PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf ·...
Transcript of PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf ·...
PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN
NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Tarbiyah
YUSUF RAHMADDI
G 000 090 061
JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ا���� �ا�� ا� ���
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Yusuf Rahmaddi
NIM : G000090061
Fakultas/Jurusan : FAI/Tarbiyah
Jenis : Skripsi
Judul : PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP
PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1
TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengolah dalam bentuk pangkalan data (databes), mendistribusikanya, serta
menampilkanya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 17 Maret 2014
Yang Menyatakan
Yusuf Rahmaddi
NIM: G000090061
vii
PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN
NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh : Yusuf Rahmaddi (NIM : G000090061)
Fakulfas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.
Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan
tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada
khususnya di sekolah. Bimbingan konseling dan penanaman akhlak adalah upaya
yang tidak dapat dipisahkan. Bimbingan konseling dalam penanaman nilai akhlak
adalah bimbingan yang menitik beratkan pada pendekatan personal yaitu memberi
motivasi, arahan, dan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi siswa
terutama pada masalah akhlak. Penanaman akhlak tidak harus diterapkan di
sekolah saja, tetapi penanaman akhlak bisa dilakukan di luar sekolah. Dalam hal
ini perlu adanya kerja sama yang apik antara sekolah dan pihak lain dalam
pembentukan akhlak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan
dan konseling dalam penanaman nilai akhlak pada siswa melalui bimbingan
konseling di SMP Negeri 1 Teras serta mengetahui perubahan perilaku yang
terjadi setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling di SMP N 1 Teras
tahun pelajaran 2012/2013
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang berjenis
kualitatif. Subyek penelitian menggunakan key informan yang digunakan untuk
mencari informasi sebanyak-banyaknya. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penetapan validitas data dalam
penulisan ini melalui trianggulasi data dan informan review, Dalam menganalisis
data dilakukan secara deskriptif (menutur kata dengan apa adannya secara
kualitatif) dengan menggunakan metode induktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Seluruh staf sekolah seperti,
kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, guru BK berperan dalam upaya
penanaman nilai akhlak kepada siswa. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab
seluruh pelaksanaan bimbingan konseling dengan memfasilitasi dengan sarana-
sarana pendukung, sehingga pelaksanaan bimbingan konseling dapat berjalan
dengan baik, (2) sanksi yang diterapkan BK SMP N 1 Teras cenderung pemberian
teguran dan pengarahan hal ini bertujuan agar perubahan prilaku/akhlak siswa
terbentuk karena bukan karena takut akan tetapi perubahan prilaku tumbuh dari
kemauan siswa itu sendiri, (3) melalui upaya pemahaman, pencegahan,
pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan yang diinternalisasikan dengan
kegiatan sekolah memberikan pengaruh antara lain: (a) Terciptanya kesadaran
keagamaan pada siswa dan pemahaman siswa akan peraturan-peraturan yang ada
di sekolah, (b) Siswa terbantu dalam pemecahan masalah, karena ada sebagian
siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan. Hal ini di tunjukkan dengan
prilaku siswa menjadi lebih baik, (c) Ada juga siswa yang merasa terganggu akan
campur tangan BK terhadap masalah yang dihadapinya. Hal ini disebabkan karena
siswa mempunyai pandangan terhadap guru BK masih sebagai polisi sekolah.
Kata kunci : bimbingan konseling, nilai akhlak.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya
merupakan usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian yang
berlangsung seumur hidup baik di
sekolah maupun madrasah. Pendidikan
juga bermakna proses membantu
individu baik jasmani dan rohani ke
arah terbentuknya kepribadian utama
(pribadi yang berkualitas). Dalam
konteks Islam, pendidikan bermakna
bimbingan terhadap pertumbuhan
rohani dan jasmani menurut ajaran
Islam dengan hikmah, mengarahkan,
mengajarkan, melatih, mengasuh dan
mengawasi berlakunya semua ajaran
Islam. Dari makna ini, pendidikan
pada hakikatnya merupakan upaya
untuk membentuk manusia yang lebih
berkualitas (Tohirin, 2007: 5).
Bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan yang bersumber
pada kehidupan manusia. Kenyataan
menunjukkan bahwa manusia di dalam
kehidupannya selalu menghadapi
persoalan-persoalan yang silih
berganti. Persoalan yang satu dapat
diatasi, persoalan yang lain muncul,
demikian seterusnya. Manusia tidak
sama satu dengan yang lain, baik
dalam sifat maupun kemampuannya.
Ada manusia yang danggup mampu
mengatasi persoalan tanpa bantuan dari
pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia
yang tidak mampu mengatasi
persoalan bila tidak dibanntu orang
lain, maka dari inilah bimbingan
konseling dibutuhkan (Walgito, 2010:
10).
Bimbingan dan konseling
merupakan salah satu komponen dari
pendidikan. Mengingat bahwa
bimbingan dan konseling adalah suatu
kegiatan bantuan dan tuntunan yang
diberikan kepada individu pada
umumnya, dan siswa pada khususnya
di sekolah. Hal ini sangat relevan jika
dilihat dari perumusan bahwa
pendidikan itu adalah usaha sadar yang
bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian dan potensi-potensi (bakat,
minat, dan kemampuan). Kepribadian
menyangkut masalah prilaku atau
sikap mental dan kemampuan meliputi
masalah akademik dan keerampilan.
