Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan...

download Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in Sacco (Daftar Isi)

of 65

Transcript of Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan...

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    1/65

    ESTIMASI NILAI HERITABILITAS, NILAI PEMULIAAN

    DAN KORELASI FENOTIP STATISTIK VITAL SAPI HASIL

    PERSILANGAN LIMOUSIN DAN MADURA PADA

    KELOMPOK UMUR 12-14 BULAN DI MADURA

    SKRIPSI

    Oleh:

    Rani Nuringati

    NIM. 0610510046

    JURUSAN PRODUKSI TERNAK

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2010

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    2/65

    ESTIMASI NILAI HERITABILITAS, NILAI PEMULIAAN

    DAN KORELASI FENOTIP STATISTIK VITAL SAPI HASIL

    PERSILANGAN LIMOUSIN DAN MADURA PADA

    KELOMPOK UMUR 12-14 BULAN DI MADURA

    SKRIPSI

    Oleh:

    Rani Nuringati

    NIM. 0610510046

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

    Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

    JURUSAN PRODUKSI TERNAK

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2010

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    3/65

    ESTIMASI NILAI HERITABILITAS, NILAI PEMULIAAN

    DAN KORELASI FENOTIP STATISTIK VITAL SAPI HASIL

    PERSILANGAN LIMOUSIN DAN MADURA PADA

    KELOMPOK UMUR (12-14 BULAN) DI MADURA

    SKRIPSI

    Oleh:

    Rani NuringatiNIM. 0610510046

    Telah dinyatakan lulus dalam ujian Sarjana

    Pada Hari/Tanggal :

    Menyetujui:

    Pembimbing Utama Tanda Tangan Tanggal

    Dr.Ir.V.M.Ani N, MSc

    NIP. 19640623 199002 2 001 .. .

    Pembimbing Pendamping

    Dr. Ir. Sucik Maylinda, MS

    NIP. 19560928 198103 2 003 . .....

    Tim Penguji

    Ir. Kuswati, MS

    NIP. 19580711 198601 2 002 ..... ..

    Mengetahui:

    Dekan

    Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP

    NIP. 19560603 198203 2 001

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    4/65

    i

    RIWAYAT PENULIS

    Penulis dilahirkan di Blitar pada tanggal 23 Maret 1988 sebagai anak

    pertama dari 3 bersaudara pasangan Bapak Edy Santoso dan Ibu Ibti Kamilah.

    Menempuh pendidikan formal Pada tahun 2000 lulus Sekolah Dasar di

    Sekolah Dasar Negeri Babadan VI Wlingi, tahun 2003 lulus dari SLTP di SLTP

    Negeri 1 Wlingi dan tahun 2006 lulus SMU di SMU Negeri 1 Kesamben. Pada

    tahun 2006 penulis melanjutkan studi di Fakultas Peternakan Jurusan Produksi

    Ternak Universitas Brawijaya Malang melalui jalur PSB.

    Aktivitas Penulis selama menjadi mahasiswa Fakultas Peternakan

    Universitas Brawijaya adalah aktif pada Himpunan Mahasiswa Produksi Ternak

    Pada periode 2006/2007. Pada periode 2009/2010 aktif dalam Badan Eksekutif

    Mahasiswa. Pada periode 2007/2010 penulis mendapat kesempatan sebagai

    asisten mata kuliah Ternak Perah. Penulis pernah melaksanakan Praktek Kerja

    Lapang (PKL) di KUD Karangploso Kabupaten Malang.

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    5/65

    ii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya,

    yang senantiasa membimbing peneliti sehingga dapat menyelesaikan laporan

    skripsi yang berjudul Heritabilitas, Nilai Pemuliaan Dan Korelasi Fenotip

    Statistik Vital Sapi Hasil Persilangan Limousin Dan Madura Pada Kelompok

    Umur (12-14 Bulan) Di Madura. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar sarjana peternakan di Fakultas Peternakan Universitas

    Brawijaya.

    Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan hormat dan terima kasih

    setulusnya kepada:

    1.

    Dr. Ir. V. M. Ani. N, M.Sc selaku dosen pembimbing utama yang telah

    banyak memberikan bimbingan, dukungan, nasehat, dorongan dan

    motivasi selama penelitian dan penulisan laporan.

    2.

    Dr. Ir. Sucik Maylinda, MS selaku dosen pembimbing pendamping yang

    telah memberikan saran dan bimbingan, petunjuk serta saran-saran yang

    telah diberikan.

    3.

    Ir. Kuswati, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan

    bimbingan pada proses penyelesaian penulisan laporan.

    4.

    Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas

    Brawijaya.

    5. Kedua orang tua tercinta, teman-teman dan seluruh pihak-pihak terkait

    yang membantu kelancaran penelitian selama berada di Madura dan

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    6/65

    iii

    dalam penulisan laporan yang tidak dapat disebutkan satu persatu

    namanya.

    Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi peneliti maupun mahasiswa

    khususnya, serta semu pihak yang terkait. Dalam penulisan laporan peneliti

    menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak

    kekurangan, oleh karena itu peneliti megharapkan saran dan kritik yang

    membangun bagi peneliti untuk dapat menyampaikan tulisan dengan baik.

    Malang, 02 Agustus 2010

    Peneliti

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    7/65

    HE

    CORRE

    (LIMO

    Thealue and

    Limousin-

    sires and 6

    urposive s

    aternal hal

    ariance wi

    chest girth,

    adura) ca

    re categori

    ength, with

    alue of ch

    alue. The r

    eywords:

    ITABILI

    ATION O

    USIN - MA

    aim of this r phenotyp

    adura) catt

    1 dams. M

    mpling tec

    sib correlat

    th unbalanc

    body lengt

    tle were to

    zed as med

    ers height i

    st girth co

    ank of the si

    eritability,

    Y , BREE

    STATIS

    DURA) C

    esearch wac correlati

    le on the a

    ethod used

    hnique. He

    ion. The sta

    ed model.

    , and with

    0.2680.39

    um. There

    Madura c

    ld be used

    re were as f

    Phenotypic

    iv

    BSTRAC

    ING VAL

    ICS VITA

    TTLE ON

    to estimaten of statis

    e of 12-14

    was direct

    itability w

    tistical met

    he result

    ers height

    6, 0.1180.

    is no relat

    ossbreed (

    o rank the

    ollows 8994

    Correlation

    UE AND P

    IN MAD

    12 14 M

    the value otics vitals

    onth. The

    observatio

    s estimated

    od used w

    howed that

    f Madura

    33, 0.145

    onship bet

    imousin-M

    sires due to

    0, 89705,89

    , Statistics

    ENOTYP

    RA CRO

    NTHS O

    heritabilitn Madura

    materials u

    in the fi

    based on

    s one-way

    heritabilit

    crossbreed

    0.345 respe

    een chest

    dura) cattl

    its highest

    808.

    ital

    IC

    SBRED

    AGE

    , breedingcrossbreed

    sed were 7

    ld with a

    nalysis of

    analysis of

    values of

    Limousin-

    tively and

    irth, body

    . Breeding

    heritability

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    8/65

    v

    RINGKASAN

    HERITABILITAS, NILAI PEMULIAAN DAN KORELASI FENOTIP

    STATISTIK VITAL SAPI HASILPERSILANGAN LIMOUSIN DAN

    MADURA PADA KELOMPOK UMUR

    (12-14 BULAN) DI MADURA

    Penelitian ini dilaksanakan di empat kabupaten di Madura yaitu, Kabupaten

    Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan. Pada tanggal 17 Januari sampai

    dengan 30 April 2010.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi nilai heritabilitas dan

    korelasi fenotip statistik vital sapi Madura persilangan (Limousin-Madura) pada

    kelompok umur 12-14 Bulan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

    sebagai pedoman dalam program pemuliaan ternak khususnya seleksi sehingga

    dapat meningkatkan mutu genetik ternak dan sebagai bahan informasi untuk

    penelitian lebih lanjut.

    Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sapi hasil persilangan

    Limousin dan Madura sebanyak 61 ekor yang berasal dari 7 pejantan dan 61betina. Mistar ukur, dan pita ukur yang dipergunakan untuk mengukur statistik

    vital. Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung di lapang dengan

    pengambilan sampel dengan teknik purposive yaitu pengambilan data

    berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.

    Hasil penelitian menunjukkan nilai heritabilitas lingkar dada, panjang

    badan, dan tinggi gumba sapi madura hasil persilangan adalah sebesar 0,268

    0,396, 0,118 0,333, 0,145 0,345 dalam kategori sedang. Nilai korelasi fenotip

    lingkar dada dengan panjang badan, panjang badan dan tinggi gumba, lingkar

    dada dengan tinggi gumba pada sapi Limousin-Madura yaitu sebesar 0,083, 0,241,

    0,019 variabel yang dikorelasikan tidak terdapat hubungan. Berdasarkan

    heritabilitas Lingkar dada tiga pejantan yang memiliki nilai pemuliaan tinggi yaitu

    89940, 89705, 89808. Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai heritabilitas

    statistik vital (lingkar dada, panjang badan, dan tinggi gumba) sapi madura hasil

    persilangan yang diperoleh tergolong sedang dan tidak terdapat hubungan korelasi

    antara variable statistik vital. Dalam upaya peningkatan produktivitas sapi

    Limousin-Madura, disarankan untuk menggunakan pejantan Limousin kode

    89940, 89705, 89808 karena memiliki nilai individu yang tinggi jika

    dibandingkan dengan populasinya. Dalam pelaksanaan seleksi terhadap Statistik

    vital sebaiknya digunakan jumlah data yang lebih dari 61 ekor dan jumlah

    pejantan yang lebih dari 7 agar estimasi akurat dan mendapatkan nilai taksiran

    yang tepat .

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    9/65

    vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    RIWAYAT PENULIS.......................................................................... i

    KATA PENGANTAR........................................................................... iiABSTRACT........................................................................................... iv

    RINGKASAN........................................................................................ v

    DAFTAR ISI........................................................................................

    DAFTAR TABEL.................................................................................

