PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf ·...

18
PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Tarbiyah YUSUF RAHMADDI G 000 090 061 JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf ·...

Page 1: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN

NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat

Sarjana S-1

Tarbiyah

YUSUF RAHMADDI

G 000 090 061

JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ا���� �ا�� ا� ���

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Yusuf Rahmaddi

NIM : G000090061

Fakultas/Jurusan : FAI/Tarbiyah

Jenis : Skripsi

Judul : PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP

PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1

TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya

ilmiah saya demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,

mengolah dalam bentuk pangkalan data (databes), mendistribusikanya, serta

menampilkanya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada

Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan

pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas

pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 17 Maret 2014

Yang Menyatakan

Yusuf Rahmaddi

NIM: G000090061

Page 3: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan
Page 4: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

vii

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN

NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh : Yusuf Rahmaddi (NIM : G000090061)

Fakulfas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.

Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan

tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada

khususnya di sekolah. Bimbingan konseling dan penanaman akhlak adalah upaya

yang tidak dapat dipisahkan. Bimbingan konseling dalam penanaman nilai akhlak

adalah bimbingan yang menitik beratkan pada pendekatan personal yaitu memberi

motivasi, arahan, dan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi siswa

terutama pada masalah akhlak. Penanaman akhlak tidak harus diterapkan di

sekolah saja, tetapi penanaman akhlak bisa dilakukan di luar sekolah. Dalam hal

ini perlu adanya kerja sama yang apik antara sekolah dan pihak lain dalam

pembentukan akhlak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan

dan konseling dalam penanaman nilai akhlak pada siswa melalui bimbingan

konseling di SMP Negeri 1 Teras serta mengetahui perubahan perilaku yang

terjadi setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling di SMP N 1 Teras

tahun pelajaran 2012/2013

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang berjenis

kualitatif. Subyek penelitian menggunakan key informan yang digunakan untuk

mencari informasi sebanyak-banyaknya. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penetapan validitas data dalam

penulisan ini melalui trianggulasi data dan informan review, Dalam menganalisis

data dilakukan secara deskriptif (menutur kata dengan apa adannya secara

kualitatif) dengan menggunakan metode induktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Seluruh staf sekolah seperti,

kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, guru BK berperan dalam upaya

penanaman nilai akhlak kepada siswa. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab

seluruh pelaksanaan bimbingan konseling dengan memfasilitasi dengan sarana-

sarana pendukung, sehingga pelaksanaan bimbingan konseling dapat berjalan

dengan baik, (2) sanksi yang diterapkan BK SMP N 1 Teras cenderung pemberian

teguran dan pengarahan hal ini bertujuan agar perubahan prilaku/akhlak siswa

terbentuk karena bukan karena takut akan tetapi perubahan prilaku tumbuh dari

kemauan siswa itu sendiri, (3) melalui upaya pemahaman, pencegahan,

pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan yang diinternalisasikan dengan

kegiatan sekolah memberikan pengaruh antara lain: (a) Terciptanya kesadaran

keagamaan pada siswa dan pemahaman siswa akan peraturan-peraturan yang ada

di sekolah, (b) Siswa terbantu dalam pemecahan masalah, karena ada sebagian

siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan. Hal ini di tunjukkan dengan

prilaku siswa menjadi lebih baik, (c) Ada juga siswa yang merasa terganggu akan

campur tangan BK terhadap masalah yang dihadapinya. Hal ini disebabkan karena

siswa mempunyai pandangan terhadap guru BK masih sebagai polisi sekolah.

Kata kunci : bimbingan konseling, nilai akhlak.

Page 5: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya

merupakan usaha sadar untuk

mengembangkan kepribadian yang

berlangsung seumur hidup baik di

sekolah maupun madrasah. Pendidikan

juga bermakna proses membantu

individu baik jasmani dan rohani ke

arah terbentuknya kepribadian utama

(pribadi yang berkualitas). Dalam

konteks Islam, pendidikan bermakna

bimbingan terhadap pertumbuhan

rohani dan jasmani menurut ajaran

Islam dengan hikmah, mengarahkan,

mengajarkan, melatih, mengasuh dan

mengawasi berlakunya semua ajaran

Islam. Dari makna ini, pendidikan

pada hakikatnya merupakan upaya

untuk membentuk manusia yang lebih

berkualitas (Tohirin, 2007: 5).

Bimbingan dan konseling

merupakan kegiatan yang bersumber

pada kehidupan manusia. Kenyataan

menunjukkan bahwa manusia di dalam

kehidupannya selalu menghadapi

persoalan-persoalan yang silih

berganti. Persoalan yang satu dapat

diatasi, persoalan yang lain muncul,

demikian seterusnya. Manusia tidak

sama satu dengan yang lain, baik

dalam sifat maupun kemampuannya.

Ada manusia yang danggup mampu

mengatasi persoalan tanpa bantuan dari

pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia

yang tidak mampu mengatasi

persoalan bila tidak dibanntu orang

lain, maka dari inilah bimbingan

konseling dibutuhkan (Walgito, 2010:

10).

Bimbingan dan konseling

merupakan salah satu komponen dari

pendidikan. Mengingat bahwa

bimbingan dan konseling adalah suatu

kegiatan bantuan dan tuntunan yang

diberikan kepada individu pada

umumnya, dan siswa pada khususnya

di sekolah. Hal ini sangat relevan jika

dilihat dari perumusan bahwa

pendidikan itu adalah usaha sadar yang

bertujuan untuk mengembangkan

kepribadian dan potensi-potensi (bakat,

minat, dan kemampuan). Kepribadian

menyangkut masalah prilaku atau

sikap mental dan kemampuan meliputi

masalah akademik dan keerampilan.

