PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA - pt-medan.go.id · disediakan marga-marga keturunan Raja Borbor...
-
Upload
hoangkhuong -
Category
Documents
-
view
250 -
download
0
Transcript of PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA - pt-medan.go.id · disediakan marga-marga keturunan Raja Borbor...
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 1 dari 21 Halaman
P U T U S A N
NOMOR: 2/PDT/2017/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara antara:
1. UBA SIAGIAN, laki-laki, umur ± 50 tahun, agama Kristen,
pekerjaan bertani, beralamat di Dusun Sigaol,
Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau,
Kabupaten Toba Samosir, selanjutnya disebut sebagai Pembanding I semula Tergugat I ;
2. TUMPAK SIAGIAN, laki-laki, umur ± 42 tahun, pekerjaan bertani,
agama Kristen, beralamat di Dusun Sigaol,
Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau,
Kabupaten Toba Samosir, selanjutnya disebut sebagai Pembanding II semula Tergugat II;
Lawan
OSMAN PASARIBU, tempat / tgl. Lahir Parsoburan, 04 Oktober 1953,
pekerjaan pensiunan PNS, alamat Desa Sei
Buah Keras Kecamatan Medang Deras
Kabupaten Batu Bara, Nomor Hp.
081397721847, selanjutnya disebut sebagai Terbanding semula Penggugat;
Pengadilan Tinggi Tersebut ;
Setelah membaca berkas perkara tanggal 5 Oktober 2016 Nomor:
36/Pdt.G/2016/PN-Blg dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara
tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat melalui surat gugatannya tertanggal 01
Juni 2016 yang telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 2 dari 21 Halaman
pada tanggal 02 Juni 2016 di bawah register perkara Nomor 36/Pdt.G/2016/PN
Blg. telah mendalilkan hal-hal berikut :
1. Bahwa tanah pekuburan yang terletak di Saba Pittu/Sisakkalan Dusun
Sigaol, Desa Sipagabu Kecamatan Nassau TOBASA, asal usul adalah
disediakan marga-marga keturunan Raja Borbor yaitu marga Pasaribu,
Tarihoran, Lubis dan marga Gurning. Dimana luas tanah pekuburan
tersebut ±4 Ha. Dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Timur adalah Benteng yang terbuat dari tanah setinggi ± 1,5
M. Panjang ± 200 M.
- Sebelah Selatan adalah tanah terjal / jurang.
- Sebelah Barat adalah Benteng yang terbuat dari tanah setinggi ± 1,5
M. Panjang ± 200 M.
- Sebelah Utara adalah tanah terjal dan aliran sungai Aek Hirta.
- Selanjutnya disebut : TANAH PERKARA.
2. Bahwa tanah perkara / tanah pekuburan yang dimaksud sudah
dimanfaatkan masyarakat Dusun Sigaol sejak 200 an tahun yang silam
hingga sekarang.
3. Bahwa PARA TERGUGAT, baik Tergugat I maupun tergugat II telah
mengalih fungsikan tanah pekuburan/tanah perkara tersebut menjadi kebun
karet untuk milik pribadi mereka (Tergugat I dan II). Karena itu saya sebagai
Penggugat sangat keberatan kalau tanah pekuburan itu dijadikan kebun
karet, apalagi untuk milik pribadi. Sebab nenek moyang kami menyediakan
lahan pekuburan itu adalah untuk kepentingan masyarakat bukan untuk
kepentingan pribadi.
4. Banyak kuburan manusia, termasuk kuburan para kakek/nenek Penggugat
persis persis ditanami pohon karet oleh PARA PENGGUGAT. Hal ini
merupakan penghinaan besar bagi kami para ahli waris.
5. Bahwa Para Tergugat pernah melarang kemenakan Penggugat, yaitu: Olo
Pasaribu, anak dari Ammat Pasaribu yang meninggal dunia pada akhir
bulan Februari yang lalu untuk dikubur di tanah perkara tersebut, hal ini
secara moral sangat merugikan kami. Tetapi melalui perdebatan yang
sengit, Olo Pasaribu dapat di kebumikan di tanah perkara tersebut.
6. Bahwa Para Tergugat adalah perampas hak azasi manusia karena :
- Tergugat I dan II melarang orang yang meninggal untuk di kubur di
pemakaman umum.
- Bahwa Para Tergugat yaitu Uba Siagian dan Tumpak Siagian
melarang kami, marga keturunan Raja Borbor, Boru, Bere dan
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 3 dari 21 Halaman
Ibebere yang bermukim di Dusun Sigaol/Pamaratan untuk
membentuk SERIKAT PARADATON. Padahal sepengetahuan saya
bahwa negara menjamin kemerdekaan setiap warga negara
Indonesia untuk berserikat dan berkumpul.
7. Bahwa Tergugat II Tumpak Siagian sudah pernah menandatangani Surat
Perdamaian di kantor Polres Toba samosir di Porsea pada bulan Oktober
2012, supaya Tumpak Siagian jangan membuat keributan lagi di
masyarakat, dimana Tumpak Siagian memobilisasi masyarakat untuk
menghalangi Paian Panjaitan/br. Tarihoran mengadakan pesta pernikahan
putranya. Walau Tumpak Siagian sudah pernah menanda tangani Surat
Perdamaian tidak membuat keributan di masyarakat, malah makin menjadi-
jadi, antara lain menanami pohon karet di atas kuburan orang yang
meninggal, termasuk di atas kuburan keluarga si Penggugat dan juga
melarang orang yang meninggal dunia di kubur di pemakaman umum
tersebut. Oleh karena itu kepada Bapak Hakim yang
memeriksa/memutuskan perkara ini kami mohon supaya Tumpak Siagian
(Tergugat II) diberi hukuman setimpal dengan perbuatannya. Foto copy
Surat Perdamaian terlampir.
8. Bahwa perbuatan Para Tergugat yang telah mengalih fungsikan tanah
pekuburan umum menjadi kebun karet milik pribadi tanpa permisi dari Para
Ahli waris yang dikubur di tanah pekuburan tersebut hal ini dapat di kwalifisir
perbuatan melawan hukum (Onrecht matigeedaad).
