PENGARUH CASH RATIO DEBT TO EQUITY RATIO...
-
Upload
phungkhanh -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of PENGARUH CASH RATIO DEBT TO EQUITY RATIO...
i
PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN
RETURN ON ASSET TERHADAP DIVIDEN PER SHARE
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2010 – 2011
Oleh:
WULAN PONDAAG
NIM : 232009041
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan – persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas segala anugerah dan rahmat yang berasal dari
Tuhan Yang Maha Esa, karena Nya penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan kertas kerja ini.
Kertas kerja dengan judul “Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return
On Asset terhadap Dividen Per Share pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010 dan 2011” dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan dalam
mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Penulis menyadari kertas kerja ini masih banyak kekurangan dalam penyusunan.
Akhir kata, penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan kertas
kerja ini. Semoga kertas kerja ini dapat bermanfaat bagi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana dan seluruh pihak yang membutuhkan.
Salatiga, 8 Januari 2014
Wulan Pondaag
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yesus
Kristus, yang oleh karena kasih dan hikmatnya, penulis dapat menyelesaikan kertas kerja
yang berjudul “Pengaruh Cash Ratio, DER, dan ROA terhadap Dividen Per Share pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011”.
Kertas kerja ini di ajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar
sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis program studi Akuntansi, Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa
hormat kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini,
khususnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan tuntunannya sampai saat ini.
2. Bpk. Hari Sunarto, SE., MBA., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana, terima kasih atas dedikasi yang telah diberikan
terhadap Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
3. Bpk. Usil Sis Sucahyo, SE., MBA, selaku Kaprogdi Akuntansi Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, terima kasih atas dedikasi yang telah
diberikan terhadap program studi akuntansi.
4. Maria Rio Rita, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberi banyak
inspirasi, ide, saran, dan kritik selama penyusunan kertas kerja ini.
vi
5. Elisabeth P. Kurniawati, SE., M.Ak. selaku Wali Studi yang telah membantu penulis
selama proses perkuliahan hingga selesainya kertas kerja ini.
6. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana yang telah membagikan pengetahuan dan pengalaman melalui kegiatan
belajar mengajar.
7. Seluruh Staff Administrasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana yang telah banyak membantu dan mempermudah penulis dalam
menyelesaikan studi.
8. Kedua orang tua dan adik yang telah memberikan cinta, semangat dan kasih sayang
kepada penulis, serta mendukung selama perkuliahan, maupun saat penulisan kertas
kerja ini.
9. Sahabat-sahabat dan orang yang terkasih : Yulian Maal, Christy Tonoro, Shenna
Marsella, Astri Hardiyanti, Priscilia, Saras, Siti, Monica, Stefanie, Adit dan semua
teman-teman yang tidak bisa saya ucapkan satu per satu. Terima kasih atas doa dan
dukungannya.
10. Keluarga besar dan teman-teman kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, terima
kasih telah memberikan sebuah kebersamaan dan kerjasama yang baik selama saya
menjadi mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.
Salatiga, 8 Januari 2014
Wulan Pondaag
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ii
Halaman Persetujuan iii
Kata Pengantar iv
Halaman Persembahan v
Daftar Isi vii
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
Daftar Rumus xii
Abstract xiii
Saripati xiv
Pendahuluan 1
Kerangka Teoritis 7
Metode Penelitian 16
Populasi, Sampel dan Data 16
Teknik Analisis 19
Analisis dan Bahasan 22
viii
Uji Asumsi Klasik 22
Analisis Regresi Simultan 25
Analisis Regresi Parsial 26
Simpulan dan Implikasi 31
Implikasi Penelitian 31
Keterbatasan Penelitian 32
Saran 33
Daftar Pustaka 34
Curriculum Vitae 37
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Proses Pemilihan Sampel ......................................................................................16
Tabel 2. Uji Normalitas .......................................................................................................22
Tabel 3. Uji Multikolinearitas .............................................................................................23
Tabel 4. Uji Heterokedastisitas ..........................................................................................24
Tabel 5. Uji Autokorelasi ...................................................................................................25
Tabel 6. Uji Simultan ..........................................................................................................26
Tabel 7. Uji Parsial .............................................................................................................27
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Penelitian ...............................................................................................15
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel Nama Perusahaan dan Rasio Keuangan 39
Lampiran 2 Uji Normalitas 41
Lampiran 3 Uji Multikolinearitas 41
Lampiran 4 Uji Heterokedastisitas 42
Lampiran 5 Uji Autokorelasi 43
Lampiran 6 Uji Simultan 43
Lampiran 7 Uji Parsial 44
xii
DAFTAR RUMUS
Rumus 1 Dividen Per Share 17
Rumus 2 Cash Ratio 18
Rumus 3 Debt to Equity Ratio 18
Rumus 4 Return On Asset 18
xiii
Abstract
This research is an empirical study to examine the effect of cash ratio, debt to equity ratio,
and return on assets to dividend per share on the company listed on Indonesia Stock
Exchange in period of 2010-2011. Sampling technique used was purposive sampling in order
to obtain a total sample of 29 companies.
The analysis technique used in this research is a multiple linear regression and hypothesis
testing using t - statistics to test the partial regression coefficients and F - statistics to test the
effect simultaneously with a level of significance of 5% . It also performed classical
assumption which include normality test, multicollinearity , heteroscedasticity test and
autocorrelation test .
The results of the analysis showed that cash ratio does not have a positive and significant
effect , debt to equity ratio has a negative and significant effect, and ROA has a positive and
significant effect to dividend per share. While simultaneously cash ratio, DER, and ROA
significantly affect the dividend per share.
Keywords : Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, and Dividen Per Share
xiv
Saripati
Penelitian ini merupakan studi empiris untuk menguji pengaruh cash ratio, debt to equity
ratio, dan return on asset terhadap dividen per share pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2011. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive
sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 29 perusahaan.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dan uji
hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik
untuk menguji pengaruh secara bersama-sama dengan level of significance 5%. Selain itu
juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Hasil analisis menunjukan bahwa cash ratio tidak berpengaruh positif dan signifikan, DER
berpengaruh negatif dan signifikan, dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dividen per share. Sedangkan secara bersama-sama cash ratio, DER, dan ROA berpengaruh
secara signifikan terhadap dividen per share.
Kata Kunci : Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Dividen Per Share
1
Pendahuluan
Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja
perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) 1999 mewajibkan bagi setiap perusahaan (terutama perusahaan publik)
wajib menyajikan laporan keuangan, baik laporan keuangan interim/ quarter (unaudit)
maupun laporan keuangan tahunan/ annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah
di audit) antara lain dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang
memuat laporan neraca dan laporan laba rugi, serta catatan yang berhubungan dengan laporan
keuangan tersebut. Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja
perusahaan dalam kemampuannya untuk menghasilkan profitabilitas dan besarnya
pendapatan dividen perlembar saham (Priono, 2006).
