PENGARUH BIMBINGAN KARIR TE:RHADAP...

download PENGARUH BIMBINGAN KARIR TE:RHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24488/1/ADANG... · PENGARUH BIMBINGAN KARIR ... karir diperlukan berbagai macam informasi

If you can't read please download the document

Transcript of PENGARUH BIMBINGAN KARIR TE:RHADAP...

  • PENGARUH BIMBINGAN KARIR TE:RHADAP

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH JURUSAN DI

    SMAN 34 JAKARTA

    Oleh:

    ADANGADHA

    NIM : 103070029125

    Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh

    Gelar Sarjana Psikologi

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1429 H/2008 M

  • PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR

    TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    MEMILIH JURUSAN DI SMAN 34 JAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan _mencapai

    gelar Sarjana Psikologi (S. Psi).

    Pembimbing I

    (-Bambang Survadi, Ph.D

    NIP. 150 326 891

    Oleh

    ADANGADHA

    103070029125

    Dibawah bimbingan

    Pembimbing II

    ~~2w~ S. Evangeline.1.Suaidy M.Si Psi

    FAKUL T AS. PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1429 H/2008 M

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi yang berjudul PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH JURUSAN DI SIVIAN 34

    JAKARTA ini telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Februari

    2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Program Strata 1 (S-1) pada Fakultas Psikolo9i.

    Jakarta, 22 Februari 2008

    Sidang Munaqasah, .,

    Ketua Me a9gkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

    Hartati M.Si 215 938

    Penguji I

    Agustiawati NIP. 132121898

    Pembimbing I

    J-Bambang Suryadi, Ph.D

    NIP. 150 326 891

    Penguji II

    ::~: NIP 150 326 891

    S Evangeline S Suaidy M.Si .Psi

  • Motto

    "TIDAK PERNAH BERHENTI BELA.JAR" (Adang Adha)

    "Start From The End of The Mind" (Stephen R Covey)

    iv

  • Kupersembahkan Karya Ini Untuk

    Ibuku yang telah berkorban dan mencurahkan kasih sayangnya padaku dan Ayahku yang

    selalu sabar menghadapi kehidupan sehingga aku tahu artinya bersabar dalarn berjuang

    Dan Terkasih yang selalu mengingatkanku akan mimpi indah di masa depan

    v

  • ABSTRAK

    (C) Adang Adha

    (A) Fakultas Psikologi (B) Januari 2008

    (D) PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH JURUSAN DI SMAN 34 JAKARTA

    (E) xvii, 64 hal, 46 lampiran (F) Siswa perlu merencanakan masa depannya dari sejak dini. Mereka harus memutuskan karir apa yang akan digelutinya kelak. Namun pihak sekolah sejak dini tidal< memberikan bimbingan yang diperlukan oleh siswa ketika ingin mengambil keputusan karir. Sehinga banyak siswa yang merasa salah jurusan dan tidal< maksimal ketika menjalani proses belaja1r.

    Penelitian ini bertujuan untuk megetahui apakah ada pengaruh pemberian bimbingan karir terhadap proses pengambilan keputusan memilih jurusan DI SMAN 34 Jakarta.

    Penelitian ini dilakukan di SMA N 34 Jakarta Selatan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksperimental. Sampel penelitian ini berjumlah 70 orang. Yang dipilih dengan metode cluster sampling yaitu pengambilan sampel secara kelompok dalam satu populasi. Sementara metode penelitian menggunakan metode eksperimen dimana jumlah sampel penelitian dibagi kedalam dua kelompok secara acak yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-masing be~jumlah 33 responden dengan 4 kali pertemuan untuk kelompok eksperimen dan 2 kali pertemuan untuk kelompok kontrol pada saat pretest dan posttest. Kelompok eksperimen pada pertemuan pertama diberikan kuesioner rnengenai pengambilan keputusan memilih jurusan setelah itu mendapatkan perlakuan berupa bimbingan karir sebanyak 4 kali pertemuan lalu dibe,rikan kuesioner yang kedua mengenai pengambilan keputusan mernilih jurusan pada pertemuan ke 4. Sedangkan kelornpok kontrol diberikan kuesioner mengenai pengambilan keputusan mernilih jurusan pada pertemuan pertama lalu diberikan kuesioner yang kedua mengenai pengambilan keputusan memilih jurusan pada pertemuan keernpat tanpa mendapatkan perlakuan bimbingan karir. Design penelitian yang digunakan adalah Randomized Design Pretest Posttest Control_ Group.

    Pengumpulan data dilakukan dengan rnenggunakan skala pengarnbilan keputusan memilih jurusan yang menggunakan model skala Likert. Koefisien validitas itemnya antara 0,322 - 0,804 dan koefisien reliabilitasnya 0,9550.

  • Dari hasil analisa statistik diketahui bahwa nilai t hitung adalah 4,624 dan nilai t table dalam taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2.000. Maka penelitian ini menerima hipotesa alternatif "Ada pengaruh pemberian bimbingan karir terhadap proses pengambilan keputusan memilih jurusan di sekolah menengah atas"

    Penelitian ini menunjukkan bahwa, pemberian bimbingan karir berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan dalam memilih jurusan siswa sekolah menengah atas. Karena, dalam mengambil keputusan karir diperlukan berbagai macam informasi yang relevan yang diberikan sejak dini sehingga segala macam perencanaan tentang karir dapat dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian siswa menjadi maksimal ketika menjalani proses pendidikan karena karir yang digelutinya sesuai dengan potensi dan kemampuan dirinya.

    Untuk peneliti yang berikut diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih besar, teknik kontrol variabel yang lebih ketat dan pemberian materi bimbingan karir yang lebih luas dan dalam.

    Daftar bacaan: 20 buku, 1 skripsi, 1 kamus, mulai dari tahun terbit (1974-2007)

    vii

  • KA TA PEN GANT AR

    Bismillaahir rahmaanir rahiim Puji syukur kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk dapat meny1:ilesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada suri tauladan kehidupan umat Islam Nabi Besar Muhammad SAW, dan bagi keluaq~a serta para sahabat.

    Setelah berkutat dengan pikiran, ruang, dan waktu yang melelahkan sekaligus memacu semangat karya penulis yang berjudul Pengaruh Bimbingan Karir Terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Jurusan Di SMAN 34 Jakarta ahimya selesai. Penulis sadar bahwa banyak kekurangan dan kesalahan dalam skripsi ini, penulis tidak mungkin mampu menyelesaikan karya ini tanpa bantuan baik materi dan non materi dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada.

    1. lbuku tercinta Masitoh Aryani yang telah banyak berkorban untuk membiayai kuliahku sampai bekerja ke luar negeri hanya untuk melihat anaknya meraih gelar sarjana dan sukses dalam kehidupan. Ayahku, Effendi Zen atas kebijaksanaan, kesabaran dan dukungannya kepada penulis.

    2. Dekan Fakultas Psikologi, lbu Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si dan pudek Fakultas Psikologi, Ora. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si yang telah menyemangatiku untuk berjuang di Fakultas Psikologi.

    3. Bapak Bambang Suryadi, Ph.D, selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk mengoreksi, membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis.

    4. lbu S. Evangeline.l.Suaidy M.Si Psi, selaku pembimbing II yang juga telah mencurahkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk membuat karya ini lebih baik lagi.

    5. Kang Asep selaku mentor dan guru yang telah membimbing penulis agar lebih bijak dan lebih baik menjalani kehidupan.

    6. Buat Mak' Tanto dan !bung Lina paman dan bibiku yang dengan tulus mendidik dan memberikan nasihat serta arahan hidup di Jakarta sehingga penulis bisa seperti sekarang ini.

    7. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi beserta staf administrasi yang telah membantu penulis.

    \/iii

  • 8. Guru bimbingan dan konseling SMAN 34 Jakarta dan SMAN 1 Ciputat yang telah memberikan waktu mengajarnya dan kesempatan kepada penulis melakukan penelitian.

    9. Untuk adik-adik kelas 10.1 dan 10. 8 SMAN 34 Jakarta sebagai responden penulis, semoga yang telah kita lakukan dapat bermanfaat.

    10.Untuk Dedi, Wisnu, Ary, lbnu, Fakih, Dobith, Yudi, Angga, Yoga, Ridwan, Awink, lsmu, lcha, lday, Hawa, Fitri, Farah, Ncha, Laila, Ratna, Yulisa, Lita, Zora, Yuri, Afif, Adan, Arif, Efiy, teman-teman FP21 2005 atas kenangan yang telah dilewati bersama, teman-teman IMM, Ajeng, Evi atas pembelajaran yang luar biasa dan Keluarga besar Reni Jaya.

    11. Kepada Aji, Sunu dan Eycha team BetterMind Indonesia buat kekompakan semangat dalam menjalankan bisnis kita yang terus maju.

    12. Kepada yang terspesial Sunsun yang telah banyak membantu penulis dalam berbagai hal ketika mengerjakan skripsi ini. Dan atas kesabarannya memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan karya ini.

    13. Semua teman-teman Fakultas Psikologi kelas A, 8, C dan D Angkatan 2003 dan adik-adik kelas yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana layaknya, baik dari segi bahasa dan materi yang tertuang clidalamnya. Besar harapan penulis skripsi ini dapat berguna untuk menambah wacana ke-llmuwan dan membuka cakrawala pemikiran yang lebih luas bagi pembaca sekalian. Amien.

    iir

    Ciputat , 22 februari 2008 M 13 Muharam 1429 H

    Adang Adha

  • Daftar lsi

    Halaman judul . ...... .................... .............. ........ ............... .... ......... .. ...... .. .. i Halaman persetujuan .............................................................................. ii Halaman pengesahan ........................................................ ......... ............ iii Motto ....................................................................................................... iv Dedikasi .................................................................................................. v Abstrak .................................................................................................... vi Kata pengantar .... ................................... ...... ......... .............. .................... viii Daftar lsi......... .. . .. . .. .. . . .. . . . .. . . .. . .. .. . .. . . . .. . . . . . .. . . . . .. . ... ... ... . . ... . .. ... . .. . ... ... . . . . . . . . . . x Daftar tabel . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii Daftar lampiran......................................................................................... xiii Bab 1 Pendahuluan ................... .............................. .................. .... ..... ..... 1

    1.1. Latar Belakang...................................................................... 1 1.2. ldentifikasi Masalah ........ .. ..... ... ...... ..... ... ........ .. . ......... ... ... .... 6 1.3. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ................................ 7

    1.3.1. Pembatasan Masalah................................................ 7 1.3.2. Perumusan Masalah.................................................. 7

    1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.............................................. 8 1.4.1. Tujuan Penelitian ........................................................ 8 1.4.2. Manfaat Penelitian..................................................... 8

    1.4.2.1 ManfaatTeoritis........................................... 8 1.4.2.2 Manfaat Praktis............................................ 8

    Bab 2 Kajian Teori .................................................................................. 9 2. 1. Bimbingan Karir... .. .. . . .. . . . . . . .. . ... ... .. . . .. . . .. . . ... . ... . .. . .. . ... . .. . .. .. . . . . . 9