9. Bahwa oleh karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para
Tergugat telah mengakibatkan kerugian bagi Penggugat.
Kerugian tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
KERUGIAN IN MATERIL
Bahwa akibat perbuatan Para Tergugat yaitu menanam pohon karet di atas
kuburan keluarga Penggugat, maka saya sebagai ahli waris merasa terhina
oleh Para Tergugat. Karena itu Penggugat merasa dirugikan yang tidak
ternilai dengan uang akan tetapi cukup kami nilai sebesar Rp.300.000.000,-
(Tiga ratus juta rupiah).
10. Bahwa oleh dalil-dalil Penggugat tidak dapat dibantah Para Tergugat, saya
mohon agar putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu,
meskipun ada banding, Kasasi (Verzet).
11. Bahwa oleh karena Para Tergugat adalah pihak yang dikalahkan dalam
perkara ini, maka wajar dan pantas bila Majelis Hakim yang memeriksa dan
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 4 dari 21 Halaman
memutus perkara ini menghukum Para Tergugat agar membayar seluruh
biaya yang timbul dalam perkara ini.
Berdasarkan apa yang telah saya uraikan di atas, saya memohon kepada
Bapak Ketua Pengadilan Negeri Balige berkenan memanggil kedua belah
pihak agar hadir pada suatu hari di persidangan yang ditentukan untuk itu,
seraya memberi keputusan yang amarnya berbunyi :
MENGADILI
1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan dalam hukum bahwa tanah perkara/tanah pekuburan yang
terletak di Saba Pittu/Sisakkalan Dusun Sigaol, Desa Sipagabu, Kecamatan
Nassau TOBASA adalah milik masyarakat di Dusun Sigaol dan bukan milik
UBA SIAGIAN (Tergugat I) dan TUMPAK SIAGIAN (Tergugat II). Oleh
karena itu barang siapa anggota masyarakat yang meniggal dunia dari
Dusun Sigaol maka dapat dikebumikan di tanah pekuburan tersebut.
3. Menghukum Para Tergugat yaitu menghentikan usaha kebun karet di lahan
pekuburan Saba Pittu / Sisakkalan seluas ± 4 Ha.
4. Menghukum para tergugat agar menebang sendiri pohon karet yang
ditanami di atas tanah perkara yang dimaksud.
5. Menghukum Para Tergugat agar jangan mengganggu Serikat Paradaton
keturunan Borbor Marsada, Boru, Bere dohot Ibebere di Dusun Sigaol, Desa
Sipagabu.
6. Menghukum para tergugat dengan membayar ganti rugi harga diri kepada si
Penggugat sebesar Rp. 300.000.000,- (Tiga ratus juta rupiah).
7. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun ada
banding Kasasi atau Verzet (Uit Baar Bijvoorraad).
8. Menghukum Para Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul
dalam perkara ini.
ATAU :
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini berpendapat
lain, mohon putusan yang seadil-adil (ex aquo et bono).
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, para Tergugat
telah mengajukan jawaban tertanggal 12 Juli 2016 yang berbunyi sebagai berikut :
Hormat Kami Yang Mulia Hakim
1. Tidak Benar
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 5 dari 21 Halaman
Karena Dusun Sigaol adalah Dusun marga Siagian Desa Sipagabu
Kecamatan Nassau Kabupaten Toba Samosir adalah TANAH ADAT. Sejak ada
dusun sigaol, Desa Sipagabu kecamatan Nassau adalah dusun marga Siagian
sekaligus Raja Huta (SIPUKKA HUTA) yang mempunyai TANAH ADAT dan
PEKUBURAN SISAKKALAN. Yang diakui sah Raja- raja Siagian, Raja-raja
Marga, Pengetua-pengetua Adat, Raja-raja Lunggu, di Bius Lumban Pinasa,
dan Juga Raja-raja Hombar Balok (Batas Adat ) dan yang diakui Pemerintah
setempat Kepala Desa dan BPD.
Sisakkalan yang terletak di Saba Pintu adalah TANAH ADAT marga
Siagian di Dusun Sigaol Desa Sipagabu Kecamatan Nassau yang dijadikan
menjadi tanah pekuburan. Dan juga ladang tanaman masyarakat Dusun Sigaol.
Tanah pekuburan yang terletak di Saba Pintu adalah salah satu
pekuburan yang dijadikan oleh marga Siagian sekaligus. Raja huta (Sipukka
huta) menjadi pekuburan Dusun Sigaol untuk warga yang meninggal dunia, dan
di pekuburan Sisakkalan yang terletak di Saba Pintu itu, dikebumikan RAJA
PUASA SIAGIAN bersama istrinya br Pane, Raja yang ketiga di Dusun Sigaol
yang diberi Jabatan Kepala Rodi di jaman Belanda (menurut cerita ayah kami
waktu hidup) dan di pekuburan itu juga dikebumikan Kakek Nenek/ Ayah ibu
kami.
Kami tidak mentiadakan bahwa marga Tarihoran, Pasaribu dan marga
yang lain dikebumikan di Pekuburan Sisakkalan yang terletak di Saba Pintu itu.
Marga Gurning dengan sepengetahuan kami tidak ada di kebumikan di
pekuburan Sisakkalan itu.
Hormat kami yang Mulia Hakim
2. Tidak benar dan tidak setuju
Karena kami tidak ada tujuan merugikan orang. Sisakkalan yang terletak
di Saba Pintu adalah TANAH ADAT marga Siagian di Dusun Sigaol Desa
sipagabu Kecamatan Nassau, ditanah Sisakkalan itu disediakan oleh marga
Siagian. Tanah Pekuburan dan tanah perladangan masyarakat Dusun Sigaol
karena ada tanah adat marga Siagian diluar tanah pekuburan. Maka kami tidak
menanami pekuburan dan kami tidak merusak pekuburan.
Hormat kami yang Mulia Hakim
3. Tidak benar dan tidak setuju dusun adat dan perkuburan mempunyai aturan
adat.
