Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

151
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KESEPIAN PADA LANSIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: SARI HAYATI 051301068 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA GANJIL, 2009/2010

description

pdf

Transcript of Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Page 1: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KESEPIAN

PADA LANSIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh:

SARI HAYATI

051301068

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GANJIL, 2009/2010

Page 2: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kesepian Pada

Lansia adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan disuatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini,

saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademis yang saya sandang dan

sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Desember 2009

Sari Hayati

Page 3: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia

Sari Hayati dan Liza Marini

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan seperti kenyamanan dan perhatian, yang diberikan oleh orang-orang disekitar individu yang sedang mengalami kesulitan, agar individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai. Kesepian adalah suatu perasaan tidak menyenangkan disebabkan adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang diharapkan dengan kenyataan kehidupan interpersonalnya akibat terhambat atau berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang.

Jumlah sampel penelitian ini adalah 60 orang lansia, yang terdiri dari 36 orang (60%) lansia pria dan 24 orang (40%) lansia wanita. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Simple Random Sampling. Data dikumpulkan melalui dua buah skala yaitu skala dukungan sosial yang disusun peneliti berdasarkan dimensi dari Orford (1992) dan skala kesepian yang disusun peneliti berdasarkan dimensi dari Wrightsman (1993). Skala dukungan sosial memiliki nilai reliabilitas koefisien alpha (α)=0.874 dan skala kesepian memiliki nilai reliabilitas koefisien alpha (α)=0.906. Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan analisa regresi. Hasil penelitian ini ada pengaruh signifikan dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dukungan sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 13.7%. Kata kunci: Dukungan Sosial, Kesepian, Lansia.

Page 4: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

The Impact of the Social Support Toward Loneliness in Old Adult

Sari Hayati and Liza Marini

Faculty of Psychology University of North Sumatera

ABSTRACT

The aim of this research is to know the influence of social support toward loneliness in older adult. Loneliness is an unpleasant feeling caused by an unmatched relation between social relationship wanted by someone and reality in interpersonal life that are caused by the decreased of social relationship that someone has.

The total of sample is 60, which consist of 36 (60%) men and 24 (40%) women. The sampling technique used is sample random sampling. The data was collected through two scales that consist of social support based on Orford dimension (1992), and loneliness based on Wrightsman dimension (1993). Social support scale has reliability (α)=0.874 and loneliness scale has reliability (α)=0.906. Data obtained in this research is processed with regression linearity. The result of this research indicate that there is a significant influence of social support toward loneliness in old adult. Social support contribute effectively for 13.7%. Keyword : Social Support, Loneliness, Old Adult

Page 5: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

KATA PENGANTAR

Syukur yang tak pernah henti, peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas semua

karunia dan keindahan yang telah diberikan-Nya, umur yang panjang, kesehatan,

waktu dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi untuk

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu (S-1) di

Fakultas Psikologi Sumatera Utara dengan judul : Pengaruh dukungan sosial terhadap

kesepian pada lansia.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. S (K) selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi.

3. Kak Liza Marini, M.Psi yang telah banyak membantu dan membimbing, juga

dalam memberi saran-saran serta kesabaran kepada saya dalam

merampungkan penelitian ini hingga selesai. Maaf kak kalau selama ini

banyak merepotkan kakak.

4. Ibu Rika Eliana, Msi selaku dosen pembimbing akademik yang bersedia

meluangkan waktunya selama masa perkuliahan untuk membimbing saya.

Page 6: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

5. Bapak Ferry Novliadi M.Si selaku dosen penguji yang telah bersedia

meluangkan waktunya buat membimbing saya.

6. Ibu Ika Sari Dewi, S.psi, psi selaku dosen penguji yang telah bersedia

meluangkan waktunya buat membimbing saya.

7. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi USU atas segala ilmu dan

bantuannya selama perkuliahan dan seluruh staf pegawai Fakultas Psikologi

USU yang telah membantu penulis baik selama masa perkuliahan maupun

dalam penyelesaian skripsi.

8. Mama dan ayah tercinta yang telah memberikan do’a dan kasih sayangnya

yang tak pernah henti demi keberhasilan anaknya. InsyaAllah ananda akan

terus berjuang membuat Mama dan ayah bangga.

9. Keluarga besar Binjai dan Banda Aceh, juga Anggi dan bang Fajar yang telah

memberikan dukungan, doa, bantuan dan semangat dalam mengerjakan

skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan skripsi, Dewi, Eca, Ayu, Yefri, Acid dll. Masa-

masa stres skripsi tidak akan lebih indah tanpa kebersamaan kita.

11. My Best Friends Ever ; Tiwi dan Elvina yang selalu penuh tawa dan tidak

pernah berhenti menyusahkan. Kita akan terus bersama sampai akhir.

12. Buat teman-teman kampus, Noni, Diah, Ema, Qorin khususnya angkatan 05,

kalian semua terlalu berharga dalam hidup walau lebay-nya buat ga tahan.

Page 7: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

13. Buat teman-teman yang jauh, Leni, Jimah, Susan, Putri, Dina, Uud, Bg Ari,

semangat dan perhatian kalian walaupun dari jauh sangat berarti.

14. Pak Is, Pak Aswan, Bg Hendra, Bg sono, Kak Dian, Kak Ari, Kak Devi.

Makasih ya pak, bang, dan kakak atas bantuan yang memudahkan selesainya

skripsi ini.

15. Bg Fajar tersayang, terimakasih untuk cinta, kasih, semangat, dan

penantiannya selama ini.

16. Dan banyak lagi pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi

ini tapi tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih

banyak.

Seluruh skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan penulis

menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh

karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya

membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini agar menjadi

lebih baik lagi. Akhirnya kepada Allah jua penulis berserah diri. Semoga penelitian

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Medan, 2009

Sari Hayati

Page 8: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ............................................................................................. i

Daftar Isi ................................................................................................... iv

Daftar Tabel ................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 9

E. Sistematika Penulisan ............................................................ 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 12

A. Dukungan Sosial .................................................................... 12

1. Pengertian Dukungan Sosial .............................................. 12

2. Dimensi Dukungan Sosial .................................................. 14

3. Model kerja Dukungan Sosial ............................................ 16

4. Sumber-sumber Dukungan Sosial ...................................... 17

B. Kesepian ................................................................................ 18

1. Pengertian Kesepian .......................................................... 18

Page 9: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

2. Bentuk-bentuk Kesepian .................................................... 19

3. Penyebab Kesepian ............................................................ 21

4. Perasaan Individu Ketika Kesepian .................................... 25

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesepian ...................... 27

C. Lansia .................................................................................... 30

1. Pengertian Lansia .............................................................. 30

2. Tugas Perkembangan Lansia .............................................. 31

3. Ciri-ciri lansia .................................................................... 32

4. Perubahan-perubahan Pada lansia ...................................... 35

D. Perkembangan Psikososial Lansia .......................................... 37

E. Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap pada Lansia .................. 38

F. Hipotesa Penelitian ................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 42

A. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................. 42

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................... 42

1. Dukungan Sosial ................................................................ 42

2. Kesepian ............................................................................ 43

C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel ............. 44

1. Populasi dan Sampel ......................................................... 44

2. Metode Pengambilan Sampel ............................................ 45

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ...................................... 45

Page 10: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

1. Skala Kesepian .................................................................. 46

2. Skala Dukungan Sosial .................................................... 47

E. Validitas dan reliabilitas ........................................................ 48

1. Validitas Alat Ukur ........................................................... 48

2. Reliabilitas Alat Ukur ....................................................... 49

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur ....................................................... 48

1. Skala Dukungan Sosial ..................................................... 50

2. Skala Kesepian ................................................................. 52

G. Prosedur Penelitian ................................................................ 54

1. Tahap Persiapan Penelitian ............................................... 54

2. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 55

3. Tahap Pengolahan Data ..................................................... 55

H. Metode Analisa Data .............................................................. 56

1. Uji Normalitas .................................................................. 56

2. Uji Linieritas ..................................................................... 56

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ............................... 57

A. Analisa Data ......................................................................... 57

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................. 57

a. Gambaran Umum Subjek penelitian Berdasarkan

Jenis Kelamin.................................................................... 57

Page 11: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

b. Gambaran Umum subjek penelitian berdasarkan

usia.................................................................................... 58

2. Hasil Penelitian ................................................................. 58

a. Hasil Uji Asumsi............................................................ 58

1) Uji Normalitas.............................................................. 59

2) Uji Linearitas Hubungan.............................................. 59

b. Hasil Analisa Data ......................................................... 60

c. Deskripsi Data Penelitian ............................................... 63

1) Variabel Kesepian........................................................ 64

2) Variabel Dukungan Sosial........................................... 65

3. Hasil Analisa Tambahan ................................................... 67

a. Gambaran kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin...... 67

b. Pengaruh Dimensi Dukungan Sosial terhadap kesepian.. 68

B. Pembahasan .......................................................................... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 73

A. Kesimpulan ........................................................................... 73

B. Saran ..................................................................................... 74

1. Saran Metodologis ............................................................ 74

2. Saran Praktis ..................................................................... 75

Page 12: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 77

LAMPIRAN..................................................................................................... 82

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penjelasan Kesepian berdasarkan Atribusi Penyebab .................... 24

Tabel 2. Distribusi aitem skala kesepian sebelum uji coba ........................... 46

Tabel 3. Distribusi aitem skala dukungan sosial sebelum uji coba................. 47

Tabel 4. Distribusi aitem skala dukungan sosial setelah uji coba................... 50

Tabel 5. Distribusi aitem skala dukungan sosial pada saat penelitian............ 52

Tabel 6. Distribusi aitem skala kesepian setelah uji coba………………….. 52

Tabel 7. Distribusi aitem skala kesepan pada saat penelitian......................... 53

Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 57

Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia .............................. 58

Tabel 10. Uji sebaran normal variabel tes kolmogorov-smirnov .................. 59

Tabel 11. Hasil Uji Linieritas ....................................................................... 60

Tabel 12. Hasil analisa regresi ...................................................................... 61

Tabel 13. Parameter-parameter persamaan garis regresi ................................ 62

Tabel 14. Skor empirik dan skor hipotetik variabel kesepian ........................ 64

Tabel 15. Kategorisasi data kesepian ............................................................ 65

Page 13: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Tabel 16. Skor empirik dan skor hipotetik variabel dukungan sosial ............. 66

Tabel 17. Kategorisasi data dukungan sosial ................................................. 66

Tabel 18. Gambaran kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin .................... 67

Tabel 19. Uji t kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin ............................. 67

Tabel 20. Parameter-peremeter persamaan garis regresi ................................ 68

Page 14: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1: Gambaran linearitas dukungan sosial dengan kesepian........................... 60

Page 15: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A

1. Skala Tryout..................................................................................................... 82

2. Skala Penelitian................................................................................................ 96

3. Reliabilitas Skala kesepian............................................................................... 104

4. Reliabilitas Skala Dukungan Sosial................................................................. 115

Lampiran C

1. Uji Normalitas Sebaran................................................................................. 118

2. Uji Lineritas Hubungan................................................................................. 119

3. Uji Hipotesa................................................................................................... 121

4. Gambaran Kesepian Berdasarkan Jenis Kelamin.......................................... 123

5. Hasil Anareg Metode Backward................................................................... 124

Lampiran B

Page 16: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

1. Data Mentah Hasil Penelitian Skala Dukungan Sosial.................................. 128

2. Data Mentah Hasil Penelitian Skala Kesepian.............................................. 131

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian

periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu

mengikuti pola perkembangan dengan pasti dan dapat diramalkan. Setiap masa yang

dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali.

Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan memberikan

pengaruh terhadap tahap-tahap selanjutnya. Salah satu tahap yang akan dilalui oleh

individu tersebut adalah masa lanjut usia atau lansia (Hurlock, 1999).

Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia.

Dikatakan sebagai perkembangan terakhir, karena ada sebagian anggapan bahwa

perkembangan manusia berakhir setelah manusia menjadi dewasa (Prawitasari,

1994). Pada saat manusia berkembang, terjadi beberapa perubahan yang ditandai

dengan kondisi-kondisi khas yang menyertainya. Munandar, (2001) menyebutkan

Page 17: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

beberapa kondisi khas yang menyebabkan perubahan pada lansia, diantaranya adalah

tumbuhnya uban, kulit yang mulai keriput, penurunan berat badan, tanggalnya gigi

geligi sehingga mengalami kesulitan makan. Selain itu juga muncul perubahan yang

menyangkut kehidupan psikologis lansia, seperti perasaan tersisih, tidak dibutuhkan

lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru, misalnya penyakit yang tidak

kunjung sembuh atau kematian pada pasangan. Hal ini didukung oleh pernyataan

Hurlock (1980) yang juga menjelaskan dua perubahan lain yang harus dihadapi

lansia, yaitu perubahan sosial dan perubahan ekonomi. Perubahan sosial meliputi

perubahan peran dan meninggalnya pasangan atau teman-teman. Perubahan ekonomi

menyangkut ketergantungan secara finansial pada uang pensiun dan penggunaan

waktu luang sebagai seorang pensiunan (dalam Puspita Sari, 2002).

Lansia yang mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya cenderung

menimbulkan anggapan bahwa lansia sudah tidak produktif lagi, sehingga perannya

dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan semakin berkurang dan secara emosional

menjadi kurang terlibat. Bahkan masih ada anggota masyarakat yang beranggapan

bahwa lansia adalah orang yang tidak berguna bahkan kadang dirasakan sebagai suatu

beban (Martini, Adiyanti, & Indiati, 1993).

Hal ini juga terjadi pada lansia dilingkungan keluarga sebagai komponen

masyarakat terkecil. Pada umumnya lansia menikmati hari tuanya di lingkungan

keluarga. Hal ini sesuai dengan nilai budaya yang ada, dimana orang tua yang telah

berusia lanjut harus dihormati, dihargai dan dibahagiakan. Bahkan dalam tuntutan

Page 18: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

agama, orang yang lebih muda dianjurkan untuk menghormati dan bertanggung

jawab atas kesejahteraan orang yang lebih tua, khususnya orang tua sendiri

(Departemen Sosial Republik Indonesia, 1997). Rumah tangga orang timur tetap

memberikan tempat terhormat kepada orang-orang tua dan secara pribadi mengurus

segala keperluan mereka, bahkan sampai kebutuhan terakhir yaitu perlengkapan

untuk pemakaman (Bradbury & Wilbun, 1987). Akan tetapi terdapat pula lansia yang

tidak tinggal dengan keluarga, khususnya dengan anak-anak mereka. Hal ini

dikarenakan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan mandiri serta meninggalkan

rumah dan hidup terpisah dengan orang tua (Gunarsa, 2004).

Keterpisahan tersebut dapat menimbulkan masalah psikologis tersendiri pada

orang tua. Leangle dan Probst (2002), menjelaskan bahwa masalah psikologis akibat

keterpisahan orang tua dengan anggota keluarga yang dicintai, misalnya anak,

merupakan masalah yang relatif sering terjadi,dan kompleksitas masalahnya akan

semakin rumit jika orang tua tersebut adalah lansia. Hal ini didukung dengan

penelitian Rawlins dan Spencer (2002), yang menemukan bahwa anak perempuan

selain pasangan merupakan faktor penting bagi kesejahteraan kalangan lansia.

Apabila anak perempuan tersebut meninggalkan orang tua dan hidup terpisah dari

keluarga, orang tua kemungkinan besar harus kehilangan orang yang merawat diri

mereka (dalam Gunarsa, 2004). Hurlock (1999), juga menambahkan bahwa wanita

lansia lebih dapat menyesuaikan diri dengan keterpisahan ini dibandingkan dengan

Page 19: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

pria lansia. Hal ini dikarenakan telah terbentuknya suatu hubungan yang terjalin

antara anak dengan orang tua sejak anak lahir.

Masalah keterpisahan tersebut memicu perasaan kesepian pada lansia, dimana

kesepian akan semakin meningkat ketika pasangan dari lansia meninggal dunia. Van

Baarsen (2002), menyatakan bahwa kesepian pada lansia lebih mengacu pada

kesepian dalam konteks “sindrom sarang kosong”, dimana kesepian yang muncul

diakibatkan kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat

dari kepergian pasangan hidup untuk kembali pada Sang Pencipta. Keterpisahan

dengan anggota keluarga, atau lebih spesifik dengan anak-anak, terlebih lagi ketika

keluarga tidak mampu untuk mengurus, mengharuskan mereka pada akhirnya tinggal

dipanti werdha atau dipanti jompo. Seecara bertahap keadaan ini dapat menimbulkan

perasaan hampa pada diri lansia dan semakin menambah perasaan kesepian yang

mereka alami (dalam Gunarsa, 2004). Hal ini didukung oleh penelitian dari Mishra,

Bagga, Nalini, Chadha & Kanwar (dalam Mishra, 2004), yang menemukan bahwa

lansia yang tinggal disuatu institusi menderita kesepian dan merasa tidak puas karena

terpisah dari keluarga dan komunitas yang lebih luas. Mereka juga menemukan

bahwa lansia yang tinggal dalam suatu institusi merasa lebih kesepian daripada yang

tidak tinggal dalam suatu institusi yang diakibatkan juga karena kurangnya dukungan

sosial yang mereka terima.

Akan tetapi tidak hanya itu, ternyata para lansia yang masih tinggal dengan

anak-anak atau dengan keluarganya juga sering mengalami kesepian. Jadi dapat

Page 20: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

dikatakan bahwa kesepian pada lansia tidak hanya dikarenakan hidup terpisah dengan

anak dan tinggal dipanti werdha. Hal ini dijelaskan oleh Afida dkk (2000), bahwa

kesepian juga bisa terjadi pada lansia dikarenakan pola keluarga yang semakin

mengarah pada pola keluarga inti (nuclear family), dimana anak-anak begitu sibuk

dengan masalahnya sendiri dan mengakibatkan anak-anak secara tidak langsung

kurang memperdulikan keberadaannya serta jalinan komunikasi antara orang tua

dengan anak juga semakin berkurang. Kemudian inilah yang membuat lansia merasa

tersisih, tidak lagi dibutuhkan peranannya sebagai anggota keluarga, dan kemudian

memicu hadirnya perasaan kesepian walaupun masih berada di lingkungan keluarga.

Fenomena yang terlihat dilapangan semakin memperjelas bahwa lansia yang

tidak tinggal dipanti jompo juga merasakan kesepian. Dari pengamatan dan

wawancara awal, dapat terlihat para lansia merasa kesepian karena kurang

diperhatikan oleh keluarga. Perasaan kesepian tersebut semakin bertambah ketika

fisik mereka menurun, karena lansia tersebut tidak bisa terlalu beraktifitas untuk

mengurangi atau menghilangkan perasaan kesepian yang dialami.

Ini terbukti dari hasil wawancara dengan seorang lansia, Ibu SH berusia 68

tahun yang tinggal dengan anaknya :

“Kadang saya merasa ada yang mengganjal ya…Saya tahu anak saya tinggal sama saya karena belum punya rumah. Tapi ya Cuma karena itu…Dia lebih mengurus suaminya dari pada saya. Ga pernah dengan kata saya lagi, tapi ya namanya anak juga anak kita…Terimalah ” (Komunikasi personal, 3 juni 2009)

Page 21: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Kesepian sendiri adalah suatu keadaan mental dan emosional yang terutama

dicirikan oleh adanya perasaan terasing dan kurangnya hubungan yang bermakna

dengan orang lain (Bruno, 2000). Wrightsman (1993) juga menambahkan bahwa

kesepian merupakan pengalaman subjektif dan tergantung pada intepretasi individu

terhadap suatu kejadian. Kesepian tersebut pada dasarnya mengacu pada

ketidaknyamanan subjektif yang dirasakan seseorang ketika beberapa kriteria penting

dari hubungan sosial terhambat atau tidak terpenuhi. Kekurangan tersebut dapat

bersifat kuantitatif (tidak memiliki teman seperti yang diinginkan) dan bersifat

kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang dibinanya bersifat seadanya

atau kurang memuaskan (Peplau & Perlman dalam Taylor, Peplau & Sears, 2000).

Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa dissatisfied (tidak puas),

deprivied (kehilangan), dan distressed (menderita). Hal ini tidak berarti bahwa

kesepian tersebut sama di setiap waktu. Individu yang berbeda bisa saja memiliki

perasaan kesepian yang berbeda pada situasi yang berbeda pula (Lopata dalam Brehm

et al, 2002). Banyak penelitian yang menemukan bahwa kesepian dapat menyebabkan

seseorang mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri, bahkan sampai pada

kematian pada lansia (Ebersole, Hess, & Touhy, 2005). Oleh karena itu, kesepian

merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh lansia.

Beyene, Becker, & Mayen (2002) menjelaskan bahwa ketakutan akan

kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada lansia. Kondisi ketakutan

tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu secara khas hal tersebut

Page 22: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial. Hal tersebut tentu saja

diperkuat berdasarkan dari berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian

terkait langsung dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester (2000)

menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya kesepian.

Maksudnya disini adalah individu yang memperoleh dukungan sosial terbatas lebih

berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang memperoleh dukungan

sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan

pentingnya dukungan sosial dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian

tersebut (dalam Gunarsa, 2004).

Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang

diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan. Dukungan sosial ini lebih

mengarah pada variabel tingkat individual, merupakan sesuatu yang dimiliki tiap

orang dan dapat di ukur dengan pertanyaan tertentu. Tingkat dukungan sosial ini

tergantung pada kebiasaan seseorang atau kemampuan sosial seseorang. Konstruk ini

dapat diukur dengan mengetahui aspek dukungan sosial yang diterima dari orang lain,

sehingga akhirnya muncul beberapa asumsi. Asumsi pertama menyatakan bahwa

dukungan sosial mengukur aspek eksternal dari komunitas seseorang. Asumsi kedua

menganggap dukungan sosial sebagai karakteristik dari jaringan komunitas dan tidak

bersifat individual (Orford, 1992). Sarafino (2006), juga menambahkan bahwa

dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan

yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu.

