PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH NILAI TERHADAP KEPUTUSAN …

15
JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408 197 PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN PERSEPSI NILAI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SITUS LAZADA Oleh: 1 Trinik Susmonowati, 2 Husnul Khotimah Fakultas Ilmu Administrasi Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI (Jl Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat) Email: 1 [email protected], 2 [email protected] ABSTRACT As technology develops, people begin to change their lifestyle in shopping transactions that previously had to go out of home to buy necessities, nowadays only need gadgets that have internet networks to shop through online markets. This study aims to determine the effect of Electronic Word of Mouth and perceived value on purchasing decisions on Lazada. The population in this research is all North Jakarta people who have made a purchase through the Lazada with total sample 150 respondent. The data collection techniques in this study were nonprobability sampling techniques with accidental sampling techniques. This study used a quantitative approach and questionnaires as a primary data. Testing the hypothesis in this study using a single linear regression and multiple linear regression using software spss 24. The results showed that there was a positive and significant effect between electronic word of mouth regarding purchasing decisions on Lazada. There is a positive and significant effect between perceived values of purchasing decisions on Lazada. And together there is a positive and significant effect between electronic word of mouth and perceived value of purchasing decisions on the Lazada at 53.9% while the remaining 46.1% is determined by other variables not included in this study. Keyword: Electronic Word of Mouth, Perceived Value, Purchasing Decisions. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, Kehadiran teknologi internet memberi manfaat komunikasi tanpa batasan pada pengguna internet. Menurut Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan penetrasi pengguna internet di Indonesia pada tahun 2018 telah mencapai angka 143,26 juta jiwa, atau setara dengan 54,7% populasi Indonesia. Dari angka tersebut, 79% di antaranya merupakan pengguna aktif yang mengakses internet setiap hari. Banyaknya jumlah pengguna internet yang dihadapkan dengan kecanggihan teknologi membuat beberapa kalangan mengubah kebiasaan hidup mereka dalam berbelanja. Masyarakat modern mulai meninggalkan cara berbelanja secara tradisional dan beralih pada model belanja yang lebih efektif dan efisien seperti online shopping. Dimulai dari produk yang paling diminati di pasaran hingga produk yang sulit untuk didapatkan kini telah tersedia. Berdasarkan hasil riset statista (https://databoks.katadata.co.id), setiap tahun nilai transaksi e-Commerce Indonesia mengalami kenaikan pada

Transcript of PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH NILAI TERHADAP KEPUTUSAN …

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408

197

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN PERSEPSI

NILAI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA SITUS LAZADA

Oleh: 1Trinik Susmonowati,

2Husnul Khotimah

Fakultas Ilmu Administrasi Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

(Jl Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat)

Email: [email protected],

[email protected]

ABSTRACT

As technology develops, people begin to change their lifestyle in shopping transactions

that previously had to go out of home to buy necessities, nowadays only need gadgets that

have internet networks to shop through online markets. This study aims to determine the

effect of Electronic Word of Mouth and perceived value on purchasing decisions on

Lazada. The population in this research is all North Jakarta people who have made a

purchase through the Lazada with total sample 150 respondent. The data collection

techniques in this study were nonprobability sampling techniques with accidental sampling

techniques. This study used a quantitative approach and questionnaires as a primary data.

Testing the hypothesis in this study using a single linear regression and multiple linear

regression using software spss 24. The results showed that there was a positive and

significant effect between electronic word of mouth regarding purchasing decisions on

Lazada. There is a positive and significant effect between perceived values of purchasing

decisions on Lazada. And together there is a positive and significant effect between

electronic word of mouth and perceived value of purchasing decisions on the Lazada at

53.9% while the remaining 46.1% is determined by other variables not included in this

study.

Keyword: Electronic Word of Mouth, Perceived Value, Purchasing Decisions.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi

mengalami kemajuan yang pesat,

Kehadiran teknologi internet memberi

manfaat komunikasi tanpa batasan pada

pengguna internet. Menurut Asosiasi

Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia

(APJII) menyebutkan penetrasi pengguna

internet di Indonesia pada tahun 2018

telah mencapai angka 143,26 juta jiwa,

atau setara dengan 54,7% populasi

Indonesia. Dari angka tersebut, 79% di

antaranya merupakan pengguna aktif

yang mengakses internet setiap hari.

Banyaknya jumlah pengguna

internet yang dihadapkan dengan

kecanggihan teknologi membuat

beberapa kalangan mengubah kebiasaan

hidup mereka dalam berbelanja.

Masyarakat modern mulai meninggalkan

cara berbelanja secara tradisional dan

beralih pada model belanja yang lebih

efektif dan efisien seperti online

shopping. Dimulai dari produk yang

paling diminati di pasaran hingga produk

yang sulit untuk didapatkan kini telah

tersedia.

Berdasarkan hasil riset statista

(https://databoks.katadata.co.id), setiap

tahun nilai transaksi e-Commerce

Indonesia mengalami kenaikan pada

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408

198

tahun 2016 tercatat 5.8 Miliar US$, tahun

2017 tercatat 7.1 Miliar US$, dan pada

tahun 2018 tercatat 8.6 Miliar US$.

Melihat kondisi masyarakat saat ini

perusahaan mulai berlomba-lomba untuk

mengembangkan strategi bisnis mereka

untuk masuk ke dunia digital. Salah satu

cara untuk mengembangkan bisnis yang

dimiliki yaitu dengan cara mengetahui

kebutuhan dan keinginan konsumen atau

pasar serta memberikan kepuasan yang

diharapkan oleh konsumen. Dalam hal ini

strategi-strategi sangatlah penting.

