengukur ukuran suatu perusahaan
(Dewi & Wijaya 2013)
b. Bonus Plan (X2)
Mekanisme bonus merupakan komponen penghitungan besarnya
jumlah bonus yang diberikan oleh pemilik perusahaan atau para pemegang
saham melalui RUPS kepada anggota direksi setiap tahun apabila
memperoleh laba (Suryatiningsih, 2009) Untuk variabel ini akan diukur
dengan komponen perhitungan indeks trend laba bersih. Menurut Refgia
(2017).
51
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐓𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐓 X 100%
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐓𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐓−𝟏
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒊𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
𝒑𝒊𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒊𝒉𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒆𝒍𝒂𝒔𝒊 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
Indeks Trend Laba Bersih (ITRENDLB) di hitung dengan cara:
2. Variabel Intervening
a. Keputusan Transfer Pricing (Z)
Transfer pricing merupakan suatu kebijakan perusahaan dalam
menentukan harga transfer suatu transaksi baik itu barang, jasa, harta tak
berwujud, atau pun transaksi finansial dalam transaksi antara pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa untuk memaksimalkan laba. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Mispiyanti (2015) berikut rumus yang digunakan untuk
mengukur transfer pricing.
3. Variabel Dependen
a. Penghindaran Pelaporan Pajak (Y)
Penghindaran pelaporan pajak (tax avoidance) merupakan usaha
untuk mengurangi atau bahkan meniadakan hutang pajak yang harus dibayar
perusahaan dengan tidak melanggar peraturan yang ada. Pengukuran tax
52
avoidance dalam penelitian ini menggunakan Cash Effective Tax Rate
(CETR) yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan laba
sebelum pajak. Menurut Yuniasih et. al, (2012) Penghindaran Pelaporan
Pajak dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝐶𝐸𝑇𝑅 =𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘𝑥100%
53
Tabel 3. 1
Variabel Penelitian dan Pengukuran Data
F. Kualitas Instrumen dan Uji Hipotesis Data
Dalam rangka melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah
ditentukan, maka harus menggunakan teknik analisis yang akurat agar
kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan. Pengujian ini dilakukan melalui
beberapa langkah yaitu :
Variabel yang
Diukur
Indikator Skala
VARIABEL DEPENDEN (Y)
Penghindaran
Pelaporan Pajak
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
CETR=
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Rasio
VARIABEL INTERVENING (Z)
Transfer Pricing RPT =
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖X100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Rasio
VARIABEL INDEPENDEN (X)
Firm Size SIZE=Ln (Total Aset) Rasio
Bonus Plan INTRENDLB=
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑇
x100%
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇−1
Rasio
54
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menggambaran atau mendeskripsikan suatu
statistik kumpulan data yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), minimum,
maksimum, dan standar deviasi (Ghozali, 2011). Statistik deskriptif merupakan
proses modifikasi data penelitian menjadi bentuk tabulasi data responden yang
didapat melalui kuesioner dan penjelasannya sehingga mudah
diinterprestasikannya (Normadewi, 2012).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang
diteliti terbebas dari gangguan mutikolinearitas, linieritas, heterokedastisitas
dan normalitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian analisis jalur perlu
lebih dahulu melakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013) Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dapat dilakukan dengan melihat distribusi dari variabel- variabel
yang akan diteliti. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan
dalam analisis akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel
terdistribusi normal. Jika variabel tidak terdistribusi secara normal maka hasil
uji statistik akan terdegradasi. Normalitas suatu variabel umumnya dideteksi
dengan grafik atau uji statistik (Ghozali, 2013).
55
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil uji
Kolmogrov-Smirnov menunjukan nilai signifikan diatas 0,05 maka data
variabel terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil uji Kolmogrov-
Smirnov menunjukan nilai signifikan di bawah 0,05 maka data variabel
terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013).
Cara lain untuk menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan
analisis grafik. Pengujian normalitas melalui analisis grafik adalah dengan cara
menganalisis grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, ploting dan residual yang akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Data dapat dikatakan normal jika data atau titik-titik tersebar disekitar
garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).
56
b. Uji Linieritas
Uji Linearitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah
mempunyai hubungan secara linear antar variabel dependen terhadap variabel
independen yang dilakukan di dalam penelitian tersebut. Untuk menguji
linearitas, model penelitian dapat digunakan uji linearitas dengan melakukan
regresi terhadap model yang ingin diuji. Aturannya dapat membandingkan nilai
signifikan dari devisiasi from linearity yang dilihat dari uji linearitas. Jika nilai
suatu signifikansi dari devisiasi from linearity > alpha yaitu 0,05 maka nilai
tersebut dapat dikatakan linear, (Djazari, 2005).
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, maka uji ini hanya
digunakan untuk penelitian yang memiliki lebih dari satu variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel
independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model
regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF yang tinggi. model regresi yang bebas dari
multikolinearitas mempunyai nilai tolerance di atas 0,1 atau nilai VIF di bawah
10 (Ghozali, 2013).
57
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika tidak disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang memiliki sifat
homoskedatisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas.
Salah satu cara menguji adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan sumbu
X adalah residual yang telah di unstadarized (Ghozali, 2013). Menurut Ghozali
(2013) dasar analisis heteroskedastisitas adalah:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
58
3. Uji Hipotesis
a) Pengujian dengan Analisis Jalur (Path Analysis)
Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis). Analisis
jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda (Ghozali,
2013). Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening
dalam penelitian ini. Pengujian analisis jalur memiliki tujuan untuk melihat
pola hubungan dari keterkaitan di setiap variabel yang hasil akhirnya akan
mengetahui bahwa variabel yang diteliti mempunyai pengaruh langung atau
tidak langsung dari kesatuan variabel bebas terhadap variabel terikat (Ningsih,
2014).
Pada dasarnya koefisien analisis jalur terdiri dari koefisien regresi dan
koefisien korelasi. Dimana koefisien regresi sudah terstandarisasi
(Standardized partial coefficient regression) yang dapat digunakan dalam
membandingkan dampak yang diperoleh dari antar variabel independen
terhadap variabel dependen. Sedangkan koefisien korelasi adalah koefisien
korelasi dari product moment (Widarjono, 2010).
Menurut Nurhasanah (2015) menyatakan bahwa terdapat beberapa hal
dalam menggambarkan diagram jalur yaitu sebagai berikut:
1. hubungan disetiap variabel yang menggambarkan dengan anak panah yang
dibagi menjadi dua yaitu anak panah yang berkepala tunggal (→) atau
single headed arrow dan berkepala dua (↔) atau double headed arrow.
59
2. Jika anak panah berkepala satu, hal ini menunjukan bahwa memiliki
pengaruh dari sebuah variabel eksogen terhadap sebuah variabel endogen,
3. Sedangkan anak panah yang berkepala dua, hal ini menunjukan terdapat
hubungan korelasi di setiap variabel eksogen
4. Seseorang tidak bisa menyembunyikan apabila hubungan suatu variabel
mempunyai pengaruh secara murni, yang dapat diartikan bahwa setiap
kejadian pasti di dalamnya banyak yang mempengaruhi, tetapi kerangka
berpikir hanya digambarkan beberapa pengaruh yang bisa diamati. Varibel
lainnya yang tidak bisa digambarkan oleh suatu variabel tertentu disebut
residu dan dikenakan symbol dengan è.
Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan analisis jalur, yaitu
sebagai berikut:
1. Membuat spesifikasi model analisis jalur
Tahap pertama ini sebagai dasar dalam menentukan hubungan disetiap
variabel dalam analisis jalur, sebagaimana model regresi berganda. Ketika
membuat model ini hubungan dari antar variabel dilakukan berdasarkan
landasan teori yang mendukung.
2. Pengujian mengenai signifikan koefisien analisis jalur.
Koefisien analisis jalur dapat dihitung mulai dari analisis regresi, dimana
pengujian dengan melihat tingkat signifikan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Dalam menguji tersebut menggunakan uji
statistika t sebagaimana sama dengan analisis regresi berganda.
60
3. Uji kecocokan model dengan menggunakan uji statistika Chi-Square (X2).
Dimana uji chi square bertujuan untuk melihat apakah model yang dibuat
cocok dengan data yang dimiliki atau tidak (model fit). Didalam uji chi
square mempunyai kelemahan yaitu sangat sensitive dengan jumlah
sampel sehingga digunakan alternatif lain yaitu root mean squares error
approximation. Apabila ketika di uji chi square mengalami signifikan
maka model yang sudah dibuat cocok dengan datanya, begitupun
sebaliknya apabila uji chi square mengalami tidak signifikan maka model
yang sudah dibuat tidak cocok dengan datanya (Widarjono, 2010).
61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahan-
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampelnya
berupa perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur selama tahun 2013-2016.
Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 29
perusahaan manufaktur dengan total data 116 laporan keuangan perusahaan.
Fokus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh Firm Size dan Bonus Plan
terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak dengan Keputusan Transfer Pricing
sebagai variabel intervening.
2. Proses Seleksi Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian dipilih menggunakan
metode purposive sampling. Sehingga sampel dalam penelitian ini dapat
merepresentasikan tujuan penelitian. Berdasarkan kriteria sampel yang telah
ditetapkan didapatkan total 50 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel,
namun hanya 29 perusahaan saja yang dapat diolah. Data diperoleh melalui
website www.idx.co.id dan www.sahamok.co.id.
62
Berikut ini adalah perincian perolehan sampel kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel 4.1.
Tabel 4. 1
Kriteria Penentuan Sampel
Sumber: data sekunder yang diolah (2018)
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2013 – 2016 berjumlah 139 perusahaan. Rincian
perusahaan yang ternasuk dari sampel adalah sebagai berikut: terdapat 3
perusahaan yang termasuk dari sampel adalah perusahaan yang tidak
No Kriteria Jumlah
Perusahaan
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada
tahun 2013-2016
139
2 Perusahaan yang tidak memiliki data variabel terkait
penelitian selama periode penelitian 2013-2016
(60)
3 Perusahaan yang laporan keuangannya tidak
dinyatakan dalam bentuk rupiah selama periode
2013-2016
(26)
4 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan
per 31 Desember selama periode pengamatan 2011-
2015
(3)
5 Perusahaan yang masuk kriteria penelitian 50
6 Perusahaan yang teridentifikasi sebagai outlier (21)
7 Total perusahaan yang akan dianalisis 29
8 Total keseluruhan sampel selama 4 tahun 116
63
menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit dalam periode 2013 – 2016.
Selanjutnya terdapat 60 perusahaan yang termasuk dari sampel tidak memiliki
variabel terkait penelitian, serta 26 perusahan yang termasuk dari sampel tidak
menggunakan mata uang rupiah (Rp) dalam laporan keuangannya. Selanjutnya
50 perusahaan yang termasuk dari sampel adalah perusahaan manufaktur yang
memiliki data lengkap mengenai variabel-variabel yang akan diteliti selama
tahun 2013-2016.
Setelah dilakukan pengolahan data terdapat 21 perusahaan yang
teridentifikasi sebagai outlier. Sehingga perusahaan yang digunakan sebagai
sampel penelitian hanya sebanyak 29 perusahaan pertahunnya. Total data yang
digunakan dalam sampel penelitian ini adalah sebanyak 116 perusahaan.
B. Deskriptif Data Penelitian
Pengukuran statistik deskriptif hasil laporan keuangan perusahaan
manufaktur periode tahun 2013-2016 bertujuan untuk melihat nilai minimum,
nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Variabel – variabel yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain firm size, dan bonus plan sebagai
variabel independen, Penghindaran pelaporan pajak sebagai variabel dependen
dan keputusan transfer pricing sebagai variabel intervening.
64
Tabel 4. 2
Deskriptif firm size, bonus plan, keputusan transfer pricing
dan penghindaran pelaporan pajak
Sumber Output: SPSS 24
Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif diperoleh data sebanyak 116
data observasi yang berasal dari perkalian periode 4 tahun penelitian dari 2013
– 2016 dengan jumlah sampel sebanyak 29 perusahaan dengan total data
sebanyak 116 data. Tabel 4.2 menggambarkan statistik deskriptif untuk
variabel dependen (firm size dan bonus plan), variabel independen
(Penghindaran Pelaporan Pajak) dan variabel intervening (keputusan transfer
pricing).
Berdasarkan tabel descriptive statistic di atas diperoleh gambaran
mengenai deskripsi variabel independen yaitu firm size periode tahun 2013 –
2016 dengan nilai minimun firm size adalah sebesar 25,64 yaitu pada tahun
2013 dengan PT. Intan Wijaya Internasiona Tbk, nilai maksimum dari firm size
adalah sebesar 31,42 yaitu pada tahun 2016 dengan PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk, nilai rata-rata dari firm size adalah 28,6528 dengan nilai standar
deviasi adalah sebesar 1,46878.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SIZE 116 25.64 31.42 28.6528 1.46878
INTRENDLB 116 -14.63 4.67 .9266 1.85053
RPT 116 .00 .98 .3349 .33731
CETR 116 -.49 .22 -.2116 .13403
Valid N (listwise) 116
65
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen yaitu bonus
plan menunjukan nilai minimum sebesar -14,63 yaitu pada tahun 2015
dengan PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk, nilai maksimum bonus plan
adalah sebesar 4,67 yaitu pada tahun 2016 dengan perusahaan PT. Malindo
Feedmeal Indonesia Tbk, nilai rata-rata bonus plan adalah 0,9266 dengan nilai
standar deviasi adalah sebesar 1,85053.
Hasil statitstik deskriptif terhadap variabel dependen yaitu
penghindaran pelaporan pajak menunjukan nilai minimum sebesar -0,49 yaitu
pada tahun 2014 dengan PT. Martina Berto Tbk, nilai maksimum penghindaran
pelaporan pajak adalah sebesar 0,22 yaitu pada tahun 2014 dengan PT. Malindo
Feedmeal Indonesia Tbk, nilai rata-rata penghindaran pelaporan pajak adalah -
0,2116 dengan nilai standar deviasi adalah sebesar 0,13403.
Hasil statitstik deskriptif terhadap variabel intervening yaitu
keputusan transfer pricing menunjukan nilai minimum sebesar 0,00 yaitu pada
tahun 2013 dengan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, nilai maksimum
keputusan transfer pricing adalah sebesar 0,98 yaitu pada tahun 2014 dengan
PT. Mandom Indonesia Tbk, nilai rata-rata keputusan transfer pricing adalah
0,3349 dengan nilai standar deviasi adalah sebesar 0,33731.
C. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum mengerjakan analisis jalur (path analysis), data harus
memenuhi beberapa persyaratan uji statistik, yaitu (1) Uji Normalitas, (2) Uji
Linearitas, (3) Uji Multikolinearitas, dan (4) Uji Heteroskedastistas.
66
1. Pengujian Outlier Data
Data outlier adalah data yang secara nyata berbeda dengan data-data
yang lain. Data outlier bisa terjadi karena beberapa sebab:
1) Kesalahan dalam pemasukan data.
2) Kesalahan pada pengambilan sampel.
3) Memang ada data-data ekstrim yang tidak bisa dihindarkan
keberadaannya.
Dalam penelitian mengenai pengaruh firm size dan bonus plan
terhadap penghindaran pelaporan pajak dengan keputusan transfer pricing
sebagai variabel intervening pada periode tahun 2013 sampai dengan 2016
terhadap 200 data perusahaan manufaktur, sebelum dilakukan analisis lebih
lanjut semua data penelitian ini di lakukan pengujian outlier terlebih dahulu.
Hasil pengujian outlier dari tahun 2013 – 2016 dari 200 perusahaan
terdapat 21 perusahaan yang teridentifikasi oulier pada pertahun yaitu PT.
Holcim Indonesia Tbk, PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk, PT Mulia
Industrindo Tbk, PT Surya Toto Indonesia Tbk, PT Sarana Central Bajatama
Tbk, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, PT Indal Alumunium Industry Tbk, PT
Lion Metal Works Tbk, PT. Budi Starch & Sweetener Tbk, PT Indo
Acidatama, PT Trias Sentosa Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Astra
International Tbk, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, PT Indospring Tbk,
PT Panasia Indo Resources Tbk, PT Jembo Cable Company Tbk, PT Voksel
Electric Tbk, PT Indofarma (Persero) Tbk, PT. Tempo Scan Pacific Tbk, dan
PT. Kedaung Indah Can Tbk.
67
2. Uji Prasyarat Path Analysis
Model path analysis harus memenuhi syarat asumsi klasik. Suatu
model regresi dapat digunakan dan dianggap baik jika model regresi tersebut
memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu asumsi normalitas, linieritas,
multikolinieritas dan heterokedastisitas. Berikut ini adalah hasil dan
pembahasan mengenai uji prasyarat analisa jalur.
1) Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dihitung dengan rumus uji Kolmogorov
Smirnov unresidual. Kurva nilai unresidual dikatakan menyebar dengan normal
apabila nilai Kolmogorov Smirnov atau nilai Asymp. sig (2-tailed) > α = 0,05.
Hasil uji normalitas unresidual data regresi berganda antara variabel SIZE
(X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z) terhadap CETR (Y) secara statistik
dengan bantuan program SPSS 24 disajikan pada tabel 4.3 sebagai berikut.
68
Tabel 4. 3 Uji Normalitas Unresidual
Data Variabel SIZE (X1), INTRENDLB(X2), dan RPT(Z)
terhadap CETR (Y)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 116
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .05776734
Most Extreme Differences Absolute .085
Positive .085
Negative -.049
Test Statistic .085
Asymp. Sig. (2-tailed) .060c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber Output: SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov
0,085 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,06. Karena nilai Asymp.sig 0,06
lebih besar dari α = 0,05. Hal ini berarti data penelitian berdistribusi normal
atau nilai unresidual model path analysis adalah berdistribusi normal.