Bagi perusahaan pembagian dividen sangat penting karena dengan membagikan
dividen dapat membantu jalannya operasi perusahaan. Kebijakan pembayaran dividen
mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Pada
dasarnya pemegang saham menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena akan
meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga mengurangi
ketidakpastian pemegang saham menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Dividen adalah
pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi
distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis (Horne,
1997).
Kebijakan dividen menentukan penempatan laba, yaitu antara membayar kepada
pemegang saham dan menginvestasikan kembali dalam perusahaan. Laba ditahan (retained
earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai
2
pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang
saham (Horne, 1997).
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividen per share yaitu besar dividen
yang diberikan kepada para investor. Besar kecilnya dividen per share yang dibagikan akan
mempengaruhi keputusan investasi para investor dan disisi lain berpengaruh pada kondisi
keuangan perusahaan (Khalijah, 2011:14).
Penelitian ini menggunakan variabel-variabel rasio keuangan dalam memprediksi
dividen per share. Rasio keuangan digunakan sebagai variabel penelitian karena rasio
keuangan merupakan salah satu alat analisis yang diperlukan untuk mengukur kondisi dan
efisiensi operasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu laba bersih. Rasio
keuangan merupakan hasil perbandingan pos-pos dalam laporan keuangan pada suatu periode
tertentu. Rasio-rasio keuangan yang digunakan antara lain adalah rasio likuiditas yang diukur
oleh cash ratio, rasio leverage yang diukur oleh debt to equity ratio¸dan rasio profitabilitas
yang diukur oleh return on asset.
Cash ratio dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang
akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan cash outflow, maka
semakin kuatnya posisi kas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar
dividen (Riyanto, 2001). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan
perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan. Perusahaan yang
mempunyai kesempatan bertumbuh lebih besar umumnya mempunyai DER yang lebih
rendah dalam kebijakan struktur modalnya (Smith dan Watts, 1992). Peningkatan hutang
pada gilirannya akan mempengaruhi peningkatan laba bersih yang tersedia bagi para
pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang
3
lebih diutamakan daripada pembagian dividen. Return on asset (ROA) menunjukkan
kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba
perusahaan. Semakin tinggi Return on asset (ROA) maka kemungkinan pembagian dividen
juga semakin banyak (Sartono, 2010).
Priono (2006) dalam penelitiannya mengemukakan analisis pengaruh rasio-rasio
keuangan, pertumbuhan aset, dan ukuran perusahaan terhadap dividen per share di BEJ.
Dimana ROI, DTA, EPS, pertumbuhan aset berpengaruh signifikan terhadap DPS sedangkan
cash ratio, current ratio, dan size tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPS.
Sadalia dan Khalijah (2011) mengemukakan analisis faktor yang mempengaruhi
dividen per share pada industri barang dan konsumsi di BEI. Hasil analisis ini menunjukan
bahwa current ratio dan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap dividen per
share sedangkan return on assets dan firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen
per share.
Suharli (2006) dalam penelitiannya menguji pengaruh profitabilitas, leverage, dan
harga saham terhadap jumlah dividen tunai pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil
penelitiannya ROE dan harga saham berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio,
sedangkan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.
Kadir (2010) mengemukakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen pada perusahaan credit agencies go public di BEI. Hasil penelitiannya menunjukan
bahwa ROI, current ratio, DER, dan TATO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
dividen payout ratio.
Wicaksana (2012) mengemukakan pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, dan
return on assets terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di BEI. Hasil
penelitiannya menunjukan bahwa cash ratio dan ROA berpengaruh positif dan signifikan
4
terhadap kebijakan dividen. DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan
dividen.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukan beberapa research gap untuk
variabel yang mempunyai pengaruh terhadap DPS mengenai ketidak konsistenan hasil
penelitian tentang cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap dividen per
share yaitu: (1) ROA dinyatakan berpengaruh signifikan positif oleh Priono (2006) dan Kadir
(2010) tetapi dinyatakan tidak signifikan terhadap DPS oleh Sadalia dan Khalijah (2011); (2)
cash ratio tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap DPS oleh Priono (2006) tetapi
berpengaruh signifikan positif terhadap DPR oleh Wicaksana (2012); (3) debt to equity ratio
dinyatakan berpengaruh signifikan positif oleh Sadalia dan Khalijah (2011) dan Kadir (2010)
tetapi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap DPR oleh Suharli (2006).
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu maka perbedaan penelitian ini dari
beberapa penelitian terdahulu adalah sebagai berikut: (1) Priono (2006), perbedaannya adalah
variabel independen dimana pada penelitian Priono (2006) menggunakan rasio keuangan
ROI, DTA, EPS, cash ratio, dan current ratio namun penelitian ini menggunakan cash ratio,
DER, dan ROA sebagai variabel independen; (2) Sadalia dan Khalijah (2011), perbedaannya
adalah variabel independen dimana pada penelitian Sadalia dan Khalijah (2011)
menggunakan current ratio, DER, ROA, dan firm size namun penelitian ini menggunakan
cash ratio, DER, dan ROA sebagai variabel independen; (3) Suharli (2006), perbedaanya
adalah variabel dependen dimana pada penelitian Suharli (2006) menggunakan DPR namun
penelitian ini menggunakan DPS. Selain itu terdapat perbedaan variabel independen dimana
pada penelitian Suharli (2004) menggunakan ROE, DER, dan harga saham namun penelitian
ini menggunakan ROA, DER, dan cash ratio; (4) Kadir (2010), perbedaannya adalah variabel
dependen dimana pada penelitian Kadir (2010) menggunakan DPR namun pada penelitian ini
menggunakan DPS. Selain itu terdapat perbedaan pada variabel independen yaitu pada
5
penelitian Kadir menggunakan ROI, current ratio, DER, dan TATO sedangkan pada
penelitian ini menggunakan cash ratio, DER, dan ROA; (5) Wicaksana (2012), perbedaannya
adalah variabel dependen dimana pada penelitian Wicaksana (2012) menggunakan DPR
sedangkan pada penelitian ini menggunakan DPS.
Perbedaan yang lain antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian diatas, sampel
yang digunakan berbeda karena waktu penelitiannya juga berbeda yaitu (1) Priono (2006)
waktu yang digunakan tahun 2002-2004; (2) Sadalia dan Khalijah (2011) waktu yang
digunakan tahun 2006-2009; (3) Suharli (2006) waktu yang digunakan tahun 2002-2003; (4)
Kadir (2010) waktu yang digunakan tahun 2003-2007; (5) Wicaksana (2012) 2005-2009.
