PENGARUH BRAND AWARENESS DAN BRAND LOYALTY …€¦ · SAMSUNG DI UNIVERSITAS YARSI DAN TINJAUANNYA...
Transcript of PENGARUH BRAND AWARENESS DAN BRAND LOYALTY …€¦ · SAMSUNG DI UNIVERSITAS YARSI DAN TINJAUANNYA...
PENGARUH BRAND AWARENESS DAN BRAND LOYALTY TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA SMARTPHONE
SAMSUNG DI UNIVERSITAS YARSI DAN TINJAUANNYA DARI SUDUT PANDANG ISLAM
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
KENANGA MEIDA RIANI 1202012038
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2016
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguh-sungguhnya bahwa skripsi yang saya
susun, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas YARSI, merupakan hasil
karya tulis saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini, yang saya kutip
dari karya orang lain, telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari, ditemukan adanya plagiat dalam skripsi ini, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Jakarta, 24 Februari 2016
Kenanga Meida Riani 1202012038
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Kenanga Meida Riani
NPM : 1202012038
Program Studi : Manajemen
Judul Skripsi : Pengaruh Brand Awareness dan Brand Loyalty
Terhadap Minat Beli Konsumen pada Smartphone
Samsung di Universitas YARSI dan Tinjauannya
dari Sudut Pandang Islam
Tanggal disetujui : …………………………………..
Pembimbing Skripsi
Pembimbing Pembimbing Agama
(gojali) (Dra. Siti Marhamah, M.Ag.)
iv
Panitia Sidang Ujian Skripsi Program Studi S-1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas YARSI
Hari / tanggal :
Nama : Kenanga Meida Riani
NPM : 1202012038
Judul Skripsi : Pengaruh Brand Awareness dan Brand Loyalty Terhadap Minat Beli Konsumen pada Smartphone Samsung di Universitas YARSI dan Tinjauannya dari Sudut Pandang Islam
Ketua Sidang
(……………………….)
Pembimbing Pembimbing Agama
(…………………) (Dra. Siti Marhamah, M.Ag.)
Penguji 1 Penguji II
(………………) (……………….)
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
(Dr. Anis Byarwati, S.Ag., M.Si.)
v
ABSTRACT
Fakultas Ekonomi Program Studi S-1 Manajemen 2016
Kenanga Meida Riani 1202012038 EFFECT OF BRAND AWARENESS AND BRAND LOYALTY OF PURCHASE INTENTION CONSUMERS SMARTPHONE SAMSUNG IN YARSI UNIVERSITY AND REVIEW OF ISLAMIC PERSPECTIF xiv + 122 pages, 22 tables + 2 images, and 3 attachments
Description Abstract The purpose of this study was to determine the effect of brand awareness and brand loyalty on purchase intention, the number of respondents used as a sample were 100 respondents and analysis tool used was multiple linear regression including test for (validity and reliability testing). Multiple Linear Regression Testing Test, Hypothesis (t test and F test) and Test Coefficient of Determination. Based on the results obtained by the regression equation Y = 1,080 + 0,577 X1 + 0,172 X2. Based on statistical data analysis, indicators in this study were valid and reliable. Partial t test showed that the brand awareness and brand loyalty have influence on purchase intention. Simultanerely, based on F test brand awareness and brand loyalty together affect purchase intention. In testing the coefficient of determination (R2) both variables (X1 and X2) above may explain variation the variable Y of an amount 54,4 percent, while the remaining 45,6 percent is explained by other variables outside the research.
Key word : Purchase Intention, Brand Awareness and Brand Loyalty
r
s
M
T
h
s
p
d
d
d
k
2
3
Puji
rahmat dan h
skripsi ini d
Minat Beli
Tinjauannya
hanturkan k
sahabatnya
persyaratan
Penu
disebabkan k
dorongan da
dengan baik
kepada :
1. Allah S
skripsi.
2. Kedua
kasih sa
3. Ibu Dr.
YARSI.
syukur penu
hidayah yan
dengan judu
Konsume
a dari Sudu
kepada junju
hingga akh
untuk kelulu
ulis menyad
keterbatasan
ari berbagai
k. Untuk itu
WT yang se
orang tua d
ayang, dan m
Anis Byarw
.
KATA
ulis panjatk
ng senantiasa
l “Pengaruh
n pada Sm
ut Pandang
ungan Nabi
hir zaman. A
usan dalam m
dari dalam
n penulis dal
i pihak, akh
penulis tida
elalu membe
dan saudara-
memotivasi p
wati, S.Ag., M
vi
A PENGA
kan kepada A
a diberikan s
h Brand Awa
martphone S
Islam”. Tak
Besar Muh
Adapun skr
meraih gelar
skripsi in
lam mengua
hirnya skrips
ak lupa untu
erikan keberk
-saudaraku y
penulis untuk
M.Si. selaku
ANTAR
Allah SWT
sehingga pen
areness dan
Samsung di
k lupa shal
hammad SA
ripsi ini diaj
r Sarjana Eko
ni menemu
asai materi, n
si ini dapat
uk menguca
kahan-Nya s
yang selalu
k menyelesa
u Dekan Faku
atas curaha
nulis dapat m
n Brand Loy
Universitas
awat serta
AW beserta
ajukan sebag
onomi.
ukan bebera
namun berka
diselesaika
apkan syuku
selama prose
mendoakan
aikan skripsi
ultas Ekonom
an nikmatNy
menyelesaik
yalty Terhad
s YARSI d
salam penu
keluarga d
gai salah sa
apa kesulit
at bantuan d
an tepat wak
ur terima kas
es penyusun
n, memberik
ini.
mi Universit
ya,
kan
dap
dan
ulis
dan
atu
tan
dan
ktu
sih
nan
kan
tas
vii
4. Ibu Rini Hidayanti, SE, MM selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas YARSI yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi yang
tidak ternilai kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
5. Ibu Hj. Elmanizar, SE, AK., M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi
Universitas YARSI yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini.
6. Bapak H. Muslikh, SE., MM selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi
Universitas YARSI yang selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini.
7. Bapak Muhammad Ghazali, SE, Ak, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu, memberikan banyak bantuan berupa ilmu yang sangat
berharga, memberikan saran, dorongan serta motivasi kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Ibu Dra. Siti Marhamah, M.Ag. selaku dosen pembimbing agama yang telah
meluangkan waktu, memberikan banyak bantuan berupa ilmu yang sangat
berharga, memberikan saran, dorongan serta motivasi kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Bapak Zulihar, SE. MM. selaku Ketua Program Studi Manajemen yang selalu
mendukung dan memotivasi penulis agar cepat menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan dan membagikan ilmu
yang berharga dan bermanfaat. Terimakasih setulus-tulusnya untuk waktu dan
ilmu yang telah diberikan.
viii
11. Staff TU (Tata Usaha) yang telah banyak membantu untuk urusan perkuliahan
dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
12. Konsumen smartphone Samsung di Universitas YARSI yang telah meluangkan
waktu untuk mengisi kuesioner guna penulisan skripsi ini.
13. Arie Cesar, Bela, Caca, Dewi, Hinsa, Nay, dan Tata yang selalu mendukung,
membantu dan memotivasi penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
14. Teman-teman seperjuangan Manajemen-Akuntansi 2012 Ekonomi Universitas
YARSI yang senantiasa saling mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi yang
penulis tidak bias sebutkan satu persatu namanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan kerendahan hati senantiasa
mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk lebih sempurnanya
penulisan skripsi ini sehingga dapat memberikan manfaat baik untuk penulis maupun
pembaca.
Jakarta, 24 Februari 2016
Kenanga Meida Riani
ix
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG .................................................................. iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2. Perumusan Permasalahan ........................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9
2.1.1. Merek (Brand) ..................................................................... 9
2.1.2. Kesadaran Merek (Brand Awareness) ................................. 12
2.1.3. Loyalitas Merek (Brand Loyalty) ........................................ 15
2.1.4. Perilaku Konsumen .............................................................. 19
2.1.5. Minat Beli ............................................................................ 21
x
2.1.6. Penelitian Terdahulu ............................................................ 27
2.2. Kerangka Konsep ........................................................................ 30
2.3. Hipotesis Penelitian .................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ........................................................................... 32
3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran ..... 32
3.3. Pengumpulan Data ...................................................................... 37
3.3.1. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 37
3.3.2. Tehnik Pengumpulan Data .................................................. 37
3.4. Populasi dan Sampel ................................................................... 38
3.5. Metode Analisis Data ................................................................. 39
3.5.1. Uji Validitas dan Reabilitas ................................................. 39
3.5.2. Analisis Regresi Linear Berganda ....................................... 40
3.5.3. Koefisien Determinasi ......................................................... 41
3.5.4. Pengujian Hipotesis ............................................................. 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................... 44
4.1.1. Sejarah PT. Samsung Electronics ........................................ 44
4.1.2. Visi dan Misi PT. Samsung Electronics .............................. 47
4.1.3. Nilai-nilai PT. Samsung Electronics ................................... 47
4.1.4. Struktur Organisasi .............................................................. 48
4.2. Gambaran Umum Responden ..................................................... 50
4.3. Deskripsi Data ............................................................................ 54
xi
4.3.1. Brand Awareness (X1) ......................................................... 54
4.3.2. Brand Loyalty (X2) .............................................................. 55
4.3.3. Minat Beli (Y) ..................................................................... 56
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 57
4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas ................................................. 57
4.4.2. Analisis Regresi Linear Berganda ....................................... 61
4.4.3. Koefisien Determinasi ......................................................... 62
4.4.4. Pengujian Hipotesis ............................................................. 63
BAB V PENGARUH BRAND AWARENESS DAN BRAND
LOYALTY TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA
SMARTPHONE SAMSUNG DI UNIVERSITAS YARSI
DAN TINJAUAMMYA DARI SUDUT PANDANG ISLAM
5.1. Brand Awareness Menurut Pandangan Islam ............................. 65
5.2. Brand Loyalty Menurut Pandangan Islam .................................. 74
5.3. Minat Beli Menurut Pandangan Islam ........................................ 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ................................................................................. 82
6.2. Saran ........................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 85
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indeks Merek Teratas Smartphone Fase 1 2015 .................................. 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 27
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ............................................................................. 36
Tabel 4.1 Perjalanan Samsung ............................................................................. 46
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Samsung ............. 51
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas ................................... 51
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 52
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Penggunaan ................. 53
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan (uang saku) ......... 53
Tabel 4.7 Deskripsi Brand Awareness ................................................................. 54
Tabel 4.8 Deskripsi Brand Loyalty ...................................................................... 55
Tabel 4.9 Deskripsi minat beli ............................................................................. 56
Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel Brand Awareness (X1) ..................................... 57
Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Brand Loyalty (X2) ........................................... 58
Tabel 4.12 Uji Validitas Variabel minat beli (Y) ................................................... 58
Tabel 4.13 Uji Reabilitas Variabel Brand Awareness (X1) .................................... 59
Tabel 4.14 Uji Reabilitas Variabel Brand Loyalty (X2) ......................................... 60
Tabel 4.15 Uji Reabilitas Variabel Minat Beli (Y) ................................................ 60
Tabel 4.16 Regresi Linear Berganda ...................................................................... 61
Tabel 4.17 Koefisien Determinasi R2 ..................................................................... 62
Tabel 4.18 Uji T (Uji Parsial) ................................................................................. 63
Tabel 4.19 Uji F (Uji Simultan) ............................................................................. 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Piramida Kesadaran Merek (Brand Awareness) ............................. 13
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ............................................................................ 30
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pengantar Kuesioner Penelitian ................................................ 92
Lampiran 2. Tabulasi Jawaban Responden ............................................................. 97
Lampiran 3. Output SPSS ....................................................................................... 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju salah
satunya adalah di bidang komunikasi. Saat ini komunikasi yang cepat dan praktis
sangat dibutuhkan dan di inginkan oleh masyarakat. Teknologi yang semakin
canggih membuat alat komunikasi berubah menjadi kebutuhan primer bagi
manusia. Sarana komunikasi dalam kehidupan masyarakat merupakan sesuatu
yang dibutuhkan dan sangat penting karena dengan adanya alat komunikasi
tersebut, masyarakat dapat dengan mudah bertukar informasi dan berkomunikasi
tanpa mengenal batas wilayah dan waktu. Salah satu media komunikasi yang
paling praktis adalah telepon genggam (Handphone). (Rizky, 2014)
Dalam Islam, sains dan teknologi sangat penting untuk membangun
peradaban yang kuat dan tangguh. Sebagaimana halnya dahulu para khalifah
mendorong kaum muslim untuk mencipatakan teknologi dan membuat karya
ilmiah guna mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Seperti kita ketahui para ilmuwan Islam seperti Al-Khawarizmi ahli matematika,
Ibnu Firnas konseptor pesawat terbang, Jabir bin Haiyan bapak kimia, dan masih
banyak lagi. Mereka semuanya mengerahkan segenap upaya dan berkarya untuk
umat. Jadi, Islam tidak pernah melarang sains dan teknologi, tetapi justru Islam
selalu terdepan dalam sains dan teknologi sejak 13 abad yang lalu. Perkembangan
teknologi komunikasi melalui media handphone mengalami perkembangan dan
inovasi dari waktu ke waktu sampai terciptalah produk telepon pintar atau sering
disebut smartphone.
2
Smartphone merupakan alat komukasi yang fungsinya selalu berkembang
dengan cepat dan pesat dari tahun ke tahun. Smartphone yang awalnya diciptakan
sebagai alat komunikasi kini telah diberikan berbagai kelengkapan yang
membuatnya memiliki nilai lebih. Semakin meningkatnya penggunaan
smartphone membuat perusahaan handphone berlomba-lomba mengeluarkan
produknya untuk membuat para konsumen tertarik membeli produk mereka
dengan memberikan diferensiasi terhadap produk mereka seperti kelengkapan
fitur-fitur yang menarik yang akan memberikan nilai lebih bagi produk di mata
konsumen. (Rizky, 2014)
Smartphone saat ini sudah menjadi alat komunikasi yang penting dan
dibutuhkan oleh berbagai kalangan masyarakat. Keberadaan smartphone kini
tidak hanya digunakan oleh kalangan dewasa dan orang tua saja, anak-anak pun
sudah banyak yang memiliki smartphone dengan kecanggihan yang tidak kalah
dengan smartphone orang dewasa. Fungsi smartphone tidak hanya sebagai alat
untuk menelfon atau pun mengirim pesan SMS (Short Message Service), tetapi
sekarang dengan kemajuan ilmu pengetahuan di bidang teknologi, smartphone
memiliki fungsi lain seperti alat pengambil gambar (Camera), pemutar musik,
penyimpan data, browser, aplikasi sosial media (Twitter, Facebook) dan lain
sebagainya. Dengan adanya smartphone yang memiliki kelengkapan fitur-fitur
yang lengkap dan semakin canggih, membuat setiap orang menjadi bergantung
pada smartphone nya masing-masing, karena hal inilah smartphone sudah
menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern dan tidak dapat dipisahkan.
Di Indonesia, smartphone tumbuh 37% atau mencapai 15,8 juta unit satu
tahun terakhir. Sebagai negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia,
3
Indonesia menjadi pasar paling potensial di kawasan Asia, terutama Asia
Tenggara. Peralihan pengguna featurephone ke smartphone menciptakan peluang
bagi pengusahan smartphone untuk mampu bersaing. Maka dari itu tidak sedikit
vendor handphone yang mengeluarkan banyak jenis smartphone dalam satu tahun
dan membuat konsumen memiliki banyak pilihan, salah satunya adalah PT.
Samsung Eletronics. PT. Samsung Eletronics membanjiri pasar dengan
banyaknya pilihan smartphone Samsung dari segmen low end, middle end,
maupun high end. Dari kategori smartphone, Samsung menduduki peringkat
pertama pengguna paling tinggi di tahun 2015. Seperti dapat kita lihat pada tabel
1.1 :
Tabel 1.1 Indeks Merek Teratas Smartphone Fase 1 2015
MEREK TBI
Samsung 29.7%
Blackberry 24.7%
Nokia 16.7%
iPhone 4.5%
Smartfren 3.8%
Cross 3.0%
Advan 2.9%
Mito 2.5%
Lenovo 2.4%
Oppo 2.2% Sumber: www.topbrand-award.com
Dapat dilihat dari tabel 1.1 diatas, bahwa Samsung masih menjadi merek
teratas smartphone di Indonesia. Samsung menguasai pangsa pasar hingga 29.7%
4
dan mengalahkan merek handphone lainnya seperti Blackberry, Nokia, iPhone,
Smartfren, Cross, Advan, Mito, Lenovo dan Oppo. Indikasi lain yang menunjukan
bahwa merek smartphone Samsung menjadi merek teratas smartphone yaitu
dilihat dari hasil survey sebuah lembaga ICSA (Indonesian Customer Satisfaction
Award) yaitu sebuah lembaga yang menilai kepuasan konsumen atas suatu
produk, dimana pada tahun 2014 dan 2015 secara berturut-turut kategori
smartphone dimenangkan oleh Samsung.
Dalam membeli suatu produk memerlukan minat agar perilaku konsumen
terarah pada aktivitas atau keinginan untuk membeli produk. Minat beli
merupakan bagian dari perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Minat beli yang ada
dalam diri konsumen merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan
pemasaran, minat pembeli merupakan suatu perilaku konsumen yang melandasi
suatu keputusan pembelian yang hendak dilakukan. Sikap seseorang mempunyai
pengaruh yang positif terhadap minat untuk membeli, bila seseorang merasa
senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat
minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat konsumen.
Perilaku konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih, membeli
dan menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan. Hair (dalam Tjahjaningsih
& Yuliani, 2009) menjelaskan perilaku konsumen sebagai proses pelanggan
dalam membuat keputusan membeli, menggunakan dan mengatur barang dan jasa
yang dibeli, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan
penggunaan produk. Didalam proses pengambilan keputusan melakukan
pembelian produk, konsumen melalui tahap pengendalian kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi, alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku purna jual.
5
Menurut Peter & Olson yang dikutip oleh Rangkuti, dalam pengambilan
keputusan pembelian, apabila konsumen dihadapkan pada pilihan seperti nama
merek, harga, serta berbagai atribut produk lainnya, ia akan cenderung memilih
nama merek terlebih dahulu setelah itu memikirkan harga, hal ini karena citra
merek yang terbentuk dibenak konsumen yang terbiasa menggunakan merek
tertentu cenderung memiliki konsistensi dalam pembelian produk yang di
inginkan. (Rangkuti, 2002:20)
Menurut Keller (2008) membangun merek yang kuat dengan ekuitas besar
memberikan manfaat yang sangat banyak pada perusahaan pemegang merek
tersebut. Peranan merek dalam membawa karakter suatu produk memberikan
dimensi lain tentang pencitraan suatu produk. Shimp (2004:11) menyatakan
bahwa kesadaran merek yaitu kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam
benak konsumen ketika sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa
mudahnya nama tersebut dimunculkan.
Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh
suatu perusahaan yang tercermin dari kebiasaan konsumen dalam melakukan
pembelian barang dan jasa secara terus-menerus harus selalu diperhatikan oleh
perusahaan dengan demikian perusahaan perlu mengamati loyalitas konsumen
untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Loyalitas merek menunjukkan adanya
ikatan pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai adanya
pembelian ulang dari pelanggan. (Riana, 2008)
Pada dasarnya keterkaitan antar bisnis dan suasana hati seseorang dalam
mengelola bisnis tidak bisa dipungkiri. Jika hatinya jernih, maka bisnis yang
dijalankan akan bermutu tinggi, memiliki nilai pelayanan yang berkualitas,
6
mampu membangun merek yang baik, dan membuat positioning yang bagus
dibenak pelanggannya, dicintai oleh pelanggannya, dan ini akan mendorong
terjadinya loyalitas konsumen yang berefek positif terhadap pembelian ulang
dalam jangka panjang. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Adh-Dhuha ayat
8 sampai dengan ayat 10, yang sebetulnya Allah memberikan kita hati yang jernih
dan orang yang menjaganya akan mendapatkan banyak keberuntungan. Begitu
juga pada perusahaan Samsung, jika manajemen perusahaan mempunyai hati yang
jernih memungkinkan perusahaan tersebut dapat mempunyai brand loyalty untuk
menarik hati konsumen dalam keputusan pembelian konsumen.
Namun tidak hanya itu, dalam mendapatkan kepuasaan konsumen pemasar
harus jujur dan terpercaya. Seperti halnya dalam hadits, setiap jual beli harus
mabrur. Mabrur maksudnya adalah jual beli yang terbebas dari penipuan dan
kecurangan. Termasuk dalam kriteria curang adalah melakukan sumpah palsu
untuk menarik perhatian konsumen. Tak heran, bila Islam melarang praktik
penawaran untuk mengecoh minat konsumen (najsy) dan lain sebagainya yang
berpotensi merugikan pembeli.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Awareness dan Brand Loyalty Terhadap
Minat Beli konsumen pada smartphone Samsung di Universitas YARSI dan
Tinjauan dari Sudut Pandang Islam”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
dirumuskan permasalahannya antara lain :
7
1. Apakah brand awareness mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen
pada smartphone Samsung di Universitas YARSI?
2. Apakah brand loyalty mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen
pada smartphone Samsung di Universitas YARSI?
3. Apakah brand awareness, dan brand loyalty secara simultan mempunyai
pengaruh terhadap minat beli konsumen pada smartphone Samsung di
Universitas YARSI?
4. Bagaimana brand awareness, brand loyalty dan minat beli konsumen pada
smartphone Samsung di Universitas YARSI menurut sudut pandang islam?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain :
a. Untuk mengetahui pengaruh brand awareness terhadap minat beli konsumen
pada smartphone Samsung di Universitas YARSI.
b. Untuk mengetahui pengaruh brand loyalty terhadap minat beli konsumen pada
smartphone Samsung di Universitas YARSI.
c. Untuk mengetahui pengaruh brand awareness, dan brand loyalty secara
simultan terhadap minat beli konsumen pada smartphone Samsung di
Universitas YARSI.
d. Untuk mengetahui bagaimana brand awareness, brand loyalty dan minat beli
konsumen pada smartphone Samsung di Universitas YARSI menurut sudut
pandang islam.
8
1.4. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan
masukan bagi pihak-pihak berikut :
a. Bagi Penulis
Untuk menerepakan teori-teori dan pengetahuan yang didapat dibangku kuliah
ke dalam masalah yang sebenarnya terjadi pada suatu perusahaan khususnya
mengenai brand awareness, dan brand loyalty pada suatu perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadai bahan masukan bagi perusahaan
PT. Samsung Electronics terutama sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan yang terkait dengan tujuan jangka pendek ataupun
jangkan panjang perusahaan khususnya dalam hal pemasaran.
c. Bagi akademisi
Hasil peneliti ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan khazanah
perpustakaan, bahan referensi dan bahan masukan bagi peneliti lebih lanjut,
yang berhubungan dengan masalah yang ada.
d. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi maupun sebagai acuan
khususnya bagi yang berminat pada permasalahan bauran permasalahan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Merek (Brand)
Brand atau merek berasal dari kata brand yang artinya ”to burn”, bangsa
Viking memberikan tanda bakar pada hewan mereka sebagai bentuk kepemilikan
hewan peliharaan. Ada beberapa definisi yang berbeda tentang pengertian brand
atau merek, menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler
(2000:63) : ”A brand is a name is ”name, term, sign, symbol, or design, or a
combination of them, intended to identify the goods and service of one seller or
group of seller ang to differentiate them from those of competition”. Definisi
AMA tentang kemampuan perusahaan memilih nama, logo, simbol, paket desain
atau atribut lain yang dapat mengidentifikasi produk sehingga membedakan
produk tersebut dari pesaingnya, menurut Keller hal tersebut hanya termasuk
sebagian dari brand elements.
Definisi brand menurut UU no 15 tahun 2001 tentang brand pasal satu
ayat satu adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan dan jasa.
Menurut Keller (2008) sebuah merek merupakan lebih dari sekedar
produk, karena mempunyai sebuah dimensi yang menjadi diferensiasi dengan
produk lain yang sejenis. Diferensiasi tersebut harus rasional dan terlihat secara
nyata dengan performa suatu produk dari sebuah merek atau lebih simbolis,
emosional, dan tidak kasat mata yang mewakili sebuah merek. Berdasarkan
10
definisi di atas, suatu merek berfungsi untuk mengidentifikasikan penjual atau
perusahaan yang menghasilkan produk tertentu yang membedakannya dengan
penjual atau perusahaan lain yang memiliki nilai yang berbeda yang pada setiap
mereknya. Merek (brand) dapat berbentuk logo, nama, trademark atau gabungan
dari keseluruhannya.
Menurut Keller (2008) membangun merek yang kuat dengan ekuitas besar
memberikan manfaat yang sangat banyak pada perusahaan pemegang merek
tersebut. Peranan merek dalam membawa karakter suatu produk memberikan
dimensi lain tentang pencitraan suatu produk. Sedangkan, Kotler (2000: 460)
menjelaskan pada hakikat nya merek mengidentifikasikan penjual atau pembuat.
Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau simbol lainnya. Merek
sebenarnya janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan,
manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan
jaminan mutu. Dari definisi-definisi citra merek di atas, dapat disimpulkan bahwa
citra merek merupakan kumpulan kesan yang ada di benak konsumen mengenai
suatu merek yang dirangkai dari ingatan-ingatan konsumen terhadap merek
tersebut.
Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam pemasaran adalah
merek. Terdapat beberapa perbedaan antara produk dengan merek. Produk
merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik dan mudah ditiru oleh para
pesaing. Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli oleh kosumen,
memiliki nilai dan identitas atau ciri tertentu yang dilindungi secara hukum
sehingga tidak dapat ditiru oleh pesaing. Merek mempengaruhi persepsi
11
konsumen terhadap produk yang akan dibeli maka persaingan antar perusahaan
adalah persaingan persepsi bukan produk (Tjiptono dkk, 2011).
Shimp menjelaskan bahwa merek mempunyai beberapa peran bagi
perusahaan yang memasarkannya. Peran ekonomi yang penting adalah
memungkinkan perusahaan untuk mencapai skala ekonomi dengan memproduksi
merek tersebut secara masal. Peran ekonomi tidak ternilai lainnya adalah bahwa
merek yang sukses dapat menjadi penghambat bagi pesaing yang ingin
memperkenalkan merek yang sama. Merek mempunyai peran strategis yang penting
dengan menjadi pembeda antara produk yang ditawarkan suatu perusahaan dengan
merek-merek saingannya. Citra merek yang kuat memungkinkan pabrikan meraih
kepercayaan langsung dari para pengecer dan pedagang perantara di pasar lainnya.
(Shimp, 2000:8)
Menurut Surachman (2008; 3) terdapat enam tingkat pengertian merek,
pengertian tersebut antara lain :
a. Atribut
Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar
konsumen dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terdapat
dalam suatu merek.
b. Manfaat
Merek sebagai atribut mempunyai dua manfaat yaitu manfaat emosional dan
manfaat fungsional. Atribut “mudah didapat” dapat diterjemahkan sebagai manfaat
fungsional. Atribut “mahal” dapat diterjemahkan sebagai manfaat emosional.
c. Nilai
Merek juga harus menyatakan nilai bagi produsennya.
12
d. Budaya
Merek mewakili budaya tertentu.
e. Kepribadian
Merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
f. Pemakai
Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau memakai merek tersebut,
maka dari itu para penjual menggunakan analogi untuk dapat memasarkan
mereknya kepada konsumen.
Pengertian keenam tingkat merek diatas menunjukan bahwa merek bukan
hanya berfungsi sebagai lambang atau simbol dari sebuah produk, melainkan lebih
dari pada itu, dimana merek tersebut merupakan satu kesatuan dari sebuah produk
dan tidak dapat dipisahkan.
2.1.2. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Aaker dalam Handayani (2010:64) mendefinisikan brand awareness
sebagai kemampuan dari seorang pelanggan potensial untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori atau
produk tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena
terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang
dilibatkan. Brand awareness berada pada rentang antara perasaan yang tidak pasti
terhadap pengenalan suatu merek sampai dengan perasaan yakin bahwa produk
tersebut merupakan satu-sautnya dalam kelas produk yang bersangkutan.
Menurut Eti Rochaety (2005:35) brand awareness merupakan kemampuan
seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu
secara spontan atau setelah dirancang dengan kata-kata kunci. Kesadaran ini
13
digunakan sebagai salah satu indikator efektivitas pemasaran. Sementara Shimp
(2006: 11) menyatakan bahwa kesadaran merek yaitu kemampuan sebuah merek
untuk muncul dalam benak konsumen ketika sedang memikirkan kategori produk
tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Maka, dapat
disimpulkan bahwa kesadaran merek merupakan kemampuan pembeli potensial
untuk mengenali dan mengingat kembali suatu merek dalam kategori produk
tertentu.
Rangkuti (2004:41) menjelaskan bahwa upaya meraih kesadaran merek,
baik dalam tingkat pengenalan maupun pengingatan kembali melibatkan dua
kegiatan, yaitu berusaha memperoleh identitas merek dan berusaha
mengkaitkannya dengan kelas produk tertentu. Rangkuti (2004:40) menyatakan
bahwa kesadaran merek memiliki empat tingkatan seperti yang tertera pada
gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1 Piramida Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Sumber: Rangkuti (2004)
14
Penjelasan mengenai piramida kesadaran merek pada tabel 2.1 dari tingkat
terendah sampai tingkat tertinggi, antara lain :
a. Unaware of Brand (tidak menyadari merek )
Tingkatan paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen
tidak menyadari adanya suatu merek.
b. Brand Recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek muncul
lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided call).
c. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan (uncided recall)
d. Top of Mind (puncak pikiran)
Merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali
muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain merek tersebut merupakan
merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.
Kesadaran merek (brand awareness) dapat dicapai dengan beberapa cara,
antara lain :
a. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan harus ada hubungan antara
merek dengan kategori produknya.
b. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen
untuk mengingat merek.
c. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat
dihubungkan dengan mereknya.
d. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat
pelanggan.
15
e. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena membentuk
ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.
f. Kesadaran merek dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai
kategori produk, merek atau keduanya.
2.1.3. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh
suatu perusahaan yang tercermin dari kebiasaan konsumen dalam melakukan
pembelian barang dan jasa secara terus-menerus harus selalu diperhatikan oleh
perusahaan dengan demikian perusahaan perlu mengamati loyalitas konsumen
untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Sebaliknya pelanggan yang tidak loyal kepada suatu merek, pada saat
mereka melakukan pembelian akan merek tersebut, pada umumnya tidak
didasarkan karena ketertarikan mereka pada mereknya tetapi lebih didasarkan
pada karakteristik produk, harga dan kenyamanan pemakaiannya ataupun berbagai
atribut lain yang ditawarkan oleh merek produk alternatif.
Menurut Durianto dkk (2001:126), loyalitas merek (brand loyalty)
merupakan suatu ukuran keterlibatan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini
mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan
beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya
perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainya.
Menurut Aaker (2008) berpendapat bahwa loyalitas merek menujukan pola
pembelian yang konsisten terhadap merek tertentu sepanjang waktu dan juga
sikap menyenangkan terhadap sebuah merek. Loyalitas merek berkembang ketika
16
merek sesuai dengan personalitas atau image diri konsumen atau ketika merek
menawarkan kepuasan dan keuntungan unik yang dicari konsumen.
Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008), loyalitas merek adalah
preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek
yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu.
Menurut Durianto dkk (2001), ada beberapa tingkatan brand loyality dan
tingkatan brand loyality tersebut, antara lain:
a. Switchers/price sensitive, konsumen yang berada pada tingkat loyalitas ini
dikatakan sebagai konsumen yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin
tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek
ke merek-merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang
sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan
ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang
sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paing nampak dari jenis
pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.
b. Satisfied/habitual buyer, (pembeli yang bersifat kebiasaan). Pembeli yang
berada pada tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang
puas dengan merek yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak
mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek tersebut. Pada
tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk
menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah
merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun
pengorbanan lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsumen membeli suatu
merek hanya didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
17
c. Satisfied buyer with switching cost, pada tingkatan ini konsumen atau pembeli
merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut.
Meskipun demikian, mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke
merek lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait
dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka
beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam
tingkatan loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang
harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan
menawarkan manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya (switching cost
loyal).
d. Likes the brand (konsumen yang menyukai merek), pada tingkatan ini dimana
pembeli sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini
dijumpai perasaan emosional yang terkait dengan merek. Perasaan suka seperti
ini sering kali sulit untuk diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk
dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.
e. Committed buyer, konsumen pada tingkatan ini merupakan konsumen yang
setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan
bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi
fungsi maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka.
Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas konsumen ditunjukan oleh
tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak
lain.
Rangkuti (2004) menjelaskan bahwa loyalitas merek dapat diukur melalui
beberapa cara, antara lain :
18
1. Behavior measures
Suatu cara langsung untuk menentukan loyalitas terutama untuk habitual
behavior (perilaku kebiasaan) adalah dengan memperhitungkan pola pembelian
aktual.
2. Measuring switch cost
Pengukuran pada variabel ini dapat mengidentifiksikan loyalitas pelanggan
dalam suatu merek. Pada umumnya jika biaya untuk mengganti merek sangat
mahal, pelanggan akan enggan untuk berganti merek sehingga laju penyusutan
kelompok pelanggan dari waktu ke waktu akan rendah.
3. Measuring satisfaction
Pengukuran terhadap kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan suatu merek
merupakan indikator paling penting dalam loyalitas merek. Bila ketidakpuasan
pelanggan terhadap suatu merek rendah, maka pada umumnya tidak cukup
alasan bagi pelanggan untuk berpindah ke merek lain kecuali bila ada faktor
penarik yang cukup kuat.
4. Measuring liking brand
Kesukaan terhadap merek, kepecayaan, perasaan hormat atau bersahabat
dengan suatu merek membangkitkan kehangatan dan kedekatan dalam
perasaan pelanggan. Akan sulit bagi merek lain untuk menarik pelanggan yang
berada dalam tahap ini. Ukuran rasa suka tersebut adalah kemauan untuk
membayar harga yang lebih mahal untuk mendapatkan produk tersebut.
5. Measuring commitment
Salah satu indikator kunci adalah jumlah interaksi dan komitmen pelanggan
terkait dengan produk tersebut. Kesukaan pelanggan akan suatu merek akan
19
mendorong mereka untuk membicarakan merek tersebut kepada orang lain
baik dalam taraf menceritakan atau sampai tahap merekomendasikan.
Loyalitas merek para pelanggan yang ada mewakili suatu aset strategi dan
jika dikelola dan dieksploitasi dengan benar akan mempunyai potensi untuk
memberikan nilai dalam beberapa bentuk.
2.1.4. Perilaku Konsumen
Dalam menjalankan strategi pemasaran, untuk memenuhi kepuasan
konsumen, perusahaan perlu mengetahui tentang perilaku konsumen yang akan
memberikan gambaran pemikiran dan keinginan konsumen. Menurut Kotler dan
Keller (2008:214) perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok
dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa,
ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
Konsumen memiliki perilaku untuk membeli atau mengkonsumsi produk
yang dipasarkan. Dimana perilaku konsumen setiap saat berubah-ubah sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan mereka dengan memanfaatkan perilaku
konsumen tersebut, maka produsen menampilkan iklan yang menarik serta citra
merek yang lebih baik.
Schiffman dan Kanuk (2008:6) mengemukakan bahwa studi perilaku
konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat
keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha,
dan energi). Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena
ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan,
dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
20
mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perilaku tersebut.
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2009:25)
terdiri dari :
1. Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya,
subbudaya, kelas sosial,
2. Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi
oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial.
3. Faktor Pribadi. Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku
konsumen terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan
pendirian.
Menurut pengertian diatas, proses yang mempengaruhi konsumen untuk
mengambil keputusan merupakan hal awal yang penting yang perlu dikelola
dengan rangsangan pemasaran yang akan mempengaruhi sikap konsumen. Dalam
terminologi pemasaran, kebutuhan merupakan tujuan yang menggerakkan
konsumen, dan hal lain yang penting adalah sikap yang merupakan evaluasi
konsumen atas kemampuan atribut produk atau merek dalam memenuhi
kebutuhan tersebut.
Menurut Kotler dan Keller (2006 : 23) setiap produk yang terjual di
pasaran memiliki citra tersendiri di mata konsumennya yang sengaja diciptakan
21
oleh pemasar untuk membedakannya dari para pesaing. Citra merek dapat
dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam benak konsumen ketika
mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul
dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek,
sama halnya ketika seseorang berpikir tentang orang lain. Asosiasi tersebut dapat
dikonseptualisasi berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan. Jenis
asosiasi merek meliputi atribut, manfaat, dan sikap. Atribut terdiri dari atribut
yang berhubungan dengan produk, misalnya harga, pemakai, dan citra
penggunaan. Sedangkan menurut Shimp (2003:45) manfaat mencakup, manfaat
secara fungsional, manfaat secara simbolis, dan manfaat berdasarkan pengalaman.
