PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN...
Transcript of PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN
KEPALA POOL DALAM PEMBELIAN PRODUK ROTI LEGITS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Dimas Gusti Bagus Prayogo
NIM : 11140810000028
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
i
LEMBAR PENGESA HAN SKRIP SI
ii
LEMBAR PENGESAH AN UJIAN KOMP REHENSI F
iii
LEMBAR PENGESAH AN UJIAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEAS LIAN KARY A ILMIAH
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
1. Nama : Dimas Gusti Bagus Prayogo
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 25 September 1996
3. Agama : Islam
4. Alamat : Vila Nusa Indah 3 blok KN4 no. 14, RT
010/RW 039, Bojong Kulur, Gunung Putri,
Bogor
5. Nomor HP : 089633752716
6. E-mail : [email protected]
II. Pendidikan Formal
1. SD : - SDN Batu Ampar 03 Pagi (2001-2003)
- SD Bunda (2004-lulus)
2. SMP : SMPIT Daar el Salam (2007-2010)
3. SMA : SMAN 5 Bekasi (2010-2013)
III. Pengalaman Organisasi
1. 2014-2019 : Anggota PMII KOMFEIS
2. 2014-2015 : Anggota Resimen Mahasiswa UIN Jakarta
IV. Latar Belakang Keluarga
1. Ayah : Gusri
2. Ibu : Suyati
3. Alamat : Vila Nusa Indah 3 blok KN4 no. 14, RT
010/RW 039, Bojong Kulur, Gunung Putri,
Bogor
Anak ke Dari : 1 dari 3 bersaudara
vi
ABSTRACT
The purpose of the research is to analyze the influence of marketing mix
which in this research consist of product, price, and promotion to purchase
decision in SME studies at "Roti Legits". This research uses quantitative research
method with the collection of data through collecting questionnaires, interview,
observation and also supported by secondary data. The sampling techniques in
this research is purposive sampling consist of 36 qualified respondents. This
research uses some analysis method include; validity and reliability, the classic
assumption test, multiple regression analysis, hypothesis tested by t test and F test,
and determination coefficient (R2).Results in F test shows that product (X1), price
(X2), promotion(X3) have significant influence simultaneously to purchase
decision. Meanwhile in t test price (X2) and promotion (X3) also have significant
influence to purchase decision partially but product (X1) doesn’t have significant
influence to purchase decision. Determination coefficient (R2) shows that 51,6%
of purchase decision can be explained by these three variables while the rest of
48,4% by other variables outside of this research.
Keywords : Product, Price, Promotion, Purchase Decision
vii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh bauran
pemasaran yang dimana dalam penelitian ini terdiri dari produk, harga dan
promosi terhadap keputusan pembelian dalam studi UKM pada "Roti Legits".
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pengumpulan
data melalui pengumpulan kuesioner, wawancara, observasi dan juga didukung
oleh data sekunder. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yang terdiri dari 36 responden yang memenuhi syarat.
Penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis antara lain; validitas dan
reabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, hipotesis diuji dengan uji t
dan uji F, dan koefisien determinasi (R2). Hasil uji F menunjukkan bahwa produk
(X1), harga (X2), promosi (X3) memiliki pengaruh signifikan secara simultan
terhadap keputusan pembelian. Sementara itu dalam uji t harga (X2) dan promosi
memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian secara parsial tetapi
produk (X1) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa 51,6% keputusan pembelian
dapat dijelaskan oleh ketiga variabel ini sedangkan sisanya 48,4% oleh variabel
lain di luar penelitian ini.
Kata Kunci : Produk, Harga, Promosi, Keputusan Pembelian
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb, Alhamdulillahi rabbil alamin,
Puji syukur kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayahnya
penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul "Pengaruh Bauran Pemasaran
terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Roti Legits). Tak lupa shalawat
serta salam yang selalu dijunjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membina umatnya dari zaman jahil menuju zaman yang cerah benderang seperti
saat ini.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
program Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses penulisan hingga selesainya skripsi ini
tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan, semangat dan doa dari orang-orang
terbaik yang selalu ada di dekat penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
Maka dari itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT, rasa syukur dan terimakasih atas segala petunjuk yang
diberikan kepada penulis untuk menempuh perjalanan penulis dalam
menyusun skripsi ini sekaligus mendapatkan banyak pengalaman
berharga di sepanjang jalan penulisan skripsi ini.
2. Keluarga, terimakasih atas segala bentuk dukungan dan doa terutama
dari kedua orang tua yang membuat penulis sabar dan semangat untuk
menuju cita-cita penulis selama ini dan juga adik-adik yang selalu
menyemangati setiap saat.
3. Ibu Leis Suzanawaty, SE, M.si, selaku dosen pembimbing skripsi saya
yang tidak ada lelahnya menasihati saya untuk menjadi lebih baik,
benar dalam proses penulisan ini kata-kata terima kasih tidak akan
cukup untuk menggambarkan rasa syukur saya telah dibimbing dengan
baik dan benar oleh ibu.
ix
4. Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP, selaku
dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semoga bapak diberikan kesehatan dan kemudahan dalam membangun
FEB menuju lebih baik lagi. Amiin.
5. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM dan ibu Amalia, SE., MSM selaku
Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih banyak ibu
atas waktu dan saran yang telah diberikan kepada saya semoga ibu
selalu diberikan kesehatan dan dilimpahkan rezekinya. Amiin.
6. Ibu Dr. Titi Dewi Warnida, SE., M.Si., sebagai dosen pembimbing
akademik yang telah banyak meluangkan waktu untuk saya
berkonsultasi selama proses perkuliahan di FEB UIN semoga ibu
selalu diberikan kesehatan dan dilimpahkan rezekinya. Amiin.
7. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen khususnya dan kepada seluruh
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, dan mengajarkan
etika kepada saya selama saya menuntut ilmu sebagai Mahasiswa di
FEB UIN Jakarta. Tidak lupa kepada seluruh staff akademika yang
telah banyak membantu saya selama saya di FEB UIN Jakarta.
Semoga diberikan rezeki yang melimpah serta kemudahan dalam
segala urusannya.
8. Terimakasih untuk Roti Legits yang telah menerima saya untuk
melakukan penelitian skripsi dan turut serta membantu dan
memudahkan saya dalam pengumpulan data dalam penelitian ini
meskipun data pemasaran yang relatif sensitif ini Roti Legits mau dan
mendukung saya terus untuk menyelesaikan tugas ini saya ucapkan
terima kasih banyak.
x
9. Terima kasih juga untuk teman - teman kosan isnina Fajar, Vicky,
Miftah, Limbong, Ichsan, Robi, Renov, Afdal, Adam, Yasser, Bazzuri,
Ari, Iqbal, Hamdy, Azmi, Kautsar, Tama yang selalu menampung saya
di kala letihnya perjalanan jauh perkuliahan. Semoga teman-teman
sekalian menjadi orang yang sukses membangun dinasti usahanya
masing-masing, Amiin.
10. Terimakasih untuk teman-teman Marketing 2014 terutama Adinda
Rachmawati, Fachrurozie, Farhan Maulana, Kamil, Hanung Swargono,
M. Afdal, Sufyan, yang selalu membantu penulis semasa penulisan
skripsi. Saya doakan yang terbaik untuk kalian. Amiin.
11. Teman-teman Manajemen 2014. Semoga kita semua memiliki
kehidupan yang lebih baik pada jalannya masing-masing. Amiin.
12. Terimakasih untuk teman-teman KKN Archery yang memberikan
dukungan dan doa untuk penulisan skripsi ini khususnya Ade
Seilowati Putri yang selalu tidak ada hentinya mengkoreksi apa yang
kurang dari penulis untuk penelitian ini.
13. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga kalian
semua selalu diberikan rezeki oleh Allah SWT pada jalannya masing-
masing.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah
SWT dan tidak ada satupun di dunia ini yang sempurna tak terkecuali skripsi ini.
Maka dari itu penulis berharap kepada pembaca untuk berkenan memberikan
kritik dan saran yang membangun guna memberikan koreksi pada skripsi ini dan
diadakan perbaikan untuk penulisan berikutnya.
Wassalamualaikum wr. wb.
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................ v
ABSTRACT ......................................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 11
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................................ 12
BAB II KERANGKA TEORI .......................................................................................... 13
A. Pemasaran ................................................................................................................ 13
B. Manajemen Pemasaran ............................................................................................. 13
C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ......................................................................... 14
1. Produk (Product) .................................................................................................. 14
2. Harga (Price) ........................................................................................................ 19
3. Promosi (Promotion)............................................................................................. 24
D. Keputusan Pembelian ............................................................................................... 29
E. Hubungan Antar - Variabel ...................................................................................... 34
F. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 35
G. Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 38
H. Hipotesis.................................................................................................................. 39
xii
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 40
A. Ruang Lingkup ......................................................................................................... 40
1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 40
2. Variabel Penelitian ................................................................................................ 40
B. Penentuan Populasi dan Sampel .............................................................................. 40
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 42
1. Data Primer ........................................................................................................... 42
2. Data Sekunder ....................................................................................................... 43
D. Metode Analisis Data ............................................................................................... 43
1. Uji Kualitas Data ................................................................................................... 44
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................. 44
3. Pengujian Hipotesis .............................................................................................. 47
4.Analisis Regresi Linier Berganda .......................................................................... 47
5. Koefisien Determinasi (R2) ................................................................................... 48
6. Operasional Variabel Penelitian ............................................................................ 48
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 51
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 51
1. Sejarah singkat Perusahaan Roti Legits ................................................................ 51
2. Visi dan Misi Perusahaan Roti Legits ................................................................... 51
3. Struktur Organisasi ............................................................................................... 52
B. Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban Responden ................................. 53
1. Karakteristik Responden ....................................................................................... 53
2. Distribusi Jawaban Responden ............................................................................. 55
C. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................................................ 59
1. Uji Reliabilitas Data .............................................................................................. 59
2. Uji Validitas .......................................................................................................... 60
D. Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................................................... 61
1. Uji Normalitas ....................................................................................................... 61
2. Uji Heterokedatisitas ............................................................................................. 62
3. Uji Multikolineritas ............................................................................................... 64
E. Hasil Uji Analisis Linier Berganda .......................................................................... 65
1. Uji t ....................................................................................................................... 67
2. Uji F ...................................................................................................................... 70
xiii
F. Koefisien Determinasi (R2) ....................................................................................... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 72
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 72
B. Saran ......................................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 74
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kepadatan Penduduk Indonesia .......................................................... 7
Gambar 1.2 Perkembangan Industri Manufaktur .................................................... 8
Gambar 2. 1 Proses Keputusan Pembelian ........................................................... 29
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi ........................................................................... 52
Gambar 4. 2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia .......................................... 53
Gambar 4. 3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................. 54
Gambar 4. 4 Deskripsi Responden Berdsarkan Jenis Kelamin ............................. 55
Gambar 4. 5 Hasil Normal Probability Plot ......................................................... 62
Gambar 4. 6 Hasil Uji Heterokedatisitas Scatterplot ............................................ 63
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pembagian Kriteria UMKM Menurut Aset dan Omset .......................... 2
Tabel 1.2 Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha
Besar (UB) Tahun 2016-2017 ................................................................................. 3
Tabel 1.3 Daya Serap Tenaga Kerja UMKM dan Usaha Besar Tahun 2016-2017 4
Tabel 1.4 Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Berlaku UMKM dan Usaha Besar
Tahun 2016-2017 .................................................................................................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 35
Tabel 3.1 Skala Likert ........................................................................................... 43
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian............................................................ 49
Tabel 4.1 Distribusi Responden Mengenai Produk............................................... 56
Tabel 4.2 Distribusi Responden Mengenai Harga ................................................ 57
Tabel 4.3 Distribusi Responden Mengenai Promosi ............................................. 58
Tabel 4.4 Distribusi Responden Mengenai Keputusan Pembelian ....................... 58
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Data .................................................................... 59
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Produk Menggunakan SPSS .................................. 60
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Harga Menggunakan SPSS .................................... 60
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Promosi Menggunakan SPSS ................................ 61
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Menggunakan SPSS ........... 61
Tabel 4.10 Hasil Uji Heterokedatisitas ................................................................. 64
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolineritas Menggunakan SPSS.................................. 65
Tabel 4.12 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 66
Tabel 4.13 Analisis Regresi Linier Berganda Uji t ............................................... 67
Tabel 4.14 Analisis Regresi Linier Berganda Uji F .............................................. 70
Tabel 4.15 Tabel Koefisien Determinasi .............................................................. 70
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ........................................................................................... 76
Lampiran 2. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Produk (X1) ......................... 80
Lampiran 3. Tabulasi Jawaban Kuesioner Harga (X2) .......................................... 81
Lampiran 4. Tabulasi Jawaban Kuesioner Promosi (X3) ...................................... 82
Lampiran 5. Tabulasi Jawaban Kuesioner Keputusan Pembelian (Y) .................. 83
Lampiran 6. Output SPSS Uji Validitas Produk (X1) .......................................... 84
Lampiran 7. Output SPSS Uji Validitas Harga (X2) ............................................ 86
Lampiran 8. Output SPSS Uji Validitas Promosi (X3) ......................................... 86
Lampiran 9. Output SPSS Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y) ..................... 87
Lampiran 10. Output SPSS Uji Reliabilitas .......................................................... 87
Lampiran 11. Output SPSS Uji Normalitas .......................................................... 88
Lampiran 12. Output SPSS Uji Multikolineritas .................................................. 88
Lampiran 13. Output SPSS Uji Heterokedastisitas ............................................... 89
Lampiran 14. Output SPSS Uji Statistik t ............................................................. 89
Lampiran 15. Output SPSS Uji Statistik F ............................................................ 89
Lampiran 16. Output SPSS Koefisien Determinasi (R2) ...................................... 90
Lampiran 17. Transkrip Wawancara ..................................................................... 91
Lampiran 18. Foto Dokumentasi dan Observasi ................................................. 108
Lampiran 19. Catatan Observasi ......................................................................... 116
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mempunyai peran penting
dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan kerja, UMKM juga berperan dalam
mendistribusikan hasil-hasil pembangunan, ketika krisis terjadi pada tahun 1998.
UMKM sendiri terbagi menjadi mikro, kecil, dan menengah, definisi dari masing
- masing sudah di jelaskan dengan jelas di UU. No. 20 Tahun 2008 berikut ini
(http://www.bi.go.id):
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang - undang.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagai
mana dimaksud dalam Undang - undang ini.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang merupakan
bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana yang diatur dalam Undang - undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh
badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
2
lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik
negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan
kegiatan ekonomi di Indonesia. UMKM ini memiliki kriteria yang telah
diatur di UU ini yaitu :
1. Usaha Mikro, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp 2.500.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp 10.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000,00 (dua milyar lima ratus ribu rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Dari Undang - undang tersebut dapat kita simpulkan lebih mudah
dengan tabel berikut :
Tabel 1.1
Pembagian Kriteria UMKM Menurut Aset dan Omset
No. USAHA KRITERIA
ASET OMSET
1 Mikro maks.50jt maks.300jt
2 Kecil >50jt-500jt >300jt-2,5M
3 Menengah >500jt-10M >2,5M-50M
(Sumber: Bank Indonesia, Profil Bisnis dan UMKM 2015)
3
Dalam struktur perekonomian negara, usaha mikro, kecil dan menengah
merupakan salah satu penopang perkenomomian yang kuat bagi negara. Hal ini
sudah kita lihat di kriteria menurut UU No 20 tahun 2008 sebelumnya bahwa
biaya investasi umkm yang relatif rendah untuk menciptakan satu unit pekerjaan,
sehingga para pelaku ekonomi mampu bergerak dinamis dalam mengembangkan
bisnis di sektor umkm, selain itu UMKM tercatat memiliki jumlah lebih banyak
serta berkembang lebih cepat dan banyak sehingga pantas untuk dikatakan sebagai
sektor usaha yang mandiri dan dinamis daripada usaha besar yang dapat kita lihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar
(UB) Tahun 2016-2017
No Indikator
2016 2017
Jumlah % Jumlah %
1 Unit Usaha (A+B) 61.656.547 62.928.077
A. UMKM 61.651.177 99,99 62.922.617 99,99
U
N
- Usaha Mikro I 60.863.578 98.71 62.106.900 98,70
- Usaha Kecil T 731.047 1,19 757.09 1,20
- Usaha Menengah 56.511 0,09 58.627 0,09
B. Usaha Besar (UB) 5.370 0,01 5.460 0,01
(Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2017)
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa UMKM memiliki jumlah unit
usaha yang jauh lebih banyak daripada Usaha Besar (UB) yang dimana pada
tahun 2016 berjumlah 61.651.177 unit atau 99,99% dari keseluruhan total unit
usaha sedangkan Usaha Besar hanya berjumlah 5.370 atau 0,01% dan begitu juga
pada tahun 2017 UMKM masih mampu berkembang dan berjumlah lebih banyak
dari tahun sebelumnya.
Diiringi dengan perkembangan UMKM yang cukup besar pada data
sebelumnya maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa UMKM juga menyumbang
4
tenaga kerja yang besar, hal tersebut dapat dilihat pada data yang ada di tabel
berikut ini :
Tabel 1.3
Daya Serap Tenaga Kerja UMKM dan Usaha Besar 2016-2017
No Indikator
2016 2017
Jumlah % Jumlah %
2 Tenaga Kerja (A +B) 116.273.356 120.260.185
A. UMKM 112.828.610 97,04 116.673.416 97,02
O
R
A
- Usaha Mikro N 103.839.015 89,31 107.232.992 89,17
- Usaha Kecil G 5.402.073 4,65 5.704.321 4,74
- Usaha Menengah 3.587.522 3,09 3.736.103 3,11
B. Usaha Besar (UB) 3.444.746 2,96 3.586.769 2,98
(Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2017)
Dari tabel di atas terlihat dengan jelas bahwa sangatlah jauh perbedaan
daya serap tenaga kerja antara UMKM dengan usaha besar, yang dimana UMKM
menyerap 112.828.610 orang (97,04% dari total tenaga kerja 116.273.356 orang)
sedangkan usaha besar hanya 3.444.746 orang (2,96% dari total tenaga kerja
116.273.356 orang) pada tahun 2016, namun terjadi penurunan pada UMKM di
tahun 2017 yang dimana menyerap 116.673.416 orang (97.02% dari total tenaga
kerja 129.260.185 orang) sedangkan Usaha Besar 3.586.769 (2,98% dari total
tenaga kerja 129.260.185 orang), dan pertumbuhan tenaga kerja pada tahun 2016-
2017 sebesar 3.986.829 orang atau sebesar 3,43% yang dimana UMKM sebanyak
3.844.806 orang atau sebesar 96,44% dari total 3.986.829 orang sedangkan usaha
besar hanya menyumbang 142.023 orang atau sebesar 3,52% dari total 3.986.829
orang.
5
Tidak hanya sekedar memberikan lapangan kerja, UMKM juga
berkontribusi memberikan PDB yang berpengaruh pada perputaran ekonomi
negara yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.4
Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Berlaku UMKM dan Usaha Besar
Tahun 2016-2017
No Indikator
Tahun 2016 Tahun 2017
Jumlah % Jumlah %
3 PDB (A+B) R 11.712.450,6 12.840.859,0
A. UMKM P 7.009.283,0 59,84 7.704.635,9 60,00
M
- Usaha Mikro I 4.292.287,8 36,65 4.727.989,4 36,82
- Usaha Kecil L 1.128.056,8 9,63 1.234.210,7 9,61
- Usaha Menengah I 1.588.938,8 13,57 1.742.435,7 13,57
A
R
B. Usaha Besar (UB) 4.703.167,6 40,16 5.136.223,1 40,00
(Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2017)
Tabel di atas menjelaskan sumbangan UMKM terhadap produk domestik
bruto atas dasar harga berlaku yang dimana dapat diambil kesimpulan bahwa
UMKM merupakan faktor yang mempengaruhi roda perekonomian di Indonesia,
karena jumlahnya yang banyak ini sehingga kecil dampaknya akan tetapi jika
makin banyak maka terasa juga dampak yang diberikan.
Akan tetapi terlepas dari banyak UMKM yang sudah berkembang dan
bertambah pada dasarnya permasalahan secara umum yang dihadapi oleh pelaku
umkm dapat disederhakan menjadi dua kelompok yaitu rendahnya kemampuan
pengelola usaha, seperti di pengelolaan keuangan, pemasaran, dan terutama
sumber daya manusia yang disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya
manusia yang ada. Kondisi ini terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan pengalaman dalam sektor usaha tersebut yang menyebabkan
rendahnya atau kualitas produk yang tidak stabil sehingga sulit untuk menembus
pasar dan bersaing dengan berbagai macam produk yang ada di pasar.