Tingkat kepribadian dan kemampuan

yang dimiliki oleh seseorang

merupakan suatu gambaran mutu dari

orang bersangkutan (Sukardi, 2007: 1).

Sekolah memiliki tanggung

jawab yang besar membantu siswa

agar berhasil dalam belajar. Untuk itu

sekolah dan madrasah hendaknya

memberikan bantuan kepada siswa

untuk mengatasi masalah-masalah

yang timbul dalam kegiatan belajar

siswa. Dalam kondisi seperti ini,

pelayanan bimbingan dan konseling

sekolah dan madrasah sangat penting

untuk dilaksanakan guna membantu

siswa mengatasi berbagai masalah

yang dihadapinya.

Bimbingan dan konseling tidak

hanya berorientasi untuk mengatasi

permasalahan kesulitan belajar siswa,

tetapi bimbingan konseling juga dapat

menyentuh aspek perilaku atau akhlak

siswa dalam proses pembentukan

kepribadian. Siswa adalah bagian dari

masyarakat yang butuh interaksi dan

sosialisasi, untuk itu siswa harus

disiapkan dalam mengembangkan

Page 6: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

2

ketentuan yang mengatur hak dan

kewajiban masing-masing individu

sebagai anggota di sekolah maupun di

masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu

biasanya berupa perangkat nilai, norma

sosial, maupun pandangann hidup

yang terpadu dalam sistem budaya

yang berfungsi sebagai rujukan hidup

(Prayitno, 1999: 169).

Berdasarkan uraian di atas

dapat diketahui bahwa bimbingan dan

konseling sebagai salah satu organ

yang penting dalam upaya penanaman

nilai akhlak di sekolah. Masa remaja

(12-21 tahun) merupakan masa

peralihan antara masa kehidupan anak-

anak dan masa kehidupan orang

dewasa. Dimana di masa ini terjadi

berbagai goncangan-goncangan psikis

atau penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi pada usia remaja.

Pembinaan akhlak terhadap para

remaja amat penting dilakukan,

mengingat secara psikologis usia

remaja ialah usia yang berada dalam

goncangan dan mudah terpengaruh

sebagai akibat dari keadaan dirinya

yang masih belum memiliki bekal

pengetahuan, mental dan pengalaman

yang cukup, Abuddin Nata (2001:

216).

Penanaman nilai akhlak

melalui bimbingan konseling adalah

pengembangan dan penyadaran siswa

terhadap nilai kebenaran, kejujuran,

kebajikan, kearifan dan kasih sayang

sebagai nilai-nilai universal yang

dimiliki semua agama yang berfungsi

untuk memperkuat keimanan dan

ketakwaan secara spesifik sesaui

keyakinan agama melalui kegiatan

pramuka, sehingga menghasilkan anak

didik yang berkepribadian utuh, yang

bisa mengintegrasikan keilmuan yang

dikuasai dengan nilai-nilai yang

diyakini untuk mengatasi berbagai

permasalahn hidup dan sistem

kehidupan manusia

Tujuan Penelitian

Peneliti ini bertujuan untuk

mendeskripsikan bagaimana

pelaksanaan bimbingan dan konseling

dalam penanaman nilai akhlak pada

peserta didik di SMP N 1 Teras

Boyolali dan untuk mengetahui

perubahan perilaku yang terjadi setelah

mendapatkan pelayanan bimbingan

konseling di SMP N 1 Teras tahun

pelajaran 2012/2013.

LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Konseling

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan adalah proses

pemberian bantuan (proses of helping)

kepada individu agar mampu

memahami dan menerima diri dan

lingkungannya, mengarahkan diri dan

menyesuaikan diri secara positif dan

konstruktif terhadap tuntutan norma

kehidupan (agama dan budaya)

sehingga mencapai kehidupan yang

bermakna (Damayanti, 2012: 9

2. Pengertian Konseling

Konseling adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan

melalui wawancara konseling seorang

ahli yang diisebut konselor kepada

individu yang sedang mengalami suatu

masalah yang bermuara pada

teratasinya masalah yang dihadapi oleh

klien (Prayitno, 2004: 105).

Page 7: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

3

3. Prinsip Bimbingan Konseling

Dalam memberikan pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah

dan madrasah, ada beberapa prinsip

yang perlu diperhatikan. Prinsip-

prinsip tersebut dijadikan pedoman

dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling. Maknanya apabila

bimbingan dan konseling dilaksanakan

tidak sesuai dengan prinsip tesebut,

berarti bukan bimbingan dan konseling

dalam arti yang sebenarnya. Berkenaan

dengan prinsip-prinsip bimbingan dan

konseling, Arifin dan Eti Kartikawati

menjabarkan prinsip-prinsip

bimbingan dan konseling ke dalam

empat bagian, yaitu (1) prinsip-prinsip

umum, (2) prinsip-prinsip khusus

yang berhubungan dengan individu

(siswa), (3) prinsip-prinsip khusus

yang berhubungan dengan

pembimbing dan (4) prpinsip-prinsip

khusus yang berhubungan dengan

organisasi dan adminidtrasi.bimbingan

dan konseling.