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................

    vi

    viii

    ix

    DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ x

    I. PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang................................................................................ 1

    1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 2

    1.3. Tujuan Penelitian............................................................................. 31.4. Kegunaan Penelitian........................................................................ 3

    1.5. Kerangka Pikir................................................................................. 3

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Sapi Madura .................................................................................. 5

    2.2. Sapi Limousin ............................................................ 6

    2.3. Persilangan ................................................................................. 6

    2.4. Statistik Vital ................................................................................. 8

    2.5. Heritabilitas (h2) .............................................................................

    2.6. Nilai Pemuliaan .............................................................................

    2.7. Korelasi Fenotip..............................................................................

    10

    14

    15

    III. METODE PENELITIAN

    3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 17

    3.2. Materi Penelitian.............................................................................. 17

    3.3. Metode Penelitian............................................................................ 17

    3.4. Variabel Pengamatan....................................................................... 17

    3.5. Prosedur Penelitian.......................................................................... 18

    3.6. Analisis Data.................................................................................... 18

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Nilai Statistik Vital Sapi Hasil Persilangan..................................... 23

    4.2. Heritabilitas Statistik Vital (Lingkar Dada, Panjang Badan,

    Tinggi Gumba) Sapi Maadura Persilangan..................... 24

    4.3. Nilai Pemuliaan Statistik Vital Sapi Madura Persilangan....... 27

    4.4. Nilai Korelasi Statistik Vital Sapi Madura Persilangan...............29

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    10/65

    vii

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan......................................

    5.2. Saran................................................32

    32

    DAFTAR PUSTAKA........................... 33

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    11/65

    viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1.

    Ukuran Statistik Vital Sapi Lokal di Indonesia................................. 10

    2.

    Ukuran Statistik Vital Sapi Limousin ............................................... 103.

    Persyaratan Bibit Sapi Madura ......................................................... 10

    4. Analisis Ragam ................................................................................. 19

    5.

    Nilai Statistik Vital Sapi Hasil Persilangan Limousin- Madura ....... 23

    6.

    Nilai Heritabilitas Statistik Vital (Lingkar Dada, Panjang Badan,

    Tinggi Gumba) Sapi Hasil Persilangan Limousin-Madura ............... 24

    7. Nilai Pemuliaan Pejantan Limousin .................................................. 27

    8.

    Nilai Korelasi Fenotip Statistik Vital Sapi Hasil Persilangan

    Limousin-Madua ............................................................................... 29

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    12/65

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    9.

    Diagram Alir Kerangka Pikir Penelitian ........................................... 4

    10.

    Pengukuran Panjang Badan Dan Lebar Dada Ternak Sapi ............... 9

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    13/65

    x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Tabel Halaman

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Data Ukuran Statistik Vital Sapi Hasil PersilanganLimousin-Madura..

    Perhitungan Heritabilitas dan Galat Baku Statistik Vital

    Sapi Hasil Persilangan Limousin-Madura .......

    Perhitungan Korelasi Fenotip Dan thitung Statistik Vital Sapi

    Hasil Persilangan Limousin-Madura ...............

    Perhitungan Nilai Pemuliaan (NP)/BV.

    Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ...

    36

    41

    47

    49

    52

    .

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    14/65

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Sapi Madura merupakan salah satu sapi yang banyak dikembangbiakan di

    pulau Madura. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa potensi sapi Madura

    banyak mengalami penurunan. Menurut Soehadji (1992) penurunan ini dapat

    diketahui dari rendahnya performans sapi Madura yang menunjukkan mutu bibit

    yang rendah. Sebagai aset nasional, sapi Madura perlu ditingkatkan

    produktivitasnya terutama dari segi mutu genetik.

    Ada beberapa cara untuk meningkatkan produktivitas ternak khususnya

    sapi potong yaitu, perbaikan mutu makanan ternak, perbaikan tata laksana dan

    peningkatan mutu genetik (Karnaen, 2001). Peningkatan mutu genetik ternak

    dapat ditingkatkan dengan program persilangan yang bertujuan untuk

    menggabungkan beberapa sifat yang semula terdapat pada dua bangsa yang

    berbeda, ke dalam satu bangsa hasil persilangan. Pada era tahun 90-an para

    peternak di wilayah Madura belum begitu mengenal progam persilangan. Namun

    pada masa sekarang ini program persilangan menggunakan pejantan Limousin

    melalui IB sudah berkembang cukup marak di pulau Madura. Hal ini dikarenakan

    masyarakat sudah dapat melihat secara nyata hasil persilangan Sapi Limousin

    dengan sapi Madura memiliki kualitas daging yang bagus dan laju pertumbuhan

    yang lebih cepat (Wibisono.2009a). Namun apabila program persilangan antara

    sapi Limousin dengan sapi Madura perkembangannya tidak terkontrol

    dikhawatirkan akan mengancam hilangnya darah murni sapi Madura sebagai

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    15/65

    2

    sumber plasma nutfah Indonesia yang harus dijaga kelestariannya

    (Nurgiartiningsih, 2009).

    Program pemuliaan ternak sapi Madura akan efektif bila tersedia data

    dasar untuk menghitung parameter genetik sifat-sifat kuantitatif ternak seperti

    nilai heritabilitas. Nilai heritabilitas merupakan parameter untuk mengukur

    potensi genetik individu dan sebagai penentu kemajuan genetik akibat seleksi.

    Pengetahuan tentang nilai korelasi antara dua sifat pada ternak penting karena

    dengan diketahuinya nilai korelasi, maka produktivitas ternak dimasa mendatang

    dapat diketahui berdasarkan catatan produktivitas pada saat ini (Karnaen, 2001).

    Berdasarkan paradigma tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk

    menduga heritabilitas, nilai pemuliaan, korelasi fenotip performans statistik vital

    pada sapi hasil persilangan Madura dan Limousin.

    1.2 Rumusan masalah

    Peningkatkan produktivitas sapi Madura dapat dilakukan dengan cara

    seleksi untuk mendapatkan ternak yang unggul. Pada umumnya seleksi hanya

    didasarkan pada performans dari luar saja, tidak didasarkan pada potensi genetik

    ternak. Potensi genetik ternak diukur dengan nilai pemuliaan (breeding value)

    yang merupakan hasil kali nilai heritabilitas dengan keunggulan individu

    dibandingkan rerata populasi. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dihitung

    besarnya nilai heritabilitas dan nilai pemuliaan ukuran statistik vital sapi hasil

    persilangan Limousin dan Madura, serta bagaimana korelasi fenotip dari ukuran

    statistik vital sapi hasil persilangan Limousin dan Madura.

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    16/65

    3

    1.3

    Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menduga nilai heritabilitas, nilai

    pemuliaan dan korelasi fenotip statistik vital sapi hasil persilangan Limousin-

    Madura pada kelompok umur 12-14 Bulan.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi,

    sebagai pedoman dan pertimbangan tentang pentingnya pelaksanaan program

    seleksi sapi Madura hasil persilangan dengan pejantan Limousin berdasarkan

    estimasi heritabilitas, nilai pemuliaan dan korelasi fenotip statistik vital, sehingga

    produktivitas sapi Madura dapat ditingkatkan.

    I.5Kerangka Pikir

    Metode perbaikan kualitas sapi yang memiliki produktivitas rendah dapat

    ditempuh dengan program persilangan. Program persilangan berkembang sangat

    pesat di pulau Madura. Hal ini dikarenakan persilangan antara sapi Limousin

    dengan sapi Madura mampu memberikan hasil yang nyata pada laju pertumbuhan

    jika dibandingkan sapi Madura murni. Statistik vital dapat digunakan sebagai

    ukuran dalam evaluasi sapi hasil persilangan dan berhubungan dengan bobot

    badan.

    Nilai heritabilitas bermanfaat untuk memprediksi nilai pemuliaan dan

    kemajuaan genetik ternak akibat seleksi. Korelasi antara ukuran statistik vital

    perlu diketahui dikarenakan dengan mengetahui nilai korelasi berdasarkan catatan

    produktivitas pada saat ini, maka produktivitas dimasa mendatang dapat

    diketahui

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    17/65

    4

    Gambar 1. Diagram alir kerangka pikir penelitian

    Evaluasi Potensi Genetik

    Korelasi Fenotip

    Sapi Madura

    Produktivitas Rendah

    Persilangan Dengan

    Sapi Limousin

    Statistik Vital

    (PSDS) Tahun 2014Produksi Daging

    Rendah

    Heritabilitas

    Peningkatan Genetik Sapi

    Madura Hasil Persilangan

    Nilai Pemulian

    Respon seleksi

    Evaluasi Potensi Genetik

    Korelasi Fenotip

    Sapi Madura

    Produktivitas Rendah

    Persilangan Dengan

    Sapi Limousin

    Statistik Vital

    (PSDS) Tahun 2014Produksi Daging

    Rendah

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    18/65

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Sapi Madura

    Sapi Madura berasal dari hasil persilangan antara Bibos sondaicus

    (Banteng) dengan Bos indicus atau (Zebu) (Hardjosubroto, 1994), yang secara

    genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta

    tahan terhadap serangan caplak. Sapi Madura merupakan salah satu ras murni

    Indonesia yang berkembang di pulau Madura. Bukan hanya mempunyai tempat

    khusus di kehidupan para petani di Madura, sapi Madura juga membawa pengaruh

    terhadap tradisi budaya yang memberikan efek positip terhadap kelestarian sapi

    Madura (Erlangga, 2009).

    Sapi Madura baik jantan maupun betina memiliki ciri-ciri warna merah

    bata atau kuning muda kecoklatan, tanduk melengkung setengah bulan dengan

    ujung mengarah kedepan, pinggir telinga dan pinggir mata berwana hitam dengan

    warna putih tanpa batas yang jelas disekitar pantat, pada jantan terdapat punuk,

    sedangkan pada sapi Madura betina punuk tidak berkembang (Gunawan, 1993).

    Menurut Wibisono (2009b

    ), sapi Madura tergolong sapi berukuran kecil. Tinggi

    sapi jantan berkisar 120 cm dan betina 105 cm. Bobot hidup berkisar 220-250 kg.

    Pada sapi jantan, gumba berkembang dengan baik sedangkan sapi betina, gumba

    tidak tampak jelas. Secara umum, Sapi Madura memiliki beberapa keunggulan

    seperti; mudah dipelihara, dapat beradaptasi dengan baik, tahan terhadap pakan

    kualitas rendah.

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    19/65

    6

    2.2 Sapi Limousin

    Sapi Limousin adalah sapi bangsaBos taurusyang dikembangkan pertama

    kali di Perancis. Sapi Limousin merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan

    yang lebih baik dari sapi Simmental. Memiliki warna bulu coklat tua kecuali

    disekitar ambing berwarna putih serta lutut ke bawah dan sekitar mata berwarna

    lebih muda. Bentuk tubuh besar, panjang, padat dan kompak. Keunggulan dari

    jenis sapi Limousin adalah pertumbuhan badannya yang sangat cepat, bobot lahir

    tergolong kecil sampai medium yang akan berkembang pesat pada saat sapi

    dewasa, fertilitas cukup tinggi, mudah melahirkan, mothering ability baik

    (Blakely dan Bade, 1998).