6
Permasalahan kedua, yang sebagian besar dihadapi oleh UMKM, adalah
adanya keterbatasan akses kepada sumber daya produktif, terutama pemasaran,
permodalan, teknologi. Permasalahan - permasalahan ini harus bisa diatasi oleh
para pelaku UMKM dengan kemampuan dan pengalaman mereka yang minim
sehingga mereka harus mendalami dengan sendiri dan secara luas untuk
mendapatkan data sebenarnya dan kejadian sebenarnya di lapangan.
(http://www.bi.go.id/)
Terlepas dari kekhawatiran akan sulitnya mendapatkan data yang dapat
diandalkan, koneksi terhadap produsen bahan baku maupun pemasok, dukungan
penuh finansial dari bank, UMKM memiliki keunggulan yaitu dekat dengan
masyarakat sehingga memungkinkan UMKM mendapatkan pangsa pasar
meskipun tengah berhadapan dengan usaha besar maupun sesama UMKM karena
dekat dengan masyarakat berarti dekat dengan keinginan masyarakat sehingga
UMKM dapat dengan cepat menjawab keperluan masyarakat terutama yang
berada di sekitar lingkungannya karena sudah mengetahui budaya, adat istiadat,
dan kebiasaan masyarakat.
Terlebih lagi selain potensi yang ada pada lingkungan, potensi kepadatan
penduduk yang dimana dapat kita simpulkan bahwa makin banyak penduduk
maka makin banyak peluang pasar, inilah yang menjadikan Indonesia menjadi
potensi pasar dunia yang sangat tinggi karena demografisnya yang sangat luas dan
banyaknya sumber daya manusia di Indonesia. (http://www.goukm.id/)
7
Dari gambar di bawah ini dapat kita lihat bahwa pertumbuhan penduduk
yang sangat cepat khususnya di daerah Pulau Jawa sehingga hal ini dapat
dijadikan sebagai peluang pasar karena kondisi pasar Indonesia yang terus
menerus makin terbuka luas kesempatannya khususnya di Pulau Jawa terutama
daerah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten karena merupakan daerah yang terpadat.
Dengan kepadatan penduduk seperti ini maka diperlukan kebutuhan
primer manusia salah satunya adalah pangan yang dimana sangat terbuka bagi
industri yang berkaitan dengan pangan baik pertanian, perikanan, perhutanan,
perkebunan, maupun manufaktur makanan.
Gambar 1.1 Kepadatan Penduduk Indonesia
(Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2017)
8
Pertambahan jumlah industri pada bidang - bidang ini dapat kita lihat dari
banyaknya jumlah merek makanan dan minuman yang beredar di pasaran yang
membentuk pasar persaingan sempurna antar produk, perusahaan manufaktur
adalah salah satunya hal tersebut dapat kita lihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1.2 Perkembangan Industri Manufaktur
(Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2017)
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa industri manufaktur
makanan merupakan industri paling umum pada tahun 2015 yang dimana untuk
industri besar dan sedang sebesar ± 5.430 atau 21,54% dari total industri besar dan
sedang, sedangkan untuk industri mikro dan kecil sebesar ± 1.570.000 atau
42,71% dari total industri mikro dan kecil, beserta sumbangsih tenaga kerja
sebanyak ± 719.000 orang pada industri besar dan sedang, dan ± 3.660.000 orang
pada industri mikro dan kecil.
Dari data mengenai pertumbuhan penduduk dan perbandingannya dengan
kebutuhan akan pangan terbukti dengan meningkatnya jumlah industri manufaktur
makanan, terutama untuk industri manufaktur makanan yang memproduksi
keperluan pokok seperti nasi, mi, roti, minuman ringan dan lainnya.
Menurut Jumantra, anggota Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman
(Gapmmi), roti menempati urutan ketiga setelah nasi dan mi sebagai makanan
9
pokok masyarakat Indonesia. "Di semua kelas dan segmen, penjualan roti
meningkat." kata Jumantra saat ditemui di Konferensi Pers IBA Bakery Fair 2017.
(https://industri.kontan.co.id/news/bisnis-roti-dan-kue-indonesia-bertumbuh-10)
Menurut Jumantra yang mengutip data EuroMonitor, pertumbuhan rata -
rata periode (CAGR) 2010 - 2014, bisnis roti dan kue Indonesia naik 14% dan
proyeksi untuk tahun 2014 - 2020 sebesar 10%, dan disebut target potensinya
dapat mencapai Rp 20,5 triliun. "Pelaku usahanya 60% tradisional UMKM,
sedangkan 20% produsen besar, sisanya 12% ialah roti artisan," papar Maulana.
Pemain besar menurut Maulana seperti Sari Roti, Mr. Bread, Sharon, My Roti dan
lainnya. Adapun contoh roti artisan seperti Holland Bakery yang memiliki outlet
khusus dan menerima pesanan spesifik. (https://industri.kontan.co.id/news/bisnis-
roti-dan-kue-indonesia-bertumbuh-10)
Dari data gambar dan artikel sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa roti
secara tidak sadar sudah menjadi makanan pokok pengganti selain nasi dan mi,
dan dengan keberadaan merek yang makin banyak seperti yang telah disebutkan
sebelumnya maka kita dapat memandang hal ini sebagai salah satu potensi bisnis
yang masih terbuka lebar untuk di jelajah khususnya untuk pelaku UMKM yang
dimana juga tak kalah banyak memiliki saingan, bahkan lebih banyak
dibandingkan persaingan di pasar Usaha Besar, peneliti telah melakukan
observasi dan survey ke beberapa titik di daerah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi. Hasilnya peneliti menemukan banyak merek roti yang beredar
di warung - warung kecil, ritel koperasi, dan pasar tradisional. Berikut adalah
merk roti yang paling sering peneliti temukan :
1. Roti Kevin. 5. My Sharon (Sharon Bakery Group)
2. Roti MJ. 6. Roti Legits.
3. Rotina (Amanda Group) 7.Roti Panda.
4. Roti GS/Gassandry 8. Roti Special.
Delapan merek roti di atas merupakan roti yang paling sering peneliti
temukan, hal ini didasari oleh observasi peneliti saat peneliti memulai ketertarikan
untuk melakukan penelitian.
10
Berdasarkan observasi sepanjang jalan peneliti menemukan berbagai
macam pedagang roti mulai dari pedagang pabrik dan pedagang pool (kumpulan
pedagang-pedagang) peneliti dapat menemukan beberapa alamat pabrik roti yang
disebutkan sebelumnya, dan pada akhirnya peneliti memutuskan untuk memilih
Roti Legits sebagai tempat untuk memulai riset seputar permasalahan pemasaran
pada UMKM. Hal ini didasari oleh beberapa faktor yaitu :
1. Ketersediaan pemilik untuk di wawancarai, membuka informasi, serta
perizinan secara penuh untuk melakukan survey, observasi yang akan
dilakukan demi proses penelitian lebih lanjut.
2. Jumlah sebaran distribusi yang ada sehingga cukup untuk dijadikan
populasi atau sampel penelitian.
3. Merupakan salah satu merek roti yang sering peneliti jumpai
berdasarkan observasi.
Berdasarkan faktor - faktor yang telah peneliti tetapkan maka peneliti
memutuskan untuk meneliti Roti Legits sebagai objek penelitian yang akan di
teliti dan untuk memahami lebih dalam tentang UMKM maka peneliti
memutuskan untuk mewawancara pemilik dari Roti Legits untuk menetapkan
standar variabel yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. Dari hasil
wawancara dengan pemilik penulis menemukan variabel yang cocok untuk
melakukan penelitian lebih lanjut yaitu variabel produk, harga, promosi sebagai
variabel independen dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen.
Hal ini dikaitkan dengan keputusan pembelian karena variabel - variabel
yang telah disebutkan sebelumnya adalah faktor yang mendorong pedagang pool
untuk mempercayai dan membeli produk roti dari pabrik untuk mereka jual
kembali di pasaran (reseller), dari latar belakang inilah peneliti tertarik untuk
meneliti dengan judul "PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP
KEPUTUSAN KEPALA POOL DALAM PEMBELIAN PRODUK ROTI
LEGITS".
11
B. Rumusan Masalah
Pemasaran memiliki peranan penting bagi suatu usaha untuk
mengkomunikasikan keberadaan produk dan perusahaan kepada konsumen. Yang
perlu diperhatikan adalah penyusunan strategi pemasaran UMKM, yang efektif
dan handal untuk mencapai sasaran bisnis yang telah ditetapkan. Strategi
pemasaran merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
dan sasaran suatu usaha dengan cara mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki, maka dapat disusun perumusan
masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana strategi pemasaran agar mampu
menghadapi persaingan yang ketat pada UMKM. Sehingga timbul pertanyaan:
1. Apakah terdapat pengaruh produk (product) terhadap keputusan kepala
pool dalam pembelian produk Roti Legits?
2. Apakah terdapat pengaruh harga (price) terhadap keputusan kepala pool
dalam pembelian produk Roti Legits?
3. Apakah terdapat pengaruh promosi (promotion) terhadap keputusan kepala
pool dalam pembelian produk Roti Legits?
4. Apakah terdapat pengaruh produk, harga, dan promosi terhadap keputusan
kepala pool dalam pembelian produk Roti Legits?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk menganalisis pengaruh produk (product) terhadap keputusan kepala
pool dalam pembelian produk Roti Legits.
2. Untuk menganalisis pengaruh harga (price) terhadap keputusan kepala
pool dalam pembelian produk Roti Legits.
3. Untuk menganalisis pengaruh promosi (promotion) terhadap keputusan
kepala pool dalam pembelian produk Roti Legits.
4. Untuk menganalisis pengaruh produk, harga, dan promosi terhadap
keputusan kepala pool dalam pembelian produk Roti Legits.
12
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Agar dapat dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan kebijakan
pemasaran dan dapat berguna untuk menjadikan acuan strategi ke
depannya serta bermanfaat bagi para UMKM lainnya yang membaca
penelitian ini.
2. Bagi Akademis
Dapat menjadi salah satu sumber referensi mengenai UMKM khususnya
pada manufaktur makanan (roti) sehingga dapat menilai apakah ada
keselarasan antara teori dengan praktik lapangan yang terjadi khususnya di
perekonomian UMKM.
13
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial dimana dengan proses itu, individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan pihak lain. (Kotler & Keller, 2012)
Menurut oleh Kerin, Hartley, Rudelius yaitu:
Pemasaran adalah proses dari mengembangkan, penetapan harga, proses
dan mendistribusikan barang-barang, jasa, dan ide-ide untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan. (Kerin, Hartley, Rudelius, 2004)
Sedangkan menurut American Marketing Association :
Pemasaran adalah proses dari perencanaan dan pelaksanaan konsep,
penetapan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang, jasa, dan ide-ide
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. (American Marketing Association dalam
Bearden, Ingram, LaForge, 2001)
Diperbarui oleh AMA pada tahun 2007 dalam Belch & Belch:
Pemasaran adalah aktivitas sekumpulan institusi dalam memproses untuk
menciptakan, berkomunikasi, menyampaikan dan bertukar penawaran sesuatu
yang memiliki nilai bagi pelanggan, mitra klien, dan masyarakat pada umumnya.
( American Marketing Association, 2007 dalam Belch & Belch, 2009)
B. Manajemen Pemasaran
Kegiatan pemasaran haruslah dikoordinasikan dan dikelola dengan baik,
maka dikenal istilah manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran adalah seni
dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan
menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan
pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul. (Kotler & Keller, 2012)
14
C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Setiap perusahaan harus memutuskan sejauh mana menyesuaikan strategi
pemasarannya dengan kondisi – kondisi yang ada. Pada sisi yang satu terdapat
perusahaan – perusahaan yang menggunakan marketing mix yang terstandarisasi
secara global di seluruh dunia. Standarisasi tersebut adalah produk, iklan,
distribusi dan biaya rendah. Pada sisi lainnya terdapat penyesuaian pada
marketing mix, di mana produsen tersebut menyesuikan elemen – elemen
marketing mix untuk masing– masing pasar sasaran. (Kotler & Keller, 2012)
Bauran pemasaran menggambarkan seperangkat alat yang dapat
manajemen gunakan untuk mempengaruhi penjualan. Formula tradisional dari
marketing mix di sebut dengan 4p (product, price, place and promotion). (Kotler
& Keller, 2012)
Strategi pemasaran berisikan dari pemilihan target pasar dan
perkembangan dari bauran pemasaran untuk memuaskan kebutuhan pasar. Target
pasar adalah kelompok konsumen atau organisasi tertentu yang ingin melakukan
pertukaran pemasaran dengan perusahaan. (Bearden, Ingram, LaForge, 2001)
Bauran pemasaran adalah penawaran pemasaran keseluruhan untuk
menarik pasar sasaran. Terdiri dari keputusan dalam empat bidang dasar: produk
(pengembangan suatu produk, layanan, atau ide untuk bertukar), penetapan harga
(apa yang akan di kenakan biaya untuk pertukaran), komunikasi pemasaran
(bagaimana berkomunikasi dengan target pasar tentang kemungkinan pertukaran),
dan distribusi (cara mendapatkan produk, layanan, atau ide ke pasar target untuk
menyelesaikan pertukaran). (Bearden, Ingram, LaForge, 2001)
Sedangkan menurut Kerin, Hartley, Rudelius (2004) bauran pemasaran
adalah faktor - faktor yang di kontrol oleh manajer pemasaran yaitu produk, harga,
promosi dan tempat yang dimana dapat diambil sebagai solusi dari permasalahan
yang ada pada pemasaran.
1. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk perhatian, mendapatkan, penggunaan, atau konsumsi yang dapat
memuaskan apa yang mereka mau atau butuhkan. (Kotler & Amstrong,
2012).
15
Menurut Bearden, Ingram, LaForge (2001) produk didefinisikan
sebagai ide, entitas fisik (barang), jasa, atau kombinasi ketiganya yang
merupakan elemen pertukaran untuk memenuhi tujuan individu atau bisnis.
Sedangkan menurut Kerin, Hartley,Rudelius (2004) produk adalah
barang, jasa, atau ide yang terdiri dari sekumpulan atribut berwujud atau
tidak berwujud yang memuaskan konsumen dan diterima dengan
imbalan uang atau unit nilai lainnya.
Produk sendiri teribagi menjadi dua macam penggunanya yaitu
produk konsumen dan produk bisnis. Produk konsumen adalah produk
yang dibeli oleh konsumen akhir, sedangkan produk bisnis adalah produk
yang membatu secara langsung atau tidak langsung dalam menyediakan
produk untuk dijual kembali. (Kerin, Hartley, Rudeus, 2004)
a. Tingkatan Produk
Pada saat ini perusahaan tidak hanya bersaing dengan produk yang
dihasilkan saja, tetapi semakin meningkat dalam persaingan pada aspek
tambahan dari produknya seperti aspek pembungkus, servis, iklan,
pemberian kredit, pengiriman, dan faktor – faktor lain yang dapat
menguntungkan konsumen.
Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu
memahami lima tingkatan produk (Kotler & Keller, 2012) yaitu:
1) Produk utama/ inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
2) Produk basic, yaitu produk dasar yang mampu mempengaruhi fungsi
produk yang paling dasar (rancangan produk minimal dapat berfungsi).
3) Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang
ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak)
diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
4) Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk
yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga
16
dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk
pesaing.
5) Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang
mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.
b. Klasifikasi Produk
Pemasar menggolongkan produk menjadi tiga kelompok menurut
ketahanan dan keberwujudannya (Kotler & Keller,2012):
1) Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods)adalah
barang-barang berwujud yang biasa dikonsumsi dalam satu atau beberapa
kali penggunaan.
2) Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-barang berwujud
yang biasanya digunakan dalam waktu lama.
3) Jasa (services) adalah produk yang tak terwujud, tak terpisahkan,
bervariasi dan dapat musnah.
c. Diferensiasi Produk
Agar dapat dijadikan merek, produk harus didiferensiasikan
terutama produk fisik karena mempunyai potensi diferensiasi yang
beragam. Di sini penjual menghadapi sejumlah kemungkinan diferensiasi,
termasuk bentuk, fitur, penyesuaian (cuztomization), kualitas
kinerja,kualitas kesesuaian, ketahanan, keandalan, kemudahan perbaikan
dan gaya. (Kotler & Keller, 2012):
1) Bentuk (Form) merupakan bentuk atau struktur fisik produk. Perhatikan
berbagai bentuk yang dapat diambil oleh produk-produk seperti aspirin.
Meskipun aspirin pada intinya adalah sebuah komoditas, aspirin dapat
didiferensiasikan berdasarkan jumlah dosis, bentuk, warna, lapisan atau
waktu kerjanya.
17
2) Fitur (feature) merupakan variasi suatu produk yang ditawarkan untuk
melengkapi fungsi dasar suatu produk.
3) Penyesuaian (Customization) merupakan suatu strategi pemasar dalam
mendiferensiasikan produk dengan keinginan perorangan. Ketika
perusahaan semakin pandai mengumpulkan informassi tentang pelanggan
perorangan dan mitra bisnis (pemasok, distributor, pengecer), dan ketika
pabrik mereka dirancang lebih fleksibel mereka telah meningkatkan
kemampuan mereka untuk mengindividualisasikan penawaran pasar,
pesan, dan media.
4) Kualitas Kinerja (Peformance Quality) adalah tingkat di mana
karakteristik utama produk beroperasi. Produsen harus merancang tingkat
kinerja yang tepat bagi sasaran di pasar dan tingkat kinerja pesaing.
5) Ketahanan (Durability) merupakan ukuran operasi harapan produk
dalam kondisi biasa atau penuh tekanan.
6) Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality) yaitu tingkat di mana
semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi yang
dijanjikan.
7) Keandalan (Reliability) adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak
akan mengalami malfungsi atau gagal dalam periode waktu tertentu.
8) Desain (Design) merupakan totalitas fitur yang mempengaruhi
tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Menurut Bearden, Ingram, LaForge (2001), desain produk mencakup ga-
ya, estetika, dan fungsi suatu produk, tentang bagaimana suatu produk
dirancang mempengaruhi cara kerjanya, bagaimana rasanya, dan
kemudahannya untuk diperbaiki, dan kemudahan untuk di daur ulang.
9) Kemudahan perbaikan (repairability) adalah ukuran kemudahan
perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal. Kemudahan
18
perbaikan yang ideal terjadi jika pengguna dapat memperbaiki sendiri
produk tersebut dengan sedikit biaya dan waktu.
10) Gaya (style) menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada
pembeli. Estetika memaikan peran kunci dalam permainan merek suatu
produk, karena gaya merupakan sesuatu yaang menciptakan kelebihan
dalam perbedaan yang sulit ditiru.
d. Pengemasan (Packaging)
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas
merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk
yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan
pembeli.(Kotler & Keller, 2012)
Menurut Bearden, Ingram, LaForge (2001), kemasan adalah wadah
atau pembungkus untuk suatu produk yang biasanya berisikan label,
deskripsi cetak produk pada kemasan. Suatu kemasan dapat melakukan
sejumlah fungsi yang berbeda, termasuk melindungi produk sampai
dikonsumsi, menyimpan produk sampai dikonsumsi, memfasilitasi
konsumsi produk, mempromosikan produk, dan memfasilitasi
pembuangan produk.
Dari perspektif perusahaan dan konsumen, kemasan harus
mencapai sejumlah tujuan (Kotler & Keller,2012):
1) Mengidentifikasi merek.
2) Mengekspresikan informasi deskriptif dan persuasif.
3) Memfasilitasi transporasi dan perlindungan produk.
4) Membantu penyimpanan di rumah.
5) Membantu konsumsi produk.
19
e. Jaminan dan Garansi
Semua penjual bertanggung jawab secara hukum untuk memenuhi
harapan normal atau rasional pembeli. Jaminan (warranties) adalah
pernyataan resmi kinerja produk yang diharapkan oleh produsen. Produk
dengan jaminan dapat dikembalikan kepada produsen atau dibawa kepusat
perbaikan untuk diperbaiki, diganti, atau dikembalikan uangnya. (Kotler &
Keller, 2012)
2. Harga (Price)
Harga adalah jumlah uang yang dibayarkan pembeli kepada penjual
sebagai imbalan atas produk dan layanan. Hal itu mencerminkan pengorbanan
ekonomi yang harus dilakukan pembeli untuk mendapatkan sesuatu. (Bearden,
Ingram, LaForge, 2001)
Sedangkan menurut Kerin, Hartley, Rudelius (2004), harga adalah uang
atau pertimbangan lain, termasuk barang dan jasa lain yang ditukar dengan
kepemilikan atau penggunaan suatu produk.
