PENGARUH BIMBINGAN KARIR TE:RHADAP...
Transcript of PENGARUH BIMBINGAN KARIR TE:RHADAP...
-
PENGARUH BIMBINGAN KARIR TE:RHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH JURUSAN DI
SMAN 34 JAKARTA
Oleh:
ADANGADHA
NIM : 103070029125
Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
-
PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR
TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MEMILIH JURUSAN DI SMAN 34 JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan _mencapai
gelar Sarjana Psikologi (S. Psi).
Pembimbing I
(-Bambang Survadi, Ph.D
NIP. 150 326 891
Oleh
ADANGADHA
103070029125
Dibawah bimbingan
Pembimbing II
~~2w~ S. Evangeline.1.Suaidy M.Si Psi
FAKUL T AS. PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1429 H/2008 M
-
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH JURUSAN DI SIVIAN 34
JAKARTA ini telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Februari
2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Program Strata 1 (S-1) pada Fakultas Psikolo9i.
Jakarta, 22 Februari 2008
Sidang Munaqasah, .,
Ketua Me a9gkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Hartati M.Si 215 938
Penguji I
Agustiawati NIP. 132121898
Pembimbing I
J-Bambang Suryadi, Ph.D
NIP. 150 326 891
Penguji II
::~: NIP 150 326 891
S Evangeline S Suaidy M.Si .Psi
-
Motto
"TIDAK PERNAH BERHENTI BELA.JAR" (Adang Adha)
"Start From The End of The Mind" (Stephen R Covey)
iv
-
Kupersembahkan Karya Ini Untuk
Ibuku yang telah berkorban dan mencurahkan kasih sayangnya padaku dan Ayahku yang
selalu sabar menghadapi kehidupan sehingga aku tahu artinya bersabar dalarn berjuang
Dan Terkasih yang selalu mengingatkanku akan mimpi indah di masa depan
v
-
ABSTRAK
(C) Adang Adha
(A) Fakultas Psikologi (B) Januari 2008
(D) PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH JURUSAN DI SMAN 34 JAKARTA
(E) xvii, 64 hal, 46 lampiran (F) Siswa perlu merencanakan masa depannya dari sejak dini. Mereka harus memutuskan karir apa yang akan digelutinya kelak. Namun pihak sekolah sejak dini tidal< memberikan bimbingan yang diperlukan oleh siswa ketika ingin mengambil keputusan karir. Sehinga banyak siswa yang merasa salah jurusan dan tidal< maksimal ketika menjalani proses belaja1r.
Penelitian ini bertujuan untuk megetahui apakah ada pengaruh pemberian bimbingan karir terhadap proses pengambilan keputusan memilih jurusan DI SMAN 34 Jakarta.
Penelitian ini dilakukan di SMA N 34 Jakarta Selatan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksperimental. Sampel penelitian ini berjumlah 70 orang. Yang dipilih dengan metode cluster sampling yaitu pengambilan sampel secara kelompok dalam satu populasi. Sementara metode penelitian menggunakan metode eksperimen dimana jumlah sampel penelitian dibagi kedalam dua kelompok secara acak yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-masing be~jumlah 33 responden dengan 4 kali pertemuan untuk kelompok eksperimen dan 2 kali pertemuan untuk kelompok kontrol pada saat pretest dan posttest. Kelompok eksperimen pada pertemuan pertama diberikan kuesioner rnengenai pengambilan keputusan memilih jurusan setelah itu mendapatkan perlakuan berupa bimbingan karir sebanyak 4 kali pertemuan lalu dibe,rikan kuesioner yang kedua mengenai pengambilan keputusan mernilih jurusan pada pertemuan ke 4. Sedangkan kelornpok kontrol diberikan kuesioner mengenai pengambilan keputusan mernilih jurusan pada pertemuan pertama lalu diberikan kuesioner yang kedua mengenai pengambilan keputusan memilih jurusan pada pertemuan keernpat tanpa mendapatkan perlakuan bimbingan karir. Design penelitian yang digunakan adalah Randomized Design Pretest Posttest Control_ Group.
Pengumpulan data dilakukan dengan rnenggunakan skala pengarnbilan keputusan memilih jurusan yang menggunakan model skala Likert. Koefisien validitas itemnya antara 0,322 - 0,804 dan koefisien reliabilitasnya 0,9550.
-
Dari hasil analisa statistik diketahui bahwa nilai t hitung adalah 4,624 dan nilai t table dalam taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2.000. Maka penelitian ini menerima hipotesa alternatif "Ada pengaruh pemberian bimbingan karir terhadap proses pengambilan keputusan memilih jurusan di sekolah menengah atas"
Penelitian ini menunjukkan bahwa, pemberian bimbingan karir berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan dalam memilih jurusan siswa sekolah menengah atas. Karena, dalam mengambil keputusan karir diperlukan berbagai macam informasi yang relevan yang diberikan sejak dini sehingga segala macam perencanaan tentang karir dapat dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian siswa menjadi maksimal ketika menjalani proses pendidikan karena karir yang digelutinya sesuai dengan potensi dan kemampuan dirinya.
Untuk peneliti yang berikut diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih besar, teknik kontrol variabel yang lebih ketat dan pemberian materi bimbingan karir yang lebih luas dan dalam.
Daftar bacaan: 20 buku, 1 skripsi, 1 kamus, mulai dari tahun terbit (1974-2007)
vii
-
KA TA PEN GANT AR
Bismillaahir rahmaanir rahiim Puji syukur kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk dapat meny1:ilesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada suri tauladan kehidupan umat Islam Nabi Besar Muhammad SAW, dan bagi keluaq~a serta para sahabat.
Setelah berkutat dengan pikiran, ruang, dan waktu yang melelahkan sekaligus memacu semangat karya penulis yang berjudul Pengaruh Bimbingan Karir Terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Jurusan Di SMAN 34 Jakarta ahimya selesai. Penulis sadar bahwa banyak kekurangan dan kesalahan dalam skripsi ini, penulis tidak mungkin mampu menyelesaikan karya ini tanpa bantuan baik materi dan non materi dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada.
1. lbuku tercinta Masitoh Aryani yang telah banyak berkorban untuk membiayai kuliahku sampai bekerja ke luar negeri hanya untuk melihat anaknya meraih gelar sarjana dan sukses dalam kehidupan. Ayahku, Effendi Zen atas kebijaksanaan, kesabaran dan dukungannya kepada penulis.
2. Dekan Fakultas Psikologi, lbu Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si dan pudek Fakultas Psikologi, Ora. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si yang telah menyemangatiku untuk berjuang di Fakultas Psikologi.
3. Bapak Bambang Suryadi, Ph.D, selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk mengoreksi, membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis.
4. lbu S. Evangeline.l.Suaidy M.Si Psi, selaku pembimbing II yang juga telah mencurahkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk membuat karya ini lebih baik lagi.
5. Kang Asep selaku mentor dan guru yang telah membimbing penulis agar lebih bijak dan lebih baik menjalani kehidupan.
6. Buat Mak' Tanto dan !bung Lina paman dan bibiku yang dengan tulus mendidik dan memberikan nasihat serta arahan hidup di Jakarta sehingga penulis bisa seperti sekarang ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi beserta staf administrasi yang telah membantu penulis.
\/iii
-
8. Guru bimbingan dan konseling SMAN 34 Jakarta dan SMAN 1 Ciputat yang telah memberikan waktu mengajarnya dan kesempatan kepada penulis melakukan penelitian.
9. Untuk adik-adik kelas 10.1 dan 10. 8 SMAN 34 Jakarta sebagai responden penulis, semoga yang telah kita lakukan dapat bermanfaat.
10.Untuk Dedi, Wisnu, Ary, lbnu, Fakih, Dobith, Yudi, Angga, Yoga, Ridwan, Awink, lsmu, lcha, lday, Hawa, Fitri, Farah, Ncha, Laila, Ratna, Yulisa, Lita, Zora, Yuri, Afif, Adan, Arif, Efiy, teman-teman FP21 2005 atas kenangan yang telah dilewati bersama, teman-teman IMM, Ajeng, Evi atas pembelajaran yang luar biasa dan Keluarga besar Reni Jaya.
11. Kepada Aji, Sunu dan Eycha team BetterMind Indonesia buat kekompakan semangat dalam menjalankan bisnis kita yang terus maju.
12. Kepada yang terspesial Sunsun yang telah banyak membantu penulis dalam berbagai hal ketika mengerjakan skripsi ini. Dan atas kesabarannya memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan karya ini.
13. Semua teman-teman Fakultas Psikologi kelas A, 8, C dan D Angkatan 2003 dan adik-adik kelas yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana layaknya, baik dari segi bahasa dan materi yang tertuang clidalamnya. Besar harapan penulis skripsi ini dapat berguna untuk menambah wacana ke-llmuwan dan membuka cakrawala pemikiran yang lebih luas bagi pembaca sekalian. Amien.