E-WOM (Electronic Word of

Mouth) adalah salah satu cara promosi

yang digunakan oleh perusahaan. Ketika

seseorang konsumen merasa puas dalam

membeli/memakai jasa atau produk di

suatu tempat, ia cenderung akan

membagikan pengalamannya tersebut

kepada orang lain. Saluran komunikasi

melalui internet ini bukan saja menjadi

metode promosi yang efektif karena

dapat menjadi iklan perusahaan,

melainkan juga metode ini tidak

membutuhkan biaya yang besar karena

melalui pelanggan yang puas, rujukan

atau referensi terhadap produk/jasa

perusahaan akan lebih mudah tersebar

kepada konsumen-konsumen lainnya. E-

WOM sekarang dianggap sebagai faktor

yang paling dominan yang

mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen. Hal ini serupa dengan

penelitian yang pernah dilakukan oleh

Novita sari, dkk (2016) dengan judul

“Pengaruh Electronic Word of Mouth

Terhadap Keputusan Pembelian Pada

Toko Online Bukalapak.com”. hasil

penelitian menunjukkan bahwa

Electronic Word of Mouth berpengaruh

terhadap keputusan pembelian.

Lazada adalah situs belanja online

yang menawarkan berbagai macam jenis

produk, mulai dari elektronik, buku,

mainan anak dan perlengkapan bayi, alat

kesehatan dan produk kecantikan,

pakaian, peralatan rumah tangga, serta

perlengkapan traveling dan olahraga.

Berdasarkan uraian diatas ada

fenomena yang terjadi yaitu adanya

kenaikan jumlah pengguna internet di

Indonesia setiap tahun mengalami

peningkatan, meningkatnya pembelian

masyarakat Indonesia secara online yang

ditunjukkan dengan hasil riset statista

yang menunjukkan terjadinya kenaikan

penjualan ritel e-commerce di Indonesia,

dan penurunan jumlah kunjungan pada

situs Lazada. Dari latar belakang

tersebut, maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian

yang terjadi di situs Lazada. penulis akan

menuangkannya ke dalam penelitian

yang berjudul “Pengaruh Electronic

Word of Mouth dan Persepsi Nilai

Terhadap Keputusan Pembelian Pada

Situs Lazada”.

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penelitian

dikarenakan adanya keterbatasan dana

dan waktu maka penulis akan membatasi

ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup

dan batasan masalah pada penulisan ini

yaitu pada Electronic Word of Mouth,

persepsi nilai dan keputusan pembelian

pada situs online Lazada di Jakarta Utara.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh

Electronic Word of Mouth terhadap

keputusan pembelian pada situs

Lazada.

2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi

nilai terhadap keputusan pembelian

pada situs Lazada.

3. Untuk menganalisis pengaruh

Electronic Word of mouth dan

persepsi nilai terhadap keputusan

pembelian pada situs Lazada.

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:

199

KAJIAN LITERATUR

Pengertian Administrasi Bisnis

Menurut Harbani Pasolong

(2011:3) menyatakan bahwa

Administrasi adalah usaha untuk

mencapai hasil secara efektif, efisien dan

berdaya guna. Sedangkan pengertian

administrasi yang dikemukakan oleh

Daryanto (2011:7) yaitu administrasi

ialah aktifitas-aktifitas untuk mencapai

suatu tujuan, atau proses

penyelenggaraan kerja untuk mencapai

suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian Pemasaran Menurut Kotler & Armstrong

dalam Abdurrahman (2015:2) pemasaran

didefinisikan sebagai suatu fungsi

organisasi dan seperangkat proses yang

menciptakan, mengkomunikasikan dan

menyampaikan pada pelanggan dan

untuk mengelola kerelasian pelanggan

untuk mencapai benefit bagi organisasi.

Menurut Hasan (2013:4)

“Pemasaran adalah proses

mengidentifikasi, menciptakan dan

mengkomunikasikan nilai, serta

memelihara hubungan yang memuaskan

pelanggan untuk memaksimalkan

keuntungan perusahaan.

Menurut Stanton dalam Sunyono

(2015:191) pemasaran adalah suatu

sistem total dari kegiatan bisnis yang

dirancang untuk merencanakan,

menentukan harga, promosi dan

mendistribusikan barang-barang yang

dapat memuaskan keinginan dan

mencapai pasar sasaran serta tujuan

perusahaan.

Pengertian E-Commerce E-commerce merupakan suatu

istilah yang sering digunakan atau

didengar saat ini yang berhubungan

dengan internet, dimana tidak seorang

pun yang mengetahui jelas pengertian

dari e-comerece tersebut.

Menurut Jony Wong (2010:33)

pengertian dari electronic commerce

adalah pembelian, penjualan dan

pemasaran barang serta jasa melalui

sistem elektronik. Seperti radio, televisi

dan jaringan computer atau internet.

Berikut ini terdapat empat jenis e-

commerce berdasarkan karaktristik nya

menurut Kotler & Armstrong (2012):

Business to Business (B2B), Business to

Consumer (B2C), Consumer to

Consumer (C2C), Consumer to Business

Pengertian Word of Mouth

Menurut WOMMA (Word of

Mouth Marketing Association) dikutip

oleh Ratna Dwi Kartika Sari (2012) Word

of Mouth adalah suatu aktifitas di mana

konsumen memberikan informasi

mengenai suatu merek atau produk

kepada konsumen lain.

Menurut Kotler dan Armstrong

(2014:258) Word of Mouth sebagai suatu

komunikasi personal tentang produk

diantaranya pembeli dan orang-orang di

sekitarnya. Word of Mouth merupakan

bentuk promosi yang paling efektif.

Pelanggan yang terpuaskan akan menjadi

juru bicara produk perusahaan secara

lebih efektif dan meyakinkan

dibandingkan dengan iklan dalam jenis

apapun.