Sebuah produk yang dapat mempertahankan citranya agar lebih baik dari pesaing
akan mendapatkan tempat di hati para konsumen dan akan selalu diingat.
2.1.5. Minat Beli
Dalam rangka menarik perhatian atau menarik minat beli konsumen
terlebih dulu produsen harus memahami bagaimana perilaku konsumen dalam
mengambil keputusan. Menurut Ajzen (2005) minat beli adalah suatu keadaan
dalam diri seseorang pada dimensi kemungkinan subyektif yang meliputi
hubungan antara orang itu sendiri dengan beberapa tindakan. Ajzen
menambahkan bahwa minat beli mengacu pada hasil dari tindakan yang kelihatan
dalam situasi, yaitu minat untuk melakukan respon nyata khusus yang akan
diramalkan.
Menurut Philip Kotler (2003:568) minat beli adalah tahapan yang
dilakukan oleh konsumen sebelum merencanakan untuk membeli suatu produk.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2003:181), customer buying decision —
22
all their experience in learning, choosing, using, even disposing of a product.
Yang kurang lebih memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku
konsumen dimana, konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih
suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan
mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat beli
adalah suatu dorongan seseorang atau perusahaan untuk membeli sesuai dengan
kebutuhannya. Minat beli diawali dengan keinginan seseorang atau perusahaan
untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat diidentifikasikan melalui
indikator-indikator sebagai berikut :
a. Minat transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat refrensial yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk
kepada orang lain.
c. Minat preferensial adalah minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat
diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d. Minat eksploratif adalah minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Unsur unsur yang menyebabkan timbulnya minat beli konsumen
menurut Barry Berman (2002:202) :
1. Rangsangan
23
Rangsangan akan terjadi pada saat suatu kehendak mencapai daerah syaraf
penerimaan indera seseorang (sensory receptor).
2. Kesadaran
Untuk mendapatkan perhatian atas kesadaran seseorang, setelah mencapai
daerah syaraf penerimaan indera seseorang (sensory receptor), maka
selanjutnya rangsangan tersebut harus menggetarkan syaraf indera dan
menimbulkan tanggapan langsung pada otak, misalnya ketika seseorang
merasa tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai kegiatan
pendisainan perusahaan tersebut.
3. Pencarian Informasi
- Informasi Intern
Bersumber dari ingatan konsumen untuk memilih barang atau jasa yang
memuaskannya.
- Informasi Ekstern
Informasi yang melibatkan iklan.
- Memastikan sifat yang khas dari setiap pilihan yang ada
Konsumen melakukan pengumpulan informasi yang berhubungan
dengan ciri dari setiap pilihan, setelah mengetahui pilihannya konsumen
memutuskan barang atau jasa yang akan dibelinya.
- Pemilihan alternatif
Setelah semua informasi yang berkaitan dengan produk yang diinginkan
telah diperoleh, maka konsumen akan bergerak lebih jauh. Konsumen
cenderung melakukan penelitian akan alternatif-alternatif yang ada.
Beberapa konsep dasar yang membantu konsumen dalam melakukan
24
penelitian atas alternatif-alternatif yang ada yaitu : (1) sifat produk
(warna, ukuran, kemasan), (2) bobot tingkat kepentingan dari produk,
(3) kepercayaan atas merek, (4) fungsi kemanfaatan produk dan (5)
proses penilaian produk .
- Pembelian
Pembelian merupakan tahap dimana konsumen telah melalui pilihan dan
siap untuk mengeluarkan uangnya untuk ditukar dengan barang atau
jasa. Pada tahap sebelumnya, konsumen terlebih dahulu menentukan
keputusan yang terbaik diantara merek produk yang telah dikumpulkan.
Disamping konsumen telah memiliki keputusan dan kecenderungan atas
suatu produk secara mandiri, ada dua faktor yang turut menentukan
keputusan pembelian yaitu sikap orang lain dan faktor situasional yang
tidak terduga. Selanjutnya ia akan melakukan pembelian.
- Tempat dimana membeli
Tempat pembelian merupakan salah satu pertimbangan di toko mana
konsumen akan membeli produk atau jasa. Sebuah toko atau penyalur
yang memiliki citra yang baik akan merangsang konsumen untuk
berbelanja lebih lanjut, sehingga diharapkan konsumen menjadi terbiasa
membeli di tempat yang sama.
Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen (Kotler, 2005 : 54)
antara lain :
1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif
25
orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen
untuk menuruti keinginan orang lain.
2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah
pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari
pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan
membeli suatu barang atau tidak.
Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens (2002 : 32) terdapat dua
faktor yang mempengaruhi minat beli seseorang dalam proses pengambilan
keputusan pembelian, yaitu situasi tidak terduga (Unexpected situation) dan sikap
terhadap orang lain (Respect to Others).
Untuk memahami proses motivasi yang mendasari dan mengarahkan
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian perlu dipahami beberapa konsep
antara lain :
1. Teori ekonomi mikro
Menurut teori ini keputusan membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis
rasional yang sadar. Teori ini didasarkan pada asumsi yaitu:
a. Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan kepuasaanya
dalam batas-batas kemampuan finansialnya
b. Bahwa konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif
sumber untuk memuaskan, kebutuhannya.
c. Bahawa konsumen selalu bertindak rasional.
2. Teori Psikologis
Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori psikologis yang secara garis
besar dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu, teori belajar dan teori psikoanalitis.
26
Teori psikologis ini mendasarkan pada penerapan teori psikologis yang
berpendapat bahwa pada umumnya manusia selalu didorong untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya.
3. Teori Psikoanalitis
Teori Psikoanalitis didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang
tersembunyi.
4. Teori Antropologis
Menurut teori ini bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kultur yang terdiri
dari masyarakat sekitar, kelas sosial yang berlaku serta keluarga.
Dalam melaksanakan Minat pembelian, konsumen tersebut dapat membuat
lima sub keputusan pembelian sebagai berikut :
1. Keputusan merek
2. Keputusan pemasok
3. Keputusan kuantitas
4. Keputusan waktu
5. Keputusan metode pembayaran
Seorang konsumen tidak dengan sendirinya memiliki keputusan dalam
pembelian barang atau jasa. Terlebih dahulu konsumen mencari informasi dari
orang terdekat atau orang yang benar-benar dipercaya untuk membantunya dalam
pengambilan keputusan.
27
2.1.6. Penelitian Terdahulu
Adapun yang menjadi acuan atau pedoman bagi penulis yaitu,
menggunakan penelitian terdahulu. Dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Pengaruh Satisfaction
dan Trust Terhadap Minat Beli Konsumen (Purchase Intention) di Starbucks The Square Surabaya. Jennifer Adji dan Prof. Dr. Drs. Hatane Semuel, MS. Jurnal Strategi Pemasaran Vol. 2, No. 1, (2014) 1-10
− Bebas: Satisfaction dan Trust
− Terikat: Minat Beli (Purchase Intention)
− Variabel trust berpengaruh signifikan terhadap Minat Pembelian Konsumen di Starbucks The Square Surabaya
− Variabel Satisfaction berpengaruh signifikan terhadap Minat Pembelian Konsumen di Starbucks The Square Surabaya.
− Variabel Satisfaction dan trust secara simultan berpengaruh terhadap minat Pembelian Konsumen di Starbucks The Square Surabaya.
2. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli Sepeda Motor Yamaha (Studi kasus pada konsumen Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang) Aldaan Faikar Annafik dan Mudji
− Bebas: Kualitas Produk, Harga dan Daya Tarik Iklan
− Terikat: Minat Beli
− Berdasarkan analisis secara parsial, ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas produk, harga dan daya tarik iklan) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu minat beli sepeda motor Yamaha.
− Berdasarkan pengujian
28
Rahardjo Diponogoro Of Journal Management Vol. 1, No. 2, Tahun 2012, Hal. 2
secara simultan, ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen (kualitas produk, harga dan daya tarik iklan) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen yaitu minat beli.
− Hasil pengujian regresi berganda menunjukkan bahwa semua variabel independen (kualitas produk, harga dan daya tarik iklan) berpengaruh positif terhadap minat beli.
3. Analisa Pengaruh
Dimensi Ekuitas
Merek Terhadap
Minat Beli Konsumen
Midtown Hotel
Surabaya
Devonalita Agusli dan
Yohanes Sondang
Kunto, S.Si., M.Sc.
Jurnal Manajemen
Pemasaran Vol. 1, No.
2, (2013) 1-8
− Bebas: Brand
Awareness, Brand
Association,
Perceived Quality,
dan Brand Loyalty
− Terikat: Minat Beli
− Berdasarkan hasil dari uji
F: Variabel ekuitas
merek yang terdiri dari
brand awareness, brand
association, perceived
quality, dan brand
loyalty, secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap buying
intention di Midtown
Hotel Surabaya.
− Berdasarkan hasil dari uji
t:
a. Brand awareness
memiliki pengaruh
yang signifikan
29
terhadap buying
intention konsumen
Midtown Hotel
Surabaya.
b. Brand association
tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
buying intention
konsumen Midtown
Hotel Surabaya.
c. Perceived quality
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap buying
intention konsumen
Midtown Hotel
Surabaya.
d. Brand loyalty
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap buying
intention konsumen
Midtown Hotel
Surabaya.
4. Analisis Pengaruh Kekuatan Iklan Mobil Honda di Televisi Terhadap Minat Beli Konsumen di Kota Semarang Muhammad Harun Mursyid Al-Amin
− Bebas: Iklan
− Terikat: Minat Beli
− Daya tarik iklan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen mobil Honda di Kota Semarang , sesuai dengan hasil uji-t sebesar 2,608 dengan sig. 0,011 < α = 0,05
− Jingle iklan berpengaruh
30
Jurnal Manajemen Pemasaran, Maret 2013
signifikan terhadap minat beli konsumen mobil Honda di Kota Semarang, sesuai dengan hasil uji-t sebesar 3,554 dengan sig. 0,001 < α = 0,05
Sumber : Diolah oleh penulis
2.2. Kerangka Konsep
Berdasarkan pada tinjauan yang telah diuraikan diatas mengenai variabel
brand awareness dan brand loyalty terhadap minat beli konsumen, maka
kerangka pemikiran yang akan diterapkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 2.2 :
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
H1
H3
H2
2.3. Hipotesis Penelitian
Menurut Kuncoro (2009:59) hipotesa merupakan pernyataan penelti
tentang hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian, serta merupakan
jawaban sementara yang disusun oleh peneliti yang kemudian akan diuji
Brand Awareness
Brand Loyalty
Minat Beli
31
kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan. Adapun hipotesis dari penelitian
ini adalah :
Ha1 : Brand awareness mempunyai pengaruh terhadap Minat Beli
Ho1 : Tidak ada pengaruh brand awareness terhadap Minat Beli
Ha2 : Brand loyalty mempunyai pengaruh terhadap Minat Beli
Ho2 : Tidak ada pengaruh brand loyalty terhadap Minat Beli
Ha3 : Ada pengaruh signifikan dari brand bwareness, dan brand loyalty
terhadap Minat Beli
Ho3 : Tidak ada pengaruh yang siqnifikan dari brand awareness, dan brand
loyalty terhadap Minat Beli
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu
penelitian yang menjelaskan hubungan kasual antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis. Menurut Sugiono (2010) penelitian explanatory merupakan
penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti
serta hubungannya antara satu variabel dengan yang lain. Dalam penelitian ini
dijelaskan hubungan antara variabel brand awareness dan brand loyalty terhadap
minat beli konsumen pada smartphone Samsung di Universitas YARSI.
Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode survei
dimana data dikumpulkan dari responden yang dijadikan sampel dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama.
3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010) adalah sesuatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam
penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu, variabel independen dan variabel
dependen. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dapat di klasifikasikan
menjadi variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel
terikat). Adapun penjelasan mengenai variabel bebas dan variabel terikat adalah
sebagai berikut :
33
1. Variabel Independen (variabel bebas)
Menurut Sugiyono (2010) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(dependent variable). Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini
antara lain :
a. Brand Awareness (X1)
- Telepon genggam merek Samsung adalah smartphone pertama yang
terpikir
- Telepon genggam merek Samsung diketahui sebagai salah satu
smartphone di Indonesia
- Telepon genggam merek Samsung adalah merek yang terkenal di
masyarakat
- Telepon genggam merek Samsung memiliki ciri kas tertentu yang
membuat anda mudah mengingatnya
- Telepon genggam merek Samsung mudah di ingat diantara smartphone
lainnya
- Layanan yang ditawarkan telepon genggam merek Samsung membuat
anda berminat untuk memilih menggunakan smartphone tersebut
Adapun skala pengukuran brand awareness adalah sebagai berikut :
Sangat setuju : 5
Setuju : 4
Ragu-ragu : 3
Tidak setuju : 2
Sangat tidak setuju : 1
34
b. Brand Loyalty (X2)
- Anda akan selalu memilih telepon genggam merek Samsung untuk
komunikasi anda.
- Anda akan tetap menggunakan telepon genggam merek Samsung sebagai
smartphone pilihan anda.
- Anda menceritakan hal positif tentang telepon genggam merek Samsung
kepada orang lain.
- Anda akan merekomendasikan telepon genggam merek Samsung kepada
orang lain.
- Anda cenderung memilih telepon genggam merek Samsung pada
pembelian smartphone di masa mendatang.
- Anda menemukan kepuasan dalam menggunakan telepon genggam
merek Samsung
- Anda tidak ingin berpindah kemerek lain.
Adapun skala pengukuran brand loyalty adalah sebagai berikut :
Sangat setuju : 5
Setuju : 4
Ragu-ragu : 3
Tidak setuju : 2
Sangat tidak setuju : 1
2. Variabel Dependen (variabel terikat)
Menurut Sugiyono (2010) variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Adapun
variabel terikat dalam penelitian ini yaitu :
35
a. Minat Beli (Y)
- Anda akan mencari informasi lebih mengenai telepon genggam merek
Samsung.
- Pilihan produk telepon genggam merek Samsung menarik perhatian
anda.
- Setujukah jika saudara berpendapat bahwa harga telepon genggam merek
Samsung mempengaruhi minat anda untuk membelinya.
- Setujukah anda bahwa perbedaan harga telepon genggam merek
Samsung dibandingkan dengan kartu perdana merek lain mempengaruhi
minat anda membeli smartphone.
- Anda selalu mencari informasi tentang produk & promo dari telepon
genggam merek Samsung.
- Setujukah anda bila telepon genggam merek Samsung memberikan
promo, hadiah & bonus kepada konsumen akan mempengaruhi minat
anda membeli smartphone tersebut.
- Anda termotivasi untuk membeli telepon genggam merek Samsung,
setelah mengetahui brand image (citra merek) smartphone tersebut.
Adapun skala pengukuran minat beli adalah sebagai berikut :
Sangat setuju : 5
Setuju : 4
Ragu-ragu : 3
Tidak setuju : 2
Sangat tidak setuju : 1
36
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Skala ordinal. Menurut
Sugiyono (2009:98) skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya
menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur.
Adapun dengan pilihan sebagai berikut :
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Pengembangan instrument di tempuh melalui beberapa langkah, yaitu
mendefinisikan operasional variabel penelitian, menyusun indikator variabel
penelitian, dan menyusun instrument (kuesioner penelitian), yang selengkapnya
dapat dijelaskan pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian
No Variabel Definisi Variabel Indikator Pengukuran
1. Brand Awareness
Kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Shimp (2006: 11)
1. Pengenalan merek
2. Pengingatan kembali
3. Pilihan utama
Skala Likert 1 = Sangat tidak setuju. 2 = Tidak setuju. 3 = Ragu-ragu. 4 = Setuju. 5 = Sangat setuju.
2. Brand Loyalty Preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama
1. Kebiasaan memilih merek
2. Kepuasan terhadap merek
3. Kefanatikan
Skala Likert 1 = Sangat tidak setuju. 2 = Tidak setuju.
37
pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. Schiffman dan Kanuk (2008)
terhadap merek 3 = Ragu-ragu. 4 = Setuju. 5 = Sangat setuju.
3. Minat Beli Tahapan yang di lakukan oleh konsumen sebelum merencanakan untuk membeli suatu produk. Philip Kotler (2003:568)
1. Minat transaksi onal
2. Minat refrensial 3. Minat prefensial 4. Minat
eksploratif
Skala Likert 1 = Sangat tidak setuju. 2 = Tidak setuju. 3 = Ragu-ragu. 4 = Setuju. 5 = Sangat setuju.
Sumber : Diolah oleh penulis
3.3. Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer. Data
primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan
secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti
(Sugiyono, 2007 : 133). Sumber data ini berupa kuisioner yang telah diisi oleh
para pelanggan yang menjadi responden terpilih dalam penelitian ini. Data yang di
ambil langsung dari sumbernya atau belum melalui proses pengumpulan dari
pihak lain atau data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
obyeknya.
3.3.2. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data dimaksudkan
untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan, terpercaya. Teknik
pengumpulandata pada penelitian ini adalah :
38
- Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
Menurut Sugiyono (2013:199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya, adapun tujuan dari pengadaan
kuesioner ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh brand awareness dan brand
loyalty terhadap minat beli konsumen pada smartphone Samsung di
Universitas YARSI. Jawaban untuk setiap pertanyaan telah disediakan dan
responden hanya dapat memilih salah satu jawaban yang tersedia.
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah pengguna smartphone Samsung di
Universitas YARSI. Populasi dari penelitian ini bersifat infinite, karena jumlah
pelanggan tersebut bervariasi setiap saat.
Sampel penelitian adalah obyek yang mewakili seluruh obyek penelitian.
Menurut Guilford (1987:125) dalam Supranto (2006:239) sampel penelitian
meliputi sejumlah responden yang lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak
30 responden, dimana semakin besar sampel akan memberikan hasil yang lebih
akurat. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis akan mengambil sebanyak
100 responden.
Sedangkan teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono (2010:218), sampel yang diambil sebanyak 100
konsumen. Sampel yang digunakan ini dianggap telah mewakili dari seluruh
populasi yang ada.
39
3.5. Metode Analisis Data
Agar semua data yang telah dikumpulkan bermanfaat, maka data-data itu
harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dasar
pengambilan keputusan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik
analisa kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Tujuan dari metode
analisis data ini adalah untuk menginterprestasikan dan menarik kesimpulan dari
sejumlah data yang terkumpul. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain :
3.5.1. Uji Validitas dan Reabilitas
1) Uji Validitas
Pengertian validitas menurut Arikunto (2005:86) adalah suatu instrumen
penelitian dapat dikatakan valid bilamana tersebut dapat mengukur variabel yang
diteliti secara tepat atau dengan kata lain ada kecocokan diantara apa yang diukur
dengan tujuan pengukuran.
Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas korelasi product moment
yang dinyatakan sebagai berikut :
( )( )( )( ){ } ( ) ( ){ }2222 ∑∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−=
yynxxn
yxxynr
40
dimana :
r = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total
n = jumlah responden
X = skor butir pada nomor butir ke-i
Y = skor total responden
Kaidah pengambilan kesimpulan sebagai berikut :
- Jika rhitung > rtabel, maka instrumen itu mempunyai validitas yang tinggi;
- Jika rhitung < rtabel, maka instrumen itu untuk faktor tertentu tidak valid
2) Uji Realibilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas yang tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan
data yang reliabel.
Menurut Singgih Santoso (2010:32) suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0,60. Reliabilitas yang tinggi
ditunjukkan dengan nilai rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum,
reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan > 0,60 (pada output SPSS,
dapat dilihat pada nilai Alpha).
3.5.2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua
atau lebih variabel independen (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen
berhubungan variabel dependen apakah masing masing variabel independen
berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
41
Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan Regresi
Linier berganda sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2
Keterangan :
Y = Minat Beli
a = Konstanta
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
X1 = Brand Awareness
X2 = Brand Loyalty
3.5.3. Koefisien Determinasi R2
Uji koefisien Determinasi R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independennya. Nilai
koefisien determinasi adalah antar nol dan satu. Menurut Ghozali (2011 : 58) jika
nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.5.4. Pengujian Hipotesis
1) Uji Parsial (Uji T)
Uji t digunakan untuk membuktikan pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen, dimana apabila nilai thitung lebih
besar dari ttabel menunjukkan diterimanya hipotesis yang diajukan. Nilai thitung
42
dapat dilihat pada hasil regresi dan nilai ttabel didapat melalui sig. a = 0,05 dengan
df = n-k-1, sehingga ketetapan yang berlaku adalah sebagai berikut :
- Apabila thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada
pengaruh
- Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh
2) Uji Simultan (Uji F)
Menurut Ghozali (2011) Uji f pada dasarnya menunjukkan apakah variabel
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terkait. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
- Derajat Kepercayaan 95%
- Derajat kebebasan f table (a, k, n – k – l)
a = 0,05
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel
- Menentukkan kriteria pengujian
Fhitung < Ftabel → Ho diterima (tidak ada pengaruh yang signifikan)
Fhitung > Ftabel → Ho ditolak (ada pengaruh yang signifikan)
- Menentukkan r dengan rumus :
F = R2 / k
(1-R2) / ( n- k - l)
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi berganda
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas
43
Kesimpulan :
- Apabila fhitung < ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada
pengaruh secara simultan.
- Apabila fhitung > ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh
secara simultan.
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah PT. Samsung Electronics
Sebelum tahun 1997, Samsung lebih dikenal dengan reputasinya sebagai
perusahan pembuat peralatan elektronik dengan produk-produk low-end.
Perusahaan tersebut hanya dikenal sebagai imitator, bukan inovator karena tidak
melakukan inovasi-inovasi produk pada saat itu. Produk-produk kompetitif
berdasar pada low cost yang direfleksikan dengan tenaga kerja yang murah.
Samsung belum mempunyai brand value dan belum memiliki pasar internasional.
Strategi yang dilakukannya pada saat itu adalah cost/price leadership. Samsung
berfokus pada pasar-pasar tertentu dan memilih fokus pada pasar dengan
permintaan terbesar, pasar Amerika yang perkembangannya tinggi, juga pada
pasar yang pertumbuhannya cepat, yaitu China.
Samsung kemudian berkembang menjadi perusahaan berskala
internasional. Dimulai dari menyewa staf yang berpendidikan Amerika atau
berpengalaman secara signifikan di USA. Tiga warga yang bukan berasal dari
Korea Selatan menjadi anggota komisi direktur. Warga asing memiliki 60%
saham dari grup. Perusahaan sekarang menghasilkan 70% dari pendapatannya di
luar Korea Selatan, manufaktur di 14 negara, termasuk China dan Meksiko.
Samsung juga mengadakan partnership dengan Amerika.
Pada awal tahun 1997, Samsung hampir tidak berbisnis mobile phones di
luar Korea Selatan, tapi kemudian setelah mengadakan partnership, Samsung
memperoleh pesanan 1,8 juta handsets senilai $600 juta dari Sprint PCS Group.
45
Reputasi Samsung sekarang adalah high-end mobile handsets dan berkembang
sebagai penyuplai pada industri ini. Setelah mengadakan partnership dengan
beberapa perusahaan ternama seperti Best Buy, Radio Shack, dan Circuit City,
Samsung lebih sukses dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2001 Samsung menjual produk-produk senilai $500, dan
menargetkan penjualan $1 miliyar di tahun 2002. Penjualan terbaiknya adalah
DVD/VCR player dan mobile phone serta PDA. Salah satu kunci sukses Samsung
terletak pada desain. Teknologi dan desain pada Samsung sangat baik. Samsung
memiliki 300 desainer bertalenta di Seoul dan empat kantor desain di USA,
Eropa, dan Jepang. Penekanan produknya adalah pada gaya, best practice,
sederhana, dan respon yang cepat pada perubahan-perubahan pasar.
Samsung berdedikasi untuk membuat dunia yang lebih baik melalui
berbagai bisnis yang hari ini diantaranya adalah teknologi tingkat tinggi,
semikonduktur, pencakar langit dan konstruksi, petrokimia, fashion, obat-obatan,
finansial, hotel dan banyak lagi. Perusahaan ini memimpin pasar global di bidang
pembuatan barang elektronik teknologi tinggi dan media digital. Melalui inovasi,
produk andal dan layanan-layanan, orang-orang berbakat, pendekatan
bertanggung jawab pada bisnis dan warga negara global, juga kolaborasi dengan
mitra bisnis serta pelanggan, Samsung membawa dunia ke arah baru yang
imajinatif.
Berawal dari bisnis ekspor kecil di Taegu, Korea, Samsung telah tumbuh
menjadi salah satu perusahaan elektronik terkemuka di dunia, dengan spesialisasi
pada media dan peralatan digital, semikonduktor, memori, dan integrasi sistem.
Kini proses dan produk inovatif dan berkualitas Samsung telah diakui di dunia.
46
Hal tersebut kemudian menjadi tonggak utama dalam sejarah Samsung,
menunjukkan bagaimana perusahaan ini telah mengembangkan jajaran dan
pencapaian produknya, meningkatkan pendapatan dan saham pasarnya, dan
mengikuti misinya untuk memberikan hidup yang lebih baik bagi pelanggan di
seluruh dunia.
Berikut perjalanan singkat Samsung yang telah berevolusioner menjadi
perusahaan global yang memimpin industri digital dan teknologi.
Tabel 4.1 Perjalanan Samsung
1938 – 1970 Samsung mengawali kiprahnya
1970 – 1980 Melakukan diversifikasi industry dan elektronika
1980 – 1990 Memasuki pasar global
1990 – 1994 Berkompetisi dalam dunia teknologi yang berubah
1994 – 1997 Menjadi kekuatan global
1997 – 2000 Melampaui batas digital
2000 – sekarang Memprakarsai era digital
Sumber : PT. Samsung Electronics
Era digital telah membawa perubahan dan kesempatan yang revolusioner
bagi bisnis secara global, dengan teknologi yang canggih, produk yang kompetitif,
dan inovasi yang konstan.
Samsung memandang setiap tantangan sebagai peluang dan yakin telah
menempati posisi sempurna sebagai salah satu pemimpin yang diakui dunia di
industri teknologi digital. Komitmen untuk menjadi yang terbaik di dunia telah
membuat Samsung sebagai pemegang pangsa pasar global terbesar untuk tiga
belas item di antara produk Samsung, termasuk semikonduktor, TFT-LCD,
47
monitor dan ponsel CDMA. Dengan pandangan ke depan, Samsung telah
membuat kemajuan bersejarah di bidang riset dan pengembangan lini
semikonduktor, termasuk flash memori dan non-memori, semikonduktor khusus
pesanan, DRAM dan SRAM, dan juga memproduksi LCD yang terbaik di
kelasnya, telepon seluler, peralatan digital, dan lebih banyak lagi.
4.1.2. Visi dan Misi PT. Samsung Electronics
PT. Samsung Electronics memiliki visi, yaitu “Mengilhami dunia,
menciptakan masa depan”.
Sedangkan misi PT. Samsung Electronics yaitu “Untuk mengilhami dunia
dengan teknologi, produk dan desain inovatif yang melengkapi kehidupan
manusia dan berperan terhadap masa depan yang bertanggung jawab dan
berkelanjutan secara sosial”.
4.1.3. Nilai-nilai Perusahaan PT. Samsung Electronics
Samsung meyakini bahwa menerapkan nilai-nilai yang kuat adalah kunci
menuju bisnis yang baik. Itu sebabnya nilai-nilai inti ini, beserta pedoman
perilaku yang ketat, menjadi dasar bagi setiap keputusan yang dibuat oleh
perusahaan. Berikut adalah nilai-nilai dari PT. Samsung Electronics,antara lain :
a. Karyawan
Singkatnya, perusahaan adalah cerminan dari karyawannya. Samsung
memberikan banyak peluang kepada karyawan untuk mewujudkan potensi
maksimal mereka.
48
b. Keunggulan
Apa saja yang Samsung lakukan didasari oleh kegigihan untuk menjadi yang
terbaik dan komitmen tak tergoyahkan untuk mengembangkan berbagai produk
dan jasa terbaik di pasar.
c. Perubahan
Dalam perekonomian global yang cepat berubah seperti sekarang ini,
perubahan bersifat konstan dan inovasi merupakan hal yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sebagaimana yang telah Samsung
lakukan sejak berdiri, kami berwawasan jauh ke depan, mengantisipasi
kebutuhan dan permintaan pasar sehingga kami dapat mengarahkan perusahaan
menuju keberhasilan jangka panjang.
d. Integritas
Beroperasi dengan cara yang beretika merupakan dasar bisnis kami. Apa saja
yang Samsung lakukan dipandu oleh kompas moral yang menjaga kejujuran,
menghormati semua pihak yang berkepentingan, dan transparansi penuh.
e. Kesejahteraan bersama
Suatu bisnis tidak akan bisa berhasil kecuali jika bisnis tersebut menghasilkan
kesejahteraan dan peluang untuk orang lain. Samsung mengabdi untuk menjadi
warga korporat yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat
di setiap tempat operasi Samsung di seluruh dunia.
4.1.4. Struktur Organisasi
Seorang Presdir (Presiden Director) dibantu oleh seorang CFO yang
memimpin divisi ADM (Adminstration) dan 4 orang direktur dari Sales Division,
49
OMS Division (Optical Media Solution) , VD Division (Visual Display) dan AV
Division (Audio Video).
1. Direktur OMS membawahi 6 departemen yaitu :
a. PPC (Production Planning Control)
PPC Departemen dipimpin oleh seorang manager dan departemen ini
bertanggung jawab kepada masalah rencana produksi, rencana ekspor dan
finish goods inventory.
b. QC (Quality Control)
Quality Control dipimpin oleh seorang General Manager dan departemen ini
bertanggung jawab pada quality material yang dikontrol oleh IQC section
(Incoming Quality Control), quality barang jadi yang dikontrol oleh OQC
section (Outgoing Quality Control), pusat standard kerja dan quality barang
jadi di customers yang dikontrol oleh JQE (Join Quality Engineer).
c. Procurement
Procurement departemen dipimpin oleh seorang General Manager dan
departemen ini membidangi masalah pembelian material dan consumable,
material price, dan material control.
d. Produksi
Produksi departemen dipimpin oleh seorang General Manager dan
departement ini bertanggung jawab dalam memproduksi material sampai
menjadi barang jadi.
e. Engineering
Engineering departemen dipimpin oleh seorang General Manager dan
departemen ini mensupport produksi yang berhubugan dengan masalah
50
teknik dan menganalisa masalah-masalah yang terjadi pada proses perakitan
di departemen produksi.
f. R & D (Research and Development)
R & D departemen dipimpin oleh seorang General Manager dan departemen
ini bertanggung jawab dalam melakukan penelitian dan pengembangan
produk agar lebih baik sehingga produk yang dihasilkan mempunyai daya
saing yang kompetitif baik dari segi kualitas maupun harga jual.
2. CFO (Chief Finance Officer) yang memimpin divisi ADM (Adminstaration)
yang dibantu oleh empat orang General manager untuk empat departemen,
yaitu :
a. HRD/GA (Human Resources and Development/General Affair) dipimpin
oleh seorang General Manager yang membawahi Departemen HRD & GA
pada divisi Administrasi
b. IT (Information and Technology) dipimpin oleh seorang General Manager
yang membawahi Departemen IT pada divisi Administrasi.
c. EXIM (Export & Import) dipimpin oleh seorang General Manager yang
membawahi Departemen EXIM pada divisi Administrasi.
d. Accounting General Manager yang membawahi Departemen Accounting
pada divisi Administrasi
4.2. Gambaran Umum Responden
Bagian ini menampilkan gambaran umum tentang responden yang menjadi
subjek penelitian, yang terdiri dari jenis kelamin, usia, fakultas dan penghasilan
(uang saku) dalam hitungan per-bulan. Sampel yang digunakan dalam penelitian
51
ini adalah para konsumen smartphone Samsung di Universitas Yarsi. Masing
masing karakteristik responden tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Penggunaan Samsung
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Samsung
Penggunaan Samsung
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 100 100.0 100.0 100.0
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.2, karakteristik responden berdasarkan penggunaan
Samsung adalah sebanyak 100 responden dengan presentase sebesar 100 persen.
2. Fakultas
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas
Fakultas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kedokteran 9 9.0 9.0 9.0
psikologi 10 10.0 10.0 19.0
hukum 10 10.0 10.0 29.0
ekonomi 60 60.0 60.0 89.0
fti 8 8.0 8.0 97.0
kedokteran gigi 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0 Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.3, karakteristik responden berdasarkan fakultas atau
jurusan sebanyak 9 responden adalah mahasiswa kedokteran dengan nilai
52
presentasi sebesar 9 persen, sebanyak 10 responden adalah mahasiswa psikologi
dengan nilai presentasi 10 persen, sebanyak 10 responden adalah mahasiswa
hukum dengan nilai presentasi 10 persen, sebanyak 60 responden adalah
mahasiswa ekonomi dengan nilai presentasi 60 persen, sebanyak 8 responden
adalah mahasiswa fti dengan nilai presentasi 8 persen, sedangkan sebanyak 3
responden adalah mahasiswa kedokteran gigi dengan nilai presentasi 3 persen.
3. Jenis Kelamin
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 43 43.0 43.0 43.0
perempuan 57 57.0 57.0 100.0
Total 100 100.0 100.0 Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2016
Berdasarkan dari data tabel 4.4, jumlah konsumen terbesar dalam
penelitian ini adalah responden perempuan sebanyak 57 responden dengan nilai
presentase sebesar 57 persen, sedangkan responden laki-laki sebanyak 43
responden dengan nilai 43 persen.
53
4. Waktu penggunaan
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Penggunaan
Waktu Penggunaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <2011 23 23.0 23.0 23.0
2012 26 26.0 26.0 49.0
2013 16 16.0 16.0 65.0
2014 22 22.0 22.0 87.0
>2015 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0 Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.5, waktu penggunaan responden tertinggi dengan
penggunaan pada tahun 2012 sebesar 26 persen dengan total sebanyak 26
responden, sedangkan yang paling terendah dengan penggunaan pada tahun
>2015 sebesar 13 persen dengan total sebanyak 13 responden.
5. Penghasilan (Uang Saku)
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan (uang saku)
Penghasilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <1.000.000 25 25.0 25.0 25.0
1.000.000-2.000.000 44 44.0 44.0 69.0
2.000.000-4.000.000 21 21.0 21.0 90.0
4.000.000-5.000.000 7 7.0 7.0 97.0
>5.000.000 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0 Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2016
54
Berdasarkan tabel 4.6, tingkat pendapatan atau uang saku per-bulan
responden tertinggi dengan pemasukan sekitar Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
sebesar 44 persen dengan total sebanyak 44 responden, sedangkan yang paling
terendah dengan pemasukan Rp. 5.000.000 atau lebih sebesar 3 persen dengan
total sebanyak 3 responden.
4.3. Deskripsi Data
4.3.1. Brand Awareness (X1)
Deskripsi data variabel brand awareness (X1) pada smartphone Samsung,
yang disajikan dalam tabel dibawah ini didasarkan atas 6 pertanyaan. Masing-
masing indikator didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang dijelaskan pada
tabel dibawah sebagai berikut :
Tabel 4.7 Deskripsi Brand Awareness
N Mininum Maximum Mean Std. Deviatiom
Butir_1 100 2 5 4.10 .611
Butir_2 100 3 5 4.05 .557
Butir_3 100 3 5 4.12 .432
Butir_4 100 2 5 4.15 .500
Butir_5 100 3 5 4.19 .506
Butir_6 100 3 5 4.15 .538
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2016
Dapat dilihat pada tabel 4.7 pernyataan maksimum yang di hasilkan senilai
5 dengan rata-rata 4.19 sedangkan nilai minimum yang dihasilkan senilai 2
dengan rata-rata 4.05 dapat disimpulkan bahwa pernyataan dengan nilai
maksimum menyatakan smartphone Samsung mudah diingat diantara smartphone
55
lainnya, sedangkan pernyataan dengan nilai minimum menyatakan konsumen
mengetahui bahwa Samsung merupakan salah satu smartphone di Indonsia.
4.3.2. Brand Loyalty (X2)
Deskripsi data variabel brand loyalty (X2) pada smartphone Samsung,
yang disajikan dalam tabel dibawah ini didasarkan atas 7 pertanyaan. Masing-
masing indikator didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang dijelaskan pada
tabel dibawah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Deskripsi Brand Loyalty
N Mininum Maximum Mean Std. Deviatiom
Butir_1 100 2 5 4.10 .611
Butir_2 100 3 5 4.05 .557
Butir_3 100 3 5 4.13 .366
Butir_4 100 3 5 4.13 .441
Butir_5 100 2 5 4.08 .562
Butir_6 100 2 5 4.21 .555
Butir_7 100 2 5 4.10 .674
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2016
Dapat dilihat pada tabel 4.8 pernyataan maksimum yang di hasilkan senilai
5 dengan rata-rata 4.21 sedangkan nilai minimum yang dihasilkan senilai 3
dengan rata-rata 4.05 dapat disimpulkan bahwa pernyataan dengan nilai
maksimum menyatakan konsumen menemukan kepuasan dalam menggunakan
smartphone Samsung, sedangkan pernyataan dengan nilai minimum menyatakan
konsumen akan tetap menggunakan telepon genggam merek Samsung sebagai
smartphone pilihan.