iir
Ciputat , 22 februari 2008 M 13 Muharam 1429 H
Adang Adha
-
Daftar lsi
Halaman judul . ...... .................... .............. ........ ............... .... ......... .. ...... .. .. i Halaman persetujuan .............................................................................. ii Halaman pengesahan ........................................................ ......... ............ iii Motto ....................................................................................................... iv Dedikasi .................................................................................................. v Abstrak .................................................................................................... vi Kata pengantar .... ................................... ...... ......... .............. .................... viii Daftar lsi......... .. . .. . .. .. . . .. . . . .. . . .. . .. .. . .. . . . .. . . . . . .. . . . . .. . ... ... ... . . ... . .. ... . .. . ... ... . . . . . . . . . . x Daftar tabel . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii Daftar lampiran......................................................................................... xiii Bab 1 Pendahuluan ................... .............................. .................. .... ..... ..... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................... 1 1.2. ldentifikasi Masalah ........ .. ..... ... ...... ..... ... ........ .. . ......... ... ... .... 6 1.3. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ................................ 7
1.3.1. Pembatasan Masalah................................................ 7 1.3.2. Perumusan Masalah.................................................. 7
1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.............................................. 8 1.4.1. Tujuan Penelitian ........................................................ 8 1.4.2. Manfaat Penelitian..................................................... 8
1.4.2.1 ManfaatTeoritis........................................... 8 1.4.2.2 Manfaat Praktis............................................ 8
Bab 2 Kajian Teori .................................................................................. 9 2. 1. Bimbingan Karir... .. .. . . .. . . . . . . .. . ... ... .. . . .. . . .. . . ... . ... . .. . .. . ... . .. . .. .. . . . . . 9
2.1.1. Pengertian Bimbingan Karir ... ......... ....... ... ............. .. .. 9 2.1.2. Tujuan Bimbingan Karir ............................................. 10 2.1.3. Teori Pemilihan Karir ................................................. 11 2.1.4. Tahapan Bimbingan Karir.......................................... 17
2.2. Keputusan Memilih Jurusan.................................................. 19 2.2.1. Pengertian Pengambilan Keputusan ...... ................... 19 2.2.2. Model Pengambilan Keputusan ....... ....... ................... 20 2.2.3. Kendala-Kendala Dalam Pengambilan K1eputusan .... 21
2.3. Remaja ............................................................... .................. 23 2.3.1. Pengertian remaja ..................................................... 23 2.3.2. Perkembangan psikososial........................................ 23 2.3.3. Perkembangan kognitif.............................................. 24 2.3.4. Perkembangan fisik ................................................... 25 2.3.5. Tugas perkembangan remaja.................................... 25
2.4. Kerangka Berpikir ..... ......... ..................................... ............ .. 26 2.5. Hipotesis .............................................................................. 30
Bab 3 Metodelogi Penelitian.................................................................... 31
v
-
3.1. Jenis Penelitian..................................................................... 31 3.1.1. Pendekatan penelitian .............................................. 31
3.2. Variabel penelitan dan definisi operasional........................... 31 3.2.1. Variabel penelitian .................................................... 31 3.2.2. Definisi operasional .................................................. 31
3.3. Populasi dan sampel ............................................................ 32 3.3.1. Populasi ... . ........... ... . .... ........... .. .. ......... .... ................. 32 3.3.2. Sampel . .... .... ....... ............... .... ..... .. . ..... .............. ....... 33 3.3.3. Teknik pengambilan sampel ...................................... 33
3.4. Desain penelitian ............. ........ ........................ ..................... 34 3.5. Kontrol Terhadap Secondary Variabel.................................. 34
3.5.1. Randomisasi ......... ...... ......... ........ ... ...... . .. ...... .... ....... 34 3.5.2. Konstansi .................................................................. 35 3.5.3. Eliminasi ..................................................................... 35
3.6. Prosedur Penelitian .............................................................. 36 3.7. Apartus Penelitian................................................................. 38 3.8. Pengumpulan data ............................................................... 38
3.8.1. Metode dan instrumen penelitian .......... .................... 38 3.9. Metode pengolahan data ...... ...... ......... ............ ....... ...... ....... 43
Bab 4 Presentasi dan analisa data ............................... ... .. . ........ ............ 45 4.1. Gambaran umum subyek penelitian .................................... 45 4.2. Presentasi dan analisis data ............................ .................... 46
4.2.1. Presentasi Data ....... .. .......... ... . ......... ... ............... ... ... 46 4.2.2. Uji Persyaratan ......................................................... 51 4.2.3. Uji Hipotesis .............................................................. 52
4.3. Deskripsi hasil penelitian ..................................................... 53 Bab 5 Kesimpulan Diskusi dan Saran ........................ ..... ........ ... ... ......... 55
5.1. Kesimpulan ........ .... .............. ................ .. .......... ... ... .............. 55 5.2. Diskusi. ................................................... .............................. 55 5.3. Saran ..................................................... .............................. 58
Daftar Pustaka ......................................................................................... 61
xi
-
DAFT AR TABEL
Tabel 3.1 Gambaran pelaksanaan penelitian
Tabel 3.2 langkah-langkah pelaksanaan penelitian
Tabel 3.3 nilai skor jawaban
Tabel 3.4 blue print skala pengambilan keputusan
Tabel 3.5 blue print hasil try out skala pengambilan keputusan
Tabel 4.1 tabel distribusi subjek berdasarkan Usia
Tabel 4.2 tabel distribusi subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Data penyebaran nilai responden
Tabel 4.4 Hasil perbandingan pretest-posttest kelompok eksperimen
Tabel 4.5 Hasil perbandingan pretest-posttest kelompok kontrol
Tabel 4.6 Hasil perbandingan pretest kelompok eksperimen-kelompok
kontrol
Tabel 4.7 Hasil perbandingan posttest kelompok eksperimen-kelompok
kontrol
Tabel 4.8 Uji normalitas
Tabel 4.9 Uji homogenitas
Tabel 4.1 O Hasil perhitungan dengan rumus Uji t dan tablet
Tabel 4.11 Tabel kategori skor pengambilan keputusan
Tabel 4.12 Tabel komposisi responden berdasarkan kategori skor
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Alat Ukur Penelitian
Lampiran 2 Data Try Out
Lampiran 3 Data Penelitian
Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Lampiran 6 Uji Hipotesis
Lampiran 7 Surat lzin Try Out
Lampiran 8 Surat lzin Penelitian
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 1 O Modul Bimbingan
xiii
-
BAB1
PENDAHULUAN
1.1 Latu Belakang Masalah
Salah satu fungsi penting institusi pendidikan adalah, untul< mempersiapkan
siswa sebagai generasi muda agar kelak dapat berpartisipasi sebagai
pemegang kunci dari suksesnya pembangunan di Indonesia. Generasi muda
sebagai generasi penerus dapat mempersiapkan diri belajar di institusi
pendidikan sebagai tenaga kerja yang profesionaf. Hal ini senada dengan
yang diungkapkan oleh Wingkel (2004) bahwa setiap oran1 muda harus
dibantu menemukan tempatnya di dunia kerja yang sesuai baginya dan
sekaligus memberikan sumbangan maksimal bagi pembaniJunan nasional
(Wingkel, 2004).
Namun banyak hal yang mengancam masa depan generasi muda Indonesia.
Diantaranya adalah pengangguran terbuka, pengangguran terpelajar, drop
out (keluar atau berhenti sekolah), penyalahgunaan obat terlarang dan
narkotika serta penyimpangan sosial lainnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2002 jumlah
penganguran terbuka di Indonesia sebanyak 9. 132. 104 jiwa. Dari jumlah
-
tersebut, 41,2 % adalah tamatan SMA, Diploma dan Unive,rsitas. Dan dari
jumlah pengangguran terbuka tersebut 2.651. 809 jiwa m1~rasa tidak yakin
akan mendapatkan pekerjaan. Dan 25% diantaranya adalah tamatan SMA,
Diploma dan Universitas.
2
Realita ini sangat kontradiktif dengan sistem pendidikan nasional yang
tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa tujuan
diselenggarakannya Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Hayadin, 2005).
Besamya pengangguran yang merupakan lulusan lembaga pendidikan atau
disebut juga pengangguran terpelajar, mengindikasikan kurang maksimalnya
sistem pendidikan dalam menyiapkan peserta didil< dalam menghadapi
tantangan pekerjaan. Dan mustahil peserta didik menjadi cakap, kreatif,
mandiri dan betanggung jawab bila untuk mendapatkan pekerjaan dan
menghidupi diri sendiri saja mereka tidak mampu.
Dilain pihak, dari hasil penelitian Hayadin (2005) dalam bukunya Peta Masa
Depanku yang dilakukan pada murid SMA bahwa, kebanyakan murid SMA
tidak memiliki kepekaan terhadap profesi dan karir. Mereka tidak memiliki
-
3
tujuan yang jelas. Kebanyakan siswa-siswi kita bersekolah hanya mengikuti
irama sosial yang sudah terbangaun menjadi budaya. Mereka bersel
-
4
Keputusan tentang pilihan karir dipilih bukan berdasarkan pertimbangan yang
matang dan hanya mengikuti pilihan orang lain. Padahal setiap keputusan
yang diambil akan disusul oleh keputusan-keputusan lainnya yang berkaitan
(Rahmat. 2004: 70). Dalam arti, keputusan yang salah dalam memilih jurusan
akan diikuti keputusan-keputusan lain yang juga tidak sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Sehingga, dalam mengeksplorasi
karirnya sendiri remaja merasa tertekan dan stress dalam menjalaninya.
Keputusan memilih jurusan dan merencanakan karir siswa-siswi kita bukan
berdasarkan perencanaan yang rasional melainkan lebih karena ikut-ikutan
teman sebaya, pilihan dari orangtua dan bukan berdasarkan kemampuan diri
dan perencanaan yang matang. Siswa tidak memiliki informasi yang cukup
dalam menentukan jurusan dan karir yang ingin mereka geluti.
Hal ini berakibat jurusan yang mereka ambil ketika penjurusan dan ketika
masuk kuliah tidak sesuai dengan kompetensi dan minat siswa yang
berdampak siswa sulit untuk mencapai prestasi yang maksimal dan tidak
serius menjalaninya sehingga masuk ke lingkungan kerja dengan keahlian
dan pengetahuan yang pas-pasan. Dengan demikian sulit untuk diterima di
pasar kerja dan menambah jumlah pengangguran terpelajar di Indonesia.
Secara formal pendidikan karir belum dikenal dalam dunia pendidikan ,
sekolah di Indonesia (Winkel, 2004: 669). Berdasarkan survey yang dilakukan
oleh Hayadin (2005) mayoritas guru BP tidal< melaksanakain tugasnya
-
5
dengan optimal. Guru BP tidak pernah melayani siswa-siswi sekolah untuk
proaktif mempersiapkan karir dan profesi masa depannya (Hayadin.2005: 7).
Dan juga tidak pernah melakukan bimbingan dan menyadarkan pentingnya
percaya pada kemampuan diri dalam meraih karir yang diinginkan agar
siswa-siswa dapat menentukan jalan yang sesuai dengan tuntuan karir yang
dicita-citakan.
Padahal bimbingan karir ini begitu penting mengingat tidak semua siswa yang
mengetahui tentang dunia pekerjaan yang akan dia geluti kelak. siswa juga
tidak mengetahui kompetensi apa yang dibutuhkan untuk jabatan yang dia
inginkan. Dan tidak yakin akan kemampuannya untuk meraih pekerjaan yang
ada.
Hal ini diakibatkan karena ada kesalahpahaman bimbingari dan konseling
yang ada di sekolah yang meberikan informasi tentang jabatan dan pekerjaan
jika ada siswa yang datang bertanya kepada konselor sekolah atau guru BP
saja. Konselor hanya menunggu klien datang dan mengungkapkan
masalahnya saja (Prayitno, 2004: 124). Bimbingan karir dib1~rikan hanya
kepada klien yang datang saja padahal bimbingan ini diperlukan oleh
segenap siswa yang ada disekolah.