Sedangkan pembuktian normalitas model path analysis data dengan grafik
dapat disajikan sebagai berikut:
69
Gambar 4. 1 Grafik Normalitas Data Path Analysis
Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z)
terhadap CETR (Y)
Sumber Output: SPSS 24
2) Uji Linieritas
Uji linier data model path analysis digunakan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Untuk melihat linier
atau tidak model regresi berganda ini, peneliti menggunakan perhitungan
statistic uji LM (Lagrange Multiplier) tes dengan bantuan program SPSS 24
sebagai berikut:
70
Tabel 4. 4
Uji Linieritas Variabel SIZE (X1),
INTRENDLB (X2), dan RPT (Z) terhadap
CETR (Y)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .085a .007 -
.022 .05839977
a. Predictors: (Constant), Z2, X12, X22
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1 Regression .003 3 .001 .246 .864b
Residual .348 102 .003
Total .350 105
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
b. Predictors: (Constant), Z2, X12, X22
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardi
zed
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) -.011 .020 -.531 .597
SIZE .008 .034 .024 .231 .818
INTRENDLB .006 .007 .090 .853 .396
RPT 9.494
E-6
.001 .001 .011 .991
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber Output: SPSS 24
Berdasarkan tabel model summary tersebut diatas menunjukan niai R2
sebesar 0,007 dengan jumlah N = 116, maka diperoleh nilai C2 = 116 x 0,007 =
0,812 dan nilai C2 tabel dengan df = 116 dan tingkat signifikan (α=0,05)
71
diperoleh nilai C2 adalah 124,342. Karena nilai C2 hitung yaitu 0,812 < C2 tabel
yaitu 124,342, maka hal ini berarti model persamaan analisa jalur antara
variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z) terhadap CETR (Y)
adalah linier. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda adalah
berbentuk linier. Sedangkan pembuktian linieritas model regresi linier berganda
dengan grafik dapat ditujukan sebagai berikut:
Gambar 4. 2 Grafik Linieritas Data Variabel SIZE (X1),
INTRENDLB(X2), dan RPT(Z) terhadap CETR (Y)
Sumber Output: SPSS 24
72
3) Uji Multikolinieritas
Untuk melihat adanya atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat
melalui hasil perhitung Tolerance dan VIF. Model regresi berganda terbebas
dari asumsi multikolinieritas jika semua variabel independennya memiliki nilai
Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Hasil pengolahan data untuk melihat ada
tidaknya multikolinieritas dengan program SPSS 24 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Uji Multikolinieritas Variabel SIZE (X1),
INTRENDLB (X2), dan RPT(Z) terhadap CETR (Y)
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
SIZE (X1) .882 1.134
INTRENDLB (X2) .879 1.138
RPT (Z) .995 1.005
a. Dependent Variable: CETR (Y)
Sumber Output: SPSS 24
Berdasarkan tabel coefficient tersebut diatas menunjukan bahwa tidak
ada satupun variabel independen yang memiliki nilai Tolerance <0,10 yaitu
variabel SIZE (X1) = 0,882, INTRENDLB (X2) = 0,879, dan RPT (Z) =
0,995, (tolerance > 0,10) dan tidak ada satupun dimensi dari variabel
independen yang memiliki nilai VIF > 10 yaitu variabel SIZE (X1) = 1,134,
INTRENDLB (X2) = 1,138, dan RPT (Z) = 1,005 (VIF < 10). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model analisa jalur terbebas dari asumsi multikolinieritas.
73
4) Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas dapat diketahui dengan menggunakan Uji Glejser,
Park, White dan secara grafik. Pengujian penelitian dengan Glejser yaitu
meregresikan variabel independen dengan absolute residual. Jika tidak terdapat
pengaruh yang signifikan pada α = 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model
regresi berganda terbebas dari asumsi heterokedastisitas.
Tabel 4. 6 Uji Heterokedastisitas dengan Glejser
Antara Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z)
terhadap CETR (Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .042 .024 1.728 .087
SIZE .005 .032 .016 .158 .874
INTRENDLB .006 .008 .070 .686 .494
RPT .006 .002 .249 2.597 .011
a. Dependent Variable: ABSRES_1
Sumber output: SPSS 24
Berdasarkan Tabel hasil Uji Glejser di atas diketahui bahwa tidak
semua nilai variabel independen signifikan atau lebih besar dari α = 0,05 yaitu
variabel RPT (Z) yang tidak signifikan. Maka peneliti akan menggunakan
perhitungan uji White sebagai berikut.
74
Tabel 4. 7 Uji Heterokedastisitas dengan White
Antara Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z)
terhadap CETR (Y)
Model Summary Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .242a
.058 -.009 .00569
a. Predictors: (Constant), X1X2Z, INTRENDLB, SIZE, INTRENDLB,
RPT, RPT, SIZE
ANOVAa
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression .000 7 .000 .869 .534b
Residual .003 98 .000
Total .003 105
a. Dependent Variable: U2T
b. Predictors: (Constant), X1X2Z, INTRENDLB, SIZE, INTRENDLB, RPT, RPT, SIZE
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.018 .014
-1.266 .209
SIZE -.045 .032 -.944 -1.396 .166
INTREND
LB
-.001 .002 -.094 -.678 .500
RPT .002 .002 .551 1.051 .296
SIZE -.025 .020 -.793 -1.282 .203
INTREND
LB
.001 .001 .169 1.083 .282
RPT .000 .000 .310 .836 .405
X1X2Z -.004 .003 -.738 -1.401 .164
a. Dependent Variable: U2T
Sumber output: SPSS 24
75
U2t = b0 b1+ X1 + b2 X2 + b3 Z + b4 X12 + b5 X2
2 + b6 Z2 + b7 X1 X2 Z
Berdasarkan tabel model summary tersebut diatas menunjukan niai R2
sebesar 0,058 dengan jumlah N = 116, maka diperoleh nilai C2 = 116 x 0,058 =
6,728 dan nilai C2 tabel dengan df = 116 dan tingkat signifikan (α=0,05)
diperoleh nilai C2 adalah 124,342. Karena nilai C2 hitung yaitu 6,728 < C2 tabel
yaitu 124,342, maka hal ini berarti Ho ditolak atau model persamaan analisa
jalur antara variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z) terhadap
CETR (Y) adalah terbebas dari asumsi heterokedastisitas. Pengujian ini
menggunakan rumus sebagai berikut (Ghazali, 2006):
Sedangkan pembuktian linieritas model regresi linier berganda dengan
grafik dapat disajikan sebagai berikut:
76
Gambar 4. 3 Grafik Heteorokedastisitas Data
Variabel SIZE (X1), INTRENDLB(X2), dan RPT(Z) terhadap CETR(Y)
Sumber Output: SPSS 24
77
3. Model Struktural Analisa Jalur
Pengujian signifikansi koefisien jalur dilakukan untuk mengetahui
tingkat signifikansi dari masing-masing jalur antar variabel. Fokus pengujian
pada analisis jalur dengan pendekatan nilai koefisien regresi dan keberartian
korelasi. Perhitungan signifikan regresi dihitung berdasarkan analisis varian
(ANAVA). Sedangkan keberartian korelasi dihitung berdasarkan nilai
signifikan koefisien uji t (t-test). Hal ini berarti bahwa analisis korelasi dan
regresi menjadi dasar dari perhitungan koefisien jalur.
Sedangkan analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis jalur model trimming. Model trimming adalah model yang digunakan
untuk memperbaiki model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkannya
dari model jika terdapat variabel yang koefisien jalurnya tidak signifikan.
Analisis jalur model trimming diterapkan ketika koefisien jalur diuji secara
keseluruhan ternyata ada variabel yang tidak signifikan.
Sebelum melakukan analisis koefisien jalur, salah satu persyaratan
yang penting dan harus dipenuhi selain uji asumsi klasik (uji normalitas, uji
linieritas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas) adalah adanya
korelasi yang signifikan antara variabel-variabel yang terkait. Korelasi antar
variabel tersebut dihitung dengan koefisien korelasi pearson (r hitung).
Dengan menggunakan perangkat lunak komputer SPSS for Window
Release 24 diperoleh nilai korelasi antar variabel tersebut seperti yang tertera
pada Tabel 4.8 berikut ini:
78
Tabel 4. 8 Matriks Koefisien Korelasi Antar Variabel Variabel SIZE (X1),
INTRENDLB (X2), dan RPT(Z) terhadap CETR (Y)
Correlations
LNX1 LNX2 RPT CETR
LNX
1
Pearson Correlation 1 -.048 .284** -.191*
Sig. (2-tailed) .607 .003 .040
N 116 116 106 116
LNX
2
Pearson Correlation -.048 1 .427** .211*
Sig. (2-tailed) .607 .000 .023
N 116 116 106 116
RPT Pearson Correlation .284** .427**
1 .319**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .001
N 106 106 106 106
CET
R
Pearson Correlation -.191* .211*
.319** 1
Sig. (2-tailed) .040 .023 .001
N 116 116 106 116
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Output SPSS 24
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa model
memiliki hubungan yang signifikan dan kekuatan korelasinya kurang dari 0,95.
Hal ini menunjukan bahwa model fit dan dapat dilanjutkan ke analisa
berikutnya. Model struktural dalam penelitian ini disajikan seperti yang tertera
pada Gambar 4.4 di bawah ini:
79
Gambar 4. 4 Hubungan Kausal X1. X2, dan Z terhadap Y
Dari diagram jalur diatas, diperoleh model analisa jalur yang memiliki
lima buah koefisien jalur yaitu: 𝜌31, 𝜌32, 𝜌41, 𝜌42, 𝜌43, dan lima buah koefisien
korelasi yaitu r13, r23, r14, r24 dan r34. Koefisien pada model dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson product moment yang tertera pada tabel
4.8 diatas. Model struktural yang ditampilkan pada Gambar 4.4 di atas terdiri
dari dua struktur yaitu sub-struktur 1, dan sub-struktur 2.
4. Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur 1
Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 1 yang ditampilkan
pada Gambar 4.5 di bawah terdiri dari satu variabel endogen yaitu Z dan dua
variabel eksogen yaitu X1, dan X2. Persamaan untuk Sub-Struktur 1 adalah
sebagai berikut Z = ρ32 + ρ31 + 𝜌𝜀1
𝜀1
(X )
INTRENDL
B
𝜌𝜀1
0,319 r
24=
0,211
ρ42
𝜌32
23 = 0,427 34= r
r
CETR
(Y) RPT (Z)
43 𝜌 r
13 = 0,284
𝜌31
𝜌𝜀 𝜌
41
r14= -0,191
SIZE
(X1)
𝜀2
80
Gambar 4. 5 Hubungan Kausal Sub-Struktur 1
Model 1: Variabel SIZE (X1), INTRENDLB(X2),
dan RPT(Z) terhadap CETR (Y)
Tabel 4.9
Uji Anova Sub-Struktur 1
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F
1 Regression 63.625 2 31.813 19.614
Residual 167.061 103 1.622
Total 230.687 105
a. Dependent Variable: RPT
b. Predictors: (Constant), LNX2, LNX1
Sumber output: SPSS 24
Berdasarkan Tabel 4.9 maka hasil pengolahan data dengan
menggunakan program SPSS for Window Release 24 untuk uji simultan atau
uji F pada Sub- Struktur 1 menunjukan nilai Fhitung = 19,614 lebih besar dari
INTRENDL
B (X2)
𝜌32
R23
TRP (Z)
31
𝜌𝜀1
𝜌
r13
𝜀1
LOG(SIZE
) (X1)
81
Ftabel = 3,09 (df1 = k-1 = 3-1=2, df2 = n-k = 116 – 3 = 113). Karena nilai Fhitung
lebih besar dari Ftabel, maka pengujian analisa jalur dapat dilanjutkan dengan uji
individual atau uji t.
Selanjutnya, rangkuman hasil pengolahan data dengan menggunakan
program SPSS for Window Release 24 untuk perhitungan dan pengujian
koefisien jalur Sub-Struktur 1 dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4. 10 Koefsien Jalur Sub-Struktur 1 Model 1: Variabel SIZE (X1),
INTRENDLB(X2), terhadap RPT(Z)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.516 .331 10.619 .000
SIZE (X1) .810 .222 .306 3.642 .000
INTRENDLB (X2) .443 .084 .443 5.271 .000
a. Dependent Variable: RPT (Z)
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .525a .276 .262 1.27356
a. Predictors: (Constant), LNX2, LNX1
Sumber: Output SPSS 24
Beta (𝛽) pada tabel 4.10 di atas dikonversikan menjadi koefisien jalur
(𝜌) sehingga 𝜌 = 𝛽. Dari rangkuman hasil analisa jalur dan Tabel Koefsisien
Sub- Struktur 1 terlihat bahwa semua koefisien jalur antara variabel X1
82
terhadap Z (𝜌31), dan X2 terhadap Z (𝜌32), Karena semua nilai thitung koefisien
jalur antara variabel X1 terhadap Z (𝜌31) adalah 3,642, dan X2 terhadap Z
(𝜌32) adalah 5,271, lebih besar dari nilai ttabel 1,9812 (n-k = 116-3 = 113) dan
nilai probabilitas X1 terhadap Z adalah 0,000, dan probabilitas X2 terhadap Z
adalah 0,000, lebih kecil dari α = 0,05, maka model Hubungan Sub-Struktur 1
yang ada pada Gambar 4.6 antara X1 terhadap Z, dan X2 terhadap Z, tersebut
tidak perlu diperbaiki dengan metode trimming. Besarnya koefien jalur, thitung,
dan signifikansi masing-masing variabel model Sub-Struktur 1 tersebut adalah
sebagai berikut:
𝜌31 = 𝛽31 = 0,306, thitung = 3,642 dengan probalitas (sig) = 0,000)
𝜌32 = 𝛽32 = 0,443, thitung = 5,271 dengan probalitas (sig) = 0,000)
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur sub-struktur 1 tersebut di
atas maka didapatkan hasil sebagai berikut:
A. Besarnya pengaruh langsung SIZE (X1) terhadap RPT (Z) sama dengan
nilai koefisien jalur 𝜌31 sebesar 0,306 atau sama dengan 𝜌31 x 100% =
0,306 X 100% = 30,6%.
B. Besarnya pengaruh langsung INTRENDLB (X2) terhadap RPT (Z) sama
dengan nilai koefisien jalur 𝜌32 sebesar 0,443 atau sama dengan 𝜌42 x
100% = 0,443 X 100% = 44,3%.
C. Secara bersama-sama SIZE (X1), dan INTRENDLB (X2) berpengaruh
terhadap RPT (Z) sebesar nilai R (R2
321) = 0,276 atau 27,6%.
D. Sisanya sebesar 72,4% (100% - 27,6% = 72,4%) merupakan pengaruh
variabel diluar X1 dan X2 atau sama dengan √1−𝑅2=√1−0,276 =√0,724=0,851
83
Dengan demikian persamaan struktural untuk Sub-Struktur 1 adalah:
Z = 0,306X1 + 0,443X2 + 0,851 dengan gambar diagram jalurnya sebagai
berikut:
Gambar 4. 6 Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 1
Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), terhadap RPT (Z)
Sumber Output: SPSS 24
5. Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur 2
Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 2 yang ditampilkan
pada Gambar 4.7 dibawah ini, terdiri dari satu variabel endogen yaitu Y dan
empat variabel eksogen yaitu X1, X2, dan X3. Persamaan struktural untuk Sub-
Struktur 2 adalah Y = 𝜌42 + 𝜌41 + 𝜌32 + 𝜌31 + 𝜌𝜀2
INTRENDLB
(X2)
𝜌32=0,443
r23=0,427
RPT (Z)
r13=0,284
𝜌𝜀 =0,851
=0,306 31 𝜌
𝜀1
SIZE
(X1)
84
Gambar 4. 7 Hubungan Kausal Sub-Struktur 2
Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z) terhadap CETR(Y)
Tabel 4.11
Uji Anova Sub-Struktur 2
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F
1 Regression .200 3 .067 19.368
Residual .350 102 .003
Total .550 105
a. Dependent Variable: CETR
b. Predictors: (Constant), RPT, SIZE, INTRENDLB
Sumber Ouput: SPSS 24
Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for
Window Release 24 menunjukan nilai Fhitung = 19,368 lebih besar dari Ftabel =
2,70 (df1 = k-1 = 4-1=3, df2 = n-k =116 – 4 = 112). Karena nilai Fhitung lebih
𝜀1
(X )
43 INTRENDL ρ
B
𝜌𝜀 =0,851
r24=0,211
𝜌32= 0,443
CETR
(Y) r34=
0,319 r23 = 0,427
TRP (Z)
43 𝜌 r
13 = 0,284
𝜌𝜀2
𝜌41
r14= -0,191
𝜌31=
0,306
(X )
SIZE
𝜀2
85
besar dari Ftabel, maka pengujian analisa jalur dapat dilanjutkan dengan uji
individu atau uji t.
Selanjutnya, hasil pengolahan data dengan menggunakan program
SPSS for Window Release 24 untuk perhitungan dan pengujian koefisien jalur
Sub- Struktur 2 dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4. 12 Koefisiens Jalur Sub-Struktur 2 Model 2: Variabel SIZE (X1),
INTRENDLB(X2), dan RPT (Z) terhadap CETR (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .471 .039
11.976 .000
SIZE (X1) .280 .051 .458 5.447 .000
INTRENDLB (X2) .067 .013 .433 5.141 .000
RPT (Z) .017 .004 .353 4.454 .000
a. Dependent Variable: CETR (Y)
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .602a .363 .344 .05861
a. Predictors: (Constant), RPT, SIZE, INTRENDLB
Sumber: Output SPSS 24
Beta (𝛽) pada tabel 4.12 di atas dikonversikan menjadi kofesien jalur (𝜌)
sehingga 𝜌 = 𝛽. Dari rangkuman hasil analisa jalur dan Tabel Koefisien Jalur Sub-
Struktur 2 menunjukan bahwa semua koefisien jalur antara variabel X1 terhadap Y
86
(𝜌41), X2 terhadap Y (𝜌42), dan Z terhadap Y (𝜌43). Karena semua nilai thitung
koefisien jalur antara variabel X1 terhadap Y (𝜌41) adalah 5,447, X2 terhadap Y
(𝜌42) adalah 5,141, dan Z terhadap Y (𝜌43) adalah 4.454 lebih besar dari nilai ttabel
1,9812 (n-k = 116-4 = 112) dengan nilai probabilitas X1 terhadap Y adalah 0,000,
nilai probabilita X2 terhadap Y adalah 0.000, dan nilai probabilita Z terhadap Y
adalah 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, maka model Hubungan Sub-Struktur 2 yang
ada pada Gambar 4.7 antara X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, dan Z terhadap Y
tersebut tidak perlu diperbaiki dengan metode trimming. Besarnya thitung masing-
masing variabel model pada Sub-Struktur 2 tersebut adalah sebagai berikut:
𝜌41 = 𝛽41 = 0,458, thitung = 5,447 dengan probalitas (sig) = 0,000)
𝜌42 = 𝛽42 = 0,433, thitung = 5,141 dengan probalitas (sig) = 0,000)
𝜌43 = 𝛽43 = 0,353, thitung = 4,454 dengan probalitas (sig) = 0,000)
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur sub-struktur 2 tersebut di
atas maka didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Besarnya pengaruh langsung SIZE (X1) terhadap CETR (Y) sama dengan
nilai koefisien jalur 𝜌41 sebesar 0,458 atau sama dengan 𝜌41x 100% = 0,458
X 100% = 45,8%.