Tingkat kepribadian dan kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang
merupakan suatu gambaran mutu dari
orang bersangkutan (Sukardi, 2007: 1).
Sekolah memiliki tanggung
jawab yang besar membantu siswa
agar berhasil dalam belajar. Untuk itu
sekolah dan madrasah hendaknya
memberikan bantuan kepada siswa
untuk mengatasi masalah-masalah
yang timbul dalam kegiatan belajar
siswa. Dalam kondisi seperti ini,
pelayanan bimbingan dan konseling
sekolah dan madrasah sangat penting
untuk dilaksanakan guna membantu
siswa mengatasi berbagai masalah
yang dihadapinya.
Bimbingan dan konseling tidak
hanya berorientasi untuk mengatasi
permasalahan kesulitan belajar siswa,
tetapi bimbingan konseling juga dapat
menyentuh aspek perilaku atau akhlak
siswa dalam proses pembentukan
kepribadian. Siswa adalah bagian dari
masyarakat yang butuh interaksi dan
sosialisasi, untuk itu siswa harus
disiapkan dalam mengembangkan
2
ketentuan yang mengatur hak dan
kewajiban masing-masing individu
sebagai anggota di sekolah maupun di
masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu
biasanya berupa perangkat nilai, norma
sosial, maupun pandangann hidup
yang terpadu dalam sistem budaya
yang berfungsi sebagai rujukan hidup
(Prayitno, 1999: 169).
Berdasarkan uraian di atas
dapat diketahui bahwa bimbingan dan
konseling sebagai salah satu organ
yang penting dalam upaya penanaman
nilai akhlak di sekolah. Masa remaja
(12-21 tahun) merupakan masa
peralihan antara masa kehidupan anak-
anak dan masa kehidupan orang
dewasa. Dimana di masa ini terjadi
berbagai goncangan-goncangan psikis
atau penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi pada usia remaja.
Pembinaan akhlak terhadap para
remaja amat penting dilakukan,
mengingat secara psikologis usia
remaja ialah usia yang berada dalam
goncangan dan mudah terpengaruh
sebagai akibat dari keadaan dirinya
yang masih belum memiliki bekal
pengetahuan, mental dan pengalaman
yang cukup, Abuddin Nata (2001:
216).
Penanaman nilai akhlak
melalui bimbingan konseling adalah
pengembangan dan penyadaran siswa
terhadap nilai kebenaran, kejujuran,
kebajikan, kearifan dan kasih sayang
sebagai nilai-nilai universal yang
dimiliki semua agama yang berfungsi
untuk memperkuat keimanan dan
ketakwaan secara spesifik sesaui
keyakinan agama melalui kegiatan
pramuka, sehingga menghasilkan anak
didik yang berkepribadian utuh, yang
bisa mengintegrasikan keilmuan yang
dikuasai dengan nilai-nilai yang
diyakini untuk mengatasi berbagai
permasalahn hidup dan sistem
kehidupan manusia
Tujuan Penelitian
Peneliti ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bagaimana
pelaksanaan bimbingan dan konseling
dalam penanaman nilai akhlak pada
peserta didik di SMP N 1 Teras
Boyolali dan untuk mengetahui
perubahan perilaku yang terjadi setelah
mendapatkan pelayanan bimbingan
konseling di SMP N 1 Teras tahun
pelajaran 2012/2013.
LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Konseling
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah proses
pemberian bantuan (proses of helping)
kepada individu agar mampu
memahami dan menerima diri dan
lingkungannya, mengarahkan diri dan
menyesuaikan diri secara positif dan
konstruktif terhadap tuntutan norma
kehidupan (agama dan budaya)
sehingga mencapai kehidupan yang
bermakna (Damayanti, 2012: 9
2. Pengertian Konseling
Konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling seorang
ahli yang diisebut konselor kepada
individu yang sedang mengalami suatu
masalah yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh
klien (Prayitno, 2004: 105).
3
3. Prinsip Bimbingan Konseling
Dalam memberikan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah
dan madrasah, ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan. Prinsip-
prinsip tersebut dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Maknanya apabila
bimbingan dan konseling dilaksanakan
tidak sesuai dengan prinsip tesebut,
berarti bukan bimbingan dan konseling
dalam arti yang sebenarnya. Berkenaan
dengan prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling, Arifin dan Eti Kartikawati
menjabarkan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling ke dalam
empat bagian, yaitu (1) prinsip-prinsip
umum, (2) prinsip-prinsip khusus
yang berhubungan dengan individu
(siswa), (3) prinsip-prinsip khusus
yang berhubungan dengan
pembimbing dan (4) prpinsip-prinsip
khusus yang berhubungan dengan
organisasi dan adminidtrasi.bimbingan
dan konseling.
4. Tujuan Bimbingan Konseling
Menurut Thohirin (2007),
sejalan dengan perkembangannya
konsepsi bimbingan dan konseling,
maka tujuan bimbingan dan
konselingpun mengalami perubahan,
dari yang sederhana sampai ke yang
lebih komprehensif. Secara umum
tujuan bimbingan dan konseling adalah
untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara
optimal, menjadi insan yang seutuhnya
sesuai dengan tahap perkembangan
dan presisposisi yang dimilikinya, dari
berbagai latar belakang yang ada dan
sesuai dengan tuntutan positif di
lingkungannya.
