PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN KCl TERHADAP HASIL, …digilib.unila.ac.id/55050/2/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN KCl TERHADAP HASIL, …digilib.unila.ac.id/55050/2/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN KCl TERHADAP HASIL,
KUALITAS, DAN KETAHANAN PENYAKIT BULAI PADA
JAGUNG MANIS(Zea mays saccharata Sturt)
(Skripsi)
Oleh
CLARA ALVERINA RUSMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
2
ABSTRAK
PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN KCl TERHADAP HASIL,
KUALITAS, DAN KETAHANAN PENYAKIT BULAI PADA
JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)
Oleh
CLARA ALVERINA RUSMAN
Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) adalah salah satu komoditas sayuran
hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman jagung
manis dalam hal pertumbuhan dan produksinya juga membutuhkan unsur hara,
salah satunya adalah unsur hara Nitrogen. Penggunaan pupuk Urea dan pupuk
KCl merupakan salah satu alternatif untuk menekan pertumbuhan penyakit agar
memperoleh hasil produksi dan kualitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan
untuk (1) mengetahui pengaruh pupuk urea terhadap hasil dan kualitas jagung
manis, (2) mengetahui pengaruh pupuk KCl terhadap hasil, kualitas dan ketahanan
penyakit bulai pada jagung manis,(3) mengetahui adakah pengaruh interaksi
antara pupuk urea dan pupuk KClterhadap hasil dan kualitas jagung manis.
Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2018 sampai dengan April 2018di lahan
percobaan yang berlokasi di Kelurahan Kota Sepang, Kecamatan Labuhan Ratu,
Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok
3
4 X 2 dengan 8 perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah urea dengan
dosis 0 kg ha-1
, 150 kg ha-1
, 300 kg ha-1
dan 450 kg ha-1
. Faktor kedua adalah dan
KCl dengan dosis50 kg ha-1
dan 100 kg ha-1
.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pupuk urea dengan dosis optimun
300 kg ha-1
dapat meningkatkan jumlah daun menjadi lebih banyak, panjang daun
yang lebih panjang, lebar daun yang lebar, kandungan hara P, jumlah stomata
daun, produksi per petak lebih tinggi, rasa jagung yang lebih manis, bobot
tongkol dan brangkasan segar lebih berat, tongkol jagung menjadi panjang, (2)
Pupuk KCl dengan dosis 100 kg ha-1
dapat menekan keterjadian penyakit pada
tanaman jagung manis dibandingkan KCl dengan dosis 50 kg ha-1
, (3) dosis pupuk
urea 300 kg ha-1
dan pupuk KCl 100 kg ha-1
membuat tongkol pada jagung manis
menjadi lebih panjang.
Kata kunci : Dosis, Jagung manis, Penyakit, Pupuk KCl, Pupuk urea.
Clara Alverina Rusman
i
PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN KCl TERHADAP HASIL,
KUALITAS, DAN KETAHANAN PENYAKIT BULAI PADA
JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)
Oleh
CLARA ALVERINA RUSMAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Rusmansyah
dan Ibu Popy Ariesa Putri. Penulis dilahirkan di Kalianda pada 18 Desember
1996. Penulis menyelesaikan sekolah di SDN 1 Kalianda pada tahun 2008.
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Kalianda pada tahun 2011,
dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Kalianda pada tahun 2014. Penulis
terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bina Karya Mandiri,
Kecamatan Rumbia, Kabupaten lampung tengah pada bulan Januari-Februari
2017. Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai Penelitian Tanaman
Sayuran (BALITSA) di Lembang, Jawa Barat dengan judul “Pengaruh Umur dan
Jenis Bibit terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum
L.) untuk Produksi True Seed of Shallot (TSS) Menggunakan Biji Botani yang
Disemai Selama 6 Minggu dengan Bibit yang Berasal dari Umbi” pada bulan Juli-
Agustus 2017. Penulis pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Produksi
Tanaman Pangan, Tekninik Budidaya Tanaman, dan Teknologi Pertanian
Organik.
vi
Alhamdulillahirobbil’alamin
Dengan tulus dan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini
Untuk :
Keluargaku tercinta Bapak Rusmansyah, Ibu Popy Ariesa Putri, Kakak dan adik
Jeanny Rusman dan Marisha Ajoya Rusman sebagai wujud terima kasih atas
pengorbanan dan dukungannya selama ini
Dr.Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc. dan Ir. Joko Prasetyo, M.P. yang telah
membimbing, memberi saran dan memotivasi
Serta
Almamater tercinta
Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung
vii
MOTTO
“Allah tidak akan memberi kita cobaan diluar batas kemampuan kita”
(Q.S Al-Baqarah : 286)
“Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga.Memiliki waktu tidak
menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari
semua kekayaan.”
(Buya Hamka)
“Barangsiapabersungguh-sungguh, sesungguhnyakesungguhannyaitu
adalahuntuk dirinyasendiri.”
(Q.SAl Ankabut, 6)
i
SANWACANA
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah serta karunia-Nya hingga dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi.
Selama melaksanakan penelitian sampai tersusunnya Skripsi ini, penulis banyak
mendapatkan bimbingan, arahan, petunjuk dan saran serta bantuan moril maupun
materil dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. IrwanSukriBanuwa, M.Si. selaku DekanFakultasPertanian,
Universitas Lampung.
2. Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Sc. selaku KetuaJurusan Agroteknologi,
FakultasPertanian, Universitas Lampung.
3. Dr. Ir. Darwin H.Pangaribuan, M.Sc., selaku Pembimbing Utama yang telah
membimbing saya serta dengan sabarnya memberi pengarahan dan saran
selama proses penelitian hingga penulisan skripsi ini.
4. Ir. Joko Prasetyo, M.P., selaku Pembimbing Kedua yang telah membimbing,
memberikan arahan serta saran selama menyelesaikan skripsi ini.
5. Ir. Rugayah, M.P., selaku Pembahas atas saran, nasihat, bimbingan dan kritik
yang membangun dalam penulisan skripsi ini.
ii
6. Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Agronomi dan
Hortikultura,FakultasPertanian, Universitas Lampung.
7. Ir. Didin Wiharso, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
8. Kedua orang tuaku tercinta Rusmansyah dan Popy Ariesa Putri, serta kakak
dan adikku tersayang Jeanny Rusman dan Marisa Ajoya Rusman. Terima
kasih atas doa, dukungan, nasihat, dan motivasi selama ini.
9. Anissa Tuah Putri, sebagai teman senasib seperjuanganku atas tangis, canda
dan tawa selama proses penelitian hingga penulisan skripsi.
10. Teman-teman terdekatku Desty Aulia Putrantri, Ayu Kurniati, Charenina
Palupi, Anggita Selviana Putri, Anissa Tuah Putri, dan Chatya Novtri Anisa
yang menemani dari awal hingga akhir.
11. Sahabat semasa sekolah Gustian Zulkarnain, Fathia Jannah, M. Amar Abyan,
Chintia Leni Novaresa, Hentiany Aulia Putri, Efi Efriani, Via Nandya
Saputri, Nur Bagaskoro, Fitri Nur Assyifa, dan Silvania Zulvariandi.
12. Teman seperbucinan Anisa Mawarni, Garcia Rahmadita, Shinta Agnestria,
Anggita Dwi Paramitha dan bias tersayang Park Chanyeol serta member exo
lainnya yang telah menyemangati, memotivasi dan memberi inspirasi penulis.
