PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT...

87
PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH (2015-2018) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh: Muhammad Ariga NIM : 1113046000138 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT...

Page 1: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT BAGI

HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH

(2015-2018)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

Muhammad Ariga

NIM : 1113046000138

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

i

Page 3: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

ii

Page 4: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

iii

Page 5: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Muhammad Ariga

Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 1 November 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kp. Grogol Sebrang No. 58

RT 002/RW 006 Kel. Grogol

Kec. Limo Kab. Depok Jawa Barat

Telpon : 089679587717

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

1999-2005 : SDN Cikuya II

2005-2008 : SMP Negeri II Cisoka

2008-2011 : SMK Negeri 20 Jakarta

2013-2019 : Progam Studi (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

I. PENGALAMAN KERJA

1. Media Indonesia Event Organizer

2. Panitia Pengawas Pemilihan Umum

3. Technical Support IT Galeri

Page 6: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

v

II. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Ketua DPD Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

2. Anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta masa khidmat 2015-2016

3. Ketua Bidang IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum (KOMFAKSYAHUM) masa

khidmat 2016-2017

Page 7: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

vi

Abstract

This research aims to analyse the effect Capital Adequacy Ratio (CAR),

BOPO, Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

at Sharia Commercial Banks in Indonesia for period 2015-2018. The data used in

this study are data from quarter 1 2015 to quarter IV 2018. The sampling

technique used is this research is purposive sampling, with a sample size of six

Sharia Commercial Banks recorded in Bank Indonesia data. This Research uses

Eviews 9.0 and Microsoft Excel 2010. The results showed that Capital Adequacy

Ratio (CAR) and Financing to Deposits Ratio (FDR) partially significant effect on

the rate of profit sharing deposits mudaraba. While BOPO and Non Performing

Financing (NPF) partially does not significantly influence the level of profit

sharing on deposits mudaraba. Simultaneusly Capital Adequacy Ratio (CAR),

BOPO, Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

significantly influence the rate of profit sharing deposits mudaraba.

Keywords : CAR, BOPO, NPF, FDR and level of profit Sharing Mudaraba

Deposits.

Page 8: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy

Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non

Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank

Umum Syariah di Indonesia periode 2015 –2018. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data triwulan 1 tahun 2015 sampai dengan triwulan IV 2018.

Teknis sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,

dengan jumlah sampel 6 Bank Umum Syariah yang tercatat di data Bank

Indonesia. Penelitian ini menggunakan software aplikasi Eviews 9.0 dan

Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capital Adequacy

Ratio (CAR) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Sedangkan

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non

Performing Financing (NPF) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Secara simultan Capital Adequacy Ratio

(CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non

Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Kata kunci : CAR, BOPO, NPF, FDR dan Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah.

Page 9: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt., yang telah

memberikan segala nikmat iman dan islam karena atas kehendaknya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR

Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah

Periode 2015-2018‖ dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam penulis

panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw., semoga kita mendapat

syafa’atnya kelak di hari akhir. Amin.

Alhamdulillah atas ridho dan kuasa Allah Swt. serta doa dan bantuan dari

berbagai pihak secara langsung maupun tidak hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M. Si.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Erika Amelia, S.E., M. Si. dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, M.M selaku

Ketua dan Sekertaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Ahmad Tholabi, M.A. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak M. Hasan Ali, M.A. dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Ketua dan

Sekertaris Program Studi Muammalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Aini Masruroh, SEI., MM. selaku dosen pembimbing, Terimakasih atas

bimbingan, bantuan, serta motivasi yang diberikan kepada penulis hingga selesai.

6. Kedua orang tua yang telah mendidik dan membesarkan penulis hingga

sekarang. Semoga keberkahan menyertai hingga akhir hayat nanti.

Page 10: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

ix

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan

ilmu yang sangat berharga selama ini.

8. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan Keluarga Besar Perbankan Syariah, dan

Muamalat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih telah

membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

9. Kepada manusia-manusia yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini

begitu lama terkhusus kepada Faizal Fahri, Arius Juliansyah, Agung, Kinoy, Bang

Awan, Bang Catur dan Denis terima kasih banyak.

Semoga Allah membalas berlipat ganda kepada semua yang telah

membantu dalam pengerjaan skripsi ini. Semoga bisa bermanfaat bagi semua.

Amin.

Ciputat, 27 Agustus 2019

Penulis

(Muhammad Ariga)

Page 11: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .......................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iv

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 5

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .................. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................ 8

F. Sistematika Penulisan ........................................................ 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perbankan Syariah .............................................................. 15

1. Pengertian Bank Syariah .............................................. 15

2. Karakteristik Perbankan Syariah .................................. 16

Page 12: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

xi

B. Capital Adequacy Ratio ..................................................... 18

C. Biaya Operasional Pendapatan Operasional ...................... 19

D. Non Performing Financing ................................................ 19

E. Financing to Deposits Ratio .............................................. 21

F. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah ........................ 22

1. Deposito ................................................................. 22

2. Landasan Hukum Deposito Mudharabah .............. 23

3. Tingkat Bagi Hasil ................................................. 27

G. Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR Terhadap Tingkat Bagi

Hasil Deposito Mudharabah .............................................. 31

H. Kerangka Pemikiran ........................................................... 33

I. Hipotesis ............................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup ................................................................... 36

B. Jenis Penelitian ................................................................... 36

C. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ............................ 36

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 39

E. Definisi Operasional Variabel ............................................ 39

F. Metode Analisis Data ......................................................... 41

1. Pemilihan Model .................................................... 42

2. Uji Asumsi Klasik .................................................. 44

3. Analisis Regresi Linear Berganda .......................... 46

4. Pengujian Hipotesis ................................................ 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pemilihan Model ................................................................ 49

B. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 51

1. Uji Normalitas .............................................................. 51

2. Uji Multikolinieritas ..................................................... 52

3. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 52

Page 13: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

xii

4. Uji Auto Korelasi ......................................................... 53

C. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................... 55

D. Pengujian Hipotesis ............................................................ 56

1. Uji T ............................................................................. 56

2. Uji F ............................................................................. 57

3. Uji Koefisien Determinasi ........................................... 58

E. Interprestasi ........................................................................ 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 62

B. Saran ................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

xiii

DAFTAR TABEL

1.1 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah ....................................................... 3

1.2 Penelitian Sebelumnya ............................................................................... 8

2.1 Perhitungan Bagi Hasil .............................................................................. 29

3.1 Daftar Bank Umum Syariah ....................................................................... 37

3.2 Jumlah Sampel Penelitian .......................................................................... 38

3.3 Daftar Sampel Penelitian............................................................................ 38

4.1 Hasil F Test (Chow Test)............................................................................ 49

4.2 Hasil Hausman Test ................................................................................... 50

4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................................... 52

4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 53

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 54

4.6 Hasil Diferensiasi Uji Autokorelasi ........................................................... 54

4.7 Hasil Uji Koefisien Variabel ...................................................................... 55

4,8 Hasil Uji-T ................................................................................................. 56

4.9 Hasil Uji-F .................................................................................................. 58

4.10 Hasil Koefisien Determinasi .................................................................... 58

Page 15: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 34

4.1 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 51

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Variabel Penelitian ...................................................................... 66

2. F Test (Chow Test) ............................................................................... 68

3. Hausman Test ....................................................................................... 69

4. Uji Normalitas ...................................................................................... 69

5. Uji Multikolinieritas ............................................................................. 69

6. Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 70

7. Uji Autokorelasi ................................................................................... 70

8. Uji Diferensiasi Autokorelasi ............................................................... 70

9. Uji Koefisien Variabel ......................................................................... 71

10. Uji T ..................................................................................................... 71

11. Uji F ..................................................................................................... 72

12. Koefisien Determinasi .......................................................................... 72

Page 16: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri keuangan syariah secara informal telah dimulai

sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan

operasional perbankan syariah di Indonesia. Sebelum tahun 1992, telah

didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah

menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hasil

tersebut menunjukan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-

institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai

syariah. UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan secara implisit telah

membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar

operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam Peraturan

Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi

Hasil.

Menjawab kebutuhan masyarakat bagi terwujudnya sistem perbankan

yang sesuai syariah, pemerintah telah memasukan kemungkinan tersebut

dalam undang-undang yang baru. Telah diberlakukannya Undang-Undang

No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli

2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin

memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong

pertumbuhan secara lebih cepat lagi. Dengan progress perkembangannya

yang impresif yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65

persen pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri

perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan

semakin signifikan.

Industri keuangan syariah juga dipercaya sangat tangguh menghadapi

ujian krisis. Seperti saat krisis 1997/1998 hingga krisis 2008 industri

keuangan syariah tetap berdiri ditengah ambruknya industri lain.

Berdasarkan data riset, hingga 2018 jumlah bank umum syariah sebanyak

Page 17: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

2

14 dan unit usaha syariah sebanyak 20. Sementara itu Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) ada 167.

Perkembangan bank syariah tahun 2016 menunjukan tren positif

dengan asset, pembiayaan yang disalurkan (PYD) dan dana pihak ketiga

(DPK) yang terus tumbuh diiringi dengan rasio kinerja utama yang terus

membaik. Pada akhir tahun 2016, perbankan syariah Indonesia yang terdiri

dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mencatatkan pertumbuhan asset,

pembiayaan yang diberikan (PYD) dan dana pihak ketiga (DPK) industri

perbankan syariah nasional tahun 2016 tumbuh signifikan, masing-masing

sebesar 12,57%, 16,14% dan 20,84%. Total aset, PYD, dan DPK industri

perbankan syariah nasional pada tahun 2016 masing-masing mencapai

Rp365,6 triliun, Rp254,7 triliun dan 285,2 triliun.

Pada tahun 2016 laporan perkembangan keuangan syariah menyatakan

bahwa perolehan DPK yang berasal dari deposito sebesar 59,56%, diikuti

oleh tabungan sebesar 30,63% dan giro sebesar 9,81%. Angka tersebut

menunjukan bahwa dana yang berasal dari deposito berada jauh diatas

DPK yang berasal dari tabungan bahkan giro. Tren positif ini menunjukan

dari tahun ke tahun produk deposito pada perbankan syariah terus

meningkat. Salah satu hal yang mempengaruhinya adalah tingkat bagi

hasil yang diberikan kepada nasabah deposan yang lebih kompetitif

terhadap bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional.

Meskipun demikian, pada perkembangannya ada indikasi bahwa dalam

penetapan return bagi hasil yang diterima nasabah deposan tersebut

mengacu pada tingkat suku bunga konvensional. Padahal tingginya tingkat

bagi hasil yang ditawarkan perbankan syariah tidak terlepas dari besarnya

tingkat permodalan, pembiayaannya dan kualitas asset bank yang dapat

dilihat dari tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to deposit ratio

(FDR) dan Non Performing Financing (NPF). Sebagai produk tabungan

berjangka, pada umumnya nisbah bagi hasil deposito akan lebih besar dari

Page 18: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

3

produk tabungan biasa. Bagi hasil dapat dilakukan secara tunai, atau

secara otomatis dikreditkan ke rekening tabungan atau giro, atau

ditambahkan ke pokok deposito.

Tabel 1.1

Rasio Keuangan Bank Umum Syariah

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Dalam Persentase

Secara fluktual selama kurun waktu 2015 sampai 2018, ukuran kinerja

keuangan yang dapat dilihat table 1 menunjukan kecenderungan

meningkat. Secara sekilas kecukupan modal dilihat dari rasio CAR

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, pada tahun 2015 dan 2016 ada

pada kisaran 14 persen dan mengalami peningkatan menjadi 15,74 persen

pada tahun 2014 kemudian mengalami penurunan 15,02 persen pada tahun

2015 dan pada tahun 2016 mengalami kenaikan signifikan menjadi 16,63

persen. Pada penelitian yang dilakukan Umiyati dan Shella Muthya Syarif

menyatakan rasio kecukupan modal ini menunjukan kemampuan bank

dalam mempertahankan modal untuk menjamin dana deposan, semakin

tinggi CAR maka akan semakin kuat kemampuan bank tersebut

menanggung resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko.

Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) maka bank tersebut

mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank

tersebut akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi profitabilitas

dan tentunya akan meningkatkan tingkat bagi hasil yang akan diterima

oleh nasabah deposan.

Indikator 2015 2016 2017 2018

CAR 15.02 16.63 17.91 20.39

BOPO 97.01 96.22 94.91 89.18

NPF 4.84 4.42 4.76 3.26

FDR 88.03 85.99 79.61 78.53

Page 19: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

4

Indikator untuk menilai apakah tingkat efisiensi kinerja operasional

bank baik atau tidak bisa dilihat pada rasio BOPO, nilai dari tabel diatas

memperlihatkan BOPO mengalami perkembangan yang kurang baik. Pada

tahun 2012 sampai 2013 nilai dari BOPO berada pada kisaran 70 persen.

Namun pada tahun 2014 sampai 2016, BOPO mengalami peningkatan

yang signifikan pada kisaran 90 persen dari tahun sebelumnya 2013 pada

kisaran 70 persen. Padahal semakin kecil angka rasio BOPO maka

semakin baik kondisi bank tersebut, karena semakin rendah BOPO maka

bank semakin efisiensi dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk investasi

pembiayaan agar dapat menhasilkan pendapatan yang paling tinggi.

Dengan adanya peningkatan pendapatan bank maka tingkat bagi hasil yang

diterima nasabah juga meningkat.

Rasio pembiayaan bermasalah yang dilihat dari nilai NPF mengalami

fluktuatif dari tahun ketahun, nilai NPF yang rendah pada tahun 2012 dan

2013 masing-masing 2,22 persen dan 2,62 persen kemudian mengalami

peningkatan yang sangat tinggi di tahun 2014 hingga mencapai 4,95

persen, akan tetapi mengalami penurunan di tahun 2015 dan 2015 menjadi

4,84 persen dan 4,42 persen. Meskipun masih di bawah 5 persen dan ini

masih dibawah ketentuan minimal, hal ini menunjukan bahwa bank

syariah tidak mengabaikan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan

fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Dalam penelitian Nofianti dkk

(2015) menyatakan bahwa Jika NPF tinggi, maka profitabilitas menurun

dan tingkat bagi hasil menurun dan sebaliknya jika NPF turun, maka

profitabilitas naik dan tingkat bagi hasil naik.

Adapun rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (FDR)

mengalami peningkatan pada tahun 2012 sampai 2013 hingga 100,32

persen, akan tetapi terjadi penurunan tajam di tahun 2014 sebesar 86,66

persen dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan kembali menjadi 88,03

persen hingga pada tahun 2016 turun lagi menjadi 85,99 persen.

Rendahnya FDR dalam 3 tahun kebelakang menunjukan kurang efektifnya

penyaluran pembiayaan pada Bank Syariah, sebaliknya jika FDR tinggi

Page 20: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

5

maka Bank Syariah tersebut mampu menyalurkan pembiayaan secara

optimal.

Seiring perkembangan perbankan syariah di Indonesia, kajian-kajian

dan penelitian-penelitian mengenai perbankkan syariah umumnya dan

perilaku kinerja keuangan secara khusus terus dilakukan sebagai sarana

sosialisasi dan sarana kajian tentang perbankan syariah.

Adapun penelitian yang mengkaji mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum

syariah, seperti penelitian yang dilakukan Reni Widyasturi (2012)

menyatakan bahwa korelasi variabel ROA, FDR, dan Suku bunga

berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah,

sedangkan CAR dan Inflasi memiliki pengaruh negative terhadap tingkat

bagi hasil deposito mudharabah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pramilu (2012) menunjukkan

bahwa BOPO berpengaruh negative terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah, sedangkan penelitian Anggrainy (2010) dan Juwariyah

(2008) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif signifikan

terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “

Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR Terhadap Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Terjadi kenaikan signifikan dana pihak ketiga, dimana deposito masih

menjadi pilihan utama nasabah dalam berinvestasi pada bank syariah.

2. Tingkat bagi hasil yang diberikan bank masih menjadi salah satu faktor

nasabah untuk berinvestasi pada deposito mudharabah

Page 21: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

6

3. Masih banyak nasabah bank yang belum tahu, bahwa tingkat bagi hasil

dalam deposito tidak hanya di perngaruhi faktor makroekonomi tetapi

faktor internal bank itu sendiri merupakan salah satu faktor penentu

dalam tingkat bagi hasil.

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah arah penelitian dan memudahkan analisis,

maka penulis perlu membuat batasan-batasan masalah dalam

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bagi hasil

deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah. Adapun batasan-

batasan masalah meliputi :

a. Variabel bebas yang digunakan adalah CAR, BOPO, NPF dan

FDR.

b. Variabel terikat yang digunakan adalah Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah.

c. Periode penelitian dari tahun 2015 sampai 2018.

d. Objek Penelitian adalah Bank Umum Syariah.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

a. Apakah CAR, BOPO, NPF dan FDR berpengaruh secara

parsial terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada

Bank Umum Syariah ?

b. Apakah CAR, BOPO, NPF dan FDR berpengaruh secara

simultan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada

Bank Umum Syariah

c. Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum

syariah ?

Page 22: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial

antara CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadap tingkat bagi hasil

deposito mudharabah di Bank Umum Syariah Periode 2015-

2018.

b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan

antara CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadap tingkat bagi hasil

deposito mudharabah di Bank Umum Syariah Periode 2015-

2018.

c. Mengukur variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah di Bank Umum Syariah

Periode 2015-2018.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat

menjawab masalah dalam penelitian ini, selain itu diharapkan juga

dapat memberikan manfaat diantaranya:

a. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca

maupun peneliti pribadi.

b. Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti

sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari

penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan.

c. Penelitian ini dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito

mudharabah.

d. Membantu memberikan saran dan masukan bagi bank syariah

dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh

untuk merencanakan suatu strategi baru, sehingga kinerja dari

perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan.

Page 23: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

8

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun

ruang lingkup hampir sama tetapi karena objek, periode waktu dan alat

analisis yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak

sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi.

Berikut beberapa ringkasan penelitian terdahulu :

Tabel 1.2

Penelitian Sebelumnya

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Nana

Nofianti,

Tenny

Badina dan

Aditya

Erlangga

(2015)

Analisis

Pengaruh

Return On

Asset (ROA),

Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO),

Suku Bunga,

Financing to

Deposits

Ratio (FDR)

dan Non

Performing

Financing

(NPF)

Terhadap

Tingkat Bagi

Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO),

Financing

to Deposits

Ratio

(FDR), Non

Performing

Financing

(NPF) dan

analisis

regresi

berganda

Capital

Adequacy

Ratio

(CAR)

Hasil Penelitian

ini menunjukkan

Return On Asset

(ROA) dan

Financing to

Deposits Ratio

(FDR)

berpengaruh

positif secara

signifikan

terhadap tingkat

bagi hasil

deposito

mudharabah

sedangkan

BOPO, Suku

Bunga dan Non

Performing

Financing (NPF)

Page 24: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

9

Hasil

Deposito

Mudharabah

tidak

berpengaruh

2. Andriyani

Isna K dan

Sunaryo

(2012)

Analisis

Pengaruh

Return On

Asset (ROA),

BOPO dan

Suku Bunga

Terhadap

Tingkat Bagi

Hasil

Deposito

Mudharabah

Pada Bank

Umum

Syariah

Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

dan analisis

regresi

linier

berganda

Capital

Adequacy

Ratio

(CAR),

Financing

to Deposits

Ratio

(FDR) dan

Non

Performing

Financing

(NPF)

Hasil penelitian

ini menunjukkan

Secara simultan

ROA, BOPO

dan Suku Bunga

berpengaruh

signifikan

terhadap tingkat

bagi hasil

deposito

mudharabah.

Sedangkan

secara parsial

ROA

berpengaruh

negatif terhadap

tingkat bagi

hasil deposito

mudharabah,

Suku Bunga

berpengaruh

positif

3. Agung

Yulianto

dan

Badingatus

Solikhah

The Internal

Factors of

Indonesia

Sharia

Banking to

Financing

to Deposits

Ratio

(FDR), Non

Performing

Capital

Adequacy

Ratio

(CAR),

Biaya

Hasil dari

penelitian ini

yaitu

mengindikasikan

bahwa variabel

Page 25: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

10

(2016) Predict The

Mudharabah

Deposits

Financing

(NPF) dan

analisis

regresi

berganda

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

FDR tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap jumlah

deposito

mudharabah

Bank Islam

Indonesia dalam

periode 2010-

2013. Sementara

variabel NPF

berpengaruh.

4. Siti Rahayu

(2013)

Pengaruh

Return On

Asset (ROA),

Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO),

Suku Bunga

dan Capital

Adequancy

Ratio (CAR)

Terhadap

Tingkat Bagi

Hasil

Deposito

Mudharabah

Pada

Perbankan

Capital

Adequancy

Ratio

(CAR),

BOPO dan

analisa

regresi

linear

berganda

Financing

to Deposits

Ratio

(FDR) dan

Non

Performing

Financing

(NPF)

Berdasarkan

analisis data

dapat

disimpulkan

bahwa ROA

berpengaruh

signifikan dan

positif terhadap

tingkat bagi

hasil deposito

mudharabah.

Suku bunga

berpengaruh

signifikan dan

negatif terhadap

tingkat bagi

hasil deposito

mudharabah dan

CAR tidak ada

Page 26: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

11

Syariah pengaruh

signifikan

terhadap tingkat

bagi hasil

deposito

mudharabah

5. Laila Mugi

Harfiah,

Atiek Sri

Purwati dan

Permata

Ulfah

(2016)

The Impact

of ROA,

BOPO and

FDR To

Indonesia

Islamic

Bank‟s

Mudharabah

Deposit

Profit

Sharing

Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO),

Financing

to Deposits

Ratio

(FDR) dan

analisis

regresi

linear

Capital

Adequacy

Ratio

(CAR) dan

Non

Performing

Financing

(NPF)

Hasil penelitian

menunjukkan

Return On Asset

(ROA), Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO) dan

Financing to

Deposits Ratio

(FDR)

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadapat

tingkat bagi

hasil deposito

mudharabah

6. Agus

Farianto

(2014)

Analisis

Pengaruh

Return On

Asset (ROA),

Biaya

Operasional

Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

dan analisis

Capital

Adequacy

Ratio

(CAR), Non

Performing

Financing

Hasil penelitian

menunjukkan

Return On Asset

(ROA), Biaya

Operasional

Pendapatan

Page 27: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

12

Pendapatan

Operasional

(BOPO) dan

BI-Rate

Terhadap

Tingkat Bagi

Hasil

Deposito

Mudharabah

Pada Bank

Umum

Syariah di

Indonesia

Tahun 2012-

2013

linear (NPF) dan

Financing

to Deposits

Ratio

(FDR)

Operasional

(BOPO)

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadapat

tingkat bagi

hasil deposito

mudharabah

7. Mohammad

T

Abusharba,

Iwan

Triyuwono,

Munawar

Ismail dan

Aulia F

Rahman

(2013)

Determinants

of Capital

Adequacy

Ratio (CAR)

in Indonesia

Commercial

Banks

Capital

Adequacy

Ratio

(CAR),

Beban

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

dan analisis

regresi liner

berganda

Financing

to Deposits

Ratio

(FDR) dan

Non

Performing

Financing

(NPF)

Hasil Penelitian

ini menunjukkan

Return On Asset

(ROA) dan

Financing to

Deposit Ratio

(FDR)

berpengaruh

signifikan dan

bernilai positif

terhadap Capital

Adequacy Ratio

(CAR), Non

Performing

Financing

(NPF)

Page 28: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

13

berpengaruh

signifikan dan

bernilai negative

terhadap Capital

Adequacy Ratio

(CAR), Struktur

Deposito dan

Beban

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO) tidak

memiliki

signifikan

terhadap Capital

Adequacy Ratio

(CAR)

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan, skripsi ini di bagi dalam lima bab

yang memuat ide-ide pokok dan kemudian di bagi lagi menjadi sub-sub

bab yang mempertajam ide-ide pokok, sehingga secara keseluruhan

menjadi kesatuan yang saling menjelaskan sebagai satu pemikiran

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bagian pendahuluan yang dijadikan sebagai acuan pembahasan

bab-bab berikutnya dan sekaligus mencerminkan isi global skripsi yang

berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

Page 29: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

14

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Bab ini akan membahas teori terkait perbankan syariah, deposito, landasan

hukum deposito mudharabah, tingkat bagi hasil, capital adequacy ratio,

biaya operasional pendapatan operasional, non performing financing, dan

financing to deposit ratio.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, metode

pengumpulan data, sumber data, variabel yang digunakan dalam

penelitian, teknik pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisis data penelitian mengenai pengaruh capital adequacy ratio, biaya

operasional pendapatan operasional, non performing financing, dan

financing to deposit ratio terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah

bank syariah pada periode tahun 2015-2018.