4. Tujuan Bimbingan Konseling

Menurut Thohirin (2007),

sejalan dengan perkembangannya

konsepsi bimbingan dan konseling,

maka tujuan bimbingan dan

konselingpun mengalami perubahan,

dari yang sederhana sampai ke yang

lebih komprehensif. Secara umum

tujuan bimbingan dan konseling adalah

untuk membantu individu

memperkembangkan diri secara

optimal, menjadi insan yang seutuhnya

sesuai dengan tahap perkembangan

dan presisposisi yang dimilikinya, dari

berbagai latar belakang yang ada dan

sesuai dengan tuntutan positif di

lingkungannya.

Adapun secara khusus tujuan

bimbingan dan konseling merupakan

penjabaran tujuan umum tersebut yang

dikaitkan secara langsung dengan

permasalahan yang dialami oleh

individu yang bersangkutan, sesuai

dengan kompleksitas permasalahannya

itu. Masalah-masalah individu (siswa)

bermacam ragam jenis, intensitas, dan

sangkut pautnya, serta masing-masing

bersifat unik. Oleh karena itu tuujuan

khusus bimbingan dan konseling untuk

masing-masing individu bersifat unik

pula. Tujuan bimbingan dan konseling

untuk seorang individu berbeda dari

tujuan bimbingan dan konseling untuk

individu lainnya.

5. Fungsi Bimbingan Konseling

Fungsi bimmbingan dan konseling

khususnya di sekolah dan madrasah

memiliki beberapa fungsi, yaitu (1)

fungsi pencegahan, (2) fungsi

pemahaman, (3) fungsi pengentasan,

(4) fungsi pemeliharaan, (5) fungsi

penyaluran, (6) fungsi penyesuaian, (7)

fungsi pengembangan, (8) fungsi

perbaikan dan, (9) fungsi advokasi (

Thohirin, 2007: 39-50).

6. Asas-asas Bimbingan Konseling

Pelayanan bimbingan dan

konseling merupakan pekerjaan

profesional, oleh sebab itu, harus

dilaksanakan mengikuti kaidah-kaidah

atau asas-asas tertentu. Dengan

mengikuti kaidah-kaidah atau asas-

asas tersebut diharapkan efektivitas

dan efisiensi proses bimbingan dan

konseling dapat tercapai dan tidak

terjadi penyimpangan-penyimpangan

dalam praktek pemberian layanan.n

Slameto (1986) membagi asas-asas

bimbingan dan konseling menjadi dua

Page 8: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

4

bagian, yaitu asas-asas bimbingan dan

konseling yang berhubungan dengan

siswa dan asas yang berhubungan

dengan praktik atau pekerjaan

bimbingan

7. Macam-macam Bimbingan

Konseling

Pengertian bimbingan dan

konseling menyangkut setiap aspek

dari individu, abaik fisik, psikis

maupun sosial. Dengan demikian,

tidaklah mungkin orang mengisolasi

tiap-tiap bagian dengan bagian yang

lain, karena bagian yang satu selalu

berhubungan dengan bagian yang lain.

Kalau dibedakan satu dengan lain, hal

tersebut hanya terletak pada titik

beratnya. Pekerjaan bimbingan dan

konseling tidak dapat dilepaskan dari

hal-hal yang berhubungan dari

pendidikan dan keadaan pribadi yang

bersangkutan (Walgito, 2004: 19).

Adapun macam-macam

bimbingan dan konseling di

kelompokkan menjadi empat: (a)

bimbingan akademik, (b) bimbingan

sosial pribadi, (c) bimbingan karier, (d)

bimbingan keluarga.

B. Penanaman Nilai Akhlak

1. Pengertian Akklak

Secara etimologi (lughatan) akhlaq

(Bahasa Arab) adalah bentuk jamak

dari khuluq yang berarti budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabiat.

Berakar dari kata khalaqa yang berarti

menciptakan.seakar jata Khalaq

(Pencipta), makhluq (yang diciptakan),

dan khalq (penciptaan) Yuhanar Ilyas

(2000: 1)

2. Tujuan Penanaman Akhak

Ibnu Miskawaih merumuskan tujuan

pembinaan akhlak yaitu terwujudnya

sikap batin yang mampu mendorong

secara spontan untuk melahirkan

semua perbuatan yang bernilai baik,

sehingga mencapai kesempurnaan dan

memperoleh kebahagiaan sejati. Islam

menginginkan suatu masyarakat yang

berakhlak mulia. Akhlak yang mulia

ini sangat ditekankan karena di

samping akan membawa kebahagiaan

bagi individu, juga sekaligus

membawa kebahagiaan bagi

masyarakat pada umumnya. Dengan

kata lain bahwa akhlak utama yang

ditampilkan seseorang, tujuannya

adalah untuk mendapatkan

kebahagiaan di dunia dan di akhirat

Azmi (2006: 60).

3. Ruang Lingkup Akhlak

Adapun pembagian akhlak

menurut Muhammad Azmi (2006: 63-

67) dibagi menjadi empat bagian yaitu:

(a) akhlak terhadap Allah, (c) akhlak

terhadap sesama manusia, (c) akhlak

terhadap diri sendiri dan, (d) akhlak

terhadap alam sekitar.