    Secara genetik, sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari

    wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen

    yang besar, voluntary intake(kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan

    yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rateyang cepat, sehingga menuntut

    tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur. Di Indonesia sapi Limousin

    disilangkan dengan berbagai jenis sapi lain seperti sapi PO dan Madura, yang

    bertujuan untuk meningkatkan performans sapi lokal Indonesia (Erlangga, 2009).

    2.3 Persilangan

    Kartasudjana (2001a) menyatakan dalam program pemuliaan ternak

    dikenal dua cara pengembangbiakan yaitu silang dalam dan silang luar.

    1. Inbreeding/ silang dalam merupakan perkawinan antar ternak yang berkerabat.

    Keuntungan dari pelaksanaan silang dalam ini adalah untuk membuat individu

    yang disilangkan mirip satu sama lain (homosigositas meningkat),

    melestarikan sifat yang diinginkan. Sedangkan kerugian dari silang dalam ini

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    20/65

    7

    dapat menurunkan performans seperti pertumbuhan dan reproduksi

    (Hardjosubroto, 1994).

    2.

    Perkawinan antar ternak yang tidak berkerabat (outbreeding) yang meliputi:

    a. Crossbreeding

    Crossbreedingmerupakan perkawinan dua individu yang berbeda bangsa

    dengan tujuan secara genetik untuk meningkatkan persentase

    heterosigositas yang mempengaruhi hasil dari keturunannya sehingga nilai

    variasi genetik meningkat (Warwik, Astuti, Hardjosubroto, 1984).

    Perkawinan silang atau cross breeding sebagai salah satu sistem

    perkawinan, diharapkan akan memberi ekspresi sifat hibrida atau

    setidaknya menyamakan rataan sifat yang bernilai ekonomis dari kedua

    tetua bangsa yang disilangkan (Lasley, 1978). Perkawinan silang

    merupakan manajemen yang penting dalam suatu industri peternakan sapi

    potong untuk meningkatkan produktivitas ternak (Hansen, 2007).

    b. Out crossing

    Outcrossing adalah persilangan antara ternak dalam satu bangsa tetapi

    tidak mempunyai hubungan kekerabatan. Tujuan utama out crossing

    adalah untuk menjaga kemurnian bangsa ternak tertentu tanpa silang

    dalam (Hardjosubroto, 1994).

    c.

    Grading up

    Grading upadalah persilangan balik yang terus menerus yang diarahkan

    terhadap suatu bangsa ternak tertentu. Contoh Grading up di Indonesia

    dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda yang disebut Ongolisasi.Sapi

    betina lokal Indonesia dikawinkan dengan pejantan Ongol terus menerus,

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    21/65

    8

    sehingga terbentuk sapi yang disebut peranakan Ongol (Kartasudjana,

    2001a).

    Usaha untuk meningkatkan mutu genetik sapi Madura adalah dengan

    menyilangkan sapi murni Madura dengan pejantan Limousin. Metode yang dapat

    digunakan adalah IB. IB merupakan salah satu bentuk teknologi dalam bidang

    reproduksi ternak dengan cara peletakan sperma ke follicle ovarian

    (intrafollicular), uterus (intrauterine), cervix (intracervical), atau tube fallopian

    (intratubal) ternak betina dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan

    kopulasi alami atau tanpa perlu seekor pejantan (Kartasudjana, 2001b

    ). Hasil

    program persilangan antara sapi Limousin dan sapi Madura mempunyai beberapa

    keunggulan yaitu : memiliki daya tahan fisik yang cukup kuat dan kualitas daging

    yang sangat bagus (Wibisono, 2009a). Keunggulan lainya adalah mampu

    menghasilkan bobot lahir sapi lebih besar yaitu mencapai 25 kg sedang sapi murni

    15 kg. Pertumbuhannya juga lebih cepat, pertambahan bobot badan harian

    mencapai 1,2 kg/hari dalam jangka waktu 4-6 bulan (Anonimous, 2008).

    2.4 Statistik Vital

    Pengukuran secara exterior yaitu pengukuran dan pengamatan bentuk

    tubuh yang tampak dari luar yang merupakan cara paling mudah. Pengukuran

    ukuran tubuh yang tampak dari luar atau statistik vital merupakan cara alternatif

    untuk mengestimasi bobot badan sapi dan untuk meminimalkan kendala dalam

    melakukan penimbangan dengan menggunakan timbangan (Lasfeto, 2007).

    Pengukuran secara exterior dapat dipergunakan utuk menentukan bobot

    fisik tubuh ternak sapi dan dapat digunakan untuk mengestimasi berat karkas pada

    ternak sapi, berdasarkan hasil penelitian (Pratomo, 2008), pengukuran lingkar

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    22/65

    9

    dada, panjang badan dan tinggi gumba ternak sapi tersebut memiliki nilai keeratan

    hubungan antara bobot badan, lingkar dada, panjang badan dan tinggi gumba

    (ukuran statistik vital/ukuran tubuh) sangat nyata sekitar 71,8 %.

    Pengukuran panjang badan di Amerika dimulai dari titik atas depan pada

    scapula sampai tuber ischii. Di Indonesia pengukuran panjang badan ternak

    menggunakan cara Winter, yaitu jarak yang ditarik lurus dari tuberculum humeri

    lateral sampai ke tuber ischii, sedangkan lingkar dada di ukur melalui belakang

    bahu atau shoulder ke bawah melingkari bawah tubuh, di belakang siku.

    Pengukuran yang baik dilakukan pada saat kedudukan tubuh ternak berdiri di atas

    keempat kakinya secara tegak lurus ditempat yang rata. Pengukuran lingkar dada

    pada gambar berikut ditunjukkan oleh titik c (lingkaran dengan titik awal dan

    akhir adalah c), sedangkan panjang badan adalah panjang antara titik a dan b

    (Lasfeto, 2007).

    Gambar 2. Pengukuran panjang badan dan lingkar dada ternak sapi

    Berdasarkan statistik vitalnya didapatkan bahwa sapi madura mempunyai

    ukuran seperti ditunjukan pada Table 1 dibawah ini:

    Tabel 1. Ukuran Statistik Vital Sapi Madura di Indonesia

    No Karakter Madura1

    2

    3

    Tinggi gumba

    Panjang badan

    Lingkar dada

    98,54 cm

    92,02 cm

    113,67 cm

    Sumber:(Hamadji,1992)

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    23/65

    10

    Pratomo (2008) menyatakan statistik vital sapi Limousin mempunyai

    ukuran seperti ditunjukkan pada Tabel 2:

    Tabel 2. Ukuran Statistik Vital Sapi Limousin

    No Karakter Limousin1

    2

    3

    Tinggi gumba (cm)

    Panjang badan (cm)

    Lingkar dada (cm)

    124 159

    141 177

    169 312

    Peraturan Mentri Pertanian (2006) menyebutkan bahwa untuk menjamin

    mutu produk yang sesuai dengan permintaan konsumen, diperlukan bibit ternak

    yang bermutu, sesuai dengan persyaratan teknis minimal setiap bibit sapi potong

    memiliki persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk masing-masing rumpun.

    Untuk rumpun sapi Madura memilikia persyaratan sapi yaitu sebagai berikut:

    Tabel 3. Persyaratan Bibit Sapi Madura

    Kualitatif Kuantitatif

    -

    Warna merah bata atau merah

    coklat

    campur putih dengan batas tidak

    jelas

    pada bagian pantat;

    -

    Tanduk kecil pendek mengarah kesebelah luar;

    - Tubuh kecil, kaki pendek;

    - Gumba pada betina tidak jelas, pada

    jantan berkembang baik.

    Betina umur 18-24 bulan

    Tinggi gumba:

    Kelas I minimal 108 cm;

    Kelas II minimal 105 cm;

    Kelas III minimal 102 cm.

    Jantan umur 24-36 bulan

    Tinggi gumba:

    Kelas I minimal 121 cm;

    Kelas II minimal 110 cm;

    Kelas III minimal 105 cm

    2.5 Heritabilitas (h2)

    Sifat yang diekspresikan oleh seekor ternak secara kualitatif atau

    kuantitatif dikenal sebagai performans atau fenotip dari individu tersebut. Fenotip

    yang berbeda dari suatu individu ternak dalam suatu populasi disebabkan ragam

    yang ditimbulkan oleh faktor genetik, lingkungan, dan interaksi keduanya

    (Falconer, 1981) seperti dijelaskan dalam rumus berikut ini:

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    24/65

    11

    Hardjosubroto (1994) menyatakan heritabilitas dapat diekspresikan

    menjadi dua, yaitu heritabilitas dalam arti luas dan dalam arti sempit, heritabilitas

    dalam arti luas disajikan dengan rumus :

    2

    2

    P

    G

    P

    G

    V

    VH

    ==

    Keterangan

    H

    = Heritabilitas dalam arti luas,

    VG = = Ragam genotip,

    VF =2

    P = Ragam Fenotip.

    Heritabilitas dalam arti luas dapat menjelaskan berapa bagian dari

    keragaman fenotipik yang disebabkan oleh pengaruh genetik dan berapa bagian

    pengaruh faktor lingkungan, namun tidak dapat menjelaskan proporsi keragaman

    fenotipik pada tetua yang dapat diwariskan pada keturunannya (Rusfidra, 2010).

    Selain dalam arti luas heritabilitas juga dapat diartikan dalam arti sempit seperti

    dituliskan dalam rumus :

    2

    22

    P

    A

    P

    A

    V

    Vh

    ==

    Keterangan

    h2

    = Heritabilitas dalam arti sempit

    VP=VG+VE+VGE,dimana: VP = Ragam fenotip

    VG = Ragam genotip

    VE= Ragam pengaruh lingkungan

    VGE= Ragam pengaruh interaksi

    2

    G

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    25/65

    12

    VA =2

    A = Ragam aditif,

    VP =2

    P

    = Ragam Fenoitip.

    Makna dari nilai heritabilitas dalam arti sempit yaitu perbandingan antara

    ragam genetik aditif dengan ragam fenotipik. Pada aplikasi program pemulian

    ternak, heritabilitasdalam arti sempit merupakan dugaan yang paling banyak

    dimanfaatkan karena mampu menunjukkan laju perubahan yang dapat dicapai

    dengan seleksi untuk suatu sifat dalam populasi (Warwick dkk, 1984).

    Menurut Hardjosubroto (1994), penaksiran nilai heritabilitas dapat

    menggunakan beberapa metode antara lain:

    1.

