PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY...
Transcript of PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY...
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 1
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN LIKUIDITAS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
DI PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2011-2014
Rahmat Putra Wijaya
120462201165
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH)
Jl. Politeknik Senggarang, Telp/Fax. (0771) 500096; PO.BOX 155
Tanjungpinang 29100
Gmail : [email protected]
ABSTRACT
Wijaya, 2016: The Influence of Corporate Social Responsibility To Firm Value With
Likuidity As Moderating Variable On Mining Company Listed In
Indonesian Stock Exchange Period 2011-2014.
The research is meant to examine the influence of Corporate Social Responsibility
(CSR) to firm value with likuidity as moderating variable on mining company listed in
Indonesian Stock Exchange. The period used in this research is four (4) years, strarting
from 2011 to 2014. This research used quantitative approach. The population in this
research is 41 mining company that have been and are still listed in Indonesian Stock
Exchange. Sample is collected by using purposive sampling methods and obtained a
sample of 26 company. The hypothesis test is performed by using Moderated Regression
Analysis (MRA). The result of this research indicates that the Corporate Social
Responsibility has influence to the firm value and Likuidity as the moderating variable
cannot influence the relation of Corporate Social Responsibility to the firm value.
Keyword: Firm Value, Corporate Social Responsibility, and Likuidity
PENDAHULUAN
Berdirinya suatu perusahaan mempunyai tujuan yang jelas. Salah satu tujuan
yang paling mendasar dalam setiap perusahaan ialah memperoleh kemakmuran yang
setinggi-tingginya dalam menghasilkan laba. Hal tersebut sejalan dengan pembentukan
nilai perusahaan di perusahaan tersebut dan hal ini sangat berhubungan erat dengan para
pemegang saham. Nilai perusahaan dapat dikatakan meningkat yang ditandai dengan
tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham.
Pada saat banyak perusahaan semakin berkembang, maka pada saat itu pula
kesenjangan dan kerusakan lingkungan disekitarnya dapat terjadi. Dan hal tersebut akan
memunculkan sebuah pandangan negatif terhadap perusahaan tersebut apabila
perusahaan tersebut tidak memperhatikan pertanggungjawaban sosial terhadap
lingkungan disekitar perusahaan tersebut. Hal ini memberikan asumsi bahwa untuk
meningkatkan nilai perusahaan maka tidak hanya laba yang harus diperhatikan. Namun,
pertanggungjawaban sosial juga menjadi salah satu hal penting dan juga berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan nilai perusahaan di suatu perusahaan tidak
hanya memerlukan tingkat profitabilitas yang tinggi. Tetapi juga diperlukan sebuah
pertanggungjawaban sosial terhadap lingkungan disekitar perusahaan tersebut.
Tanggungjawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat.
Perusahaan dihadapkan pada kenyataan, bahwa walaupun tujuan utamanya mencari
keuntungan, namun tidak dapat dilepaskan dari masyarakat. Diharapkan dengan
penerapan CSR maka perusahaan akan dapat melangsungkan usahanya dalam jangka
panjang (Gunawan dan Suhartini dalam Ekowati, 2013).
Tanggungjawab sosial perusahaan merujuk pada semua hubungan yang terjadi
antar sebuah perusahaan dengan semua stakeholders, termasuk didalamnya pelanggan
(costumer), pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan
juga kompetitor.
Corporate Social Responsibility (CSR) menurut McWilliams dan Siegel dalam
(Agustine, 2014) didefenisikan sebagai aksi yang muncul sebagai lanjutan dari tindakan
sosial, melebihi kepentingan perusahaan dan yang diwajibkan oleh hukum. Corporate
Social Responsibility sebagai konsep akuntansi yang baru adalah transparansi
pengungkapan sosial atas kegiatan atau aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan,
dimana transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya berupa informasi
keuangan perusahaan saja, tetapi perusahaan juga diharapkan mengungkapkan
informasi mengenai dampak-dampak sosial dan lingkungan hidup yang diakibatkan
oleh aktivitas perusahaan.
Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela dimana
suatu perusahaan membantu mengatasi problem sosial dan lingkungan, melainkan
bersifat wajib.
Kewajiban untuk melaksanakan CSR tertuang dalam UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas pasal 74. Pasal 74 tersebut menyatakan bahwa perusahaan
yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melakukan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Selain itu, UU No. 40 Tahun 2007
pasal 1 ayat 3, menyatakan bahwa tanggungjawab sosial dan lingkungan adalah
komitmen perseroan, untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan,
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Peraturan mengenai tanggungjawab sosial perusahaan tersebut merupakan
bentuk ketegasan pemerintah terhadap perusahaan go public, dan seharusnya diimbangi
kesadaran dari perusahaan untuk melakukan CSR (Indrawan dalam Ekowati, 2013).
Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya meneliti pengaruh hubungan antara
Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Tetapi, peneliti juga
menambahkan Likuiditas yang akan dijadikan sebagai variabel pemoderasi. Menurut
Murtanto dan Elvina dalam (Rahajeng, 2010) mengatakan tingkat likuiditas
mencerminkan kesehatan suatu perusahaan dan untuk mengukurnya digunakan rasio
lancar dan rasio cepat. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh
tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Menurut pengertian diatas, peneliti mengasumsikan bahwa apabila likuiditas
suatu perusahaan tinggi maka perusahaan dianggap mampu untuk memberikan
informasi atau melakukan Corporate Social Responsibility terhadap lingkungan sekitar
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 3
perusahaan. Dan hal ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara Corporate
Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini mengambil judul, “
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN LIKUIDITAS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
”.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
Nilai Perusahaan
Tujuan utama seorang manajer adalah untuk memaksimalkan nilai dari saham
perusahaannya. Nilai tersebut didasarkan pada aliran kas yang akan dihasilkan oleh
perusahaan di masa mendatang (Houston, 2006). Nilai perusahaan dalam penelitian ini
didefenisikan sebagai nilai pasar. Menurut (Handriyani, 2013) nilai perusahaan dapat
memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham
perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran
pemegang saham.
Berdasarkan paragraf diatas dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan merupakan
nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham, nilai perusahaan tersebut
akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Menurut Susanti dalam (Anggraini, 2013)
Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat
terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui
indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Dengan
begitu dapat memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Kemudian suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai nilai yang baik jika
kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari tingginya harga
saham perusahaan, jika nilai sahamnya tinggi dapat dikatakan nilai perusahaan juga
baik. Setiap perusahaan yang didirikan menginginkan harga saham yang dijual memiliki
potensi harga tinggi sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan
permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat.