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan

permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.

Page 30: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perbankan Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta tata cara dan proses

dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan memiliki

kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelancaran sistem

pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas

sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat,

transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Apabila dilihat dari segi definisi, menurut pasal 1 angka 1 UU No.

10 Tahun 1998 mengungkapkan bahwa istilah Bank berarti badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka peningkatan taraf

hidup rakyat banyak. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa

bank merupakan perusahaan yang memperdagangkan utang piutang,

baik yang berupa uang sendiri maupun uang masyarakat, dan

memperedarkan uang tersebut untuk kepentingan umum (Suwandi,

2014).

Undang-undang No. 21 Tahun 2008 menyatakan Bank Syariah

adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip

syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Sementara Unit Usaha Syariah

menurut undang No. 21 Tahun 2008 adalah unit kerja kantor dari

kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor

induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja kantor cabang dari suatu

bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan

Page 31: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

16

usahanya secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dar

kantor cabang pembantu syariah dan unit usaha syariah.

Menurut Karnaen A. Perwataatmadja dan Syafi’I Antonio, Bank

Syariah memiliki dua pengertian, yaitu :

1. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.

2. Bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-

ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Dalam pengertian lain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan

bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran

serta peredaran uang yang operasionalnya disesuaikan dengan prinsip

syari’at Islam (Djazuli, 2002).

2. Karakteristik Perbankan Syariah

Bank syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi juga

memiliki orientasi pencapaian kesejahteraan. Secara fundamental

terdapat beberapa karakteristik bank syariah (Soemitra, 2012) :

1) Penghapusan Riba

2) Pelayanan Kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran

sosio-ekonomi Islam

3) Bank Syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari

bank komersial dan bank investasi

4) Bank Syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati

terhadap pemohon pembiayaan yang berorientasi kepada

penyertaan modal, karena bank komersial syariah menerapkan

profit and loss sharing dalam konsinyasi, ventura, bisnis atau

industri.

5) Bagi hasil cenderung mempererat hubungan antar bank syariah dan

pengusaha

6) Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi

kesulitan likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen pasar

Page 32: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

17

uang antar bank syariah dan instrumen bank sentral berbasis

syariah.

Menurut Sumitro terdapat beberapa ciri bank syariah yang

membedakan dengan bank konvensional:

1) Beban biaya

Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad

perjanjian diwujudkan dalam jumlah nominal yang besarnya

tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar

menawar dalam batas wajar. Beban biaya tersebut hanya

dikenakan sampai batas waktu sesuai dengan kesepakatan

dalam kontrak

2) Penggunaan persentase

Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan

pembayaran selalu dihindari, Karena persentase bersifat

melekat pada sisa utang, meskipun batas waktu perjanjian telah

berakhir, sehingga yang dipergunakan adalah nisbah bagi hasil

3) Kontrak-kontrak pembiayaan proyek

Di dalam Kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah

tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang

pasti yang ditetapkan dimuka karena pada hakikatnya yang

mengetahui tentang rugi suatu proyek yang dibiayai bank

hanya Allah semata. Tingkat keuntungan yang dipergunakan

adalah tingkat keuntungan aktual, apabila tingkat keuntungan

aktual lebih kecil daripada tingkat keuntungan proyeksi maka

yang dipergunakan adalah tingkat keuntungan aktual tersebut

4) Penyerahaan dana dianggap titipan (Wadiah)

Penyerahaan dana masyrakat dalam bentuk deposito tabungan

oleh penyimpan dianggap sebagai titipan (wadiah) sedangkan

bagi bank dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai

penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank yang

Page 33: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

18

beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariah, sehingga pada

penyimpanan tidak dijanjikan imbalan yang pasti

5) Dewan Pengawas Syariah

Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur

organisasi bank syariah yang bertugas untuk mengawasi

operasionalisasi bank dari sudut syariahnya. Selain itu, manajer

dan pimpinan bank Islam harus menguasai dasar-dasar

muamalah Islam. Unsur Dewan Pengawas Syariah inilah hal

utama yang membedakan struktur organisasi antara bank

syariah dan bank konvensiaonal

6) Fungsi Kelembagaan

Selain menjembatani antara pihak pemilik modal dengan pihak

yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus, yaitu

fungsi amanah, artinya berkewajiban menjaga dan bertanggung

jawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-

waktu apabila dana diambil pemiliknya.

B. Capital Adequacy Ratio(CAR)

CAR adalah rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk

menjamin dana deposan. Tujuannya adalah agar likuiditas/kemampuan

bank membayar kepada deposan cukup terjamin. Modal merupakan salah

satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan

menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat

kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap

kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai

ketentuan BI 8%) maka bank tersebut mampu membiayai operasi bank,

keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi

yang sangat besar bagi profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan

return bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah deposan.

CAR Modal

Aset Tertimbang Menurut Resiko ATMR

Page 34: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

19

C. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

merupakan rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional (Andriyani, 2012). Naik

turunnya rasio akan mempengaruhi laba yang dihasilkan oleh bank, begitu

juga sebaliknya. Karena kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah

bertindak sebagai perantara yaitu menghimpun dana dan menyalurkan

dana, semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam

mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka

keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar . (Rahayu dan

Rustam, 2016)

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP pada

tanggal 25 Oktober 2011 memberikan rumus untuk menghitung rasio

BOPO yaitu sebagai berikut :

BOPO Total Beban Operasional

Total Pendapatan Operasional

D. Non Performing Financing(NPF)

Setiap bank tidak mengharapkan terjadinya NPF, namun dalam

kegiatan usaha, walaupun telah dilaksanakan dengan baik, pasti masih ada

resiko-resiko lain yang tidak terprediksi sebelumnya dalam perencanaan

awal. Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak

menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang

diberikannya ternyata menjadi bermasalah. Hal ini terutama disebabkan

oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar

angsuran (cicilan) pokok pembiayaan beserta bagi hasil yang telah

disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian pembiayaan. NPF

merupakan situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami

risiko kegagalan, bahkan menunjukkan kepada bank akan mengalami

risiko kegagalan.

Page 35: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

20

Ada beberapa pengertian pembiayaan bermasalah, yaitu :

1) Pembiayaan yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai/

memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank

2) Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko di

kemudian hari bagi bank dalam arti luas

3) Mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan kewajiban-

kewajibannya, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan

atau pembayaran bunga/ denda keterlambatan serta ongkos-ongkos

bank yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan.

4) Kredit atau pembiayaan golongan perhatian khusus, kurang lancar,

diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi

menunggak (Rivai, 2006).

Kelancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi

hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas

pembiayaan dikategorikan menjadi 5 macam (Muhammad, 2005) :

1) Lancar atau Kolektabilitas 1

2) Kurang Lancar atau Kolektabilitas 2

3) Diragukan atau Kolektabilitas 3

4) Perhatian khusus atau Kolektabilitas 4

5) Macet atau Kolektabilitas 5

I’tikad nasabah untuk menyelesaikan kredit bermasalah, dinilai

berdasarkan penilaian mengenai kemauan dan kesediaannya, antara

lain :

a. Berinisiatif dan aktif melakukan negosiasi dengan bank.

b. Melakukan full disclosure mengenai keadaan perusahaan

dan grupnya kepada nasabah.

c. Memikul beban kerugian yang akan ditetapkan sebagai

hasil negosiasi.

d. Mempunyai rencana restrukturisasi atau menyampaikan

rencana restrukturisan untuk dibicarakan dengan bank.

Page 36: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

21

NPF Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan

E. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara

pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga (DPK)

yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa

jauh kemampuan bank dalam dalam membayar kembali penarikan dana

yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian

kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk

segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali

uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit

(Lukman, 2005).

Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka bank tersebut akan

berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi

deposito, untuk menarik investor menginvestasikan dananya di bank

syariah, maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik, sehingga

peningkatan FDR akan meningkatkan return bagi hasil deposito

mudharabah.

Rasio ini merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu

bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari

FDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi antara 85%

dan 100%. Sedangkan berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam surat

Edaran Bank Indonesia No 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya

FDR ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Dengan

ketentuan ini berarti bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan

melebihi jumlah dana pihak ketiga asalkan tidak melebihi 110%.

Ditetapkannya maksimum pemberian kredit (pembiayaan) dan FDR

yang harus diperhatikan oleh bank syariah, maka bank syariah tidak dapat

begitu saja serampangan melakukan ekspansi pembiayaan yang bertujuan

untuk memperoleh keuntungan sebesar besarnya atau untuk secepatnya

Page 37: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

22

dapat membesarkan jumlah assetnya. Karena hal itu akan membahayakan

kelangsungan hidup bank tersebut dan akan membahayakan dana

simpanan para nasabah penyimpan dana dari bank itu (Remy, 2007).

FDR Total Pembiayaan

Total DP

F. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

1. Deposito

Deposito merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk

melakukan investasi. Pemilik deposito tersebut disebut deposan.

Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito

adalah uang yang relative tersimpan lebih lama. Mengingat deposito

memiliki jangka waktu yang relative panjang dan frekuensi penarikan

yang juga jarang. Dengan demikian bank dapat leluasa untuk

menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan penyaluran

kredit.

Deposito menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu

tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang

bersangkutan (Kasmir, 2004).

Menurut Karnaen Poerwataatmadja, Deposito adalah simpanan dari

dana pihak ketika kepada bank yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga

dan bank yang biasanya jangka waktu penetapan deposito telah

ditetapkan oleh bank yaitu 1, 3, 6 dan 12 bulan.

Deposito merupakan produk dari bank yang memang ditujukan

untuk kepentingan investasi dalam bentuk surat-surat berharga

sehingga dalam perbankan syariah akan memakai prinsip mudharabah.

Yang di maksud mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak

dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha

Page 38: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

23

secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan

dalam kontrak.

2. Landasan Hukum Deposito Mudharabah

Adapun dasar hukum deposito dalam hukum positif dapat kita

jumpai dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan (Karim, 2004).

Secara teknis mengenai deposito mudharabah ini dalam pasal 36

huruf a poin 3 PBI Nomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum Yang

Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Pasal ini

intinya menyebutkan bahwa bank wajib menerapkan prinsip syariah

dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan usahanya dalam melakukan

penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

investasi antara lain dalam bentuk deposito berjangka dalam bentuk

mudharabah.

Selain itu mengenai deposito ini juga telah diatur dalam Fatwa

DSN No. 03/DSN-MUI/1V/2000, tanggal 1 April 2000 yang

menyatakan bahwa keperluan masyarakat dalam peningkatan

kesejahteraan dan dalam bidang investasi, memerlukan jasa perbankan.

Salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari

masyarakat adalah deposito, yaitu simpanan dana berjangka yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

Beberapa dalil Al-Qur’an mengenai deposito menurut Fatwa DSN

No. 03/DSN-MUI/IV/2000, sebagai berikut :

1) Firman Allah SWT, antara lain :

a. QS. An-Nisa [4] : 29 :

نكم بالباطل إال أن تكون تجارة ن آمنوا التؤكلوا أموالكم ب ها الذ آ أ عن تراض منكم

"Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian saling

memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang

Page 39: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

24

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

sukarela di antaramu...”.

b. QS. Al-Baqarah [2] : 283 :

.. ه فإن أمن تق هللا رب إد الذى اإتمن أمانته، ول بعضكم بعضا فل

"Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,

hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan

hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya …”.

c. QS. Al-Maidah [5] : 1 :

ن آمنوا أوفوا بالعقود ... ها الذ آ أ

"Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu...”.

d. QS. Al-Baqarah [2] : 198 :

كم ... كم جناح أن تبتغوا فضال من رب س عل ... ل

"Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu …"

2) Hadis-hadis Nabi SAW, antara lain :

a. Hadis Nabi riwayat Thabrani :

علىاشترطمضاربة المالدفعإذاالمطلبعبدبهالعباشسدواكان لأنصاحب

سلك ا،ب ىسلولبحر شتريولواد ا،ب فعلفإنرطبة ،كبد ذاتدابة ب

للاصلىللارسولشرطفبلغضمه،ذلك عل فأجازيوسلموآل

(عباشابهعهفىاألوسظالطبراو)رواي

“Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai

mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agartidak

mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak

membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia

(mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang

Page 40: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

25

ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau

membenarkannya” (HR. Thabrani dari IbnuAbbas).

b. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah :

أن ب ه هللا صلى الن هن ثالث قال: وسلم وآله عل ، أجل إلى ع الب البركة: ف

ر ع بالش ت والمقارضة، وخلطالبر ع)رواه ال للب (صهب عن ماجه ابن للب

“Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli

tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur

gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan

untuk dijual‟ ‟‟(HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).

c. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi :

م حالال أو أحل حراما والمسلمون على شرو ن المسلمن إال صلحا حر لح جائز ب الص

م حالال أو أحل حراما )رواه الترمذي عن عمرو بن عوف(طهم إال شرطا حر

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum musliminkecuali

perdamaianyangmengharamkanyanghalalataumenghalalkan yang

haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka

kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang haram” (HR. Tirmidzi dari „Amr bin„Auf).

Berdasarkan Fatwa DSN-MUI ini deposito yang dibenarkan secara

syariah adalah yang berdasarkan prinsip mudharabah, dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau

pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola

dana.

2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah dan mengembannya, termasuk di dalamnya Mudharabah

dengan pihak lain.

Page 41: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

26

3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai

dan bukan piutang.

4) Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan

dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito

dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6) Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.

Secara teknis pemakaian prinsip akad mudharabah ke dalam

produk deposito sebagai instrumen penghimpunan dana dari

masyarakat pada bank syariah telah di atur dalam pasal 5 Peraturan

Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan

dan penyaluran dana bagi Bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah.

Dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau

deposito berdasarkan mudharabah berlaku persyaratan paling kurang

sebagai berikut:

1) Bank bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah bertindak

sebagai pemilik dana.

2) Dana disetor penuh kepada Bank dan dinyatakan dalam jumlah

nominal

3) Pembagian keuntungan dari pengelola dana investasi

dinyatakan dalam bentuk nisbah

4) Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan

nasabah

5) Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda

dalam perundang-undangan yang berlaku.

Page 42: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

27

3. Tingkat Bagi Hasil

Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan

oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan

pihak bank syariah. Dalam usaha terdapat dua pihak yang melakukan

perjanjian, maka hasil atas usaha yang dilakukan oleh kedua pihak atau

salah satu pihak akan dibagi sesuai dengan porsi masing-masing pihak

yang melakukan akad perjanjian. Pembagian hasil usaha dalam

perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan nisbah, yaitu

persentase yang disetujui oleh kedua belah pihak dalam menentukan

bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan.

Menurut Agustianto (2005 : 56), bagi hasil adalah keuntungan atau

hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana baik investasi maupun

transaksi jual beli yang diberikan nasabah. Dari pendapatan di atas

dapat disimpulkan bahwa bagi hasil merupakan suatu sistem yang

digunakan dalam perbankan syariah dalam menentukan porsi yang

didapat masing-masing pihak yakni antara bank dengan nasabah.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa bagi hasil merupakan suatu teknik distribusi pendapatan yang

diperoleh atas jenis usaha yang ditanamkan pada sektor riil yang tidak

melanggar ketentuan syariat Islam.

Adapun ketentuan prinsip bagi hasil terdiri atas (Wiroso, 2005) :

1) Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad

dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

2) Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh.

3) Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan

peningkatan jumlah pendapatan.

4) Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil.

5) Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang

dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan

maka kerugian akan ditanggung bersama kedua belah pihak.

Page 43: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

28

Sebagai lembaga intermediasi keuangan, bank syariah akan

mendapatkan bagi hasil dari dana yang ditempatkan pada mitranya

(nisbah). Bagi hasil dari nisbah inilah yang nantinya akan dibagikan

kepada para penabung. Bank syariah perlu mempertimbangkan

mekanisme perhitungan bagi hasil yang terdiri dari dua sistem (Tim

Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, 2001):

1) Profit Sharing, adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada net

dari total pendapatan setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh pendapatan tersebut.

2) Revenue Sharing, adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada

total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan

biaya-biaya yang telah dikeluarkan.

Prinsip perhitungan bagi hasil pendapatan sangat penting untuk

ditentukan di awal dan untuk diketahui oleh kedua belah pihak yang

akan melakukan kesepakatan kerja sama bisnis karena apabila hal ini

tidak dilakukan, maka berarti telah menajdi gharar, sehingga transaksi

menjadi tidak sesuai dengan prinsip syariah (Rizal, 2009).

Karena hal di atas, Dewan Syariah Nasional memberikan fatwa

sebaga acuan bagi bank syariah terdapat pada fatwa DSN Nomor

15/DSN-MUI/IX/2000 tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha yaitu

sebagai berikut:

a. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip bagi hasil

(revenue sharing) maupun bagi hasil untung (profit sharing) dalam

distribusi usaha dengan mitra (nasabah)-nya.

b. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), distribusi bagi hasil

usaha sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil (revenue sharing).

c. Penetapan prinsip distribusi hasil usaha yang dipilih harus

disepakati dalam akad.

Dalam praktek di lapangan terdapat istilah revenue sharing dan

profit sharing. Adapun revenue yang dimaksud dalam dasar bagi hasil

Page 44: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

29

bank syariah dan yang dipraktekkan selama ini adalah pendapatan

dikurangi harga pokok yang dijual. Dalam akuntansi, konsep ini biasa

dinamakan dengan gross profit (Rizal, 2009). Prinsip perhitungan bagi

hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2.1

Perhitungan Bagi Hasil

Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil

Penjualan Xx

Harga Pokok

Penjualan

(xx)

Laba Kotor Xx Gross Profit Sharing

Beban (xx)

Laba/Rugi Bersih Xx Profit Sharing

Rumus gross profit sharing :

Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Kotor

Rumus profit sharing :

Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Rugi Bersih

Besar kecilnya hasil investasi dipengaruhi oleh banyak

faktor. Faktor-faktor yang memepengaruhi bagi hasil yang

berdampak langsung dan tidak langsung:

a. Faktor Langsung ( directfactors )

Diantara faktor langsung yang mempengaruhi perhitungan

bagi hasil adalah investmen rate, jumlah dana yang

Page 45: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

30

tersedia, dan nisbah bagi hasil (profit sharing).

1) Investment rate, merupakan persentase aktual dana yang

diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan

investment rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20

persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi

likuiditas.

2) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan

merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang

tersedia untuk diinvestasikan. Dana tersebut dapat

dihitung dengan menggunakan salah satu metode ini:

a) Rata-rata saldo minimum bulanan

b) Rata-rata saldo harian

c) Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang

tersedia untuk diinvestasikan, akan menghasilkan

jumlah dana aktual yang digunakan.

3) Nisbah (Profit Sharing Ratio)

a) Salah satu ciri al-mudharabah adalah nisbah yang

harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.

b) Nisbah antara satu bank dan bank lainnya dapat

berbeda.

c) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu

dalam satu bank, misalnya deposito 1 bulan, 3

bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.

d) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan

account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan

jatuh tempo.

b. Faktor Tidak Langsung (undirectfactors)

(1) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya

mudharabah

(a) Bank dan nasabah melakukan share dalam

pendapatan dan biaya (profit and sharing).

Page 46: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

31

Pendapatan yang dibagi hasilkan merupakan

pendapatan yang akan diterima dikurangi biaya-

biaya.

(b) Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut

revenue sharing.

(2) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting)

Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh

berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan

dengan pengakuan pendapatan dan biaya.

G. Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR Terhadap Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

1. Pengaruh CAR terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka

pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian. Capital

Adequency Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang

menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang

mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi,

mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang dapat

berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Noor, 2009) semakin

tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk

menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko.

Dengan demikian bank harus menyediakan modal minimum yang

cukup untuk menjamin kepentingan pihak ketiga (sinungan, 2000).

Teori ini didukung oleh penelitian Rizky Amelia (2011) yang

menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan positif terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Apabila CAR naik maka

tingkat bagi hasil deposito mudharabah juga naik.

Page 47: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

32

2. Pengaruh BOPO terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Menurut Nainggolan (2009) untuk mengukur efisiensi bank, salah

satu indikator yang dipakai adalah perbandingan antara beban

operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Semakin kecil

rasio BOPO berarti semakin efisien beban operational yang

dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu

bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nidya Laksitarini (2013)

dan Nurul Hikmah (2013) menyatakan bahwa BOPO mempunyai

pengaruh yang negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. Hasil tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi BOPO

akan menyebabkan semakin rendah tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. Hal ini bahwa biaya operasional yang tinggi akan

memperlihatkan porsi yang tidak seimbang antara pendapatan

operasional dengan biaya operasional, sehingga akan menimbulkan

efek buruk bagi kesehatan bank yang secara langsung akan berdampak

buruk juga untuk tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

3. Pengaruh NPF terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara jumlah

pembiayaan yang tidak tertagih atau tergolong no lancar dengan

kualitas kurang lancar, diragukan dan macet (Arifa, 2008) (Nofianti

dkk, 2015,71). Jika Non Performing Financing (NPF) tinggi, maka

profitabilitas menurun dan tingkat bagi hasil menurun dan jika Non

Performing Financing (NPF) turun, maka profitabilitas naik dan

tingkat bagi hasil naik. Adapun standar terbaik Non Performing

Financing (NPF) adalah kurang dari 5%.

Berdasarkan penelitian terdahulu menurut Nana dan Tenny jika

Non Performing Financing (NPF) tinggi, maka profitabilitas menurun

dan tingkat bagi hasil menurun dan jika Non Performing Financing

(NPF) turun, maka profitabilitas naik dan tingkat bagi hasil naik.

Page 48: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

33

Beberapa alasan NPF tidak mempengaruhi tingkat bagi hasil yang

diberikan oleh Bank Syariah adalah sebagai berikut:

a. Permintaan pembiayaan di Bank Syariah cukup tinggi.

b. Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Bank Syariah.

c. Kecilnya Moral Hazard Pada Bank Syariah.

4. Pengaruh FDR terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Financing to Deposits Ratio (FDR) merupakan rasio pembiayaan

terhadap dana pihak ketiga yang menggambarkan sejauh mana

simpanan digunakan untuk pemberian pembiayaan yang biasa

digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perbankan syariah

dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah

deposit yang dimiliki (Nana dan Tenny, 2015). Semakin tinggi tingkat

FDR suatu bank, bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan

jumlah DPK, baik dari tabungan, deposito, maupun giro. Untuk

menarik investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka

bank akan menawarkan tingkat bagi hasil yang menarik atau

menaikkan tingkat bagi hasil (Rahmawaty dan Tiffany, 2015). Dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas

bank semakin rendah, karena jumlah dana yang digunakan untuk

membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya.

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi

dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat

disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan

keduanya (Hamid, 2010).

Page 49: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

34

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran

Variabel Independen (X), terdiri dari :

X1 : Capital Adequacy Ratio (CAR)

X2 : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

X3 : Non Performing Financing (NPF)

X4 : Financing to deposit ratio (FDR)

Variabel Dependen (Y)

Y : Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Kinerja Keuangan

Variabel Independen

(X1) CAR

(X2) BOPO

(X3) NPF

(X4) FDR

Variabel Dependen

(Y)

Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

Uji Asumsi Klasik

Uji Statistik

Uji Hipotesis

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 50: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

35

I. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Dalam kerangka berfikir ilmiah, hipotesis diajukan adalah

sebagai jawaban sementara yang belum tentu benar dan perlu dibuktikan

kebenarannya melalui penelitian.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh serta hubungan

yang positif antara dua variabel atau lebih perlu dirumuskan suatu

hipotesis.

Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Parsial

H01 : Diduga tidak terdapat pengaruh secara parsial CAR, BOPO, NPF

dan FDR Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Periode

2015-2018.

Ha1 : Diduga terdapat pengaruh secara parsial CAR, BOPO, NPF dan

FDR Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Periode

2015-2018.

2. Hipotesis Simultan

H01 : Diduga tidak terdapat pengaruh secara simultan CAR, BOPO,

NPF dan FDR Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Periode 2015-2018.

Ha1 : Diduga terdapat pengaruh secara simultan CAR, BOPO, NPF dan

FDR Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Periode

2015-2018.

Page 51: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan model data panel. Penelitian ini difokuskan

pada tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel dependen

sedangkan pengaruh capital adequacy ratio, biaya operasional pendapatan

operasional, financing to deposit ratio dan non performing financing

sebagai variabel independen. Periode yang digunakan dalam penelitian ini

selama periode 2015-2018.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu merupakan

salah satu jenis kegiatan penelitian yang menggunakan rancangan

terstruktur, formal dan spesifik, serta mempunyai rancangan operasional

yang mendetail (Anshori, 2009). Metode ini disebut metode kuantitatif

karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik (Sugiyono, 2007).

C. Teknik Penentuan Populasi dan Sample

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda

yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data

dan memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandar rumidi, 2002).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum syariah

(BUS) di Indonesiayang beroperasi pada tahun 2015-2018. Jumlah Bank

Umum Syariah di Indonesia sampai tahun 2018, menurut laporan Statistik

Perbankan Syariah (SPS) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) berjumlah 14. Bank-bank tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1

sebagai berikut.

Page 52: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

37

Tabel 3.1

Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia

No Nama Bank Umum Syariah

1 PT. Bank Muamalat Indonesia

2 PT. Bank Victoria Syariah

3 PT. Bank BRI Syariah

4 PT. Bank Jabar Banten Syariah

5 PT. Bank BNI Syariah

6 PT. Bank Syariah Mandiri

7 PT. Bank Mega Syariah

8 PT. Bank Panin Syariah

9 PT. Bank Syariah Bukopin

10 PT. BCA Syariah

11 PT. Maybank Syariah Indonesia

12 PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah

13 PT. Bank Aceh Syariah

14 PT. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, data diolah oleh penulis

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan

dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul mewakili.

Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini adalah perusahaan

yang dipilih bedasarkan metode purposive sampling dengan tujuan untuk

mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang

ditentukan.

Adapun kriteria sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 53: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

38

a. Bank Umum Syariah (BUS) yang beroperasi di Indonesia dari tahun

2015 hingga tahun 2018.

b. Bank Umum Syariah (BUS) yang telah mempublikasikan laporan

triwulanan dari tahun 2015 sampai 2018.

c. Bank Umum Syariah (BUS) dengan pertumbuhan Asset dan DPK

yang baik dan mengalami peningkatan dari tahun 2015 hingga tahun

2018.

Berdasarkan penilaian peneliti, maka jumlah sampel yang sesuai

dengan kriteria sampel tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah

1 BUS yang beroperasi hingga tahun 2018 14

2 BUS yang telah mempublikasikan laporan triwulanan

dari tahun 2015 sampai 2018 6

3 Periode (triwulan) 16

4 Total sampel yang memenuhi kreteria 6 X 16

Jumlah data sampel yang di observasi 96

Sumber: Website resmi Bank Umum Syariah, data diolah oleh penulis

Terdapat 6 Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi sampel

penelitian. Daftar sampel penelitian disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Daftar Sampel Penelitian

No Bank Umum Syariah Alamat Website

1 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk www.muamalatbank.com

2 PT Bank BRISyariah www.brisyariah.co.id

3 PT Bank BNI Syariah www.bnisyariah.co.id

4 PT Bank Syariah Mandiri www.syariahmandiri.co.id

Page 54: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

39

5 PT Bank Panin Syariah Tbk www.paninsyariah.co.id

6 PT Bank Mega Syariah www.megasyariah.co.id

Sumber: Data diolah oleh penulis

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu dengan

melihat data dari laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah yang

kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi

yaitu laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah (BUS) yang

dijadikan sampel penelitian. Data tersebut didapatkan dari website

resmi Bank Umum Syariah (BUS) yang dijadikan sampel penelitian.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (Variabel bebas)

Merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (variabel

dependen), setiap terjadi perubahan terhadap variabel independen

maka variabel dependen akan terpengaruh atas perubahan tersebut.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah CAR,

BOPO, NPF dan FDR.

a. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR adalah rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk

menjamin dana deposan. Tujuannya adalah agar likuiditas/kemampuan

bank membayar kepada deposan cukup terjamin. Modal merupakan

salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan

menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat

kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap

kredit/aktiva produktif yang berisiko.

Page 55: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

40

Pengukuran dalam variabel ini menggunakan rumus sebagai

berikut:

CAR Modal

Aset Tertimbang Menurut Resiko ATMR

b. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas

operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan suatu

terhadap lainnya.

Pengukuran dalam variabel ini menggunakan rumus sebagai

berikut:

BOPO Total Beban Operasional

Total Pendapatan Operasional

c. Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) atau dikenal juga dengan risiko

pembiayaan adalah risiko akibat ketidak mampuan nasabah dalam

mengembalikan pinjaman yang telah diberikan oleh bank beserta

imbalannya dalam jangka waktu tertentu. Rasio ini menunjukan

pembiayaan bermasalah yang tergolong dari pembiayaan kurang

lancar, diragukan dan macet.

Pengukuran dalam variabel ini menggunakan rumus sebagai

berikut:

NPF Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan

d. Financial to Deposit Ratio (FDR)

Merupakan Rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan

bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan

deposan dengan mengendalikan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya bank yang bersangkutan.

Page 56: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

41

Pengukuran dalam variabel ini menggunakan rumus sebagai

berikut:

FDR Total Pembiayaan

Total DP

2. Variabel Dependen (Variabel terikat)

Merupakan variabel yang keadaannya dipengaruhi oleh variabel

lain (variabel independen) atau variabel yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel

dependen adalah tingkat bagi hasil deposito Mudharabahsesuai dengan

kesepakatan diawal dengan periode waktu tertentu. Bagi hasil akan

berbeda tergantung pada dasar perhitungan bagi hasil, yaitu bagi hasil

yang dihitung dengan menggunakan konsep revenue sharing dan bagi

hasil dengan menggunakan profit/loss sharing.

F. Metode Analisis Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

gabungan dari data cross section dan data time series. Kombinasi dari

gabungan kedua data tersebut adalah data panel. Data time series

merupakan data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu

individu sedangkan data cross section adalah data yang dikumpulkan

dalam satu waktu terhadap banyak individu. Metode data panel adalah

suatu metode yang digunakan untuk melakukan analisis empirik dengan

perilaku data yang lebih dinamis.

Teknik analisis yang dipakai adalah dengan analisis regresi data

panel dengan menggunakan Eviews 9.0 sebagai program pengolah

datanya. Selain itu juga digunakan software Ms. Exel sebagai software

pembantu dalam mengkonversi data dalam bentuk baku yang disediakan

oleh sumber ke dalam bentuk yang lebih representative untuk digunakan

pada software utama diatas.

Page 57: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

42

1. Pemilihan Model

Pada penelitian ini menggunakan data panel, sehingga sebelum

dilakukan uji asumsi klasik dan rangkaian analisis regresi berganda,

perlu dilakukan pengujian untuk menentukan model mana yang paling

tepat dengan tujuan penelitian. Terdapat tiga model yang dapat

digunakan yaitu Common Effect (CE), Fix Effect (FE), dan Random

Effect (RE). Untuk menentukannya menggunakan uji sebagai berikut:

a) F Test (Chow Test)

Chow test adalah alat untuk menguji test for equality of

coefficients atau uji kesamaan koefisien dan test ini ditemukan oleh

Gregory Chow. Jika hasil observasi yang sedang kita teliti dapat

dikelompokkan menjadi dua atau lebih kelompok, maka

pertanyaan yang timbul adalah kedua atau lebih kelompok tadi

merupakan subyek proses ekonomi yang sama atau tidak. Sebagai

contoh dalam data runtut waktu (time series) dipercayai bahwa

fungsi konsumsi secara permanen mengalami perubahan pada

tahun tertentu, hal ini menimbulkan dua kelompok observasi

―sebelum‖ dan ―sesudah‖. Misalnya, fungsi konsumsi berubah

secara permanen karena krisis ekonomi, maka kita punya dua

kelompok observasi yaitu ―sebelum krisis‖ dan ―sesudah krisis

Uji Chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang

digunakan adalah common effect atau fixed effect. Rumus yang

digunakan dalam test ini adalah:

C O N-

Nt-N-

Keterangan:

N= Jumlah data cross section

T= Jumlah data time series

K= Jumlah variabel independen

Page 58: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

43

Setelah uji Chow dilakukan, maka hasilnya akan

menentukan hipotesis sebagai berikut:

H0: Common Effect Model

HI: Fixed Effect Model

b) Hausman Test

Perhitungan statistik uji Hausman diperlukan asumsi bahwa

banyaknya kategori cross section lebih besar dibandingkan jumlah

variabel independen (termasuk konstanta) dalam model. Lebih

lanjut, dalam estimasi statistik uji Hausman diperlukan estimasi

variansi cross-section yang positif, yang tidak selalu dapat

dipenuhi oleh model. Apabila kondisi-kondisi ini tidak dipenuhi

maka hanya dapat digunakan model fixed effect.

Uji Hausman digunakan untuk menentukan model fixed

effect atau model random effect yang paling tepat digunakan dalam

penelitian. Rumus uji Hausman yaitu :

( RE- FE) FE- RE ( RE- FE)

Keterangan:

RE Random Effect Estimator

FE Fixed Effect Estimator

FE Matriks ovarians Fixed Effect

RE Matriks ovarians Random Effect

Setelah uji Hausman dilakukan, maka hasilnya akan

menentukan hipotesis sebagai berikut:

H0: Random Effect Model

HI: Fixed Effect Model

c) Lagrange Multiplier (LM) Test

Untuk mengetahui apakah model Random Effect lebih baik

daripada metode Common Effect (OLS) digunakan uji Lagrange

Multiplier (LM). Uji signifikasi Random Effectini dikembangkan

oleh Breusch Pagan. Metode Bruesch Pagan untuk menguji

Page 59: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

44

signifikasi Random Effect didasarkan pada nilai residual dari

metode Common Effect.

Uji LM ini didasarkan pada distribusi chi-square dengan

degree of freedom sebesar jumlah variabel independen. Jika nilai

LM statistik lebih besar dari nilai kritis statistik chi-square maka

kita menolak hipotesis nol, berarti estimasi yang lebih tepat dari

regresi data panel adalah model random effect. Sebaliknya jika

nilai LM statistik lebih kecil dari nilai kritisstatistik chi-square

maka kita menerima hipotesis nol yang berarti model common

effect lebih baik digunakan dalam regresi

2. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi, terdapat variabel residual atau variabel penggangu

atau residual mempunyai distribusi normal.

Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual

memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik

dan uji statistik. Namun dalam penelitian ini lebih ditekankan

untuk menguji statistik. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan

uji Jarque-Bera (JB). Data dalam penelitian ini dikatakan

terdistribusi normal jika, nilai probability Jarque-Bera lebih besar

dari 0.05 (Ghozali, 2013:166).

b) Uji Multikolinearitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada model

penelitian terdapat masalah multikolinearitas atau tidak. Masalah

tersebut terjadi ketika antar variabel independen atau variabel

bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabelnya, atau bisa

dikatakan tidak terdapat masalah kolinearitas. Pada penelitian ini

uji multikolinearitas dengan melihat koefisien korelasi regresi antar

Page 60: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

45

variabel. Jika terdapat hasil > 0,8 maka terdapat masalah

multikolinearitas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali, Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang

digunakan karena terjadi gangguan (error) yang muncul dalam

fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homokedastisitas, dan jika variance tidak konstan

atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Pendeteksian heteroskedastisitas yang penulis

gunakan dilakukan melalui Uji White. Dengan hipotesis sebagai

berikut:

H0 = tidak ada heteroskedastisitas

H1 = ada heteroskedastisitas

Dasar pengambilan keputusan:

Bila probabilitas Obs*R

2>0.05, maka H0 diterima.