    2.1.1. Pengertian Bimbingan Karir ... ......... ....... ... ............. .. .. 9 2.1.2. Tujuan Bimbingan Karir ............................................. 10 2.1.3. Teori Pemilihan Karir ................................................. 11 2.1.4. Tahapan Bimbingan Karir.......................................... 17

    2.2. Keputusan Memilih Jurusan.................................................. 19 2.2.1. Pengertian Pengambilan Keputusan ...... ................... 19 2.2.2. Model Pengambilan Keputusan ....... ....... ................... 20 2.2.3. Kendala-Kendala Dalam Pengambilan K1eputusan .... 21

    2.3. Remaja ............................................................... .................. 23 2.3.1. Pengertian remaja ..................................................... 23 2.3.2. Perkembangan psikososial........................................ 23 2.3.3. Perkembangan kognitif.............................................. 24 2.3.4. Perkembangan fisik ................................................... 25 2.3.5. Tugas perkembangan remaja.................................... 25

    2.4. Kerangka Berpikir ..... ......... ..................................... ............ .. 26 2.5. Hipotesis .............................................................................. 30

    Bab 3 Metodelogi Penelitian.................................................................... 31

    v

  • 3.1. Jenis Penelitian..................................................................... 31 3.1.1. Pendekatan penelitian .............................................. 31

    3.2. Variabel penelitan dan definisi operasional........................... 31 3.2.1. Variabel penelitian .................................................... 31 3.2.2. Definisi operasional .................................................. 31

    3.3. Populasi dan sampel ............................................................ 32 3.3.1. Populasi ... . ........... ... . .... ........... .. .. ......... .... ................. 32 3.3.2. Sampel . .... .... ....... ............... .... ..... .. . ..... .............. ....... 33 3.3.3. Teknik pengambilan sampel ...................................... 33

    3.4. Desain penelitian ............. ........ ........................ ..................... 34 3.5. Kontrol Terhadap Secondary Variabel.................................. 34

    3.5.1. Randomisasi ......... ...... ......... ........ ... ...... . .. ...... .... ....... 34 3.5.2. Konstansi .................................................................. 35 3.5.3. Eliminasi ..................................................................... 35

    3.6. Prosedur Penelitian .............................................................. 36 3.7. Apartus Penelitian................................................................. 38 3.8. Pengumpulan data ............................................................... 38

    3.8.1. Metode dan instrumen penelitian .......... .................... 38 3.9. Metode pengolahan data ...... ...... ......... ............ ....... ...... ....... 43

    Bab 4 Presentasi dan analisa data ............................... ... .. . ........ ............ 45 4.1. Gambaran umum subyek penelitian .................................... 45 4.2. Presentasi dan analisis data ............................ .................... 46

    4.2.1. Presentasi Data ....... .. .......... ... . ......... ... ............... ... ... 46 4.2.2. Uji Persyaratan ......................................................... 51 4.2.3. Uji Hipotesis .............................................................. 52

    4.3. Deskripsi hasil penelitian ..................................................... 53 Bab 5 Kesimpulan Diskusi dan Saran ........................ ..... ........ ... ... ......... 55

    5.1. Kesimpulan ........ .... .............. ................ .. .......... ... ... .............. 55 5.2. Diskusi. ................................................... .............................. 55 5.3. Saran ..................................................... .............................. 58

    Daftar Pustaka ......................................................................................... 61

    xi

  • DAFT AR TABEL

    Tabel 3.1 Gambaran pelaksanaan penelitian

    Tabel 3.2 langkah-langkah pelaksanaan penelitian

    Tabel 3.3 nilai skor jawaban

    Tabel 3.4 blue print skala pengambilan keputusan

    Tabel 3.5 blue print hasil try out skala pengambilan keputusan

    Tabel 4.1 tabel distribusi subjek berdasarkan Usia

    Tabel 4.2 tabel distribusi subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

    Tabel 4.3 Data penyebaran nilai responden

    Tabel 4.4 Hasil perbandingan pretest-posttest kelompok eksperimen

    Tabel 4.5 Hasil perbandingan pretest-posttest kelompok kontrol

    Tabel 4.6 Hasil perbandingan pretest kelompok eksperimen-kelompok

    kontrol

    Tabel 4.7 Hasil perbandingan posttest kelompok eksperimen-kelompok

    kontrol

    Tabel 4.8 Uji normalitas

    Tabel 4.9 Uji homogenitas

    Tabel 4.1 O Hasil perhitungan dengan rumus Uji t dan tablet

    Tabel 4.11 Tabel kategori skor pengambilan keputusan

    Tabel 4.12 Tabel komposisi responden berdasarkan kategori skor

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Alat Ukur Penelitian

    Lampiran 2 Data Try Out

    Lampiran 3 Data Penelitian

    Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas

    Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

    Lampiran 6 Uji Hipotesis

    Lampiran 7 Surat lzin Try Out

    Lampiran 8 Surat lzin Penelitian

    Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian

    Lampiran 1 O Modul Bimbingan

    xiii

  • BAB1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latu Belakang Masalah

    Salah satu fungsi penting institusi pendidikan adalah, untul< mempersiapkan

    siswa sebagai generasi muda agar kelak dapat berpartisipasi sebagai

    pemegang kunci dari suksesnya pembangunan di Indonesia. Generasi muda

    sebagai generasi penerus dapat mempersiapkan diri belajar di institusi

    pendidikan sebagai tenaga kerja yang profesionaf. Hal ini senada dengan

    yang diungkapkan oleh Wingkel (2004) bahwa setiap oran1 muda harus

    dibantu menemukan tempatnya di dunia kerja yang sesuai baginya dan

    sekaligus memberikan sumbangan maksimal bagi pembaniJunan nasional

    (Wingkel, 2004).

    Namun banyak hal yang mengancam masa depan generasi muda Indonesia.

    Diantaranya adalah pengangguran terbuka, pengangguran terpelajar, drop

    out (keluar atau berhenti sekolah), penyalahgunaan obat terlarang dan

    narkotika serta penyimpangan sosial lainnya.

    Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2002 jumlah

    penganguran terbuka di Indonesia sebanyak 9. 132. 104 jiwa. Dari jumlah

  • tersebut, 41,2 % adalah tamatan SMA, Diploma dan Unive,rsitas. Dan dari

    jumlah pengangguran terbuka tersebut 2.651. 809 jiwa m1~rasa tidak yakin

    akan mendapatkan pekerjaan. Dan 25% diantaranya adalah tamatan SMA,

    Diploma dan Universitas.

    2

    Realita ini sangat kontradiktif dengan sistem pendidikan nasional yang

    tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa tujuan

    diselenggarakannya Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi

    peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

    Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

    mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

    (Hayadin, 2005).

    Besamya pengangguran yang merupakan lulusan lembaga pendidikan atau

    disebut juga pengangguran terpelajar, mengindikasikan kurang maksimalnya

    sistem pendidikan dalam menyiapkan peserta didil< dalam menghadapi

    tantangan pekerjaan. Dan mustahil peserta didik menjadi cakap, kreatif,

    mandiri dan betanggung jawab bila untuk mendapatkan pekerjaan dan

    menghidupi diri sendiri saja mereka tidak mampu.

    Dilain pihak, dari hasil penelitian Hayadin (2005) dalam bukunya Peta Masa

    Depanku yang dilakukan pada murid SMA bahwa, kebanyakan murid SMA

    tidak memiliki kepekaan terhadap profesi dan karir. Mereka tidak memiliki

  • 3

    tujuan yang jelas. Kebanyakan siswa-siswi kita bersekolah hanya mengikuti

    irama sosial yang sudah terbangaun menjadi budaya. Mereka bersel

  • 4

    Keputusan tentang pilihan karir dipilih bukan berdasarkan pertimbangan yang

    matang dan hanya mengikuti pilihan orang lain. Padahal setiap keputusan

    yang diambil akan disusul oleh keputusan-keputusan lainnya yang berkaitan

    (Rahmat. 2004: 70). Dalam arti, keputusan yang salah dalam memilih jurusan

    akan diikuti keputusan-keputusan lain yang juga tidak sesuai dengan

    kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Sehingga, dalam mengeksplorasi

    karirnya sendiri remaja merasa tertekan dan stress dalam menjalaninya.

    Keputusan memilih jurusan dan merencanakan karir siswa-siswi kita bukan

    berdasarkan perencanaan yang rasional melainkan lebih karena ikut-ikutan

    teman sebaya, pilihan dari orangtua dan bukan berdasarkan kemampuan diri

    dan perencanaan yang matang. Siswa tidak memiliki informasi yang cukup

    dalam menentukan jurusan dan karir yang ingin mereka geluti.

    Hal ini berakibat jurusan yang mereka ambil ketika penjurusan dan ketika

    masuk kuliah tidak sesuai dengan kompetensi dan minat siswa yang

    berdampak siswa sulit untuk mencapai prestasi yang maksimal dan tidak

    serius menjalaninya sehingga masuk ke lingkungan kerja dengan keahlian

    dan pengetahuan yang pas-pasan. Dengan demikian sulit untuk diterima di

    pasar kerja dan menambah jumlah pengangguran terpelajar di Indonesia.

    Secara formal pendidikan karir belum dikenal dalam dunia pendidikan ,

    sekolah di Indonesia (Winkel, 2004: 669). Berdasarkan survey yang dilakukan

    oleh Hayadin (2005) mayoritas guru BP tidal< melaksanakain tugasnya

  • 5

    dengan optimal. Guru BP tidak pernah melayani siswa-siswi sekolah untuk

    proaktif mempersiapkan karir dan profesi masa depannya (Hayadin.2005: 7).

    Dan juga tidak pernah melakukan bimbingan dan menyadarkan pentingnya

    percaya pada kemampuan diri dalam meraih karir yang diinginkan agar

    siswa-siswa dapat menentukan jalan yang sesuai dengan tuntuan karir yang

    dicita-citakan.

    Padahal bimbingan karir ini begitu penting mengingat tidak semua siswa yang

    mengetahui tentang dunia pekerjaan yang akan dia geluti kelak. siswa juga

    tidak mengetahui kompetensi apa yang dibutuhkan untuk jabatan yang dia

    inginkan. Dan tidak yakin akan kemampuannya untuk meraih pekerjaan yang

    ada.

    Hal ini diakibatkan karena ada kesalahpahaman bimbingari dan konseling

    yang ada di sekolah yang meberikan informasi tentang jabatan dan pekerjaan

    jika ada siswa yang datang bertanya kepada konselor sekolah atau guru BP

    saja. Konselor hanya menunggu klien datang dan mengungkapkan

    masalahnya saja (Prayitno, 2004: 124). Bimbingan karir dib1~rikan hanya

    kepada klien yang datang saja padahal bimbingan ini diperlukan oleh

    segenap siswa yang ada disekolah.

    Menurut Wingkel (2004) bimbingan karir harus dituaingkan dalam suatu

    program yang melibatkan semua siswa. Untuk itu pendekatan kelompok

  • merupakan strategi yang dianggap paling sesuai, bahkan dipandang mutlak

    perlu. Sedangkan model bimbingan karir yang ada di sekolah tidak

    menggunakan pendekatan kelompok melainkan hanya jika ada klien yang

    datang saja.