Karena tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula
pemiliknya (Gunawan dan Utami dalam Handriyani, 2013).
Menurut Gitosudarmo dalam (Arif, 2015), aspek-aspek sebagai pedoman
perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Menghindari Risiko Yang Tinggi
Bila perusahaan sedang melaksanakan operasi yang berjangka panjang, maka
harus dihindari tingkat risiko yang tinggi. Proyek-proyek yang memiliki kemungkinan
laba yang tinggi tetapi mengandung risiko yang tinggi perlu dihindarkan. Menerima
proyek-proyek tersebut dalam jangka panjang berarti suatu kegagalan yang dapat
mematahkan keberlangsungan hidup perusahaan.
2. Membayarkan Deviden
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 4
Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham oleh perusahaan.
Deviden harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Maupun kebutuhan para pemegang
saham. Dengan membayarkan deviden secara wajar, maka perusahaan dapat membantu
menarik para investor untuk mencari deviden dan hal ini dapat membantu memelihara
nilai perusahaan.
3. Mengusahakan Pertumbuhan
Apabila perusahaan dapat mengembangkan penjualan, hal ini dapat berakibat
terjadinya keselamatan usaha dalam persaingan di pasar, maka perusahaan yang akan
berusaha memaksimalkan nilai perusahaan harus secara terus menerus mengusahakan
pertumbuhan dari penjualan dan penghasilannya.
4. Mempertahankan Tingginya Harga Pasar Saham
Harga saham pasar adalah merupakan perhatian utama dari perhatian manajer
keuangan untuk memberikan kemakmuran kepada para pemegang saham atau pemilik
perusahaan. Manajer harus selalu berusaha ke arah itu untuk mendorong masyarakat
agar bersedia menanamkan uangnya ke dalam perusahaan itu. Dengan pemilihan
investasi yang tepat maka perusahaan akan mencerminkan petunjuk sebagai tempat
penanaman modal yang bijaksana bagi masyarakat. Hal ini akan membantu
mempertinggi nilai dari perusahaan.
Teori Stakeholders
Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen
perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder (Agustine, 2014 : 43).
Teori stakeholder menekankan mengenai akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja
keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan
memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial
dan intelektual mereka, melebihi dan diatas permintaan wajibnya, untuk memenuhi
ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui stakeholders.
Sedangkan menurut Hadi dalam (Handriyani, 2013), teori stakeholders
mengatakan bahwa perusahaan bukanlah suatu entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdersnya.
Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang
diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan. Stakeholder merupakan semua pihak,
internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi ataupun dipengaruhi oleh
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dari kedua paragraf teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teori
stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen perusahaan
memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder dimana sebuah perusahaan tersebut
tidak hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun juga harus memberikan
manfaat kepada stakeholdersnya. Teori ini juga menyatakan bahwa organisasi akan
memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial
dan intelektual mereka, melebihi dan diatas permintaan wajibnya, untuk memenuhi
ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui stakeholders. Salah satu bentuk
pengungkapan sukarela yang berkembang saat ini yaitu publikasi corporate social
responsibility.
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 5
Corporate Social Responsibily
Corporate Social Responsibility (CSR) menurut McWilliams dan Siegel dalam
(Agustine, 2014) didefenisikan sebagai aksi yang muncul sebagai lanjutan dari tindakan
sosial, melebihi kepentingan perusahaan dan yang diwajibkan oleh hukum. Corporate
Social Responsibility sebagai konsep akuntansi yang baru adalah transparansi
pengungkapan sosial atas kegiatan atau aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan,
dimana transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya berupa informasi
keuangan perusahaan saja, tetapi perusahaan juga diharapkan mengungkapkan
informasi mengenai dampak-dampak sosial dan lingkungan hidup yang diakibatkan
oleh aktivitas perusahaan.
Menurut The World Business Council for Sustainable Development dalam
(Purnamasari, 2012 : 13) corporate social responsibility atau tanggungjawab sosial
perusahaan didefenisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi
pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta
perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum
untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis
sendiri maupun untuk pembangunan.
Dari kedua defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa corporate social
responsibility merupakan sebuah aksi pertanggungjawaban perusahaan terhadap
lingkungan sosial di sekitar perusahaan, dimana aksi tersebut dilakukan sebagai upaya
pertanggungjawaban atas aktifitas-aktifitas perusahaan yang memiliki dampak-dampak
negatif di lingkungan sosial perusahaan tersebut. Hal ini juga memberikan kontribusi
bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan
serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat
umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi
bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela dimana
suatu perusahaan membantu mengatasi problem sosial dan lingkungan, melainkan
bersifat wajib. Kewajiban untuk melaksanakan CSR tertuang dalam UU No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74. Pasal 74 tersebut menyatakan bahwa
perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, UU No. 40
Tahun 2007 pasal 1 ayat 3, menyatakan bahwa tanggungjawab sosial dan lingkungan
adalah komitmen perseroan, untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan, guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Peraturan mengenai tanggungjawab sosial perusahaan tersebut merupakan
bentuk ketegasan pemerintah terhadap perusahaan go public, dan seharusnya diimbangi
kesadaran dari perusahaan untuk melakukan CSR (Indrawan dalam Ekowati, 2013).
Untuk itu corporate social responsibility saat ini tidak berdasarkan sukarela saja
namun sudah diwajibkan oleh badan hukum di Indonesia. Kemudian setiap perusahaan
yang aktifitasnya memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan sosial disekitar
perusahaan wajib melakukan corporate social responsibility dengan mengeluarkan
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 6
biaya pengungkapan terhadap pertanggungjawaban sosial dan dicantumkan kedalam
laporan keuangan tahunan (company annual report).
Likuiditas
Rasio likuiditas (liquidity ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan
kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang
tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam
yang bisa didapatkan mengenai kompetensi keuangan saat ini perusahaan dan
kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah (James C & John M,
2005 : 206).
Likuiditas memiliki dua dimensi (James C & John M, 2005 : 207) yaitu (1)
waktu yang dibutuhkan untuk mengubah aktiva menjadi bentuk tunai, dan (2)
Kepastian harga yang direalisasi. Bahkan jika harga yang direalisasi dapat diprediksi
seperti realisasi persediaan, piutang merupakan aktiva yang lebih likuid dari pada
persediaan, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengubah aktiva ke bentuk tunai lebih
singkat. Jika harga yang direalisasi untuk piutang lebih pasti daripada persediaan,
piutang akan dianggap makin likuid.