Bila probabilitas Obs*R

2<0.05, maka H0 ditolak.

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antar kesalahan penggaggu

(residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya. (Ghozali, 2013:137).

Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan

Uji Langrange Multiplier (LM Test) dengan membandingkan nilai

probabilitas R-Squared dengan a=0.05.

H0 = tidak ada autokorelasi

H1 = ada autokorelasi

Page 61: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

46

Dasar pengambilan keputusan:

Bila probabilitas Obs*R

2>0.05, maka H0 diterima.

Bila probabilitas Obs*R

2<0.05, maka H0 ditolak.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah model regresi yang variabel

dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel bebas.

Regresi linier berganda biasanya digunakan untuk meneliti dan

mengukur pengaruh beberapa variabel yang diduga memiliki hubungan

dengan variabel yang diuji.

Pada penelitian ini menggunakan Tingkat Bagi Hasil sebagai

variabel dependen. Sedangkan untuk variabel independen secara

berturut-turut menggunakan CAR, BOPO, NPF dan FDR. Sehingga

diperoleh model persamaan analisis regresi sebagai berikut:

Y + x + 2x2 + 3x3 + 4x4 + e

Keterangan:

Y = Tingkat Bagi Hasil

onstanta

– 4 oefisien regresi variabel independen

x1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

x2 = Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

x3 = Non Performing Finance (NPF)

x4 = Financing to Deposit Ratio (FDR)

e = error

Nilai koefisien disini menentukan sebagai dasar analisis. Artinya

adalah jika koefisien bernilai positif + maka setiap kenaikan yang

Page 62: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

47

terjadi pada variabel independen akan mengakibatkan kenaikan pada

variabel dependen. Tetapi, jika koefisien bernilai negatif -) maka

setiap kenaikan yang terjadi pada variabel independen justru akan

mengakibatkan penurunan pada variabel dependen.

4. Pengujian Hipotesis

a) Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel

dependen (ghozali,2013:61). Adapun cara pengujian dalam uji F

ini dengan melihat nilai signifikasi.

Hipotesis:

H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

H1 = terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas >0.05, maka H0 diterima.

Jika probabilitas <0.05, maka H0 ditolak.

b) Uji Signifikansi Parameter Indivdual (Uji-t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen

dengan menganggap variabel independen lainnya konstan.

(Ghozali,2013;63)

Hipotesis:

H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen.

Page 63: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

48

H1 = terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas >0.05, maka H0 diterima.

Jika probabilitas <0.05, maka H0 ditolak.

c) Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (Adjusted R-squared) digunakan untuk

mengukur sejauh mana kemampuan model termasuk variabel

independen dalam menjelaskan variabel independen. Uji ini

dilakukan dengan melihat nilai Adjusted R-squared yang diperoleh

pada persamaan model dan mengukurnya pada koefisien

determinasi yang memiliki rentang nilai dari 0 hingga 1. Jika

Adjusted R-squared diperoleh semakin besar dan mendekati

mencapai angka 1, maka semakin besar kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika

Adjusted R-squared diperoleh semakin kecil dan mendekati angka

0, maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen semakin kecil. Jika hal tersebut terjadi, maka

menjelaskan bahwa variabel dependen dijelaskan oleh variabel-

variabel lain di luar model penelitian.

Page 64: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

49

BAB IV

HASIL DAN ANALISA DATA

A. Pemilihan Model

Pada pengolahan data panel, sebelum dilakukannya berbagai uji

asumsi klasik dan uji statistik lainnya, perlu terlebih dahulu dilakukan

berbagai uji untuk menentukan model mana yang akan digunakan pada

penelitian. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan model yang paling

tepat digunakan. Ada tiga model yang dapat digunakan dalam uji statistik

meggunakan data berjenis panel, yaitu model Common Effect (CE), Fix

Effect (FE) dan Random Effect (RE).

1. F Test (Chow Test)

Jenis uji ini dilakukan untuk membandingkan dan memilih model,

Antara model CE dan FE untuk digunakan pada penelitian.

Ketentuannya adalah sebagai berikut, jika nilai probabilitas (Prob.)

pada Cross-section F > 0,05 maka model yang digunakan adalah

model CE. Tetapi, jika ditemukan nilai probabilitas (Prob.) pada

Cross-section F < 0,05 maka model yang digunakan adalah model FE.

Tabel 4.1

Hasil F Test (Chow Test)

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: NAMA_BANK

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 363.481515 (5,86) 0.0000

Cross-section Chi-square 297.317157 5 0.0000

Dari hasil tersebut ditemukan bahwa nilai probabilitas (Prob.) pada

Cross-section F adalah 0,0000. Atau diperoleh nilai (Prob.) pada

Page 65: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

50

Cross-section F < 0,05. Maka sesuai ketentuan, untuk hasil sementara

pada penelitian ini menggunakan model FE.

2. Hausman Test

Pada uji Hausman Test bertujuan untuk membandingkan dan

memilih model, antara model FE dan RE untuk digunakan pada

penelitian. Ketentuannya adalah sebagai berikut, jika nilai probabilitas

(Prob.) pada Cross-section random > 0,05 maka model yang

digunakan adalah model RE. Tetapi, jika ditemukan nilai probabilitas

(Prob.) pada Cross-section random < 0,05 maka model yang

digunakan adalah model FE.

Tabel 4.2

Hasil Hausman Test

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: NAMA_BANK

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 966.757231 4 0.0000

Dari hasil tersebut ditemukan bahwa nilai probabilitas (Prob.) pada

Cross-section random adalah 0,0000. Atau diperoleh nilai (Prob.) pada

Cross-section random < 0,05.

Untuk uji Langrangge Multiplier (LM) Test pada penelitian ini

tidak perlu dilakukan. Karena uji tersebut bertujuan untuk

membandingkan antara model RE dan model CE. Sedangkan pada

model penelitian ini ketika model FE dibandingkan dengan model CE

dan ketika model FE dibandingkan dengan model RE, telah ditemukan

bahwa model FE lebih memenuhi ketentuan pada uji pemilihan model

Page 66: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

51

yang telah dilakukan (F Test dan Hausman Test). Sehingga pada

penelitian ini diputuskan untuk menggunakan model Fix Effect (FE).

B. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen,

independen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Salah satu

cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan menggunakan

metode Jarque-Bera (JB), model regresi yang baik adalah data

berdistribusi normal. Dalam software EViews, normalitas sebuah data

dapat diketahui dengan mebandingkan nilai Jarque-Bera. Uji JB

didapat dari histogram normality (Ghozali, 2013:165)

Setelah data diolah maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

Series: Residuals

Sample 1 96

Observations 96

Mean -8.82e-15

Median -0.018934

Maximum 0.873200

Minimum -0.760086

Std. Dev. 0.394712

Skewness 0.524350

Kurtosis 2.497723

Jarque-Bera 5.408211

Probability 0.066930

Berdasarkan gambar 4.1, dihasilkan nilai JB sebesar 5.408211,

dengan probabilitas sebesar 0.066930 yang berarti nilai ini lebih dari

0.05. Maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi

normal.

Page 67: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

52

2) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar

variabel independen. (Ghozali, 2013:79)

Pada penelitian ini, uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat

koefisien korelasi regresi antar variabel. Persyaratan pada uji

multikolinieritas adalah hubungan antara variabel harus menghasilkan

nilai < 0,8. Jika terdapat nilai yang > 0,8 maka pada data tersebut

memiliki masalah multikolinieritas.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinieritas

Pada tabel 4.3 di atas dapat kita lihat bahwa hubungan antara

variabel yang berbeda semuanya memiliki nilai < 0,8. Maka pada

penelitian ini data yang digunakan tidak memiliki masalah.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah

Homoskedasitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. (Ghozali,

2013:95)

Untuk mendeteksi data memiliki masalah heteroskedastisitas atau

tidak yaitu jika probabilitas OBS*R2>0.05 maka tidak terdapat

CAR BOPO NPF FDR

CAR 1.000000 -0.270210 -0.166545 0.015483

BOPO -0.270210 1.000000 0.322180 0.118941

NPF -0.166545 0.322180 1.000000 -0.160878

FDR 0.015483 0.118941 -0.160878 1.000000

Page 68: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

53

heteroskedastisitas dilakukan dengan aplikasi Eviews 9.0 dengan

menggunakan uji white, diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.119276 Prob. F(4,91) 0.0848

Obs*R-squared 8.180799 Prob. Chi-Square(4) 0.0852

Scaled explained SS 5.504749 Prob. Chi-Square(4) 0.2393

Terlihat pada tabel 4.4 diketahui bahwa nilai nilai probabilitas Chi

Square sebesar 0.0848. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas

obs*R-Squared lebih besar dari 0.05, maka dengan demikian tidak

terdapat masalah heteroskedastisitas.

4) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,

2013:137)

Uji autokorelasi dapat dilakukan melalui uji LM Test yang

kemudian hasil dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi Square. Jika

probabilitas Chi Square lebih besar dari tingkat signifikansi 5%, maka

dikatakan tidak terdapat autokorelasi. Hasil pengujian uji autokorelasi

menggunakan Eviews 9.0 adalah sebagai berikut:

Page 69: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

54

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 64.89756 Prob. F(2,89) 0.0000

Obs*R-squared 56.94977 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Dari tabel 4.5, diketahui bahwa nilai probabilitas Chi

Square<a=5% (0.0000<0.05), maka H0 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat masalah autokorelasi. Oleh karena itu,

perlu dilakukan perbaikan, pada masalah autokorelasi ini dapat

diperbaiki dengan Metode Diferensiasi Tingkat Pertama. Untuk

mengatasinya, perlu dilakukan estimasi dengan diferensi tingkat satu

dengan memasukkan persamaan (d(y) c d(x)) (Winarno,2015:5.37)

Setelah dilakukan perubahan estimasi dengan metode diferensiasi

tingkat pertama, maka hasil output dari uji autokorelasi adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.6

Hasil Diferensiasi Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.042759 Prob. F(2,88) 0.9582

Obs*R-squared 0.092231 Prob. Chi-Square(2) 0.9549

Berdasarkan table 4.6, diketahui bahwa nilai probabilitas Chi

Square>a (0.9549>0.05), maka H0 diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa data tidak terdapat masalah autokorelasi.

Page 70: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

55

C. Analisis Regresi Linier Berganda

Diperoleh hasil pengolahan model regresi berganda pada penelitian

sebagai berikut :

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Variabel

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 22.77431 1.173224 19.41174 0.0000

CAR? -1.528081 0.170973 -8.937549 0.0000

BOPO? 0.032703 0.121523 0.269107 0.7885

NPF? 0.057942 0.064364 0.900230 0.3705

FDR? 0.080898 0.029117 2.778388 0.0067

Fixed Effects (Cross)

BMS—C -1.076664

BNIS—C 0.014305

BPS—C -0.742136

BRIS—C 0.094299

BSM—C 0.881295

MUA—C 0.828901

1) Berdasarkan tabel di atas didapat model regresi sebagai berikut :

TBH = 22,77431 – 1,528081 CAR + 0,032703BOPO + 0,057942

NPF +0,080898FDR

2) Koefisien regresi CAR adalah -1,528081 artinya setiap ada

penurunan 1 persen pada nilai CAR akan berdampak pada

peningkatan nilai TBH sebesar 1,528081. Dengan asumsi nilai

BOPO, NPF dan FDR konstan.

3) Koefisien regresi BOPO adalah 0,080898 artinya setiap ada

peningkatan 1 persen pada nilai BOPO akan berdampak pada

peningkatan nilai TBH sebesar 0,080898. Dengan asumsi nilai

CAR, NPF dan FDR konstan.