Page 23: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Untuk memperoleh dukungan sosial tersebut para lansia perlu berinteraksi

dengan orang lain seperti membuat kontak sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian

Haditono dkk (1983), yang menunjukkan bahwa lansia akan lebih merasa senang dan

bahagia dengan adanya aktivitas rutin serta mempunyai hubungan sosial dengan

kelompok seusianya, karena hal tersebut dapat mengisi waktu luang mereka (dalam

Prawitasari, 1994). Tidak hanya itu, hasil penelitian Dykstra (1990), juga

menunjukkan adanya tingkat kesepian yang rendah serta tingkat kesejahteraan yang

tinggi pada lansia karena memiliki hubungan yang lebih luas dan erat dengan orang

lain serta mendapat dukungan sosial dari begitu banyak sumber, seperti dari

pasangan, orang-orang yang sudah dianggap keluarga, individu yang lebih muda dan

tua, baik pria dan juga wanita. Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai

pihak, tetapi dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah

kesepian adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki

kedekatan emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa, 2004).

Penjelasan tersebut juga sesuai dengan keadaan di lapangan, yaitu dari

pengamatan langsung terhadap sejumlah lansia disekitar lingkungan tempat tinggal

peneliti. Beberapa lansia lebih merasa bahagia dan tidak terlalu merasa kesepian jika

mendapat dukungan sosial dari semua pihak. Lansia tersebut pada dasarnya

membutuhkan bantuan secara finansial, nasehat yang membangun, pemberian

semangat serta kasih sayang melimpah dari tetangga serta masyarakat sekitar

lingkungan tempat tinggal mereka terlebih lagi jika dukungan tersebut kurang mereka

Page 24: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

dapatkan dari anggota keluarga seperti anak-anak mereka karena berbagai kondisi

dan kesibukan.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa dukungan sosial ternyata

mempengaruhi kesepian yang terjadi pada lansia. Bergerak dari teori dan fenomena

diatas, maka peneliti tertarik untuk melihat seberapa besar pengaruh dukungan sosial

terhadap kesepian pada lansia.

B. RUMUSAN MASALAH

Untuk memudahkan penelitian, maka perlu dirumuskan masalah apa yang

menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini peneliti mencoba merumuskan masalah

penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut yaitu “Seberapa besar

pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat besarnya pengaruh dukungan

sosial terhadap kesepian pada lansia.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

Page 25: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam

pengembangan ilmu psikologi, khususnya bidang Psikologi

Perkembangan mengenai sejauhmana pengaruh dukungan sosial

terhadap kesepian pada lansia.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberi manfaat pada :

a. Lansia mendapatkan pengetahuan dan lebih dapat memahami tentang

seberapa besar pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada

lansia

b. Masyarakat mendapatkan wawasan kesepian yang terjadi pada lansia,

dukungan sosial yang penting bagi lansia, serta pengaruh dukungan

sosial terhadap kesepian pada lansia.

c. Keluarga mendapatkan informasi mengenai seberapa besar pengaruh

dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia, sehingga dapat terus

mendukung dan membantu lansia tersebut.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Page 26: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisi uraian teori yang menjadi acuan dalam pembahasan

masalah. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teori tentang kesepian, kebutuhan berafiliasi, dan lansia. Dalam Bab

ini juga akan dikemukakan hubungan antara kesepian dengan

kebutuhan berafiliasi pada lansia serta hipotesa penelitian.

BAB III : Metodologi Penelitian

Bab ini berisi uraian yang menjelaskan mengenai identifikasi

variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel dan

metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, validitas

dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisis data yang digunakan

untuk mengolah hasil data penelitian.

Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang disertai dengan

interpretasi dan pembahasan.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Page 27: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Bab ini memuat tentang kesimpulan berdasarkan hasil penelitian

yang diperoleh dan saran penelitian yang meliputi saran praktis

dan saran untuk penelitian selanjutnya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. DUKUNGAN SOSIAL

1. Pengertian Dukungan Sosial

Page 28: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Orford (1992) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan,

perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan.

Dukungan sosial ini lebih mengarah pada variabel tingkat individual, merupakan

sesuatu yang dimiliki tiap orang dan dapat di ukur dengan pertanyaan tertentu.

Tingkat dukungan sosial ini tergantung pada kebiasaan seseorang atau kemampuan

sosial seseorang. Konstruk ini dapat diukur dengan mengetahui aspek dukungan

sosial yang diterima dari orang lain, sehingga akhirnya muncul beberapa asumsi.

Asumsi pertama menyatakan bahwa dukungan sosial mengukur aspek eksternal dari

komunitas seseorang. Asumsi kedua menganggap dukungan sosial sebagai

karakteristik dari jaringan komunitas dan tidak bersifat individual.

Sementara dukungan sosial didefinisikan oleh Gottlieb (dalam Kuntjoro,2002)

sebagai informasi verbal atau nonverbal, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang

diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya

atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan

emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini, orang

yang merasa memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa lega karena

diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

Dukungan sosial juga merupakan persepsi seseorang terhadap dukungan yang

diberikan orang lain dalam jaringan sosialnya (orang tua, teman dekat, dan

sebagainya) yang membantu meningkatkan kemampuan untuk bertahan dari

pengaruh-pengaruh yang merugikan (Malecki dan Demaray, 2003). Baron dan Byrne

Page 29: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

(2002) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis

yang diberikan oleh teman-teman dan keluarga individu tersebut.

Sarafino (2006), menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada

kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau

kelompok kepada individu. Taylor (2003), juga menambahkan dukungan sosial

sebagai informasi yang diterima dari orang lain bahwa individu tersebut dicintai,

diperhatikan, dihargai dan bernilai dan merupakan bagian dari jaringan komunikasi

dan saling dibutuhkan yang didapat dari orang tua, suami, atau orang yang dicintai,

sanak keluarga, teman, hubungan sosial dan komunitas.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan

sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti kenyamanan, perhatian,

penghargaan, serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan yang diberikan oleh

orang-orang disekitar individu (pasangan, teman dekat, tetangga, saudara, anak,

keluarga, dan masyarakat sekitar) kepada individu yang sedang mengalami kesulitan,

agar individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai.

2. Dimensi Dukungan Sosial

Orford (1992) mengemukakan lima dimensi dari dukungan sosial, yaitu :

a. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan berupa bantuan dalam bentuk nyata

atau dukungan material. Dukungan ini mengacu pada penyediaan benda-

Page 30: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

benda dan layanan untuk memecahkan masalah praktis (Jacobson, dalam

Orford, 1992). Begitu juga dengan Will (dalam Orford, 1992) yang

menyatakan bahwa dukungan ini meliputi aktivitas-aktivitas seperti

penyediaan benda-benda, misalnya alat-alat kerja, buku-buku, meminjamkan

atau memberikan uang dan membantu menyelesaikan tugas-tugas praktis.

b. Dukungan informasional

Dukungan informasional adalah dukungan berupa pemberian informasi yang

dibutuhkan oleh individu. Douse (dalam Orford, 1992) membagi dukungan ini

ke dalam dua bentuk. Pertama, pemberian informasi atau pengajaran suatu

keahlian yang dapat member solusi pada suatu masalah. Kedua adalah

appraisal support, yaitu pemberian informasi yang dapat membantu informasi

dalam mengevaluasi performance pribadinya. Wills (dalam Orford, 1992)

menambahkan dukungan ini dapat berupa pemberian informasi, nasehat dan

bimbingan.

c. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan adalah dukungan yang terjadi bila ada ekspresi

penilaian yang positif terhadap individu. Orford (1992) berpendapat bahwa

dukungan jenis ini dapat ditunjukkan dengan cara menghargai, mendorong

dan menyetujui terhadap suatu ide, gagasan atau kemampuan yang dimiliki

oleh seseorang. Cohent dan Wills (dalam Orford, 1992), juga menyatakan

bahwa dukungan ini dapat berupa pemberian informasi kepada seseorang

Page 31: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

bahwa dia dihargai dan diterima. Dimana harga diri seseorang dapat

ditingkatkan dengan mengkomunikasikan kepadanya bahwa ia bernilai dan

diterima meskipun tidak luput dari kesalahan.

d. Dukungan Emosi

Dukungan emosi adalah dukungan yang berhubungan dengan hal yang

bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi atau ekspresi. Tolsdorf

dan Wills (dalam Orford, 1992), menjelaskan bahwa tipe dukungan ini lebih

mengacu kepada pemberian semangat, kehangatan, cinta, kasih dan emosi.

Leavy (dalam Orford, 1992) menyatakan dukungan sosial sebagai perilaku

yang memberi perasaan nyaman dan membawa individu percaya bahwa dia

dikagumi, dihargai, dicintai dan bahwa orang lain memberi perhatian dan rasa

nyaman.

e. Dukungan Integrasi Sosial

Dukungan integrasi sosial adalah perasaan individu sebagai bagian dari

kelompok. Cohen & Wills (dalam Orford, 1992), menyatakan dukungan ini

dapat berupa menghabiskan waktu bersama-sama dalam aktivitas, juga

melakukan rekreasi di waktu senggang. Dukungan ini dapat mengurangi stress

dengan memenuhi kebutuhan afiliasi dan kontak dengan orang lain membantu

mengalihkan perhatian seseorang dari masalah yang mengganggu serta

memfasilitasi suatu suasana hati yang positif. Barren dan Ainlaiy (dalam

Orford, 1992), juga menambahkan bahwa dukungan ini dapat meliputi

Page 32: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

membuat lelucon, membicarakan minat, melakukan kegiatan yang

mendatangkan kesenangan.

3. Model Kerja Dukungan Sosial

Dukungan sosial akan mempengaruhi individu tergantung pada ada atau

tidaknya tekanan dalam kehidupan individu. Tekanan tersebut dapat berasal dari

individu itu sendiri atau dari luar dirinya untuk menghindari gangguan baik secara

fisik dan psikologis. Individu membutuhkan orang lain disekitarnya untuk memberi

dukungan guna memperoleh kenyamanannya. Menurut Sarafino (2006) ada dua

model teori untuk mengetahui bagaimana dukungan ini bekerja dalam diri individu.,

yaitu :

a. The buffering hypothesis

Menurut teori ini, dukungan sosial melindungi individu dengan melawan

efek-efek negatif dari tingkat stres yang tinggi, yaitu dengan dua cara

berikut :

1) Ketika individu menghadapi stressor yang kuat, seperti krisis

keuangan, maka individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi

menjadi kurang melihat situasi tersebut sebagai situasi yang penuh

stres, bila dibandingkan dengan individu dengan tingkat dukungan

sosial yang rendah. Individu dengan tingkat dukungan sosial yang

tinggi dapat berharap bahwa seseorang yang dikenal individu akan

Page 33: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

menolong individu tersebut, misalnya dengan meminjamkan uang

atau memberikan nasehat bagaimana mendapatkan uang tersebut.

2) Dukungan sosial dapat merubah respon seseorang terhadap stressor

yang telah diterima sebelumnya. Contohnya, individu dengan

dukungan sosial yang tinggi mungkin memiliki seseorang yang

memberikan solusi terhadap masalah individu, atau menjadi melihat

masalah tersebut sebagai suatu yang tidak terlalu penting, atau

membuat individu dapat melihat titik terang dari masalah tersebut.

b. The direct effect hyputhesis

Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi memiliki perasaan

yang kuat bahwa individu tersebut dicintai dan dihargai. Individu dengan

dukungan sosial tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan membutuhkan

individu tersebut, sehingga hal ini dapat mengarahkan individu kepada

gaya hidup yang sehat.

4. Sumber-sumber Dukungan Sosial

Menurut Sarafino (2006), dukungan sosial dapat berasal dari berbagai sumber

seperti pasangan hidup, keluarga, pacar, teman, rekan kerja, dan organisasi

komunitas. Wortman, Loftus & Weaver (1999), sumber dukungan sosial adalah

teman, pasangan hidup (suami atau istri), pacar, anak-anak, anggota keagamaan,

kelompok dimana individu tersebut berada. Dukungan sosial juga dapat diperoleh

Page 34: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

dari pasangan hidup, orang tua, saudara, tetangga, dan termasuk teman sejawat

(Prawitasari, 1994).

B. KESEPIAN

1. Pengertian Kesepian

Kesepian diartikan oleh de Jong Gierveld (1987) sebagai suatu situasi dimana

jumlah atau kuantitas dari hubungan yang ada lebih kurang daripada hubungan yang

diinginkan, ataupun suatu situasi dimana keintiman yang diharapkan tidak sesuai

dengan kenyataan yang ada (dalam Gierveld & Havens, 2004).

Menurut pendapat Robert Weiss (dalam Santrock, 2003), kesepian merupakan

reaksi dari ketiadaan jenis-jenis tertentu dari suatu hubungan. Wrightsman (1993)

mengemukakan bahwa kesepian merupakan pengalaman subjektif dan tergantung

pada intepretasi individu terhadap suatu kejadian. Kaasa (1998) mendefinisikan

kesepian sebagai perasaan subyektif dan negatif yang berhubungan dengan

pengalaman seseorang akibat dari berkurangnya hubungan sosial yang dimilikinya.

Sementara Archibald, Bartholomew, dan Marx (dalam Baron & Byrne, 2000)

menyatakan bahwa kesepian adalah reaksi emosi dan kognisi karena memiliki

hubungan yang sedikit dan tidak memuaskan dari yang diharapkannya.

Peplau dan Perlman menyimpulkan tiga elemen dari definisi kesepian yaitu :

a. Merupakan pengalaman subyektif, yang mana tidak bisa diukur dengan

observasi sederhana.

b. Kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan.

Page 35: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

c. Secara umum merupakan hasil dari kurangnya atau terhambatnya hubungan

sosial (dalam Wrightsman, 1993).

Bruno (2000) menyebutkan kesepian sebagai suatu keadaan mental dan

emosional yang terutama dicirikan oleh adanya perasaan terasing dan berkurangnya

hubungan yang bermakna dengan orang lain. Selanjutnya, kesepian akan disertai oleh

berbagai macam emosi negatif seperti depresi, kecemasan, ketidakbahagiaan,

ketidakpuasan, serta menyalahkan diri sendiri ( Anderson, 1994).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kesepian

merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan karena memiliki hubungan yang

sedikit dan tidak memuaskan serta adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial

yang diharapkan dengan hubungan sosial pada kenyataan akibat terhambat atau

berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang.

2. Bentuk-bentuk Kesepian

Weiss (dalam Santrock, 2003) menyebutkan adanya dua bentuk kesepian yang

berkaitan dengan tidak tersedianya kondisi sosial yang berbeda, yaitu :

a. Isolasi emosional (emotional isolation) adalah suatu bentuk kesepian yang

muncul ketika seseorang tidak memiliki ikatan hubungan yang intim; orang

dewasa yang lajang, bercerai, dan ditinggal mati oleh pasangannya sering

mengalami kesepian jenis ini.

b. Isolasi sosial (social isolation) adalah suatu bentuk kesepian yang muncul

ketika seseorang tidak memiliki keterlibatan yang terintegrasi dalam dirinya;

Page 36: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

tidak ikut berpartisipasi dalam kelompok atau komunitas yang melibatkan

adanya kebersamaan, minat yang sama, aktivitas yang terorganisir, peran-

peran yang berarti; suatu bentuk kesepian yang dapat membuat seseorang

merasa diasingkan, bosan dan cemas.

Sementara menurut Young (dalam Weiten & Lloyd, 2006) kesepian dapat

dibagi menjadi dua bentuk berdasarkan durasi kesepian yang dialaminya, yaitu :

a. Transcient loneliness, yaitu perasaan kesepian yang singkat dan muncul

sesekali, banyak dialami individu ketika kehidupan sosialnya sudah cukup

layak. Misalnya ketika mendengar sebuah lagu atau ekspresi yang

mengingatkan pada seseorang yang dicintai yang telah pergi jauh.

b. Transitional loneliness, yaitu ketika individu yang sebelumnya sudah merasa

puas dengan kehidupan sosialnya menjadi kesepian setelah mengalami

gangguan dalam jaringan sosialnya (misal, meninggalnya orang yang dicintai,

bercerai atau pindah ketempat baru)

c. Chronic loneliness adalah kondisi ketika individu merasa tidak dapat

memiliki kepuasan dalam jaringan sosial yang dimilikinya setelah jangka

waktu tertentu. Chronic loneliness menghabiskan waktu yang panjang dan

tidak dapat dihubungkan dengan stressor yang spesifik. Orang yang

mengalami chronic loneliness bisa saja berada dalam kontak sosial namun

tidak memperoleh tingkat intimasi dengan orang lain dalam interaksi tersebut

(Berg & Peplau, 1982).

Page 37: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

3. Penyebab Kesepian

Menurut Brehm et al (2002) terdapat empat hal yang dapat menyebabkan

seseorang mengalami kesepian, yaitu :

a. Ketidakadekuatan dalam hubungan yang dimiliki seseorang

Menurut Brehm et al (2002), hubungan seseorang yang tidak adekuat akan

menyebabkan seseorang tidak puas akan hubungan yang dimilikinya. Ada banyak

alasan seseorang merasa tidak puas dengan hubungan yang dimilikinya tersebut.

Rubenstein dan Shaver (1982) menyimpulkan beberapa alasan yang banyak

dikemukakan oleh orang kesepian, yaitu sebagai berikut :

1) Being unattached : tidak memiliki pasangan, tidak memiliki partner

seksual, berpisah dengan pasangan atau kekasihnya.

2) Alienation : merasa berbeda, merasa tidak dimengerti, tidak dibutuhkan

dan tidak memiliki teman dekat.

3) Being alone : pulang ke rumah tanpa ada yang menyambut, atau bisa

dikatakan selalu sendiri.

4) Forced isolation : dikurung di dalam rumah, dirawat inap di rumah sakit,

tidak bisa kemana-kemana.

5) Dislocation : jauh dari rumah (merantau), memulai pekerjaan atau sekolah

baru, sering pindah rumah, sering melakukan perjalanan.

Kelima kategori ini dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya. Being

unattached, alienation dan being alone disebabkan oleh karakteristik individu yang

Page 38: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

kesepian, sedangkan forced isolation dan dislocation disebabkan oleh karakteristik

orang-orang yang berada disekitar lingkungan individu yang merasa kesepian.

b. Terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu

hubungan.

Kesepian juga dapat muncul karena terjadi perubahan terhadap apa yang

diinginkan seseorang dari suatu hubungan. Pada saat hubungan sosial yang dimiliki

seseorang cukup memuaskan, orang tersebut tidak mengalami kesepian. Akan tetapi

ada saat dimana hubungan tersebut tidak lagi memuaskan, karena orang itu telah

merubah apa yang diinginkannya dari hubungan tersebut. Menurut Peplau (dalam

Brehm et al, 2002), perubahan itu dapat muncul dari beberapa sumber yaitu :

1) Perubahan mood seseorang. Jenis hubungan yang diinginkan seseorang

ketika sedang senang berbeda dengan jenis hubungan ketika sedang sedih.

Bagi beberapa orang akan cenderung membutuhkan orang tuanya ketika

sedang senang, dan akan cenderung membutuhkan teman-temannya ketika

sedang sedih.

2) Usia. Seiring dengan bertambahnya usia, perkembangan seseorang

membawa berbagai perubahan yang akan mempengaruhi harapan atau

keinginan orang itu terhadap suatu hubungan.

3) Perubahan situasi. Banyak orang tidak mau menjalin hubungan emosional

yang dekat dengan orang lain ketika sedang membina karir. Ketika karir

Page 39: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

sudah mapan orang tersebut akan dihadapkan pada kebutuhan yang besar

akan sesuatu hubungan yang memiliki komitmen secara emosional.

c. Self-esteem

Kesepian berhubungan dengan self-esteem yang rendah. Orang yang memiliki

self-esteem yang rendah cenderung merasa tidak nyaman pada situasi yang beresiko

secara sosial. Dalam keadaan seperti ini orang tersebut akan menghindari kontak-

kontak sosial tertentu secara terus menerus yang akan berakibat pada kesepian.

d. Perilaku interpersonal

Perilaku interpersonal akan menentukan keberhasilan individu dalam

membangun hubungan yang diharapkan. Dibandingkan dengan orang yang tidak

mengalami kesepian, orang yang mengalami kesepian akan menilai orang lain secara

negatif, tidak begitu menyukai orang lain, tidak mempercayai orang lain,

mengintepretasi tindakan orang lain secara negatif, dan cenderung berpegang pada

sikap-sikap yang bermusuhan. Orang yang mengalami kesepian juga cenderung

terhambat dalam keterampilan sosial, cenderung pasif bila dibandingkan dengan

orang yang tidak mengalami kesepian, ragu-ragu dalam mengekspresikan pendapat di

depan umum, cenderung tidak responsif, tidak sensitif secara sosial, dan lambat

membangun keintiman dalam hubungan yang dimilikinya dengan orang lain. Perilaku

ini akan membatasi kesempatan seseorang tersebut untuk bersama dengan orang lain

dan memiliki kontribusi terhadap pola interaksi yang tidak memuaskan (Perlman,

Saks & Krupart, dalam Brehm et al, 2002).

Page 40: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

e. Atribusi penyebab

Menurut pandangan Peplau dan Perlman (dalam Brehm et al, 2002), perasaan

kesepian muncul sebagai kombinasi dari adanya kesenjangan hubungan sosial pada

individu ditambah dengan atribusi penyebab. Atribusi penyebab dibagi atas

komponen internal-eksternal dan stabil-tidak stabil. Penjelasan dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 1 Penjelasan Kesepian Berdasarkan Atribusi Penyebab

Kestabilan

Penyebab Internal Eksternal

Stabil Saya kesepian karena saya tidak dicintai. Saya tidak akan pernah dicintai.

Orang-orang disini tidak menarik. Tidak satupun dari mereka yang mau berbagi. Saya rasa saya akan pindah.

Tidak Stabil Saya kesepian saat ini, tapi tidak akan lama. Saya akan menghentikannya dengan pergi dan bertemu orang baru.