Namun pada penelitian ini waktu yang digunakan tahun 2010 dan 2011.
Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu
1. Apakah cash ratio berpengaruh terhadap dividen per share?
2. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap dividen per share?
3. Apakah return on asset berpengaruh terhadap dividen per share?
4. Apakah cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset berpengaruh terhadap dividen
per share?
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis:
a. Untuk menambah pemahaman serta lebih mendukung teori-teori yang telah ada
berkaitan dengan masalah yang di teliti.
6
b. Bagi ilmu akuntansi dan keuangan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi untuk pengembangan ilmu akuntansi maupun keuangan mengenai dividen
per share.
c. Sebagai bahan perbandingan dan masukan bagi peneliti yang lain.
2. Manfaat Empiris:
a. Bagi investor dan calon investor, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan atas suatu investasi.
b. Bagi manajemen perusahaan, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan
pembayaran dividen (DPS).
7
Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan untuk menentukan besarnya laba
yang akan dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen. Dividen adalah pembagian laba
kepada pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Dividen
merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan.
Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba
perusahaan (Ang, 1997).
Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling
penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan dividen merupakan aliran kas
yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Setiap perusahaan selalu menginginkan
adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan
dividen kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu
bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin
sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan
(rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya.Kalau perusahaan ingin menahan
sebagian besar dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil
(Riyanto, 2001).
Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham terdiri atas beberapa bentuk.
Menurut Dyckman (2001: 441) adalah sebagai berikut:
1. Dividen Tunai
Dividen tunai merupakan bentuk umum dari distribusi kepada pemegang saham.Sebelum
dividen tunai dapat dibayarkan kepada pemegang saham biasa, setiap preferensi dividen
preferenharus dibayarkan kepada pemegang saham preferen.
8
2. Dividen Properti
Perusahaan terkadang membayar dividen dengan aktiva non kas, yang disebut aktiva
properti. Properti dapat berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perusahaan, real
estate, barang dagangan, atau setiap aktiva non kas lainnya yang ditetapkan dewan direksi.
3. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi merupakan distribusi yang merupakan pengembalian tambahan modal
disetor dan bukan laba ditahan. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para
pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa
yang merupakan pengembalian modal, sehingga para pemegang saham bisa mengurangi
rekening investasinya.
4. Dividen Saham
Dividen saham merupakan distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham
preferen perusahaan kepada pemegang saham. Dividen saham tidak mengubah aktiva,
kewajiban, atau total ekuitas pemegang saham perusahaan penerbit.
Ada beberapa pendapat mengenai teori kebijakan dividen yaitu:
1. Teori Dividen yang Tidak Relevan
Miller dan Modigliani (1961) menyimpulkan bahwa nilai perusahaan saat ini tidak
dipengaruhi oleh kebijakan dividen. Oleh karenanya pemegang saham dapat menerima kas
dari perusahaan saat ini dalam bentuk pembayaran dividen atau menerimanya dalam
bentuk capital gain.
2. Teori Dividen yang Relevan
Teori ini menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika presentase
laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai, karena investor
lebih suka menerima dividen daripada perolehan modal. Investor memandang keuntungan
dividen lebih pasti daripada keuntungan capital gain.
9
3. Tax Preference Theory
Teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan
capital gain maka para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda
pembayaran pajak.
4. Information Content or Signaling Hypothesis
Di dalam teori ini Miller dan Modigliani (1961) berpendapat bahwa suatu kenaikan
dividen yang di atas kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para
investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa
yang akan datang.
5. Clientele Effects
Disatu pihak, terdapat investor yang lebih menyukai memperoleh pendapatan saat ini
dalam bentuk dividen, dipihak lain terdapat investor yang lebih menyukai untuk
menginvestasikan kembali pendapatan mereka karena kelompok investor ini berada dalam
tarif pajak cukup tinggi.
Berdasarkan penjelasan dari teori kebijakan dividen tersebut, maka dalam penelitian
ini menggunakan teori dividen yang relevan. Ini dikarenakan pokok penelitian berfokus pada
pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham. Bagi pemegang saham atau investor,
cenderung mengharapkan dividen tunai dalam jumlah relatif besar karena ingin menikmati
hasil investasi saham perusahaan (Tarida, 2010).
Dividen Per Share
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), dividen merupakan sisa laba bersih
perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang
10
saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga
kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham
yang berhak mendapatkan dividen.
Sementara Ang (1997) menyatakan bahwa terdapat 7 (tujuh) rasio pasar (market
ratios) yang menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per
saham. Ke-tujuh rasio pasar tersebut meliputi: dividend yield, dividend per share, earnings
per share, dividend payout ratio, price earning ratio, book value per share, dan price to book
value.
Widoadmodjo (1996) juga menyatakan bahwa dividen adalah bagian laba yang
diberikan emiten kepada para pemegang saham, baik dalam bentuk dividen tunai (DPS) dan
dividen saham (stock dividend). Dividen tunai (DPS) merupakan dividen yang dibayar oleh
emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya (dividend per
share). Tujuan dari pemberian dividen dalam bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja
saham di bursa efek, yang juga merupakan return kepada para pemegang saham. Dividen ini
dipandang lebih menarik bagi pemegang saham dibanding dividen saham. Untuk membayar
dividen secara tunai diperlukan jumlah uang kas yang mencukupi untuk pembagian dividen
tersebut. Sedangkan dividen saham (stock dividend) merupakan dividen dibayar atau dibagi
dalam bentuk saham yang diperhitungkan untuk setiap lembarnya.
Dividen tunai merupakan dividen yang paling umum dibagikan oleh perusahaan,
dimana pembayarannya dilakukan setahun sekali. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
perusahaan agar dapat membayar dividen ini yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas yang
memadai, tindakan formal dari dewan komisaris (Baridwan, 1997: 434).
Dividen tunai menentukan penempatan laba, yaitu antara membayar kepada
pemegang saham dan menginvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Kebijakan ini
11
berkaitan dengan penentuan pembagian laba bersih antara pengguna pendapatan untuk
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dan digunakan perusahaan sebagai laba
ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen merupakan arus kas yang disisihkan
untuk pemegang saham (Wacana, 1996: 97).
Dividen per share (DPS) dapat didefinisikan sebagai bagian pendapatan setelah pajak
yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen per share (DPS) merupakan total semua
dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Taranika,
2009:1).
Pengaruh Cash Ratio terhadap Dividen Per Share
Menurut Wicaksana (2012) cash ratio perusahaan merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen
yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan cash outflow, maka
makin kuatnya posisi kas perusahaan berarti makin besar kemampuan perusahaan membayar
dividen. Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari likuiditas (liquidity ratio) yang
merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current
liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang
dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi cash ratio menunjukan
kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya
(Brigham, 1983). Banyaknya kas yang dimiliki perusahaan juga mencerminkan kemampuan
perusahaan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham.