Menurut Wingkel (2004) bimbingan karir harus dituaingkan dalam suatu
program yang melibatkan semua siswa. Untuk itu pendekatan kelompok
-
merupakan strategi yang dianggap paling sesuai, bahkan dipandang mutlak
perlu. Sedangkan model bimbingan karir yang ada di sekolah tidak
menggunakan pendekatan kelompok melainkan hanya jika ada klien yang
datang saja.
Dengan demikian kebutuhan pendidikan karir sejak dini perlu diberikan dari
awal untuk memberikan gambaran kepada siswa pekerjaan yang akan dia
geluti kelak. Dan perkiraan yang tinggi peserta didik untuk meraih pekerjan
yang diinginkan harus ditanamkan karena menyangkut dengan identitas
remaja. Oleh karena itu peneliti ingin melihat apakah ada IPengaruh
Bimbingan Karir Terhadap Proses pengambilan keputusan Memilih
Jurusan Di SMAN 34 Jakarta.
1.2 ldentifikasi masalah
1) Bagaimana pendidikan karir di sekolah
2) Bagaimana proses menentukan jurusan yang dilakukan oleh siswa
3) Bagaimana pengaruh pendidikan karir di sekolah terhadap pemilihan
jurusan
4) Apa yang menyebabkan siswa salah dalam mengambil keputusan dalam
memilih jurusan
6
-
1.3 Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan ini tidak terlalu meluas maka penelitian dibatasi dan
dirumuskan pada permasalahan pokok.
1.3.1 Pembatasan masalah
7
Agar tidak terlalu luas pemberian bimbingan karir dibatasi hanya pada
pemberian kesadaran akan pekerjaan, wawasan tentang jabatan dan
kompetensi apa yang harus dimiliki untuk berbagai jabatan dalam dunia kerja.
Pengambilan keputusan memilih jurusan disini dibatasi pada bagaimana
proses pengambilan keputusan untuk memilih jurusan yan!~ akan dia masuki.
Siswa yang dimaksud adalah siswa semester 2 Sekolah Menengah Atas
(SMA) yang belum mendapatkan penjurusan bidang studi.
1.3.2 Perumusan masalah
Dari pembatasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah yaitu:
apakah ada pengaruh antara pemberian bimbingan karir da1n terhadap proses
pengambilan keputusan memilih jurusan IPA, IPS atau Bahasa pada siswa
SMAN 34 Kelas 10 semester 2
-
1.4 Tujuan Dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
bimbingan karir terhadap proses pengambilan keputusan rnemilih jurusan
IPA, IPS pada siswa kelas 10 semester 2 SMAN 34 Jakarta.
1.4.2 Manfaat
1.4.2.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dari penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan
khususnya di bidang psikologi dan pendidikan. Juga menjadi referensi untuk
penelitian pada bidang penelitian yang sama berikutnya.
1.4.2.2 Manfaat Praktis
8
Hasil penelitian ini diharap dapat menjadi rujukan untuk me!milih jurusan pada
SMA. Diharapkan juga dapat menjadi rujukan bagi para guru dan orang tua
untuk memasukkan siswa pada jurusan yang ada di sekolah dan diperguruan
tinggi kelak.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pertimbaingan instusi
pendidikan dalam mengarahkan peserta didiknya dalam m1~nentukan jurusan.
Juga menjadi pertimbang
-
2.1 Bimbingan Karir
2.1.1 Pengertian
BAB2
KAJIAN TEORI
9
Brussel Reinhart (1979) dalarn bukunya Career Education: From Concept to
Rea/ityseperti yang dikutip oleh oleh Wingkel (2004) rnendeskripsikan career
education sebagai usaha dalarn lingkungan pendidikan sekolah dan
rnasyarakat luas untuk rnernbantu sernua individu selarna seluruh
kehidupannya untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Mengenal berbagai jenis jabatan yang terbaik baginya dan sekaligus
bermakna serta memuaskan dan rnenghayati semua nilai yang dihayati
dan rnasyarakat yang berorientasi pada kerja.
2. Menjadi rnampu untuk mengambil keputusan rasional sehubungan den
gan tujuan-tujuan yang ingin diperjuangkan dalam bidang kegiatan atau
aktivitas vokasional.
3. Melaksanakan keputusan tadi secara nyata dalam bentuk
mengintegrasikan sernua yang terkandung dalam bekerja (vacational
values) serta semua sikap yang dibentuk dalarn bekerja {vacational
attitudes) dalarn keseluruhan gaya hidupnya (Wingkel & Hastuti, 2004:
670).
-
10
Sukardi (1994) mengikuti pendapatnya Karnon. G Zunker (1981: 2) dalam
bukunya Konseling Karir mendefinisikan bahwa:
"Konseling karir termasuk semua aktivitas konseling yang dihubungkan dengan pemilihan karir individu sepanjang hidup. Dan proses konseling karir semua aspek kebutuhan individu tennasuk keluarga, pekerjaan, waktu /uang dan sebagainya, ditetapkan sebagai bagian yang integral dari perencanaan dan pengambilan keputusan karir". (Sukardi, 1994:7).
Jadi pendidikan karir adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada peserta didik tentang
pekerjaan agar peserta didik dapat memilh dan merencanakan pekerjaannya
sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya.
2.1.2 Tujuan Bimbingan Karir
Dewa Ketut Sukardi (1989) dalam Pendekatan Konseling Karirmelanjutkan
bahwa tujuan dari pendidikan karir pada umumnya adalah untuk
mempersiapkan siswa berhasil sukses dalam kehidupan ke!rja, dengan cara
meningkatkan pilihannya untuk memilih jabatan dan memp1~rtinggi prestasi
belajarnya dalam semua bidang. Menurutnya pula beberapa tujuan khusus
dari pendidikan karir adalah
1. Untuk mengembangkan sikap-sikap yang baik terhadap pribadi, psikologis
sosial dan ekonomi yang bermakna dalam pekerjaan
2. Untuk mengembangkan apresiasi dalam semua tipe dan tingkat pekerjaan
3. Untuk mengembangkan keterampilan mengambil keputusan
-
11
4. Untuk mengembangkan kemampuan terhadap penetapan tujuan karir
yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kesempatan-kesempatan
individu
5. Untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan dan :sikap-sikap yang
penting untuk memasuki dan berhasil dalam karir (Sukardi, 1989).
2.1.3 Teori Pemilihan Karir
Ada beberapa teori tentang pemilihan karir yang dikemukalcan oleh para ahli
yang dikutip oleh Santrock (2003) dan Suakardi (1989) diantaranya adalah
sebagai berikut:
A. Teori Perkembangan Gizberg
Teori perkembangan pemilihan karir (Development Cereer Chioce Theory)
merupakan teori dari Eli Gizberg yang mengatakan bahwa 'Anak dan remaja
me/ewati 3 tahap pemi/ihan karir: fantasi, tentatif dan realistis" (Ginzberg,
1972 dalam Santrock, 2003).
Lebih jauh Ginzberg mengatakan bahwa hingga usia 11 tahun seorang anak
masih dalam tahap fantasi dari pilihan karir'. Dari umur 11 hingga 17 tahun,
remaja ada dalam tahap tentatif dari perkembangan karir, sebuah transisi dari
tahap fantasi masa kecil ke tahap pengambilan keputusan realistis dari masa
dewasa muda. Kemajuan remaja terlihat mulai dari mengevaluasi minat
mereka (11 hingga 12 tahun) lalu mengevaluasi kemampuan mereka (13
-
12
hingga 14 tahun) sarnpai rnengevaluasi nilai rnereka (15 hingga 16 tahun).
Pernikiran berubah dari yang kurang subjektif hingga pilihan karir yang lebih
realistis pada usia 17 dan 18 tahun. Ginzberg rnenyebut usia 17 dan 18 tahun
hingga awal 20-an sebagai tahap realistis dalarn pernilihan karir. Selarna
rnasa ini, tiap orang secara ekstensif rnencoba karir yang rnungkin lalu
rnernfokuskan diri pada satu bidang dan akhirnya rnernilih pekerjaan tertentu
dalarn karir tersebut (Santrock, 2003, Sukardi, 1989).
B. Teori Konsep Diri Super
Teori konsep diri karir (Career Self Concept Theory) dikernukakan oleh
Donald Super yang rnenyatakan bahwa "Konsep diri individu memainkan
peranan utama dalam pemilihan karir seseorang" (Santrock, 2003. Sukardi.
1989). Super percaya bahwa rnasa rernaja rnerupakan saait seseorang
rnernbangun konsep diri tentang karir. Perkernbangan karir terdiri dari 5 fase
berbeda. (Super 1967, 1976 dalarn Santrock, 2003).
1. Fase kristalisasi usia 14-18 tahun
Rernaja rnernbangun garnbaran tentang kerja yang mai;ih tercarnpur
dengan konsep diri rnereka secara urnurn yang telah acla.
2. Fase spesifikasi usia 18-22 tahun
Mereka mempersernpit pilihan karir mereka dan rnulai mengarahkan
tingkah laku diri agar dapat bekerja pada bidang karir te:rtentu.
3. Fase implementasi usia 21-24 tahun
-
13
Orang dewasa muda menyelesaikan masa sekolah atau pelatihannya dan
menapaki dunia kerja.
4. Fase stabilisasi usia 25-35 tahun
Pengambilan keputusan akan karir tertentu.
5. Fase konsolidasi usia 35 tahun keatas
Seseorang akan memajukan karir mereka dan akan mencapai posisi yang
lebih tinggi.
Pengelompokan usia ini merupakan perkiraan dan bukan suatu yang mutlak.
Super percaya bahwa pencarian karir di masa remaja adalah dasar
penciptaan konsep diri karir masing-masing remaja {Santrock, 2003, Sukardi.
1989).
C. Teori kepribadian Holland
Teori tipe kepribadian (Personality Type Theory) dil
-
14
Ada 6 tipe kepribadian yang perlu dipertimbangkan saat mencari kecocokan
antara aspek-aspek psikologis seseorang dengan karir matna yang akan
dipilih (Gottfredson & Holland, 1989: Lowman, 1991: dalam Santrock, 2003:
484 dan Sukardi, 1989: 24-25) yaitu:
1. Realistis
Orang-orang yang memperlihatkan karakteristik maskulin. Kuat secara
fisik, menyelesaikan masalah dari sisi praktisnya dan memiliki
kemampuan sosial yang rendah. Mereka paling cocok bekerja pada
situasi praktis sebagai buruh, petani, pengemudi bis, dan tukang
bangunan.
2. lntelektual
orang-orang ini meiliki orientasi konseptual dan teoritis. Mereka lebih
Tepat menjadi pemikir daripada pekerja. Mereka seringkali menghindari
hubungan interpersonal dan paling cocok untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan matematika atau keilmuan.