Likuiditas sangat penting bagi suatu perusahaan dikarenakan berkaitan dengan
mengubah aktiva menjadi kas. Likuiditas sering digunakan oleh perusahaan maupun
investor untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya. Brigham & Houston dalam (Arif, 2015 : 20) mengatakan bahwa aset
likuid (likuid asset) merupakan aset yang diperdagangkan pasar aktif sehingga dapat
dikonversi dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku, sedangkan posisi
likuiditas suatu perusahaan berkaitan dengan pertanyaan, apakah perusahaan mampu
melunasi utangnya ketika utang tersebut jatuh tempo pada tahun berikutnya.
Perusahaan yang likuiditasnya tinggi diharapkan melakukan disclosure secara
lebih luas. Alasan yang mendasari dan diharapkan adalah perusahaan yang finansialnya
kuat akan melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial secara lebih luas
(Wicaksono dalam Almiyanti, 2014 : 27).
Berdasarkan teori legistimasi berkeyakinan bahwa kekuatan perusahaan yang
ditunjukan rasio likuiditas tinggi akan berhubungan dengan tingkat pengungkapan
tanggung jawab sosial yang tinggi. Hal ini didasarkan bahwa kuatnya keuangan suatu
perusahaan akan cenderung memberikan informasi yang lebih luas dari pada perusahaan
yang memiliki kondisi keuangan yang lemah (Rahajeng dalam Almiyanti, 2014 : 27).
Hal ini juga dapat memberikan asumsi bahwa, sebuah perusahaan dengan tingkat
likuiditas yang tinggi akan memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan,
sekaligus dapat memperkuat hubungan antara corporate social responsibility terhadap
nilai perusahaan.
Kerangka Pemikiran
Model menggunakan variabel terikat yaitu Nilai Perusahaan disimbolkan dengan (Y)
dan menggunakan variabel bebas yaitu Corporate Social Responsibility disimbolkan
dengan (X1) serta menggunakan variabel moderating yaitu Likuiditas (X2) yang dapat
disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam
gambir berikut :
Gambar 2.1
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 7
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Suharto (2010) CSR telah menjadi semacam license to operate terhadap
perusahaan- perusahaan besar di dunia. Ini artinya, perusahaan yang mengabaikan
praktik CSR, akan ditinggalkan oleh masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Purnamasari (2012) tentang pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2010 telah membuktikan bahwa
corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryanti (2014) yang mengatakan
bahwa variabel corporate social responsibility tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Kemudian ditemukan perbedaan hasil dalam penelitian Wirokusumo (2011)
yang menyimpulkan bahwa variabel corporate social responsibility berpengaruh
signifikan namun secara negatif terhadap nilai perusahaan. Dari ke tiga hasil penelitian
terdahulu diatas, maka peneliti ingin menguji kembali apakah variabel Corporate Social
Responsibility dapat memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka hipotesis
satu dalam penelitian ini adalah :
H1 : Corporate Social Responsibility Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2015) dengan judul pengaruh ratio
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan
pada kelompok saham LQ 45 di bei tahun 2011-2013 memberikan hasil penelitian
bahwa secara parsial hanya variabel likuditas yang tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel solvabilitas, rentabilitas dan kebijakan
deviden masing-masing berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Nugroho (2012) dengan judul
pengaruh profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap nilai perusahaan di perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 yang memberikan hasil bahwa
Corporate Social
Responsibility
Likuiditas
Nilai Perusahaan
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 8
variabel likuiditas yang digunakan sebagai variabel bebas memiliki pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Dari hasil penelitian tersebut diatas maka peneliti ingin menguji kembali apakah
variabel likuiditas dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan apabila diteliti di
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2014. Serta peneliti
juga akan meneliti apakah variabel likuiditas memperkuat/memperlemah pengaruh
variabel corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan.
Maka hipotesis dua pada penelitian ini adalah :
H2 : Likuiditas Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Interaksi Antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Dapat
Terhadap Nilai Perusahaan
Terdapat perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2012)
dan Suryanti (2014) yang meneliti tentang pengaruh corporate social responsibility
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Purnamasari mengatakan bahwa corporate
social responsibility memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Suryanti (2014) mengatakan bahwa
variabel corporate social responsibility tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Hasil penelitian Almiyanti (2014) tentang pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, likuiditas dan basis kepemilikan terhadap pengungkapan
tanggungjawab sosial (CSR) pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI
periode 2009-2012 mengatakan bahwa variabel likuiditas tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial atau corporate social
responsibility. Kemudian penelitian Nugroho (2012) membuktikan bahwa likuiditas
memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu, peneliti ingin menguji kembali apakah likuiditas dapat memberikan pengaruh
terhadap nilai perusahaan serta apakah likuiditas juga dapat memperkuat/memperlemah
sebuah perusahaan dalam melakukan corporate social responsibility di lingkungan
sekitar perusahaan. Dengan kata lain interaksi antara corporate social responsibility dan
likuiditas dapat berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan diteliti di
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2014. Maka
hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah:
H3 : Interaksi Antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Dapat
Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Serta Interaksi antara
Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan
Beberapa peneliti terdahulu telah menunjukan bahwa Corporate Social
Responsibility memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Purnamasari
(2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh corporate social responsibility terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bei periode 2009-
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 9
2010 menunjukan bahwa variabel corporate social responsibility berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Wirokusumo (2011) pengaruh
pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dan
profitabilitas sebagai pemoderasi menunjukan bahwa corporate social responsibility
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan secara simultan corporate social
responsibility, profitabilitas dan interaksi antara corporate social responsibility dan
profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil dari para peneliti diatas maka dapat diasumsi kan bahwa
apabila semakin banyak variabel independen maka akan menambah pengaruh terhadap
variabel dependen terebut apabila diuji secara bersama-sama atau simultan. Dan untuk
penelitian kali ini peneli ingin menguji apakah corporate social responsibility dan
likuiditas serta interaksi antara corporate social responsibility dan likuiditas dapat
berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. maka hipotesis ke empat ialah
sebagai berikut :
H4 : Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Serta Interaksi antara Corporate
Social Responsibility dan Likuiditas Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Dependen
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Tobin’s Q dengan
membandingkan nilai pasar ekuitas dan nilai buku dari total hutang dengan nilai buku
dari total aktiva dan total hutang. Jika rasio Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa
investasi dalam aset menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi
daripada pengeluaran investasi, hal ini akan menarik investasi baru. Jika rasio Q
dibawah satu, maka investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Agustine, 2014 : 7).