    Metode Pola Satu Arah (One- way Layout)

    2.

    Metode Rancangan Tersarang (Nested Design)

    3. Regresi Tetua-Anak (Parent-Offspring Regression)

    Nilai heritabilitas suatu sifat berkisar antara nol sampai satu. Sifat dengan nilai

    heritabilitas nol bila semua keragaman disebabkan oleh pengaruh lingkungan,

    nilai satu bila keragaman disebabkan oleh keturunan (Warwick dkk, 1984).

    Hardjosubroto (1994) menyatakan bahwa dalam menduga heritabilitas kadang-

    kadang menghasilkan taksiran yang terletak diluar kisaran normalnya yaitu negatif

    atau lebih dari satu. Hal ini diduga karena jumlah data yang terbatas. Menurut

    Warwick dkk (1984) hal ini disebabkan salah satu penyebab-penyebab berikut:

    1.

    Keragaman yang disebabkan oleh lingkungan yang berbeda untuk

    kelompok yang berbeda

    2. Metode statistik yang tidak tepat sehingga tidak dapat memisahkan ragam

    genetik dan lingkungan dengan efektif

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    26/65

    13

    3. Kesalahan mengambil contoh

    Klasifikasi nilai heritabilitas menurut Dalton (1984) adalah sebagi berikut:

    Antara 0 sampai 0,1 termasuk kategori rendah

    Antara 0,1 sampai 0,3 termasuk kategori sedang

    Lebih dari 0,3 termasuk kategori tinggi.

    Nilai heritabilitas pada suatu sifat tidak tetap. Menurut Kurnianto (2009)

    faktor-faktor yang membedakan nilai heritabilitas suatu sifat diantaranya:

    1. Nilai heritabilitas dari data yang diambil pada periode waktu yang berbeda

    dapat menghasilkan nilai yang berbeda.

    2.

    Nilai heritabilitassuatu sifat pada satu bangsa dapat berbeda dengan bangsa

    lain walaupun diambil dari wilayah dan jumlah yang sama.

    3. Metode yang digunakan dalam pendugaan.

    4.

    Jumlah dan asal data yang berbeda menyebabkan nilai heritabilitas menjadi

    berbeda, meskipun dianalisis dengan metode yang sama.

    Ternak yang menunjukkan keunggulan pada sifat yang mempunyai angka

    heritabilitas tinggi, maka diharapkan bahwa anaknya akan mempunyai sifat

    unggul pada sifat tersebut. Tetapi pada angka pewarisan rendah, belum tentu

    keturunan akan mempunyai keunggulan dalam sifat yang dimiliki oleh tetuanya

    tersebut. Nilai heritabilitas tinggi gumba sapi potong menurut R. Grabowski and

    E. Dymnicki (2006) adalah 0,329, dan untuk panjang badan sapi potong

    simmental menurut Lehmkuhler (2007) adalah sekitar 0,39 dan untuk lingkar dada

    0,480,21 (Brown dkk, 1994).

    Warwick dkk, (1984) menyatakan bahwa seleksi adalah keputusan yang

    diambil oleh para pemulia pada tiap generasi untuk menentukan ternak mana yang

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    27/65

    kan disis

    igambarka

    sifat ditent

    Falconer, 1

    .6 Nilai P

    Nila

    enetik tern

    edudukann

    apat diuku

    engan dua

    emuliaan

    erikut :

    eterangan

    P : Nil

    : Per

    : Re

    Pada

    empunyai

    eharusan

    ilihat dari

    erbandinga

    emulian ti

    hkan sehi

    sebagai d

    kan oleh

    981).

    emuliaan

    pemuliaan

    ak untuk s

    ya di dala

    , tetapi nila

    kali rerata s

    enurut Har

    :

    ai pemuliaa

    formansns i

    ata perform

    program

    keunggula

    ntuk diketa

    nilai mu

    n antara pe

    dak lepas

    gga tida

    sar utama

    ilai herita

    atau Bree

    atu sifat te

    populasin

    i pemuliaa

    impangan k

    djosubroto (

    dividu

    ansns popul

    seleksi unt

    genetik

    hui. Hal in

    lak hasil

    nampilanny

    dari data-d

    14

    memberi

    alam pemu

    ilitas dan

    ing Value

    tentu yang

    a. Pengaru

    suatu sifat

    eturunanny

    1994) dap

    asi dimana i

    uk memili

    inggi, mak

    disebabka

    pengukuran

    a dengan k

    ata hasil

    an ketur

    liaan ternak

    deferensial

    (BV) adala

    diberikan s

    h dari masi

    individu da

    terhadap p

    t dituliskan

    ndividu diu

    individu-

    a nilai pe

    keunggul

    , tetapi b

    lompok lai

    engukuran

    nan. Pros

    . Respon se

    dari raga

    penilaian

    cara relatif

    ng-masing

    pat diukur,

    opulasi. Be

    dengan ru

    ur

    individu te

    ulian me

    n suatu ter

    rdasarkan

    nnya. Pend

    atau penca

    s seleksi

    leksi suatu

    populasi

    dari mutu

    atas dasar

    gen jarang

    yaitu sama

    arnya nilai

    us sebagai

    rnak yang

    jadi suatu

    nak bukan

    atas hasil

    gaan nilai

    tatan sifat

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    28/65

    15

    kuantitatif. Atas dasar data yang diperoleh tersebut nilai pemuliaan dapat diduga

    dan dipergunakan sebagai pedoman untuk mengukur mutu genetik ternak pada

    suatu sifat tertentu (Kurnianto, 2009).

    Nilai pemuliaan adalah kedudukan ternak dalam populasi berdasarkan

    rataan populasinya. Ternak yang unggul adalah ternak yang mempunyai nilai

    pemuliaan di atas ratarata populasi. Pendugaan nilai pemuliaan merupakan salah

    satu faktor penting dalam mengevaluasi keunggulan genetik ternak, terutama

    untuk ternak-ternak yang akan digunakan sebagai bibit. Besarnya nilai pemuliaan

    seekor ternak menunjukkan keunggulan potensi genetik yang dimiliki oleh ternak

    tersebut dari rata-rata populasinya. Warwick dkk, (1984) menyatakan ternak yang

    mempunyai nilai pemuliaan lebih besar akan lebih baik bila dijadikan bibit atau

    ternak pengganti dibandingkan dengan ternak yang mempunyai nilai pemuliaan

    rendah. Dalam mengestimasi nilai pemuliaan pada suatu ternak dapat dilakukan

    berdasarkan informasi dari individu itu sendiri maupun data dari saudara, familiy

    dan keturunannya. Pada dasarnya semakin banyak data yang digunakan maka

    akan semakin akurat nilai estimasi pemuliaan tersebut .

    2.7. Korelasi Fenotip

    Analisis korelasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui

    sejauh mana tingkat hubungan antara dua sifat yang dibandingkan melalui sebuah

    bilangan yang biasa disebut koefisien korelasi (Walpole, 1995). Korelasi Fenotip

    merupakan korelasi total dari semua sifat yang dimiliki ternak. Korelasi dapat

    positif apabila satu sifat meningkat yang lain akan ikut meningkat. Sebaliknya,

    korelasi dapat bernilai negatif. Nilai korelasi fenotip bermanfaat untuk

    memperkirakan besarnya perubahan-perubahan produktivitas pada generasi yang

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    29/65

    16

    sama apabila digunakan sebagai kriteria seleksi berdasarkan catatan produktivitas

    sekarang (Warwick dkk, 1984).

    Korelasi dua sifat memiliki beberapa kriteria. Kriteria hubungan dari

    suatu korelasi menurut Fujiatin (2010) yaitu:

    0 : tidak ada korelasi antar dua variabel

    0 0,25 : korelasi sangat lemah

    0,25 0,5 : korelasi cukup

    0,5 0,75 : korelasi kuat

    0,75 0,99 : korelasi sangat kuat

    1 : korelasi sempurna

    Hasil penelitian sebelumnya didapatkan bahwa pada sapi Limousin nilai

    korelasi antara panjang badan dengan lingkar dada sebesar 0,559, korelasi antara

    panjang badan dengan tinggi gumba sebesar 0,58, sedangkan korelasi antara

    tinggi gumba dengan lingkar adalah 0,62 (Bene, Nagy.B, Nagy.L, Kiss, Polabar

    and Szabo, 2007).

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    30/65

    17

    BAB III

    MATERI DAN METODE PENELITIAN

    3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian lapang ini dilaksanakan di empat kabupaten di Madura yaitu,

    Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan pada tanggal 17 Januari

    sampai dengan 25 Januari 2010 dan 15 Maret sampai dengan 21 Maret 2010.

    3.2. Materi Penelitian

    Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1.

    Sapi hasil persilangan Limousin dan Madura (Limousin-Madura) sebanyak 61

    ekor yang berasal dari 7 pejantan Limousi dan 61 betina madura.

    2. Mistar ukur, dan Pita ukur yang dipergunakan untuk mengukur statistik vital.

    3.3 Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengamatan langsung

    di lapang. Pengambilan sampel secara purposive yaitu pengambilan data

    berdasarkan kriteria sapi yang diukur statistik vitalnya adalah hasil persilangan

    sapi Madura dan sapi Limousin dengan umur 12-14 bulan .

    3.4. Variabel Pengamatan

    Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah:

    Tinggi badan : Jarak bagian tertinggi gumba ke tanah mengikuti garis tegak

    lurus (Sudarmono, Bambang, 2008).

    Panjang badan : Jarak horisontal antara tepi depan sendi bahu dan tepi belakang

    tulang tapis (Sudarmono,2008)

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    31/65

    ingkar dad

    .5. Prosed

    Pros

    rosedur a

    imousin

    engukuran

    dapat diketa

    ata induk

    dianalisis u

    .6. Analisi

    Data

    eritabilitas

    saudara tiri

    digunakan a

    umlah ana

    (Hardjosubr

    Keteranga

    ijY = Pen

    = R

    a : Diukur

    lingkar

    sapi ber

    dkk, 20

    r Penelitia

    edur pelaks

    al peneliti

    engan sapi

    statistik vit

    hui pejanta

    iperoleh da

    tuk menghi

    Data

    statistik v

    dan korelas

    sebapak

    dalah anali

    tiap peja

    oto, 1994):

    :

    gamatan sta

    rata popula

    engan men

    ada atau tu

    unuk, peng

    8)

    n

    naan peneli

    n ini adal

    Madura

    al. Perkawi

    nya berdas

    ri keteranga

    ung nilai h

    ital yang d

    i fenotip. P

    (paternal

    is ragam p

    tan tidak s

    tistik vital p

    si.