Semester pertama memang selalu buruk, saya yakin segalanya akan menjadi baik di waktu yang akan datang.

Sumber : Shaver & Rubeinstein (dalam Brehm et al, 2002) Tabel diatas menunjukkan bahwa individu yang memandang kesepian secara

internal dan stabil menganggap dirinya adalah penyebab kesepian sehingga individu

lebih sulit untuk keluar dari perasaan kesepian tersebut. Individu yang memandang

kesepian secara internal dan tidak stabil menganggap kesepian yang dialaminya

hanya bersifat sementara dan berkeinginan menemukan orang lain untuk mengatasi

kesepian yang dialaminya. Individu yang memandang kesepian secara eksternal dan

Page 41: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

stabil menganggap hanya karena keadaan lingkunganlah yang menyebabkannya

merasa kesepian. Sedangkan individu yang memandang kesepian secara eksternal dan

tidak stabil berharap sesuatu dapat merubah keadaan menjadi lebih baik sehingga

memungkinkan untuk keluar dari perasaan kesepian tersebut.

4. Perasaan Individu Ketika Kesepian

Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa ketidakpuasan,

kehilangan dan distress, namun hal ini tidak berarti bahwa perasaan ini sama disetiap

waktu. Faktanya menunjukkan bahwa orang-orang yang berbeda bisa saja memiliki

perasaan kesepian yang berada dalam situasi yang berbeda pula (Lopata dalam Brehm

et al, 2002).

Wrightsman (1993) mendeskripsikan perasaan-perasaan kesepian, yaitu :

a. Desperation (pasrah)

Desperation merupakan perasaan keputusasaan, kehilangan harapan, serta

perasaan yang sangat menyedihkan sehingga mampu melakukan tindakan

yang berani dan tanpa berpikir panjang. Beberapa perasaan yang spesifik dari

desperation adalah : (1) Putus asa, yaitu memiliki harapan sedikit dan siap

melakukan sesuatu tanpa memperdulikan bahaya pada diri sendiri maupun

orang lain, (2) Tidak berdaya, yaitu membutuhkan bantuan orang lain tanpa

kekuatan mengontrol sesuatu atau tidak dapat melakukan sesuatu, (3) Takut,

Page 42: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

yaitu ditakutkan atau dikejutkan oleh seseorang atau sesuatu (sesuatu yang

buruk akan terjadi), (4) Tidak punya harapan, yaitu tidak mempunyai

pengalaman, tidak menunjukkan harapan, (5) Merasa ditinggalkan, yaitu

ditinggalkan atau dibuang seseorang, serta (6) Mudah mendapat kecaman atau

kritik, yaitu mudah dilukai baik secara fisik maupun emosional.

b. Impatient Boredom (tidak sabar dan bosan)

Impatient boredom adalah rasa bosan yang tidak tertahankan, jenuh, tidak

suka menunggu lama, dan tidak sabar. Beberapa indikator impatient boredom

seperti (1) Tidak sabar, yaitu menunjukkan perasaan kurang sabar, sangat

menginginkan sesuatu, (2) Bosan, yaitu merasa jemu, (3) Ingin berada

ditempat lain, yaitu seseorang yang merasa dirinya ditempat yang berbeda dari

tempat individu tersebut berada saat ini, (4) Kesulitan, yaitu khawatir atau

cemas dalam menghadapi suatu keadaan, (5) Sering marah, yaitu filled with

anger, serta (6) Tidak dapat berkonsentrasi, yaitu tidak mempunyai keahlian,

kekuatan, atau pengetahuan dalam memberikan perhatian penuh terhadap

sesuatu.

c. Self-Deprecation (mengutuk diri sendiri)

Self-deprecation yaitu suatu perasaan ketika seseorang tidak mampu

menyelesaikan masalahnya, mulai menyalahkan serta mengutuk diri sendiri.

Indikator self-deprecation diantaranya (1) Tidak atraktif, yaitu suatu perasaan

ketika seseorang tidak senang atau tidak tertarik terhadap suatu hal, (2)

Page 43: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Terpuruk, yaitu sedih yang mendalam, lebih rendah dari sebelumnya, (3)

Bodoh, yaitu menunjukkan kurangnya inteligensi yang dimiliki, (4) Malu,

yaitu menunjukkan perasaan malu atau keadaan yang sangat memalukan

terhadap sesuatu yang telah dilakukan, serta (5) Merasa tidak aman, yaitu

kurangnya kenyamanan, tidak aman.

d. Depression (depresi)

Depression merupakan tahapan emosi yang ditandai dengan kesedihan yang

mendalam, perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain, serta kurang tidur.

Indikator depression seperti (1) Sedih, yaitu tidak bahagia atau menyebabkan

penderitaan, (2) Depresi, yaitu murung, muram, sedih, (3) Hampa, yaitu tidak

mengandung apa-apa atau tidak memiliki nilai atau arti, (4) Terisolasi, yaitu

jauh dari orang lain, (5) Menyesali diri, yaitu perasaan kasihan atau simpati

pada diri sendiri, (6) Melankolis, yaitu perasaan sedih yang mendalam dan

dalam waktu yang lama, (7) Mengasingkan diri, yaitu menjauhkan diri

sehingga menyebabkan seseorang tidak bersahabat, serta (8) Berharap

memiliki seseorang yang spesial, yaitu individu mengharapkan memiliki

seseorang yang dekat dengannya dan lebih intim.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesepian

Tidak ada orang yang kebal terhadap kesepian, tetapi beberapa orang

memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami kesepian (Taylor, Peplau, &

Sears, 2000). Menurut Brehm (2002) beberapa orang rentan terhadap kesepian

Page 44: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

dan beberapa orang yang lain tidak. Perbedaan ini berkaitan dengan usia,

status perkawinan, dan juga gender. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

a. Usia

Usia tua dan kesepian merupakan gambaran stereotipe yang umum pada

lansia. Banyak orang yang menganggap bahwa semakin tua seseorang, maka

akan semakin merasa kesepian. Akan tetapi penting untuk tidak

mempersepsikan bahwa lansia itu kesepian dan tidak bahagia. Walaupun

konsekuensi dari kesepian pada lansia tersebut perlu untuk diperhatikan

(Kaasa, 1998).

b. Status Perkawinan

Secara umum, orang yang tidak menikah lebih merasa kesepian bila

dibandingkan dengan orang menikah (Freedman; Perlman & Peplau; dalam

Brehm et al, 2002). Berdasarkan penelitian Perlman dan Peplau; Rubeinstein

dan Shaver (dalam Brehm et al, 2002), dapat disimpulkan bahwa kesepian

lebih merupakan reaksi terhadap kehilangan hubungan perkawinan (marital

relationship) dan ketidakhadiran dari pasangan suami atau istri pada diri

seseorang.

c. Gender

Studi mengenai kesepian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian

antara laki-laki dan perempuan. Walaupun begitu, menurut Borys dan

Perlman (dalam Brehm et al, 2002) laki-laki lebih sulit menyatakan kesepian

Page 45: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

secara tegas bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan oleh

stereotipe peran gender yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan

stereotipe peran gender, pengekspresian emosi kurang sesuai bagi laki-laki

bila dibandingkan dengan perempuan.

d. Status sosial ekonomi

Weiss (dalam Brehm et al, 2002) melaporkan fakta bahwa individu dengan

tingkat penghasilan rendah cenderung mengalami kesepian lebih tinggi

dibandingkan individu dengan penghasilan tinggi.

e. Dukungan sosial

Ada berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung

dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester (2000)

menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya

kesepian. Maksudnya disini adalah individu yang memperoleh dukungan

sosial terbatas lebih berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang

memperoleh dukungan sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian

(Gunarsa, 2004).

f. Karakteristik latar belakang yang lain

Rubeinstein dan Shaver (dalam Brehm et al, 2002) menemukan satu

karakteristik latar belakang seseorang yang kuat sebagai prediktor kesepian.

Individu dengan orang tua yang bercerai akan lebih kesepian bila

dibandingkan dengan individu yang orang tuanya tidak bercerai. Kemudian

Page 46: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

meninggalnya orang tua, individu yang ketika berusia muda meninggal orang

tuanya akan memiliki tingkat kesepian yang tinggi. Tapi hal ini tidak berlaku

pada individu yang orang tuanya meninggal ketika masih kanak-kanak.

C. LANSIA

1. Pengertian Lansia

Masa lansia adalah periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun

yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah masa penyesuaian diri atas

berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menata kembali kehidupan, masa pensiun dan

penyesuaian diri dengan peran-peran sosial (Santrock, 2006). Usia tua merupakan

periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana

seseorang telah “ beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan,

atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat (Hurlock, 1999). Papalia (2004)

membagi masa lansia kedalam tiga kategori yaitu :

a. Orang tua muda (young old) : usia 65 tahun sampai 74 tahun

b. Orang tua tua (old-old) : usia 75 tahun sampai 84 tahun

c. Orang tua yang sangat tua (oldest old) : usia 85 tahun keatas

Barbara Newman dan Philip Newman membagi masa lansia kedalam 2

periode, yaitu masa dewasa akhir (later adulthood) (usia 60 sampai 75 tahun) dan

Page 47: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

usia yang sangat tua (very old age) (usia 75 tahun sampai meninggal dunia) (Newman

& Newman, 2006).

Sementara batasan usia lansia manurut WHO meliputi : lanjut usia (elderly),

antara 60 sampai 74 tahun ; lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun ; usia

sangat tua (very old), diatas 90 tahun (dalam Ismayadi, 2004). Pemerintah Indonesia

dalam hal ini Departemen Sosial memberikan pengertian bahwa lansia adalah

seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, yang kemudian membaginya

kedalam 2 kategori yaitu usia lanjut potensial dan usia lanjut non potensial. Usia

lanjut potensial adalah usia lanjut yang memiliki potensi dan dapat membantu dirinya

sendiri bahkan membantu sesamanya. Sedangkan usia lanjut non potensial adalah

usia lanjut yang tidak memperoleh penghasilan dan tidak dapat mencari nafkah untuk

mencukupi kebutuhannya sendiri (Departemen Sosial RI & Direktorat Jendral Bina

Keluarga Sosial, 1997).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masa lansia merupakan

periode terakhir dalam rentang kehidupan manusia, yang dimulai pada usia 60 tahun

dan berakhir dengan kematian, yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan dan

kesehatan serta masa pensiun.

2. Tugas Perkembangan Lansia

Hurlock (1999) mengatakan bahwa sebagian besar tugas perkembangan lansia

lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan

orang lain. Adapun tugas perkembangan lansia adalah :

Page 48: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.

b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income

(penghasilan) keluarga.

c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.

d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia.

e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.

f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.

3. Ciri-ciri Lansia

Menurut Hurlock (1999), periode lansia sama dengan seperti periode lainnya

dalam rentang kehidupan seseorang, ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis

tertentu. Efek-efek tersebut menentukan, apakah pria atau wanita lansia akan

melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk. Adapun ciri-ciri lansia adalah :

a. Lansia merupakan periode kemunduran.

Kemunduran yang terjadi pada lansia berupa kemunduran fisik dan juga

mental. Kemuduran tersebut sebagian datang dari faktor fisik dan sebagian lagi dari

faktor psikologis. Penyebab kemunduran fisik merupakan suatu perubahan pada sel-

sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Penyebab

kemunduran psikologis karena sikap tidak senang terhadap diri sendiri, ornag lain,

pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya.

b. Perbedaan individual pada efek menua.

Page 49: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Individu menjadi tua secara berbeda karena mereka mempunyai sifat

bawaan yang berbeda, sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan yang berbeda,

serta pola hidup yang berbeda. Perbedaan terlihat diantara individu-individu yang

mempunyai jenis kelamin yang sama, dan semakin nyata bila pria dibandingkan

dengan wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada masing-masing

jenis kelamin. Bila perbedaan-perbedaan itu bertambah sesuai usia, perbedaan-

perbedaan tersebut akan membuat individu bereaksi secara berbeda terhadap situasi

yang sama.

c. Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda.

Arti usia tua itu sendiri kabur dan tidak jelas serta tidak dapat dibatasi pada

anak muda, maka individu cenderung menilai tua itu dalam hal penampilan dan

kegiatan fisik. Banyak individu lansia melakukan segala apa yang dapat

disembunyikan atau disamarkan menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan

memakai pakaian yang biasa dipakai orang muda dan berpura-pura mempunyai

tenaga muda. Inilah cara lansia untuk menutupi dari dan membuat ilusi bahwa lansia

belum berusia lanjut.

d. Berbagai stereotipe lansia.

Banyak stereotipe lansia dan banyak pula kepercayaan tradisional tentang

kemampuan fisik dan mental. Stereotipe dan kepercayaan tradisional ini timbul dari

berbagai sumber, ada yang menggambarkan bahwa usia pada lansia sebagai usia yang

Page 50: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

tidak menyenangkan, diberi tanda sebagai orang yang tidak menyenangkan oleh

berbagai media massa. Pendapat klise masyarakat tentang lansia adalah pria dan

wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, sering pikun, jalan membungkuk, dan

sulit hidup bersama orang lain

e. Sikap sosial terhadap lansia.

Pendapat klise tentang lansia mempunyai pengaruh yang besar terhadap

sikap sosial terhadap lansia. Kebanyakan pendapat klise tersebut tidak

menyenangkan, sehingga sikap sosial tampaknya cenderung menjadi tidak

menyenangkan.

f. Lansia mempunyai status kelompok-minoritas.

Status lansia dalam kelompok-minoritas adalah suatu yang dalam berapa

hal mengecualikan lansia untuk tidak berinteraksi dengan kelompok lainnya, dan

memberi sedikit kekuasaan atau bahkan tidak memperoleh kekuasaan apapun. Status

kelompok minoritas ini terutama terjadi sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak

menyenangkan terhadap individu lansia dan pendapat klise yang tidak menyenangkan

tentang mereka.

g. Menua membutuhkan perubahan peran.

Pengaruh kebudayan dewasa ini, dimana efisiensi kekuatan, kecepatan dan

kemenarikan bentuk fisik sangat dihargai, mengakibatkan lansia sering dianggap

tidak ada gunanya lagi. Lansia tidak dapat bersaing dengan orang-orang yang lebih

Page 51: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

muda dalam berbagai bidang tertentu, dan sikap sosial terhadap lansia tidak

menyenangkan.

h. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri lanjut usia.

Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi individu lansia, tampak

dalam cara orang memperlakukan lansia, maka tidak heran lagi kalau banyak individu

lansia mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan. Hal ini cenderung

diwujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk. Lansia yang pada masa lalunya sulit

dalam menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat ketimbang mereka yang

dalam menyesuaikan diri pada masa lalunya mudah dan menyenangkan.

i. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada lansia.

Status kelompok-minoritas yang dikenakan pada individu lansia secara

alami telah membangkit keinginan untuk tetap muda selama mungkin dan ingin

dipermuda apabila tanda-tanda menua tampak. Berbagai cara-cara kuno, obat yang

manjur untuk segala penyakit, zat kimia, tukang sihir dan ilmu gaib digunakan untuk

mencapai tujuan tersebut. Kemudian timbul orang-orang yang bisa membuat orang

tetap awet muda, yang dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mengubah lansia

menjadi muda lagi.

4. Perubahan-perubahan Pada Lansia

Menurut Hutapea (2005), perubahan-perubahan yang dialami oleh lansia

adalah :

a. Perubahan fisik

Page 52: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

1) Perubahan pada sistem kekebalan atau immunologi, dimana tubuh

menjadi rentan terhadap penyakit dan alergi.

2) Konsumsi energik turun secara nyata diikuti dengan menurunnya

jumlah energi yang dikeluarkan tubuh.

3) Air dalam tubuh turun secara signifikan karena bertambahnya sel-

sel mati yang diganti oleh lemak maupun jaringan konektif.

4) Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal,

kemampuan mencerna makanan serta penyerapannya menjadi

lamban dan kurang efisien, gerakan peristaltik usus menurun

sehingga sering konstipasi (susah ke belakang).

5) Perubahan pada sistem metabolik, yang menyebabkan gangguan

metabolisme glukosa karena sekresi insulin yang menurun. Sekresi

insulin juga menurun karena timbulnya lemak.

6) Sistem saraf menurun yang menyebabkan munculnya rabun dekat,

kepekaan bau dan rasa berkurang, kepekaan sentuhan berkurang,

pendengaran berkurang, reaksi menjadi lambat, fungsi mental

menurun dan ingatan visual berkurang.

7) Perubahan pada sistem pernafasan ditandai dengan menurunnya

elastisitas paru-paru yang mempersulit pernafasan sehingga dapat

mengakibatkan munculnya rasa sesak dan tekanan darah

meningkat.

Page 53: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

8) Kehilangan elastisitas dan fleksibilitas persendian, tulang mulai

keropos.

b. Perubahan psikososial

Perubahan psikososial menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa

penyakit selalu mengancam, sering bingung, panik dan depresif. Hal itu disebabkan

antara lain karena ketergantungan fisik dan sosioekonomi. Ketergantungan sosial

finansial pada waktu pensiun membawa serta kehilangan rasa bangga, hubungan

sosial, kewibawaan, dan sebagainya.

Rasa kesepian bisa muncul karena semua anak telah meninggalkan rumah

dan makin sedikitnya teman akrab yang sebaya. Kecemasan dan mudah marah,

merupakan gejala umum yang dapat menyebabkan keluhan susah tidur atau tidur

tidak tenang.

c. Perubahan emosi dan kepribadian

Setiap ada kesempatan, lansia selalu mengadakan introspeksi diri. Terjadi

proses kematangan dan bahkan tidak jarang terjadi pemeranan gender yang terbalik.

Para wanita lansia bisa menjadi lebih tegar dibandingkan lansia pria, apalagi dalam

memperjuangkan hak mereka. Sebaliknya, pada saat lansia, banyak pria tidak segan-

segan memerankan peran yang sering distereotipekan sebagai pekerjaan wanita,

seperti mengasuh cucu, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah dan sebagainya.

Persepsi tentang kondisi kesehatan berpengaruh pada kehidupan psikososial, dalam

hal memilih bidang kegiatan yang sesuai dan cara menghadapi persoalan hidup.

Page 54: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

D. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL LANSIA

Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia.

Disebut perkembangan disini bukan berarti perkembangan fisik seperti yang dialami

oleh remaja, akan tetapi adalah perkembangan psikologis dan sosial. Seperti yang

diuraikan oleh Erikson, bahwa tugas perkembangan di lanjut usia adalah tercapainya

integritas dalam diri. Artinya, lansia berhasil memenuhi komitmen dalam hubungan

dirinya dengan orang lain, menerima kelanjutan usianya, menerima keterbatasan

fisiknya. Akan tetapi ketika seseorang tidak bisa mencapai integritas diri, maka lansia

tersebut akan mengalami keputusasaan, merasa tidak berguna dalam hidup, banyak

mengeluh, dan banyak menuntut yang akan menyebalkan keluarganya. Menurut

Syme (1984), salah satu faktor psikososial adalah perubahan-perubahan hidup yang

menekan seperti kehilangan orang yang dicintai (dalam Prawitasari, 1994).

Kehilangan orang-orang yang dicintai dapat memicu hadirnya perasaan

kesepian pada lansia. Kesepian pada lansia sendiri lebih mengacu pada kesepian

dalam konteks ”sindrom sarang kosong”, dimana kesepian yang muncul diakibatkan

kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat dari

kepergian pasangan hidup untuk kembali kepada Sang Pencipta. Jadi kesepian tidak

semata-mata muncul akibat kesendirian fisik atau ketidakberadaan orang lain di

sekeliling hidup seseorang, tetapi juga akibat dari perasaan ditinggalkan khususnya

Page 55: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

oleh mereka yang tadinya memiliki hubungan emosional yang amat dekat (Gunarsa,

2004).

E. PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KESEPIAN PADA

LANSIA

Perlmutter dan Hall (1985) menyatakan bahwa lansia umumnya mengalami

perubahan-perubahan dalam perkembangannya seperti penurunan struktur dan fungsi,

sehingga menjadi tua diasumsikan sebagai orang yang tidak lagi berkembang. Hal itu

merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan, bahkan di Indonesia sebagian anggota

masyarakat masih beranggapan bahwa lansia adalah orang yang sudah tidak berguna

bahkan kadang-kadang dirasakan sebagai suatu beban (dalam Martini dkk, 1993).

Akan tetapi, lansia di indonesia biasanya juga dikaitkan dengan kearifan.

Makin tua seseorang, dia akan dianggap arif dan bijaksana. Anak cucu akan datang

dan minta restu padanya. Meskipun ia sudah pikun, anak, cucu, ataupun keluarga

lainnya akan merawatnya dengan penuh hormat. Banyak pula lansia mempunyai

rumah tangga sendiri. Biasanya mereka hidup berdekatan dengan anggota keluarga

lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan keanekaragaman kehidupan lansia di

Indonesia. Ada yang hidup bahagia di panti werdha, ada yang labih suka mandiri dan

tinggal dirumah sendiri, dan banyak pula yang masih menghendaki tinggal dirumah

anak. Penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa lansia tersebut merasa

Page 56: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

cukup bahagia dengan keadaan tersebut, tapi ada pula yang merasa kesepian

(Prawitasari, 1994).

Kesepian merupakan kondisi yang sering mengancam kehidupan para orang

tua, khususnya lansia, dimana kesepian ini tidak semata-mata muncul akibat

kesendirian fisik atau ketidakberadaan orang lain di sekeliling hidup seseorang, tetapi

juga akibat perasaan ditinggalkan, khususnya oleh mereka yang tadinya memiliki

hubungan emosional yang amat dekat. Kesepian pada lansia lebih mengacu pada

kesepian dalam konteks ”sindrom sarang kosong”, dimana kesepian yang muncul

diakibatkan kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat

dari kepergian pasangan hidup untuk kembali kepada Sang Pencipta (Gunarsa, 2004).