Jenis-jenis Word of Mouth

Menurut Sernovitz dalam Sumardi

(2011:68), Word of Mouth terdiri dari dua

jenis, yaitu:

1) Organic Word of Mouth adalah

pembicaraan yang bersemi secara

alami dari kualitas positif dan

perusahaan anda.

2) Amplified Word of Mouth adalah

pembicaraan yang dimulai oleh

kampanye yang disengajakan untuk

membuat orang-orang berbicara.

Electronic Word Of Mouth (EWOM) Menurut Henning-Thurau et al.

dalam Donni juni priansa (2018:351)

menyatakan bahwa electronic word of

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408

200

mouth merupakan pernyataan negative

atau positif yang dibuat oleh konsumen

aktual, potensial, atau konsumen

sebelumnya yang membicarakan

mengenai produk atau perusahaan dan

informasi ini tersedia bagi orang-orang

ataupun institutsi melalui media internet.

Electronic word of mouth dianggap

menjadi evolusi dari komunikasi

tradisional tatap muka sehingga menjadi

lebih modern dengan bantuan

cyberspace, atau sebuah media elektronik

dalam jaringan computer yang banyak

dipakai untuk keperluan komunikasi satu

arah maupun timbal-balik secara online.

Perbedaan word of mouth tradisional

dengan Electronic Word of Mouth

(EWOM)

Perbedaan antara word of mouth

tradisional dengan Electronic Word of

Mouth (EWOM) antara lain sebagai

berikut:

1. Word of Mouth (WOM) dilakukan

dengan bertatap muka secara

langsung, sedangkan Electronic Word

of Mouth (EWOM) secara online.

Adanya kemajuan teknologi merubah

jenis komunikasi langsung dengan

tatap muka menjadi komunikasi pada

dunia maya.

2. Word of mouth (WOM) dilakukan

secara terbatas sedangakan Electronic

Word of Mouth (EWOM)

aksesbilitasnya tinggi. Electronic

Word of Mouth (EWOM) dapat

menjangkau semua orang yang

mengakses internet.

3. Electronic Word of Mouth (EWOM)

memungkinkan pengguna website

mengembangkan hubungan virtual

dengan konsumen ataupun kelompok

lain.

4. Electronic Word of Mouth (EWOM) di

posting atau diakses anonim secara

online ataupun orang yang tidak

dikenal, sedangkan word of mouth

(WOM) tradisional memiliki tingkat

kredibilitas yang tinggi, percakapan

langsung dengan orang yang dikenal.

5. Tingkat kepercayaan penerima

informasi word of mouth (WOM) lebih

tinggi karena didukung dengan bahasa

tubuh dan intonasi suara, sedangkan

Electronic Word of Mouth (EWOM)

tidak.

Persepsi Nilai Menurut Kotler & Keller

(2016:216) persepsi nilai konsumen

adalah selisih antara penilaian pelanggan

prospektif atas semua manfaat dan biaya

dari suatu penawaran terhadap

alternatifnya. Jadi, produk dikatakan

memiliki nilai yang tinggi jika sesuai

dengan kebutuhan, keinginan, dan

permintaan pelanggan. Menurut Durianto

(2014:69) menyatakan ada 5 dimensi

yang dapat menjadi penggerak utama

pembentukan persepsi nilai terkait

dengan kepuasan pelanggan, adalah:

Kualitas, harga, layanan, hubungan

emosional, kemudahan.

Persepsi nilai atau perceived value

suatu produk akan menjadi pertimbangan

konsumen dalam menentukan produk

mana yang akan dibeli. Jika persepsi nilai

suatu produk tinggi maka konsumen akan

tertarik untuk membeli produk tersebut.

Untuk menghasilkan persepsi nilai atau

perceive value yang tepat bagi

konsumen, perusahan hendaknya

memperhitungkan kriteria evaluasi

kualitas produk atau jasa yang

ditawarkan.

Keputusan Pembelian Menurut Buchari Alma (2014:96),

“keputusan pembelian adalah suatu

keputusan konsumen yang dipengaruhi

oleh ekonomi keuangan, teknologi,

politik, budaya, produk, harga, lokasi,

promosi, physical evidence, people dan

process. Sehingga membentuk suatu

sikap pada konsumen untuk mengelola

segala informasi dan mengambil

kesimpulan berupa respons yang muncul

produk apa yang akan dibeli. Menurut

Kotler dan Keller (2016:195)

mengemukakan keputusan pembelian

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:

201

memiliki indikator sebagai berikut :

Pilihan produk, pilihan merek, pilihan

tempat penyalur, jumlah pembelian atau

kuantitas, waktu pembelian, metode

pembayaran.

Proses Keputusan Pembelian

Proses keputusan pembelian pasti

akan melalui beberapa tahap yang

dilakukan oleh konsumen. Tahap-tahap

tersebut yang akan menghasilkan

keputusan apakah membeli atau tidak,

dan setelah membeli apakah konsumen

akan puas atau tidak, jika puas konsumen

akan melakukan pembelian ulang atau

jika tidak puas, kosumen akan beralih ke

barang atau jasa lain yang sejenis

Menurut Thamrin Abdullah, dkk

(2012:129), “Konsumen akan melawati

lima tahap dalam proses pembelian:

pengenalan kebutuhan, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku purna beli”.