Adapun secara khusus tujuan
bimbingan dan konseling merupakan
penjabaran tujuan umum tersebut yang
dikaitkan secara langsung dengan
permasalahan yang dialami oleh
individu yang bersangkutan, sesuai
dengan kompleksitas permasalahannya
itu. Masalah-masalah individu (siswa)
bermacam ragam jenis, intensitas, dan
sangkut pautnya, serta masing-masing
bersifat unik. Oleh karena itu tuujuan
khusus bimbingan dan konseling untuk
masing-masing individu bersifat unik
pula. Tujuan bimbingan dan konseling
untuk seorang individu berbeda dari
tujuan bimbingan dan konseling untuk
individu lainnya.
5. Fungsi Bimbingan Konseling
Fungsi bimmbingan dan konseling
khususnya di sekolah dan madrasah
memiliki beberapa fungsi, yaitu (1)
fungsi pencegahan, (2) fungsi
pemahaman, (3) fungsi pengentasan,
(4) fungsi pemeliharaan, (5) fungsi
penyaluran, (6) fungsi penyesuaian, (7)
fungsi pengembangan, (8) fungsi
perbaikan dan, (9) fungsi advokasi (
Thohirin, 2007: 39-50).
6. Asas-asas Bimbingan Konseling
Pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan pekerjaan
profesional, oleh sebab itu, harus
dilaksanakan mengikuti kaidah-kaidah
atau asas-asas tertentu. Dengan
mengikuti kaidah-kaidah atau asas-
asas tersebut diharapkan efektivitas
dan efisiensi proses bimbingan dan
konseling dapat tercapai dan tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan
dalam praktek pemberian layanan.n
Slameto (1986) membagi asas-asas
bimbingan dan konseling menjadi dua
4
bagian, yaitu asas-asas bimbingan dan
konseling yang berhubungan dengan
siswa dan asas yang berhubungan
dengan praktik atau pekerjaan
bimbingan
7. Macam-macam Bimbingan
Konseling
Pengertian bimbingan dan
konseling menyangkut setiap aspek
dari individu, abaik fisik, psikis
maupun sosial. Dengan demikian,
tidaklah mungkin orang mengisolasi
tiap-tiap bagian dengan bagian yang
lain, karena bagian yang satu selalu
berhubungan dengan bagian yang lain.
Kalau dibedakan satu dengan lain, hal
tersebut hanya terletak pada titik
beratnya. Pekerjaan bimbingan dan
konseling tidak dapat dilepaskan dari
hal-hal yang berhubungan dari
pendidikan dan keadaan pribadi yang
bersangkutan (Walgito, 2004: 19).
Adapun macam-macam
bimbingan dan konseling di
kelompokkan menjadi empat: (a)
bimbingan akademik, (b) bimbingan
sosial pribadi, (c) bimbingan karier, (d)
bimbingan keluarga.
B. Penanaman Nilai Akhlak
1. Pengertian Akklak
Secara etimologi (lughatan) akhlaq
(Bahasa Arab) adalah bentuk jamak
dari khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat.
Berakar dari kata khalaqa yang berarti
menciptakan.seakar jata Khalaq
(Pencipta), makhluq (yang diciptakan),
dan khalq (penciptaan) Yuhanar Ilyas
(2000: 1)
2. Tujuan Penanaman Akhak
Ibnu Miskawaih merumuskan tujuan
pembinaan akhlak yaitu terwujudnya
sikap batin yang mampu mendorong
secara spontan untuk melahirkan
semua perbuatan yang bernilai baik,
sehingga mencapai kesempurnaan dan
memperoleh kebahagiaan sejati. Islam
menginginkan suatu masyarakat yang
berakhlak mulia. Akhlak yang mulia
ini sangat ditekankan karena di
samping akan membawa kebahagiaan
bagi individu, juga sekaligus
membawa kebahagiaan bagi
masyarakat pada umumnya. Dengan
kata lain bahwa akhlak utama yang
ditampilkan seseorang, tujuannya
adalah untuk mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat
Azmi (2006: 60).
3. Ruang Lingkup Akhlak
Adapun pembagian akhlak
menurut Muhammad Azmi (2006: 63-
67) dibagi menjadi empat bagian yaitu:
(a) akhlak terhadap Allah, (c) akhlak
terhadap sesama manusia, (c) akhlak
terhadap diri sendiri dan, (d) akhlak
terhadap alam sekitar.
Kajian Pustaka
1. Eva Varena (UMS 2010) dalam
skripsinya yang berjudul
“Penerapan Bimbingan Dan
Konseling Islami Dalam
Meningkatkan Akhlak Siswa Di
SMP Muhammadiyah 7
Surakarta”, menyimpulkan bahwa
seluruh staf sekolah seperti, kepala
sekolah, guru BK, wali kelas dan
guru pelajaran sangat berperan
dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling islami di sekolah
5
tersebut karena sudsah telaksana
dengan baik. Sebagai kepala
sekolah yang bertanggung jawab
terhadap seluruh pelaksanaan BKI
dengan melengkapi seluruh sarana
( ruang multi media, media
buletin, ruang kantor BK dan
sarana lainnya) agar terlaksana
BKI di sekolah tesebut dengan
baik, guru BK yang berupaya
dalam membantu sisiwa
menyelesaikan masalah dengan
menumbuhkan kesadaran sebagai
muslim serat bertanggung jawab
atas dirinya sendiri. Serta wali
kelas yang turut mendukung
kegiatan BKI ketika siswa berada
dalam kelas. Guru pelajaran yang
selalu memberikan bimbingan
yang berupa pengajaran, motivasi
serta nasehat yang bertujuan agar
sisiwa menjadi lebih baik.
