Penganekaragaman Konsumsi Pangan - Update

download Penganekaragaman Konsumsi Pangan - Update

of 2

Transcript of Penganekaragaman Konsumsi Pangan - Update

  • 8/14/2019 Penganekaragaman Konsumsi Pangan - Update

    1/2

    PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN

    (Update)

    Prof. Dr. Ir. Santosa, MP

    Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas, Padang

    Januari 2010

    Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Pangan di Indonesia masih

    menjadi masalah, terbukti dengan konsumsi beras di Indonesia yang masih di atas 100 kg per

    kapita per tahun (Hermanto, 2008) dalam Novelina dan Rina Yenrina (2009). Idealnya,

    konsumsi beras adalah 60 kg per kapita per tahun, sebagaimana yang telah terjadi di Jepang.

    Kita harus mengkonsumsi pangan dengan gizi seimbang. Menurut Novelina dan RinaYenrina (2009), gizi seimbang adalah gizi yang mengandung cukup sumber karbohidrat,

    protein, lemak, dan mencukupi kalori sesuai standar kebutuhan hidup sehat, yaitu sebesar

    2200 kkal/kapita/hari.

    Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat telah membuat poster tentang

    pangan yang aman, bergizi, beragam, berimbang (AB3) melalui pangan lokal, dengan

    komposisi : (a) padi padian 275 gram/orang/hari, (b) umbi-umbian 100 gram/orang/hari,

    (c) kacang-kacangan 35 gram/orang/hari, (d) sayur dan buah 250 gram/orang/hari, (e) pangan

    hewani 150 gram/orang/hari, (f) gula 30 gram/orang/hari, (g) minyak dan lemak 20

    gram/orang/hari, (h) buah dan biji berminyak 10 gram/orang/hari, dan (i) lain lain 60

    kalori/orang/hari.

    Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2009 tentang kebijakan percepatan

    penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal perlu disosialisasikan.

    Langkah operasional tahap I (tahun 2009-2011), salah satunya adalah kampanye sosialisasi,

    advokasi, dan promosi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan yang bergizi

    seimbang dan aman berbasis sumber daya lokal, baik untuk aparat Pemerintah dan

    Pemerintah daerah, individu, kelompok masyarakat, maupun industri. Pada tahap II (tahun

    2012-2015), akan dicapai fasilitasi pengembangan bisnis pangan baik segar, olahan, maupun

    siap saji, berbasis sumber daya lokal dalam hal dukungan infra struktur jalan dan sumber

    daya air, serta penerapan standar mutu dan keamanan pangan pada industri rumah tangga dan

    UMKM di bidang pangan berbasis sumber daya lokal.

    Cara yang dapat dilakukan untuk mmbangkitkan kembali eksistensi pangan lokal, dan

    mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan antara lain (Yulastri, 2009) : (a)

    1

  • 8/14/2019 Penganekaragaman Konsumsi Pangan - Update

    2/2

    menanamkan pemahaman mengenai gizi kepada masyarakat, bahwa makan tidak hanya yang

    penting kenyang dan harus beras, tetapi juga perlu variasi dengan aneka jenis makanan

    lainnya. Mengkonsumsi singkong atau pun jagung untuk selingan juga dapat dijadikan

    sebagai selingan menu keluarga, dan (b) meningkatkan citra makanan tersebut dengan

    meningkatkan variasi pengolahan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Novelina dan Rina Yenrina. 2009. Peranan Tridarma Perguruan Tinggi untuk

    Mendukung Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan. Makalah

    Disampaikan pada Seminar Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan di

    Padang, 9 Desember 2009, Kerjasama Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera

    Barat dengan Universitas Andalas.

    Yulastri, Asmar. 2009. Peranan Kuliner dalam Mendukung Percepatan

    Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Potensi Wisata Kuliner di Sumatera

    Barat. Makalah Disampaikan pada Seminar Percepatan Penganekaragaman

    Konsumsi Pangan di Padang, 9 Desember 2009, Kerjasama Badan Ketahanan

    Pangan Propinsi Sumatera Barat dengan Universitas Andalas.

    2