56
4.3.3. Minat Beli
Deskripsi data variabel minat beli (Y) pada smartphone Samsung, yang
disajikan dalam tabel dibawah ini didasarkan atas 7 pertanyaan. Masing-masing
indikator didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang dijelaskan pada tabel
dibawah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Deskripsi Minat Beli
N Mininum Maximum Mean Std. Deviatiom
Butir_1 100 3 5 4.12 .432
Butir_2 100 2 5 4.15 .500
Butir_3 100 3 5 4.19 .506
Butir_4 100 3 5 4.15 .538
Butir_5 100 2 5 4.04 .567
Butir_6 100 3 5 4.27 .509
Butir_7 100 3 5 4.25 .479
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2016
Dapat dilihat pada tabel 4.9 pernyataan maksimum yang di hasilkan senilai
5 dengan rata-rata 4.27 sedangkan nilai minimum yang dihasilkan senilai 2
dengan rata-rata 4.04 dapat disimpulkan bahwa pernyataan dengan nilai
maksimum menyatakan konsumen setuju bila smartphone Samsung memberikan
promo, hadiah dan bonus kepada konsumen akan mempengaruhi minat beli,
sedangkan pernyataan dengan nilai minimum menyatakan konsumen akan selalu
mencari informasi tentang produk dan promo dari smartphone Samsung.
57
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas
1. Uji Validitas
Pada uji validitas nilai rtabel dengan jumlah sampel (n = 100) pada taraf
signifikan (α = 0,05) didapat rtabel 0.195 (lihat pada lampiran), artinya bila rhitung <
rtabel, maka butir instrumen tersebut tidak valid dan apabila rhitung > rtabel, maka
butir instrumen tersebut dapat digunakan (valid).
Nilai-nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen setiap variabel,
peneliti sajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel Brand Awareness (X1)
No Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan 1 Butir 1 0.440 0.195 Valid 2 Butir 2 0.449 0.195 Valid 3 Butir 3 0.211 0.195 Valid 4 Butir 4 0.270 0.195 Valid 5 Butir 5 0.285 0.195 Valid 6 Butir 6 0.357 0.195 Valid
Sumber : Data diolah berdasarkan hasil SPSS
Berdasarkan pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai rhitung dari semua
pertanyaan untuk variabel brand awareness semua valid, dimana ketentuan valid
rhitung > dari 0,195. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrument yang
digunakan untuk mengukur brand awareness dinyatakan valid.
58
Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Brand Loyalty (X2)
No Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan 1 Butir 1 0.656 0.195 Valid 2 Butir 2 0.659 0.195 Valid 3 Butir 3 0.410 0.195 Valid 4 Butir 4 0.393 0.195 Valid 5 Butir 5 0.681 0.195 Valid 6 Butir 6 0.497 0.195 Valid 7 Butir 7 0.527 0.195 Valid
Sumber : Data diolah berdasarkan hasil SPSS
Berdasarkan pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai rhitung dari semua
pertanyaan untuk variabel brand loyalty semua valid, dimana ketentuan valid
rhitung > dari 0,195. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrument yang
digunakan untuk mengukur brand loyalty dinyatakan valid.
Tabel 4.12 Uji Validitas Variabel minat beli (Y)
No Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan 1 Butir 1 0.374 0.195 Valid 2 Butir 2 0.224 0.195 Valid 3 Butir 3 0.335 0.195 Valid 4 Butir 4 0.451 0.195 Valid 5 Butir 5 0.416 0.195 Valid 6 Butir 6 0.410 0.195 Valid 7 Butir 7 0.386 0.195 Valid
Sumber : Data diolah berdasarkan hasil SPSS
Berdasarkan pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai rhitung dari semua
pertanyaan untuk variabel minat beli semua valid, dimana ketentuan valid rhitung >
dari 0,195. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrument yang digunakan
untuk mengukur minat beli dinyatakan valid.
59
2. Uji Reabilitas
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi maksudnya adalah
pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Tinggi rendahnya
reliabilitas, secara empiric ditunjukkan dengan nilai rxx mendekati nilai angka 1.
Kesepakatan secara umum, reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan
>0,60 (pada output SPSS, dapat dilihat pada nilai Alpha). (Singgih Santoso, 2010)
Tabel 4.13 Uji Reabilitas Variabel Brand Awareness (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.603 6
Sumber : Data diolah berdasarkan hasil SPSS
Menurut Singgih Santoso (2010:32), suatu variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Nilai Cronbach’s alpha
untuk Variabel brand awareness (X1) yang dapat dilihat pada tabel 4.13 diatas
adalah sebesar 0,603. Nilai ini lebih dari 0,60 yang berarti baik atau dapat
diasumsikan reliabel. Dengan demikian, kuesioner dalam penelitian ini dapat
dipercaya atau diandalkan sebagai sebuah alat pengumpulan data primer. Dengan
jumlah pernyataan sebanyak 6 butir dalam variabel brand awareness (X1)
memiliki konsistensi yang baik. Konsisten artinya jika dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama akan menghasilkan perolehan yang
sama. Sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan kembali dan dapat
dipertanggung jawabkan.
60
Tabel 4.14 Uji Reabilitas Variabel Brand Loyalty (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.808 7
Sumber : Data diolah berdasarkan hasil SPSS
Menurut Singgih Santoso (2010:32), suatu variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Nilai Cronbach’s alpha
untuk variabel brand loyalty (X2) yang dapat dilihat pada tabel 4.14 diatas adalah
sebesar 0,808. Nilai ini lebih dari 0,60 yang berarti baik atau dapat diasumsikan
reliabel. Dengan demikian, kuesioner dalam penelitian ini dapat dipercaya atau
diandalkan sebagai sebuah alat pengumpulan data primer. Dengan jumlah
pernyataan sebanyak 7 butir dalam variabel brand loyalty (X2) memiliki
konsistensi yang baik. Konsisten artinya jika dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama akan menghasilkan perolehan yang sama.
Sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan kembali dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Tabel 4.15 Uji Reabilitas Variabel Minat Beli (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.661 7
Sumber : Data diolah berdasarkan hasil SPSS
Menurut Singgih Santoso (2010:32), suatu variabel dikatakan reliable
jika memberikan nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Nilai Cronbach’s
61
alpha untuk variabel minat beli (Y) yang dapat dilihat pada tabel 4.15 diatas
adalah sebesar 0,661. Nilai ini lebih dari 0,60 yang berarti baik atau dapat
diasumsikan reliabel. Dengan demikian, kuesioner dalam penelitian ini dapat
dipercaya atau diandalkan sebagai sebuah alat pengumpulan data primer. Dengan
jumlah pernyataan sebanyak 7 butir dalam variabel minat beli (Y) memiliki
konsistensi yang baik. Konsisten artinya jika dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama akan menghasilkan perolehan yang sama.
Sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan kembali dan dapat dipertanggung
jawabkan.
4.4.2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi digunakan untuk memperkirakan secara sistematis tentang
apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa
lalu, dengan tujuan untuk memperkecil kesalahan yang akan terjadi di masa
depan. Regresi linier berganda antara variabel brand awareness (X1), dan variabel
brand loyalty (X2) terhadap variabel minat beli (Y), dapat dilihat seperti pada
tabel 4.16 dibawah ini :
Tabel 4.16 Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1(Constant) 1.080 .289 3.738 .000
Kesadaran merek .577 .075 .605 7.696 .000
Loyalitas merek .172 .061 .220 2.799 .006
a. Dependent Variable: Minat Beli Sumber : Data diolah berdasarkan hasil SPSS
62
Dari tabel 4.16 di atas, didapat persamaan regresi Linier berganda sebagai
berikut:
Y = 1,080 + 0,577 X1 + 0,172 X2
Berikut adalah penjelasan dari persamaan regresi berganda yang terbentuk:
1. Konstanta sebesar 1,080 artinya apabila variabel brand awareness dan brand
loyalty bernilai nol maka minat beli konsumen akan bernilai sebesar 1,080
(dengan catatan variabel independent lainnya tetap).
2. Setiap peningkatan 1 skor variabel brand awareness berpengaruh terhadap
peningkatan variabel minat beli sebesar 0.577 skor dengan asumsi variabel
lainnya nilainya konstan.
3. Setiap peningkatan 1 skor variabel brand loyalty berpengaruh terhadap
peningkatan variabel minat beli sebesar 0.172 skor dengan asumsi variabel
lainnya nilainya konstan.
4.4.3. Koefisien Determinasi R2
Hasil analisis dalam koefisien determinasi yang akan dilihat nilai R square
R2 dari kedua variabel bebas yang menjadi indikator dalam penelitian ini, yaitu
brand awareness dan brand loyalty. Adapun besaran nilai R square (R2) dapat
dilihat pada tabel 4.17 dibawah ini :
Tabel 4.17 Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .738a .544 .535 .19835
a. Predictors: (Constant), kesadaran merek dan loyalitas merek
b. Dependent variable : minat beli Sumber : Data diolah berdasarkan hasil SPSS
63
Koefisien determinasi adalah kemampuan seluruh variabel bebas dalam
menjelaskan variabel terikat. Dari hasil uji SPSS pada tabel 4.17 di dapat nilai
dari koefisien determinasi R2 sebesar 0,544 atau setara dengan 54,4 persen yang
berarti bahwa kemampuan variabel X1 dan X2 dalam menjelaskan variabel Y
sebesar 54,4 persen, sedangkan sisa sebesar 45,6 persen dijelaskan oleh variabel
lain diluar dari variabel penelitian ini.
4.4.4. Pengujian Hipotesis
1. Uji T (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk membuktikan pengaruh yang signifikan antara
variabel independent brand awareness dan brand loyalty terhadap variabel
dependent minat beli konsumen. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa koefisien
regresi, nilai t dan signifikasi secara parsial adalah sebagai berikut :
Tabel 4.18 Uji T (Uji Parsial)
Model t Sig.
1 (Constant) 3.738 .000
Kesadaran merek 7.696 .000
Loyalitas merek 2.799 .006
Uji t masing-masing dapat dilihat pada tabel 4.18 yaitu pada nilai t dengan
nilai df = n-k-1 = 100-2-1 = 97 maka nilai ttabel diperoleh yaitu 1,985 (lihat pada
tabel lampiran). Pada tabel 4.18 nilai brand awareness 7,696 > 1,985 maka Ha
diterima berarti secara parsial kualitas brand awareness berpengaruh terhadap
minat beli konsumen, sedangkan nilai brand loyalty 2,799 > 1,985 maka Ha
64
diterima berarti secara parsial brand loyalty berpengaruh terhadap minat beli
konsumen.
2. Uji F (Uji Simultan)
Tabel 4.19 Uji F (Uji Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.557 2 2.278 57.909 .000a
Residual 3.816 97 .039
Total 8.373 99
a. Predictors: (Constant), loyalitas merek, kesadaran merek
b. Dependent Variable: minat beli Sumber : Data diolah berdasarkan hasil SPSS
Berdasarkan pada tabel 4.19 diperoleh Fhitung sebesar 57,909 dengan
menggunakan tingkat keyakinan 95% dan tingkat signifikan 0,05, df 1 = jumlah
variabel – 1 = 3-1 = 2 dan df 2 (n-k-1) atau 100-2-1 = 97, hasil diperoleh untuk
Ftabel sebesar 3,090 (lihat pada tabel lampiran). Pada tabel 4.36 nilai Fhitung > Ftabel (
57,909 > 3,090 ) maka Ho ditolak artinya brand awareness dan brand loyalty
secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
65
BAB V
PENGARUH BRAND AWARENESS DAN BRAND LOYALTY
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA SMARTPHONE
SAMSUNG DI UNIVERSITAS YARSI DAN TINJAUAMMYA DARI
SUDUT PANDANG ISLAM
5.1. Brand Awareness Menurut Islam
Perbincangan mengenai merek (brand) dan pemerekan (branding)
merupakam hal yang sangat esensial dalm konteks pemasaran. Merek merupakan
simbol, warna, kata-kata atau atribut lain yang unik dan menjadi pembeda dengan
merek lain. Sedangkan pemerekan merujuk pada proses membangun suatu merek,
baik merek perusahaan, produk, personal, gagasan, kawasan atau kota, hingga
bangsa atau Negara.
Merek juga menjadi batas yang membedakan pemasaran dengan
perdagangan (trading) yang aktivitasnya seputar jual beli komoditas (tanpa
merek). Sementara pemasaran diawali dengan identifikasi kebutuhan dan selera
pasar, memilah dan memilih segmen pasar yang ingin dituju, menyiapkan produk
yang sesuai dengan karakteristrik konsumen dan memberinya nama/merek
produk, menetapkan harga yang pas, lalu merancang pesan komunikasi,
mendistribusikan roduk hingga terpajang di tempat pembelian, dan setelah produk
terjual masih terus memonitor pasar untuk memberikan layanan yang prima.
(Sutisna dan Prawita, 2001)
Dalam islam, pemasaran adalah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran dan perubahan values dari satu inisiator kepada
stakeholder-nya. Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi
66
semangat beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusahan semaksimal
mungkin untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan
apalagi kepentingan sendiri.
Sering dijumpai cara pemasaran yang tidak etis, curang dan tidak
professional. Kiranya perlu dikaji bagaimana akhlak kita dalam kegiatan ekonomi
secara keseluruhan, atau lebih khusus lagi akhlak dalam pemasaran kepada
masyarakat dari sudut pandang Islam. Kegiatan pemasaran seharusnya
dikembalikan pada karakteristik yang sebenernya, yakni religious, beretika,
realistis dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Inilah yang dinamakan
marketing syariah, dan inilah konsep terbaik marketing untuk hari ini dan masa
depan. Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam QS. Al Maidah
ayat 8:
شھداء بالقسط ولا يجرمنكم شنآن قوم على أ امين لا يا أيھا الذين آمنوا كونوا قو خبير بما تعملون تعدلوا اعدلوا ھو أقرب للتقوى إن الله واتقوا الله
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Muhammad (2012), menjelaskan dalam Islam terdapat sembilan macam
etika (akhlak) yang harus dimiliki seorang tenaga pemasaran, antar lain :
1. Memiliki kepribadian spiritual (taqwa), seseorang tenaga pemasar harus
bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, sebagaimana Allah berfirman
dalam QS. Al-Hasyr ayat 18:
خب إن الله ا قدمت لغد واتقوا الله ولتنظر نفس م ير يا أيھا الذين آمنوا اتقوا الله بما تعملون
67
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
2. Berkepribadian baik dan simpatik (shiddiq), Shiddiq artinya benar. Bukan
hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Seorang
pemasara harus berkata benar dan sejalan dengan ucapannya. Hadis Nabi
mengatakan :
عن ابي مسعود رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم, عليكم , فان الصدق يھدى الى البر, وان البر يھدى الى الجنة, وما يزال بالصدق
الرجل يصدق و يتحرى الصدق حتى يكتب عند الله صديقا واياكم والكذب فان الكذب يھدى الى الفجور, وان الفجور يھدى الى النار, وما يزال الرجل يكذب
ويتحرى الكذب حتى يكتب عند الله كذابا.
“Wajib bagi memegang teguh perkataan benar, karena perkataan benar membawa kebaikan, dan kebaikan itu mengajak ke Sorga. Seseorang yang senantiasa berkata benar, sehingga dituliskan disisi Allah sebagai orang yang berbuat benar (jujur). Dan jauhilah berkata dusta, karena kata dusta itu membawa kejahatan, dan sessungguhnya kejahatan itu mengajak ke neraka. Seorang pria yang senantiasa berkata dusta, maka dituliskan disisi Allah sebagai pendusta besar.”
3. Berlaku adil dalam berbisnis (al-‘adl), dalam berbisnis atau pedagang haruslah
dengan jujur. Seperti dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam QS. Al
A’raf ayat 29:
ين قل أمر ربي بالقسط وأقيموا وجوھكم عند كل مسجد وادعوه مخلصين له الدكم تعودون كما بدأ
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri) mu di setiap salat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya)".
Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman :
﴿٧﴾ ماء رفعھا ووضع الميزان والس﴿٨﴾ ألا تطغوا في الميزان
﴿٩﴾ وأقيموا الوزن بالقسط ولا تخسروا الميزان
68
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan) supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS. Ar-Rahman ayat 7-9)
4. Melayani nasabah dengan rendah hati (khitmah), seorang tenaga pemasar
hendaklah dengan sabar dan rendah hati melayani seorang nasabah.
5. Selalu menepati janji dan tidak curang (tahfif), hal ini mencakup janji seorang
hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji hamba dengan hamba, dan
janji atas dirinya sendiri seperti nadzar. Allah Subhanahu wa Ta’ala
memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa
menjaga, memelihara, dan melaksanakan janjinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
وفوا بعھد الله إذا عاھدتم ولا تنقضوا الأيمان بعد توكيدھاوأ
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu sesudah meneguhkannya….” (An-Nahl: 91)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
وأوفوا بالعھد إن العھد كان مسئولا
“Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggung jawabannya.” (Al-Isra`: 34)
6. Jujur dan terpecaya (amanah), dalam pemasaran kita harus menjaga amanah.
Contoh menjaga amanah dalam hak Allah adalah seperti mematuhi perintahnya
dan menjauhi larangannya. Menjaga amanah bagi hak manusia itu sendiri
adalah seperti tidak melakukan kecuali apa yang bermanfaat bagi dunia dan
akhirat. Sedangkan menjaga amanah bagi orang lain adalah seperti tidak
menipu ketika bermuamalat, berjihad, dan nasihat. Seperti dalam firman Allah
Subhanahu wa ta’ala dalam QS. An- Nisa ayat 58:
69
وا يأمركم أن تؤد الأمانات إلى أھلھا وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا إن الله كان سميعا بصيرا ا يعظكم به إن الله نعم بالعدل إن الله
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”
7. Tidak suka berburuk sangka, maksudnya seorang pemasar tidak boleh berburuk
sangka karena sebagian tindakan berprasangka ada yang merupakan perbuatan
dosa. Kita juga dilarang berbuat tajassus, tajassus ialah mencari-cari kesalahan-
kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain, yang biasanya merupakan efek
dari prasangka yang buruk. Seperti dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
ن الظن إن بعض الظن إثم ولا تجسسوا يا أيھا الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا م
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ب الحديث ولا تحسسوا ولا تجسسوا ولا تحاسدوا إيا كم والظن فإن الظن أكذ إحوانا ولاتدابروا ولاتباغضوا وكونواعبادالله
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”
8. Tidak suka menjelek-jelekan, maksudnya dalam pemasaran kita pun tidak
boleh menjelek-jelakan atau menjatuhkan pemasar lain supaya mereka jatuh.