Tobin’s Q dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
Q = Nilai Perusahaan
EMV = Nilai pasar ekuitas (EMV = closing prise x jumlah saham yang beredar)
EBV = Nilai buku dari ekuitas (diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan
total kewajiban)
D = Nilai buku dari total hutang (hutang jangka pendek + hutang jangka panjang)
Variabel Independen
Corporate Social Responsibility
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 10
Corporate social responsibility memiliki beberapa fokus item pengungkapan
yang sesuai dan tercantum didalam GRI (Global Reporting Intiative). Adapun indikator
pengungkapan corporate social responsibility berdasarakan GRI ialah sebagai berikut:
1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator), terdiri dari 9 item.
2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator), terdiri dari 30
item.
3. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator), terdiri dari 40 item.
Rumus yang digunakan untuk menghitung corporate social responsibility ialah
dengan menggunakan corporate social responsibility index (CSRI) seperti berikut ini
(Sayekti dan Wondabio dalam Handriyani, 2013 : 7):
∑
Dimana:
CSRIj = CSR Disclosure Index Perusahaan
nj = Jumlah Item Untuk Perusahaan j
Xij = Item i diungkapkan
Variabel Moderating
Likuiditas
Alat ukur radio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan quick ratio. Berikut rumusnya:
Alat ukur ini di anggap lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas
perusahaan. Aktiva lancar terdiri dari kas, surat-surat berharga dan piutang yang
dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek. Sementara hutang lancar
terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji / upah, dan hutang
jangka pendek lainnya.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan
kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sangadji, 2010 : 185). Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI, dengan alasan bahwa
perusahaan-perusahaan pertambangan biasanya lebih banyak memberikan pengaruh
atau dampak terhadap lingkungan disekitar perusahaan sebagai akibat dari aktivitas
perusahaan. Penelitian ini menggunakan periode penelitian 2011-2014. Populasi yang
didapat oleh peneliti ialah berjumlah 41 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 11
purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative sesuai
dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan ialah
sebagai berikut:
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode penelitian yaitu pada
tahun 2011-2014.
2. Perusahaan pertambangan tersebut melakukan Corporate Social Responsibility pada
periode penelitian secara berturut – turut.
3. Menyediakan laporan tahunan dan menerbitkan laporan keuangan lengkap pada
periode penelitian secara berturut-turut,
Berdasarkan ke 3 kriteria diatas maka sampel yang sudah didapat oleh peneliti
pada tahun periode penelitian ialah berjumlah 26 perusahaan.
Metode Analisis
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data penelitian untuk
menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Analisis deskriptif ini
dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif. Hasil analisis apakah hipotesis
penelitian dapat digeneralisasi atau tidak (Siregar, 2013 : 126)
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang ada terdistribusi secara
normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafik
histogram dan normal plot. Pada analisis histogram bila grafik normal plot menunjukan
data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi linear berganda memenuhi asumsi normal. Data dapat
dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi untuk variabel yang dianalisis memiliki
nilai signifikansi (P-value) lebih besar dari 0.05 (5%). Untuk mendeteksi normalitas
data dapat dilakukan pula salah satu analisis statistik yaitu Kolmogorov-Smirnov test
(K-S) (Ghozali, 2013:160-164). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis.
Ho = Data residual berdistribusi normal
Ha = Data residual tidak berdistribusi normal
Uji Multikolinieritas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri
atas dua atau lebih variabel bebas, dimana akan di ukur tingkat asosiasi (keeratan)
hubungan / pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi
(r). Uji ini dapat dilakukan dengan mengamati nilai variance inflation factor (VIF).
Apabila nilai tolerance kurang dari 10% dan nilai VIF di atas 10, maka diperkirakan
terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2013: 106). Dasar pengambilan keputusannya ialah:
- Apabila VIF > 10 maka persamaan regresi terdapat multikolinieritas
- Apabila VIF < 10 maka persamaan regresi tidak terdapat multikolinieritas
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 12
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi kesamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat
grafik Scatterplot dan juga dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikannya pada
nilai uji Glejser serta Tabel Spearman’s Rho. Apabila nilai signifikannya diatas 0,05,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Menurut Santoso (2015), uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t. Secara praktis, dapat dikatakan bahwa nilai residu tidak berkorelasi satu
dengan yang lain. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Tentu saja model regresi yang baik adalah model yang terbebas dari masalah
autokorelasi. Uji autokorelasi dapat diketahui melalui Uji Durbin Watson yaitu untuk
mendeteksi adanya autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam
model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen.
Panduan mengenai angka DW (Durbin-Watson) untuk mendeteksi autokorelasi
dapat dilihat pada tabel DW, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun
demikian, secara umum dapat diambil patokan:
1. Angka DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi negatif
2. Angka DW diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi
3. Angka DW diatas +2 berarti ada autokorelasi positif
Moderated Regression Analysis
Untuk melakukan pengujian terhadap variabel moderasi dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis Moderated Regression Analysis (MRA). Moderated
Regression Analysis (MRA) adalah metode yang menggunakan pendekatan analitik
yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol
pengaruh variabel moderasi (Ghozali, 2013: 229).
Untuk menggunakan MRA dengan satu variabel independen dan satu variabel
moderasi, maka harus dilakukan dua kali persamaan regresi dimana regresi pertama
dilakukan tanpa menambahkan variabel moderasi. Sedangkan regresi ke dua dilakukan
dengan menambahkan variabel moderasi tersebut. Kedua persamaan regresi tersebut
ialah sebagai berikut:
Yi = α + b1X1
Yi = α + b1X1 +b2X2 + b3X1*X2
Keterangan :
Yi = Nilai Perusahaan
α = Konstanta
b1...b2 = Koefisien Regresi Variabel Independen
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 13
X1 = Corporate Social Responsibility
X2 = Likuiditas
X1*X2 = Perkalian antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas
Dari dua persamaan diatas maka akan didapat hasil yang berbeda yang akan
memberikan jawaban apakah pada persamaan kedua dengan menambahkan variabel
moderasi dapat menambah pengaruh antara corporate social responsibility terhadap
nilai perusahaan.
Uji Hipotesis 1
Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t
(parsial) dan uji f (simultan). Ada dua jenis koefisiensi regresi yang dapat dilakukan
pengujian yaitu uji-t dan uji-f.