Kajian Pustaka

1. Eva Varena (UMS 2010) dalam

skripsinya yang berjudul

“Penerapan Bimbingan Dan

Konseling Islami Dalam

Meningkatkan Akhlak Siswa Di

SMP Muhammadiyah 7

Surakarta”, menyimpulkan bahwa

seluruh staf sekolah seperti, kepala

sekolah, guru BK, wali kelas dan

guru pelajaran sangat berperan

dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling islami di sekolah

Page 9: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

5

tersebut karena sudsah telaksana

dengan baik. Sebagai kepala

sekolah yang bertanggung jawab

terhadap seluruh pelaksanaan BKI

dengan melengkapi seluruh sarana

( ruang multi media, media

buletin, ruang kantor BK dan

sarana lainnya) agar terlaksana

BKI di sekolah tesebut dengan

baik, guru BK yang berupaya

dalam membantu sisiwa

menyelesaikan masalah dengan

menumbuhkan kesadaran sebagai

muslim serat bertanggung jawab

atas dirinya sendiri. Serta wali

kelas yang turut mendukung

kegiatan BKI ketika siswa berada

dalam kelas. Guru pelajaran yang

selalu memberikan bimbingan

yang berupa pengajaran, motivasi

serta nasehat yang bertujuan agar

sisiwa menjadi lebih baik.

Hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan penerapan bimbingan

dan konseling islami di SMP

Muhammadiyah 7 Surakarta

meliputi pemantauan orang tua

terhadap anak kurang/terbatas.

Ada sebagian anak yang

bermasalah kemauannya untuk

berubah sangat lemah.

Lingkungan pergaulan anak yang

kurang baik dan lingkungan rumah

yang kurang baik.

2. Muhammad Fathoni ( UMS: 2013)

dalam skripsinya yang berjudul

“Penerapan Bimbingan Konseling

Islami Dalam Pembentukan Aklak

Siswa (Studi Empirik Di SDIT

Permata Insani Tulung, Klaten

Tahun Ajaran 2012/2013), yang

kesimpulannya sebagai berikut

a. Penerapan bimbingan

konseling islami di SDIT

Permata Insani dalam

membentuk akhlak siswa.

1) Seluruh staf sekolah

seperti, kepala sekolah,

guru BKI, wali kelas dan

guru mata pelajaran

terlibat dan berperan

dalam pelaksanaan

bimbingan konseling

islami di sekolah. Kepala

sekolah yang bertanggung

jawab terhadap seluruh

pelaksanaan bimbingan

konseling islami dengan

memfasilitasi bimbingan

dengan sarana-sarana

pendukung agar

terlaksananya bimbingan

konseling islami di

sekolah terebut dengan

baik, guru BK yang

memposisikan diri sebagai

fasilitator berupaya dalam

membentu siswa

menyelesaikan masalah

dengan menumbuhkan

kesadaran terhadap

kewajiban-kewajiban

sebagai muslim lewat

pembiasaan dan

mengarahkan serta

memotivasi agar

bertanggung jawab atas

dirinya sendiri.

2) Bentuk penyelesaian

masalah siswa dengan

proses bimbingan

konseling islami

dilakukan dengan

menentukan jenis masalah

kemudian menentukan

jenis kegiatan layanan dan

terakhir menentukan

kesimpulan hasil kegiatan.

Sedangkan konseling yang

Page 10: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

6

dilakukan yaitu dengan

mengidentifikasi masalah

dengan mencari latar

belakang masalah,

diagnosis permasalahan

dengan menemukan gejala

yang lebih signifikan

kemudian dilakukan

berupa pemberian

kesimpulan jenis

permasalahan dalam al-

Qur’an dan hadits maupun

teori-teori psikologi yang

sesuai dalam menentukan

solusi yang diberikan,

pemberian solusi banntuan

disesuaikan dengan

tingkat kemampuan siswa

sehingga solusi anak kelas

satu tentu sangat berbeda

dengan anak kelas enam.

b. Hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan penerapan

bimbingan konseling islami di

SDIT Permata Insani meliputi

ada sebagian anak yang kurang

sekali kedekatan dengan orang

tuanya karena sebagian orang tua

melihat sistem fullday school

adalah sistem unntuk menitipkan

anak sehingga mereka leluasa

untuk bekerja seharian tanpa

banyak perhatian terhadap

kegiatan anak-anaknya sehingga

orang tua tidak mengetahui

proses perkembangan kejiwaan

anak yang sedang terjadi.

3. Siti Fatimah (UMS: 2002), dalam

skripsinya yang berjudul

“Efektifitas Bimbingan

Penyuluhan Dalam Perubahan

Akhlak Siswa” menyimpulkan

bahwa bimbingan dan konseling

dalam pembinaan akhlak siswa di

SMU Muhammadiyah 2 Surakarta

cukup efektif dengan melihat

tanggapan siswa bersikap dan

keterampilan konselor yang sudah

termasuk dalam karakteristik

efektif, tanggapan siswa mengenai

pelaksanaan bimbingan dan

penyuluhan di sekolah berjalan

sesuai prosedur dan program yang

ada

Penulis menimbang adanya perbedaan

objek dan tempat penelitian yang akan

dikaji dari berbagai penelitian yang

telah dilakukan, Berdasarkan tiga

skripsi tersebut yang berkaitan dengan

kegiatan bimbingan dan konseling,

penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh

bimbingan dan konseling dalam

penanaman nilai akhlak di SMP N 1

Teras Boyolali tahun pelajaran

2012/2013” yang lebih mengarah pada

pelaksanaan penanaman nilai-nilai

akhlak melalui kegiatan bimbingan dan

konseling, guna tercapainya anak didik

yang memiliki akhlakul karimah yang

mampu menyesuaikan diri dalam

kondisi lingkungan apapun serta

mampu menerapkan nilai- nilai

keagamaan dalam kehidupan sehari-

hari. Dengan demikian masalah yang

diangkat dalam penelitian ini

memenuhi asas kebaruan

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

penelitian ini termasuk penelitian

lapangan (field research) dengan

menggunakan pendekatan

deskriptif yaitu suatu penelitian

yang bertujuan untuk

mengumpulkan data dan

menguraikan secara menyeluruh

dan diteliti sesuai persoalan yang

akan dipecahkan (Iqbal, 2002: 33).