Mollah et al., (2000) menunjukkan bahwa posisi cash ratio merupakan variabel
penting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan dividen. Pembayaran
dividen merupakan arus kas keluar, free cash flow yang tinggi akan memungkinkan
12
perusahaan lebih berfokus pada pembayaran dividen atau menyelesaikan hutang untuk
mengurangi biaya keagenan (Mollah et al. 2000). Sehingga semakin kuat cash ratio
perusahaan, berarti semakin besar kemampuan untuk membayar dividen .
H1 :Cash ratio mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap dividen per share.
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividen Per Share
Menurut Ang (1997) rasio ini menunjukkan komposisi dari total hutang terhadap total
ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar di banding
dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap
pihak luar (kreditur).
Debt to Equity Ratio mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang,
dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi
perusahaan. Suatu perusahaan akan memprioritaskan keuntungan yang diperolehnya untuk
membayar hutang sedangkan sisanya akan dibagikan sebagai dividen per share (Sartono,
2001).
Prihantoro (2003) mengungkapkan semakin tinggi tingkat DER, berarti komposisi
hutang juga semakin tinggi, sehingga akan berakibat pada semakin rendahnya kemampuan
perusahaan untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham, sehingga rasio
pembayaran dividen semakin rendah.
Menurut Latiefasari (2011), peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya
laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima.
Sutrisno (2001) mengungkapkan Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian
modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu semakin rendah DER
13
akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya.
Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka
akan semakin besar pula jumlah kewajibannya. Peningkatan hutang pada gilirannya akan
mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk
dividen yang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada
pembagian dividen.
H2 :Debt to equity ratio mempunyai pengaruh negatif secara signifikan terhadap dividen per
share.
Pengaruh Return on Asset terhadap Dividen Per Share
Return on asset adalah kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas
sejumlah asset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut (Siamat, 2006). Return on asset diukur
dari profitabilitas/ laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total investasinya
yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan
untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan (Priono,
2006). Partington (1989: pp.169) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor
terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan dividen (dalam hal ini
DPS).
Menurut Pribadi (2012), ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan aset yang dimiliki pada masa lalu. Kemudian dianalisis untuk
memproyeksikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa mendatang. Semakin
tinggi keuntungan yang diterima perusahaan, maka berpengaruh pada tingginya ketersediaan
dana pada perusahaan yang dialokasikan untuk dividen.
14
Menurut Guntur (2009), pemakaian proksi ROA didasarkan atas alasan dalam
menghasilkan keuntungan yang nantinya akan dibagikan dalam bentuk dividen, penggunaan
aset merupakan sarana yang paling erat/terdekat yang dapat dipakai perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan tersebut. Jadi produktifitas aset dalam menghasilkan profitabilitas
sangat menentukan besar kecilnya dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan tersebut.
Menurut Afif (2011), analisa ROA dalam analisis keuangan mempunyai arti yang
sangat penting sebagai salah satu alat analisis guna mengukur seberapa efisien manajemen
dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan laba. ROA memberitahukan kepada investor
tentang seberapa besar laba yang dihasilkan dari modal yang telah ditanamkan. Hasil dari
penghitungan ROA digunakan untuk menghitung seberapa efektif perusahaan mengkonversi
uang yang diinvestasikan ke dalam laba bersih. Perusahaan yang semakin besar
keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen.
H3 :Return on asset mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap dividen per
share.
Berdasarkan uraian diatas ketiga variabel independen tersebut yaitu cash ratio, debt to
equity ratio, dan return on asset akan dilihat pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yaitu dividen per share. Sehingga untuk hipotesis yang ke-empat dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H4 :Cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset mempunyai pengaruh signifikan
terhadap dividen per share.
15
Model Penelitian
Gambar 1: Model Penelitian
Cash Ratio (X1)
Debt to Equity
Ratio (X2)
Return On Asset
(X3)
Dividen Per
Share (Y)
16
Metode Penelitian
Satuan Analisis dan Satuan Pengamatan
Satuan analisis penelitian ini adalah perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya
di BEI periode 2010 dan 2011. Satuan pengamatan dalam penelitian ini adalah perusahaan
publik yang terdaftar di BEI dan dibatasi pada perusahaan yang menyajikan laporan
keuangan per 31 Desember untuk tahun 2010 dan 2011.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Berdasarkan kriteria
yaitu:
1. Saham perusahaan yang terdaftar pada periode 2010 dan 2011.
2. Perusahaan terdaftar pada periode tahun 2010 dan 2011 yang membagikan dividen
pada periode pengamatan.
3. Perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan setiap periode pengamatan.
Tabel 1
Proses Pemilihan Sampel
NO: KRITERIA: JUMLAH:
1. Saham perusahaan yang terdaftar pada periode tahun 2010 dan 2011. 271
2. Perusahaan yang tidak membagikan dividen pada periode tahun 2010
dan 2011.
242
Total Sampel perusahaan: 29
Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2012
Selanjutnya data di outlier, dari 29 perusahaan tersebut maka diketahui N sebanyak 58
sampel dan di outlier 7 sampel sehingga total N menjadi 51 sampel penelitian.
17
Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2012. Berdasarkan
publikasi dari ICMD tersebut data yang digunakan adalah data yang berasal dari laporan
keuangan untuk periode 2010 dan 2011.
Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel
independen yaitu cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset serta 1 (satu) variabel
dependen yaitu dividen per share. Masing-masing variabel penelitian secara operasional
dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Variabel Dependen atau Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel terikat adalah Dividen per share (DPS). Dividen per share
(DPS) merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah
saham yang beredar. Secara sistematis DPS dapat dirumuskan sebagai berikut: (Taranika,
2009)
…………………………………….……….(1)
b. Variabel Independen atau Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat, terdapat tiga variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:
1. Cash Ratio
Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang
merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current
18
liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank
yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Kas dan ekuivalennya dalam
persamaan tersebut menunjukkan besarnya kas dan setara kas (giro dan simpanan lain
yang pengambilannya tidak dibatasi oleh waktu) yang tercermin dalam neraca (sisi
assets/ current assets). Current liability menunjukkan jumlah kewajiban jangka
pendek perusahaan yang tercermin dalam neraca (sisi liabilitas/ current liability).