13. Rekan-rekan kelas A, angkatan 2014, kakak dan adik tingkat jurusan
Agroteknologi yang telah membantu saya selama ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, 18 Desember 2018
Penulis,
Clara Alverina Rusman
iii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 4
1.4 Hipotesis ........................................................................................ 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7
2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung ......................................................... 7
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis ....................................... 9
2.3 Pupuk Ureaa .................................................................................. 9
2.4 Pupuk KCl ..................................................................................... 11
III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 13
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 13
3.2 Bahan dan Alat .............................................................................. 13
3.3 Metode Penelitian.......................................................................... 13
3.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 15
3.4.1 Persiapan Lahan .................................................................. 15
3.4.2 Pembuatan Petak Percobaan ............................................... 15
3.4.3 Penanaman Jagung Manis ................................................... 16
3.4.4 Pemupukan ........................................................................... 16
3.4.4.1 Pemupukan SP-36 .................................................... 16
3.4.4.2 Pemupukan urea ...................................................... 17
3.4.4.3 Pemupukan KCl ....................................................... 18
3.4.5 Penyulaman ......................................................................... 18
3.4.6 Pemeliharaan ....................................................................... 19
3.4.7 Panen ................................................................................... 20
iv
3.5 Variabel Pengamatan .................................................................... 21
3.5.1 Jumlah daun ...................................................................... 21
3.5.2 Panjang daun..................................................................... 21
3.5.3 Lebar daun......................................................................... 22
3.5.4 Wakti tasseling................................................................... 22
3.5.5 Waktu silking ..................................................................... 23
3.5.6 Tingkat kemanisan (0Brix) ................................................. 23
3.5.7 Bobot tongkol dengan kelobot ........................................... 24
3.5.8 Brangkasan segar 5 tanaman ............................................ 25
3.5.9 Panjang tongkol................................................................. 25
3.5.10 Kualitas penampakan tongkol ........................................... 26
3.5.11 Produksi per petak ............................................................. 27
3.5.12 Kandungan hara P daun ................................................... 27
3.5.13 Jumlah stomata daun ......................................................... 27
3.5.14 Persentase keterjadian penyakit ........................................ 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 29
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 29
4.1.1 Analisis tanah awal ........................................................... 29
4.1.2 Hasil rekapitulasi analisis ragam ..................................... 30
4.1.3 Jumlah daun ...................................................................... 31
4.1.4 Waktutasseling ................................................................... 32
4.1.5 Waktusilking ...................................................................... 32
4.1.6 Tingkat kemanisan (0Brix) ................................................. 33
4.1.7 Panjang daun..................................................................... 34
4.1.8 Lebar daun......................................................................... 35
4.1.9 Bobot tongkol dengan kelobot ........................................... 36
4.1.10 Brangkasan segar 5 tanaman ............................................ 37
4.1.11 Panjang tongkol................................................................. 38
4.1.12 Kualitas penampakan tongkol ........................................... 39
4.1.13 Produksi per petak ............................................................. 40
4.1.14 Kandungan hara P daun ................................................... 41
4.1.15 Jumlah stomata daun (per luas daun) ............................... 42
4.1.16 Persentase keterjadiaan penyakit ...................................... 42
4.2 Pembahasan ................................................................................... 43
4.2.1 Pengaruh dosis pupuk urea dan KCl terhadap
produksi jagung manis ...................................................... 43
4.2.2 Pengaruh dosis pupuk urea dan KCl terhadap
kualitas jagung manis ........................................................ 45
4.2.3 Pengaruh dosis pupuk urea dan KCl terhadap masa
vegetatif jagung manis ....................................................... 47
4.2.4 Pengaruh dosis pupuk urea dan KCl terhadap
keterjadian penyakit jagung manis .................................... 48
v
V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 51
5.1 Simpulan ....................................................................................... 51
5.2 Saran .............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 52
LAMPIRAN ............................................................................................. 56
Tabel 16-57 ........................................................................................ 57-78
Lampiran 1. Deskripsi varietas tanaman jagung manis Seleksi
Dramaga 3 IPB .............................................................. 81
Lampiran 2. Populasi tanaman dan jumlah benih .............................. 82
Lampiran 3. Perhitungan pupuk yang digunakan dalam
Penelitian ....................................................................... 82
Lampiran 4. Data curah hujan selama penelitian bulan
Januari 2018 .................................................................. 85
Lampiran 5. Data curah hujan selama penelitian bulan
Februari 2018 ................................................................ 86
Lampiran 6. Data curah hujan selama penelitian bulan
Maret 2018 .................................................................... 87
Lampiran 7. Data curah hujan selama penelitian bulan
April 2018 ..................................................................... 88
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kombinasi perlakuan dan dosis pupuk .............................................. 14
2. Hasil analisis kimia tanah awal yang dianalisis di Laboratorium
Ilmu Tanah FP Unila .......................................................................... 29
3. Rekapitulasi hasil analisis ragam ....................................................... 30
4. Pengaruh pupuk urea dan KCl terhadap jumlah daun jagung
manis .................................................................................................. 31
5. Pengaruh pupuk urea dan KCl terhadap waktu tasseling .................. 32
6. Pengaruh pupuk urea dan KCl terhadap waktu silking ...................... 33
7. Pengaruh pupuk urea dan KCl terhadap tingkat kemanisan
(0Brix) ................................................................................................. 34
8. Pengaruh pupuk urea dan KCl terhadap panjang daun ..................... 35
9. Pengaruh pupuk urea dan KCl terhadap lebar daun .......................... 36
10. Pengaruh pupuk urea dan KCl terhadap bobot tongkol dengan
kelobot ............................................................................................... 37
11. Pengaruh pupuk urea dan KCl terhadap brangkasan segar
5 tanaman .......................................................................................... 38
12. Pengaruh interaksi pupuk urea dan KCl terhadap panjang tongkol ... 39
13. Kualitas penampakan tongkol jagung manis berdasarkan
observasi kualitatif ............................................................................. 40
14. Pengaruh pupuk urea dan KCl terhadap produksi per petak ............. 41
15. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap kandungan
hara P daun ......................................................................................... 42
vii
16. Data pengamatan jumlah daun 4 MST tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 57
17. Uji homogenitas jumlah daun 4 MST tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 57
18. Analisis ragam jumlah daun 4 MST tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 58
19. Data pengamatan jumlah daun 5 MST tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 58
20. Uji homogenitas jumlah daun 5 MST tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 59
21. Analisis ragam jumlah daun 5 MST tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 59
22. Data pengamatan jumlah daun 6 MST tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 60
23. Uji homogenitas jumlah daun 6 MST tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 60
24. Analisis ragam jumlah daun 6 MST tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 61
25. Data pengamtan waktu muncul bunga jantan tasseling (hari)
pada tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis
pupuk urea dan KCl .......................................................................... 61
26. Uji homogenitas waktu muncul bunga jantan tasseling (hari)
pada tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis
pupuk urea dan KCl ........................................................................... 62
27. Analisis ragam waktu muncul bunga jantan tasseling (hari)
pada tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis
pupuk urea dan KCl ........................................................................... 62