    Dengan demikian kebutuhan pendidikan karir sejak dini perlu diberikan dari

    awal untuk memberikan gambaran kepada siswa pekerjaan yang akan dia

    geluti kelak. Dan perkiraan yang tinggi peserta didik untuk meraih pekerjan

    yang diinginkan harus ditanamkan karena menyangkut dengan identitas

    remaja. Oleh karena itu peneliti ingin melihat apakah ada IPengaruh

    Bimbingan Karir Terhadap Proses pengambilan keputusan Memilih

    Jurusan Di SMAN 34 Jakarta.

    1.2 ldentifikasi masalah

    1) Bagaimana pendidikan karir di sekolah

    2) Bagaimana proses menentukan jurusan yang dilakukan oleh siswa

    3) Bagaimana pengaruh pendidikan karir di sekolah terhadap pemilihan

    jurusan

    4) Apa yang menyebabkan siswa salah dalam mengambil keputusan dalam

    memilih jurusan

    6

  • 1.3 Pembatasan Dan Perumusan Masalah

    Agar pembahasan ini tidak terlalu meluas maka penelitian dibatasi dan

    dirumuskan pada permasalahan pokok.

    1.3.1 Pembatasan masalah

    7

    Agar tidak terlalu luas pemberian bimbingan karir dibatasi hanya pada

    pemberian kesadaran akan pekerjaan, wawasan tentang jabatan dan

    kompetensi apa yang harus dimiliki untuk berbagai jabatan dalam dunia kerja.

    Pengambilan keputusan memilih jurusan disini dibatasi pada bagaimana

    proses pengambilan keputusan untuk memilih jurusan yan!~ akan dia masuki.

    Siswa yang dimaksud adalah siswa semester 2 Sekolah Menengah Atas

    (SMA) yang belum mendapatkan penjurusan bidang studi.

    1.3.2 Perumusan masalah

    Dari pembatasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah yaitu:

    apakah ada pengaruh antara pemberian bimbingan karir da1n terhadap proses

    pengambilan keputusan memilih jurusan IPA, IPS atau Bahasa pada siswa

    SMAN 34 Kelas 10 semester 2

  • 1.4 Tujuan Dan Manfaat

    1.4.1 Tujuan

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

    bimbingan karir terhadap proses pengambilan keputusan rnemilih jurusan

    IPA, IPS pada siswa kelas 10 semester 2 SMAN 34 Jakarta.

    1.4.2 Manfaat

    1.4.2.1 Manfaat Teoritis

    Diharapkan dari penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan

    khususnya di bidang psikologi dan pendidikan. Juga menjadi referensi untuk

    penelitian pada bidang penelitian yang sama berikutnya.

    1.4.2.2 Manfaat Praktis

    8

    Hasil penelitian ini diharap dapat menjadi rujukan untuk me!milih jurusan pada

    SMA. Diharapkan juga dapat menjadi rujukan bagi para guru dan orang tua

    untuk memasukkan siswa pada jurusan yang ada di sekolah dan diperguruan

    tinggi kelak.

    Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pertimbaingan instusi

    pendidikan dalam mengarahkan peserta didiknya dalam m1~nentukan jurusan.

    Juga menjadi pertimbang

  • 2.1 Bimbingan Karir

    2.1.1 Pengertian

    BAB2

    KAJIAN TEORI

    9

    Brussel Reinhart (1979) dalarn bukunya Career Education: From Concept to

    Rea/ityseperti yang dikutip oleh oleh Wingkel (2004) rnendeskripsikan career

    education sebagai usaha dalarn lingkungan pendidikan sekolah dan

    rnasyarakat luas untuk rnernbantu sernua individu selarna seluruh

    kehidupannya untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

    1. Mengenal berbagai jenis jabatan yang terbaik baginya dan sekaligus

    bermakna serta memuaskan dan rnenghayati semua nilai yang dihayati

    dan rnasyarakat yang berorientasi pada kerja.

    2. Menjadi rnampu untuk mengambil keputusan rasional sehubungan den

    gan tujuan-tujuan yang ingin diperjuangkan dalam bidang kegiatan atau

    aktivitas vokasional.

    3. Melaksanakan keputusan tadi secara nyata dalam bentuk

    mengintegrasikan sernua yang terkandung dalam bekerja (vacational

    values) serta semua sikap yang dibentuk dalarn bekerja {vacational

    attitudes) dalarn keseluruhan gaya hidupnya (Wingkel & Hastuti, 2004:

    670).

  • 10

    Sukardi (1994) mengikuti pendapatnya Karnon. G Zunker (1981: 2) dalam

    bukunya Konseling Karir mendefinisikan bahwa:

    "Konseling karir termasuk semua aktivitas konseling yang dihubungkan dengan pemilihan karir individu sepanjang hidup. Dan proses konseling karir semua aspek kebutuhan individu tennasuk keluarga, pekerjaan, waktu /uang dan sebagainya, ditetapkan sebagai bagian yang integral dari perencanaan dan pengambilan keputusan karir". (Sukardi, 1994:7).

    Jadi pendidikan karir adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

    memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada peserta didik tentang

    pekerjaan agar peserta didik dapat memilh dan merencanakan pekerjaannya

    sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya.

    2.1.2 Tujuan Bimbingan Karir

    Dewa Ketut Sukardi (1989) dalam Pendekatan Konseling Karirmelanjutkan

    bahwa tujuan dari pendidikan karir pada umumnya adalah untuk

    mempersiapkan siswa berhasil sukses dalam kehidupan ke!rja, dengan cara

    meningkatkan pilihannya untuk memilih jabatan dan memp1~rtinggi prestasi

    belajarnya dalam semua bidang. Menurutnya pula beberapa tujuan khusus

    dari pendidikan karir adalah

    1. Untuk mengembangkan sikap-sikap yang baik terhadap pribadi, psikologis

    sosial dan ekonomi yang bermakna dalam pekerjaan

    2. Untuk mengembangkan apresiasi dalam semua tipe dan tingkat pekerjaan

    3. Untuk mengembangkan keterampilan mengambil keputusan

  • 11

    4. Untuk mengembangkan kemampuan terhadap penetapan tujuan karir

    yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kesempatan-kesempatan

    individu

    5. Untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan dan :sikap-sikap yang

    penting untuk memasuki dan berhasil dalam karir (Sukardi, 1989).

    2.1.3 Teori Pemilihan Karir

    Ada beberapa teori tentang pemilihan karir yang dikemukalcan oleh para ahli

    yang dikutip oleh Santrock (2003) dan Suakardi (1989) diantaranya adalah

    sebagai berikut:

    A. Teori Perkembangan Gizberg

    Teori perkembangan pemilihan karir (Development Cereer Chioce Theory)

    merupakan teori dari Eli Gizberg yang mengatakan bahwa 'Anak dan remaja

    me/ewati 3 tahap pemi/ihan karir: fantasi, tentatif dan realistis" (Ginzberg,

    1972 dalam Santrock, 2003).

    Lebih jauh Ginzberg mengatakan bahwa hingga usia 11 tahun seorang anak

    masih dalam tahap fantasi dari pilihan karir'. Dari umur 11 hingga 17 tahun,

    remaja ada dalam tahap tentatif dari perkembangan karir, sebuah transisi dari

    tahap fantasi masa kecil ke tahap pengambilan keputusan realistis dari masa

    dewasa muda. Kemajuan remaja terlihat mulai dari mengevaluasi minat

    mereka (11 hingga 12 tahun) lalu mengevaluasi kemampuan mereka (13

  • 12

    hingga 14 tahun) sarnpai rnengevaluasi nilai rnereka (15 hingga 16 tahun).

    Pernikiran berubah dari yang kurang subjektif hingga pilihan karir yang lebih

    realistis pada usia 17 dan 18 tahun. Ginzberg rnenyebut usia 17 dan 18 tahun

    hingga awal 20-an sebagai tahap realistis dalarn pernilihan karir. Selarna

    rnasa ini, tiap orang secara ekstensif rnencoba karir yang rnungkin lalu

    rnernfokuskan diri pada satu bidang dan akhirnya rnernilih pekerjaan tertentu

    dalarn karir tersebut (Santrock, 2003, Sukardi, 1989).

    B. Teori Konsep Diri Super

    Teori konsep diri karir (Career Self Concept Theory) dikernukakan oleh

    Donald Super yang rnenyatakan bahwa "Konsep diri individu memainkan

    peranan utama dalam pemilihan karir seseorang" (Santrock, 2003. Sukardi.

    1989). Super percaya bahwa rnasa rernaja rnerupakan saait seseorang

    rnernbangun konsep diri tentang karir. Perkernbangan karir terdiri dari 5 fase

    berbeda. (Super 1967, 1976 dalarn Santrock, 2003).

    1. Fase kristalisasi usia 14-18 tahun

    Rernaja rnernbangun garnbaran tentang kerja yang mai;ih tercarnpur

    dengan konsep diri rnereka secara urnurn yang telah acla.

    2. Fase spesifikasi usia 18-22 tahun

    Mereka mempersernpit pilihan karir mereka dan rnulai mengarahkan

    tingkah laku diri agar dapat bekerja pada bidang karir te:rtentu.

    3. Fase implementasi usia 21-24 tahun

  • 13

    Orang dewasa muda menyelesaikan masa sekolah atau pelatihannya dan

    menapaki dunia kerja.

    4. Fase stabilisasi usia 25-35 tahun

    Pengambilan keputusan akan karir tertentu.

    5. Fase konsolidasi usia 35 tahun keatas

    Seseorang akan memajukan karir mereka dan akan mencapai posisi yang

    lebih tinggi.

    Pengelompokan usia ini merupakan perkiraan dan bukan suatu yang mutlak.

    Super percaya bahwa pencarian karir di masa remaja adalah dasar

    penciptaan konsep diri karir masing-masing remaja {Santrock, 2003, Sukardi.

    1989).

    C. Teori kepribadian Holland

    Teori tipe kepribadian (Personality Type Theory) dil

  • 14

    Ada 6 tipe kepribadian yang perlu dipertimbangkan saat mencari kecocokan

    antara aspek-aspek psikologis seseorang dengan karir matna yang akan

    dipilih (Gottfredson & Holland, 1989: Lowman, 1991: dalam Santrock, 2003:

    484 dan Sukardi, 1989: 24-25) yaitu:

    1. Realistis

    Orang-orang yang memperlihatkan karakteristik maskulin. Kuat secara

    fisik, menyelesaikan masalah dari sisi praktisnya dan memiliki

    kemampuan sosial yang rendah. Mereka paling cocok bekerja pada

    situasi praktis sebagai buruh, petani, pengemudi bis, dan tukang

    bangunan.

    2. lntelektual

    orang-orang ini meiliki orientasi konseptual dan teoritis. Mereka lebih

    Tepat menjadi pemikir daripada pekerja. Mereka seringkali menghindari

    hubungan interpersonal dan paling cocok untuk pekerjaan yang

    berhubungan dengan matematika atau keilmuan.