Berikut merupakan lima tahap proses

pembelian konsumen :

Model Proses Keputusan Pembelian

Sumber : Thamrin Abdullah,dkk (2012:129)

Kerangka Teori

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan pendekatan kuantitatif. Menurut

Sugiono (2016:2), Metode kuantitatif

adalah pendekatan ilmiah yang

memandang suatu realitas itu dapat

diklarifikasikan, konkrit, teramati dan

terukur, hubungan variabelnya bersifat

sebab akibat dimana data penelitiannya

berupa angka-angka dan analisisnya

menggunakan statistik. Dalam hal ini,

peneliti menggunakan survey dengan

kuesioner yang disebar untuk

mendapatkan data primer.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang mutlak sangat

diperlukan dalam setiap penelitian,

karena data merupakan segala fakta atau

jangka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun hasil penelitian. Bila dilihat

dari segi cara atau teknik pengumpulan

data, maka teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik

pengumpulan data primer yang efisien

dengan cara merumuskan seperangkat

pertanyaan tertulis sesuai dengan

variabel – variabel yang akan diukur

untuk dijawab responden. Kuesioner

ini menggunakan skala pengukuran

skala likert dengan penilaian sebagai

berikut : Tabel 1

Skor Penilaian

2. Penelitian Kepustakaan (Library

Research)

Studi kepustakaan dilakukan untuk

memperoleh data sekunder dengan

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408

202

cara mempelajari, meneliti dan

mengkaji beberapa buku literatur,

jurnal, makalah, situs, web, dan

penelitian-penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan permasalahan

yang sedang diteliti dan selanjutnya

diolah kembali. Studi kepustakaan ini

bertujuan untuk memperoleh sebanyak

mungkin teori yang diharapkan akan

dapat menunjang data yang

dikumpulkan.

Teknik Sampling

Populasi dan Sampel

a. Populasi

Dalam penelitian ini yang dijadikan

populasi adalah Mayarakat yang ada

di wilayah Jakarta utara yang pernah

melakukan pembelian minimal 2 kali

transaksi pada situs Lazada yang

jumlahnya tidak bisa dipastikan atau

selalu berubah-ubah (infinit).

b. Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan

sampel dilakukan dengan

pertimbangan populasi yang ada

jumlahnya tidak diketahui atau

sering berubah sehingga metode

yang sesuai dengan penelitian ini

menggunakan pendapat dari

Hair.et.al (2010:112), maka

diperoleh hasil perhitungan sampel

sebagai berikut:

Jumlah sampel = 30 x 5 = 150

sampel

Jadi untuk sampel yang diambil

dalam penelitian ini ada 150 orang

pelanggan Lazada yang pernah

melakukan transaksi atau membuat

keputusan pembelian minimal 2 kali

di wilayah Jakarta utara.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh penulis dalam

penelitian ini adalah data yang bersifat

kuantitatif. Analisis secara kuantitatif

dengan bantuan alat statistik, dalam

penelitian ini peneliti menggunakan alat

bantu statistik software SPSS versi 24.

Data yang digunakan dalam penelitian ini

berasal dari hasil pengisian kuesioner

melalui goggle form yang terdiri dari

beberapa pernyataan-pernyataan

indikator yang diukur dengan

menggunakan skala ordinal berdasarkan

skala Likert

1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Untuk mencari validitas instrumen,

peneliti melakukan uji product

moment dari pearson. Bila korelasi

antar skor item pertanyaan dengan

skor total ini signifikan menurut

statistik, maka dapat dikatakan alat

ukur tersebut adalah valid. Berikut

rumus korelasi product moment.

r = n ∑xy- (∑x)(∑y)

√ (n ∑x2 – (∑y2) – (∑y)2)

Dimana :

r = korelasi antara variabel X dengan Y

X = variabel X

Y = variabel Y

Kriteria penilaian uji validitas adalah:

1) Apabila Signifikan variabel >

Signifikan 0,05, maka kusioner

tersebut tidak valid.

2) Apabila Signifikan variabel <

Signifikan 0,05, maka kuesioner

tersebut dikatakan valid.

b. Uji Reabilitas

Cara yang digunakan untuk

menguji reliabilitas kuesioner

dalam penelitian ini dengan uji

statistic Cronbach. Apabila hasil

koefisien α (Alpha) lebih besar dari

taraf signifikansi 60% atau 0,600

maka kuesioner tersebut reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:

203

normalitas, uji multikolonieritas dan

uji heteroskedestisitas.

3. Analisis Deskriptif

Data-data yang diperoleh melalui

kegiatan penelitian ini kemudian di

sederhanakan kedalam bentuk

keterangan yang lebih mudah

diinterpretasikan. Untuk

menyederhanakan data-data

tersebut,peneliti menggunakan rumus.

Rumus yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rumus Weigh

Means Score (WMS):

Keterangan :

M : Memperoleh Angka Penafsiran

f : Frekuensi

x : Pembobotan

n : Jumlah Responden

Besarnya interval penilaian =

diinginkanyangkriteria

terkecilbobotterbesarbobot

Besarnya interval penilaian =

Maka tingkatan kategori jawaban yang

diperoleh untuk variabel adalah

sebagai berikut :

1) Sangat Tidak Baik : 1,00 – 1,79

2) Tidak Baik : 1,80 – 2,59

3) Cukup Baik : 2,60 – 3,39

4) Baik : 3,20 – 4,19

5) Sangat Baik : 4,20 – 5,00

4. Uji Hipotesis

a. Uji Analisis Regresi

Analisis regresi sederhana digunakan

untuk mengetahui masing-masing

pengaruh variabel bebas pertama

yaitu, Electronic Word of Mouth (X1)

terhadap keputusan pembelian (Y),

dan variabel kedua adalah Persepsi

Nilai (X2) terhadap Keputusan

Pembelian (Y). Analisis regresi

berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel

terikat yaitu pengaruh electronic word

of mouth (X1) dan persepsi nilai (X2)

terhadap keputusan pembelian (Y).