Page 11: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

7

2. Subyek dan Tempat Penelitian

Subyek penelitian ini difokuskan

pada pelaksanaan penanaman nilai-

nilai akhlak melalui bimbingan

konseling di SMP N 1 Teras tahun

pelajaran 2012/2013.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulkan data menggunakan

teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi.

a. Metode observasi merupakan

suatu proses melihat,

mengamati, dan mencermati,

serta “merekam” suatu prilaku

secara sistematis untuk suatu

tujuan tertentu (Herdiansyah,

2010: 131). Sedangkan jenis

observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

observasi secara langsung,

yakni mengamati secara

langsung kondisi atau situasi

yang sebenarnya, seperti

observasi mengetahui sarana

dan prasarana sekolah, upaya

yang dilakukan sekolah, dan

pelaksanaan bimbingan dan

konseling.

b. Metode wawancara, adalah

percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan dilakukan

oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara (interviewee)

yang memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut

(Herdiansyah, 2010: 118).

Metode wawancara dalam

penelitian ini dilakukan untuk

mendapatkan informasi (data)

yang akurat dan riil tentang

pelaksanaan bimbingan dan

konseling di SMP N 1 Teras

Boyolali serta proses

penanaman nilai akhlak siswa

melalui kegiatan bimbingan

dan konseling. Wawancara

dilakukan terhadap guru BK

dan para siswa serta pihak-

pihak terkait seperti kepala

sekolah dan guru mata

pelajaran.

c. Metode dokumentasi adalah

salah satu metode

pengumpulan data kualitatif

dengan melihat atau

menganalisis dokumen-

dokumen yang dibuat subjek

sendiri atau oleh orang lain

tentang subjek. Dokumentasi

merupakan salah satu cara yang

dapat dilakukan peneliti

kualitatif untuk mendapatkan

gambaran dari sudut pandang

subjek melalui suatu media

tertulis dan dokumen lainnya

yang ditulis atau dibuat

langsung oleh subjek yang

bersangkutan (Herdiansyah,

2010: 145) sumber

dokumentasi yang dibutuhkan

antara lain mengenai gambaran

umum dan letak geografis

SMP N 1 Teras Boyolali,

struktur organisasi sekolah,

pola bimbingan dan

konseling, pelaksanaan

bimbingan dan konseling di

sekolah tersebut.wa.

4. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis hasil

penelitian ini, digunakan analisis

deskriptif kualitatif, yang terdiri

dari berbagai kegiatan yaitu

pengumpulan data dan reduksi

data, penyajian data dan

kesimpulan (Herdiansyah, 2010:

164-165). Tahapannya adalah

setelah pengumpulan data selesai,

Page 12: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

8

maka selanjutnya melakukan

reduksi data, yaitu

mengelompokkan, mengarahkan

membuang yang tidak perlu dan

pengorganisasian sehingga data

terpilah-pilah. Selanjutnya, data

yang telah direduksi akan disajikan

dalam bentuk narasi deskriptif.

Terakhir, penarikan kesimpulan

dari data yang telah disajikan.

HASIL PENELITIAN

Penerapan dan Penanaman Nilai

Akhlak Siswa SMP N 1 Teras

Agar tercapainya visi yang telah

tercanangkan yaitu menjadi manusia

taqwa yang cerdas, terampil,

berkepribadian santun, mandiri dan

dapat bekerjasama, SMP N 1 Teras

telah menyusun berbagai kegiatan

yang mendukung terbentuknya akhlak

mulia yang diimplementasikan dan

dilaksanakan oleh semua pihak yang

ada dalam lingkup sekolah.

Menurut kepala sekolah Bapak Sarjono

Putut Moerdianto, ada berbagai

kegiatan yang diadakan pihak sekolah

yang bekerjasama dengan BK dalam

upaya menanamkan nilai akhlak.

Diantara kegiatan-tersebut adalah.

1. Jabat Tangan Saat Datang dan

Pulang

Setiap hari pada pagi hari sekitar

pukul 06.40 WIB para siswa mulai

berdatangan di sekolah. Saat itulah

para guru piket telah berbaris di

pelataran dekat gerbang utama

sekolah menunggu kedatangan

muridnya. Satu persatu muri-

murid menyalami para guru yang

telah terlebih dahulu hadir.

Pada saat itulah para guru dapat

mengamati setiap siswa yang

menyalami mulai dari penampilan

atribut yang dikenakan, cara

menyapa guru, tak jarang pula ada

guru yang menanyakan pekerjaan

rumamhnya.

Contohnya ada siswa yang

kedapatan tidak mengenakan kaos

kaki ataupun dasi, maka siswa

tersebut mendapatkan teguran dari

salah satu guru, untuk tidak

mengulangi hal yang sama di lain

hari.

2. Shalat Dhuha Berjamaah

Guru BK bekerja sama dengan

guru mata pelajara PAI

menyelenggarakan shalat dhuha

berjamaah setiap paginya.

Kegiatan ini dilaksanakan di

masjid sekolah yang di pantau

oleh guru mapel PAI dan guru

BK.