Menurut Harahap (2009), cash ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
…..….…….…………………...…..(2)
2. Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas (modal
sendiri) yang menunjukkan tentang kemampuan ekuitas perusahaan untuk melunasi
seluruh hutang-hutangnya. Secara sistematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut:
(Savitri, 2006)
……………………..……………………..(3)
3. Return on Asset
Besarnya hasil perhitungan rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih perusahaan dengan seluruh aktiva yang
dimilikinya. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: (Sawir, 2005)
…………………………..…………………..(4)
19
Teknik Analisis Data
Pengujian Asumsi Klasik:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Uji yang digunakan
adalah dengan kolmogorov smirnov. Jika nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas
> 0,05. Distribusi adalah normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinieritas didalam regresi ada beberapa cara, yaitu dengan melihat nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance value > 0,10 dan VIF < 10,
maka tidak terjadi multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan uji Spearman’s rho guna mendeteksi adanya
heterokedastisitas. Dikatakan tidak signifikan apabila probabilitas signifikannya diatas
tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2005:108).
4. Uji Autokorelasis
Untuk menguji keberadaan autocorrelation dalam penelitian ini digunakan metode
Durbin-Watson test (Gujarati, 1993), dimana angka-angka yang diperlukan dalam metode
tersebut adalah dl (angka yang diperoleh dari tabel DW batas bawah), du (angka yang
diperoleh dari tabel DW batas atas). Bila angka D-W berada di DU < DW < 4-DU berarti
tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2005).
20
Analisis Regresi:
Pada penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan
program SPSS for windows. Model dasarnya sebagai berikut:
DPS = a + b1 Cash Ratio + b2 Debt to Equity Ratio + b3 ROA + e;
Dimana :
DPS = Rasio antara total dividen tunai yang dibagikan terhadap
jumlah sahamyang beredar (outstanding share);
Cash Ratio = Rasio kas dan ekuivalen terhadap hutang lancar (jangka
pendek);
Debt to Equity Ratio = Rasio antara total utang (total debt) terhadap total modal
sendiri;
ROA = Rasio laba bersih setelah pajak (EAT) terhadap total
asset;
e = variabel residual.
Pengujian Hipotesis :
Pengujian Regresi Parsial
Pengujian ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
independennya terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian ini adalah:
1. Menentukan rumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) untuk variabel
cash ratio (bCR). H0 : bCR = 0 dan Ha : bCR > 0
2. Menentukan rumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) untuk variabel
debt to equity ratio (bDER). H0 : bDER = 0 dan Ha : bDER < 0
3. Menentukan rumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) untuk variabel
return on assets (bROA). H0 : bROA = 0 dan Ha : bROA > 0
21
4. Menentukan level signifikansi (α). Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan
sebesar 95% dengan tingkat kesalahan α (5%).
5. Kriteria pengujian:
Jika Pvalue < 0,05, maka H0 ditolak.
Jika Pvalue > 0,05, maka H0 diterima.
Uji Regresi Berganda
Uji regresi berganda pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut:
H0 : b1 = 0
Artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Ha :b1 ≠ 0
Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian:
Jika Pvalue < 0,05, maka H0 ditolak.
Jika Pvalue > 0,05, maka H0 diterima.
22
Analisis dan Bahasan
Uji Normalitas:
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu
atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Statistik uji yang digunakan untuk
menguji normalitas adalah One - Sample Kolmogorov –Smirnov (K-S) Test seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
Asymp. Sig. (2-tailed) .347
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah (2013)
Pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tingkat
signifikansi sebesar 0,347. Angka ini lebih besar dari α = 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi yang digunakan memiliki distribusi residual/errornya normal.
Uji Multikolinearitas:
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai
korelasi antar variabel bebas dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF), dapat dilihat pada tabel berikut ini.
23
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 CR
DER
ROA
.702
.620
.687
1.425
1.613
1.456
a. Dependent Variable: DPS
Sumber : Data diolah (2013)
Berdasarkan tabel 2 diatas ketiga variabel independen tidak terjadi multikolinearitas
karena nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2005: 91). Dengan
demikian tiga variabel independen (ROI, Cash Ratio, DER) dapat digunakan untuk
memprediksi DPS selama periode pengamatan.
Uji Heteroskedastisitas:
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian
heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Spearman’s rho
yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
24
Tabel 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Unstandardized
Residual
CR Sig.(2-tailed)
.625
DER Sig.(2-tailed)
.779
ROA Sig.(2-tailed)
.792
Sumber : Data diolah (2013)
Dari hasil output tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi untuk semua
variabel > 0,05 maka Ho diterima artinya pengujian CR, DER, ROA tidak ada gejala
heteroskedastisitas. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukannya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi.
Uji Autokorelasi:
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada perioda t dengan kesalahan pada perioda t-1.
Untuk dapat mengetahui adanya autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson
(DW). Hasil uji DW dapat dilihat pada tabel berikut ini.
25
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R Durbin-Watson
1 .387*
2.317
Sumber: Data diolah (2013)
Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson yang diperoleh adalah
sebesar 2,317. Tabel DW untuk “k”=3 dan N=51 besarnya DW tabel: du (batas atas) = 1,675
dan dl (batas bawah) = 1,427; 4 – du = 2,325; maka dari perhitungan disimpulkan bahwa
DW-test terletak pada daerah uji atau tidak terdapat autokorelasi.
Hasil Analisis
Berdasarkan hasil output SPSS nampak bahwa pengaruh secara bersama-sama tiga
variabel independen tersebut (cash ratio, DER, ROA) terhadap DPS seperti ditunjukkan pada
tabel sebagai berikut :
26
Tabel 6
Hasil Perhitungan Regresi Simultan
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1011840.875 3 337280.292 5.553 .002a
Residual 2854724.772 47 60738
Total 3866565.647 50
a. Predictors: (Constant), ROA, DER, CR
b. Dependent Variable: DPS
Sumber : Data diolah (2013)
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F sebesar 5,553 dan nilai signifikansi sebesar
0,002. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% dan F hitung > F tabel (5,553 > 2,991)
maka hipotesis diterima dan terdapat pengaruh yang signifikan variabel cash ratio, DER, dan
ROA secara bersama-sama terhadap variabel DPS.
Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,263 atau 26,3%. Hal ini berarti
26,3% variasi DPS yang bisa dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel bebas yaitu cash
ratio, DER, dan ROA sedangkan sisanya sebesar 73,7% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di
luar model.
Model R Adjusted R Square
1 .554a .263
Sementara itu secara parsial pengaruh dari ketiga variabel independen tersebut terhadap DPS
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
27
Tabel 7
Hasil Perhitungan Regresi Parsial
Model
Unstandardized
Coefficients
B
Sig.
1 (Constant) 229.046 .049
CR -117.076 .067
DER -99.074 .034
ROA 13.096 .027
a. Dependent Variable: DPS
Ket: * signifikansi α 5%
Sumber : Data diolah (2013)
Dari tabel diatas maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
DPS = 229,046 – 117,076 Cash Ratio – 99,074 DER + 13,096 ROA + ε
Hasil pengujian masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengaruh Cash Ratio terhadap Dividen Per Share
Dari hasil penghitungan nilai signifikansi lebih besar dari 5% yaitu sebesar 6,7%
maka H0 diterima. Ini berarti bahwa variabel cash ratio tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap dividen per share.