Hambatan-hambatan dalam
pelaksanaan penerapan bimbingan
dan konseling islami di SMP
Muhammadiyah 7 Surakarta
meliputi pemantauan orang tua
terhadap anak kurang/terbatas.
Ada sebagian anak yang
bermasalah kemauannya untuk
berubah sangat lemah.
Lingkungan pergaulan anak yang
kurang baik dan lingkungan rumah
yang kurang baik.
2. Muhammad Fathoni ( UMS: 2013)
dalam skripsinya yang berjudul
“Penerapan Bimbingan Konseling
Islami Dalam Pembentukan Aklak
Siswa (Studi Empirik Di SDIT
Permata Insani Tulung, Klaten
Tahun Ajaran 2012/2013), yang
kesimpulannya sebagai berikut
a. Penerapan bimbingan
konseling islami di SDIT
Permata Insani dalam
membentuk akhlak siswa.
1) Seluruh staf sekolah
seperti, kepala sekolah,
guru BKI, wali kelas dan
guru mata pelajaran
terlibat dan berperan
dalam pelaksanaan
bimbingan konseling
islami di sekolah. Kepala
sekolah yang bertanggung
jawab terhadap seluruh
pelaksanaan bimbingan
konseling islami dengan
memfasilitasi bimbingan
dengan sarana-sarana
pendukung agar
terlaksananya bimbingan
konseling islami di
sekolah terebut dengan
baik, guru BK yang
memposisikan diri sebagai
fasilitator berupaya dalam
membentu siswa
menyelesaikan masalah
dengan menumbuhkan
kesadaran terhadap
kewajiban-kewajiban
sebagai muslim lewat
pembiasaan dan
mengarahkan serta
memotivasi agar
bertanggung jawab atas
dirinya sendiri.
2) Bentuk penyelesaian
masalah siswa dengan
proses bimbingan
konseling islami
dilakukan dengan
menentukan jenis masalah
kemudian menentukan
jenis kegiatan layanan dan
terakhir menentukan
kesimpulan hasil kegiatan.
Sedangkan konseling yang
6
dilakukan yaitu dengan
mengidentifikasi masalah
dengan mencari latar
belakang masalah,
diagnosis permasalahan
dengan menemukan gejala
yang lebih signifikan
kemudian dilakukan
berupa pemberian
kesimpulan jenis
permasalahan dalam al-
Qur’an dan hadits maupun
teori-teori psikologi yang
sesuai dalam menentukan
solusi yang diberikan,
pemberian solusi banntuan
disesuaikan dengan
tingkat kemampuan siswa
sehingga solusi anak kelas
satu tentu sangat berbeda
dengan anak kelas enam.
b. Hambatan-hambatan dalam
pelaksanaan penerapan
bimbingan konseling islami di
SDIT Permata Insani meliputi
ada sebagian anak yang kurang
sekali kedekatan dengan orang
tuanya karena sebagian orang tua
melihat sistem fullday school
adalah sistem unntuk menitipkan
anak sehingga mereka leluasa
untuk bekerja seharian tanpa
banyak perhatian terhadap
kegiatan anak-anaknya sehingga
orang tua tidak mengetahui
proses perkembangan kejiwaan
anak yang sedang terjadi.
3. Siti Fatimah (UMS: 2002), dalam
skripsinya yang berjudul
“Efektifitas Bimbingan
Penyuluhan Dalam Perubahan
Akhlak Siswa” menyimpulkan
bahwa bimbingan dan konseling
dalam pembinaan akhlak siswa di
SMU Muhammadiyah 2 Surakarta
cukup efektif dengan melihat
tanggapan siswa bersikap dan
keterampilan konselor yang sudah
termasuk dalam karakteristik
efektif, tanggapan siswa mengenai
pelaksanaan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah berjalan
sesuai prosedur dan program yang
ada
Penulis menimbang adanya perbedaan
objek dan tempat penelitian yang akan
dikaji dari berbagai penelitian yang
telah dilakukan, Berdasarkan tiga
skripsi tersebut yang berkaitan dengan
kegiatan bimbingan dan konseling,
penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh
bimbingan dan konseling dalam
penanaman nilai akhlak di SMP N 1
Teras Boyolali tahun pelajaran
2012/2013” yang lebih mengarah pada
pelaksanaan penanaman nilai-nilai
akhlak melalui kegiatan bimbingan dan
konseling, guna tercapainya anak didik
yang memiliki akhlakul karimah yang
mampu menyesuaikan diri dalam
kondisi lingkungan apapun serta
mampu menerapkan nilai- nilai
keagamaan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian masalah yang
diangkat dalam penelitian ini
memenuhi asas kebaruan
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
penelitian ini termasuk penelitian
lapangan (field research) dengan
menggunakan pendekatan
deskriptif yaitu suatu penelitian
yang bertujuan untuk
mengumpulkan data dan
menguraikan secara menyeluruh
dan diteliti sesuai persoalan yang
akan dipecahkan (Iqbal, 2002: 33).