Perusahaan harus menetapkan harga pada saat pertama kali merka
mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk
regulernya ke saluran distribusi atau wilayah geografis baru, dan ketika
perusahaan memasukkan penawaran pekerjaan kontrak baru. Perusahaan harus
memutuskan di mana perusahaan akan memposisikan produknya berdasarkan
kualitas dan harga. (Kotler & Keller, 2012)
Menurut Bearden, Ingram, LaForge (2001), penetapan harga dibuat untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang konsisten dengan misi perusahaan dan
strategi pemasaran. Umumnya terdapat lima tujuan yaitu keputusan penetapan
harga; memastikan kelangsungan hidup di pasar; meningkatkan pertumbuhan
penjualan; memaksimalkan keuntungan perusahaan; mencegah persaingan
memasuki ceruk perusahaan atau posisi pasar; dan membangun atau
mempertahankan citra kualitas produk tertentu.
Bearden, Ingram, LaForge (2001) juga menjelaskan "Influences on Pricing
Decisions: Five Cs of Pricing" yaitu 5 "Cs" yang mempengaruhi penetapan harga
yaitu Customers; Channels; Compatibility; Costs; Competition.
20
a. Pelanggan (Customers)
Harapan dan kemauan pelanggan untuk membayar adalah
pengaruh penting pada keputusan penetapan harga. Reaksi pembeli adalah
penentu utama permintaan, dalam beberapa kasus pelanggan bersedia
membayar harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan manfaat yang lebih
banyak dari fitur produk yang ditingkatkan.
b. Saluran (Channels)
Harga harus disesuaikan sehingga anggota lain dari saluran
distribusi memperoleh untung atas penjualan produk perusahaan. Jika
saluran distribusi tidak dapat mencapai margin yang cukup, mereka tidak
akan memasarkan produk secara maksimal. Selain itu citra produk harus
konsisten dengan saluran distribusi. Untuk produk yang menarik pembeli
dengan harga rendah, maka strateginya adalah distribusi berbiaya rendah.
Pemasar memberikan tunjangan promosi penjualan khusus dan dukungan
untuk menyalurkan anggota untuk mendorong pembelian.
c. Kesesuaian/Kecocokan (Compability)
Harga suatu produk harus sesuai dengan tujuan keseluruhan
perusahaan karena pertimbangan citra perusahaan jangka panjang dapat
mempengaruhi harga yang ditetapkannya. Misal suatu perusahaan harus
mempertimbangkan dengan baik terhadapt penetapan harga produk dalam
satu lini agar tidak membunuh produk dalam satu lini tersebut.
d. Biaya (Costs)
Biaya terkait dengan memproduksi, mendistribusikan, dan
mempromosikan suatu produk atau jasa yang sangat berperan dalam
menetapkan harga minimum atau dasar untuk keputusan penetapan harga.
Harga harus mencakup setidaknya dalam jangka panjang, investasi dan
dukungan di balik produk serta memberikan pendapatan dan laba yang
cukup bagi perusahaan.
21
e. Kompetisi (Competition)
Harga yang ditetapkan oleh perusahaan pesaing dan reaksi pesaing
terhadap perubahan harga juga mempengaruhi keputusan penetapan harga
pada perusahaan.
Sedangkan menurut Kotler & Armstrong (2012), perusahaan
harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan
penetapan harganya. Berikut beberapa langkah dalam memilih tujuan
penetapan harga:
f. Strategi Harga Produk Baru (New Product Pricing Strategies)
Perusahaan yang meluncurkan produk baru mengalami tantangan
dalam penetapan harga untuk pertama kalinya. Dalam strategi harga
produk baru dibagi menjadi dua bagian:
1) Market Skimming Pricing.
Penetapan harga yang tinggi untuk produk baru agar dapat
mencapai pendapatan maksimum melalui tiap lapisan segmen yang mau
membayar dengan harga tinggi. Dalam hal ini perusahaan hanya
memproduksi produknya dalam jumlah sedikit, dengan tujuan untuk
mencapai nilai penjualan yang lebih menguntungkan.
2) Market Penetration Pricing.
Penetapan harga yang rendah untuk produk baru dengan tujuan
menarik sejumlah besar pembeli dan memperoleh pangsa pasar besar.
g. Strategi Harga Bauran Produk (Product Mix Pricing Strategies)
Strategi untuk menetapkan harga produk seringkali dapat berubah
ketika suatu produk adalah bagian dari bauran produk. Strategi harga
bauran produk dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
22
1) Product Line Pricing.
Penetapan harga yang berbeda diantara berbagai produk dalam
sebuah lini produk berdasarkan perbedaan biaya antara produk, evaluasi
pelanggan dari fitur-fitur berbeda, dan harga pesaing.
2) Optimal Product Pricing.
Penetapan harga berdasarkan aksesoris pada produk yang
menyertai produk utama.
3) Captive Product Pricing.
Penetapan harga produk yang harus digunakan beserta dengan
produk utamanya.
4) By Product Pricing.
Penetapan harga pada limbah produk yang bertujuan untuk
membuat harga produk utamanya lebih kompetitif.
5) Product Bundle Pricing.
Kombinasi dari beberapa produk yang ditawarkan dalam satu paket
untuk mengurangi harga.
h. Strategi Penyesuaian Harga (Price Adjustment Strategies)
Perusahaan seringkali mengganti-ganti strategi harga seiring
dengan kondisi di lapangan yang cepat berubah, strategi penyesuaian
harga dibagi menjadi enam, yaitu:
1) Discount and Allowance Pricing.
Pengurangan harga sebagai bentuk penghargaan terhadap
pelanggan yang memberikan respon seperti membayar lebih awal atau
mempromosikan produk.
23
2) Segmented Pricing.
Penyesuaian harga yang memungkinkan pembedaan terhadap
pelanggan, produk, atau lokasi.
3) Psychological Pricing.
Pendekatan harga yang mempertimbangkan efek psikologi dari
harga dan bukan hanya nilai ekonomisnya. Salah satu aspek lain dari
Psychological Pricing adalah Reference Price yaitu harga yang
konsumen ingat di pikiran mereka tentang suatu produk yang terkait,
Reference Price terbentuk dari adanya ingatan tentang harga yang ada
pada masa sekarang, masa lalu, atau perkiraan penaksiran harga pembelian.
4) Promotional Pricing.
Pengurangan harga untuk sementara yang bertujuan untuk
meningkatkan penjualan dalam waktu singkat.
5) Geographical Pricing.
Penyesuaian harga yang dihitung berdasarkan letak geografis dari
pelanggan.
6) International Pricing.
Penyesuaian harga untuk pasar internasional.
i. Perubahan Harga
Setelah banyak strategi yang diterapkan perusahaan, perusahaan
seringkali menghadapi situasi dimana harus merepson harga dari
perubahan yang terjadi di lapangan pasaran. Terdapat dua hal yang dapat
perusahaan lakukan yaitu:
24
1) Initiating Price Changes.
Perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk menaikan harga atau
menurunkan harga. Perusahaan harus mencermati reaksi dari konsumen
dan pesaing sebagai akibat dari terjadinya perubahan harga.
2) Responding Price Changes.
Perusahaan harus mencermati adanya perubahan harga yang
dilakukan oleh pesaing dan melihat pengaruh adanya perubahan harga
terhadap pangsa pasar dan keuntungan serta tindakan yang harus diambil
untuk merespon perubahan harga yang dilakukan oleh pesaing.
j. Kebijakan Publik dan Penetapan Harga (Public Policy and Pricing).
1) Pricing Within Channel Levels.
Perusahaan dalam menetapkan harga tidak boleh melakukan
pembicaraan dengan pesaing, untuk menghindari terjadinya kolusi harga.
2) Pricing Across Channel Levels.
Untuk mencegah terjadinya diskriminasi penetapan harga dengan
memastikan bahwa para penjual menawarkan kondisi harga yang sama
terhadap konsumen pada level perdagangan.
3. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengarkannya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi konsumen,
maka konsumen tidak akan pernah membelinya.
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang
dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan
25
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Kotler &
Keller, 2012).
Sedangkan menurut Belch & Belch (2009) promosi adalah seluruh upaya
yang dimulai penjual untuk mengatur saluran informasi dan persuasi untuk
menjual barang dan jasa atau mempromosikan ide. Berikut merupakan sarana
promosi utama yang digunakan pada umumnya:
a. Periklanan (Advertising)
Semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide,
barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas. Periklanan umunya disampaikan
melalui media televisi, radio, majalah, koran, internet, e-mail, outdoor
(seperti billboard, dll). (Kotler & Keller, 2012)
Sedangkan menurut Belch & Belch (2009), periklanan
didefinisikan sebagai segala bentuk komunikasi nonpersonal berbayar
tentang suatu organisasi, produk, jasa, atau ide oleh sponsor yang
diketahui.
Komponen nonpersonal berarti bahwa periklanan melibatkan
media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan
kepada kelompok besar individu, seringkali pada waktu yang bersamaan.
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan didefinisikan sebagai suatu bujukan langsung
yang menawarkan nilai lebih atau insensitf untuk produk kepada tenaga
penjualan. distributor, atau konsumen akhir dengan tujuan utama
menciptakan penjualan secepatnya. (Belch & Belch, 2009)
Apabila iklan menawarkan alasan untuk membeli, sedangkan
promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi
penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon,
penawaran pengembalian dana tunai, potongan harga, premi hadiah,
penghargaan patronage, percobaan gratis, garansi promosi yang
berkaitan, promosi silang, tampilan titik pembelian, dan demonstrasi);
promosi dagang (potongan harga, insentif untuk iklan dan tampilan, serta
26
barang gratis); dan promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dagang
dan konvensi, kontes wiraniaga, dan iklan khusus). (Kotler & Keller,
2012)
Menurut Kerin, Hartley, Rudelius (2004), promosi penjualan
sebaiknya dilakukan atau diarahkan langsung ke konsumen akhir, atau
promosi penjualan berorientasi konsumen adalah alat penjualan yang
digunakan untuk mendukung iklan perusahaan dan penjualan pribadi. Alat
promosi penjualan alternatif yang berorientasi konsumen meliputi kupon,
produk premium, kontes, undian, sampel, program kontinuitas, rabat.
Apabila target konsumennya adalah reseller atau tidak langsung ke
konsumen akhir maka strategi yang dilakukan adalah trade-oriented sales
promotion yaitu alat penjualan yang digunakan untuk mendukung upaya
periklanan dan penjualan pribadi perusahaan yang ditujukan kepada
pedagang besar, distributor, atau pengecer.
Ada tiga pendekatan umum yang digunakan dalam stratergi untuk
perantara ini: (1) tunjangan promosi barang dagang dan diskon, (2) iklan
kooperatif, dan (3) pelatihan tenaga penjualan distributor.
Sedangkan menurut Belch & Belch (2009) dalam trade-oriented
sales promotion melalui pendekatan tunjangan promosi barang dagang,
penawaran harga, kontes penjualan, dan pameran dagang, hal ini dapat
digunakan untuk mendorong perdagangan mitra untuk tetap membeli
produk dan mepromosikan produk yang dijual perusahaan.
c. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Meliputi kegiatan-kegiatan untuk mempromosikan dan
pembentukan citra produk serta melindungi citra perusahaan. (Kotler &
Keller, 2012)
Sedangakan menurut Belch & Belch (2009) public relation
didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individu atau organisasi dengan
kepentingan publik, dan menjalankan program aksi untuk mendapatkan
pemahaman dan penerimaan publik.
27
d. Penjualan Personal (Personal Selling)
Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan
menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan. (Kotler &
Keller, 2012)
Menurut Belch & Belch (2009) penjualan personal adalah suatu
bentuk komunikasi orang ke orang dimana penjual berupaya membantu
dan/atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk atau jasa
perusahaan atau untuk bertindak berdasarkan gagasan ide. Tidak seperti
iklan, penjualan personal melibatkan hubungan langsung antara pembeli
dan penjual, baik tatap muka atau melalui telepon.
Interaksi ini memberikan fleksibilitas komunikasi kepada pemasar;
penjual dapat melihat atau mendengar reaksi pembeli potensial dan
memodifikasi pesan yang sesuai. Komunikasi pribadi dan individual
memungkinkan penjual menyesuaikan pesan dengan kebutuhan atau
situasi khusus pelanggan. Penjualan Personal juga melibatkan umpan balik
yang lebih cepat dan tepat karena dampak dari presentasi penjualan secara
umum dapat dinilai dari reaksi pelanggan.
Sedangkan menurut Kerin, Hartley, Rudelius (2004) penjualan
personal melibatkan aliran komunikasi dua arah antara pembeli dan
penjual, sering kali dalam pertemuan tatap muka yang dirancang untuk
mempengaruhi keputusan pembelian seseorang atau kelompok. Terdapat
dua macam bentuk personal selling, yaitu:
1) Pengambil Pesanan (Order Taking)
Pengambil pesanan memproses pesanan rutin atau pemesanan
ulang untuk produk yang sudah dijual oleh perusahaan. Tanggung jawab
utama pengambil pesanan adalah untuk menjaga hubungan yang
berkelanjutan dengan pelanggan yang sudah ada dan mempertahankan
penjualan.
28
2) Pencari Pesanan (Order Getting)
Pencari pesanan menjual dalam arti konvensional dan
mengidentifikasi calon pelanggan, memberikan informasi kepada
pelanggan, membujuk pelanggan untuk membeli, menutup penjualan, dan
menindaklanjuti pelanggan yang menggunakan produk atau jasa. Pencari
pesanan melibatkan kreativitas dan empati pelanggan yang sangat tinggi.
Jenis penjualan personal ini biasanya diperlukan untuk produk rumit atau
dengan teknis yang banyak opsi, dibutuhkan pengetahuan produk dan
pelatihan lebih tinggi.
e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing).
Menurut Belch & Belch (2009) pemasaran langsung adalah cara
organisasi berkomunikasi secara langsung dengan target konsumen untuk
memunculkan respon atau transaksi penjualan. Aktivitas pemasaran
langsung lebih dari surat langsung (direct mail) dan pengiriman katalog
produk akan tetapi meliputi berbagai macam aktivitas seperti pengelolaan
database, penjualan secara langsung, telemarketing, respon iklan secara
langsung melalui email, internet. Beberapa perusahaan seperti Tupperware
mengandalkan agen kontrak independen untuk menjual produknya
langsung ke pelanggan.
Salah satu alat utama dari Pemasaran Langsung adalah direct-
response advertising atau iklan respon-langsung, dimana suatu produk
dipromosikan melalui iklan yang mendorong konsumen untuk membeli
langsung dari pabrik.
f. Pemasaran Interaktif/Internet (Interactive/Internet Marketing)
Media interaktif memungkinkan aliran informasi bolak-balik
dimana pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi formulir dan isi
informasi yang mereka terima secara tepat.
29
Bentuk - bentuk komunikasi pemasaran tradisional seperti iklan,
yang merupakan hanya bentuk satu arah saja secara alamiah, akan tetapi
dengan media baru memungkinkan pengguna untuk melakukan berbagai
fungsi seperti menerima dan mengubah informasi dan gambar, membuat
pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan melakukan pembelian secara
langsung. (Belch & Belch, 2009)
D. Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen tidak hanya tentang apa yang dibeli atau dikonsumsi
oleh konsumen saja, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi
macam apa produk dan jasa yang dibeli. Perilaku konsumen menurut Kotler &
Armstrong (2012) yaitu merupakan perilaku pembelian konsumen akhir, baik
individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal.
Sedangkan keputusan pembelian menurut Tjiptono (2008) yaitu sebuah
proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai
produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing
alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah
kepada keputusan pembelian.
1. Proses Keputusan Pembelian
Proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku konsumen
untuk menentukan suatu proses pengembangan keputusan dalam membeli
suatu produk. Proses tersebut merupakan sebuah penyelesaian masalah
yang terdiri dari lima tahap menurut Kotler & Armstrong (2012).
Gambar 2. 1 Proses Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler & Armstrong, 2012
30
a. Pengenalan Masalah (Problem Recognition)
Proses pembeli dimulai dengan pengenalan masalah atau
kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan
sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat
digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar.
Pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan
kebutuhan atau minat tertentu dalam konsumen. (Kotler & Keller, 2016)
Menurut Belch & Belch (2009) pengenalan masalah disebabkan
oleh perbedaan antara kondisi ideal konsumen dengan kondisi aktual
konsumen. Terdapat 6 (enam) penyebabnya yaitu:
1) Kehabisan stok.
2) Ketidakpuasan.
3) Kebutuhan dan keinginan baru.
4) Pembelian produk terkait (Pelengkap atau aksesoris).
5) Produk Baru.
b. Pencarian Informasi (Information Search)
Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan
atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika
dorongan konsumen adalah kuat, dan obyek yang dapat memuaskan
kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli obyek itu. Jika tidak,
kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya dan tidak
lebih lanjut mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu. (Kotler
& Keller, 2016)
Menurut Schiffman & Wisenbilt (2015) konsumen biasanya
mencari ingatannya sebelum mencari sumber informasi eksternal
mengenai kebutuhan terkait informasi yang diberikan. Semakin besar
pengalaman pada masa lalu terhadap hal yang terkait, semakin sedikit
informasi eksternal yang dibutuhkan konsumen untuk meraih tujuan.
31
Banyak keputusan konsumen didasarkan pada kombinasi pengalaman
sebelumnya (sumber internal) dan informasi pemasaran (sumber eksternal).
Menurut Belch & Belch (2009) terdapat 3 (tiga) sumber informasi
eksternal yang digunakan konsumen pada umumnya yaitu:
1) Sumber personal, seperti teman, keluarga, atau rekan kerja.
2) Sumber pemasaran, seperti informasi dari iklan, salesperson,
internet, dll.
3) Sumber publik, seperti artikel di majalah atau koran dan berita
laporan di TV
c. Penilaian Alternatif (Evaluation of Alternatives)
Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang
banyak hal, selanjutnya konsumen harus melakukan penilaian tentang
beberapa alternatif yang ada dan menentukan langkah selanjutnya. (Kotler
& Keller, 2016)
Sedangkan menurut Belch & Belch (2009), dalam proses ini
konsumen membandingan dari seluruh merek atau produk dan jasa yang
telah dia nilai mampu untuk menyelesaikan permasalahan dan memuaskan
kebutuhan atau tujuan yang dicari oleh konsumen melalui proses
keputusan pembelian.
d. Keputusan Pembelian (Purchase Decision)
Keputusan pembelian tidak sama dengan pembelian sebenarnya,
pada saat konsumen memlih merek mana yang akan dibeli, dia harus tetap
menerapkan keputusan dan melakukan pembelian aktual. Keputusan
tambahan mungkin diperlukan seperti kapan harus membeli, dimana untuk
membeli, dan berapa banyak uang untuk dibelanjakan. Seringkali ada jeda
waktu untuk memutuskan suatu pembelian barang yang melibatkan
pembelian yang kompleks dan harga yang tinggi seperti mobil,
komputer dan barang tahan lama.
32
Sedangkan untuk pembelian barang kebutuhan harian konsumen,
barang tidak tahan lama dilakukan hampir secara bersamaan dalam satu
pembelian. Pemasar harus memastikan konsumen memiliki top of mind
awareness dari pilihan brand mereka sehingga pemasar dapat langsung
mengenal brand tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan. Tipe
keputusan pembelian seperti ini dipengaruhi pada titik pembelian aktual,
seperti pada kemasan, tampilan rak, tempat pembelian produk, dan alat
promosi seperti kupon pada kemasan, penawaran premium dapat
mempengaruhi keputusan pembelian pada saat itu. (Belch & Belch, 2009)
Sedangkan menurut Kotler & Keller (2016) ada lima keputusan
pembelian yang umumnya konsumen hadapi, yaitu:
1) Pilihan produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu
produk atau varian yang ditawarkan perusahaan atau menggunakan
uangnya untuk hal lain. Dalam hal ini perusahaan harus memutuskan
perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli suatu produk
alternatif yang mereka pertimbangkan.
2) Pilihan merek
Konsumen harus memastikan merek mana yang akan dipilih.
Setiap merek memiliki perbedaan tersendiri dalam hal ini perusahaan
harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.
3) Pilihan saluran distribusi
Konsumen harus mengambil keputusan tentang cara mana yang
akan digunakan untuk melakukan pembelian. Setiap konsumen berbeda-
beda dalam hal menentukan cara yang mana yang paling efektif
dikarenakan faktor lokasi, harga yang murah, persediaan barang yang
lengkap, kenyamanan belanja, keluasan tempat, dan sebagainya.