Secara teoritis hubungan antara kedua variabel tersebut yaitu cash ratio terhadap
dividen per share dapat diterima yaitu apabila perusahaan mempunyai cash ratio yang
tinggi tentu akan berdampak positif terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen kepada pemegang saham yang lebih tinggi. Tetapi dari hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa cash ratio tidak mempengaruhi dividen per share secara
28
signifikan positif. Hasil ini tidak sejalan dengan pernyataan Mollah et al., (2000) yang
menunjukkan bahwa posisi cash ratio merupakan variabel penting yang dipertimbangkan
oleh manajemen dalam kebijakan dividen.
Kemungkinan dikarenakan laba perusahaan baik sehingga perusahaan mampu
membagikan dividen. Sebagai contoh PT Gudang Garam Tbk. dimana laba perusahaan
tahun 2010 dan 2011 sebesar 1.822.147 dan 2.325.217 sehingga dividen per share sebesar
880 dan 1000. Begitu juga dengan PT Semen Gresik Tbk. dimana laba perusahaan tahun
2010 dan 2011 sebesar 1.640.256 dan 1.896.114 sehingga dividen per share sebesar 248
dan 331.
Kemungkinan lain disebabkan karena perusahaan tidak membagikan dividen di
tahun sebelumnya agar dapat membayar dividen yang lebih besar di tahun penelitian.
Sebagai contoh PT Tigaraksa Satria Tbk. dimana pada tahun 2007 dividen per share
perusahaan sebesar 28, selanjutnya tahun 2008 dan 2009 perusahaan tidak membagikan
dividen tetapi di tahun 2010 dan 2011 dividen per share perusahaan naik sebesar 51 dan
64. Begitu juga dengan PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce dimana pada
tahun 2007 dividen per share sebesar 30, tahun 2008 perusahaan tidak membagikan
dividen, tahun 2009 dividen per share sebesar 30 selanjutnya pada tahun 2010 dan 2011
dividen per share naik sebesar 90 dan 170. Prosentase (%) perusahaan yang kemungkinan
membagikan dividen karena alasan tersebut 58,6%.
Selain itu kemungkinan lainnya perusahaan membagikan dividen di tahun
penelitian karena di tahun sebelumnya perusahaan sudah 3 kali tidak membagikan
dividen sehingga perusahaan membagikan dividen untuk tetap list di BEI. Sebagai contoh
PT Kabelindo Murni Tbk. dimana di tahun 2007-2009 perusahaan tidak membagikan
dividen tetapi pada tahun 2010 dan 2011 dividen per share perusahaan sebesar 2 dan 3.
Begitu juga dengan PT Holcim Indonesia Tbk. dimana tahun 2007-2009 perusahaan tidak
29
membagikan dividen tetapi tahun 2010 dan 2011 dividen per share perusahaan sebesar 23
dan 31. Prosentase (%) perusahaan yang kemungkinan membagikan dividen karena
alasan tersebut 24,1%.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividen Per Share
Dari hasil penghitungan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 3,4%
maka H0 ditolak. Ini berarti bahwa variabel debt to equity ratio berpengaruh secara
signifikan terhadap dividen per share.
Secara teoritis hubungan antara kedua variabel tersebut yaitu debt to equity ratio
terhadap dividen per share dapat diterima yaitu apabila perusahaan mempunyai debt to
equity ratio yang tinggi tentu akan berdampak negatif terhadap kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen kepada pemegang saham yang lebih rendah.
Hasil ini mendukung penelitian dari Sutrisno (2001) mengungkapkan Debt to
Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk
membayar hutang. Oleh karena itu semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang
digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah
kewajibannya. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya
laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan
diterima.
3. Pengaruh Return On Asset terhadap Dividen Per Share
Dari hasil penghitungan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 2,7%
maka H0 ditolak. Ini berarti bahwa variabel return on asset mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap dividen per share.
30
Secara teoritis hubungan antara kedua variabel tersebut yaitu return on asset
terhadap dividen per share dapat diterima yaitu apabila perusahaan mempunyai return on
asset yang tinggi tentu akan berdampak positif terhadap kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen kepada pemegang saham yang lebih tinggi.
Hasil ini mendukung penelitian dari Pribadi (2012), bahwa semakin tinggi
keuntungan yang diterima perusahaan, maka berpengaruh pada tingginya ketersediaan
dana pada perusahaan yang dialokasikan untuk dividen. Penggunaan aset merupakan
sarana yang paling erat yang dipakai perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
tersebut.
31
Simpulan dan Implikasi
Simpulan
Dari hasil analisis mengenai pengaruh cash ratio, DER, dan ROA terhadap dividen per share
maka dapat disimpulkan:
1. Variabel cash ratio tidak mempengaruhi dividen per share perusahaan secara signifikan.
2. Variabel debt to equity ratio mempengaruhi dividen per share perusahaan secara
signifikan.
3. Variabel return on asset mempengaruhi dividen per share perusahaan secara signifikan.
4. Cash ratio, DER, dan ROA secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
dividen per share.
Implikasi Penelitian
Implikasi dari penelitian ini terdiri dari implikasi secara teoritis dan implikasi secara
terapan. Dimana implikasi-implikasi tersebut adalah sebagai berikut:
Implikasi Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian secara regresi berganda terbukti bahwa cash ratio secara
parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen per share, sedangkan
variable DER dan return on asset secara signifikan mempengaruhi dividen per share.
Pengujian regresi berganda menunjukan bahwa ketiga variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap dividen per share. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Kadir (2010) yang menyatakan bahwa
DER dan return on asset berpengaruh secara signifikan terhadap dividen per share.
Implikasi Terapan
32
a. Bagi Investor
Hasil penelitian menunjukan bahwa DER dan return on asset berpengaruh secara
signifikan terhadap dividen per share maka para investor dalam menetapkan
keputusan investasi di pasar modal berdasarkan informasi besar kecilnya pembayaran
dividen, sebaiknya lebih menekankan pada hutang karena semakin besar hutang
perusahaan, kemungkinan pembayaran dividen akan semakin kecil. Begitu juga
dengan perubahan profitabilitas karena semakin besar profitabilitas kemungkinan
pembayaran dividen akan semakin besar pula.
b. Bagi Perusahaan
Bagi pihak perusahaan dalam mengambil keputusan kebijakan dividen dapat lebih
mempertimbangkan faktor hutang dan profitabilitas. Hal ini beralasan karena jika
hutang perusahaan besar, kemampuan perusahaan membayar dividen kecil.