Peplau dan Perlman menyimpulkan tiga elemen dari definisi kesepian yaitu :

merupakan pengalaman subyektif, yang mana tidak bisa diukur dengan observasi

sederhana, kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan, secara umum

merupakan hasil dari kurangnya atau terhambatnya hubungan sosial (dalam Deaux,

Dane dan Wrightsman, 1993). Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa

dissatisfied (tidak puas), deprivied (kehilangan), dan distressed (menderita). Banyak

pula penelitian yang menemukan bahwa kesepian dapat menyebabkan seseorang

mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri, bahkan sampai menyebabkan

kematian pada lansia (Ebersole, Hess, & Touhy, 2005). Untuk itu, kesepian

merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh lansia.

Page 57: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Beyene, Becker, & Mayen (2002) menjelaskan bahwa ketakutan akan

kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada lansia. Kondisi ketakutan

tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu secara khas hal tersebut

dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial. Ketika lansia mengalami

kesepian akibat keterpisahan dengan anak-anak mereka, ataupun akibat ditinggal mati

oleh pasangan hidupnya, lansia tersebut pada dasarnya kehilangan dukungan sosial

dari orang yang paling dekat (dalam Gunarsa, 2004).

Ada berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung

dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester (2000) menjelaskan bahwa

dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya kesepian. Maksudnya disini

adalah individu yang memperoleh dukungan sosial terbatas lebih berpeluang

mengalami kesepian, sementara individu yang memperoleh dukungan sosial yang

lebih baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan pentingnya

interaksi sosial dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian tersebut

(dalam Gunarsa, 2004).

Menurut Baron dan Byrne (2002), dukungan sosial adalah kenyamanan fisik dan

psikologis yang diberikan oleh teman-teman dan keluarga individu tersebut.

Dukungan sosial sendiri pada dasarnya dapat berasal dari berbagai sumber seperti

pasangan hidup, keluarga, pacar, teman, rekan kerja, dan organisasi komunitas

(Sarafino, 2006).

Page 58: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Untuk memperoleh dukungan sosial tersebut para lansia perlu berinteraksi

dengan orang lain seperti membuat kontak sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian

Haditono dkk (1983), yang menunjukkan bahwa lansia akan lebih merasa senang dan

bahagia dengan adanya aktivitas rutin serta mempunyai hubungan sosial dengan

kelompok seusianya, karena hal tersebut dapat mengisi waktu luang mereka (dalam

Prawitasari, 1994). Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai pihak, tetapi

dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah kesepian

adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki kedekatan

emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa, 2004).

F. HIPOTESA PENELITIAN

Hipotesa penelitian ini adalah ada pengaruh negatif dukungan sosial terhadap

kesepian pada lansia.

Page 59: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional,

yaitu suatu metode yang bertujuan untuk melihat pengaruh satu variabel terhadap

variabel lainnya.

A. VARIABEL PENELITIAN

Variabel bebas : Dukungan Sosial

Variabel tergantung : Kesepian

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti

kenyamanan, perhatian, penghargaan, serta hal-hal yang dapat memberikan

keuntungan yang diberikan oleh orang-orang disekitar individu (pasangan, teman

Page 60: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

dekat, tetangga, saudara, anak, keluarga, dan masyarakat sekitar) kepada individu

yang sedang mengalami kesulitan, agar individu tersebut merasa dicintai,

diperhatikan, dihargai dan bernilai.

Dukungan sosial dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan

alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan empat bentuk dukungan sosial yang

dikemukakan oleh Orford (1992) yaitu : dukungan instrumental, dukungan

informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosi, dan dukungan integral

sosial. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala dukungan sosial

yang diberikan, artinya semakin tinggi dukungan sosial yang didapatkannya.

Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala dukungan

sosial yang diberikan, artinya semakin rendah dukungan sosial yang didapatkannya.

2. Kesepian

Kesepian merupakan suatu perasaan tidak menyenangkan karena memiliki

hubungan yang sedikit dan tidak memuaskan serta adanya ketidaksesuaian antara

hubungan sosial yang diharapkan dengan hubungan sosial pada kenyataan akibat

terhambat atau berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang.

Kesepian dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur

berupa skala yang disusun berdasarkan perasaan-perasaan ketika kesepian yang

dikemukakan oleh Wrightsman (1993), yaitu desperation, impatient-boredom, self-

deprecation, dan depression. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam

Page 61: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

skala kesepian yang diberikan, artinya semakin tinggi perasaan kesepian yang

dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala

kesepian yang diberikan, artinya semakin rendah perasaan kesepian yang dimilikinya.

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang

ingin diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih

dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

populasinya (Sugiarto, Siagian, Sunaryanto, & Oetomo, 2001). Populasi dalam

penelitian ini adalah lansia yang terdaftar sebagai anggota dari Perkumpulan Lansia

Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya Binjai. Karakteristik

populasi dalam penelitian adalah :

a. Para lansia yang berusia 60 tahun keatas, hal ini disesuaikan dengan

dimulainya seseorang memasuki usia lanjut. Selain itu Pemerintah Indonesia

dalam hal ini Departemen Sosial memberikan batasan bahwa lansia adalah

seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.

b. Masih memiliki pasangan

Kimmel (1974) menyatakan bahwa lansia yang sudah meninggal pasangannya

cenderung kesepian, serta tingkat kesepian tertinggi ditemukan pada lansia

Page 62: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

yang tidak lagi memiliki pasangan yang menjadi seorang janda atau duda

(Peters, 1997)

c. Tinggal bersama anggota keluarga.

Mishra (2004) menyatakan bahwa lansia yang tidak tinggal dengan anggota

keluarga dan tinggal di suatu Institusi lebih merasa kesepian dibandingkan

dengan lansia yang tinggal dengan anggota keluarga.

Jumlah lansia yang dilibatkan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak

60 orang. Menurut Gay (1976), 30 subjek sudah merupakan ukuran minimum yang

dapat diterima untuk tipe penelitian korelasional (dalam Sevilla et al, 1993). Azwar

(2006) juga menambahkan bahwa jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup

banyak.

2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel atau sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk

memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi, sehingga digunakan

sebagai wakil yang sahih atau dapat mewakili bagi populasi tersebut (Sugiarto,

Siagian, Sunaryanto & Oetomo, 2003).

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 63: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode

pengambilan sampel acal sederhana adalah metode yang digunakan untuk memilih

sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi

mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel (Sugiarto,

Siagian, Sunaryanto & Oetomo, 2003).

D. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan metode skala. Metode skala digunakan mengingat

data yang ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologis yang dapat diungkap

secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam

bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2004). Skala yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari dua buah skala, yaitu : Skala Dukungan Sosial dan Skala

Kesepian.

1. Skala Kesepian

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesepian adalah skala kesepian.

Adapun aitem-aitem dalam skala disusun berdasarkan indikator-indikator perasaan

kesepian yang diungkapkan oleh Wrightsman (1993).

Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem

yaitu aitem yang mendukung dan aitem yang tidak mendukung serta menyediakan

empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai

(TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4

Page 64: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

sampai 1 untuk aitem yang mendukung (favorable), sedangkan untuk aitem tidak

mendukung (unfavorable) bergerak dari 1 sampai 4.

Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan pada empat jenis

perasaan kesepian yang dikemukakan oleh Wrightsman (1993) dengan blue print

pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2 Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian Sebelum Uji Coba

No. Dimensi Komponen Kesepian Total Bobot (%) Favorable Unfavorable

1 Desperation 1, 2, 5, 6, 26, 27, 28, 29, 53, 54, 55, 56

3, 4, 30, 31, 51, 52

18 24 %

2 Impatient Boredom

9, 10, 32, 33, 36, 37, 57, 58, 59, 61, 62

7, 8, 11, 12, 34, 35, 60

18 24 %

3 Self Deprecation 13, 14, 17, 40, 41, 63, 64, 65, 66, 67

15, 16, 38, 39, 42

15 20 %

4 Depression 18, 21, 22, 25, 44, 45, 48, 49, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 75

19, 20, 23, 24, 43, 46, 47, 50, 74,

24 32 %

TOTAL 48 27 75 100 % 2. Skala Dukungan Sosial

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial adalah skala

dukungan sosial. Adapun aitem-aitem dalam skala dukungan sosial disusun sendiri

Page 65: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

oleh peneliti berdasarkan empat bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh

Orford (1992).

Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem

yaitu aitem yang mendukung dan aitem yang tidak mendukung serta menyediakan

empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai

(TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4

sampai 1 untuk aitem yang mendukung (favorable), sedangkan untuk aitem tidak

mendukung (unfavorable) bergerak dari 1 sampai 4.

Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan empat bentuk

dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992) dengan blue print pada Tabel

3 berikut :

Tabel. 3 Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba No. Bentuk Komponen Dukungan Sosial Total Bobot

(%) Favorable Unfavorable 1 Dukungan

Instrumental 1, 6, 12, 27, 38 16, 21, 28, 33,

43 10 20 %

2 Dukungan Informasional

2, 13, 22, 34, 44 7, 17, 29, 39, 50 10 20 %

3 Dukungan Penghargaan

18, 22, 30, 35, 40

3, 8, 14, 24, 45 10 20 %

4 Dukungan Emosi 9, 15, 31, 41, 46 4, 19, 25, 36, 47 10 20 % 5 Dukungan

Intergral Sosial 5, 10, 26, 37, 48 11, 20, 32, 42,

49 10 20 %

TOTAL 25 25 50 100 %

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Page 66: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Sebelum diberikan pada subjek penelitian, alat ukur terlebih dahulu diseleksi

dengan melihat validitas, uji daya beda aitem, serta reliabilitas.

1. Validitas alar ukur

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau

instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat

tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan

maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2004).

Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat

ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi (content

validity). Suryabrata (2008) menyatakan bahwa validitas isi ditegakkan pada langkah

telaah dan revisi butir pertanyaan/pernyataan, berdasarkan pendapat profesional

(professional judgement). Sementara menurut Danim (2007) menyatakan kalaupun

rumusan instrumen dibuat sesuai dengan isi yang dikehendaki, namun validitas isi ini

tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka hasil uji.

Setelah melakukan validitas isi kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji

daya beda item. Uji daya daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut

dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Prinsip kerja yang dijadikan

dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang

Page 67: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain,

dasarnya adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur

oleh skala sebagai keseluruhan (Azwar, 1999).

Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi

koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu

distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item

total (rix) yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem. Bagi skala-

skala yang setiap aitemnya diberi skor pada level interval dapat digunakan formula

koefisien korelasi Pearson Product Moment. Menurut Ebel (1979) menyarankan

kriteria evaluasi indeks diskriminasi aitem yaitu nilai 0,3 sudah dianggap bagus

walaupun masih mungkin untuk ditingkatkan (Azwar, 1999). Penghitungan daya

diskriminasi aitem dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS

version 14.0 For Windows.

2. Reliabilitas alat ukur

Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi

disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable) (Azwar, 2004).

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan single trial administration yaitu

suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada sekelompok

individu sebagai subjek penelitian. Teknik ini dipandang ekonomis, praktis dan

berefisiensi tinggi (Azwar, 2004). Teknik yang digunakan adalah teknik internal

Page 68: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

consistency koefisien reabilitas Alpha dari Cronbach.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada

dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas

mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien

yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas.

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

1. Skala Dukungan Sosial

Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 50 aitem yang terdapat pada

skala Dukungan Sosial, ternyata sebanyak 21 aitem yang dinyatakan gugur yaitu

aitem 5, 6, 11, 16, 19, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 42, 43, 46, 47, 50.

Hasil ujicoba skala dukungan sosial menunjukkan nilai riX aitem skala bergerak dari

0,303 – 0,578. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba No. Bentuk Komponen Dukungan Sosial Total Bobot

(%) Favorable Unfavorable 1 Dukungan

Instrumental 1, 12, 27 21 4 13,8 %

2 Dukungan Informasional

2, 13, 22, 44 7, 17, 6 20,69 %

3 Dukungan Penghargaan

18, 23, 30, 35, 40,

3, 8, 14, 45 9 31,03 %

4 Dukungan Emosi 9, 15, 41 4, 36, 5 17,24 % 5 Dukungan

Intergral Sosial 10, 26, 48, 20, 49 5 17,24 %

TOTAL 18 11 29 100 %

Page 69: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Seperti yang terlihat pada Tabel. 4, diketahui bahwa dari 50 aitem setelah uji

coba diperoleh 29 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0.3 atau yang

dianggap memenuhi kriteria korelasi minimal aitem dengan nilai koefisien alpha (α)

sebesar 0.874. Menurut Triton (2006), nilai koefisien alpha (α) di 0.8 sudah dapat

dikatakan reliabel. Sementara Azwar (2006) menyatakan bahwa kriteria berdasarkan

korelasi aitem total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0.3. Aitem yang mencapai

koefisien korelasi minimal 0.3 daya bedanya dianggap memuaskan.

Peneliti menggunakan 29 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam

penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang

diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem-aitem skala dukungan

sosial yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel. 5 berikut:

Tabel 5. Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial pada Saat Penelitian No. Bentuk Komponen Dukungan Sosial Total Bobot

(%) Favorable Unfavorable 1 Dukungan

Instrumental 1, 11, 20, 27 4 13.8 %

2 Dukungan Informasional

2, 7, 21, 25 12, 16 6 20.69 %

3 Dukungan Penghargaan

3, 13, 17, 22, 26,

4, 6, 8, 28 9 31.03 %

4 Dukungan Emosi 9, 14, 29 18, 23 5 17.24 %

5 Dukungan Intergral Sosial

5, 10, 15 19, 24, 5 17.24 %

TOTAL 18 11 29 100 % 2. Skala Kesepian

Page 70: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 75 aitem yang terdapat pada

skala kesepian, ternyata sebanyak 36 aitem yang dinyatakan gugur yaitu aitem 4, 5, 7,

8, 10, 11, 14, 16, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 37, 38, 40, 50, 54, 56, 59, 60,

62, 63, 64, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 74. Hasil ujicoba skala dukungan sosial

menunjukkan nilai riX aitem skala bergerak dari 0.303 – 0.641. Distribusi aitem hasil

uji coba skala akan dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian Setelah Uji Coba No. Dimensi Komponen Kesepian Total Bobot

(%) Favorable Unfavorable 1 Desperation 1, 2, 6, 26, 29,

53, 55 31, 51, 52 10 26.31 %

2 Impatient Boredom

9, 36, 57, 58, 61 12, 35 7 18.42 %

3 Self Deprecation 13, 17, 41, 65 15, 39, 42 7 18.42 % 4 Depression 18, 22, 44, 45,

48, 49, 68, 73, 75

19, 23, 43, 46, 47

14 36.85 %

TOTAL 25 14 38 100 %

Seperti yang terlihat pada Tabel. 6, diketahui bahwa dari 75 aitem setelah uji

coba diperoleh 38 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0.3 dengan nilai

koefisien alpha (α) sebesar 0.906.

Peneliti menggunakan 38 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam

penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang

diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem-aitem skala kesepian

yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel. 7 berikut :

Tabel 7. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian pada Saat Penelitian No. Dimensi Komponen Kesepian Total Bobot

Page 71: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Favorable Unfavorable (%) 1 Desperation 2, 6, 14, 17, 24,

30, 34 10, 22, 36 10 %

2 Impatient Boredom

1, 5, 11, 20, 32 15, 27 7 %

3 Self Deprecation 3, 9, 13, 21, 25 18, 38 7 % 4 Depression 8, 16, 19, 23,

26, 28, 31,35, 37, 39

4, 7, 12, 29, 33 14 %

TOTAL 26 13 38 100 % G. PROSEDUR PENELITIAN

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahapan ini, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat alat ukur dan

melakukan uji coba alat ukur. Penelitian ini menggunakan 2 skala yang disusun

sendiri oleh peneliti. Pembuatan skala dibantu oleh professional judgement yaitu

dosen pembimbing sebagai professional judgement untuk skala kesepian dan skala

dukungan sosial. Skala pertama adalah skala dukungan sosial, berdasarkan lima

bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992). Skala kedua adalah

skala kesepian yang memuat empat jenis perasaan ketika kesepian yang dikemukakan

oleh Wrightsman (1993). Penyusunan skala ini diawali dengan membuat blue print

yang kemudian dilanjutkan dengan operasionalisasi dalam bentuk aitem-aitem

peryataan yang jumlah aitemnya masing-masing 50 aitem untuk skala dukungan

sosial dan 75 aitem untuk skala kesepian. Sebelum menjadi alat ukur penelitian yang

sebenarnya, skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu.

Uji coba skala dilakukan dengan memberikan skala kepada 60 orang subjek

yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Uji coba dilakukan

Page 72: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

pada tanggal 6 November sampai tanggal 14 November 2009. Pemberian skala ini

dilakukan dengan mendatangi subjek yang telah didata sebelumnya satu persatu,

dimana ada sebahagian lansia yang membaca dan mengisi sendiri skala kesepian dan

dukungan sosial yang diberikan dan sebahagian besar dari lansia tersebut meminta

agar skala-skala tersebut dibacakan dan isikan oleh peneliti. Dari hasil uji coba

tersebut ditentukan aitem-aitem mana saja yang layak dijadikan alat ukur melalui

perhitungan uji daya beda aitem dan reliabilitas. Aitem-aitem yang memenuhi kriteria

disusun kembali dalam bentuk skala yang digunakan untuk penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah alat ukur diujicobakan, maka Pelaksanaan penelitian diawali dengan

meminta izin pada Lurah Tanah Tinggi Kota Madya Binjai. Setelah diberikan izin,

penelitian dimulai dengan menyebar skala pada individu lansia yang telah dipilih

secara random atau acak dari daftar nama lansia yang diperoleh dari ketua

Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya

Binjai dan disesuaikan dengan karakteristik populasi. Pelaksanaan penelitian dimulai

pada tanggal 19 November 2009 sampai tanggal 29 November 2009 dengan

melibatkan 60 orang subjek yang mengisi skala.

3. Tahap pengolahan data

Setelah diperoleh data dari skala Kesepian dan skala Dukungan Sosial, maka

dilakukan pengolahan data. Pengolahan data pada penelitian ini seluruhnya

menggunakan bantuan program SPSS Version 15.0 for Windows.

Page 73: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

H. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi

Analisa Regresi. Uji asumsi yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian

telah menyebar secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dianalisa dengan

menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Persyaratan data disebut

normal jka probabilitas atau nilai p> 0.05 (Triton, 2006).

2. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian variabel

kesepian berkorelasi secara linear dengan data variabel dukungan sosial. Uji linearitas

dalam penelitian ini menggunakan uji F (ANOVA) dengan nilai signifikansi

(Linearity) kurang dari 0.05 atau p < 0.05 (Priyatno, 2008).

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian, dari analisa

data sampai pembahasan hasil sesuai dengan data yang diperoleh.

A . Analisa Data

1. Gambaran umum subjek penelitian

Page 74: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Populasi penelitian ini adalah lansia yang terdaftar sebagai anggota dari

Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya

Binjai yang dipilih secara random dengan jumlah 60 orang.

Melalui 60 orang yang dipilih, maka diperoleh gambaran umum subjek

penelitian sebagai berikut:

a. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran

penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada Tabel 8.

Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)

Pria 36 60 Wanita 24 40 Total 60 100

Berdasarkan data pada Tabel 7, jumlah subjek yang berjenis kelamin pria

sebanyak 36 orang (60%) dan subjek yang berjenis kelamin wanita sebanyak 24

orang (40 %).

b. Gambaran subjek penelitian berdasarkan usia

Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek

penelitian seperti yang tertera pada Tabel 9

Tabel 9.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan usia Usia Jumlah (N) Persentase (%)

60-64 tahun 21 35 65-74 tahun 31 51.7 75-84 tahun 7 11.7 84 tahun > 1 1.7

Page 75: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Total 60 100

Berdasarkan data pada tabel 8, jumlah subjek yang berusia 60 sampai 64 tahun

sebanyak 21 orang (35%), subjek yang berusia 65 sampai 74 tahun sebanyak 31

orang (51.7%), subjek yang berusia 75 sampai 84 tahun sebanyak 7 orang (11.7%),

sedangkan subjek yang berusia di atas 84 tahun ada 1 orang (1.7%).

2. Hasil penelitian

Berikut ini akan dipaparkan hasil uji normalitas, linieritas dan hasil

pengolahan data pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia.

a. Hasil uji asumsi

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian

masing-masing variabel menyebar secara normal. Pada penelitian ini, uji normalitas

sebaran dilakukan dengan teknik statistik one sample kolmogorov-smirnov.

Persyaratan data disebut normal jka probabilitas atau nilai p> 0.05 pada uji normalitas

dengan Kolmogorov-Smirnov (Triton, 2006). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada

Tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10.Uji sebaran normal variabel tes kolmogorov-smirnov No Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Signifikansi Keterangan 1 Kesepian 0.724 0.671 Terdistribusi

normal 2 Dukungan Sosial 0.725 0.669 Terdistribusi

normal

Page 76: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Dari uji normalitas pada variabel kesepian diperoleh nilai Z = 0.724 dengan p

= 0.671, sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variabel kesepian terdistribusi

normal. Pada variabel dukungan sosial diperoleh nilai Z = 0.725 dengan p = 0.669,

sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variabel kesepian terdistribusi normal.

2) Uji Linearitas Hubungan

Pengujian linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linearitas hubungan

antara data variabel bebas dan data variabel tergantung. Uji linearitas hubungan yang

digunakan adalah uji F, dimana jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05)

maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung adalah linier. Hasil uji

linearitas dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini :

Tabel 11. Hasil Uji Linearitas Variabel Df F Sig. Keterangan

Dukungan sosial terhadap kesepian 1 7.578 0.009 Linear

Dari hasil uji linearitas diperolah nilai F = 7.578 dan p = 0.009. Hasil tersebut

menunjukkan variabel dukungan sosial memiliki hubungan yang linear dengan

kesepian. Hubungan linear diatas dapat pula dilihat pada penyebaran skor dengan

menggunakan teknik interactive graph yang menghasilkan diagram pencar (scatter

plot) sebagai berikut :

Gambar 1. Gambaran Linearitas Dukungan Sosial dengan kesepian

Page 77: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Linear Regression

75 80 85 90 95

Duksos

80

90

100

Kes

epia

n

Kesepian = 115.12 + -0.38 * DuksosR-Square = 0.14

b. Hasil analisa data

Analisa data pada penelitian ini menggunakan metode analisa regresi linear

sederhana yang akan menjelaskan pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian,

dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for Window.