33
4) Waktu pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu berbelanja atau
membeli bisa berbeda-beda, misalnya ada yang berdasarkan waktu liburan,
keperluan bisnis, mengisi waktu luang, seminar, event, dan sebagainya.
5) Jumlah pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak
produk yang akan dipesan.
6) Metode pembayaran
Dalam memilih produknya konsumen akan dihadapkan pada
pemilihan pembayaran antara tunai maupun kredit. Perusahaan harus
memperhatikan hal ini supaya konsumen semakin yakin dalam membeli
produk karena kemudahan pembayaran yang tersedia.
e. Perilaku Setelah Pembelian (Postpurchase Behavior)
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami
beberapa tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan. Ada kemungkinan
bahwa pembeli memiliki ketidakpuasan setelah melakukan pembelian,
karena mungkin harga barang dianggap terlalu mahal, atau mungkin
karena tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran sebelumnya dan
sebagainya. Untuk mencapai keharmonisan dan meminimumkan
ketidakpuasan pembeli harus mengurangi keinginan-keinginan lain
sesudah pembelian, atau juga pembeli harus mengeluarkan waktu lebih
banyak lagi untuk melakukan evaluasi sebelum membeli. (Kotler & Keller,
2016)
Evaluasi pada saat pasca pembelian sangatlah penting karena
umpan balik yang didapatkan dari pemakaian produk atau jasa akan
mempengaruhi pembelian di masa depan. Pemasar harus menetahui
pentingnya informasi ini dikarenakan suatu ketidakpuasan pelanggan tidak
hanya dapat memberikan nilai negatif bagi konsumen yang tertuju akan
tetapi juga dapat menyebar ke konsumen lainnya yang menyebabkan
34
konsumen lain tidak mau membeli produk atau jasa yang ada pada
perusahaan. Banyak perusahaan yang menyediakan layanan telepon gratis
atau email untuk menjadi sarana pengaduan konsumen, serta beberapa
perusahaan menawarkan garansi untuk menjamin kepuasan pembelian
konsumen. (Belch & Belch, 2009)
E. Hubungan Antar - Variabel
1. Hubungan antara Product dan Keputusan Pembelian.
Menurut penelitian Sudrajad & Andiani (2015) atribut produk
seperti harga, kemasan, kualitas memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian.
2. Hubungan antara Price dan Keputusan Pembelian.
Dalam penelitian Munusamy & Hoo (2008) bahwa harga
mempengaruhi motif konsumen dalam keputusan pembelian secara
signifikan. Disebut juga pada penelitian Astuti, Silalahi & Wijaya (2015)
bahwa harga memiliki pengaruh paling tinggi dalam marketing mix.
3. Hubungan antara Promotion dan Keputusan Pembelian.
Dalam penelitian Wulandari (2012) promosi berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Dalam penelitian Munusamy
& Hoo (2008) bahwa promosi mempengaruhi motif konsumen dalam
keputusan pembelian secara signifikan.
4. Hubungan antara Product, price, promotion dan Keputusan
Pembelian
Pada penelitian Wulandari (2012) product, price, promotion
memilki pengaruh signifikan secara simultan terhadap keputusan
pembelian.
35
F. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti, judul penelitian dan tahun Variabel Metode Persamaan Perbedaan Hasil
1
Yolo
Enimola
Nafiu
Effects of Marketing Strategies on the
Peformance of Small and Medium-
Scale Enterprises in Kogi State.
Kogi State University, Nigeria.
2014
Independent:
Product
Price
Promotion
Distribution
Dependent:
SME
Peformance
(Sales
Peformance,
Profitability)
Regresi Product
Price
Promotion
Distribution
Sales
Peformance
Profitability
Product, price, place,
promotion menunjukkan
pengaruh signifikan dan positif
dengan SME Peformance di
Nigeria dan menunjukkan hasil
terkuat 4p tersebut pada
profitability peformance.
36
No Peneliti, judul penelitian, dan tahun Variabel Metode Persamaan Perbedaan Hasil
2
Sudrajad
Andiani
Pengaruh Atribut Produk terhadap
Keputusan Konsumen dalam pembelian
Produk Abon Jamur Tiram di Perusahaan
Ailanifood Kota Malang, Jawa Timur
2015
Independent: Regresi Kemasan,
Kualitas,
Merek
Kemasan, kualitas, harga, merek
berpengaruh secara signifikan positif
terhadap Keputusan Pembelian konsumen
produk Abon Jamur Tiram Perusahaan
Ailanifood Kota Malang.
Kemasan (X1) Harga
Kualitas (X2)
Harga (X3)
Merek (X4)
Dependent:
Keputusan Keputusan
Pembelian (Y) Pembelian
3 Munusamy
Hoo
RELATIONSHIP BETWEEN
MARKETING MIX STRATEGY AND
CONSUMER MOTIVE : AN
EMPIRICAL STUDY IN MAJOR TESCO
STORES.
Malaysia
2008
Independent:
Product (X1)
Promotion (X2)
Price (X3)
Place (X4)
Dependent:
Consumer
Motive (Y)
Regresi Product Place
Consumer
Motive
Promotion, price, memliki pengaruh
signifikan positif terhadap consumer
motive.
Variabel price memiliki peranan terbesar
dalam penelitian ini.
Promotion
Price
37
No Peneliti dan Judul Penelitian Variabel Metode Persamaan Perbedaan Hasil
4 Wahyu Wulandari
Pengaruh Marketing Mix terhadap
Keputusan Pembelian pada WASERDA
UKM MART Koperasi Karyawan
Widyagama Malang
Universitas Widyagama Malang
2012
Independent: Regresi Produk
Harga
Promosi
Keputusan
Pembelian
Lingkungan
fisik
Pelayanan
Terdapat pengaruh signifikan antara produk,
harga, promosi ,lingkungan fisik, dan
pelayanan terhadap Keputusan Pembelian
pada waserda UKM Mart Koperasi
Karyawan Perguruan Widyagama Malang.
Produk (X1)
Harga (X2)
Promosi (X3)
Lingkungan fisik
(X4)
Pelayanan (X5)
Dependent:
Keputusan
Pembelian
5 Astuti
Silalahi
Wijaya
Marketing Strategy Based on Marketing
Mix Influence on Purchasing Decisions
of Malang Apples Consumers at Giant
Olympic GardenMall (MOG), Malang
City, East Java Province, Indonesia.
University of Brawijaya
2015
Independent:
Product (X1)
Price (X2)
Place (X3)
Promotion (X4)
People (X5)
Physical Evidence
(X6)
Process (X7)
Dependent:
Purchasing
Decision (Y)
Regresi Product Place Terdapat pengaruh signifikan secara simultan
Price People antara Marketing Mix terhadap Purchasing
Promotion Physical Decision dalam penelitian ini.
Evidence
Process
38
G. Kerangka Pemikiran
Merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting
(Sugiyono, 2017), berikut merupakan kerangka pemikiran yang dipakai dalam
penelitian ini :
Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian
(Studi Kasus pada Kepala pedagang pool Roti Legits)
Keputusan Pembelian (Y)
Price (X2) Product (X1) Promotion
(X3)
Uji Kualitas Data:
a. Uji Validitas
b. Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
b. Uji Heterokedastisitas
c. Uji Multikolieneritas
Pengujian Hipotesis
Uji t dan F
Koefisien Determinasi (R2)
Interpretasi Hasil
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
39
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban permasalahan sementara yang bersifat
dugaan dari suatu penelitian (Sugiyono, 2017). Hipotesis dapat terbukti dan tidak
terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta dari hasil penelitian lapangan.
1. H01 :Tidak ada pengaruh antara variabel product terhadap keputusan
pembelian.
Ha1 : Ada pengaruh antara variabel product terhadap keputusan pembelian.
2. H02 :Tidak ada pengaruh antara variabel price terhadap keputusan
pembelian.
Ha2 :Ada pengaruh antara variabel price terhadap keputusan pembelian.
3. H03 :Tidak ada pengaruh antara variabel promotion terhadap keputusan
pembelian.
Ha3 :Ada pengaruh antara variabel promotion terhadap keputusan
pembelian.
4. H04 :Tidak ada pengaruh antara variabel product, price, promotion
terhadap keputusan pembelian.
Ha4 :Ada pengaruh antara variabel product, price, promotion terhadap
keputusan pembelian.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UMKM Roti Legit yang beralamat di
Jl. Wibawa Mukti II no.6 Rt. 006/04 dan di seluruh pool Roti Legits.
Waktu pelaksanaan penelitian dari bulan Mei 2019 sampai dengan Juli
2019.
2. Variabel Penelitian
Berdasarkan pokok masalah dan hipotesis, maka variabel yang
akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam
yaitu variabel independen yang diberi simbol "X" dan variabel dependen
yang diberi simbol "Y". Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Produk (Product), Harga (Price), Promosi (Promotion), sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.
B. Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pool di Roti Legits yang aktif
berdagang selama satu tahun terhitung periode 2018-2019.
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik nonprobability sampling yaitu adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis,
kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball. (Sugiyono, 2017).
Diantara medote nonprobability sampling yang ada, peneliti menggunakan
metode sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dalam pertimbangan
41
tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.(Sugiyono, 2017)
Dalam hal ini yang akan diteliti adalah seluruh pool Roti Legits dalam
melaksanakan aktivitas maka peneliti memutuskan untuk memilih "Kepala pool"
dari masing - masing pool yang ada, peneliti anggap ”Kepala pool" dapat
mewakili suara masing - masing pedagangnya serta mewakili pedagang roti pada
umumnya dikarenakan:
1. Kepala pool umumnya dipilih berdasarkan pengalamannya berdagang
roti selama bertahun - tahun.
2. Kepala pool memiliki jaringan ke banyak pabrik roti sehingga memiliki
keputusan untuk membeli roti mana yang layak dan terbaik untuk dijual.
3. Dikarenakan tanggung jawab tertuju kepada Kepala pool para pedagang
yang tidak memiliki jaringan tentang pabrik yang potensial dan kapasitas
untuk langsung membeli ke pabrik, maka pedagang akan cenderung
merapat menjadi pedagang pool terlebih dahulu untuk menggali ilmu dan
pengalaman yang lebih dalam.
Dalam proses penyaringan sampel lebih lanjut supaya akurat untuk
dijadikan sampel dalam penelitian ini maka "Kepala pool" harus memiliki syarat
berdagang produk Roti Legits selama 1 (satu) tahun atau lebih.
Alasan pengambilan syarat tersebut dikarenakan faktor promosi
perusahaan yang hanya akan diberikan kepada "Kepala pool" jika sudah
berlangganan selama satu tahun atau lebih sehingga penelitian dapat mengerucut
lebih efektif untuk diteliti keseluruhan variabelnya. Kepala pool yang tersebar
tersebut berjumlah 42 (empat puluh dua), berdasarkan hasil penyebaran kuesioner
di lapangan terdapat 36 (tiga puluh enam) "Kepala pool" yang memenuhi syarat
untuk diambil menjadi sampel penelitian.
42
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuisioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono,
2017). Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data
yang dituju (Sugiyono,2017). Dalam hal ini data diperoleh dengan cara:
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini
dilakukan wawancara terbuka dan tidak terstruktur dengan beberapa
responden.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden (Sugiyono, 2017).
Skala yang dipakai dalam penyusunan kuesioner penelitian ini
adalah Skala Likert yang berisi lima tingkat preferensi jawaban. Dengan
skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan. Adapun Instrumen dalam skala Likert yang digunakan
adalah sebagai berikut.
43
Tabel 3.1
Skala Likert
Tanda Keterangan Bobot
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
RR Ragu-ragu 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
c. Observasi
Dalam penelitian, observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap
pola perilaku manusia dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan
informasi tentang fenomena yang diinginkan (Larry Cristensen, 2004
dalam Sugiyono, 2017). Observasi digunakan bila obyek penelitian
bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, responden kecil
(Sugiyono, 2017).
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder
untuk mendukung data primer. Penulis memperoleh data sekunder
sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini penelitian ini penulis memperoleh data terkait
melalui buku-buku kepustakaan, website-website resmi, jurnal-jurnal
yang terkait dengan judul penelitian, serta bahan kepustakaan yang
terkait dengan penelitian (Sugiyono, 2017).
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode penelitian yang peneliti pilih adalah dengan
cara analisis kuantitatif, yaitu analisis data berbentuk angka. Analisis data
dilakukan dengan bantuan program komputer yaitu SPSS. Analisis data yang
44
digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda.
Bersadarkan tujuan dari penelitian ini, maka beberapa metode analisis data yang
akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel dan handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara one shot (pengukuran sekali saja). Disini pengukuran hanya dilakukan
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan ciri Cronbach Alpha > 0,70 Nunnaly
(dalam Ghozali, 2016).
b. Uji Validitas
Pengujian validitas ini dilakukan untuk mengukur sah atau
validnya suatu kuesioner. Dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel melalui korelasi bivariat antara masing - masing skor
indikator dengan total skor konstruk (Ghozali, 2016):
1) Jika r hitung> r tabel maka pertanyaan dianggap valid.
2) Jika r hitung< r tabel maka pertanyaan dianggap tidak valid.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian
asumsi klasik terlebih dahulu, agar data sampel yang diolah benar – benar
dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Pengujian meliputi:
45
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016) uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun
demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan
khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot untuk menguji data mempunyai
distribusi normal atau tidak. Pada prinsipnya, normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan
keputusan uji normalitas adalah:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada
46
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, yaitu:
1) Uji Scatterplot
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2016).
2) Uji Glejser
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan uji glejser yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam
model regresi linier terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila koefisien
korelasi dari masing- masing variabel bebas ada signifikan pada
tingkat kekeliruan di bawah 5%, mengindikasikan adanya gejala
heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan
diatas 5%, mengindifikasikan tidak adanya gejala
heteroskedastisitas.
c.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antara sesama variabel independen sama dengan nol. Uji
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai
variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipanggil
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
47
tolerance > 0,100 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali,
2016).
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variasi dependen dengan siginifikansi di bawah
0,05 yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016).
b. Uji statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
variabel dependen. Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan
melihat signifikansi hasil uji apabila di bawah 0.05 maka variabel -
variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2016).
4.Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linear berganda adalah regresi yang di dalamnya terdapat
satu variabel dependen (Y) dan lebih dari satu variabel independen (X).
Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel
independen atau bebas. Dalam penelitian ini menggunakan model regresi
linear berganda dengan menggunakan program SPSS dan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑥1 + 𝑏2𝑥2 + 𝑏3𝑥3 + 𝑒
Dimana
a = konstanta
b1..b3 = koefisiensi regresi
Y = variabel keputusan pembelian
X1 = variabel product/ produk
48
X2 = variabel price/ harga
X3 = variabel promotion/ promosi
e = error
5. Koefisien Determinasi (R2)
Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
antara nol dan satu. Jika nilai R2 yang diperoleh hasilnya semakin besar
atau mendekati satu (1) maka sumbangan variabel independen terhadap
variabel dependen semakin besar, hal ini berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, jika diperoleh hasil
semakin kecil atau mendekati nol (0), maka sumbangan variabel
independen terhadap variabel dependen semakin kecil, hak ini berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas (Ghozali, 2016).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted
R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
dalam mode (Ghozali, 2016).
6. Operasional Variabel Penelitian
Peneliti menggunakan skala Likert karena untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2017).
49
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
1. Produk a.Diferensiasi
Produk
1. Memiliki ragam produk
2. Kesesuaian dengan pelanggan
3. Kualitas sesuai dengan spesifikasi
4. Produk dapat diandalkan
(tidak mudah rusak, tidak mudah
jamuran atau expired)
Likert
Likert
Likert
Likert
(Product)
(X1)
Kotler &
Keller
2012
b.Pengemasan
5. Memiliki label/merek
6. Memiliki informasi mengenai produk
7.Membantu penyimpanan (mudah
diatur dalam box, kardus, atau
keranjang)
8. Kemasan memudahkan transportasi
produk
Likert
Likert
Likert
Likert
c. Jaminan
dan garansi
9. Kepala pool/pedagang mendapatkan
jaminan atau garansi apabila produk
rusak
Likert
50
Variabel Dimensi Indikator Skala
2. Harga
(Price)
(X2)
Bearden,
Ingram,
LaForge
(2004)
a. Saluran
(channel)
10. Harga harus disesuaikan sehingga
anggota lain dari saluran distribusi
memperoleh untung atas penjualan
produk perusahaan
Likert
b. Kompetisi
(competition)
11. Harga yang ditetapkan oleh
perusahan pesaing mempengaruhi
penetapan harga perusahaan.
Likert
3. Promosi
(Promotion)
(X3)
Belch &
Belch (2009)
a. Promosi
Penjualan
(sales
promotion)
12. Terdapat Trade-oriented sales
promotion seperti tunjangan promosi
penjuaan barang, diskon, kontens
penjualan, yang ditawarkan oleh
perusahaan
Likert
b. Penjualan
Personal
13. Terjadi interaksi tatap muka atau
pembicaraan melalui telepon dalam
penawaran produk atau mencari
pesanan
Likert
(personal
selling)
4.Keputusan
Pembelian
(Y)
Kotler &
Keller (2016)
a. Metode
Pembayaran
14. Kepala pool dihadapkan pada
pilihan pembayaran baik secara tunai
maupun kredit.
Likert
b. Pilihan
Produk
15. Kepala pool dapat membeli varian
produk yang ditawarkan.
Likert
c. Jumlah
Pembelian
16. Kepala pool dapat membeli produk
perusahaan sesuai yang dipesan.
Likert
51
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah singkat Perusahaan Roti Legits
Perusahaan Roti Legits merupakan perusahaan manufaktur yang
bergerak di bidang roti dan kue berdiri sejak tahun 2009 hingga saat ini.
Pada awal perusahaan ini berdiri, perusahaan memiliki nama awal Roti
Jogja sampai pada tahun 2014 pemilik memutuskan untung rebranding
menjadi Roti Legits hingga saat ini. Perusahaan ini berdiri karena Bapak
Gustri Dulatif sebagai pemilik perusahaan memiliki latar belakang di
bidang pemasaran minyak dan margarin yang bergerak di seksi UMKM di
perusahaan PT Pasific Medan Industri (Pamin), beliau terinspirasi dari
para pengusaha UMKM yang memiliki semangat juang tinggi serta dapat
membantu banyak orang melalui usaha tanpa memandang gelar, ijazah
maupun latar belakang sosial. Berawal dari perusahaan yang hanya
memiliki luas tanah sekitar 500m2 bekas kandang ayam yang memiliki
karyawan 5orang, hingga saat ini menduduki luas tanah 1500m2 dan
memiliki karyawan sebanyak 75 (tujuh puluh lima) orang terletak di Jl
Wibawa Mukti II no.4 Rt 004/06.
2. Visi dan Misi Perusahaan Roti Legits
Perusahaan Roti Legits memiliki visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi
Menjadi perusahaan yang terus berkembang tanpa henti menuju
sukses dan berguna bagi masyarakat.
b. Misi
1) Menyebarkan sayap pemasaran ke seluruh Indonesia.
2) Memberikan pelayanan yang memuaskan dan lebih baik dari
mitra lain untuk pelanggan.
52
3) Membangun sumber daya manusia yang kompeten, bertanggung
jawab, cerdas dan loyal.
4) Senantiasa memberikan produk terbaik untuk konsumen dan
mitra bisnis serta selalu menerima kritik dan saran untuk maju dan
berevolusi demi bersaing di pasar Indonesia.
3. Struktur Organisasi
Perusahaan Roti Legits memiliki struktur organisasi sebagai
berikut:
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi
53
B. Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban Responden
Pengumpulan data dilaksanakan melalui kuesioner yang disebar secara
langsung bertatap muka dengan seluruh kepala pool Roti Legits yang memenuhi
syarat minimal 1 (satu) tahun telah berdagang produk - produk Roti Legits.
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah kepala pool Roti Legits
yang telah berdagang produk - produk Roti Legits minimal satu tahun dari
total pool sebanyak 42 (empat puluh dua) terdapat 36 (tiga puluh enam)
pool yang memenuhi syarat untuk diteliti lebih lanjut.