3. Sosial
Orang-orang ini sering memperlihatkan sifat feminim, khususnya yang
berhubungan dengan kemampauan verbal dan interpensonal. Mereka
paling mungkin dipersiapkan untuk masuk profesi yang berhubungan
dengan orang banyak, seperti mengajar, menjadi pekerja sosial, da.lam
konseling dan lain-lain.
4. Konvensional
-
Orang-orang ini memperlihatkan ketidaksenangannya 1erhadap kegiatan
yang tidak teratur dengan rapi. Mereka paling cocok mt~njadi bawahan
seperti sekretaris, teller bank, atau pekerjaan administratif lainnya.
5. Menguasai (enterpraising)
15
Orang-orang ini menggunakan kata-katanya untuk memimpin orang lain,
mendominasi orang lain dan menjual berita atau produk. Mereka paling
cocok memiliki karir yang berhubungan dengan penjualan, politikus atau
manajemen.
6. Artistik
Mereka adalah orang yang lebih suka berinteraksi dengan dunia mereka
melalui ekspresi seni, menghindari situasi interpersonal serta
konvensional dalam banyak kasus. Para remaja tipe ini sebaiknya
diarahkan ke karir seni atau penulisan.
D. Orientasi Anna Roe
Anna Roe dalam Sukardi (1989) mengatakan bahwa "Pola perkembangan
arah pilih karir akan mencerminkan orientasi dasar pribadi yang berasa/ dari
kebiasaan mengasuh anak" (Sukardi, 1989: 22). Menurutny;a Orangtua yang
terlalu banyak memberikan perhatian terhadap anak-anak mereka, dalam arti
lain terlalu mencintasi, bersifat melindungi berfebih-lebihan clan terlalu
menuntut akan cenderung mengembangkan "orientasi oran~1", kemudian ,
diungkapkan dalam poilihan karir yang berorientasi dalam bidang jasa,
perusahaan niaga, hiburan, dan kesenian.
-
16
Orangtua yang kurang memberikan perhatian menolak, dan mengabaikan
pendidikan anak-anaknya, cenderung mengembangkan "orientasi bukan
orang", dalam diri anak-anak mereka, kemudian diungkapkan pilihan karir
yang bergerak dalam bidang sains, teknologi, atau pekerjaan lapangan. Roe,
mengklasifikasikan pekerjaan menjadi 8 kelompok, diantaranya:
1. Pemberi layanan (service)
2. Usaha/dagang (business contact)
3. Organisasi (organization)
4. Pekerjaan lapangan (outdoor)
5. Sains (science)
6. Budaya (cultural)
7. Seni dan pertunjukan (art and entertainment)
8. Teknologi (technology).
E. Teori keputusan Gelatt's
Teori keputusan adalah, metode yang dipergunakan untuk menjelaskan
proses pemilihan karir dan kemudian memberikan suatu kE~rangka kerja atau
pedoman kerja dimana sasaran konseling dapat diambil. Teori keputusan
adalah didasarkan pada pokok pikiran agar individu dapat memilih atau
alternatif untuk memilih (Sukardi, 1989: 25).
Model pengambilan keputusan Gelatt's terutama dapat dipilih untuk
menjelaskan yang berhubungan dengan perputaran sifat-sifat atau hakikat
-
17
pengambilan keputusan dan rangkaian proses pengambilan keputusan.
Kedua, model ini mengacu kepada suatu pola acuan dari teknik dan metode
yang dapat diambil untuk dipergunakan sebagai pedoman dalam program
karir. Ketiga, sistem nilai dianggap sebagai suatu bagian yang penting dalam
proses pengambilan keputusan, yang menjelaskan bahwa pengambilan
keputusan adalah merupakan suatu proses pengambilan ~:eputusan secara
kontinu.
Langkah langkah pengambilan keputusan menurut Gelatt's adalah sebagai
berikut (Sukardi, 1989: 25):
1. Menetapkan masalah
2. Menghasilkan alteratif
3. Mengumpulkan informasi
4. Mengolah informasi
5. Membuat rencana
6. Menyeleksi tujuan
7. lmplementasi rencana.
2.1.4 Tahapan Bimbingan Karir
Ada perbedaan tahapan pendidikan karir tentang rangkaian tahapan dalam
program pendidikan karir. Ada yang berorientasi pada tahapan
perkembangan dan ada pula yang berorientasi pada tujuan. Menurut Sukardi
-
(1989), pada model pendidikan karir yang berorientasi pada tujuan,
kurikulumnya dirancang berdasarkan 5 pola yaitu:
1. Menetapkan tujuan-tujuan
2. Merumuskan hasil-hasil
3. Menetapkan metode laporan kemajuan
18
4. Menetapkan akibat-akibat yang berhubungan dengan tingkah laku siswa
5. Menetapkan criteria penilaian bagi setiap sasaran.
Pada model ini setiap sasaran atau tujuan dirumuskan syarat-syarat dalam
kaitannya dengan tingkah laku yang khusus dengan standar kuantitatif.
Standar ini mengacu pada 4 tahap yaitu:
1. Kesadaran karir
b. Mengenal pekerjaan-pekerjaan
c. Menggambarkan pekerjaan
d. Menyelenggarakan pekerjaan
e. Menilai keterampilan
2. Eksplorasi karir
a. Mengenal komponen-komponen jabatan
b. Mengindikasikan persyaratan jabatan
c. Menunjukkan kompetensi
d. Menunjukkan motivasi
e. Menilai prestasi
3. Perencanaan dan mengambil keputusan karir
-
a. Mengenal karaktristik pribadi
b. Menetapkan tujuan jabatan pribadi
c. Menilai keterampilan
d. Membuat perencanaan jabatan
4. Melaksanakan keputusan karir
a. Menunjukkan penampilan yang pantas
b. Memanfaatkan sumber-sumber pekerjaan atau jabe1tan
c. Melengkapi aplikasi-aplikasi jabatan
d. Memainkan peran wawancara jabatan
e. Memanfaatkan transportasi (Sukardi, 1989).
2.2 Keputusan Memilih Jurusan
2.2.1 Pengertian Pengambilan keputusan
19
H.T Simon dalam bukunya Administrative Behavior (1997) seperti dikutip oleh
Kartini Kartono (1994) dalam bukunya Psiko/ogi Sosial Untuk Manajemen
Perusahaan Dan lndustri mengemukakan bahwa ada 3 proses dalam
pengambilan keputusan, yaitu:
1. lnte/igence activity, yaitu proses penelitian dan pemaharnan situasi dan
kondisi dengan memakai wawasan iteligensi.
-
2. Design activity, yaitu proses menemukan maslah, mengembangkan
pemahaman, dan menganalisa kemungkinan pemecahan maslah serta
tindakan praktis lebih lanjut, jadi ada perencanaan pada kegiatan.
3. Chaise activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak
alternatif, atau kemungkinan pemecahan yang paling efisien. (Kartono,
1994: 88).
Suharnan (2005) dalam buku Psikologi Kognitif, mendefinisikan pembuatan
keputusan atau decision making ialah proses memilih atalll menentukan
berbagai kemungkinan antara situasi-situasi yang sudah pasti. Pembuatan
keputusan terjadi di dalam situasi-situai yang meminta seseorang harus
a. Membuat prediksi ke depan
b. Memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih.
20
c. Membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan
bukti-bukti terbatas.
2.2.2 Mc>del Pengambilan Keputusan
Ada beberapa model dalam proses pengambilan keputusan. Hamilton &
Jones (1971) dalam Herr & Cramer (1979) mengemukakan bahwa ada 6
langkah model pengambilan keputusan karir yaitu:
1. Mengerti permasalahan
pengambil keputusan mengerti mengapa mereka harus bekerja dan
menempuh jenjang pendidikan.
-
21
2. Mencari dan menggunakan informasi
Mencari dan menggunakan informasi tentang diri sendiri (kemampuan,
minat, pilihan dsb) dan informasi yang berkaitan tentang dunia pekerjaan
dan pendidikan.
3. Mencari alternatif
memikirkan beberapa kemungkinan tujuan pendidikan dan pekerjaan.
4. Memilih tujuan dan membuat rencana
Memilih tujuan yang terbaik untuk diri sendiri dan membuat rencana untuk
mencapainya.
5. Melaksanakan rencana
Melaksanakan rencana yang telah dibuat dan memperhitungkan
alternative kedua bila perlu.
6. Mengevaluasi keputusan
Menentukan apa yang akan dilakukan dan memperhitungkan apa yang
dapat membantu atau menghambat terlaksananya usaha selama
melaksanakan keputusan (Herr & Cramer, 1976).
2.2.3 Kendala-kendala dalam pengambilan keputusan
Dalam mengambil keputusan tidak semudah yang diperkirakan sebelumnya.
Menurut Siagian (1990) dalam buku Teori dan praktek pengambilan
~eputusan ada beberapa masalah individu dalam mengambil keputusan
diantaranya yaitu:
a. Kendala dari diri sendiri
-
22
Menurut Siagian (1990) kendala yang paling kuat dampaknya
sesungguhnya bersumber pada diri pengambil keputusan yang
bernangkutan sendiri. Kendala yang paling sering muncul adalah adanya
ketidak tegasan dan keragu-raguan dalam diri si pengambil keputusan,
sehingga mempengaruhi cara berfikir dan cara bertindaknya.
b. Kegagalan di masa lalu
Dapat dipastikan bahwa tidak ada seorangpun yang tidak pernah
mengalami kegagalan dan salah dalam mengambil keputusan. Ada saja
keputusan yang diambil yang tidak mendatangkan hasil yang diharapkan.
Pengalaman yang demikian tidak jarang menjadi kendala dalam
pengambilan keputusan. Sehingga ddalam mengambil keputusan ia
menjadi ragu-ragu dan takut mengambil keputusan dan menyerahkan
keputusan pada orang lain.
c. Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi
Terkadang terdapat pemahaman yang tidak tepat tentang peranan
informasi dalam proses pengambilan keputusan sehinQ!~a dapat menjaadi
kendala dalam mengambil keputusan. Kurangnnya informasi sebelum
mengambil keptusan dan terlalu banyaknya informasi dalam mengambil
keputusan sehingga keputusan berjalan lambat.
d. Faktor ketidakpastian
Tidak dapat disangkal bahwa ketidakpastian merupakan salah saaatu
kendala yang dihadapau dalam pengambilan keputusan. Karena itu
-
23
kemampuan memperhitungkan dan mengatasi kendala tersebut turut pula
menentukan tingkat efektivitas seseorang sebagai pengambil keputusan.