Karena ada aturan dusun dan aturan adat yang disepakati marga Siagian
sekaligus Raja Huta dan pengetua-pengetua adat sesudah dijadikan Dusun
Sigaol dusun marga Siagian (Siagian Sipukka Huta). Diwaktu dulu di Desa
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 6 dari 21 Halaman
Sipagabu Kecamatan Nassau maka warga Dusun Sigaol yang meninggal dunia
yang boleh dikebumikan adalah warga yang menghargai aturan dusun dan
aturan adat. Sebab tanah tempat pendirian rumah dan tanah untuk pertanian,
perkebunan yang dimiliki warga Dusun Sigaol adalah TANAH ADAT marga
Siagian, tanpa dibeli dari marga Siagian di waktu dulu. Hanya yang diminta
marga Siagian : SATU DI DALAM DUSUN, SATU DI DALAM ADAT (Sada di
parhutaon sada di paradation).
Hormat Kami yang mulia Hakim
4. Tidak Benar, tidak setuju
Karena ada memutar balikkan fakta sejarah, sejak ada Dusun Sigaol Dusun
Marga Siagian di Desa Sipagabu Kecamatan Nassau marga Siagian lah Raja
Huta di Dusun Sigaol (SIPUKKA HUTA DUSUN SIGAOL) dari dulu sampai
sekarang ini.
Walaupun ada marga Tarihoran dan Pasaribu di Dusun Sigaol itu adalah teman
sedusun marga Siagian (Dongan Sahuta).Tidak pernah menjadi Raja Huta
(Sipukka Huta) di Dusun Sigaol, tetapi dari marga Tarihoran tetap kami hormati
menjadi pengetua sekaligus Tokoh Adat didusun Sigaol. Oleh karena itu, kalau
ada orang pendatang yang meninggal dunia maupun dikebumikan di pekuburan
SISAKKALAN diberitahukanlah kepada marga Siagian sekaligus Raja Huta dan
Pengetua-pengetua sekaligus Raja Adat yang ada di Dusun Sigaol Dusun
Marga Siagian.
Hormat Kami yang mulia Hakim
5. Tidak Jelas, Tidak Benar, Tidak Setuju
Karena dusun tidak jelas dan Adat Dusun ditiadakan, Ada nasehat baik dari
pendahulu :
Kalau seorang Raja berkunjung ke suatu dusun Rajalah yang dikunjunginya,
seperti nasehat itulah dusun. Kalau sudah terbentuk dusun terbentuklah tanah
adat, terbentuklah tanah perkuburan, dan terbentuk juga kesatuan adat
kampung dusun satu didalam Dusun satu didalam adat. Dusun Sigaol sudah
terbentuk dusun marga Siagian sekaligus Siagian raja huta Sigaol (SIPUKKA
HUTA SIGAOL) di Desa Sipagabu Kecamatan Nassau yang menyediakan
tanah untuk tempat tinggal warga di Dusun Sigaol, dan menyediakan tanah adat
untuk pertanian, perkebunan warga Dusun Sigaol, dan menjadikan Sisakkalan
yang terletak di saba pintu menjadi tanah pekuburan Dusun Sigaol, dan
membentuk satu adat dusun yang dibentuk oleh marga Siagian sekaligus raja
huta dan Pengetua Raja marga, sekaligus tokoh adat di Dusun Sigaol. Oleh
karena itu, kalau warga Dusun Sigaol melakukan Upacara Adat harus diketahui
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 7 dari 21 Halaman
oleh marga Siagian sekaligus Raja Adat di Dusun Sigaol dari sejak dulu sampai
sekarang. (MARTONGGO RAJA, MARARIA RAJA).
Maka tentang keluarga yang mau menggali (Mangongkal Holi) tulang belulang
orang yang sudah meninggal di pekuburan Sisakkalan itu : bertanyalah siapa
pemilik Dusun Sigaol, kami jawab dengan pasti : Dusun Sigaol adalah Dusun
marga Siagian, Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau.
Hormat Kami yang mulia Hakim
6. Tidak jelas dan tidak setuju
Karena mengalihfungsikan serikat adat menjadi adat dusun .
Ada kata pepatah : Lain Lubuk Lain Ikannya.
Serikat Adat ada dua bagian tempat :
1. Serikat Adat dikota, diperantauan
2. Serikat adat di Dusun
1. Sepengetahuan kami Serikat Adat diperkotaan, perantauan adalah
berkumpulnya beberapa marga untuk membentuk sebuah serikat adat ,
dengan tujuan untuk membudayakan adat, tetapi serikat adat itu, tidak
disebut ada Raja Huta (Sipukka Huta) tetapi yang disebut adalah : Raja
Adat atau Pengetua adat.
2. Sepengetahuan kami serikat adat di dusun adalah : berkumpulnya
beberapa marga yang disebut : Dongan tubu, hahanggi, boru, bere, boru
bere untuk membentuk suatu kerukunan, yang saling tolong menolong
dalam melaksanakan adat. Tetapi serikat adat itu tidak terlepas dari adat
dusun yang ditempatinya. Kalau serikat adat tersebut melakukan pesta
adat, harus diberitahukan kepada dusun yang ditempatinya.
Oleh karena itu, tanah pekuburan yang ada diperkotaan / perantauan
disebut pekuburan umum, tetapi tanah pekuburan yang di Dusun tanah
pekuburan marga yang membentuk dusun (sipukka Huta). Serikat adat
yang dibentuk Bor-bor Marsada, boru, bere,dan ibebere di Dusun Sigaol,
Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau, tidak jelas, karena menimbulkan
keresahan dan perpecahan ditengah-tengah masyarakat Dusun Sigaol,
secara umum di masyarakat Dusun Sipagabu, dan Serikat adat itu tidak
menjaga keutuhan dusun dan keutuhan adat, dan juga serikat adat itu
tidak menghargai aturan dusun dan aturan adat di Dusun Sigaol, dusun
marga Siagian, di Desa Sipagabu Kecamatan Nassau. Karena serikat
adat yang dibentuk oleh Borbor Marsada, boru, bere, dan ibebere di
Dusun Sigaol, dusun marga Siagian Adalah : Membentuk adat didalam
adat membentuk dusun di dalam dusun.