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Gambar 4.2 berikut ini menyajikan deskripsi responden
berdasarkan usia:
Gambar 4. 2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Dapat diketahui pada gambar di atas bahwa usia responden antara 35 - 43
tahun memiliki jumlah terbanyak yaitu sebesar 14 responden atau 39% dari
keseluruhan responden. Selanjutnya responden yang berusia 44 - 52 tahun
berjumlah 10 responden atau sebesar 28% yang merupakan jumlah terbanyak
kedua, lalu terdapat 6 responden atau sebesar 17% yang berusia 26 - 34 tahun,
3(8%)
6(17%)
14 (39%)
10(28%)
3(8%)
17-25 26-34 35-43 44-52 53>
Usia
54
kemudian terdapat masing - masing 3 responden atau 8% masing - masing pada
usia 17 - 25 dan di atas 53 tahun.
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Gambar 4.3 berikut ini menyajikan deskripsi responden
berdasarkan pendidikan terakhir:
Gambar 4. 3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari data di atas dapat diketahui bahwa SMA merupakan
pendidikan terakhir responden yang terbanyak yaitu berjumlah 16
responden atau sebesar 44%, kemudian SMP yang berjumlah 12
responden atau sebesar 33%, Lainnya (pesantren, sekolah kesetaraan)
berjumlah 3 responden atau sebesar 8%, Tidak tamat dan SD masing -
masing berjumlah 2 responden atau masing - masing 6% dan
Diploma/Sarjana (D/S) yang dimana paling sedikit yaitu hanya 1
responden atau sebesar 3%.
2(6%)
2(6%)
12(33%)
16(44%)
1(3%)
3(8%)
Tidak Tamat SD SMP SMA D/S Lainnya
Pendidikan Terakhir
55
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.4 berikut ini menyajikan deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin:
Gambar 4. 4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dapat dilihat dalam data di atas bahwa mayoritas responden yang
diteliti adalah Laki - laki yang berjumlah 34 responden atau sebesar 94%
sedangkan Perempuan berjumlah 2 responden atau sebesar 6%.
2. Distribusi Jawaban Responden
a. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produk (product)
Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 9 (sembilan)
pertanyaan yang disebarkan ke 36 responden dan mempresentasekan
indikator - indikator pada variabel produk yang disalurkan melalui
kuesioner.
34(94%)
2(6%)
Laki - laki Perempuan
Jenis Kelamin
56
Tabel 4.1
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produk
No Pertanyaan SS S RR TS STS Total
1 Roti Legits memiliki ragam bentuk
produk yang bermacam-macam. 36% 64% 0 0 0 100%
2 Roti Legits dapat menyesuaikan
sesuai permintaan pelanggan
(custom). 31% 69% 0 0 0 100%
3 Kualitas Roti Legits sesuai dengan
apa yang telah dijanjikan. 22% 78% 0 0 0 100%
4 Roti Legits memiliki tingkat
ketahanan atau keawetan yang
bagus. 28% 66% 3% 3% 0 100%
5 Roti Legits memiliki merek yang
jelas tercantum pada kemasan. 47% 53% 0 0 0 100%
6 Pada kemasan Roti Legits
tercantum harga,bpom, p-irt, halal,
dan komposisi yang jelas. 61% 36% 0 3% 0 100%
7
Kemasan Roti Legits mudah
disimpan. 22% 72% 6% 0 0 100%
8 Kemasan Roti Legits mudah
dibawa untuk ditaruh ke warung. 33% 67% 0 0 0 100%
9 Roti Legits menjamin penggantian
produk apabila produk cacat
(Badstock/BS). 20% 74% 3% 3% 0 100%
Rata - rata 33% 64% 1% 1% 0% 100%
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada kuesioner variabel produk rata - rata
responden menjawab "Setuju" yaitu sebesar 64% dan dari 9 (sembilan) butir
pertanyaan yang paling banyak mendapatkan respon setuju terbanyak adalah
pertanyaan nomor 3 (tiga) yaitu "Kualitas Roti Legits sesuai dengan apa yang
telah dijanjikan." dengan presentase sebesar 78%.
b. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Harga (price)
Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 2 (dua)
pertanyaan yang disebarkan ke 36 (tiga puluh enam) responden dan
mempresentasekan indikator - indikator pada variabel harga yang
disalurkan melalui kuesioner.
57
Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Harga
No Pertanyaan SS S RR TS STS Total
1 Harga yang ditetapkan Roti Legits
murah sehingga dapat dijual
kembali ke agen, pedagang pasar
atau pedagang luar lainnya.
67% 33% 0 0 0 100%
2 Harga yang ditetapkan Roti Legits
sama seperti harga roti dari
pesaingnya. 53% 47% 0 0 0 100%
Rata - rata 60% 40% 0% 0% 0% 100%
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada kuesioner variabel harga rata - rata
responden menjawab "Sangat Setuju" yaitu sebesar 60% dan dari 2 (dua) butir
pertanyaan yang paling banyak mendapat respon sangat setuju terbanyak adalah
pertanyaan nomor 1 (satu) yaitu "Harga yang ditetapkan Roti Legits murah
sehingga dapat dijual kembali ke agen, pedagang pasar atau pedagang luar
lainnya." dengan perolehan presentase sebesar 67%.
c. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Promosi (promotion)
Variabel X3 pada penelitian ini diukur melalui 3 (tiga)
pertanyaan yang disebarkan ke 36 (tiga puluh enam) responden dan
mempresentasekan indikator - indikator pada variabel promosi yang
disalurkan melalui kuesioner.
58
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Promosi
No Pertanyaan SS S RR TS STS TOTAL
1 Roti Legits memberikan tunjangan
promosiberupa barang atau uang jika
memenuhitarget penjualan tertentu. 42% 53% 5% 0 0 100%
2 Roti Legits datang langsung ke
pelanggan dalam menawarkan
produk-produknya (tatap muka
langsung). 43% 57% 0 0 0 100%
3 Roti Legits menawarkan produk-
produknya melalui telepon. 69% 17% 6% 8% 0 100%
Rata - rata 51% 42% 4% 3% 0% 100%
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada kuesioner variabel promosi rata - rata
responden menjawab "Sangat Setuju" yaitu sebesar 51% dan dari 3 (tiga) butir
pertanyaan yang mendapatkan respon sangat setuju terbanyak adalah pertanyaan
nomor 3 (tiga) yaitu "Roti Legtis menawarkan produk-produknya melalui telepon"
dengan perolehan presentase sebesar 69%.
d. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian
(purchase decision)
Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 3 (tiga)
pertanyaan yang disebarkan ke 36 (tiga puluh enam) responden dan
mempresentasekan indikator - indikator pada variabel Keputusan
Pembelian yang disalurkan melalui kuesioner.
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian
No Pertanyaan SS S RR TS STS TOTAL
1 Kepala pool dapat memilih metode
pembayaranantara tunai / tukar nota
dalam bertransaksi
69% 31% 0 0 0 100%
2 Kepala pool dapat membeli seluruh
varian rotiyang ada 47% 47% 6% 0 0 100%
3 Kepala pool bebas membeli atau
memesan produkdalam jumlah yang
diinginkan
50% 50% 0 0 0 100%
Rata - rata 49% 49% 3% 0% 0% 100%
59
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada kuesioner variabel rata - rata
responden menjawab "Sangat Setuju" yaitu sebesar 55% dan dari 3 (tiga) butir
pertanyaan yang mendapatkan respon sangat setuju terbanyak adalah pertanyaan
nomor 1 (satu) yaitu "Kepala pool dapat memilih metode pembayaran antara tunai
/tukar nota.
C. Hasil Uji Kualitas Data
Kuesioner ini mengambil teknik sampel purposive yaitu 36 kepala pool
yang dimana mewakilkan dari jumlah pedagang yang ada pada masing - masing
pool serta mewakili rata - rata pedagang yang ada di lapangan dengan
memberikan 17 (tujuh belas) butir pertanyaan untuk meneliti variabel product,
price, promotion dan keputusan pembelian.
1. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada > 0,70.
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas Data
Sumber: Olah Data SPSS 2019
Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa variabel - variabel yang
diuji memiliki nilai > 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item
pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang
konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan
diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
Produk (product) 0,753 Reliabel
Harga (price) 0,895 Reliabel
Promosi (promotion) 0,825 Reliabel
Keputusan Pembelian 0,827 Reliabel
60
2. Uji Validitas
Berikut data tabel yang menunjukkan hasil uji validitas dari empat
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Uji Validitas Produk (product).
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Produk Menggunakan SPSS
Nomor r hitung r tabel Keterangan
X1.1 0,529 0,3202 Valid
X1.2 0,705 0,3202 Valid
X1.3 0,625 0,3202 Valid
X1.4 0,619 0,3202 Valid
X1.5 0,683 0,3202 Valid
X1.6 0,676 0,3202 Valid
X1.7 0,547 0,3202 Valid
X1.8 0,675 0,3202 Valid
X1.9 0,574 0,3202 Valid
Sumber: Olah Data SPSS 2019
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pertanyaan dalam variabel product
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan. Hal ini dapat
dilihat dari rhitung > rtabel.
b. Uji Validitas Harga (price).
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Harga Menggunakan SPSS
Nomor r hitung r tabel Keterangan
X2.1 0.897 0,3202 Valid
X2.2 0.908 0,3202 Valid
Sumber : Olah Data SPSS 2019
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pertanyaan dalam variabel price
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan. Hal ini dapat
dilihat dari rhitung > rtabel.
61
c. Uji Validitas Promosi (promotion).
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Promosi Menggunakan SPSS
Nomor r hitung r tabel Keterangan
X3.1 0,89 0,3202 Valid
X3.2 0,69 0,3202 Valid
X3.3 0,801 0,3202 Valid
Sumber : Olah Data SPSS 2019
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pertanyaan dalam variabel
promotion mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan. Hal ini
dapat dilihat dari rhitung > rtabel.
d. Uji Validitas Keputusan Pembelian
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Menggunakan SPSS
Nomor r hitung r tabel Keterangan
Y1.1 0,756 0,3202 Valid
Y1.2 0,888 0,3202 Valid
Y1.3 0,754 0,3202 Valid
Sumber: Olah Data SPSS 2019
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pertanyaan dalam variabel
keputusan pembelian mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan. Hal ini dapat dilihat dari rhitung > rtabel.
D. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Model regresi dikatakan berdistribusi normal jika data plotting
(titik - titik) yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis
diagonal. (Ghozali, 2016)
62
Gambar 4. 5 Grafik Normal Probability Plot
Sumber: Olah Data SPSS 2019
Dalam grafik di atas dapat dilihat bahwa titik - titik menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah ke atas (positif) yang
menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena data yang
diujikan berdistribusi normal.
2. Uji Heterokedatisitas
Uji heterokedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
modelregresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedestisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedestisitas.
63
Gambar 4. 6 Hasil Uji Heterokedatisitas Scatterplot
Sumber: Olah Data SPSS 2019
Dalam uji scatterplot di atas dapat dilihat bahwa titik - titik
menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol
pada sumbu Y.
Untuk memperkuat hal ini maka peneliti menguji kembali dengan
cara Uji Glejtser berikut:
64
Tabel 4.10
Hasil Uji Heterokedatistitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .003 1.339 .002 .998
Product(X1) -.009 .031 -.051 -.288 .775
Price(X2) .176 .125 .305 1.402 .170
Promotion(X3) -.044 .069 -.136 -.643 .525
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber: Olah Data SPSS 2019
Dapat dilihat di tabel tersebut bahwa signifikansi product (X1),
price (X2), promotion (X3) berada di atas 0,05 maka disimpulkan bahwa
tidak terjadi heterokedatisitas pada variabel yang diuji. Dengan demikian
data yang telah diolah tidak ada masalah heterokedatisitas
3. Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2016) uji multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF) dengan tolerance >
0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10.
65
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolineritas Menggunakan SPSS
Sumber: Olah Data SPSS 2019
Seperti yang ditunjukan pada tabel di atas bahwa X1 memiliki nilai
tolerance 0,932 dan VIF 1,073, X2 memiliki tolerance 0.624 dan VIF 1.603, X3
memiliki tolerance 0,655 dan VIF 1,526. Yang dimana ketiganya tidak ada gejala
multikolineritas.
E. Hasil Uji Analisis Linier Berganda
Regresi linear berganda adalah regresi yang di dalamnya terdapat satu
variabel dependen (Y) dan lebih dari satu variabel independen (X). Variabel
dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel independen atau
bebas.
66
Tabel 4.12
Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber: Olah Data SPSS 2019
Berdasarkan persamaan regresi :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑥1 + 𝑏2𝑥2 + 𝑏3𝑥3 + 𝑒
Dimana
a = konstanta
b1..b3 = koefisiensi regresi
Y = variabel keputusan pembelian
X1 = variabel produk / product
X2 = variabel harga / price
X3 = variabel promosi / promotion
e = error
Maka diperoleh:
Y = 2,039 + 0,071x1 + 0,598x2 + 0,261x3 + e
Dapat disimpulkan bahwa pada koefisien regresi variabel produk (X1)
bernilai positif sebesar 0,071 yang artinya ketika nilai variabel produk meningkat
maka akan meningkatkan keputusan pembelian kepala pool dalam membeli
produk Roti Legits.
Kemudian, koefisien regresi variabel harga (X2) bernilai positif sebesar
0,598 yang artinya ketika nilai variabel harga meningkat maka akan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.039 2.377 .858 .397
Product(X1) .071 .055 .165 1.295 .205 .932 1.073
Price(X2) .598 .223 .418 2.683 .011 .624 1.603
Promotion(X3) .261 .123 .323 2.129 .041 .655 1.526
a. Dependent Variable: K.Pembelian(y)
67
meningkatkan keputusan pembelian kepala pool dalam membeli produk Roti
Legits.
Selanjutnya, koefisien regresi variabel promosi (X3) bernilai positif
sebesar 0,261 yang artinya ketika nilai variabel promosi meningkat maka akan
meningkatkan keputusan pembelian kepala pool dalam membeli produk Roti
Legits.
Variabel harga memiliki nilai koefisien regresi paling tinggi diantara
variabel lainnya dengan nilai sebesar 0,598 hal ini menunjukkan bahwa harga
(price) memiliki pengaruh paling tinggi terhadap keputusan pembelian.
1. Uji t
Menurut Ghozali (2016) jika nilai sig < 0,05 maka artinya variabel
independent (X) secara parsial atau individu berpengaruh terhadap
variabel dependent (Y).
Tabel 4.13
Analisis Regresi Linier Berganda Uji t
Sumber: Olah Data SPSS 2019
Dari data di atas terdapat bahwa product memiliki signifikansi
sebesar 0,205 yang dimana lebih besar dari 0,05 sedangkan price
memiliki signifikansi sebesar 0,011 yang dimana lebih kecil dari 0,05
serta promotion memiliki signifikansi 0,041 yang dimana lebih kecil dari
0,05.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.039 2.377 .858 .397
Product(X1) .071 .055 .165 1.295 .205 .932 1.073
Price(X2) .598 .223 .418 2.683 .011 .624 1.603
Promotion(X3) .261 .123 .323 2.129 .041 .655 1.526
a. Dependent Variable: K.Pembelian(y)
68
Berikut ini analisis uji parsial antara produk (product), harga
(price) dan promosi (promotion) terhadap keputusan pembelian Roti
Legits yang akan dijelaskan masing - masing variabel dari hasil uji t.
a. Pengaruh Produk (product) Terhadap Keputusan Pembelian
Terlihat bahwa variabel produk memiliki signifikansi 0,205 yang
dimana lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh signifikan antara produk (product) dengan keputusan pembelian
atau H01 diterima. Hal ini juga dialami pada penelitian Wulandari dan
Wahyu yang dimana produk tidak mempengaruhi secara signifikan
(parsial) terhadap keputusan pembelian pada UMKM. Hal ini juga dapat di
buktikan dari hasil wawancara dan observasi yang dimana banyak pool
lebih cenderung mengutamakan harga sebagai tolak ukur dari keputusan
pembelian, selain itu meskipun produk yang dimiliki oleh Roti Legits
cukup unggul namun banyak di lapangan ditemukan produk yang dimana
spesifikasinya lebih rendah dari Roti Legits baik secara ukuran, desain,
daya tahan, merek, dan lainnya.
Menurut Belch & Belch (2009) dalam istilah simbiosis produk
yang tertuju kepada maksud dari suatu produk atau merek ke konsumen
dan apa yang mereka beli lalu gunakan. Dari sekian banyak produk,
simbiosis kuat meliputi aspek sosial dan psikologis yang dimana mungkin
lebih penting dari kegunaan fungsional.
Teori Belch & Belch berbanding lurus dengan apa yang ada di
lapangan karena banyak pool yang masih membeli produk roti lain dengan
maksud membantu teman yang sedang usaha atau dengan istilah umumnya
"berbagi jatah" dengan tiap pabrik roti yang ada.
b. Pengaruh Harga (price) Terhadap Keputusan Pembelian
Dapat dilihat bahwa variabel harga memiliki signifikansi 0,011
yang dimana lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara variabel harga dengan keputusan pembelian
69
atau Ha2 diterima. Hal ini juga dialami pada penelitian Wulandari dan
Wahyu, Sudrajad dan Andiani khususnya pada ruang lingkup UMKM.
Menurut Bearden, Ingram, LaForge (2004) harga yang paling
rendah lebih sering mendorong para penjual ritel atau pedagang besar
untuk membeli produk.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dimana menunjukkan
bahwa mayoritas pool cenderung lebih memperhatikan harga yang
diberikan oleh perusahaan untuk memutuskan suatu pembelian.
c. Pengaruh Promosi (promotion) Terhadap Keputusan Pembelian
Dapat dilihat bahwa variabel promosi memiliki signifikansi 0,041
yang dimana lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara variabel promosi dengan keputusan pembelian
atau Ha3 diterima.
Menurut Bearden, Ingram, LaForge (2004) pemasar harus
memberikan tunjangan promosi spesial dan bantuan kepada anggota
saluran untuk mendorong mereka dalam melakukan pembelian. Tunjangan
promosi ini sekarang merupakan yang terbesar dari semua pengeluaran
komunikasi pemasaran.
Belch & Belch (2009) juga berpendapat bahwa tunjangan
perdagangan atau diskon memberikan penjual besar dan ritel berupa
insentif keuangan untuk menyimpan dan mempromosikan produk
perusahaan. Kontes dagang yang tertuju langsung kepada penjual besar
dan ritel memberikan mereka insentif untuk melakukan tugas tertentu
dalam memenuhi target penjualan.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang ada bahwa banyak
pesaing dari luar Roti Legits yang memenangkan jumlah pembelian
tertinggi karena perusahaan tersebut memberikan insentif dalam bentuk
uang atau produk yang lebih tinggi dari Roti Legits guna menggeser posisi
eksistensi Roti Legits dan roti lainnya dalam suatu pool.
70
2. Uji F
Menurut Ghazali (2016) jika nilai sig < 0,05 maka artinya variabel
independent (X) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent
(Y).
Tabel 4.14
Analisis Regresi Linier Berganda Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 29.196 3 9.732 11.383 .000b
Residual 27.360 32 .855
Total 56.556 35
a. Dependent Variable: K.Pembelian(y)
b. Predictors: (Constant), Promotion(X3), Product(X1), Price(X2)
Sumber: Data olah SPSS 2019
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa signifikansi berada pada
nilai 0 yang berarti lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
product (X1), price (X2), promotion (X3) secara simultan berpengaruh
terhadap variabel keputusan pembelian (Y) atau Ha4 diterima.
F. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.15
Tabel Koefisien Determinasi
Sumber: Data olah SPSS 2019
Koefisien Determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai R2 yang kecil
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .718a .516 .471 .925
a. Predictors: (Constant), Promotion(X3), Product(X1), Price(X2)
b. Dependent Variable: K.Pembelian(y)
71
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel -
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2016).
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat R square sebesar
0,516 atau disimpulkan bahwa variabel keputusan pembelian dapat
dijelaskan oleh variabel produk (product), harga (price), promosi
(promotion) sebesar 51,6%. Sedangkan 48,4% dipengaruhi variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Keputusan Kepala Pool Dalam Pembelian Produk Roti
Legits. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan dengan
metode analisis regresi linier berganda dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.Tidak terdapat pengaruh produk (product) terhadap keputusan kepala
pool dalam pembelian produk Roti Legits.
2.Terdapat pengaruh harga (price) terhadap keputusan kepala pool dalam
pembelian produk Roti Legits.
3. Terdapat pengaruh promosi (promotion) terhadap keputusan kepala pool
dalam pembelian produk Roti Legits.
4. Terdapat pengaruh produk, harga, dan promosi terhadap keputusan
kepala pool pembelian produk Roti Legits.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka saran dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
a. Produk
1) Perusahaan tetap menjaga kestabilan kualitas produk karena masih
banyak yang bertahan pada Roti Legits karena kualitasnya.