2. Besarnya pengaruh langsung INTRENDLB (X2) terhadap CETR (Y) sama
dengan nilai koefisien jalur 𝜌42 sebesar 0,318 atau sama dengan 𝜌42x 100%
= 0,433 X 100% = 43,3%.
3. Besarnya pengaruh langsung RPT (Z) terhadap CETR (Y) sama dengan
nilai koefisien jalur 𝜌43 sebesar 0,353 atau sama dengan 𝜌43x 100% = 0,353
X 100% = 35,3%.
87
4321
4. Secara bersama-sama SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z)
berpengaruh terhadap CETR (Y) sebesar nilai Rsquare (R 2) yaitu 0,363
atau sama dengan 0,363 x 100% = 36,3%
5. Sisanya sebesar 63,7% (100% - 36,3% =36,3%) merupakan pengaruh
variabel lain diluar X1, X2, Z atau sama dengan koefisien residu 𝜌𝜀2
sebesar √1 − 𝑅2 = √1 − 0,363 = √0,637 = 0,798.
Dengan demikian persamaan struktural untuk Sub-Struktur II adalah:
Y = 0,458X1 + 0,433X2 + 0,353Z +0,798 dengan gambar diagram jalurnya
sebagai berikut:
Gambar 4. 8 Hubungan Kausal Empiris pada Sub-Struktur 2 Variabel
SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z) Terhadap CETR (Y)
Sumber Output: SPSS 24
(X )
𝜀
=0,851
𝜌𝜀
r24=
0,21
1
ρ =0,43INTRENDLB
34
0,31
9 r
23 = 0,427
𝜌32=
0,44
3
CET
R
(Y)
r 3= RPT (Z)
𝜌43=0,3
5
6 r13 = 0,284
𝜌41=0,45
8 𝜌
31=0,3
0
𝜌𝜀2=0,79
8
r14= -0,191
(X )
SIZE
𝜀2
88
D. Pengujian Kecocokan Model (Model Fit)
Pengujian kecocokan model diperlukan untuk menentukan apakah
model hipotetik yang diajukan sudah sesuai (fit) atau konsisten dengan data
empiric. Pengujian kecocokan model dilakukan dengan cara membandingkan
matriks korelasi teoritis dengan matrik korelasi empirisnya. Jika kedua matrik
tersebut identic atau sesuai, maka model hipotik yang diajukan tersebut dapat
disimpulkan diterima secara sempurna. Perhitungan uji kecocokan model
adalah sebagai berikut:
Q = 1 – Rm2
1 – Re2
Keterangan
Rm2 = Koefisien determinasi model teoretis (diusulkan)
Re2 = Koefisien determinasi model empiris (setelah terdapat koefisien jalur
tak signifikan)
Perhitungan
Q = 1- (1 – 0,276) (1-0,363)
1- (1 – 0,276) (1-0,363)
Q = 1- (1-0.461)
1 – (1-0,461)
Q = 0,539
0,539
Q = 1 (semua variabel signifikan)
89
N = 116
χ2 = W = - (n-d) ln (Q)
χ2 = W = - (116-0) ln (1)
χ2 = W = - (116-0) (0,00)
χ2 = W = 0,000
Statistik W mendekati distribusi χ2 dan dk = 0 dengan α = 0,05 = 3,84.
Karena χ2 = 0,000 < 3,84, model empiris yang diperoleh adalah sesuai atau
cocok (fit) dengan data.
E. Pengujian Hipotesis
Setelah pengujian model selesai dilakukan, kemudian dilakukan
pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung
antar variabel sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis Struktur-1
Pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansi pengaruh langsung
antara variabel SIZE (X1), dan INTRENDLB (X2) terhadap RPT (Z) adalah
sebagai berikut:
1. SIZE (X1) berpengaruh langsung terhadap RPT (Z)
Pengaruh langsung SIZE (X1) terhadap RPT(Z) diuji dengan hipotesis
sebagai berikut:
H0: 𝜌31 ≤ 0
H1: 𝜌31 > 0
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (𝜌31) adalah sebesar 0,306
90
dengan thitung = 3,642 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,9812. Karena
nilai thitung = 3,642 > ttabel 1,9812 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa SIZE(X1) berpengaruh langsung terhadap RPT (Z).
2. INTRENDLB (X2) berpengaruh langsung terhadap RPT(Z)
Pengaruh langsung INTRENDLB (X2) terhadap RPT (Z) diuji dengan
hipotesis sebagai berikut :
H0: 𝜌32 ≤ 0
H1: 𝜌32 > 0
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (𝜌32) adalah sebesar 0,442
dengan thitung = 5,271 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,9812. Karena
nilai thitung = 5,271 > ttabel 1,9812 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa INTRENDLB (X2) berpengaruh langsung terhadap
RPT (Z).
2. Pengujian Hipotesis Struktur-2
Pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansi pengaruh langsung
antara variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z) terhadap CETR (Y)
adalah sebagai berikut:
1. SIZE (X1) berpengaruh langsung terhadap CETR (Y)
Pengaruh langsung SIZE (X1) terhadap CETR (Y) diuji dengan
hipotesis sebagai berikut :
91
H0: 𝜌41 ≤ 0
H1: 𝜌41 > 0
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (𝜌41) adalah sebesar 0,458
dengan thitung = 5,447 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,9812. Karena
nilai thitung = 5,447 > ttabel 1,9812 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa SIZE (X1) berpengaruh terhadap CETR(Y).
2. INTRENDLB (X2) berpengaruh langsung terhadap CETR(Y)
Pengaruh langsung INTRENDLB (X2) terhadap CETR (Y) diuji
dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: 𝜌42 ≤ 0
H1: 𝜌42 > 0
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (𝜌42) adalah sebesar 0,433
dengan thitung = 5,141 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,9812. Karena
nilai thitung = 5,141 > ttabel 1,9812 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa INTRENDLB (X2) berpengaruh terhadap
CETR(Y).
3. RPT (Z) berpengaruh langsung terhadap CETR (Y).
Pengaruh langsung RPT (Z) terhadap CETR (Y). diuji dengan hipotesis
sebagai berikut :
H0: 𝜌43 ≤ 0
H1: 𝜌43 > 0
92
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur ( 𝜌 43) adalah sebesar 0,353
dengan thitung = 4,454 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,9812. Karena
nilai thitung = 4,454 > ttabel 1,9812 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa RPT (Z) berpengaruh terhadap CETR (Y).
Setelah hasil analisis dan uji statistik terhadap hipotesis yang diajukan
diperoleh, maka hasil rangkumannya khusus analisis jalur yang mempengaruhi
langsung, tertera pada Tabel 4.13.
Tabel 4. 13 Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis
No Hipotesis Uji Statistik Keputusan H0 Kesimpulan
1. SIZE(X1)
berpengaruh terhadap
RPT
H0: 𝜌31 ≤ 0
H1: 𝜌31 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
2. INTRENDLB(X2)
berpengaruh terhadap
RPT(Z)
H0: 𝜌32 ≤ 0
H1: 𝜌32 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
4. SIZE(X1)
berpengaruh terhadap
CETR (Y)
H0: 𝜌41 ≤ 0
H1: 𝜌41 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
5. INTRENDLB(X2)
berpengaruh terhadap
CETR(Y)
H0: 𝜌42 ≤ 0
H1: 𝜌42 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
6. RPT(Z) berpengaruh
langsung terhadap
CETR(Y)
H0: 𝜌43 ≤ 0
H1: 𝜌43 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
Sumber Output: SPSS 24
93
F. Pengujian Hipotesis Path Analysis Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung Antar Variabel Eksogen dan Endogen
Berdasarkan diagram model analisa jalur Tabel 4.13 maka dapat
disimpulkan pula pengaruh langsung dan tidak langsung masing-masing
variabel eksogen (X1, X2, X3) terhadap variabel endogen (Z), dan variabel
eksogen (X1, X2, X3, dan Z) terhadap endogen Y sebagai berikut:
1. Pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel eksogen terhadap
variabel endogen model sub-struktur-1 untuk jalur X1, dan X2 terhadap Z
adalah sebagai berikut:
a. Besarnya pengaruh langsung SIZE (X1) terhadap RPT (Z) sama dengan
nilai koefisien jalur 𝜌31 sebesar 0,306 atau sama dengan 𝜌31 x 100% =
0,306 X 100% = 30,6%.
b. Besarnya pengaruh langsung INTRENDLB (X2) terhadap RPT (Z)
sama dengan nilai koefisien jalur 𝜌42 sebesar 0,442 atau sama dengan
𝜌32 x 100% = 0,443 X 100% = 44,3%.
Tabel 4. 14 Rangkuman Persentase Pengaruh Variabel Eksogen X1,
dan X2 terhadap Variabel Endogen (Z) pada Sub-Struktur-1
Variabel Pengaruh Langsung
Terhadap Transfer Pricing (Z)
SIZE (X1) 0,306 (30,6%)
INTRENDLB (X2) 0,443 (44,3%)
Sumber Output: SPSS 24
94
2. Pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel Eksogen terhadap
variabel Endogen Model Sub-Struktur-2 Untuk jalur X1, dan X2 terhadap Y
dengan Z sebagai variabel intervening.
1) Pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel Eksogen terhadap
variable Endogen Model Sub-Struktur-2 Untuk jalur X1 terhadap Y
dengan Z sebagai variabel intervening adalah sebagai berikut:
a. Besarnya pengaruh langsung SIZE (X1) terhadap CETR (Y) = ρ41 =
0,458 atau ρ41 x 100% = 0,458 X 100% = 45,8%.
b. Besarnya pengaruh tidak langsung SIZE (X1) terhadap CETR (Y)
melalui RPT (Z) = ρ41 X ρ43 = 0,458 X 0,353 = 0,162 atau ρ41 X
ρ43 X 100% = 0,458 X 0,353 X 100% = 16,2%.
c. Besarnya pengaruh total SIZE (X1) terhadap CETR (Y) = ρ41 + (ρ41
X ρ43) = 0,458+ (0,462 X 0,353) = 0,458 + 0,163 = 0,621 atau (ρ41 X
100% ) + (ρ41 X ρ43 X 100%) = (0,458 X 100%) + (0,458 X 0,353
X 100%) = 45,8% + 16,2 % = 62%.
Dengan demikian pengaruh langsung SIZE (X1) terhadap CETR(Y)
atau kontribusi SIZE (X1) terhadap CETR (Y) ditentukan oleh RPT (Z) adalah
sebesar 62%.
2) Pengaruh langsung dan tidak langsung antar variable Eksogen terhadap
variable Endogen Model Sub-Struktur-2 Untuk jalur X2 terhadap Y
dengan Z sebagai variabel intervening.
95
a. Besarnya pengaruh langsung INTRENDLB (X2) terhadap CETR (Y) =
ρ42 = 433 atau ρ42 X 100% = 0,433 X 100% = 43,3%.
b. Besarnya pengaruh tidak langsung INTRENDLB (X2) terhadap
CETR (Y) melalui RPT (Z) = ρ42 X ρ43 = 0,433 X 0,353 = 0,153
atau ρ42 X ρ43 X 100% = 0,433 X 0,353 X 100% =15,3%.
c. Besarnya pengaruh total INTRENDLB (X2) terhadap CETR (Y) =
ρ42+ (ρ42 X ρ43) = 0,433 + (0,433 X 0,353) = 0,433 + 0,153 = 0,586
atau (ρ42 X 100% ) + (ρ42 X ρ43 X 100% )= (0,433 X 100%) +
(0,433 X 0,353 X 100%)= 43,5% + 15,3 % = 58,6%
Dengan demikian pengaruh langsung INTRENDLB (X2) terhadap
CETR (Y) atau kontribusi INTRENDLB (X2) terhadap CETR (Y) ditentukan
oleh RPT (Z) adalah sebesar 58,6%.
3) Pengaruh langsung antar variabel eksogen terhadap variabel endogen
Model Sub-Struktur-2 Untuk jalur Z terhadap Y.
a. Besarnya pengaruh langsung RPT (Z) terhadap CETR (Y)= ρ43=
0,353 atau ρ43 X100%= 0,353 X 100%= 35,3%
96
Tabel 4. 15 Rangkuman Persentase Pengaruh Variabel Eksogen X1, X2, dan
Z terhadap Variabel Endogen (Y) pada Sub-Struktur-2
Variabel Pengaruh
Langsung
Terhadap CETR
(Y)
Pengaruh Tidak
Langsung
Melalui RPT (Z)
Pengaruh
Total
SIZE (X1) 0,458 (45,8%) 0,162 (16,2%) 0,62 (62%)
INTREND
LB (X2)
0,433 (43,3%) 0,153 (15.3%) 0,586 (58,6%)
RPT (Z) 0,353 (35,3%)
Sumber Output: SPSS 24
G. Interpretasi Hasil
1. Firm Size Berpengaruh Terhadap Keputusan Transfer Pricing
Berdasarkan hasil uji model struktur analisis jalur pada koefisien jalur
sub struktur 1, variabel firm size terhadap keputusan Transfer Pricing memiliki
nilai koefisien jalur 𝜌31 sebesar 0,306 atau sama dengan 𝜌31 x 100% = 0,306
X 100% = 30,6%. Dengan demikian dapat dikatakan H1 diterima atau H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel firm size memiliki
pengaruh terhadap variabel keputusan transfer pricing. Hasil ini menyatakan
bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula
kecenderungan untuk melakukan praktik transfer pricing. Ukuran perusahaan
yang semakin besar biasanya memiliki banyak anak perusahaan atau pun
cabangnya, sehingga ada kemungkinan untuk melakukan transaksi antar divisi
atau dengan pihak berelasi yang memiliki hubungan istimewa di satu
perusahaan maupun afiliasinya dengan harga transfer yang tidak wajar.
97
Menurut Rego (2003) perusahaan yang lebih besar dapat mencapai
skala ekonomisnya melalui perencanaan pajak, dimana perusahaan
menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mengurangi jumlah
pembayaran pajak perusahaan. Selain itu Hanlon et. al, (2007) menyatakan
bahwa perusahaan yang lebih besar juga biasanya melakukan pengurangan
kewajiban pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan kewajiban pajak yang
seharusnya, yaitu salah satunya dengan cara melakukan transfer pricing.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Richardson et.
al, (2013) yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan yang lebih besar akan
terlibat dalam manipulasi yang lebih besar juga. Selain itu perusahaan yang lebih
besar cenderung memiliki transaksi antar perusahaan yang substansial atau
aliran entitas yang sangat kompleks. Sehingga adanya pemanfaatan celah-celah
peluang arbitrase pajak yang mungkin dilakukan di berbagai yuridiksi pajak
inilah yang dapat mengimplikasikan adanya praktik transfer pricing di dalam
perusahaan.
2. Bonus Plan Berpengaruh Terhadap Keputusan Transfer Pricing
Berdasarkan hasil uji model struktur analisis jalur pada koefisien jalur
sub struktur 1, variabel bonus plan terhadap keputusan transfer pricing
memiliki nilai koefisien jalur 𝜌32 sebesar 0,443 atau sama dengan 𝜌42 x 100%
= 0,443 X 100% = 44,3%. Dengan demikian dapat dikatakan H2 diterima atau
H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bonus plan memiliki
pengaruh terhadap variabel keputusan transfer Pricing. Hasil penelitian ini
98
membuktikan bahwa meningkatnya mekanisme bonus di suatu perusahaan akan
meningkatkan pula kegiatan transfer pricing. Perusahaan yang direksinya
memiliki mekanisme bonus ini cenderung akan melakukan apa saja agar
labanya meningkat. Hal ini akan sangat logis jika direksi berusaha melakukan
tindakan mengatur dan memanipulasi laba demi memaksimalkan bonus dan
remunerasi yang mereka terima, yaitu dengan kegiatan transfer pricing.
Menurut penelitian yang dilakukan Lo et. al (2010) bonus
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan perusahaan yang dilaporkan
dengan meningkatkan laba periode sekarang salah satunya dengan praktik
transfer pricing. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartati et.
al, (2014) yang menyatakan bahwa sebagai penilaian terhadap kinerja di
perusahan, pemilik perusahaan akan melihat laba perusahaan yang dihasilkan
secara keseluruhan. Untuk itu, para direksi akan berusaha semaksimal mungkin
agar laba perusahaan mengalami peningkatan termasuk dengan cara melakukan
praktik transfer pricing.
Menurut Saifudin (2018) Dalam menjalankan tugasnya para direksi
cenderung ingin menunjukan kinerja yang baik kepada pemilik perusahaan.
Sehingga direksi perusahaan dengan bonus tertentu cenderung lebih menyukai
metode yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut diharapkan
dapat meningkatkan nilai bonus yang akan diterima seandainya komite
kompensasi dari dewan direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang
dipilih. Dengan kata lain, jika mekanisme bonus meningkat (lebih baik) maka
keputusan transfer pricing juga meningkat.
99
3. Keputusan Transfer Pricing Berpengaruh Terhadap Penghindaran
Pelaporan Pajak
Berdasarkan hasil uji model struktur analisis jalur pada koefisien jalur
sub struktur 2, variabel transfer pricing terhadap penghindaran pelaporan pajak
memiliki nilai koefisien jalur 𝜌43 sebesar 0,353 atau sama dengan 𝜌43x 100%
= 0,353 X 100% = 35,3%. Dengan demikian dapat dikatakan H3 diterima atau
H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan transfer
pricing memiliki pengaruh terhadap variabel penghindaran pelaporan pajak.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa meningkatnya praktik transfer pricing
di suatu perusahaan akan meningkatkan juga kegiatan penghindaran pelaporan
pajaknya. Praktik transfer pricing ini dinilai merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan banyaknya terjadi penghindaran pelaporan pajak perusahaan,
karena dengan adanya praktik transfer pricing perusahaan cenderung
menggeser kewajiban pajaknya dari negara yang memiliki tarif pajak tinggi ke
negara yang memiliki tarif pajak rendah.