Seperti dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
يا أيھا الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منھم ولا أن يكن خيرا منھن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا نساء من نساء عسى
ئك ھم الظالمون يمان ومن لم يتب فأول بالألقاب بئس الاسم الفسوق بعد الإ
70
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujurat: 11 )
9. Tidak melakukan suap (riswah). Risywah (suap) secara terminologis berarti
harta yang diperoleh karena terselesaikannya suatu kepentingan manusia (baik
untuk memperoleh keuntungan maupun menghindari kemudharatan) yang
semestinya harus diselesaikan tanpa imbalan. Islam sebagai agama yang
sempurna (syamil) sangat mengharamkan praktik suap-menyuap bahkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutuk (melaknat) para pelaku
hingga penghubung suap-menyuap. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
ام لتأكلوا فريقا من أموال ولا تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل وتدلوا بھا إلى الحكثم وأنتم تعلمون الناس بالإ
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
بنا على بني إسرائيل أنه من قتل نفسا بغير نفس أو فساد في من أجل ذلك كت الأرض فكأنما قتل الناس جميعا ومن أحياھا فكأنما أحيا الناس جميعا ولقد
ثيرا منھم بعد ذلك في الأرض لمسرفون جاءتھم رسلنا بالبينات ثم إن ك
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya” (QS. al-Maidah: 32)
Praktik suap-menyuap jika kita pahami lebih mendalam akan dampak
negatifnya, sebenarnya merupakan pembunuhan terhadap kesempatan orang
71
lain dan artinya ia telah membunuh seluruh manusia. Karenanya pantas jika
ayat tersebut diatas diarahkan kepada para pelaku suap-menyuap yang telah
curang dalam suatu urusan sehingga menyebabkan orang lain kehilangan
jiwanya dan kehilangan kesempatannya.
Dan firman-Nya:
إن كنتم إياه يا أيھا الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم واشكروا )١٧٢تعبدون (
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. al-Baqarah: 172)
Ayat tersebut merupakan dalil umum yang memerintahkan orang-orang yang
mengaku beriman untuk mencari rezki yang halal dengan cara-cara yang halal,
bukan malah sebaliknya mencari yang halal dengan cara yang haram atau
mencari haram dengan cara yang haram pula. Dan suap-menyuap -tidak
diragukan lagi- adalah cara yang bathil dalam mencari rezki sehingga praktik
tersebut diharamkan oleh Allah Ta’ala.
Selain Sembilan etika tersebut, marketer syariah harus menghindari hal-
hal sebagai berikut: (1) Tidak adil dalam penentuan tarif dan uang pertanggungan;
(2) Melakukan tranksaksi terhadap produk yang mengandung unsur maisar,
gharar, dan riba maisar; transaksi tadlis; (3) Khianat atau tidak menepati janji;
(4) Menimbun barang untuk menaikkan harga; (5) Menjual barang hasil curian
dan korupsi; (6) Sering melakukan sumpah palsu atau sering berdusta; (7)
Melakukan penekanan dan dan pemaksaan terhadap pelanggan; (8)
Memepermainkan harga; (9) Mematikan pedagang kecil; (10) Melakukan
monopoli’s seeking atau ikhtiar; (11) Tallaqi rukban: (12) Melakukan suap atau
72
sogok untuk melancarkan kegiatan bisnis (riswah); dan (13) Melakukan tindakan
korupsi atau money laundry. (Muhammad, 2012)
Jika para pemasar menjalankan aktivitas pemasaran yang diperintahkan
dan meninggalkan larangan yang dilarang, pemasaran tersebut menjadi suatu
aktivitas yang diperbolehkan dalam islam. Oleh karena itu, dalam perspektif
syariah pemasaran adalah segala aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis
berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value creating activities) yang
memungkinkan siapa pun yang melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan
kemanfaatannya yang dilandasi atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan
keikhlasn sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah Islam
atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam.
Sebuah merek yang terkenal dan terpecaya merupakan aset yang tidak
ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasar professional adalah
kemampuannya untuk menciptakan, memelihara, melindungi dan meningkatkan
merek. Para pemasar menyatakan pemberian merek adalah seni dan bagian paling
penting dalam pemasaran.
Citra adalah persepsi yang relative konsisten dalam jangka panjang
(enduring perception), jadi tidak mudah untuk membentuk citra, sehingga bila
terbentuk akan sulit untuk mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan
memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya. Saat perbedaan dan
keunggulan merek dihadapkan dengan merek lain, maka akan muncul posisi
merek. Pada dasarnya sama dengan proses persepsi, karena citra terbentuk dari
persepsi yang telah terbentuk lama. Setelah melalui tahap yang terjadi dalam
73
proses persepsi, kemudian dilanjutkan pada tahap keterlibatan konsumen.
(Simamora, 2002)
Selain itu, dalam kegiatan perdagangan (muamalah). Islam melarang
adanya unsur manipulasi (penipuan), sebagaimana hadis Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jauhkanlah dirimu dari banyak bersumpah dalam penjualan, karena sesungguhnya ia memanipulasi (iklan dagang) kemudian menghilangkan keberkahan.” (HR. Muslim, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Islam menganjurkan umatnya untuk memasarkan atau mempomosikan
produk dan menetapkan harga yang tidak berbuhong, alias harus berkata jujur
(benar). Oleh sebab itu, salah satu karakter berdagang dalam pembentukan sebuah
citra merek yag terpenting dan di ridhoi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala adalah
kebenaran. Sebagaimana dituangkan dalam hadis:
“Pedagang yang benar dan terpecaya bergabung dengan para nabi, orang-orang benar (siddiqin, dan para syuhada di suurga.” (HR. Turmudzi)
Pada dasarnya ada tiga unsur etika yang harus dilaksanakan oleh seorang
produsen Muslim untuk menciptakan barnd image yang baik dimana konsumen
yakni bersifat jujur, amanat dan nasihat. Jujur artinya tidak ada unsur penipuan,
missal dalam promosi atau harga. Amanat dan nasihat bahwa seorang produsen
dipercaya memberi yang terbaik dalam produksinya, sehingga membawa
kebaikan dalam penggunaannya.
Saat ini semakin banyak masyarakat dunia yang sadar tentang kegiatan
kegiatan bermuamalah secara Islam. Salah satu buktinya adalah pesatnya
pekembangan minat masyarakat dunia terhadap ekonomi Islam dalam dua decade
terakhir seperti halnya yang telah dilakukan oleh PT. Samsung Electronics.
74
Indonesia sebagai Negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia juga mengalami
hal yang sama. Saat ini perkembangan yang mencolok adalah poduk yang
bersentuhan dengan bidang lembaga keuangan. Namun pesatnya perkembangan
produk ekonomi Islam belum bias diimbangi oleh pesatnya perkembangan dari
sisi keilmuan yang lebih luas. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, akan
terjadi ketimpangan perkembangan ekonomi Islam ke depan. Untuk itu
pengembangan ekonomi Islam dari sisi keilmuwan menjadi hal mutlak, untuk
menjadi penyeimbang yang terjadi saat ini.
PT. Samsung Electronics dalam menciptakan brand image di masyarakat
yaitu dengan cara bersifat jujur, amanat dan nasihat. Jujur artinya tidak ada unsur
penipuan kepada konsumen, missal dalam promosi atau harga. Amanat dan
nasihat bahwa seorang produsen dipercaya memberi yang terbaik dalam
produksinya, sehingg membawa kebaikan dalam penggunaannya.
5.2. Brand Loyalty Menurut Pandangan Islam
Masalah al-wala’ (loyalitas atau kecintaan) dan al-bara’ (berlepas diri atau
kebencian) adalah masalah yang sangat penting dan ditekankan kewajibannya
dalam Islam, bahkan merupakan salah satu landasan keimanan yang agung, yang
dengan melalaikannya akan menyebabkan rusaknya keimanan seseorang.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, al-baraa’ah (sikap
berlepas diri atau kebencian) adalah kebalikan dari al-wilaayah (loyalitas atau
kecintaan), asal dari al-baraa’ah adalah kebencian dan asal dari al-wilaayah
adalah kecintaan, yang demikian itu karena hakikat tauhid adalah dengan tidak
mencintai selain Allah dan mencintai apa dicintai Allah karena-Nya, maka kita
75
tidak boleh mencintai sesuatu kecuali karena Allah dan juga tidak membencinya
kecuali karena-Nya.
Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata,
“Sesungguhnya barangsiapa yang mentaati Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam
dan mentauhidkan Allah maka dia tidak boleh berloyalitas (mencintai) orang
yang menentang Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alahi wa sallam, meskipun
orang tersebut adalah kerabat terdekatnya”.
Syeikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafidhahullah ketika menjelaskan
masalah ini, beliau berkata, ”Setelah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, wajib
(bagi setiap muslim untuk) mencintai para kekasih Allah (orang-orang yang
beriman) dan membenci musuh-musuh-Nya”. Karena termasuk prinsip-prinsip
dasar akidah Islam adalah kewajiban setiap muslim yang mengimani akidah ini
untuk mencintai orang-orang yang mengimani akidah Islam dan membenci orang-
orang yang berpaling dari-Nya. Maka seorang muslim wajib mencintai dan
bersikap loyal kepada orang-orang yang berpegang teguh kepada tauhid dan
memurnikan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, sebagaimana kita
wajib membenci dan memusuhi orang-orang yang berbuat syirik (menyekutukan
Allah Subhanahu wa Ta’ala). Dan ini merupakan bagian dari agama yang dianut
Nabi Ibrahim shallallahu ‘alahi wa sallam dan orang-orang yang mengikuti
petunjuknya, yang kita diperintahkan untuk meneladani mereka, dalam firman
Allah,
قد كانت لكم أسوة حسنة في إبراھيم والذين معه إذ قالوا لقومھم إنا برآء منكم كفرنا بكم وبدا بيننا وبينكم العداوة والبغضاء أبدا ح ا تعبدون من دون الله تى ومم
وحده تؤمنوا با
76
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada (diri nabi) Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:”Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah semata.” (QS. Al-Mumtahanah: 4).
Pada dasarnya keterkaitan antar bisnis dan suasana hati seseorang dalam
mengelola bisnis tidak bisa dipungkiri. Jika hatinya bening, maka bisnis yang
dijalankan akan bermutu tinggi, memiliki nilai pelayanan yang berkualitas,
mampu membangun merek yang baik, dan membuat positioning yang bagus
dibenak pelanggannya, dicintai oleh pelanggannya, dan ini akan mendorong
terjadinya loyalitas konsumen yang berefek positif terhadap pembelian ulang
dalam jangka panjang. Sebagaimana Allah berfirman dalam kitabnya:
ا اليتيم فلا ٨ووجدك عائلا فأغنى ﴿ ائل فلا تنھر ﴿٩تقھر ﴿﴾ فأم ا الس ﴾١٠﴾ وأم
“dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya”.(QS. Adh-Dhuha: 8-10)
Berdasarkan ayat di atas sebetulnya Allah memberikan kita hati yang
bening dan orang yang menjaganya akan mendapatkan banyak keberuntungan.
Begitu juga pada perusahaan Samsung, jika managemen perusahaan mempunyai
hati yang jernih memungkinkan perusahaan tersebut mempunyai brand loyalty
untuk menarik hati konsumen dalam keputusan pembelian konsumen.
5.3. Minat Beli Menurut Pandangan Islam
Banyak cara yang dapat ditempuh seseorang untuk membeli kebutuhan
hidupnya, misalnya berdagang (berniaga). Berdagang merupakan cara yang
efektif untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Disamping itu juga menjadi
77
sarana yang dapat mendekatkan seorang hamba terhadap Tuhannya. Di mana,
berniaga dapat membantu sesama saudara yang membutuhkan barang komoditas.
Berdagang pernah dipraktekan Nabu Muhammad saw. di saat usianya bau
menginjak 13 tahun. Usia yang bias dibilang cukup belia. Bersama pamannya
beliau berdagang ke negeri Syam untuk menyalurkan barang-barang dari Makkah.
Imam Madzhab pun juga perniaga. Abu Hanifah adalah salah satu dari imam
Madzhab yang dikenal sebagai pedagang yang cukup sukses. Namun, beliau lebih
dikenal sebagai pengarang kitab (mushannif) dari pada saudagar, karena yang
dominan pada beliau adalah ke ulama’annya. Sehingga, sisi yang lain tidak
banyak terungkap di permukaan.
Praktel jual beli (berdagang) dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
ba’i dan tijarah. Ba’i dan tijarah memiliki perbedaan makna, di mana ba’i adalah
tukar menukar barang dengan yang lain sebatas ingin memenuhi kebutuhan tidak
sampai pada keinginan mendapatkan keuntungan atau laba. Beda halnya dengan
tijarah yang lebih menitik beratkan pada hasil atau laba. Namun, pada intinya
keduanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan, baik bertujuan
mendapatkan hasil atau tidak.
Ulama Fiqh mengkategorikan jual beli sebagai usaha yang baik. Jual beli
menempati posisi nomor tiga setelah bercocok tanam (bertani) dan perindustrian.
Al-Malibary menuturkan dalam kitabnya, Fath al-mu’in:
أفضل المكاسب الزراعة ثم الصناعة ثم التجارة
“Usaha yang terbaik adalah bercocok tanam, perindustrian, kemudian perniagaan”. (Al-Malibary)
78
Muhammad Syattha al-Dimyanti dalam kitabnya, I’anah al-Thalibin,
mencoba mengurai alasan perniagaan masuk dalam usaha yang baik. Menurut
beliau, tidak sedikit dari kalangan sahabat yang melakukan praktek jual beli dan
dari hasil perniagaan itulah mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
(Muhammad Syattha, 355)
Jual beli yang dimaksud al-Malibary tentu jual beli yang tidak
mengandung unsur penipuan atau gharar yang bisa merugikan salah satu dari
kedua belah pihak yang bertransaksi. Dalam arti, pihak pembeli dan penjual sama-
sama rela serta tanpa ada unsur keterpaksaan dalam bertransaksi.
Dalam berniaga, tentu yang menjadi prioritas utama adalah mendapatkan
keuntungan atau laba. Namun, terkadang seseorang lupa akan etika jual beli,
sehingga memiliki kecenderungan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya
tanpa memperhatikan pihak konsumen (pembeli). Padahal tujuan jual beli
sesungguhnya bukan semata-mata murni mencari keuntungan atau laba, namun
juga membantu saudara yang sedang membutuhkan.
Keinginan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya akan berdampak
pada kecenderungan pedagang untuk berbuat negative serta berbohong, menipu,
manipulasi, bersumpah-serapah, mengambil kesempatan dalam kesempitan, dan
lain-lain. Hal ini tentu sangat dilarang oleh Islam. Nabi saw. bersabda,
دوق الأمين ◌ التاجر الص
“Pedagang itu (harus) jujur dan terpercaya”.
Dalam kesempatan yang lain Nabi saw. pernah ditanya sahabatnya perihal
usaha yang baik untuk dikerjakan, sebagaimana dalam haditsnya:
79
جل بيده وكل بيع مبرور أي الكسب أطيب قال عمل الر
“Usaha apakah yang paling baik, Nabi menjawab: Pekerjaan seseorang dengan tangannya (jerih payahnya) dan tiap-tiap jual beli yang mabrur.”
Mabrur maksudnya adalah jual beli yang terbebas dari penipuan dan
kecurangan. Termasuk dalam kriteria curang adalah melakukan sumpah palsu
untuk menarik perhatian konsumen. Tak heran, bila Islam melarang praktik
penawaran untuk mengecoh minat konsumen (najsy) dan lain sebagainya yang
berpotensi merugikan pembeli. Minat beli konsumen merupakan kegiatan-
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan kegaitan tersebut. (Swastha dan
Handoko, 2000:87)
Berbicara tentang laba atau keuntungan, tentu yang dimaksud adalah hasil
yang diusahakan melebihi dari nilai harga barang. Dalam perdagangan Wahbah
al-Zuhaili, pada dasarnya Islam tidak memiliki batasan atau standar yang jelas
tentang laba yang di inginkan dari suatu barang. Hanya saja, menurut beliau
keuntungan yang berkah (baik) adalah keuntungan yang tidak melebihi sepertiga
harga modal. (Wahbah al-Zuhaili, 139)
Ibnu Arabi juga memberikan komentar tentang batasan pengambilan laba
sebagai konsep penetapan harga. Menurut beliau, penetapan laba harus
memperhatikan pelaku usaha dan pembeli. Oleh karena itu, pelaku usaha boleh
menambah laba yang akan berakibat makin tingginya harga. Sedangkan pembeli
juga diperkenankan untuk membayar lebih dari harga barang yang dibelinya.
80
Beliau juga mengatakan, bahwa tidak boleh mengambil keuntungan terlalu
besar. Beliau mengkategorikan hal tersebut dengan orang yang makan harta orang
lain dengan jalan yang tidak benar, di samping itu juga masuk dalam kategori
penipuan. Karena dalam pandangan beliau, hal itu bukanlah tabarru’ (pemberian
sukarela) juga bukan mu’awadhah (tukar-menukar), karena pada biasanya dalam
mu’awadhah tidak sampai mengambil laba terlalu besar. (Ibnu Arabi, 408-409)
Pendapat Ibnu Arabi ini sama dengan pendapat yang dikemukakan Imam
Malik bin Anas. Dalam pandangan Imam Malik, pelaku usaha atau pedagang
pasar tidak boleh menjual barangnya di atas harga pasaran. Mengingat, mereka
juga harus memperhatikan kemaslahatan para pembeli. Sedangkan menjual barang
dengan harga di atas harga pasaran (normal) akan mengabaikan kemaslahatan
pembeli. Bahkan, dalam hal ini beliau memberikan peringatan dengan sangat
tegas. Kalau sekiranya ada pedagang (di pasar) menjual di luar harga pasaran,
maka harus dikeluarkan dari pasar tersebut. (An-Nawawi, 34-35)
Sedangkan menurut sebagian ulama dari kalangan Malikiyyah membatasi
maksimal pengambilan laba tidak boleh melebihi sepertiga dari modal. Mereka
menyamakan dengan harta wasiat, di mana Syari’ membatasi hanya sepertiga
dalam hal wasiat. Sebab wasiat yang melebihi batas tersebut akan merugikan ahli
waris yang lain. Begitu pula laba yang berlebihan akan merugikan para konsumen
(pembeli). Oleh sebab itu, laba tertinggi tidak boleh melebihi dari sepertiga.