7
2. Subyek dan Tempat Penelitian
Subyek penelitian ini difokuskan
pada pelaksanaan penanaman nilai-
nilai akhlak melalui bimbingan
konseling di SMP N 1 Teras tahun
pelajaran 2012/2013.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulkan data menggunakan
teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi.
a. Metode observasi merupakan
suatu proses melihat,
mengamati, dan mencermati,
serta “merekam” suatu prilaku
secara sistematis untuk suatu
tujuan tertentu (Herdiansyah,
2010: 131). Sedangkan jenis
observasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
observasi secara langsung,
yakni mengamati secara
langsung kondisi atau situasi
yang sebenarnya, seperti
observasi mengetahui sarana
dan prasarana sekolah, upaya
yang dilakukan sekolah, dan
pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
b. Metode wawancara, adalah
percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan dilakukan
oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee)
yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut
(Herdiansyah, 2010: 118).
Metode wawancara dalam
penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi (data)
yang akurat dan riil tentang
pelaksanaan bimbingan dan
konseling di SMP N 1 Teras
Boyolali serta proses
penanaman nilai akhlak siswa
melalui kegiatan bimbingan
dan konseling. Wawancara
dilakukan terhadap guru BK
dan para siswa serta pihak-
pihak terkait seperti kepala
sekolah dan guru mata
pelajaran.
c. Metode dokumentasi adalah
salah satu metode
pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau
menganalisis dokumen-
dokumen yang dibuat subjek
sendiri atau oleh orang lain
tentang subjek. Dokumentasi
merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan peneliti
kualitatif untuk mendapatkan
gambaran dari sudut pandang
subjek melalui suatu media
tertulis dan dokumen lainnya
yang ditulis atau dibuat
langsung oleh subjek yang
bersangkutan (Herdiansyah,
2010: 145) sumber
dokumentasi yang dibutuhkan
antara lain mengenai gambaran
umum dan letak geografis
SMP N 1 Teras Boyolali,
struktur organisasi sekolah,
pola bimbingan dan
konseling, pelaksanaan
bimbingan dan konseling di
sekolah tersebut.wa.
4. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis hasil
penelitian ini, digunakan analisis
deskriptif kualitatif, yang terdiri
dari berbagai kegiatan yaitu
pengumpulan data dan reduksi
data, penyajian data dan
kesimpulan (Herdiansyah, 2010:
164-165). Tahapannya adalah
setelah pengumpulan data selesai,
8
maka selanjutnya melakukan
reduksi data, yaitu
mengelompokkan, mengarahkan
membuang yang tidak perlu dan
pengorganisasian sehingga data
terpilah-pilah. Selanjutnya, data
yang telah direduksi akan disajikan
dalam bentuk narasi deskriptif.
Terakhir, penarikan kesimpulan
dari data yang telah disajikan.
HASIL PENELITIAN
Penerapan dan Penanaman Nilai
Akhlak Siswa SMP N 1 Teras
Agar tercapainya visi yang telah
tercanangkan yaitu menjadi manusia
taqwa yang cerdas, terampil,
berkepribadian santun, mandiri dan
dapat bekerjasama, SMP N 1 Teras
telah menyusun berbagai kegiatan
yang mendukung terbentuknya akhlak
mulia yang diimplementasikan dan
dilaksanakan oleh semua pihak yang
ada dalam lingkup sekolah.
Menurut kepala sekolah Bapak Sarjono
Putut Moerdianto, ada berbagai
kegiatan yang diadakan pihak sekolah
yang bekerjasama dengan BK dalam
upaya menanamkan nilai akhlak.
Diantara kegiatan-tersebut adalah.
1. Jabat Tangan Saat Datang dan
Pulang
Setiap hari pada pagi hari sekitar
pukul 06.40 WIB para siswa mulai
berdatangan di sekolah. Saat itulah
para guru piket telah berbaris di
pelataran dekat gerbang utama
sekolah menunggu kedatangan
muridnya. Satu persatu muri-
murid menyalami para guru yang
telah terlebih dahulu hadir.
Pada saat itulah para guru dapat
mengamati setiap siswa yang
menyalami mulai dari penampilan
atribut yang dikenakan, cara
menyapa guru, tak jarang pula ada
guru yang menanyakan pekerjaan
rumamhnya.
Contohnya ada siswa yang
kedapatan tidak mengenakan kaos
kaki ataupun dasi, maka siswa
tersebut mendapatkan teguran dari
salah satu guru, untuk tidak
mengulangi hal yang sama di lain
hari.
2. Shalat Dhuha Berjamaah
Guru BK bekerja sama dengan
guru mata pelajara PAI
menyelenggarakan shalat dhuha
berjamaah setiap paginya.
Kegiatan ini dilaksanakan di
masjid sekolah yang di pantau
oleh guru mapel PAI dan guru
BK.
Shalat dhuha sudah berjalan cukup
lama, pelaksanaannya dimulai
pukul 06.45 dan sudah terjadwal
tiap-tiap kelas. Untuk hari senin
jadwal shalat dhuha adalah kelas
9A, 9B, dan 9 C, hari selasa, kelas
9D, 9E, 9F, dan 9G, hari rabu
kelas 8A, 8B, 8C, dan 8D, hari
kamis kelas 8E, 8F, 8G, hari jumat
kelas 7A, 7B, 7C, sedangkan hari
sabtu, kelas 7D, 7E, 7F, dan 7G.