Sedangkan dengan profitabilitas yang besar, pihak perusahaan dapat membayar
dividen yang lebih besar kepada investor sehingga dapat menarik perhatian para
investor-investor untuk berinvestasi pada perusahaan.
Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari dari hasil penelitian ini, terdapat kekurangan atau keterbatasan dari
penelitian yaitu peneliti tidak mengikut sertakan data terbaru yaitu pada periode setelah
tahun 2011 untuk sampel perusahaan yang dijadikan objek penelitian. Ini dikarenakan saat
penelitian data untuk tahun setelah tahun penelitian belum di terbitkan. Oleh karena itu hasil
penelitian ini hanya dapat digeneralisir terhadap tahun penelitian yaitu tahun 2010 dan 2011.
33
Saran
Untuk upaya pengembangan penelitian mengenai pengaruh cash ratio, DER, dan
ROA terhadap dividen per share, pada penelitian mendatang dapat melakukan
pengembangan berdasarkan yang telah dipaparkan sebelumnya. Dimana penelitian
selanjutnya dapat mengikutsertakan data pada periode setelah tahun 2011, yang diharapkan
dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan informasi yang lebih tepat dengan kebutuhan
informasi untuk pengambilan keputusan baik bagi pihak perusahaan, pihak investor maupun
yang menggunakan informasi.
34
Daftar Pustaka
Afif, Ryanda. 2011. Analisis Pengaruh ROA, Current Ratio, DER, Sales Growth, Dan Total
Asset Terhadap DPR.Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Ang, Robert.1997. Pasar Modal Indonesia.Mediasoft Indonesia.
Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (Edisi Keempat). BPFE,
Yogyakarta.
Baridwan, Zaki. 1997. Akuntansi Intermediate. Yogyakarta: BPFE.
Brigham dan Houston.2006. Fundamentals Of Financial Management, edisi 10, Jakarta:
Salemba Empat.
Darmadji dan Fakhruddin.2001. Pasar Modal Di Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.
Dyckman, R. Thomas, Roland, E. Dukes, and Charles, J. Davis, 2001, Akuntansi
Intermediate, Edisi Ketiga, Jilid II, Alih Bahasa Herman Wibowo. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Multivarite dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro-Semarang.
Harahap, Sofyan. 2009. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga, Edisi.1, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 2012.
Kadir, Abdul. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen.Jurnal
Manajemen dan Akuntansi, STIE Indonesia, Banjarmasin.
Latiefasari, H. D. 2011. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen.
Fakultas Ekonomi, Universitas Diponogoro, Semarang.
Miller, M.H., dan F. Modigliani. 1961. Dividend Policy, Growth and the Valuation of Share.
Journal of Business, Vol.34: 411-433.
35
Mollah, A., Sobur and Keasen, K. 2000. The Influence of Agency Cost on Dividend Policy
in an Emerging Market: Evidence from The Dhaka Stock Exchange. Journal of
Financial and Quantitative Analysis.
Parthington. 1989. Dividend Policy: Case Study Australian Capital Market.Journal of
Finance: 155-176.
Pribadi, Anggit. 2012. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Firm Size, Growth Opportunity,
Ownership, Dan ROA Terhadap DPR.Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Prihantoro.2003. Estimasi Pengaruh Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Publik Di
Indonesia.Jurnal Ekonomi & Bisnis, hal. 7-14.
Priono, Tesdi. 2006. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan, Pertumbuhan Asset Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Per Share Di Bursa Efek Jakarta Periode
Tahun 2002-2004.Skripsi Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Sadalia, Isfenti, dan Khalijah. 2011. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Per Share
Pada Industri Barang Konsumsi DI Bursa Efek Indonesia.Jurnal Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.
Savitri.2006. Keputusan Dividen; Analisis Karakterisik Keuangan Yang
Mempengaruhinya.Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. X, No. 3.
Sawir, A. 2004.Kebijakan Pendanaan dan Resturkturisasi Perusahaan, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Smith, C.W., dan R.L. Watts. 1992. The Investment Opportunity Set and Corporate
Financing, Dividend, and Compensation Policies, Journal of Financial Economics,
Vol. 32: 263-292.
Subekti, Imam dan Indra Wijaya Kusuma. 2001. Asosiasi Antara Set Kesempatan Investasi
Dengan Kebijakan Pendanaan Dan Dividen Perusahaan, Serta Implikasinya Pada
36
Perubahan Harga Saham.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Volume IV; 44-63.
Suharli, Michell. 2006. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham terhadap Jumlah
Dividen Tunai. Skripsi Akuntansi, Universits Katolik Atma Jaya, Jakarta.
Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan, buku II, edisi 4, Jakarta:
Literata Lintas Media.
Sutrisno.2001. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada
Perusahaan Publik Di Indonesia, hal.1-10.
Taranika, Intan. 2009. Pengaruh Dividend Per Share, Risiko Sistematis Dan Inflsi Terhadap
Harga Saham Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia. Tesis.Magister Akuntansi
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Tarida, Marlin. 2010. Evaluasi Penerapan Metode Job Order Costing Dalam Penentuan
Harga Pokok Produksi (Studi Kasus Pada PT Organ Jaya). Jurnal Ilmiah,
Ranggagading, Vol. 10.
Van Horne, James, Jonh M Wachowicz, Jr. 1997.Edisi ke 9, Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, Penerbit Salemba Empat.
Wacana, Jaka. 1996. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Wicaksana, Ananditha. 2012. Pengaruh Cash Ratio, DER, dan ROA Terhadap Kebijakan
Dividen Pada Perusahaan Manufaktur DI BEI. Tesis, Universitas Udayana,
Denpasar.
Widoadmodjo, Sawidji. 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. PT Jurnalindo Aksara
Grafika,Jakarta.
37
Curriculum Vitae
Nama : Wulan Pondaag
Nim : 232009041
Tempat, Tanggal Lahir : Kota Tomohon, 3 Desember 1991
Alamat Asal : Jl. Kuriti, Kota Tomohon – Sulawesi Utara
Judul Skripsi : Pengaruh Cash Ratio, DER, dan ROA terhadap
DPS pada Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010 dan
2011.