Penghindaran pelaporan pajak di banyak negara ini dipicu oleh
berbagai hal. Salah satu faktor yang mendorong terjadinya tax avoidance
adalah praktik transfer pricing. Mayangsari (2015) menyatakan bahwa transfer
pricing adalah salah satu mekanisme yang digunakan perusahaan untuk
melakukan income shifting.
Selain itu Chandraningrum (2010) juga menyatakan bahwa praktik
transfer pricing dalam perusahaan multinasional merupakan cara yang
bertujuan untuk menekan beban pajak yang nantinya perusahaan dapat
100
meminimalkan pajak secara global dengan merelokasikan penghasilan global
yang low tax countries dan menggeser beban dalam jumlah yang besar ke
dalam big tax countries.
Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lingga
(2012) yang menyatakan bahwa perusahaan berskala global, mempercayai
transfer pricing menjadi strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan
dalam memperebutkan sumber daya yang terbatas. Hal ini telah mendorong
dilakukannya praktik transfer pricing untuk menghindari pajaknya.
4. Firm Size Berpengaruh Terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak
Berdasarkan hasil uji model struktur analisis jalur pada koefisien jalur
sub struktur 2, variabel firm size terhadap penghindaran pelaporan pajak
memiliki nilai koefisien jalur ρ41 = 0,458 atau ρ41 x 100% = 0,458 X 100% =
45,8%. Dengan demikian dapat dikatakan H4 diterima atau H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel firm size memiliki pengaruh
terhadap variabel penghindaran pelaporan pajak. Hasil ini membuktikan bahwa
semakin tinggi ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi pula kegiatan
penghindaran pelaporan pajaknya. Perusahaan yang besar akan semakin
kompleks transaksinya sehingga hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk
memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan tax avoidance
dari setiap transaksi.
101
Hasil penelitian ini sejalan dengan Alviyani (2016) yang
membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax
avoidance. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar pula
kemungkinan untuk melakukan tindakan tax avoidance.
Penelitian yang dilakukan Dewi dan Jati (2014) juga menyatakan
bahwa perusahaan yang beropersi lintas negara memiliki kecenderungan untuk
melakukan tindakan tax avoidance yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan
yang beroperasi lintas domestik, karena mereka bisa melakukan transfer laba ke
perusahaan yang berada di lain negara, dimana negara tersebut memungut tarif
pajak yang lebih rendah dibandingkan negara lainnya.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) juga menyatakan
perusahaan yang besar mampu untuk mengatur perpajakan dengan melakukan
tax planning sehingga dapat tercapai tax saving yang optimal. Dalam kasus ini
tax saving menggambarkan penghindaran pelaporan pajak yang dilakukan
perusahaan dengan cara yang legal. Dengan demikian pajak yang dibayarkan
akan lebih kecil, sehingga besarnya tarif pajak efektif perusahaan lebih kecil.
5. Bonus Plan berpengaruh terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak
Berdasarkan hasil uji model struktur analisis jalur pada koefisien jalur
sub struktur 2, variabel bonus plan terhadap nilai penghindaran pelaporan
pajak memiliki nilai koefisien jalur ρ42 = 0,433 atau ρ42 X 100% = 0,433 X
100% = 43,3%. Dengan demikian dapat dikatakan H5 diterima atau H0 ditolak,
102
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bonus plan memiliki pengaruh
terhadap variabel penghindaran pelaporan pajak. Hasil ini membuktikan bahwa
meningkatnya mekanisme bonus disuatu perusahaan akan meningkatkan
kegiatan penghindaran pelaporan pajaknya. Mekanisme bonus yang akan
diberikan sebagai penghargaan terhadap direksi didasarkan oleh keseluruhan
laba yang didapat perusahaan. Semakin baik laba yang dihasilkan maka citra
direksi akan semakin baik juga dimata pemilik perusahaan. Peningkatan laba
ini cenderung akan membuat direksi melakukan penghindaran pajak juga.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Desai dan
Dharmapala (2004) yang menyatakan bahwa mekanisme bonus menjadi penentu
yang signifikan terhadap aktivitas penghindaran pelaporan pajak, dimana
semakin tinggi mekanisme bonus maka semakin rendah perlindungan terhadap
perpajakan. Perusahaan cenderung akan meminimalisir pembayaran pajaknya
dikarenakan penghasilan tersebut dinilai akan lebih baik didistribusikan
sebagai beban bonus.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Schmittdiel (2014)
menunjukan bahwa mekanisme bonus meningkat disuatu perusahaan akan
diikuti dengan pengurangan pembayaran pajaknya, dimana pengendalian
terhadap laba bersih juga dilakukan. Peningkatan laba dari penghematan pajak
lebih dihargai daripada peningkatan laba dari sumber lain. Penjelasan yang
mungkin adalah bahwa upaya menjalankan strategi pajak dinilai mahal dan
menimbulkan risiko seperti kerugian.
103
6. Firm Size berpengaruh terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak
melalui Keputusan Transfer Pricing sebagai variabel intervening
Berdasarkan hasil uji model struktur analisis jalur pada pengaruh
langsung maupun tidak langsung antar variabel. Besarnya pengaruh langsung
variabel firm size terhadap keputusan transfer pricing sama dengan nilai
koefisien jalur 𝜌 31 sebesar 0,306 atau sama dengan 𝜌31 x 100% = 0,306 X
100% = 30,6%. Besarnya pengaruh langsung variabel firm size terhadap
Penghindaran Pelaporan Pajak sama dengan nilai koefisien jalur 𝜌41 sebesar
0,458 atau sama dengan 𝜌 41x 100% = 0,458 X 100% = 45,8%. Besarnya
pengaruh tidak langsung variabel firm size terhadap penghindaran pelaporan
pajak melalui keputusan transfer pricing sebagai variabel intervening sama
dengan nilai koefisien jalur = ρ41 X ρ43 = 0,458 X 0,353 = 0,162 atau ρ41 X
ρ43 X 100% = 0,458 X 0,353 X 100% = 16,2%.
Dengan demikian dapat dikatakan H6 diterima atau H0 ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan transfer pricing dapat dijadikan
variabel intervening didalam pengaruh secara tidak langsung antara firm size
dengan penghindaran pelaporan pajak. Hasil ini membuktikan bahwa variabel
firm size berpengaruh terhadap penghindaran pelaporan pajak secara langsung
lebih besar yaitu 45,8%. Sedangkan variabel firm size terhadap penghindaran
pelaporan pajak melalui keputusan transfer pricing secara tidak lamgsung
sebagai variabel intervening hanya sebesar 16,2%.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Richardson, et.
al, (2013) yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan yang lebih besar terlibat
104
dalam manipulasi yang lebih besar juga. Selain itu perusahaan yang lebih besar
juga cenderung memiliki transaksi antar perusahaan yang substansial atau
aliran entitas yang kompleks. Pemanfaatan peluang arbitrase pajak yang
mungkin ada di berbagai yurisdiksi pajak inilah yang dapat mengimplikasikan
adanya praktik transfer pricing disuatu perusahaan.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) menyatakan
perusahaan yang besar mampu untuk mengatur perpajakan dengan melakukan
tax planning sehingga dapat tercapai tax saving yang optimal. Dalam kasus ini
tax saving menggambarkan penghindaran pelaporan pajak yang dilakukan
perusahaan dengan cara yang legal. Dengan demikian pajak yang dibayarkan
akan lebih kecil, sehingga besarnya tarif pajak efektif perusahaan lebih kecil.
7. Bonus Plan berpengaruh terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak
melalui Keputusan Transfer Pricing sebagai variabel intervening
Berdasarkan hasil uji model struktur analisis jalur pada pengaruh
langsung maupun tidak langsung antar variabel. Besarnya pengaruh variabel
bonus plan terhadap keputusan transfer pricing sama dengan nilai nilai
koefisien jalur 𝜌32 sebesar 0,442 atau sama dengan 𝜌32 x 100% = 0,442 X
100% = 44,2%. Besarnya pengaruh langsung variabel bonus plan terhadap
penghindaran pelaporan pajak sama dengan koefisien jalur ρ42 = 0,433 atau
ρ42 X 100% = 0,433 X 100% = 43,3%. Besarnya pengaruh tidak langsung
variabel bonus plan terhadap penghindaran pelaporan pajak melalui keputusan
105
transfer pricing sebagai variabel intervening sama dengan = ρ42 X ρ43 = 0,433
X 0,353 = 0,153 atau ρ42 X ρ43 X 100% = 0,433 X 0,353 X 100% =15,3%.
Dengan demikian dapat dikatakan H6 diterima atau H0 ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan transfer pricing dapat dijadikan
variabel intervening didalam pengaruh secara tidak langsung antara firm size
dengan penghindaran pelaporan pajak. Hasil ini membuktikan bahwa variabel
bonus plan berpengaruh terhadap penghindaran pelaporan pajak secara
langsung lebih besar yaitu 43,3%. Sedangkan variabel bonus plan terhadap
penghindaran pelaporan pajak melalui keputusan transfer pricing secara tidak
lamgsung sebagai variabel intervening hanya sebesar 15,3%.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartati et. al,
(2014) yang menyatakan bahwa mekanisme bonus merupakan penghargaan
yang diberikan terhadap kinerja baik yang dilakukan oleh direksi disuatu
perusahaan, dimana pemilik perusahaan akan mengukurnya melalui laba
perusahaan yang dihasilkan secara keseluruhan. Untuk itu, para direksi akan
berusaha semaksimal mungkin agar laba perusahaan mengalami peningkatan
termasuk dengan cara melakukan transfer pricing.
Menurut Schmittdiel (2014) apabila mekanisme bonus meningkat
disuatu perusahaan maka akan diikuti dengan pengurangan pembayaran
pajaknya, dimana pengendalian terhadap laba bersih juga dilakukan.
Peningkatan laba dari penghematan pajak lebih dihargai daripada peningkatan
laba dari sumber lain. Penjelasan yang mungkin adalah bahwa upaya
menjalankan strategi pajak dinilai mahal dan menimbulkan risiko kerugian.
106
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh firm size dan
bonus plan terhadap penghindaran pelaporan pajak dengan keputusan transfer
pricing sebagai variable intervening. Populasi penelitian ini adalah laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013 hingga 2016. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik
purposive sampling sehingga diperoleh 29 perusahaan yang memenuh kriteria,
dengan total sampel sebesar 116 data. Teknik analisis ini menggunakan
persamaan path analysis (Analisa jalur). Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Variabel firm size berpengaruh terhadap transfer pricing. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rego (2003), Hanlon et.
al, (2007), dan Richardson, et al (2013).
2. Variabel bonus plan berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lo et.
al, (2010), Hartati, et al (2014), dan Saifudin (2018).
3. Variabel keputusan transfer pricing berpengaruh terhadap penghindaran
pelaporan pajak. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Chandradiningrum (2010) dan Lingga (2012).
107
4. Variabel firm size berpengaruh terhadap penghindaran pelaporan pajak.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014), Dewi
& Jati (2014), dan Alviyani (2016).
5. Variabel bonus plan berpengaruh terhadap penghindaran pelaporan pajak.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desai &
Dharmapala (2004) dan Schmittdiel (2014).
6. Variabel Firm Size berpengaruh terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak
melalui keputusan Transfer Pricing sebagai variabel intervening. Hal ini
dijelaskan pada uji path analysis dengan menunjukan hasil yang
signifikan.
7. Variabel Bonus Plan berpengaruh terhadap Penghindaran Pelaporan Pajak
melalui keputusan Transfer Pricing sebagai variabel intervening. Hal ini
dijelaskan pada uji path analysis dengan menunjukan hasil yang
signifikan.
B. Implikasi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam pengembangan ilmu akuntansi khususnya pada bidang keuangan
mengenai firm size, bonus plan, penghindaran pelaporan pajak dan keputusan
transfer pricing. Sangat diharapkan dapat pula memberikan tambahan
informasi mengenai dampak firm size, bonus plan, penghindaran pelaporan
pajak dan keputusan transfer pricing didalam suatu perusahaan.
108
Implikasi dari penelitian ini adalah untuk menjaga penghindaran
pelaporan pajak dan keputusan transfer pricing pada perusahaan yang sudah go
pubic khususnya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak
investor untuk bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan
tersebut yang dapat mempengaruhi sustainability dan image pada perusahaan
tersebut. Dan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu Direktorat
Jenderal Pajak dalam melihat risiko penghindaran pelaporan pajak, yang harus
menetapkan kebijakan dalam penghindaran pelaporan pajak tersebut.
C. Keterbatasan
Didalam penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang
membuat ketidak akuratan pada hasil penelitian ini, diantaranya:
1. Terbatasnya sumber informasi dari penelitian terdahulu yang relevan
mengenai rumus pada variabel keputusan transfer pricing yang biasanya
menggunakan variabel dummy, tetapi didalam penelitian ini menggunakan
variabel rasio.
2. Penelitian ini melakukan pengamatan hanya empat tahun dilihat dari tahun
2013 sampai dengan 2016.
3. Banyaknya faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan transfer pricing,
tetapi pada penelitian ini hanya menggunakan dua faktor saja yaitu firm size
dan bonus plan.
4. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur
109
D. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
pengaruh firm size, dan bonus plan terhadap penghindaran pelaporan pajak
dengan keputusan transfer pricing sebagai variabel intervening. Berikut adalah
saran yang dapat dipertimbangkan bagi peneliti yang akan datang yaitu:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas lingkup penelitian,
tidak hanya pada perusahaan manufaktur, dapat menggunakan sampel
jenis perusahaan lain.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah variabel lainnya
seperti tunnelling incetive dan debt convenant. Periode waktu
pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini hanya 4 tahun, dilihat
dari tahun 2013–2016. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menambah tahun periode tersebut agar hasil penelitian lebih konsisten.
110
DAFTAR PUSTAKA
Alviyani, Khoirunnisa. 2016. Pengaruh Corporate Governance, Karakter
Eksekutif, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Penghindaran Pajak.
JOM Fekon: Volume 3, Nomor 1, hlm 2540-2554
Anis, Chariri dan Imam Gozali, 2003. Teori Akuntansi. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Anthony, N. Robert dan Govindarajan, Vijay. 2011. Sistem Pengendalian
Manajemen. Jilid 2. Tanggerang: Karisma Publishing Group.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arnold, Brian J, & Mc lntyre. 2002. International Tax Primer
Astuti dan Aryani: Tren Pengindaran Pajak Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
Jurnal Akuntansi: Volume XX, No. 03
Bernard, A.B., Jensen, J.B., Schott, P.K. 2006. Transfer Pricing by U.S.-Based
Multinational Firms. NBER Working Paper 12493
Brian, I., dan D. Martani. 2014. Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak dan
Kepemilikan Keluarga Terhadap Waktu Pengumuman Laporan Keuangan
Tahunan Perusahaan.Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XVII,
Lombok.
Brigham, F. Eugene & Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan
Buku 2 Jilid 11. Jakarta: Salemba Empat.
Chan, K. H. dan A. Lo. 2005. International Transfer Pricing in China: Post WTO.
Hong Kong, PRC: Sweet & Maxwell Asia.
Chandraningrum, Tri Marta. 2010. Pengaruh transfer pricing terhadap
perencanaan pajak bagi perusahaan multinasional.
Colgan, P. Mc., 2001, “Agency Theory and Corporate Governance: A Review of
the Literature From a UK Perspective”. Working paper.
Desai, Mihir and Dhammika Dharmapala. 2004. Corporate Tax Avoidance and
High Powered Incentives. NBER Working Paper No. 10471, JEL No. G30,
H25, H26, J33
111
Dewi, Kristiana dan I Ketut Jati. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif, Karateristik
Perusahaan, dan Corporate Governance pada Tax Avoidance di Bursa
Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi ISSN 2302-8556 6.2: 249- 260.
Dewi, Sri Mahatma, dan Ary Wijaya. 2013. Pengaruh struktur modal,
profitabilitas dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan. ISSN 2302-
8556. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol 4, No 2
Falikhatun, 2007. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack
Dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan Dan Kohesivitas
Kelompok. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Hal.207-221, Vol. 6, No.2
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Gunadi. 2009. Akuntansi Pajak. Jakarta: Grasindo.
Hartati, Winda, Desmiyawati, dan Julita. 2015. Tax Minimization, Tunneling
Incentive dan Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing.
Junal Simposium Nasional Akuntansi 18 Universitas Sumatera Utara,
Medan, 16- 19 September.
Hanlon, Michelle, Lillian Mills and Joel Slemrod. 2007. An Empirical
Examination of Corporate Tax Noncompliance. University of Michigan
Horngren, C., T. Srikantm, dan D. G. Foster. 2008. Akuntansi Biaya. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Indriantoro, Nur & Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua,
Yogyakara; Penerbit BFEE UGM
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Avalaible from:
http://papers.ssrn.com
Lingga, Ita Salsalina. 2012. Aspek Perpajakan Dalam Transfer Pricing dan
Problematika Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Jurnal Zenit 1
(3): 210-221
Lo, W.Y.A.,M.K.W. Raymond, dan F. Micheal. 2010. Tax, Financial Reporting,
and Tunneling Incentives for Income Shifting: An Empirical Analysis of
the Transfer Pricing Behavior of Chinese Listed Companies. Journal of
the American Taxation Association, 32 (2), 1-26
112
Made, I.D.H dan Alit, K.S. (2014). Pengaruh Pajak Tangguhan dan Tax to Book
Ratio Terhadap Kinerja Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 6.3:468-480.
Malleret. 2008. Berbisnis Dengan Osama Mengubah Risiko Global Menjadi
Peluang Sukses. Serambi Ilmu Semesta. Jakarta
Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi 2011.Yogyakarta: Penerbit Andi. 2011.
Marisa, Ratna. 2017. Pengaruh pajak, Bonus Plan, Tunnelling Incentive, dan
ukuran perusahaan terhadap Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi, UNESA
Merslythalia, Retta dan Lasmana, Somya. 2016. Pengaruh Kompetensi Eksekutif,
Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, dan Kepemilikan Institusional
terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 11, No. 2
Mispiyanti. 2015. Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive Dan Mekanisme Bonus
Terhadap Keputusan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi & Investasi:
Volume 16, Nomor 1
Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi
Saham. Jakarta: Salemba Empat.
Normadewi, B. 2012. “Analisis Pengaruh Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Dengan Love of Money
Sebagai Variabel Intervening”. Skripsi Akuntansi. Universitas Diponegoro
Semarang.