Page 71: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

56

4) Koefisien regresi NPF adalah 0,032703 artinya setiap ada

peningkatan 1 persen pada nilai NPF akan berdampak pada

peningkatan nilai TBH sebesar 0,032703. Dengan asumsi nilai

CAR, BOPO dan FDR konstan.

5) Koefisien regresi FDR adalah 1,528081 artinya setiap ada

peningkatan 1 persen pada nilai FDR akan berdampak pada

peningkatan nilai TBH sebesar 1,528081. Dengan asumsi nilai

CAR, BOPO dan NPF konstan.

D. Pengujian Hipotesis

1. Uji T

Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (indvidu)

variabel-variabel independen CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadap

variabel dependen, yaitu Tingkat Bagi Hasil. Salah satu cara untuk

melakukan uji-t adalah dengan melihat nilai probabilitas pada tabel uji

statistik t. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan

a yaitu 0.05, berarti variabel independen secara parsial (individu)

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Tabel 4.8

Hasil Uji-t

Dependent Variable: TBH

Method: Pooled Least Squares

Date: 06/17/19 Time: 19:53

Sample: 2015Q1 2018Q4

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 22.77431 1.173224 19.41174 0.0000

CAR? -1.528081 0.170973 -8.937549 0.0000

BOPO? 0.032703 0.121523 2.269107 0.7885

NPF? 0.057942 0.064364 0.900230 0.3705

FDR? 0.080898 0.029117 2.778388 0.0067

Page 72: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

57

Dari tabel , hasil Uji statistik t didapatkan sebagai berikut:

1) Pengaruh CAR terhadap TBH

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh hasil probabilitas

sebesar 0.0000 yang berarti lebih kecil dari 0.05, maka dapat

dikatakan menolak H0 dan secara parsial Capital Adequay

Ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan.

2) Pengaruh BOPO terhadap TBH

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh hasil probabilitas

sebesar 0.7885 yang berarti lebih besar dari 0.05, maka dapat

dikatakan menerima H0 dan secara parsial Beban Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh

secara signifikan.

3) Pengaruh NPF terhadap TBH

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh hasil probabilitas

sebesar 0.3705 yang berarti lebih besar dari 0.05, maka dapat

dikatakan menerima H0 dan secara parsial Non Performing

Financing (NPF) tidak berpengaruh secara signifikan.

4) Pengaruh FDR terhadap TBH

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh hasil probabilitas

sebesar 0.0067 yang berarti lebih kecil dari 0.05, maka dapat

dikatakan menolak H0 dan secara parsial financing to deposits

Ratio (FDR) berpengaruh secara signifikan.

2. Uji F

Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen (CAR, BOPO, NPF dan FDR) secara simultan (bersama-

sama) terhadap variabel dependen, yaitu TBH

Page 73: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

58

Tabel 4.9

Hasil Uji F

R-squared 0.766067 Mean dependent var 16.34894

Adjusted R-squared 0.755784 S.D. dependent var 0.816084

S.E. of regression 0.403294 Akaike info criterion -1.920511

Sum squared resid 14.80079 Schwarz criterion -1.653391

Log likelihood -46.47405 Hannan-Quinn criter. -1.812537

F-statistic 74.50000 Durbin-Watson stat 0.644642

Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan tabel 4.9,diperoleh hasil F-statistik sebesar 74.50000

dengan nilai probabilitas 0.000000 lebih kecil dari 0.05, maka dapat

dikatakan menolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa CAR, BOPO,

NPF dan FDR secara simultan berpengaruh terhadap TBH.

3. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.10

Hasil Koefisien Determinasi

R-squared 0.766067 Mean dependent var 16.34894

Adjusted R-squared 0.755784 S.D. dependent var 0.816084

S.E. of regression 0.403294 Akaike info criterion -1.920511

Sum squared resid 14.80079 Schwarz criterion -1.653391

Log likelihood -46.47405 Hannan-Quinn criter. -1.812537

F-statistic 74.50000 Durbin-Watson stat 0.644642

Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan pada tabel 4.10 diperoleh nilai R-squared adalah

0,766067 dan Adjusted R-Squared adalah 0,755784. Hal tersebut

menjelaskan bahwa variabel dependen yaitu TBH (Tingkat Bagi Hasil)

dapat dijelaskan sebesar 75% oleh variabel independen yaitu Capital

Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Beban Operasional

(BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit

Page 74: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

59

Ratio (FDR). Sedangkan 25% lainnya dijelaskan oleh faktor-faktor di

luar model penelitian.

E. Interprestasi

Adapun interprestasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas, variabel CAR mempunyai nilai

signifikan 0.0000<0.05. Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel CAR secara persial

berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Rizky

Amelia (2011) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan

positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Semakin

besar CAR maka menunjukkan indikasi bank dinilai masih dalam

batas aman dalam operasinya. Keadaan permodalan yang memadai ini

akan menjaga kepercayaan masyarakat untuk tetap menyimpan

dananya di bank, oleh karena itu semakin besar pula tingkat bagi hasil

deposito mudharabah yang diterima oleh nasabah (Gundari, 2015:6).

2. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, variabel BOPO mempunyai nilai

signifikan 0.7885>0.05, hal ini berarti menerima H0. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel BOPO seacara parsial tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sudiyatno dan Jati (2010),

Khairiah dan Kunti (2012), dan Pramilu (2012), yang menyatakan

bahwa tidak ada pengaruh antara biaya operasional terhadap

pendapatan operasional dengan tingkat bagi hasil deposito

mudharabah. Hal ini dikarenakan jika Bank Syariah memperoleh

Page 75: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

60

pendapatan yang kecil maka resiko yang dimiliki Bank Syariah akan

ditanggung oleh nasabah.

Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian

Juwairiyah (2008) dan Anggrainy (2010) yang menyatakan bahwa

biaya operasional terhadap pendapatan operasional berpengaruh positif

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hal ini

mengindikasikan bahwa BOPO bukan faktor relevan untuk Bank

Syariah dalam memberikan return bagi hasil kepada nasabahnya.

Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang

dikemukakan Andarini (2013) yaitu apabila BOPO menurun maka

pendapatan Bank meningkat. Dengan adanya peningkatan pendapatan

Bank rate of return tabungan mudharabah yang diterima oleh nasabah

juga meningkat. Hal ini bukan disebabkan Bank tidak dapat

mengefisienkan biayanya, namun disebabkan tahun-tahun pertama

pasca krisis 2008, tingkat suku bunga Bank konvensional yang relatif

tinggi menjadi dasar pertimbangan beberapa Bank syariah dalam

menjaga dana pihak ketiganya dengan memberikan subsidi porsi bagi

hasil yang besar kepada nasabah simpanan mudharabah.

3. Pengaruh Non PerformingFinancing (NPF) terhadap Tingkat Bagi

Hasil Deposito Mudharabah

Dari hasil penelitian dapat diketahui variabel NPF mempunyai nilai

signifikan 0.3705>0.05, hal ini berarti menerima H0. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel NPF secara pasrsial tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Pratin dan Adnan (2005) Mutamimah dan Siti (2012). Hal ini

dikarenakan permintaan pembiayaan yang cukup tinggi di Bank

Syariah, kekhususan dalam penanganan pembiayaan bermasalah

dibanding dengan Bank konvensional, dan kecilnya peluang moral

hazard pada Bank Syariah. Namun hal ini tidak mendukung hasil

penelitian yang dilakukan Amelia (2011) yang menyatakan NPF

Page 76: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

61

berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat bagi hasil. Hal ini

mengindikasikan bahwa NPF bukan faktor relevan untuk Bank Syariah

dalam memberikan return bagi hasil kepada nasabahnya.

4. Pengaruh Financing To Deposits Ratio (FDR) terhadap Tingkat Bagi

Hasil Deposito Mudharabah

Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas, variabel FDR mempunyai nilai

signifikan 0.0067<0.05. Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel FDR secara persial

berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Amelia

(2012). Semakin tinggi tingkat FDR suatu Bank, maka Bank tersebut

akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya

dari sisi deposito, untuk menarik investor menginvestasikan dananya

di Bank Syariah, maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik,

sehingga peningkatan FDR akan meningkatkan tingkat bagi hasil

deposito mudharabah.

Page 77: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan

melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis berganda, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Secara parsial, variabel CAR memiliki nilai signifikat lebih kecil dari

0,05 yaitu 0,0000 dan FDR memiliki nilai signifikat lebih kecil dari

0,05 yaitu 0,0067 yang berarti kedua variabel tersebut berpengaruh

signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Secara

parsial , variabel BOPO memiliki nilai signifikat lebih besar dari 0,05

yaitu 0,7885 dan NPF memiliki nilai signifikat lebih besar dari 0,05

yaitu 0,3705 yang berarti kedua variabel tersebut tidak berpengaruh

signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah .

2. Secara simultan, CAR, BOPO, NPF dan FDR berpengaruh signifikan

terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank Umum

Syariah Periode 2015-2018.

3. Dari variabel-variabel yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah ditemukan variabel yang mempunyai pengaruh

paling besar terhadap Tingkat Bagi hasil Deposito Mudharabah

adalah Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan nilai Coefficient

0.080898.

Page 78: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

63

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis serta simpulan yang telah diuraikan, maka

terdapat beberapa saran yang penulis dapat berikat kepada berbagai pihak,

yaitu:

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat digunakan oleh nmasyarakat sebagai acuan dalam

menghimpun dananya pada Bank Umum Syariah agar memperhatikan

terlebih dahulu tingkat CAR, BOPO, NPF dan FDR nya sebelum

menghimpun dananya dalam bentuk deposito mudharabah.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan referensi

mengenai bank syariah bagi peneliti maupun peneliti selanjutnya yang

tertarik untuk meneliti tentang topik sejenis yaitu dana pihak ketika

(DPK) deposito mudharabah pada bank syariah. Selain itu dapat

dijadikan bahan referensi tambahan bagi kepustakaan pihak kampus.

Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menambakan variabel

independen untuk medapatkan model yang lebih baik.periode

penelitian dapat diperbaharui atau lebih lama agar hasil yang didapat

lebih dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi berkaitan

dengan penelitian ini.

3. Bagi Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Capital Adequacy Ratio

(CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Opersional (BOPO),

Non Performing Finance (NPF) dan Financing to Deposit Ratio

(FDR) secara simultan berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil

Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Oleh

karena itu, pihak Bank Umum Syariah disarankan untuk

memperhatikan faktor-faktor tersebut dengan cara meningkatkan

modal yang memadai untuk menunjang kegiatan operasionalnya dan

cadangan untuk menyerap kerugian yang mungkin terjadi, sehingga

Bank mendapatkan hasil yang maksimal.