2.3 Remaja
2.3.1 Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence diartikan sebagai masa perkembangan transisi
antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif dan sosial-emosional. Batasan umur remaja adalah dimulai dari umur
10-13 tahun dan berakhir antara umur 18 sampai 22 tahun (Santrock, 2003:
26). Namun ada pendapat lain yang mengatakan akhir masa remaja adalah
umur 21 atau 25.
2.3.2 Perkembangan psikososial
Menurut teori perkembangan psikososial Erickson seperti dikutip oleh
Santrock (2003) remaja memasuki tahapan perkembangan psikososial
Identity Versus Identity Confusion. Pada masa ini individu dihadapkan pada
pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa, dan kemana mereka
menuju dalam hidupnya. Remaja dihadapkan dengan banya1k peran baru dan
status dewasa yang menyangkut pekerjaan dan asrnara misalnya. Orangtua
seharusnya memberi kesempatan pada remaja untuk mengeksplorasi peran
yang berbeda-beda dan jalan yang berbeda dalam peran tertentu.
-
24
Bila remaja rnengeksplorasi peran-peran tersebut dalarn cara yang sehat dan
mendapatkan jalan yang positif untuk diikuti dalarn hidupnya, suatu identitas
yang positif akan terbentuk. Bila suatu identitas dipaksakan pada rernaja oleh
orangtua, bila rernaja kurang rnengeksplorasi peran-peran yang berbeda, dan
bila jalan ke rnasa depan yang positif tidak ditentukan, rnaka kekacauan
identitas terjadi (Santrock, 2003: 47).
2.3.3 Perkembangan kognitif
Sedangkan tahapan perkembangan kognitif rernaja menurut Jean Piaget,
rernaja sudah rnernasuki tahapan perkernbangan operasional formal (formal
operational stage) dimana individu bergerak melebihi dunia pengalarnan yang
aktual dan kongkrit, dan berpikir lebih abstrak serta logis. Sebagai bagian dari
kemarnpuan untuk berpikir lebih abstrak, rernaja mengembangkan citra
tentang hal-hal yang ideal.
Mereka mungkin memikirkan tentang seperti apa orangtua yang ideal dan
membandingkan orangtuanya dengan standar ideal ini. Mereka mulai berpikir
tentang kemungkinan-kemungkinan untuk masa depan dan merasa
terpesona dengan apa yang mungkin mereka capai. Dalam memecahkan
masalah, pemikir operasional formal lebih sistematis, men~1embangakan
hipotesis tantang mengapa sesuatu terjadi seperti itu, dan kemudian rnenguji
hipotesis ini secara deduktif (Santrock, 2003: 50).
-
25
2.3.4 Perkembangan fisik
Lonjakan pertubuhan terjadi 2 tahun lebih awal pada anak perempuan
daripada anak laki-laki. Pada anak perempuan hal ini dimulai sekitar usia 10
Y, tahun dan berlangsung selama 2,5 tahun. Sepanjang m;:1sa tersebut, anak
perempuan bertambah tinggi badanya sekitar 3,5 inchi setiap tahun. Pada
anak laki-laki pertumbuhan dimulai sekitar 12/13 taihun dan juga berlaingsung
selama 2 tahun. Anak laki-laki pada umumnya bertambah 4 inchi setiap
tahunnya. (Santrock, 2003: 91).
2.3.5 Tugas perkembangan remaja
Menu rut Having rust dalam Hurlock ( 1990) seperti dikutip oleh Ali & Asrari
(2004) dalam buku Psikologi Remaja Perkembangan Peserla Didik
mengatakana bahwa, ada beberapa tugas perkembangan yang harus
diselesaikan oleh remaja diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif
pada masa ini, remaja menjadi bangga atau sekurang-kurangnya toleran
dengan kondisi fisiknya sendiri, menjaga dan melindungi, serta
menggunakannya secara efektif.
2. Mencari kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa
lainnya.
Pad a masa ini, rernaja berusaha rnembebaaskan diri dari sifat kekanak-
kanakan yang selalu menggantungkan diri pada orangtua1,
mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orangtua tanpa
-
menggantungkan diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat
kepada orang dewasa tanpa menggantungkan diri pad
-
out (keluar atau berhenti sekolah), penyalahgunaan obat terlarang dan
narkotika serta penyimpangan sosial lainnya.
27
Problema yang tak kalah penting dalam menentukan karir yang dialami
remaja yaitu remaja sering memandang eksplorasi karir dan pengambilan
keputusan dengan disertai kebimbangan ketidakpastian dan stress. Banyak
remaja yang tidak cukup banyak mengeksplorasi pilhan karir mereka sendiri
dan juga menerima terlalu sedikit bimbingan karir dari pemhimbing di sekolah
mereka (Santrock, 2003).
Kadang keputusan tentang pilihan karir dipilih bukan berdasarkan
pertimbangan yang matang dan hanya ikut ikutan. Padahal setiap keputusan
yang diambil akan disusul oleh keputusan-keputusan lainnya yang berkaitan
{Rahmat. 2004: 70). Dalam arti, keputusan yang salah dalarn memilih jurusan
akan diikuti keputusan-keputusan lain yang juga tidak sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Sehingga dalam mengeksplorasi
karirnya sendiri remaja merasa tertekan dan stress dalam menjalaninya.
Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya informasi mengemai karir dan
profesi dalam program pendidikan karir yang diberikan dan kurangnya
motivasi dari pihak sekolah kepada peserta didik untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa.
-
28
Pendidikan karir adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada peserta didik tentang
pekerjaan agar peserta didik dapat memilh dan merencanakan pekerjaannya
sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya.
Perkembangan pemilihan karir adalah salah satu cotoh kekuatan dari
kepercayaan akan kemampuan diri untuk menentukan jalan dari pola hidup
menuju proses pemilihan. Semakin tinggi individu yakin akan kemampuan
dirinya maka semakin luas rentang pilihan karir yang yakin dapat digeluti, dan
semakin tinggi individu tertarik akan karir yang dia geluti maka akan semakin
baik mereka mempersiapkan diri dalam pendidikan untuk meraih pekerjaan
tersebut.
Langkah-langkah siswa dalam proses pengambilan keputusan meliputi 6
langkah diataranya adalah: mengerti permasalahan, mencari dan
menggunakan informasi, mencari altematif, memilih tujuan dan membuat
rencana, melaksanakan rencana dan mengevaluasi keputusan (Herr &
Cramer, 1976).
Suatu keputusan merupakan keputusan yang tidak baik apabila alternatif-
alternatit penting tidak dipertimbangkan yang mengakibatkan pilihan
dijatuhkan pada alternatif yang tidak tepat (Siagian. 1990: 51 ). Tujuan dari
pendidikan karir adalah: mengenal berbagai jenis jabatan yang terbaik
-
29
baginya dan sekaligus bermakna serta memuaskan dan menghayati semua
nilai yang dihayati dan masyarakat yang berorientasi pada kerja. Membuat
siswa menjadi mampu untuk mengambil keputusan rasional sehubungan
dengan tujuan-tujuan yang ingin diperjuangkan dalam bidang kegiatan atau
aktivitas vokasional. Dan melaksanakan keputusan tadi secara nyata dalam
bentuk mengintegrasikan semua yang terkandung dalam bekerja (vacational
values) serta semua sikap yang dibentuk dalam bekerja (vacational attitudes)
dalam keseluruhan gaya hidupnya. (Wingkel & Hastuti, 2004: 670).
Gambar2.1
Bagan Kerangka Berfikir
Siswa
Memilih jurusan
Proses pengambilan keputusan memilih jurusan
Mendapat bimbingan karir
Pengambilan keputusan lebih tinggi
Tidak mendapat bimbingan karir
Pengambilan l
-
30
2.5 Hipotesa
Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara pemberian bimbingan karir
terhadap proses memilih jurusan di sekolah menengah atas.
Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara pemberian bimbingan
karir terhadap proses memilih jurusan di sekolah menengah atas.
-
BAB3
METODOLOGI PENEL.ITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 pendekatan penelitian
31
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, dimana validitas didapatkan berdasarkan perhitungan data
statistik. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen, dimana ada perlakuan (tratment) terhadap responden penelitian.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel bebas (IV) : Bimbingan karir
Variabel terpengaruh (DV) : Proses pengambilan keputusari memilih jurusan
3.2.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dari Bimbingan Karir adalah pemberian materi bimbingan
sebagai usaha dalam lingkungan pendidikan untuk membantu semua siswa
kelas 10 SMA agar siswa mampu mengenal berbagai jenis jabatan
pekerjaan, mampu mengambil keputusan yang sesuai dalam memilih
jurusan, dan mampu menjalankan semua keputusan tersebut berdasarkan
-
tuntutan yang dibutuhkan pada bidang pekerjaannya sampai pada gaya
hidup yang akan ditampilkannya.
32
Pemberian materi bimbingan yang digunakan dapat penelitian adalah
pemberian materi tentang karir sesuai dengan tahapan perkembangan karir
remaja madya yaitu tahapan perencanaan dan pernilihan karir
Proses pengambilan keputusan memilih jurusan adalah ba1gaimana siswa
mengarnbil keputusan dalam memilih jurusan dengan mem~tapkan masalah,
mencari dan menggunakan informasi tentang diri sendiri dan pekerjaan,
merumuskan alternatif, memilih tujuan dan membuat rencaina, melaksanakan
rencana dan mengevaluasi keputusan .
Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas 10 semester 2 Seikolah Menengah
Atas (SMA) yang belum mendapatkan penjurusan bidang studi.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah kelompok dimana peniliti akan menggeneralisir penelitiannya
(Gay, 1976 dalam Sevilla, 1993: 160). Populasi dalam penelitiari ini adalah
siswa-siswi SMAN 34 Jakarta kelas 1 o yang belum mendapatkan penjurusan
-
bidang IPA, IPS yang berjumlah 240 siswa. Mereka terbagi dalam 8 kelas
yaitu 10.1, 10.2, 10.3, 10.4, 10.5, 10.6, 10.6, 10.7, dan 10.B.
3.3.2 Sampel
33
Sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi
(Ferguson, 1976 dalam Sevilla, 2003: 160). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 10 semester 2 sebanyak 2 kelas.