Metode yang digunakan adalah metode enter dengan memasukkan variabel

dukungan sosial sebagai variabel bebas (independen) terhadap kesepian sebagai

variabel tergantung (dependen). Dengan metode ini variabel bebas dimasukkan

sebagai variabel prediktor dengan tidak memandang apakah pengaruh variabel

tersebut besar atau kecil terhadap variabel tergantung (dependen). Artinya bahwa

variabel bebas akan masuk dalam persamaaan jika taraf kesalahannya kurang dari

Page 78: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

0.05 (5 %) dan dikeluarkan jika taraf kesalahannya lebih dari 0.1 (10%) (Pratisto,

2009).

Hasil analisa regresi antara variabel dukungan sosial dengan kesepian dapat

dilihat pada tabel 12 berikut :

Tabel 12. Hasil analisa regresi dukungan sosial dengan kesepian R R-Square Sig (1-tailed) F Sig

0.371 0.137 0.002 9.241 0.004

Nilai R pada tabel 12 menunjukkan besarnya hubungan antara variabel

dukungan sosial dengan kesepian yaitu sebesar 0.371 dengan tingkat signifikansi

koefisien korelasi (1-tailed) sebesar 0.002 (p = 0.004). Jika nilai p < 0.05 maka

hubungan antar variabel signifikan (Pratisto, 2009). Dari hasil analisa data tersebut

dapat dilihat bahwa hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian sangat

signifikan. Dari hasil korelasi Pearson, diketahui arah hubungannya adalah negatif

yang artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh oleh seseorang, maka

tingkat kesepiannya semakin rendah, dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah

dukungan sosial yang diperoleh maka tingkat kesepiannya akan semakin tinggi.

Nilai R-square (koefisien determinasi) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh model regresi linier sesuai dengan data. Dari hasil analisa data diperoleh nilai R-

square sebesar 0.137, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh dukungan sosial terhadap

kesepian adalah sebesar 13.7%. Artinya, dukungan sosial memberikan sumbangan

efektif sebesar 13.7% terhadap kesepian, sedangkan selebihnya sebesar 86.3%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 79: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Untuk melihat apakah model regresi sudah tepat digunakan dalam

memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung, maka digunakan

nilai F dari tabel ANOVA (Pratisto, 2009) dari hasil analisa data diperoleh nilai F

sebesar 9.241 dengan tingkat signifikansi 0.004. Nilai probabilitas ini menyatakan

bahwa model regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk memprediksi kesepian (p <

0.05).

Parameter-parameter dalam persamaan garis regresi yang terbentuk dapat

dilihat pada Tabel. 13 berikut ini:

Tabel 13. Parameter-parameter Persamaan Garis Regresi Model B t Sig.

Konstan Dukungan Sosial

115.120 -0.382

10.510 -3.040

0.000 0.004

Persamaan garis yang dihasilkan pada analisa regresi linier sederhana ini adalah:

Y =115.120-0.382*X Keterangan :

Y = Kesepian

X = Dukungan Sosial

Persamaan garis regresi tersebut memiliki arti jika tidak didapati adanya

dukungan sosial pada lansia, maka kesepian seseorang akan sebesar 115.120 satuan.

Koefisien regresi sebesar -0.382 menyatakan bahwa setiap penambahan sebanyak 1

satuan untuk dukungan sosial, maka akan ada penurunan sebesar 0.382 untuk

kesepian pada lansia.

Page 80: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Selanjutnya untuk melihat signifikansi koefisien regresi tersebut, maka

digunakan uji t. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi parameter-parameter

regresi linier sederhana. Koefisien regresi dapat dinyatakan signifikan jika nilai p <

0.05 (Pratisto, 2009). Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai p = 0.004 (p<0.05)

sehingga dapat dinyatakan bahwa koefisien regresi tersebut signifikan atau dukungan

sosial berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap kesepian.

c. Deskripsi data penelitian

Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang

mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar (2006) menyatakan bahwa kategorisasi ini

didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal.

Kriterianya terbagi atas 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Menurut azwar

(2006), pengkategorisasian 3 jenjang ini merupakan pengkategorisasian minimal

digunakan oleh peneliti. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut:

Rentang nilai Kategori X < (Mean - 1.SD) Rendah

(Mean - 1.SD) ≤ x < (Mean + 1.SD)

Sedang

(Mean+ 1.SD) ≤ x Tinggi

Dalam penelitian ini peneliti mengkategorikan data penelitian berdasarkan mean

hipotetik dan mean empirik untuk variabel dukungan sosial dan variabel kesepian.

1) Variabel Kesepian

Page 81: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkapkan variabel kesepian adalah

sebanyak 38 aitem yang diformat dalam bentuk Likert dalam 4 alternatif pilihan.

Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 14 berikut

ini :

Tabel 14. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Variabel Kesepian Variabel Empirik Hipotetik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD Kesepian 72 99 81.90 6.139 38 152 95 19

Berdasarkan tabel.14 diperoleh mean empirik untuk skala kesepian sebesar

81,90 dengan SD empirik sebesar 6.139, sedangkan untuk mean hipotetik sebesar 95

dengan SD hipotetik sebesar 19. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean

hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik < mean hipotetik. Hal ini berarti

kesepian yang dialami subjek berada dibawah rata-rata kesepian pada umumnya.

Mean empirik yaitu sebesar 81.90 menggambarkan bahwa subjek termasuk ke dalam

kelompok yang memiliki kesepian sedang.

Pengelompokkan ini didasarkan pada pengkategorisasian subjek berdasarkan

kategorisasi empirik sebagaimana yang ditujukkan pada tabel 15 dibawah ini :

Tabel 15. Kategorisasi data Kesepian

Empirik Kategori Rentang nilai Jumlah % X < 75 7 11,67 Rendah

75 ≤ x < 88 41 68.33 Sedang 88 ≤ x 12 20 Tinggi

Page 82: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Berdasarkan Tabel. 15 diketahui bahwa berdasarkan mean empirik, subjek

penelitian yang memiliki kesepian dengan kategori rendah sebanyak 7 orang

(11.67%), sedangkan sebanyak 41 orang (68.33%) subjek penelitian tingkat

kesepiannya tergolong sedang dan sebanyak 12 orang (20%) subjek penelitian

memiliki kesepian yang tergolong tinggi.

2) Variabel Dukungan Sosial

Berdasarkan Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap variabel

dukungan sosial adalah sebanyak 29 aitem dengan format skala likert dalam 4

alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik

disajikan dalam Tabel 16 sebagai berikut:

Tabel 16 Skor Empirik dan Skor Hipotetik Dukungan Sosial Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD Dukungan

sosial 74 98 86.98 5.959 29 116 72.5 43.5

Berdasarkan Tabel. 16 diperoleh mean empirik dukungan sosial subjek

penelitian adalah = 87.65 dengan SD = 6.25943 dan mean hipotetiknya adalah = 75

dengan SD=15. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik

menunjukkan bahwa skor dukungan sosial subjek penelitian di atas rata-rata yaitu

mean empirik > mean hipotetik. Hal ini berarti dukungan sosial subjek penelitian

lebih tinggi daripada dukungan sosial populasi pada umumnya.

Page 83: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Pada Tabel. 17 dapat dilihat bahwa rata-rata dukungan sosial yang diterima

subjek berada pada kategori netral dalam pengkategorian skor berdasarkan mean

empirik.

Tabel 17. Kategorisasi data Dukungan Sosial

Berdasarkan Tabel. 17 diketahui bahwa berdasarkan mean empirik, subjek

penelitian yang mendapatkan dukungan sosial dengan kategori rendah sebanyak 9

orang (15%), sedangkan sebanyak 37 orang (61.67%) subjek penelitian mendapatkan

dukungan sosial yang tergolong sedang dan sebanyak 14 orang (23.33%) subjek

penelitian mendapatkan dukungan sosial yang tergolong tinggi.

3. Hasil analisa tambahan

a. Gambaran Kesepian Lansia berdasarkan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini juga dapat diperoleh gambaran kesepian berdasarkan jenis

kelamin dengan menggunakan teknik statistik independent sample t-test. Hasil uji

statistik berdasarkan jenis kelamin selengkapnya dapat dilihat dari Tabel 18 berikut

ini

Empirik Kategori Rentang nilai Jumlah % X < 81 9 15 Rendah

81 ≤ x < 93 37 61.67 Sedang 93 ≤ x 14 23.33 Tinggi

Page 84: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Tabel 18. Gambaran Kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin

Dari Tabel 18 tentang gambaran kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin

diperoleh bahwa mean kelompok subjek pria lebih tinggi daripada mean kelompok

subjek wanita.

Hasil uji t dapat melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara

kesepian lansia pada pria dan wanita. Uji t dilakukan dalam dua tahapan, tahapan

pertama adalah menguji apakah varians dari dua populasi bisa dianggap sama dan

tahapan kedua dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata

populasi (Santoso, 2007). Hasil uji-t penelitian ini dapat dilihat pada Tabel. 19

dibawah ini:

Tabel 19. Hasil perhitungan Uji-t kesepian Lansia berdasarkan jenis kelamin Tes Levene t-Test

F Sig. t Sig Equal variances not

assumed 1.124 0.293 0.642 0.542

Nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa kedua varians benar-benar berbeda

(Santoso, 2007). Dari Tabel. 19 diperoleh nilai F = 1.124 dengan nilai p = 0.293

sehingga dapat dikatakan bahwa kedua varians adalah sama.

Nilai t dengan Equal variances not assumed adalah 0.642 dengan p = 0.542

Jika nilai p < 0.05 maka rata-rata populasi adalah berbeda (Santoso, 2007). Dari hasil

Jenis Kelamin N Mean SD Pria 36 82.33 5.677

Wanita 24 81.25 6.848

Page 85: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

analisa didapat nilai p > 0.05 (p = 0.542), sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada

perbedaan kesepian antara lansia pria dan wanita.

b. Pengaruh Dimensi-dimensi Dukungan Sosial terhadap Kesepian

Hasil analisa regresi menunjukkan sumbangan efektif dukungan sosial

terhadap kesepian pada lansia sebesar (r2)=0.137, yaitu sebesar 13.7%. Selanjutnya

dari kelima dimensi dukungan sosial ternyata bentuk dimensi integral sosial yang

berpengaruh paling besar terhadap kesepian pada lansia.

Peneliti menggunakan regresi berganda metode backward yaitu menganalisis

variabel dari belakang, artinya semua variabel dianalisis kemudian dilanjutkan

menganalisis pengaruh variabel-variabel bebasnya lalu variabel yang tidak

berpengaruh dibuang (Pratisto, 2009).

Tabel 20. Parameter-Parameter Persamaan Regresi Dimensi B t Sig Konstanta 101.509 Integral Sosial 0.006

Berdasarkan tabel 20 dapat dilihat bahwa dimensi dukungan integral sosial yang

berpengaruh terhadap kesepian pada lansia. Bila dilihat dari p= 0.006 (p<0.05),

B. Pembahasan

Hasil utama penelitian dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana

(R = -0.371, p = 0.004) menunjukkan ada pengaruh yang sangat signifikan antara

dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia, dimana terdapat hubungan yang

negatif antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dari hasil analisis

Page 86: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

penelitian tersebut maka hipotesa yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif

antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia dapat diterima.

Hal ini sesuai dengan Beyene, Becker, & Mayen (2002) yang menjelaskan

bahwa ketakutan akan kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada

lansia. Kondisi ketakutan tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu

secara khas hal tersebut dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial.

Hal tersebut tentu saja diperkuat berdasarkan dari berbagai pendapat yang

mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung dengan keterbatasan dukungan

sosial. Fessman dan Lester (2000) menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan

prediktor bagi munculnya kesepian. Maksudnya disini adalah individu yang

memperoleh dukungan sosial terbatas lebih berpeluang mengalami kesepian,

sementara individu yang memperoleh dukungan sosial yang lebih baik tidak terlalu

merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan pentingnya dukungan sosial

dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian tersebut (dalam Gunarsa,

2004).

Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau

bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino, 2006).

Penelitian Dykstra (1990), juga menunjukkan adanya tingkat kesepian yang

rendah karena mendapat dukungan sosial dari begitu banyak sumber, seperti dari

pasangan, orang-orang yang sudah dianggap keluarga, individu yang lebih muda dan

tua, baik pria dan juga wanita. Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai

Page 87: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

pihak, tetapi dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah

kesepian adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki

kedekatan emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa, 2004).

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa pada dasarnya kesepian lebih

mengacu pada ketidaknyamanan subjektif yang dirasakan seseorang ketika beberapa

kriteria penting dari hubungan sosial terhambat atau tidak terpenuhi. Pada dasarnya

kekurangan tersebut dapat bersifat kuantitatif (tidak memiliki teman seperti yang

diinginkan) dan bersifat kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang

dibinanya bersifat seadanya atau kurang memuaskan (Peplau & Perlman dalam

Taylor, Peplau & Sears, 2000).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia yaitu sebesar 13.7%. hasil ini

menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain sebesar 86.3% yang mempengaruhi

kesepian pada lansia. Faktor-faktor lain, selain dukungan sosial yang dapat

mempengaruhi seseorang menjadi kesepian yaitu dari status sosial ekonomi,

karakteristik latar belakang lain (perceraian orang tua). Hawkey dan Cacciopo (2003)

juga menambahkan bahwa stres dan rasa ketidakberdayaan diri dapat menjadikan

seseorang menjadi kesepian (Gunarsa, 2004).

Berdasarkan mean empirik, dukungan sosial subjek penelitian berada pada

kategori sedang, yaitu sebanyak subjek 37 subjek (61.67%). Dimana hasil ini dapat

diartikan bahwa dukungan sosial yang diperoleh atau diterima oleh subjek penelitian

Page 88: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

tidak tinggi dan juga tidak rendah. Sementara untuk kesepian, berdasarkan mean

empiriknya kesepian subjek penelitian tergolong sedang, yaitu sebanyak 41 subjek

penelitian (68.33 %). Artinya, kesepian yang dirasakan subjek penelitian tidak tinggi

dan juga tidak rendah. Santrock (2003) mengungkapkan bahwa individu-individu

yang secara konsisten merespon bahwa mereka jarang merasa bisa berkomunikasi

dengan orang-orang sekitarnya dan jarang mendapatkan dukungan dari orang lain

ketika membutuhkannya adalah individu-individu yang termasuk dalam kategori

sedang.

Hasil tambahan penelitian untuk melihat perbedaan kesepian pada lansia pria

dan lansia wanita menggunakan uji t menunjukkan bahwa rata-rata skor kesepian

lebih tinggi pada kelompok lansia pria. Namun nilai probabilitas (p=0.542)

menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan (p > 0.05), sehingga tidak

ada perbedaan sikap terhadap kematian antara lansia pria dan wanita jika ditinjau dari

jenis kelamin. Hasil ini sejalan dengan hasil studi sebelumnya mengenai kesepian,

yang juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian antara laki-laki dan

perempuan. Walaupun begitu, menurut Borys dan Perlman (dalam Brehm et al, 2002)

laki-laki lebih sulit menyatakan kesepian secara tegas bila dibandingkan dengan

perempuan. Hal ini disebabkan oleh stereotipe peran gender yang berlaku dalam

masyarakat. Berdasarkan stereotipe peran gender, pengekspresian emosi kurang

sesuai bagi laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dapat terlihat dari

hasil mean laki-laki > mean perempuan (82.33>81.25).

Page 89: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Berdasarkan hasil penelitian tambahan, diperoleh bahwa dari dimensi-dimensi

dukungan sosial ternyata yang paling berpengaruh pada kesepian lansia adalah

dukungan integral sosial. Dukungan integral sosial memiliki signifikansi 0.006

(p<0.05).

Menurut Orford (1992), dukungan integrasi sosial adalah perasaan individu

sebagai bagian dari kelompok. Cohen & Wills (dalam Orford, 1992), menyatakan

dukungan ini dapat berupa menghabiskan waktu bersama-sama dalam aktivitas, yang

juga dapat mengurangi stress serta pengalihan perhatian seseorang dari masalah

dengan membuat kontak sosial dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Dykstra (1990), yang menunjukkan adanya tingkat kesepian yang rendah

pada lansia karena memiliki hubungan yang lebih luas dan erat dengan orang lain.

Shaver dan Rubeinstein (dalam Brehm et al, 2000), juga menambahkan bahwa salah

satu cara untuk menghadapi kesepian yang dialami oleh seseorang adalah dengan

membuat kontak sosial seperti berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.

Page 90: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil

yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama akan berisi rangkuman hasil

penelitan yang dibuat berdasarkan analisa, interpretasi dan pembahasan. Pada bagian

akhir akan dikemukakan saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi penelitian

yang akan datang dengan tema yang sama.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan mengenai

hasil penelitian, bahwa:

1. Terdapat pengaruh negatif dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia.

Artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh lansia, maka kesepiannya

akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang

diperoleh maka semakin tinggi kesepiannya.

2. Sumbangan efektif yang diberikan variabel dukungan sosial terhadap kesepian

pada lansia adalah sebesar 13.7% (R² = 0.137), yang berarti bahwa pada

penelitian ini dukungan sosial mempengaruhi kesepian sebesar 13.7 % dan

Page 91: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

sisanya yaitu sebesar 86.3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

3. Berdasarkan data empirik, skor total variabel dukungan sosial dibagi atas tiga

kategori yaitu : tinggi, sedang, rendah. Secara umum, dukungan sosial yang

diterima oleh subjek penelitian tergolong sedang.

4. Berdasarkan data empirik, skor total variabel kesepian dibagi atas tiga kategori

yaitu : tinggi, sedang, rendah. Secara umum, kesepian yang dialami oleh subjek

penelitian tergolong sedang.

5. Berdasarkan hasil analisa tambahan dengan menggunakan uji t menunjukkan

tidak ada perbedaan kesepian bila ditinjau dari jenis kelamin. Namun dengan

membandingkan mean data dari subjek penelitian ini menunjukkan bahwa mean

kesepian subjek laki-laki lebih tinggi daripada subjek perempuan.

6. Berdasarkan hasil analisa tambahan dengan menggunakan regresi berganda

metode backward, menunjukkan bahwa dari bentuk-bentuk dukungan sosial yang

paling berpengaruh terhadap kesepian lansia adalah integral sosial.

B. Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu, maka peneliti mengemukakan beberapa saran. Saran-saran ini diharapkan

dapat berguna untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan dukungan

sosial maupun kesepian pada lansia.

Page 92: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

1. Saran metodologis

a. Mengacu pada nilai koefisien determinasi, menunjukkan kesepian dipengaruhi

oleh dukungan sosial sebesar 13.7%, selebihnya kesepian lansia dipengaruhi oleh

variabel lain yang dalam penelitian ini tidak diteliti. Sehubungan dengan hal itu,

maka disarankan pada peneliti berikutnya yang berminat untuk meneliti kesepian

pada lansia dapat mengkaji faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi kesepian

seperti status sosial ekonomi, karakteristik latar belakang lain (perceraian orang

tua), stres dan juga rasa ketidakberdayaan.

b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar agar

hasil penelitian lebih representatif.

c. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan sampel lansia, diharapkan

dalam pengadministrasian skala, mayoritas skala diberikan dan dibacakan secara

langsung oleh peneliti, sehingga peneliti dapat langsung menjelaskan atau

menjawab pertanyaan atau hal-hal yang tidak dimengerti subjek dari pernyataan-

pernyataan skala yang diberikan.

2. Saran Praktis

a. Mengingat dukungan sosial memberi pengaruh terhadap kesepian pada lansia,

diharapkan agar para lansia tetap beraktifitas dan melakukan kontak atau

hubungan sosial dengan orang lain, sehingga lansia dapat memperoleh dukungan

sosial dari orang lain.

Page 93: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

b. Diharapkan agar keluarga lansia lebih memperhatikan serta membantu lansia

terlebih lagi karena lansia tersebut masih tinggal dengan anggota keluarga, karena

hal tersebut merupakan suatu bentuk dukungan sosial bagi lansia yang ternyata

mempengaruhi kesepian yang dialami oleh lansia.

c. Diharapkan kepada masyarakat agar tetap bersosialisasi dengan lansia dan tidak

mengucilkan atau memberikan stereotipe yang negatif terhadap lansia yang dapat

membuat lansia merasa tidak memperoleh dukungan sosial, sehingga dapat

mempengaruhi kesepian lansia tersebut.

d. Bagi pihak perkumpulan lansia diharapkan dapat meningkatkan bantuan,

keperdulian serta pelayanan kepada lansia seperti pemeriksaan kesehatan gratis,

sert acara jalan-jalan yang juga dapat meningkatkan keakraban diantara lansia itu

sendiri dan juga mengurangi kesepian yang dirasakan oleh lansia tersebut.

Page 94: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Daftar Pustaka

Afida, Wahyuningsih, & Sukamto. (2000). Hubungan Antara Pemenuhan Kebutuhan Berafiliasi Dengan Tingkat Depresi Pada Wanita Lanjut Usia di Panti Werdha. Indonesian Psychological Journal No 2, Vol 15, 180-195. Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya. http://209.85.173.132/search?q=cache:hYkoS1UHZcJ:journal.lib.unair.ac.id/index.php/ANM/article/view/2672/265+aspek+kebutuhan+berafiliasi&cd=2&hl=id&ct-cink&gl=id

Azwar, S. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bradbury., Wilbun., Para Editor Pustaka Life-Time. (1987). Masa Dewasa. Jakarta :

Tira Pustaka. Brehm, S. et al (2002). Intimate Relationship. New York. Mc. Graw Hill.