    3. Sosial

    Orang-orang ini sering memperlihatkan sifat feminim, khususnya yang

    berhubungan dengan kemampauan verbal dan interpensonal. Mereka

    paling mungkin dipersiapkan untuk masuk profesi yang berhubungan

    dengan orang banyak, seperti mengajar, menjadi pekerja sosial, da.lam

    konseling dan lain-lain.

    4. Konvensional

  • Orang-orang ini memperlihatkan ketidaksenangannya 1erhadap kegiatan

    yang tidak teratur dengan rapi. Mereka paling cocok mt~njadi bawahan

    seperti sekretaris, teller bank, atau pekerjaan administratif lainnya.

    5. Menguasai (enterpraising)

    15

    Orang-orang ini menggunakan kata-katanya untuk memimpin orang lain,

    mendominasi orang lain dan menjual berita atau produk. Mereka paling

    cocok memiliki karir yang berhubungan dengan penjualan, politikus atau

    manajemen.

    6. Artistik

    Mereka adalah orang yang lebih suka berinteraksi dengan dunia mereka

    melalui ekspresi seni, menghindari situasi interpersonal serta

    konvensional dalam banyak kasus. Para remaja tipe ini sebaiknya

    diarahkan ke karir seni atau penulisan.

    D. Orientasi Anna Roe

    Anna Roe dalam Sukardi (1989) mengatakan bahwa "Pola perkembangan

    arah pilih karir akan mencerminkan orientasi dasar pribadi yang berasa/ dari

    kebiasaan mengasuh anak" (Sukardi, 1989: 22). Menurutny;a Orangtua yang

    terlalu banyak memberikan perhatian terhadap anak-anak mereka, dalam arti

    lain terlalu mencintasi, bersifat melindungi berfebih-lebihan clan terlalu

    menuntut akan cenderung mengembangkan "orientasi oran~1", kemudian ,

    diungkapkan dalam poilihan karir yang berorientasi dalam bidang jasa,

    perusahaan niaga, hiburan, dan kesenian.

  • 16

    Orangtua yang kurang memberikan perhatian menolak, dan mengabaikan

    pendidikan anak-anaknya, cenderung mengembangkan "orientasi bukan

    orang", dalam diri anak-anak mereka, kemudian diungkapkan pilihan karir

    yang bergerak dalam bidang sains, teknologi, atau pekerjaan lapangan. Roe,

    mengklasifikasikan pekerjaan menjadi 8 kelompok, diantaranya:

    1. Pemberi layanan (service)

    2. Usaha/dagang (business contact)

    3. Organisasi (organization)

    4. Pekerjaan lapangan (outdoor)

    5. Sains (science)

    6. Budaya (cultural)

    7. Seni dan pertunjukan (art and entertainment)

    8. Teknologi (technology).

    E. Teori keputusan Gelatt's

    Teori keputusan adalah, metode yang dipergunakan untuk menjelaskan

    proses pemilihan karir dan kemudian memberikan suatu kE~rangka kerja atau

    pedoman kerja dimana sasaran konseling dapat diambil. Teori keputusan

    adalah didasarkan pada pokok pikiran agar individu dapat memilih atau

    alternatif untuk memilih (Sukardi, 1989: 25).

    Model pengambilan keputusan Gelatt's terutama dapat dipilih untuk

    menjelaskan yang berhubungan dengan perputaran sifat-sifat atau hakikat

  • 17

    pengambilan keputusan dan rangkaian proses pengambilan keputusan.

    Kedua, model ini mengacu kepada suatu pola acuan dari teknik dan metode

    yang dapat diambil untuk dipergunakan sebagai pedoman dalam program

    karir. Ketiga, sistem nilai dianggap sebagai suatu bagian yang penting dalam

    proses pengambilan keputusan, yang menjelaskan bahwa pengambilan

    keputusan adalah merupakan suatu proses pengambilan ~:eputusan secara

    kontinu.

    Langkah langkah pengambilan keputusan menurut Gelatt's adalah sebagai

    berikut (Sukardi, 1989: 25):

    1. Menetapkan masalah

    2. Menghasilkan alteratif

    3. Mengumpulkan informasi

    4. Mengolah informasi

    5. Membuat rencana

    6. Menyeleksi tujuan

    7. lmplementasi rencana.

    2.1.4 Tahapan Bimbingan Karir

    Ada perbedaan tahapan pendidikan karir tentang rangkaian tahapan dalam

    program pendidikan karir. Ada yang berorientasi pada tahapan

    perkembangan dan ada pula yang berorientasi pada tujuan. Menurut Sukardi

  • (1989), pada model pendidikan karir yang berorientasi pada tujuan,

    kurikulumnya dirancang berdasarkan 5 pola yaitu:

    1. Menetapkan tujuan-tujuan

    2. Merumuskan hasil-hasil

    3. Menetapkan metode laporan kemajuan

    18

    4. Menetapkan akibat-akibat yang berhubungan dengan tingkah laku siswa

    5. Menetapkan criteria penilaian bagi setiap sasaran.

    Pada model ini setiap sasaran atau tujuan dirumuskan syarat-syarat dalam

    kaitannya dengan tingkah laku yang khusus dengan standar kuantitatif.

    Standar ini mengacu pada 4 tahap yaitu:

    1. Kesadaran karir

    b. Mengenal pekerjaan-pekerjaan

    c. Menggambarkan pekerjaan

    d. Menyelenggarakan pekerjaan

    e. Menilai keterampilan

    2. Eksplorasi karir

    a. Mengenal komponen-komponen jabatan

    b. Mengindikasikan persyaratan jabatan

    c. Menunjukkan kompetensi

    d. Menunjukkan motivasi

    e. Menilai prestasi

    3. Perencanaan dan mengambil keputusan karir

  • a. Mengenal karaktristik pribadi

    b. Menetapkan tujuan jabatan pribadi

    c. Menilai keterampilan

    d. Membuat perencanaan jabatan

    4. Melaksanakan keputusan karir

    a. Menunjukkan penampilan yang pantas

    b. Memanfaatkan sumber-sumber pekerjaan atau jabe1tan

    c. Melengkapi aplikasi-aplikasi jabatan

    d. Memainkan peran wawancara jabatan

    e. Memanfaatkan transportasi (Sukardi, 1989).

    2.2 Keputusan Memilih Jurusan

    2.2.1 Pengertian Pengambilan keputusan

    19

    H.T Simon dalam bukunya Administrative Behavior (1997) seperti dikutip oleh

    Kartini Kartono (1994) dalam bukunya Psiko/ogi Sosial Untuk Manajemen

    Perusahaan Dan lndustri mengemukakan bahwa ada 3 proses dalam

    pengambilan keputusan, yaitu:

    1. lnte/igence activity, yaitu proses penelitian dan pemaharnan situasi dan

    kondisi dengan memakai wawasan iteligensi.

  • 2. Design activity, yaitu proses menemukan maslah, mengembangkan

    pemahaman, dan menganalisa kemungkinan pemecahan maslah serta

    tindakan praktis lebih lanjut, jadi ada perencanaan pada kegiatan.

    3. Chaise activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak

    alternatif, atau kemungkinan pemecahan yang paling efisien. (Kartono,

    1994: 88).

    Suharnan (2005) dalam buku Psikologi Kognitif, mendefinisikan pembuatan

    keputusan atau decision making ialah proses memilih atalll menentukan

    berbagai kemungkinan antara situasi-situasi yang sudah pasti. Pembuatan

    keputusan terjadi di dalam situasi-situai yang meminta seseorang harus

    a. Membuat prediksi ke depan

    b. Memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih.

    20

    c. Membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan

    bukti-bukti terbatas.

    2.2.2 Mc>del Pengambilan Keputusan

    Ada beberapa model dalam proses pengambilan keputusan. Hamilton &

    Jones (1971) dalam Herr & Cramer (1979) mengemukakan bahwa ada 6

    langkah model pengambilan keputusan karir yaitu:

    1. Mengerti permasalahan

    pengambil keputusan mengerti mengapa mereka harus bekerja dan

    menempuh jenjang pendidikan.

  • 21

    2. Mencari dan menggunakan informasi

    Mencari dan menggunakan informasi tentang diri sendiri (kemampuan,

    minat, pilihan dsb) dan informasi yang berkaitan tentang dunia pekerjaan

    dan pendidikan.

    3. Mencari alternatif

    memikirkan beberapa kemungkinan tujuan pendidikan dan pekerjaan.

    4. Memilih tujuan dan membuat rencana

    Memilih tujuan yang terbaik untuk diri sendiri dan membuat rencana untuk

    mencapainya.

    5. Melaksanakan rencana

    Melaksanakan rencana yang telah dibuat dan memperhitungkan

    alternative kedua bila perlu.

    6. Mengevaluasi keputusan

    Menentukan apa yang akan dilakukan dan memperhitungkan apa yang

    dapat membantu atau menghambat terlaksananya usaha selama

    melaksanakan keputusan (Herr & Cramer, 1976).

    2.2.3 Kendala-kendala dalam pengambilan keputusan

    Dalam mengambil keputusan tidak semudah yang diperkirakan sebelumnya.

    Menurut Siagian (1990) dalam buku Teori dan praktek pengambilan

    ~eputusan ada beberapa masalah individu dalam mengambil keputusan

    diantaranya yaitu:

    a. Kendala dari diri sendiri

  • 22

    Menurut Siagian (1990) kendala yang paling kuat dampaknya

    sesungguhnya bersumber pada diri pengambil keputusan yang

    bernangkutan sendiri. Kendala yang paling sering muncul adalah adanya

    ketidak tegasan dan keragu-raguan dalam diri si pengambil keputusan,

    sehingga mempengaruhi cara berfikir dan cara bertindaknya.

    b. Kegagalan di masa lalu

    Dapat dipastikan bahwa tidak ada seorangpun yang tidak pernah

    mengalami kegagalan dan salah dalam mengambil keputusan. Ada saja

    keputusan yang diambil yang tidak mendatangkan hasil yang diharapkan.

    Pengalaman yang demikian tidak jarang menjadi kendala dalam

    pengambilan keputusan. Sehingga ddalam mengambil keputusan ia

    menjadi ragu-ragu dan takut mengambil keputusan dan menyerahkan

    keputusan pada orang lain.

    c. Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi

    Terkadang terdapat pemahaman yang tidak tepat tentang peranan

    informasi dalam proses pengambilan keputusan sehinQ!~a dapat menjaadi

    kendala dalam mengambil keputusan. Kurangnnya informasi sebelum

    mengambil keptusan dan terlalu banyaknya informasi dalam mengambil

    keputusan sehingga keputusan berjalan lambat.

    d. Faktor ketidakpastian

    Tidak dapat disangkal bahwa ketidakpastian merupakan salah saaatu

    kendala yang dihadapau dalam pengambilan keputusan. Karena itu

  • 23

    kemampuan memperhitungkan dan mengatasi kendala tersebut turut pula

    menentukan tingkat efektivitas seseorang sebagai pengambil keputusan.