Novaridha, Ira Astria. 2017. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Elemen-Elemen Integrated
Reporting. JOM Fekon, Vol.4 No.1
Nurhasanah, Siti. 2015. Praktikum Statistika 1 untuk Ekonomi dan Bisnis,
(Jakarta: Salemba Empat)
Palestin, H. S. 2009. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate
Governance dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba. Tesis,
Universitas Diponegoro
Pujiati, EJ & Arfan, M. 2013. Struktur Kepemilikan dan Kompensasi Bonus Serta
Pengaruhnya Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi,
Vol.6, No.2
Putri, Vidiyana & Putra, Bella I. 2017. Pengaruh Leverage, Profitability, Ukuran
Perusahaan, dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap Tax
Avoidance. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya: Vol. 19, No. 1
113
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi X Makassar, 26-28 Juli
Refgia, Thesa. 2017. Pengaruh pajak, Mekanisme Bonus, Ukuran Perusahaan,
Kepemilikan Asing dan Tunnelling Incentive Terhadap Transfer Pricing.
JOM Fekon Vol. 4 No. 1
Rego, Sonja Olhoft. 2003. Tax Avoidance Activities of U.S Multinational
Corporations. Contemporary Accounting Research Vol. 20 No. 4 (Winter)
pp. 805–33
Richardson, Grant, Taylor, Grantly, and Roman Lanis. 2013. Determinants of
Transfer Pricing Aggressiveness: Empirical Evidence from Australian
Firms. Journal of Contemporary Accounting & Economics, Vol. 9, 136-
150.
Riyanto, Bambang. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
Penerbit GPFE
Saifudin, Luky Septiani Putri. 2018. Determinasi Pajak, Mekanisme Bonus dan
Tunnelling Incentives Terhadap Keputusan Transfer Pricing pada Emiten
BEI. Jurnal Ekonomi dan BisnisVol. 2, No. 1, hlm. 32-43
Sari, Gusti Maya. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan,
Kompensasi Rugi Fiskal, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Tax
Avoidance. Jurnal Akuntansi: Volume 2, Nomor 2, hlm 491-512
Schmittdiel, Heiner. 2014. Are CEOs incentivized to avoid Corporate Taxes?-
Empirical Evidence on Managerial Bonus Contracts. Tinbergen Institute
Discussion Paper. TI 2014-048/VII, JEL:H25,H26,M41,M52
Sibarani, Robert. 2012. Kearifan Lokal. Hakikat, Peran, Dan Metode Lisan.
Jakarta: bekerjasama dengan Asosiasi Tradisi Lisan.
Soliha, E. dan Taswan.2007. Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai
Perusahaan serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi. Vol. 9. No. 2. September: 149-163.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Research &
Development. Bandung: Alfabeta.CV
Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Interen dan Faktor Eksteren terhadap Nilai Perusahan.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan: Volume 9, Nomor 1.
Suprihatin. 2016. Pengaruh Transfer Pricing Terhadap Penghindaran Pajak.
Thesis. UNISSULA
114
Suryana, Anandita B. 2012. Menangkal Kecurangan Transfer Pricing.
www.pajak.go.id
Suryatiningsih, N. dan Sylvia, V. S. 2009. Pengaruh Skema Bonus Direksi
Terhadap Aktivitas Manajemen Laba: Studi Empiris Pada BUMN Periode
Tahun 2003-2006. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi 11
Tanomi, Rehobot. 2012. Pengaruh Kompensasi Manajemen, Perjanjian Hutang
Dan Pajak Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di
Indonesia. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1 No. 3, Mei, 2012,
hal: 30-35.
Tjahyaningrum, Allysa Rochmadina, Nurhidayati dan Junaedi. 2018. Pengaruh
Pajak dan Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing.
Torang, Syamsir. 2013. Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya &
Perubahan Organisasi. Alfabeta. Bandung.
Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman (1986). Positive Accounting Theory.
USA: Prentice-Hall.
Wenzel, M. 2004. An analysis of norm processes in tax compliance. Journal of
Economic Psychology, Vol. 25, pp. 213-228.
Widarjono. Agus (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Widodo, Putri Meilynda. 2016. Pengaruh Keputusan Investasi, Pendanaan, dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi: Volume 5, Nomor 1
Wijaya, Darma Sudata, Supatmi, dan Yeterina Widi. (2009). Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Related Party Transaction. Jurnal.
Universitas Kristen Satya Wacana
Yulindar, Sonya N. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan pada PT. Semen Indonesia Tbk. Jurnal Ilmu
dan Riset Manajemen: Volume 6, Nomor 9
Yuniasih, N. W., N. K. Rasmini, dan M. G. Wirakusuma. 2012. Pengaruh pajak
dan tunneling incentive pada keputusan transfer pricing perusahaan
Manufaktur yang listing di bursa efek indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi 15.
UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Cara Tata Cara
Perpajakan.
115
LAMPIRAN-LAMPIRAN
116
LAMPIRAN I
DATA DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
No Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBN
3 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR
4 PT. Arwana Citramulla Tbk ARNA
5 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI
6 PT. Jayapari Steel Tbk JPRS
7 PT. Intan Wijaya Internasiona Tbk INCI
8 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI
9 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA
11 PT. Malindo Feedmeal Indonesia Tbk MAIN
12 PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk DAJK
13 PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL
14 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM
15 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
16 PT. Sepatu Bata Tbk BATA
17 PT. Supreme Cable Manufacturing &
Commerce
SCCO
Bersambung pada halaman berikutnya
117
LAMPIRAN I (LANJUTAN)
DATA DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
No Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
19 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA
20 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
21 PT. Mayora Indah Tbk MYOR
22 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
23 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM
24 PT. Sekar Laut Tbk SKLT
25 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk
ULTJ
26 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP
27 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
28 PT. Martina Berto Tbk MBTO
29 PT. Mandom Indonesia Tbk TCID
118
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN VARIABEL FIRM SIZE
No
NAMA PERUSAHAAN
FIRM SIZE
2013
TOTAL ASET LN(SIZE)
1 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 26,607,241,000,000 30.91
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 2,711,416,335,000 28.63
3 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 30,792,884,092,000 31.06
4 PT. Arwana Citramulla Tbk 1,135,244,802,060 27.76
5 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 2,752,078,229,707 28.64
6 PT. Jayapari Steel Tbk 376,540,741,943 26.65
7 PT. Intan Wijaya Internasiona Tbk 136,142,063,219 25.64
8 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 2,084,567,189,000 28.37
9 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 15,722,197,000,000 30.39
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 14,917,590,000,000 30.33
11 PT. Malindo Feedmeal Indonesia Tbk 2,214,398,692,000 28.43
12 PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 1,128,467,093,000 27.75
13 PT. Gajah Tunggal Tbk 15,350,754,000,000 30.36
14 PT. Selamat Sempurna Tbk 1,701,103,245,176 28.16
15 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 869,226,313,138 27.49
16 PT. Sepatu Bata Tbk 680,685,060,000 27.25
17 PT. Supreme Cable Manufacturing &
Commerce
1,762,032,300,123 28.20
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1,069,627,299,747 27.70
19 PT. Delta Djakarta Tbk 867,040,802,000 27.49
20 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 21,267,470,000,000 30.69
21 PT. Mayora Indah Tbk 9,709,838,250,473 29.90
22 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 1,822,689,047,108 28.23
23 PT. Sekar Bumi Tbk 497,652,557,672 26.93
24 PT. Sekar Laut Tbk 301,989,488,699 26.43
25 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk
2,811,620,982,142 28.66
26 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 27,404,594,000,000 30.94
27 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 1,190,054,288,000 27.81
28 PT. Martina Berto Tbk 611,769,745,328 27.14
29 PT. Mandom Indonesia Tbk 1,465,952,460,752 28.01
Bersambung pada halaman berikutnya
119
LAMPIRAN 2 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL FIRM SIZE
No
NAMA PERUSAHAAN
FIRM SIZE
2014
TOTAL ASET LN(SIZE)
1 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 28,884,973,000,000 30.99
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 2,926,360,857,000 28.70
3 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 34,314,666,027,000 31.17
4 PT. Arwana Citramulla Tbk 1,259,175,442,875 27.86
5 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 3,212,438,981,224 28.80
6 PT. Jayapari Steel Tbk 370,967,708,751 26.64
7 PT. Intan Wijaya Internasiona Tbk 147,992,617,351 25.72
8 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 2,227,042,590,000 28.43
9 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 20,862,439,000,000 30.67
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 15,730,435,000,000 30.39
11 PT. Malindo Feedmeal Indonesia Tbk 3,531,219,815,000 28.89
12 PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 1,902,696,164,000 28.27
13 PT. Gajah Tunggal Tbk 16,042,897,000,000 30.41
14 PT. Selamat Sempurna Tbk 1,749,395,000,000 28.19
15 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 1,170,752,424,106 27.79
16 PT. Sepatu Bata Tbk 774,891,087,000 27.38
17 PT. Supreme Cable Manufacturing &
Commerce
1,656,007,190,010 28.14
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1,284,150,037,341 27.88
19 PT. Delta Djakarta Tbk 991,947,134,000 27.62
20 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 24,910,211,000,000 30.85
21 PT. Mayora Indah Tbk 10,291,108,029,334 29.96
22 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2,142,894,276,216 28.39
27.20
23 PT. Sekar Bumi Tbk 649,534,031,113 26.53
24 PT. Sekar Laut Tbk 331,574,891,637 28.70
25 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk
2,917,083,567,355 30.98
26 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 28,380,630,000,000 27.84
27 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 1,236,247,525,000 27.15
28 PT. Martina Berto Tbk 619,383,082,066 28.25
29 PT. Mandom Indonesia Tbk 1,853,235,343,636 30.99
Bersambung pada halaman berikutnya
120
LAMPIRAN 2 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL FIRM SIZE
No
NAMA PERUSAHAAN
FIRM SIZE
2015
TOTAL ASET LN(SIZE)
1 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 27,638,360,000,000 30.95 2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 3,268,667,933,000 28.82 3 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 38,153,118,932,000 31.27 4 PT. Arwana Citramulla Tbk 1,430,779,475,454 27.99 5 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 2,189,037,586,057 28.41 6 PT. Jayapari Steel Tbk 363,265,042,157 26.62 7 PT. Intan Wijaya Internasiona Tbk 169,546,066,314 25.86 8 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 2,883,143,132,000 28.69 9 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 24,684,915,000,000 30.84 10 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 17,159,466,000,000 30.47 11 PT. Malindo Feedmeal Indonesia Tbk 3,962,068,064,000 29.01 12 PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 1,997,766,867,000 28.32 13 PT. Gajah Tunggal Tbk 17,509,505,000,000 30.49 14 PT. Selamat Sempurna Tbk 2,220,108,000,000 28.43 15 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 1,198,193,867,892 27.81 16 PT. Sepatu Bata Tbk 795,257,974,000 27.40 17 PT. Supreme Cable Manufacturing &
Commerce
1,773,144,328,632 28.20
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1,485,826,210,015 28.03 19 PT. Delta Djakarta Tbk 1,038,321,916,000 27.67 20 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 26,560,624,000,000 30.91 21 PT. Mayora Indah Tbk 11,342,715,686,221 30.06 22 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2,706,323,637,034 28.63 23 PT. Sekar Bumi Tbk 764,484,248,710 27.36 24 PT. Sekar Laut Tbk 377,110,748,359 26.66 25 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk
3,539,995,910,248 28.90
26 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 38,010,724,000,000 31.27 27 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 1,376,278,237,000 27.95 28 PT. Martina Berto Tbk 648,899,377,240 27.20 29 PT. Mandom Indonesia Tbk 2,082,096,848,703 28.36
Bersambung pada halaman berikutnya
121
LAMPIRAN 2 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL FIRM SIZE
No
NAMA PERUSAHAAN
FIRM SIZE
2016
TOTAL ASET LN(SIZE)
1 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 30,150,580,000,000 31.04 2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 4,368,876,996,000 29.11 3 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 44,226,895,982,000 31.42 4 PT. Arwana Citramulla Tbk 1,543,216,299,146 28.06 5 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 2,153,030,503,531 28.40
6 PT. Jayapari Steel Tbk 351,318,309,863 26.58 7 PT. Intan Wijaya Internasiona Tbk 269,351,381,344 26.32 8 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 2,615,909,190,000 28.59 9 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 24,204,994,000,000 30.82 10 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 19,251,026,000,000 30.59 11 PT. Malindo Feedmeal Indonesia Tbk 3,919,764,494,000 29.00 12 PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 1,525,823,348,000 28.05 13 PT. Gajah Tunggal Tbk 18,697,779,000,000 30.56 14 PT. Selamat Sempurna Tbk 2,264,740,000,000 28.45 15 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 1,288,683,925,066 27.88 16 PT. Sepatu Bata Tbk 804,742,917,000 27.41 17 PT. Supreme Cable Manufacturing &
Commerce
2,449,935,491,586 28.53
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 1,425,964,152,418 27.99 19 PT. Delta Djakarta Tbk 1,197,796,650,000 27.81 20 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 28,901,948,000,000 30.99
21 PT. Mayora Indah Tbk 12,922,421,859,142 30.19 22 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2,919,640,858,718 28.70 23 PT. Sekar Bumi Tbk 1,001,657,012,004 27.63 24 PT. Sekar Laut Tbk 568,239,939,951 27.07 25 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk
4,239,199,641,365 29.08
26 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 42,508,277,000,000 31.38 27 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 1,531,365,558,000 28.06 28 PT. Martina Berto Tbk 709,959,168,088 27.29 29 PT. Mandom Indonesia Tbk 2,185,101,038,101 28.41
122
LAMPIRAN 3
PERHITUNGAN VARIABEL BONUS PLAN
NO NAMA PERUSAHAAN BONUS PLAN
2013
LABA BERSIH
TAHUN T
LABA BERSIH
TAHUN T -1
INTRE
NDLB
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
5,012,294,000,000 4,763,388,000,000 1.05
2 PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk
312,183,836,000 298,512,523,000 1.05
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
5,354,298,521,000 4,926,639,847,000 1.09
4 PT. Arwana Citramulla Tbk 237,697,913,883 158,684,349,130 1.50
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
26,118,732,307 13,949,141,063 1.87
6 PT. Jayapari Steel Tbk 15,045,492,572 9,610,155,243 1.57
7 PT. Intan Wijaya Internasiona
Tbk
10,331,808,096 4,443,840,864 2.32
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
34,620,336,000 31,115,755,000 1.11
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
2,528,690,000,000 2,680,872,000,000 0.94
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk
640,637,000,000 1,074,577,000,000 0.60
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
241,632,645,000 302,421,030,000 0.80
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
68,043,305,000 27,580,319,000 2.47
13 PT. Gajah Tunggal Tbk 120,330,000,000 1,132,247,000,000 0.11
14 PT. Selamat Sempurna Tbk 338,222,792,309 254,635,403,407 1.33
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
4,840,205,736.00 5,256,556,182 0.92
16 PT. Sepatu Bata Tbk 44,373,679,000 69,343,398,000 0.64
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
104,962,314,423 169,741,648,691 0.62
18 PT. Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk
65,068,958,558 58,344,237,476 1.12
19 PT. Delta Djakarta Tbk 270,498,062,000 213,421,077,000 1.27
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
2,235,040,000,000 2,282,371,000,000 0.98
Bersambung pada halaman berikutnya
123
LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL BONUS PLAN
NO NAMA PERUSAHAAN BONUS PLAN
2013
LABA BERSIH
TAHUN T
LABA BERSIH
TAHUN T-1
INTREN
DLB
21 PT. Mayora Indah Tbk 1,058,418,939,252 744,428,404,309 1.42
22 PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbk
158,015,270,921 149,149,548,025 1.06
23 PT. Sekar Bumi Tbk 58,266,986,268 12,703,059,881 4.59
24 PT. Sekar Laut Tbk 11,440,014,188 7,962,693,771 1.44
25 PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk
325,127,420,664 353,431,619,485 0.92
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
10,818,486,000,000 9,945,296,000,000 1.09
27 PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
125,796,473,000 148,909,089,000 0.84
28 PT. Martina Berto Tbk 16,162,858,075 45,523,078,819 0.36
29 PT. Mandom Indonesia Tbk 160,148,465,833 150,373,851,969 0.30
124
LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL BONUS PLAN