28. Data pengamatan waktu muncul bunga betina silking (hari)
pada tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis
pupuk urea dan KCl .......................................................................... 63
29. Uji homogenitas waktu muncul bunga betina silking (hari)
pada tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis
pupuk ureadan KCl ........................................................................... 63
viii
30. Analisis ragam waktu muncul bunga betina silking (hari)
pada tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis
pupuk urea dan KCl ........................................................................... 64
31. Data pengamatan tingkat kemanisan (0Brix) hari H+1 pada
tanaman jagung manis akibatperlakuan pemberian dosis pupuk
urea dan KCl ..................................................................................... 64
32. Uji homogenitas tingkat kemanisan (0Brix)) hari H+1 pada
tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk
urea dan KCl ..................................................................................... 65
33. Analisi ragam tingkat kemanisan (0Brix) hari H+1 pada
tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk
urea dan KCl ..................................................................................... 65
34. Data pengamatan tingkat kemanisan (0Brix) hari H+2 pada
tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk
urea dan KCl ..................................................................................... 66
35. Uji homogenitas tingkat kemanisan (0Brix) hari H+2 pada
tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk
urea dan KCl ..................................................................................... 66
36. Analisis ragam tingkat kemanisan (0Brix) hari H+2 pada
tanaman jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk
urea dan KCl ..................................................................................... 67
37. Data pengamatan panjang daun tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ............................... 67
38. Uji homogenitas panjang daun tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl .............................. 68
39. Analisis ragam panjang daun tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl .............................. 68
40. Data pengamatan lebar daun tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ............................... 69
41. Uji homogenitas lebar daun tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ............................... 69
42. Analisis ragam lebar daun tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ............................... 70
43. Data pengamatan bobot tongkol dengan kelobot jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl .................... 70
ix
44. Uji homogenitas bobot tongkol dengan kelobot jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 71
45. Analisis ragamBobot tongkol dengan kelobot jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 71
46. Data pengamatan brangkasan segar 5 tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 72
47. Uji homogenitas brangkasan segar 5 tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk Urea dan KCl .................... 72
48. Analisis ragambrangkasan segar 5 tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 73
49. Data pengamatan panjang tongkol jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ............................... 73
50. Uji homogenitas panjang tongkol jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk Urea dan KCl............................... 74
51. Analisis ragam panjang tongkol jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ............................... 74
52. Data pengamatan penampilan internal kualitas penampakan
tongkol jagung manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk
urea dan pupuk KCl .......................................................................... 75
53. Data pengamatan produksi per petak jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ............................... 75
54. Uji homogenitas produksi per petak jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ............................... 76
55. Analisis ragam produksi per petak jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ............................... 76
56. Data pengamatan kandungan hara P tanaman jagung manis
akibatperlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ...................... 77
57. Uji homogenitas kandungan hara P daun tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 77
58. Analisis ragam kandungan hara P daun tanaman jagung manis
akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan KCl ..................... 78
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema kerangka pemikiran ................................................................ 6
2. Tata Letak Percobaan Penelitian ....................................................... 15
3. Penanaman jagung manis .................................................................. 16
4. Pengaplikasian pupuk SP-36 ............................................................. 17
5. Pemupukan urea ................................................................................ 17
6. Penimbangan pupuk KCl .................................................................. 18
7. Sulaman jagung manis ...................................................................... 19
8. Pemeliharaan jagung manis .............................................................. 20
9. Panen ..... ........................................................................................... 20
10. Pengukuran panjang daun ................................................................. 21
11. Pengukuran lebar daun ...................................................................... 22
12. Waktu tasseling ................................................................................. 22
13. Waktu silking .................................................................................... 23
14. Pengukuran tingkat kemanisan jagung manis ................................... 24
15. Penimbangan bobot tongkol dengan kelobot .................................... 24
16. Penimbangan brangkasan segar 5 tanaman ....................................... 25
17. Pengukuran panjang tongkol ............................................................. 26
18. Kualitas penampakan tongkol ........................................................... 26
19. Hasil produksi per petak ................................................................... 27
20. Kerapatan stomata ............................................................................. 50
21. Persiapan lahan ................................................................................. 79
22. Benih jagung manis varietas SD3 IPB ............................................... 79
23. Tahapan menghitung jumlah stomata daun jagung manis ................ 80
24. Bulai pada jagung manis ................................................................... 80
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) adalah salah satu komoditas sayuran
hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Masyarakat
mulai menggemari jagung manis karena jagung manis memiliki berbagai
keunggulan jika dibandingkan dengan jagung biasa seperti umur panen yang lebih
singkat dan rasa yang lebih manis. Rasa manis ini disebabkan karena kadar
sukrosanya yang tinggi pada endosperma pada saat matang susu.
Jagung manis lebih nikmat dikonsumsi baik dimakan langsung dalam bentuk
jagung rebus maupun jagung bakar atau dijadikan beragam olahan makanan
seperti susu, kue, perkedel.Kebutuhan jagung manis dibutuhkan dalam jumlah
yang cukup banyak oleh masyarakat. Pemerintah menargetkan produksi jagung
manis bisa mencapai 26.000.000 ton, sedangkan produksi pada tahun 2014 baru
mencapai 18.548.872 ton (BPS, 2015). Hasil produksi jagung manis hasil
penelitian Wibowo dkk. (2017) adalah 14,72 ton ha-1
.
Banyaknya kebutuhan jagung manis di masyarakat masih belum tercukupi dengan
hasil produksi di Indonesia yang masih cukup rendah. Seiring denga kebutuhan
yang makin meningkat maka perlu pengetahuan tentang teknik budidaya jagung
manis yang lebih baik agar diperoleh hasil, kualitas, dan kuantitas yang lebih baik.
2 Tanaman jagung manis dewasa ini mulai berkembang di Indonesia meskipun areal
pertanamannya masih sempit. Apabila komoditi ini dikembangkan, diharapkan para
petani akan mendapatkan keuntungan yang tidak sedikit. Salah satu aspek penting
dari teknik budidaya yang perlu diteliti dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas
hasil jagung manis yaitu pemupukan (Sirajuddin dan Lasmini, 2010).
Pemupukan merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya jagung manis pada
lahan kering. Lahan kering di daerah tropis seperti Indonesia umumnya memiliki
kesuburan tanah atau kandungan unsur hara tanah yang rendah. Menurut
Suratmini (2009) jagung manis memerlukan unsur hara nitrogen, fosfor, dan
kalium yang cukup tinggi dibanding unsur hara lainnya. Di antara ketiga unsur
hara tersebut, nitrogen paling banyak dibutuhkan tanaman.
Tanaman jagung manis dalam hal pertumbuhan dan produksinya juga
membutuhkan unsur hara, salah satunya adalah unsur hara nitrogen. Pada
penelitian ini unsur hara N diberikan dalam bentuk pupuk urea. Kebutuhan
nitrogen dalam batas tertentu dapat memperbaiki komponen pertumbuhan dan
hasil jagung manis, seperti akar, batang, daun, bunga, tongkol, biji dan kadar gula.
Sebaliknya bila terjadi kekurangan unsur nitrogen akan mengakibatkan kadar gula
rendah, tanaman mudah terserang hama dan penyakit. Tetapi bila kekurangan
unsur nitrogen seluruh bagian tanaman menunjukkan gejala kekuningan, kuantitas
dan kualitas hasil akan menurun (Sirajuddin dan Lasmini, 2010).
Pada penelitian ini unsur hara K diberikan dalam bentuk pupuk KCl. Kalium
merupakan salah satu unsur hara yang tergolongdalam unsur hara makro utama
yang diperlukanuntuk pertumbuhan tanaman. Kalium diperlukan tanaman untuk
3 berbagaifungsi fisiologis, termasuk di dalamnya adalahmetabolisme karbohidrat,
aktivitas enzim,regulasi osmotik, efisiensi penggunaan air,serapan unsur nitrogen,
sintesis protein, dantranslokasi asimilat (Gunadi, 2009).
Pemupukan kalium dalam perlindungan tanaman dapat berperan dalam
meningkatkan kesehatan tanaman. Pupuk kalium dapat membantu perkembangan
akar, membantu pembentukan protein dan karbohidrat dan meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap penyakit. Umumnya tanaman yang kekurangan unsur
kalium, komponen ketahanannya akan terganggu sehingga akan memudahkan
patogen untuk penetrasi. Kalium berperan penting pada seluruh proses
metabolisme tanaman dan meningkatkan kekuatan mekanis tanaman sehingga
tanaman lebih tahan terhadap penyakit (Mazid dan Serliana, 2011).
Menurut Gunadi (2009) kalium mempunyai peranan dalam meningkatkan
ketahanan terhadappenyakit tanaman tertentu dan perbaikan kualitas hasil
tanaman, maka dengan penggunaan pupuk urea dan pupuk KCl diharapkan dapat
menekan pertumbuhan penyakit agar memperoleh hasil produksi dan kualitas
yang tinggi.
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui pengaruh pupuk urea terhadap hasil dan kualitas jagung manis.
2. Mengetahui pengaruh pupuk KCl terhadap hasil, kualitas dan ketahanan
penyakit bulai pada jagung manis.
4 3. Mengetahui adakah pengaruh interaksi antara pupuk urea dan pupuk
KClterhadap hasil dan kualitas jagung manis.
1.3 Kerangka Pemikiran
Jagung manis adalah sayuran yang disukai karena rasanya enak, kandungan
karbohidrat, protein, vitamin serta kadar gulanya relatif tinggi tetapi kandungan
lemaknya rendah. Selain untuk sayuran, jagung manis dikonsumsi setelah direbus
atau dibakar. Salah satu masalah penting bagi petani adalah ketersediaan unsur
hara di lahan yang semakin berkurang karena degradasi lahan yang menyebabkan
semakin rendahnya kandungan hara yang dibutuhkan tanaman yang menyebabkan
produksi tanaman menurun. Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah
dengan cara pemupukan agar tetap meningkatkan produksi.
Menurut Awaludin (2001) tanaman jagung merupakan tanaman yang banyak
membutuhkan unsur nitrogen sepanjang pertumbuhannya. Secara umum pupuk N
dapat meningkatkan produksi jagung. Defisiensi N pada tanaman jagung akan
memperlihatkan gejala pertumbuhan yang kerdil dan daun tanaman berwarna
hijau kekuning-kuningan yang berbentuk huruf V dari ujung menuju tulang daun
dan dimulai dari daun bagian bawah. Selain itu tongkol jagung menjadi kecil dan
kandungan protein dalam biji rendah. Pada awal pertumbuhannya akumulasi N
dalam tanaman relatif lambat dan setelah tanaman berumur 4 minggu akumulasi
N berlangsung sangat cepat. Pada saat pembungaan (bunga jantan muncul)
tanaman jagung telah mengabsorpsi N sebanyak 50% dari seluruh kebutuhannya
(Affandi, 2013).
5 Pemupukan untuk menambahkan unsur hara K pada tanaman penting dilakukan
untuk menjaga unsur K tetap tersedia bagi tanaman. Salah satu jenis pupuk yang
dapat digunakan sebagai sumber K untuk tanaman jagung manis adalah pupuk
KCl. Unsur hara kalium juga sangat dibutuhkan setelah nitrogen, fungsi kalium
sangat penting pada fisiologi tanaman, berperan sebagai aktivator enzim esensial
dalam reaksi metabolisme dan enzim yang terlibat dalam sintesis pati (Suci,2016).
Jagung manis memiliki tingkat kemanisan yang cukup sehingga dalam
budidayanyadiperlukan unsur hara kalium, karena kalium berfungsi sebagai
aktivator enzim danpembentuk protein dan karbohidrat sehingga membuat jagung
memilik rasa yang manis.Unsur kalium tersebut terdapat pada salah satu pupuk
yaitu pupuk KCl mengandungkalium dan klorida yaitu K2O yang lebih besar yaitu
60%. Pemberian pupuk yang tidak tepat dosisdalam aplikasi, akan menyebabkan
keracunan bagi tanaman karena klorida (Cl) lebihdari 0,1%.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka skema kerangka pemikiran
dapat dilihat pada gambar sebagai berikut (Gambar 1):
6
Gambar 1. Skema kerangka pemikiran
1.4 Hipotesis
Dari kerangka pemikiran dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Pemberian pupuk urea berpengaruh terhadap hasil dan kualitas jagung manis.
2. Pemberian pupuk KCl berpengaruh terhadap hasil, kualitas dan
ketahananpenyakit bulai pada jagung manis.
3. Terjadi interaksi antara pupuk urea dan pupuk KClsehingga mampu
meningkatkan hasil dan kualitas jagung manis.
Jagung Manis
Ketersediaan unsur hara di lahan berkurang dikarenakan degradasi lahan
Pemupukan
urea KCl
Kombinasi
Aplikasi
Meningkatkan pertumbuhan, produksi meningkat, kualitas jagung manis
yang baik, dan tahan terhadap serangan penyakit bulai
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung
Jagung manis adalah tanaman herba monokotil dan tanaman semusim iklim panas.
Menurut Subekti (2008), jagung manis secara morfologi terbagi menjadi akar,
batang, daun, bunga dan buah. Jagung merupakan tanaman berumah satu
(monocieous) dengan letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina tetapi tetap
berada pada satu tanaman. Klasifikasi tanaman jagung manis adalah sebagai
berikut:
Kingdom :Plantae
Divisi :Spermatophyta
Subdivisi :Angiospermae
Kelas :Monocotyledonae
Famili :Graminaceae
Genus :Zea
Spesies :Zea mayssaccharata Sturt
Tanaman ini berumah satu dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan
ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkai) dan bunga betina tumbuh
terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak
8 daun. Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa tongkol. Kadang-kadang
bunga jantan tumbuh pada ujung tongkol dan bunga betina pada tassel (Rubatzky,
1998).
Terdapat gen resesif pada tanaman jagung manisyang dikembangkan untuk
varietas komersial. Delapan gen tersebut yaitu amylose-extender 1 (ae1), brittle
(bt1), brittle 2 (bt2), sugary 1 (su1), shrunken 2 (sh2), dull 1 (du1), sugary
enhancer 1 (se1), dan waxy 1 (wx1). Delapan kelompok gen tesebut dibagi
kedalam dua kelompok berdasarkan pengaruhnya pada komposisi endosperm.
Kelompok pertama adalah brittle (bt1), brittle 2 (bt2), dan shrunken 2 (sh2).
Kelompok ini mengakumulasi gula pada biji dan mereduksi pati pada saat
menjadi benih (biji matang fisiologsis). Kelompok kedua yaitu amylose-extender
1 (ae1),brittle 2 (bt2), sugary 1 (su1), dull 1 (du1), sugary enhancer 1 (se1), dan
waxy 1 (wx1) mengubah tipe dan kandungan polisakarida yang dihasilkan (Syukur
dan Aziz, 2013).
Jagung manis umumnya dipanen kira-kira 18-24 hari setelah penyerbukan dan
biasanya ditandai dengan penampakan luar rambut yang mengering, keketatan
kelobot, dan kekerasan tongkol ketika digenggam. Panen dilakukan ketika biji
masih belum matang pada fase susu dan sebelum fase kental awal. Pada fase ini
biji mengandung lengas sekitar 72-75%. Membiarkan batang utama tidak rusak
memungkinkan tongkol yang tersisa terus berkembang tanpa banyak terganggu
untuk dipanen beberapa hari kemudian. Panen pada dini hari atau malam hari
dapat membantu menurunkan panas lapangan, dan menghemat waktu dan energi
untuk pendinginan pascapanen (Rubatzky, 1998).
9
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis
Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi 0-1500 m
di atas permukaan laut (dpl), kisaran suhu antara 13 0C sampai 38
0C dan
mendapat sinar matahari penuh. Tanaman jagung tumbuh dan berproduksi
optimum di dataran rendah Indonesia sampai ketinggian 1800 m di atas
permukaan laut (dpl), dan memerlukan curah hujan ideal sekitar 85 mm per tahun
sampai 200 mm per tahun selama masa pertumbuhan. Suhu optimum untuk
pertumbuihan jagung sekitar 24 – 250C, sedangkan untuk antesis dan pemasakan
biji 320C (Rubatzky, 1998).
Lahan tanah yang baik untuk budidaya jagung manis adalah lahan kering yang
berpengairan cukup, tadah hujan, terasering, gambut yang telah diperbaiki dan
sawah bekas menanam padi. Agar tumbuh dengan baik tanaman jagung manis
harus ditanam di lahan terbuka (bebas naungan) yang terkena sinar matahari penh
minimal 8 jam/hari, tanah gembur atau subur, drainase bagus, pH netral (5,5- 7)
serta cukup air. Secara umum mutu benih jagung manis yang baik mempunyai ciri
daya tumbuh tinggi diatas 85%, tidak tercampur dengan benih atau varietas lain,
tidak terdapat kotoran benih dan tidak tercemar hama dan penyakit benih (Syukur
dan Aziz, 2013).
2.3 Pupuk Urea
Pupuk Urea mengandung unsur hara N. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara
makro bagi pertumbuhan yang sangat diperlukan untuk pembentukan atau
pertumbuhan seperti daun, batang, dan akar (Novita, 2012). Nitrogen terutama
10 terdapat dalam atmosfir bumi yaitu kurang lebih 80%, walaupun demikian bagi
organisme terutama tumbuhan sering kurang hal ini karena hanya mikroorganime
tertentu saja yang dapat mengasimilasi molekul nitrogen dan mengubahnya
menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh tumbuhan (Novita, 2012).
Peranan utama nitrogen bagi tanah adalah untuk merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu, nitrogen berperan
penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis.
Tanaman jagung mengambil N sepanjang hidupnya, karena N dalam tanah mudah
tercuci, maka pemberian dengan cara bertahap sangat dianjurkan. Nitrogen
diserap tanaman selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji, sehingga
tanaman ini menghendaki tersedianya N secara terus menerus pada semua stadia
pertumbuhan sampai pembentukan biji (Affandi, 2013).
Menurut Subekti (2008) pemupukan nitrogen sebagai starter pada awal
pertumbuhan jagung perlu dilakukan untuk pertumbuhan dalam 1 minggu pertama.
Pada keadaan tersebut, akar tanaman belum berfungsi sehingga tambahan nitrogen
diharapkan dapat merangsang pembentukan akar. Hal ini akan membuka
kesempatan pembentukan akar. Selain itu, pada saat tanaman jagung berumur
antara 18-35 hari setelah berkecambah. Titik tumbuh sudah di atas permukaan
tanah, perkembangan meningkat dengan cepat. Pada fase ini bakal bungan jantan
(tassel) dan perkembangan tongkol dimulai. Tanaman mulai menyerap hara dalam
jumlah yang lebih banyak, karena itu pemupukan pada fase ini diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman (Novita, 2012).
11 Pupuk nitrogen yang sering digunakan para petani adalah urea. Di antara pupuk
lain urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Keunggulan
urea adalah kandungan N yang tinggi yaitu 46%, larut dalam air, mudah diserap
tanaman, dan harganya relatif murah dibandingkan jenis pupuk nitrogen lainnya
(Supriyadi dan Kardawati, 2017). Dosis rekomendasi pupuk urea yaitu 300 kg ha-1
dengan dua kali aplikasi, yaitu 150 kg ha-1
sebagai pupuk dasar yang diberikan
pada 14 HST dan 150 kg ha-1
pada 30 HST (Syukur dan Aziz, 2013).
2.4 Pupuk KCl
Kalium yang terkandung dalam KCl merupakan salah satu unsur hara esensial
yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang cukup banyak. Kalium dalam
tanaman berfungsi dalam proses pembentukan gula dan pati, translokasi gula,
aktivasi enzim dan pergerakan stomata (Wibowo, 2017).
Kalium didalam tanaman berfungsi dalam proses pembentukan gula dan pati,
translokasi gula, aktifitas enzym dan pergerakan stomata. Peningkatan bobot dan
kandungan gula pada tongkol dapat dilakukan dengan cara mengefisienkan proses
fotosintesis pada tanaman dan meningkatkan translokasi fotosintat ke bagian tongkol.
Selain itu unsur kalium juga mempunyai peranan dalam mengatur tata air di dalam sel
dan transfer kation melewati membran. Kebutuhan K pada tanaman jagung berubah
sesuai dengan kebutuhan dari proses-proses yang membutuhkan K, seperti proses
fotosintesis dan fiksasi CO2, transfer fotosintat ke berbagai pengguna serta hubungan
dengan air dalam tanaman (Haris dan Veronica, 2012). Dosis rekomendasi pupuk
KCl yaitu 100 kg ha-1
sebagai pupuk dasar yang diberikan pada 14 HST(Syukur
dan Aziz, 2013).
12 Pupuk KCl atau MOP mengandung kadar kalium (K2O) sebesar 60% serta
kloridasebesar 46%. Pupuk ini memiliki warna merah maupun putih, dengan
tekstur yangmenyerupai kristal. Pupuk KCl memiliki sifat mudah larut dalam air.
Pupuk KClmemiliki konsentrasi nutrisi yang sangat tinggi. Oleh karena itu ia
memiliki harga yang relatif kompetitif dengan jenis-jenis pupuk lain yang
mengandung kalium. Unsur hara yang terdapat dalam pupuk KCl merupakan
senyawa kalium yang dapat dengan mudah diserap tanaman, namun sebelum
dapat terserap dengan baik, pupuk KCl akan terlebih dahulu terurai menjadi
senyawa K2O dan ion Cl++
dalam tanah. K2O memiliki berbagai macam manfaat
untuk pertumbuhan dan menguatkan daya tahan tanaman terhadap berbagai
serangan penyakit, sedangkan jika ion Cl++
diaplikasikan secara berlebih pada
tanaman, justru dapat merugikan tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
13
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Januari 2018 sampai dengan April 2018 di
lahan percobaan yang berlokasi di Kelurahan Kota Sepang, Kecamatan Labuhan
Ratu, Kota Bandar Lampung. Secara geografis, lokais ini berada pada koordinat
1050 15’ 23” s.d. 105
0 15’ 82” BT dan 5
0 21’ 86” s.d. 5
0 22’ 28” LS. Lahan
penelitian ini memiliki tanah dengan ordo Ultisol.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, timbangan, timbangan
digital, refactometer, selotip, mikroskop, kaca preparat, tisu, silet, mistar, gunting,
selang air, meteran, oven, sendok, plastik bening, tali rafia, karton, amplop,
karung, dan alat tulis.Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih
jagung manis varietas Dramaga SD3 IPB (Lampiran 1), pupuk Urea, pupuk KCl,
Pupuk SP-36, daun jagung, kutek bening.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4X2 yang
disusun secara faktorial dengan dua faktor, yaitu :
14 Faktor 1
Dosis pupuk urea yang terdiri:
n1 = 0 kg ha-1
n2 = 150 kg ha-1
n3 = 300 kg ha-1
n4 = 450 kg ha-1
Faktor 2 :
Dosis pupuk KCl yang terdiri dari:
k1 = 50 kg ha-1
k2 = 100 kg ha-1
Dari perlakuan di atas diperoleh 8 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3
kali. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas
diuji dengan uji Tukey. Bila Asumsi terpenuhi maka data dianalisis ragam dan
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.
Tabel 1. Kombinasi perlakuan dan dosisi pupuk
Kombinasi Perlakuan Pupuk urea (kg ha-1
) Pupuk KCl (kg ha-1
)
n1k1
n1k2
n2k1
n2k2
n3k1
n3k2
n4k1
n4k2
0
0
150
150
300
300
450
450
50
100
50
100
50
100
50
100
Keterangan:
n1= urea 0 kg ha-1
, n2= urea 150 kg ha-1
, n3= 300 kg ha-1
, n4= urea 450 kg ha-1
, k1=
kcl 50 kg ha-1
, k2= kcl 100 kg ha-1
15
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa langkah, yaitu sebagai berikut :
3.4.1 Persiapan Lahan
Pengolahan dilakukan pada 15 dan 16 Januari 2018. Lahan yang digunakan untuk
penelitian ini diolah dengan menggunakan cangkul pada kedalaman tanah 15-20
cm. Pengolahan dilakukan hingga tanah menjadi gembur, rata dan bersih dari sisa-
sisa gulma (Lampiran Gambar 21).
3.4.2 Pembuatan Petak Percobaan
Petak percobaan dibuat masing-masing dengan ukuran 3 X 3 m2 dengan jarak
antar petak 30 cm. Jarak antar tanaman adalah 70 cm X 20 cm. Tata letak
percobaan disajikan seperti Gambar 2.
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
n1k2 n2k2 n3k2
n3k1 n3k2 n1k1
n1k1 n1k1 n2k2
n3k2 n4k1 n2k1
n2k2 n3k1 n4k1
n4k1 n2k1 n3k1
n4k2 n1k2 n4k2
n2k1 n4k2 n1k2
Gambar 2. Tata letak percobaan penelitian
16
3.4.3 Penanaman jagung manis
Penanaman jagung manis dilakukan pada 17 Januari 2018, jarak antar petak 50
cm. Setelah pengukuran jarak tanam, maka dibuat lubang tanam dengan cara
ditugal kemudian dimasukkan 2 benih jagung manis disetiap lubang tanam.
Selanjutnya dilakukan penyulaman untuk benih yang tidak tumbuh atau tanaman
yang mati (Gambar 3).
Gambar 3. Penanaman jagung manis: (a) benih varietas Dramaga SD3 IPB (b)
penanaman jagung manis
3.4.4 Pemupukan
3.4.4.1 Pemupukan SP-36
Pengaplikasikan SP-36 (Gambar 4)dilakukan pada 17 Januari 2018 bersamaan
saat penanaman jagung manis.Dosis pupuk SP-36 yang digunakan adalah 150
Kgha-1
atausebanyak 135 g/petak yang diberikan sebagai pupuk dasar (Syukur dan
Aziz, 2013). Setelah itu lubang yang ditugal ditutup kembali dengan tanah.
a b
17
Gambar 4. Pengaplikasian pupuk SP-36
3.4.4.2 Pemupukan Urea
Pengaplikasikan urea dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada 31 Januari 2018 (2
MST) dan 21 Februari 2018 (5 MST) dengan cara ditugal disatu titik disekitar
perakaran tanaman (Gambar 5). Pengaplikasian dilakukan dengan dosis sesuai
perlakuan.
Gambar 5. Pemupukan urea
18
3.4.4.3 Pemupukan KCl
Pengaplikasikan KCl dilakukan pada 31 Januari 2018. Pupuk KCldiberikan
sesuai perlakuan yaitu 50 kg ha-1
dan 100 kg ha-1
atau sebesar 45g/petak dan 90
g/petak (Gambar 6) dengan satu kali aplikasi yang diberikan sebagai pupuk dasar
(Syukur dan Aziz, 2013). Setelah itu lubang yang ditugal ditutup kembali dengan
tanah.
Gambar 6. Penimbangan pupuk KCl
3.4.5 Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada 31 Januari 2018. Benih untuk penyulaman ditanam di
dalam contong yang telah ditanam bersamaan saat penanaman jagung manis
(Gambar 7).
19
Gambar 7. Sulaman jagung manis
3.4.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan ke tanaman jagung manis pada saat penelitian yaitu
pengairan, penyiangan, penjarangan, dan pembumbunan. Pengairan dilakukan
setiap hari kecuali saat hujan pada tanaman jagung yang berumur satu hingga
empat minggu. Pada fase pembungaan dan pembentukan biji, pengairan perlu
dilakukan secara intensif. Penyiangan gulma dilakukan saat tanaman berumur satu
hingga empat minggu. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 3 MST,
sehingga tersisa satu tanaman sehat. Penjarangan dengan cara memotong bagian
batang bawah tanaman tepat berada di permukaan tanah dengan menggunakan
gunting. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST dengan
cara menimbun akar tanaman jagung yang naik ke atas permukaan dengan
menggunakan tanah. Tujuan pembubunan agar tanaman tidak mudah rebah
(Gambar 8).
20
Gambar 8. Pemeliharaan jagung manis: (a) penjarangan dan (b) pembumbunan
3.4.7 Panen
Pemanenan dilakukan pada 5 April 2018 yaitu 77 HST. Jagung manis yang siap
panen ditandai oleh rambut jagung manis yang sudah berwarna coklat, kering, dan
tidak dapat diurai, ujung tongkol sudah terisi penuh, serta warna biji kuning
mengkilap. Jagung manis kemudian ditimbang bobot keseluruhan hasil panennya
(Gambar 9).
Gambar 9. Panen: (a) pemetikan jagung manis dari batangdan (b) penimbangan
hasil panen per petak
a b
a b
21
3.5 Variabel pengamatan
Variabel pengamatan yang diamati pada penelitian ini meliputi :
3.5.1 Jumlah daun
Jumlah daun diamati dengan menghitung daun yang telah tumbuh sempurna dari
atas permukaan tanah sampai titik tumbuh maksimum pada 4,5,6, dan 7 MST.
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada 10 sampel tanaman tiap petak
perlakuan. Satuan pengukurannya adala helai.
3.5.2 Panjang daun
Panjang daun maksimum diukur pada daun yang sudah terbuka sempurna yaitu
daun ke 8 dari bawah. Tanaman yang dihitung panjang daunnya sebanyak 10
tanaman/petak dan penghitungan dilakukan pada 7 MST (Gambar 10).
Gambar 10. Pengukuran panjang daun
22
3.5.3 Lebar daun
Lebar daunmaksimum diukur pada daun yang sudah terbuka sempurna yaitu daun
ke 8 dari bawah. Tanaman yang lebar daunnya sebanyak 10 tanaman/petak dan
penghitungan dilakukan pada 7 MST (Gambar 11).
Gambar 11. Pengukuran lebar daun
3.5.4 Waktu tasseling
Tasseling dilakukan apabila 50% dari populasi tanaman dalam satu petak sudah
keluar bunga jantannya. Satuan hari (HST) (Gambar 12).
Gambar 12. Waktu tasseling
23
3.5.5 Waktu silking
Silking ditentukan dengan kriteria 50% dari populasi tanaman dalam satu petak
sudah mengeluarkan rambut dengan panjang lebih kurang 2 cm. Apabila rambut
belum mencapai 2 cm belum dianggap saat silking(Gambar 13).
Gambar 13. Waktu silking
3.5.6 Tingkat kemanisan (0Brix)
Pengukuran dilakukan menggunakan alat refraktometer. Jagung manis dipipil,
lalu ditumbuk sampai mengeluarkan cairan putih. Cairan tersebut diletakkan ke
lensa refraktometer, lalu lihat angka yang terdapat pada Refraktometer tersebut.
Pengukuran tingkat kemanisan (0Brix) dilakukan pada hari panen, satu hari setelah
panen, dan dua hari setelah panen (Gambar 14).
24
Gambar 14. Pengukuran tingkat kemanisan jagung manis: (a) refraktometer dan (b)
kadar sukrosa jagung manis
3.5.7 Bobot tongkol dengan kelobot
Bobot tongkol berkelobot diamati dengan menimbang bobot 10 tongkol
berkelobot yang dipanen per plot kemudian dirata-ratakan. Satuan pengukuran
adalah kg (Gambar 15).
Gambar 15. Penimbangan bobot tongkol dengan kelobot
a b
25
3.5.8 Brangksan segar 5 tanaman
Untuk mengukur bobot brangkasan basah diperlukan timbangan besar 10 kg dua
buah, lalu brangkasan basah ditimbang. Pengukuran dilakukan dengan cara
menimbang 5 sampel tanaman (tanpa akar) (Gambar 16).
Gambar 16. Penimbangan brangkasan segar 5 tanaman
3.5.9 Panjang tongkol
Panjang tongkol diukur dari pangkal muncul biji sampai ujung tongkol. Tongkol
yang diukur yaitu 10 tongkol sampel/petak. Satuan pengukuran adalah centimeter
(Gambar 17).
26
Gambar 17. Pengukuran panjang tongkol
3.5.10 Kualitas penampakan tongkol
Penampilan internal tongkol komersial (Gambar 18) dengan skala 1 (sangat
buruk), 2 (buruk), 4 (menarik), 5 (sangat menarik) dengan kriteria: (a) kelurusan
biji, (b) kecerahan biji, (c) ukuran biji, dan (d) penampilan secara umum.
Gambar 18. Kualitas penampakan tongkol
27
3.5.11 Produksi perpetak
Pengukuran produksi perpetak dilakukan dengan menimbang seluruh
tongkolberkelobot segar yang dipanen pada petak panen. Produksi petak dihitung
darijumlah keseluruhan tongkol yang dihasilkan dari setiap petaknya (Gambar 19).
Satuan pengukuran untuk produksi per petak adalah kg.
Gambar 19. Hasil produksi per petak
3.5.12 Kandungan hara P daun
Kandungan hara P pada daun diukur pada 7 MST dengan cara memetik 5 daun
tanaman (tanaman sehat) dibawah tongkol, lalu dicacah dan dimasukkan ke dalam
amplop coklat untuk mengukur kadar serapan hara. Metode yang digunakan untuk
mengukur kandungan hara P yaitu metode fairhust.
3.5.13 Jumlah stomata daun
Pengamatan stomata daun dikhususkan pada plasma nutfah tanaman jagung manis.
Pengamatan jumlah stomata daun dilakukan pada saat tanaman jagung manis
28 berumur 8 MST yaitu pada daun ke tujuh dengan mengamati bagian tengah daun
pada epidermis atas. Pembuatan preparat untuk pengamatan stomata dilakukan
dengan metode replika (Haryanti, 2010) yaitu dilakukan dengan membersihkan
daun terlebih dahulumenggunakan tisu untuk menghilangkan embun dan kotoran
yang menempel pada daun. Selanjutnya bagian tengah daun yang akan diamati
diolesi dengan cat kuku bening lalu di potong dengan ukuran 1 cm X 1 cm, untuk
mempermudah pengamatan stomata. Bagian daun yang sudah diolesi dengan cat
kuku dibiarkan supaya kering terlebih dahulu. Selotip ditempelkan pada bagian
yang diolesi cat kuku kemudian dikelupas dan ditempelkan pada kaca preparat.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop LEICA DM500, dengan
perbesaran 40X. Setelah didapat jumlah stomata daunnya maka dikalikan dengan
luas daun tanaman jagung.
3.5.14 Persentase keterjadian penyakit
Persentase keterjadian penyakit pada tanaman jagung dihitung pada setiap
tanaman yangmenununjukkan gejala penyakit, lalu dihitung presentase keterjadian
penyakit setiap petak. Persentase penyakit bulai dihitungberdasarkan pada
formula menurutYasa dkk. (2012), berikut:
P =
Keterangan :
P : Persentase jumlah tanaman jagungterserang penyakit bulai
n : Jumlah tanaman jagungterserang bulai
N : Jumlah populasi tanaman jagung
51
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah :
1. Pupuk urea dengan dosis optimun 300 kg ha-1
dapat meningkatkan jumlah
daun menjadi lebih banyak, panjang daun yang lebih panjang, lebar daun
yang lebar, kandungan hara P daun, jumlah stomata daun, produksi per petak
lebih tinggi, rasa jagung yang lebih manis, bobot tongkol dan brangkasan
segar lebih berat, tongkol jagung menjadi panjang.
2. Pupuk KCl dengan dosis 100 kg ha-1
dapat menekan keterjadian penyakit
pada tanaman jagung manis dibandingkan KCl dengan dosis 50 kg ha-1
.
3. Dosis pupuk urea 300kg ha-1
dan pupuk KCl 100 kg ha-1
membuat tongkol
pada jagung manis menjadi lebih panjang.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan cara pengendalian hama dan
penyakit yang tepat sehingga tanaman yang akan ditanam selanjutnya tidak
terserang hama dan penyakit.
52
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, A. 2013. Pengaruh Pemupukan Urea dan Teknik Defoliasi pada Produksi
Jagung (Zea mays L.) Varietas Pioner 27. (Skripsi). UNILA. Lampung. 112
hlm
Agustamia, C., Widiastuti, A., dan Sumardiono, C. 2016. Pengaruh stomata dan
klorofil pada ketahanan beberapa varietas jagung terhadap penyakit bulai.
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia. 20(2): 89-94.
Asputri, N. U., Luqman, Q. A., Abdul, L.A. 2013. Pengaruh aplikasi
Pyraclostrobin terhadap serangan penyebab penyakit bulai pada lima
varietas jagung (Zea mays). Jurnal HPT. 1(3): 77-84.
Asyifa, A. 2017. Respons Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) terhadap
Penyakit Bulai yang Disebabkan oleh Peronosclerospora sp.(Skripsi).
Unila. 78 hlm.
Awaludin. 2001. Pengelolaan Pupuk Nitrogen pada Tanaman Jagung dengan
Alat Pandu Bagan Warna Daun. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Nusa Tenggara Barat. Hlm 1.
Badan Pusat Statistika.2015. Produksi Padi, Jagung, Kedelai (Angka Sementara
2014). Diakses http://kepri.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd
20150311105844.pdf. Diaksespada tanggal 30 Oktober 2017 pukul 15:00
WIB
BMKG. 2018. Data Iklim Harian (Lampung). Diakses : http//bmkg.go.id. pada
tanggal 8 Oktober 2018 pupuk 14:30 WIB.
Cruz, C. A., Filho, A. C., Maneses, N. B., Cunha, T. P. L. D., Nowaki, R. H. D.,
dan Barbosa, J. C. 2015. Influenceof amount and parceling of nitrogen
fertilizeron productivity and industrial revenueof sweet corn (Zea mays L.).
Australian Journal of Crop Science. 9(10): 895-900.
Gunadi, N. 2009. Kalium sulfat dan kalium klorida sebagai sumber pupuk kalium
pada tanaman bawang merah. Jurnal Hortikultura. 19(2): 174-185.
53 Haris, A.S, dan Veronica, K. 2012. Studi pemupukan kalium terhadap
pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) varietas
super bee. Sains dan Teknologi. 2(1). ISSN 1979-6870.
Haryanti, S. 2010. Pengaruh naungan yang berbeda terhadap jumla stomata daun
ukuran porus stomata daun Zephyranthes rosea L. Buletin Anatomi dan
Fisiologi. 18. 41-48.
Hidayati, E., Armaini. 2015. Aplikasi limbah cair biogas sebagai pupuk pada
tanaman jagung manis (Zea mays Var. saccharata Sturt.).Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau. 2(1): 1-13.
Made, U. 2010. Respon berbagai populasi tanaman jagung manis(Zea mays
saccharata Sturt.) terhadap pemberian pupuk urea. Jurnal Agroland. 17(2):
138-143.
Mazid, N., dan Yuni, S. 2011. Pengaruh umur tanaman dan dosis pupuk kalium
terhadap infeksi penyakit bulai. Majalah Ilmiah Sriwijaya. 19(12): 682-
686.
Meade, G., Lalor, S., danCabe, T. 2011. An evaluation of the combined usage of
s eparated liquid pig manure and inorganic fertilizer in nutrient
programmes for winter wheat production. European Journal of Agronomy.
34(2): 62 - 70.
Merigout, P., Virginie, G., Isabelle, Q., Xavier, B., dan Francoise, D. 2008. Urea
use efficiency of hydroponically grown maize and wheat.Journal of Plant
Nutrition. 31: 427 – 443.
Novita, A. D. 2012. Pengaruh Sistem Olah Tanah Konservasi dan Pemupukam
Nitrogen Jangka Panjang terhadap n-Total dan Nitrat Tanah pada Lahan
Pertanaman Jagung (Zea mays L.)diKebun Percobaan Politeknik Negeri
Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bandar
Lampung. Hlm 11-17.
Pradipta, R., Puji, K., dan Guritno, B. 2014. Pengaruh umur panen dan pemberian
berbagai dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan kualitas jagung
manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Produksi Tanaman. 2(7): 592-
599.
Purbaningsih, M., Fajriani, S., dan Santoso, M. 2017. Pengaruh pupuk
paitan(Tithonia diversivolia) dan urea pada pertumbuhan dan hasil jagung
manis(Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Produksi Tanaman. 5(5):860-869.
Ramadhani, R., Roviq, M., dan Maghfoer, M. 2016. Pengaruh sumber pupuk
nitrogen dan waktu pemberian urea pada pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung manis (Zea mays sturt. var. saccharata). Jurnal Produksi Tanaman.
4(1): 8-15.
54 Rosmarkam, A. dan Yuwono, N. W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,
Yogyakarta. 224 hlm.
Rubatzky,V.E dan Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi, dan
Gizi.Penerbit ITB, Bandung. 313 hlm.
Saragih, D., Hamim, H., dan Nurmauli, N. 2013. Pengarus dosis dan waktu
aplikasi pupuk urea dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung(Zea
mays, L.) pioneer 27. Jurnal Agrotek Tropika.1(1): 50-54.
Sarjito, A., dan Hartanto, B. 2007. Respon tanaman jagung terhadap aplikasi
pupuk nitrogen dan penyisipan tanaman kedelai. Jurnal Penelitian dan
Informasi Pertanian. 11(2): 130-137.
Sirajudin, M., dan Lasmini, S. 2010. Respon pertumbuhan dan hasil jagung manis
(zea mays saccharata) pada berbagai waktu pemberian pupuk nitrogen dan
ketebalan mulsa jerami. Jurnal Agroland. 17(3): 184 – 191.
Siyamto, A., Anwar, S., Lukiwati, D. R. 2014. Pertumbuhan jagung manis(zea
mays saccharata) dan kadar fosfor jerami dengan pemupukan organik dan
urea.Animal Agriculture Journal. 3(3): 417-423.
Subekti, N. A., Syafruddin., Efendi, R., dan Sunarti, S. 2008. Morfologi
Tanamandan Fase Pertumbuhan. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.
28 hlm.
Suci, R. K. 2016. Pengaruh pemberian dosis pupuk kno3 terhadap pertumbuhan,
produksi dan serapan kalium tanaman jagung manis(Zea mays Saccharata
Sturt). Jurnal Agrotop. 7(1): 1–10.
Suherman., dan Edi, K. 2015. Keragaman stomata daun kopi pada berbagai pohon
penaung sistem agroforestri. Jurnal Galung Tropika. 4(1): 1-6.
Supriyadi, Kadarwati, FT. 2017. Efektivitas Pemupukan Nitrogen pada
Kapas(Gossypium hirsutum L.). Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan
Serat,. Malang.
Suratmini, P. 2005. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk Kandang Sapi
terhadap Produksi Brangkasan Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt)
Sebagai Pakan Ternak. Prosiding Seminar Nasional Optimalisasi Teknologi
Kreatif dan Peran Stakeholder dalam Percepatan Adopsi Inovasi Teknologi
Pertanian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,
bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali.
Suratmini, P. 2009. Kombinasi pemupukan urea dan pupuk organik pada jagung
manis di lahan kering.Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 28(2):
84-88.
55 Surtinah, 2008.Waktu panen yang tepat menentukan kandungan gula biji jagung
manis (Zea mays saccharata). Jurnal Ilmiah Pertanian.4(2): 1-4.
Syukur, M., dan Aziz, R. 2013. Jagung Manis. Penebar Swadaya, Jakarta. 123
hlm.
Wibowo, A., Nunun, B., Dawam, M. 2017. Respon hasil tanaman jagung manis
(Zea mays L. saccharata) terhadap pemberian pupuk kcl dan pupuk kotoran
ayam. Jurnal Produksi Tanaman. 5(8): 1381-1388.
Yasa, I., Sudiarta, I., Wirya, I., Sumiartha, K., Utama, I., Luther, G., dan
Mariyono, J. 2012. Kajian ketahanan terhadap penyakit busuk daun
(Phytophthora Infestans) pada beberapa galur tomat. E-Journal
Agroekoteknologi Tropika. 1(2): 154-16