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 8 dari 21 Halaman
“Mambahen Adat dibagasan adat, mambahen huta dibagasan Huta”
itulah yang terjadi sekarang ini di Dusun Sigaol dusun marga Siagian
sejak dulu sampai sekarang, di Desa Sipagabu Kecamatan Nassau.
Padahal Adat itu harta yang tak ternilai, yang membawa kita hidup dalam
kerukunan dan hidup dalam kedamaian .
Hormat kami yang Mulia Hakim
7. Kami adalah masyarakat lemah, miskin, hidup di dalam kesusahan dan
penderitaan yang hidup dalam bertani, tidak mengetahui hukum .
Menimbang, bahwa atas Jawaban Para Tergugat, Penggugat telah
mengajukan Replik tertanggal 19 Juli 2016 sedangkan Para Tergugat
mengajukan Duplik secara lisan yang pada pokoknya tetap dengan Jawabannya
semula ;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan
Negeri Balige telah menjatuhkan putusan tanggal 5 Oktober 2016 Nomor:
36/Pdt.G/2016/PN-Blg, yang amarnya sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian ;
2. Menyatakan dalam hukum bahwa tanah perkara / tanah pekuburan yang
terletak di Saba Pittu / Sisakkalan Dusun Sigaol, Desa Sipagabu,
Kecamatan Nassau TOBASA dengan batas batas sebagai berikut : Sebelah
Timur adalah Parik (benteng tanah) yang terbuat dari tanah setinggi ± 1,5
M. Panjang ± 200 M, Sebelah Selatan adalah tanah terjal / jurang, Sebelah
Barat adalah Benteng yang terbuat dari tanah setinggi ± 1,5 M. Panjang ±
200 M dan Sebelah Utara adalah tanah terjal dan aliran sungai Aek Hirta
adalah milik masyarakat di Dusun Sigaol dan bukan milik UBA SIAGIAN
(Tergugat I) dan TUMPAK SIAGIAN (Tergugat II) oleh karenanya siapa saja
masyarakat yang meninggal dunia dari Dusun Sigaol dapat dikebumikan di
tanah pekuburan tersebut ;
3. Menghukum Para Tergugat untuk menghentikan usaha kebun karet di lahan
pekuburan Saba Pittu / Sisakkalan seluas ± 4 Ha ;
4. Menghukum Para Tergugat agar menebang sendiri pohon karet yang
ditanami di atas tanah perkara yang dimaksud ;
5. Mememerintahkan Para Tergugat agar tidak mengganggu Serikat
Paradaton keturunan Borbor Marsada, Boru, Bere dohot Ibebere di Dusun
Sigaol, Desa Sipagabu ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 9 dari 21 Halaman
6. Menghukum Para Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul
dalam perkara ini sejumlah Rp. 2.311.000,- (dua juta tiga ratus sebelas ribu
rupiah) ;
7. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding Nomor
36/Pdt.G/2016/2016/PN-Blg, tanggal 18 Oktober 2016 yang dibuat oleh ROBIN
NAINGGOLAN, SH, MH Panitera Pengadilan Negeri Balige yang menerangkan
bahwa Tergugat I, II telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan
Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN-Blg, tanggal 5 Oktober 2016 dan telah
diberitahukan kepada Terbanding semula Penggugat pada tanggal 21
Nopember 2016;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Tergugat I, II telah
mengajukan memori banding tanggal 9 Nopember 2016 yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige tanggal 9 Nopember 2016 dan Memori
Banding tersebut telah diserahkan kepada Terbanding semula Penggugat pada
tanggal 21 Nopember 2016;
Menimbang, bahwa Terbanding semula Penggugat telah mengajukan
Kontra Memori Banding tanggal 1 Desember 2016 yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige pada tanggal 2 Desember 2016 dan
Kontra Memori Banding tersebut telah diserahkan masing-masing kepada
Pembanding semula Tergugat I, II pada tanggal 6 Desember 2016;
Menimbang, bahwa Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Balige pada
tanggal 22 Maret 2016 telah memberitahukan kepada Para Pembanding semula
Tergugat I dan II dan pada tanggal 21 Nopember 2016 telah memberitahukan
kepada Terbanding semula Penggugat untuk memberikan kesempatan kepada
pihak-pihak tersebut diatas guna mempelajari berkas perkara (inzage) dalam
tenggang waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak setelah diterimanya
pemberitahuan ini masing-masing, sebelum berkas perkara dikirim ke
Pengadilan Tinggi Medan ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang bahwa permohonan banding dari Pembanding semula
Tergugat I, II telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 10 dari 21 Halaman
persyaratan yang ditentukan oleh Undang-undang dalam pasal 7 UU No. 20
Tahun 1947 dan pasal 199 RBG, oleh karena itu permohonan banding tersebut
secara formal dapat diterima ;
Menimbang bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah memeriksa dan
meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan
resmi putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN-Blg tanggal
5 Oktober 2016 ;
Menimbang bahwa para Pembanding semula Tergugat I dan II menolak
putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN-Blg tanggal 5
Oktober 2016 tersebut dengan alasan yang selengkapnya seperti tersebut
dalam memori bandingnya 9 Nopember 2016 yang pada pokoknya sebagai
berikut:
I. Tentang Posita Gugatan Penggugat dan fakta-fakta Persidangan:
- Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh para
Tergugat menerangkan bahwa tanah pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan
Dusun Sigaol, Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba
Samosir asal-usulnya disediakan oleh marga Siagian selaku sipungka
huta (pendiri kampung) karena marga Siagian lah yang paling berhak
atas tanah perkampungan di Dusun Sigaol termasuk memberikan tanah
pekuburan umum untuk penduduk Dusun Sigaol yang notabene sekarang
menjadi objek terperkara;
- Bahwa batas-batas tanah perkara sebagaimana dalam gugatan
Penggugat adalah keliru karena batas-batas dari tanah perkeburan Saba
Pittu/Sisakkalan Dusun Sigaol, Desa Sipagabu belum pernah ditentutan
dari dahulu, sehingga dengan demikian gugatan Penggugat mengandung
cacat formil
- Bahwa lokasi pekuburan yang para Pembanding tanami dengan karet
budang persid berada diatas kuburan tetapi diluar kuburan dan para
Pembanding tidak pernah mengklaim bahwa tanah pekuburan umum
tersebut milik pribadi para pembanding melainkan sudah menjadi milik
bersama penduduk Dusun Sigaol
- Bahwa para pembanding tidak pernah melarang penduduk Dusun Sigaol
untuk dikuburkan di tanah pekuburan umum tersebut dan apabila ada
penduduk dusun Sigaol meninggal yang ingin dikuburkan disana para
pembanding tidak pernah merasa keberatan dan bersedia menebang
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 11 dari 21 Halaman
tanaman karet milik para Pembanding apabila memang diperlukan untuk
itu;
- Bahwa para Pembanding pernah melarang Terbanding/semula
Penggugat untuk membentuk serikat Peradatan marga Pasaribu yakni
Borbor Marsada yang jelas-jelas sangat berbeda visi dan misinya dengan
Peradatan marga Siagian selaku sipungka huta, tunggane huta, raja huta
dan sisuan bulu di Dusun Sigaol Desa Sipagabu
- Bahwa para Pembanding mengetahui dan tidak mengingkari bahwa salah
satu hak asasi manusia adalah hak untuk berserikat dan berkumpul
karena konstitusi Negara Republik Indonesia yakni UUD 1945 juga
mengakui dan menjamin keberadaan hukum adat yang hidup dan masih
berlaku disetiap daerah
- bahwa sudah seharusnya keturunan Borbor Marsada menghormati
hukum adat yang berlaku di Bius Lumban Pinasa termasuk hukum adat
yang berlaku di Dusun Sigaol Desa Sipagabu namun pada kenyataannya
mereka tidak lagi menghargai adat huta/lunggu maupun bius yang ada.