NO NAMA PERUSAHAAN BONUS PLAN
2014
LABA BERSIH
TAHUN T
LABA BERSIH
TAHUN T -1
INTRE
NDLB
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
5,274,009,000,000
5,012,294,000,000
1.05
2 PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk
328,336,316,000
312,183,836,000
1.05
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
5,573,577,279,000
5,354,298,521,000
1.04
4 PT. Arwana Citramulla Tbk 261,651,053,219
237,697,913,883
1.10
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
1,948,963,064
26,118,732,307
0.07
6 PT. Jayapari Steel Tbk (6,930,478,887)
15,045,492,572
(0.46)
7 PT. Intan Wijaya
Internasiona Tbk
11,028,221,012
10,331,808,096
1.07
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
34,690,704,000
34,620,336,000
1.00
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
1,746,644,000,000
2,528,690,000,000
0.69
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk
384,486,000,000
640,637,000,000
0.60
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
(84,778,033,000)
241,632,645,000
(0.35)
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
90,592,575,000
68,043,305,000
1.33
13 PT. Gajah Tunggal Tbk 269,868,000,000
120,330,000,000
2.24
14 PT. Selamat Sempurna Tbk 421,467,000,000
352,701,000,000
1.19
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
15,111,531,641
8,720,546,989
1.73
16 PT. Sepatu Bata Tbk 70,781,440,000
44,373,679,000
1.60
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
137,618,900,727
104,962,314,423
1.31
Bersambung pada halaman berikutnya
125
LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL BONUS PLAN
NO NAMA PERUSAHAAN BONUS PLAN
2014
LABA BERSIH
TAHUN T LABA BERSIH
TAHUN T-1
INTRE
NDLB
18 PT. Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk
41,001,414,954
65,068,958,558
0.63
19 PT. Delta Djakarta Tbk 288,073,432,000
270,498,062,000
1.06
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
2,531,681,000,000 2,235,040,000,000 1.13
21 PT. Mayora Indah Tbk 409,824,768,594 1,013,558,238,779 0.40
22 PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk
188,577,521,074 158,015,270,921 1.19
23 PT. Sekar Bumi Tbk 89,115,994,107 58,266,986,267 1.53
24 PT. Sekar Laut Tbk 16,480,714,984 11,440,014,188 1.44
25 PT. Ultrajaya Milk Industry
& Trading Company Tbk
283,360,914,211 325,127,420,664 0.87
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
10,181,083,000,000 10,818,486,000,000 0.94
27 PT. Darya-Varia
Laboratoria Tbk
80,929,476,000 125,796,473,000 0.64
28 PT. Martina Berto Tbk 2,925,070,199 16,162,858,075 0.18
29 PT. Mandom Indonesia Tbk 174,314,394,101 160,148,465,833 1.09
126
LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL BONUS PLAN
NO NAMA PERUSAHAAN BONUS PLAN
2015
LABA BERSIH
TAHUN T
LABA BERSIH
TAHUN T -1
INTRE
NDLB
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
4,356,661,000,000
5,293,416,000,000
0.82
2 PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk
348,344,846,000
328,468,468,000
1.06
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
4,525,441,038,000
5,567,659,839,000
0.81
4 PT. Arwana Citramulla Tbk 71,209,943,348
261,879,784,046
0.27
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
(53,613,905,767)
3,664,436,757
-14.63
6 PT. Jayapari Steel Tbk (21,989,704,979)
6,680,383,456
-3.29
7 PT. Intan Wijaya
Internasiona Tbk
16,960,660,023
11,056,884,369
1.53
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
27,644,714,000
34,659,623,000
0.80
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
1,832,598,000,000
1,745,724,000,000
1.05
10 PT. Japfa Comfeed
Indonesia Tbk
524,484,000,000
391,866,000,000
1.34
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
(62,097,227,000)
(84,841,276,000)
0.73
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
(439,404,058,000)
90,601,742,000
-4.85
13 PT. Gajah Tunggal Tbk (313,326,000,000)
283,016,000,000
-1.11
14 PT. Selamat Sempurna Tbk 461,307,000,000
421,095,000,000
1.10
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
13,465,713,464
154,124,699,961
0.09
16 PT. Sepatu Bata Tbk 129,519,446,000
71,246,429,000
1.82
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
159,119,646,125
137,618,900,727
1.16
Bersambung pada halaman berikutnya
127
LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL BONUS PLAN
NO NAMA PERUSAHAAN BONUS PLAN
2015
LABA BERSIH
TAHUN T
LABA BERSIH
TAHUN T-1
INTRE
NDLB
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk
106,549,446,980 41,001,414,954 2.60
19 PT. Delta Djakarta Tbk 192,045,199,000 288,499,375,000 0.67
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
2,923,148,000,000 2,574,172,000,000 1.14
21 PT. Mayora Indah Tbk 1,250,233,128,560 409,618,689,484 3.05
22 PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbk
270,538,700,440 188,648,345,876 1.43
23 PT. Sekar Bumi Tbk 40,150,568,621 90,094,363,594 0.45
24 PT. Sekar Laut Tbk 20,066,791,849 16,855,973,113 1.19
25 PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk
523,100,215,029 283,061,430,451 1.85
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
10,363,308,000,000 10,181,083,000,000 1.02
27 PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
107,894,430,000 81,597,761,000 1.32
28 PT. Martina Berto Tbk (14,056,549,894) (4,209,673,280) 3.34
29 PT. Mandom Indonesia Tbk 544,474,278,014 175,828,646,432 3.10
128
LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL BONUS PLAN
NO NAMA PERUSAHAAN BONUS PLAN
2016
LABA
BERSIH
TAHUN T
LABA BERSIH
TAHUN T -1
INTRE
NDLB
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
3,870,319,000,000 4,356,661,000,000 0.89
2 PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk
259,090,525,000 354,180,062,000 0.73
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
4,535,036,823,000 4,525,441,038,000 1.00
4 PT. Arwana Citramulla Tbk 91,375,910,975 71,209,943,348 1.28
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
99,931,854,409 53,613,905,767 1.86
6 PT. Jayapari Steel Tbk (19,268,949,081) (21,989,704,979) 0.88
7 PT. Intan Wijaya Internasiona
Tbk
9,988,836,259 16,960,660,023 0.59
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
52,393,857,000 27,644,714,000 1.90
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
2,225,402,000,000 1,832,598,000,000 1.21
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk
2,171,608,000,000 524,484,000,000 4.14
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
290,230,477,000 62,097,227,000 4.67
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
(366,329,502,000) (439,404,058,000) 0.83
13 PT. Gajah Tunggal Tbk 626,561,000,000 (313,326,000,000) -2.00
14 PT. Selamat Sempurna Tbk 502,192,000,000 461,307,000,000 1.09
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
14,033,426,519 13,465,713,464 1.04
16 PT. Sepatu Bata Tbk 42,231,663,000 129,519,446,000 0.33
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
340,593,630,534 159,119,646,125 2.14
Bersambung pada halaman berikutnya
129
LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL BONUS PLAN
NO NAMA PERUSAHAAN BONUS PLAN
2016
LABA BERSIH
TAHUN T
LABA BERSIH
TAHUN T-1
INTRE
NDLB
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk
249,697,013,626 106,549,446,980 2.34
19 PT. Delta Djakarta Tbk 254,509,268,000 192,045,199,000 1.33
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
3,631,301,000,000 2,923,148,000,000 1.24
21 PT. Mayora Indah Tbk 1,388,676,127,665 1,250,233,128,560 1.11
22 PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbk
279,777,368,831 270,538,700,440 1.03
23 PT. Sekar Bumi Tbk 22,545,456,050 40,150,568,620 0.56
24 PT. Sekar Laut Tbk 20,646,121,074 20,066,791,849 1.03
25 PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk
709,825,635,742 523,100,215,029 1.36
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
12,762,229,000,000 10,363,308,000,000 1.23
27 PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
152,083,400,000 107,894,430,000 1.41
28 PT. Martina Berto Tbk 8,813,611,079 (14,056,549,894) -0.63
29 PT. Mandom Indonesia Tbk 162,059,596,347 544,474,278,014 0.30
130
LAMPIRAN 4
PERHITUNGAN VARIABEL TRANSFER PRICING
NO NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
2013
PIUTANG PIHAK
BERELASI
TOTAL
PIUTANG
RPT
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
15,204,000,000 2,519,117,000,000 0.01
2 PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk
128,191,000 35,736,258,000 0.00
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
603,934,600,000 2,916,061,904,000 0.21
4 PT. Arwana Citramulla Tbk 288,363,137,413 306,380,879,154 0.94
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
50,443,807,801 201,166,084,956 0.25
6 PT. Jayapari Steel Tbk 73,134,000,000 92,807,843,799 0.79
7 PT. Intan Wijaya Internasiona
Tbk
14,637,812,604 15,685,354,206 0.93
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
202,186,000 416,207,759,000 0.00
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
95,522,000,000 2,644,870,000,000 0.04
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk
106,411,000,000 1,249,813,000,000 0.09
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
48,570,648,000 309,118,667,000 0.16
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
8,936,951,000 339,899,235,000 0.03
13 PT. Gajah Tunggal Tbk 993,170,000,000 2,931,324,000,000 0.34
14 PT. Selamat Sempurna Tbk 25,045,378,895 561,027,272,788 0.04
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
2,520,592,061 261,287,286,031 0.01
16 PT. Sepatu Bata Tbk 8,095,025,000 43,299,158,000 0.19
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
517,527,386,750 799,525,898,469 0.65
Bersambung pada halaman berikutnya
131
LAMPIRAN 4 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL TRANSFER PRICING
NO NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
2013
PIUTANG PIHAK
BERELASI
TOTAL PIUTAN RPT
18 PT. Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk
174,265,813,265 284,131,937,391 0.61
19 PT. Delta Djakarta Tbk 1,677,263,000 123,576,732,000 0.01
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
1,769,748,000,000 2,549,415,000,000 0.69
21 PT. Mayora Indah Tbk 2,049,772,304,055 2,813,146,233,513 0.73
22 PT. Nippon
Indosari Corpindo
Tbk
4,586,597,955 183,089,019,764 0.03
23 PT. Sekar Bumi Tbk 10,579,564,226 139,216,274,687 0.08
24 PT. Sekar Laut Tbk 2,875,195,618 73,947,590,412 0.04
25 PT. Ultrajaya Milk
Industry & Trading
Company Tbk
6,735,873,458 381,952,810,801 0.02
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
17,696,307,000,000 18,917,910,000,000 0.94
27 PT. Darya-Varia
Laboratoria Tbk
56,885,101,000 377,104,867,000 0.15
28 PT. Martina Berto Tbk 265,750,783,634 277,815,321,506 0.96
29 PT. Mandom Indonesia Tbk 282,342,000,723 290,267,183,651 0.97
132
LAMPIRAN 4 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL TRANSFER PRICING
NO NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
2014
PIUTANG PIHAK
BERELASI
TOTAL PIUTANG RPT
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
32,038,000,000 2,671,590,000,000 0.01
2 PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk
3,899,215,000 80,553,246,000 0.05
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
775,100,481,000 3,432,556,555,000 0.23
4 PT. Arwana Citramulla
Tbk
372,846,558,039 392,856,746,890 0.95
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
121,510,103,765 313,875,817,692 0.39
6 PT. Jayapari Steel Tbk 140,578,970,754 159,411,872,894 0.88
7 PT. Intan Wijaya
Internasiona Tbk
15,173,532,932 17,246,171,884 0.88
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
171,654,000 400,045,577,000 0.00
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
152,281,000,000 3,537,156,000,000 0.04
10 PT. Japfa Comfeed
Indonesia Tbk
47,845,000,000 1,312,779,000,000 0.04
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
46,388,645,000 475,622,820,000 0.10
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
9,487,226,000 465,783,737,000 0.02
13 PT. Gajah Tunggal Tbk 396,150,000,000 2,338,576,000,000 0.17
14 PT. Selamat Sempurna
Tbk
12,957,000,000 574,663,000,000 0.02
15 PT. Ricky Putra
Globalindo Tbk
49,321,018,200 286,674,551,228 0.17
16 PT. Sepatu Bata Tbk 11,609,576,000 40,711,116,000 0.29
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing &
Commerce
554,748,376,882 840,603,662,188 0.66
Bersambung pada halaman berikutnya
133
LAMPIRAN 4 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL TRANSFER PRICING
NO NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
2014
PIUTANG PIHAK
BERELASI
TOTAL PIUTANG RPT
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk
198,134,188,058 315,238,141,384 0.63
19 PT. Delta Djakarta Tbk 80,577,000 218,008,089,000 0.00
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
1,839,066,000,000 2,902,202,000,000 0.63
21 PT. Mayora Indah Tbk 1,950,164,516,232 3,080,840,526,614 0.63
22 PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk
101,773,188,855 213,406,935,097 0.48
23 PT. Sekar Bumi Tbk 3,808,474,640 121,199,503,804 0.03
24 PT. Sekar Laut Tbk 2,520,044,239 82,116,256,304 0.03
25 PT. Ultrajaya Milk Industry
& Trading Company Tbk
7,808,055,718 407,449,449,974 0.02
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
161,883,000,000 1,097,937,000,000 0.15
27 PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
46,815,319,000 351,272,822,000 0.13
28 PT. Martina Berto Tbk 290,854,004,369 303,320,568,986 0.96
29 PT. Mandom Indonesia Tbk 313,689,080,745 320,449,310,585 0.98
134
LAMPIRAN 4 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL TRANSFER PRICING
NO NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
2015
PIUTANG PIHAK
BERELASI
TOTAL PIUTANG RPT
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
36,101,000,000 2,544,260,000,000 0.01
2 PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk
170,843,000 39,417,460,000 0.00
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
855,552,029,000 3,628,640,501,000 0.24
4 PT. Arwana Citramulla Tbk 397,467,569,273 413,926,177,287 0.96
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
232,567,373,440 383,337,677,096 0.61
6 PT. Jayapari Steel Tbk 137,950,000,000 169,497,353,957 0.81
7 PT. Intan Wijaya Internasiona
Tbk
14,697,474,769 26,479,845,035 0.56
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
191,731,000 468,540,886,000 0.00
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
295,762,000,000 3,346,438,000,000 0.09
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk
47,653,000,000 1,253,885,000,000 0.04
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
69,291,546,000 444,335,101,000 0.16
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
29,642,430,000 222,230,075,000 0.13
13 PT. Gajah Tunggal Tbk 1,375,085,000,000 3,530,385,000,000 0.39
14 PT. Selamat Sempurna Tbk 8,096,000,000 614,004,000,000 0.01
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
50,828,886,704 280,480,520,315 0.18
16 PT. Sepatu Bata Tbk 4,469,314,000 39,539,376,000 0.11
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
454,830,643,161 713,941,018,489 0.64
Bersambung pada halaman berikutnya
135
LAMPIRAN 4 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL TRANSFER PRICING
NO NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
2015
PIUTANG PIHAK
BERELASI
TOTAL PIUTANG RPT
18 PT. Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk
172,149,891,334 261,169,962,552 0.66
19 PT. Delta Djakarta Tbk 176,094,000 184,079,840,000 0.00
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
2,308,941,000,000 3,363,697,000,000 0.69
21 PT. Mayora Indah Tbk 2,123,977,056,837 3,379,244,630,889 0.63
22 PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk
119,893,013,240 250,544,417,433 0.48
23 PT. Sekar Bumi Tbk 6,633,212,338 94,582,964,466 0.07
24 PT. Sekar Laut Tbk 3,162,787,742 93,946,569,155 0.03
25 PT. Ultrajaya Milk Industry
& Trading Company Tbk
23,401,561,963 477,628,933,703 0.05
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
2,314,108,000,000 4,726,847,000,000 0.49
27 PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
32,605,103,000 398,510,527,000 0.08
28 PT. Martina Berto Tbk 321,711,133,969 340,982,134,778 0.94
29 PT. Mandom Indonesia Tbk 409,911,420,683 490,218,366,291 0.84
136
LAMPIRAN 4 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL TRANSFER PRICING
NO NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
2016
PIUTANG PIHAK
BERELASI
TOTAL PIUTANG RPT
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
80,737,000,000 2,616,979,000,000 0.03
2 PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk
1,084,474,000 212,743,218,000 0.01
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
663,818,373,000 4,018,283,712,000 0.17
4 PT. Arwana Citramulla Tbk 442,233,969,661 463,045,386,250 0.96
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
44,311,187,845 135,290,945,435 0.33
6 PT. Jayapari Steel Tbk 134,724,509,828 158,625,072,928 0.85
7 PT. Intan Wijaya Internasiona
Tbk
15,920,762,359 46,839,705,065 0.34
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
379,678,000 359,156,199,000 0.00
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
140,652,000,000 2,327,785,000,000 0.06
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk
65,595,000,000 1,297,333,000,000 0.05
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
71,290,715,000 424,840,572,000 0.17
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
22,035,805,000 37,833,201,000 0.58
13 PT. Gajah Tunggal Tbk 2,282,835,000,000 4,423,209,000,000 0.52
14 PT. Selamat Sempurna Tbk 10,591,000,000 737,982,000,000 0.01
