PENGARUH ARUS KAS, LABA DAN DEVIDEN TERHADAP...
Transcript of PENGARUH ARUS KAS, LABA DAN DEVIDEN TERHADAP...
PENGARUH ARUS KAS, LABA DAN DEVIDEN TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI JAKARTA ISLAMIC INDEX
TAHUN 2011-2015
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH :
Rendy Akmal Wirawan
NIM : 1113046000142
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Rendy Akmal Wirawan
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 28 September 1995
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Taman Adiyasa Blok N13/08, Kab. Tangerang
Kec. Solear, Kel. Cikuya
No Telepon : 081298422836 / 085886005365
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
2001 – 2006 : SDN Cikuya II
2007 – 2010 : MTS Darunnajah Jakarta
2010 – 2013 : MA Darunnajah Jakarta
2013 – 2018 : Program Studi (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pengalaman Organisasi
1. Bendahara Bagian Kesehatan OSDN (Organisasi Santri Darunnajah) Periode
2011-2012.
2. Ketua Bidang Minat dan Bakat HMPS Muamalat Periode 2014-2015.
3. Sekretaris Jendral HMPS Muamalat Periode 2015-2016.
i
ABSTRACT
RENDY AKMAL WIRAWAN. NIM:1113046000142. The Affect of Cash
Flows, Profits and Devidends on Stock Prices in Companies Listed in Jakarta Islamic
Index in the period 2011-2015. Under the Guidance of : Edi Setiadi, S.E, M. M.
In making investment decisions in the capital market, investors need to look at
the company’s financial performance. In these condition financial report are a
needed source of information in making decision. In this case, the elements or
financial performance are affect to stock prices is cash flows, profits and devidends.
The purpose of the company in a competitive economy is to get the maximum profit
and get a good cash flow for the company. The company’s stock price reflects the
value of a company. If the company achieving good performance and good financial
performance, investors will be more interested. The purpose of this research is to (1)
describe development of the company’s cash flows, profits, devidends and stock
prices listed in the Jakarta Islamic index in the period 2011-2015, (2) measure the
affect of cash flows, profits and devidends on stock market prices on companies listed
in the jakarta islamic index.
The type of this research used descriptive (explorative) with quantitative
analysis (statistical) research techniques. The data used is the annual financial report
audited by 6 companies, that is PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk, PT. United Tractors Tbk, PT. Lippo Karawaci Tbk, PT. Astra
International Tbk, PT. Housing Development (Persero) Tbk for the period 2011-
2015.
The result of statistical tests can be summarized as follows: (1) cash flows,
profits and deidends partially do not have a significant effect on stock prices on 6
companies listed in Jakarta Islamic Index. (2) cash flows, profits and devidends
simultaneously have a significant effect on stock prices on 6 companies listed in
Jakarta Islamic Index.
Keywords : Cash Flows, Profits, Devidens, Stock Price.
ii
ABSTRAK
RENDY AKMAL WIRAWAN. NIM: 1113046000142. Pengaruh Arus Kas, Laba dan
Dividen terhadap Harga Pasar Saham pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index Tahun 2011-2015. Dibawah bimbingan: Edi Setiadi, S.E, M.M.
Dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal, investor perlu melihat
kinerja keuangan perusahaan. Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan
merupakan sumber informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Dalam hal ini, unsur-unsur atau kinerja keuangan yang mempengaruhi harga saham
yaitu arus kas, laba dan dividen. Tujuan perusahaan dalam suatu perekenomian yang
bersaing yaitu memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan mendapatkan aliran kas
yang baik bagi perusahaan. Harga saham perusahaan mencerminkan nilai dari suatu
perusahaan. Jika perusahaan tersebut mencapai prestasi dan kinerja keuangan yang
baik maka akan lebih diminati oleh para investor. Adapun tujuan penulisan ini adalah
untuk (1) mendeskripsikan perkembangan arus kas, laba, dividen dan harga saham
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dalam kurun waktu 2011-2015,
(2) mengukur pengaruh arus kas, laba dan dividen terhadap harga pasar saham pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
(eksploratif) dengan teknik penelitian analisis kuantitatif (statistik). Data yang
digunakan adalah laporan keuangan tahunan yang diaudit 6 perusahaan yaitu PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. United
Tractors Tbk, PT. Lippo Karawaci Tbk, PT. Astra International Tbk, PT.
Pembangunan Perumahan (persero) Tbk untuk periode 2011-2015. Variabel
independen yang digunakan adalah arus kas, laba dan dividen.
Hasil dari uji statistik dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) arus kas, laba
dan dividen secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham pada 6 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. (2) arus kas, laba
dan dividen secara simultan memiliki pengaruh terhadap harga saham pada 6
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
Kata Kunci: Arus Kas, Laba, Dividen, Harga Saham
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah dengan murahnya melimpahkan segala nikmat, hidayah, dan kasih
sayang-Nya kepada hambanya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, berserta para keluarga dan
sahabat-sahabatnya.
Atas kehendak dan kemurahan Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
skripsi “Pengaruh Arus Kas, Laba dan Deviden Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode 2011-2015. Skripsi ini
ditujukan sebagai syarat kelulusan studi perkuliahan Strata Satu (S1) di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta.
Penulis menyadari bahwa selain pertolongan Allah SWT, terdapat pihak-
pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Untuk itu,
penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., M.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak A.M. Hasan Ali M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Ketua
Tim Task Force Passing Out Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
4. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
iv
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
6. Pembimbing skripsi, Bapak Edi Setiadi, yang telah dengan sabar dan baik hati
membantu penulis menyelesaikan skripsi, serta membagi ilmunya untuk menjawab
segala kebingungan penulis.
7. Penasehat akademik, Bapak Syahrul A’dam, yang telah mengarahkan penulis
selama mengenyam pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh dosen yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama masa
perkuliahan. Semoga kebaikan bapak/ibu menjadi ladang pahala bagi bapak/ibu.
9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Syariah dan Hukum dan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, yang telah bekerja keras untuk memberikan pelayanan terbaik.
10. Kedua orang tua, Bapak Suryatna dan Ibu Iraningsih Mokodompit yang tak henti-
hentinya memberikan dukungan secara moril dan doa. Ayah dan Mama yang
selalu memberikan hal terbaik sehingga memotivasi penulis untuk membanggakan
dan membahagiakan mereka.
11. Adik penulis, Leku Putri Raihana yang selalu mengingatkan dan memotivasi
penulis untuk menyelesaikan studi, serta doa yang tak putus.
12. Kedua sepupu terbaik, Fajar dan Devis yang telah selalu membantu, mengingatkan
dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan studi serta menjadi pendengar setiap
keluhan penulis.
13. Sahabat-sahabat terbaik, Matin, Rozi, Aam, Zahra, Rahma, Danang, Yunus, dan
Yulia yang telah melewati susah senang bersama-sama selama empat tahun di
UIN, menjadi pengingat satu sama lain untuk tepat waktu datang ke kelas dan
mengerjakan tugas. Kalian adalah orang-orang terbaik dalam mendengarkan setiap
keluh kesah dan menjadi penghibur di kala penat.
14. Nunun yang telah mengajarkan nilai-nilai positif, selalu dengan sabar
mendengarkan setiap keluh kesah, juga telah menyediakan tumpangan ke Ciputat
dan atas semua dukungan serta do’anya.
v
15. Sahabat-sahabat sejak SD, Yoga, Ray, Bobby, Dimas, Dirfas yang telah
memberikan banyak semangat kepada penulis dari depalan tahun yang lalu hingga
saat ini. Semoga kita bisa meraih impian masing-masing.
16. Teman-teman seperjuangan, Kelas D Jurusan Muamalat, yang telah mengukir
cerita tersendiri pada masa perkuliahan. Semoga kita semua bisa menjadi orang-
orang berguna.
17. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, hal ini tidak
mengurangi rasa terimakasih penulis atas semua do’a dan dukungannya. Semoga
Allah SWT membalas kebaikannya dengan hal yang lebih besar. Penulis
menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kata sempurna, karena penulis
memiliki keterbatasan ilmu dan kemampuan, sehingga penulis menerima segala
bentuk kritik dan saran yang membangun untuk selanjutnya. Penulis berharap
semoga karya skripsi ini dapat mendatangkan manfaat untuk berbagai pihak.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………….. 10
C. Batasan Masalah………………………………………………………… 11
D. Perumusan Masalah……………………………………………………... 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………….. 12
F. Sistematika Penulisan……………………………………………………. 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………….. 15
A. Laporan Keuangan……………………………………………………….. 15
B. Arus Kas………………………………………………………………….. 21
C. Laba………………………………………………………………………. 24
D. Saham…………………………………………………………………….. 29
E. Dividen…………………………………………………………………… 35
F. Pengaruh Arus Kas, Laba dan Dividen Terhadap Harga Saham………… 40
G. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu………………………………………… 44
H. Kerangka Berpikir………………………………………………………... 47
I. Hipotesis………………………………………………………………….. 48
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………... 49
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………. 49
B. Data Penelitian…………………………………………………………….. 49
1. Deskripsi Objek Penelitian……………………………………………... 49
a. Sejarah Jakarta Islamic Index………………………………………. 49
b. Data Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index…………. 52
2. Sumber Data……………………………………………………………. 61
3. Populasi dan Sampel…………………………………………………… 61
C. Metode Pengumpulan Data……………………………………………… 62
vii
D. Definisi Operasional Variabel…………………………………………… 62
E. Teknik Analisis Data…………………………………………………….. 65
BAB IV HASIL PENELITIAN………………………….……………………… 71
A. Pengujian Statistik……………………………………………………….... 71
1. Pemilihan Model dan Uji Asumsi Klasik…………………………….... 71
a. Pemilihan Model……………………………………………………. 71
b. Uji Multikolinieritas………………………………………………… 72
c. Uji Heteroskedastisitas……………………………………………… 73
d. Uji Autokorelasi…………………………………………………….. 74
2. Uji Regresi Linier Berganda…………………………………………... 76
3. Uji Hipotesis…………………………………………………………... 77
a. Uji F…………………………………………………………………. 77
b. Uji T…………………………………………………………………. 79
c. Koefisien Determinasi………………………………………………. 80
B. Arus Kas, Laba dan Dividen Berpengaruh Terhadap Harga Saham Secara
Parsial dan Secara Simultan Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index……………………………………………………….. …….. 81
C. Arus Kas, Laba dan Dividen Tidak BerpengaruhTerhadap Harga Saham
Secara Simultan Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index………………………............................................................. 82
BAB V PENUTUP……………………………………………………….............. 85
A. Simpulan…………………………………………………………………... 85
B. Saran………………………………………………………………………. 86
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 88
LAMPIRAN………………………………………………………………............. 91
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………………..... 44
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Tingkat Inflasi dan Suku Bunga……………………………………….. 4
1.2 Total Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas……………… 6
1.3 Total Laba Sebelum Bunga dan Pajak…………………………………. 7
1.4 Total Dividen Payout Ratio…………………………………………….. 8
1.5 Total Rata-rata Closing Price Saham…………………………………... 9
3.1 Nama Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian…………………….. 48
3.2 Data Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas……………….. 49
3.3 Data Laba Sebelum Bunga dan Pajak…………………………………... 51
3.4 Data Dividen Payout Ratio……………………………………………… 54
3.5 Data Closing Price Saham………………………………………………. 57
3.6 Data Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas,
Laba Sebelum Bunga dan Pajak, Dividen Payout Ratio, Closing
Price Saham Perusahaan………………………………………………... 59
3.7 Operasionalisasi Variabel Arus Kas, Laba, dan Dividen Terhadap
Harga Pada Perusahaan yang Terdaftar di JI……………………………. 62
4.1 Model Fix Effect (FE)…………………………………………………… 70
4.2 Uji Multikolinieritas…………………………………………………….. 72
4.3 Uji Heteroskedastisitas………………………………………………….. 73
4.4 Tabel Ketentuan Uji Durbin Watson……………………………………. 74
4.5 Uji Autokorelasi…………………………………………………………. 74
4.6 Analisis Regresi Linier Berganda……………………………………….. 75
ix
4.7 Uji F……………………………………………………………………… 77
4.8 Uji t………………………………………………………………………. 78
4.9 Uji Koefisien Determinasi……………………………………………….. 79
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1.1 Uji Model Fixed Effect............................................................................ 88
1.2 Uji Multikolinieritas…………………………………………………… 88
1.3 Uji Heteroskedastisitas………………………………………………… 89
1.4 Uji Autokorelasi……………………………………………………….. 89
1.5 Data Arus Kas, Laba, Dividen dan Harga Saham pada
Perusahaan yang terdaftar di JII………………….................................... 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Globalisasi membawa dampak yang sangat besar terhadap
perkembangan perekonomian suatu bangsa. Di Indonesia dampak
globalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi ini sangat dirasakan. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya perusahaan asing atau perusahaan
multinasional yang mulai kegiatan operasinya di Indonesia. Banyak
investor yang menanamkan dananya pada perusahaan tersebut. Seorang
investor yang rasional melakukan analisa sebelum mengambil keputusan
untuk menginvestasikan dananya di pasar modal.
Saham (stock) merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menertbitkan surat berhaga
tersebut1 Dengan membeli saham suatu perusahaan, investor akan
mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah
dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Investor
dalam mengambil keputusan membeli atau menjual saham, tentu saja
kemungkinan perolehan pendapatan harus dipertimbangkan pula dengan
besarnya beban resiko yang harus dipikul. Sebab sebagaimana diketahui,
investasi saham merupakan alternatif investasi yang memiliki resiko tinggi.
Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan yang dipublikasikan
merupakan sumber informasi yang sangat penting dibutuhkan sebagian
besar oleh pemakai laporan keuangan serta pihak-pihak yang
1Darmadji dan Fakhrudin, Pasar Modal di Indonesia. (Jakarta: Salemba Empat,
2012). Hal.5.
2
berkepentingan dengan emiten-emiten dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus
dana), catatan-catatan dan bagian internal dari laporan keuangan.2
Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian investor dan
kreditor adalah laba dan arus kas. Laporan arus kas melaporkan
penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Manfaat laporan arus kas adalah
untuk memprediksi kegagalan, menaksir resiko, memperediksi pemberian
pinjaman, penilaian perusahaan, dan memberikan informasi tambahan pada
pasar modal. Biasanya investor lebih memperhatikan arus kas yang didapat
dari aktivitas operasi. Arus kas dinilai dapat memberikan informasi pada
calon investor mengenai apakah dari kegiatan bisnisnya perusahaan dapat
mengucurkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari luar.3
Selain arus kas, informasi dalam laporan keuangan yang direspon oleh
investor serta mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi mereka
adalah informasi mengenai laba bersih. Standar Akuntansi bahwa laba
bersih atau penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal. Laba bersih menunjukkan
ukuran tingkat pengembalian bagi para pemegang saham dan ukuran
2Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat,
2009), Hal.27. 3Henry Simamora, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, (Jakarta:
Salemba Empat, 2002).
3
kinerja manajemen dalam keseluruhan penilaian kinerja keuangan. Jika
laba bersih suatu perusahaan menunjukkan peningkatan dari waktu ke
waktu, maka investor akan tertarik untuk menginvestasikan dananya pada
perusahaan tersebut, dengan demikian harga saham yang dimiliki oleh
perusahaan akan semakin meningkat.4
Investor dalam menanamkan modalnya di suatu perusahaan juga
mengharapkan sebuah imbalan yaitu berupa dividen. Beberapa penelitian
mengenai kandungan informasi dari laporan keuangan telah banyak
dilakukan. Salah satu penelitian tersebut adalah penelitian mengenai
kandungan informasi perubahan dividen. penelitian tentang dividen
dilakukan karena dividen merupakan suatu informasi keuangan yang dapat
memberikan informasi tentang keuangan perusahaan yang akan diberi
modal oleh investor. Dividen adalah: “The distribution of current of
accumulated earning to shareholders of corporation pro rate based on the
number of share owned”. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang
diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari
pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan
dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam
kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut
berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak
mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa
dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.5
Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan dan sangatlah dipengaruhi oleh kekuatan pasar itu sendiri.
4Henry Simamora, Akuntansi Manajamen, Edisi 2, (Jakarta : UPP AMP YKPN,
2002). 5Irfan Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan ke-2, (Bandung : Alfabeta,
2012), Hal. 83.