Mereka seolah-olah mempunyai huta/lunggu maupun bius yang baru,
terpisah dari huta lunggu ataupun bius Lumban Pinasa
- Bahwa hal tersebut diatas sudah pernah dibicarakan pada musyawarah
desa di Sipagabu yang dihadiri oleh Uspika Kecamatan Nassau dan Raja
Bius Lumban Pinasa
- bahwa kesimpulan musyawarah pada waktu itu menyatakan bahwa
Serikat Borbor Marsada tidak dapat diterima di Bius Lumban Pinasa
sebab visi dan misinya bertentangan dengan adat yang ada di Bius
Lumban Pinasa, sebab huta tidak boleh dibentuk dalam huta ataupun
lunggu didalam lunggu, apalagi bius didalam bius. Hal ini dapat
diibaratkan Negara berdiri di dalam Negara. Maka dengan demikian kami
tidak menyetujui Serikat Peradatan borbor marsada di Dusun Sigaol
dengan kata lain tidak kami akui
- Bahwa benar para Pembanding menanam karet di luar kuburan bukan
dijadikan untuk milik pribadi melainkan hanya menikmati hasil atas tanah
tersebut dan sebelum menanam para Pembanding ada meminta ijin dari
keturunan marga Siagian yang nota bene selaku sipungka huta
(pembuka kampung) Dusun Sigaol sehingga dengan demikian perbuatan
Tergugat yang menanam karet diatas tanah perkara (diluar kuburan)
bukanlkah merupakan perbuatan melawan hukum;
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 12 dari 21 Halaman
- Bahwa dalil gugatan Penggugat mengenai kerugian yang dialami oleh
Terbanding akibat perbuatan Terbanding yang mengusahai tanah
perkara adalah mengada-ngada dan tidak dapat dibuktikan
kebenarannya sepanjang mengenai kerugian tersebut; 1. Gugatan Penggugat mengandung Cacat Formil. - Bahwa gugatan Penggugat mengandung cacat formil karena kurang
pihak seharusnya semua ahli waris/keturunan dari Borbor Marsada harus
diikutkan sebagai Penggugat dalam perkara ini
- Bahwa sepanjang pengetahuan Para pembanding, batas dan luas dari
tanah pekuburan umum yang nota bene menjadi tanah perkara, sejak
dahulu hingga sekarang belum ditentukan, sehingga dengan demikian
dalil gugatan Penggugat yang menyebutkan luas dan batas-batas dari
tanah perkara adalah salah dan keliru
Berdasarkan uraian-uraian sebagaimana telah para pembanding uraikan
diatas maka kami memohon kepada Yang mulia Bapak Ketua Pengadilan Tinggi
Medan cq Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan
mengadili perkara ini agar berkenan menjatuhkan putusan yang amarnya
berbunyi sebagai berikut:
1. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Balige tanggal 5 Oktober
2016 Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Blg
2. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau dinyatakan tidak
dapat diterima (Niet Onvantkelijk Verklaard)
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam
perkara ini;
Menimbang bahwa atas Memori Banding dari Para Pembanding semula
Tergugat I dan II, Terbanding semula Penggugat mengajukan Kontra Memori Banding yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa Majelis Hakim dan Panitera pengganti dari Pengadilan Negeri
Balige telah turun ke lapangan (tanah perkara yang dimaksud) dan beliau
telah menyaksikan (melihat) kebenaran barang bukti di lapangan, yaitu
adanya kuburan keluarga dari Penggugat serta ratusan kuburan manusia
dari Dusun Sigaol terdapat di pekuburan tersebut.
Bahwa Majelis Hakim dari Pengadilan Negeri Balige telah melihat adanya
pohon karet di atas lahan pekuburan yang dimaksud. Dan pohon karet
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 13 dari 21 Halaman
yang ditanami para pembanding sudah hampir menutupi lahan
pekuburan yang dimaksud yang luasnya ± 4 Ha.
Bahwa para pembanding/tergugat juga telah mengakui kepada Ketua
Majelis Hakim sewaktu sidang ke lapangan, merekalah yang menanami
pohon karet di areal pekuburan yang dimaksud.
Bahwa lahan pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan yang dimaksud adalah
milik masyarakat Dusun Sigaol, Desa Sipagabu yang dulunya disediakan
marga-marga keturunan Raja Borbor yaitu Pasarlbu, Tarihoran dan ada
juga marga Gurning.