Bruno, F. J. (2002). Conguer Loneliness, Menaklukkan Kesepian. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Deaux, Dane & Wrightsman, S. (1993). Social Psychology in the 90’s (2nd Edition). California : Wadsworth Publishing Company Inc.

Page 95: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Departemen Sosial RI & Direktorat Jendral Bina Keluarga Sosial. (1997). Petunjuk teknis Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Dalam Panti. Jakarta.

Departemen Sosial Republik Indonesia. (2007). Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia

Dan Masalah Kesejahteraannya. Jakarta. Online. http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=522 Tanggal Akses : 3 Maret 2009

Ebersole, P., Hess, P., & Touhy, T. (2005). Gerontological Nursing & Healthy Aging.

2nd edition. Elsevier Health Sciences. http://books.google.co.id/books?id=YUlB72lFtIIC&pg=PA125&dq=loneliness,+need+affiliation+aging&lr= Tanggal Akses : 24 April 2009

Gierveld, J. & Havens, B. (2004). Cross-national Comparisons of Social Isolation and Loneliness: Introduction and Overview. Canadian Journal On Aging. http://www.nidi.knaw.nl/en/output/2004/cja-23-02-dejonggierveld.pdf/cja-23-02-dejonggierveld.pdf. Tanggal Akses : 23 Februari 2009.

Gierveld, J. & Tilburg, T. V. (1999). Manual of The Loneliness Scale. Vrije

Universiteit Amsterdam.

Gunarsa, S. D. (2004). Dari anak sampai usia lanjut : bunga rampai psikologi anak. BPK Gunung Mulia. http://books.google.co.id/books?id=GUAGhG74nH4C&pg=PA417&dq=kesepian+lansia#PPA409,M1 Tanggal Akses : 3 Maret 2009

Hadi, S. (2000). Metodology Research. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Hutapea, Ronald. (2005). Sehat dan Ceria di Usia Senja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Ismayadi, (2004). Proses Menua (Aging Process). Online. http://subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/perkembangan-lansia.pdf

Page 96: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Tanggal Akses : 23 Februari 2009

Kaasa, Karen. (1998). Loneliness in Old Age: Psychosocial and Health Predictors, Norwegian Journal of Epidemiology; 8 (2): 195-201. http://www.ub.ntnu.no/journals/norepid/1998-2/1998(2)Kaasa.pdf Tanggal Akses : 8 Mei 2008

Kimmel, D. C. (1974). Adulthood and Aging. USA : John Wiley & Sons.

Kuntjoro, Z. S. (2002, 16 Agustus). Dukungan Sosial Pada Lansia. E- Psikologi [on-line]. http://www.e-psikologi.com/usia/160802.htm.

Malecki, C., & Demaray, K. M., (2003). Social Support As A Buffer : Running Hedd,

Nortern Illinois University.

Martini, W., Adiyanti, M. G., Indiati, A. (1993). Ciri Kepribadian Lanjut Usia.

Jurnal Psikologi, 1, 1-6. Mishra, A. J. (2004), Jnuari-Juli. A Study of Loneliness in an Old Age Home in India :

A case of Kanpur. Indian Journal of Gerontology, Vol 17, no 1 & 2. Tanggal akses : 10 september 2009. www.geocitise.com/husociology/oldage4.htm.

Newman, B., & Newman, P. (2006). Development Through Life : A Psychosocial

Approach. Belmont : Thomson Wadsworth Learning.

Orford, J. (1992). Community Psychology : Theory & Practice. London : John Wiley and Sons.

Papalia, D. E., Olds, SE., & Feldman, RE. (2004). Human Development : Ninth

Edition. New York : McGraw Hill. Pratisto, A. (2009). Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17. Jakarta : Elex Media

Komputindo Prawitasari, J. E. (1994). Aspek Sosio-Psikologis Lansia Di Indonesia. Buletin

Psikologi, No 1, 27-34

Page 97: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Medikom Puspita Sari, Endah. (2002). Penerimaan Diri Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari

Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi No 2, 73-88. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Saleh, H. (2007). UMP Sumut Rp. 822.205 Tertinggi Kedua di Indonesia. [On-line]. http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=105816&more=1

Santrock, J. W. (2003). Adolescence, Perkembangan Remaja (Alih Bahasa : Shinto B. Adelar & Sherly Saragih). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid II. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.

Santrock, J. W. (2006). Perkembangan Masa Hidup : Edisi Kelima ( Terjemahan Juda Damanik & Achmad Chusairi). Jakarta : UI Press.

Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology Biopsychosocial Interaction. 5 th edition.

United States of America : John Wiley & Sons.

Sevilla, et al. (1993). Pengantar Metode Penelitian. (Terjemahan Alimuddin Tuwu). Jakarta : UI-Press

Sugiarto, Siagian, D., Sunaryanto, L.T., Oetomo, D.S. (2003). Teknik Sampling.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Suryabrata, S. (2006). Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Taylor, S.E. (2003). Health Psychology. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.

Triton, P.B. (2006). SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta : Andi Offset.

Page 98: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Weiten, W. & Lloyd, M. (2006). Psychology Applied to Modern Life : Adjustment in

the 21 st Century. Eighth Edition. Canada : Thomson Wadsworth. No :

Identitas Diri

Nama / Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin : L / P ( lingkari yang sesuai )

RAHASIA

Page 99: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008/2009

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana

di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya bermaksud mengadakan

penelitian di bidang psikologi perkembangan. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah

data yang hanya akan dapat saya peroleh dengan adanya kerja sama dari anda dalam

mengisi kuesioner ini.

Dalam pengisian kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah.

Yang saya harap dan saya butuhkan adalah jawaban yang paling mendekati keadaan

anda yang sesungguhnya. Karena itu, saya harapkan anda bersedia memberikan

jawaban anda sendiri, sejujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua

jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan

penelitian ini saja.

Bantuan anda dalam menjawab kuesioner ini merupakan bantuan yang amat

besar dan berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas kerja sama anda saya

mengucapkan banyak terima kasih.

Page 100: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

November 2009

Hormat saya,

Peneliti

Sari Hayati

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini akan disajikan dua buah kuesioner yang terdiri dari 125 pernyataan

mengenai PANDANGAN ANDA terhadap DIRI ANDA. Anda diharapkan

menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda yang

sebenarnya, dengan cara memilih :

SS : Bila anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut.

S : Bila anda merasa Sesuai dengan pernyataan tersebut.

TS : Bila anda merasa Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

STS : Bila anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

Contoh Pengisian :

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya kesulitan dalam berkonsentrasi STS TS S SS

Jika Anda ingin mengubah jawaban Anda, berilah tanda garis pada jawaban yang

ingin Anda ubah, kemudian silanglah jawaban yang Anda anggap sesuai.

Contoh :

No Pernyataan STS TS S SS

Page 101: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

1 Saya kesulitan dalam berkonsentrasi STS TS S SS

Bila sudah selesai, tolong periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada nomor

yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan.

SKALA I

No. PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya merasa tidak ingin hidup lagi saat

menghadapi persoalan berat. STS TS S SS

2 Saya tidak tahu harus melakukan apa dalam

menyelesaikan masalah saya. STS TS S SS

3 Tidak masalah buat saya menghadapi segala

sesuatu sendirian. STS TS S SS

4 Saya yakin kehidupan ini akan lebih

menyenangkan untuk dijalani jika bersama-

sama dengan pasangan saya.

STS TS S SS

5 Keluarga saya terlalu sibuk untuk mengajak

saya jalan-jalan. STS TS S SS

6 Saya merasa sakit hati mendengar kritikan

dari teman-teman. STS TS S SS

7 Untuk mendapatkan sesuatu yang saya STS TS S SS

Page 102: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

inginkan, saya harus berusaha terlebih dahulu.

8 Saya menikmati hari-hari yang saya lalui

dengan anak-anak dan pasangan saya. STS TS S SS

9 Saya merasa asing berada dilingkungan saya

sekarang. STS TS S SS

10 Saya merasa khawatir bila keluarga

meninggalkan saya. STS TS S SS

11 Saya akan diam saja kalau ada yang tidak

sesuai dengan keinginan saya. STS TS S SS

12 Saya akan serius dan mengerjakan suatu

pekerjaan sampai selesai. STS TS S SS

13 Saya tidak berminat mengikuti kegiatan yang

mengharuskan saya berkomunikasi dengan STS TS S SS

No. PERNYATAAN STS TS S SS

14 Saya selalu teringat akan kesalahan yang telah

saya lakukan dimasa lalu dan hal tersebut

membuat saya menjadi begitu sedih.

STS TS S SS

15 Saya mampu menyelesaikan tugas yang

dianggap sulit oleh orang lain. STS TS S SS

16 Tidak masalah buat saya untuk bersikap

seperti biasa, walaupun saya telah melakukan

suatu hal yang memalukan.

STS TS S SS

17 Saya merasa ada orang lain yang ingin

mencelakai saya. STS TS S SS

18 Saya ingin menangis karena keluarga tidak STS TS S SS

Page 103: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

punya waktu untuk mengurus saya.

19 Saya bersemangat untuk terus menjalani

kehidupan saya. STS TS S SS

20 Saya merupakan orang yang terpenting bagi

keluarga saya. STS TS S SS

21 Saya merasa tidak dekat dengan keluarga,

dikarenakan seharian sibuk mengerjakan

aktivitas diluar rumah.

STS TS S SS

22 Menyedihkan rasanya menjadi orang seperti

saya. STS TS S SS

23 Tidak sulit bagi saya untuk melupakan semua

kesedihan saya. STS TS S SS

24 Saya lebih senang berkumpul dengan teman-

teman seusia daripada sendirian dirumah. STS TS S SS

25 Saya ingin teman-teman saya menjadi lebih

dekat dengan saya. STS TS S SS

26 Saya tidak tahu lagi apa yang dapat saya

lakukan agar disayangi oleh keluarga. STS TS S SS

27 Saya sangat membutuhkan orang-orang

terdekat untuk menghibur saya pada saat

sedih.

STS TS S SS

28 Saya khawatir bila teman-teman dilingkungan

baru menolak berteman dengan saya. STS TS S SS

29 Hubungan yang saya miliki dengan teman

tidak seperti yang saya harapkan. STS TS S SS

30 Bila teman-teman akan berpergian, mereka STS TS S SS

Page 104: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

akan mengajak saya.

31 Saya senang mendapat teguran, karena saya

akan merasa menjadi seseorang yang

mendapat pelajaran berharga.

STS TS S SS

32 Tidak ada yang dapat menahan saya untuk

segera mendapatkan apa yang saya inginkan. STS TS S SS

33 Jenuh rasanya berhubungan dengan teman-

teman saya STS TS S SS

34 Saya senang berkumpul bersama keluarga

dirumah. STS TS S SS

35 Meskipun sedang berada dilingkungan baru,

saya tetap merasa tenang dan nyaman. STS TS S SS

36 Pada saat saya merasa kesal, saya ingin

melampiaskannya dengan melemparkan dan

merusak barang-barang.

STS TS S SS

37 Saya sulit fokus terhadap suatu topik

pembicaraan yang didiskusikan oleh teman-

teman karena saya tidak mengerti tentang

topik tersebut.

STS TS S SS

No. PERNYATAAN STS TS S SS

38 Saya suka mengerjakan suatu pekerjaan, baik

untuk jenis pekerjaan yang saya sukai

maupun yang tidak.

STS TS S SS

39 Bagi saya, masalah yang sudah lalu tidak

perlu diingat-ingat lagi. STS TS S SS

40 Keluarga selalu memberikan tugas yang

mudah untuk saya kerjakan karena hanya STS TS S SS

Page 105: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

tugas tersebut yang dapat saya lakukan

41 Saya merasa kehilangan muka ketika salah

mengerjakan suatu pekerjaan. STS TS S SS

42 Tidak masalah bagi saya bepergian ke suatu

lingkungan yang baru. STS TS S SS

43 Saya bahagia dengan kehidupan yang saya

jalani saat ini. STS TS S SS

44 Saya menjadi murung karena terus menerus

memikirkan setiap permasalahan saya. STS TS S SS

45 Semua yang saya lakukan selama ini tidak ada

artinya dimata keluarga saya. STS TS S SS

46 Setiap hari, selalu saja ada orang yang

mengajak saya untuk berpergian dan

beraktivitas bersama.

STS TS S SS

47 Saya senang menjadi diri saya yang sekarang. STS TS S SS

48 Penyakit yang telah lama saya derita

membuat saya selalu merasa sangat sedih. STS TS S SS

49 Lebih baik saya menyendiri disuatu tempat

daripada harus berbicara dengan orang lain STS TS S SS

50 Saya kehilangan keintiman dengan pasangan

saya.

STS TS S SS

No. PERNYATAAN STS TS S SS

51 Bagi saya, berteman dengan banyak orang

bukan suatu hal yang menyulitkan. STS TS S SS

52 Saya tidak akan lemah walaupun ditimpa masalah berat.

STS TS S SS

53 Saya merasa tidak enak kalau sendirian STS TS S SS

Page 106: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

ditempat keramaian.

54 Menurut saya, saya tidak pernah menjadi

tempat bagi seseorang untuk berdiskusi. STS TS S SS

55 Tidak ada yang mau mengajak saya untuk

pergi ke pengajian. STS TS S SS

56 Saya sudah terbiasa jika orang lain

membentak saya. STS TS S SS

57 Saya tidak suka jika harus mengantri untuk

mendapatkan sesuatu karena hal tersebut

hanya membuang-buang waktu.

STS TS S SS

58 Saya merasa jenuh dengan aktivitas saya

sehari-hari. STS TS S SS

59 Saya tidak betah berkumpul dengan orang-

orang di sekitar saya saat ini. STS TS S SS

60 Saya akan merasa nyaman kalau ada

pasangan didekat saya. STS TS S SS

61 Emosi saya mudah terpancing, meskipun

persoalan yang dihadapi adalah persoalan

kecil.

STS TS S SS

62 Saya tidak dapat bertahan lama dalam

mengerjakan sesuatu pekerjaan. STS TS S SS

63 Saya merasa senang jika harus seharian

dirumah tanpa melakukan kegiatan apapun.

STS TS S SS

No. PERNYATAAN STS TS S SS

64 Saya tidak dapat melupakan begitu saja

kejadian-kejadian buruk dimasa lalu. STS TS S SS

Page 107: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

65 Saya tidak pernah dimintai pendapat untuk

masalah rumit yang memang tidak bisa saya

pecahkan.

STS TS S SS

66 Saya merasa tidak sanggup berhadapan

dengan orang yang pernah saya fitnah. STS TS S SS

67 Menurut saya, akan sangat bahaya bila saya

bersama dengan orang-orang yang belum saya

kenal.

STS TS S SS

68 Saya merasa kecewa karena tidak dapat

terlalu banyak beraktivitas karena kondisi

fisik saya yang menurun.

STS TS S SS

69 Saya mudah tertekan jika tidak dapat

menyelesaikan masalah saya. STS TS S SS

70 Apapun yang telah saya kerjakan, hasilnya

tidak bernilai sedikitpun bila dibandingkan

dengan usaha yang telah saya keluarkan.

STS TS S SS

71 Saya selalu sendirian, tidak ada yang

menemani saya. STS TS S SS

72 Semua yang terjadi pada saya karena saya

sendiri adalah orang yang tidak berguna. STS TS S SS

73 Kesedihan mendalam yang saya alami karena

anak-anak tidak punya cukup waktu untuk

menemani saya.

STS TS S SS

74 Akan lebih menyenangkan jika bercanda

bersama dengan orang lain daripada harus

berdiam diri menonton televisi.

STS TS S SS

Page 108: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

75 Saya ingin mencurahkan setiap isi hati pada

pasangan saya. STS TS S SS

SKALA II

No. PERNYATAAN STS TS S SS

1 Pada saat saya sakit, anak saya membawa saya

berobat STS TS S SS

2 Saya disarankan oleh cucu untuk banyak tertawa

agar awet muda. STS TS S SS

3 Keluarga tidak pernah mendengarkan pendapat

saya mengenai setiap permasalahan, baik

masalah pendidikan maupun pekerjaan.

STS TS S SS

4 Setiap saya sedih, tidak ada teman yang

menemani. STS TS S SS

5 Teman-teman mengajak saya jika ada

perkumpulan lansia. STS TS S SS

6 Pada saat ada kemalangan di rumah saya,

tetangga bersedia untuk ikut membantu. STS TS S SS

7 Keluarga membebaskan saya untuk makan apa

saja meski itu merupakan makanan yang

dilarang oleh dokter.

STS TS S SS

8 Pasangan saya tidak bersedia meminta maaf

terlebih dahulu meskipun dia yang bersalah. STS TS S SS

9 Jika saya sakit, keluarga merawat saya dengan

senang hati. STS TS S SS

10 Anak-anak selalu menyediakan waktu untuk STS TS S SS

Page 109: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

berkumpul dengan saya.

No. PERNYATAAN STS TS S SS

11 Tetangga tidak pernah mengajak saya untuk ikut

kegiatan pengajian dengan mereka. STS TS S SS

12 Anak saya membantu menyediakan kebutuhan

hidup sehari-hari di rumah. STS TS S SS

13 Anak -anak mengingatkan saya untuk minum

obat ketika saya sakit. STS TS S SS

14 Saudara-saudara tidak memberi kesempatan

pada saya untuk memperbaiki diri pada saat

saya melakukan kesalahan.

STS TS S SS

15 Anak-anak tidak pernah mengucapkan kata-kata

yang dapat menyinggung perasaan saya. STS TS S SS

16 Saya tidak pernah dibantu dalam mengerjakan

pekerjaan rumah tangga oleh anak-anak dan

pasangan saya.

STS TS S SS

17 Keluarga hanya diam saja kalau ada yang salah

dengan pekerjaan rumah tangga yang sedang

saya kerjakan.

STS TS S SS

18 Nasehat-nasehat saya selalu dituruti oleh anak

dan cucu. STS TS S SS

19 Tidak ada yang dapat menyenangkan hati saya

ketika saya merasa kesal. STS TS S SS

20 Pasangan saya menghindar ketika saya

membicarakan hobi. STS TS S SS

21 Keluarga tidak mempunyai cukup waktu untuk STS TS S SS

Page 110: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

merawat saya ketika sakit.

22 Tetangga menyarankan saya untuk tidak

berdiam diri dirumah. STS TS S SS

23 Anak-anak selalu membutuhkan saya pada saat

mereka kesusahan atau sedang berada dalam STS TS S SS

No. PERNYATAAN STS TS S SS

24 Anak-anak tidak pernah mendengarkan pada

saat saya memberi masukan pada mereka. STS TS S SS

25 Anak-anak tidak mengetahui kalau saya sedang

sedih atau mengalami masalah. STS TS S SS

26 Keluarga mengajak saya berekreasi pada saat

hari libur. STS TS S SS

27 Pada saat saya terlihat letih, cucu saya bersedia

untuk memijat kaki dan tangan saya. STS TS S SS

28 Keluarga tidak menyadari kalau saya sedang

kesulitan dalam hal keuangan. STS TS S SS

29 Tidak ada dari anggota keluarga yang

menyarankan saya untuk berolah raga. STS TS S SS

30 Keluarga memberi dukungan dan semangat pada

saat saya mengalami kegagalan. STS TS S SS

31 Pada saat saya mendapat berita duka dari

keluarga, ada teman yang bisa menguatkan saya

untuk tetap tabah.

STS TS S SS

32 Saya tidak memiliki teman yang bisa diajak

untuk menjalankan ibadah bersama. STS TS S SS

33 Tetangga merasa keberatan meminjamkan uang

ketika saya membutuhkannya. STS TS S SS

Page 111: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

34 Masyarakat disekitar lingkungan rumah bersedia

memberitahu bila ada kegiatan lansia. STS TS S SS

35 Bila sedang terlibat dalam suatu diskusi, saya

selalu mendapat kesempatan untuk

mengemukakan ide-ide saya.

STS TS S SS

36 Tidak ada yang menanyakan tentang keadaan

dan kesehatan saya. STS TS S SS

37 Saya selalu mengisi waktu senggang dengan

mengikut i wirit atau arisan. STS TS S SS

38 Pada saat mendekati hari lebaran, anak-anak

yang akan mengurus semua persiapan seperti

makanan dan minuman.

STS TS S SS

39 Keluarga tidak pernah mempermasalahkan

ketika saya tidur terlalu malam. STS TS S SS

40 Keluarga akan memaafkan setiap perkataan saya

yang mungkin menyinggung perasaan mereka. STS TS S SS

41 Keluarga selalu bersedia untuk mendengarkan

setiap keluh kesah saya. STS TS S SS

42 Masing-masing teman lebih memilih waktu

untuk beristirahat daripada berkumpul bersama. STS TS S SS

43 Saya tidak pernah mendapat bantuan dari

tetangga untuk membereskan rumah setelah

selesai acara wirit ataupun pesta.

STS TS S SS

44 Pada saat sakit, keluarga memberikan saran

mengenai hal-hal yang harus saya lakukan agar

saya cepat sembuh.

STS TS S SS

45 Saya tidak pernah dilibatkan dalam setiap STS TS S SS

Page 112: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

pembicaraan penting yang menyangkut masalah

keluarga.

46 Pada saat salah satu dari saya atau teman sedang

menghadapi masalah, maka yang lain merasa

berkewajiban membantu.

STS TS S SS

47 Disaat sedang membutuhkan perhatian dan

dukungan, teman dekat saya memilih untuk

memutuskan hubungan dengan saya.

STS TS S SS

48 Keluarga sangat mendukung saya untuk lebih

banyak meluangkan waktu berkumpul bersama

dengan teman sebaya

STS TS S SS

No. PERNYATAAN STS TS S SS

49 Anak-anak saya tidak pernah membuat lelucon

untuk menyenangkan saya. STS TS S SS

50 Tidak ada dari anggota keluarga yang

menyarankan saya untuk banyak beristirahat

setelah lelah beraktivitas.