4
Harga saham sifatnya berubah-ubah atau berfluktuasi setiap saat dan selalu
mengalami pasang surut tergantung oleh banyaknya penawaran dan
permintaan atas saham tersebut serta beberapa faktor lain yang
mempengaruhinya. Namun, pada prinsipnya semakin baik prestasi
perusahaan dalam menghasilkan suatu keuntungan, maka akan
meningkatkan permintaan saham perusahaan tersebut, sehingga akan
meningkatkan harga saham itu sendiri. Contohnya kondisi perusahaan
sangat berpengaruh terhadap harga dan volume perdagangan saham, jika
perusahaan tersebut mengalami peningkatan, maka secara otomatis harga
dan volume perdagangan saham meningkat, selain itu harga saham juga
dipengaruhi tingkat inflasi dan tingkat suku bunga.6
Berikut daftar tingkat inflasi dan suku bunga meningkat dan berakibat
pada penurunan kinerja perusahaan dan penurunan harga saham tahun
2011-2016 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Tingkat Inflasi dan Suku Bunga
Tahun 2011-2016
Tahun Tingkat Inflasi
(%)
Suku Bunga
(%)
2011 5.4 6.0
2012 4.3 5.7
2013 8.4 7.5
2014 8.4 7.7
2015 3.4 7.5
2016 3.0 4.7 (Sumber: Bank Sentral Republik Indonesia, 2017)
6Pipit Wahyu Sedyadi, Analisis Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan
Terhadap Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Yang Melakukan Stock
Split Di Bursa Efek Indonesia, (Jawa Timur: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”, 2010).
5
Tingkat inflasi yang tinggi memiliki hubungan negatif dengan arus
kas, laba dan dividen. Tingkat suku bunga yang meningkat memiliki
hubungan yang negatif terhadap harga saham. Oleh karena itu, investor
haruslah melihat dari kinerja keuangan perusahaan itu sendiri. Arus Kas,
laba dan dividen merupakan pintu utama kinerja keuangan yang dinilai
investor dalam mengambil keputusan ekonomi. Selain itu, tingkat suku
bunga memiliki dampak negatif terhadap harga saham dan return saham.
Pada tingkat bunga pinjaman yang tinggi, beban bunga kredit meningkat
dan dapat menyebabkan penurunan laba bersih. Di sisi lain, kenaikan suku
bunga deposito dapat menyebabkan investor menjual sahamnya untuk
berinvestasi ke deposito. Hal tersebut menyebabkan jatuhnya harga saham
akibat penjualan saham secara besar-besaran.7
Harga saham ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
Pada saat permintaan atas suatu saham meningkat, maka harga saham
tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat lebih banyak
orang yang menjual saham tersebut dibandingkan dengan orang yang
berminat membelinya, maka harga saham tersebut cenderung akan
mengalami penurunan. Analisis harga saham umumnya dapat dilakukan
oleh para investor dengan mengamati dua pendekatan dasar yaitu Analisis
teknikal dan fundamental.
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa
yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan
menetapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham.8 Analisis fundamental merupakan pendekatan
analisis harga saham yang menitikberatkan pada kinerja perusahaan yang
7Mohamad Samsul, Pasar Modal & Manajamen Portofolio, (Jakarta: Erlangga.
2006), Hal. 201. 8Husnan Suad, Dasar-dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: BPFE,
2005), Hal. 315.
6
mengeluarkan saham dan analisis ekonomi yang akan mempengaruhi masa
depan perusahaan9
Oleh karena hal tersebut di atas, timbul suatu pertanyaan: apakah harga
saham dari suatu perusahaan, baik perusahaan besar ataupun perusahaan
kecil, dapat dianalisis melalui unsur–unsur atau kinerja keuangan dari
perusahaan yang bersangkutan? Misalnya, arus kas, laba dan dividen
apakah akan mempengaruhi harga saham perusahaan serta berdasarkan
kejadian besar secara global yang mempengaruhi perekonomian di
Indonesia. Berikut data sementara arus kas, laba, dividen dan harga saham
perusahaan yang diteliti.
1. Arus Kas (X1)
Tabel 1.2
Total Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas
Perusahaan Tahun 2011-2015 (Dalam Rupiah)
No Kode
Perusahaan
Kenaikan (Penurunan) Arus Kas Bersih
2011 2012 2013 2014 2015
1 ICBP 2,652,783,000,000 981,129,000,000 16,913,000,000 1,847,114,000,000 317,673,000,000
2 INDF 2,652,783,000,000 211,433,000,000 298,225,000,000 639,095,000,000 (1,078,394,000,000)
3 UNTR 5,607,771,000,000 (3,285,654,000,000) 3,413,936,000,000 2,117,401,000,000 4,443,317,000,000
4 LPKR 1,493,069,388,673 1,121,171,303,377 (1,517,183,090,979) 1,703,003,468,016 (1,752,408,926,333)
5 ASII 6,035,000,000,000 (2,432,000,000,000) 6,279,000,000,000 1,354,000,000,000 5,342,000,000,000
6 PTPP 346,056,509,524 (11,286,734,133) 946,718,941,514 (6,038,073) 544,877,372,332
Jumlah 18,787,462,898,197 (8,042,674,037,510) 12,471,976,032,493 (7,660,619,506,089) 13,478,670,298,665
Rata-rata 3,131,243,816,366 (569,201,238,459) 1,572,934,975,089 (1,276,767,904,991) 1,302,844,074,333
(Sumber: Laporan Arus Kas Perusahaan yang terdaftar di JII, Tahun 2018)
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui jumlah dan rata-rata kenaikan
(penurunan) bersih kas dan setara kas dari 6 perusahaan yang terdaftar di
JII mengalami fluktuasi dari tahun 2011-2015. Pada tahun 2012 jumlah
kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas mengalami penurunan
9Sutrisno, Manajamen Keuangan : Teori Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2005), Hal. 331
7
sebesar Rp. 26. 830.136.935.707 menjadi –Rp. 8.042.674.037.510 dengan
rata-rata –Rp. 569.201.238.459 dan pada tahun 2014 juga mengalami
penurunan sebesar Rp. 20.132.595.538.582 menjadi –Rp.
7.660.619.506.089 dengan rata-rata –Rp. 1.276.767.904.99. peningkatan
jumlah dan rata-rata kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas terjadi
pada tahun 2013 dan 2015. Perusahaan yang memiliki kenaikan
(penurunan) bersih kas dan setara kas tertinggi yaitu PT. Astra
International Tbk dan perusahaan yang memiliki kanaikan (penurunan)
bersih kas dan setara kas terendah yaitu PT. Pembangunan Perumahan Tbk.
2. Laba (X2)
Tabel 1.3
Total Laba Sebelum Bunga dan Pajak (Earning Before Tax)
Tahun 2011-2015 (Dalam Rupiah)
No Kode
Perusahaan
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
2011 2012 2013 2014 2015
1 ICBP 2,744,910,000,000 3,027,190,000,000 2,966,990,000,000 3,388,725,000,000 4,009,634,000,000
2 INDF 6,352,589,000,000 6,309,756,000,000 4,666,958,000,000 6,229,297,000,000 4,962,084,000,000
3 UNTR 10,193,521,000,000 10,520,999,000,000 9,516,818,000,000 12,070,409,000,000 11,702,293,000,000
4 LPKR 984,810,305,058 1,577,088,286,385 1,924,830,226,980 3,694,978,541,909 12,848,298,511,140
5 ASII 32,034,000,000,000 36,200,000,000,000 35,311,000,000,000 38,809,000,000,000 36,710,000,000,000
6 PTPP 705,762,083,365 854,505,365,233 1,272,921,568,456 1,532,660,228,903 2,006,960,746,285
Jumlah 53,015,592,388,423 58,489,538,651,618 (55,659,517,795,436) 65,725,069,770,812 72,239,270,257,425
Rata-rata 8,835,932,064,737 9,748,256,441,936 (9,276,586,299,239) 10,954,178,295,135 12,039,878,376,238
(Sumber: Laporan Laba Rugi Perusahaan yang terdaftar di JII, Tahun 2018)
Berdasarkan Table 1.3 dapat diketahui jumlah dan rata-rata laba dari 6
perusahaan yang terdaftar di JII mengalami fluktuasi dari tahun 2011-2015.
Pada tahun 2013 jumlah laba mengalami penurunan sebesar
Rp.114.149.056.447.054 menjadi –Rp. 55.659.517.795.436 dengan rata-rata –
Rp. 9.276.586.299.239. Perusahaan yang memiliki kenaikan (penurunan)
bersih kas dan setara kas tertinggi yaitu PT. Astra International Tbk dan
8
perusahaan yang memiliki kanaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas
terendah yaitu PT. Pembangunan Perumahan Tbk.
3. Dividen (X3)
Tabel 1.4
Total Dividend Payout Ratio (DPR)
Tahun 2011-2015
(Dalam %)
(Sumber: Laporan Perubahan Modal Perusahaan yang terdaftar di JII, Tahun 2018)
Berdasarkan Tabel 1.4 dapat diketahui jumlah dan rata-rata dividen
payout ratio dari 6 perusahaan yang terdaftar di JII mengalami fluktuasi
dari tahun 2011-2015. Pada tahun 2014 jumlah dividen payout ratio
mengalami penurunan sebesar 35.75% menjadi 146.56% dengan rata-rata
24%. Peningkatan dividen payout ratio mengalami peningkatan terjadi
pada tahun 2012, 2013 dan 2015. Perusahaan yang memiliki dividen
payout ratio tertinggi yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan
perusahaan yang memiliki dividen payout ratio terendah yaitu PT. Astra
International Tbk.
No Kode
Perusahaan Dividen Payout Ratio (DPR)
2011 2012 2013 2014 2015
1 ICBP 34.22 45.19 48.69 42.51 43.11
2 INDF 38.00 47.17 64.91 38.17 75.09
3 UNTR 11.16 13.56 13.50 13.54 71.64
4 LPKR 12.67 17.21 20.02 15.20 17.01
5 ASII 13.66 13.75 13.33 13.50 17.93
6 PTPP 30.00 23.44 21.84 23.64 14.38
Jumlah 139.71 160.32 182.29 146.56 239.16
Rata-rata 23 27 30 24 40
9
4. Harga Saham
Tabel 1.5
Total Rata-rata Closing Price Saham
Selama 5 Hari Setelah Publikasi Laporan Keuangan
Tahun 2011-2015 (Dalam Rupiah)
(Sumber: Yahoo Finance, Tahun 2018)
Berdasarkan Tabel 1.5 dapat diketahui jumlah dan rata-rata dari rata-
rata closing price saham dari 6 perusahaan yang terdaftar di JII mengalami
Fluktuasi dari tahun 2008-2012. Pada tahun 2012 jumlah Closing Price
sahan mengalami penurunan sebesar –Rp. 3.232 menjadi Rp. 38.839
dengan rata-rata Rp. 6.473 dan pada tahun 2014 penurunan sebesar –Rp.
1.610 menjadi Rp. 40.198 dengan rata-rata Rp. 6.700 juga pada tahun 2015
mengalami penurunan sebesar –Rp. 617 menjadi Rp. 39.581 dengan rata-
rata Rp. 6.579. Peningkatan Closing Price saham mengalami peningkatan
terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp. 2.969 menjadi Rp. 41.808 dengan rata-
rata Rp. 6.968. Perusahaan yang memiliki rata-rata closing price saham
tertinggi yaitu PT. United Tractors Tbk dan perusahaan yang memiliki rata-
rata closing price sahamterendah yaitu PT. Pembangunan Perumahan Tbk.
Berdasarkan penelitian yang akan penulis lakukan, apakah
permasalahan tersebut juga dihadapi Perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index. Jakarta Islamic Index diharapkan menjadi tolak ukur kinerja
No Kode
Perusahaan
Harga Pasar Saham
2011 2012 2013 2014 2015
1 ICBP 2,600 3,900 5,100 6,550 6,738
2 INDF 4,600 5,850 6,600 6,750 5,175
3 UNTR 26,350 19,700 19,000 17,350 16,950
4 LPKR 660 1,000 910 1,020 1,035
5 ASII 7,400 7,600 6,800 7,425 6,000
6 PTPP 461 789 3,398 1,103 3,683
Jumlah 42,071 38,839 41,808 40,198 39,581
Rata-rata 7,012 6,473 6,968 6,700 6,597
10
saham-saham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan
pasar modal syariah.10
Alasan menggunakan Jakarta Islamic Index pada tahun 2011-2015.
Pertama, Jakarta Islamic Index merupakan saham unggulan. Kedua,
rentang waktu yang digunakan adalah tahun 2011-2015 untuk melihat
perkembangan lebih lanjut tentang kinerja perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index, karena semakin panjang waktu penelitian akan
semakin baik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan hasil penelitian yang
belum konsisten mengenai pengaruh arus kas, laba dan dividen terhadap
harga pasar saham, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan
judul “Pengaruh Arus Kas, Laba dan Dividen Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Tahun
2011-2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan arus kas, laba, dan dividen pada
perusahaanyang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2011
sampai dengan tahun 2015?
2. Bagaimana perkembangan harga saham pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015?
10 Muslim Kabo, Index Saham Indonesia, dikutip dari
http://ekonomi.kabo.biz/2012/11/jakarta/islamic-index-jii.html. Pada 26/09/2017, pukul
14.34.
11
3. Apakah arus kas, laba, dan dividen berpengaruh secara parsial
terhadap harga saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015?
4. Apa arus kas, laba, dan dividen berpengaruh secara simultan
terhadap harga saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015?
C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah arah penelitian dan memudahkan analisis, maka
penulis perlu membuat batasan-batasan masalah dalam manganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Adapun batasan-batasan
masalahnya meliputi:
1. Metode analisis yang digunakan adalah Deskriptif (statistik
Kuantitatif) untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan
fakta dan fenomena yang diamati secara sistematik dengan
menggunakan statistik sebagai analisis data dan untuk melihat
hasil pengukuran arus kas, laba, dan dividen terhadap harga
saham.
2. Jangka waktu penelitian ini adalah tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015.
3. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
4. Variabel terikat yang digunakan adalah harga saham pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun
2011 sampai dengan tahun 2015.
5. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Arus Kas
12
b. Laba
c. Dividen
D. Perumusan Masalah
Adanya pengaruh oleh unsur-unsur atau kinerja keuangan seperti arus
kas,laba dan dividen. Menjadikannya sebagai indikator yang dapat
digunakan untuk memprediksi harga saham suatu perusahaan.
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, makan penulis merumuskan
masalah yang akan diabahas sebagai berikut:
1. Apakah arus kas, laba dan dividen secara parsial dan secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham pada Perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index?
2. Apakah arus kas, laba dan dividen secara parsial dan secara
simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham pada
Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan yang dibahas.
Selain itu juga sebagai upaya penerapan ilmu pengetahuan yang telah
diterima di bangku kuliah.
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh arus kas, laba dan dividen secara
parsial terhadap harga saham pada Perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index.
2. Untuk menganalisis pengaruh arus kas, laba dan dividen secara
simultan terhadap harga saham pada Perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index.
13
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
banyak pihak, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Dapat digunakan untuk lebih memperdalam pengetahuan
mengenai pengaruh Arus kas, Laba dan Dividen terhadap harga
saham.
2. Bagi Investor
Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bagi para
investor atas informasi keuangan dalam pengambilan keputusan
untuk berinvestasi di pasar modal, sehingga dapat memperkecil
risiko yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat dalam pembelian
saham di pasar modal.
3. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan, dapat dijadikan
sebagai bahan informasi tentang bagaimana perusahaan harus
menjaga kinerjanya. Karena adanya keuntungan perusahaan
semakin meningkat akan menjadi jaminan bagi investor bahwa
perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi
kewajibannya.
4. Bagi Pihak – pihak lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan oleh
pihak-pihak lain yang berkepentingan, baik sebagai referensi
maupun sebagai bahan teori bagi penelitian selanjutnya.
5. Bagi Akademisi
Dapat digunakan sebagai bahan literatur dan referensi dalam
melakukan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh Arus kas,
laba dan Dividen terhadap harga saham.
14
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperjelas dan mempermudah pembaca dalam pemahaman
yang dibahas maka sistem yang telah disusun ini dibagi menjadi lima bab.
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I adalah Pendahuluan, pendahuluan berisi latar belakang masalah
yang menjelaskan alasan mengapa masalah yang diangkat perlu diteliti.
Selanjutnya adalah perumusan masalah yang berisi uraian tentang masalah
yang akan diteliti, kemudian adalah tujuan penelitian dan manfaat
penelitian, dan terakhir adalah sistematika penulisan.
Bab II, adalah dimana akan dibahas mengenai pengertian serta teori-
teori yang digunakan sebagai landasan dari penulisan skripsi, penelitian
sebelumnya, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Bab III, menjelaskan mengenai metode yang penulis gunakan dalam
pengumpulan data maupun untuk merancang sistem yang dilakukan dalam
penelitian ini.
Bab IV, pada bab ini untuk membuktikan hasil penelitian.
Bab V, penulis akan menguraikan kesimpulan dan memberikan saran
dari penilitian yang telah dilakukan.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan
gambaran atau laporan kemajuan suatu perusahaan yang secara periodik
dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata
lain laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara
serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau
standar yang berlaku.11
“Laporan keuangan merupakan rangkuman akhir dari suatu aktivitas
usaha baik berbentuk usaha perseorangan, perdagangan, industri maupun
bentuk-bentuk usaha lainnya”.12
Sedangkan menurut PSAK No. 1 (2015,1) mendefinisikan laporan
keuangan sebagai berikut:
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
“Laporan Keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat teretentu atau jangka waktu
tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah
11 Wild, John J, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. Analisis Laporan
Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. 2010. Hal. 22 12 Amril M. Said. Analisa Pembuktian Laporan Kuangan Atas Penyajian Laporan
Keuangan. PT Penerbit Djambatan, Jakarta. 2008. Hal. 1
16
Neraca atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas,
Laporan Perubahan Posisi Keuangan”.13
Pengertian Laporan Keuangan menurut PSAK No.1 (2015,2) adalah
sebagai berikut:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus
kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan
segmen industry dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berupa
data keuangan dan aktivitas dari suatu perusahaan yang bertujuan untuk
memberi gambaran mengenai kondisi keuangan, hasil usaha, serta kinerja
perusahaan pada saat tertentu.
2. Pengguna Laporan Keuangan
Laporan keuangan diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap kinerja perusahaan seperti pemegang saham, pimpinan, investor,
bank pemerintah (kantor pajak) dan segalanya.
Pengguna laporan keuangan beserta kegunaannya menurut PSAK
No. 1 (2009,15) sebagai berikut:
13 Harahap. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2010. Hal.
105
17
a. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan
dengan risiko yanag melekat serta hasil pengembangan dari
investasi yang mereka lakukan.
b. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan.
c. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman
serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah
yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada,
perusahaan.
f. Pemerintah
Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan
18
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum.
Dengan demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi
setiap pemakai. Berhubung para investor merupakan penanam modal
berisiko ke perusahaan, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi
kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pemakai
lain.
3. Tujuan Laporan Keuangan
Seperti diketahui laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki
tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak
dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Di
samping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi
kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No. 1 (2009,18) adalah sebagai
berikut:
a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi nonkeuangan.
19
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang
ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi keputusan ini mungkin mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam
perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen.
Menurut Penyajian Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1
(2015:3) adalah sebagai berikut :
“Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan ekonomi”
Dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian,
laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus
dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini.
Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai
rasio keuangan yang lazim dilakukan.
4. Jenis Laporan Keuangan.
Laporan keuangan harus mampu memberikan informasi keuangan
kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan. Karena pentingnya masalah tentang laporan
keuangan berikut akan disampaikan tentang jenis laporan keuangan.
20
Penyajian laporan keuangan dalam PSAK No. 1 (2009,20)
menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-
komponen sebagai berikut:
a. Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu
perusahaan pada tanggal tertentu.
b. Laporan laba rugi, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha
dan biaya-biaya selama suatu periode akuntansi.
c. Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan
sebab-sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode
menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode.
d. Laporan arus kas, menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang
dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus
kas pendanaan.
e. Catatan atas laporan keuangan. Mengungkapkan informasi tentang
dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting
dan juga informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Oleh karena itu, dengan memperoleh laporan keuangan suatu
perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara
menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup
dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi
keuangan perusahaan saat ini sehingga investor yang ingin menanamkan
modalnya.
21
B. Arus Kas
1. Pengertian Arus Kas
Arus kas merupakan sejumlah uang kas dan yang masuk sebagai
akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang
terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar
perusahaan serta jumlah saldonya setiap periode.
Arus kas bersih (net cash flow) adalah actual net cash yang
berlawanan dengan laba bersih akuntansi, yang dihasilkan selama periode
tertentu.14
“Arus kas merupakan suatu laporan yang memberikan informasi
yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan
transaksi pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi”.15
“Arus kas terdiri dari aliran kas masuk netto tahunan (Net Annual
Inflow Of Cash) yaitu hasil yang diperoleh dari investasi baru atau
“Proceeds” dan aliran kas keluar netto tahunan (Net Annual Outflow
Of Cash) yaitu dana yang diperlukan untuk investasi baru atau
“Outlay”.16
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi arus kas
adalah komponen yang terdiri atas sejumlah kas atau setara kas yang
keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dalam
suatu periode.
14 Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2009. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta. Hal. 53 15 Harahap. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Hal. 257 16 Dermawan Sjahrial. 2010. Manajamen Keuangan. Edisi Keempat. Mitra Wacana
Media, Jakarta. Hal. 19
22
2. Laporan Arus Kas
a. Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan penerimaan arus kas, pembayaran
kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan dari suatu perusahaan selama periode
tertentu.
Laporan arus kas (statement of cash flow) merupakan laporan
yang melaporkan dampak dari aktivitas–aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selama satu periode
akuntansi.17
Sedangkan menurut PSAK No. 2 (2009,2) menyatakan bahwa
“laporan arus kas merupakan arus kas darti beberapa transaksi, arus
kas aktivitas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan”.
“Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan semua
aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang
berpengaruh langsung atau tidak langsung”.18
Kas didefinisikan sebagai alau pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
Kas dan setara kas menurut PSAK No. 2 (IAI : 2009 :22) “kas
terdiri dari saldo kas (Cash on Hand) dan rekening giro. Setara kas
(Cash Equivalent) adalah nvestasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan yang signifikan”.
17 Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2009. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta. Hal. 59 18 Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hal 29
23
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan
arus kas adalah laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang
tersedia dan penggunaan kas tersebut selama suatu periode tertentu.
b. Komponen Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
tertentu. Dalam pelaporannya, laporan arus kas diklasifikasikan lagi
menurut aktivitasnya.
Dalam penyajiannya Laporan arus kas ini memisahkan transaksi
arus kas dalam tiga kategori, tiga kategori itu sebagai berikut:19
1) Arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, yaitu seluruh transaksi
dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak dianggap sebagai kegiatan
investasi atau pendanaan. Kegiatan ini biasanya mencakup
kegiatan produksi, pengiriman barang, dan pemberian pelayanan.
Arus kas dari aktivitas operasi umumnya adalah pengaruh kas dari
transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukan laba.
Contoh arus kas masuk dari aktivitas operasi adalah:
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
b.Penerimaan dari bunga pinjaman atas penerimaan dari surat
berharga lainnya seperti bunga atau dividen.
Contoh arus kas keluar dari aktivitas operasi:
a. Pembelian persediaan.
b. Pembayaran gaji dan upah.
c. Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak, kewajiban
lainnya denda dan lain-lain.
d. Pembayaran kepada pemberi pinjaman dan kreditur lainnya
berupa bunga.
2) Arus kas dari aktivitas investasi
Arus kas dari aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk
setara kas, antara lain menerima dan menagih pinjaman, utang
19 Harahap. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Hal. 258
24
surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif
lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
Contoh arus kas masuk dari aktivitas investasi adalah:
a. Penerimaan dari penjualan aktiva tetap.
Contoh arus kas keluar dari aktivitas investasi:
a. Pembelian aktiva tetap.
3) Arus kas dari aktivitas pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal
dan pinjaman jangka panjang perusahaan, berupa kegiatan
mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik dengan
memberikan prospek penghasilan dan sumber dana tersebut,
meminjam dan membayar utang kembali atau melakukan
pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu.
Contoh arus kas masuk dari aktivitas pendanaan:
a. Penerbitan saham.
b. Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek, wesel, dan
pinjaman jangka panjang lainnya.
Contoh arus kas keluar dari aktivitas pendanaan:
a. Pembayaran dividen dan pembayaran bunga kepada pemilik
akibat adanya surat berharga saham tadi.
b. Pembayaran kembali utang yang dipinjam.
c. Pembelian kembali saham.
C. Laba
1. Pengertian Laba
Salah satu alat untuk mengukur keberhasilan dan prestasi perusahaan
ialah laba. Pengukuran laba ini bukan saja penting untuk menilai kinerja
perusahaan, tetapi juga penting sebagai informasi bagi investor dalam
pemberian dividen, bonus untuk manajer, pembayaran pajak, serta untuk
penentuan kebijakan investasi perusahaan di masa mendatang.
25
Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik, hal ini
mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan
entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.20
Pada sisi lain Allah SWT telah dengan tegas menyatakan bila
manusia hanya menginginkan keuntungan dunia, maka keuntungan
tersebut hanya akan ditambahkan meskipun jumlah yang sedikit menurut
ukuran Allah. Artinya keuntungan perusahaan sebaiknya tidak hanya
menambah modal perusahaan saja, namun sebaiknya juga bermanfaat bagi
kemaslahatan umat dan alam raya. Dia memberikan bumi dan siisinya
untuk dinikmati tanpa pernah meminta pengembaliannya.21 Disebutkan
dalam surat An-Nahl ayat 14, Allah berfirman:
ل و ا ه ونا و س ب ل ت ة ي ل ح ه ن م وا رج خ ت س ت و ريا ا ط ه لم ن م وا ل ك أ ت ل ر ح ب ل ا ر خ ي س ذ
رون ك ش ت م ل ك ع ل و ه ل ض ف ن م وا غ ت ب ت ل و ه ي ر ف خ وا م ك ل ف ل ا رى ت و
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar
kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur” (QS 16:14).
Dalam hadist disebutkan:
“seorang mukmin itu bagaikan seorang pedagang, ia tidak akan
menerima laba sebelum mendapatkan modal pokoknya. Demikian juga
seorang mukmin tidak akan mendapatkan amalan-amalan sunnahnya
20Stice, Earl K, James D Stice dan K Fred Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate.
Edisi Keenam Belas, Buku 1. Salemba Empat, Jakarta. Hal. 240
21 Kurnia Ekasari. Hermeneutika Laba Dalam Perspektif Islam: Jurnal Akuntansi
Multiparadigma. (Jakarta, April 2014), Hal. 72.
26
sebelum ia menerima amalan-amalan wajibnya.” (HR. Bukhori dan
Muslim).22
“Gains (Laba) adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang
bersifat insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi
atau kegiatan lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode
tertentu, kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik”.23
Selain itu menurut PSAK No. 1 (2009,25) mendefinisikan bahwa:
“Income sebagai kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.
”Income is increases in economic benefits during the accounting
period in the form of inflows or enhancements of assets or decreases
of liabilities that result in increases in equity, other than those
relating to contributions from equity participants”.24
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa laba merupakan salah satu informasi yang aktual untuk menilai
kemampuan perusahaan yang digambarkan secara umum dengan salah
satu selisih diantara pendapatan dan beban.
2. Jenis-jenis Laba
Siapa pun yang melakukan kegiatan bisnis pasti memiliki alasan
ekonomis mengapa ia terus melakukan bisnis. Alasannya tersebut adalah
untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Oleh karena itu, si pelaku bisnis
itu sendiri pasti memiliki pandangan tentang apa yang dimaksudkannya
sebagai laba dan bagaimana menentukan laba tersebut. Karena pentingnya
22 Husein Syahatah. Pokok-Pokok Pikiran AKUNTANSI ISLAM, Cet 1, (Jakarta :
Media Eka Sarana , 2001), Hal. 147 23 Harahap. 2010. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hal.
115 24 Epstein dan Jermakowicz. 2008. International Financial Reporting Standards.
Thompson, South Western. Hal. 87
27
tentang masalah laba ini, berikut akan disampaikan tentang jenis-jenis
laba. Laba terdiri dari beberapa jenis yaitu:25
a. Laba kotor
Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok
penjualan.
b. Laba Operasional
Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang
termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan
besar dala perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai setiap
tahun.
c. Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax)
Laba sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah
hasil dan biaya diluar operasi biasa.
d. Laba Setelah Pajak atau Laba Bersih
Laba Bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba
dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan.
e. Laba per saham (earning per share)
Laba per saham (earning per share) adalah keuntungan yang
diberikan kepada pemegang saham untuk setiap lembar saham
dipegangnya.
3. Laba Sebelum Bunga dan Pajak
a. Pengertian Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Laba sebelum bunga dan pajak adalah laba yang belum
dikurangkan dari beban bunga dan pajak penghasilan perusahaan dalam
periode waktu tertentu.
“Laba sebelum beban bunga dan pajak adalah laba operasi
(operating expense) adalah selisih antara laba kotor dengan beban
operasi. Secara umum beban operasi adalah seluruh beban operasi
kecuali beban bunga dan pajak penghasilan. Sehingga laba
operasi dapat disebut juga laba sebelum bunga dan pajak (earning
before interest and taxes/ EBIT)”. 26
25 Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan. BPFE,
Yogyakarta. Hal. 464 26 Stice, Earl K, James D Stice dan K Fred Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate.
Edisi Keenam Belas, Buku 1. Salemba Empat, Jakarta. Hal. 295
28
Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak, yaitu Laba Bersih Usaha
ditambah hasil di luar operasi atau usaha, dikurangi biaya kerugian
yang terjadi di luar aktivitas normal perusahaan.27
Sedangkan menurut PSAK No. 1 (2009, 38) laba sebelum bunga
dan pajak yaitu:
“Pendapatan perusahaan dikurangi biaya eksplisit atau biaya
akuntansi perusahaan, laba sebelum bunga dan pajak berbeda
dengan laba ekonomi yaitu pendapatan perusahaan dikurangi
dengan biaya eksplisit dan biaya implisit”.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laba sebelum
bunga dan beban pajak adalah selisih antara laba kotor perusahaan
dengan beban operasi selama suatu periode tertentu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Sebelum Bunga dan
Pajak
Pada uraian sebelumnya telah dibahas aspek teoiritis dan laba
sebelum bunga dan pajak, dibawah ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi laba sebelum bunga dan pajak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laba sebelum bunga dan pajak
yaitu:28
1) Tingkat penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti
memiliki aliran kas yang relatif stabil pula. Bila stabilitas
penjualan dan laba lebih besar, maka beban hutang tetap yang
terjadi pada suatu perusahaan akan mempunyai risiko yang
27 Wild, John J, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2008. Analisis Laporan
Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Hal. 91
28 Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5 cetakan kesembilan. Penerbit UPP-STIM
YKPN, Yogyakarta. 2009. Hal. 76
29
lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang penjualan
dan labanya menurun tajam, bila laba kecil, maka perusahaan
akan menemui kesulitan untuk membayar bunga tetap dari
obligasinya.
2) Pengaruh Fluktuasi suku bunga
Aspek yang lain dari penggunaan hutang adalah dampak suku
bunga umum berfluktuasi. Apabila perusahaan menggunakan
suku bunga umum yang cenderung berfluktuasi, naik turunya
suku bunga akan memperbesar naik turunnya laba bersih dan
dengan demikian memperbesar resiko terhadap perusahaan.
3) Laba dan Perlindungan pajak
Laba sangat erat kaitannya dengan stabilitas penjualan. Jika
laba perusahaan kecil maka perusahaan mempunyai resiko
yang besar untuk menanggung beban dari penggunaan hutang.
4) Sikap manajemen
Sikap manajemen yang paling berpengaruh dalam memilih
cara pembiayaan adalah sikapnya terhadap pengendalian
perusahaan dan resiko.
D. Saham
1. Pengertian Saham
Saham adalah bagian yang diserahkan oleh perusahaan ketika dia
bergabung didalam suatu projek perusahaan daripada perusahaan-
perusahaan modal, dan saham adalah bagian dari modal perusahaan, dan
surat berharga yang diserahkan kepada orang yang menanamkan saham
adalah untuk menetapkan hak-haknya di dalam perusahaan tersebut.
Saham merupakan Sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan
suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan.29
saham adalah bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau
merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.30
29Rusdin. Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik.
ALFABETA, Bandung. 2008. Hal. 68
30
“Saham sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut”.31
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa saham
adalah surat berharga atau efek yang menunjukan kpemilikan seseorang
atau lembaga atau badan hukum terhadap suatu perusahaan, orang, atau
lembaga tersebut memiliki suara (hak) didalamnya sesuai dengan porsi
kepemilikannya.
2. Jenis-jenis Saham
Di pasar modal terdapat berbagai jenis saham yang dikenal. Dari
berbagai jenis saham tersebut, daham dapat dikelompokan berdasarkan
berbagai sudut pandang. Berikut beberapa jenis saham yang dikenal
adalah:32
a. Saham Atas Tunjuk (Bearer Stock)
Setiap pemegang saham atas tunjuk dianggap sebagai pemilik dan
memiliki hak untuk menjual saham tersebut, memperoleh bayaran
atas deviden dan mengadiri Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
b. Saham Atas Nama (Registered Stock)
Jenis saham ini nama dari pemilik saham terdapat di sertifikat
saham dan tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS)
perusahaan. Pemegang saham jenis ini memperoleh hak untuk
menjual saham, memperoleh deviden, dan mengakhiri Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
30 Hendy M. Fakhruddin. Istilah Pasar Modal A-Z. Elex Media Komputindo, Jakarta.
2008. Hal. 175 31 Darmadji, Tjiptono, dan Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia. Edisi Ketiga.
Salemba Empat, Jakarta. 2012. Hal. 5 32 Jogiyanto Hartono. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta.
2008. Hal. 116
31
c. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang tidak memiliki saham istimewa,
pemegang saham ini memiliki hak prioritas yang lebih rendah
dibandingkan pemegang saham preferen terutama pada saat
pembagian deviden dan likuidasi perusahaan.
d. Saham Preferen (Preferrend Stock)
Pemegang saham preferen memiliki hak prioritas dalam
pembagian deviden dan pembagian kekayaan pada saat
perusahaan dilikuidasi dibandingkan dengan pemegang saham
biasa. Selain itu pemegang saham preferen berhak mengajukan
usul pengajuan calon anggota dewan komisaris dan direksi.
3. Harga Saham
a. Pengertian Harga Saham
Dalam melakukan investasi pada pasar modal, khususnya saham,
perubahan harga pasar menjadi perhatian penting bagi para investor,
selain kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham yang
digunakan dalam melakukan transaksi di pasar modal merupakan harga
yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran
pasar.
Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari
aliran kas yang diharapkan akan diterima.33
”Harga saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa
pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar bursa”.34
Harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia
dikeluarkan untuk memperoleh atas suatu saham.35
33Agus Sartono. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPFE, Yogyakarta.
2008. Hal 41
34Jogiyanto Hartono. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta.
2008. Hal 88 35Sawidji Widiatmojo. Pasar Modal Indonesia. Ghalia Indonesia, Jakarta. 2009. Hal.
45
32
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga
saham harga yang terbentuk dari kesepakatan penjual dan pembeli
saham atau harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan
penawaran saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari
waktu ke waktu. Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh
kekuatan penawaran dan permintaan.
Secara teori ekonomi, harga pasar suatu saham akan terbentuk
melalui proses penawaran dan permintaan yang mencerminkan kekuatan
pasar.
“Harga saham ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar
dan analisis memfokuskan perhatian pada waktu, yaitu perkiraan
trend naik atau turun. Sedangkan apabila permintaan lebih banyak
dari pada penawaran saham, maka harga saham akan mengalami
kenaikan, sehingga akan terjadi trend naik”.36
“Pergerakan harga saham yang terjadi dilantai bursa terjadi karena
beberapa bentuk pengaruh yang terdiri dari: kondisi fundamental
emiten, hukum permintaan dan penawaran yang terjadi, tingkat
suku bunga (SBI), valuta asing, dana asing dibursa, indek harga
saham gabungan (IHSG), dan news dan issue’.37
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat
berasal dari internal dan eksternal perusahaan yaitu:38
1) Faktor Internal yaitu:
a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan.
b) Pengumuman pendanaan (financing announcements).
36 Panji Anoraga dan Piji Pakarti. Pengantar Pasar Modal. PT. Rineke Cipta,
Jakarta. 2011. Hal. 8 37 Ali Arifin. Membaca Saham. Andi, Yogyakarta. 2008. Hal. 116
38 Alwi. Analisa Faktor-faktor Saham. Erlangga, Jakarta. 2009. Hal. 87
33
c) Pengumuman badan direksi manajemen (management board
of director announcements).
d) Pengumuman pengambil alihan diversifikasi
e) Pengumuman investasi (investment announcements).
f) Pengumuman ketanagakerjaan.
g) Pengumuman laporan keuangan perusahaan.
2) Faktor Eksternal yaitu:
a) Pengumuman dari pemerintah.
b) Pengumuman hukum (legal announcements).
c) Pengumuman insdutri dan sekutritas.
d) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar.
e) Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.
Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi
secara langsung maupun tidak langsung oleh faktor fundamental,
utamanya pengaruh laba atau pendapatan dan dividen. Faktor-faktor lain
yang mempengaruhi harga saham di bursa efek atau pasar modal
adalah:39
1) Faktor psikologis dari penjual atau pembeli
2) Faktor kondisi perusahaan
3) Kebijakan direksi
4) Tingkat bunga
5) Harga komoditi
6) Investasi lain
7) Kondisi ekonomi
8) Kebijakan pemerintah
9) Tingkat pendapatan dari saham
10) Laju inflasi
11) Penawaran dan permintaan saham
12) Kemampuan analis efek
c. Teknik Analisis Penilaian Harga Saham
Dalam penutupan harga saham, prakteknya mengacu pada beberapa
pendekatan teori penilaian. Terdapat dua model dan teknik analisis
39 Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta. 2009. Hal. 26
34
dalam penilaian harga saham yaitu analisis fundamental dan analisis
teknikal.
a. Analisis Fundamental
“Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham
dimasa yang akan datang dengan mengestimate nilai faktor-
faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa
yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel-variabel
tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham”.40
Analisis fundamental bermula dari anggapan dasar bahwa
setiap investor adalah makhluk rasional. Keputusan investasi
saham dari seorang pemodal yang rasional didahului oleh suatu
proses analisis terhadap variabel yang secara fundamental
diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu efek. Argumentasi
dasarnya jelas bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan,
tidak hanya nilai intrinsik pada suatu saat, tetapi juga dan
bahkan lebih penting bagi harapan akan kemampuan perusahaan
dalam meningkatkan nilainya dikemudian hari. Informasi-
informasi fundamental diantaranya yaitu:
1) Kemampuan manajemen perusahaan
2) Prospek perusahaan
3) Prospek pemasaran
4) Perkembangan teknologi
5) Kemampuan menghasilkan keuntungan
6) Kemampuan terhadap perekonomian nasional
7) Kebijaksanaan pemerintah
8) Hak-hak yang diterima investor
b. Analisis Teknikal
40 Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kelima. BPFE, Yogyakarta. 2008. Hal. 345
35
“Analisis teknikal mencoba memperkirakan harga saham
(kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham
tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Pemikiran yang
mendasari analisis tersebut adalah bahwa harga saham
mencerminkan informasi yang relevan bahwa informasi tersebut
ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu, dan
karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola
tertentu dan pola tersebut akan berulang. ”41
Analisis teknikal menyatakan bahwa investor adalah
makhluk yang irasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan
mass behavior. Seorang individu yang bergabung ke dalam
suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya,
tapi sering juga melebur identitas pribadi ke dalam identitas
kolektif. Harga saham sebagai penawaran yang merupakan
manivestasi dari kondisi psikologis pemodal.
E. Dividen
1. Pengertian Dividen
Secara teori, dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen
tunai dan dividen saham.
Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas
sesuai dengan proporsi mereka dan jenis modal tertentu.42
41 Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kelima. BPFE, Yogyakarta. 2008. Hal. 345
42 Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta. 2009. Hal. 172
36
Sedangkan menurut PSAK No. 23 (2009,103) menyatakan bahwa
Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang ekuitas sesuai dengan
proporsi mereka dari jenis modal tertentu.
Sedangkan dividen tunai adalah pembayaran tunai oleh perusahaan
kepada para pemegang sahamnya.43
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dividen
adalah pembagian keuntungan kepada pemegang saham yang sebanding
dengan jumlah lembar yang dimiliki.
2. Dividen Dalam Perspektif Islam
Dividen dalam perspektif Islam merupakan kerjasama dalam bentuk
syirkah amwal biasanya dikenal dengan syirkah musahammah. Syirkah
musahammah adalah penyertaan modal usaha yang dihitung dengan
jumlah lembar saham yang diperdagangkan di pasar modal sehingga
pemiliknya dapat berganti-ganti dengan mudah dan cepat. Sehubungan
dengan hal ini, al-Mishri menegaskan bahwa pertanggung jawaban
pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki, keuntungan
dan kerugian yang diterima oleh pemegang saham sebanding dengan
jumlah saham yang dimiliki. Tujuan umum dari syirkah adalah untuk
menciptakan kesejahteraan pelakunya, sedangkan tujuan dari syirkah
musahamah dilakukan guna menciptakan kesejahteraan umum (bukan
hanya pebisnisnya).44
43 Brealey, Richard A, Stewart C Myers dan Alan J Marcus. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid Kedua, Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta. 2008.
Hal. 44
44 Maulana Hasanudin & Jaih Mubarok. Perkembangan Akad Musyarakah. (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 69-70
37
Akad syirkah diperbolehkan menurut ulama fiqih, berdasarkan
kepada firman Allah dalam surat an-Nisa :12 yang berbunyi :
إن كان وا أكث ر من ذلك ف هم شركاء ف الث لث ف
“Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.” (QS. An-Nisa’:
12).
Ayat ini menurut mereka, berbicara tentang perserikatan harta dalam
pembagian warisan. Dalam ayat lain Allah berfirman :
م يل م ا ه وإن كثريا م ن اللطاء لي بغي ب عضهم على ب عض إل ال ذين آمنوا وعملوا الص الات وقل
“Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat
itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;
dan amat sedikitlah mereka ini.” (QS. Shaad: 24).
Disamping ayat-ayat diatas, dijumpai pula sabda Rasulullah SAW
yang memperbolehkan akad asy-syirkah. Dalam sebuah hadis Qudsi
Rasulullah SAW:
فإذا خانه خرجت من عن أب هري رة رف عه قال إن هللا ي قول أن ثلث الش ريكي ما ل ين أحدها صاحبه
ب ينهما
Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berkata “Aku adalah pihak
ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang yang melakukan syirkah,
selama salah seorang diantara mereka tidak berkhianat kepada mitranya.
Apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka Aku akan keluar dari
mereka (tidak melindungi)”. (HR. Abu Daud dan Al-Hakim).
38
3. Jenis-jenis Dividen
Pembagian dividen umumnya didasarkan atas akumulasi laba, yaitu
laba ditahan, atau atas beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal
disetor. Harapan umum dari setiap pemegang saham yang menerima
dividen adalah bahwa perusahaan telah beroperasi secara sukses dan ia
menerima bagian dari laba tersebut. Berikut jenis-jenis dividen, yaitu:45
a. Cash Dividend (Dividen Tunai)
Cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang
tunai.
b. Stock Dividend (dividen saham)
Stock dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk
saham, bukan dalam bentuk uang tunai.
c. Property dividend (dividen barang)
Property dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk
barang (aktiva selain kas).
d. Scrip Dividend
Scrip dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat
(scrip) janji hutang.
e. Liquidating dividend
Liquidating dividend adalah dividen yang dibagikan berdasarkan
pengurangan modal perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan
yang diperoleh perusahaan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen
Pada uraian sebelumnya telah dibahas aspek teoiritis dan dividen,
dibawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dividen, yaitu:46
a. Posisi likuiditas perusahaan
Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan
utama dalam keputusan dividen. Dividen merupakan arus kas
keluar. Maka dapatlah dikatakan bahwa makin kuat posisi
likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana
diwaktu-waktu mendatang makin tinggi dividend payout ratio.
b. Laju pertumbuhan perusahaan (Growth Potential)
45 Weygandt, Jerry J, Donald E Kieso dan Paul D Kimmel. Accounting Principles
Pengantar Akutansi. Edisi Ketujuh. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. 2008. Hal. 321 46 Indriyo Gitosudarmo. Manajamen Keuangan. BPFE, Jogyakarta. 2008. Hal 87
39
Bisnis yang tumbuh cepat juga bila menghasilkan laba, mungkin
harus membatasi dividen supaya dapat menyimpan dana dalam
perusahaan untuk investasi pertumbuhan.
c. Profitabilitas
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil
diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Oleh
karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi
besarnya dividend payout ratio.
d. Umur dan besaran (Firm Size)
Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahan
aksesnya ke pasar-pasar modal. Perusahaan besar dan dewasa
lazimnya dianggap lebih aman daripada perusahaan yang masih
muda usia. Perjanjian yang membatasi
Kadang-kadang ada pembatasan dalam perjanjian kredit yang
membatasi dividen yang dibayarkan.
e. Kemampuan laba
Perusahaan dengan laba yang stabil lebih berkemungkinan
mendistribusikan persentase yang lebih tinggi daripada
perusahaan yang tidak mantap labanya.
f. Mempertahankan kendali
Manajer keuangan yang enggan menerbitkan saham biasa
tambahan karena khawatir akan mencairkan kendali atas bisnis,
akan menahan persentase lebih tinggi dari laba.
g. Kemampuan mendanai secara eksternal
Perusahaan yang mampu masuk kepasar-pasar modal dengan
mudah dapat menerima beban rasio pembayaran dividen lebih
tinggi.
h. Ketidakpastian
Pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian dalam benak
pemegang saham tentang kesehatan keuangan perusahaan.
i. Denda pajak
Keinginan untuk menghindari kemungkinan denda pajak atas
akumulasi lebih dari laba ditahan, dapat menghasilkan
pembayaran dividen tinggi.
j. Kedudukan pajak investor
Dibawah undang-undang perpajakan yang berlaku, investor
dikenakan pajak penuh atas dividen, tetapi perolehan modal
jangka panjang dibatasi pada 28 persen.
40
F. Pengaruh Arus Kas, Laba dan Dividen Terhadap Harga Saham
1. Pengaruh Arus Kas Terhadap Harga Saham
Secara umum informasi arus kas membantu investor dalam menilai
likuiditas yang merupakan kedekatan aktiva dan kewajiban pada kas,
solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban saat
jatuh tempo dan fleksibilitas keuangan yaitu kemampuan perusahaan untuk
bereaksi menyesuaikan diri terhadap kesempatan dan kesulitan. Arus kas
memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban serta
membayar dividen. Dengan demikian aktivitas atau turun naiknya arus kas
perusahaan akan berpengaruh terhadap turun naiknya harga saham
perusahaan tersebut di pasar modal.
Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Komponen Arus Kas, Size
Perusahaan dan Tingkat Leverage Terhadap Expected Return Saham. Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Arus kas mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap harga pasar saham.47
Namun, arus kas bisa saja tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Hal ini dikarenakan umumnya investor di JII pada saat mengambil
keputusan akan membeli atau menjual saham emiten di JII tidak
didasarkan pada informasi akuntansi, tetapi lebih banyak pada informasi
lain selain informasi akuntansi, seperti rumor. Oleh karena itu, banyak
informasi arus kas yang diabaikan oleh para investor dan hanya
mendengarkan rumor yang beredar.
47 Artianti Hapsari.. Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Komponen Arus Kas, Size
Perusahaan dan Tingkat Leverage Terhadap Expected Return Saham. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jawa Timur. 2008.
41
2. Pengaruh Laba Terhadap Harga Saham
Kinerja suatu perusahaan terlihat bagus atau tidak bergantung pada
bagaimana perusahaan tersebut mengelola sumber daya menjadi
keuntungan. Adapun salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba.
Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva. Berdasarkan penelitian
terdahulu yang berjudul Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Pasar
Saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laba mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham.48
“Laba bersih sebuah perusahaan sering dijadikan sebagai sebuah
patokan maupun ukuran keberhasilan kinerja dalam sebuah
perusahaan. Hal ini tentu saja akan menjadi informasi yang penting
bagi investor karena informasi laba ini akan memberikan perkiraan
return yang akan diperoleh sehingga akan berimbas pada pergerakan
harga saham karena terjadi permintaan dan penawaran saham”.49
“perubahan harga saham berhubungan dengan besarnya laba yang
didapat perusahaan dalam periode tersebut”.50
3. Pengaruh Dividen Terhadap Harga Saham
Berdasarkan penelitian terdahulu menurut Maru’ao yang berjudul
Pengaruh Dividen dan Laba Terhadap Harga Saham. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kebijakan dividen mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham.51
48 Iwan Hermansyah. Pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih Terhadap Harga Pasar
Saham ( Sensus Pada Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSIL, Vol. 7, No. 1. 2008. 49 Abdul Halim. Analisis Investasi. Edisi Pertama. Salembat Empat, Jakarta. 2009.
Hal. 17 50 Beaver, William. 2008. Market Price Financial Ratio and The Prediction of
Failure and Journal of Accounting Research. 2008. Hal. 35 51 Maru’ao. Pengaruh Dividen dan Laba Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur di Bursa efek Indonesia. Medan: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. 2008.
42
“Jika perusahaan memperoleh laba besar, maka perusahaan akan
dapat membagikan dividen dalam jumlah besar dan harga saham
diharapkan akan meningkat. Sedangkan saham yang banyak diminati
juga akan mengalami kenaikan harga. Harga saham yang mengalami
kenaikan dan penurunan menyebabkan perubahan pada jumlah
pembagian Dividen”.52
Harga saham sebuah perusahaan akan naik tak berapa lama setelah
perusahaan mengumumkan adanya pembagian dividen.53
Sesuai dengan tujuan utama perusahaan yaitu memaksimalkan nilai
pemegang saham. Maka pembagian dividen bertujuan untuk
memaksimumkan para pemegang saham dan harga saham. Disamping itu
juga tujuan kebijakan dividen dalam jangka panjang adalah
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dan untuk dapat
memperoleh dana untuk membelanjai perusahaan.
Tujuan badan usaha adalah memaksimumkan kekayaan para
pemegang saham yang dapat tercermin dalam tingginya harga saham
badan usaha tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham
adalah kebijakan dividen, dimana dalam salah satu tujuan kebijakan
dividen adalah untuk memaksimalkan harga saham.
Ada tiga pendapat mengenai kebijakan dividen terhadap harga
saham, yaitu:
a. Dividen tidak mempengaruhi harga saham. Teori ini berdasarkan
pandangan bahwa Kebijakan dividen tidak akan mempengaruhi
baik rancangan investasi atau struktur modal dan tidak akan
mempengaruhi terhadap aliran kas pada masa depan. Berdasarkan
52 Bambang Riyanto. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.
Penerbit BPFE, Yogyakarta. 2011. Hal. 259 53 Brigham, Eugene F dan Joel F Houston.. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta. 2009. Hal. 302
43
pandangan ini, keefisienan pasar modal menjadi kritis dan cukai
diabaikan.
b. Dividen akan menurunkan harga saham. Jika kadar cukai investor
atas dividen lebih besar dari untung laba modal, maka investor
akan berusaha untuk melakukan investasi kembali pendapatan
mereka untuk memaksimumkan return setelah cukai mereka.
Sudah tentu, berdasarkan alasan ini, jika tarif cukai atas capital
gain melebihi tarif dividen, maka akan terjadi sebaliknya.
c. Dividen akan menaikkan harga saham. Pendapatan dari dividen
merupakan hal yang sangat diharapkan oleh investor. Dengan
asumsi seperti ini, keputusan manajer untuk menaikkan dividen
merupakan tanda bahwa perusahaan tersebut mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan keuntungan pada masa yang akan
datang, hal ini akan mendorong harga saham menjadi lebih tinggi.
Sebaliknya, dividen yang rendah merupakan tanda yang kurang
baik dan akhirnya akan menurunkan harga saham. Disamping itu
pembagian dividen merupakan pertanda bagi investor. Kenaikan
dividen yang sangat besar menandakan bahwa manajer merasa
sangat optimis, sedangkan penurunan dividen menunjukkan bahwa
manajer pesimis terhadap masa depan perusahaan. Kebijakan
dividen perusahaan akan menarik minat kalangan investor tertentu
yang sepakat tentang kebijakan dividen perusahaan.
44
G. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang
dilaksanakan sebelumnya yaitu:
1. Agung Taufik Hidayat
Judul penelitian yang dilakukan oleh Agung Taufik Hidayat adalah
“Analisis Pengaruh Arus Kas, Komponen Arus Kas, Dan Laba Akuntansi
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Jakarta
(BEJ) Tahun 2003-2006”.
Variabel – variabel penelitian ini adalah komponen arus kas, laba
akuntansi, dan harga saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
hanya arus kas operasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham. Variabel arus kas operasi diperoleh nilai sebesar 0,672, nilai
t hit sebesar 5,269, dan prob. signifikan sebesar 0,000 dapat disimpulkan
bahwa arus kas operasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
harga saham. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa arus kas, komponen
arus kas dan laba akuntansi secara bersama-sama berpengaruh terhadap
harga saham.
2. Artianti Hapsari
Judul penelitian yang dilakukan oleh Artianti Hapsari adalah
“Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Komponen Arus Kas, Size
Perusahaan dan Tingkat Leverage Terhadap Expected Return Saham”.
Variabel – variabel penelitian ini adalah laba akuntansi, komponen
arus kas, size perusahaan, tingkat leverage, dan expected return saham.
Hasil yang diperoleh adalah bahwa hanya variabel arus kas dari aktivitas
investasi menunjukkan pengaruh yang positif terhadap expected return
saham. Arus kas investasi memiliki pengaruh signifikansi terhadap
expected return sebesar 0,010 di bawah 0,05 dan nilai koefisien 0,000
dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh
45
terhadap expected return. Hasil penelitian secara bersama bahwa laba
akuntansi, komponen arus kas, size prusahaan dan tingkat leverage
berpengaruh terhadap expected return.
3. Iwan Hermansyah
Judul penelitian yang dilakukan oleh Iwan Hermansyah adalah
“Pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih Terhadap Harga Pasar Saham
(Sensus Pada Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta)”.
Variabel – variabel penelitian ini adalah laba bersih dan harga pasar
saham. Hasil yang diperoleh adalah bahwa ada pengaruh laba bersih yang
positif terhadap harga pasar saham. Laba bersih memiliki pengaruh
signifikansi terhadap harga pasar saham sebesar 0,543 nilai korelasi dan nilai
koefisien 0,295, dapat disimpulkan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap
harga pasar saham dan arus kas tidak berpengaruh terhadap harga saham.
4. Maru’ao
Judul penelitian yang dilakukan oleh Maru’ao yang berjudul “Pengaruh
Dividen dan Laba Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa efek
Indonesia”.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2002-2006 dan memperoleh 21
Perusahaan Manufaktur yang melakukan pembayaran dividen berturut-turut dan
memperoleh laba berturut-turut selama periode penelitian di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa laba berpengaruh signifikansi
terhadap harga saham dan dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil
penelitian ini laba dan dividen mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap harga saham.
5. Farida
Judul penelitian yang dilakukan oleh Farida melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Kebijakan Dividen Terhadap
Harga Saham” Struktur modal dan kebijakan dividen secara bersama-sama
46
mempunyai pengaruh positif terhadap harga pasar saham. Hanya struktur
modl yang mempunyai pengaruh secara parsial terhadap harga pasar saham
dan kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham secara
parsial.
6. Sulia
Judul penelitian yang dilakukan oleh Sulia berjudul “Pengaruh Laba
Akuntansi, Arus Kas dan Debt to Equity ratio terhadap harga saham
perusahaan LQ45 yang terdaftar di bursa efek Indonesia” Penelitian ini
dilakukan pada tahun 2007-2011dan memperoleh 11 Perusahaan. Secara
parsial hasil penelitian ini menyatakan bahwa laba tidak berpengaruh terhadap
harga saham, arus kas operasi (AKO) berpengaruh terhadap harga saham, arus
kas investasi (AKI) tidak memiliki pengaruh terhdap harga saham dan arus
kas pendanaan (AKP) juga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham. Kemudian variabel debt to equity ratio memiliki pengaruh signifikan
terhadap harga saham. Secara simultan semua variabel berpengaruh terhadap
harga saham.
47
H. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
1. Arus Kas (X1)
(Kenaikan/penurunan
bersih kas dan setara kas)
2. Laba (X2)
(Earnings Before Interest
and Tax)
3. Dividen (X3)
(Dividen Payout Ratio)
Harga Saham (Y)
(Rata-rata Closing
Price Saham)
Permasalahan :
Pengaruh Arus Kas, Laba dan Deviden Terhadap Harga Saham
Hipotesis Penelitian :
1. Arus Kas, Laba dan Dividen berpengaruh terhadap Harga Saham
2. Arus Kas, Laba dan Dividen tidak berpengaruh terhadap Harga Saham
Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
Metode Analisis :
(Statistik Kuantitatif)
Hasil Penelitian
Uji Model :
Fixed Effect
Uji Asumsi Klasik :
Uji Multikolinieritas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Autokorelasi
Aplikasi :
Eviews 9
Uji Hipotesis
Uji F
Uji t
Uji Koefisien
Determinasi
48
I. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang didasarkan pada teori,
dugaan ini merupakan jawaban semetara.
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka teori yang telah
diuraikan maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
a) Ha : Arus kas, laba dan dividen secara parsial dan secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham pada Perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Index.
b) Ho : Arus kas, laba dan dividen secara parsial dan secara simultan
tidak berpengaruh terhadap harga saham pada Perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada skripsi ini menggunakan penelitian yang bersifat kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan
angka dan melakukan analisis data dengan menggunakan prosedur statistik.
B. Data Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
a. Sejarah Jakarta Islamic Index
Pada dasarnya saham syariah sudah ada di Indonesia pada tahun
1997 dengan diluncurkannya saham reksadana syariah oleh PT. Dana
Reksa. Landasan hukum dari peluncuran saham syariah ini didasarkan
pada undang – undang pasar modal no. 8 tahun 1995 pasal 1 butir 13
dari undang – undang tersebut yang menyatakan bahwa pasar modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Dengan berlandaskan pada undang – undang yang sama dengan
penerbitan saham syariah dana reksa, pada tanggal 3 Juli 2000, PT
Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment
Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang dibuat
berdasarkan syariah Islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini
diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis
syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah.
Pada awal peluncurannya, pemilihan saham yang masuk dalam
kriteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT
50
Danareksa Investment Management. Akan tetapi seiring perkembangan
pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam.
Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,
terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan
syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat
dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index. Berdasarkan
arahan Dewan Syariah Nasional Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan
utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam
adalah:
Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang.
a. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan
dan asuransi konvensional.
b. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan
barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat
mudarat.
Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah
adalah:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas.
b. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan
palsu.
c. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:
1) Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total
ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga
dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%).
51
2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari
10%.
Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan
Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut:
a. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah
(DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam – LK.
b. Memilih 60 saham dari daftar efek syariah tersebut berdasarkan
urutan kapitalisasi pasar terbesar dalam 1 tahun terakhir.
c. Dari 60 perusahaan tersebut dipilih 30 perusahaan berdasarkan
likuiditas, yaitu nilai transaksi di pasar reguler dalam 1 tahun
terakhir.
Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah 6 Perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index dalam jangka waktu dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2015.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah variabel-variabel yang
meliputi pengaruh arus kas, laba dan dividen terhadap harga pasar
saham. Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, maka
penulis melakukan observasi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia
(www.idx.com). Berikut adalah nama-nama perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Index (JII) yang menjadi objek dalam penelitian ini:
Tabel 3.1
Nama Perusahaan Jakarta Islamic Index Yang Menjadi Objek Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
1 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
2 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
3 PT. United Tractors Tbk UNTR
4 PT. Lippo Karawaci Tbk LPKR
5 PT. Astra Internasional Tbk ASII
52
6 PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk PTPP Sumber : Jakarta Islamic Index (JII)
b. Data Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
1) Daftar Arus Kas pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII)
Arus kas merupakan suatu laporan yang memberikan informasi
yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan
transaksi pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi.54
Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama
periode laporan. Laporan kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan
arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri
uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan atau
penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah
pengeluaran dan jenis – jenis pengeluarannya, seperti pembayaran
biaya operasional perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran untuk arus
kas yaitu kenaikan (penurunan) arus kas bersih dengan penghitungan
sebagai berikut:
Kenaikan (penurunan) bersih kas = Selisih antara arus kas bersih
dan setara kas operasi, arus kas bersih investasi
dan arus kas pendanaan
Berikut kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2011-
2015 yang ditunjukkan pada Tabel 3.2.
54 Harahap. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2011. Hal. 257
53
Tabel 3.2
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas
Perusahaan yang Terdaftar di JII
Tahun 2011-2015 (Dalam Rupiah)
No Nama
Perusahaan Tahun
Kenaikan (Penurunan)
Bersih Kas dan Setara Kas Perubahan
1
PT Indofood
CBP Sukses
Makmur Tbk
2011 2,652,783,000,000 -
2012 981,129,000,000 -63%
2013 16,913,000,000 -98%
2014 1,847,114,000,000 10821%
2015 317,673,000,000 -83%
2
PT Indofood
Sukses
Maksmur Tbk
2011 2,652,783,000,000 -
2012 211,433,000,000 -92%
2013 298,225,000,000 41%
2014 639,095,000,000 114%
2015 (1,078,394,000,000) -269%
3 PT United
Tractors Tbk
2011 5,607,771,000,000 -
2012 (3,285,654,000,000) -159%
2013 3,413,936,000,000 204%
2014 2,117,401,000,000 -38%
2015 4,443,317,000,000 110%
4 PT Lippo
Karawaci Tbk
2011 1,493,069,388,673 -
2012 1,121,171,303,377 -25%
2013 (1,517,183,090,979) -235%
2014 1,703,003,468,016 212%
2015 (1,752,408,926,333) -203%
5
PT Astra
Internasional
Tbk
2011 6,035,000,000,000 -
2012 (2,432,000,000,000) -140%
2013 6,279,000,000,000 358%
2014 1,354,000,000,000 -78%
2015 5,342,000,000,000 295%
6
PT
Pembangunan
Perumahan
(Persero) Tbk
2011 346,056,509,524 -
2012 (11,286,734,133) -103%
2013 946,718,941,514 8488%
2014 (6,038,073) -100%
2015 544,877,372,332 9024128%
Rata-rata Tahun 2011 3,131,243,816,366 -
Rata-rata Tahun 2012 (569,201,238,459) -118%
Rata-rata Tahun 2013 1,572,934,975,089 376%
Rata-rata Tahun 2014 (1,276,767,904,991) -19%
Rata-rata Tahun 2015 1,302,844,074,333 2%
(Sumber: Laporan Arus Kas Perusahaan JII di IDX, Tahun 2018).
54
2) Daftar Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII)
Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik, hal ini
mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan
entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.55
Salah satu alat untuk mengukur keberhasilan dan prestasi
perusahaan ialah laba. Pengukuran laba ini bukan saja penting untuk
menilai kinerja perusahaan, tetapi juga penting sebagai informasi
bagi investor dalam pemberian dividen, bonus untuk manajer,
pembayaran pajak, serta untuk penentuan kebijakan investasi
perusahaan di masa mendatang. Dalam peneilitian ini yang menjadi
ukuran laba yaitu laba sebelum bunga dan pajak atau Earning Before
Intrest and Tax (EBIT) dengan penghitungan sebagai berikut:
Laba sebelum bunga dan pajak = Selisih antara laba kotor
(Earnings before interest and tax) dengan beban-beban
Usaha
Berikut laba sebelum bunga dan pajak pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2011-2015 yang
ditunjukkan pada Tabel 3.3.
55Stice, Earl K, James D Stice dan K Fred Skousen. Akuntansi Intermediate. Edisi
Keenam Belas, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. 2009. Hal. 240
55
Tabel 3.3
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (Earnings Before Interest and Tax)
Perusahaan yang Terdaftar di JII
Tahun 2011-2015 (Dalam Rupiah)
No Nama
Perusahaan Tahun
Laba Sebelum Bunga dan
Pajak Perubahan
1
PT Indofood
CBP Sukses
Makmur Tbk
2011 2,744,910,000,000 -
2012 3,027,190,000,000 10%
2013 2,966,990,000,000 -2%
2014 3,388,725,000,000 14%
2015 4,009,634,000,000 18%
2
PT Indofood
Sukses
Maksmur Tbk
2011 6,352,589,000,000 -
2012 6,309,756,000,000 -1%
2013 4,666,958,000,000 -26%
2014 6,229,297,000,000 33%
2015 4,962,084,000,000 -20%
3 PT United
Tractors Tbk
2011 10,193,521,000,000 -
2012 10,520,999,000,000 3%
2013 9,516,818,000,000 -10%
2014 12,070,409,000,000 27%
2015 11,702,293,000,000 -3%
4 PT Lippo
Karawaci Tbk
2011 984,810,305,058 -
2012 1,577,088,286,385 60%
2013 1,924,830,226,980 22%
2014 3,694,978,541,909 92%
2015 12,848,298,511,140 248%
5
PT Astra
Internasional
Tbk
2011 32,034,000,000,000 -
2012 36,200,000,000,000 13%
2013 35,311,000,000,000 -2%
2014 38,809,000,000,000 10%
2015 36,710,000,000,000 -5%
6
PT
Pembangunan
Perumahan
(Persero) Tbk
2011 705,762,083,365 -
2012 854,505,365,233 21%
2013 1,272,921,568,456 49%
2014 1,532,660,228,903 20%
2015 2,006,960,746,285 31%
Rata-rata Tahun 2011 8,835,932,064,737 -
Rata-rata Tahun 2012 9,748,256,441,936 10%
Rata-rata Tahun 2013 (9,276,586,299,239) -5%
Rata-rata Tahun 2014 10,954,178,295,135 18%
Rata-rata Tahun 2015 12,039,878,376,238 10%
(Sumber: Laporan Arus Kas Perusahaan JII di IDX, Tahun 2018)
56
3) Daftar Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII)
Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi
ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dan jenis modal tertentu.56
Sesuai dengan tujuan utama perusahaan yaitu
memaksimalkan nilai pemegang saham. Maka pembagian dividen
bertujuan untuk memaksimumkan para pemegang saham dan harga
saham. Disamping itu juga tujuan kebijakan dividen dalam jangka
panjang adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dan
untuk dapat memperoleh dana untuk membelanjai perusahaan. Dalam
penelitian ini yang menjadi ukuran dividen yaitu dividen payout ratio
(DPR) dengan rumus sebagai berikut:
Dividen Payout Ratio = Dividen Per Share (DPS) x 100%
(DPR) Earnings Per Share (EPS)
Berikut dividen payout ratio pada perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2011-2015 yang ditunjukkan
pada Tabel 3.4
Tabel 3.4
Dividen Payout Ratio (DPR)
Perusahaan yang Terdaftar di JII
Tahun 2011-2015 (Dalam Rupiah)
No Nama
Perusahaan Tahun DPR Perubahan
1
PT Indofood
CBP Sukses
Makmur Tbk
2011 34.22% -
2012 45.19% 32.06%
2013 48.69% 7.75%
2014 42.51% -12.70%
2015 43.11% 1.41%
56Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. 2009. Hal. 172
57
2
PT Indofood
Sukses
Maksmur Tbk
2011 38.00% -
2012 47.17% 24.13%
2013 64.91% 37.61%
2014 38.17% -41.19%
2015 75.09% 96.70%
3 PT United
Tractors Tbk
2011 11.16% -
2012 13.56% 21.43%
2013 13.50% -0.40%
2014 13.54% 0.29%
2015 71.64% 429.00%
4 PT Lippo
Karawaci Tbk
2011 12.67% -
2012 17.21% 35.80%
2013 20.02% 16.32%
2014 15.20% -24.09%
2015 17.01% 11.95%
5
PT Astra
Internasional
Tbk
2011 13.66% -
2012 13.75% 0.67%
2013 13.33% -3.03%
2014 13.50% 1.27%
2015 17.93% 32.77%
6
PT
Pembangunan
Perumahan
(Persero) Tbk
2011 30.00% -
2012 23.44% -21.88%
2013 21.84% -6.82%
2014 23.64% 8.23%
2015 14.38% -39.17%
Rata-rata Tahun 2011 23% -
Rata-rata Tahun 2012 27% 15%
Rata-rata Tahun 2013 30% 14%
Rata-rata Tahun 2014 24% -20%
Rata-rata Tahun 2015 40% 63%
(Sumber: Laporan Arus Kas Perusahaan JII di IDX, Tahun 2018)
4) Daftar Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII)
Saham merupakan Sertifikat yang menunjukan bukti
kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak
klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.57
Dalam melakukan investasi pada pasar modal, khususnya
saham, perubahan harga pasar menjadi perhatian penting bagi para
investor, selain kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga
57Rusdin. Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik. Bandung:
Alfabeta. 2008. Hal. 68
58
saham yang digunakan dalam melakukan transaksi di pasar modal
merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu
permintaan dan penawaran pasar. Harga saham adalah sebesar nilai
sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan
diterima.58 Dalam penelitian ini yang menjadi ukuran harga pasar
saham yaitu rata-rata closing price 5 hari setelah tanggal publikasi
laporan keuangan perusahaan dengan penghintungan sebagai berikut:
Rata-rata Closing Price = Jumlah harga saham hari ke 1 sampai hari
Saham ke 5 setelah publikasi laporan keuangan
5 hari
Berikut rata-rata closing price saham pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2015 yang ditunjukkan
pada Tabel 3.5
Tabel 3.5
Rata-rata Closing Price Saham
Selama 5 Hari Setelah Publikasi Laporan Keuangan
Perusahaan yang Terdaftar di JII (Dalam Rupiah)
No Nama
Perusahaan Tahun Harga Saham
Perubahan
(+) (-)
1
PT Indofood
CBP Sukses
Makmur Tbk
2011 2,600 -
2012 3,900 MENINGKAT
2013 5,100 MENINGKAT
2014 6,550 MENINGKAT
2015 6,738 MENINGKAT
2
PT Indofood
Sukses
Maksmur Tbk
2011 4,600 -
2012 5,850 MENINGKAT
2013 6,600 MENINGKAT
2014 6,750 MENINGKAT
2015 5,175 MENURUN
3 PT United
Tractors Tbk
2011 26,350 -
2012 19,700 MENURUN
2013 19,000 MENURUN
2014 17,350 MENURUN
58Sartono, Agus. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
2008. Hal. 41
59
2015 16,950 MENURUN
4 PT Lippo
Karawaci Tbk
2011 660 -
2012 1,000 MENINGKAT
2013 910 MENURUN
2014 1,020 MENINGKAT
2015 1,035 MENINGKAT
5
PT Astra
Internasional
Tbk
2011 7,400 -
2012 7,600 MENINGKAT
2013 6,800 MENURUN
2014 7,425 MENINGKAT
2015 6,000 MENURUN
6
PT
Pembangunan
Perumahan
(Persero) Tbk
2011 461 -
2012 789 MENINGKAT
2013 3,398 MENINGKAT
2014 1,103 MENURUN
2015 3,683 MENINGKAT
Rata-rata Tahun 2011 7,012 -
Rata-rata Tahun 2012 6,473 MENURUN
Rata-rata Tahun 2013 6,968 MENINGKAT
Rata-rata Tahun 2014 6,700 MENURUN
Rata-rata Tahun 2015 6,597 MENURUN
(Sumber: Laporan Arus Kas Perusahaan JII di IDX, Tahun 2018)
5) Daftar Arus Kas, Laba, Dividen dan Harga Saham Pada
Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
Dalam menguji pengaruh arus kas, laba dan dividen terhadap
harga pasar saham dilakukan dengan pengujian statistik. Analisis
regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
analisis regresi linier berganda dengan bantuan E-VIEWS versi 9.
Adapun variabel yang diteliti oleh penulis yaitu Arus Kas (X1), Laba
(X2), Dividen (X3) dan Harga Pasar Saham (Y).
Data yang digunakan untuk uji statistik memiliki satuan yang
berbeda, pada penelitian ini data yang digunakan adalah data asli.
Tabel 3.6
Data Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas, Laba Sebelum Bunga
dan Pajak, Dividen Payout Ratio dan Closing Price Saham
Perusahaan yang Terdaftar di JII
No Nama Perusahaan Tahun KPAK EBIT DPR Harga
60
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan di IDX, Tahun 2018)
Saham
1 PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk
2011 2,652,783,000,000 2,744,910,000,000 34.22% 2,600
2012 981,129,000,000 3,027,190,000,000 45.19% 3,900
2013 16,913,000,000 2,966,990,000,000 48.69% 5,100
2014 1,847,114,000,000 3,388,725,000,000 42.51% 6,550
2015 317,673,000,000 4,009,634,000,000 43.11% 6,738
2 PT Indofood Sukses
Maksmur Tbk
2011 2,652,783,000,000 6,352,589,000,000 38.00% 4,600
2012 211,433,000,000 6,309,756,000,000 47.17% 5,850
2013 298,225,000,000 4,666,958,000,000 64.91% 6,600
2014 639,095,000,000 6,229,297,000,000 38.17% 6,750
2015 (1,078,394,000,000) 4,962,084,000,000 75.09% 5,175
3 PT United Tractors
Tbk
2011 5,607,771,000,000 10,193,521,000,000 11.16% 26,350
2012 (3,285,654,000,000) 10,520,999,000,000 13.56% 19,700
2013 3,413,936,000,000 9,516,818,000,000 13.50% 19,000
2014 2,117,401,000,000 12,070,409,000,000 13.54% 17,350
2015 4,443,317,000,000 11,702,293,000,000 71.64% 16,950
4 PT Lippo Karawaci
Tbk
2011 1,493,069,388,673 984,810,305,058 12.67% 660
2012 1,121,171,303,377 1,577,088,286,385 17.21% 1,000
2013 (1,517,183,090,979) 1,924,830,226,980 20.02% 910
2014 1,703,003,468,016 3,694,978,541,909 15.20% 1,020
2015 (1,752,408,926,333) 12,848,298,511,140 17.01% 1,035
5 PT Astra
Internasional Tbk
2011 6,035,000,000,000 32,034,000,000,000 13.66% 7,400
2012 (2,432,000,000,000) 36,200,000,000,000 13.75% 7,600
2013 6,279,000,000,000 35,311,000,000,000 13.33% 6,800
2014 1,354,000,000,000 38,809,000,000,000 13.50% 7,425
2015 5,342,000,000,000 36,710,000,000,000 17.93% 6,000
6
PT Pembangunan
Perumahan (Persero)
Tbk
2011 346,056,509,524 705,762,083,365 30.00% 461
2012 (11,286,734,133) 854,505,365,233 23.44% 789
2013 946,718,941,514 1,272,921,568,456 21.84% 3,398
2014 (6,038,073) 1,532,660,228,903 23.64% 1,103
2015 544,877,372,332 2,006,960,746,285 14.38% 3,683
61
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan unit analisis
organization, yaitu sumber data yang unit analisisnya berdasarkan
informasi dari divisi organisasi/perusahaan yaitu laporan keuangan
dan laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index.
Data yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini merupakan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber
utama (perusahaan) yang dijadikan objek penelitian. Data tersebut berupa
laporan keuangan (annually report) perusahaan-perusahaan yang tergolong
dalam kelompok perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama
lima periode yaitu tahun 2011-2015.
Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini yaitu diperoleh
melalui situs homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id,
ICMD (Indonesian Capital Market Directory) dan
www.yahoo.finance.com.
3. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index selama tahun 2011-2015. Sampel dipilih dengan
menggunakan metode Random Sampling, yaitu suatu metode penarikan
sampel dari sebuah populasi dengan cara tertentu sehingga setiap anggota
populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil.
Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua
sampel individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.59
59 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung, 2003. Hal. 74-78
62
Adapun kriteria-kriteria yang dipilih dalam penentuan sampel adalah:
a. Perusahaan yang terdaftar secara berturut-turut di Jakarta Islamic
Index selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2015.
b. Perusahaan sampel yang telah mempublikasikan laporan keuangan
untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember dan per 31
Desember.
c. Perusahaan sampel yang secara berturut-turut mengumumkan laba
selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2015.
d. Perusahaan sampel yang secara berturut-turut membagikan dividen
selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2015.
e. Perusahaan sampel yang secara berturut-turut mengumumkan total
arus kas bersih selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2015.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah perusahaan yang dijadikan
sampel untuk penelitian berjumlah 6 perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara
mendokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa
laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau
karya-karya monumental dari seorang.60
60 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Edisi ke-19, (Bandung:
Alfabeta, 2013), Hal. 240.
63
D. Definisi Operasional Variabel
Dalam memudahkan proses analisis, maka terlebih dahulu penulis
mengklasifikasikan variabel-variabel penelitian ke dalam 2 (dua) kelompok,
yaitu:
1. Variabel Independen (Variabel bebas)
Merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain
(variabel dependen), setiap terjadi perubahan terhadap variabel
independen maka variabel dependen akan terpengaruh atas
perubahan tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
independen adalah arus kas, laba dan dividen.
2. Variabel Dependen (Variabel terikat)
Merupakan variabel yang keadaannya dipengaruhi oleh
variabel lain (variabel independen) atau variabel yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
merupakan variabel dependen adalah harga pasar saham.
Untuk lebih jelasnya kedua variabel tersebut dapat dituangkan pada
Tabel 6 berikut ini:
64
Tabel 3.7
Operasionalisasi Variabel
Pengaruh Arus Kas, Laba dan Dividen
Terhadap Harga Pasar Saham Pada Perusahaan
yang Terdaftar Jakarta Islamic Index.
Variabel Indikator Ukuran Skala
Arus Kas
(X1)
Selisih arus kas masuk dan
arus kas keluar selama satu
periode perusahaan.
Nilai kenaikan/penurunan
bersih kas dan setara kas
dari total arus kas
perusahaan
Rasio
Laba
(X2)
• Pendapatan Operasional
• Beban Operasional
• Pendapatan non-
operasional
Laba sebelum bunga dan
pajak atau Earnings Before
Interest and Tax (EBIT)
Rasio
Dividen
(X3)
• Laba per saham
(Earnings Per Share)
• Dividen per saham
(Dividen Per Share)
Dividen Payout Ratio (DPR) Rasio
Harga
Pasar
Saham
(Y)
Harga Penutupan Saham
(Closing Price)
Rata-rata closing price
saham setelah 5 hari
publikasi laporan keuangan
Rasio
65
E. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
analisis kuantitatif, dengan melakukan uji statistik parametrik untuk melihat
ada tidaknya pengaruh signifikan variabel independen yaitu arus kas, laba
dan dividen terhadap variabel dependen harga pasar saham, yakni melalui uji
regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas (X)
dengan satu variabel tergantung (Y) yang ditampilkan dalam bentuk
persamaan regresi.
Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh arus kas (kenaikan/penurunan kas dan setara kas), laba
(earnings before tax) dan dividen (dividen payout ratio) terhadap harga pasar
saham (rata-rata closing price saham 5 hari setelah publikasi laporan
keuangan) pada perusahaan properti yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
periode 2011-2015.
1. Pemilihan Model dan Asumsi Klasik
a. Pemilihan model
Pada penelitian ini menggunakan data panel, sehingga sebelum
dilakukan uji asumsi klasik dan rangkaian analisis regresi berganda, perlu
dilakukan pengujian untuk menentukan model mana yang paling tepat
dengan tujuan penelitian. Terdapat tiga model yang dapat digunakan yaitu
Common Effect (CE), Fix Effect (FE), dan Random Effect (RE). Untuk
menentukannya menggunakan uji sebagai berikut:
66
a) F Test (Chow Test)
Digunakan untuk membandingkan dan memilih model mana
yang terbaik, antara model CE dan FE.
b) Hausman Test
Digunakan untuk membandingkan dan memilih model mana
yang terbaik, antara model FE dan RE
c) Langrangge Multiplier (LM) Test
Digunakan untuk membandingkan dan memilih model mana
yang terbaik antara model CE dan RE.
b. Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan model regresi yang
dapat dipertanggung jawabkan dengan memenuhi kaidah atau aturan BLUE
(Blue Liniear Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Uji Multikolinearitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada model
penelitian terdapat masalah multikolinearitas atau tidak. Masalah
tersebut terjadi ketika antar variabel independen atau variabel bebas
terdapat korelasi yang cukup tinggi. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabelnya, atau bisa
dikatakan tidak terdapat masalah kolinearitas. Pada penelitian ini uji
multikolinearitas dengan melihat koefisien korelasi regresi antar
variabel. Jika terdapat hasil > 0,8 maka terdapat masalah
multikolinearitas.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada model
penelitian terdapat masalah heteroskedastisitas, yaitu apabila pada
model penelitian terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu
67
pengamatan ke pengamatan yang lain. Hal tersebut akan menyebabkan
beberapa hal seperti variance tidak minimum, pengujian dari koefisien
regresi menjadi kurang kuat, koefisien penafsir menjadi bias dan
kesimpulan yang diambil menjadi salah. Tetapi, jika variance dari
residual satu ke pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka
disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas. Pada penelitian ini menggunakan Uji Glejser
untuk melihat ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas pada
model penelitian.
3) Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk mendeteksi apakah pada model
penelitian terdapat masalah autokorelasi atau tidak. Masalah tersebut
terjadi ketika terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Masalah
tersebut dapat terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Dilakukan karena kesalahan penggangu
(residual) tidak jelas dari satu observasi ke observasi lainnya. Masalah
ini sering terjadi pada jenis data time series dikarekakan gangguan
pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan
pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Untuk mengetahui apakah pada model penelitian terdapat masalah
autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin Watson (DW) dengan
melihat nilai DW yang diperoleh. Dasar pengambilan keputusannya
adalah sebagai berikut:
1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2).
2) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas 2 (DW > 2).
3) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan 2 (-2 <
DW < 2).
68
Atau dapat juga menggunakan ketentuan penilaian sebagai berikut:
1) Jika nilai DW lebih kecil dari batas bawah, atau DW < dL maka terjadi
autokorelasi positif.
2) Jika nilai DW diperoleh di antara batas bawah dan batas atas, dL < DW
< dU maka dikatakan ragu-ragu terjadi autokorelasi positif.
3) Jika nilai DW diperoleh di antara batas atas dan (4-dU), atau dU < DW
< 4-dU maka tidak terjadi autokorelasi atau data normal.
4) Jika nilai DW diperoleh sebagai berikut, 4-dU < DW < 4-dW maka
dikatakan ragu-ragu terjadi autokorelasi negatif.
5) Jika nilai DW diperoleh di antara (4-dL) dan 4, atau 4-dL < DW < 4
maka terjadi autokorelasi negatif.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah model regresi yang variabel
dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel bebas. Regresi
linier berganda biasanya digunakan untuk meneliti dan mengukur pengaruh
beberapa variabel yang diduga memiliki hubungan dengan variabel yang diuji.
Pada penelitian ini menggunakan Harga Saham sebagai variabel
dependen. Sedangkan untuk variabel independen secara berturut-turut
menggunakan Arus Kas, Laba, Deviden. Sehingga diperoleh model
persamaan analisis regresi sebagai berikut:
Y = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3
Keterangan:
Y = Harga Saham
β0 = Konstanta
β1 – β3 = Koefisien regresi variabel independen
x1 = Arus kas
x2 = Laba
x3 = Deviden
69
Nilai koefisien disini menentukan sebagai dasar analisis. Artinya
adalah jika koefisien β bernilai positif (+) maka setiap kenaikan yang terjadi
pada variabel independen akan mengakibatkan kenaikan pada variabel
dependen. Tetapi, jika koefisien β bernilai negatif (-) maka setiap kenaikan
yang terjadi pada variabel independen justru akan mengakibatkan penurunan
pada variabel dependen.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Pada Uji F dilakukan pengujian secara simultan (bersama-sama).
Untuk melihat apakah semua variabel independen yang digunakan pada
model penelitian memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen. Uji ini dapat dilakukan dengan melakukan persamaan model
dan membandingkannya dengan F tabel untuk menyesuaikan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jika diperoleh nilai F hitung > F tabel, maka variabel independen
secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Jika diperoleh nilai F hitung < F tabel, maka variabel independen
secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Selain itu uji F dapat juga dilakukan dengan melihat nilai Prob. F
hitung pada hasil persamaan model. Jika diperoleh Prob. F hitung < 0,05,
maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen.
b. Uji t
Pengujian ini dilakukan dengan menguji variabel secara parsial.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
berpengaruh secara signfikan atau tidak terhadap variabel dependen.
Untuk melakukan pengujian ini dapat meliha nilai t hitung yang diperoleh
70
dari persamaan model yang kemudian nilainya dibandingkan dengan t
tabel. Kemudian nilai tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Jika nilai t hitung > t tabel, maka variabel independen secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai t hitung < t tabel, maka variabel independen secara
parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.
Selain dengan cara di atas, uji t dapat juga dilakukan dengan
melihat nilai Prob. t hitung pada hasil persamaan model. Jika diperoleh
Prob. t hitung < 0,05, maka variabel independen secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (Adjusted R-squared) digunakan untuk
mengukur sejauh mana kemampuan model termasuk variabel independen
dalam menjelaskan variabel independen. Uji ini dilakukan dengan melihat
nilai Adjusted R-squared yang diperoleh pada persamaan model dan
mengukurnya pada koefisien determinasi yang memiliki rentang nilai dari
0 hingga 1. Jika Adjusted R-squared diperoleh semakin besar dan
mendekati mencapai angka 1, maka semakin besar kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika
Adjusted R-squared diperoleh semakin kecil dan mendekati angka 0, maka
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
semakin kecil. Jika hal tersebut terjadi, maka menjelaskan bahwa variabel
dependen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pengujian Statistik
1. Pemilihan Model dan Uji Asumsi Klasik
a. Pemilihan Model
Pada pengolahan data panel, sebelum dilakukannya berbagai uji
asumsi klasik dan uji statistik lainnya, perlu terlebih dahulu dilakukan
berbagai uji untuk menentukan model mana yang akan digunakan pada
penelitian. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan model yang paling
tepat digunakan. Ada tiga model yang dapat digunakan dalam uji
statistik meggunakan data berjenis panel, yaitu model Common Effect
(CE), Fix Effect (FE) dan Random Effect (RE).
Tabel 4.1
Model Fix Effect (FE)
Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 03/13/18 Time: 13:54 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. KPAK 0.110170 0.173010 0.636784 0.5311
EBIT 0.008707 0.170056 0.051199 0.9597 DPR -4861.508 2912.144 -1.669392 0.1099 C 7929.725 1997.762 3.969303 0.0007
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.941245 Mean dependent var 6749.900
Adjusted R-squared 0.918861 S.D. dependent var 6575.556 S.E. of regression 1873.035 Akaike info criterion 18.15183 Sum squared resid 73673498 Schwarz criterion 18.57219 Log likelihood -263.2775 Hannan-Quinn criter. 18.28631
72
(
Sumber: Hasil Pengolahan Data E-Views Versi 9, Tahun 2018)
Untuk uji Langrangge Multiplier (LM) Test pada penelitian ini
tidak perlu dilakukan. Karena uji tersebut bertujuan untuk
membandingkan antara model RE dan model CE. Sedangkan pada
model penelitian ini ketika model FE dibandingkan dengan model CE
dan ketika model FE dibandingkan dengan model RE, telah ditemukan
bahwa model FE lebih memenuhi ketentuan pada uji model, sehingga
dalam penelitian ini diputuskan untuk menggunakan model Fix Effect
(FE).
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah pada
model terdapat masalah multikolinearitas, atau antara variabel dependen
dan independen pada model regresi terdapat korelasi yang tinggi. Data
yang baik adalah yang tidak memiliki masalah multikolinearitas.
Pada penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat
koefisien korelasi regresi antar variabel. Persyaratan pada uji
multikolinearitas adalah hubungan antara variabel harus menghasilkan
nilai < 0,8. Jika terdapat nilai yang > 0,8 maka pada data tersebut
memiliki masalah multikolinearitas.
Tabel 4.2
Uji Multikolinieritas
(Sumber: Hasil Pengolahan Data E-Views Versi 9, Tahun 2018)
F-statistic 42.05169 Durbin-Watson stat 1.271494 Prob(F-statistic) 0.000000
HS KPAK EBIT DPR
HS 1.000000 0.336816 0.235460 (0.061092)
KPAK 0.336816 1.000000 0.397875 (0.136432)
EBIT 0.235460 0.397875 1.000000 (0.336688)
DPR (0.061092) (0.136432) (0.336688) 1.000000
73
Pada tabel 4.2 di atas dapat kita lihat bahwa hubungan antara
variabel yang berbeda semuanya memiliki nilai < 0,8. Maka pada
penelitian ini data yang digunakan tidak memiliki masalah.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pada uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
data pada model memiliki masalah heteroskedastisitas atau tidak. Data
pada model yang baik adalah yang tidak memiliki masalah tersebut.
Yaitu jika variance dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan
lainnya tetap. Kemudian pada penelitian ini untuk mengetahui hal
tersebut dilakukan melalui uji Glejser.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas
pada penelitian ini dilakukan melalui uji Glejser. Dimana syaratnya
adalah nilai probabilitas pada setiap variabel harus > 0,05 untuk data
dapat dikatakan normal. Jika terdapat variabel yang memiliki nilai
probabilitas < 0,05 maka data pada model tersebut memiliki masalah
heteroskedastisitas.
Tabel 4.3
Uji Heteroskedastisitas
(Sumber: Hasil Pengolahan Data E-Views Versi 9, Tahun 2018).
Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 03/13/18 Time: 13:58 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. KPAK 0.165989 0.088442 1.876816 0.0745
EBIT 0.055789 0.086932 0.641760 0.5280 DPR -2744.604 1488.675 -1.843656 0.0794 C 1132.626 1021.247 1.109061 0.2799
74
Terlihat pada tabel 4.3 di atas bahwa data pada model penelitian
ini tidak ada yang memiliki nilai Prob. < 0,05. Maka dapat diartikan
bahwa data pada model ini normal dan tidak memiliki masalah
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Pada uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
data pada model saling berkorelasi atau memiliki masalah
heteroskedastisitas atau tidak. Data pada model yang baik adalah yang
tidak memiliki masalah tersebut. Kemudian pada penelitian ini untuk
mengetahui hal tersebut dilakukan melalui nilai Durbin Watson.
Syarat tidak terjadinya autokorelasi adalah nilai Durbin-Watson
yang diperoleh harus digunakan Tabel Durbin Watson, untuk memenuhi
persamaan sebagai berikut:
Tabel 4.4
Tabel Ketentuan Uji Durbin Watson
(Sumber: Tabel Durbin Watson, Tahun 2018).
Jika Keputusan
dU < DW < 4-Du Tidak Terjadi Autokorelasi
dL < DW < dU Ragu-ragu
4-dU < DW < 4-dL Ragu-ragu
0 < DW < dL Autokorelasi Positif
4-dL < DW < 4 Autokorelasi Negatif
75
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 03/13/18 Time: 13:54 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 30
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.941245 Mean dependent var 6749.900
Adjusted R-squared 0.918861 S.D. dependent var 6575.556 S.E. of regression 1873.035 Akaike info criterion 18.15183 Sum squared resid 73673498 Schwarz criterion 18.57219 Log likelihood -263.2775 Hannan-Quinn criter. 18.28631 F-statistic 42.05169 Durbin-Watson stat 1.271494 Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber: Hasil Pengolahan Data E-Views Versi 9, Tahun 2018)
Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan nilai Durbin Watson pada
penelitian ini sejumlah 1,271494. Dalam penelitian ini jumlah k
(variabel bebas) = 3 dan n (banyaknya observasi) = 30, maka diperoleh
nilai:
DW = 1,2714
dL = 1,2138
dU = 1,6498
4-dU = 2,7862 (4 - 1,2138)
4-dL = 2,3502 (4 - 1,6498)
Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut “DL< DW < DU”.
Dengan nilai Durbin-Watson yang diperoleh pada penelitian ini maka
dapat memenuhi persamaan “1,2138 < 1,271494 < 1,6498” yang artinya
data pada model penelitian ini ragu-ragu atau tidak dapat disimpulkan
dalam hal autokorelasi.
76
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Diperoleh hasil pengolahan model regresi berganda pada penelitian
sebagai berikut :
Tabel. 4.6
(Sumber: Hasil Pengolahan Data E-Views Versi 9, Tahun 2018
Berdasarkan tabel di atas didapat model regresi sebagai berikut :
HS = 7929,725 konstanta + 0,110170 kpak + 0,008707 ebit –
4861,508 dpr
1) Apabila semua variabel independen yaitu arus, kas, laba dan
dividen bernilai sama atau bernilai nol, maka harga saham memiliki
nilai sebesar 7929,725
Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 03/13/18 Time: 13:54 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. KPAK 0.110170 0.173010 0.636784 0.5311
EBIT 0.008707 0.170056 0.051199 0.9597 DPR -4861.508 2912.144 -1.669392 0.1099
C 7929.725 1997.762 3.969303 0.0007 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.941245 Mean dependent var 6749.900
Adjusted R-squared 0.918861 S.D. dependent var 6575.556 S.E. of regression 1873.035 Akaike info criterion 18.15183 Sum squared resid 73673498 Schwarz criterion 18.57219 Log likelihood -263.2775 Hannan-Quinn criter. 18.28631 F-statistic 42.05169 Durbin-Watson stat 1.271494 Prob(F-statistic) 0.000000
77
2) Koefisien regresi KPAK adalah 0,110170 artinya setiap ada
penambahan 1 poin pada nilai KPAK akan berdampak pada
bertambahnya nilai HS sebesar 0,110170. Dengan asumsi nilai
EBIT Dan DPR konstan.
3) Koefisien regresi EBIT adalah 0,008707 artinya setiap ada
penambahan 1 poin pada nilai FDR akan berdampak pada
bertambahnya nilai HS sebesar 0,008707. Dengan asumsi nilai
KPAK dan DPR konstan.
4) Koefisien regresi DPR adalah -4861,508 artinya setiap ada
penambahan 1 poin pada nilai DPR akan berdampak pada
berkurangnya nilai HS sebesar 4861,508. Dengan asumsi nilai
KPAK dan EBIT konstan.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel
independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) secara simultan.
Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dan F-tabel serta
melihat tingkat signifikansi. Jika nilai F-hitung > F-tabel, dan nilai
signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan
varaiabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
78
Tabel. 4.7
(Sumber: Hasil Pengolahan Data E-Views Versi 9, Tahun 2018)
Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas, diperoleh nilai F-statistic adalah
42.05169 dan Prob. (F-statistic) adalah 0,000000. Kemudian, pada
penelitian ini dimana total variabel bebasnya adalah 3 dan jumlah
observasi adalah 30 diperoleh nilai F-tabel sejumlah 2,92. Dengan
demikian pada model penelitian ini diperoleh hasil 42.05169 > 2,92 dan
Prob. (F-statistic) < 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen
dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Dalam arti lain,
secara simultan variabel arus kas (KPAK), laba (EBIT) dan dividen
(DPR) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel harga saham.
Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 03/13/18 Time: 13:54 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. KPAK 0.110170 0.173010 0.636784 0.5311
EBIT 0.008707 0.170056 0.051199 0.9597 DPR -4861.508 2912.144 -1.669392 0.1099
C 7929.725 1997.762 3.969303 0.0007 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.941245 Mean dependent var 6749.900
Adjusted R-squared 0.918861 S.D. dependent var 6575.556 S.E. of regression 1873.035 Akaike info criterion 18.15183 Sum squared resid 73673498 Schwarz criterion 18.57219 Log likelihood -263.2775 Hannan-Quinn criter. 18.28631 F-statistic 42.05169 Durbin-Watson stat 1.271494 Prob(F-statistic) 0.000000
(
Sumber:
Hasil
Pengolahan
Data E-
Views
Versi 9,
Tahun
2018)
79
b. Uji T
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen
secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung teradap t
tabel dan melihat nilai Probabilitas (prob). Jika ditemukan nilai t-hitung >
t-tabel dan nilai prob. < 0,05 maka variabel independen yang diujikan
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika syarat-
syarat tersebut tidak terpenuhi, maka variabel independen yang diujikan
berpengaruh secara tidak signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8
Dependent Variable: HS
Method: Panel Least Squares
Date: 03/13/18 Time: 13:54
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 6
Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
KPAK 0.110170 0.173010 0.636784 0.5311
EBIT 0.008707 0.170056 0.051199 0.9597
DPR -4861.508 2912.144 -1.669392 0.1099
C 7929.725 1997.762 3.969303 0.0007 (Sumber: Hasil Pengolahan Data E-Views Versi 9, Tahun 2018)
1) KPAK (Kenaikan dan Penurunan Arus Kas)
Melalui uji t, diperoleh hasil sebagaimana pada tabel di atas yaitu
diperoleh t-hitung senilai 0.636784 dengan nilai Prob. adalah 0,5311.
Sedangkan t-tabel diperoleh sebesar 2,05183. Dengan demikian maka
t-hitung < t-tabel dan nilai Prob. > 0,05. Maka pada model penelitian
80
ini variabel KPAK tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham.
2) EBIT (Earning Before Interest and Tax)
Melalui uji t, diperoleh hasil sebagaimana pada tabel di atas yaitu
diperoleh t-hitung senilai 0,051199 dengan nilai Prob. adalah 0,9597.
Sedangkan t-tabel diperoleh sebesar 2,05183. Dengan demikian maka
t-hitung < t-tabel dan nilai Prob. > 0,05. Maka pada model penelitian
ini variabel EBIT (Earning Before Interest and Tax) secara parsial
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.
3) DPR (Dividen Payout Ratio)
Melalui uji t, diperoleh hasil sebagaimana pada tabel di atas yaitu
diperoleh t-hitung senilai -1,669392 dengan nilai Prob. adalah 0,1099.