    2.3 Remaja

    2.3.1 Pengertian Remaja

    Remaja atau adolescence diartikan sebagai masa perkembangan transisi

    antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,

    kognitif dan sosial-emosional. Batasan umur remaja adalah dimulai dari umur

    10-13 tahun dan berakhir antara umur 18 sampai 22 tahun (Santrock, 2003:

    26). Namun ada pendapat lain yang mengatakan akhir masa remaja adalah

    umur 21 atau 25.

    2.3.2 Perkembangan psikososial

    Menurut teori perkembangan psikososial Erickson seperti dikutip oleh

    Santrock (2003) remaja memasuki tahapan perkembangan psikososial

    Identity Versus Identity Confusion. Pada masa ini individu dihadapkan pada

    pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa, dan kemana mereka

    menuju dalam hidupnya. Remaja dihadapkan dengan banya1k peran baru dan

    status dewasa yang menyangkut pekerjaan dan asrnara misalnya. Orangtua

    seharusnya memberi kesempatan pada remaja untuk mengeksplorasi peran

    yang berbeda-beda dan jalan yang berbeda dalam peran tertentu.

  • 24

    Bila remaja rnengeksplorasi peran-peran tersebut dalarn cara yang sehat dan

    mendapatkan jalan yang positif untuk diikuti dalarn hidupnya, suatu identitas

    yang positif akan terbentuk. Bila suatu identitas dipaksakan pada rernaja oleh

    orangtua, bila rernaja kurang rnengeksplorasi peran-peran yang berbeda, dan

    bila jalan ke rnasa depan yang positif tidak ditentukan, rnaka kekacauan

    identitas terjadi (Santrock, 2003: 47).

    2.3.3 Perkembangan kognitif

    Sedangkan tahapan perkembangan kognitif rernaja menurut Jean Piaget,

    rernaja sudah rnernasuki tahapan perkernbangan operasional formal (formal

    operational stage) dimana individu bergerak melebihi dunia pengalarnan yang

    aktual dan kongkrit, dan berpikir lebih abstrak serta logis. Sebagai bagian dari

    kemarnpuan untuk berpikir lebih abstrak, rernaja mengembangkan citra

    tentang hal-hal yang ideal.

    Mereka mungkin memikirkan tentang seperti apa orangtua yang ideal dan

    membandingkan orangtuanya dengan standar ideal ini. Mereka mulai berpikir

    tentang kemungkinan-kemungkinan untuk masa depan dan merasa

    terpesona dengan apa yang mungkin mereka capai. Dalam memecahkan

    masalah, pemikir operasional formal lebih sistematis, men~1embangakan

    hipotesis tantang mengapa sesuatu terjadi seperti itu, dan kemudian rnenguji

    hipotesis ini secara deduktif (Santrock, 2003: 50).

  • 25

    2.3.4 Perkembangan fisik

    Lonjakan pertubuhan terjadi 2 tahun lebih awal pada anak perempuan

    daripada anak laki-laki. Pada anak perempuan hal ini dimulai sekitar usia 10

    Y, tahun dan berlangsung selama 2,5 tahun. Sepanjang m;:1sa tersebut, anak

    perempuan bertambah tinggi badanya sekitar 3,5 inchi setiap tahun. Pada

    anak laki-laki pertumbuhan dimulai sekitar 12/13 taihun dan juga berlaingsung

    selama 2 tahun. Anak laki-laki pada umumnya bertambah 4 inchi setiap

    tahunnya. (Santrock, 2003: 91).

    2.3.5 Tugas perkembangan remaja

    Menu rut Having rust dalam Hurlock ( 1990) seperti dikutip oleh Ali & Asrari

    (2004) dalam buku Psikologi Remaja Perkembangan Peserla Didik

    mengatakana bahwa, ada beberapa tugas perkembangan yang harus

    diselesaikan oleh remaja diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif

    pada masa ini, remaja menjadi bangga atau sekurang-kurangnya toleran

    dengan kondisi fisiknya sendiri, menjaga dan melindungi, serta

    menggunakannya secara efektif.

    2. Mencari kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa

    lainnya.

    Pad a masa ini, rernaja berusaha rnembebaaskan diri dari sifat kekanak-

    kanakan yang selalu menggantungkan diri pada orangtua1,

    mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orangtua tanpa

  • menggantungkan diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat

    kepada orang dewasa tanpa menggantungkan diri pad

  • out (keluar atau berhenti sekolah), penyalahgunaan obat terlarang dan

    narkotika serta penyimpangan sosial lainnya.

    27

    Problema yang tak kalah penting dalam menentukan karir yang dialami

    remaja yaitu remaja sering memandang eksplorasi karir dan pengambilan

    keputusan dengan disertai kebimbangan ketidakpastian dan stress. Banyak

    remaja yang tidak cukup banyak mengeksplorasi pilhan karir mereka sendiri

    dan juga menerima terlalu sedikit bimbingan karir dari pemhimbing di sekolah

    mereka (Santrock, 2003).

    Kadang keputusan tentang pilihan karir dipilih bukan berdasarkan

    pertimbangan yang matang dan hanya ikut ikutan. Padahal setiap keputusan

    yang diambil akan disusul oleh keputusan-keputusan lainnya yang berkaitan

    {Rahmat. 2004: 70). Dalam arti, keputusan yang salah dalarn memilih jurusan

    akan diikuti keputusan-keputusan lain yang juga tidak sesuai dengan

    kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Sehingga dalam mengeksplorasi

    karirnya sendiri remaja merasa tertekan dan stress dalam menjalaninya.

    Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya informasi mengemai karir dan

    profesi dalam program pendidikan karir yang diberikan dan kurangnya

    motivasi dari pihak sekolah kepada peserta didik untuk meningkatkan

    kepercayaan diri siswa.

  • 28

    Pendidikan karir adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

    memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada peserta didik tentang

    pekerjaan agar peserta didik dapat memilh dan merencanakan pekerjaannya

    sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya.

    Perkembangan pemilihan karir adalah salah satu cotoh kekuatan dari

    kepercayaan akan kemampuan diri untuk menentukan jalan dari pola hidup

    menuju proses pemilihan. Semakin tinggi individu yakin akan kemampuan

    dirinya maka semakin luas rentang pilihan karir yang yakin dapat digeluti, dan

    semakin tinggi individu tertarik akan karir yang dia geluti maka akan semakin

    baik mereka mempersiapkan diri dalam pendidikan untuk meraih pekerjaan

    tersebut.

    Langkah-langkah siswa dalam proses pengambilan keputusan meliputi 6

    langkah diataranya adalah: mengerti permasalahan, mencari dan

    menggunakan informasi, mencari altematif, memilih tujuan dan membuat

    rencana, melaksanakan rencana dan mengevaluasi keputusan (Herr &

    Cramer, 1976).

    Suatu keputusan merupakan keputusan yang tidak baik apabila alternatif-

    alternatit penting tidak dipertimbangkan yang mengakibatkan pilihan

    dijatuhkan pada alternatif yang tidak tepat (Siagian. 1990: 51 ). Tujuan dari

    pendidikan karir adalah: mengenal berbagai jenis jabatan yang terbaik

  • 29

    baginya dan sekaligus bermakna serta memuaskan dan menghayati semua

    nilai yang dihayati dan masyarakat yang berorientasi pada kerja. Membuat

    siswa menjadi mampu untuk mengambil keputusan rasional sehubungan

    dengan tujuan-tujuan yang ingin diperjuangkan dalam bidang kegiatan atau

    aktivitas vokasional. Dan melaksanakan keputusan tadi secara nyata dalam

    bentuk mengintegrasikan semua yang terkandung dalam bekerja (vacational

    values) serta semua sikap yang dibentuk dalam bekerja (vacational attitudes)

    dalam keseluruhan gaya hidupnya. (Wingkel & Hastuti, 2004: 670).

    Gambar2.1

    Bagan Kerangka Berfikir

    Siswa

    Memilih jurusan

    Proses pengambilan keputusan memilih jurusan

    Mendapat bimbingan karir

    Pengambilan keputusan lebih tinggi

    Tidak mendapat bimbingan karir

    Pengambilan l

  • 30

    2.5 Hipotesa

    Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara pemberian bimbingan karir

    terhadap proses memilih jurusan di sekolah menengah atas.

    Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara pemberian bimbingan

    karir terhadap proses memilih jurusan di sekolah menengah atas.

  • BAB3

    METODOLOGI PENEL.ITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    3.1.1 pendekatan penelitian

    31

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    kuantitatif, dimana validitas didapatkan berdasarkan perhitungan data

    statistik. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode

    eksperimen, dimana ada perlakuan (tratment) terhadap responden penelitian.

    3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    3.2.1 Variabel Penelitian

    Variabel bebas (IV) : Bimbingan karir

    Variabel terpengaruh (DV) : Proses pengambilan keputusari memilih jurusan

    3.2.2 Definisi Operasional

    Definisi operasional dari Bimbingan Karir adalah pemberian materi bimbingan

    sebagai usaha dalam lingkungan pendidikan untuk membantu semua siswa

    kelas 10 SMA agar siswa mampu mengenal berbagai jenis jabatan

    pekerjaan, mampu mengambil keputusan yang sesuai dalam memilih

    jurusan, dan mampu menjalankan semua keputusan tersebut berdasarkan

  • tuntutan yang dibutuhkan pada bidang pekerjaannya sampai pada gaya

    hidup yang akan ditampilkannya.

    32

    Pemberian materi bimbingan yang digunakan dapat penelitian adalah

    pemberian materi tentang karir sesuai dengan tahapan perkembangan karir

    remaja madya yaitu tahapan perencanaan dan pernilihan karir

    Proses pengambilan keputusan memilih jurusan adalah ba1gaimana siswa

    mengarnbil keputusan dalam memilih jurusan dengan mem~tapkan masalah,

    mencari dan menggunakan informasi tentang diri sendiri dan pekerjaan,

    merumuskan alternatif, memilih tujuan dan membuat rencaina, melaksanakan

    rencana dan mengevaluasi keputusan .

    Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas 10 semester 2 Seikolah Menengah

    Atas (SMA) yang belum mendapatkan penjurusan bidang studi.

    3.3 Populasi dan Sampel

    3.3.1 Populasi

    Populasi adalah kelompok dimana peniliti akan menggeneralisir penelitiannya

    (Gay, 1976 dalam Sevilla, 1993: 160). Populasi dalam penelitiari ini adalah

    siswa-siswi SMAN 34 Jakarta kelas 1 o yang belum mendapatkan penjurusan

  • bidang IPA, IPS yang berjumlah 240 siswa. Mereka terbagi dalam 8 kelas

    yaitu 10.1, 10.2, 10.3, 10.4, 10.5, 10.6, 10.6, 10.7, dan 10.B.

    3.3.2 Sampel

    33

    Sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi

    (Ferguson, 1976 dalam Sevilla, 2003: 160). Sampel yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 10 semester 2 sebanyak 2 kelas.

    Dimana 1 kelas menjadi kelompok eksperimen dan 1 kelas menjadi kelompok

    kontrol. Jumlah siswa dalam satu kelas adalah 33 siswa.