Page 79: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

64

DAFTAR PUSAKA

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana,2010)

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007)

Adiwarman A Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo, 2004)

M. Nadratuzzaman Hosen & Sunarwin Kartika Setiati, Tuntunan Praktis

Menggunakan Jasa Perbankan Syariah, (Jakarta : Pusat Komunikasi Ekonomi

Syariah, 2007)

Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi

(Yogyakarta BPFF, 2002)

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005)

asmir, ―Manajemen Perbankan”, (Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada, 2007)

Umaira Arifa, Pengaruh Non Performing Financing dan Financing to Deposit

Ratio Terhadap Persentase Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Mutlaqah

Pada Bank Muamalat Indonesia, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008)

Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik,

cet XIII (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006)

Ghozali, Prof.Dr.H.Imam, M. Com, Akt, Aplikasi Multivariat dengan Program

SPSS, (Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007)

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari‟ah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta :

Gema Insani Press, 2001)

Nasrah Mawardi, Faktor-faktor yang mempengaruhi Penetapan Return Bagi

Hasil Deposito Mudharabah Mutlaqah : Studi Kasus Unit Usaha Syariah Bank

X”. (Tesis S2, 2005)

Page 80: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

65

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP AMP

YKPN, 2005)

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta : Ekonusia, 2005)

M. Syafi’i Antonio & arnaen Pertawaatmadja, Apa dan bagaimana Bank Islam,

(Yogyakarta : PT Dana Bhakti Prima Jasa, 1999)

http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx

Page 81: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

66

Lampiran 1

Data Variabel Penelitian

NAMA BANK TAHUN TBH CAR BOPO NPF FDR

BSM 2015Q1 17,1335 2,71602 4,5171 1,48387 4,40269

BSM 2015Q2 17,231 2,4824 4,56601 1,54756 4,44277

BSM 2015Q3 17,2376 2,47148 4,57893 1,46787 4,43663

BSM 2015Q4 17,2587 2,55334 4,55156 1,39872 4,4066

BSM 2016Q1 17,3201 2,59451 4,54796 1,46326 4,38402

BSM 2016Q2 17,2863 2,61667 4,54074 1,31909 4,41049

BSM 2016Q3 17,3285 2,60269 4,54255 1,28923 4,38701

BSM 2016Q4 17,3785 2,63977 4,54457 1,14103 4,37185

BSM 2017Q1 17,388 2,66723 4,54138 1,15057 4,3535

BSM 2017Q2 17,3843 2,66514 4,54212 1,17248 4,3824

BSM 2017Q3 17,4214 2,7027 4,54563 1,13783 4,36042

BSM 2017Q4 17,4411 2,76569 4,54796 0,99695 4,35234

BSM 2018Q1 17,5357 2,74663 4,51305 0,91228 4,30298

BSM 2018Q2 17,4922 2,74855 4,50081 1,0116 4,32374

BSM 2018Q3 17,5244 2,80093 4,49681 0,92028 4,37046

BSM 2018Q4 17,5771 2,78871 4,50734 0,44469 4,28013

BNIS 2015Q1 16,0895 2,73437 4,49836 0,26236 4,50092

BNIS 2015Q2 16,0351 2,71536 4,50413 0,32208 4,5711

BNIS 2015Q3 16,1803 2,73307 4,51743 0,28518 4,49591

BNIS 2015Q4 16,1578 2,73955 4,49569 0,37844 4,52114

BNIS 2016Q1 16,2572 2,76317 4,44699 0,46373 4,45737

BNIS 2016Q2 16,2618 2,7447 4,45295 0,40547 4,46499

BNIS 2016Q3 16,2979 2,76127 4,4576 0,34359 4,4519

BNIS 2016Q4 16,3564 2,7027 4,47358 0,4947 4,43758

BNIS 2017Q1 16,424 2,67 4,46924 0,48858 4,41061

BNIS 2017Q2 16,4521 2,66236 4,46014 0,56531 4,43604

BNIS 2017Q3 16,467 2,70136 4,47301 0,54232 4,39938

BNIS 2017Q4 16,4702 3,00271 4,47301 0,40547 4,38465

BNIS 2018Q1 16,6493 2,9663 4,46049 0,51282 4,27639

BNIS 2018Q2 16,5425 2,95699 4,4477 0,56531 4,34925

BNIS 2018Q3 16,5476 2,95595 4,4484 0,62058 4,3824

BNIS 2018Q4 16,5681 2,96062 4,44699 0,41871 4,37727

BRIS 2015Q1 16,3482 2,58097 4,56643 1,37624 4,48006

BRIS 2015Q2 16,33 2,40062 4,54159 1,47705 4,52233

Page 82: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

67

BRIS 2015Q3 16,4337 2,62612 4,54234 1,35067 4,46142

BRIS 2015Q4 16,5083 2,63476 4,54106 1,35841 4,43272

BRIS 2016Q1 16,5103 2,68512 4,50756 1,36098 4,41558

BRIS 2016Q2 16,5088 2,64333 4,50435 1,34286 4,47643

BRIS 2016Q3 16,5528 2,66026 4,51075 1,35841 4,43058

BRIS 2016Q4 16,5711 3,02675 4,51448 1,16002 4,39962

BRIS 2017Q1 16,6128 3,05117 4,53978 1,20297 4,35105

BRIS 2017Q2 16,66 3,01455 4,53023 1,25276 4,34107

BRIS 2017Q3 16,7246 3,04357 4,52385 1,39128 4,2921

BRIS 2017Q4 16,7295 3,01013 4,5564 1,55181 4,27486

BRIS 2018Q1 16,8313 3,16294 4,50811 1,41099 4,22975

BRIS 2018Q2 16,7526 3,37793 4,49892 1,4422 4,35388

BRIS 2018Q3 16,7747 3,39417 4,51623 1,45862 4,33598

BRIS 2018Q4 16,7615 3,39182 4,55724 1,60342 4,324

MUA 2015Q1 17,0607 2,62612 4,57172 1,56025 4,54997

MUA 2015Q2 17,0347 2,61007 4,55219 1,33763 4,59562

MUA 2015Q3 17,0749 2,61813 4,56705 1,2499 4,56529

MUA 2015Q4 17,1388 2,48491 4,57842 1,43508 4,50314

MUA 2016Q1 17,0511 2,49321 4,578 1,46557 4,5778

MUA 2016Q2 17,0238 2,54788 4,60417 1,52823 4,59623

MUA 2016Q3 17,067 2,54553 4,59401 0,65233 4,56923

MUA 2016Q4 17,0767 2,54475 4,58252 0,33647 4,55524

MUA 2017Q1 17,1249 2,55179 4,5869 1,07158 4,51009

MUA 2017Q2 17,1997 2,56032 4,57883 1,31909 4,48864

MUA 2017Q3 17,2427 2,44928 4,58599 1,12168 4,45597

MUA 2017Q4 17,2229 2,61154 4,5817 1,0116 4,43569

MUA 2018Q1 17,1502 2,31846 4,58527 1,23837 4,48199

MUA 2018Q2 17,0702 2,76758 4,53023 -0,1278 4,43521

MUA 2018Q3 17,1108 2,49486 4,54733 0,91629 4,36983

MUA 2018Q4 17,1418 2,51285 4,58741 0,94779 4,29292

BMS 2015Q1 15,1863 2,76001 4,70529 0,67294 4,55608

BMS 2015Q2 15,0414 2,80578 4,65205 1,12168 4,55303

BMS 2015Q3 14,9816 2,87976 4,6282 1,12493 4,5937

BMS 2015Q4 15,0731 2,93066 4,60026 1,15057 4,58996

BMS 2016Q1 15,0804 3,10099 4,44171 1,17865 4,56278

BMS 2016Q2 15,0722 3,12939 4,48942 1,10856 4,56404

BMS 2016Q3 15,0729 3,13419 4,49424 1,04028 4,58629

BMS 2016Q4 15,2118 3,15828 4,47915 1,03318 4,5564

BMS 2017Q1 15,183 3,24882 4,48661 1,08181 4,58047

Page 83: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

68

BMS 2017Q2 15,1582 3,03927 4,48639 1,02604 4,56497

BMS 2017Q3 15,2021 3,08831 4,49334 1,02962 4,5171

BMS 2017Q4 15,2072 3,09964 4,49043 1,0116 4,51141

BMS 2018Q1 15,1728 3,15316 4,53839 0,95935 4,54553

BMS 2018Q2 15,1806 3,13157 4,53625 0,87129 4,5271

BMS 2018Q3 15,1682 3,06246 4,54095 0,802 4,54701

BMS 2018Q4 15,3102 3,02237 4,54159 0,67294 4,50954

BPS 2015Q1 15,2943 3,21084 4,4498 -0,4463 4,56882

BPS 2015Q2 15,3502 3,08557 4,48639 -0,5798 4,56882

BPS 2015Q3 15,3452 3,06199 4,49502 0,21511 4,56539

BPS 2015Q4 15,4421 3,01062 4,49234 0,66269 4,56882

BPS 2016Q1 15,3217 2,98417 4,5864 0,52473 4,54361

BPS 2016Q2 15,5224 2,97093 4,56965 0,67294 4,49536

BPS 2016Q3 15,4055 2,98871 4,56341 0,60977 4,49021

BPS 2016Q4 15,5797 2,89977 4,56612 0,62058 4,52168

BPS 2017Q1 15,654 2,89259 4,51699 0,69813 4,50347

BPS 2017Q2 15,7662 2,79789 4,55661 1,22671 4,52699

BPS 2017Q3 15,7182 2,82316 4,57358 1,38128 4,54584

BPS 2017Q4 15,7128 2,44322 5,38192 1,57485 4,46533

BPS 2018Q1 15,5462 3,29916 4,57492 1,0438 4,4762

BPS 2018Q2 15,426 3,32288 4,5867 1,05779 4,48605

BPS 2018Q3 15,4119 3,25694 4,58344 1,06126 4,53732

BPS 2018Q4 15,6036 3,14199 4,60086 1,34547 4,48661

Lampiran 2

Hasil F Test (Chow Test)

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: NAMA_BANK

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 363.481515 (5,86) 0.0000

Cross-section Chi-square 297.317157 5 0.0000

Page 84: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

69

Lampiran 3

Hasil Hausman Test

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: NAMA_BANK

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 966.757231 4 0.0000

Lampiran 4

Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

Series: Residuals

Sample 1 96

Observations 96

Mean -8.82e-15

Median -0.018934

Maximum 0.873200

Minimum -0.760086

Std. Dev. 0.394712

Skewness 0.524350

Kurtosis 2.497723

Jarque-Bera 5.408211

Probability 0.066930

Lampiran 5

Hasil Uji Multikolinieritas

CAR BOPO NPF FDR

CAR 1.000000 -0.270210 -0.166545 0.015483

BOPO -0.270210 1.000000 0.322180 0.118941

NPF -0.166545 0.322180 1.000000 -0.160878

FDR 0.015483 0.118941 -0.160878 1.000000

Page 85: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

70

Lampiran 6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.119276 Prob. F(4,91) 0.0848

Obs*R-squared 8.180799 Prob. Chi-Square(4) 0.0852

Scaled explained SS 5.504749 Prob. Chi-Square(4) 0.2393

Lampiran 7

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 64.89756 Prob. F(2,89) 0.0000

Obs*R-squared 56.94977 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Lampiran 8

Hasil Diferensiasi Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.042759 Prob. F(2,88) 0.9582

Obs*R-squared 0.092231 Prob. Chi-Square(2) 0.9549

Page 86: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

71

Lampiran 9

Hasil Uji Koefisien Variabel

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 22.77431 1.173224 19.41174 0.0000

CAR? -1.528081 0.170973 -8.937549 0.0000

BOPO? 0.032703 0.121523 0.269107 0.7885

NPF? 0.057942 0.064364 0.900230 0.3705

FDR? 0.080898 0.029117 2.778388 0.0067

Fixed Effects (Cross)

BMS—C -1.076664

BNIS—C 0.014305

BPS—C -0.742136

BRIS—C 0.094299

BSM—C 0.881295

MUA—C 0.828901

Lampiran 9

Hasil Uji-t

Dependent Variable: TBH

Method: Pooled Least Squares

Date: 06/17/19 Time: 19:53

Sample: 2015Q1 2018Q4

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 22.77431 1.173224 19.41174 0.0000

CAR? -1.528081 0.170973 -8.937549 0.0000

BOPO? 0.032703 0.121523 2.269107 0.7885

NPF? 0.057942 0.064364 0.900230 0.3705

FDR? 0.080898 0.029117 2.778388 0.0067

Page 87: PENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48553/1/MUHAMMAD ARIGA-FEB.pdfPENGARUH CAR, BOPO, NPF DAN FDR TERHADAP TINGKAT

72

Lampiran 10

Hasil Uji F

R-squared 0.766067 Mean dependent var 16.34894

Adjusted R-squared 0.755784 S.D. dependent var 0.816084

S.E. of regression 0.403294 Akaike info criterion -1.920511

Sum squared resid 14.80079 Schwarz criterion -1.653391

Log likelihood -46.47405 Hannan-Quinn criter. -1.812537

F-statistic 74.50000 Durbin-Watson stat 0.644642

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 11

Hasil Koefisien Determinasi

R-squared 0.766067 Mean dependent var 16.34894

Adjusted R-squared 0.755784 S.D. dependent var 0.816084

S.E. of regression 0.403294 Akaike info criterion -1.920511

Sum squared resid 14.80079 Schwarz criterion -1.653391

Log likelihood -46.47405 Hannan-Quinn criter. -1.812537

F-statistic 74.50000 Durbin-Watson stat 0.644642

Prob(F-statistic) 0.000000