Sedangkan t-tabel diperoleh sebesar 2,05183. Dengan demikian maka
t-hitung > t-tabel dan nilai Prob. > 0,05. Maka pada model penelitian
ini variabel DPR (Dividen Payout Ratio) memiliki tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham.
c. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.9
Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 03/13/18 Time: 13:54 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. KPAK 0.110170 0.173010 0.636784 0.5311
EBIT 0.008707 0.170056 0.051199 0.9597 DPR -4861.508 2912.144 -1.669392 0.1099
C 7929.725 1997.762 3.969303 0.0007 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.941245 Mean dependent var 6749.900
81
Adjusted R-squared 0.918861 S.D. dependent var 6575.556 S.E. of regression 1873.035 Akaike info criterion 18.15183 Sum squared resid 73673498 Schwarz criterion 18.57219 Log likelihood -263.2775 Hannan-Quinn criter. 18.28631 F-statistic 42.05169 Durbin-Watson stat 1.271494 Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber: Hasil Pengolahan Data E-Views Versi 9, Tahun 2018)
Berdasarkan pada tabel 4.9 di atas diperoleh nilai R-squared adalah
0,941245 dan Adjusted R-Squared adalah 0,918861. Hal tersebut
menjelaskan bahwa variabel dependen yaitu HS (Harga Saham) dapat
dijelaskan sebesar 91% oleh variabel independen yaitu KPAK (Kenaikan
dan Penurunan Arus Kas), EBIT (Earnings Before Interest and Tax) dan
DPR (Dividen Payout Ratio). Sedangkan 9% lainnya dijelaskan oleh
faktor-faktor di luar model penelitian.
B. Arus Kas, Laba dan Dividen Berpengaruh Terhadap Harga Saham
Secara Parsial dan Secara Simultan
Berdasarkan penelitian, diperoleh nilai F-statistic adalah 42.05169 dan
Prob. (F-statistic) adalah 0,000000. Kemudian, pada penelitian ini dimana
total variabel bebasnya adalah 3 dan jumlah observasi adalah 30 diperoleh
nilai F-tabel sejumlah 2,92. Dengan demikian pada model penelitian ini
diperoleh hasil 42.05169 > 2,92 dan Prob. (F-statistic) < 0,05 yang berarti Ha
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen dalam
penelitian ini, yaitu arus kas (X1), laba (X2), dan dividen (X3) secara simultan
atau keseluruhan memiliki pengaruh terhadap harga saham.
Hal ini sejalan dengan tujuan penyusunan laporan keuangan berguna
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Hal tersebut membuktikan bahwa informasi laporan
82
keuangan perusahaan digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan
investasi. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agung
Taufik Hidayat (2008), Artianti Hapsari (2008) dan Maru’ao (2008) yang
menyatakan bahwa arus kas, laba dan dividen secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
C. Arus Kas, Laba dan Dividen Tidak Berpengaruh Terhadap Harga
Saham Secara Parsial dan Secara Simultan
Berdasarkan hasil penelitian variabel yang tidak berpengaruh terhadap
harga saham adalah sebagai berikut :
1. Arus Kas Tidak Berpengaruh Terhadap Harga Saham
Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa variabel arus kas memiliki
nilai Sig 0,5311 > taraf nyata 0,05 dan -thitung 0,636784 < -ttabel 2,05183
yang berarti Ho diterima. Dengan demikian, variabel independen arus kas
secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen harga saham.
Arus kas yang dukur dengan kenaikan (penurunan) bersih kas dan
setara kas tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham, artinya
walaupun arus kas mengalami kenaikan ataupun penurunan, maka tidak
berpengaruh terhadap harga saham atau dengan kata lain harga saham
bernilai konstan atau tetap. Sehingga, dalam penelitian ini arus kas kurang
mempengaruhi pergerakan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa pada
umumnya investor di JII pada saat mengambil keputusan akan membeli
atau menjual saham emiten di JII tidak didasarkan pada informasi
akuntansi, tetapi lebih banyak pada informasi lain selain informasi
akuntansi, seperti rumor. Oleh karena itu, banyak informasi arus kas yang
diabaikan oleh para investor dan hanya mendengarkan rumor yang beredar.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iwan
Hermansyah (2008) yang menyatakan bahwa arus kas tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
83
2. Laba Tidak Berpengaruh Terhadap Harga Saham
Hasil uji hipotesis secara parsial pada Tabel 4.14 di atas menunjukan
bahwa variabel laba memiliki nilai Sig 0,9597 < taraf nyata 0,05 dan thitung
0,051199 > ttabel 2,05183 yang berarti Ho diterima. Dengan demikian,
variabel independen laba secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen harga saham.
Pada penelitian ini laba tidak berpengaruh terhadap harga saham, hal
ini dikarenakan terjadinya penurunan pendapatan pada 6 perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dan besarnya beban yang
dikeluarkan sehingga laba yang diperoleh mengalami penurunan. Oleh
karena itu, bagi investor atau calon investor disarankan untuk melakukan
analisis terhadap laba yang berkaitan dengan harga saham karena laba yang
diperoleh perusahaan akan dapat menentukan besarnya harga saham
dimasa yang akan datang. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sulia (2012) yang menyatakan bahwa laba tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
3. Dividen Tidak Berpengaruh Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukan bahwa variabel
dividen diperoleh t-hitung senilai -1,669392 dengan nilai Prob. adalah
0,1099. Sedangkan t-tabel diperoleh sebesar 2,05183. Dengan demikian
maka t-hitung > t-tabel dan nilai Prob. > 0,05 yang berarti Ho diterima.
Maka pada model penelitian ini variabel DPR (Dividen Payout Ratio)
memiliki tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dividen yang diukur dengan dividen payout ratio tidak memiliki
pengaruh terhadap harga saham, artinya walaupun dividen mengalami
kenaikan ataupun penurunan, maka tidak berpengaruh terhadap harga
saham atau dengan kata lain harga saham bernilai konstan atau tetap.
84
Sehingga, dalam penelitian ini dividen kurang mempengaruhi pergerakan
harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa naik turunya dividen yang
dibayarkan oleh perusahaan di JII tidak direspon oleh pasar, sehingga tidak
berpengaruh terhadap harga saham dan didalam kondisi keputusan
investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap
kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan oleh earning
power dari asset perusahaan, karena itu nilai perusahaan ditentukan oleh
keputusan investasi sedangkan keputusan apakah laba yang diperoleh akan
dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi
nilai perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Farida (2008) dan Maru’ao (2008) yang menyatakan bahwa dividen
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian menggunakan bantuan Eviews 9 dan
pembahasan mengenai pengaruh arus kas, laba dan dividen terhadap harga
saham pada 6 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji regresi berganda secara parsial, bahwa variabel arus
kas (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham
(Y).
2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda secara parsial, bahwa variabel laba
(X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y).
3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda secara parsial, bahwa variabel
dividen (X3) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham (Y).
4. Berdasarkan hasil uji regresi berganda secara simultan bahwa variabel
independen yaitu, arus kas (X1), laba (X2) dan dividen (X3) memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham (Y). Diperoleh nilai F-Statistic
42.05169 dan Prob. (F-statistic) adalah 0,0000 dan nilai F-tabel 2,92.
Dengan demikian diperoleh hasil 42.05169 > 2,92. Maka variabel
independen memiliki kontribusi cukup besar terhadap variabel dependen.
5. Koefisien Determinasi (R2) diketahui arus kas (kenaikan/penurunan bersih
kas dan setara kas), laba (laba sebelum bunga dan pajak) dan dividen
(dividen payout ratio) mampu mempengaruhi harga pasar saham sebesar
91% dan sisanya sebesar 9% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
86
B. Saran
Berdasarkan pada hasil analisis serta simpulan yang telah diuraikan,
maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan kinerja keuangannya
dengan baik. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya
terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Bagi investor, informasi mengenai kinerja
perusahaan yang dilihat dari laporan keuangannya dapat digunakan untuk
melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di
perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja
perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang
tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk
menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Atau
dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai
perusahaan.
Oleh karena itu, pengukuran kinerja keuangan memberikan penilaian
atas pengelolaan aset perusahaan oleh manajemen dan manajemen
perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas
kinerja keuangan perusahaan yang tidak sehat dengan yaitu mengendalikan
aliran kas dengan baik dan memaksimalkan laba serta mengatur dan
menerapkan pembagian dividen dengan baik.
2. Bagi penelitian-penelitian selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih lanjut serta
lebih spesifik dalam menentukan indikator yang akan digunakan dalam
penelitian, dan disarankan untuk menggunakan variabel lain selain arus kas,
laba dan dividen sebagai variabel yang mempengaruhi harga pasar saham,
untuk melihat atau menilai sejauh mana variabel lain berpengaruh terhadap
87
harga pasar saham suatu perusahaan. Untuk objek penelitian, disarankan
untuk menggunakan objek yang lebih banyak dan lebih luas. Selain itu juga
pentingnya meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga pasar saham
baik yang bersumber dari laporan keuangan maupun di luar laporan keuangan.
88
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Ali. 2008. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi.
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2009. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Darmadji dan Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Farida. 2008. Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Kebijakan Dividen
Terhadap Harga Saham. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas “Veteran”,
Jawa Timur.
Ferry. 2009. Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Komponen Arus Kas
Terhadap Harga Saham (Studi Pada Saham-Saham Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Halim, Abdul. 2009. Analisis Investasi. Edisi Pertama. Jakarta: Salembat Empat.
Hapsari, Artianti. 2008. Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Komponen Arus
Kas, Size Perusahaan dan Tingkat Leverage Terhadap Expected Return
Saham. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”, Jawa Timur.
Harahap. 2010. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harahap. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE.
Kabo, Muslim http://ekonomi.kabo.biz/2012/11/jakarta/islamic-index-jii.html.
Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.
Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajamen, Edisi 2. Jakarta : UPP AMP
YKPN.
89
Hermansyah, Iwan. 2008. Pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih Terhadap Harga
Pasar Saham ( Sensus Pada Perusahaan Food and Beverage Yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
UNSIL, Vol. 7, No. 1. Jakarta.
Hidayat, Agung Taufik. 2008. Analisis Pengaruh Arus Kas, Komponen Arus Kas,
Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ-45 Di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2003-2006. Semarang: Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Fahmi, Irfan. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-2. Bandung:
Alfabeta.
Maru’ao. 2008. Pengaruh Dividen dan Laba Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur di Bursa efek Indonesia. Medan: Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat. Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Rusdin. 2008. Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik.
Bandung: Alfabeta.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajamen Portofolio. Jakarta:
Erlangga.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE.
Sedyadi, Pipit Wahyu. 2010. Analisis Pengaruh Harga Saham dan Volume
Perdagangan Terhadap Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur
Go Public Yang Melakukan Stock Split Di Bursa Efek Indonesia.Jawa
Timur: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”.
Stice, Earl K, James D Stice dan K Fred Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate.
Edisi Keenam Belas, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Suad, Husnan. 2005. Dasar-dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:
BPFE.
90
Sugiono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kunatitatif, kualitatif dan R&D. Edisi ke-19.
Bandung: Alfabeta.
Sulia. 2012. Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas, Debt To Equity Ratio Terhadap
Harga Saham Perusahaan LQ45 yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol 2, No 01. Medan.
Sutrisno. 2005. Manajamen Keuangan: Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Daftar Web
http://www.idx.co.id. Annual Report.
http://www.yahoofinance.com. Annual Report.
http://www.bi.go.id
http://ekonomi.kabo.biz/2012/11/jakarta/islamic-index-jii.html. Diakses pada
tanggal 26 September 2017 pukul 13.34.
www. e-bursa.com
91
LAMPIRAN
Lampiran 1.1
Model Fixed Effect
Lampiran 1.2
Uji Multikolinieritas
Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 03/13/18 Time: 13:54 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. KPAK 0.110170 0.173010 0.636784 0.5311
EBIT 0.008707 0.170056 0.051199 0.9597 DPR -4861.508 2912.144 -1.669392 0.1099
C 7929.725 1997.762 3.969303 0.0007 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.941245 Mean dependent var 6749.900
Adjusted R-squared 0.918861 S.D. dependent var 6575.556 S.E. of regression 1873.035 Akaike info criterion 18.15183 Sum squared resid 73673498 Schwarz criterion 18.57219 Log likelihood -263.2775 Hannan-Quinn criter. 18.28631 F-statistic 42.05169 Durbin-Watson stat 1.271494 Prob(F-statistic) 0.000000
HS KPAK EBIT DPR HS 1.000000 0.336816 0.235460 -0.061092
KPAK 0.336816 1.000000 0.397875 -0.136432 EBIT 0.235460 0.397875 1.000000 -0.336688 DPR -0.061092 -0.136432 -0.336688 1.000000
92
Lampiran 1.3
Uji Heteroskedastisitas Glejser Dependent Variable: ABRESID Method: Panel Least Squares Date: 03/13/18 Time: 13:58 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. KPAK 0.165989 0.088442 1.876816 0.0745
EBIT 0.055789 0.086932 0.641760 0.5280 DPR -2744.604 1488.675 -1.843656 0.0794
C 1132.626 1021.247 1.109061 0.2799 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.471526 Mean dependent var 1114.201
Adjusted R-squared 0.270202 S.D. dependent var 1120.809 S.E. of regression 957.4873 Akaike info criterion 16.80983 Sum squared resid 19252419 Schwarz criterion 17.23019 Log likelihood -243.1474 Hannan-Quinn criter. 16.94430 F-statistic 2.342129 Durbin-Watson stat 2.867613 Prob(F-statistic) 0.056509
Lampiran 1.4
Uji Autokorelasi Dependent Variable: HS Method: Panel Least Squares Date: 03/13/18 Time: 13:54 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 30
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.941245 Mean dependent var 6749.900
Adjusted R-squared 0.918861 S.D. dependent var 6575.556 S.E. of regression 1873.035 Akaike info criterion 18.15183 Sum squared resid 73673498 Schwarz criterion 18.57219 Log likelihood -263.2775 Hannan-Quinn criter. 18.28631 F-statistic 42.05169 Durbin-Watson stat 1.271494 Prob(F-statistic) 0.000000
93
Lampiran 1.5
Data Arus Kas, Laba, Dividen dan Harga Saham Pada Perusahaan Yang
Terdaftar di Jakarta Islamic Index
No Nama Perusahaan Tahun KPAK EBIT DPR Harga
Saham
1 PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk
2011 2,652,783,000,000 2,744,910,000,000 34.22% 2,600
2012 981,129,000,000 3,027,190,000,000 45.19% 3,900
2013 16,913,000,000 2,966,990,000,000 48.69% 5,100
2014 1,847,114,000,000 3,388,725,000,000 42.51% 6,550
2015 317,673,000,000 4,009,634,000,000 43.11% 6,738
2 PT Indofood Sukses
Maksmur Tbk
2011 2,652,783,000,000 6,352,589,000,000 38.00% 4,600
2012 211,433,000,000 6,309,756,000,000 47.17% 5,850
2013 298,225,000,000 4,666,958,000,000 64.91% 6,600
2014 639,095,000,000 6,229,297,000,000 38.17% 6,750
2015 (1,078,394,000,000) 4,962,084,000,000 75.09% 5,175
3 PT United Tractors
Tbk
2011 5,607,771,000,000 10,193,521,000,000 11.16% 26,350
2012 (3,285,654,000,000) 10,520,999,000,000 13.56% 19,700
2013 3,413,936,000,000 9,516,818,000,000 13.50% 19,000
2014 2,117,401,000,000 12,070,409,000,000 13.54% 17,350
2015 4,443,317,000,000 11,702,293,000,000 71.64% 16,950
4 PT Lippo Karawaci
Tbk
2011 1,493,069,388,673 984,810,305,058 12.67% 660
2012 1,121,171,303,377 1,577,088,286,385 17.21% 1,000
2013 (1,517,183,090,979) 1,924,830,226,980 20.02% 910
2014 1,703,003,468,016 3,694,978,541,909 15.20% 1,020
2015 (1,752,408,926,333) 12,848,298,511,140 17.01% 1,035
5 PT Astra
Internasional Tbk
2011 6,035,000,000,000 32,034,000,000,000 13.66% 7,400
2012 (2,432,000,000,000) 36,200,000,000,000 13.75% 7,600
2013 6,279,000,000,000 35,311,000,000,000 13.33% 6,800
2014 1,354,000,000,000 38,809,000,000,000 13.50% 7,425
2015 5,342,000,000,000 36,710,000,000,000 17.93% 6,000
6
PT Pembangunan
Perumahan (Persero)
Tbk
2011 346,056,509,524 705,762,083,365 30.00% 461
2012 (11,286,734,133) 854,505,365,233 23.44% 789
2013 946,718,941,514 1,272,921,568,456 21.84% 3,398
2014 (6,038,073) 1,532,660,228,903 23.64% 1,103
2015 544,877,372,332 2,006,960,746,285 14.38% 3,683
94