    3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

    Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster

    sampling. Cluster sampling adalah cara pengambilan sampel dengan cara

    menyeleksi anggota sampel dalam kelompok dan bukan menyeleksi individu

    secara terpisah (Vockell, 1983 dalam Sevilla, 2003:167). Pengambilan

    sampel dengan cara mengambil 2 kelas dari kelas 10 yang berjumlah 8 kelas

    yang ada di SMAN 34 Jakarta. Yaitu dengan cara menulis nama kelas-kelas

    yang ada di kelas 1 dan mengocoknya. Nama kelas yang PElrtama keluar

    menjadi kelompok ekperimen dan nama kelas yang keluar berikutnya menjadi

    kelompok kontrol.

  • 34

    3.4. Desain penelitian

    Rancangan penelitian yang digunakan dalam peneliian ini adalah randomize

    pre-test posr-test control group design dengan rancangan analisis:

    KE iKelomook Eksoerimen) 01 x I g~ I KK IKeomook Kontron 03 0 1 = pretest kelompok eksperimen

    0 2 = posttest kelompok eksperimen X =Treatment

    0 3 = pretest kelompok kontrol

    04 = posttest kelompok kontrol

    3.5 Kontrol Terhadap Secondary Variabel

    Kontrol penelitian dilakukan untuk mengontrol variable ekstra yang berarti

    mengurangi, menghilangkan atau mengisolasikan pengaruh variable bebas

    yang tidak termasuk dalam tujuan penelitian (Kerlinger, 2000). Ada tiga cara

    untuk mengontrol variable ekstra yang dilakukan dalam penelitian yaitu

    randomisasi, konstansi dan eliminasi.

    3.5.1 Randomisasi

    Randomisasi atau random assignment adalah prosedur memasukkan secara

    acak subjek pada sampel penelitian ke dalam setiap kelompok penelitian

    sehingga kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat diasumsikan

    setara sebelum manipulasi dilakukan. Dengan demikian variabel sekunder

  • 35

    seperti pengalaman, motivasi, minat dan jenis kelamin sebelum dimanipulasi

    dapat diasumsikan setara antara KK dan KE.

    3.5.2 konstansi

    Konstansi adalah menyamakan variabel-variabel lain yang ada dalam

    penelitian baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

    Konstansi yang dilakukan yaitu dengan cara:

    a. Waktu penelitian antara kelompok eksperimen dan kelornpok kontrol

    sama.

    b. Dalam penelitian ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

    mendapatkan jenis kuesioner yang sama.

    c. Jumlah sampel dalarn kelompok kontrol dan kelompok ekperimen sama.

    3.5.3 Eliminasi

    Eliminasi dapat dilakukan menghilangkan atau meniadakan variabel sekunder

    saat penelitian. Variabel sekunder dalam penelitan ini yang dikontrol dengan

    eliminasi adalah kebisingan. Eliminasi dilakukan dengan cara menyamakan

    waktu masuk bimbingan yaitu sama-sarna tidak setelah atau akan keluar jam

    istirahat yang berpotensi bising.

  • 3.6 Prosedur Penelitian

    Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, tahapan-

    tahapan tersebut yaitu:

    1 . Persiapan penelitian

    36

    Untuk memulai penelitian peneliti mempersiapkan beberapa hal seperti

    penelusuran teori untuk membuat alat ukur, pembuatan alat ukur dan

    kunjungan dalam bentuk permohonan izin pada pihak terkait untuk tryout

    dan penelitian.

    2. Uji coba alat ukur

    Uji coba alat ukur dilaksanakan pada 6 Juni dan 20 Juni 2007 di SMAN 1

    Ciputat dengan subjek siswa kelas 10. Dengan responden yang telah

    disesuaikan menurut subjek penelitian yaitu, siswa yang1 belum pernah

    mendapat materi bimbingan karir sebelumnya.

    3. Pelaksanaan penelitian

    Hal pertama yang dipersiapkan peneliti sebelum pelaksanaan penelitian

    adalah menentukan subyek penelitian yang akan diteliti dengan

    membaginya ke dalam 2 kelornpok. Kelompok 1 adalah kelompok

    eksperimen dan kelompok 2 adalah kelompok kontrol. Peneliti juga

    mempersiapkan materi layanan bimbingan karir dan skala pengambilan

    keputusan untuk pretest dan posttest. Kemudian mempersiapkan alat

    peraga yang akan digunakan pada bimbingan tersebut.

  • 37

    Selanjutnya penelitian dilaksanakan di SMAN 34 Jakarta pada 31 Oktober -

    21 November 2007. Bimbingan dilakukan selama kurang lebih satu jam

    pelajaran atau 45 menit setiap pertemuan. Berikut adalah gambaran materi

    bimbingan yang dilaksanakan dalam penelitian ini.

    Table 3.1 Gambaran oelaksanaan nenelitian

    No Waktu Keoiatan Durasi 1 Rabu, 31 Oktober 2007 Pretest pada kelompok 1:iksperimen 15 menit

    dan kelompok kontrol Pengantar program. Pentingnya 30 oerencanaan karir

    2 Rabu 7 November 2007 Materi 1: menoenal kekuatan diri 45 menit 3 Rabu,14 November 2007 Materi 2: menaenal oekeriaan 45 menit 4 Rabu 21 November 2007 Materi 3: meraih tuiuan karir 30 menit

    Posttest kelomook eksoerimen 15 menit

    Sedangkan langkah langkah pelaksanaan penelitian digambarkan dalam

    taber berikut:

    Melakukan Pretest (diberikan Skala en ambilan ke utusan Memberikan Treatment (Bimbingan karirl) di dalam materi bimbingan ada beberapa kegiatan seperti ceramah, diskusi dan tu as Melakukan Posttest (diberikan kembali skala pengambilan ke urtusan

    Kelom

  • 38

    3. 7 Aparatus Penelitian

    1. Pembimbing

    yang menjadi trainer atau ekperimenter dalam penelitian ini adalah peneliti

    sendiri. Hal ini dimaksudkan agar materi yang clisampaikan sesuai dengan

    apa yang dikehendaki oleh peneliti.

    2. Materi bimbingan karir

    Materi bimbingan karir yang diberikan disesuaikan dengan tahap

    bimbingan karir siswa sekolah menengah atas yaitu pacla tahap 3 tahap

    perencanaan dan mengambil keputusan karir yang terdki dari 4 sub pokok

    bahasan yaitu:

    1. Mengenal karakteristik pribadi

    2. Menetapkan tujuan jabatan pribadi

    3. Membuat perencanaan jabatan

    3. Alat ukur proses pengambilan keputusan memilih jurusan

    Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah skala proses

    pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herr & Cramer (1979).

    3.8 Pengumpulan Data

    3.8.1 Metode Dan lnstrumen Penelitian

    Alat yang digunakan sebagai pengumpulan data adalah skala Likert

    berbentuk kuesidner, dimana kuesioner merupakan suatu claftar yang

  • 39

    berisikan suatu rangkaian pertanyaan atau pernyataan mengenai suatu hal

    atau dalam suatu bidang (Koentjaraningrat, 1993).

    Jenis kuesioner yang digunakan bersifat tertutup yang berisi pernyataan,

    subyek dapat langsung memilih jawaban yang telah disediakan. Alternatif

    jawaban yang tersedia dapat befungsi untuk memperjelas alimensi yang dicari

    dalam penelitian serta mendorong subyek untuk memutusk:an memilih

    jawabannya, selanjutnya hasil dapat dianalisa dengan cepat dan mudah.

    Dengan menggunakan skala sikap model Likert, peneliti menetapkan

    penskoran dari 1-4 dengan tidak menggunakan jawaban tengah (netral/ragu-

    ragu). Dalam skala Likert yang digunakan peneliti membagi dua kategori item

    pernyataan favorable dan unfavorable dan menentukan bobot nilai (lihat

    ta be I)

    Tabet 3.3 N"l . k b 1 a1 s or1awa an

    Pernyataan Sangat setuju Setuju (S) Tidak Setuju Sangat Tidak (SS) (TS} Setuiu (STS)

    Favorabel 4 3 2 1 unfavorabel 1 2 3 4

    Sedangkan untuk pengukurannya, peneliti menggunakan skala psikologi

    yang dibuat berdasarkan indikator dari masing-masing variabel. Berikut ini

    rancangan pembuatan skala berdasarkan indikator-indikatomya :

    Tabel 3.4 Blue Drint ska/a oenaambilan keoutusart

    No Faktor INDIKATOR Item Favorabel I Unfavorab

  • 40

    el 1 Mengerti Tahu mengapa harus 11,2~7,57 8,29,48

    permasalahan bekerja kelak Tahu mengapa harus 13,3~7,71 '14,16,23 menemouh oendidikan

    2 Mencari dan lnformasi tentang diri 1, 19,25,59,7 26,35,40,6 menggunakan sendiri 2 7 informasi lnformasi mengenai (14?), 30,65 9,45,61

    oekeriaan 3 Merumuskan Merumuskan altematif 2,4, 18,32,49 21,38,54,6

    alternatif pendidikan yang ada 3 Merumuskan beberapa 7,36,51 30,47,56 alternatif pekerjaan yang ada

    4 Memilih tujuan Memilih tujuan karir 12,22,55,60, 24,31,40,6 karir dan 62 1 membuat Membuat rencana karir 20,3:3,46 5,50,66,69 rencana

    5 Melaksanakan Mengambil keputusan 6,28,53,59 70,43,68 rencana untuk memilih iurusan

    6 Evaluasi Tahu apa yang 1542,58 10,41,52 keputusan menc:ihambat rencana Jumlah

    1. Alat ukur

    a. Skala likert

    Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala sikap dimana

    skala ini diberikan kepada subjek penelitian sebagai sebuah stimulus yang

    diharapkan dapat memunculkan respon atas prilaku yang ada sehingga

    dapat terlihat pengambilan keputusan para siswa tersebut.

  • 41

    b. Uji validitas dan reliabilitas

    Sebuah alat tes haruslah terlebih dahulu teruji baik secara validitas

    maupun reliabilitas. Setelah semua teruji dan rnemenuhi Kriteria yang

    ditentukan maka alat tes tersebut baru dapat layak digunakan.

    Maka pada alat tes ini peneliti menggunakan validitas konstruk. dan

    dalam perhitungan untuk melihat validitas konstruk peneliti menggunakan

    metode internal consistency dengan rumus Corrected item-total

    correlation :

    'LiX- (2:i)(2:X) rxy = -r=====~~n ____ _

    ( 2:i2 - (2::)2 j( 2:X2 _ (2::)2 J = skor responden pada pernyataan tertentu

    X = skor reponden pada skala sikap

    N = banyaknya responden keseluruhan

    Taraf signifikasi atau level of significance yang digunakan pada item

    tersebut adalah 0,05 sehingga nantinya item-item yang berkorelasi rendah

    atau dibawahnya akan dibuang.