Model hubungan variabel-variabel

tersebut dapat disusun dalam fungsi

atau persamaan sebagai berikut

(Sugiyono, 2010:275):

Ket : Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta dari keputusan regresi

b = Koefisien regresi

b1 = Koefisien regresi variabel X1

(EWOM)

b2 = Koefisien regresi variabel X2

(Persepsi Nilai)

X1 = E-wom

X2 = Persepsi Nilai

b. Uji Korelasi (R) Analisis korelasi digunakan untuk

melihat hubungan antara variabel

Electronic Word of Mouth (X1),

persepsi nilai (X2) dan keputusan

pembelian. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknis korelasi

tata jenjang atau sering disebut dengan

uji korelasi spearman rank.

Selanjutnya untuk mengetahui

keeratan atau derajat hubungan antara

Electronic Word of Mouth (X1),

persepsi nilai (X2) dengan keputusan

pembelian (Y), dapat diukur dengan

menggunakan rumus Spearman

melalui langkah-langkah sebagai

berikut :

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408

204

Dimana :

ρ = koefisien korelasi Spearman Rank

Σ = notasi jumlah

bi = perbedaan rangking antara pasangan

data

n = banyaknya pasangan data

Koefisien korelasi menunjukan

seberapa besar hubungan yang terjadi

antara dua variabel. Menurut Sugiyono

(2012:231) pedoman untuk memberikan

interpretasi koefisien korelasi sebagai

berikut: Tabel 2

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefisien Korelasi

c. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Analisis R² (R square) atau koefisien

determinasi digunakan untuk

mengetahui seberapa besar presentase

sumbangan pengaruh variabel

independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara

nol sampai satu (0-1). Jika nilai R²

mendekati 1 (satu) maka dapat

dikatakan semakin kuat model

tersebut dalam menerangkan variabel

independen terhadap variabel

dependen. Sebaliknya, jika R²

mendekati 0 (nol) maka semakin

lemah variasi variabel indepeden

menerangkan variabel dependen

(Priyatno, 2012:55). Koefisien

determinasi dengan rumus :

Keterangan : r = koefisien korelasi

pearson

d. Uji t (Parsial)

Uji t (Parsial) digunakan untuk

mengetahui apakah pengaruh masing

masing variabel bebas terhadap

variabel terikat apakah bermakna atau

tidak. Pengujian dilakukan dengan

membandingkan antara nilai thitung

masing-masing variabel bebas dengan

nilai ttabel dengan derajat kesalahan

5%dalam arti (α = 0,05). Apabila nilai

thitung > ttabel, maka variabel bebasnya

memberikan pengaruh bermakna

terhadap variabel terikat (Agus Tri

Basuki & Nano Prawoto, 2016:88).

Uji t (parsial) ini dapat diperoleh

dengan rumus sebagai berikut:

Kriteria pengujian hipotesis secara parsial

adalah sebagai berikut:

1) Pengaruh variabel E-wom terhadap

variabel keputusan pembelian.

Tidak terdapat pengaruh

antara variabel Electronic Word of

Mouth terhadap variabel keputusan

pembelian secara parsial.

Terdapat pengaruh antara

variabel Electronic Word of Mouth

terhadap variabel keputusan

pembelian secara parsial.

2) Pengaruh variabel persepsi nilai

terhadap variabel keputusan

pembelian.

Tidak terdapat pengaruh

antara variabel persepsi nilai

terhadap variabel keputusan

pembelian secara parsial.

Terdapat pengaruh antara

persepsi nilai terhadap keputusan

pembelian secara parsial.

e. Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui

apakah seluruh variabel bebasnya

secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang bermakna terhadap

variabel terikat. Pengujian dilakukan

dengan membandingkan fhitung dengan

ftabel pada derajat kesalahan 5% dalam

arti (α = 0,05). Apabila nilai fhitung >

dari nilai Ftabel, maka berarti variabel

bebasnya secara bersama-sama

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:

205

memberikan pengaruh yang bermakna

terhadap variabel terikat atau hipotesis

pertama sehingga dapat diterima.

Pengujian dilakukan Hipotesis

pengujian secara statistik adalah:

1) Dasar pengambilan keputusan

dengan menggunakan angka

probabilitas signifikan, yaitu:

a. Apabila probabilitas

signifikansi > 0.05, maka

diterima dan ditolak, maka

tidak terdapat pengaruh secara

bersama-sama Electronic Word

of Mouth dan Persepsi nilai

terhadap keputusan pembelian.

b. Apabila probabilitas

signifikansi < 0.05,

maka ditolak dan

diterima, terdapat pengaruh

secara bersama-sama

Electronic Word of Mouth dan

persepsi nilai terhadap

keputusan pembelian

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Objek Penelitian

Lazada Indonesia diluncurkan pada

bulan maret 2012 dan berkembang pesat

hingga saat ini. Lazada merupakan

destinasi belanja dan berjualan online

nomor satu di Asia Tenggara – hadir di

Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,

Thailand dan Vietnam. Sebagai pelopor

ekosistem eCommerce di Asia Tenggara,

melalui platform marketplace yang

didukung oleh berbagai macam layanan

pemasaran yang unik, layanan data, dan

layanan jasa lain, Lazada telah membantu

lebih dari 135.000 penjual lokal dan

internasional, serta 3.000 brand untuk

melayani 560 juta konsumen di kawasan

Asia Tenggara. Dengan lebih dari 300

juta SKU yang tersedia.

Lazada merupakan perusahaan

yang bergerak dibidang layanan jual beli

online dan ritel e-commerce, Lazada

sebagai perusahaan yang bergerak

dibidang ritel e-commerce di Indonesia

berharap dapat memberikan kemudahan

bagi masyarakat dalam membeli berbagai

macam jenis produk dari berbagai

kategori.