STS TS S SS

PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA JANGAN SAMPAI

ADA SATU NOMOR PUN YANG TERLEWATKAN

Page 113: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

No :

RAHASIA

Page 114: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Identitas Diri

Nama / Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin : L / P ( lingkari yang sesuai )

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2009/2010 FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana

di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya bermaksud mengadakan

Page 115: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

penelitian di bidang psikologi perkembangan. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah

data yang hanya akan dapat saya peroleh dengan adanya kerja sama dari anda dalam

mengisi kuesioner ini.

Dalam pengisian kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah.

Yang saya harap dan saya butuhkan adalah jawaban yang paling mendekati keadaan

anda yang sesungguhnya. Karena itu, saya harapkan anda bersedia memberikan

jawaban anda sendiri, sejujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua

jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan

penelitian ini saja.

Bantuan anda dalam menjawab kuesioner ini merupakan bantuan yang amat

besar dan berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas kerja sama anda saya

mengucapkan banyak terima kasih.

November 2009

Hormat saya, Sari Hayati

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini akan disajikan dua buah kuesioner yang terdiri dari 125 pernyataan

mengenai PANDANGAN ANDA terhadap DIRI ANDA. Anda diharapkan

menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda yang

sebenarnya, dengan cara memilih :

SS : Bila anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut.

Page 116: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

S : Bila anda merasa Sesuai dengan pernyataan tersebut.

TS : Bila anda merasa Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

STS : Bila anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

Contoh Pengisian :

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya kesulitan dalam berkonsentrasi STS TS S SS

Jika Anda ingin mengubah jawaban Anda, berilah tanda garis pada jawaban yang

ingin Anda ubah, kemudian silanglah jawaban yang Anda anggap sesuai.

Contoh :

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya kesulitan dalam berkonsentrasi STS TS S SS

Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda-beda dan tidak ada jawaban yang

salah. Isilah pernyataan yang ada sesuai dengan diri Anda dan usahakan agar tidak

ada satu pernyataan pun yang terlewatkan. Kerahasiaan jawaban Anda akan terjamin

sepenuhnya. Selamat Mengerjakan.

SKALA I

No PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya merasa asing berada dilingkungan saya sekarang.

STS TS S SS

2 Saya merasa sakit hati mendengar kritikan dari teman-teman.

STS TS S SS

3 Saya mampu menyelesaikan tugas yang dianggap sulit oleh orang lain.

STS TS S SS

4 Tidak sulit bagi saya untuk melupakan semua kesedihan saya.

STS TS S SS

5 Pada saat saya merasa kesal, saya ingin melampiaskannya dengan melemparkan dan merusak barang-barang.

STS TS S SS

Page 117: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

6 Saya merasa tidak ingin hidup lagi saat menghadapi persoalan berat.

STS TS S SS

7 Setiap hari, selalu saja ada orang yang mengajak saya untuk berpergian dan beraktivitas bersama.

STS TS S SS

8 Saya menjadi murung karena terus menerus memikirkan setiap permasalahan saya.

STS TS S SS

9 Saya merasa ada orang lain yang ingin mencelakai saya.

STS TS S SS

10 Saya senang mendapat teguran, karena saya akan merasa menjadi seseorang yang mendapat pelajaran berharga.

STS TS S SS

11 Saya tidak suka jika harus mengantri untuk mendapatkan sesuatu karena hal tersebut hanya membuang-buang waktu.

STS TS S SS

12 Saya senang menjadi diri saya yang sekarang. STS TS S SS

13 Saya tidak pernah dimintai pendapat untuk masalah rumit yang memang tidak bisa saya pecahkan.

STS TS S SS

14 Saya tidak tahu harus melakukan apa dalam menyelesaikan masalah saya.

STS TS S SS

15 Saya akan serius dan mengerjakan suatu pekerjaan sampai selesai.

STS TS S SS

16 Semua yang saya lakukan selama ini tidak ada artinya dimata keluarga saya.

STS TS S SS

No PERNYATAAN STS TS S SS

17 Saya tidak tahu lagi apa yang dapat saya lakukan agar disayangi oleh keluarga.

STS TS S SS

18 Bagi saya, masalah yang sudah lalu tidak perlu diingat-ingat lagi.

STS TS S SS

19 Kesedihan mendalam yang saya alami karena anak-anak tidak punya cukup waktu untuk menemani saya.

STS TS S SS

20 Saya merasa jenuh dengan aktivitas saya sehari-hari.

STS TS S SS

21 Saya merasa kehilangan muka ketika salah mengerjakan suatu pekerjaan.

STS TS S SS

22 Bagi saya, berteman dengan banyak orang bukan suatu hal yang menyulitkan.

STS TS S SS

23 Penyakit yang telah lama saya derita membuat saya selalu merasa sangat sedih.

STS TS S SS

Page 118: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

24 Hubungan yang saya miliki dengan teman tidak seperti yang saya harapkan.

STS TS S SS

25 Saya tidak berminat mengikuti kegiatan yang mengharuskan saya berkomunikasi dengan orang banyak.

STS TS S SS

26 Saya ingin menangis karena keluarga tidak punya waktu untuk mengurus saya.

STS TS S SS

27 Meskipun sedang berada dilingkungan baru, saya tetap merasa tenang dan nyaman.

STS TS S SS

28 Saya ingin mencurahkan setiap isi hati pada pasangan saya.

STS TS S SS

29 Saya bahagia dengan kehidupan yang saya jalani saat ini.

STS TS S SS

30 Saya merasa tidak enak kalau sendirian ditempat keramaian.

STS TS S SS

31 Menyedihkan rasanya menjadi orang seperti saya.

STS TS S SS

32 Emosi saya mudah terpancing, meskipun persoalan yang dihadapi adalah persoalan kecil.

STS TS S SS

33 Saya bersemangat untuk terus menjalani kehidupan saya.

STS TS S SS

34 Tidak ada yang mau mengajak saya untuk pergi ke pengajian.

STS TS S SS

No PERNYATAAN STS TS S SS

35 Lebih baik saya menyendiri disuatu tempat daripada harus berbicara dengan orang lain.

STS TS S SS

36 Saya tidak akan lemah walaupun ditimpa masalah berat.

STS TS S SS

37 Saya merasa kecewa karena tidak dapat terlalu banyak beraktivitas karena kondisi fisik saya yang menurun.

STS TS S SS

38 Tidak masalah bagi saya bepergian ke suatu lingkungan yang baru.

STS TS S SS

SKALA II

No. PERNYATAAN STS TS S SS

1 Anak-anak mengingatkan saya untuk minum STS TS S SS

Page 119: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

obat ketika saya sakit. 2 Anak saya membantu menyediakan kebutuhan

hidup sehari-hari di rumah. STS TS S SS

3 Nasehat-nasehat saya selalu dituruti oleh anak dan cucu.

STS TS S SS

4 Pasangan saya tidak bersedia meminta maaf terlebih dahulu meskipun dia yang bersalah.

STS TS S SS

5 Anak-anak selalu menyediakan waktu untuk berkumpul dengan saya.

STS TS S SS

6 Saudara-saudara tidak memberi kesempatan pada saya untuk memperbaiki diri pada saat saya melakukan kesalahan.

STS TS S SS

7 Saya disarankan oleh cucu untuk banyak tertawa agar awet muda.

STS TS S SS

8 Keluarga tidak pernah mendengarkan pendapat saya mengenai setiap permasalahan, baik masalah pendidikan maupun pekerjaan.

STS TS S SS

9 Anak-anak tidak pernah mengucapkan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan saya.

STS TS S SS

10 Keluarga sangat mendukung saya untuk lebih banyak meluangkan waktu berkumpul bersama dengan teman sebaya.

STS TS S SS

11 Pada saat saya sakit, anak saya membawa saya berobat.

STS TS S SS

12 Keluarga membebaskan saya untuk makan apa saja meski itu merupakan makanan yang dilarang oleh dokter.

STS TS S SS

13 Keluarga memberi dukungan dan semangat pada saat saya mengalami kegagalan.

STS TS S SS

14 Keluarga selalu bersedia untuk mendengarkan setiap keluh kesah saya.

STS TS S SS

15 Keluarga mengajak saya berekreasi pada saat hari libur.

STS TS S SS

16 Keluarga hanya diam saja kalau ada yang salah dengan pekerjaan rumah tangga yang sedang saya kerjakan.

STS TS S SS

17 Anak-anak selalu membutuhkan saya pada saat mereka kesusahan atau sedang berada dalam masalah.

STS TS S SS

18 Setiap saya sedih, tidak ada teman yang menemani.

STS TS S SS

Page 120: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

19 Pasangan saya menghindar ketika saya membicarakan hobi.

STS TS S SS

20 Pada saat saya terlihat letih, cucu saya bersedia untuk memijat kaki dan tangan saya.

STS TS S SS

21 Tetangga menyarankan saya untuk tidak berdiam diri dirumah.

STS TS S SS

22 Bila sedang terlibat dalam suatu diskusi, saya selalu mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-ide saya.

STS TS S SS

23 Tidak ada yang menanyakan tentang keadaan dan kesehatan saya.

STS TS S SS

24 Anak-anak saya tidak pernah membuat lelucon untuk menyenangkan saya.

STS TS S SS

25 Pada saat sakit, keluarga memberikan saran mengenai hal-hal yang harus saya lakukan agar saya cepat sembuh.

STS TS S SS

26 Keluarga akan memaafkan setiap perkataan saya yang mungkin menyinggung perasaan mereka.

STS TS S SS

No PERNYATAAN STS TS S SS

27 Keluarga tidak mempunyai cukup waktu untuk merawat saya ketika sakit.

STS TS S SS

28 Saya tidak pernah dilibatkan dalam setiap pembicaraan penting yang menyangkut masalah keluarga.

STS TS S SS

29 Jika saya sakit, keluarga merawat saya dengan senang hati.

STS TS S SS

PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA JANGAN SAMPAI ADA SATU

NOMOR PUN YANG TERLEWATKAN

1. RELIABILITAS SKALA KESEPIAN

Page 121: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 60 100.0

Excluded(a) 0 .0

Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .868 .868 75

Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 1.4167 .76561 60 VAR00002 2.0833 .74314 60 VAR00003 2.6333 .86292 60 VAR00004 1.6667 .62887 60 VAR00005 2.4167 .78744 60 VAR00006 2.2500 .98506 60 VAR00007 1.9500 .53441 60 VAR00008 1.8667 .59565 60 VAR00009 1.9000 .62977 60 VAR00010 2.6500 .89868 60 VAR00011 2.6667 .87656 60 VAR00012 2.0167 .62414 60 VAR00013 2.3167 .89237 60 VAR00014 2.9667 .88234 60 VAR00015 2.7167 .71525 60 VAR00016 2.8833 .82527 60

Page 122: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

VAR00017 2.3000 .80885 60 VAR00018 2.4333 .88999 60 VAR00019 1.8500 .60576 60 VAR00020 1.9333 .63424 60 VAR00021 2.0667 .73338 60 VAR00022 2.0833 .74314 60 VAR00023 2.4333 .83090 60 VAR00024 2.2833 .76117 60 VAR00025 3.2833 .49030 60 VAR00026 2.0833 .67124 60 VAR00027 2.9000 .87721 60 VAR00028 2.4000 .74105 60 VAR00029 2.2667 1.00620 60 VAR00030 2.2000 .57637 60 VAR00031 1.9833 .62414 60 VAR00032 2.7833 .86537 60 VAR00033 1.9333 .66042 60 VAR00034 1.8167 .65073 60 VAR00035 2.3167 .70089 60 VAR00036 1.8000 .75465 60 VAR00037 2.5167 .77002 60 VAR00038 2.1833 .67627 60 VAR00039 2.3500 .70890 60 VAR00040 2.7167 .76117 60 VAR00041 2.2833 .84556 60 VAR00042 2.1167 .64022 60 VAR00043 1.9833 .56723 60 VAR00044 2.7000 .88872 60 VAR00045 2.4000 .92425 60 VAR00046 1.4667 .76947 60 VAR00047 1.9667 .63691 60 VAR00048 2.4500 .79030 60 VAR00049 2.2833 .82527 60 VAR00050 2.7333 .86095 60 VAR00051 2.2167 .78312 60 VAR00052 2.2833 .69115 60 VAR00053 2.6333 .86292 60 VAR00054 2.1333 .62346 60 VAR00055 1.9333 .68561 60 VAR00056 2.0833 .74314 60 VAR00057 2.4000 .80675 60 VAR00058 2.2000 .81926 60

Page 123: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

VAR00059 2.0167 .59636 60 VAR00060 1.9000 .60226 60 VAR00061 2.3000 .76579 60 VAR00062 2.3833 .71525 60 VAR00063 2.1167 .80447 60 VAR00064 2.8333 .82681 60 VAR00065 2.4667 .72408 60 VAR00066 2.6333 .68807 60 VAR00067 2.7667 .81025 60 VAR00068 3.0000 .66384 60 VAR00069 2.5333 .76947 60 VAR00070 2.5333 .70028 60 VAR00071 1.9833 .62414 60 VAR00072 1.7833 .49030 60 VAR00073 2.2500 .54072 60 VAR00074 2.3667 .99092 60 VAR00075 2.0333 .71228 60

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance N of Items

Item Means 2.286 1.417 3.283 1.867 2.318 .132 75 Item Variances .563 .240 1.012 .772 4.212 .031 75

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 170.0667 283.012 .394 .865 VAR00002 169.4000 284.956 .328 .866 VAR00003 168.8500 283.418 .330 .865 VAR00004 169.8167 293.406 -.003 .869 VAR00005 169.0667 287.114 .225 .867 VAR00006 169.2333 273.267 .599 .861 VAR00007 169.5333 290.626 .156 .868 VAR00008 169.6167 291.664 .085 .868 VAR00009 169.5833 282.247 .525 .864 VAR00010 168.8333 285.463 .246 .867 VAR00011 168.8167 298.051 -.168 .873

Page 124: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

VAR00012 169.4667 285.880 .354 .865 VAR00013 169.1667 283.362 .319 .866 VAR00014 168.5167 285.915 .236 .867 VAR00015 168.7667 285.640 .314 .866 VAR00016 168.6000 294.549 -.052 .871 VAR00017 169.1833 279.813 .491 .863 VAR00018 169.0500 280.489 .418 .864 VAR00019 169.6333 285.016 .409 .865 VAR00020 169.5500 290.896 .113 .868 VAR00021 169.4167 290.552 .106 .868 VAR00022 169.4000 283.024 .407 .865 VAR00023 169.0500 281.642 .409 .864 VAR00024 169.2000 289.146 .155 .868 VAR00025 168.2000 294.705 -.071 .869 VAR00026 169.4000 283.634 .427 .864 VAR00027 168.5833 299.976 -.230 .874 VAR00028 169.0833 287.366 .232 .867 VAR00029 169.2167 273.495 .578 .861 VAR00030 169.2833 289.698 .189 .867 VAR00031 169.5000 284.254 .432 .865 VAR00032 168.7000 287.807 .177 .868 VAR00033 169.5500 289.709 .160 .868 VAR00034 169.6667 291.006 .104 .868 VAR00035 169.1667 284.514 .370 .865 VAR00036 169.6833 283.034 .399 .865 VAR00037 168.9667 295.423 -.086 .871 VAR00038 169.3000 287.231 .264 .866 VAR00039 169.1333 281.779 .482 .864 VAR00040 168.7667 291.911 .048 .869 VAR00041 169.2000 280.197 .453 .864 VAR00042 169.3667 283.490 .457 .864 VAR00043 169.5000 286.492 .361 .866 VAR00044 168.7833 281.732 .376 .865 VAR00045 169.0833 279.976 .418 .864 VAR00046 170.0167 283.949 .355 .865 VAR00047 169.5167 285.339 .372 .865 VAR00048 169.0333 283.524 .361 .865 VAR00049 169.2000 276.976 .586 .862 VAR00050 168.7500 294.970 -.066 .871 VAR00051 169.2667 279.046 .538 .863 VAR00052 169.2000 284.908 .358 .865 VAR00053 168.8500 283.045 .343 .865

Page 125: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

VAR00054 169.3500 292.808 .026 .869 VAR00055 169.5500 281.133 .528 .863 VAR00056 169.4000 295.024 -.072 .871 VAR00057 169.0833 282.315 .398 .865 VAR00058 169.2833 279.901 .481 .863 VAR00059 169.4667 290.456 .144 .868 VAR00060 169.5833 290.518 .140 .868 VAR00061 169.1833 285.339 .302 .866 VAR00062 169.1000 286.939 .260 .866 VAR00063 169.3667 286.101 .257 .866 VAR00064 168.6500 289.655 .121 .868 VAR00065 169.0167 286.152 .289 .866 VAR00066 168.8500 289.858 .146 .868 VAR00067 168.7167 288.105 .181 .868 VAR00068 168.4833 286.423 .306 .866 VAR00069 168.9500 288.489 .178 .867 VAR00070 168.9500 289.811 .144 .868 VAR00071 169.5000 291.000 .111 .868 VAR00072 169.7000 290.349 .189 .867 VAR00073 169.2333 283.572 .543 .864 VAR00074 169.1167 290.206 .076 .870 VAR00075 169.4500 283.133 .422 .864

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 171.4833 293.745 17.13900 75

Reliability Warnings The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary

Page 126: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

N % Cases Valid 60 100.0

Excluded(a) 0 .0

Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .906 .907 39

Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 1.4167 .76561 60 VAR00002 2.0833 .74314 60 VAR00003 2.6333 .86292 60 VAR00006 2.2500 .98506 60 VAR00009 1.9000 .62977 60 VAR00012 2.0167 .62414 60 VAR00013 2.3167 .89237 60 VAR00015 2.7167 .71525 60 VAR00017 2.3000 .80885 60 VAR00018 2.4333 .88999 60 VAR00019 1.8500 .60576 60 VAR00022 2.0833 .74314 60 VAR00023 2.4333 .83090 60 VAR00026 2.0833 .67124 60 VAR00029 2.2667 1.00620 60 VAR00031 1.9833 .62414 60 VAR00035 2.3167 .70089 60 VAR00036 1.8000 .75465 60 VAR00039 2.3500 .70890 60 VAR00041 2.2833 .84556 60 VAR00042 2.1167 .64022 60 VAR00043 1.9833 .56723 60 VAR00044 2.7000 .88872 60 VAR00045 2.4000 .92425 60

Page 127: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

VAR00046 1.4667 .76947 60 VAR00047 1.9667 .63691 60 VAR00048 2.4500 .79030 60 VAR00049 2.2833 .82527 60 VAR00051 2.2167 .78312 60 VAR00052 2.2833 .69115 60 VAR00053 2.6333 .86292 60 VAR00055 1.9333 .68561 60 VAR00057 2.4000 .80675 60 VAR00058 2.2000 .81926 60 VAR00061 2.3000 .76579 60 VAR00065 2.4667 .72408 60 VAR00068 3.0000 .66384 60 VAR00073 2.2500 .54072 60 VAR00075 2.0333 .71228 60

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance N of Items

Item Means 2.221 1.417 3.000 1.583 2.118 .100 39 Item Variances .584 .292 1.012 .720 3.463 .029 39

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 85.1833 185.135 .432 .904 VAR00002 84.5167 187.745 .315 .905 VAR00003 83.9667 187.219 .286 .906 VAR00006 84.3500 176.943 .641 .900 VAR00009 84.7000 185.434 .518 .903 VAR00012 84.5833 188.484 .341 .905 VAR00013 84.2833 186.715 .296 .906 VAR00015 83.8833 187.630 .336 .905 VAR00017 84.3000 183.400 .487 .903 VAR00018 84.1667 182.243 .486 .903 VAR00019 84.7500 188.021 .381 .905

Page 128: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

VAR00022 84.5167 185.101 .448 .904 VAR00023 84.1667 184.548 .420 .904 VAR00026 84.5167 185.474 .481 .903 VAR00029 84.3333 177.311 .612 .901 VAR00031 84.6167 187.868 .378 .905 VAR00035 84.2833 188.376 .304 .905 VAR00036 84.8000 187.112 .341 .905 VAR00039 84.2500 183.513 .557 .902 VAR00041 84.3167 184.051 .434 .904 VAR00042 84.4833 185.406 .511 .903 VAR00043 84.6167 188.749 .362 .905 VAR00044 83.9000 184.261 .401 .904 VAR00045 84.2000 181.790 .484 .903 VAR00046 85.1333 185.812 .396 .904 VAR00047 84.6333 188.033 .360 .905 VAR00048 84.1500 185.486 .400 .904 VAR00049 84.3167 183.068 .491 .903 VAR00051 84.3833 182.647 .541 .902 VAR00052 84.3167 186.695 .400 .904 VAR00053 83.9667 184.643 .398 .904 VAR00055 84.6667 184.463 .525 .903 VAR00057 84.2000 186.027 .365 .905 VAR00058 84.4000 182.820 .507 .903 VAR00061 84.3000 187.468 .318 .905 VAR00065 84.1333 187.948 .315 .905 VAR00068 83.6000 188.481 .318 .905 VAR00073 84.3500 186.096 .565 .903 VAR00075 84.5667 185.165 .467 .903

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 86.6000 194.719 13.95416 39

Reliability Warnings

Page 129: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 60 100.0

Excluded(a) 0 .0

Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .906 .907 38

Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 1.4167 .76561 60 VAR00002 2.0833 .74314 60 VAR00006 2.2500 .98506 60 VAR00009 1.9000 .62977 60 VAR00012 2.0167 .62414 60 VAR00013 2.3167 .89237 60 VAR00015 2.7167 .71525 60 VAR00017 2.3000 .80885 60 VAR00018 2.4333 .88999 60 VAR00019 1.8500 .60576 60 VAR00022 2.0833 .74314 60 VAR00023 2.4333 .83090 60 VAR00026 2.0833 .67124 60