Riwayat Pendidikan : SMA Negeri 1 Tomohon (2006-2009)
SMP Katolik Stella Maris Tomohon (2003-2006)
SD Negeri 2 Tomohon (1997-2003)
Riwayat Kepanitiaan : 1. Panitia Pentas Seni Budaya Indonesia 2012
2. Panitia “Lomba Debat Ilmu Ekonomi”
Riwayat Seminar : 1. Seminar Enterpreneurship 2009
2. Seminar “Prospek Perdagangan Berjangka Komoditi
Sebagai Alternatif Investasi”
3. Seminar “Peran Perbankan & Sektor Bisnis Dalam Era
Masyarakat Ekonomi ASEAN”
38
4. Seminar Nasional KSM 2010 “Believe, Begin, Become an
Enterpreneurship”
5. Seminar Nasional On Accounting “Peran Akuntansi dalam
Pemberantasan Korupsi”
6. Seminar Nasional Kewirausahaan “Great Man Have Great
Mind”
7. National Seminar On Accounting 2011 “Penyusunan
Laporan Keuangan Berbasis SAK 2010”
8. Seminar Nasional Kewirausahaan “Inspire, Instruct,
Improve: Other Side of Business”
9. Seminar Kerohanian Kampus “Free Sex, Is It True Love?”
39
Lampiran 1
NO Nama Perusahaan Cash Ratio DER ROA DPS
2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011
Food and
Beverages
1
PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk 0.33 0.38 1.41 1.30 38.95 41.6 21 6,950
2
PT. Tunas Baru
Lampung Tbk 0.16 0.40 1.95 1.64 6.76 9.93 8 7
Tobacco
Manufactures
3
PT. Gudang Garam
Tbk 0.15 0.08 0.44 0.59 13.49 12.7 880 1,000
Cement
4
PT. Holcim
Indonesia Tbk 0.79 0.67 0.53 0.45 8.12 9.63 23 31
5
PT. Semen Gresik
Tbk 1.45 1.17 0.29 0.35 23.35 20.1 248 331
Cables
6
PT. Kabelindo
Murni Tbk 0.09 0.03 0.77 1.63 0.96 2.96 2 3
7
PT. Supreme Cable
Manufacturing and
commerce Tbk 0.14 0.31 1.72 1.80 5.25 7.54 90 170
Electronic and
Office Equipment
8
PT. Astra Graphia
Tbk 0.43 0.36 1.10 1.02 12.05 12.4 25 50
Automotive and
Allied Products
9
PT. Astra Otoparts
Tbk 0.39 0.19 0.38 0.47 20.43 15.9 434 75
10
PT. Goodyear
Indonesia Tbk 0.18 0.17 1.76 1.80 5.81 1.65 250 260
11
PT. Gajah Tunggal
Tbk 0.34 0.20 1.94 1.61 8.01 8.19 12 10
12
PT. Intraco Penta
Tbk 0.13 0.14 1.66 5.96 5.08 3.22 56 23
13
PT. Multistrada
Arah Sarana Tbk 0.05 0.02 0.87 1.68 5.79 3.01 1 2
14
PT. United Tractor
Tbk 0.13 0.48 0.84 0.69 13.04 12.4 430 635
Pharmaceuticals
15 PT. Merck Tbk 2.05 3.88 0.20 0.18 27.32 39.6 4,464 8
16
PT. Tempo Scan
Pacific Tbk 1.78 1.59 0.36 0.40 13.62 13.8 40 75
Consumer Goods
17
PT. Mandom
Indonesia Tbk 2.26 1.57 0.10 0.11 12.55 12.4 340 370
Chemical and
Allied Products
18
PT. Lautan Luas
Tbk 0.14 0.04 2.52 3.24 2.88 2.6 34 30
40
Sumber: ICMD 2012
Stone, Clay, Glass
and Concrete
Products
19
PT. Arwana
Citramulia Tbk 0.13 0.04 1.10 0.72 9.18 11.5 15 20
Photographic
Equipment
20
PT. Modern
International Tbk 0.06 0.20 1.15 1.52 5.29 5.34 10 11
Agriculture,
Forestry and
Fishing
21
PT. Astra Agro
Lestari Tbk 1.17 0.58 0.18 0.21 23.93 24.5 640 695
22
PT. PP London
Sumatra Indonesia
Tbk 1.87 3.88 0.22 0.16 18.58 25.1 61 61
Mining ang Mining
Services
23
PT. Berau Coal
Energy Tbk 0.50 0.65 3.52 2.93 3.72 7.81 4 7
24
PT. Vale Indonesia
Tbk 2.56 2.23 0.30 0.37 19.97 13.8 125 79
Constructions
25 PT. Petrosea Tbk 0.29 0.34 0.85 1.41 18.99 14 1,196 192
Telecommunication
26 PT. XL Axiata Tbk 0.08 0.11 1.33 1.28 10.61 9.08 107 130
Wholesale and
Retail Trade
27
PT. FKS Multi
Agro Tbk 0.05 0.05 4.42 7.64 5.05 1.76 10 10
28
PT. Matahari Putra
Prima Tbk 0.84 0.47 0.59 0.81 50.95 1.16 300 6
29
PT. Tigaraksa
Satria Tbk 0.08 0.08 2.73 2.86 6.24 5.38 51 64
41
Lampiran 2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 51
Normal
Parametersa
Mean .0000000
Std. Deviation 2.38944545E2
Most Extreme
Differences
Absolute .131
Positive .131
Negative -.129
Kolmogorov-Smirnov Z .935
Asymp. Sig. (2-tailed) .347
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah (2013)
Lampiran 3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 CR .702 1.425
DER .620 1.613
ROA .687 1.456
Sumber: Data diolah (2013)
42
Lampiran 4
Uji Heteroskedastisitas
Correlations
CR
DER
ROA
Unstandardized
Residual
Spearman’s rho CR Correlation Coefficient
Sig.(2-tailed)
N
1.000
.
51
-.592**
.000
51
.580**
.000
51
.070
.625
51
DER Correlation Coefficient
Sig.(2-tailed)
N
-.592**
.000
51
1.000
.
51
-.717**
.000
51
.040
.779
51
ROA Correlation Coefficient
Sig.(2-tailed)
N
.580**
.000
51
-.717**
.000
51
1.000
.
51
.038
.792
51
Unstandardized Residual Correlation Coefficient
Sig.(2-tailed)
N
.070
.625
51
.040
.779
51
.038
.792
51
1.000
.
51
Sumber: Data diolah (2013)
43
Lampiran 5
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .387a .150 .096 1.75391 2.317
a. Predictors: (Constant), ROA, DER,
CR
b. Dependent Variable: DPS
Sumber: Data diolah (2013)
Lampiran 6
Uji Simultan
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 10111840.875 3 337280.292 5.553 .002a
Residual 2854724.772 47 60738.825
Total 3866565.647 50
a. Predictors: (Constant), ROA, DER, CR
b. Dependent Variable: DPS
Sumber: Data diolah (2013)
44
Lampiran 7
Uji Parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 229.046 113.429 2.019 .049
CR -117.076 62.547 -.280 -1.872 .067
DER -99.074 45.467 -.347 -2.179 .034
ROA 13.096 5.735 .345 2.284 .027
a. Dependent Variable: DPS
Sumber: Data diolah (2013)