1. Uji T
Uji t (uji parsial) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau
pengaruh yang berarti (signifikan) antara variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen (Sunyoto, 2011 : 146). Hipotesis yang akan diuji ialah sebagai
berikut:
Ho : variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variable
dependen.
Ha : variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Jika thitung < ttabel, atau - thitung > - ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5
%.
2. Jika thitung > ttabel, atau - thitung < - ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α = 5
%.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk
mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih
X (bebas) terhadap variabel Y (terikat) (Siregar, 2013 : 252). Koefisien determinasi (R2)
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
Koefisien determinasi (R2) berkisar antar nol sampai dengan satu (0 ≤ R
2 ≤ 1). Nilai
R2
yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas.
Dengan demikian, bila R2
mendekati nol, maka pengaruh dari variabel bebas
corporate social responsibility dan likuiditas sebagai variabel moderasi terhadap nilai
perusahaan adalah kecil. Bila mendekati 1, maka pengaruh dari variabel bebas
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 14
corporate social responsibility dan likuiditas sebagai variabel moderasi terhadap nilai
perusahaan adalah besar.
Uji Hipotesis 2
Uji hipotesis 2 dilakukan bertujuan untuk menguji apakah variabel moderating
dalam penelitian ini dapat berpengaruh atau tidak berpengaruh. Uji ini menggunakan
metode Analisis Regresi Moderasi (Moderating Regression Analysis). Analisis Regresi
Moderasi digunakan untuk mengetahui apakah variabel moderating dalam penelitian ini
akan memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen dan dependen.
MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan
regresinya mengandung unsus interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen).
Variabel perkalian antara Corporate Social Responsibility (X1) dan Likuiditas
(X2) merupakan variabel moderating oleh karena menggambarkan pengaruh moderating
variabel likuiditas (X2) terhadap hubungan corporate social responsibility (X1) terhadap
nilai perusahaan (Y). Dalam penelitian ini akan digunakan uji MRA, hipotesis diterima
jika variabel moderasi mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
1. Uji T
Uji signifikan nilai t (uji parsial) digunakan untuk menguji apakah variabel
moderasi (interakti antara X1 dan X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji ialah sebagai berikut:
Ho : Variabel moderasi (Interaksi antara Likuiditas dan Corporate Social
Responsibility) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
Ha : Variabel moderasi (Interaksi antara Likuiditas dan Corporate Social
Responsibility) berpengaruh terhadap variabel dependen
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Jika thitung < ttabel, atau - thitung > - ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5
%.
2. Jika thitung > ttabel, atau - thitung < - ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α = 5
%.
2. Uji F
Uji f ( uji simultan ) digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara simultan ( bersama-sama ) mempengaruhi variabel dependen
(Sunyoto, 2011 : 147). Hipotesis yang akan di uji ialah sebagai berikut:
Ho : tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen.
Ha : semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel
independen.
Uji ini dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan
ketentuan :
1. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ha dan Ho ditolak untuk α = 5%.
2. Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho dan Ha ditolak untuk α = 5 %.
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 15
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk
mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih
X (bebas) terhadap variabel Y (terikat) (Siregar, 2013 : 252). Koefisien determinasi (R2)
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
Koefisien determinasi (R2) berkisar antar nol sampai dengan satu (0 ≤ R
2 ≤ 1). Nilai
R2
yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas.
Dengan demikian, bila R2
mendekati nol, maka pengaruh dari variabel bebas
corporate social responsibility dan likuiditas sebagai variabel moderasi terhadap nilai
perusahaan adalah kecil. Bila mendekati 1, maka pengaruh dari variabel bebas
corporate social responsibility dan likuiditas sebagai variabel moderasi terhadap nilai
perusahaan adalah besar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Unit Analisis
Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Pemilihan sampel menggunakan
teknik purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan yang tertulis di bab
sebelumnya. Prosedur pemilihan sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Prosedur Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan pertambangan yang terdapat di
BEI periode 2011-2014 41
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan
tahunan dan laporan keuangan lengkap pada
periode 2011-2014
(10)
Perusahaan yang tidak melakukan Corporate Social
Responsibility secara berturut-turut pada periode
2011-2014
(5)
JUMLAH SAMPEL 26
Pengujian Pencilan Outlier
Outlier adalah sekumpulan data yang dianggap memiliki sifat berbeda dengan
kebanyakan data lainnya. Pengujian pencilan dalam penelitian ini menggunakan
penghapusan batas atas pada variabel dependen dan independen sebesar 9,6% dari total
sampel. Penghapusan ini dikarenakan variabel-variabel tersebut memiliki nilai yang
jauh lebih tinggi dari pada sampel lainnya sehingga akan membuat data menjadi tidak
normal.
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 16
Deteksi terhadap unvariate outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai
batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara menkoversikan
nilai data kedalam skor standardized atau yang biasa disebut Z-score. Menurut Hair
dalam (Ghozali, 2013: 41) untuk kasus sampel kecil (kurang dari 80), maka standar skor
dengan nilai ≥ 2,5 dinyatakan outlier. Untuk sampel besar standar skor dinyatakan
outlier jika nilai nya pada kisaran 3 sampai 4.
Dalam penelitian ini sampel yang dikeluarkan adalah 9,6% dari 104 sampel
yaitu 10 sampel. Dengan demikian maka sampel yang digunakan pada penelitian ini
ialah berjumlah 94.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Statistik Deskriptif
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi
NP 94 ,620621 6,925983 1,76596974 1,284889042
CSR 94 ,050633 ,417722 ,21694050 ,105132441
LIKUID 94 ,199856 8,003743 1,75143820 1,535672145
Valid N 94 0 0 0 0
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS Versi 21.0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumlah sampel adalah sebanyak 94.
Selain itu dapat diketahui bahwa rata-rata NP sebagai proksi dari nilai perusahaan (Y)
ialah sebesar 1,76596974 dengan nilai minimum sebesar 0,620621 dan nilai maksimum
sebesar 6,925983, sedangkan nilai standar deviasi adalah sebesar 1,284889042. CSR
(corporate social responsibility) merupakan variabel Independen (X1) memiliki rata-rata
0,21694050 dengan nilai minimum sebesar 0,050633 dan nilai maksimum sebesar
0,417722 serta nilai standar deviasi sebesar 0,105132441. Sedangkan likuiditas sebagai
variabel moderasi (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar 1,75143820 dengan nilai
minimum sebesar 0,199856 dan nilai maksimum sebesar 8,003743 serta nilai standar
deviasi sebesar 1,535672145.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Berikut ini hasil uji normalitas yang tertuang dalam tabel, data histogram, dan
data P-P Plot yang sudah ditransformasikan ke dalam model semi-log:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Model 1 dan 2 (semi-log)
Model I Model II
N 94 94
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 17
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000 ,0000000
Std.