    18

    ggunakan pi

    uh di belak

    ukuran tepa

    tian ini adal

    h memilih

    erumur 12

    an dilakuk

    arkan infor

    n dan catat

    eritabilitas

    iperoleh di

    ndugaan he

    alfsib cor

    la satu ara

    ama. Mode

    ada individ

    ta ukur atau

    ang bahu m

    dibelakang

    ah sebagai b

    keturunan

    -14 bulan.

    an dengan

    asi dan ca

    n dari peter

    an korelasi

    nalisis unt

    ritabilitas di

    elation).

    Unbalanc

    l statistik a

    ke ipada p

    rafia mengi

    lewati gum

    punuk (Su

    erikut:

    hasil persil

    Kemudian

    B sehingga

    atan dari i

    nak pemilik

    fenotip.

    k mendap

    dasarkan p

    etode ana

    ed design d

    dalah seba

    ejantan kej

    kuti

    ba. Pada

    armono

    ngan sapi

    dilakukan

    keturunan

    seminator.

    sapi. Data

    atkan nilai

    da analisis

    lisis yang

    ikarenakan

    ai berikut

    .

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    32/65

    19

    ia = Pengaruh pejantan kei.

    ije = Penyimpangan efek lingkungan data genetik yang tidak terkontrol dari

    k = Koefisien Komponen Ragam

    Model Analisis Ragam, untuk Menghitung Nilai h2 dengan Menggunakan

    Data Saudara Tiri

    Pada Tabel 3 disajikan tabel analisis ragam yang dipergunakan untuk

    menghitung komponen ragam.

    Tabel 4. Analisis Ragam

    Sumber peragam DB JK KT Komponen hasil kaliAntar pejantan S 1 JKS KTS 1 sw +

    Antar anak dalam pejantan n. S JKW KTW w

    Keterangan:

    DB : Derajat Bebas

    JKs : Jumlah Kali Antar Pejantan

    JKw : Jumlah Kali Anak dalam pejantan

    KTs : Kuadrat Tengah Antar Pejantan

    KTw : Kuadrat Tengah Anak dalam Pejantan

    S : Jumlah Pejantan

    n. : Banyak anak seluruhnya

    : Ragam Antar Pejantan

    : Ragam Anak dalam Pejantan

    k : Koefisien Komponen Ragam

    s2

    w2

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    33/65

    - Koefisie

    =s

    k

    - Kompo

    S=

    2

    Var

    SE (

    SVar

    SE

    Dima

    SE

    - Pen

    (Har

    Dima

    w

    2

    Kompon

    .

    1

    1n

    en Ragam

    k

    KTKTW

    (22

    +

    =w

    W

    w

    db

    KT

    var()2W =

    +=

    2

    22

    2

    S

    S

    db

    KT

    k

    22

    SS Var=

    na:

    2S

    = Standar

    ugaan Nil

    Nilai h

    djosubroto,

    na sh2 :

    2

    S :

    2

    W :

    wKT

    n Ragam

    .

    2n

    i

    2

    )2

    )2W

    ++

    2

    2

    W

    w

    db

    KT

    Error Raga

    i Heritabil

    ritabilitas

    1994):

    heritabilita

    Komponen

    Komponen

    20

    Antar Pej

    tas

    dihitung

    Ragam Ant

    Ragam Ana

    ntan

    dengan

    r Pejantan

    k dalam Ind

    menggunak

    uk

    an rumus

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    34/65

    Dima

    -

    Pen

    (Iria

    Kete

    Cov

    JHK

    JKx

    x

    y

    n

    koef

    2

    hSE S

    na:

    2ShSE

    ugaan Nil

    Nilai ko

    to, 2004):

    rangan:

    y :

    :

    :

    y :

    :

    :

    :

    :

    Untuk

    isien korela

    ()1.(24

    2

    =

    k

    n

    22

    2

    WS

    S

    +

    =

    : Nilai Stan

    i Korelasi

    elasi fenoti

    Covarian li

    omponen

    omponen

    umlah hasi

    umlah kali

    arameter (

    arameter (

    anyaknya

    engetahui

    i dengan ru

    21

    )[)1)(.

    1(112

    +

    SSn

    kt

    ar Error He

    enotip

    dapat dihi

    gkar dada, t

    agam para

    agam para

    l kuadrat da

    parameter y

    )

    )

    data

    keeratan h

    us sebagai

    ]) 2t

    ritabilitas

    tung denga

    inggi gumb

    eter yang d

    eter yang d

    i parameter

    ang diukur

    bungan du

    berikut.

    mengguna

    , panjang b

    iukur

    iukur

    yang diuku

    a sifat dil

    kan rumus

    adan

    kukan uji

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    35/65

    - Nila

    (Har

    Kete

    NP

    P

    P

    Pemuliaa

    Besarnya

    djosubroto,

    rangan :

    : Nilai pe

    : Perfor

    : Rerata

    Statistik

    nilai p

    1994):

    muliaan

    ans individ

    erformans

    22

    ital Sapi

    mulian di

    opulasi di

    adura Per

    hitung de

    ana individ

    ilangan

    gan rum

    diukur

    s berikut

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    36/65

    23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Nilai Statistik Vital Sapi Hasil Persilangan Limousin dan Madura

    Penelitian tentang nilai heritabilitas, nilai pemuliaan dan korelasi fenotip

    statistik vital sapi hasil persilangan Limousin dan Madura ini diawali dengan

    pengukuran statistik vital sapi hasil persilangan Limousin dan Madura (Limosin-

    Madura). Secara lebih lengkap data pengukuran dan perhitungan dapat dilihat

    pada Lampiran 1. Statistik vital merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk

    mengestimasi bobot badan dengan cara mengukur ukuran-ukuran tubuh antara

    lain adalah tinggi badan, panjang badan, dan lingkar dada (Pratomo, 2008). Hasil

    pengukuran statistik vital meliputi lingkar dada, panjang badan, dan tinggi gumba

    seperti disajikan pada Tabel 4:

    Tabel 5.Nilai Statistik Vital Sapi Hasil Persilangan Limousin dan Madura

    Variabel X(cm) sd Koefisien Keragaman (%)

    Lingkar Dada 148,246 2,134 1,439

    Panjang Badan 129,656 3,799 2,929

    Tinggi Gumba 125,443 2,630 2,097

    Dari Tabel 4, menunjukkan bahwa ukuran statistik vital tinggi gumba dan

    panjang badan sapi hasil persilangan Limosin-Madura hasil penelitian lebih tinggi

    dari sapi Madura murni yang dilaporkan oleh (Peraturan Mentri Pertanian, 2006)

    yaitu tinggi gumba sebesar 108 cm. Harmadji (1992) melaporkan bahwa tinggi

    gumba dan panjang badan pada sapi Madura adalah sebesar 98,54 cm dan 92,02

    cm. Wibisono (2009b

    ) juga menyebutkan bahwa tinggi gumba sapi Madura

    jantan berkisar 120 cm dan betina 105 cm. Pada lingkar dada sapi Limosin-

    Madura lebih tinggi jika dibandingkan dengan lingkar dada sapi hasil persilangan

    Limousin-Madura pada generasi pertama yang dilaporkan oleh Nurgiartiningsih

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    37/65

    24

    (2009) yakni sebesar 138,5013,15 cm. Harmadji (1992) menyatakan bahwa

    lingkar dada sapi Madura adalah sebesar 113,67 cm. Perbedaan ukuran tinggi

    gumba, panjang badan dan lingkar dada sapi hasil persilangan dengan sapi

    Madura murni dipengaruhi oleh adanya efek heterosis akibat persilangan,

    sehingga nilai variansi genetik meningkat. Perbedaan hasil ukuran sapi Limosin-

    Madura disebabkan karena jumlah pengambilan data pada pelaksanaan penelitian

    ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya.

    4.2. Heritabilitas Statistik Vital (Lingkar Dada, Panjang Badan, Tinggi

    Gumba) Sapi Hasil Persilangan Limousin dan Madura

    Heritabilitas merupakan indikator pokok dalam suatu pewarisan

    karakteristik atau sifat. Mengingat pentingnya nilai heritabilitas dalam program

    pengembangan ternak, maka dilakukan perhitungan nilai heritabilitas statistik

    vital. Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 2, diperoleh nilai heritabilitas

    statistik vital sapi Limosin-Madura seperti terlihat pada Tabel 5.

    Tabel 6. Nilai Heritabilitas Statistik vital Sapi Hasil Persilangan Limousin-

    Maadura

    Variabel Nilai h2 SE

    Lingkar Dada

    Panjang Badan

    Tinggi Gumba

    0,268 0,396

    0,118 0,333

    0,145 0,345

    Berdasarkan Tabel 5, nilai heritabilitas lingkar dada adalah sebesar 0,268.

    Nilai heritabilitas ini merupakan nilai yang tergolong tinggi jika dibandingkan

    dengan heritabilitas ukuran statistik vital yang lain. Berdasarkan nilai heritabilitas

    lingkar dada yang diperoleh berarti bahwa persentase ragam genetik yang

    diturunkan tetua kepada keturunannya sebesar 26.8%. Tingginya nilai heritabilitas

    lingkar dada dibandingkan dengan heritabilitas ukuran setatistik vital yang lain

    menunjukkan bahwa lingkar dada akan memberikan respon yang lebih baik

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    38/65

    25

    terhadap perlakuan seleksi jika dibandingkan dengan seleksi berdasarkan panjang

    badan dan tinggi gumba. Hal ini disebabkan lingkar dada memiliki hubungan

    positf dengan bobot badan sapi (Lasfeto, 2007), sehingga respon seleksi pada

    lingkar dada lebih baik dari pada panjang badan dan tinggi gumba. Respon seleksi

    suatu sifat tinggi dipengaruhi oleh nilai heritabilitas dan deferensial seleksi yang

    diperoleh tinggi maka akan memberikan respon seleksi yang tinggi pula

    (Hardjosubroto, 1994). Tetua yang digunakan dalam persilangan tersebut

    dimungkinkan memiliki penampilan yang baik pada lingkar dadanya sehingga

    diperoleh keturunan yang memiliki penampilan yang baik pula pada sifat tersebut.

    Hasil penelitian ini lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil (Brown dkk, 1994),

    yang melaporkan nilai heritabilitas lingkar dada sapi potong Simmental sebesar

    0,480,21. Perbedaan nilai heritabilitas ini disebabkan oleh bangsa yang

    dipergunakan dalam penelitian berbeda.