Dengan jadwal yang sudah ada
para murid sadar bahwasannya
merka akan berangkat sekolah
lebih pagi untuk melaksanakan
shalat dhuha. Menurut guru PAI
Ibu Asih bahwasannya kegiatan
ini pula dapat mengkatrol nilai
mata pelajaran pendidikan agama.
3. Kegiatan jum’at Kerohanian
Salah satu upaya penanaman nilai
akhlak melalui pemahaman
9
kepada peserta didik adalah
kegiatan jum’at kerohanian.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap
hari jum’at pada minggu ketiga
tiap bulannya.
Kegiatan jum’at kerohanian
merupakan kegiatan pidato
keagamaan (tausiah/mauidloh
hasanah). Yang menjadi
pembicara pada kegiatan ini
adalah pasi siswa yang telah di
tunjuk oleh guru PAI dari masing
masing kelas. Setiap minggu
ketiga menampilkan paling tidak
tiga siswa sebagai da’i perwakilan
dari tiap kelas secara bergiliran.
4. Kegiatan Jum’at Bersih
Kegiatan ini dilaksanakan setiap
hari jumat minggu pertama yang
diikuti oleh semua siswa dan para
guru serta staf sekolah. Satu hari
sebelumnya kepala sekolah
mengumumkan kepada para
sisiwa untuk membawa alat-alat
kebersihan seperti; sapu, arit,
kemoceng, ikrak, dan alat
kebersihan lainnya.
Tiap kelas mendapatkan pos yang
berbeda-beda untuk dibersihkan,
ada yang membersihkan halaman
sekolah, ada yang membersihkan
lapangan, perpustakaan, ruang
UKS, masjid, sampai toilet siswa.
Tiap wali kelas menjadi
penanggung jawab bagi siswa
kelasnya masing-masing.
5. Jum’at Sehat
Kegiatan ini dilaksanakan tiap hari
jumat minggu kedua tiap
bulannya. Semua siswa dan para
guru wajib mengikuti kegiatan ini
dan wajib mengenakan pakaian
olah raga pada hari itu.
Kegiatan yang biasa dilakukan
adalah jogging atau jalan santai
mengeliingi sekolah dan senam
pagi di lapangan (wawancara
dengan kepala sekolah Bapak
Sarjono Putut Moerdianto,
02/02/14).
Menurut guru BK ibu Anik
menuturkan ada berbagai macam
nilai akhlak yang coba di
tanamkan kepada para siswa
melalui berbagai kegiatan. Nilai
akhlak itu diantaranya adalah:
religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja sama, kreatif, mandiri, cinta
tanah air, demokrasi, menghargai
prestasi, bersahabat, peduli
lingkungan, peduli sosial,
tanggung jawab, dan cinta diri
sendiri.
Upaya Bimbingan Konseling Dalam
Menanamkan Nilai Akhlak Siswa
SMP N 1 Teras
1. Tujuan Pembentukan Akhlak
Berdasarkan waawancara dengan guru
BK Ibu Anik, tujuan pembentukan
akhlak adalah
a. Terwujudnya sekolah dengan
siswa yang memiliki nilai religius
melalui berbagai kegiatan-
kegiatan yang mendukung dalam
penanaman nilai akhlak
b. Membentuk siswa yang
berkarakter dan berakhlak mulia
dan menjadi manusia taqwa yang
cerdas, terampil, berkepribadian
santun, mandiri serta dapat
bekerjasama
c. Mendorong siswa untuk dapat
menjalani hidup yang bersahaja di
sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah
d. Terwujudnya hubungan yang
harmonis di lingkungan sekolah
10
(wawancara guru BK Ibu Anik,
30/01/14)
2. Metode Bimbingan Konseling
Bimbinggan yang diterapkan di SMP
N 1 Teras menurut Ibu Anik
disesuaikan dengan situasi dan kondisi
klien yang dihadapi.
a. Metode Interview
Contoh kasus per-tanggal 26
oktober 2012 ada salah seorang
siswa melapor kepada BK yang
mendapati ada dua orang siswa
yang bernama L dan B sedang
berkelahi di belakang sekolah.
Perkelahian tersebut terjadi karena
siswa B sering mengejek siswa L
yang sering pacaran. Lantaran
demikian siswa L tidak dapat
menahan amarahnya dan
perkelahian tidak terhindari.
Keesokan harina\ya kedua siswa
tersebut dipanggil ke kantor BK
untuk diintrogasi. Setelah
diintrogasi kedua siswa tersebut
dinasehati untuk saling
menyayangi dan saling
menghormati, kemudian keduanya
diminta untuk saling maaf
memaafkan. Setelah kejadian itu
mereka harus berjanji untuk tidak
melakukan perbuatannya lagi.
Interview digunakan untuk
bimbingan pribadi dan kelompok
(wawancara guru BK 30/01/14).
b. Metode Kotak Masalah
Metode ini adalah metode yang
dilakukan BK untuk mendapatkan
berbagai informasi yang
datangnya langsung dari siswa.
kotak masalah digunakan oleh
para siswa dalam menyampaikam
masalah-masalah yang
dihadapinya ataupun orang lain.