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
87,709,432,560 323,215,609,082 0.27
16 PT. Sepatu Bata Tbk 2,055,397,000 41,864,368,000 0.05
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
376,319,847,008 591,615,090,370 0.64
Bersambung pada halaman berikutnya
137
LAMPIRAN 4 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL TRANSFER PRICING
NO NAMA PERUSAHAAN TRANSFER PRICING
2016
PIUTANG PIHAK
BERELASI
TOTAL PIUTANG RPT
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk
131,028,847,607 282,397,649,805 0.46
19 PT. Delta Djakarta Tbk 130,500,000 182,788,849,000 0.00
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
2,880,997,000,000 3,893,925,000,000 0.74
21 PT. Mayora Indah Tbk 2,831,124,973,353 4,388,399,378,548 0.65
22 PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbk
141,530,530,025 283,953,532,541 0.65
23 PT. Sekar Bumi Tbk 12,742,383,080 165,994,360,561 0.50
24 PT. Sekar Laut Tbk 3,207,952,872 115,080,026,360 0.08
25 PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk
21,003,018,067 504,381,100,667 0.03
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
1,681,983,000,000 4,996,420,000,000 0.04
27 PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
21,342,480,000 461,789,437,000 0.34
28 PT. Martina Berto Tbk 327,364,911,892 347,374,813,632 0.00
29 PT. Mandom Indonesia Tbk 314,905,003,168 359,293,663,469 0.94
138
LAMPIRAN 5
PERHITUNGAN VARIABEL PENGHINDARAN
PELAPORAN PAJAK
NO NAMA PERUSAHAAN PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK
2013
BEBAN PAJAK LABA SEBELUM
PAJAK
CETR
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
(1,582,860,000,000) 6,595,154,000,000 -0.24
2 PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk
(88,218,068,000) 400,401,904,000 -0.22
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
(1,566,101,213,000) 6,920,399,734,000 -0.23
4 PT. Arwana Citramulla Tbk (78,651,688,576) 316,349,602,459 -0.25
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
3,179,681,857 22,939,050,450 0.14
6 PT. Jayapari Steel Tbk (3,292,055,269) 18,337,547,841 -0.18
7 PT. Intan Wijaya
Internasiona Tbk
(359,007,284) 10,690,815,380 -0.03
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
(31,796,426,000) 66,416,762,000 -0.48
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
(922,643,000,000) 3,451,333,000,000 -0.27
10 PT. Japfa Comfeed
Indonesia Tbk
(255,310,000,000) 895,947,000,000 -0.28
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
(69,255,050,000) 310,887,695,000 -0.22
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
(23,846,486,000) 91,889,791,000 -0.26
13 PT. Gajah Tunggal Tbk (46,143,000,000) 166,473,000,000 -0.28
14 PT. Selamat Sempurna Tbk (107,817,613,944) 458,595,417,885 -0.24
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
(2,625,898,675) 7,466,104,411 -0.35
16 PT. Sepatu Bata Tbk (19,384,816,000) 63,758,495,000 -0.30
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing &
Commerce
(40,196,498,176) 145,158,812,593 -0.28
Bersambung pada halaman berikutnya
139
LAMPIRAN 5 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL PENGHINDARAN
PELAPORAN PAJAK
NO NAMA PERUSAHAAN PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK
2013
BEBAN PAJAK LABA SEBELUM
PAJAK
CETR
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk
(21,484,183,371) 86,553,141,929 -0.25
19 PT. Delta Djakarta Tbk (87,897,926,000) 358,395,988,000 -0.25
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
(733,699,000,000) 2,966,990,000,000 -0.25
21 PT. Mayora Indah Tbk (297,654,557,305) 1,356,073,496,557 -0.22
22 PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk
(52,789,633,241) 210,804,904,162 -0.25
23 PT. Sekar Bumi Tbk (20,038,059,647) 78,305,045,915 -0.26
24 PT. Sekar Laut Tbk (5,157,771,350) 16,597,785,538 -0.31
25 PT. Ultrajaya Milk Industry
& Trading Company Tbk
(111,592,767,209) 436,720,187,873 -0.26
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
(3,691,224,000,000) 14,509,710,000,000 -0.25
27 PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
(49,960,304,000) 175,756,777,000 -0.28
28 PT. Martina Berto Tbk (6,843,350,187) 23,006,208,262 -0.30
29 PT. Mandom Indonesia Tbk (58,149,236,079) 218,297,701,912 0.11
140
LAMPIRAN 5 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL PENGHINDARAN
PELAPORAN PAJAK
NO NAMA PERUSAHAAN PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK
2014
BEBAN PAJAK LABA SEBELUM
PAJAK
CETR
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
(1,515,593,000,000) 6,789,602,000,000 (0.22)
2 PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk
(66,315,221,000) 394,651,537,000 (0.17)
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
(1,517,188,688,000) 7,090,765,967,000 (0.21)
4 PT. Arwana Citramulla Tbk (86,728,384,322) 348,379,437,541 (0.25)
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
314,142,827 1,634,820,237 0.19
6 PT. Jayapari Steel Tbk (1,180,710,579) (8,111,189,456) 0.15
7 PT. Intan Wijaya Internasiona
Tbk
(330,539,707) 11,358,760,719 (0.03)
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
(26,515,662,000) 61,206,366,000 (0.43)
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
(360,248,000,000) 2,106,892,000,000 (0.17)
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk
(157,703,000,000) 542,549,000,000 (0.29)
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
(23,516,235,000) (108,294,268,000) 0.22
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
(24,397,646,000) 114,990,221,000 (0.21)
13 PT. Gajah Tunggal Tbk (124,191,000,000) 394,059,000,000 (0.32)
14 PT. Selamat Sempurna Tbk (119,683,000,000) 541,150,000,000 (0.22)
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
(7,515,713,548) 22,627,245,189 (0.33)
16 PT. Sepatu Bata Tbk (28,144,466,000) 98,925,906,000 (0.28)
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
(44,728,341,629) 182,347,242,356 (0.25)
Bersambung pada halaman berikutnya
141
LAMPIRAN 5 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL PENGHINDARAN
PELAPORAN PAJAK
NO NAMA PERUSAHAAN PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK
2014
BEBAN PAJAK LABA SEBELUM
PAJAK
CETR
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk
(16,071,129,272) 57,072,544,226 (0.28)
19 PT. Delta Djakarta Tbk (91,445,380,000) 379,518,812,000 (0.24)
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
(857,044,000,000) 3,388,725,000,000 (0.25)
21 PT. Mayora Indah Tbk (119,876,262,161) 529,701,030,755 (0.23)
22 PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk
(64,185,387,029) 252,762,908,103 (0.25)
23 PT. Sekar Bumi Tbk (20,645,137,227) 109,761,131,334 (0.19)
24 PT. Sekar Laut Tbk (7,063,322,474) 23,544,037,458 (0.30)
25 PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk
(91,996,013,563) 375,356,927,774 (0.25)
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
(3,537,216,000,000) 13,718,299,000,000 (0.26)
27 PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
(24,936,967,000) 105,866,443,000 (0.24)
28 PT. Martina Berto Tbk (2,774,368,169) 5,699,438,368 (0.49)
29 PT. Mandom Indonesia Tbk (65,114,435,511) 239,428,829,612 (0.27)
142
LAMPIRAN 5 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL PENGHINDARAN
PELAPORAN PAJAK
NO NAMA PERUSAHAAN PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK
2015
BEBAN PAJAK LABA SEBELUM
PAJAK
CETR
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
(1,287,915,000,000) 5,644,576,000,000 -0.23
2 PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk
(89,234,190,000) 443,414,252,000 -0.20
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
(1,325,482,459,000) 5,850,923,497,000 -0.23
4 PT. Arwana Citramulla Tbk (24,304,373,076) 95,514,316,424 -0.25
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
20,263,542,471 (73,877,448,238) -0.27
6 PT. Jayapari Steel Tbk 4,712,360,932 (26,702,065,911) -0.18
7 PT. Intan Wijaya Internasiona
Tbk
(2,259,981,843) 19,220,641,866 -0.12
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
(23,494,252,000) 51,138,966,000 -0.46
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
(449,030,000,000) 2,281,628,000,000 -0.20
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk
(173,193,000,000) 697,677,000,000 -0.25
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
(10,036,342,000) (72,133,569,000) 0.14
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
406,175,000 (439,810,233,000) 0.00
13 PT. Gajah Tunggal Tbk 18,543,000,000 (331,869,000,000) -0.06
14 PT. Selamat Sempurna Tbk 122,410,000,000 583,717,000,000 0.21
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
(8,932,127,892) 22,397,841,356 -0.40
16 PT. Sepatu Bata Tbk (12,924,797,000) 142,444,243,000 -0.09
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
(46,936,637,110) 206,056,283,235 -0.23
Bersambung pada halaman berikutnya
143
LAMPIRAN 5 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL PENGHINDARAN
PELAPORAN PAJAK
NO NAMA PERUSAHAAN PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK
2015
BEBAN PAJAK LABA SEBELUM
PAJAK
CETR
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk
(35,721,906,910) 142,271,353,890 -0.25
19 PT. Delta Djakarta Tbk (58,152,543,000) 250,197,742,000 -0.23
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
(1,086,486,000,000) 4,009,634,000,000 -0.27
21 PT. Mayora Indah Tbk (390,261,637,241) 1,640,494,765,801 -0.24
22 PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk
(107,712,914,648) 378,251,615,088 -0.28
23 PT. Sekar Bumi Tbk (13,479,285,258) 53,629,853,879 -0.25
24 PT. Sekar Laut Tbk (7,309,446,375) 27,376,238,223 -0.27
25 PT. Ultrajaya Milk Industry
& Trading Company Tbk
(177,575,035,200) 700,675,250,229 -0.25
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
(3,569,336,000,000) 13,932,644,000,000 -0.26
27 PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
(36,543,278,000) 144,437,708,000 -0.25
28 PT. Martina Berto Tbk (2,776,670,972) (16,833,220,866) 0.16
29 PT. Mandom Indonesia Tbk (38,647,669,480) 583,121,947,494 -0.07
144
LAMPIRAN 5 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL PENGHINDARAN
PELAPORAN PAJAK
NO NAMA PERUSAHAAN PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK
2016
BEBAN PAJAK LABA SEBELUM
PAJAK
CETR
1 PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk
(275,313,000,000) 4,145,632,000,000 -0.07
2 PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk
(90,190,025,000) 349,280,550,000 -0.26
3 PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk
(549,584,720,000) 5,084,621,543,000 -0.11
4 PT. Arwana Citramulla Tbk (32,462,388,949) 123,838,299,924 -0.26
5 PT. Alumindo Light Metal
Industry Tbk
8,890,501,302 (91,041,353,107) -0.10
6 PT. Jayapari Steel Tbk 2,432,987,050 (16,835,962,031) -0.14
7 PT. Intan Wijaya Internasiona
Tbk
(3,305,911,836) 13,294,748,095 -0.25
8 PT. Argha Karya Prima
Industry Tbk
(23,558,754,000) 75,952,611,000 -0.31
9 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
(1,731,848,000,000) 3,983,661,000,000 -0.43
10 PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk
(594,983,000,000) 2,766,591,000,000 -0.22
11 PT. Malindo Feedmeal
Indonesia Tbk
(11,385,465,000) 301,615,942,000 -0.04
12 PT. Dwi Aneka Jaya
Kemasindo Tbk
(117,206,000) (366,446,707,000) 0.00
13 PT. Gajah Tunggal Tbk (199,386,000,000) 825,947,000,000 -0.24
14 PT. Selamat Sempurna Tbk (156,016,000,000) 658,208,000,000 -0.24
15 PT. Ricky Putra Globalindo
Tbk
(9,329,017,013) 23,362,443,532 -0.40
16 PT. Sepatu Bata Tbk (23,070,359,000) 65,302,022,000 -0.35
17 PT. Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
(99,008,469,812) 439,602,100,346 -0.23
Bersambung pada halaman berikutnya
145
LAMPIRAN 5 (LANJUTAN)
PERHITUNGAN VARIABEL PENGHINDARAN
PELAPORAN PAJAK
NO NAMA PERUSAHAAN PENGHINDARAN PELAPORAN PAJAK
2016
BEBAN PAJAK LABA SEBELUM
PAJAK
CETR
18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk
(36,130,823,829) 285,827,837,455 -0.13
19 PT. Delta Djakarta Tbk (72,538,386,000) 327,047,654,000 -0.22
20 PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
(1,357,953,000,000) 4,989,254,000,000 -0.27
21 PT. Mayora Indah Tbk (338,057,000,000) 1,320,186,000,000 -0.26
22 PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbk
(457,007,141,573) 1,845,683,269,238 -0.25
23 PT. Sekar Bumi Tbk (89,639,472,867) 369,416,841,698 -0.24
24 PT. Sekar Laut Tbk (8,264,494,258) 30,809,950,308 -0.27
25 PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk
(4,520,085,462) 25,166,206,536 -0.18
26 PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
(222,657,146,910) 932,482,782,652 -0.24
27 PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk
(4,249,218,000,000) 17,011,447,000,000 -0.25
28 PT. Martina Berto Tbk (173,464,664,107) 718,958,200,369 -0.24
29 PT. Mandom Indonesia Tbk (2,967,619,292) 11,781,230,371 -0.25
146
LAMPIRAN 6 HASIL OUTPUT SPSS
Statistik Deskriptif firm size, bonus plan, keputusan transfer pricing dan
penghindaran pelaporan pajak
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean Std.
Deviation
SIZE 116 25.64 31.42 28.6528 1.46878
INTRENDLB 116 -14.63 4.67 .9266 1.85053
RPT 116 .00 .98 .3349 .33731
CETR CETR 116 -.49 .22 -.2116 .13403
Valid N
(listwise)
116
Sumber Output: SPSS 24
147
Pengujian Outlier Terhadap 200 Data Perusahaan Manufaktur
Tahun 2013 -2016
NO
Nama Perusahaan
Tahun
SIZE
INTR
ENDL
B
RPT
CETR
1 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2013 30.91 1.05 0.01 -0.24
2 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 2013 28.63 1.05 0.00 -0.22
3 PT. Holcim Indonesia Tbk 2013 30.33 0.70 0.00 -0.29
4 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 2013 31.06 1.09 0.21 -0.23
5 PT. Arwana Citramulla Tbk 2013 27.76 1.50 0.94 -0.25
6 PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 2013 28.45 1.06 0.95 -0.29
7 PT. Mulia Industrindo Tbk 2013 29.60 15.61 0.12 0.07
8 PT. Surya Toto Indonesia 2013 28.19 1.00 0.94 -0.27
9 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 2013 28.64 1.87 0.25 0.14
10 PT. Sarana Central Bajatama Tbk 2013 27.46 -4.08 0.02 -0.25
11 PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk 2013 27.81 1.97 0.22 -0.24
12 PT. Indal Alumunium Industry Tbk 2013 27.36 0.22 0.02 -0.56
13 PT. Jayapari Steel Tbk 2013 26.65 1.57 0.79 -0.18
14 PT. Lion Metal Works Tbk 2013 26.94 0.76 0.26 -0.24
15 PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 2013 28.50 8.44 0.72 0.11
16 PT. Intan Wijaya Internasiona Tbk 2013 25.64 2.32 0.93 -0.03
17 PT. Indo Acidatama Tbk 2013 26.77 0.94 0.00 -0.51
18 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 2013 28.37 1.11 0.00 -0.48
19 PT. Trias Sentosa Tbk 2013 28.81 0.54 0.03 -0.55
20 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2013 30.39 0.94 0.04 -0.27
21 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 2013 30.33 0.60 0.09 -0.28
22 PT. Malindo Feedmeal Indonesia Tbk 2013 28.43 0.80 0.16 -0.22
23 PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 2013 27.75 2.47 0.03 -0.26
24 PT. Astra International Tbk 2013 33.00 0.98 0.02 -0.19
25 PT. Astra Otoparts Tbk 2013 30.17 0.93 0.39 -0.17
26 PT. Gajah Tunggal Tbk 2013 30.36 0.11 0.34 -0.28
Bersambung pada halaman berikutnya
148
Pengujian Outlier Terhadap 200 Data Perusahaan Manufaktur
Tahun 2013 -2016
27 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2013 30.74 0.69 0.06 0.04
28 PT. Indospring Tbk 2013 28.42 1.10 0.07 -0.20
29 PT. Selamat Sempurna Tbk 2013 28.16 1.33 0.04 -0.24
30 PT. Panasia Indo Resources Tbk 2013 28.50 -70.49 0.16 -0.27
31 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 2013 27.49 0.92 0.01 -0.35
32 PT. Sepatu Bata Tbk 2013 27.25 0.64 0.19 -0.30
33 PT. Jembo Cable Company Tbk 2013 27.85 0.71 0.21 -0.20
34 PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce 2013 28.20 0.62 0.65 -0.28
35 PT. Voksel Electric Tbk 2013 28.30 0.27 0.00 -0.24
36 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 2013 27.70 1.12 0.61 -0.25
37 PT. Delta Djakarta Tbk 2013 27.49 1.27 0.01 -0.25
38 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 2013 30.69 0.98 0.69 -0.25
39 PT. Mayora Indah Tbk 2013 29.90 1.42 0.73 -0.22
40 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2013 28.23 1.06 0.03 -0.25
41 PT. Sekar Bumi Tbk 2013 26.93 4.59 0.08 -0.26
42 PT. Sekar Laut Tbk 2013 26.43 1.44 0.04 -0.31
43 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company 2013 28.66 0.92 0.02 -0.26
44 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2013 30.94 1.09 0.94 -0.25
45 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 2013 27.81 0.84 0.15 -0.28
46 PT. Indofarma (Persero) Tbk 2013 27.89 -1.28 0.01 -0.14
47 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 2013 29.32 1.01 0.00 -0.23
48 PT. Martina Berto Tbk 2013 27.14 0.36 0.96 -0.30
49 PT. Mandom Indonesia Tbk 2013 28.01 0.30 0.97 0.11
50 PT. Kedaung Indah Can Tbk 2013 25.31 3.28 0.28 -0.25
51 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2014 30.99 1.05 0.01 -0.22
52 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 2014 28.70 1.05 0.05 -0.17
53 PT. Holcim Indonesia Tbk 2014 30.48 0.70 0.00 -0.34
54 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 2014 31.17 1.04 0.23 -0.21
55 PT. Arwana Citramulla Tbk 2014 27.86 1.10 0.95 -0.25
56 PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 2014 28.49 1.22 0.97 -0.22
57 PT. Mulia Industrindo Tbk 2014 29.61 -0.26 0.04 -0.24
58 PT. Surya Toto Indonesia 2014 28.34 1.24 0.93 -0.23
59 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 2014 28.80 0.07 0.39 0.19