    Heritabilitas panjang badan berdasarkan Tabel 5 sebesar 0,118.

    Berdasarkan angka tersebut dapat diartikan bahwa variasi genetik yang

    mempengaruhi panjang badan pada sapi hasil persilangan sebesar 11,8%. Angka

    heritabilitas panjang badan yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan

    heritabilitas lingkar dada dan tinggi gumba. Berdasarkan fenomena tersebut maka,

    seleksi berdasarkan panjang badan akan memberikan respon seleksi yang lambat

    dibandingkan dengan seleksi berdasarkan lingkar dada dan tinggi gumba.

    Heritabilitas panjang badan hasil penelitian lebih rendah apabila dibandingkan

    dengan heritabilitas sapi potong Simmental yang dilaporkan oleh Lehmkuhler

    (2007) yaitu sebesar 0,39.

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    39/65

    26

    Nilai heritabilitas tinggi gumba berdasarkan Tabel 5 sebesar 0,145. Nilai

    estimasi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan heritabilitas panjang badan

    namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan lingkar dada. Nilai

    heritabilitas tersebut berarti bahwa persentase keunggulan tetua yang diwariskan

    kepada keturunannya sebesar 14,5%. Nilai heritabilitas tinggi gumba ini lebih

    rendah jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilaporkan oleh R.

    R. Grabowski (2006) yaitu nilai heritabilitas tinggi gumba pada sapi potong

    sebesar 0,329. Lebih rendahnya nilai heritabilitas tinggi gumba ini diduga karena

    variasi genetik tinggi gumba pada penelitian ini lebih rendah dikarenakan jumlah

    data yang digunakan lebih sedikit.

    Berdasarkan estimasi heritabilitas statistik vital sapi Limosin-Madura yang

    diperoleh, maka nilai heritabilitas tersebut termasuk dalam kategori sedang. Nilai

    heritabilitas dapat digolongkan kedalam tiga golongan yaitu rendah, sedang dan

    tinggi. Nilai heritabilitas dikatakan rendah apabila bernilai kurang dari 0,1, sedang

    jika berkisar antara 0,1 sampai 0,3 dan tinggi jika lebih dari 0,3 (Dalton, 1984).

    Suatu sifat jika memiliki nilai heritabilitas yang tinggi, apabila digunakan untuk

    seleksi maka akan menunjukkan respon seleksi yang tinggi. Tetapi pada angka

    pewarisan rendah, belum tentu keturunan akan mempunyai keunggulan dalam

    sifat tersebut karena keunggulan dari ternak tersebut sebagian besar disebabkan

    oleh faktor lingkungan (Hardjosubroto, 1994).

    Standard errorpada hasil estimasi nilai heritabilitas menunjukkan bahwa

    lebih besar dari nilai heritabilitasnya. Berdasarkan Tabel 5, maka kisaran

    heritabilitas untuk lingkar dada, panjang badan dan tinggi gumba secara berturut-

    turut adalah -0,1280,664, -0,2150,451, -0,20,49. Berdasarkan hasil estimasi

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    40/65

    27

    heritabilitas yang diperoleh, maka nilai estimasi tersebut berada diluar kisaran

    normalnya yaitu 0 dan 1. Tingginya standard errordimungkinkan karena jumlah

    data dalam penelitian yang sedikit dan ragam dalam pejantan lebih besar dari pada

    ragam antar pejantan, rentang umur yang digunakan dalam penelitian terlalu

    dekat. Sesuai dengan pernyataan Pirchner (1981) bahwa jumlah data yang kecil

    akan menyebabkan variasi yang besar dan untuk mengurangi variasi maka jumlah

    data harus diperbesar. Falconer (1981) juga melaporkan bahwa nilai heritabilitas

    dikatakan diluar kisaran normalnya bila di luar kisaran nol dan satu atau apabila

    galat bakunya lebih besar dari nilai heritabilitas itu sendiri. Hal ini mungkin

    disebabkan jumlah catatan yang sedikit.

    4.3. Nilai Pemuliaan/Breeding Value Statistik Vital Sapi Hasil Persilangan

    Limousin-Maadura

    Nilai heritabilitas yang diperoleh digunakan untuk menduga potensi

    genetik yaitu dengan nilai pemuliaan (NP) atau breeding value (BV). Nilai

    pemuliaan (NP) atau breeding value (BV) yang telah diperoleh digunakan dalam

    seleksi pejantan berdasarkan ranking individu-individu dalam suatu populasi.

    Berdasarkan perhitungan Nilai pemulian pejantan Limousi pada Lampiran 4

    diperoleh nilai pemuliaan (NP)/(BV) pada pejantan Limousin disajikan pada

    Tabel 6:

    Tabel 7.Nilai Pemuliaan (NP)/Breeding Value(BV) Pejantan Limousin

    No Pejantan Nilai Pemuliaan

    LD PB TG1 89940 148,686

    (1)129,823

    (4)125,590

    (2)

    2 89705 148,381(2)

    129,779(5)

    125,197(7)

    3 89808 148,329(3)

    129,875(3)

    125,445(5)

    4 89927 148,149(4)

    129,627(6)

    125,607(1)

    5 89916 148,103(5) 129,990(1) 125,583(3)

    6 89704 148,058(6)

    129,545(7)

    125,357(6)

    7 89937 148,012(7)

    129,955(2)

    125,469(4)

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    41/65

    28

    Ranking pejantan berdasarkan nilai pemuliaan lingkar dada secara berturut

    turut adalah nomor pejantan 89940, 89705, dan 89808. Berdasarkan nilai

    pemuliaan panjang badan diperoleh ranking pejantan dengan nomor 89916,

    89937, serta 89808. Ranking pejantan berdasarkan nilai NP/BV pada tinggi

    gumba ialah nomor pejantan 89927, 89940, dan 89916. Pejantan-pejantan yang

    unggul tersebut apabila diamati hanya unggul pada salah satu ukuran statistik vital

    seperti lingkar dada, tinggi gumba, dan panjang badan saja tidak unggul pada

    seluruh ukuran statistik vital.

    Korelasi imbangan antara nilai pemuliaan dengan ukuran statistik vital

    berdasarkan ranking pejantan diukur dengan korelasi ranking. Korelasi ranking ini

    merupakan koefisien yang dipergunakan untuk mengetahui konsistensi

    keunggulan pejantan pada parameter lingkar dada, panjang badan dan tinggi

    gumba. Korelasi ranking antara lingkar dada dan panjang badan pada penelitian

    ini diperoleh yaitu sebesar 0,062. Pada Panjang badan dan tinggi gumba ranking

    korelasinya adalah 0,227, serta pada lingkar dada dan tinggi gumba ranking

    korelasinya adalah 0,029. Nilai ranking korelasi yang diperoleh tergolong rendah,

    sehingga pejantan yang unggul pada lingkar dada belum tentu unggul pada

    panjang badan dan tinggi gumba. Berdasarkan dari hasil ranking korelasi tersebut

    dan mempertimbangkan nilai heritabilitas yang tinggi, maka pejantan yang unggul

    berdasarkan parameter lingkar dada yaitu nomor pejantan 89940, 89705, 89808

    dapat dipilih dalam seleksi pejantan berdasarkan sifat lingkar dada. Pemilihan

    kriteria seleksi berdasarkan sifat dengan heritabilitas tinggi diharapkan akan

    memberikan kemajuaan genetik yang tinggi pula (Falconer, 1981).

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    42/65

    29

    Nilai pemuliaan sangat penting, terutama dalam menilai keunggulan

    seekor pejantan yang akan digunakan sebagai sumber mani beku. Apabila seekor

    ternak telah diketahui nilai pemuliaannya, maka pejantan tersebut merupakan

    pejantan yang telah terseleksi dan memenuhi standart sehingga apabila pejantan

    tersebut dikawinkan dengan induk secara acak pada populasi normal maka rerata

    performans keturunannya kelak akan menunjukkan keunggulan sebesar setengah

    dari nilai pemuliaan pejantan tersebut terhadap performans populasinya

    (Hardjosubroto, 1994).

    4.4. Nilai Korelasi Statistik Vital Sapi Hasil Persilangan Limousin-Maadura

    Dalam pemuliaan ternak hubungan antara dua sifat dapat diukur dengan

    korelasi genetik dan korelasi fenotipik. Korelasi fenotipik merupakan korelasi

    total dari semua sifat yang dimiliki ternak (Karnaen, 2001). Nilai korelasi fenotip

    bertujuan untuk menduga produktivitas ternak dimasa mendatang berdasarkan

    catatan produktivitas sekarang. Nilai korelasi statistik vital sapi Madura hasil

    persilangan diperoleh secara lengkap disajikan pada Tabel 7 berikut ini.

    Tabel 8. Nilai Korelasi Fenotip Statistik Vital Sapi Hasil Persilangan Limousin-

    Madura

    Variabel KorelasiNilai Korelasi

    Fenotip

    Koefisien

    Determinasi (%)

    Lingkar Dada dan Panjang Badan

    Panjang Badan dan Tinggi Gumba

    Lingkar Dada dan Tinggi Gumba

    0,083

    0,241

    0,019

    0,7

    5,8

    0,04

    Berdasarkan Tabel 6 diperoleh bahwa nilai korelasi pada lingkar dada dan

    panjang badan sebesar 0,083, pada panjang badan dan tinggi gumba 0,241, serta

    pada lingkar dada dan tinggi gumba 0,019. Hasil analisis koefisien korelasi

    menunjukkan bahwa korelasi antara variabel yang diamati tidak ada hubungan

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    43/65

    30

    yang nyata. Nilai koefisien determinasi pada Tabel 7 koefisien determinasi lingkar

    dada dan panjang badan adalah 0,7% yang memiliki arti bahwa sifat pada panjang

    badan dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan lingkar dada hanya

    sebesar 0,7%. Pada panjang badan dan tinggi gumba koefisien determinasinya

    sebesar 5,8% yang berarti bahwa sifat pada tinggi gumba dapat dijelaskan oleh

    hubungan liniernya dengan panjang badan sebesar 5,8%. Koefisien determinasi

    lingkar dada dan tinggi gumba adalah 0,04%, yang memiliki makna bahwa hanya

    0,04% tinggi gumba dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan lingkar

    dada.

    Nilai korelasi fenotip tergolong dalam kriteria sangat lemah. Hal ini

    disebabkan bervariasinya data yang dipergunakan untuk penelitian, dan jumlah

    yang terbatas. Korelasi dalam kriteria sangat lemah jika berada pada kisaran 0

    0,25, dalam kategori sedang pada kisaran 0,250,5, dan dikatakan sangat kuat jika

    berada pada kisaran 0,750,99 (Fujiatin, 2010).