Shalat dhuha sudah berjalan cukup

lama, pelaksanaannya dimulai

pukul 06.45 dan sudah terjadwal

tiap-tiap kelas. Untuk hari senin

jadwal shalat dhuha adalah kelas

9A, 9B, dan 9 C, hari selasa, kelas

9D, 9E, 9F, dan 9G, hari rabu

kelas 8A, 8B, 8C, dan 8D, hari

kamis kelas 8E, 8F, 8G, hari jumat

kelas 7A, 7B, 7C, sedangkan hari

sabtu, kelas 7D, 7E, 7F, dan 7G.

Dengan jadwal yang sudah ada

para murid sadar bahwasannya

merka akan berangkat sekolah

lebih pagi untuk melaksanakan

shalat dhuha. Menurut guru PAI

Ibu Asih bahwasannya kegiatan

ini pula dapat mengkatrol nilai

mata pelajaran pendidikan agama.

3. Kegiatan jum’at Kerohanian

Salah satu upaya penanaman nilai

akhlak melalui pemahaman

Page 13: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

9

kepada peserta didik adalah

kegiatan jum’at kerohanian.

Kegiatan ini dilaksanakan setiap

hari jum’at pada minggu ketiga

tiap bulannya.

Kegiatan jum’at kerohanian

merupakan kegiatan pidato

keagamaan (tausiah/mauidloh

hasanah). Yang menjadi

pembicara pada kegiatan ini

adalah pasi siswa yang telah di

tunjuk oleh guru PAI dari masing

masing kelas. Setiap minggu

ketiga menampilkan paling tidak

tiga siswa sebagai da’i perwakilan

dari tiap kelas secara bergiliran.

4. Kegiatan Jum’at Bersih

Kegiatan ini dilaksanakan setiap

hari jumat minggu pertama yang

diikuti oleh semua siswa dan para

guru serta staf sekolah. Satu hari

sebelumnya kepala sekolah

mengumumkan kepada para

sisiwa untuk membawa alat-alat

kebersihan seperti; sapu, arit,

kemoceng, ikrak, dan alat

kebersihan lainnya.

Tiap kelas mendapatkan pos yang

berbeda-beda untuk dibersihkan,

ada yang membersihkan halaman

sekolah, ada yang membersihkan

lapangan, perpustakaan, ruang

UKS, masjid, sampai toilet siswa.

Tiap wali kelas menjadi

penanggung jawab bagi siswa

kelasnya masing-masing.

5. Jum’at Sehat

Kegiatan ini dilaksanakan tiap hari

jumat minggu kedua tiap

bulannya. Semua siswa dan para

guru wajib mengikuti kegiatan ini

dan wajib mengenakan pakaian

olah raga pada hari itu.

Kegiatan yang biasa dilakukan

adalah jogging atau jalan santai

mengeliingi sekolah dan senam

pagi di lapangan (wawancara

dengan kepala sekolah Bapak

Sarjono Putut Moerdianto,

02/02/14).

Menurut guru BK ibu Anik

menuturkan ada berbagai macam

nilai akhlak yang coba di

tanamkan kepada para siswa

melalui berbagai kegiatan. Nilai

akhlak itu diantaranya adalah:

religius, jujur, toleransi, disiplin,

kerja sama, kreatif, mandiri, cinta

tanah air, demokrasi, menghargai

prestasi, bersahabat, peduli

lingkungan, peduli sosial,

tanggung jawab, dan cinta diri

sendiri.

Upaya Bimbingan Konseling Dalam

Menanamkan Nilai Akhlak Siswa

SMP N 1 Teras

1. Tujuan Pembentukan Akhlak

Berdasarkan waawancara dengan guru

BK Ibu Anik, tujuan pembentukan

akhlak adalah

a. Terwujudnya sekolah dengan

siswa yang memiliki nilai religius

melalui berbagai kegiatan-

kegiatan yang mendukung dalam

penanaman nilai akhlak

b. Membentuk siswa yang

berkarakter dan berakhlak mulia

dan menjadi manusia taqwa yang

cerdas, terampil, berkepribadian

santun, mandiri serta dapat

bekerjasama

c. Mendorong siswa untuk dapat

menjalani hidup yang bersahaja di

sekolah maupun di luar

lingkungan sekolah

d. Terwujudnya hubungan yang

harmonis di lingkungan sekolah

Page 14: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

10

(wawancara guru BK Ibu Anik,

30/01/14)

2. Metode Bimbingan Konseling

Bimbinggan yang diterapkan di SMP

N 1 Teras menurut Ibu Anik

disesuaikan dengan situasi dan kondisi

klien yang dihadapi.

a. Metode Interview

Contoh kasus per-tanggal 26

oktober 2012 ada salah seorang

siswa melapor kepada BK yang

mendapati ada dua orang siswa

yang bernama L dan B sedang

berkelahi di belakang sekolah.

Perkelahian tersebut terjadi karena

siswa B sering mengejek siswa L

yang sering pacaran. Lantaran

demikian siswa L tidak dapat

menahan amarahnya dan

perkelahian tidak terhindari.

Keesokan harina\ya kedua siswa

tersebut dipanggil ke kantor BK

untuk diintrogasi. Setelah

diintrogasi kedua siswa tersebut

dinasehati untuk saling

menyayangi dan saling

menghormati, kemudian keduanya

diminta untuk saling maaf

memaafkan. Setelah kejadian itu

mereka harus berjanji untuk tidak

melakukan perbuatannya lagi.

Interview digunakan untuk

bimbingan pribadi dan kelompok

(wawancara guru BK 30/01/14).

b. Metode Kotak Masalah

Metode ini adalah metode yang

dilakukan BK untuk mendapatkan

berbagai informasi yang

datangnya langsung dari siswa.

kotak masalah digunakan oleh

para siswa dalam menyampaikam

masalah-masalah yang

dihadapinya ataupun orang lain.