  • 42

    Sedangkan pada reliabilitas alat tes diuji dengan melihat konsistensi

    internal koefisien alpha if item deleted dan alpha total clari skala. Rumus

    yang digunakan adalah Alpha cronbach yaitu:

    a = [_!__][1- 2.S/ J k-1 Sx2

    a : Reliabilitas alpha

    k : Jumlah belahan tes

    Sj : Varian belahan j: j 1,2 ....... k

    Sx : Varian skortes

    c. Hasil Pengujian Validitas Skala Pengambilan Keputusan

    Data mengenai skala pengambilan keputusan diperoleh dengan

    melibatkan 38 responden pada SMAN 1 Ciputat . Skala terdiri dari 72

    item dan taraf signifikansi 0,05 dengan r tabel = 0,244, setelah di uji

    validitasnya di peroleh hasil 55 item yang valid dan 17 item gugur. Semua

    item yang valid pada skala pengambilan keputusan ini digunakan sebagai

    a lat ukur dalam penelitian. Data selengkapnya dapat dilihat pad a tabel

    berikut:

    Tabel 3.5 Blue print hasil trvout skala oenaambilan keputusan

    No Faktor INDIKATOR Item Favorabel Unfavorabel

    1 Mengerti Tahu mengapa harus 11,5"7 8,29,48 permasalahan bekeria kelak

    Tahu mengapa harus 37,71 16,23

  • 43

    menempuh pendidikan 2 Mencari dan lnformasi ten tang diri 19,25,59 26,35,

    menggunakan sendiri informasi lnformasi mengenai 14, 30,65 9,45,61

    Pekerjaan 3 Merumuskan Merumuskan alternatif 2,3~' .. 49 21,38,54,63

    alternatif pendidikan vanq ada Merurnuskan be be rap a 7,3Ei,51 30,47,56 alternatif pekerjaan yang ada

    4 Memilih tujuan Mernilih tuiuan karir 12,22,55,60,62 24,31,40 l

  • Ssb = Sum of Square (jumlah kuadrat) kelompok kontrol

    Ssa = Sum of Square (jumlah kuadrat) kelompok eksperimen

    nb = Jumlah subyek kelompok kontrol

    na = Jumlah subyek kelompok eksperimen

    44

  • 45

    BAB4

    PRESENTASI DAN ANALISA DATA

    4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitiari

    Penelitian ini dilakukan di SMAN 34 Jakarta Selatan. Jumlah sampel yang

    diambil dalam penelitian ini sebanyak 74 orang. Jumlah sampel tersebut

    dibagi ke dalam 2 kelas yaitu kelas X.8 sebagai kelompok 1~ksperimen dan

    kelas X.1 sebagai kelompok kontrol yang masing-masing berjumlah 36 orang

    dalam kelompok eksperimen dan 38 orang dalam kelompok kontrol. Namun 3

    orang dalam kelompok ekperimen dan 1 orang dari kelompok kontrol tidak

    hadir pada saat posttest. Sehingga diambil data dari subyek yang mengikuti

    pretest dan posttest.

    Table 4.2 Table distribusi subvek oenelitian berdasarkan ienis kelamin

    Jen is Kelompok Kelompok Jumlah % kelamin eksperimen kontrol

    Jumlah % Jumlah %

    Perempuan 20 60,6 18 54,54 38 57,6 Laki-laki 13 39,4 15 45,45 28 43,4 Total 33 100 33 100 66 100

    Berdasarkan data pada tabel di atas secara keseluruhan terlihat bahwa

    subyek perernpuan sebanyak 41 orang (58,6%) dan subyel< laki-laki

    sebanyal< 29 orang (41,4%).

  • 46

    4.2. Presentasi dan Analisis Data

    4.2.1. Presentasi Data

    Sebagaimana telah diterangkan di Bab 1, tujuan penelitiani ini adalah untuk

    mengetahui apakah ada pengaruh bimbingan karir terhadap proses

    pengambilan keputusan memilih jurusan di sekolah menengah atas yang

    akan di tunjukkan lewat ada atau tidaknya perbedaan yanu signifikan dari

    pengambilan keputusan memilih jurusan pada siswa yang mendapat

    bimbingan karir dengan siswa yang tidak mendapat bimbingan karir.

    Untuk menganalisa tujuan tersebut peneliti membedakan nilai responden

    pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok el

  • 47

    18 162 175 18 17!) 175 19 155 165 19 14i' 148 20 166 169 20 164 165 21 155 163 21 1711 179 22 138 154 22 20fi 186 23 160 214 23 132. 134 24 154 157 24 161 163 25 148 162 25 16fi 159 26 158 181 26 141 147 27 168 170 27 204 204 28 154 156 28 17~1 165 29 190 166 29 152. 151 30 160 164 30 143 147 31 149 151 31 164 162 32 153 164 32 158 161 33 199 201 33 162. 166

    Jumlah 5321 5558 5302 5264

    Dari penyebaran nilai responden di atas nantinya akan dicari beberapa

    perbandingan antara lain:

    1. Perbandingan Pretest-Posttest kelompok eksperimen dengan

    menggunakan rumus Paired Samples Test adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.4 Hasil Perbandin1 an Pretest-Posttest Kelomook Eksoerimen

    Kel. T n Mean SD T tabel Keputusan

    Eksperimen hitung

    Pretest 33 161.2 20.03 3,185 2.042 Ha diterima

    Posttest 33 168.4 18.81

    Dari data tersebut diketahui nilai rerata (mean) pada kelompok pre test

    sebesar 161,2 dan nilai rerata post test adalah sebesar 168,4. Karena

  • 48

    nilai rerata yang dihasilkan lebih besar pada kelompok post test maka

    dapat disimpulkan bahwa perlakuan (treatment) yang diberikan berjalan

    dengan efektif dalam merubah perilaku responden. BElrdasarkan

    penghitungan yang disajikan pada tabel di atas juga diperoleh hasil,

    bahwa nilai t-hitung adalah sebesar = 3, 185, sementara nilai t-tabel

    sebesar = 2.042 Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel,

    dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara

    pretest kelompok eksperimen dengan posttest kelompok eksperimen.

    2. Perbandingan Pretest-Posttest kelompok kontrol dengan menggunakan

    rumus Paired Samples Test adalah sebagai berikut:

    as1 er an mgan H "IP b d" Tabel 4.5

    p t t p re es - osttest Kl eom T

    Kelompok N Mean SD hitung

    Eksperimen 33 161.1 18.42 -1.491

    Kontrol 33 159.7 17.40

    po kK ontro

    T tabel

    2.021

    Keputusan

    Ha ditolak

    Dari data tersebut diketahui nilai rerata (mean) pada pre test sebesar

    171.54 dan nilai rerata post test adalah sebesar 173.2:6. Meski nilai

    rerata yang dihasilkan pada post test lebih besar dari pada pre test,

    namun perbedaan yang ada tidak begitu nyata. Kemudian hasil tersebut

    diuji perbedaannya dengan menggunakan teknik paired sampel t test,

  • 49

    yang berdasarkan penghitungan yang disajikan pada tabel di atas

    diperoleh hasil, bahwa nilai t-hitung adalah sebesar =' 1,491, sementara

    nilai t-tabel sebesar =2.021 Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t

    tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

    perbedaan antara pretest dengan posttest kelompok kontrol.

    3. Perbandingan Pretest kelompok eksperimen-kelompok kontrol dengan

    menggunakan rumus Independent Samples Tes adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.6

    Hasil Perbandingan Pretest Kelompok Eksperimen-Kelompok Kontrol

    T Pre test n Mean SD Ttabel Keputusan

    hitung

    Kel. eksperimen 33 161.2 20.03 0,17 2.00 Ha di tolak

    Kel. kontrol 33 161.1 18.42

    Dari data tersebut diketahui nilai rerata (mean) pre test pada kelompok

    eksperimen sebesar 161,2 dan nilai rerata post test pada kelompok

    control adalah sebesar 161, 1. Kemudian hasil tersebut diuji

    perbedaannya dengan menggunakan teknik independent sampel t test,

    yang berdasarkan pengl)itungan yang disajikan pada t;abel di atas

    diperoleh hasil, bahwa nilai t-hitung adalah sebesar = 0.17, sementara

    nilai t-tabel sebesar = 2.000. Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t

  • tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

    perbedaan antara pretest kelompok eksperimen dengan kelompok

    kontrol.

    50

    4. Perbandingan Posttest kelompok eksperimen-lcelompolc kontrol dengan

    menggunakan rumus Independent Samples Test adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.7

    Hasil Perbandingan Posttest Kelompok Eksperimen-kelompok Kontrol

    T Post test n Mean SD T tabel Keputusan

    hitung

    Kel. eksperimen 33 168.42 18.817 2.008 2.000 Ha diterima

    Kel. kontrol 33 159.73 17.405

    Dari data tersebut diketahui nilai rerata (mean) posttest pada kelompok

    eksperimen sebesar 168,42 dan nilai rerata posttest pada kelompok

    kontrol adalah sebesar 159,73. Karena nilai rerata yang dihasilkan

    lebih besar pada kelompok eksperimen maka dapat disimpulkan

    bahwa perlakuan (treatment) yang diberikan berjalan dengan efektif

    dalam merubah perilaku repsonden. Berdasarkan penghitungan yang

    disajikan pada tabel di atas juga diperoleh hasil, bahwa nilai t-hitung

    adalah sebesar = 2,008, .sementara nilai t-tabel seb13sar = 2.000.

    Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, dengan demil

  • 51

    dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

    kelompok post test eksperimen dengan kelompok post test kontrol.

    4.2.2. Uji Persyaratan

    Analisa data dimaksudkan untuk melakukan pengujian hipotesis dan

    menjawab rumusan masalah yang diajukan, maka sebelum melakukan

    pengujian tersebut harus dipenuhi persyaratan analisis terlebih dahulu.

    Dalam hal ini uji persyaratan yang dilakukan adalah:

    1. Uji Homogenitas

    Uji kehornogenan, menguji dua data atau lebih kelompok data sampel

    yang berasal dari populasi yang rnemiliki varians yang i;arna. Jika angka

    signifikansi (SIG) > 0,05 berarti varians dari data tersebut homogen atau

    sarna (Silrniayanita, 2005). Uji ini dilakukan dengan menggunakan

    Levene's Test.

    Table 4.9 Uji Homogenitas

    Test of Homogeneity of Variance

    Levene Statistic df1 df2 Sia.

    Pengam Based on Mean .118 1 68 .732 bi Ian Based on Median .006 1 68 .940 Kepulus Based on Median and an with adjusted df .006 1 65.294 .940

    Based on trimmed mean .081 1 68 .777

  • 53

    4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

    Setelah menguji hipotesis, maka peneliti menentukan kuatitas atau tingkatan

    pengambilan keputusan. Untuk membuat kategori skor responden, peneliti

    menggunakan kategorisasi jenjang ordinal yang bertujuan menempatkan

    individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang

    menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2003).