    Bervariasinya data kemungkinan disebabkan oleh rentang umur yang

    pendek sehingga variasi tinggi, sehingga performans ternak pada rentang umur

    12-14 bulan relatif sama. Bervariasinya data hasil penelitian disebabkan

    bermacam-macamnya induk yang dipergunakan yaitu keturunan hasil persilangan

    dengan sapi betina yang berbeda yaitu induk Madura yang setelah dijadikan sapi

    sonok, dan sapi induk Madura yang memang ditujukan untuk calon bibit betina.

    Perbedaan tersebut menyebabkan performans yang dihasilkan berbeda-beda. Pada

    sapi sonok diberikan perlakuan istimewa seperti pada setiap pagi hari dijemur,

    diberikan jamu-jamuan, sedangkan pada sapi yang dipergunakan untuk calon bibit

    tidak pernah dijemur, tidak diberikan jamu-jamuan seperti sapi sonok. Variasi

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    44/65

    31

    data disebabkan juga oleh sapi-sapi yang diukur berasal dari kondisi dan daya

    tampung wilayah yang berbeda-beda yang mendapatkan perlakuan berbeda dari

    pakan dan perfungsian sapi yang berbeda yaitu untuk sapi kerja, pengemukan,

    atau sapi kerapan.

    Bene dkk (2007) melaporkan bahwa nilai korelasi antara lingkar dada dan

    panjang badan adalah sebesar 0,559, korelasi antara panjang badan dengan tinggi

    gumba sebesar 0,58 dan korelasi antara tinggi gumba dan lingkar dada yaitu

    sebesar 0,62. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Bene dkk (2007) tersebut

    maka korelasi lingkar dada, panjang badan, dan tinggi gumba hasil penelitian

    lebih rendah. Perbedaan nilai korelasi ini disebabkan oleh jumlah data yang

    digunakan pada penelitian ini berbeda selain itu, pendeknya rentang umur yang

    digunakan, beragamnya asal induk ternak hasil persilangan, kondisi dan daya

    tampung wilayah asal ternak yang berbeda-beda dan mendapatkan perlakuan

    berbeda sehingga menyebabkan bervariasinya data.

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    45/65

    32

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1. Estimasi nilai heritabilitas statistik vital pada sapi hasil persilangan Limousin-

    Madura yaitu lingkar dada sebesar 2,68%, panjang badan sebesar 11,8%, dan

    tinggi gumba sebesar 14,5% termasuk kategori sedang. Nilai heritabilitas

    lingkar dada lebih tinggi dari pada panjang badan dan tinggi gumba.

    2.

    Korelasi ranking nilai pemuliaan dalam kategori rendah. Sehingga pejantan

    hanya unggul pada lingkar dada, tidak unggul pada panjang badan dan tinggi

    gumba.

    3. Nilai pemuliaan pejantan Limousin diranking berdasarkan parameter lingkar

    dada yang memiliki nilai heritabilitas tertinggi yaitu nomor 89940, 89705,

    89808.

    5. 2. Saran

    Sebaiknya pejantan Limousin yang memiliki nilai pemuliaan tinggi yaitu

    pejantan kode 89940, 89705, 89808 digunakan untuk meningkatkan produktivitas

    Sapi Madura. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan jumlah pejantan dan

    sampel yang digunakan lebih banyak agar estimasi akurat dan mendapatkan nilai

    taksiran yang tepat.

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    46/65

    33

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonimous. 2008. Dikembangkan Kawin Silang Sapi Madura Limousin.

    http//www.kabarmadurakbr.blogspot.com. diakses tanggal 2 Februari

    2010

    Bene. S, Nagy. B, Nagy. L, Kiss. B, Polbar.J.T And Szabo.F. 2007. Comparasion

    Of Body Measurements Of Beef Cows Of Different Breed Arch.

    Tierz. Dummerstorf 50. Pannon University Georgikon Faculty Of

    Agriculture, Keszthely, Hungary. http://www.archanimbreed.com/pdf

    /2007/at07p363.pdf

    Blakely, J dan D. H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat Penerjemah

    Ir. Bambang Srigandono, Msc. Gajah Mada University Press:

    Yogyakarta

    Brown, C. J and Larry F. 1994. Factors Affecting Size of Young Beef Cows. JAnim Sci 1994. 23:665-668. Journal of animal science: American

    society of animal science.

    Dalton, D. C. 1984. An Introduction to Partical Animal Breeding. Granada.

    London

    Erlangga. 2009. Sapi Madura. http://www.infoternak.com/sapi-madura

    Falconer, D. S. 1981. Introduction to Quantitative Genetics. Second Ed,

    Longman Scientific and Technicsl. England

    Fujiatin, L, H. 2010. Korelasi. http://statkelasbkel1.blogspot.com/2010/01

    Gunawan, 1993. Sapi Madura. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

    Hansen. G. R. 2007. Crossbreeding Systems in Beef Cattle.

    http://www.thebeefsite.com/articles/804/crossbreeding-systems-in-

    beef-cattle. Diakses tanggal 19 April 2010

    Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliaan Ternak di Lapang. PT. Grasindo.

    Jakarta

    Harmadji. 1992. Prospek Pengembangan Sapi Madura. Dalam ProsedingPertemuan Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengembangan Sapi Madura.

    59-66

    Irianto, A. 2004. Statistik: Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Prenada Media.

    Jakarta

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    47/65

    34

    Karnaen. 2001. Pendugaan Parameter Genetik, Korelasi Genetik Dan Fenotipik

    Pada Sapi Madura. Fakultas Peternakan: Unpad, Bandung

    Kartasudjana, R. 2001a. Pembibitan Ternak. Departemen Pendidikan Nasional:

    Bandung

    Kartasudjana, R. 2001b

    . Teknik Inseminasi Buatan Pada Ternak. Departemen

    Pendidikan Nasional: Bandung

    Kurnianto. E. 2009. Pemulian Ternak. Graha Ilmu: Yogyakarta

    Lasley, J.F. 1978. Genetics of Improvement. Third Ad. Printice Hall of India

    Private Limited New Delhi

    Lasfeto. D. B. 2007. Sistem Visi Komputer Untuk Estimasi Bobot Fisik

    Ternak Sapi. Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) ISSN :

    1978 9777 Yogyakarta

    Lehmkuhler, J. 2007. Using Heritability To Your Advantage. University of

    Wisconsin Extension provides equal opportunities in employment and

    programming, including Title IX and ADA

    requirements.http://www.uwex.edu/CES/animalscience/beef/document

    s/2007heritability.pdf

    Nurgiartiningsih, V. M. A. 2009. Pemetaan Hasil Persilangan Sapi Madura Di

    Pulau Madura. Fapet Unibraw. Malang

    Pirchner, F. 1981. Population Genetics in Animal Breeding. Chand and

    Company Ltd. New Delhi

    Pratomo. I.R.C. 2008. Model Statistik Pendugaan Bobot Badan Sapi Limousin

    Betina Berdasarkan Ukuran Lingkar Dada, Panjang Badan Dan

    Tinggi Gumba. http://www.gdlhub-gdl-s1-2008-pratomoign-8214-

    kh2508-k.pdf

    Peraturan Mentri Pertanian. 2006. Pedoman Pembibitan Sapi Potong Yang

    Baik (Good Breeding Practice) Nomor 54/Permentan/OT.140/10/

    2006. Jakarta

    R, grabowski and e, dymnicki. 2006. The Heritability Of Body Measurements

    And Live Weight And The Correlation Between Them In The

    Polish Black And White Cows Jastrzebiec, 05-0551. Polish

    Academy Of Science Institute Of Genetik And Animal Breeding

    Mrokow Poland

    Soehadji, 1992. Kebijakan Perkembangan Ternak Potong di Indonesia.

    Tinjauan Khusus Sapi Madura. Departemen Pertanian. Proceeding

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    48/65

    35

    Pertemuan Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengembangan Sapi Madura.

    BPT Grati. Pasuruan

    Sudarmono, A.S dan Y. Bambang.S. 2008. Sapi Potong Pemeliharaan,

    Perbaikan Produksi, Prospek Bisnis, Analisis Penggemukan.

    Penebar Swadaya: Jakarta

    Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Gramedia pustaka: Jakarta

    Warwick, E. J, J.M Astuti dan W. Hardjosubroto. 1984. Pemuliaan Ternak.

    Gajah Mada University Press. Yogyakarta

    Wibisono. A. W. 2009a. Silsilah Sapi Madura. http://www.duniasapi.com

    . 2009b

    . Analisa Sapi Madura. http://www.duniasapi.com

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    49/65

    36

    Lampiran 1. Data Ukuran Statistik vital (Lingkar Dada, Panjang Badan, Tinggi Gumba) Sapi Madura Persilan

    No NP

    NI

    dan

    Na

    X (LD

    (cm))X

    2

    Y (PB

    (cm))Y

    2

    Z (TG

    (cm))Z

    2 n n

    2 XY YZ XZ

    1 89705 1 150 22500 130 16900 123 15129 8 64 19500 15990 18

    2 147 21609 130 16900 122 14884 19110 15860 17

    3 149 22201 129 16641 122 14884 19221 15738 18

    4 148 21904 130 16900 129 16641 19240 16770 19

    5 149 22201 135 18225 122 14884 20115 16470 18

    6 148 21904 127 16129 122 14884 18796 15494 18

    7 149 22201 126 15876 124 15376 18774 15624 18

    8 150 22500 130 16900 125 15625 19500 16250 18

    1190 1037 989

    2 89916 1 149 22201 130 16900 128 16384 7 49 19370 16640 19

    2 147 21609 130 16900 128 16384 19110 16640 18

    3 146 21316 129 16641 125 15625 18834 16125 18

    4 149 22201 133 17689 129 16641 19817 17157 19

    5 145 21025 131 17161 124 15376 18995 16244 17

    6 149 22201 136 18496 125 15625 20264 17000 18

    7 149 22201 131 17161 125 15625 19519 16375 18

    1034 920 884

    3 89704 1 149 22201 129 16641 125 15625 11 121 19221 16125 18

    2 149 22201 130 16900 126 15876 19370 16380 18

    3 144 20736 124 15376 127 16129 17856 15748 18

    4 146 21316 126 15876 123 15129 18396 15498 17

    5 149 22201 126 15876 121 14641 18774 15246 18

    6 149 22201 132 17424 129 16641 19668 17028 19

    7 151 22801 127 16129 122 14884 19177 15494 188 149 22201 130 16900 126 15876 19370 16380 18