Lazada tak hanya berfungsi sebagai

marketplace semata, namun juga

memiliki affiliate program atau kemitraan

kerja sama antara penjual dan pemasar

memalui website. Umumnya para

pemasar akan mendapatkan link khusus

yang telah dilengkapi oleh

tracking/pelacak. Bahkan dalam setiap

transaksinya akan terdeteksi oleh sistem

afiliasi penjual.

Profil Responden

Jumlah responden dalam penelitian

ini sebanyak 150 responden yang

merupakan masyarakat Jakarta utara yang

pernah melakukan pembelian di situs

Lazada Indonesia.

Berdasarkan rekapan data dari 150

responden, dapat dilihat bahwa

responden yang berjenis kelamin laki-laki

berjumlah 59 responden (39.9%) dan

perempuan berjumlah 91 responden

(60.7%). Usia responden di bawah 17

tahun berjumlah 2 responden (1,3%), usia

antara 17 sampai 21 tahun berjumlah 21

responden (14%), usia antara 22 sampai

dengan 25 tahun berjumlah 64 responden

(42.7%), usia antara 26 sampai dengan 30

tahun berjumlah 24 responden (16 %),

dan usia diatas 30 tahun berjumlah 39

responden (26%). Berdasarkan pekerjaan,

responden yang masih berstatus pelajar

berjumlah 5 responden (3.3%), responden

yang berstatus mahasiswa/mahasiswi

berjumlah 40 responden (26.7%),

responden yang bekerja sebagai pegawai

negeri/swasta berjumlah 65 responden

(43.3%), responden yang bekerja sebagai

Ibu rumah tangga berjumlah 17

responden (11.3%), dan responden yang

bekerja lain-lain diluar pelajar,

mahasiswa/I, pegawai negeri/swasta, Ibu

rumah tangga berjumlah 23 responden

(15.3%).

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408

206

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Gambar 1

Hasil Uji Normalitas

Sumber : Hasil olah data SPSS 24

Berdasarkan gambar diatas dapat

dilihat bahwa nilai residual berdistribusi

normal hal ini ditunjukan dengan adanya

titik yang menyebar sekitar garis dan

mengikuti garis diagonal.

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan alat statistik Tolerance dan

VIF (Variance Inflantion Factor) untuk

menguji ada tidaknya gangguan

multikolinearitas. Jika tolerance > 0,1

dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas.

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Hasil olah data SPSS 24

Berdasarkan tabel diatas,

menunjukkan nilai tolerance untuk

variabel electronic word of mouth

(EWOM) dan persepsi nilai (PN) adalah

0,528, dengan demikian nilai tolerance

0,528 > 0,1, sementara nilai VIF untuk

variabel X1 dan X2 adalah 1.894, dengan

demikian nilai VIF 1,894 < 10,00. Maka

mengacu pada bagian dasar pengambilan

keputusan dalam uji multikolinearitas

dimana jika Tolerance > 0,1 dan VIF <

10 maka data dalam penelitian ini tidak

terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam uji Heteroskedastisitas

menggunakan scatterplots regresi.

Dengan pengambilan kesimpulan jika

titi-titik menyebar di atas atau dan di

bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak

membentuk suatu pola tertentu maka

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil olah data SPSS 24

Berdasarkan Gambar diatas,

menunjukkan bahwa nilai residual

terstandarisasi dengan nilai prediksi

terstandarisasi tidak membentuk suatu

pola tertentu.

Analisis Deskriptif

a. Hasil Rekapitulasi skor variabel

Electronic Word of Mouth

Berdasarkan hasil analisa yang

ditabulasi, berikut adalah rekapitulasi

indikator untuk variabel Electronic

Word of Mouth (X1).

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:

207

Tabel 3

Rekapitulasi skor variabel Electronic Word of

Mouth

Sumber: Kuisioner penelitian diolah

Berdasarkan tabel IV.16, hasil dari

rekapan diatas adalah, nilai prediksi skor

rata-rata sebesar 3,85 dan bila di

konsultasikan dengan kriteria kategori,

maka skor 3,85 berada pada rentang

dengan kategori “3,20 – 4,19” jadi

Electronic Word of Mouth pada situs

Lazada dinilai “Baik”.

b. Hasil Rekapitulasi Skor Variabel

Persepsi Nilai

Tabel 4

Rekapitulasi Skor Variabel Persepsi Nilai (X2)

Sumber: Kuisioner penelitian diolah

Berdasarkan tabel 4, nilai prediksi

skor rata-rata sebesar 4,03 dan bila di

cocokkan dengan kriteria kategori, maka

skor 4,03 berada pada rentang “3,20 -

4,19” maka persepsi nilai pada situs

Lazada dikategorikan “Baik”.

c. Hasil Rekapitulasi Skor Variabel

Keputusan Pembelian

Tabel 5

Rekapitulasi Skor Variabel Keputusan Pembelian

(Y)

Sumber: Kuisioner penelitian diolah

Berdasarkan tabel diatas, nilai

prediksi/interprestasi skor rata-rata

sebesar 3,88 dan bila di konsultasikan

dengan kriteria kategori, maka skor 3,88

berada pada rentang “3,20 - 4,19” dengan

kategori “Baik” Keputusan pembelian

pada situs Lazada “Baik”.