Dimana 1 kelas menjadi kelompok eksperimen dan 1 kelas menjadi kelompok
kontrol. Jumlah siswa dalam satu kelas adalah 33 siswa.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster
sampling. Cluster sampling adalah cara pengambilan sampel dengan cara
menyeleksi anggota sampel dalam kelompok dan bukan menyeleksi individu
secara terpisah (Vockell, 1983 dalam Sevilla, 2003:167). Pengambilan
sampel dengan cara mengambil 2 kelas dari kelas 10 yang berjumlah 8 kelas
yang ada di SMAN 34 Jakarta. Yaitu dengan cara menulis nama kelas-kelas
yang ada di kelas 1 dan mengocoknya. Nama kelas yang PElrtama keluar
menjadi kelompok ekperimen dan nama kelas yang keluar berikutnya menjadi
kelompok kontrol.
-
34
3.4. Desain penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam peneliian ini adalah randomize
pre-test posr-test control group design dengan rancangan analisis:
KE iKelomook Eksoerimen) 01 x I g~ I KK IKeomook Kontron 03 0 1 = pretest kelompok eksperimen
0 2 = posttest kelompok eksperimen X =Treatment
0 3 = pretest kelompok kontrol
04 = posttest kelompok kontrol
3.5 Kontrol Terhadap Secondary Variabel
Kontrol penelitian dilakukan untuk mengontrol variable ekstra yang berarti
mengurangi, menghilangkan atau mengisolasikan pengaruh variable bebas
yang tidak termasuk dalam tujuan penelitian (Kerlinger, 2000). Ada tiga cara
untuk mengontrol variable ekstra yang dilakukan dalam penelitian yaitu
randomisasi, konstansi dan eliminasi.
3.5.1 Randomisasi
Randomisasi atau random assignment adalah prosedur memasukkan secara
acak subjek pada sampel penelitian ke dalam setiap kelompok penelitian
sehingga kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat diasumsikan
setara sebelum manipulasi dilakukan. Dengan demikian variabel sekunder
-
35
seperti pengalaman, motivasi, minat dan jenis kelamin sebelum dimanipulasi
dapat diasumsikan setara antara KK dan KE.
3.5.2 konstansi
Konstansi adalah menyamakan variabel-variabel lain yang ada dalam
penelitian baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Konstansi yang dilakukan yaitu dengan cara:
a. Waktu penelitian antara kelompok eksperimen dan kelornpok kontrol
sama.
b. Dalam penelitian ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
mendapatkan jenis kuesioner yang sama.
c. Jumlah sampel dalarn kelompok kontrol dan kelompok ekperimen sama.
3.5.3 Eliminasi
Eliminasi dapat dilakukan menghilangkan atau meniadakan variabel sekunder
saat penelitian. Variabel sekunder dalam penelitan ini yang dikontrol dengan
eliminasi adalah kebisingan. Eliminasi dilakukan dengan cara menyamakan
waktu masuk bimbingan yaitu sama-sarna tidak setelah atau akan keluar jam
istirahat yang berpotensi bising.
-
3.6 Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, tahapan-
tahapan tersebut yaitu:
1 . Persiapan penelitian
36
Untuk memulai penelitian peneliti mempersiapkan beberapa hal seperti
penelusuran teori untuk membuat alat ukur, pembuatan alat ukur dan
kunjungan dalam bentuk permohonan izin pada pihak terkait untuk tryout
dan penelitian.
2. Uji coba alat ukur
Uji coba alat ukur dilaksanakan pada 6 Juni dan 20 Juni 2007 di SMAN 1
Ciputat dengan subjek siswa kelas 10. Dengan responden yang telah
disesuaikan menurut subjek penelitian yaitu, siswa yang1 belum pernah
mendapat materi bimbingan karir sebelumnya.
3. Pelaksanaan penelitian
Hal pertama yang dipersiapkan peneliti sebelum pelaksanaan penelitian
adalah menentukan subyek penelitian yang akan diteliti dengan
membaginya ke dalam 2 kelornpok. Kelompok 1 adalah kelompok
eksperimen dan kelompok 2 adalah kelompok kontrol. Peneliti juga
mempersiapkan materi layanan bimbingan karir dan skala pengambilan
keputusan untuk pretest dan posttest. Kemudian mempersiapkan alat
peraga yang akan digunakan pada bimbingan tersebut.
-
37
Selanjutnya penelitian dilaksanakan di SMAN 34 Jakarta pada 31 Oktober -
21 November 2007. Bimbingan dilakukan selama kurang lebih satu jam
pelajaran atau 45 menit setiap pertemuan. Berikut adalah gambaran materi
bimbingan yang dilaksanakan dalam penelitian ini.
Table 3.1 Gambaran oelaksanaan nenelitian
No Waktu Keoiatan Durasi 1 Rabu, 31 Oktober 2007 Pretest pada kelompok 1:iksperimen 15 menit
dan kelompok kontrol Pengantar program. Pentingnya 30 oerencanaan karir
2 Rabu 7 November 2007 Materi 1: menoenal kekuatan diri 45 menit 3 Rabu,14 November 2007 Materi 2: menaenal oekeriaan 45 menit 4 Rabu 21 November 2007 Materi 3: meraih tuiuan karir 30 menit
Posttest kelomook eksoerimen 15 menit
Sedangkan langkah langkah pelaksanaan penelitian digambarkan dalam
taber berikut:
Melakukan Pretest (diberikan Skala en ambilan ke utusan Memberikan Treatment (Bimbingan karirl) di dalam materi bimbingan ada beberapa kegiatan seperti ceramah, diskusi dan tu as Melakukan Posttest (diberikan kembali skala pengambilan ke urtusan
Kelom
-
38
3. 7 Aparatus Penelitian
1. Pembimbing
yang menjadi trainer atau ekperimenter dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri. Hal ini dimaksudkan agar materi yang clisampaikan sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh peneliti.
2. Materi bimbingan karir
Materi bimbingan karir yang diberikan disesuaikan dengan tahap
bimbingan karir siswa sekolah menengah atas yaitu pacla tahap 3 tahap
perencanaan dan mengambil keputusan karir yang terdki dari 4 sub pokok
bahasan yaitu:
1. Mengenal karakteristik pribadi
2. Menetapkan tujuan jabatan pribadi
3. Membuat perencanaan jabatan
3. Alat ukur proses pengambilan keputusan memilih jurusan
Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah skala proses
pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herr & Cramer (1979).
3.8 Pengumpulan Data
3.8.1 Metode Dan lnstrumen Penelitian
Alat yang digunakan sebagai pengumpulan data adalah skala Likert
berbentuk kuesidner, dimana kuesioner merupakan suatu claftar yang
-
39
berisikan suatu rangkaian pertanyaan atau pernyataan mengenai suatu hal
atau dalam suatu bidang (Koentjaraningrat, 1993).
Jenis kuesioner yang digunakan bersifat tertutup yang berisi pernyataan,
subyek dapat langsung memilih jawaban yang telah disediakan. Alternatif
jawaban yang tersedia dapat befungsi untuk memperjelas alimensi yang dicari
dalam penelitian serta mendorong subyek untuk memutusk:an memilih
jawabannya, selanjutnya hasil dapat dianalisa dengan cepat dan mudah.
Dengan menggunakan skala sikap model Likert, peneliti menetapkan
penskoran dari 1-4 dengan tidak menggunakan jawaban tengah (netral/ragu-
ragu). Dalam skala Likert yang digunakan peneliti membagi dua kategori item
pernyataan favorable dan unfavorable dan menentukan bobot nilai (lihat
ta be I)
Tabet 3.3 N"l . k b 1 a1 s or1awa an
Pernyataan Sangat setuju Setuju (S) Tidak Setuju Sangat Tidak (SS) (TS} Setuiu (STS)
Favorabel 4 3 2 1 unfavorabel 1 2 3 4
Sedangkan untuk pengukurannya, peneliti menggunakan skala psikologi
yang dibuat berdasarkan indikator dari masing-masing variabel. Berikut ini
rancangan pembuatan skala berdasarkan indikator-indikatomya :
Tabel 3.4 Blue Drint ska/a oenaambilan keoutusart
No Faktor INDIKATOR Item Favorabel I Unfavorab
-
40
el 1 Mengerti Tahu mengapa harus 11,2~7,57 8,29,48
permasalahan bekerja kelak Tahu mengapa harus 13,3~7,71 '14,16,23 menemouh oendidikan
2 Mencari dan lnformasi tentang diri 1, 19,25,59,7 26,35,40,6 menggunakan sendiri 2 7 informasi lnformasi mengenai (14?), 30,65 9,45,61
oekeriaan 3 Merumuskan Merumuskan altematif 2,4, 18,32,49 21,38,54,6
alternatif pendidikan yang ada 3 Merumuskan beberapa 7,36,51 30,47,56 alternatif pekerjaan yang ada
4 Memilih tujuan Memilih tujuan karir 12,22,55,60, 24,31,40,6 karir dan 62 1 membuat Membuat rencana karir 20,3:3,46 5,50,66,69 rencana
5 Melaksanakan Mengambil keputusan 6,28,53,59 70,43,68 rencana untuk memilih iurusan
6 Evaluasi Tahu apa yang 1542,58 10,41,52 keputusan menc:ihambat rencana Jumlah
1. Alat ukur
a. Skala likert
Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala sikap dimana
skala ini diberikan kepada subjek penelitian sebagai sebuah stimulus yang
diharapkan dapat memunculkan respon atas prilaku yang ada sehingga
dapat terlihat pengambilan keputusan para siswa tersebut.
-
41
b. Uji validitas dan reliabilitas
Sebuah alat tes haruslah terlebih dahulu teruji baik secara validitas
maupun reliabilitas. Setelah semua teruji dan rnemenuhi Kriteria yang
ditentukan maka alat tes tersebut baru dapat layak digunakan.
Maka pada alat tes ini peneliti menggunakan validitas konstruk. dan
dalam perhitungan untuk melihat validitas konstruk peneliti menggunakan
metode internal consistency dengan rumus Corrected item-total
correlation :
'LiX- (2:i)(2:X) rxy = -r=====~~n ____ _
( 2:i2 - (2::)2 j( 2:X2 _ (2::)2 J = skor responden pada pernyataan tertentu
X = skor reponden pada skala sikap
N = banyaknya responden keseluruhan
Taraf signifikasi atau level of significance yang digunakan pada item
tersebut adalah 0,05 sehingga nantinya item-item yang berkorelasi rendah
atau dibawahnya akan dibuang.