Cara kerja metode ini adalah
seperti kotak penampung aspirasi.
Siswa hanya perlu menyampaikan
keluhan ataupun masalahnya
dalam bentuk tulisan pada kertas
kemudian dimasukkan kedalam
sebuah kotak yang terletak di
depan kantor BK. Masalah-
masalah yang disampaikan siswa
bermacam-macam, ada yang
mengeluhkan tentang masalah
pribadi, hingga sarana-prasarana
sekolah. Dengan metode ini
diharapkan para siswa dapat
menggunakan layanan BK dengan
mudah dan menyampaikan
keluhannya tanpa perlu
mendatangi kantor BK untuk
menemui guru BK (wawancara
guru BK Ibu Anik 30/01/14)
3. Macam-macam Bimbingan
Konseling di SMP N 1 Teras a. Bimbingan Belajar
Pelayanan bimbingan belajar ini
membantu siswa dalam
menumbuhkan sikap kebiasaan
belajar, berpengetahuan dan
berketerampilan sesuai dengan
program belajar dalam rangka
menyiapkan peserta didik untuk
melanjutkan ke tingkat yang lebih
tinggi.
b. Bimbingan Sosial-Pribadi
Pelayanan bimbingan sosial-
pribadi ini ditujukan untuk
membantu siswa dalam
mengembangkan potensi diri dan
kemampuan berhubungan sosial,
serta memecahkan masalah-
masalah sosial-pribadi.
c. Bimbingan Karier
Pelayanan bimbingan ini ditujukan
untuk membantu siswa dalam
11
perencanaan, pengemvangan dan
pemecahan masalah karier
(dokumentasi BK SMP N ! Teras
30/01/14)
4. Pelaksanaan Bimbingan
Konseling SMP N 1 Teras
Berdasarkan wawancara dengan guru
BK ibu Anik bahwasannya
pelaksanaan bimbingan di SMP N 1
Teras dilakukan sesuai situasi dan
kondisi klien. Artinya penanganan
masalah siswa dalam hal pelanggaran
yang dilakukan disesuaikan dengan
jenis pelanggaran. Penentuan
pendekatan siswa yang
bermasalah/melanggar disesuaikan
dengan tingkat masalah yang dihadapi
serta tingkat sikologi siswa.
Ada tiga kategori pelanggaran yaitu;
pelanggaran ringan seperti tidak
lengkapnya atribut seragam, terlambat
datang ke sekolah. Pelanggaran sedang
seperti membawa HP ke sekolah,
rambut tidak rapi/panjang, bolos
sekolah, perkelahian sesama teman,
mencuri. Pelanggaran berat seperti
mengkonsumsi narkoba, hamil di luar
nikah. Sampai saat ini khusus
pelanggaran dengan kategori berat
belum pernah terjadi.
Ibu Anik menuturtkan sanksi yang
berlaku untuk pelanggaran ringan
adalah pengarahan. BK dalam hal ini
tidak ingin memberikan sanksi yang
sifatnya fisik, akan tetapi dengan
pemberian pengarahan anak didik
diharapkan sadar dengan sendirinya.
Pengarahan diberikan bertujuan agar
perubahan perilaku tersebut terjadi
bukan karena paksaan dari luar, akan
tetapi perubahan perilaku terjadi
karena kemauan siswa tersebut yang
benar-benar ingin berubah. Contoh
kasus ketika salah seorang siswa
kedapatan terlihat gondrong (rambut
panjang) dan dipanggil ke ruang BK.
Siswa tersebut diberi pengarahan dan
diberi sanksi berupa memotong
rambutnya sendiri atau dipotong oleh
guru BK. Dan hasilnya pada keesokan
harinya siswa tersebut sudah
memotong rapi rambutnya.
Sedangkan bagi siswa yang melakukan
pelanggaran berat maka akan
mendapatkan sanksi maksimal yaitu
akan dikembalikan kepada orang
tuanya (wawancara guru BK Ibu Anik
30/01/14)
KESIMPULAN
Setelah penulis memaparkan tentang
penanaman nilai-nilai akhlak melalui
bimbingan konseling di SMP N 1
Teras Tahun Pelajaran 2012/2013
maka akhir dari pembahasan ini
disajikan kesimpulan sebagai berikut
1. Seluruh staf sekolah seperti, kepala
sekolah, guru mata pelajaran, wali
kelas, guru BK berperan dalam
upaya penanaman nilai akhlak
kepada siswa. Kepala sekolah
sebagai penanggung jawab seluruh
pelaksanaan bimbingan konseling
dengan memfasilitasi dengan
sarana-sarana pendukung, sehingga
pelaksanaan bimbingan konseling
dapat berjalan dengan baik.
2. Penanganan masalah bimbingan
konseling dengan metode nasehat
dan interview empat mata
cenderung menggunakan
pendekatan directive conseling
yaitu guru lebih banyak mengambil
inisiatif dalam proses bimbingan,
sehingga siswa hanya menerima apa
12
yang dikemukakan guru BK. Hal ini
disebabkan kebanyakan siswa susah
mengungkapkan pendapatnya
karena siswa belum sepenuhnya
menjadikan guru BK tempat untuk
curhat dan solusi penyelesaian
masalah yang duhadapinya. Sanksi
yang diterapkan BK SMP N 1 Teras
cenderung pemberian teguran dan
pengarahan hal ini bertujuan agar
perubahan prilaku siswa terbentuk
karena bukan karena takut akan
tetapi perubahan prilaku tumbuh
dari kemauan siswa itu sendiri.