2) Produk bagus tidak semata - mata mendukung penuh suatu penjualan
karena banyak sekali produk yang memiliki kualitas dan spesifikasi jauh di
bawah Roti Legits akan tetapi tetap dibeli oleh pool sehingga sangat
banyak faktor - faktor yang mengalahkan kualitas produk yang ada dalam
persaingan roti disetiap pool sehingga perlu adanya studi lebih lanjut.
73
3) Melakukan riset lebih lanjut terhadap pembuatan produk yang
diinginkan pool maupun konsumen akhir untuk mendongkrak tingkat
keputusan pembelian yang lebih tinggi dari segi produk secara mandiri.
b. Harga
Untuk dapat menjaga harga agar tidak mudah goyah diantara
kompetitor dan naiknya bahan baku peneliti sarankan untuk mengikuti
teori saluran Bearden, Ingram, LaForge "Untuk produk yang menarik
pembeli dengan harga rendah maka yang dituju adalah distribusi biaya
rendah" yang dimana perlu adanya rantai pengiriman lebih padat untuk
mengurangi biaya hal ini dapat dicapai dengan mencari lebih banyak pool
terutama untuk daerah yang jauh dan tidak ada rantai pengiriman searah.
c. Promosi
Lebih aktif berkomunikasi dengan kepala pool tidak hanya untuk
menawarkan produk terbaru akan tetapi juga untuk menawarkan berbagai
bentuk promosi misal berupa tunjangan dagang yang merata ke seluruh
pool karena hal ini dapat mendorong semangat pool untuk melakukan
pembelian ke Roti Legits.
Akan tetapi perlu dicatat bahwa tentu promosi harus diukur dengan
kemampuan perusahaan terutama untuk berhadapan dengan pesaing
dengan modal lebih besar seperti Rotina dan Kevin. Promosi besar tidak
semata-mata kunci kemenangan persaingan terutama jika dikaikan dengan
pertimbangan profit perusahaan. (Yalo, Enimola, Nafiu 2019)
2. Bagi Akademisi
Untuk akademisi diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi untuk penelitian - penelitian selanjutnya yang memiliki tema serupa atau
bahkan mengkaji variabel - variabel yang tidak diikutsertakan peneliti, indikator
baru, dan teori - teori baru khususnya yang sudah peneliti temukan saat
melakukan penelitian seperti Customer Relationship Management, Customer
Behavior, Brand Switching.
74
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Retno, Rizky Lutfian Ramadhan Silalahi, Galuh Dian Paramita Wijaya.
(2015). Marketing Strategy Based on Marketing Mix Influence on
Purchasing Decisions of Malang Apples Consumers at Giant Olympic
Garden Mall (MOG), Malang City, East Java Province, Indonesia.
Indonesia : Universitas Gadjah Mada.
Badan Pusat Statistik Nasional. (2017). Statistik Indonesia 2017. Badan Pusat
Statistik Nasional.
Bearden, William O., Ingram, Thomas N., LaForge. (2004). Marketing:
Principles and Perspectives. New York : The McGraw-Hill/Irwin
Companies, Inc.
Belch, George E. & Belch, Michael A.,. (2009). Advertising and Promotion : An
Integrated Marketing Communications Perspective. New York : The
McGraw-Hill/Irwin Companies, Inc.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS. Edisi Ke 8. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kemenerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan
Usaha Besar (UB) Tahun 2016-2017. Diakses terakhir pada 5 Agustus
2019, dari (http://www.depkop.go.id/data-umkm).
Kontan. (2017). Bisnis Roti dan Kue Indonesia Bertumbuh 10%. Jakarta. Diakses
terakhir pada 5 Agustus 2019, dari
(https://industri.kontan.co.id/news/bisnis-roti-dan-kue-indonesia-
bertumbuh-10).
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi ke
13. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.
___________, dan Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management. Edisi ke
14. Jakarta: Penerbit Erlangga.
___________, and Kevin Lane Keller. (2016). Marketing Management 15th
Global Edition. England : Pearson Education Limited.
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia dan Bank Indonesia. (2015). Profil
Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Diakses terakhir
pada 5 Agustus 2019, dari
(www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/Documents/Profil%20
Bisnis%20UMKM.pdf)
Munusamy, Jayaraman and Wong Chee Hoo. (2008). Relationship Between
Marketing Mix Strategy and Consumer Motive: An Empirical Study in
Major Tesco Stores. Malaysia : UNITAR E-JOURNAL Vol. 4, No.2.
75
Schiffman, L. and Wisenbilt, L.,. (2015). Consumer Behavior, 11th Edition.
Edinburgh : Pearson Education Limited.
Sudrajad, Ahmad Bagus dan Dwi Retno Andriani. (2015). Pengaruh Atribut
Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Produk Abon
Jamur Tiram di Perusahaan Ailanifood Kota Malang Jawa Timur. Habitat,
Volume 26, No 2, Agustus 2015, Hal 71-79, ISSN: 0853-5167.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi Ke 3. Yogyakarta : CV.
Andi Offset.
Wulandari, Wahju. (2012). Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan
Pembelian Pada WASERDA UKM Mart Koperasi Karyawan Widyagama
Malang. Malang: Universitas Widyagama Malang, Jurnal Manajemen dan
Akuntansi Volume 1, No. 3.
Yalo, Momoh I., Dare Joseph Enimola, Akeem Tunde Nafiu. (2019). Effects of
Marketing Strategies on the Performance of Small and Medium-Scale
Enterprises in Kogi State. Nigeria : Kogi State University
76
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
KUESIONER
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN (Studi kasus pada Roti Legits)
Sehubungan dengan penyusunan skripsi dengan judul yang telah disebutkan di
atas, maka dengan hormat saya:
Nama :Dimas Gusti Bagus Prayogo.
NIM :11140810000028.
Universitas :UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fakultas/Jurusan :Ekonomi dan Bisnis/Manajemen Pemasaran.
Memohon kesediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner (daftar
pertanyaan) yang saya ajukan ini secara jujur. Daftar pertanyaan ini memiliki
kiriteria demi mendapatkan hasil dari yang dimaksudkan untuk membantu
proses skripsi saya, adapun kriterianya adalah Kepala pool yang berdagang
produk Roti Legits selama 1 (satu) tahun atau lebih.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka kebenaran dan kelengkapan
jawaban Saudara/i berikan akan sangat bagi penulis, perusahaan dan akademis
yang selanjutnya akan menerima manfaat dari skripsi yang sedang penulis teliti.
Segala bentuk informasi dalam skripsi ini akan dijaga dengan baik dan secara
rahasia (pribadi) dan tidak akan digunakan diluar kegiatan penelitian skripsi ini
tanpa izin dari para Saudara/i sekalian.
Atas partisipasi Saudara/i dalam mengisi kuesioner atau daftar pertanyaan
ini, saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya
77
(Dimas
Gusti Bagus Prayogo)
Saya adalah Kepala pool yang berdagang produk Roti Legits selama 1 (satu)
tahun atau lebih
a. Ya (maka lanjut ke pertanyaan berikutnya)
b. Tidak (maka berhenti sampai sini, terimakasih)
1. Identitas Responden
Nama :
Usia : a. 17-25tahun c. 35-43tahun e. >53tahun
b. 26-34tahun d. 44-52tahun
Pendidikan terakhir : a. Tidak tamat SD c. SMP d. Diploma/Sarjana
b. SD d. SMA e. Lainnya.........
Jenis Kelamin : a. Laki - laki
b. Perempuan
Alamat pool :
Daerah pemasaran :
Petunjuk pengisian kuesioner:
Pilih salah satu jawaban yang tersedia dengan pengalaman anda sebagai
Kepala pool pada masing - masing tabel berikut dengan tanda silang (x) pada
salah satu tabel atau pilihan yang menurut anda tepat. Masing - masing
jawaban memiliki makna sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju.
S : Setuju.
RR : Ragu-ragu.
TS : Tidak Setuju.
STS : Sangat Tidak Setuju.
Contoh :
78
No Pertanyaan SS S RR TS STS
99 Roti Legits isinya roti bukan kerupuk. x
1. Produk
No Pertanyaan SS S RR TS STS
1 Roti Legits memiliki ragam bentuk produk
yang bermacam-macam.
2 Roti Legits dapat menyesuaikan sesuai
permintaan pelanggan (custom).
3 Kualitas Roti Legits sesuai dengan apa yang
telah dijanjikan.
4 Roti Legits memiliki tingkat ketahanan atau
keawetan yang bagus.
5 Roti Legits memiliki merek yang jelas ter-
cantum pada kemasan
6 Pada kemasan Roti Legits tercantum harga,
bpom, p-irt, halal, dan komposisi yang jelas.
7 Kemasan Roti Legits mudah disimpan
8 Kemasan Roti Legits mudah dibawa untuk
ditaruh ke warung
9 Roti Legits menjamin penggantian produk
apabila produk cacat (Badstock/BS).
2. Harga
No Pertanyaan SS S RR TS STS
1 Harga yang ditetapkan Roti Legits murah
sehingga dapat dijual kembali ke agen,
pedagang pasar atau pedagang luar lainnya.
2 Harga yang ditetapkan Roti Legits sama
seperti harga roti dari pesaingnya.
79
3. Promosi
No Pertanyaan SS S RR TS STS
1 Roti Legits memberikan tunjangan promosi
berupa barang atau uang jika memenuhi
target penjualan tertentu.
2 Roti Legits datang langsung ke pelanggan
dalam menawarkan produk-produknya
(tatap muka langsung).
3 Roti Legits menawarkan produk-produknya
melalui telepon.
4. Keputusan Pembelian
No Pertanyaan SS S RR TS STS
1 Kepala pool dapat memilih metode pem-
bayaran antara tunai / tukar nota dalam ber-
transaksi.
2 Kepala pool dapat membeli seluruh varian
roti yang ada
3 Kepala pool bebas membeli atau memesan
prdouk dalam jumlah yang diinginkan
80
Lampiran 2. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Produk (X1)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 TOTAL
4 4 4 4 5 5 5 4 4 39
4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
4 4 5 5 5 5 4 5 4 41
4 4 4 4 5 5 4 5 4 39
4 4 4 4 5 5 4 4 4 38
4 5 5 3 5 5 5 5 4 41
4 4 4 5 5 5 5 5 4 41
5 5 4 4 4 5 4 4 4 39
4 4 4 5 5 5 4 4 4 39
4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
4 4 4 4 5 5 4 4 5 39
4 4 4 5 4 4 4 4 4 37
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 5 5 5 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 5 5 3 4 3 36
5 5 5 5 5 5 4 4 4 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 5 4 4 5 4 5 5 5 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
5 5 5 5 5 5 5 5 4 44
4 4 4 2 4 2 4 4 2 30
5 5 5 4 4 5 3 5 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
5 5 4 5 5 5 4 5 4 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 5 5 4 5 5 5 5 5 44
4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
4 4 4 4 4 5 4 5 4 38
4 4 4 5 5 5 5 5 4 41
5 5 4 4 5 5 4 4 5 41
4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
81
Lampiran 3. Tabulasi Jawaban Kuesioner Harga (X2)
X2.1 X2.2 TOTAL
5 5 10
4 5 9
5 5 10
5 5 10
5 5 10
5 5 10
5 5 10
5 4 9
5 5 10
5 4 9
5 4 9
4 4 8
4 4 8
4 4 8
4 4 8
5 5 10
5 5 10
5 5 10
5 5 10
5 5 10
5 5 10
5 5 10
4 4 8
5 5 10
5 4 9
4 4 8
4 4 8
5 5 10
5 4 9
4 4 8
5 5 10
4 4 8
4 4 8
5 4 9
5 5 10
4 4 8
82
Lampiran 4. Tabulasi Jawaban Kuesioner Promosi (X3)
X3.1 X3.2 X3.3 TOTAL
5 5 4 14
5 5 5 15
5 5 4 14
4 4 4 12
4 4 4 12
5 5 4 14
5 5 4 14
4 4 4 12
5 4 4 13
5 4 4 13
5 5 4 14
4 4 4 12
4 4 3 11
4 4 4 12
4 4 4 12
5 5 5 15
4 4 4 12
4 5 3 12
5 5 5 15
4 5 2 11
5 5 4 14
5 4 4 13
4 5 4 13
5 5 5 15
4 5 4 13
4 4 4 12
4 4 4 12
5 5 5 15
4 4 4 12
4 4 4 12
5 5 5 15
2 4 2 8
2 4 4 10
4 4 4 12
4 5 4 13
4 4 3 11
83
Lampiran 5. Tabulasi Jawaban Kuesioner Keputusan Pembelian (Y)
Y1.1 Y1.2 Y1.3 TOTAL
5 5 5 15
5 5 5 15
5 5 4 14
5 5 5 15
5 4 4 13
5 5 4 14
5 5 5 15
5 4 4 13
5 3 4 12
5 4 4 13
5 4 5 14
5 4 4 13
4 4 4 12
4 4 4 12
4 4 4 12
5 5 5 15
5 5 5 15
5 5 4 14
5 5 5 15
5 5 5 15
5 4 4 13
5 5 5 15
5 5 5 15
5 5 5 15
4 3 5 12
4 4 5 13
4 4 4 12
5 5 5 15
5 5 5 15
4 4 4 12
5 5 5 15
4 4 4 12
4 4 4 12
4 4 5 13
5 4 4 13
4 4 4 12
84
Lampiran 6. Output SPSS Uji Validitas Produk (X1)
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 TOTAL
X1.1 Pearson
Correlation 1 .757** .433** .232 .100 .070 .096 .204 .261 .529**
Sig. (2-tailed) .000 .008 .173 .563 .685 .576 .232 .124 .001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
X1.2 Pearson
Correlation .757** 1 .661** .182 .339* .271 .261 .426** .296 .705**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .287 .043 .110 .124 .010 .080 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
X1.3 Pearson
Correlation .433** .661** 1 .265 .297 .266 .223 .472** .131 .625**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .118 .078 .118 .192 .004 .446 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
X1.4 Pearson
Correlation .232 .182 .265 1 .334* .499** .165 .255 .336* .619**
Sig. (2-tailed) .173 .287 .118 .047 .002 .335 .133 .045 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
X1.5 Pearson
Correlation .100 .339* .297 .334* 1 .567** .464** .511** .207 .683**
Sig. (2-tailed) .563 .043 .078 .047 .000 .004 .001 .225 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
X1.6 Pearson
Correlation .070 .271 .266 .499** .567** 1 .144 .397* .364* .676**
Sig. (2-tailed) .685 .110 .118 .002 .000 .402 .016 .029 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
X1.7 Pearson
Correlation .096 .261 .223 .165 .464** .144 1 .471** .327 .547**
Sig. (2-tailed) .576 .124 .192 .335 .004 .402 .004 .052 .001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
X1.8 Pearson
Correlation .204 .426** .472** .255 .511** .397* .471** 1 .173 .675**
Sig. (2-tailed) .232 .010 .004 .133 .001 .016 .004 .312 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
X1.9 Pearson
Correlation .261 .296 .131 .336* .207 .364* .327 .173 1 .574**
Sig. (2-tailed) .124 .080 .446 .045 .225 .029 .052 .312 .000
85
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
TOTAL Pearson
Correlation .529** .705** .625** .619** .683** .676** .547** .675** .574** 1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
86
Lampiran 7. Output SPSS Uji Validitas Harga (X2)
Correlations
X2.1 X2.2 TOTAL
X2.1 Pearson Correlation 1 .630** .897**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 36 36 36
X2.2 Pearson Correlation .630** 1 .908**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 36 36 36
TOTAL Pearson Correlation .897** .908** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 36 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 8. Output SPSS Uji Validitas Promosi (X3)
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 TOTAL
X3.1 Pearson Correlation 1 .513** .564** .890**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000
N 36 36 36 36
X3.2 Pearson Correlation .513** 1 .281 .690**
Sig. (2-tailed) .001 .096 .000
N 36 36 36 36
X3.3 Pearson Correlation .564** .281 1 .801**
Sig. (2-tailed) .000 .096 .000
N 36 36 36 36
TOTAL Pearson Correlation .890** .690** .801** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 36 36 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
87
Lampiran 9. Output SPSS Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)
Correlations
Y1.1 Y2.2 Y3.3 TOTAL
Y1.1 Pearson Correlation 1 .566** .302 .756**
Sig. (2-tailed) .000 .074 .000
N 36 36 36 36
Y2.2 Pearson Correlation .566** 1 .513** .888**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 36 36 36 36
Y3.3 Pearson Correlation .302 .513** 1 .754**
Sig. (2-tailed) .074 .001 .000
N 36 36 36 36
TOTAL Pearson Correlation .756** .888** .754** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 36 36 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 10. Output SPSS Uji Reliabilitas
Reliability Statistics (Produk)
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.753 .860 10
Reliability Statistics (Harga)
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.895 .928 3
Reliability Statistics (Promosi)
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.825 .869 4
Reliability Statistics (Keputusan Pembelian)
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.827 .872 4
88
Lampiran 11. Output SPSS Uji Normalitas
Lampiran 12. Output SPSS Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.039 2.377 .858 .397
Product(X1) .071 .055 .165 1.295 .205 .932 1.073
Price(X2) .598 .223 .418 2.683 .011 .624 1.603
Promotion(X3) .261 .123 .323 2.129 .041 .655 1.526
a. Dependent Variable: K.Pembelian(y)
89
Lampiran 13. Output SPSS Uji Heterokedastisitas
Lampiran 14. Output SPSS Uji Statistik t
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.039 2.377 .858 .397
Product(X1) .071 .055 .165 1.295 .205
Price(X2) .598 .223 .418 2.683 .011
Promotion(X3) .261 .123 .323 2.129 .041
a. Dependent Variable: K.Pembelian(y)
Lampiran 15. Output SPSS Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 29.196 3 9.732 11.383 .000b
Residual 27.360 32 .855
Total 56.556 35
a. Dependent Variable: K.Pembelian(y)
b. Predictors: (Constant), Promotion(X3), Product(X1), Price(X2)
90
Lampiran 16. Output SPSS Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .718a .516 .471 .925
a. Predictors: (Constant), Promotion(X3), Product(X1), Price(X2)
b. Dependent Variable: K.Pembelian(y)
91
Lampiran 17. Transkrip Wawancara
Narasumber 1
Nama : Amin Syukur
Area Pemasaran : Jalan Raya Bogor - Pulogadung
Tanggal interview : 7 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pak Amin sudah berdagang roti berapa tahun pak ?
N: Dari saya bujangan mas mungkin sudah puluhan tahun saya
tidak ingat pasnya kapan
P : Sejarahnya gimana tuh pak bisa dagang roti ?
A : Dulu awalnya dagang roti itu karena daerah Kuningan (Jawa
Barat) terkenal banget mas dengan rotinya dulu saya kerja di
salah satu pabrik roti di Kuningan kemudian saya coba bikin
sendiri, tapi ya namanya lika liku usaha ya begitu mas karena
saya kena banyak sama orang bahkan temen sendiri jadinya ya
saya tutup dan ngepool aja jadinya, gak banyak resiko juga
P : Sudah coba dagang roti apa saja pak?
N : Banyak mas pernah ya bantu roti temen - temen di Kuningan
wah banyak deh cuman ya ga bersaing lebih tepatnya sih ga maju
- maju rotinya gitu gitu aja terus roti pertama yang sukses dulu itu
mereknya GS mas pasti tau lah dari bos mas kan itu emang
rajanya roti dulu, terus pernah juga di suplai roti Indah, tigarasa,
rotina, jordan, nah sampai ketemu bos Legit nih dulu pas tahun
2010an mas waktu rotinya masih manual saya kenal bos Legit
karena beliau dulu sales bahan baku roti pernah ketemu kita dulu
terus beliau buka usaha ya saya bantu jualin produknya mas.
P: Dari banyaknya pengalaman bapak di dunia roti bapak cari
produsen roti atau pabrik yang gimana pak ?
N : Yang laku di pasaran sih mas saya jual tapi ya terutama harga
dan kualitas produk kalo pabrikannya stabil terus sih gak ada
masalah saya juga ga akan ganti ke yang lain.
Produk
Harga
P : Kualitasnya itu yang gimana ya pak untuk bapak?
N : Ya yang tidak cepat BS mas kan kadang suka ada roti baru
3 hari dari pengiriman udah BS itu merugikan banget, kalau
diganti sih gapapa tapi kalau tidak kan rugi saya terus yang
rasanya masuk juga ke konsumen mas karena persaingan di
Jakarta kan ketat nih banyak roti - roti yang ada jadi ya harus
enak dan juga gede mas.