Deviation
,56544024 ,54144096
Most Extreme
Differences
Absolute ,112 ,117
Positive ,112 ,117
Negative -,051 -,052
Kolmogorov-Smirnov Z 1,086 1,130
Asymp. Sig. (2-tailed) ,189 ,156
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas Pada Model 1 (semi-log)
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Gambar 4.2
Histogram Uji Normalitas Pada Model 2 (semi-log)
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 18
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Pada tabel 4.13 kedua model regresi sudah terdistribusi secara normal. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 serta dapat dilihat dari
gambar 4.5 dan gambar 4.6 dimana garis pada histogram sudah membentuk lonceng.
Uji Multikolinieritas
Berikut ini hasil uji multikolinieritas yang tertuang dalam tabel yang sudah
ditransformasikan ke dalam model semi-log:
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas Model 1 (semi-log)
Model I Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
CSR 1,000 1,000
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas Model 2 (semi-log)
Model II Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
CSR ,441 2,268
LIKUID ,273 3,665
X1X2 ,290 3,449
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari hasil output pada tabel 4.14 dan 4.15 dapat dilihat bahwa variabel
independen dalam kedua model memiliki nilai VIF dibawah 10. Oleh karena itu maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam kedua model
regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Berikut ini hasil uji multikolinieritas yang tertuang dalam tabel yang sudah
ditransformasikan ke dalam model semi-log:
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Model 1
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 19
Unstandardized
Residual
CSR
Correlation
Coefficient
,036
Sig. (2-tailed) ,727
N 94
Unstandardiz
ed Resdiual
Correlation
Coefficient
1,000
Sig. (2-tailed) .
N 94 Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas Model 2
Unstandardized
Residual
CSR
Correlation
Coefficient
,058
Sig. (2-tailed) ,576
N 94
LIKUID
Correlation
Coefficient
,027
Sig. (2-tailed) ,794
N 94
LIKUIDCSR
Correlation
Coefficient
,015
Sig. (2-tailed) ,883
N 94
Unstandardiz
ed Resdiual
Correlation
Coefficient
1,000
Sig. (2-tailed) .
N 94 Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel 4.16 dan 4.17 diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) variabel bebas
terhadap unstandardized residual statistik lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ditemukan heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi Model 1 dan 2 Dengan Durbin-Watson Test (semi-log)
Model Durbin-Watson
I ,829
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 20
II ,873
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa nilai DW (Durbin-Watson) pada kedua model
masing-masing ialah sebesar 0,899 dan 0,873. Nilai tersebut terletak diantara -2 sampai +2
maka hal ini berarti model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi.
Moderated Regression Analysis
Analisis regresi moderasi digunakan untuk menjelaskan hubungan antara satu
variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen serta variabel moderasi.
Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang telah ditentukan maka didapat hasil
pengolahan data dengan program SPSS sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Moderated Regression Analysis
Coeffisientsa
a. Dependent Variable : LnNP
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Berdasarkan tabel 4.19 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0,309 - 0,572X1 + 0,118X2 – 0,039M
Dimana:
Y = Nilai Perusahaan
X1 = Corporate Social Responsibility
X2 = Likuiditas
M = Interaksi Antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas
Pernyataan diatas mempunyai makna sebagai berikut:
1. Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat diambil kesimpulan yaitu
apabila semua variabel dependen sama dengan nol, maka nilai perubahan akan
mengalami perubahan sebesar 0,309.
2. X1 mewakili koefisien CSR sebesar -0,572 bahwa setiap penambahan pengungkapan
CSR 1, maka akan mengurangi nilai perusahaan sebesar 0,572.
MODEL
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,309 ,189
CSR -,572 ,817 -,104
LIKUID ,118 ,071 ,313
LIKUIDCSR -,039 ,475 -,015
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 21
3. X2 mewakili koefisien Likuiditas sebesar 0,118 bahwa setiap penambahan likuiditas
1, maka akan menambah nilai perusahaan sebesar 0,118.
4. M mewakili koefisien moderasi (interaksi antara corporate social responsibility dan
likuiditas) sebesar -0,039 bahwa setiap penambahan interaksi CSR dan likuiditas 1,
maka akan mengurangi nilai perusahaan sebesar 0,039.
Uji Hipotesis 1
1. Uji T
Untuk mengetahui bahwa variabel independen yaitu Corporate Social
Responsibility dan Likuiditas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan dengan tingkat signifikansi 5%
dengan derajat kebebasan df (n-k-1), dimana (n) merupakan jumlah observasi/sampel
sedangkan (k) adalah jumlah variabel penelitian. Berikut hasil uji hopotesis secara
parsial.
Tabel 4.10
Hasil Uji Hopotesis 1 Secara Parsial (semi-log)
Coeffisientsa
MODEL
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
(Constant) ,641 ,135 4,749 ,000
CSR -1,207 ,561 -,219 -2,153 ,034
a. Dependent Variable : LnNP
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel diatas diketahui bahwa variabel CSR memiliki nilai thitung sebesar -
2,153 dengan nilai ttabel sebesar 1,9835 sehingga thitung < ttabel dengan probabilitas
signifikansi untuk variabel CSR sebesar 0,034 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05.
Maka Ho ditolak dan Ha tidak dapat ditolak, yang berarti bahwa secara parsial
Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan namun secara negatif terhadap
Nilai Perusahaan.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengetahui seberapa besar peran
variabel independen secara bersama-sama menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap
variabel dependen. Berikut hasil pengujiannya:
Tabel 4.11
Hasil Uji Hopotesis 1 Koefisien Determinasi (semi-log)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 22
1 ,219a ,048 ,038 ,56850
a. Predictors: (Constant), CSR
b. Dependent Variable : LnNP
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0,38 atau
sebesar 3,8%. Hal ini berarti menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel
independen yaitu Corporate Social Responsibility terhadap variabel dependen yaitu
Nilai Perusahaan (LnNP) sebesar 3,8%. Variabel independen yang digunakan hanya
mampu menjelaskan sebesar 3,8% variansi variabel dependen. Sedangkan sisanya
96,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.