Uji Hipotesis

Hipotesis menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan

secara stimultan electronic word of

mouth (X1) dan persepsi nilai (X2)

terhadap keputusan pembelian pada situs

Lazada. Pengujian hipotesis ketiga

menggunakan analisis regresi berganda

yang diperoleh dengan bantuan program

software SPSS 24 yang dapat dilihat pada

tabel berikut:

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408

208

Tabel 6

Hasil regresi linier berganda antara electronic

word of mouth (EWOM) dan persepsi nilai (PN)

terhadap keputusan pembelian

Sumber : Hasil oleh data SPSS 24

Berdasarkan table diatas, diketahui

hasil perhitungan besar regresi electronic

word of mouth(EWOM) (X1) sebesar

0,378, persepsi nilai(PN) (X2) sebesar

0,553 dan bilangan konstanta (α) sebesar

17,435 yang disusun dalam persamaan

garis regresi linier berganda sebagai

berikut:

Y = 17,435+0,378X1+0,553X2

Persamaan regresi di atas memiliki

pengertian sebagai berikut:

1) Nilai α sebesar 17,435 merupakan

konstanta atau keadaan saat variabel

keputusan pembelian atau (Y) belum

dipengaruhi oleh variabel lainnya

yaitu variabel electronic word of

mouth (EWOM) (X1) dan keputusan

pembelian (X2). Jika semua variabel

independen tidak ada maka keputusan

pembelian tidak akan mengalami

perubahan.

2) b1 (nilai koefisien regresi X1) sebesar

0,378 menunjukkan bahwa variabel

electronic word of mouth(EWOM)

mempunyai pengaruh positif terhadap

keputusan pembelian, yang berarti

setiap kenaikan 1 satuan variabel

keputusan pembelian electronic word

of mouth akan mempengaruhi

keputusan pembelian sebesar 0,378

dengan asumsi bahwa variabel lainnya

yang tidak diteliti dalam penelitian ini

adalah konstan atau tetap.

3) b2 (nilai koefisien regresi X2) sebesar

0,553 menunjukkan bahwa variabel

persepsi nilai (PN) mempunyai

pengaruh positif terhadap keputusan

pembelian, yang berarti setiap

kenaikan 1 satuan variabel persepsi

nilai akan mempengaruhi keputusan

pembelian sebesar 0,553 dengan

asumsi bahwa variabel lainnya yang

tidak diteliti dalam penelitian ini

adalah konstan atau tetap.

Tabel 7

Hasil Koefisien Determinasi electronic word of

mouth (EWOM) dan persepsi nilai (PN) terhadap

keputusan pembelian

Sumber : Hasil olah data SPSS 24

Berdasarkan diatas, hasil

perhitungan diperoleh nilai korelasi (r)

sebesar 0,734 yang berarti tingkat

hubungan antar varaibel electronic word

of mouth (X1) dan persepsi nilai (X2)

terhadap keputusan pembelian pada situs

Lazada termasuk pada tingkat hubungan

yang kuat (0,734). Dari tabel diatas dapat

dilihat bahwa nilai R square

menunjukkan nilai 0,539 atau 53,9%

dimana hal ini menunjukkan bahwa

secara simultan besarnya kualitas

electronic word of mouth dan persepsi

nilai tehadap keputusan pembelian

pelanggan dengan hasil 53,9% sedangkan

sisanya 46,8% ditentukan oleh variabel

lainnya yang tidak ikut dihitung dalam

penelitian ini.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh electronic word of mouth

terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan penelitian yang sudah

dilakukan, hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara

electronic word of mouth (X1)

terhadap keputusan pembelian (Y)

sebesar 0,393 atau 39,3%.

Kesimpulan yang dapat diambil

adalah electronic word of mouth

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:

209

berpengaruh positif dan signifikan

sebesar 39,3% terhadap keputusan

pembelian pada situs Lazada.

Kesimpulan tersebut sesuai dengan

kerangka teori penelitian bahwa

electronic word of mouth merupakan

salah satu faktor dalam meningkatkan

keputusan pembelian. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh

Sisca Eka Fitria & I Made

Dwijannanda (2016) dimana

electronic word of mouth berpengaruh

secara signifikan terhadap keputusan

pembelian. Jika perusahaan memiliki

electronic word of mouth yang positif

di kalangan masyarakat, maka akan

semakin meningkatkan antusiasme

calon konsumen lain untuk ikut

membeli produk atau jasa yang

diberikan oleh perusahaan.

2. Pengaruh persepsi nilai terhadap

keputusan pembelian Berdasarkan

penelitian yang sudah dilakukan, hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara persepsi nilai (X2)

terhadap keputusan pembelian (Y).

Pengaruh persepsi nilai (X2) terhadap

keputusan pembelian (Y) sebesar

0,502 atau 50,2%. Kesimpulan yang

dapat diambil adalah persepsi nilai

berpengaruh positif dan signifikan

sebesar 50,2% terhadap keputusan

pembelian pada situs Lazada.

Kesimpulan tersebut sesuai dengan

kerangka teori penelitian bahwa

persepsi nilai merupakan salah satu

faktor dalam meningkatkan keputusan

pembelian. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Tesalonika Tiffany

Tilaar, et. al. (2017) dimana variable

persespi nilai berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Semakin tinggi persepsi nilai

barang/jasa bagi konsumen semakin

tinggi keinginan seseorang untuk

memakai jasa/ memiliki barang

tersebut.