60 PT. Sarana Central Bajatama Tbk 2014 27.61 -0.18 0.05 -0.25
61 PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk 2014 27.93 -0.15 0.19 0.26
62 PT. Indal Alumunium Industry Tbk 2014 27.52 4.39 0.02 -0.33
Bersambung pada halaman berikutnya
149
Pengujian Outlier Terhadap 200 Data Perusahaan Manufaktur
Tahun 2013 -2016
63 PT. Jayapari Steel Tbk 2014 26.64 -0.46 0.88 0.15
64 PT. Lion Metal Works Tbk 2014 27.12 0.76 0.13 -0.22
65 PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 2014 28.54 0.66 0.82 -0.34
66 PT. Intan Wijaya Internasiona Tbk 2014 25.72 1.07 0.88 -0.03
67 PT. Indo Acidatama Tbk 2014 26.86 0.90 0.00 -0.52
68 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 2014 28.43 1.00 0.00 -0.43
69 PT. Trias Sentosa Tbk 2014 28.81 0.91 0.02 -0.52
70 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2014 30.67 0.69 0.04 -0.17
71 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 2014 30.39 0.60 0.04 -0.29
72 PT. Malindo Feedmeal Indonesia Tbk 2014 28.89 -0.35 0.10 0.22
73 PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 2014 28.27 1.33 0.02 -0.21
74 PT. Astra International Tbk 2014 33.09 0.99 0.02 -0.19
75 PT. Astra Otoparts Tbk 2014 30.30 0.96 0.37 -0.14
76 PT. Gajah Tunggal Tbk 2014 30.41 2.24 0.17 -0.32
77 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2014 30.79 -0.11 0.09 -4.55
78 PT. Indospring Tbk 2014 28.46 0.86 0.05 -0.24
79 PT. Selamat Sempurna Tbk 2014 28.19 1.19 0.02 -0.22
80 PT. Panasia Indo Resources Tbk 2014 29.07 0.48 0.15 -0.04
81 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 2014 27.79 1.73 0.17 -0.33
82 PT. Sepatu Bata Tbk 2014 27.38 1.60 0.29 -0.28
83 PT. Jembo Cable Company Tbk 2014 27.69 1.06 0.23 -0.28
84 PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce 2014 28.14 1.31 0.66 -0.25
85 PT. Voksel Electric Tbk 2014 28.07 -2.18 0.00 0.24
86 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 2014 27.88 0.63 0.63 -0.28
87 PT. Delta Djakarta Tbk 2014 27.62 1.06 0.00 -0.24
88 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 2014 30.85 1.13 0.63 -0.25
89 PT. Mayora Indah Tbk 2014 29.96 0.40 0.63 -0.23
90 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2014 28.39 1.19 0.48 -0.25
91 PT. Sekar Bumi Tbk 2014 27.20 1.53 0.03 -0.19
92 PT. Sekar Laut Tbk 2014 26.53 1.44 0.03 -0.30
93 PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company 2014 28.70 0.87 0.02 -0.25
94 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2014 30.98 0.94 0.15 -0.26
95 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 2014 27.84 0.64 0.13 -0.24
96 PT. Indofarma (Persero) Tbk 2014 27.85 -0.02 0.04 -0.84
97 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 2014 29.35 0.92 0.00 -0.21
98 PT. Martina Berto Tbk 2014 27.15 0.18 0.96 -0.49
99 PT. Mandom Indonesia Tbk 2014 28.25 1.09 0.98 -0.27
Bersambung pada halaman berikutnya
150
Pengujian Outlier Terhadap 200 Data Perusahaan Manufaktur
Tahun 2013 -2016
100 PT. Kedaung Indah Can Tbk 2014 25.30 0.63 0.29 0.26
101 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2015 30.95 0.82 0.01 -0.23
102 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 2015 28.82 1.06 0.00 -0.20
103 PT. Holcim Indonesia Tbk 2015 30.48 0.32 0.01 -0.43
104 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 2015 31.27 0.81 0.24 -0.23
105 PT. Arwana Citramulla Tbk 2015 27.99 0.27 0.96 -0.25
106 PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 2015 28.38 -2.06 0.98 -0.21
107 PT. Mulia Industrindo Tbk 2015 29.59 -1.20 0.01 -0.18
108 PT. Surya Toto Indonesia 2015 28.52 0.96 0.96 -0.25
109 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 2015 28.41 -14.63 0.61 -0.27
110 PT. Sarana Central Bajatama Tbk 2015 27.58 5.70 0.09 -0.21
111 PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk 2015 27.80 4.07 0.34 0.25
112 PT. Indal Alumunium Industry Tbk 2015 27.92 1.28 0.06 -0.50
113 PT. Jayapari Steel Tbk 2015 26.62 -3.29 0.81 -0.18
114 PT. Lion Metal Works Tbk 2015 27.18 0.94 0.22 0.21
115 PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 2015 28.81 0.74 0.87 -0.60
116 PT. Intan Wijaya Internasiona Tbk 2015 25.86 1.53 0.56 -0.12
117 PT. Indo Acidatama Tbk 2015 27.08 1.08 0.72 -0.25
118 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 2015 28.69 0.80 0.00 -0.46
119 PT. Trias Sentosa Tbk 2015 28.84 0.84 0.03 -0.50
120 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2015 30.84 1.05 0.09 -0.20
121 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 2015 30.47 1.34 0.04 -0.25
122 PT. Malindo Feedmeal Indonesia Tbk 2015 29.01 0.73 0.16 0.14
123 PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 2015 28.32 -4.85 0.13 0.00
124 PT. Astra International Tbk 2015 33.13 0.71 0.03 0.20
125 PT. Astra Otoparts Tbk 2015 30.29 0.34 0.36 0.26
126 PT. Gajah Tunggal Tbk 2015 30.49 -1.11 0.39 -0.06
127 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2015 30.13 0.35 0.10 1.12
128 PT. Indospring Tbk 2015 28.57 0.02 0.05 -0.53
129 PT. Selamat Sempurna Tbk 2015 28.43 1.10 0.01 0.21
130 PT. Panasia Indo Resources Tbk 2015 29.22 3.43 0.28 0.01
131 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 2015 27.81 0.09 0.18 -0.40
132 PT. Sepatu Bata Tbk 2015 27.40 1.82 0.11 -0.09
133 PT. Jembo Cable Company Tbk 2015 27.94 0.10 0.21 -0.71
Bersambung pada halaman berikutnya
151
Pengujian Outlier Terhadap 200 Data Perusahaan Manufaktur
Tahun 2013 -2016
134 PT. Supreme Cable Manufacturing &
Commerce
2015
28.20
1.16
0.64
-0.23
135 PT. Voksel Electric Tbk 2015 28.06 0.00 0.10 -0.88
136 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 2015 28.03 2.60 0.66 -0.25
137 PT. Delta Djakarta Tbk 2015 27.67 0.67 0.00 -0.23
138 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 2015 30.91 1.14 0.69 -0.27
139 PT. Mayora Indah Tbk 2015 30.06 3.05 0.63 -0.24
140 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2015 28.63 1.43 0.48 -0.28
141 PT. Sekar Bumi Tbk 2015 27.36 0.45 0.07 -0.25
142 PT. Sekar Laut Tbk 2015 26.66 1.19 0.03 -0.27
143
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk
2015
28.90
1.85
0.05
-0.25
144 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2015 31.27 1.02 0.49 -0.26
145 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 2015 27.95 1.32 0.08 -0.25
146 PT. Indofarma (Persero) Tbk 2015 28.06 4.56 0.03 -0.54
147 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 2015 29.47 0.90 0.00 -0.25
148 PT. Martina Berto Tbk 2015 27.20 3.34 0.94 0.16
149 PT. Mandom Indonesia Tbk 2015 28.36 3.10 0.84 -0.07
150 PT. Kedaung Indah Can Tbk 2015 25.62 -2.59 0.20 5.80
151 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2016 31.04 0.89 0.03 -0.07
152 PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 2016 29.11 0.73 0.01 -0.26
153 PT. Holcim Indonesia Tbk 2016 30.61 -1.43 0.01 0.65
154 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 2016 31.42 1.00 0.17 -0.11
155 PT. Arwana Citramulla Tbk 2016 28.06 1.28 0.96 -0.26
156 PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 2016 28.25 1.75 0.98 -0.52
157 PT. Mulia Industrindo Tbk 2016 29.68 -0.06 0.00 -2.02
158 PT. Surya Toto Indonesia 2016 28.58 0.59 0.95 0.33
159 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 2016 28.40 1.86 0.33 -0.10
160 PT. Sarana Central Bajatama Tbk 2016 27.61 -3.68 0.05 0.36
161 PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk 2016 27.86 -0.57 0.33 0.30
162 PT. Indal Alumunium Industry Tbk 2016 27.92 1.24 0.01 0.39
163 PT. Jayapari Steel Tbk 2016 26.58 0.88 0.85 -0.14
164 PT. Lion Metal Works Tbk 2016 27.25 0.92 0.22 0.23
165 PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 2016 28.71 1.83 0.75 -0.27
166 PT. Intan Wijaya Internasiona Tbk 2016 26.32 0.59 0.34 -0.25
167 PT. Indo Acidatama Tbk 2016 27.30 0.71 0.00 5.55
Bersambung pada halaman berikutnya
152
Pengujian Outlier Terhadap 200 Data Perusahaan Manufaktur
Tahun 2013 -2016
168 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 2016 28.59 1.90 0.00 -0.31
169 PT. Trias Sentosa Tbk 2016 28.82 1.34 0.03 0.46
170 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2016 30.82 1.21 0.06 -0.43
171 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 2016 30.59 4.14 0.05 -0.22
172 PT. Malindo Feedmeal Indonesia Tbk 2016 29.00 4.67 0.17 -0.04
173 PT. Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 2016 28.05 0.83 0.58 0.00
174 PT. Astra International Tbk 2016 33.20 1.17 0.03 -0.18
175 PT. Astra Otoparts Tbk 2016 30.31 1.50 0.37 -0.26
176 PT. Gajah Tunggal Tbk 2016 30.56 -2.00 0.52 -0.24
177 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk 2016 30.09 13.91 0.23 0.26
178 PT. Indospring Tbk 2016 28.54 25.63 1.00 -0.18
179 PT. Selamat Sempurna Tbk 2016 28.45 1.09 0.01 -0.24
180 PT. Panasia Indo Resources Tbk 2016 27.09 1.11 0.42 -0.22
181 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 2016 27.88 1.04 0.27 -0.40
182 PT. Sepatu Bata Tbk 2016 27.41 0.33 0.05 -0.35
183 PT. Jembo Cable Company Tbk 2016 28.09 53.73 0.17 -0.25
184
PT. Supreme Cable Manufacturing &
Commerce
2016
28.53
2.14
0.64
-0.23
185 PT. Voksel Electric Tbk 2016 28.14 577.56 0.06 -0.29
186 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 2016 27.99 2.34 0.46 -0.13
187 PT. Delta Djakarta Tbk 2016 27.81 1.33 0.00 -0.22
188 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 2016 30.99 1.24 0.74 -0.27
189 PT. Mayora Indah Tbk 2016 30.19 1.11 0.65 -0.26
190 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2016 28.70 1.03 0.65 -0.25
191 PT. Sekar Bumi Tbk 2016 27.63 0.56 0.50 -0.24
192 PT. Sekar Laut Tbk 2016 27.07 1.03 0.08 -0.27
193
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk
2016
29.08
1.36
0.03
-0.18
194 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2016 31.38 1.23 0.04 -0.24
195 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 2016 28.06 1.41 0.34 -0.25
196 PT. Indofarma (Persero) Tbk 2016 27.95 -2.65 0.05 -0.29
197 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 2016 29.52 1.03 0.03 -0.08
198 PT. Martina Berto Tbk 2016 27.29 -0.63 0.00 -0.24
199 PT. Mandom Indonesia Tbk 2016 28.41 0.30 0.94 -0.25
200 PT. Kedaung Indah Can Tbk 2016 25.66 -0.03 0.88 -0.27
153
Uji Normalitas Unresidual
Data Variabel SIZE (X1), INTRENDLB(X2), dan RPT(Z)
terhadap CETR (Y)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 106
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .05776734
Most Extreme Differences Absolute .085
Positive .085
Negative -.049
Test Statistic .085
Asymp. Sig. (2-tailed) .060c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber Output: SPSS 24
154
Grafik Normalitas Data Path Analysis
Variabel SIZE (X1), INTRENDLB(X2), dan RPT(Z)
terhadap CETR (Y)
155
Uji Linieritas Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z)
terhadap CETR (Y)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .085a .007
-.022 .05839977
a. Predictors: (Constant), Z2, X12, X22
\
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1 Regression .003 3 .001 .246 .864b
Residual .348 102 .003
Total .350 105
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
b. Predictors: (Constant), Z2, X12, X22
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.011 .020 -.531 .597
SIZE .008 .034 .024 .231 .818
INTRENDLB .006 .007 .090 .853 .396
RPT 9.494E-6 .001 .001 .011 .991
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber Output: SPSS 24
156
Grafik Linieritas Data Variabel SIZE (X1), INTRENDLB(X2),
dan RPT(Z) terhadap CETR (Y)
Uji Multikolinieritas
Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT(Z)
terhadap CETR (Y)
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
SIZE (X1) .882 1.134
INTRENDLB (X2) .879 1.138
RPT (Z) .995 1.005
1. Dependent Variable: CETR (Y)
Sumber Output: SPSS 24
157
Uji Heterokedastisitas dengan Glejser Antara Variabel SIZE (X1),
INTRENDLB (X2), dan RPT (Z) terhadap CETR (Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .042 .024 1.728 .087
SIZE .005 .032 .016 .158 .874
INTRENDLB .006 .008 .070 .686 .494
RPT .006 .002 .249 2.597 .011
a. Dependent Variable: ABSRES_1
Sumber output: SPSS 24
Uji Heterokedastisitas dengan White
Antara Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2),
dan RPT (Z) terhadap CETR (Y)
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .242a
.058 -.009 .00569
a. Predictors: (Constant), X1X2Z, INTRENDLB, SIZE, INTRENDLB, RPT, RPT, SIZE
158
Uji Heterokedastisitas dengan White (Lanjutan)
Antara Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z)
terhadap CETR (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .000 7 .000 .869 .534b
Residual .003 98 .000
Total .003 105
a. Dependent Variable: U2T
b. Predictors: (Constant), X1X2Z, INTRENDLB, SIZE, INTRENDLB, RPT, RPT, SIZE
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.018 .014
-1.266 .209
SIZE -.045 .032 -.944 -1.396 .166
INTRENDLB -.001 .002 -.094 -.678 .500
RPT .002 .002 .551 1.051 .296
SIZE -.025 .020 -.793 -1.282 .203
INTRENDLB .001 .001 .169 1.083 .282
RPT .000 .000 .310 .836 .405
X1X2Z -.004 .003 -.738 -1.401 .164
a. Dependent Variable: U2T
Sumber output: SPSS 24
159
Grafik Heteorokedastisitas Data
Variabel SIZE (X1), INTRENDLB(X2), dan RPT(Z) terhadap CETR (Y)
160
Matriks Koefisien Korelasi Antar Variabel
Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT(Z) terhadap CETR (Y)
Correlations
LNX1 LNX2 RPT CETR
LNX 1 Pearson Correlation 1 -.048 .284** -.191*
Sig. (2-tailed) .607 .003 .040
N 116 116 106 116
LNX 2 Pearson Correlation -.048 1 .427** .211*
Sig. (2-tailed) .607 .000 .023
N 116 116 106 116
RPT Pearson Correlation .284** .427**
1 .319**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .001
N 106 106 106 106
CET R Pearson Correlation -.191* .211*
.319** 1
Sig. (2-tailed) .040 .023 .001
N 116 116 106 116
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Output SPSS 24
161
Hubungan Kausal X1. X2, dan Z terhadap Y
Hubungan Kausal Sub-Struktur 1
Model 1: Variabel SIZE (X1), INTRENDLB(X2),
dan RPT(Z) terhadap CETR (Y)
𝜀1
(X )
INTREND
L B
𝜌𝜀1
0,319 r
24=
0,21
1
ρ
𝜌32
23 = 0,427 34= r
r
CETR
(Y) RPT (Z)
43 𝜌 r
13 = 0,284
𝜌31
𝜌𝜀 𝜌
41
r14= -
0,191
SIZE
(X1)
𝜀2
INTRENDLB
(X2)
𝜌32
R23
TRP (Z)
31
𝜌𝜀1
𝜌 r
13
𝜀1
LOG(SIZE)
(X1)
162
Uji Anova Sub-Struktur 1
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F
1 Regression 63.625 2 31.813 19.614
Residual 167.061 103 1.622
Total 230.687 105
a. Dependent Variable: RPT
b. Predictors: (Constant), LNX2, LNX1
Sumber output: SPSS 24
Koefsien Jalur Sub-Struktur 1
Model 1: Variabel SIZE (X1), INTRENDLB(X2),
terhadap RPT(Z)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.515 .331
10.619 .000
SIZE (X1) .810 .222 .306 3.642 .000
INTRENDLB (X2) .442 .084 .442 5.271 .000
a. Dependent Variable: RPT (Z)
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .525a .276 .262 1.27356
a. Predictors: (Constant), LNX2, LNX1
Sumber: Output SPSS 24
163
Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 1 Variabel SIZE (X1),
INTRENDLB (X2), terhadap RPT (Z)
Hubungan Kausal Sub-Struktur 2
Variabel SIZE (X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z) terhadap CETR(Y)
INTRENDLB
(X2)
𝜌32=0,442
r23=0,427
RPT (Z)
r13=0,284
𝜌𝜀 =0,851
=0,306 31 𝜌
𝜀1
SIZE
(X1)
𝜀1
(X )
43 INTRENDL ρ
B
𝜌𝜀 =0,851
r24=0,211
𝜌32= 0,442
r34=
0,319 r23 = 0,427
CETR
(Y) TRP (Z)
43 𝜌 r
13 = 0,284
𝜌𝜀2
𝜌41
r14= -0,191
𝜌31=
0,306
(X )
SIZE
𝜀2
164
Uji Anova Sub-Struktur 2
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F
1 Regression .200 3 .067 19.368
Residual .350 102 .003
Total .550 105
a. Dependent Variable: CETR
b. Predictors: (Constant), RPT, SIZE, INTRENDLB
Sumber Ouput: SPSS 24
Koefisiens Jalur Sub-Struktur 2 Model 2: Variabel SIZE (X1),
INTRENDLB(X2), dan RPT (Z) terhadap CETR (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .471 .039
11.976 .000
SIZE (X1) .280 .051 .458 5.447 .000
INTRENDLB (X2) .067 .013 .433 5.141 .000
RPT (Z) .017 .004 .353 4.454 .000
a. Dependent Variable: CETR (Y)
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .602a .363 .344 .05861
a. Predictors: (Constant), RPT, SIZE, INTRENDLB
Sumber: Output SPSS 24
165
Gambar 4. 9 Hubungan Kausal Empiris pada Sub-Struktur 2 Variabel SIZE
(X1), INTRENDLB (X2), dan RPT (Z)
Terhadap CETR (Y)
𝜀
(X )
=0,851
𝜌𝜀
r24=
0,211
ρ42=0,433
CETR
(Y)
𝜌43=0,35
r34=
0,319 r23 = 0,427
𝜌32=
0,442
INTRENDL
B
RPT (Z)
6 r13 = 0,284
𝜌41=0,458
𝜌31=0,30
𝜌𝜀2=0,798
r14= -0,191
(X )
SIZE
𝜀2
166
Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis
No Hipotesis Uji Statistik Keputusan H0 Kesimpulan
1. SIZE berpengaruh
terhadap RPT
H0: 𝜌31 ≤ 0
H1: 𝜌31 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
2. INTRENDLB
berpengaruh terhadap
RPT
H0: 𝜌32 ≤ 0 H1:
𝜌32 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
4. SIZE berpengaruh
terhadap CETR (Y)
H0: 𝜌41 ≤ 0
H1: 𝜌41 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
5. INTRENDLB
berpengaruh terhadap
CETR
H0: 𝜌42 ≤ 0 H1:
𝜌42 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
6. RPT berpengaruh
langsung terhadap
CETR
H0: 𝜌43 ≤ 0 H1:
𝜌43 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
Rangkuman Persentase Pengaruh Variabel Eksogen X1, dan X2 terhadap
Variabel Endogen (Z) pada Sub-Struktur-1
Variabel Pengaruh Langsung
Terhadap Transfer Pricing (Z)
SIZE (X1) 0,306 (30,6%)
INTRENDLB (X2) 0,442 (44,2%)
167
Rangkuman Persentase Pengaruh Variabel Eksogen X1, X2, dan Z terhadap
Variabel Endogen (Y) pada Sub-Struktur-2
Variabel Pengaruh
Langsung
Terhadap CETR
(Y)
Pengaruh Tidak
Langsung Melalui
RPT (Z)
Pengaruh
Total
SIZE (X1) 0,458 (45,8%) 0,162 (16,2%) 0,62 (62%)
INTRENDLB
(X2)
0,433 (43,3%) 0,153 (15.3%) 0,586 (58,6%)
RPT (Z) 0,353 (35,3%)