Bahwa para pembanding/tergugat selalu mengatakan. marga Siagian
pendiri Dusun Sigaol, sama sekali tidak benar, karena jauh sebelum
marga Siagian yaitu sekitar abad XVII keturunan Raja Borbor yaitu
Pasaribu, Tarihoran, dan juga marga Gurning sudah bermukim terlebih
dahulu di Dusun Sigaol. Kalau UBA SIAGIAN selalu bersikeras
mengatakan bahwa marga Siagian pendiri Dusun Sigaol, lalu timbul
beberapa pertanyaan, antara lain :
1. Siapa nama marga Siagian itu si pendiri Huta Sigaol ?
2. Kapan marga Siagian mendirikan Dusun Sigaol ?
3. Marga Siagian yang dimaksud si Pembanding pertama datang ke
Dusun Sigaol, sudah adakah manusia yang bermukim di Dusun Sigaol di
jumpainya ?
Kalau UBA SIAGIAN mengatakan bahwa keluarga Raja Lela Siagian
yaitu boru Sihombing Nababan dan 2 orang putranya yaitu Guru
Pinondang dan Raja Panaji si pendiri Dusun Sigaol, itu tidak benar
karena tidak ada bukti. Misalnya dibuktikan dari persawahan atau
perladangan/kebun kopi ini sama sekali tidak ada sebagai bukti. Karena
tidak ada di persawahan atau perladangan keturunan Raja Lela Siagian
kecuali yang dibeli dari kami keturunan Raja Borbor yaitu Pasaribu dan
Tarihoran. Keluarga Raja Lela Siagian datang ke Dusun Sigaol dan
bermukim disebelah Selatan Dusun Sigaol yaitu Banjar Sibide, itu juga
mereka tidak lama tinggal atau menetap disana, karena keluarga Raja
Lela Siagian membuka perkampungan ke arah Barat Dusun Sigaol, yaitu
Dusun Sipagabu yang sekarang, karena di Dusun Sigaol tidak ada lagi
lahan untuk diusahai karena sudah habis di usahai marga Pasaribu dan
Tarihoran.
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 14 dari 21 Halaman
Kalau UBA SIAGIAN menyatakan bahwa Raja Puasa Siagian yang
mendirikan Dusun Sigaol itu juga tidak benar, karena Raja Puasa adalah
yang dijemput kakek kami Raja BUTTU PASARIBU dart Desa Sipange
karena mereka (Raja Puasa) adalah adik ipar kakek kami Raja Buttu.
(Isteri Raja Puasa dengan Raja Buttu adalah sepengambilan
/marpariban). Jadi Raja Puasa Siagian tidak benar pendiri
perkampungan Sigaol.
Menurut pesan sejarah yang kami terima secara turun temurun, mulai
nenek moyang kami sampai kepada orang tua kami, bahwa yang
mendirikan perkampungan Sigaol adalah marga-marga dari keturunan
Raja Borbor, yaitu marga Pasaribu dan marga Tarihoran serta turut juga
marga Gurning dari Lobu Gurning Porsea.
Mereka yang pertama sekali manusia menginjakkan kaki di Dusun Sigaol
ialah Raja AMBIT TUA PASARIBU datang dari Haunatas Laguboti, Raja
TARHUTIK TARIHORAN dari Lumban Tarihoran Porsea, dan juga
marga Gurning dari Lobu Gurning Porsea. Mereka merantau ke arah
Timur Habinsaran yaitu ke Dusun Sigaol yang sekarang. Mereka
bermukim dl satu tempat dan mendirikan pondok sebagai tempat
tinggal/tempat berteduh lalu membuka persawahan/perladangan
kemudian memberi nama tempat tinggal tersebut Lobu Sigaol, diambil
dari salah satu nama perkampungan di Patane Porsea. Tetapi tidak lama
kemudian Raja Tarhutik Tarihoran membentuk Lobu di sebelah
Tenggara Lobu Sigaol, demikian juga marga Gurning membentuk Lobu
disebelah Timur Lobu Sigaol yang diberi nama Lobu Lobu Gurning.
Kegiatan pembentukan perkampungan Sigaol ini diperkirakan pada akhir
abad ke XVII masehi. Setelah berdiri 3 (tiga) tempat perkampungan,
maka mereka bermusyawarah untuk penyediaan lahan pekuburan. Dan
mereka sepakat bahwa pekuburan dibuat di pertengahan ketiga
pemukiman tersebut, itulah pekuburan umum yang sekarang yang
terletak di Saba Pittu/Sisakkalan.
Dibawah ini kami buat sketsa ketiga pemukiman itu dan pekuburan
umum Saba Pittu/Sisakkalan.
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 15 dari 21 Halaman
Mengenai tapal batas tanah pekuburan tersebut, jelas telah ditentukan sejak
semula, yaitu :
- Sebelah Timur di buat benteng dari tanah setinggi ± 1.5 Meter sepanjang ±
200 Meter.
- Sebelah Barat juga ada benteng yang terbuat dari tanah setinggi ± 1.5 Meter
dan panjangnya ± 200 Meter.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan batas alam atau tanah terjal atau jurang.
- Sebelah Utara berbatasan juga dengan batas alam atau tanah terjal dan
aliran sungai Aek Hirta.
Pembanding mengatakan "Tidak pernah ditentukan yang mana batas tanah
pekuburan umum Saba Pittu/Sisakkalan". Pernyataan ini salah besar karena
para penyedia pekuburan tersebut telah menentukan batas-batas tanah pekul
uran tersebut sejak semula dengan maksud menjaga kelestarian lahan
pekuburan tersebut. Karena sekiranya tidak dibuat batas-batas pekuburan itu
tadi, maka segeralah terjadi seperti yang dibuat Uba Siagian dan adiknya
Tumpak Siagian yaitu mereka sitergugat/sipembanding menanami pohon/kebun
karet di atas lahan pemakaman Saba Pittu/Sisakkalan yang diperkarakan ini.
Mengapa hanya si Osman Pasaribu bertindak sebagai si Penggugat ?, maka
jawabannya adalah :
1. Bahwa hal ini kami lakukan adalah melalui musyawarah dari orang-orang
yang tergabung dalam serikat adat "Borbor Marsada, boru, bere dohot
ibebere" di Dusun Sigaol dan sekitarnya, dan juga didukung beberapa orang
anak perantau dari Dusun Sigaol dan sekitarnya (surat keterangan dukungan
masyarakat terlampir).