Page 130: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

VAR00029 2.2667 1.00620 60 VAR00031 1.9833 .62414 60 VAR00035 2.3167 .70089 60 VAR00036 1.8000 .75465 60 VAR00039 2.3500 .70890 60 VAR00041 2.2833 .84556 60 VAR00042 2.1167 .64022 60 VAR00043 1.9833 .56723 60 VAR00044 2.7000 .88872 60 VAR00045 2.4000 .92425 60 VAR00046 1.4667 .76947 60 VAR00047 1.9667 .63691 60 VAR00048 2.4500 .79030 60 VAR00049 2.2833 .82527 60 VAR00051 2.2167 .78312 60 VAR00052 2.2833 .69115 60 VAR00053 2.6333 .86292 60 VAR00055 1.9333 .68561 60 VAR00057 2.4000 .80675 60 VAR00058 2.2000 .81926 60 VAR00061 2.3000 .76579 60 VAR00065 2.4667 .72408 60 VAR00068 3.0000 .66384 60 VAR00073 2.2500 .54072 60 VAR00075 2.0333 .71228 60

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance N of Items

Item Means 2.210 1.417 3.000 1.583 2.118 .098 38 Item Variances .580 .292 1.012 .720 3.463 .029 38

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 82.5500 177.743 .435 .904 VAR00002 81.8833 180.240 .322 .905 VAR00006 81.7167 169.800 .641 .900

Page 131: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

VAR00009 82.0667 178.165 .515 .903 VAR00012 81.9500 181.167 .337 .905 VAR00013 81.6500 179.181 .303 .906 VAR00015 81.2500 180.733 .311 .905 VAR00017 81.6667 176.328 .477 .903 VAR00018 81.5333 174.931 .488 .903 VAR00019 82.1167 180.579 .385 .904 VAR00022 81.8833 177.698 .453 .903 VAR00023 81.5333 177.473 .409 .904 VAR00026 81.8833 178.071 .486 .903 VAR00029 81.7000 170.247 .608 .901 VAR00031 81.9833 180.695 .366 .905 VAR00035 81.6500 181.011 .303 .905 VAR00036 82.1667 179.836 .337 .905 VAR00039 81.6167 176.173 .560 .902 VAR00041 81.6833 177.034 .421 .904 VAR00042 81.8500 178.096 .510 .903 VAR00043 81.9833 181.406 .359 .905 VAR00044 81.2667 176.673 .413 .904 VAR00045 81.5667 174.555 .484 .903 VAR00046 82.5000 178.390 .401 .904 VAR00047 82.0000 180.542 .366 .905 VAR00048 81.5167 177.983 .408 .904 VAR00049 81.6833 175.915 .485 .903 VAR00051 81.7500 175.106 .555 .902 VAR00052 81.6833 179.373 .398 .904 VAR00053 81.3333 177.040 .411 .904 VAR00055 82.0333 177.219 .522 .903 VAR00057 81.5667 178.758 .362 .905 VAR00058 81.7667 175.606 .504 .903 VAR00061 81.6667 180.362 .305 .905 VAR00065 81.5000 180.356 .326 .905 VAR00068 80.9667 180.846 .332 .905 VAR00073 81.7167 178.884 .556 .903 VAR00075 81.9333 177.724 .473 .903

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 83.9667 187.219 13.68281 38

Page 132: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

2. RELIABILITAS DUKUNGAN SOSIAL

Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 60 100.0

Excluded(a) 0 .0

Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .874 .879 29

Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 2.9833 .72467 60 VAR00002 3.1667 .69298 60

Page 133: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

VAR00003 2.8500 .81978 60 VAR00004 2.4500 .98161 60 VAR00007 2.9000 .72952 60 VAR00008 2.4833 .74769 60 VAR00009 3.1000 .57342 60 VAR00010 2.9833 .81286 60 VAR00012 2.6833 .94764 60 VAR00013 3.2000 .54617 60 VAR00014 2.9000 .68147 60 VAR00015 2.4000 .86749 60 VAR00017 2.7500 .67961 60 VAR00018 3.0000 .66384 60 VAR00020 2.7667 .59280 60 VAR00021 2.7167 .73857 60 VAR00022 3.0333 .51967 60 VAR00023 3.3167 .65073 60 VAR00026 2.8500 .63313 60 VAR00027 2.8500 .60576 60 VAR00030 3.0833 .61868 60 VAR00035 2.9333 .54824 60 VAR00036 2.9500 .67460 60 VAR00040 3.0333 .63691 60 VAR00041 2.8500 .79883 60 VAR00044 3.3333 .50979 60 VAR00045 2.6500 .79883 60 VAR00048 2.9333 .57833 60 VAR00049 2.8500 .60576 60

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance N of Items

Item Means 2.897 2.400 3.333 .933 1.389 .053 29 Item Variances .489 .260 .964 .704 3.708 .032 29

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Page 134: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

VAR00001 81.0167 84.390 .433 .869 VAR00002 80.8333 85.463 .370 .871 VAR00003 81.1500 82.231 .523 .867 VAR00004 81.5500 83.065 .372 .872 VAR00007 81.1000 85.786 .323 .872 VAR00008 81.5167 84.220 .430 .869 VAR00009 80.9000 84.363 .568 .867 VAR00010 81.0167 84.118 .396 .870 VAR00012 81.3167 82.661 .413 .870 VAR00013 80.8000 85.722 .461 .869 VAR00014 81.1000 85.244 .395 .870 VAR00015 81.6000 84.312 .352 .872 VAR00017 81.2500 83.208 .565 .866 VAR00018 81.0000 84.237 .492 .868 VAR00020 81.2333 86.656 .333 .872 VAR00021 81.2833 84.613 .406 .870 VAR00022 80.9667 86.643 .389 .871 VAR00023 80.6833 86.254 .331 .872 VAR00026 81.1500 84.672 .481 .868 VAR00027 81.1500 86.469 .341 .871 VAR00030 80.9167 84.620 .499 .868 VAR00035 81.0667 86.538 .376 .871 VAR00036 81.0500 86.421 .303 .872 VAR00040 80.9667 84.812 .465 .869 VAR00041 81.1500 82.706 .505 .867 VAR00044 80.6667 87.040 .355 .871 VAR00045 81.3500 85.418 .313 .873 VAR00048 81.0667 86.707 .338 .871 VAR00049 81.1500 83.892 .578 .866

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 84.0000 90.678 9.52250 29

Page 135: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

1. Uji Normalitas Sebaran Variabel Kesepian dan Dukungan Sosial

NPar Tests Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Kesepian 60 81.90 6.139 72 99 Duksos 60 86.98 5.959 74 98

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kesepian Duksos N 60 60

Normal Parameters(a,b) Mean 81.90 86.98 Std. Deviation 6.139 5.959

Most Extreme Differences

Absolute .094 .094 Positive .094 .075 Negative -.057 -.094

Kolmogorov-Smirnov Z .724 .725 Asymp. Sig. (2-tailed) .671 .669

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Page 136: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

2. Uji Linearitas Hubungan Variabel Kesepian dan Dukungan Sosial

Means Case Processing Summary

Cases Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent Kesepian * Duksos 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F

Sig.

Kesepian * Duksos

Betwen Groups

(Combined)

771.817 23 33.557 .832

.674

Linearity

305.568 1 305.568 7.578

.009

Deviation from Linearity 466.249 22 21.193 .526

.943

Within Groups 1451.583 36 40.322

Page 137: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Total 2223.400 59 Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared Kesepian * Duksos -.371 .137 .589 .347

Interactive Graph

Linear Regression

75 80 85 90 95

Duksos

80

90

100

Kes

epia

n

Kesepian = 115.12 + -0.38 * DuksosR-Square = 0.14

Page 138: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

3. Uji Hipotesa : Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kesepian Regression Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Kesepian 81.90 6.139 60 Duksos 86.98 5.959 60

Correlations Kesepian Duksos Pearson Correlation Kesepian 1.000 -.371 Duksos -.371 1.000 Sig. (1-tailed) Kesepian . .002 Duksos .002 . N Kesepian 60 60 Duksos 60 60

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

Page 139: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

1 Duksos(a) . Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kesepian Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .371(a) .137 .123 5.750 .137 9.241 1 58 .004 a Predictors: (Constant), Duksos b Dependent Variable: Kesepian ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 305.568 1 305.568 9.241 .004(a) Residual 1917.832 58 33.066 Total 2223.400 59

a Predictors: (Constant), Duksos b Dependent Variable: Kesepian Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 115.120 10.953 10.510 .000 Duksos -.382 .126 -.371 -3.040 .004

a Dependent Variable: Kesepian

Page 140: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

4. Gambaran Kesepian pada Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin

T-Test

Independent Samples Test Group Statistics

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper Kesepian

Equal variances assumed 1.124 .293 .667 58 .508 1.083 1.625 -2.170 4.337

Equal variances not assumed .642 42.977 .524 1.083 1.688 -2.321 4.487

Page 141: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

5. Hasil Anareg Metode Backward

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 Sosial, Informasional, Emosi, Penghargaan, Instrumental(a)

. Enter

2

. Emosi

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

JK N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean Kesepian Laki-laki 36 82.33 5.677 .946 Perempuan 24 81.25 6.848 1.398

Page 142: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

3

. Penghargaan

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

4

. Instrumental

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

5

. Informasional

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kesepian Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .397(a) .157 .079 5.849 2 .396(b) .157 .096 5.797 3 .395(c) .156 .111 5.749 4 .384(d) .148 .118 5.726 5 .350(e) .122 .107 5.760

a Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Emosi, Penghargaan, Instrumental b Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Penghargaan, Instrumental c Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Instrumental d Predictors: (Constant), Sosial, Informasional e Predictors: (Constant), Sosial

Page 143: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

ANOVA(f)

Model

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 344.832 5 68.966 2.016 .091(a) Residual 1847.352 54 34.210 Total 2192.183 59 2 Regression 344.190 4 86.048 2.561 .049(b) Residual 1847.993 55 33.600 Total 2192.183 59 3 Regression 341.409 3 113.803 3.443 .023(c) Residual 1850.774 56 33.050 Total 2192.183 59 4 Regression 323.515 2 161.758 4.934 .011(d) Residual 1868.668 57 32.784 Total 2192.183 59 5 Regression 268.089 1 268.089 8.081 .006(e) Residual 1924.094 58 33.174 Total 2192.183 59

a Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Emosi, Penghargaan, Instrumental b Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Penghargaan, Instrumental c Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Instrumental d Predictors: (Constant), Sosial, Informasional e Predictors: (Constant), Sosial f Dependent Variable: Kesepian

Page 144: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Excluded Variables e

-.018a -.137 .892 -.019 .880-.015b -.116 .908 -.016 .885-.038b -.288 .775 -.039 .856-.025c -.195 .846 -.026 .896-.040c -.303 .763 -.040 .857-.099c -.736 .465 -.098 .827-.039d -.296 .768 -.039 .902-.058d -.439 .662 -.058 .867-.131d -.987 .328 -.130 .865-.165d -1.300 .199 -.170 .929

EmosiEmosiPenghargaanEmosiPenghargaanInstrumentalEmosiPenghargaanInstrumentalInformasional

Model23

4

5

Beta In t Sig.Partial

Correlation Tolerance

CollinearityStatistics

Predictors in the Model: (Constant), Sosial, Informas ional, Penghargaan, Instrumentala.

Predictors in the Model: (Constant), Sosial, Informas ional, Instrumentalb.

Predictors in the Model: (Constant), Sosial, Informas ionalc.

Predictors in the Model: (Constant), Sosiald.

Dependent Variable: Kesepiane.

Page 145: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

Coefficientsa

112.177 11.756 9.542 .000-.337 .483 -.096 -.698 .488-.432 .412 -.140 -1.048 .299-.104 .353 -.040 -.295 .769-.063 .459 -.018 -.137 .892-.980 .567 -.257 -1.728 .090

111.592 10.854 10.281 .000-.344 .476 -.099 -.724 .472-.436 .408 -.141 -1.069 .290-.100 .349 -.038 -.288 .775-.999 .544 -.262 -1.838 .071

109.812 8.846 12.414 .000-.347 .472 -.099 -.736 .465-.448 .402 -.145 -1.113 .270

-1.048 .513 -.275 -2.045 .046108.442 8.613 12.591 .000

-.510 .392 -.165 -1.300 .199-1.167 .484 -.306 -2.409 .019

101.509 6.804 14.920 .000-1.335 .470 -.350 -2.843 .006

(Constant)Ins trumentalInformasionalPenghargaanEmosiSosial(Constant)Ins trumentalInformasionalPenghargaanSosial(Constant)Ins trumentalInformasionalSosial(Constant)InformasionalSosial(Constant)Sosial

Model1

2

3

4

5

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kesepiana.

Page 146: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

1. DATA MENTAH HASIL PENELITIAN SKALA DUKUNGAN SOSIAL

No Subjek/Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Jumlah

1 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 1 3 94 2 4 2 4 3 4 4 3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 1 3 3 3 85 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 1 3 2 2 3 4 2 2 4 3 3 2 3 3 87 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 98 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 90 6 3 1 4 3 4 2 3 2 2 3 2 1 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 82 7 4 2 3 1 3 4 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 84 8 3 3 3 3 2 3 4 2 3 1 4 4 2 1 3 1 4 1 3 2 3 3 2 3 4 4 2 3 4 80 9 3 1 2 3 3 4 3 1 2 4 3 2 3 3 1 3 4 3 4 2 3 3 4 2 4 2 1 2 4 79 10 3 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 4 2 1 2 1 2 1 2 3 3 2 3 2 3 4 3 1 3 74 11 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 96 12 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 91 13 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 1 89 14 3 3 3 1 2 3 4 3 1 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 78 15 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 92 16 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 4 90 17 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 94 18 3 4 3 3 3 4 3 1 3 2 3 2 1 4 2 3 4 3 4 3 2 1 2 3 3 3 3 4 3 82 19 4 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 85 20 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 1 4 3 2 3 3 3 4 2 3 1 2 3 2 4 4 3 4 84 21 4 2 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 93 22 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 87 23 3 3 3 1 3 4 3 1 3 2 4 2 1 4 3 2 3 3 2 3 1 2 2 3 3 4 3 3 3 77 24 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 1 1 4 3 2 2 4 87 25 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 91 26 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 95 27 3 1 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 82 28 2 4 2 3 2 3 3 2 1 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 84 29 4 4 4 2 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 96 30 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 95 31 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2 1 4 2 4 2 80 32 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 1 2 4 83 33 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 91 34 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 86

Page 147: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

35 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 4 3 1 3 2 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 78 36 3 2 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 4 3 3 1 3 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 84 37 3 2 3 3 4 4 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 87 38 2 1 3 3 2 3 2 4 2 3 4 2 3 3 2 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 84 39 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 76 40 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 81 41 3 1 2 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 4 4 2 4 1 2 3 3 2 1 3 4 3 4 4 3 85 42 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 88 43 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 88 44 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 84 45 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 97 46 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 95 47 3 4 1 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 92 48 2 2 3 2 3 2 4 3 1 2 2 3 4 2 3 4 3 3 1 2 4 3 4 3 4 3 3 4 2 81 49 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 93 50 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 4 90 51 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 4 3 3 3 3 4 4 82 52 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 93 53 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 86 54 3 2 3 2 2 3 2 1 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 4 86 55 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 4 4 93 56 3 3 2 3 3 4 4 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 90 57 4 1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 93 58 3 1 3 2 1 3 3 1 2 3 4 2 3 2 3 4 3 4 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 78 59 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 92 60 4 4 4 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 4 2 2 3 2 3 4 3 3 4 4 2 2 82

Page 148: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

1. DATA MENTAH HASIL PENELITIAN SKALA KESEPIAN

No

subjek/Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 2 3 3 2 3 1 3 3 1 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 1 2 3 4 1 1 2 1 4 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 1 3 2 2 2 1 3 2 4 3 2 2 3 1 1 2 2 2 1 1 2 2 4 1 2 3 2 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 4 4 3 1 2 4 1 1 1 4 1 1 2 2 4 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 3 5 1 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 6 1 4 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 3 3 2 2 1 4 3 2 3 2 4 1 1 2 1 3 7 2 3 3 4 1 1 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 4 3 2 2 4 2 3 3 8 1 2 1 1 2 2 4 4 2 1 1 1 4 1 1 4 1 1 2 2 1 2 1 4 4 1 2 1 9 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 1 3 2 4 3 2 3 2 2 1 2 2 2 3 10 2 4 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 1 3 1 2 1 3 2 2 3 11 2 2 4 2 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 1 1 3 2 4 2 3 2 3 1 3 1 1 4 12 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 2 2 2 3 13 2 2 2 3 2 2 4 2 2 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 14 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 15 1 3 1 2 2 2 4 2 2 1 1 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 4 16 1 2 3 3 1 2 3 2 1 2 4 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 4 1 3 2 17 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 1 4 2 3 18 1 1 2 2 1 1 3 2 2 2 1 2 1 2 4 3 3 2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 2 19 2 2 2 4 1 1 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 1 3 3 3 4 2 2 2 3 2 3 3 20 2 2 3 3 2 1 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 21 3 1 1 4 2 1 2 4 4 3 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 3 3 3 2 22 2 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2 23 1 2 4 2 1 2 2 1 2 2 4 2 2 1 2 4 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 4 24 1 2 3 3 1 1 3 1 1 2 4 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 4 25 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 26 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 27 2 1 3 1 2 2 2 4 3 2 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 3 1 2 2 1 3 4 4 28 3 4 3 2 2 2 3 4 3 2 3 2 3 1 2 2 3 1 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 29 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 3 2 3 3 1 3 30 1 2 2 2 2 1 3 1 2 2 3 2 2 1 1 2 4 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3

Page 149: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

31 2 2 2 1 3 3 3 3 2 1 3 1 2 3 1 3 2 1 2 2 2 2 2 4 3 3 3 1 32 2 2 1 1 1 1 2 3 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 4 2 1 2 2 2 2 2 3 33 1 1 2 2 2 1 3 1 2 2 3 4 2 2 3 1 1 3 2 2 1 2 3 3 2 2 3 4 34 1 2 3 3 2 1 3 2 3 1 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 35 1 1 3 4 4 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 1 1 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 4 36 4 1 1 1 2 1 2 1 2 2 4 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 37 2 2 4 3 1 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 38 2 1 3 2 1 1 2 2 2 3 2 2 4 4 1 1 3 3 1 2 2 2 2 3 4 3 2 4 39 1 1 3 3 2 2 2 4 2 3 4 3 3 2 2 4 2 2 1 4 2 2 3 2 2 2 3 2 40 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 4 1 3 2 2 2 1 3 3 4 4 2 2 2 3 2 2 3 41 3 2 2 1 1 3 2 2 1 2 3 2 3 1 2 1 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 42 2 3 3 2 2 1 3 1 2 2 2 1 4 2 2 2 3 2 3 2 1 1 3 3 2 3 4 3 43 3 3 3 3 2 2 3 4 3 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 4 2 3 2 3 3 3 1 3 44 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 2 1 3 3 2 2 3 1 3 2 2 2 3 3 2 3 1 4 45 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 4 46 1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 47 1 4 1 3 2 2 1 2 2 2 4 1 3 2 2 2 4 3 2 3 4 3 2 2 2 1 2 3 48 2 2 2 1 2 4 3 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 49 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 3 4 3 2 2 4 2 3 2 4 2 3 2 3 4 2 4 50 4 1 2 2 1 2 3 3 2 2 3 1 3 2 1 1 2 2 4 2 3 1 2 2 1 3 2 3 51 2 3 2 3 1 2 3 1 2 2 3 1 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 52 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 53 2 2 4 2 1 4 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 54 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 55 2 1 2 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 4 56 2 2 2 3 1 1 2 1 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 57 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 4 3 2 3 58 1 4 3 1 2 1 2 4 2 1 2 2 4 2 3 3 2 4 2 3 3 3 3 1 4 3 1 3 59 2 4 1 1 2 2 1 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 60 2 2 2 2 1 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 4 2 1 1 3 1 4 3 2 3 2

Page 150: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

No Subjek/Aitem 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Jumlah

1 2 2 1 2 1 2 3 1 4 2 82 2 2 3 2 1 2 2 2 4 2 1 80 3 2 3 4 3 2 1 2 3 3 2 87 4 2 3 1 2 2 1 2 2 2 1 74 5 2 3 1 2 1 1 2 2 2 2 73 6 1 2 2 1 1 2 2 2 3 1 80 7 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 84 8 3 4 1 2 1 2 4 1 4 2 78 9 4 4 1 4 2 2 2 3 4 3 92

10 3 2 3 3 2 2 1 2 2 3 88 11 2 4 2 2 2 1 2 2 3 2 81 12 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 87 13 2 1 2 3 3 2 1 2 3 2 80 14 2 3 1 2 2 1 3 2 3 2 84 15 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 76 16 2 4 2 2 2 1 2 2 4 2 86 17 3 2 3 2 1 3 4 3 2 2 90 18 1 1 4 2 2 2 1 3 1 2 75 19 2 2 3 1 1 2 2 3 3 4 93 20 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 81 21 2 4 2 1 2 2 3 2 2 2 88 22 1 3 2 3 2 2 3 2 3 3 85 23 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 82 24 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 74 25 1 2 2 2 1 3 2 2 3 2 81

Page 151: Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Lansia

Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.

26 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 75 27 2 4 2 1 2 1 2 3 4 1 81 28 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 92 29 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 80 30 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 78 31 1 3 3 4 3 2 2 2 2 2 86 32 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 82 33 2 4 2 3 1 2 1 2 3 2 82 34 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 78 35 3 3 1 3 1 3 1 2 1 2 80 36 2 3 2 1 2 2 2 2 3 1 76 37 4 2 3 2 2 2 3 3 2 3 99 38 2 3 2 3 2 3 4 2 2 2 89 39 3 1 2 1 2 3 3 2 3 2 90 40 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 88 41 2 2 1 3 2 2 3 2 3 3 73 42 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 89 43 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 89 44 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 86 45 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 75 46 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 74 47 1 2 2 2 2 3 2 1 1 2 83 48 2 3 2 1 1 3 2 2 2 2 77 49 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 87 50 3 4 1 2 1 2 2 2 3 2 82 51 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 86 52 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 76 53 2 3 2 2 1 2 1 2 3 2 83 54 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 79 55 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 75 56 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 75 57 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 74 58 2 3 2 4 2 2 1 4 3 2 94 59 2 3 3 1 2 2 2 2 4 3 84 60 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 85