    9 145 21025 129 16641 125 15625 18705 16125 18

    10 148 21904 127 16129 125 15625 18796 15875 18

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    50/65

    37

    11 144 20736 124 15376 123 15129 17856 15252 17

    1623 1404 13724 89937 1 149 22201 135 18225 127 16129 8 64 20115 17145 18

    2 144 20736 135 18225 130 16900 19440 17550 18

    3 148 21904 134 17956 123 15129 19832 16482 18

    4 148 21904 134 17956 125 15625 19832 16750 18

    5 147 21609 125 15625 123 15129 18375 15375 18

    6 147 21609 126 15876 126 15876 18522 15876 18

    7 147 21609 129 16641 123 15129 18963 15867 18

    8 149 22201 131 17161 127 16129 19519 16637 18

    1179 1049 1004

    5 89940 1 150 22500 132 17424 129 16641 9 81 19800 17028 19

    2 144 20736 132 17424 127 16129 19008 16764 18

    3 149 22201 130 16900 125 15625 19370 16250 18

    4 149 22201 129 16641 125 15625 19221 16125 18

    5 151 22801 132 17424 129 16641 19932 17028 196 149 22201 128 16384 124 15376 19072 15872 18

    7 154 23716 128 16384 125 15625 19712 16000 19

    8 153 23409 129 16641 126 15876 19737 16254 19

    9 150 22500 130 16900 127 16129 19500 16510 19

    1349 1170 1137

    6 89808 1 147 21609 128 16384 125 15625 9 81 18816 16000 18

    2 149 22201 128 16384 124 15376 19072 15872 18

    3 149 22201 123 15129 126 15876 18327 15498 18

    4 145 21025 125 15625 122 14884 18125 15250 17

    5 150 22500 132 17424 128 16384 19800 16896 19

    6 154 23716 130 16900 125 15625 20020 16250 19

    7 149 22201 130 16900 124 15376 19370 16120 18

    8 147 21609 136 18496 124 15376 19992 16864 189 147 21609 142 20164 130 16900 20874 18460 19

    1337 1174 1128

    7 89927 1 147 21609 128 16384 128 16384 9 81 18816 16384 18

    2 149 22201 127 16129 129 16641 18923 16383 19

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    51/65

    38

    3 149 22201 124 15376 126 15876 18476 15624 18

    4 148 21904 125 15625 135 18225 18500 16875 195 145 21025 125 15625 124 15376 18125 15500 17

    6 149 22201 127 16129 121 14641 18923 15367 18

    7 148 21904 125 15625 124 15376 18500 15500 18

    8 147 21609 136 18496 126 15876 19992 17136 18

    9 149 22201 138 19044 125 15625 20562 17250 18

    1331 1155 1138

    JUMLAH 9043 1340861 7909 1026313 7652 960302 61 541 1172517 992270 1134

    1.Rata-rata dan Standart deviasi (Sd)

    a.

    Lingkar Dada

    -

    X = 148.246

    -

    X = 9043

    -

    X2 = 1340861

    - Sd = 2.134

    b.

    Panjang Badan

    - X = 129.656

    -

    X = 7909

    - X2 = 1026313

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    52/65

    39

    - Sd

    c. Tinggi

    -

    X

    -

    X

    - X

    -

    Sd

    2.

    Koefisien

    a. Lingk

    = 1.4

    = 3.799

    Gumba

    = 125.443

    = 7652

    = 960302

    = 2.630

    Keragaman (K

    r Dada

    9

    )

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    53/65

    40

    b. Panjan

    = 2.92

    c.

    Tinggi

    = 2.0

    g Badan

    9

    gumba

    7

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    54/65

    ampiran 2.

    . Lingkar

    1.

    Koefisie

    8.68

    2.

    FK

    = 1

    3.

    JKt

    = 13

    = 2

    . JKs

    =

    5.

    JKw

    = 1

    =

    2

    Perhitunga

    Madura Pe

    Dada

    Komponen

    85

    340588

    40861- 1340

    73.3115

    1.781

    340861- 134

    31.531

    Nilai herit

    rsilangan

    Ragam

    88

    0629

    41

    bilitas dan Galat Baku Statistik Vital Sapi

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    55/65

    abel 8. An

    Sumber Ra

    Antar Peja

    Dalam Pej

    Total

    6.

    0.

    7.

    h2

    = 0.269

    8.

    t

    = 0.0

    9.

    SE h2

    = 0.

    adi heritabi

    lisa Ragam

    gam db

    tan 6

    ntan 54

    60

    308

    7

    396

    litas Lingk

    Lingkar Da

    JK

    41.781

    231.531

    273.311

    r dada adal

    42

    da

    KT

    6.963

    4.288

    h 0.2690.

    Kompone

    396

    KT

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    56/65

    I. Panjan

    1. Koefisie

    = 8.68

    2.

    FK

    = 10

    3.

    JKt

    = 1

    =

    86

    . JKs

    =

    5. JKw

    =

    =

    Badan

    n Kompone

    85

    25447

    026313 - 10

    5.771

    06.539

    026313 1

    59.232

    Ragam

    5447

    25554

    43

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    57/65

    abel 9. An

    Sumber Ra

    Antar Peja

    Dalam Pej

    Total6.

    = 0.

    7. h2

    = 0.

    8.

    t

    = 0.0

    9. SE h2

    =

    Jadi herita

    lisa Ragam

    gam db

    tan 6

    ntan 54

    60

    26

    118

    9

    0.333

    ilitas Panja

    Panjang Ba

    JK

    106.539

    759.232

    865.771

    g Badan ad

    44

    dan

    KT

    17.756

    14.059

    alah = 0.11

    Kompone

    0.333

    KT

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    58/65

    II. Tinggi

    1. Koefisie

    = 8.

    2. FK

    = 9

    3.

    JKt

    = 96

    = 41

    . JKs

    = 5

    5. JKw

    =

    3

    abel 10. A

    Sumber Ra

    Antar Peja

    Dalam Pej

    Total

    Gumba

    n Kompone

    885

    59887

    0302 959

    5.049

    .342

    60302 95

    61.708

    alisa Raga

    gam db

    tan 6

    ntan 54

    60

    Ragam

    87

    9940.292

    Tinggi G

    JK

    53.342

    361.708

    415.049

    45

    mba

    KT

    8.890

    6.698

    Kompone

    KT

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    59/65

    6.

    = 0.

    7. h2

    = 0

    8.

    t

    = 0.0

    9.

    SE h2

    =

    Jadi herita

    52

    .145

    6

    .345

    ilitas Tingg

    i Gumba ad

    46

    lah =0.14 0.345

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    60/65

    ampiran 3.

    .

    Lingkar

    0.083

    0.082

    adi Korela

    0.083 dan ti

    I.

    Panjan

    = 0.241

    Perhitunga

    Dada dan

    i Fenotip Li

    ak berbeda

    Badan da

    Pendugaa

    anjang B

    ngkar Dada

    nyata.

    Tinggi G

    47

    Nilai Kore

    dan

    dan Panjan

    mba

    lasi Fenotip

    Badan ada

    Dan thitung

    lah sebesar

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    61/65

    = 0.239

    adi Korela

    0.241dan ti

    II.Lingka

    = 0.019

    = 0.018

    adi Korela

    0.241dan ti

    i Fenotip P

    ak berbeda

    Dada dan

    i Fenotip Li

    ak berbeda

    njang Bada

    nyata.

    Tinggi Gu

    ngkar Dada

    nyata.

    48

    dan Tingg

    ba

    dan Tinggi

    i Gumba ad

    Gumba adal

    lah sebesar

    ah sebesar

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    62/65

    49

    Lampiran 4.

    a. Nilai

    No Pejanta

    1 89940

    2 89705

    3 89808

    4 89927

    5 89916

    6 89704

    7 89937

    JUM

    erhitungan Pe

    Pemuliaan (NP

    h2LD P

    0.268 1

    1

    1

    1

    1

    1

    1AH 1

    1

    1

    1

    dugaan Nilai P

    )/Breeding Val

    D NP L

    9.889 148.

    8.75 148.

    8.556 148.

    7.889 148.

    7.714 148.1

    7.546 148.

    7.375 148.37.718

    8.245

    9.799

    5.464

    emuliaan (NP)

    ue(BV)

    h2PB

    86(1) 0.118

    81(2)

    29(3)

    49(4)

    03(5)

    58(6)

    12

    (7)

    Breeding Valu

    P PB NP

    130 12

    129.625 12

    130.444 12

    128.333 12

    131.429 12

    127.636 12

    131.125 12908.593

    e(BV) dan Ran

    PB h2TG

    .823(4) 0.145

    .779(5)

    .875(3)

    .627(6)

    .990(1)

    .545(7)

    .955

    (2)

    k Korelasi

    P TG

    126.333

    123.625

    125.333

    126.444

    126.286

    124.727

    125.5878.249

    NP

    12

    12

    12

    12

    12

    12

    12

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    63/65

    50

    b. Rank

    No NP

    1 89940

    2 89705

    3 89808

    4 89927

    5 89916

    6 89704

    7 89937

    Jumlah

    Korelasi

    LD (X)

    148.686

    148.381

    148.329

    148.149

    148.103

    148.058

    148.012

    1037.718

    PB (Y)

    129.823

    129.779

    129.875

    129.627

    129.990

    129.545

    129.955

    908.593

    TG(Z)

    125.590

    125.197

    125.445

    125.606

    125.583

    125.357

    125.469

    878.249 1

    X2

    22107.521 1

    22016.829 1

    22001.364 1

    21948.382 1

    21934.516 1

    21921.113 1

    21907.585 1

    53837.309 1

    Y2

    6853.902 1

    6842.465 1

    6867.462 1

    6803.099 1

    6897.508 1

    6781.877 1

    6888.237 1

    17934.55 11

    Z2

    5772.936 19

    5674.323 19

    5736.489 19

    5776.988 19

    5771.199 19

    5714.420 19

    5742.561 19

    0188.916 13

    XY

    302

    256

    264

    204

    251

    180

    234

    469

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    64/65

    51

    1. r XY

    = 0.062

    2. r YZ

    = 0.227

    3. r XZ

    = 0.029

  • 7/24/2019 Pengaruh Fermentasi Saccharomyces Cerevisiae Pada Ampas Pati Aren Terhadap Nilai Degradasi Pakan Secara in

    65/65

    Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

    Pengukuran Lingkar Dada Pengukuran Tinggi Gumba

    Sapi Madura Sapi Hasil Persilangan Limousin dan

    Madura