-
42
Sedangkan pada reliabilitas alat tes diuji dengan melihat konsistensi
internal koefisien alpha if item deleted dan alpha total clari skala. Rumus
yang digunakan adalah Alpha cronbach yaitu:
a = [_!__][1- 2.S/ J k-1 Sx2
a : Reliabilitas alpha
k : Jumlah belahan tes
Sj : Varian belahan j: j 1,2 ....... k
Sx : Varian skortes
c. Hasil Pengujian Validitas Skala Pengambilan Keputusan
Data mengenai skala pengambilan keputusan diperoleh dengan
melibatkan 38 responden pada SMAN 1 Ciputat . Skala terdiri dari 72
item dan taraf signifikansi 0,05 dengan r tabel = 0,244, setelah di uji
validitasnya di peroleh hasil 55 item yang valid dan 17 item gugur. Semua
item yang valid pada skala pengambilan keputusan ini digunakan sebagai
a lat ukur dalam penelitian. Data selengkapnya dapat dilihat pad a tabel
berikut:
Tabel 3.5 Blue print hasil trvout skala oenaambilan keputusan
No Faktor INDIKATOR Item Favorabel Unfavorabel
1 Mengerti Tahu mengapa harus 11,5"7 8,29,48 permasalahan bekeria kelak
Tahu mengapa harus 37,71 16,23
-
43
menempuh pendidikan 2 Mencari dan lnformasi ten tang diri 19,25,59 26,35,
menggunakan sendiri informasi lnformasi mengenai 14, 30,65 9,45,61
Pekerjaan 3 Merumuskan Merumuskan alternatif 2,3~' .. 49 21,38,54,63
alternatif pendidikan vanq ada Merurnuskan be be rap a 7,3Ei,51 30,47,56 alternatif pekerjaan yang ada
4 Memilih tujuan Mernilih tuiuan karir 12,22,55,60,62 24,31,40 l
-
Ssb = Sum of Square (jumlah kuadrat) kelompok kontrol
Ssa = Sum of Square (jumlah kuadrat) kelompok eksperimen
nb = Jumlah subyek kelompok kontrol
na = Jumlah subyek kelompok eksperimen
44
-
45
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISA DATA
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitiari
Penelitian ini dilakukan di SMAN 34 Jakarta Selatan. Jumlah sampel yang
diambil dalam penelitian ini sebanyak 74 orang. Jumlah sampel tersebut
dibagi ke dalam 2 kelas yaitu kelas X.8 sebagai kelompok 1~ksperimen dan
kelas X.1 sebagai kelompok kontrol yang masing-masing berjumlah 36 orang
dalam kelompok eksperimen dan 38 orang dalam kelompok kontrol. Namun 3
orang dalam kelompok ekperimen dan 1 orang dari kelompok kontrol tidak
hadir pada saat posttest. Sehingga diambil data dari subyek yang mengikuti
pretest dan posttest.
Table 4.2 Table distribusi subvek oenelitian berdasarkan ienis kelamin
Jen is Kelompok Kelompok Jumlah % kelamin eksperimen kontrol
Jumlah % Jumlah %
Perempuan 20 60,6 18 54,54 38 57,6 Laki-laki 13 39,4 15 45,45 28 43,4 Total 33 100 33 100 66 100
Berdasarkan data pada tabel di atas secara keseluruhan terlihat bahwa
subyek perernpuan sebanyak 41 orang (58,6%) dan subyel< laki-laki
sebanyal< 29 orang (41,4%).
-
46
4.2. Presentasi dan Analisis Data
4.2.1. Presentasi Data
Sebagaimana telah diterangkan di Bab 1, tujuan penelitiani ini adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh bimbingan karir terhadap proses
pengambilan keputusan memilih jurusan di sekolah menengah atas yang
akan di tunjukkan lewat ada atau tidaknya perbedaan yanu signifikan dari
pengambilan keputusan memilih jurusan pada siswa yang mendapat
bimbingan karir dengan siswa yang tidak mendapat bimbingan karir.
Untuk menganalisa tujuan tersebut peneliti membedakan nilai responden
pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok el
-
47
18 162 175 18 17!) 175 19 155 165 19 14i' 148 20 166 169 20 164 165 21 155 163 21 1711 179 22 138 154 22 20fi 186 23 160 214 23 132. 134 24 154 157 24 161 163 25 148 162 25 16fi 159 26 158 181 26 141 147 27 168 170 27 204 204 28 154 156 28 17~1 165 29 190 166 29 152. 151 30 160 164 30 143 147 31 149 151 31 164 162 32 153 164 32 158 161 33 199 201 33 162. 166
Jumlah 5321 5558 5302 5264
Dari penyebaran nilai responden di atas nantinya akan dicari beberapa
perbandingan antara lain:
1. Perbandingan Pretest-Posttest kelompok eksperimen dengan
menggunakan rumus Paired Samples Test adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Perbandin1 an Pretest-Posttest Kelomook Eksoerimen
Kel. T n Mean SD T tabel Keputusan
Eksperimen hitung
Pretest 33 161.2 20.03 3,185 2.042 Ha diterima
Posttest 33 168.4 18.81
Dari data tersebut diketahui nilai rerata (mean) pada kelompok pre test
sebesar 161,2 dan nilai rerata post test adalah sebesar 168,4. Karena
-
48
nilai rerata yang dihasilkan lebih besar pada kelompok post test maka
dapat disimpulkan bahwa perlakuan (treatment) yang diberikan berjalan
dengan efektif dalam merubah perilaku responden. BElrdasarkan
penghitungan yang disajikan pada tabel di atas juga diperoleh hasil,
bahwa nilai t-hitung adalah sebesar = 3, 185, sementara nilai t-tabel
sebesar = 2.042 Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara
pretest kelompok eksperimen dengan posttest kelompok eksperimen.
2. Perbandingan Pretest-Posttest kelompok kontrol dengan menggunakan
rumus Paired Samples Test adalah sebagai berikut:
as1 er an mgan H "IP b d" Tabel 4.5
p t t p re es - osttest Kl eom T
Kelompok N Mean SD hitung
Eksperimen 33 161.1 18.42 -1.491
Kontrol 33 159.7 17.40
po kK ontro
T tabel
2.021
Keputusan
Ha ditolak
Dari data tersebut diketahui nilai rerata (mean) pada pre test sebesar
171.54 dan nilai rerata post test adalah sebesar 173.2:6. Meski nilai
rerata yang dihasilkan pada post test lebih besar dari pada pre test,
namun perbedaan yang ada tidak begitu nyata. Kemudian hasil tersebut
diuji perbedaannya dengan menggunakan teknik paired sampel t test,
-
49
yang berdasarkan penghitungan yang disajikan pada tabel di atas
diperoleh hasil, bahwa nilai t-hitung adalah sebesar =' 1,491, sementara
nilai t-tabel sebesar =2.021 Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t
tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara pretest dengan posttest kelompok kontrol.
3. Perbandingan Pretest kelompok eksperimen-kelompok kontrol dengan
menggunakan rumus Independent Samples Tes adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Perbandingan Pretest Kelompok Eksperimen-Kelompok Kontrol
T Pre test n Mean SD Ttabel Keputusan
hitung
Kel. eksperimen 33 161.2 20.03 0,17 2.00 Ha di tolak
Kel. kontrol 33 161.1 18.42
Dari data tersebut diketahui nilai rerata (mean) pre test pada kelompok
eksperimen sebesar 161,2 dan nilai rerata post test pada kelompok
control adalah sebesar 161, 1. Kemudian hasil tersebut diuji
perbedaannya dengan menggunakan teknik independent sampel t test,
yang berdasarkan pengl)itungan yang disajikan pada t;abel di atas
diperoleh hasil, bahwa nilai t-hitung adalah sebesar = 0.17, sementara
nilai t-tabel sebesar = 2.000. Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t
-
tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara pretest kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.
50
4. Perbandingan Posttest kelompok eksperimen-lcelompolc kontrol dengan
menggunakan rumus Independent Samples Test adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Perbandingan Posttest Kelompok Eksperimen-kelompok Kontrol
T Post test n Mean SD T tabel Keputusan
hitung
Kel. eksperimen 33 168.42 18.817 2.008 2.000 Ha diterima
Kel. kontrol 33 159.73 17.405
Dari data tersebut diketahui nilai rerata (mean) posttest pada kelompok
eksperimen sebesar 168,42 dan nilai rerata posttest pada kelompok
kontrol adalah sebesar 159,73. Karena nilai rerata yang dihasilkan
lebih besar pada kelompok eksperimen maka dapat disimpulkan
bahwa perlakuan (treatment) yang diberikan berjalan dengan efektif
dalam merubah perilaku repsonden. Berdasarkan penghitungan yang
disajikan pada tabel di atas juga diperoleh hasil, bahwa nilai t-hitung
adalah sebesar = 2,008, .sementara nilai t-tabel seb13sar = 2.000.
Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, dengan demil
-
51
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok post test eksperimen dengan kelompok post test kontrol.
4.2.2. Uji Persyaratan
Analisa data dimaksudkan untuk melakukan pengujian hipotesis dan
menjawab rumusan masalah yang diajukan, maka sebelum melakukan
pengujian tersebut harus dipenuhi persyaratan analisis terlebih dahulu.
Dalam hal ini uji persyaratan yang dilakukan adalah:
1. Uji Homogenitas
Uji kehornogenan, menguji dua data atau lebih kelompok data sampel
yang berasal dari populasi yang rnemiliki varians yang i;arna. Jika angka
signifikansi (SIG) > 0,05 berarti varians dari data tersebut homogen atau
sarna (Silrniayanita, 2005). Uji ini dilakukan dengan menggunakan
Levene's Test.
Table 4.9 Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sia.
Pengam Based on Mean .118 1 68 .732 bi Ian Based on Median .006 1 68 .940 Kepulus Based on Median and an with adjusted df .006 1 65.294 .940
Based on trimmed mean .081 1 68 .777
-
53
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian
Setelah menguji hipotesis, maka peneliti menentukan kuatitas atau tingkatan
pengambilan keputusan. Untuk membuat kategori skor responden, peneliti
menggunakan kategorisasi jenjang ordinal yang bertujuan menempatkan
individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang
menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2003).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala pengambilan keputusan
yang terdiri dari 55 item. Setiap item diberi skor 1 untuk sangat tidak setuju, 2
untuk tidak setuju, 3 untuk setuju dan 4 untuk sangat setuju untuk item yang
favourable sedangkan untuk unfavourable adalah sebaliknya. Maka diperoleh
rentangan minimum dan maksimumnya adalah 55x1 =55 sampai dengan
55x4=220, sehingga luas sebarannya 220- 55 = 165. den!~an demikian
setiap satuan deviasi standarnya bernilai165/6 = 27,5, dan mean teoritisnya
adalah 55x2,5=137,5 Penggolongan pengambilan keputusan pada penelitian
ini di bagi menjadi 3 kategori diagnosis, maka keenam satuan deviasi standar
itu dibagi ke dalam tiga bagian. Sehingga dengan harga satuan deviasi
standar sebesar 27,5 akan diperoleh kategori-kategori skor penyesuaian
sosial sebagai berikut.