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala pengambilan keputusan

    yang terdiri dari 55 item. Setiap item diberi skor 1 untuk sangat tidak setuju, 2

    untuk tidak setuju, 3 untuk setuju dan 4 untuk sangat setuju untuk item yang

    favourable sedangkan untuk unfavourable adalah sebaliknya. Maka diperoleh

    rentangan minimum dan maksimumnya adalah 55x1 =55 sampai dengan

    55x4=220, sehingga luas sebarannya 220- 55 = 165. den!~an demikian

    setiap satuan deviasi standarnya bernilai165/6 = 27,5, dan mean teoritisnya

    adalah 55x2,5=137,5 Penggolongan pengambilan keputusan pada penelitian

    ini di bagi menjadi 3 kategori diagnosis, maka keenam satuan deviasi standar

    itu dibagi ke dalam tiga bagian. Sehingga dengan harga satuan deviasi

    standar sebesar 27,5 akan diperoleh kategori-kategori skor penyesuaian

    sosial sebagai berikut.

    Tabel 4.9 a eaori engam 1 an epu usan K t . P b"I K t

    Kategori Rumus lntHrval Tinggi X > (+1cr) x > (137,5 + 27,5) Sedang (+1cr) ~ X ~ (-1cr) (137,5 + 27,5)

  • 54

    Pada tabel berikutnya akan dipaparkan jumlah responden berdasarkan

    kategori tingkat pengambilan keputusan pada kelompok el(sperimen dan

    kelompok kontrol .

    Tabel 4.12 "R Komposis1 d B d k K espon en er asar an "Sk ategor1 or

    Responden Kategori Frekuensi Persentase

    Kelompok eksperimen Tinggi 14 42,43

    Sedang 19 57,57

    Rend ah - -Jumlah 33 100%

    Kelompok kontrol Tinggi 11 29,73

    Sedang 26 70,27

    Rendah - -

    Jumlah 37 100%

    Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa skor pengambilan keputusan

    pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagian besar

    berada pada tingkatan sedang.

  • 55

    BAB5

    KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan dari hasil analisa data dapat disimpulkan, bahwa bimbingan

    karir memiliki pengaruh yang sigifikan dalam pengambilan keputusan memilih

    jurusan siswa siswi SMAN 34 Jakarta Selatan.

    5.2. Diskusi

    Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara tingkat

    pengambilan keputusan siswa sebelum dan setelah mengikuti bimbingan

    karir. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan karir

    terhadap pengambilan keputusan memilih jurusan siswa.

    Bimbingan Karir adalah pemberian pelatihan sebagai usaha dalam

    lingkungan pendidikan untuk membantu semua siswa kelas 1 O SMA agar

    siswa mampu mengenal berbagai jenis jabatan pekerjaan, rnampu

    mengambil keputusan yang sesuai dalam memilih jurusan~ dan mampu .

    menjalankan semua keputusan tersebut berdasarkan tuntutan yang

  • dibutuhl

  • 57

    Oleh karena itu peneliti memberikan beberapa materi yan9 berkaitan dengan

    hal tersebut mencakup pentingnya perencanaan karir, mengenal kekuatan

    dan kelemahan diri, mengenal berbagai macam pekerjaan, merencanakan

    tujuan karir.

    Pemberian bimbingan karir di SMAN 34 Jakarta dilakukan ketika siswa kelas

    12 dan akan memilih fakultas atau jurusan apa yang ingin mereka ambil

    ketika kuliah. Seharusnya pemberian bimbingan karir hendaknya diberikan

    sebelum siswa memilih jurusan yaitu kelas 10. Hal ini dimaksudkan agar

    siswa menjadi lebih fokus dengan pekerjaan yang ingin digelutinya kelak.

    Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno & Amti (2004) yang mengatakan

    bahwa sebelum menentukan jurusan siswa diberikan informasi mengenai

    pendidikan dan jabatan yang cukup luas. lnformasi itu, dapat mengarahkan

    siswa untuk memahai tujuan, isi (kurikulum), sifat, syarat-syarat memasuki

    program studi tertentu, cara dan keterampilan belajar, kesempatan-

    kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, dan kesempata,n-kesempatan

    kerja setelah tamat dari setiap jurusan atau program studi.

    Hal ini senada juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Melasari (2007)

    tentang layanan penempatan dalam Bimbingan dim Konseling dengan

    ketepatan memilih jurusan di SMA bahwa ada hubungan positif yang

  • signifikan antara layanan penempatan dalam Bimbingan l

  • memperhatikan perkembangan dan perubahan anak-anaknya

    terutama potensi dan keinginan anak dalam menentukan jurusan.

    2. Kepada guru bimbingan konseling

    Guru bimbingan konseling agar memberikan layanan informasi yang

    lebih mendalam mengenai jurusan dan pekerjaan yang akan dipilih

    siswa kelak. Juga membantu siswa mengenal potensi yang dimiliki

    agar siswa lebih yakin dalam mengambil keputusan ketika memilih

    jurusan. Selain itu bimbingan karir diberikan sebelum siswa

    mengambil jurusan bukan sebelum mereka memilih fakultas.

    3. Kepada sekolah

    59

    Sekolah diharapkan dapat melayani kebutuhan para siswa dalam

    memaksimalkan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu

    penyelenggaraan layanan bimbingan, khususnya bimbingan karir

    secara intensif harus dilakukan agar para siswa dapat memantapkan

    masa depannya.

    4. Kepada siswa

    Sebelum memilih jurusan apa yang akan mereka ternpuh siswa

    diharapkan aktif mencari informasi tentang berbagai macam pekerjaan

    yang ada dan yang aka digeluti kelak.

    5. Kepada DIKMENTI

    Membuat standar kurlkulum untuk pemberian bimbingan karir dengan

    materi yang mendalam dan sistematis.

  • Saran IVletodologis

    Kepada peneliti

    60

    1. Kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian de~ngan topik yang

    sama khususnya pada metode penelitian, diharapkan untuk

    mempersiapkan segala sesuatu terutama waktu, mengingat penelitian

    dengan metode aksperimen memerlukan waktu yang cukup lama.

    2. Diharapkan bagi peneliti yang selanjutnya dapat mi:mggunakan sampel

    yang lebih besar sehingga hasil penelitian dapat dii~eneralisir.

    3. Memperkaya materi bimbingan dan menambah sesi bimbingan. Untuk

    melihat perbedaan yang lebih signifikan lagi.

    4. Diharapkan pula bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode

    pengambilan sampel dengan menggunakan matching berdasarkan IQ

    siswa.

  • 61

    Daftar Pustaka

    Ali, Mohammad. Asrari Mohammad. (2004). Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara

    Azwar, Saifuddin. (2003). Penyusunan Skala Sikap, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Basyaib, Fachmi. (2006). Teori Pengambilan Keputusan. ,Jakarta: Grasindo

    Hayadin. (2005). Peta Masa Depanku. Jakarta: ELSAS

    Herr, Edwin L, Cramer, Stanley H. (1979). Career Guidance Through Life Span: Systematic Approach. Boston: Little Brown

    Hornby, A.S. (2002). Oxford Advanced Leamer Dictionary. British: Oxford University Press

    Kerlinger, Frend N. ( 2000). Asas-asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta:

    UGM Press.

    Langelier, Judy. Gidis, Pat Schwallie. Valier, Claire. (2003). Kamu Pasti Bisa Sukses: Panduan Membekali Lulusan Sma Dan Yang Sederajat Dengan Kecakapan Hidup Dan Kesadaran Karir. Bandung: Mizan Learning Center

    Melasari, Dwi. (2007). Skripsi: Layanan Penempatan Dalam Bimbingan Dan Konseling Dengan Ketepatan Memilih Jurusan Di SMA. Fakultas Psikologi UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

    Robbins, Stephen P. (2001) Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi Aplikasi. Jakarta: Prenhallindo

    Prayitno, H & Amti, Erman. (2004) Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

    Santrock, John. W. (2003). Adolescence, Perkembangan R'emaja. Jakarta: Erlangga

    Seniati, Liche. Yulianto, Aries & Setiadi, Bernadette N. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta: lndeks

  • 62

    Sevilla, Consuelo G dkk (2003) Pengantar metodo/ogi penelitian. Jakarta: UI Press

    Siagian, S.P. (1990). Teori Dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji Masagung

    Siegler & Liebert (1974) Handbook Of Adolescent Psychology. New york: John Wiley & Sons

    Suharnan, M S. (2005).Psiko/ogi Kognitif. Surabaya: Srikandi

    Sukardi, Dewa Ketut. (1989). Pendekatan Konseling Karir Di Da/am Bimbingan Karir. Jakarta: Ghalia Indonesia

    Sukardi, Dewa Ketut. (1994). Tes Dalam Konseling Karir. Surabaya: Usaha Nasional

    Suryana, Agus. (2006). Panduan Praktis Menge/a/a Pelatihan. Jakarta: EDSA Mahkota

    Wingkel, W.S & Hastuti, M.M Sri. (2004). Bimbingan Dan Konse/ing Di lnstitusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

    www.

  • Lli;:llQ I ry VU'[

    no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

    1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 1 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 5 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 6 3 4 3 3 3 4 3 3 2 1 2 3 4 3 4 1 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 2 2 7 3 3 0 3 1 3 2 2 4 4 2 3 4 2 4 1 2 3 3 2 1 3 1 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 8 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 2 2 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 9 4 4 2 3 3 4 4 3 2 1 3 4 4 3 4 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 10 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 11 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 12 3 2 3 3 4 4 3 3 2 1 3 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 13 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3

    14 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 16 3 3 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 17 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 2 4 3 2 2 3 3 2 3 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 2 19 2 3 3 3. 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 20 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 4 22 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 23 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 25 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1 4 2 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 26 3 3 3 4 2 4 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 27 2 2 2 3 2 4 1 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 28 2 4 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 29 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 30 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 31 4 3 3 3 4 3 3 2 1 2 1 3 4 1 4 1 1 3 1 2 2 1 1 3 3 1 3 1 1 1 2 3 3 3 4 3 1 32 3 2 4 4 2: 2 2 3 3 4 2 3 4 2 3 2 3 3 3 2 1 3 1 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 33 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 4 4 3 4 1 3 2 3 2 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 34 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 35 3 3 4 4 3 4 4 4 3 0 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 36 3 3 2 4 4 3 2 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

  • 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 jumlah 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 222 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 231 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 257 3 4 4 3 2 2 3 0 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 243 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 246 2 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 1 193 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 1 3 2 3 3 3 1 3 1 3 4 4 3 2 2 2 1 2 3 4 1 1 1 2 4 192 4 3 4 2 3 2 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 230 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 1 4 3 4 2 4 239 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 213 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 222 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 3 215 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 220 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 218 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 208 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 225 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 210 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 217 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 215 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 215 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 227 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 218 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 272 3 4 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 212 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 249 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 210 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 4 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3 181 2 3 3 2 3 3. 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 201

    ". 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 203 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 213 2 3 4 3 4 2 1 2 2 2 1 3 2 2 3 2 1 1 1 2 3 4 3 3 1 1 1 1 3 4 4 4 4 3 4 171 3 3 4 2 3 1 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 1 2 2 1 3 3 2 3 2 2 2 1 3 4 3 4 3 2 3 190 4 4 4 3 3 1 . 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 222 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 227 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 251 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 220 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 212 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 200

  • fo Nama Usia Jk Kelas No Item

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19