Uji Hipotesis 2
Uji hipotesis 2 dilakukan bertujuan untuk menguji apakah variabel moderating
dalam penelitian ini dapat berpengaruh atau tidak berpengaruh. Uji ini menggunakan
metode Analisis Regresi Moderasi (Moderating Regression Analysis). Analisis Regresi
Moderasi digunakan untuk mengetahui apakah variabel moderating dalam penelitian ini
akan memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen dan dependen.
MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan
regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen).
Variabel perkalian antara Corporate Social Responsibility (X1) dan Likuiditas
(X2) merupakan variabel moderating oleh karena menggambarkan pengaruh moderating
variabel likuiditas (X2) dengan hubungan corporate social responsibility (X1) terhadap
nilai perusahaan (Y). Dalam penelitian ini akan digunakan uji MRA, hipotesis diterima
jika variabel moderasi mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
1. Uji T
Uji t digunakan untuk menguji apakah Likuiditas memoderasi hubungan antara
Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Hipotesis untuk uji t adalah
sebagai berikut:
Ho : Variabel moderasi (Interaksi antara Likuiditas dan Corporate Social
Responsibility) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
Ha : Variabel moderasi (Interaksi antara Likuiditas dan Corporate Social
Responsibility) berpengaruh terhadap variabel dependen
Tabel 4.12
Hasil Uji Hopotesis 2 Secara Parsial (semi-log)
Coeffisientsa
MODEL
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 23
(Constant) ,309 ,189 1,634 ,106
CSR -,572 ,817 -,104 -,699 ,486
LIKUID ,118 ,071 ,313 1,662 ,100
LIKUIDCSR -,039 ,475 -,015 -,081 ,935
a. Dependent Variable : LnNP
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel diatas diketahui bahwa Likuiditas (LIKUID) memiliki nilai thitung
sebesar 1,662 dan nilai ttabel sebesar 1,9839 sehingga nilai thitung < ttabel dengan
probabilitas signifikansi untuk variabel Likuiditas sebesar 0,100, dimana lebih besar
dari nilai taraf signifikan 0,05. Maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak, yang berarti
bahwa Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Variabel moderasi (interaksi antara likuiditas dan CSR) memiliki nilai thitung
sebesar -0,081 dengan nilai ttabel sebesar 1,9839 sehingga thitung < ttabel dengan
probabilitas signifikansi untuk variabel moderasi sebesar 0,935 lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05. Maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak, yang berarti bahwa
secara parsial variabel moderasi (interaksi antara likuiditas dan CSR) tidak berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan.
2. Uji F
Tabel 4.13
Hasil Uji Hopotesis 2 Secara Simultan (semi-log)
ANOVAa
MODEL
Sum Of
Squares Df
Mean
Squares F Sig.
1 Regression 3,968 3 1,323 4,366 ,006b
Residual 27,264 90 ,303
Total 31,232 93
a. Dependent Variable : LnNP
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari Uji ANOVA ( Analysis Of Varians) atau uji F, menunjukan bahwa nilai
Fhitung sebesar 4,366 dengan nilai Ftabel sebesar 2,70 pada tingkat kesalahan α = 5%.
Dengan nilai df = (k-1) : (n-k), jumlah sampel sebesar 104 dengan jumlah variabel yaitu
4, maka df = (4-1= 3 : 104-4= 100), sehingga Ftabel sebesar 2,70 pada tingkat
kepercayaan 95%. Maka didapat Fhitung > Ftabel dimana 4,366 > 2,70 dengan signifikansi
yaitu sebesar 0,006. Yang berarti bahwa variabel independen yaitu Corporate Social
Responsibility (CSR) dan Likuiditas serta variabel moderasi (Interaksi antara likuiditas
dan corporate social responsibility) mempunyai pengaruh secara bersama-sama
(simultan) terhadap Nilai Perusahaan (LnNP).
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 24
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengetahui seberapa besar peran
variabel independen dan moderasi secara bersama-sama menjelaskan perubahan yang
terjadi terhadap variabel dependen. Berikut hasil pengujiannya:
Tabel 4.14
Hasil Uji Hopotesis 2 Koefisien Determinasi (semi-log)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,356a ,127 ,098 ,55039
b. Predictors: (Constant), CSR, LIKUID
c. Dependent Variable : LnNP
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0,098 atau
sebesar 9,8%. Hal ini berarti menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel
independen yaitu Corporate Social Responsibility dan Likuiditas serta variabel
moderasi (Interaksi antara likuiditas dan corporate social responsibility) terhadap
variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (LnNP) sebesar 9,8%. Variansi variabel
independen dan moderasi yang digunakan hanya mampu menjelaskan sebesar 9,8%
variansi variabel dependen. Sedangkan sisanya 90,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini menunjukan bahwa di
hipotesis ke dua terbukti bahwa dengan adanya variabel moderating likuiditas dapat
menambah persentase pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan yaitu sebesar 6%.
Pembahasan
Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil dari pengujian hipotesis satu (tanpa moderasi) dengan menggunakan uji
regresi menunjukkan bahwa corporate social responsibility berpengaruh signifikan
namun secara negatif terhadap nilai perusahaan. Pada hipotesis satu nilai thitung sebesar -
2,153 dengan nilai ttabel sebesar 1,9835 sehingga thitung > ttabel dengan probabilitas
signifikansi untuk variabel CSR sebesar 0,034 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05.
Maka Ho ditolak dan Ha tidak dapat ditolak, yang berarti bahwa secara parsial
Corporate Social Responsibility berpengaruh namun secara negatif terhadap Nilai
Perusahaan.