Produk (Kualitas
Performa)
92
Narasumber 2
Nama : Igaling
Area Pemasaran : Jakarta Selatan
Tanggal interview :7 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Mang galing sudah berapa lama dagang roti?
N : Ada kali ya mas 4 tahun saya dagang sama mang otoy mas
kalo tau mah beliau senior saya dulu di Anisa
P : Sejarahnya gimana tuh mang bisa dagang roti?
N : Ikut temen aja mas dlu dagang pabrikan di Roti Annisa,
cuman semenjak agak goyang ya saya inisiatif ngepool aja karena
ya dagang mas kan saya juga kepengen maju.
P : Oh emang dari awal pedagang ya mang, kalo gitu udah dagang
roti apa aja selain roti annisa?
N : Baru Annisa sih mas sama ini ambil roti temen dari kuningan
saya bagi rata cuman Annisa saya ganti sama Roti Legits mas
waktu itu ketemu bosnya lagi keliling naik motor cari pool dan
pedagang ya saya juga kebetulan lagi ngisi di warung juga pas
lagi ketemu disitu kita ngobrol dan ya saya minta sampelnya dan
kebetulan cakep dan kayaknya cocok saya telpon bosnya sekalian
saya bawa temen saya mang otoy itu mas buat ambil rotinya si
bos aja.
P : Nah mang apasih yang membuat mang galing nih ngambil
Roti Legits sampai sekarang? Kalo boleh tau udah berapa lama
mang ?
N : Udah 5 tahun lebih mas, saya paling lama megang roti ini dan
emang bagus dan jarang ada masalah juga sih mas yang bikin
saya pilih roti ini harganya mantep banget mas murah banget jadi
untung lah daripada roti lainnya mah udah gitu dia ga sablonan
kan pake mesin bungkusnya jadi ga masuk semut, ga gampang
bs juga terus ya variannya banyak dan mantep juga mas rasanya
kalo bisa sampein ke bosnya untuk pertahanin ya mas terutama
harganya mas jangan dirubah kalo belom kepepet banget mas
dan kalo mau naik ngomong dulu ya saya juga coba ngertiin
bosnya kok mas apalagi kan pabrikan juga banyak yang goyang.
Produk
(Kemasan,
Kualitas
Performa).
Harga
P: Oke mang saya sampein nanti, selain itu ada yang buat mang
galing makin mantep ga ambil roti ini ? Atau ada yang ingin
mang galing ingin sampaikan lagi ?
N: Paling sama isi roti perkalengnya mas kadang suka kurang 3
(tiga) atau 6 (enam) gitu mas ya tapi ga sering juga sih mas
terkadang aja, minta di cek ya mas kadang ya saya ga enak juga
kalo mau protes terus kan disangkanya nanti saya yang ga bener
mas.. Udah paling itu aja mas bosnya sih kalo jelasin apa-apa juga
cukup jelas mas dan sesuai janji sih ga mengecewakan.
93
Narasumber 3
Nama : Otoy
Area Pemasaran : Lenteng Agung , Tanjung Barat, Jakarta Selatan
Tanggal interview : 7 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P: Mang Otoy udah dagang roti berapa tahun mang ?
N : Udah ada lebih dari 10 (sepuluh) tahun kali aa, kurang inget
pasnya.
P : Sejarahnya gimana tuh mang ?
N : Dulu saya ngikut temen juga dagang di Roti Annisa udah
cukup lama juga disana sebelum saya coba ngepool disini mas.
P : Berarti kenal mang Galing ya mang? Nah selain Roti Annisa
udah apa aja tuh mang?
N : Kenal malahan saya diajak dagang Roti Legits sama mang
Galing kan, selain Annisa sih dulu waktu Annisa mau ambruk
istilahnya yah saya inisiatif ambil Roti GS (Gassandry) sama
temen waktu Roti GS itu wah masih jadi raja banget mas kayak
pertamina mah kalo di bensin ga ada lawannya mantep, terus
begitu GS ambruk juga yah karena bikin pabrik kopi itu denger-
denger yaudah saya langsung ambil roti temen dari Kuningan
barengan sama mang Galing terus nah sampe ketemu bos Roti
Legits deh.
P : Dari pengalaman dagang banyak nih mang Otoy cari roti atau
pabrikan yang gimana sih ?
N : Cari yang menguntungkan lebih dari yang lain pasti, yang
paling laku di pasaran lah lakunya apa ya saya ambil terutama
Roti Legits ini sih bagus rotinya ga cepet bs jarang banget
kejadian roti itu baru dikirim udah bs biasanya kan pabrikan luar
banyak tuh mas, sama bosnya ini ada semacam target penjualan
gitu mas kalo bisa pesen diatas berapa ribu gitu dapet program
biasanya bisa diambil cash untuk duit kontrakan atau bisa buat
ngutang lah abis lebaran nanti kan lumayan jadi kalo sama Roti
Legits mah enak, selain punya harga murah dan sistem
tabungan juga ada target penjualan juga jadi kita semangat dan ga
was-was kalo lagi bulan puasa atau abis lebaran bisa tarik
tabungan gitu mas dan sejauh ini bosnya komitmen dan konsisten
juga.
Produk (Kualitas
Performa),
Harga, Promosi
(Tunjangan
Promosi)
Narasumber 4
Nama : M. Diding
Area Pemasaran : Tanjung Barat, Ranco, Jakarta Selatan
Tanggal interview : 7 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
94
P : Pak Diding udah berapa lama pak dagang roti ?
N : Wah lama banget mas dari saya muda, udah ada belasan tahun
kali diatas 10 (sepuluh) tahun
P : Awalnya gimana tuh pak dagang roti ?
N : Dulu kan temen - temen Kuningan itu pada dahsyat ya mas
rotinya era tahun 90an nah saya yang namanya dulu temen
banyak yang dagang roti jadinya saya ikut coba dagang mas.
P : Awalnya dagang roti apa aja tuh pak ?
N : Annisa, GS, Rotina, Dede, Bali, terus ya Legits ini.
P : Termasuk banyak yah pak, nah bapak kalo cari roti atau
pabrikan tuh yang gimana sih pak?
N : Yang harganya bagus mas, terus banyak bonusnya juga
kayak dulu kan Rotina sama GS mereka ngasih modal gede-
gedean mas sampai jutaan buat dagang jadi ya saya ambil itu dulu
cuman sekarang mereka goyang kan mas karena banyak juga pool
yang gak bener bayarnya padahal mah bagus juga roti mereka itu.
Harga, Promosi
P : Pas gabung ke Roti Legits ini karena apa pak?
N : Ya dia juga termasuk murah mas ada bonus duit
kontrakan juga tapi ya memang rada susah untuk minjem modal
mas, tapi ya saya ngerti sih bosnya maunya sama-sama mas ya
selama ini sih saya juga bayar ke bosnya cash harganya juga
murah lah dibanding lainnya
Harga, Promosi
Narasumber 5
Nama : Ade Eman
Area Pemasaran : Rawakalong, Bekasi
Tanggal interview : 8 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Mang Eman udah berapa tahun mang dagang roti ?
N : Udah ada 5 (lima) tahunan mas
P : Sejarahnya gimana tuh mang bisa terjun ke dunia roti ?
N : Diajak adek saya Ucu, mas kan biasanya kesini ke Ucu yah
cuman dia lagi pulang jadi saya sementara yang pegang disini.
P : Awalnya dagang roti apa aja mang?
N : Lapis legit yang kecil itu mas punya Roti Adiba kalo dulu kan
ada roti dia tapi sekarang sisa lapis legitnya aja sama ya bikin
Roti Tape dan ini dagang Rotina sama Roti Legits kan sekarang.
P : Awal dagang Roti Legits nih gimana mang?
N : Dulu bosnya dateng mas ke sini nawarin roti, beliau bawakan
sampel terus saya rundingin sama pedagang terus ya ambil deh
kebetulan harganya juga cocok mas murah.
Harga
P : Kalau perbandingannya sama Rotina gimana pak? Kan sampai
sekarang masih megang nih
95
N : Sebenernya sih sama - sama aja mas, cuman kalo Rotina
geber banget promosinya bonusnya mantep lah mas daripada
roti lain lah tapi bukan berarti roti bos legits ini kalah enggak
cuman ya promosi bosnya aja yang kurang nendang sih kan saya
kepala pool.
Promosi
P : Kalo sama Lapis Legit Adiba ini gimana mang? Kan masih
manual juga packagingnya masuk gak pak di pasaran gitu ?
N : Kalo di Bekasi malah lakuan lapis legit gini mas, saya juga
udah bilang bosnya minta bikin tapi belum bisa sebenernya sih ini
selingan juga sih mas biar warungnya ga bosen itu itu aja yang
kita jual apalagi kan di Bekasi ini mah jajanan rame mas jadi
harus olah otak banget untuk rotasi produk yang kita taro di
warung.
P : Berarti secara garis besar Roti Legits juga masih oke ya mang
dari segi keseluruhan untuk mang Eman dagang ?
N : Iya mas dari harga sih oke, produk juga, kalo sama Rotina
paling kurang di Promosi aja sih terus juga saya seneng juga di
Roti Legits ini banyak variannya mas jadi ketolong juga buat
campur diwarung
Produk , Harga,
Promosi.
Narasumber 6
Nama : Nana
Area Pemasaran : Bantargebang, Bekasi
Tanggal interview : 8 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pak Nana udah berapa lama pak di dunia roti ?
N : Udah dari saya bujang mas ada kali belasan tahun lupa saya.
P : Awal sejarahnya gimana tuh pak ?
N : Dulu dagang roti, terus ngepool dan punya modal dari sana
saya coba bikin pabrik namanya Roti Putra kalo mas pernah dulu
denger mah dari bosnya, cuman ya namanya usaha pasang surut
jadi saya balik lagi ngepool mas karena udah pusing juga mulai
usaha dulu tutupnya ya karena cari karyawannya juga susah yang
bener - bener mau kerja, tau - tau ditinggal pulang aja.
P : Iya pak namanya lika liku di UKM, nah terus udah coba roti
apa aja nih pak buat dagang?
N : Dulu pernah Roti Annisa, Indah terus ya ketemu Legits ini
mas.
P : Kalo bapak pribadi cari roti atau pabrikan itu yang gimana
pak?
96
N : Yang pasti produknya bagus dan harganya masuk mas,
kalo Roti Legits kan warna plastiknya juga cerah, rotinya bagus,
ga cepet bs, harganya juga masuk di saya, syukur-syukur kalo lagi
dapet target kan dapet bonus lumayan dari bosnya
Produk, Harga
Narasumber 7
Nama : Nurhalim Soleh
Area Pemasaran : Klari, Karawang
Tanggal interview : 8 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Mang Halim udah berapa tahun dagang roti mang ?
N : Udah 5 (lima) tahun lebih kalo sama bos Legits mah, kalo
pribadi sendiri udah 7 (tujuh) tahun.
P : Awal sejarahnya dagang gimana tuh mang ?
N : Diajak sama adik buat bikin pool roti katanya dari pada kuli di
kampung.
P : Udah dagang roti apa aja tuh mang ?
N : Lapis Legit Adiba, Roti Solo, Roti Dewi, kalo sekarang full
Roti Legits sih mas sama disambil sih mas sama goreng makaroni
ini buat nambah sedikit - dikit apalagi kalo roti lagi
ga bisa kirim kan.
P : Kenapa sekarang milih full Roti Legits mang ?
N : Harganya cash-nya paling murah mas, terus juga bagus
dan banyak variannya untuk nyampur di warung kan biar gak
bosen, sama bosnya mau turun tangan langsung juga ke lapangan
dan mau kritik saran kalo ada bs jadinya ya kita yang dagang
juga enak, kalo lagi ada roti apa yang laku bosnya coba bikin,
kayak sekarang Roti Tape ini juga di bikinin sama si bos.
Harga -
Keputusan
Pembelian
(Metode
Pembayaran),
Produk (Varian,
Jaminan dan
Garansi,
Penyesuaian).
Narasumber 8
Nama : Dede M. Taryono
Area Pemasaran : Purwadadi, Subang
Tanggal interview : 9 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pak Ade udah berapa lama pak berjalan di dunia roti ?
97
N : Udah ada berapa ya mas 20 (dua puluh) tahunan ada kali dulu
dari krisis ekonomi 96 itu udah dagang juga saya sampai sekarang.
P : Senior banget nih pak, itu sejarahnya gimana pak dulu ?
N : Ya saya kan orang tasik ya mas, dulu kan tasik dan kuningan itu
rajanya roti lah dulu kan GS itu yang punya orang tasik mas cuman
pabriknya di Bogor ciampea yah itu rajanya roti mas dulu nah terus
mulai tahun 2000an banyak pabrik yang muncul kan saya yang dulu
ikut dagang di GS terus pindah di Roti Andara mas dekat ragunan itu
yang sebelum ada toll sekarang nah disana sekitar 12 tahun terus
saya pindah ke sini purwadadi rumahnya dan dagang disini aja sama
anak anak remaja kampung sini saya aja daripada nyawah kan mas.
P : Sekarang ini kalo saya lihat ga ada roti lain ya pak selain Roti
Legits sama Lapis Legit Adiba?
N : Iya mas itu aja tadinya saya juga ada roti dari Kuningan kirim
kesini cuman gak lama, cuman fokus di Lapis Legit aja, karena udah
jalan juga saya ga cari - cari pabrikan juga mas cuman bos Roti
Legits aja ini nemu nomor hp saya terus kemari dan nawarin ya
Alhamdulillah udah satu lebaran kita jalan bareng.
P : Oiya pak kenapa itu pak gak awet sama yang roti dari Kuningan
tapi malah ambil Legits ini ?
N : Harganya cashnya murah, kalo tuker bon ada tabungan
juga, variasi produknya banyak terus juga pedagang saya pada
naksir juga sama rotinya ya cocok lah mas istilahnya mah sama kita.
Harga -
Keputusan
Pembelian
(Metode
Pembayaran)
Produk
(Variasi)
P : Kalau dibandingin Roti Legits dengan roti lokal atau kalau
saingan di daerah sini gimana tuh pak ? Mampu bersaing dengan
kuat gak?
N : Alhamdulillah bagus mas kalo lawan roti subang sih menang
mas disini mah masih potensial mas sebenernya cuman ga ada yang
dagang dan jaraknya juga jauh-jauh enaknya mah kalau buka pool
lagi dimana gitu kan nyabang misal arah Subang Kota atau mau ke
Bandung itu enak mas saingannya sepi enak apalagi kalo
produknya bagus, ga cepet BS, dan harganya bagus mah masuk
terus.
Produk
(Kualitas
Peforma),
Harga.
Narasumber 9
Nama : Ave
Area Pemasaran : Cilamaya Wetan, Cikampek
Tanggal interview : 9 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
98
P : Mang Ave udah berapa lama nih mang ngepool roti ?
N : 10 (Sepuluh) tahunan udah ada sih mas tapi ngepool disini baru
5 (lima) tahunan.
P : Awal mulanya gimana tuh mang ?
N : Dulu ya awalnya dagang juga roti apa ajalah saya masukin pasar
mau ada merek atau enggak nah terus pas pengen ngepool abis
pindah kesini juga ya namanya ada kebutuhan lebih mas berarti kan
harus dicari ya saya mulai buka pool awalnya dulu dari pabrik Indah
yang deket sini terus Dewi, Solo juga pernah cuman ya ga awet, abis
itu sampai sekarang ya Rotina, Special yang rutin ambil terus sama
Legits paling kalo ada barengan kesini.
P : Dari sekian banyak roti yang ada nih mang, mang Ave ambil
keputusan milihnya itu dari segi apa mang ? Untuk membeli roti.
N : Kita lihat harga dan produknya mas, kalo untuk produk sama
pada kelasnya sama-sama oke ya kita cek di harga mana yang
paling murah kita ambil dan juga yang mau ngirim banyak mas.
Produk
(Kualitas
Produk),
Harga.
P : Maksudnya kirim paling banyak gimana ya pak? Kalo misal
perbandingan antara Legits, Rotina dan Special gimana pak?
N : Kalo untuk Legits sama Rotina sebenernya selevel mas
kualitasnya mantep cuman Legits gak bisa kirim banyak dan
promosinya juga gak joss kayak Rotina mas jadi ya saya ambil
Rotina kalau Special sih sama kayak Legits sih sistemnya cuman
Special itu mantepnya di Pia aja mas jadi ya pelengkap Pia aja
dia mah kalo sisanya saya minta dari Rotina sampai 15.000 (lima
belas ribu) sekali kirim dan mereka santai pembayarannya.
Promosi,
Produk
(Varian,
Kualitas
Produk),
Keputusan
Pembelian
(Metode
Pembayaran).
Narasumber 10
Nama : Diding
Area Pemasaran : Kalijati, Subang
Tanggal interview : 10 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pak Diding udah berapa lama pak dagang roti ?
N : Lama mas dari saya muda udah ada belasan tahun ada kali mas.
P : Awal mula dagangnya gimana pak?
N : Ya bareng sama temen - temen dulu dagangnya terus saya coba
ngepool roti Golden dari situ saya ada modal untuk usaha saya coba
bikin pabrik roti sendiri mas sampai sekarang saya sambil ngepool
juga ya lumayan mas hasil bikin sendiri juga.
99
P : Selain Roti Golden ambil roti apa aja pak?
N : Sama Legits aja ini mas jadi 3 (tiga) varian roti saya punya,
Golden, Legits, paling lama sama golden saya mas.
P : Nah dalam milih pabrikan atau roti apa aja sih pak yang bapak
perhatiin ?
N : Rasa mas kalo untuk sekarang mah daerah sini juga udah
kayak kota mas udah ngerti rasa kalo rasa gak enak dikit aja
juga ga laku mah rotinya, harga juga yang masuk mas minimal
sama dan kalau bisa mah yah ada tambahan lah mas bonus-
bonusnya.
Produk
(Kualitas
Produk),
Harga-
Promosi.
Narasumber 11
Nama : Zainal Abidin
Area Pemasaran : Palimanan
Tanggal interview : 10 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pak Zainal udah berapa lama pak dagang roti ?
N : Sebenernya dari umur 20 (dua puluh) juga udah mas cuman saya
sempet berhenti dan kerja di Arab Saudi beberapa tahun lalu mulai
lagi ini dari lebaran 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun lalu.
P : Kalo dulu mulainya roti apa pak?
N : Macem - macem sih ada Indah, Annisa, GS, terus kiriman dari
temen-temen di area sini, kalo sekarang mah saya cuman bawa
Enggal sama Legits aja.
P : Nah bapak kalo dari dulu hingga sekarang cari pabrikan roti itu
yang gimana pak?
N : Yang pasti produknya mendukung mas soalnya disini juga roti
lokal udah banyak yang bagus - bagus apalagi di daerah subang yah
makanya saya ini juga beralih ke Legits juga karena rotinya juga
bagus terus ya harganya juga masuk terutama cashnya pas
murah banget, tapi yang tuker bon juga masih oke mas.
Produk
(Kualitas
Peforma),
Harga-
Keputusan
Pembelian.
P : Kalau perbandingan roti Legits dengan lokal daerah sini gimana
pak?
N : Kalau Legits mah ini masuk sih mas disini masuk banget paling
ya yang rada kurang yang rasa stroberi bluberinya mas karena ya
kalo di kampung mah kan pada sukanya rasa coklat, mesis, atau pia
kacang ijo tapi sih udah bagus mas kenceng kok disini mah apalagi
kan banyak varian rasanya ya jadi ga pusing kita muterin produk
di warungnya. Paling yang rada beda di bonusan aja sih tapi ya
itu mah masing - masing strategi perusahaan ya mas jadi ya
gapapa.
Produk
(Varian),
Promosi.
100
Narasumber 12
Nama : M. Dadung
Area Pemasaran : Subang
Tanggal interview : 10 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pak dadung udah berapa lama pak dagang roti ?
N : Udah belasan tahun mas ada kali 12 (dua belas) tahun.
P : Sejarahnya gimana tuh pak bisa memulai dagang roti ?
N : Dulu saya kerja di pabrik roti mas, terus ga lama saya coba
dagang roti dan sekarang bikin sendiri, cuman karena ya keterbatasan
modal juga mas jadinya milih ambil roti lain aja satau ngepool
soalnya rada ribet mas urus karyawannya juga.
P : Udah dagang roti apa aja nih pak ?
N: Full roti manis warungan mas ini dulu dagang di Roti Hidayah di
ujung menteng terus saya juga pernah dagang Roti Indah, GS juga
pernah kalo sekarang saya nyambil aja ambil Legits dan produksi
sendiri beberapa ball dikerjain sendiri soalnya kan lumayan mas
hasilnya kalo bikin sendiri.