Tabel 4.9 a eaori engam 1 an epu usan K t . P b"I K t
Kategori Rumus lntHrval Tinggi X > (+1cr) x > (137,5 + 27,5) Sedang (+1cr) ~ X ~ (-1cr) (137,5 + 27,5)
-
54
Pada tabel berikutnya akan dipaparkan jumlah responden berdasarkan
kategori tingkat pengambilan keputusan pada kelompok el(sperimen dan
kelompok kontrol .
Tabel 4.12 "R Komposis1 d B d k K espon en er asar an "Sk ategor1 or
Responden Kategori Frekuensi Persentase
Kelompok eksperimen Tinggi 14 42,43
Sedang 19 57,57
Rend ah - -Jumlah 33 100%
Kelompok kontrol Tinggi 11 29,73
Sedang 26 70,27
Rendah - -
Jumlah 37 100%
Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa skor pengambilan keputusan
pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagian besar
berada pada tingkatan sedang.
-
55
BAB5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisa data dapat disimpulkan, bahwa bimbingan
karir memiliki pengaruh yang sigifikan dalam pengambilan keputusan memilih
jurusan siswa siswi SMAN 34 Jakarta Selatan.
5.2. Diskusi
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara tingkat
pengambilan keputusan siswa sebelum dan setelah mengikuti bimbingan
karir. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan karir
terhadap pengambilan keputusan memilih jurusan siswa.
Bimbingan Karir adalah pemberian pelatihan sebagai usaha dalam
lingkungan pendidikan untuk membantu semua siswa kelas 1 O SMA agar
siswa mampu mengenal berbagai jenis jabatan pekerjaan, rnampu
mengambil keputusan yang sesuai dalam memilih jurusan~ dan mampu .
menjalankan semua keputusan tersebut berdasarkan tuntutan yang
-
dibutuhl
-
57
Oleh karena itu peneliti memberikan beberapa materi yan9 berkaitan dengan
hal tersebut mencakup pentingnya perencanaan karir, mengenal kekuatan
dan kelemahan diri, mengenal berbagai macam pekerjaan, merencanakan
tujuan karir.
Pemberian bimbingan karir di SMAN 34 Jakarta dilakukan ketika siswa kelas
12 dan akan memilih fakultas atau jurusan apa yang ingin mereka ambil
ketika kuliah. Seharusnya pemberian bimbingan karir hendaknya diberikan
sebelum siswa memilih jurusan yaitu kelas 10. Hal ini dimaksudkan agar
siswa menjadi lebih fokus dengan pekerjaan yang ingin digelutinya kelak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno & Amti (2004) yang mengatakan
bahwa sebelum menentukan jurusan siswa diberikan informasi mengenai
pendidikan dan jabatan yang cukup luas. lnformasi itu, dapat mengarahkan
siswa untuk memahai tujuan, isi (kurikulum), sifat, syarat-syarat memasuki
program studi tertentu, cara dan keterampilan belajar, kesempatan-
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, dan kesempata,n-kesempatan
kerja setelah tamat dari setiap jurusan atau program studi.
Hal ini senada juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Melasari (2007)
tentang layanan penempatan dalam Bimbingan dim Konseling dengan
ketepatan memilih jurusan di SMA bahwa ada hubungan positif yang
-
signifikan antara layanan penempatan dalam Bimbingan l
-
memperhatikan perkembangan dan perubahan anak-anaknya
terutama potensi dan keinginan anak dalam menentukan jurusan.
2. Kepada guru bimbingan konseling
Guru bimbingan konseling agar memberikan layanan informasi yang
lebih mendalam mengenai jurusan dan pekerjaan yang akan dipilih
siswa kelak. Juga membantu siswa mengenal potensi yang dimiliki
agar siswa lebih yakin dalam mengambil keputusan ketika memilih
jurusan. Selain itu bimbingan karir diberikan sebelum siswa
mengambil jurusan bukan sebelum mereka memilih fakultas.
3. Kepada sekolah
59
Sekolah diharapkan dapat melayani kebutuhan para siswa dalam
memaksimalkan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu
penyelenggaraan layanan bimbingan, khususnya bimbingan karir
secara intensif harus dilakukan agar para siswa dapat memantapkan
masa depannya.
4. Kepada siswa
Sebelum memilih jurusan apa yang akan mereka ternpuh siswa
diharapkan aktif mencari informasi tentang berbagai macam pekerjaan
yang ada dan yang aka digeluti kelak.
5. Kepada DIKMENTI
Membuat standar kurlkulum untuk pemberian bimbingan karir dengan
materi yang mendalam dan sistematis.
-
Saran IVletodologis
Kepada peneliti
60
1. Kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian de~ngan topik yang
sama khususnya pada metode penelitian, diharapkan untuk
mempersiapkan segala sesuatu terutama waktu, mengingat penelitian
dengan metode aksperimen memerlukan waktu yang cukup lama.
2. Diharapkan bagi peneliti yang selanjutnya dapat mi:mggunakan sampel
yang lebih besar sehingga hasil penelitian dapat dii~eneralisir.
3. Memperkaya materi bimbingan dan menambah sesi bimbingan. Untuk
melihat perbedaan yang lebih signifikan lagi.
4. Diharapkan pula bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode
pengambilan sampel dengan menggunakan matching berdasarkan IQ
siswa.
-
61
Daftar Pustaka
Ali, Mohammad. Asrari Mohammad. (2004). Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara
Azwar, Saifuddin. (2003). Penyusunan Skala Sikap, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Basyaib, Fachmi. (2006). Teori Pengambilan Keputusan. ,Jakarta: Grasindo
Hayadin. (2005). Peta Masa Depanku. Jakarta: ELSAS
Herr, Edwin L, Cramer, Stanley H. (1979). Career Guidance Through Life Span: Systematic Approach. Boston: Little Brown
Hornby, A.S. (2002). Oxford Advanced Leamer Dictionary. British: Oxford University Press
Kerlinger, Frend N. ( 2000). Asas-asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta:
UGM Press.
Langelier, Judy. Gidis, Pat Schwallie. Valier, Claire. (2003). Kamu Pasti Bisa Sukses: Panduan Membekali Lulusan Sma Dan Yang Sederajat Dengan Kecakapan Hidup Dan Kesadaran Karir. Bandung: Mizan Learning Center
Melasari, Dwi. (2007). Skripsi: Layanan Penempatan Dalam Bimbingan Dan Konseling Dengan Ketepatan Memilih Jurusan Di SMA. Fakultas Psikologi UIN syarif Hidayatullah Jakarta.
Robbins, Stephen P. (2001) Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi Aplikasi. Jakarta: Prenhallindo
Prayitno, H & Amti, Erman. (2004) Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Santrock, John. W. (2003). Adolescence, Perkembangan R'emaja. Jakarta: Erlangga
Seniati, Liche. Yulianto, Aries & Setiadi, Bernadette N. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta: lndeks
-
62
Sevilla, Consuelo G dkk (2003) Pengantar metodo/ogi penelitian. Jakarta: UI Press
Siagian, S.P. (1990). Teori Dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji Masagung
Siegler & Liebert (1974) Handbook Of Adolescent Psychology. New york: John Wiley & Sons
Suharnan, M S. (2005).Psiko/ogi Kognitif. Surabaya: Srikandi
Sukardi, Dewa Ketut. (1989). Pendekatan Konseling Karir Di Da/am Bimbingan Karir. Jakarta: Ghalia Indonesia
Sukardi, Dewa Ketut. (1994). Tes Dalam Konseling Karir. Surabaya: Usaha Nasional
Suryana, Agus. (2006). Panduan Praktis Menge/a/a Pelatihan. Jakarta: EDSA Mahkota
Wingkel, W.S & Hastuti, M.M Sri. (2004). Bimbingan Dan Konse/ing Di lnstitusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
www.
-
Lli;:llQ I ry VU'[
no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 1 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 5 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 6 3 4 3 3 3 4 3 3 2 1 2 3 4 3 4 1 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 2 2 7 3 3 0 3 1 3 2 2 4 4 2 3 4 2 4 1 2 3 3 2 1 3 1 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 8 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 2 2 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 9 4 4 2 3 3 4 4 3 2 1 3 4 4 3 4 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 10 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 11 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 12 3 2 3 3 4 4 3 3 2 1 3 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 13 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3
14 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 16 3 3 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 17 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 2 4 3 2 2 3 3 2 3 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 2 19 2 3 3 3. 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 20 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 4 22 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 23 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 25 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1 4 2 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 26 3 3 3 4 2 4 3 4 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 27 2 2 2 3 2 4 1 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 28 2 4 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 29 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 30 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 31 4 3 3 3 4 3 3 2 1 2 1 3 4 1 4 1 1 3 1 2 2 1 1 3 3 1 3 1 1 1 2 3 3 3 4 3 1 32 3 2 4 4 2: 2 2 3 3 4 2 3 4 2 3 2 3 3 3 2 1 3 1 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 33 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 4 4 3 4 1 3 2 3 2 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 34 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 35 3 3 4 4 3 4 4 4 3 0 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 36 3 3 2 4 4 3 2 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
-
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 jumlah 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 222 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 231 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 257 3 4 4 3 2 2 3 0 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 243 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 246 2 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 1 193 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 1 3 2 3 3 3 1 3 1 3 4 4 3 2 2 2 1 2 3 4 1 1 1 2 4 192 4 3 4 2 3 2 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 230 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 1 4 3 4 2 4 239 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 213 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 222 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 3 215 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 220 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 218 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 208 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 225 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 210 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 217 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 215 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 215 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 227 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 218 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 272 3 4 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 212 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 249 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 210 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 4 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3 181 2 3 3 2 3 3. 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 201
". 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 203 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 213 2 3 4 3 4 2 1 2 2 2 1 3 2 2 3 2 1 1 1 2 3 4 3 3 1 1 1 1 3 4 4 4 4 3 4 171 3 3 4 2 3 1 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 1 2 2 1 3 3 2 3 2 2 2 1 3 4 3 4 3 2 3 190 4 4 4 3 3 1 . 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 222 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 227 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 251 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 220 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 212 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 200
-
fo Nama Usia Jk Kelas No Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19