Cara kerja metode ini adalah

seperti kotak penampung aspirasi.

Siswa hanya perlu menyampaikan

keluhan ataupun masalahnya

dalam bentuk tulisan pada kertas

kemudian dimasukkan kedalam

sebuah kotak yang terletak di

depan kantor BK. Masalah-

masalah yang disampaikan siswa

bermacam-macam, ada yang

mengeluhkan tentang masalah

pribadi, hingga sarana-prasarana

sekolah. Dengan metode ini

diharapkan para siswa dapat

menggunakan layanan BK dengan

mudah dan menyampaikan

keluhannya tanpa perlu

mendatangi kantor BK untuk

menemui guru BK (wawancara

guru BK Ibu Anik 30/01/14)

3. Macam-macam Bimbingan

Konseling di SMP N 1 Teras a. Bimbingan Belajar

Pelayanan bimbingan belajar ini

membantu siswa dalam

menumbuhkan sikap kebiasaan

belajar, berpengetahuan dan

berketerampilan sesuai dengan

program belajar dalam rangka

menyiapkan peserta didik untuk

melanjutkan ke tingkat yang lebih

tinggi.

b. Bimbingan Sosial-Pribadi

Pelayanan bimbingan sosial-

pribadi ini ditujukan untuk

membantu siswa dalam

mengembangkan potensi diri dan

kemampuan berhubungan sosial,

serta memecahkan masalah-

masalah sosial-pribadi.

c. Bimbingan Karier

Pelayanan bimbingan ini ditujukan

untuk membantu siswa dalam

Page 15: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

11

perencanaan, pengemvangan dan

pemecahan masalah karier

(dokumentasi BK SMP N ! Teras

30/01/14)

4. Pelaksanaan Bimbingan

Konseling SMP N 1 Teras

Berdasarkan wawancara dengan guru

BK ibu Anik bahwasannya

pelaksanaan bimbingan di SMP N 1

Teras dilakukan sesuai situasi dan

kondisi klien. Artinya penanganan

masalah siswa dalam hal pelanggaran

yang dilakukan disesuaikan dengan

jenis pelanggaran. Penentuan

pendekatan siswa yang

bermasalah/melanggar disesuaikan

dengan tingkat masalah yang dihadapi

serta tingkat sikologi siswa.

Ada tiga kategori pelanggaran yaitu;

pelanggaran ringan seperti tidak

lengkapnya atribut seragam, terlambat

datang ke sekolah. Pelanggaran sedang

seperti membawa HP ke sekolah,

rambut tidak rapi/panjang, bolos

sekolah, perkelahian sesama teman,

mencuri. Pelanggaran berat seperti

mengkonsumsi narkoba, hamil di luar

nikah. Sampai saat ini khusus

pelanggaran dengan kategori berat

belum pernah terjadi.

Ibu Anik menuturtkan sanksi yang

berlaku untuk pelanggaran ringan

adalah pengarahan. BK dalam hal ini

tidak ingin memberikan sanksi yang

sifatnya fisik, akan tetapi dengan

pemberian pengarahan anak didik

diharapkan sadar dengan sendirinya.

Pengarahan diberikan bertujuan agar

perubahan perilaku tersebut terjadi

bukan karena paksaan dari luar, akan

tetapi perubahan perilaku terjadi

karena kemauan siswa tersebut yang

benar-benar ingin berubah. Contoh

kasus ketika salah seorang siswa

kedapatan terlihat gondrong (rambut

panjang) dan dipanggil ke ruang BK.

Siswa tersebut diberi pengarahan dan

diberi sanksi berupa memotong

rambutnya sendiri atau dipotong oleh

guru BK. Dan hasilnya pada keesokan

harinya siswa tersebut sudah

memotong rapi rambutnya.

Sedangkan bagi siswa yang melakukan

pelanggaran berat maka akan

mendapatkan sanksi maksimal yaitu

akan dikembalikan kepada orang

tuanya (wawancara guru BK Ibu Anik

30/01/14)

KESIMPULAN

Setelah penulis memaparkan tentang

penanaman nilai-nilai akhlak melalui

bimbingan konseling di SMP N 1

Teras Tahun Pelajaran 2012/2013

maka akhir dari pembahasan ini

disajikan kesimpulan sebagai berikut

1. Seluruh staf sekolah seperti, kepala

sekolah, guru mata pelajaran, wali

kelas, guru BK berperan dalam

upaya penanaman nilai akhlak

kepada siswa. Kepala sekolah

sebagai penanggung jawab seluruh

pelaksanaan bimbingan konseling

dengan memfasilitasi dengan

sarana-sarana pendukung, sehingga

pelaksanaan bimbingan konseling

dapat berjalan dengan baik.

2. Penanganan masalah bimbingan

konseling dengan metode nasehat

dan interview empat mata

cenderung menggunakan

pendekatan directive conseling

yaitu guru lebih banyak mengambil

inisiatif dalam proses bimbingan,

sehingga siswa hanya menerima apa

Page 16: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

12

yang dikemukakan guru BK. Hal ini

disebabkan kebanyakan siswa susah

mengungkapkan pendapatnya

karena siswa belum sepenuhnya

menjadikan guru BK tempat untuk

curhat dan solusi penyelesaian

masalah yang duhadapinya. Sanksi

yang diterapkan BK SMP N 1 Teras

cenderung pemberian teguran dan

pengarahan hal ini bertujuan agar

perubahan prilaku siswa terbentuk

karena bukan karena takut akan

tetapi perubahan prilaku tumbuh

dari kemauan siswa itu sendiri.