P : Udah berapa lama pak dagang Roti Legits dan produksinya
sendiri?
N : Legits udah ada 1 (satu) lebaran ya mas kan kalo bos legit mah
kosong-kosongnya pas lebaran yah biar bisa ambil sisaan bonus dan
tabungan clearnya, kalo produksi sendiri udah ada 5 (lima) tahunan
mas.
Promosi
P : Bapak dari pengalaman yang ada kalo milih roti atau pabrikan itu
yang gimana sih pak ?
N : Ya yang enak mas terus ga gampang BS, kan kalo dari luar
daerah kan jauh ya mas kesini mah itungannya 1 (satu) harian yah
kalo rotinya gak fresh mah 3 (tiga) hari udah jamuran jadinya saya ya
pilih pabrikan yang utamanya sih bagus produknya fresh terus dan ya
yang masuk lah harganya ke saya juga.
Produk
(Kualitas
Peforma),
Harga
Narasumber 13
Nama : Yanto
Area Pemasaran : Pasar Senen
Tanggal interview : 11 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pakde udah berapa lama pakde dagang roti nih ?
101
N : Udah lama mas itu semenjak bos keluarin Legits mesis pertama
kali itu saya juga udah dagang di sini sama mas Stris dan pak
Bambang cuman dulu saya ga megang langsung tp kerja sama mereka
udah ada 7 (tujuh) tahun lebih mas.
P : Sejarahnya gimana tuh pakde ?
N : Ya dulu kan kerja di kampung aja cuman diajak sama temen buat
ke Jakarta nah kebetulan temen jualan roti disini dan saya coba
nimbrung aja jadinya ya gini sekarang.
P : Udah dagang roti apa aja pakde di Pasar Senen ?
N : Wah banyak banget mas dulu juga pernah dagang kue basah kue
pagi gitu mas kalo sekarang ini cuman jualan roti manis ini aja ada
RC (Roti Cinta), GS ya juga pernah, Special juga pernah, terus
Sariwangi juga pernah, Panda, Rotina, kalo sekarang mah cuman RC,
Kevin, sama Legits ini aja udah kebanyakan juga mas cuman ya bagi
- bagi aja sama pabrikan biar sama - sama mas.
P : Nah pakde, alasan pakde milih ketiga pabrik roti ini karena apa
nih pakde ?
N : Sama-sama bagus mas soal produk juga stabil terus ya apa ya
mas istilahnya saling ngisi kurangnya roti di satu pabrikan gitu, kalo
RC kan favoritnya orang luar kota mas kan dia punya roti panjangnya
itu keliatan gede, kalo Kevin browniesnya emang kenceng mas
banyak yang suka juga, kalo Legits roti manis kayak mesis sama
pianya favorit sama satu - satunya pabrikan yang saya juga ambil roti
seribuannya selain dua ribuan.
Produk
(Kualitas
Performa)
P : Kalo dari sisi lain gimana pakde selain dari produknya menurut
pakde apanya yang pasti pakde pilih dari pabrik roti yang ada ?
N : Harganya mas kalo saya kan jual lagi ke pool lain malah kan
jadi saya harus cari roti yang bener - bener ngasih harga rendah mas jadi saya masih dapet untung tapi orang lain juga masih dapet
untung dari harga jual saya. Kalo Legits kan harga cashnya
termasuk murah jadi rutin saya ambil cash aja biar juga ga ada
tanggungan mas.
Harga
(Saluran) -
Keputusan
Pembelian
(Metode
Pembayaran)
Narasumber 14
Nama : M. Faisal
Area Pemasaran : Pasar Senen
Tanggal interview : 11 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Mas Faisal udah berapa lama mas dagang di Pasar Senen mas ?
N : Udah ada 7 (tujuh) tahunan mas barengan sama pakde itu.
P : Nah mas kalo awal mulanya gimana tuh?
102
N : Kalo saya juga sama awalnya dikenalin dulu buat dagang di Pasar
Senen kerja sama orang lain mas, terus beberapa tahun saya punya
modal saya coba dagang sama adek saya aja misah sama orang -
orang yang awalnya macem - macem apa aja di dagangin sekarang ya
fokus roti aja mas sama kardus.
P : Kalo mas Faisal udah pernah ambil roti apa aja nih ?
N : Apa aja mah mas saya bawa sekarang cuman yang paling gede ya
masih RC, Kevin, Legits udah itu aja.
P : Kalo mas Faisal sendiri milih roti atau pabrikan itu yang gimana
mas ?
N : Tergantung pelanggan saya maunya apa mas kalo saya sih
patokannya mah yang penting punya semua rasa misal ya punya
pia basah yang kacang ijo, roti tawar, roti manis, roti yang rasa selai
- selai kombinasi, lapis, dan yang terbaik diantara varian itu ya
saya ambil misal kalau Legits kan pianya bagus ya untuk pia saya
jualin Legits ke pelanggan saya.
Produk
(Varian)
P : Kalo pabrikannya mas gimana ? Kan kadang suka di rotinya
cocok tapi di pabrikannya kurang, selain produknya menurut mas ?
N : Harga mas, soalnya kan saya jual ke orang lain lagi jadi ya
cari yang paling murah dan kan saya ini ga pake box atau kaleng ya
kan pake kardus sendiri jadi ya saya jujur aja ke tiap pabrikan kalo
saya minta pengurangan harga, soalnya ya lumayan juga kan kardus
mas tapi daripada saya pegang kaleng pabrik terus hilang malah nanti
rugi kan kalau pasar banyak orang nanti main ambil aja. Itu aja sih
mas palingan ya produknya gimana terus harganya.
Harga
(Saluran)
Narasumber 15
Nama : Nurdin
Area Pemasaran : Cawang
Tanggal interview : 11 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pak Nurdin udah berapa tahun pak dagang roti ?
N : Kalau pribadi sih udah dari bujangan mas ada kali 12 (dua belas)
tahunan dulu mantan pedagang GS terus ya saya coba ngepool roti
GS disini alhamdulillah juga masih jalan sampai
sekarang kalo di saya.
P : Kalau sama Roti Legits udah berapa lama pak ?
N : Kalau sama bos Gusri mah udah 7 (tujuh) tahun mas udah dari
dulu waktu nama pabrik masih Jogja.
P : Selain GS sama Legits bapak ambil roti lain gak pak ?
N : Jarang - jarang ngambil roti lain mas paling kalo Legits lagi ga
bisa saya ambil GS full sih.
103
P : Nah pak kalau dalam pemilihan pabrikan itu yang bagus gimana
pak menurut bapak? Terus perbandingan GS dan Legits misal gitu
pak terutama kan Jakarta Timur saingannya mepet - mepet banget nih
pak.
N : Kalo saya sih yang penting stabil sih antara produk sama
harga, kalau saya kan udah lama sama GS jadinya saya tetep ambil
mas ya udah enak dan cocok lah sama kayak saya sama Legits juga
gitu mas.
Produk
(Kualitas
Performa),
Harga.
P : Selain aspek harga dan produk adalagi gak pak ?
N : Paling bonus sih mas kan udah umum juga ya kalo dagang
berapa ribu roti gitu dapet bonusan berapa atau dapat potongan
berapa atau gimana gitu perjanjiannya. Ya kan saya juga dagang
disini ngontrak mas tiap tahun juga naik kalo cuman dari hasil
dagang aja sih jaman sekarang cukup mepet mas karena saingan
sama pool yang deket juga banyak belom lagi saingan sama
pedagang pabrikan, makanya sih saya mintanya stabil harga biar ga
kalah sama yang pedagang langsung pabrikan kan banyak pabrikan
mas di area Jakarta Timur sini paling deket kalo dari Cawang sini ada
di Condet Roti Bali. Kita kan juga gesek - gesekan di lapangan.
Promosi
Narasumber 16
Nama : Hadi
Area Pemasaran : Depok, Sawangan
Tanggal interview : 12 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pak Hadi udah berapa tahun pak di dunia roti ?
N : Udah ada 10 (sepuluh) tahunan lebih mas.
P : Sejarahnya gimana tuh pak bisa dagang roti ?
N : Ya jaman dulu mah kan roti lagi booming banget mas tahun 2000
(dua ribu) ya mas jadi ya namanya lagi booming itu jadi ya saya juga
dagang roti jadinya.
P : Dulu ambil roti apa aja pak ?
N : Andara, Indah, Tigarasa, GS pernah mas.
P : Nah kalo sekarang udah berapa lama nih pak kalo sama Legits ?
N : Udah ada 3 (tiga) tahunan sih mas tapi seasonan juga ambilnya ya
selang seling soalnya kan saya sambil produksi juga kadang ya saya
ambil kalo lagi memang ga bisa menuhin kebutuhan pedagang-
pedagang sini juga kasian mereka kalo ga dagang.
P : Lalu kenapa memilih Roti Legits untuk diambil pak?
104
N : Pertama ya deket, terus orang - orang daerah sini kebiasa juga liat
Roti Legits soalnya kan area ngidernya pedagang Legits emang daerah
Ragunan sana ya mas jadi ya asumsinya ga sulit juga untuk dijual
daerah sini mas. Selain itu ya ga mahal kan karena deket dia juga
harganya miring kalo untuk roti lain juga udah mulai mahal mas
apalagi dollar kemarin naik kan tapi sampai sekarang terigu belum
stabil harganya jadi saya cari yang pabrik besar aja biar dapet murah
harganya.
Harga
Narasumber 17
Nama : Edy
Area Pemasaran : Jonggol
Tanggal interview : 12 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pak Edy udah berapa lama pak dagang roti ?
N : Udah dari muda mas waktu eranya Sarimurni, GS, Sariwangi,
Jordan jaya.
P : Sejarahnya gimana tuh pak bisa dagang roti ?
N : Tadinya sih kerja di pabrik roti mas di Sarimurni terus udah
bertahun - tahun juga ya kepengen coba yang lain mas bosen kan di
pabrik aja akhirnya saya ngepool lalu kebetulan juga dapet
kepercayaan buat sambil jalanin pabrik roti juga jadi ya sambil jalanin
aja mas.
P : Sampai sekarang udah pernah dagang roti apa aja pak ?
N : Ya itu GS dan lainnya pernah Jordan juga deket kan sekarang di
Pasar Jonggol langsung dulu sama saya dan ya sekarang pesen dari
Sarimurni, Legits, Rahayu, Indah ya apa aja yang sekiranya bisa
masuk mas.
P : Nah pak kalau bapak ini dalam dagang roti carinya pabrikan yang
seperti apa sih pak ?
N : Yang harganya bagus mas kalo roti mah disini juga sebenernya
sama - sama aja asal ga cepet BS aja mas
Harga,
Produk
(Kualitas
Performa)
P : Oh berarti lebih cenderung ke harga aja ya pak ?
N : Iya mas paling ya sekitaran harga, terus pembayarannya dan
bonusnya juga kan saya juga pesannya banyak, agen saya di luar
banyak jadi ya kepengen lah lebihannya istilahnya.
Keputusan
Pembelian
(Metode
Pembayaran),
Promosi.
105
Narasumber 18
Nama : Kusdana Ulung
Area Pemasaran : Cikupa
Tanggal interview : 16 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Pak Ulung udah berapa lama pak dagang roti ?
N : Dah hampir berapa tahun ya mas duh dari bujang sih mas dah
belasan tahun.
P : Awal mulanya gimana tuh pak ?
N : Awalnya ikut teman - teman Kuningan waktu lagi bangkit
bangkitnya roti ya namanya teman satu kampung pada kerjanya itu ya
semua ikut jadinya mas makanya kan orang sunda Kuningan sekarang
jarang yang tani kebanyakan bikin pabrik roti disana.
P : Udah pernah ambil roti apa aja pak ?
N : Waduh banyak banget mas mereknya kalo yang senior kayak GS
ya pernah sama roti temen - temen Kuningan sana kalo untuk daerah
sini maksudnya semenjak punya rumah disini saya ambil paling kayak
Latanza mas kalo paling lama mah.
P : Bapak pribadi kalo cari pabrikan tuh yang gimana pak kriterianya ?
N : Ya yang murah mas namanya kan ngepool yah biar dijual lagi
juga rugi lah ada untung namanya kan kalo jualin ke orang kan kita
beli ke bos rotinya modal dulu jadi kepengen roti yang bisa ambil
untung maksimal dan rotinya yang manis mas kalo untuk daerah sini
mah ga demen roti asin atau pahit kayak Legits mas yang coklat.
Harga
(Saluran)
P : Ooh bukannya memang coklat rada pahit pak ?
N : Iya mas tapi kalo di daerah sini mah kepengennya yang manis
banget makanya kan saya ambilnya banyak di tawar paling ya karena
ga ada yang bawa disini, bungkus legits sih dah mantep mas tapi bagi
orang sini kurang manis mas.
Produk
(Kemasan,
Kualitas
Kesesuaian)
P : Oke pak noted selain itu ada lagi ga pak ?
N : Itu aja sih mas paling mah, ini makanya saya ambil roti daerah sini
rasa coklat soalnya mah orang sini senengnya yang manis mas buat
muterin produk aja biar warungan ga bosen.
Narasumber 19
Nama : Tatang Sudjana
Area Pemasaran : Jln. Raya Serang
Tanggal interview : 16 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Mang Ajat udah berapa lama mang dagang ?
A : Udah ada 6 (enam) tahunan mas disini kalo keseluruhan saya lupa.
106
P : Sejarahnya gimana tuh mang ?
N : Awalnya ya saya pedagang pabrik roti terus punya modal ya
kepengen maju jadi buka pool sendiri mas.
P : Dah pernah dagang roti apa aja mang ?
N : Kevin, Ivan, Dora, Mj, Latanza, Panda, Special sama ini Legits.
P : Mang Ajat sendiri kalo milih pabrikan tuh yang gimana sih mang ?
N : Yang bisa kasih harga murah mas kan saya ngepool ya kalo
harganya tinggi saya gabisa kan jual ke pedagang apalagi dari
pedagang ke warungnya bengep jadi ya cari yang harga terbaik dan
pelanggan suka.
Harga
(Saluran)
P : Selain harga ada lagi ga mang ?
N : Ya bonusan ataupun sistem tabungan juga maunya ada di
pabrik biar saya juga dagang ada estimasi juga paling itu aja sih mas,
kalo soal produk mah ga menjamin mas cepet banget berubahnya kalo
orang tangerang mah saya juga dulu dagang Legits mah bingung
padahal mah bungkus sama rasa udah masuk tapi kurang laku di
pasaran sampai si bosnya keluarin roti tawar baru rada lumayan
ngangkat mas jadi ya bener - bener tergantung pasaran maunya apa
mas kalo disini mah bagus luar dalem ga menjamin, rada kompleks
mas konsumennya coklat aja dibilang ga ada yang pahit padahal
mah kalo kita beli coklat di minimarket mah pasti ada pahit -
pahitnya dikit tapi disini mah kalo ada pahitnya mah besok
langsung ga di beli mas.
Promosi,
Produk
(Kualitas
Kesesuaian) -
Perilaku
Konsumen
Narasumber 20
Nama : Yanti
Area Pemasaran : Warunggunung - Rangkasbitung
Tanggal interview : 16 Mei 2019
Pewawancara & Narasumber Coding
P : Ibu udah berapa lama bu dagang roti ?
A : Saya sama suami dah lama mas ngepool dah mau 10 (sepuluh)
tahun mungkin mas, saya yang ngurus administrasi sama atur
pemesanan suami yang cari pedagang sama agen di luar mas.
P : Awal mulanya gimana tuh bu ?
A : Suami saya udah memang dulunya dagang roti terus pas kita
pindah kesini kita coba cari kontrakan yang rada gede mas terus ya
coba ngepool disini mas karena untuk daerah sini masih mantep mas
masih sepi banget dari pabrikan dan pool beda kalo udah kota.
P : Selama ngepool udah pernah ngambil roti apa aja bu ?
107
A: Banyak sih mas pernah ambil Special, Panda waktu lagi megah
banget roti tawarnya terus kan saya ambil Dora, Ivan, Mj, Kevin,
Latanza terus sekarang Legits kalau sampe sekarang yang masih aktif
sih Kevin, Latanza sama Legits mas yang lain dah saya tutup.
P : Banyak juga ya bu, nah milih pabrikan atau rotinya tuh yang
gimana ya bu ?
A : Yang pasti ga cepet BS mas soalnya kan sini jauh ya dari mana-
mana biasanya suka ada pabrikan yang kirim roti ga baru dari pabrik,
terus ya yang manis mas kalo di sini mah gamau rotinya datar
gitu makanya pia mah ga laku disini terus yang harganya masuk lah
mas kan saya jual ke agennya disini juga biar ga tinggi soalnya kan
jauh mas akses ke agen - agen daerah sini mah beda dengan kota yang
udah banyak jalan tembus atau toll mah dan kalo bisa sih bosnya yang
bijak mas yang nepatin janji juga dan kasih bonus lah kayak
kebanyakan roti -roti yang udah pernah masuk sini mau dalam bentuk
roti atau uang juga gapapa.
Produk
(Kualitas
Performa,
Kualitas
Kesesuaian) -
Perilaku
Konsumen,
Harga
(Saluran).
108
Lampiran 18. Foto Dokumentasi dan Observasi
Varian Produk Perusahaan Roti Legits
109
Kompetitor Roti Legits
1. Roti Kevin
110
111
2. Roti Special
3. Rotina (Amanda Group)
112
113
4. Roti Cinta (RC)
114
Transportasi dan Penyimpanan Produk
115
116
Lampiran 19. Catatan Observasi
Pasar Senen
(Pasar Kue Malam)
Tanggal Observasi : 11 Mei 2019.
Objek Observasi : Perdagangan Roti & Kue di Pasar Senen.
Pasar Senen merupakan salah satu pasar tradisional terbesar yang ada di
Jakarta yang terkenal dengan sebutannya sebagai "Pasar Kue Malam" atau "Pasar
Kue Subuh/Pagi". Pasar yang sebelumnya tempat berjualan sayur, buah, dan
barang lainnya seperti pasar pada umumnya ini berubah menjadi tempat yang
penuh dengan pengepul dan pedagang kue dari berbagai macam daerah yang
mencari roti dan kue untuk di jual kembali di daerah masing-masing. Alasan
peneliti memilih Pasar Senen menjadi objek observasi karena disini merupakan
pusat belanja roti dan kue dari berbagai macam daerah pelanggannya, serta
merupakan pelanggan dengan jumlah pembelian terbesar di pabrik Roti Legits.
Pada jam 6 (enam) sore atau lebih tepatnya sehabis maghrib pasar ini
sudah mulai ramai dengan pelapak yang sudah siap-siap merapihkan lapaknya
untuk berdagang hingga pada jam 7 (tujuh) malam dimana truk-truk, mobil pickup,
dari berbagai macam perusahaan datang untuk drop barang disini. Tempatnya pun
sudah ada masing-masing untuk perusahaan kue basah parkir di dalam pasar
sedangkan untuk perusahaan roti dan kue kering sendiri parkir diluar atau
samping pintu masuk motor yang biasanya dibuka pada siang hari dibuat parkir
mobil yang berdatangan mulai dari plat A (Banten), B (Jakarta-Bekasi), F (Bogor),
T (Karawang-Purwakarta) bahkan hingga mobil berplat G (Tegal-Brebes-
Pemalang-Pekalongan) dan plat E (Cirebon-Kuningan).
117
Barang yang telah diangkut hanya perlu diturunkan ke pengepul yang ada
sambil menunggu barangnya dibeli oleh pihak ke - 3 (tiga) disini supir dan kenek
dari perusahaan menunggu pembayaran dari pengepul. Seluruh barang yang dibeli
dari luar diangkut kedalam untuk kembali dijual bahkan sampai ke pihak ke - 4
(empat) baik secara ecer maupun perdus tergantung kembali ke masing-masing
pengecer di area dalam pasar.
Di dalam area pasar peneliti menemukan berbagai macam produk dan dari
keseluruhan produk yang ada sangat sedikit produk yang memiliki kriteria
kelengkapan karakteristik produk (merek, tanggal kadaluarsa, identitas produksi
perusahaan, komposisi, ijin BPOM/P-IRT, halal MUI dll) yang banyak beredar di
Pasar Senen. Dari hal ini peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa "Produk
apapun bisa laku di Pasar Senen selama produk memiliki rasa yang enak dan
memiliki harga yang murah, tidak peduli asal usul produksi, kadaluarsa, dan aspek
lainnya".