3. Upaya bimbingan konseling SMP N
1 Teras tahun pelajaran 2012/2013
dalam menanamkan akhlak siswa
melalui upaya pemahaman,
pencegahan, pengentasan,
pemeliharaan dan pengembangan
yang diinternalisasikan dengan
kegiatan sekolah memberikan
beberapa dampak/pengaruh yaitu:
a. Terciptanya kesadaran
keagamaan pada siswa dan
pemahaman siswa akan
peraturan-peraturan yang ada di
sekolah dan munculnya sikap
keterbukaan siswa untuk
berineraksi dan berkomuniksi
dengan mengungkapkan
permasalahan yang dihadapinya,
sehingga siswa merasa
mendapatkan perhatian dan
merasa aman dan nyaman.
b. Siswa terbantu dalam pemecahan
masalah, karena ada sebagian
siswa yang memanfaatkan
layanan bimbingan. Hal ini di
tunjukkan dengan prilaku siswa
menjadi lebih baik, \
c. Ada siswa yang merasa
terganggu akan campur tangan
BK terhadap masalah yang
dihadapinya. Hal ini disebabkan
karena siswa mempunyai
pandangan terhadap guru BK
masih sebagai polisi sekolah.
SARAN
1. Hendaknya dalam layanan
bimbingan konseling lebih
menguatkan unsur-unsur
pembangkit motivasi sehingga
semangat ingin berubah pada
siswa dapat timbul lebih cepat.
2. Dalam pelaksanaan layanan
hendaknya guru BK memberikan
sanksi pada siswa lebih
ditegaskan. Terkadang ada
sebagian siswa yang kemauan
untuk berubahnya sangat lemah,
maka dari itu perlunya ada
peningkatan sanksi kepada siswa
yang kedapatan melakukan
kesalahan hal yang sama di lain
hari.
3. Seluruh pihak yang ada di sekolah
diharapkan dapat menciptakan
lingkungan pergaulan siswa yang
kondusif, dengan memanfaatkan
fasilitas sarana dan prasarana
sekolah. Karena dengan
memanfaatkan fasilitas sekolah
diharapkan akhlak siswa dapat
terbentuk. Contohnya dengan
membuat slogan-slogan yang
sifatnya membangun akhlak siswa
seperti: “kebersihan adalah
sebagian dari iman”, “sudahkah
anda shalat”, dan lain sebagainya
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata. 2003. Manajemen
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Adisusilo, Sutarjo. 2012.
Pembelajaran Nilai Karakter,
13
Konstruktivisme Dan VCT Sebagai
Inovasi Pendekatan Pembelajaran
Afektif. Jakarta: Rajawali Pers.
Afifuddin. 2012. Bimbingan dan
Koneling. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Amin, Samsul Munir, 2010,
Bimbingan Konseling Islam, Jakarta:
Amzah.
Anwar Sutoyo, 2009, Bimbingan Dan
Konseling Islami, Semarang: CV
Widya Karya Semarang
Arikunto, Suharsimi, 1992, Prosedur
Penelitian dan Pendekatan Praktik,
Jakarta:Rineka Cipta.
Asmaran. 1992. Pengantar Studi
Akhlak. Jakarta: Rajawali Press
Damayanti. 2012. Buku Pintar
Panduan Bimbingan Konseling.
Yogyakarta: Araska. Haksasi
Dwitagama, dedi dan Wijaya
Kusumah,. 2010. Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks.
Eva Varena. 2010. “Penerapan
Bimbingan Dan Konseling Islami
Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa di
SMP Muhammadiya 7 Surakarta”.
Sripsi. Surakarta: UMS (Tidak
diterbitkan).
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan
Karakter Konsep Dan Implementasi.
Bandung: Alfabeta.
Hadi Sabari Yunus. 2010. Metode
Penelitian Wilayah Kontemporer.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_____, Sutrisno. 1984. Metodologi
Riset, Yogyakarta: UGM Press.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian
Kualitatif. Malang:UMM Pres.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif.. Jakarta: Salemba
Humanika.
Ilyas,Yunahar. 2007. Kuliah
Akhlak.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Muhammd Fathoni. 2013. “Penerapan
Bimbingan Konseling Islami Dalam
Pembentukan Aklak Siswa (Studi
Empirik Di SDIT Permata Insani
Tulung, Klaten Tahun Ajaran
2012/2013”. Skripsi. UMS (Tidak
diterbitkan).
Muhammad Azmi. 2006. Pembinaan
Akhlak Anak Usia Pra-Sekolah.
Yogyakarta: Venus Corporation
Jogjakarta.
Poerwadarminta. 1976. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakatra: Rineka
Cipta.
Prayitno Dan Erman A. 1999. Dasar-
Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Rhineka Cipta
Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin
Menuju Sukses. Jakarta: Pradaya
Paramita
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan
dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
14
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-
Faktor Yaang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi (1989). Pendekatan Konseling
Karir Dalam Bimbingan Karir. Satu
Pendahuluan. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Tohirin. 2007. Bimbingan Konseling
Sekolah Madrasah. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.