3. Upaya bimbingan konseling SMP N

1 Teras tahun pelajaran 2012/2013

dalam menanamkan akhlak siswa

melalui upaya pemahaman,

pencegahan, pengentasan,

pemeliharaan dan pengembangan

yang diinternalisasikan dengan

kegiatan sekolah memberikan

beberapa dampak/pengaruh yaitu:

a. Terciptanya kesadaran

keagamaan pada siswa dan

pemahaman siswa akan

peraturan-peraturan yang ada di

sekolah dan munculnya sikap

keterbukaan siswa untuk

berineraksi dan berkomuniksi

dengan mengungkapkan

permasalahan yang dihadapinya,

sehingga siswa merasa

mendapatkan perhatian dan

merasa aman dan nyaman.

b. Siswa terbantu dalam pemecahan

masalah, karena ada sebagian

siswa yang memanfaatkan

layanan bimbingan. Hal ini di

tunjukkan dengan prilaku siswa

menjadi lebih baik, \

c. Ada siswa yang merasa

terganggu akan campur tangan

BK terhadap masalah yang

dihadapinya. Hal ini disebabkan

karena siswa mempunyai

pandangan terhadap guru BK

masih sebagai polisi sekolah.

SARAN

1. Hendaknya dalam layanan

bimbingan konseling lebih

menguatkan unsur-unsur

pembangkit motivasi sehingga

semangat ingin berubah pada

siswa dapat timbul lebih cepat.

2. Dalam pelaksanaan layanan

hendaknya guru BK memberikan

sanksi pada siswa lebih

ditegaskan. Terkadang ada

sebagian siswa yang kemauan

untuk berubahnya sangat lemah,

maka dari itu perlunya ada

peningkatan sanksi kepada siswa

yang kedapatan melakukan

kesalahan hal yang sama di lain

hari.

3. Seluruh pihak yang ada di sekolah

diharapkan dapat menciptakan

lingkungan pergaulan siswa yang

kondusif, dengan memanfaatkan

fasilitas sarana dan prasarana

sekolah. Karena dengan

memanfaatkan fasilitas sekolah

diharapkan akhlak siswa dapat

terbentuk. Contohnya dengan

membuat slogan-slogan yang

sifatnya membangun akhlak siswa

seperti: “kebersihan adalah

sebagian dari iman”, “sudahkah

anda shalat”, dan lain sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. 2003. Manajemen

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Adisusilo, Sutarjo. 2012.

Pembelajaran Nilai Karakter,

Page 17: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

13

Konstruktivisme Dan VCT Sebagai

Inovasi Pendekatan Pembelajaran

Afektif. Jakarta: Rajawali Pers.

Afifuddin. 2012. Bimbingan dan

Koneling. Bandung: CV Pustaka

Setia.

Amin, Samsul Munir, 2010,

Bimbingan Konseling Islam, Jakarta:

Amzah.

Anwar Sutoyo, 2009, Bimbingan Dan

Konseling Islami, Semarang: CV

Widya Karya Semarang

Arikunto, Suharsimi, 1992, Prosedur

Penelitian dan Pendekatan Praktik,

Jakarta:Rineka Cipta.

Asmaran. 1992. Pengantar Studi

Akhlak. Jakarta: Rajawali Press

Damayanti. 2012. Buku Pintar

Panduan Bimbingan Konseling.

Yogyakarta: Araska. Haksasi

Dwitagama, dedi dan Wijaya

Kusumah,. 2010. Mengenal Penelitian

Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks.

Eva Varena. 2010. “Penerapan

Bimbingan Dan Konseling Islami

Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa di

SMP Muhammadiya 7 Surakarta”.

Sripsi. Surakarta: UMS (Tidak

diterbitkan).

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan

Karakter Konsep Dan Implementasi.

Bandung: Alfabeta.

Hadi Sabari Yunus. 2010. Metode

Penelitian Wilayah Kontemporer.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_____, Sutrisno. 1984. Metodologi

Riset, Yogyakarta: UGM Press.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian

Kualitatif. Malang:UMM Pres.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi

Penelitian Kualitatif.. Jakarta: Salemba

Humanika.

Ilyas,Yunahar. 2007. Kuliah

Akhlak.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Muhammd Fathoni. 2013. “Penerapan

Bimbingan Konseling Islami Dalam

Pembentukan Aklak Siswa (Studi

Empirik Di SDIT Permata Insani

Tulung, Klaten Tahun Ajaran

2012/2013”. Skripsi. UMS (Tidak

diterbitkan).

Muhammad Azmi. 2006. Pembinaan

Akhlak Anak Usia Pra-Sekolah.

Yogyakarta: Venus Corporation

Jogjakarta.

Poerwadarminta. 1976. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakatra: Rineka

Cipta.

Prayitno Dan Erman A. 1999. Dasar-

Dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rhineka Cipta

Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin

Menuju Sukses. Jakarta: Pradaya

Paramita

Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan

dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka

Setia.

Page 18: PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP …eprints.ums.ac.id/29044/9/11._Naskah_Publikasi.pdf · lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10). Bimbingan

14

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-

Faktor Yaang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi (1989). Pendekatan Konseling

Karir Dalam Bimbingan Karir. Satu

Pendahuluan. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Tohirin. 2007. Bimbingan Konseling

Sekolah Madrasah. Jakarta:

Rajagrafindo Persada.