(Wahbah al-Zuhaili, 307)
Islam memang tidak memberikan standarisasi pasti terkait pengambilan
laba dalam jual beli. Kendatipun begitu, sepantasnya bagi seorang muslim untuk
tidak mendhalimi sesama muslim yang lain dengan mengambil keuntungan terlalu
81
besar. Harga yang sangat mahal karena keuntungan yang diambil sangat besar
tentu sangat memberatkan kepada pihak pembeli. Dalam hal ini, tidak akan ada
istilah tolong menolong yang sedari awal sangat diwanti-wanti oleh Islam. Islam
tidak melarang untuk mengambil keuntungan, namun dalam batas kewajaran.
Tirulah mu’amalah yang dilakukan Nabi, di mana beliau tidak jarang
menyebutkan harga pokok barang agar konsumen (pembeli) tidak merasa rugi dan
dipermainkan dengan harga. Dengan demikian, tidak ada pihak yang merasa
dirugikan. Pembeli juga rela dengan laba yang diambil pihak penjual asalkan
sewajarnya. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli
berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas
dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli,
ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.
82
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel brand
awareness dan brand loyalty terhadap minat beli konsumen pada smartphone
Samsung di Universitas YARSI dan tinjauannya dari sudut pandang islam. Dari
rumusan masalah yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara brand awareness terhadap minat beli
konsumen smartphone Samsung di Universitas YARSI, hal tersebut terlihat
dari sebagian besar responden yang sangat setuju bahwa smartphone Samsung
mudah di ingat diantara smartphone lainnya dan smartphone Samsung adalah
merek yang terkenal dimata masyarakat
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara brand loyalty terhadap minat beli
konsumen smartphone Samsung di Universitas YARSI, hal tersebut terlihat
dari sebagian besar responden menemukan kepuasan dalam menggunakan
telepon genggam merek Samsung dan akan selalu menceritakan hal positif
tentang smartphone Samsung kepada orang lain.
3. Secara bersama-sama antara brand awareness dan brand loyalty berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen smartphone Samsung di
Universitas YARSI, hal tersebut terbukti dari hasil analisis Uji F yang
diperoleh nilai Fhitung > Ftabel, sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan hasil analisa koefisien determinasi diperoleh hasil sebesar 54,4%,
83
yang berarti bahwa kemampuan variabel brand awareness dan brand loyalty
dalam menjelaskan variabel minat beli konsumen sebesar 54,4 %, sedangkan
sisa sebesar 45,6 % dijelaskan oleh variabel lain diluar dari variabel penelitian
ini.
4. Dalam islam, pemasaran adalah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran dan perubahan values dari satu inisiator kepada
stakeholder-nya. Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi
semangat beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusahan semaksimal
mungkin untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan
apalagi kepentingan sendiri. Dalam Islam al-baraa’ah (sikap berlepas diri atau
kebencian) adalah kebalikan dari al-wilaayah (loyalitas atau kecintaan), asal
dari al-baraa’ah adalah kebencian dan asal dari al-wilaayah adalah kecintaan,
yang demikian itu karena hakikat tauhid adalah dengan tidak mencintai selain
Allah dan mencintai apa dicintai Allah karena-Nya, maka kita tidak boleh
mencintai sesuatu kecuali karena Allah dan juga tidak membencinya kecuali
karena-Nya. Dalam Islam, jual beli harus dilakukan denga mabrur. Mabrur
maksudnya adalah jual beli yang terbebas dari penipuan dan kecurangan.
Termasuk dalam kriteria curang adalah melakukan sumpah palsu untuk
menarik perhatian konsumen, dan Islam juga melarang praktik penawaran
untuk mengecoh minat konsumen (najsy) dan lain sebagainya yang berpotensi
merugikan pembeli.
84
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka, saran yang dapat penulis berikan
sebagai bahan masukan pihak perusahaan dalam upaya peningkatan penjualan
smartphone Samsung pada PT. Samsung Electronics , yaitu :
1. Terus meningkatkan strategi promosi agar smartphone Samsung milik PT.
Samsung Electronics menjadi top of mind dalam benak konsumen.
2. Lebih meningkatkan lagi mutu produk, memberikan pelayanan dan informasi
yang di butuhkan konsumen secara penuh, memberikan gambaran informasi
tentang citra perusahaan dijaga dengan baik, dan memberikan penyajian
produk yang mengikuti perkembangan dengan didukung oleh personel andal
dan sarana research dan development yang memadai agar loyalitas pelanggan
terhadap smartphone Samsung meningkat.
3. Dalam menjalankan bisnisnya sebaiknya PT. Samsung Electronics mengacu
kepada syariat islam yaitu selalu bersifat jujur, amanat dan nasihat sehingga
akan tercipta rasa percaya konsumen terhadap PT. Samsung Electronics, yang
nantinya akan menimbulkan minat beli.
4. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian diluar dari
variabel yang diteliti atau menambah variabel penelitian yang mempengaruhi
minat beli konsumen, seperti product quality, consumer value, trust.
85
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, A. David. 2008. Manajemen Ekuitas Merek. Alih bahasa oleh Aris
Ananda. Jakarta: Mitra Utama.
Adjie, Jennifer dan Prof. Dr. Drs. Hatane Semuel, MS. 2014. Pengaruh
Satisfaction dan Trust Terhadap Minat Beli Konsumen di Starbucks The
Square Surabaya. Surabaya: tidak diterbitkan.
Agusli, Devolanita dan Yohanes Sondang, K. 2013. Analisa Pengaruh Dimensi
Ekuitas Merek Terhadap Minat Beli Konsumen Midtown Hotel Surabaya.
Surabaya: tidak dipublikasikan.
Ajzen, I. dan Fishbein. M. 2005. The Influence of Attitudes on Behavior.
Al-Dimyati, Muhammad Syattha. I’anah al-Thalibin, Bairut: Dar al-Fikr, juz II,
h. 355.
Alifahmi, Hifni. 2005. Marketing communication Orchestra, Bandung: Examedia
Publising.
Al-Zuhaili, Wahbah. Al-Mu’amalat al-Mu’ashirah, Bairut: Dar al-Fikr, h. 139.
. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Bairut: Dar al-Fikr, juz V, h.
307
An-Nawawi, Al-Majmu’, Maktabah Syamilah, juz XIII, h. 34-35.
Arabi, Ibnu. Ahkam al-Qur’an, Bairut: Dar al-Fikr, juz I, h. 408-409.
Arikunto, S., 2005, Manajeman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Augusty, Ferdinan. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian
Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
86
Azwar , S. 2012. Tes Presentasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar. Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Basu Swastha dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Barang Dalam
Pemasaran. Cetakkan Kedua BPFE,Yogyakarta:
Berman, Barry. 2002. Retail Manajement : A Strategic. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Darmadi Durianto, dkk. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas
dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Agama Republik Indonesia. 2005. Al-Qur’an Terjemahan. Jakarta:
PT. syamil Cipta Media
Faikar, Aldaan dan Mudji Raharjo. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Produk,
Harga, dan Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli Sepeda Motor Yamaha.
Semarang: tidak dipublikasikan.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: BP Universitas Diponegoro
Hadiman, Muhammad. 2012. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Bandung: PT. Gramedia Pusaka Utama
Handayani, Desy & dkk. 2010. The Official MIM Academy Coursebook Brand
Operation. Jakarta: Esensi Erlangga Group.
Harun, Muhammad Mursyid Al-Amin. 2013. Analisis Pengaruh Kekuatan Iklan
Mobil Honda di Televisi Terhadap Minat Beli Konsumen di Kota Semarang.
Semarang: tidak dipublikasikan.
87
Keller, K. L. 2008. Strategic Brand Manajemen: Building, Measuring and
Managing Brand Equity (3 Edition). New Jersey: Pearson Education
International, Inc.
kitab “Taisiirul wushul” (hal. 36) tulisan syaikh Abdul Muhsin al-Qaasim
Kitab “majmu’ul fataawa” (10/465).
Kitab “al-Ushuluts tsalaatsah” (hal. 8).
Kotler, Philip. 2000. Marketing Manajement, Edisi Milenium, International
Edition. Prentice Hall. International, Inc, New Jersey.
. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks Kelompok,
Gramedia.
. 2005. Manajemen Pemasaran, Jilid I. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok, Gramedia
. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga
. Bowen, & James Makens. 2002. Pemasaran Perhotelan dan
Kepariwisataan, Edisi Kedua, Jakarta: PT. Prenhalindo.
, and Kevin Lane Keller. 2003. Marketing Manajement, twelfth
edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Kuncoro, Mudarajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta:
Erlangga.
Lisanul-‘ Arab, Ibnu Manzhur, bagian huruf jim waw zay,
Lisanul-‘ Arab, Ibnu Manzhur. Taisir al-karimur-Rahman, ‘Abdurrahman as-
Sa’di.
88
Lisanul-‘ Arab, Ibnu Manzhur, Qamus al-muhith, Fairuz Abadi, al-Furusiyah,
Ibnu Qayyim.
Pratama, Rizky Anugerah. 2014. Analisis pengaruh citra merek, daya tarik iklan,
dan harga terhadap minat beli smartphone nokia lumia. Semarang: tidak
dipublikasikan.
Rangkuti, Freddy. 2002. The Power of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity
dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
. 2004. The Power of Brand, Teknik Mengelola Brand Equity
dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Riana, Gede. 2008. Pengaruh Trust In A Brand Terhadap Brand Loyalty Pada
Konsumen Air Minum Aqua Di Kota Denpasar, Thesis.
Republik Indonesia. 2001. Undang-undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek.
Lembaran Negara RI Tahun 2001. Jakarta: Sekretariat Negara.
Rochaety,Eti dan Ratih Tresnati. 2005. Kamus Istilah Ekonomi Cetakan Pertama.
Jakarta : PT. Bumi Aksara
Santoso, Singgih, 2010, Statistik Multivariat, Jakarta : PT Gramedia.
Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. 2008. Perilaku Konsumen, Edisi Ketujuh.
Penerbit PT Indeks, Jakarta.
Shahrokh, Z. D., Sedghiani, J. S., dan Ghasemi, V., 2012., Analyzing The
Influence Of Customer Attitude Toward Brand Extension On Attitude
Toward Parent Brand, Interdisciplinary Journal Of Contemporary
Research In Business, Vol. 3, No. 9, pp. 1133-1148.
Shimp, Terence. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga
. 2006. Periklanan Promosi Komunikasi Pemasaran Terpadu.
89
Edisi kelima, Jilid Kesatu. Jakarta: Erlangga
Simamora, Bilson. 2002. Membongkar Kotak Hitam Konsumen, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Alfabeta: Bandung.
. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan RDB. Penerbit
Alfabeta, Bandung.
.2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. .2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikan
Pangsa Pasar.Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Sutisna dan Prawita. 2001, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran,
Jakarta : PT. Putra.
Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
Surachman, S.A. 2008. Dasar-dasar Manajemen Merek. Edisi Pertama. Bandung:
Bayumedia Publising.
Tjahjaningsih, Endang dan Maurine Yuliani.2009. “Analisis Kualitas Produk dan
Citra Merek dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian dan Dampaknya
terhadap Loyalitas Merek HP Nokia”. Jurnal TEMA. Volume 6. Edisi 2.
September 2009. Hal. 104 – 118. Universitas Stikubank Semarang
(UNISBANK). Semarang.
Tjahjaningsih, E., dan Yuliani, M. 2009. Analisis Kualitas Produk dan Citra
Merek dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian dan Dampaknya
90
terhadap Loyalitas Merek HP Nokia. Jurnal ilmiyah Telaah Manajemen,
6(2), 104-118.
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. 2011. Service, Quality and Satisfaction.
Edisi Ketiga. Yogyakarta: Andi.
http//www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey
result/top_brand_index_2014. Diunduh tanggal 11 Oktober 2015.
91
LAMPIRAN
92
Lampiran 1. Surat Pengantar Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Brand Awareness dan Brand Loyalty Terhadap Minat Beli
Konsumen Pada Smartphone Samsung di Universitas Yarsi dan
Tinjauannya Dari Sudut Pandang Islam
Kepada Yth. Pengguna smartphone Samsung
Di Universitas Yarsi
Dengan Hormat,
Saya, Kenanga Meida Riani mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ekonomi
Universitas Yarsi. Saya bermaksud melakukan penelitian untuk skripsi saya yang
berjudul “Pengaruh Brand Awareness dan Brand Loyalty terhadap Minat Beli
konsumen pada smartphone Samsung di Universitas Yarsi dan Tinjauan dari
Sudut Pandang Islam”. Skripsi yang saya susun ini merupakan salah satu syarat
bagi saya untuk dapat menyelesaikan studi pada program S1 Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas YARSI.
Untuk itu saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/saudara/i agar bersedia
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini. Tidak ada pernyataan yang
benar atau salah, karenanya dimohon agar dapat mengisi daftar pertanyaan ini
sesuai dengan pendapat dari Bapak/Ibu/saudara/i. Atas perhatian dan bantuannya
saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Kenanga Meida Riani
93
Cara Pengisian Kuesioner
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk menjawab
seluruh pertanyaan yang ada
2. Nyatakan “Tingkat Persetujuan” dari pernyataan-pernyataan tersebut di bawah
dengan member tanda check list (√) pada kolom yang telah tersedia dibawah,
masing-masing daftar pertanyaan/pernyataan sesuai keadaan sebenarnya.
3. Ada 5 (lima) alternative untuk menjawab kuesioner ini, yaitu :
SS = Sangat Setuju S = Setuju R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
DATA RESPONDEN
1. Apakah anda menggunakan smartphone merek Samsung?
a. Ya (Jika “Ya” silahkan lanjut kepertanyaan selanjutnya!)
b. Tidak (Jika “Tidak” mohon untuk tidak dilanjutkan!)
2. Fakultas
a. Kedokteran b. Psikologi c. Hukum
d. Ekonomi e. FTI f. Kedokteran Gigi
3. Jenis kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan
4. Sejak kapan anda mulai menggunakan smartphone Samsung ?
a. < 2011 b. 2012 c. 2013
d. 2014 e. 2015
5. Penghasilan bersih atau uang saku per bulan
a. ≤ 1.000.000 d. > 4.000.000 – 5. 000.000
b. > 1.000.000 – 2.000.000 e. > 5.000.000
c. > 2.000.000 – 4.000.000
94
BRAND AWARENESS (X1)
No Pertanyaan SS S R TS STS
5 4 3 2 1
1. Telepon genggam merek Samsung adalah smartphone pertama yang terpikir.
2. Telepon genggam merek Samsung diketahui sebagai salah satu smartphone di Indonesia.
3. Telepon genggam merek Samsung adalah merek yang terkenal di masyarakat.
4. Telepon genggam merek Samsung memiliki ciri kas tertentu yang membuat anda mudah mengingatnya.
5. Telepon genggam merek Samsung mudah di ingat diantara smartphone lainnya.
6. Layanan yang ditawarkan telepon genggam merek Samsung membuat anda berminat untuk memilih menggunakan smartphone tersebut.
95
BRAND LOYALTY (X2)
No Pertanyaan SS S R TS STS
5 4 3 2 1
1. Anda akan selalu memilih telepon genggam merek Samsung untuk komunikasi anda.
2. Anda akan tetap menggunakan telepon genggam merek Samsung sebagai smartphone pilihan anda.
3. Anda menceritakan hal positif tentang telepon genggam merek Samsung kepada orang lain.
4. Anda merekomendasikan telepon genggam merek Samsung kepada orang lain.
5. Anda cenderung memilih telepon genggam merek Samsung pada pembelian smartphone di masa mendatang.
6. Anda menemukan kepuasan dalam menggunakan telepon genggam merek Samsung.
7. Anda tidak ingin berpindah kemerek lain.
96
MINAT BELI (Y)
No Pertanyaan SS S R TS STS
5 4 3 2 1
1. Anda akan mencari informasi lebih mengenai telepon genggam merek Samsung.
2. Pilihan produk telepon genggam merek Samsung menarik perhatian anda.
3. Setujukah jika saudara berpendapat bahwa harga telepon genggam merek Samsung mempengaruhi minat anda untuk membelinya.
4. Setujukah anda bahwa perbedaan harga telepon genggam merek Samsung dibandingkan dengan telepon genggam merek lain mempengaruhi minat anda membeli smartphone tersebut.
5. Anda selalu mencari informasi tentang produk & promo dari telepon genggam merek Samsung.
6. Setujukah anda bila telepon genggam merek Samsung memberikan promo, hadiah & bonus kepada konsumen akan mempengaruhi minat anda membeli smartphone tersebut.
7. Anda termotivasi untuk membeli telepon genggam merek Samsung, setelah mengetahui brand image (citra merek) smartphone tersebut.
97
Lampiran 2. Tabulasi Jawaban Responden
TABULASI JAWABAN RESPONDEN
No Responden
Brand Awareness (X1) 1 2 3 4 5 6
1 5 5 4 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 5 3 3 4 4 4 4 6 4 4 4 4 3 3 7 4 4 4 4 4 3 8 3 3 4 4 4 4 9 2 3 4 4 4 4 10 5 5 4 2 4 4 11 3 3 4 4 3 4 12 4 4 4 4 4 4 13 4 4 4 4 4 4 14 4 3 3 4 4 4 15 4 4 3 4 3 3 16 3 3 4 5 4 3 17 3 4 4 4 4 4 18 3 4 4 3 4 3 19 4 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 21 4 4 3 4 4 4 22 4 4 4 4 4 4 23 4 3 4 4 5 4 24 4 4 4 4 4 4 25 5 5 4 4 5 4 26 4 4 4 4 5 5 27 4 4 3 4 4 5 28 4 4 4 5 5 4 29 4 4 4 4 4 5 30 4 4 4 4 4 4 31 3 3 4 5 5 5 32 3 3 4 4 5 5 33 4 3 4 3 4 5 34 3 4 4 4 4 4 35 4 4 4 4 4 4
98
36 4 4 4 4 4 4 37 4 4 4 4 5 4 38 4 4 5 4 4 5 39 4 4 5 4 4 4 40 4 4 4 4 5 4 41 4 4 4 4 4 4 42 3 4 4 4 5 4 43 4 4 5 5 4 4 44 4 4 5 5 4 4 45 4 4 4 4 4 4 46 4 3 5 4 4 4 47 5 4 4 4 4 4 48 4 4 4 4 5 5 49 4 4 4 4 4 4 50 5 5 4 4 4 5 51 5 5 5 4 5 5 52 5 5 4 5 4 5 53 5 5 4 5 4 4 54 4 5 4 4 4 4 55 4 4 4 4 5 5 56 4 4 4 4 5 4 57 4 4 5 5 4 5 58 5 4 4 4 4 4 59 5 5 4 5 4 4 60 4 4 4 4 5 4 61 5 5 4 4 4 4 62 5 5 4 4 5 4 63 5 5 4 5 4 4 64 5 5 4 5 5 5 65 5 4 5 5 5 5 66 4 4 4 4 4 4 67 4 4 5 4 4 4 68 4 4 4 5 4 4 69 4 4 5 4 5 5 70 5 4 4 5 4 5 71 5 5 4 5 5 5 72 3 4 4 5 4 4 73 4 4 4 4 4 4 74 5 4 4 4 4 4 75 4 4 4 4 5 3 76 4 4 5 4 4 4
99
77 4 4 4 4 4 4 78 4 4 4 4 4 4 79 4 4 4 4 3 4 80 4 4 4 4 4 4 81 4 4 4 4 4 4 82 4 4 4 4 4 4 83 4 4 4 4 4 4 84 4 4 4 4 4 4 85 4 4 5 4 4 4 86 4 5 4 4 4 4 87 4 4 4 4 4 5 88 4 4 4 4 5 4 89 4 4 4 4 4 4 90 5 4 4 5 3 3 91 4 4 4 3 4 4 92 4 4 4 4 4 4 93 4 4 4 4 4 4 94 5 5 4 5 4 4 95 4 4 4 4 4 5 96 4 3 4 4 4 4 97 4 5 5 5 5 5 98 5 4 5 4 4 5 99 4 4 4 4 4 4 100 4 4 4 4 4 4
Rata-rata 4.1 4.05 4.12 4.15 4.19 4.15
100
TABULASI JAWABAN RESPONDEN
No Responden
Brand Loyalty (X2) 1 2 3 4 5 6 7
1 4 4 5 5 4 5 4 2 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 6 3 3 4 4 3 4 3 7 4 4 4 4 4 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 9 3 3 4 4 3 4 3 10 2 3 4 4 2 2 2 11 5 5 4 5 5 4 5 12 3 3 4 4 3 4 3 13 4 4 4 4 4 4 3 14 4 4 4 4 4 4 3 15 4 3 4 4 3 4 3 16 4 4 4 4 4 4 3 17 3 3 4 4 4 4 3 18 3 4 4 4 4 4 4 19 3 4 4 4 4 3 3 20 4 4 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 3 3 22 4 4 4 4 4 4 3 23 4 4 4 4 4 5 4 24 4 3 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 3 4 3 26 5 5 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 3 28 4 4 4 4 4 4 5 29 4 4 3 4 3 4 4 30 4 4 4 3 3 4 3 31 4 4 4 5 4 5 4 32 3 3 4 4 5 5 4 33 3 3 4 4 4 4 4 34 4 3 4 4 4 4 5 35 3 4 4 4 4 4 4 36 4 4 4 3 4 4 4 37 4 4 4 5 5 4 5
101
38 4 4 4 4 4 4 5 39 4 4 4 4 4 4 5 40 4 4 4 4 4 4 3 41 4 4 5 5 4 5 4 42 4 4 4 3 4 4 4 43 3 4 4 4 4 5 4 44 4 4 5 4 3 4 5 45 4 4 4 3 4 4 5 46 4 4 4 4 4 5 4 47 4 3 4 4 4 4 4 48 5 4 4 4 4 4 4 49 4 4 4 4 4 4 4 50 4 4 5 5 4 5 5 51 5 5 5 5 5 5 5 52 5 5 4 4 5 5 5 53 5 5 5 5 5 5 5 54 5 5 5 5 4 4 4 55 4 5 4 4 5 5 4 56 4 4 4 4 4 5 5 57 4 4 4 4 4 4 4 58 4 4 4 4 4 5 4 59 5 4 4 4 4 5 4 60 5 5 4 4 5 4 5 61 4 4 4 4 4 4 4 62 5 5 4 4 5 5 5 63 5 5 5 5 5 5 4 64 5 5 4 4 4 4 5 65 5 5 5 5 5 5 5 66 5 4 4 4 4 4 4 67 4 4 5 4 4 4 4 68 4 4 4 4 4 4 4 69 4 4 4 4 4 5 4 70 4 4 4 4 4 4 4 71 5 4 4 4 4 5 4 72 5 5 5 4 5 4 5 73 3 4 4 4 4 4 4 74 4 4 4 4 4 4 4 75 5 4 4 5 4 4 4 76 4 4 4 4 4 4 4 77 4 4 4 4 4 4 4 78 4 4 4 4 4 4 4
102
79 4 4 4 4 4 4 5 80 4 4 4 4 4 4 4 81 4 4 4 4 4 4 5 82 4 4 4 4 4 4 4 83 4 4 4 4 4 5 4 84 4 4 4 4 4 4 4 85 4 4 4 4 4 4 5 86 4 4 4 4 4 3 4 87 4 5 4 4 5 4 4 88 4 4 4 4 4 4 4 89 4 4 4 5 4 4 5 90 4 4 4 4 4 4 4 91 5 4 4 5 5 3 4 92 4 4 4 4 4 4 5 93 4 4 4 4 5 5 4 94 4 4 5 4 4 4 4 95 5 5 5 5 4 5 4 96 4 4 4 4 3 4 4 97 4 3 4 5 4 4 4 98 4 5 5 4 5 5 4 99 5 4 4 5 5 5 4 100 4 4 4 4 4 4 4
Rata-rata 4.1 4.05 4.13 4.13 4.08 4.21 4.1
103
TABULASI JAWABAN RESPONDEN
No Responden
Minat Beli (X) 1 2 3 4 5 6 7
1 4 5 5 5 4 5 4 2 5 4 4 4 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 3 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 3 3 4 3 4 7 4 4 4 3 2 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 4 5 5 5 10 4 2 4 4 4 4 4 11 4 4 3 4 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 13 4 4 4 4 4 4 4 14 3 4 4 4 4 4 4 15 3 4 3 3 3 4 4 16 4 5 4 3 4 5 4 17 4 4 4 4 3 3 4 18 4 3 4 3 3 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 3 21 3 4 4 4 4 5 3 22 4 4 4 4 3 3 4 23 4 4 5 4 3 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 25 4 4 5 4 4 5 4 26 4 4 5 5 4 4 4 27 3 4 4 5 5 4 5 28 4 5 5 4 4 4 5 29 4 4 4 5 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4 4 31 4 5 5 5 4 5 5 32 4 4 5 5 5 5 4 33 4 3 4 5 4 5 4 34 4 4 4 4 4 5 4 35 4 4 4 4 4 4 5 36 4 4 4 4 4 4 4 37 4 4 5 4 2 4 4
104
38 5 4 4 5 4 5 4 39 5 4 4 4 4 5 5 40 4 4 5 4 4 5 4 41 4 4 4 4 4 4 4 42 4 4 5 4 4 4 4 43 5 5 4 4 4 4 4 44 5 5 4 4 5 4 5 45 4 4 4 4 3 4 4 46 5 4 4 4 4 5 4 47 4 4 4 4 5 4 4 48 4 4 5 5 4 5 5 49 4 4 4 4 4 4 4 50 4 4 4 5 4 4 4 51 5 4 5 5 5 5 5 52 4 5 4 5 4 5 4 53 4 5 4 4 4 5 5 54 4 4 4 4 4 4 4 55 4 4 5 5 4 4 4 56 4 4 5 4 5 5 5 57 5 5 4 5 4 4 5 58 4 4 4 4 4 4 4 59 4 5 4 4 4 4 4 60 4 4 5 4 4 5 5 61 4 4 4 4 4 5 5 62 4 4 5 4 4 4 4 63 4 5 4 4 5 4 5 64 4 5 5 5 4 4 4 65 5 5 5 5 5 5 5 66 4 4 4 4 4 4 4 67 5 4 4 4 5 4 4 68 4 5 4 4 4 4 4 69 5 4 5 5 4 4 5 70 4 5 4 5 4 4 4 71 4 5 5 5 5 4 5 72 4 5 4 4 4 4 4 73 4 4 4 4 4 4 4 74 4 4 4 4 4 4 4 75 4 4 5 3 4 4 5 76 5 4 4 4 4 4 4 77 4 4 4 4 4 4 4 78 4 4 4 4 4 4 4
105
79 4 4 3 4 4 4 4 80 4 4 4 4 4 4 4 81 4 4 4 4 4 4 4 82 4 4 4 4 4 4 4 83 4 4 4 4 4 5 5 84 4 4 4 4 4 4 4 85 5 4 4 4 4 5 5 86 4 4 4 4 4 4 4 87 4 4 4 5 4 4 5 88 4 4 5 4 4 4 4 89 4 4 4 4 5 4 4 90 4 5 3 3 3 4 5 91 4 3 4 4 4 4 5 92 4 4 4 4 4 5 4 93 4 4 4 4 4 4 4 94 4 5 4 4 4 4 4 95 4 4 4 5 4 4 5 96 4 4 4 4 4 4 4 97 5 5 5 5 4 5 4 98 5 4 4 5 5 5 4 99 4 4 4 4 5 5 4 100 4 4 4 4 4 4 4
Rata-rata 4.12 4.15 4.19 4.15 4.04 4.27 4.25
106
Lampiran 3. Output SPSS
Frequency Identitas Responden
Penggunaan Samsung
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 100 100.0 100.0 100.0
Fakultas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kedokteran 9 9.0 9.0 9.0
psikologi 10 10.0 10.0 19.0
hukum 10 10.0 10.0 29.0
ekonomi 60 60.0 60.0 89.0
fti 8 8.0 8.0 97.0
kedokteran gigi 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 43 43.0 43.0 43.0
perempuan 57 57.0 57.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
107
Waktu Penggunaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <2011 23 23.0 23.0 23.0
2012 26 26.0 26.0 49.0
2013 16 16.0 16.0 65.0
2014 22 22.0 22.0 87.0
>2015 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Penghasilan (Uang saku)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <1.000.000 25 25.0 25.0 25.0
1.000.000-2.000.000 44 44.0 44.0 69.0
2.000.000-4.000.000 21 21.0 21.0 90.0
4.000.000-5.000.000 7 7.0 7.0 97.0
>5.000.000 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
108
Frequency Table Brand Awareness
Butir_1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
ragu-ragu 11 11.0 11.0 12.0
setuju 65 65.0 65.0 77.0
sangat setuju 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 13 13.0 13.0 13.0
setuju 69 69.0 69.0 82.0
sangat setuju 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 4 4.0 4.0 4.0
setuju 80 80.0 80.0 84.0
sangat setuju 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
109
Butir_4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
ragu-ragu 3 3.0 3.0 4.0
setuju 76 76.0 76.0 80.0
sangat setuju 20 20.0 20.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 5 5.0 5.0 5.0
setuju 71 71.0 71.0 76.0
sangat setuju 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 8 8.0 8.0 8.0
setuju 69 69.0 69.0 77.0
sangat setuju 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
110
Frequency Table Brand Loyalty
Butir_1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
ragu-ragu 11 11.0 11.0 12.0
setuju 65 65.0 65.0 77.0
sangat setuju 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 13 13.0 13.0 13.0
setuju 69 69.0 69.0 82.0
sangat setuju 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 1 1.0 1.0 1.0
setuju 85 85.0 85.0 86.0
sangat setuju 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
111
Butir_4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 4 4.0 4.0 4.0
setuju 79 79.0 79.0 83.0
sangat setuju 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
ragu-ragu 9 9.0 9.0 10.0
setuju 71 71.0 71.0 81.0
sangat setuju 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
ragu-ragu 4 4.0 4.0 5.0
setuju 68 68.0 68.0 73.0
sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
112
Butir_7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
ragu-ragu 15 15.0 15.0 16.0
setuju 57 57.0 57.0 73.0
sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
113
Frequency Table Minat Beli
Butir_1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 4 4.0 4.0 4.0
setuju 80 80.0 80.0 84.0
sangat setuju 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
ragu-ragu 3 3.0 3.0 4.0
setuju 76 76.0 76.0 80.0
sangat setuju 20 20.0 20.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 5 5.0 5.0 5.0
setuju 71 71.0 71.0 76.0
sangat setuju 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
114
Butir_4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 8 8.0 8.0 8.0
setuju 69 69.0 69.0 77.0
sangat setuju 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
ragu-ragu 8 8.0 8.0 10.0
setuju 74 74.0 74.0 84.0
sangat setuju 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Butir_6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 3 3.0 3.0 3.0
setuju 67 67.0 67.0 70.0
sangat setuju 30 30.0 30.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
115
Butir_7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 2 2.0 2.0 2.0
setuju 71 71.0 71.0 73.0
sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
116
Reliability & Validity Variabel Brand Awareness (X1)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.603 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 1 20.6600 2.186 .440 .510
Butir 2 20.7100 2.289 .449 .508
Butir 3 20.6400 2.859 .211 .602
Butir 4 20.6100 2.665 .270 .584
Butir 5 20.5700 2.631 .285 .579
Butir 6 20.6100 2.463 .357 .550
117
Reliability & Validity Variabel Brand Awareness (X1)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.603 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 1 20.6600 2.186 .440 .510
Butir 2 20.7100 2.289 .449 .508
Butir 3 20.6400 2.859 .211 .602
Butir 4 20.6100 2.665 .270 .584
Butir 5 20.5700 2.631 .285 .579
Butir 6 20.6100 2.463 .357 .550
118
Reliability & Validity Variabel Brand Loyalty (X2)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.808 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 1 24.7000 4.697 .656 .760
Butir 2 24.7500 4.876 .659 .761
Butir 3 24.6700 5.941 .410 .804
Butir 4 24.6700 5.779 .393 .806
Butir 5 24.7200 4.810 .681 .757
Butir 6 24.5900 5.234 .497 .791
Butir 7 24.7000 4.798 .527 .790
119
Reliability & Validity Variabel Minat Beli (Y)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.661 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 1 25.0500 3.361 .374 .626
Butir 2 25.0200 3.474 .224 .666
Butir 3 24.9800 3.272 .335 .636
Butir 4 25.0200 3.010 .451 .600
Butir 5 25.1300 3.003 .416 .611
Butir 6 24.9000 3.141 .410 .613
Butir 7 24.9200 3.246 .386 .621
120
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Loyalitas merek,
kesadaran mereka . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Minat beli
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .738a .544 .535 .19835
a. Predictors: (Constant), loyalitas merek, kesadaran merek
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.557 2 2.278 57.909 .000a
Residual 3.816 97 .039
Total 8.373 99
a. Predictors: (Constant), loyalitas merek, kesadaran merek
b. Dependent Variable: minat beli
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1(Constant) 1.080 .289 3.738 .000
Kesadaran merek .577 .075 .605 7.696 .000
Loyalitas merek .172 .061 .220 2.799 .006
a. Dependent Variable: Minat Beli
121
Correlations
Correlations
Kesadaran
merek Loyalitas merek Minat beli
Kesadaran merek Pearson Correlation 1 .489** .712**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 100 100 100
Loyalitas merek Pearson Correlation .489** 1 .516**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 100 100 100
Minat beli Pearson Correlation .712** .516** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
122
TABEL PATOKAN ttabel , rtabel , ftabel
t
r
f
t
r
f
t
r
f
df 0.05 0.05 0.05 (2) df 0.05 0.05 0.05 (2) df 0.05 0.05 0.05 (2)1 12.706 0.997 199.500 41 2.020 0.301 3.226 81 1.990 0.216 3.109
2 4.303 0.950 19.000 42 2.018 0.297 3.220 82 1.989 0.215 3.108
3 3.182 0.878 9.552 43 2.017 0.294 3.214 83 1.989 0.213 3.107
4 2.776 0.811 6.944 44 2.015 0.291 3.209 84 1.989 0.212 3.105
5 2.571 0.754 5.786 45 2.014 0.288 3.204 85 1.988 0.211 3.104
6 2.447 0.707 5.143 46 2.013 0.285 3.200 86 1.988 0.210 3.103
7 2.365 0.666 4.737 47 2.012 0.282 3.195 87 1.988 0.208 3.101
8 2.306 0.632 4.459 48 2.011 0.279 3.191 88 1.987 0.207 3.100 9 2.262 0.602 4.256 49 2.010 0.276 3.187 89 1.987 0.206 3.099
10 2.228 0.576 4.103 50 2.009 0.273 3.183 90 1.987 0.205 3.09811 2.201 0.553 3.982 51 2.008 0.271 3.179 91 1.986 0.204 3.097
12 2.179 0.532 3.885 52 2.007 0.268 3.175 92 1.986 0.203 3.095 13 2.160 0.514 3.806 53 2.006 0.266 3.172 93 1.986 0.202 3.094
14 2.145 0.497 3.739 54 2.005 0.263 3.168 94 1.986 0.201 3.09315 2.131 0.482 3.682 55 2.004 0.261 3.165 95 1.985 0.200 3.092
16 2.120 0.468 3.634 56 2.003 0.259 3.162 96 1.985 0.199 3.091 17 2.110 0.456 3.592 57 2.002 0.256 3.159 97 1.985 0.198 3.090
18 2.101 0.444 3.555 58 2.002 0.254 3.156 98 1.984 0.197 3.089 19 2.093 0.433 3.522 59 2.001 0.252 3.153 99 1.984 0.196 3.088
20 2.086 0.423 3.493 60 2.000 0.250 3.150 100 1.984 0.195 3.08721 2.080 0.413 3.467 61 2.000 0.248 3.148
22 2.074 0.404 3.443 62 1.999 0.246 3.145
23 2.069 0.396 3.422 63 1.998 0.244 3.143
24 2.064 0.388 3.403 64 1.998 0.242 3.140 25 2.060 0.381 3.385 65 1.997 0.240 3.138
26 2.056 0.374 3.369 66 1.997 0.239 3.136
27 2.052 0.367 3.354 67 1.996 0.237 3.134
28 2.048 0.361 3.340 68 1.995 0.235 3.132
29 2.045 0.355 3.328 69 1.995 0.234 3.130
30 2.042 0.349 3.316 70 1.994 0.232 3.128
31 2.040 0.344 3.305 71 1.994 0.230 3.126
32 2.037 0.339 3.295 72 1.993 0.229 3.124
33 2.035 0.334 3.285 73 1.993 0.227 3.122
34 2.032 0.329 3.276 74 1.993 0.226 3.120
35 2.030 0.325 3.267 75 1.992 0.224 3.119
36 2.028 0.320 3.259 76 1.992 0.223 3.117
37 2.026 0.316 3.252 77 1.991 0.221 3.115 38 2.024 0.312 3.245 78 1.991 0.220 3.114
39 2.023 0.308 3.238 79 1.990 0.219 3.112 40 2.021 0.304 3.232 80 1.990 0.217 3.111