3. Pengaruh Electronic Word of Mouth

dan Persepsi Nilai Terhadap

Keputusan Pembelian

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa secara simultan terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara

electronic word of mouth (X1) dan

persepsi nilai (X2) terhadap

keputusan pembelian (Y). Pengaruh

electronic word of mouth dan persepsi

nilai secara simultan terhadap

keputusan pembelian sebesar 0,539

atau 53,9% variabel keputusan

pembelian pada situs Lazada

dipengaruhi oleh kedua variabel

bebas tersebut. Kesimpulan yang

dapat diambil adalah electronic word

of mouth dan persepsi nilai secara

simultan berpengaruh positif dan

signifikan sebesar 53,9% terjadap

keputusan pembelian di Lazada,

sedangkan sisanya sebesar 46,1%

ditentukan oleh variable lainnya yang

tidak ikut dihitung dalam penelitian

ini seperti harga, kualitas pelayanan,

promosi, reting dan lain-lain. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian terdahulu menurut Ansir

Launtu (2018), Nur Laily Hidayati

(2018), Kurnia Ariyanti & Sri Setyo

Iriani (2014), dan Jorge Matute

(2016) yang menerangkan bahwa

electronic word of mouth dan persepsi

nilai merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi keputusan

pembelian. Jika perusahaan mampu

menciptakan electronic word of

mouth yang positif di kalangan

masyarakat maka akan meningkatkan

jumlah pembelian terhadap

perusahaan tersebut. Demikian juga

dengan persepsi nilai, persepsi

menurut setiap orang berbeda-beda

dalam hal ini perusahaan harus

mampu memberikan persepsi nilai

yang tinggi terhadap produk/jasa yang

diberikan perusahaan dibandingkan

dengan pengorbanan dan biaya yang

harus dikeluarkan konsumen sehingga

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI: 10.34127/jrlab.v10i2.408

210

akan meningkatkan keputusan

pembelian.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

electronic word of mouth dan persepsi

nilai terhadap keputusan pembelian pada

situs Lazada maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif dan

signifikan electronic word of

mouth tehadap keputusan

pembelian pada situs Lazada

sebesar 39,3%.

2. Terdapat pengaruh positif dan

signifikan persepsi nilai terhadap

keputusan pembelian pada situs

Lazada sebesar 50,2%.

3. Terdapat pengaruh positif dan

signifikan electronic word of

mouth dan persepsi nilai terhadap

keputusan pembelian pada situs

Lazada sebesar 53,9% sedangkan

sisanya sebesar 46,1% ditentukan

oleh variabel lainnya yang tidak

ikut dihitung dalam penelitian ini.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas,

maka penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. Lazada harus meningkatkan

pemasarannya salah satunya dengan

cara memperbanyak diskon untuk

menarik lebih banyak konsumen, dan

sering melakukan gratis ongkos

kirim, jika hal ini dilakukan maka

banyak masyarakat yang tertarik

untuk mencari informasi mengenai

situs Lazada dan

merekomendasikannya kepada orang

lain.

2. Harga produk harus bisa bersaing

dengan kompotitor, dan kualitas

pelayanan harus lebih ditingkatkan

lagi seperti pelayanan customer

service tentang keluhan pelanggan

harus cepat respon, proses

pengembalian barang yang salah

kirim atau rusak harus lebih

dipermudah dan lebih menyaring para

penjual (pelapak) agar konsumen

terlindungi dari akun penjual yang

tidak amanah.

3. Pihak Lazada harus lebih

memperhatikan kualitas semua

produk yang di jual di LazMall,

karena yang menjadi ciri khas dari

Lazada adalah berbelanja menjadi

mudah melalui mall online yang ada

di Lazada.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin, dkk. 2012.

Manajemen Pemasaran. Depok: PT

RajaGrafindo Persada

Abdurrahman, N.H. 2015. Manajemen

Strategi Pemasaran, Bandung: CV.

Pustaka Setia

Ali, Hasan. 2013. Marketing. Cetakan

pertama, Pressdindo Yogyakarta.

Alma, Buchory., dan Saladin, Djaslim.

2010. Manajemen Pemasaran :

Ringkasan Praktis, Teori, Aplikasi

dan Tanya Jawab. Bandung: CV.

Linda Karya.

Anggara, Sahya, 2012, Ilmu Administrasi

Negara. Bandung. CV Pustaka

Setia.

Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen

Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Buchari, Alma. 2009. Manajemen

Pemasaran dan Pemasaran Jasa,

Cetakan kedelapan, Bandung:

Alfabeta.

Basuki, Agus Tri & Nano Prabowo,

2016. Analisis Regresi Dalam

JURNAL LENTERA BISNIS ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

Volume 10, Nomor 2, Juli 2021 DOI:

211

Penelitian Ekonomi & Bisnis.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Daryanto. 2011. Manajemen Pemasaran.

Bandung: PT Sarana Tutorial

Nurani Sejahtera.

Durianto, Darmadi, 2011, Strategi

Menaklukkan Pasar Melalui Riset

Ekuitas dan Perilaku Merek,

cetakan XX, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Ferrinadwi, Erna. 2010. Merek &

psikologi Konsumen. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Jony Wong. 2010. Internet Marketing for

Beginners. PT Elex Media

Komputindo.Jakarta.

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2008.

Prinsip-prinsip pemasaran.Edisi

12. Jilid 1. Jakarta:Erlangga.

______, 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran.

Edisi 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

______, 2014. Principles of Marketing,

12th

Edi tion, Jilid 1 terjemahan Bob

Sabran Jakarta : Erlangga.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller.

2016: Marketing Manajement, 15th

Edition New Jersey: Pearson

Pretice Hall. Inc.

Lovelock, Christopher, et al. 2011.

Pemasaran Jasa. Edisi 7. Jilid 1

terjemahan Dian Wulandari.

Elangga: Jakarta.

McLeod Pearson. 2008. Sistem Informasi

Manajemen. Salemba, Jakarta.

Pasolong, Harbani. 2011. Teori

Administrasi Publik, Alfabeta,

Bandung.

Purnomo, Serfianto D, dkk. 2013. Buku

Pintar Bisnis Online dan Transaksi

Elektronik.Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Priansa, Doni juni. 2018. Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Bandung: CV

Pustaka Setia

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian

Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sudaryono, 2018. Metode Penelitian.

Depok: PT RajaGrafindo Persada

Sunyoto, Danang. 2015. Strategi

Pemasaran. Jakarta: CAPS