2. Bahwa saya yang bertindak sebagai si Penggugat yaitu OSMAN PASARIBU
adalah salah seorang ahli waris dari marga Pasaribu si pendiri/penyedta
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 16 dari 21 Halaman
lahan pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan tersebut dan hal ini telah di
musyawarahkan dengan teman-teman yang lain,
Mengapa dibentuk/didirikan serikat paradaton "Borbor Marsada, Boru, Bere,
dohot Ibebere" di Dusun Sigaol ?, maka jawabannya ialah : "Karena UBA
SIAGIAN yaitu sang Raja Huta sudah bertindak semena-mena terhadap orang
lain". Dimana sang si Raja Huta yang dihormati sebagai si Raja Adat atau
Parsinabung (tokoh adat dari marga Siagian) telah bekerja sama dengan adik
kandungnya Tumpak Siagian (tergugat II) mengalih fungsikan tanah pekuburan
Saba Pittu/Sisakkalan menjadi kebun karet miliknya pribadi. Maka kami para
ahli waris dari orang yang dikubuf di pekuburan tersebut merasa sakit hati
kepada si Raja Adat tersebut, karena itu kami tidak mau lagi duduk bersama
dalam setiap kegiatan adat dengan kelompok sang Raja Huta Uba Siagian dan
adiknya Tumpak Siagian (tergugat II)
Raja Huta Uba Siagian dan kelompoknya sangat marah dengan terbentuknya
serikat paradaton Borbor Marsada, boru, bere, dohot ibebere di Dusun Sigaol.
Kelompok Uba Siagian sering mengganggu kalau ada pesta kelompok Borbor
Marsada. Dan tidak hanya sampai disitu Uba Siagian sang Raja Huta/Pengetua
adat marga Siagian melarang orang yang meninggal dunia untuk dimakamkan
di pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan seperti OLO PASARIBU yang meninggal
dunia awal tahun atau Januari lalu, dilarang oleh Uba Siagian dikuburkan dl
pemakaman tersebut (surat keterangan terlampir).
Akan tetapi saya sipenggugat yaitu Osman Pasaribu sangat merasa kesal atas
perbuatan sang Raja Huta tersebut, beliau tidak menyadari karena
perbuatannyalah maka sebagian masyarakat tidak mau lagi sejalan dengan
beliau dalam kegiatan adat di Dusun Sigaol. Padahal sebelum Uba Siagian
menjadi Raja Huta kehidupan masyarakat sangat kondusif
* UBA SIAGIAN selalu berusaha untuk membubarkan serikat adat "Borbor
Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere" yang terbentuk di Dusun Sigaol, tetapi hal
itu tidak mungkin dapat dibubarkan karena berserikat dan berkumpul adalah hak
setiap orang yang dilindungi oleh undang-undang, asal serikat dan organisasi
tersebut lidak bertentangan dengan Pancasila dan undang-undang yang berlaku
di Negara yang tercinta ini. Oleh karena itu saya selaku si
Penggugat/Terbanding atas nama serikat adat Borbor Marsada, boru, bere
dohot ibebere yang ada di Dusun Sigaol, Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau,
Kabupaten Toba Samosir memohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa/memutuskan perkara ini supaya mengukuhkan serikat paradaton
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 17 dari 21 Halaman
"Borbor Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere" yang terbentuk di Dusun Sigaol,
Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba Samosir.
* Diakui atau tidak diakui oleh Raja-raja adat marga Siagian yang ada di Dusun
Sigaol dan dimana sajapun berada, namun serikat adat kami "Borbor Marsada,
Boru, Bere, dohot Ibebere" harus tetap kami jalankan di Dusun Sigaol, Desa
Sipagabu, Kecamatan Nassau Toba Samosir. Kelompok Uba Siagian sama
sekali tidak boleh lagi menghalangi kami kelompok "Borbor Marsada, Boru,
Bere, dohot Ibebere", apalagi sudah ada perjanjian antara pihak kelompok Uba
Siagian dengan pihak Borbor Marsada, Boru, Bere, dan Ibebere yang dibuat
dan ditanda tangani di Kantor Polres Toba Samosir di Porsea pada bulan
Oktober 2012 yang lalu (fotocopy surat perjanjian damai terlampir). Kami
kelompok Borbor Marsada tidak pernah melanggar perjanjian damai yang telah
disepakati di Kantor Polres Toba Samosir di Porsea pada akhir tahun 2012 yang
ialu tetapi pihak dari Uba Siagian lah yang melanggar perjanjian tersebut, antara
lain :
Melarang jasad OLO PASAKIBU dikebumikan di pemakaman umum Saba
Pittu/Sisakkalan.
UBA SIAGIAN malah meningkatkan usaha penanaman kebun karet di
pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan, dimana sebelumnya surat perjanjian damai
dibuat lahan pekuburan masih sebagian yang ditanami, akan tetapi sejak
perjanjian damai dibuat dan ditanda tangani kedua belah pihak, penanaman
pohon karet terus berlanjut oleh TUMPAK SIAGIAN, orang yang menanda
tangani surat perjanjian damai tersebut.
Perlu juga kami jelaskan disini bahwa Tumpak Siagian inilah yar.g memobilisasi
seluruh marga Siagian di Desa Sipagabu untuk menghalangi pesta pernikahan
BINDUR PANJAITAN dengan Boru HUTAPEA, yaitu putra Bapak Paian
Panjaitan/boru Tarihoran pada bulan September 2012. Karena itu maka Paian
Panjaitan mengadukan Tumpak Siagian/dkk ke Polres Toba Samosir di Porsea,
tetapi pihak Polres menganjurkan supaya berdamai dan akhirnya kedua belah
pihak berdamai dan dibuatlah surat perjanjian damai(fotocopy terlampir).