Dari hasil pengujian hipotesis satu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara
parsial Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Maka
Ho ditolak dan Ha tidak dapat ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Wirokusumo (2011) yang menyimpulkan bahwa corporate social responsibility
berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun secara negatif. Dan tidak sesuai dengan
hasil penelitian Suryanti (2014) yang menyimpulkan bahwa corporate social
responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 25
Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil dari pengujian hipotesis dua dengan menggunakan uji regresi
menunjukkan bahwa Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada
hipotesis dua nilai thitung sebesar 1,662 dan nilai ttabel sebesar 1,9839 sehingga nilai thitung
< ttabel dengan probabilitas signifikansi untuk variabel Likuiditas sebesar 0,100, dimana
lebih besar dari nilai taraf signifikan 0,05. Maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak,
yang berarti bahwa Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Dari pengujian hipotesis 2 diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka Ho tidak dapat ditolak
dan Ha ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yunita (2015) yang
menyimpulkan bahwa variabel likuiditas tidak dapat memberikan pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Kemudian penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
Nugroho (2012) yang menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Interaksi Antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Dapat
Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil dari pengujian hipotesis dua (dengan variabel moderasi) dengan
menggunakan uji regresi menunjukkan bahwa variabel moderasi (interaksi antara CSR
dan likuiditas) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada hipotesis dua yang
dilakukan dengan menambahkan variabel maoderasi memiliki nilai thitung sebesar -0,081
dengan nilai ttabel sebesar 1,9839 sehingga thitung < ttabel dengan probabilitas signifikansi
untuk variabel moderasi sebesar 0,935 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Maka Ho
tidak dapat ditolak dan Ha ditolak, yang berarti bahwa secara parsial variabel moderasi
(interaksi antara likuiditas dan CSR) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa likuditas tidak mampu
mempengaruhi hubungan antara corporate social responsibility terhadap nilai
perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Almiyanti (2014)
yang menyimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan
CSR dan hasil ini juga membuktikan bahwa interaksi antara likuditas dan CSR tidak
mampu mempengaruhi nilai perusahaan.
Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Serta Interaksi antara
Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan
Dari hasil pengujian hipotesis dua untuk melihat pengaruh simultan antara CSR,
Likuiditas serta variabel moderasi (interaksi antara corporate social responsibility dan
likuiditas), maka didapatlah nilai Fhitung sebesar 4,366 dengan nilai Ftabel sebesar 2,70
pada tingkat kesalahan α = 5%. Dengan nilai df = (k-1) : (n-k), jumlah sampel sebesar
104 dengan jumlah variabel yaitu 4, maka df = (4-1= 3 : 104-4= 100), sehingga Ftabel
sebesar 2,70 pada tingkat kepercayaan 95%. Maka didapat Fhitung > Ftabel dimana 4,366 >
2,70 dengan signifikansi yaitu sebesar 0,006. berarti bahwa variabel independen yaitu
Corporate Social Responsibility (CSR) dan Likuiditas serta variabel moderasi (Interaksi
antara likuiditas dan corporate social responsibility) mempunyai pengaruh secara
bersama-sama (simultan) terhadap Nilai Perusahaan (LnNP).
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 26
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate Social
Responsibility (CSR) dan Likuiditas serta variabel moderasi (interaksi antara CSR dan
likuiditas) secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2014.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusaahaan.
3. Interaksi antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas tidak
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
4. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Likuiditas serta variabel moderasi
(Interaksi antara likuiditas dan corporate social responsibility) mempunyai
pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap Nilai Perusahaan.
Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya populasi penelitian tidak hanya terfokus
pada perusahaan pertambangan. Meskipun perusahaan pertambangan lebih dekat
berhubungan dengan sumber daya, khususnya sumber daya alam. Namun,
ternyata hal tersebut tidak bisa menjamin bahwasanya perusahaan pertambangan
melakukan pengungkapan CSR secara luas. Terbuksi dari hasil penelitian ini
bahwa pengungkapan CSR di perusahaan pertambangan masih terhitung relatif
rendah. Oleh sebab itu, sebaiknya peneliti selanjutnya menambahkan populasi
dari sektor perusahaan lain seperti manufaktur, dan telekomunikasi untuk
penelitian selanjutnya.
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya unit pengamatan penelitian adalah laporan
keberlanjutan (Sustainability Report) karena lebih baik dalam mengungkapkan
Corporate Social Responsibility (CSR).
3. Bagi peneliti selanjutnya juga dapat menambahkan variabel lain selain variabel
yang digunakan agar dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Nilai Perusahaan, sehingga dapat membantu investor dalam pengambilan
keputusan.
REFERENSI
Agustine, I. (2014). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Universitas Kristen Petra Volume 2 , 1.
Almiyanti, V. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,
Likuiditas Dan Basis Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial ( Corporate Social Responsibility ) Pada Perusahaan Telekomunikasi
Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009 - 2012. Tanjungpinang: Skripsi
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Anggraini, D. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Textile, Garment Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2009 - 2012. Tanjungpinang: Skripsi Universitas Maritim Raja Ali
Haji.
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 27
Arif. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Return On Equity, Likuiditas, Dan Growth
Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Jasa Yang
Terdaftar DI BEI. Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri Yogyajarta.
Dr. Etta Mamang Sangadji, M. d. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: C. V
Andi Offset.
Drs. Danang Sunyoto, S. S. (2011). Metode Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: CAPS.
Drs. Martono, S. d. (2008). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Edi Suharto, P. (2010). CSR & COMDEV. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Ekowati, L. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Growth, dan Media Exposure
Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Skripsi
Universitas Trunojoyo Madura , 1.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivarieti dengan Program IBM SPSS 21 Update
Regresi. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handriyani, A. N. (2013). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Profitabiitas Sebagai Variabel Moderating. Jurnal
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia ( STIESIA ) Surabaya Volume 2 , 5.
Hj. Iranita, S. M. (2015). Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Ekonomi. Universitas
Maritim Raja Ali Haji , 17.
Houston, B. &. (2006). Fundamentals Of Financial Management. Dasar - Dasar
Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Indikator Corporate Social Responsibility Berdasaran Global Reporting Intiative.
Retreived Mei, 09, 2016 from https://www.globalreporting.org
Ir. Syofian Siregar, M. M. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
James C, V. H. (2005). Fundamentals Of Financial Management. Prinsip - prinsip
Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Nugroho, WA. (2012). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap
Nilai Perusahaan. Surakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah.
Purnamasari, D. (2012). Pengaruh Corporate Social Responsibility ( CSR ) Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2009 - 2010 . Tanjungpinang: Skripsi Universitas Maritim Raja Ali
Haji.
Rajaheng, R. G. (2010). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (
Social Disclosure ) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Skripsi Fakultas
Ekonomi Undip.
Santoso, Singgih. (2015). Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI.
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 28
Suryanti, D. E. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Tanjungpinang: Skripsi
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Wirokusumo, D. Y. (2011). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabiltas Sebagai Variabel
Moderasi. Yogyakarta: Skripsi Universitas Atma Jaya.
Yunita, Ria. (2015). Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Kebijakan
Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Kediri : Skripsi Universitas Nusantara
PGRI.
http://duniainvestasi.com/
http://finance.yahoo.com/
http://idx.co.id/
www.bi.go.id/
www.ortax.org