* Visi dan misi serikat paradaton "Borbor Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere"
sama sekali tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercinta ini. Akan tetapi
Visi dan Misi serikat adat kami "Borbor Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere"
tentu berbeda dengan paradaton marga Siagian yang dipimpin sang Raja
Penguasa diktator Uba Siagian. Kami katakan demikian karena karakter si
Pengetua Adat ini mirip paham komunis di jaman orde lama, antara lain :
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 18 dari 21 Halaman
- Menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan (orang yang meninggal
duniapun dilarang dikuburkan di pekuburan umum), supaya lahan
pemakaman ini dapat ditanami pohon karet.
- Memaksakan kehendak kepada orang lain (Raja Huta Uba Siagian memusuhi
orang yang melarangnya menanami pohon karet di pekuburan umum, barang
siapa yang melarangnya akan dikeluarkan dari lunggu paradcton yang
dipimpinnya).
- Memaksakan kehendak kepada orang lain (Raja Huta Uba Siagian memusuhi
orang yang melarangnya menanami pohon karet di pekuburan umum, barang
siapa yang melarangnya akan dikeluarkan dari lunggu paradaton yang
dipimpinnya).
Kami sipenggugat ketakutan sama karakter yang dimiliki si Raja Huta ini.
Mengingat Uba Siagian dan Tumpak Siagian asal-usulnya adalah dari keluarga
yang tidak bersih lingkungan, dimana orang tuanya 4 orang bersaudara ini
adalah tokoh PKI yang berpengaruh di jaman Orde lama. Yang kita takutkan
bahwa virus-virus ajaran komunis masih belum semua hilang dari otaknya,
maka kedua orang ini selalu membuat hal-hal yang tidak diinginkan masyarakat.
Sebagai kesimpulan disini terbanding (sipenggugat) membuat pernyataan,
antara lain :
1. Bahwa penggugat sama sekali tidak mau lahan pekuburan Saba
Pittu/Sisakkalan dijadikan kebun oelh pembanding (tergugat) dengan dalih
apapun.
2. Kami (penggugat/terbanding) sama sekali tidak mau bahwa jasad
keluarga/orang yang dikebumikan dipekuburan tersebut dijadikan
pembanding sebagai pupuk kompos untuk tanaman pohon karet si
pembanding.
3. Kami serikat paradaton "Borbor Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere" akan
tetap beraktifitas di Dusun Sigaol. Karena visi dan misi serikat adat kami
sama sekali tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Oleh karena itu melalui Kontra Memori Banding ini kami memohon dengan
hormat kepada majelis hakim tinggi yang memeriksa perkara perdata ini dapat
memperkuat/mengukuhkan keputusan Pengadilan Negeri Balige
No.36/Pdt.6/2016/PNBLG tertanggal 05 Oktober 2016. Dan sebelumnya
kami/penggugat/terbanding mengucapkan ribuan terima kasih kepada yang
terhormat Majelis Hakim Tinggi yang memeriksa/memutuskan perkara ini.
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 19 dari 21 Halaman
Menimbang, bahwa setelah membaca dan mempelajari dengan
seksama berkas perkara tersebut beserta surat-surat yang terlampir, salinan
resmi putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Blg.,
tangggal 5 Oktober 2016, Memori Banding dari Pembanding semula Tergugat I
dan II dan Kontra Memori Banding dari Terbanding semula Penggugat
Pengadilan Tinggi dapat menyetujui pertimbangan dan putusan Majelis Hakim
Tingkat Pertama dalam perkara tersebut sudah tepat dan benar dan diambil alih
sebagai pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri dalam memeriksa dan
memutus perkara ini;
Menimbang, bahwa oleh karena didalam keberatan Pembanding
semula Tergugat I dan II didalam memori bandingnya, serta Kontra Memori
Banding dari Terbanding semula Penggugat, tidak ada hal yang dapat
melemahkan atau membatalkan putusan Pengadilan Tingkat Pertama tersebut,
karena semuanya telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh Majelis
Hakim Tingkat Pertama, oleh karenanya Memori Banding dan Kontra Memori
Banding tersebut tidak dipertimbangkan lagi oleh Pengadilan Tinggi;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka
putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Blg, tanggal 5
Oktober 2016 beralasan hukum untuk dikuatkan;
Menimbang, bahwa oleh karena para Pembanding semula Tergugat I
dan II tetap berada dipihak yang kalah, maka harus dihukum membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat peradilan untuk tingkat banding ditetapkan
sebesar tersebut dalam diktum putusan ini ;
Mengingat Ketentuan pasal 283 Rbg dan Undang-Undang No.48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang
Peradilan Umum, dan Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan
lainnya;
MENGADILI:
1. Menerima permohonan banding dari Pembanding I, II semula Tergugat I, II
tersebut ;
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 20 dari 21 Halaman
2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Blg.,
tanggal 5 Oktober 2016 yang dimohonkan banding tersebut ;
3. Menghukum Pembanding semula Tergugat I, II untuk membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding
ditetapkan sejumlah Rp.150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari: SENIN, tanggal: 20 MARET 2017 oleh
kami: SABAR TARIGAN SIBERO, S.H, M.H sebagai Hakim Ketua Majelis,
ADI SUTRISNO, S.H, M.H dan DALIUN SAILAN, S.H, M.H masing-masing
sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua
Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 02/PDT/2017/PT Medan, tanggal: 10 Januari 2017, putusan tersebut diucapkan pada hari: JUMAT, tanggal: 31 MARET
2017 dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis
tersebut dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh HERMAN SEBAYANG, S.H. sebagai Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh para
pihak yang berperkara maupun oleh para kuasa hukumnya masing-masing ;
HAKIM ANGGOTA MAJELIS HAKIM KETUA MAJELIS
dto dto
1. ADI SUTRISNO, S.H, M.H SABAR TARIGAN SIBERO, S.H, M.H
dto
2. DALIUN SAILAN, S.H, M.H
PANITERA PENGGANTI
dto
HERMAN SEBAYANG, S.H. Perincian biaya perkara:
Meterai ---------------- : Rp 6.000,-
PENG
ADIL
AN T
INGGI S
UMAT
ERA
UTAR
A
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 21 dari 21 Halaman
Redaksi ---------------- : Rp 5.000,-
Pemberkasan ---------: Rp 139.000.-
Jumlah----------------- : Rp.150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah).