BAB II LANDASAN TEORITIS A. 1. Strategi Pembelajaran Afektif
Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
Transcript of Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
1/48
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF PADA ANAK SEKOLAH
DASAR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah
memberikan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah pengembangan PKn S.
alam menulis makalah diperlukan !ahasa "ndonesia yang baik dan benar serta
memerlukan sebuah ke#alidasian in$ormasi. Karena makalah itu sendiri akan menjadi sumber
ilmu dan rujukan banyak orang dalam menulis. %ntuk menjadi guru Sekolah asar &S' yang
pro$esional, penulis harus menguasi dasar-dasar pengetahuan baik pengetahuan pada materi
yang akan diajarkan maupun pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang tepat untuk
diterapkan berdasarkan karakteristik peserta didik, termasuk pula pada pengetahuan
pembentukkan sikap anak yang menjadi titik $okus penulis.
(ang akan menjadi titik $okus utama penulis dalam menyusun, meneliti, mengkaji,
serta memahami materi-meteri yang penulis persembahkan dalam makalah ini ialah mengenai
) Strategi Pembelajaran A$ekti$ Pada Anak Sekolah asar), meskipun di dalam penyusunan
makalah ini, penulis mengalami kesulitan-kesulitan yang cukup signi$ikan.
Salah satu tujuan penulis menyusun makalah ini ialah dalam rangka penyelesaian
tugas yang diberikan oleh dosen penulis. Penulis berharap bisa mendapatkan nilai terbaik dari
dosen penulis dalam penilaian makalah ini. Walaupun penulis menyadari masih terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan dan jauh dari kesempurnaan.
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih kepada "bu ra.Nina Nurhasanah.*.pd,
selaku dosen Pengembangan PKn S yang telah membina serta mendidik penulis selama satu
semester ini sehingga penulis termoti#asi untuk mengenyam pendidikan secara matang. an
terimakasih pula kepada orangtua penulis yang telah memoti#asi dan membiayai penulis
dalam penyusunan makalah ini.
+akarta, +uni //
Penulis
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
2/48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
alam %ndang-undang No. Tahun 0 Pasal 0 dijelaskan bah1a Pendidikan Nasional
ber$ungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk 1atak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi anak didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertak1a kepada Tuhan (*2,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreati$, mandiri, menjadi 1arga Negara yang
demokratis serta bertanggung ja1ab.
!elajar adalah suatu proses dimana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman &3agne, /45'.
!elajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.&*argaret 3redler, terj *unandar, /445'
*.Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
ari de$inisi yang dikemukakan oleh pakar pendidikan, dapat ditarik kesimpulan
mengenai de$inisi belajar. !elajar ialah sebuah proses yang kompleks dari kegiatan ber$ikir
dan merasakan yang terjadi di dalam interaksi indi#idu dengan lingkungan $isik dan
lingkungan sosialnya yang hasil belajar tersebut mampu menambah6 merubah perilaku
pembelajar dalam bentuk kogniti$, a$ekti$, maupun psykomotoriknya yang berlangsung
cukup lama dan bersi$at progress. Apabila di dalam proses belajar tidak mendapatkan
peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bah1a orang tersebut
mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
ari rumusan pendidikan nasional dan de$inisi belajar di atas, sudah jelas bah1a belajar
merupakan suatu kegiatan direncanakan yang kompleks dengan tujuan meningkatkan kualitas
dan kuantitas tingkah laku manusia dalam bentuk kogniti$, a$ekti$, dan psykomotoriknya.
Namun sangat disayangkan, pada kenyataannya pendidikan yang berlangsung di "ndonesia
hanya menitikberatkan pada peningkatan kualitas kogniti$nya saja dan mengabaikan kualitas
pembentukkan kemampuan a$ekti$ serta psykomotor si pembelajar.
engan demikian, tidaklah lengkap manakala dalam strategi pembelajaran tidak
membahas strategi pembelajaran yang berhubungan dengan pembentukkan sikap dan nilai.
Ada orang beranggapan bah1a sikap bukan untuk diajarkan, seperti halnya matematika,
$isika, ilmu sosial, dan lain sebagainya, akan tetapi sikap untuk dibentuk. 7leh karena itu,
yang lebih tepat untuk bidang a$ekti$ bukanlah istilahpengajaran, namunpendidikan. Karena
strategi pembelajaran yang dibicarakan dalam makalah ini diarahkan untuk mencapai tujuan
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
3/48
pendidikan yang bukan hanya dimensi kogniti$ tetapi juga dimensi lainnya, yaitu sikap dan
ketrampilan melalui proses pembelajaran yang menekankan kepada akti#itas sis1a sebagai
subjek belajar, maka selanjutnya penulis menggunakan istilah strategi pembelajaran a$ekti$.
Pada pengajaran a$ekti$ sangat sulit diukur karena masalah a$ekti$ ini bersi$at keji1aan.
Pembelajaran a$ekti$ ini perlu dilakukan pada bidang studi PKn karena dalam setiap materi
pelajaran memiliki nilai yang harus ditanamkan pada sis1a yaitu nilai-nilai moral.
Penerapan pembelajaran a$ekti$ dilaksanakan sesuai dengan materi dan target nilai yang
akan ditanamkan kepada sis1a. *elalui pembelajaran a$ekti$ sis1a dibina kesadaran
emosionalnya melalui cara kritis rasional, melalui klari$ikasi dan mampu menguji kebenaran,
kebaikan keadilan, kelayakan dan ketepatan.
Pembelajaran a$ekti$ pada mata pelajaran PKn dapat dilaksanakan oleh seorang guru
dengan menggunakan metode percontohan dan pengaplikasian materi pembelajaran melalui
learning by doing. Penerapan pembelajaran a$ekti$ akan berhasil baik apabila ada
keterbukaan dan kesediaan atau kesiapan para sis1a dalam memberikan tanggapan setiap
stimulus yang diberikan guru. *elalui metode stimulus ini sis1a akan menemukan jati
dirinya sehingga guru dapat memahami potret diri sis1a itu sendiri.
7leh karena itu, maka tugas utama guru adalah menjelajahi jenis ragam dan tigkat
kesadaran nilai-nilai yang ada dalam diri sis1a melalui berbagai indikator, meluruskan nilai
yang kurang baik dan menangkal masuknya nilai yang nai$ dan negati$, membina,
mengembangkan dan meningkatkan nilai yang ada dalam diri sis1a baik kualitati$ maupun
kuantitati$, menanamkan nilai-nilai baru.
B. Pengertan Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$
I. Pengertan Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$ se%ara Te&rts
Pandangan para ahli mengenai pembelajaran a$ekti$8
a. *enurut *c Paul, pembentukan moral tidak sama dengan pengembangan kogniti$ yang
rasional, pembelajaran moral sis1a adalah pembentukan kepribadian, bukan pengembangan
intelektual.b. *enurut Kohlberg moral manusia berkembang melalui tiga tingkat, dan setiap tingkat terdiri
dari &dua' tahap.
c. *enurut 9okeach &/4:', nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau
perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bah1a sikap
mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesi$ik atau situasi,
sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.
d. *enurut Tyler &/4;08;', nilai adalah suatu objek, akti#itas, atau ide yang dinyatakan oleh
indi#idu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bah1a
manusia belajar menilai suatu objek, akti#itas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
4/48
penting minat, sikap, dan kepuasan. 7leh karenanya satuan pendidikan harus membantu
peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signi$ikan bagi peserta
didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positi$ terhadap
masyarakat.
e. *enurut +ohn e1ey dan +ean Peaget, berpendapat bah1a perkembangan manusia terjadi
sebagai proses 9estrukturisasi kogniti$ yang berlangsung serta berangsur-angsur menurut
aturan tertentu.
$. *enurut ' sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk
merespon secara positi$ atau negati$ terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap
peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran.
g. *enurut ooglas 3raham &3olu'. Nilai tidak bisa diajarkan tetapi diketahui dari
penampilannya.
Pengembangan dominant e$ekti$ pada nilai tidak bisa dipisahkan dari aspek kogniti$ dan
psikomotorik, masalah nilai adalah masalah emosional dank arena itu dapat berubah,
berkembang, sehingga bisa dibina, perkembangan nilai-nilai atau moral tidak akan terjadi
sekaligus tetapi melalui tahap-tahap.
II. II. Pengertan Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$ se%ara E'(kat$
!erdasarkan de$inisi yang dipaparkan oleh para ahli bah1a strategi pembelajaran
a$ekti$ ialah suatu teknik dan metode mengajar seorang guru dalam proses pembelajaran agar
sis1a-sis1inya mampu menyerap, menga$likasikan dan mengamalkan ilmu dan materi
pembelajaran yang mencakup 1atak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
!eberapa pakar mengatakan bah1a sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila
seseorang telah memiliki kekuasaan kogniti$ tingkat tinggi.
Pembelajaran a$ekti$ ini dapat diterapkan pada sis1a sekolah dasar dengan proses
pembentukkan sikap yang meliputi pola pembiasaan, modeling. *elalui model strategi
pembelajaran sikap yang meliputi model konsiderasi, model pengembangan kogniti$, dan
teknik mengklari$ikasi nilai.
). Per(!(san Masalah
/. Apakah strategi pembelajaran a$ekti$ itu?
. Apakah ada hubungan antara pembelajaran a$ekti$, kogniti$ dan psikomotorik?
0. Apa kegunaan mempelajari strategi pembelajaran A$ekti$?
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
5/48
D. T(#(an Pen*(s(nan Makalah
/. %ntuk mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran-pembelajaran a$ekti$.
. %ntuk mengetahui @akikat pendidikan, nilai dan sikap.
0. Agar mengetahui proses pembentukan sikap.
5. Agar mengetahui model strategi pembelajaran sikap.
>. Agar dapat menerapkannya dalam proses pendidikan.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
6/48
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
7/48
benar dan salah, indah dan buruk, dsb, sehingga standar itu yang akan me1arnai seseorang.
engan demikian, pendidikan nilai pada dasarnya proses penanaman nilai kepada peserta
didik yang diharapkan sehingga sis1a dapat berperilaku sesuai dengan pandangan yang
dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
2mpat $aktor yang merupakan dasar kepatuhan seseorang terhadap nilai tertentu menurut
ouglas 3raham &3ulo, ', yaitu8
/. Normati#ist ialah kepatuhan pada norma-norma hukum.
. "ntegralist ialah kepatuhan yang didasarkan pada kesadaran dengan pertimbangan-
pertimbangan yang rasional.
0.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
8/48
menganggap nilai agama adalah di atas segalanya, maka nilai-nilai yang lain akan bergantung
pada nilai agama tersebut. engan demikian sikap seseorang sangat bergantung pada sistem
nilai yang dianggapnya paling benar, dan kemudian sikap itu akan mengendalikan perilaku
orang tersebut.
Komitmen seseorang terhadap suatu nilai tertentu terjadi melalui pembentukan sikap
yakni kecenderungan seseorang terhadap suatu objek, misalnya jika seseorang berhadapan
dengan sesuatu objek, dia akan menunjukan gejala senang atau tidak senang, suka atau tidak
suka. 3oul &>' menyimpulkan tentang nilai tersebut 8
/. Nilai tidak bisa diajarkan tetapi diketahui dari penampilannya.
. Pengembangan dominant e$ekti$ pada nilai tidak bisa dipisahkan dari aspek kogniti$ dan
psikomotorik.
0. *asalah nilai adalah masalah emosional dan karena itu dapat berubah, berkembang,
sehingga bisa dibina.
5. Perkembangan nilai atau moral tidak akan terjadi sekaligus, tetapi melalui tahap tertentu.
Sikap merupakan suatu kemampuan internal yang berperan sekali dalam mengambil
tindakan &action), lebih-lebih apabila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak atau
tersedia beberapa alternati$ &Winkel, 5'.
Pernyataan senang atau tidak senang seseorang terhadap suatu objek yang dihadapinya,
akan dipengaruhi oleh tingkat pemahamannya &aspek kogniti$' terhadap objek tersebut. 7leh
karena itu, tingkat penalaran &kogniti$' terhadap suatu objek dan kemampuan untuk bertindak
terhadapnya &psikomotoriknya' turut menentukan sikap seseorang terhadap objek yang
bersangkutan.
*isalnya, sis1a dapat memberikan penjelasan dari berbagai sudut bah1a mencuri itu
tidak baik dan dilarang oleh norma apapun & aspek kogniti$ '. !erdasarkan pengetahuannya
itu ia tidak suka melakukannya &aspek a$ekti$'B akan tetapi sikap negati$ terhadap perbuatan
mencuri baru bisa kita lihat dari tindakan nyata 1alaupun ada kesempatan untuk mencuri ia
tidak melakukannya. an, penilaian terhadap sikap negati$ dari mencuri itu lebih meyakinkan
bah1a perbuatan mencuri memang tidak pernah ia lakukan 1alaupun banyak kesempatan
untuk melakukannya.
B. Pr&ses Pe!"ent(kkan Ska+
I. I. P&la Pe!"asaan
Apakah sikap bisa dibentuk? Perhatikan percobaan yang dilakukan oleh seorang
psikolog terkenal bernama Watson.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
9/48
Pada suatu hari Watson melihat anak yang senang dengan tikus berbulu putih.
Kemana pun anak itu pergi, ia selalu memba1a tikus putih yang disenanginya. Watson ingin
mengubah sikap senang terhadap tikus tersebut menjadi benci. *aka ketika si anak hendak
memegang tikus berbulu putih itu, Watson memberi kejutan dengan suara keras hingga anak
tersebut terkejut. Terus-menerus hal tersebut dilakukan. Ketika anak mendekati dan hendak
memba1a tikus itu, dimunculkan suara kerasB anak semakin terkejut dan lama-kelamaan anak
benar-benar menjadi takut dengan tikus putih peliharaannya. +angankan mau memba1a atau
memegangnya, melihat saja ia menangis dan ketakutan. *engapa anak berubah sikap positi$
terhadap tikus putih menjadi sikap negati$? @al ini disebabkan kebiasaan & conditioning). Cara
belajar sikap demikian menjadi dasar penanaman sikap tertentu terhadap suatu objek.
alam proses pembelajaran di sekolah, baik secara disadari maupun tidak disadari,
guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada sis1a melalui proses pembiasaan. *isalnya,
sis1a sering kali menerima perlakuan tidak mengenakan dari gurunya, seperti perilaku
mengejek6 kekerasan6 perilaku yang menyinggung perasaan anak, maka lama-kelamaan akan
timbul rasa benci dari anak tersebut. Perlahan-lahan anak akan mengalihkan sikap negati$ itu
bukan hanya pada gurunya sendiri, melainkan pada bidang studi yang diajarkannya. %ntuk
mengembalikan sikap positi$ bukanlah pekerjaan yang mudah.
!elajar membentuk sikap melalui pembiasaan itu juga dilakukan oleh Skinner melalui
teorinya operant conditioning. Proses pembentukkan sikap melalui pembiasaan yang
dilakukan Watson berbeda dengan proses pembiasaan sikap yang dilakukan Skinner.
Pembentukkan sikap yang dilakukan Skinner menekankan pada proses peneguhan respon
anak. Setiap kali anak menunjukkan prestasi yang baik diberikan penguatan (reinforcement)
dengan cara memberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan. Dama-kelamaan anak
berusaha meningkatkan sikap positi$nya.
II. M&'elng
Pembelajaran sikap seseorang dapat juga dilakukan melalui proses modeling, yaitu
pembentukkan sikap melalui proses asimilasi atau proses mencontoh.
Salah satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang ialah keinginannya untuk
meniru (imitasi). @al yang ditiru adalah perilaku-perilaku yang diperagakan atau
didemonstrasikan oleh orang yang menjadi idolanya. Prinsip peniruan ini yang dimaksud
modeling. Modeling ialah proses peniruan anak terhadap orang lain yang menjadi idolanya
atau yang dihormatinya.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
10/48
Pemodelan biasanya dimulai dari perasaan kagum. Anak kagum terhadap kepintaran
orang lain, misalnya terhadap guru yang dianggapnya bisa melakukan segala sesuatu yang
tidak bisa dilakukannya. Secara perlahan perasaan kagum akan memengaruhi emosinya dan
secara perlahan anak tersebut akan meniru perilaku yang dilakukan oleh idolanya. *isalnya,
jika idolanya &guru atau siapa saja' menunjukkan perilaku tertentu terhadap suatu objek,
maka anak akan cendrung berperilaku sama seperti apa yang dilakukan idolanya. +ika
idolanya begitu perduli terhadap kebersihan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya,
memungut sampah yang berserakkan, maka anak juga akan berperilaku seperti apa yang
dilakukan oleh idolanya terhadap lingkungannyaB jika anak mengagumi gurunya karena
kecantikkan gurunya maka anak akan berperilaku seperti gurunya.
Proses penanaman sikap anak terhadap sesuatu objek melalui proses modelingpada
mulanya dilakukan secara mencontoh. Namun anak perlu diberi pemahaman mengapa hal
tersebut dilakukan. *isalnya, guru perlu menjelaskan mengapa kita harus menjaga
kebersihan lingkungan. an dampak yang terjadi apabila kita tidak menjaga lingkungan.
Proses pemahaman ini diperlukan agar sikap yang muncul benar-benar didasari oleh suatu
keyakinan kebenaran sebagai suatu nilai.
BAB III
PEMBAHASAN
A. M&'el Strateg Pe!"ela#aran Ska+
Setiap strategi sikap pada umumnya menghadapkan sis1a pada situasi yang mengandung
kon$lik atau situasi yang problematis. *elalui situasi ini sis1a diharapkan dapat mengambil
keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik. i ba1ah ini disajikan beberapa model
strategi pembelajaran pembentukkan sikap.
I. M&'el K&ns'eras
*odel konsiderasi dikembangkan oleh *C.Paul, seorang humanis. Paul menganggap
bah1a pembentukan moral tidak sama dengan pengembangan kognisi yang rasional.
Pembelajaran moral sis1a menurutnya adalah pembentukan kepribadian bukan
pengembangan intelektual. *anusia seringkali bersi$at egoistis, lebih memperhatikan,
mementingkan, dan sibuk mengurusi dirinya sendiri. Kebutuhan yang $undamental pada
manusia adalah bergaul secara harmonis dengan orang lain, saling memberi dan saling
menerima dengan penuh cinta dan kasih sayang. 7leh sebab itu, model ini menekankan
kepada strategi pembelajaran yang dapat membentuk kepribadian. Tujuannya adalah agar
sis1a menjadi manusia yang memiliki kepedulian terhadap orang lain sehingga mereka dapat
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
11/48
bergaul, bekerja sama, hidup secara harmonis dengan orang lain, dan dapat merasakan apa
yang dirasakan orang lain (tepo saliro).
Atas dasar asumsi di atas, guru hasrus menjadi model di dalam kelas dalam
memperlakukan sis1a dengan hormat, menjauhi sikap otoriter. 3uru perlu menciptakan
kebersamaan, saling membantu, saling menghargai, dsb.
"mplementasi model konsiderasi dapat dilaksanakan melalui tahap-tahap
pembelajaran sebagai berikut8
/. *enghadapkan sis1a pada situasi yang mengandung masalah6 kon$lik yang sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Ciptakan situasi )seandainya sis1a ada dalam masalah
tersebut).
. *enyuruh sis1a untuk menganalisis sesuatu masalah dengan melihat bukan hanya yang
tampak tetapi juga menganalisis permasalahan yang tersirat, misalnya perasaan, kebutuhan,
dan kepentingan orang lain.0. *enyuruh sis1a untuk menuliskan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapi. @al
ini dimaksudkan agar sis1a dapat menelaah perasaannya sendiri sebelum mendengar respons
orang lain untuk dibandingkan.
5. *engajak sis1a untuk menganalisis respons orang lain serta membuat kategori dari setiap
respons yang diberikan sis1a.
>. *endorong sis1a untuk merumuskan akibat atau konsekuensi dari setiap tindakan yang
diusulkan sis1a. alam tahapan ini sis1a diajak berpikir tentang segala kemungkinan yang
akan timbul sehubungan dengan tindakannya. 3uru juga perlu menjaga agar sis1a dapat
menjelaskan argumentasinya secara terbuka serta dapat saling menghargai pendapat orang
lain. iupayakan agar perbedaan pendapat tumbuh dengan baik sesuai dengan titik pandang
yang berbeda.
:. *engajak sis1a untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk
menambah 1a1asan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
;. *endorong sis1a agar merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan
pilihannya berdasarkan pertimbangannya sendiri. 3uru hendaknya tidak menilai benar atau
salah atas pilihan sis1a. (ang diperlukan adalah guru dapat membimbing mereka
menentukan pilihan yang lebih matang sesuai dengan pertimbangannya sendiri.
II. II. M&'el Penge!"angan K&gnt$
*odel pengembangan kogniti$ (the cognitive development model)dikembangkan oleh
Da1rence Kohlberg. *odel ini banyak diilhami oleh pemikiran +ohn e1ey dan +ean Piaget
yang berpendapat bah1a perkembangan manusia terjadi sebagai proses dari restrukturisasi
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
12/48
kognitif yang berlangsung secara berangsur-angsur menurut urutan tertentu. *enurut
Kolhberg, moral manusia itu berkembang melalui 0 tingkat dan setiap tingkat terdiri dari
tahap
a. Tingkat Prakonvensional
Pada tingkat ini setiap indi#idu memandang moral berdasarkan kepentingannya sendiri,
artinya pertimbangan moral didasarkan pada pandangan secara indi#idual tanpa
menghiraukan rumusan dan aturan yang dibuat oleh masyarakat, terdiri dari dua tahap8
Taha+ ,. Orentas h(k(!an 'an ke+at(han.
Artinya anak hanya berpikir bah1a perilaku yang benar itu adalah perilaku yang tidak
akan mengakibatkan hukuman,dengan demikian setiap peraturan harus dipatuhi agar tidak
menimbulkan konsekuensi negati#e.
Taha+ -. Orentas nstr(!entalrelat$. Pada tahap ini perilaku anak didasarkan pada perilaku adil, berdasarkan aturan
permainan yang telah disepakati. ikatakan adil apabila orang membalas perilaku kita yang
dianggap baik. engan demikian perilaku tersebut didasarkan kepada saling tolong menolong
dan saling memberi.
b. Tingkat Konvensional
Pada tahap ini anak mendekati masalah didasarkan pada hubungan indi#idu-masyarakat.
Kesadaran dalam diri anak mulai tumbuh bah1a perilaku itu harus sesuai dengan norma-
norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. engan demikian, pemecahan masalah bukan
hanya didasarkan kepada rasa keadilan belaka, akan tetapi apakah pemecahan masalah itu
sesuai dengan norma masyarakat atau tidak. Pada tingkat kon#ensional itu mempunyai
tahap sebagai kelanjutan dari tahap yang ada pada tingkat prakon#ensional, yaitu tahap
keselarasan interpersonal serta tahap sistem sosial dan kata hati.
Taha+ /. Keselarasan Inter+ers&nal
Pada tahap ini ditandai dengan perilaku yang ditampilkan indi#idu didorong oleh
keinginan untuk memenuhi harapan orang lain. Kesadaran indi#idu mulai tumbuh bah1a adaorang lain di luar dirinya untuk berperilaku sesuai dengan harapannya. Artinya, anak sadar
bah1a ada hubungan antara dirinya dengan oranglain. an hubungan itu tidak boleh dirusak.
Taha+ 0. Sste! S&sal 'an Kata Hat
Pada tahap ini, perilaku indi#idu bukan didasarkan pada dorongan untuk memenuhi
harapan orang lain yang dihormatinya, akan tetapi didasarkan apda tuntutan dan harapan
mayarakat. @al ini berarti telah terjadi pergeseran dari kesadaran indi#idu kepada kesadaran
sosial. Artinya, anak sudah menerima adanya sistem sosial yang mengatur perilaku indi#idu.
c. Tingkat Postkonvensional
Taha+ 1. K&ntrak S&sal
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
13/48
Pada tahap ini, perilaku indi#idu didasarkan pada kebenaran-kebenaran yang diakui oleh
masyarakat. Kesadaran indi#idu untuk berperilaku tumbuh karena kesadaran untuk
menerapkan prinsip-prinsip sosial. engan demikian, ke1ajiban moral dipandang sebagai
kontrak sosial yang harus dipatuhi bukan sekedar pemenuhan sistem nilai.
Taha+ 2. Prns+ Ets *ang Un3ersal
Pada tahap terakhir, perilaku manusia didasarkan pada prinsip-prinsip uni#ersal. Segala
macam tindakan bukan hanya didasarkan sebagai kontrak sosial yang harus dipatuhi, akan
tetapi didasarkan pada suatu ke1ajiban sebagai manusia. Setiap indi#idu 1ajib menolong
orang lain, apakah orang itu sebagai orang yang kita benci ataupun tidak, apakah orang itu
sebagai orang yang kita cintai atau pun tidak. Pertolongan yang diberikan bukan didasarkan
pada alsan yang subjekti$ melainkan didasarkan pada kesadaran yang bersi$at uni#ersal.
Sesuai dengan prinsip bah1a moral terjadi secara bertahap, maka strategi pembelajaran
model Kohlberg diarahkan untuk membantu agar perkembangan moral setiap indi#idu
meningkat.
III. Teknk Mengklar$kas Nla 45)T6
Teknik mengklari$ikasi nilai (value clarification technique) atau sering disingkat ECT
dapat diartikan sebagai teknik pengajaran untuk membantu sis1a dalam mencari dan
menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui
proses menganalisis nilai yang sudag ada dan tertanam dalam diri sis1a. Kelemahan yang sering kali terjadi dalam proses pembelajaran nilai atau sikap adalah
proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru, artinya guru menanamkan
langsung nilai-nilai yang dianggapnya baik tanpa memerhatikan nilai yang sudah tertanam
dalam diri sis1a. Akibatnya, sering terjadi benturan atau kon$lik dalam diri sis1a karena
ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah terbentuk dengan nilai baru yang ditanamkan
oleh guru. Sis1a sering mengalami kesulitan dalam menyelaraskan nilai lama dengan nilai
baru.
Salah satu karakteristik ECT sebagai model dalam strategi pembelajaran sikap adalah
proses penanaman nilai dilakukan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada
sebelumnya dalam diri sis1a kemudian menyelaraskannya dengan nilai-nilai baru yang
hendak ditanamkan. ECT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran moral bertujuan8
a. %ntuk mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran sis1a tentang suatu nilai.
b. *embina kesadaran sis1a tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik tingkatannya maupun
si$atnya &positi$ dan negati$nya' untuk dibina kearah peningkatan dan pembetulannya.
c. %ntuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada sis1a melalui cara yang rasional dan diterima
sis1a, sehingga pada akhirnya nilai tersebut akan menjadi milik sis1a.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
14/48
d. *elatih sis1a bagaimana cara menilai, menerima, serta mengambil keputusan terhadap suatu
persoalan dalam hubungannya dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.
+ohn +arolimek &/4;5' menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode ECT
dalam ; tahap yang dibagi ke dalam 0 tingkat. Setiap tahapan dijelaskan di ba1ah ini8
,. Ke"e"asan !e!lhPada tingkat ini terdapat tahap, yaitu!
a. *emilih secara bebas, artinya kesempatan untuk menentukan pilihan yang menurutnya baik.
Nilai yang dipaksakan tidak akan menjadi miliknya secara penuh.
b. *emilih dari beberapa alternati$, artinya untuk menentukan pilihan dari beberapa alternati$
pilihan secara bebas.
c. *emilih setelah dilakukan analisis pertimbangan, konsekuensi yang akan timbul sebagai
akibat pilihannya.
-. Mengharga
Pada tingkat ini terdiri atas " tahap pembelajaran, yaitu!a. Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, sehingga nilai
tersebut akan menjadi bagian integral dari dirinya.
b. *enegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya di depan umum.
Artinya, bila kita menganggap nilai itu suatu pilihan, maka kita akan berani dengan penuh
kesadaran untuk menunjukkan di depan oranglain.
/. Ber"(at
Pada tingkat ini terdiri atas " tahapan, yaitu!
a. Kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya.
b. *engulangi perilaku sesuai dengan nilai pilihannya. Artinya, nilai yang menjadi pilihannya
harus tercemin dalam kehidupan sehari-harinya.
ECT menekankan bagaimana sebenarnya seseorang membangun nilai yang menurut
anggapannya baik, yang pada gilirannya nilai-nilai tersebut akan me1arnai perilakunya
dalam kehidupan bermasyarakat. alam praktik pembelajaran, ECT dikembangkan melalui
proses dialog antara guru dengan sis1a. Proses tersebut hendaknya dalam suasana santai dan
terbuka, sehingga setiap sis1a dapat mengungkapkan secara bebas perasaannya. !eberapa hal
yang harus diperhatikan guru dalam mengimplementasikan ECT melalui proses dialog8
# @indari penyampaian pesan melalui proses pemberian nasihat, yaitu memberikan pesan-pesan
moral yang dianggap guru baik.
# +angan memaksa sis1a untuk memberi respons tertentu apabila sis1a tidak menghendakinya.
# %sahakan dialog dilaksanakan secara bebas dan terbuka, sehingga sis1a akan mengungkapkan
perasaannya secara jujur dan apa adanya.
# ialog dilaksanakan kepada indi#idu, bukan kepada kelompok kelas.
# @indari respons yang menyebabkan sis1a terpojok, sehingga ia menjadi de$ensi$.
# Tidak mendesak sis1a pada pendirian tertentu.
# +angan mengorek alasan sis1a lebih mendalam.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
15/48
*odel ECT dalam penerapannya terbagi atas empat macam, yaitu8
/. *odel ECT dengan teknik percontohan, diterapkan melaui cerita dari rekayasa guru.
. *odel ECT dengan teknik analisis nilai, diberikan melalui teknik reportase, analisis nilai,
cerita tidak selesai.
0. *odel ECT yang diterapkan melalui da$tar matrik seperti da$tar baik buruk, skala bertingkat.5. *odel ECT yang diterapkan melalui bermain peran6 permainan yang diperagakan di depan
kelas &Adnan,/44:8;>'.
B. Kekelr(an Pen''kan 'ala! Pe!"ang(nan Ska+ Anak
Strategi Pembelajaran A$ekti$ atau strategi pembelajaran yang ber$ungsi membangun dan
membentuk sikap anak mereka siap dalam menghadapi =aman yang kian berubah dalam
segala aspek terutama perubahan, pergeseran, maupun pengikisan moral anak bangsa.
Agama dan PKn merupakan mata pelajaran ujung tombak dalam pembentukkan moralanak. Namun sangat disayangkan pembelajaran Agama dan PKn, khususnya pembelajaran
PKn yang terjadi di bangku Sekolah asar, hanya menitikberatkan kompetensi anak dalam
segi kogniti$nya saja. Pencapaian pembelajaran Agama dan PKn yang terjadi di S saat ini
barulah tercapai pada tara$ learning to know. *enurut pengamatan saya, dalam pembelajaran
PKn keberhasilan tujuan belajar masih pada tara$ C. Tujuan belajar baru tercapai pada tara$
mengetahui isi6konten dari materi pembelajaran tersebut. an sekolah-sekolah dasar di
negara ini menge#aluasi pembelajaran PKn dengan cara yang keliru menurut saya, mereka
memberikan test pilihan ganda dari keseluruhan materi pembelajaran yang
penge#aluasiannya terjadi secara kogniti$ yakni mengha$al. Padahal pembelajaran PKn ini
menurut saya merupakan pembelajaran yang si$atnya membangun nilai-nilai ataupun sikap-
sikap untuk peserta didik, maka strategi pembelajaran yang terjadi harus memperhatikan
kemampuan kogniti$ dan psikomotorik anak tetapi juga harus memperhatikan kemampuan
a$eksi anak.
PKn menekankan pada nilai moral dan norma. PKn dinilai sangat penting untuk
mengarahkan sis1a menuju sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Salah satu hal yang sangat berpengaruh adalah kemampuan guru dalam
mengembangkan strategi belajar mengajar melalui ketrampilan menggunakan beberapa
merode yang dapat merangsang sis1a untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar
yang dikehendaki &*ujiono,/4485'.
*enurut pendapat saya, dalam pembelajaran PKn diperlukan rentetan-rentetan ino#asi
strategi pembelajaran. Strategi belajar mengajar PKn di S, selalu didominasi oleh metode
ceramah, tanya ja1ab. Keduanya kadang-kadang disertai dengan membaca buku teks.
Akibatnya sangat sulit untuk pengaktualisasian sikap dan perilaku-perilaku moral
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
16/48
sebagaimana yang diharapkan. Kekurangan ini lebih diperburuk lagi dengan sarana buku teks
yang lebih menekankan kepada aspek mengingat pada penilaian dibanding dengan aspek
sikap dan perilaku. isamping kemampuan guru dalam mengembangkan model strategi
belajar mengajar yang mampu merangsang sikap dan perilaku sis1a, juga dituntut
kemampuan guru dalam menampilkan materi seobjekti$ mungkin yang juga memerlukan
teknik penyampaian tersendiri sehingga dapat merangsang sikap positi$ sis1a terhadap materi
pembelajaran.
%ntuk itu, keterampilan guru menggunakan beberapa model, teknik, ataupun metode
pembelajaran yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan atau menampilkan sikap
sis1a adalah sangat penting dimiliki oleh seorang guru PKn. Seperti yang telah kita bahas
sebelumnya, #$% (#alue $larification %echnique) merupakan suatu model pengklari$ikasian
sikap yang sesuai dengan tuntutan perkembangan pembelajaran PKn masa sekarang. Titik
berat bidang studi PKn terletak pada pengaplikasian nilai-nilai moral sis1a. 7leh karena itu,
guru harus memberdayakan ketrampilan menggunakan #ariasi model beberapa metode
belajar mengajar yang dapat mengungkapkan sikap dan perilaku moral sis1a. Selama ini,
penekanan pembelajaran bidang studi PKn terletak pada aspek kogniti$ dengan metode
ceramah yang terkesan tidak memberikan peluang bagi sis1a dalam melakukan pilihan-
pilihan moral dan keputusan moral atau sikap dan perilaku tertentu &Suryane$, /8-0'.
ECT merupakan model yang dapat mengungkapkan sikap sis1a yang berhubungan
dengan kemasyarakatan dan kenegaraan. engan demikian, tugas guru dalam mengajarkan
PKn cukup kompleks. i satu sisi, guru berperan sebagai pengajar) atau trans$ormator)
dari nilai-nilai pancasila, dan di sisi lain guru adalah )$asilitator) dan model bagi sis1a untuk
melatih merekan ber$ikir kritis dan memutuskan sendiri pilihan moral atau perilaku apa yang
harus diambil dalam situasi tertentu &Suryane$,8>'.
). Ken'ala Dala! Pe!"ela#aran A$ekt$
i samping aspek pembentukkan kemampuan intelektual untuk membentuk kecerdasan
peserta didik dan pembentukkan keterampilan untuk mengembangkan kompetensi agar
peserta didik memiliki kemampuan motorik, maka pembentukkan sikap peserta didik
merupakan aspek yang tidak kalah pentingnya. Proses pendidikan bukan hanya membentuk
kecerdasan dan6atau memberikan ketrampilan tertentu saja, akan tetapi juga membentuk dan
mengembangkan sikap agar anak berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Namun demikian, dalam pendidikan di sekolah proses pembelajaran sikap
kadang-kadang terabaikan. @al ini disebabkan proses pembelajaran sikap kadang-kadang
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
17/48
terabaikan. @al ini disebabkan proses pembentukkan dan pembelajaran akhlak memiliki
beberapa kesulitan.
Pertama, selama ini proses pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku cenderung
diarahkan untuk pembentukkan intelektual. engan demikian, keberhasilan proses
pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah ditentukkan oleh kriteria kemampuan
intelektual &kemampuan kogniti$'. Akibatnya, upaya yang dilakukan setiap guru diarahkan
kepada bagaimana agar anak dapat menguasai sejumlah pengetahuan sesuai dengan standart
isi kurikulum yang berlaku, oleh karena kemampuan intelektual identik dengan penguasaan
materi pelajaran. @al ini dapat dilihat dari berbagai macam bentuk e#aluasi yang dilakukan
baik e#aluasi tingkat sekolah, tingkat 1ilayah, maupun e#aluasi nasional diarahkan pada
kemampuan anak menguasai materi pelajaran. Pendidikan agama atau pendidikan PKn
misalnya yang semestinya diarahkan untuk pembentukkan sikap dan moral, oleh karena
keberhasilannya diukur dari kemampuan intelektual, maka e#aluasinya pun lebih banyak
mengukur kemampuan penguasaan materi pelajaran dalam bentuk kogniti$.
&edua, sulitnya melakukan control karena banyak $aktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan sikap seseorang. Pengembangan kemampuan sikap baik melalui proses
pembiasaan maupun modeling bukan hanya ditentukan oleh $aktor guru, akan tetapi juga
$aktor-$aktor lain terutama $actor lingkungan. Artinya, 1alaupun di sekolah, guru berusaha
memberikan contoh yang baik, akan tetapi manakala tidak didukung oelh lingkungan anak
baik lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat, maka pembentukkan sikap akan
sulit dilaksanakan. *isalnya, ketika anak diajarkan tentang keharusan bersikap jujur dan
disiplin, maka sikap tersebut sulit diinternalisasi manakala lingkungan luar sekolah anak
banyak melihat perilaku-perilaku ketidakjujuran dan ketidakdisiplinan. Walaupun guru di
sekolah begitu keras menekankan pentingnya sikap tertib berlalu lintas, maka sikap tersebut
akan sulit diadopsi oleh anak manakala ia melihat banyak pelanggaran rambu lalu lintas yang
terjadi di jalan. emikian juga, 1alaupun di sekolah guru-guru menekankan pentingnya
berkata dan berperilaku sopan disertai contoh perilaku guru, akan tetapi sikap itu akan sulit
diterima oleh anak manakala di luar sekolah begitu banyak manusia yang berkata kasar dan
tidak sopan, tertutama $actor didikan keluarga yang tidak mendukung dan tidak selaras
dengan #isi dan misi sekolah untuk membentuk moral anak. Pembentukkan sikap memang
memerlukan upaya dari semua pihak, baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan
masyarakat.
&etiga,pengaruh kemajuan teknologi, khususnya teknologi in$ormasi yang menyuguhkan
aneka pilihan program acara, berdampak pada pembentukkan karakter anak. Tidak bisa kita
pungkiri, program-program tele#isi, misalnya penayangan program acara produksi luar yang
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
18/48
memiliki latar budaya yang berbeda, kebutuhan pendidikan yang berbeda, dan ditonton oleh
anak-anak, sangat berpengaruh dalam pembentukkan sikap dan mental anak. Secara perlahan
tapi pasti budaya asing yang belum tentu cocok dengan budaya local merembes dalam setiap
relung kehidupan, menggeser nilai-nilai local sebagai nilai luhur yang mestinya
ditumbuhkembangkan, sehingga pada akhirnya membentuk karakter baru yang mungkin
tidak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat yang berlaku. Contohnya, secara perlahan
tapi pasti telah terjadi perubahan pandangan anak remaja kita terhadap nilai-nilai kesopanan,
nilai-nilai seks, dan sebagainya.
&eempat, keberhasilan pembentukkan sikap tidak bisa die#aluasi dengan segera karena
penilaian a$ekti$ berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan apresiasi. !erbeda dengan
pembentukkan aspek kogniti$ dan aspek ketrampilan yang hasilnya dapat diketahui setelah
proses pembelajaran berakhir, maka keberhasilan pembentukkan sikap dapat dilihat pada
rentang 1aktu yang cukup panjang. @al ini disebabkan hubungan internalisasi nilai yang
memerlukan proses yang lama. Sebagai contoh, kita tidak dapat menyimpulkan bah1a
seseorang telah memiliki sikap jujur hanya dengan melihat suatu kejadian tertentu. Selain
sikap jujur perlu diuraikan pada indikator-indikator yang mungkin masih banyak, juga
menilai secara jujur perlu dilakukan secara terus menerus hingga menkristal dalam segala
tindakan dan perbuatan. Adapula contoh yang seringkali kita hadapi, seseorang yang
dianggap biasa-biasa saja di sekolah, tidak punya prestasi yang menonjol, justru setelah
de1asa ia mempunyai prestasi yang luar biasa. Sis1a seperti ini merupakan sis1a yang
memiliki domain a$eksi yang luar biasa, seperti mempunyai moti#asi yang tinggi, bekrja
keras, dll. alam proses pembelajaran, banyak guru yang tidak tahu tentang sikap dan
kepribadian peserta didiknya sehingga gagal dalam menyelesaikan sekolah. Apabila guru
mampu memperbaiki sikap peserta didik lalu memberikan moti#asi belajar, mungkin saja
sis1a yang bersangkutan tidak akan gagal bahkan lebih sukses dari temannya yang lain.
D. I!+lkas Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$ +a'a Pe!"ela#aran PKn ' Sek&lah Dasar
Strategi pembelajaran a$ekti$ menurut pendapat saya tepat digunakan pada mata pelajaran
PKn di Sekolah asar. Pembelajaran a$ekti$ ini diperluas dari model ECT (#alue
$larification %echnique) terdiri dari teknik percontohan, teknik analisis nilai, teknik da$tar
matrik, dan teknik bermain peran. !erikut ini contoh pengimplementasian ECT dalam
pembelajaran PKn di Sekolah asar8
Pada Kelas Tinggi:
Kompetensi asar8
/. Peserta didik mampu menjelaskan pentingnya keutuhan negara NK9".
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
19/48
. *emahami nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.
!entuk-bentuk permainan yang diberikan dalam proses pembelajaran untuk dua kali
pertemuan adalah sebagai berikut8
Permainan kartu, permainan ini menyediakan kartu yang dibuat dari karton. Dangkah-
langkah kegiatannya sebagai berikut8 menyampaikan tujuan pembelajaran, menugasi sis1a
membaca materi pembelajaran, guru menyediakan kartu, sis1a dibagi atas > kelompok,
masing-masing kelompok mengambil / kartu, kelompok melakukan perintah yang ada di
dalam kartu tersebut, menerangkan cara bermain kartu, menceritakan ja1aban dari soal,
sis1a lain menanggapi penjelasan, guru dan sis1a menarik kesimpulan.
Pesan berantai, mengisahkan seorang komandan memerintahkan seorang anak buahnya
untuk melakukan penyerangan. Dangkah-langkahnya adalah8 komandan, malam ini kita akan
melakukan penyerangan ke tempat pertahanan musuh, sampaikan kepada anggota yang lain.
Pesan8 /, , 0, 5, dst. 3uru dan sis1a menilai apakah pesan yang diterima oleh sis1a pertama
sama dengan pesan yang diterima sis1a terakhir. +ika berbeda, sis1a akan mendapatkan
hukuman tetapi hukuman yang bersi$at mendidik.
*elacak kata, caranya8 ino akan berkunjung ke rumah nenek, untuk itu ino harus
melalui kata-kata tertentu. Angka-angka itu mengandung kata-kata seperti yang terdapat pada
kode. Kalau disusun akan berbentuk kalimat yang dapat kamu teladani. Angka-angka yang
manakah harus dile1ati ino agar sampai ke rumah nenek. !agaimanakah bunyi kalimat itu?
&unci! 'berhasil, "percayalah, pada, *sukses, +dan, -jika, dirimu,
/ingin, 0kemampuan, 'sendiri.
Permainan yang telah diberikan guru ternyata membuat pembelajaran menjadi asyik dan
tidak membosankan. 3uru mengadakan penilaian melalui 1a1ancara dan pengamatan. Nilai-
nilai yang dapat ditemukan dalam games ini ialah8 keseriusan sis1a se1aktu melakukan
permainan, keterlibatan sis1a, ketelitian dalam bermain, kecepatan6keakti$an sis1a,
bekerjasama dalam kelompok, ketepatan ja1aban sesuai dengan permainan, kekompakan
dalam bermain. Kunci permainan8 jika dirimu ingin berhasil dan sukses, percayalah pada
kemampuan sendiri.
Kelas Rendah
Permainan yang diadakan di kelas rendah tentu sesuai dengan tingkat kelasnya. Pada saat
ini permainan yang dilakukan adalah sebagai berikut8
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
20/48
Kompetensi asar8 mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dan senang
bekerja dalam kehidupan sehari-hari, melaksanakan disiplin dan senang bekerja dalam
kegiatan sehari-hari. Permainan yang disampaikan ada beberapa macam permainan, yaitu8
isiplin di jalan raya8 langkah-langkahnya8 guru6sis1a membuat model lampu lalu lintas
berbentuk lingkaran dari kardus 5 set. Satu set terdiri dari 0 1arna, merah, kuning, hijau. Cara
bermain8 sis1a diba1a ke halaman sekolah, sis1a dibagi menjadi 5 kelompok, satu orang
setiap kelompok memegang rambu lalu lintas, anak yang lain berperan menjadi kendaraan
yang berlalu lalang sambil menirukan bunyi kendaraan, guru member aba-aba dengan pluit
setiap / detik untuk bergantian, ternyata salah satu sis1a melaju ketika sedang lampu merah
dan kelompok yang satu lagi menyalakan lampu hijau. Apa yang akan terjadi8
kecelakaan6tabrakan dan yang mematuhil alu lintas tidak terjadi tabrakan6kecelakaan.
!ermain kartu peran. Kartu dari karton yang bertuliskan jenis pekerjaan di rumah. Tiap
kartu hanya berisi satu jenis pekerjaan. Cara permainan8 permainan dilakukan dalam
kelompok. Ambilah kartu secara bergantian lalu baca tulisannya. Dalu peragakanlah
pekerjaan tersebut. Niali yang dapat diambil dari permainan ini ialah8 keseriusan sis1a
se1aktu melakukan permainan, keterlibatan sis1a, ketelitian dalam bermain,
kecepatan6keakti$an sis1a, kekompakan dalam bermain, dan kedisiplinan.
*enyusun kartu huru$. Kartu huru$ ini dibuat dari kertas dupleks. Dangkah-langkahnya8
sis1a dibagi atas kekompakan-kekompakan kecil terdiri dari 5 orang yang berhadap-hadapan,
guru menjelaskan cara permainan, guru memberikan kartu, sis1a melakukan permainan
dengan 1aktu / F /> menit, guru memperlihatkan kalimat6huru$ yang disusun, cara
penilaian siapa yang paling cepat menyusun dengan benar.
*enyusun potongan-potongan kertas. Kalimat atau gambar dipotong-potong kemudian
disatukan kembali dengan cara menyusun. Dangkahnya seperti guru menyiapkan bahan yang
telah digunting, sis1a dibagi perkelompok terdiri dari 5 orang, guru menjelaskan cara
permainan, sis1a melakukan permainan dengan 1aktu /, penilaian sis1a yang paling cepat
menyusun kalimat dan gambar.
E. Kes!+(lan
Pada pengajaran a$ekti$ sangat sulit diukur karena masalah a$ekti$ ini bersi$at keji1aan.
Pembelajaran a$ekti$ ini perlu dilakukan pada bidang studi PKn karena dalam setiap materi
pelajaran memiliki nilai yang harus ditanamkan pada sis1a yaitu nilai-nilai moral.
Penerapan pembelajaran a$ekti$ dilaksanakan sesuai dengan materi dan target nilai yang
akan ditanamkan kepada sis1a. *elalui pembelajaran a$ekti$ sis1a dibina kesadaran
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
21/48
emosionalnya melalui cara kritis rasional, melalui klari$ikasi dan mampu menguji kebenaran,
kebaikan keadilan, kelayakan dan ketepatan.
!erdasarkan de$inisi yang dipaparkan oleh para ahli bah1a strategi pembelajaran a$ekti$
ialah suatu teknik dan metode mengajar seorang guru dalam proses pembelajaran agar sis1a-
sis1inya mampu menyerap, menga$likasikan dan mengamalkan ilmu dan materi
pembelajaran yang mencakup 1atak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
!eberapa pakar mengatakan bah1a sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila
seseorang telah memiliki kekuasaan kogniti$ tingkat tinggi.
Pembelajaran a$ekti$ ini dapat diterapkan pada sis1a sekolah dasar dengan proses
pembentukkan sikap yang meliputi pola pembiasaan, modeling. *elalui model strategi
pembelajaran sikap yang meliputi model konsiderasi, model pengembangan kogniti$, dan
teknik mengklari$ikasi nilai. Penilaian a$ekti$ mencangkup penilaian sikap, tingkah laku, minat, emosi, dan moti#asi.
Penilaian a$ekti$ terdiri dari penerimaan (receiving), termasuk kesadaran dan keinginan
untuk menerima stimulus, respon, control, seleksi gejala atau rangsangan dari luar,
menanggapi, reaksi yang diberikan, menilai, mengorganisasi, membentuk 1atak.
Kendala pembelajaran a$ekti$ meliputi proses pendidikan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku cenderung diarahkan untuk pembentukkan intelektual6 kemampuan bernalar, sulitnya
melakukan control karena banyak $aktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sikap
seseorang, pengaruh kemajuan teknologi, khususnya teknologi in$ormasi yang menyuguhkan
aneka pilihan program acara dari mancanegara yang memiliki latar budaya yang berbeda,
kebutuhan pendidikan yang berbeda berdampak pada pembentukkan karakter anak yang tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Negara "ndonesia, keberhasilan pembentukkan
sikap tidak bisa die#aluasi dengan segera karena penilaian a$ekti$ berkaitan dengan perasaan,
sikap, minat, dan apresiasi. !erbeda dengan pembentukkan aspek kogniti$ dan aspek
ketrampilan yang hasilnya dapat diketahui setelah proses pembelajaran berakhir.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
22/48
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya Wina. Strategi Pembelajaran !erorientasi Standar Pendidikan. Kencana. +akarta 8 .
9aka, +oni. Strategi !elajar *engajar, P03, +akarta 8 /4
*ujiono. /44.Metode Pembelajaran. +akarta8 epdikbud.
7mar,@. /440.Metodik 1elajar dan &esulitan 1elajar. !andung8 3enesa.
Suryane$. /.Penerapan 2M3 ModelModel #$% di &ota Padang8 %NP, Padang.
Wahab,A. /44:.Pendidikan &ewarganegaraan. +akarta8 epdikbud
Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$
A. Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$
Strategi pembelajaran a$ekti$ adalah strategi yang bukan hanya bertujuan untuk
mencapai pendidikan kogniti$ saja, akan tetai juga bertujuan untuk mencapai dimensi lainya.
(aitu sikap dan keterampilan a$ekti$ berhubungan dengan #olume yang sulit di ukur karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam, a$eksi juga dapat muncul dalam
kejadian beha#ioral yang diakibatkan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Strategi Pembelajaran A$ekti$ memang berbeda dengan strategi pembelajaran kogniti$ dan
psikomotor. A$ekti$ berhubungan dengan nilai alue', yang sulit diukur, oleh sebab itu
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri sis1a. alam batasan tertentu
memang a$eksi dapat muncul dalam kejadian beha#ioral, akan tetapi penilaiannya untuk
sampai kepada kesimpulan yang bisa dipertanggung ja1abkan membutuhkan ketelitian dan
obser#asi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai
perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru disekolah kita
tidak bisa menyimpulkan bah1a sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan bahasa
atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang
dilakukan guru. *ungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan guru dalam keluarga dan
lingkungan sekitar.
Strategi pembelajaran a$ekti$ pada umumnya menghadapkan sis1a pada situasi yang
mengandung kon$lik atau situasi yang problematis, dan pengajar dapat membina dalam
menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan tingkat nilai kemampuan masing-masing.
http://www.idsejarah.net/2014/11/strategi-pembelajaran-afektif.htmlhttp://www.idsejarah.net/2014/11/strategi-pembelajaran-afektif.html -
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
23/48
alam pengaplikasian terhadap pembelajaran yang diberikan guru, dalam pemberian contoh
terhadap yang diberikan guru hendaknya sis1a di$asilitasi dengan lingkungan yang baik, saya
lihat sebagian sekolah, bah1asanya lingkungan sekitar sekolah tidak nyaman untuk
melakukan pembelajaran yang a$ekti$, dan juga lingkungan masyarakat, maka dari itu
pembentukan sikap akan sulit dilaksanakan.
*isalnya ketika anak diajarkan tentang keharusan bersi$at jujur dan disiplin, maka
si$at tersebut akan sulit diinternalisasi manakala lingkungan diluar sekolah anak banyak
melihat prilaku-prilaku ketidakjujuran dan ketidakdisiplinan. Walaupun guru sekolah begitu
keras menekankan pentingnya sikap tertib berlalu lintas.
*aka sikap tersebut akan sulit diadopsi oleh anak manakala ia melihat begitu banyak
orang-orang yang melanggar lalu lintas, demikian juga 1alaupun disekolah guru-guru
menerangkan dan menegaskan perlunya bagi anak untuk bekata sopan dan halus disertai
contoh prilaku guru, akan tetapi si$at itu sulit diterima oleh anak manakala diluar sekolah
begitu banyak manusia yang berkata kasar dan tidak sopan.
!. Tngkatan 'an Karakterstk Ranah A$ekt$
G Tingkatan
*enurut Krath1ohl &/4:/' bila ditelusuri hampir semua tujuan kogniti$ mempunyai
komponen a$ekti$. alam pembelajaran sains, misalnya, di dalamnya ada komponen sikap
ilmiah. Sikap ilmiah adalah komponen a$ekti$. Tingkatan ranah a$ekti$ menurut taksonomi
Krath1ohl ada lima, yaitu8 receiving (attending), responding, valuing, organi4ation, dan
characteri4ation.
/.Tngkat re%e3ng
Pada tingkat recei#ing atau attending, peserta didik memiliki keinginan
memperhatikan suatu $enomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku,
dan sebagainya. Tugas pendidik mengarahkan perhatian peserta didik pada $enomena yang
menjadi objek pembelajaran a$ekti$. *isalnya pendidik mengarahkan peserta didik agar
senang membaca buku, senang bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi
kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan yang positi$.
. Tngkat res+&n'ng
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
24/48
9esponding merupakan partisipasi akti$ peserta didik, yaitu sebagai bagian dari
perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan $enomena khusus tetapi
ia juga bereaksi. @asil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada pemerolehan respons,
berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam memberi respons. Tingkat yang tinggi
pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian hasil dan
kesenangan pada akti#itas khusus. *isalnya senang membaca buku, senang bertanya, senang
membantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.
0. Tngkat 3al(ng
Ealuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat
internalisasi dan komitmen. erajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai, misalnya
keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Ealuing atau
penilaian berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesi$ik. @asil belajar pada
tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara
jelas. alam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasi$ikasikan sebagai sikap dan apresiasi.
5. Tngkat &rgan7at&n
Pada tingkat organi=ation, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, kon$lik antar nilai
diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. @asil pembelajaran
pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai. *isalnya
pengembangan $ilsa$at hidup.
>. Tngkat %hara%ter7at&n
Tingkat ranah a$ekti$ tertinggi adalah characteri=ation nilai. Pada tingkat ini peserta
didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada 1aktu tertentu hingga
terbentuk gaya hidup. @asil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi,
dan sosial.
G Karakteristik 9anah A$ekti$
Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasi$ikasikan sebagai
ranah a$ekti$. Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua, perilaku
harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah a$ekti$ adalah intensitas,
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
25/48
arah, dan target. "ntensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. !eberapa
perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian
orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang lain. Arah perasaan
berkaitan dengan orientasi positi$ atau negati$ dari perasaan yang menunjukkan apakah
perasaan itu baik atau buruk. *isalnya senang pada pelajaran dimaknai positi$, sedang
kecemasan dimaknai negati$. !ila intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka
karakteristik a$ekti$ berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek,
akti#itas, atau ide sebagai arah dari perasaan. !ila kecemasan merupakan karakteristik a$ekti$
yang ditinjau, ada beberapa kemungkinan target. Peserta didik mungkin bereaksi terhadap
sekolah, matematika, situasi sosial, atau pembelajaran. Tiap unsur ini bisa merupakan target
dari kecemasan. Kadang-kadang target ini diketahui oleh seseorang namun kadang-kadang
tidak diketahui. Seringkali peserta didik merasa cemas bila menghadapi tes di kelas. Peserta
didik tersebut cenderung sadar bah1a target kecemasannya adalah tes.
Ada > &lima' tipe karakteristik a$ekti$ yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan
moral.
,. Ska+
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka
terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu
yang positi$, kemudian melalui penguatan serta menerima in$ormasi #erbal. Perubahan sikap
dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan
konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan
sebagainya.
*enurut ' sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari
untuk merespon secara positi$ atau negati$ terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.
Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata
pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan &Popham, /444'. Sikap peserta
didik terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa "nggris, harus lebih positi$ setelah peserta
didik mengikuti pembelajaran bahasa "nggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.
Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
26/48
proses pembelajaran. %ntuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk
pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran
menjadi lebih positi$.
-. Mnat
*enurut 3et=el &/4::', minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui
pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, akti#itas,
pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut
kamus besar bahasa "ndonesia &/448 >0', minat atau keinginan adalah kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu. @al penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum
minat termasuk karakteristik a$ekti$ yang memiliki intensitas tinggi.
Penilaian minat dapat digunakan untuk8
mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam
pembelajaran,
mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
pertimbangan penjurusan dan pelayanan indi#idual peserta didik,
menggambarkan keadaan langsung di lapangan6kelas,
mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,
acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih
metode yang tepat dalam penyampaian materi,
mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
bahan pertimbangan menentukan program sekolah,
meningkatkan moti#asi belajar peserta didik.
/. K&nse+ Dr
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
27/48
*enurut Smith, konsep diri adalah e#aluasi yang dilakukan indi#idu terhadap
kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada
dasarnya seperti ranah a$ekti$ yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga
institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positi$ atau negati$, dan intensitasnya bisa
dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. Konsep diri
ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan
dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternati$ karir yang tepat bagi peserta didik. Selain
itu in$ormasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan moti#asi belajar peserta
didik dengan tepat.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari penilaian
diri adalah sebagai berikut.
Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.
Peserta didik mampu mere$leksikan kompetensi yang sudah dicapai.
Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.
*emberikan moti#asi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.
Peserta didik lebih akti$ dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
apat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar input
peserta didik.
Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.
Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.
*elatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.
Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.
Peserta didik memahami kemampuan dirinya.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
28/48
Pendidik memperoleh masukan objekti$ tentang daya serap peserta didik.
*empermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk
instropeksi pembelajaran yang dilakukan.
Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.
Peserta didik mampu menilai dirinya.
Peserta didik dapat mencari materi sendiri.
Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.
0. Nla
Nilai menurut 9okeach &/4:' merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan,
tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan
bah1a sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesi$ik atau
situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan. Target nilai cenderung menjadi ide, target
nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positi$ dan dapat
negati$. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi
dan nilai yang diacu.
e$inisi lain tentang nilai, yaitu nilai adalah suatu objek, akti#itas, atau ide yang
dinyatakan oleh indi#idu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya
dijelaskan bah1a manusia belajar menilai suatu objek, akti#itas, dan ide sehingga objek ini
menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. 7leh karenanya satuan pendidikan
harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan
signi$ikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi
konstribusi positi$ terhadap masyarakat.
1. M&ral
Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang perkembangan moral anak. Namun
Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan tindakan moral. "a
hanya mempelajari prinsip moral seseorang melalui pena$siran respon #erbal terhadap dilema
hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak. *oral
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
29/48
berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan
terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. *isalnya menipu orang lain, membohongi
orang lain, atau melukai orang lain baik $isik maupun psikis. *oral juga sering dikaitkan
dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan
berpahala. +adi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang. 9anah
a$ekti$ lain yang penting adalah8
Kejujuran8 peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam berinteraksi
dengan orang lain.
"ntegritas8 peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya moral dan
artistik.
Adil8 peserta didik harus berpendapat bah1a semua orang mendapat perlakuan yang
sama dalam memperoleh pendidikan.
Kebebasan8 peserta didik harus yakin bah1a negara yang demokratis memberi
kebebasan yang bertanggung ja1ab secara maksimal kepada semua orang.
). M&'el Strateg Pe!"ela#aran A$ekt$.
*enurut Wina Sanjaya &:', ada 0 model strategi pembelajaran yaitu 8
/. M&'el K&ns'eras, dikembangkan oleh *c, Paul yang menekankan bah1a model
ini merupakan strategi pembelajaran yg dapat membentuk kpribadian. Salah satu
implementasinya yakni mengajak sis1a untuk memandang permasalahan dari
berbagai sudut pandang untuk menambah 1a1asan agar mereka dapat menimbang
sikap tertentu sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
"mplementasi model konsideransi guru dapat mengikuti tahapan pembelajaran seperti
diba1ah ini 8
a' *enghadapkan sis1a pada suatu masalah yang mengandung kon$lik, yang sering terjadi
dalam kehidupan sehari F hari.
b' *enyuruh sis1a untuk menganalisis situasi masalah dengan melihat bukan hanya dengan
tampak, tapi juga yang tersirat dalam permasalahan tersebut.
c' *enyuruh sis1a untuk menuliskan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapi.
d' *engajak sis1a untuk menganalisis respon orang lain serta membuat kategori dari setiaprespon yang diberikan sis1a.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
30/48
e' *endorong sis1a untuk merumuskan akibat atau konsekuensi dari setiap tindakan yang
diusulkan sis1a.
$' *engajak sis1a untuk memandang permasalahan dari sudut pandang &interdisipliner'
untuk menambah 1a1asan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai
yang dimilikinya.
g' *endorong sis1a agar merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan
pilihannya berdasarkan pertimbangannya sendiri.
. M&'el Penge!"angan K&gnt$ oleh Da1rence Kohl!erg, berpendapat bah1a
perkembangan manusia terjadi sebagai proses dari restrukturisasi kogniti$ yang berlangsung
secara berangsur-angsur . *enurut Kohlberg, moral manusia itu berkembang melalui 0
tingkat, dan setiap tingkat terdiri dari tahap, yaitu 8
a' Tingkat Prakon#ensional.
Pada tingkat ini setiap indi#idu memandang moral berdasarkan kepentingannya sendiri.Artinya, pertimbangan moral didasarkan pada pandangannya secara indi#idual tanpa
menghiraukan rumusan dan aturan yang dibuat oleh masyarakat. Pada tingkat prakon#esional
ini terdiri atas dua tahap, yaitu 8 tahap pertama adalah 5rientasi 6ukum dan &epatuhandan
tahap kedua 5rientasi 7nstrumental 8elatif.
b' Tingkat Kon#ensional
Pada tahap ini anak mendekati masalah didasarkan pada hubungan indi#idu masyarkat.
Kesadaran dalam diri anak mulai tumbuh bah1a perilaku itu harus sesuai dengan norma F
norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat. Pada tingkatan ini mempunyai tahap, yaitu 8
keselarasan interpersonal serta tahap sistem sosial dan kata hati.
c' Tingkat Postkon#ensional
Pada tingkat ini perilaku bukan hanya didasarkan pada kepatuhan terhadap norma F norma
masyarakat yang berlaku, akan tetapi didasarkan oleh adanya kesadaran sesuai dengan nilai F
nilai yang dimilikinya secara indi#idu. Pada tingkatan ini juga terdiri dari dua tahap, yaitu 8
tahap kontrak sosial dan tahap prinsip etis yang universal.
0. Teknk Mengklar$kas Nla dapat diartikan sebagai teknik pengajaran untukmembantu sis1a dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik
dalam menghadapi suatu persoalan yang dianggap proses menganalisis nilai yang
sudah ada dan tertanam dalam diri sis1a.
Man$aat +e!"ela#aran A$ekt$ Bah8a +e!"ela#aran n sangat +erl( karena 9
,6 *engajak sis1a untuk mengklari$ikasi dan mengungkap dirinya
-6 *embina, meningkatkan serta mengembangkan masalah a$eksi melalui cara yang 1ajardan sesuai dengan potensi diri yang bersangkutan.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
31/48
/6 *emba1akan dunia emosional6a$eksi dalam pembelajaran serta melatih sis1a untuk
melakoninya sehingga dapat mengalami sendiri.
06 *elatih dan membina perbaikan kehidupan6sosial &social and li$e ajustment'.
16 *embentuk dan mengembangkan sikap F sikap konstrukti$ positi$.
26 *enanamkan nilai6sistem nilai yang utama6esensial serta melestarikanya.
:6 *embina tata cara pemahaman &understanding' moral dan perilaku seseorang dengan
kajian sistem nilai.
;6 *embina kesadaran akan 8 perlunya nilai6moral, kebaikan tentang sesuatu &a set o$..' nilai
dan mendorong keinginan untuk menganut serta melaksanakannya.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
32/48
melalui proses pembisaan maupun modeling bukan hanya ditentukan oleh guru, akan tetapi
juga $aktor F $aktor lain.
&etiga, keberhasilan pembentukan sikap tidak bisa die#aluasi dengan segera. !erbeda
dengan pembentukan aspek kogniti$ dan aspek keterampilan yang hasilnya dapat diketahui
setelah proses pembelajaran berakhir, maka keberhasilan dari pembentukan sikap baru dapat
dilihat pada rentang 1aktu yang panjang.
&eempat, pengaruh kemajuan teknologi, khususnya teknologi in$ormasi yang
menyuguhkan aneka pilihan program acara, berdampak pada pembentukan karakter anak.
Tidak bisa kita pungkiri, program F program tele#isi.
". )ara !engatas
alam mengatasi kesulitan-kesulitan pembelajaran a$ekti$ diatas terdapat beberapa
cara yang dapat diterapkan agar kesulitan-kesulitan tyersebut dapat diminimalisir dan bahkan
diatasi dengan baik. Cara-cara mengatasinya adalah 8
Pertama, Pendidikan yang ada selama ini sesuai dengan kurikulum yang digunakan
untuk mengukur kemampuan intelektual anak dari pada kemampuan a$ekti$, akan tetapi
kemampuan dalam bersikap pun tidak kalah penting harus dimiliki anak, untuk apa memilikigenerasi muda yang pintar akan tetapi perilakunya tidak mencerminkan orang yang memiliki
intektual. Pendidikan agama dan ke1arganegaraan sampai saat ini merupakan pendidikan
yang 1ajib diberikan pada anak didik, karena dengan pendidikan agama dan moral dapat
mengontrol perilaku anak agar tidak cepat terjerumus pada perilaku yang buruk tetapi sangat
popular, akibat kemajuan =aman dan teknologi. Kesadaran yang harus dimiliki diri anak yang
sangat baik ditanamkan sejak dini adalah sesuatu sikap yang sangat tepat dalam mem$ilter
perilaku anak, anak akan memahami cara berperilaku saat anak mampu membedakan mana
sikap yang baik dan mana sikap yang buruk bagi dirinya.
&edua, Peran dari guru dan orang tua serta lingkungan sangat menentukan perilaku
yang akan dikeluarkan atau dicontoh oleh sis1a. 3uru mampu memberikan pembelajaran
yang intelektual dan juga memiliki nilai sikap yang baik, contohya saat guru mengajarkan
bagaimananya caranya bersikap pada pengemis, pemulung, orang tua, dan lain sebagainya.
3uru pun dapat memberikan praktek melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari. alam
lingkungan masyarakat orang tua yang harus menjadi contoh bagi anaknya, tanamkan ilmuagama dan moral dari anak berusia dini, serta berikan perhatian dan penjelasan yang ringan
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
33/48
mengenai akhlaH manusia yang baik, dan kemukakan beberapa contoh suri tauladan seperti
akhlaH Nabi *uhammad SAW. 7rang tua juga memberikan contoh praktek bersikap yang
baik didepan anak-anaknya, agar anak bangga dan mencontohnya.
&etiga, Pembentukan sikap bukan untuk dinilai akan tetapi diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, apabila pembentukan sikap yang dilakukan guru dan orang tua serta
lingkungan berpengaruh baik pada anak maka kehidupan anak akan terjamin aman dan jauh
dari kekacauan. Sebaliknya bila pembentukan sikap kurang optimal pada anak maka perilaku
anak akan mudah tergantikan dengan perilaku yang datang silih berganti, membuat perilaku
anak sulit terkontrol dan berakibat buruk bagi anak tersebut.
&eempat, Pengaruh kemajuan teknologi dapat diatasi dengan penga1asan yang baik
dari orang tua dan guru, berikan pengertian bahayanya kemajuan teknologi dengan
menggunakan bahasa yang komunikati$ tanpa gaya yang memaksa ataupun nada kasar.
Kedekatan orang tua dan anak sangat banyak membantu dalam mengotrol sikap anak dalam
menerima kemajuan teknologi yang ada, berikan anak kebebasan yang bertanggung ja1ab,
berikan kepercayaan terhadap anak bah1a anak mampu membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk bagi dirinya sendiri.
2. Penge!"angan Instr(!en Penlaan A$ekt$
"nstrumen penilaian a$ekti$ meliputi lembar pengamatan sikap, minat, konsep diri,
nilai, dan moral.yaitu8 itinjau dari tujuannya ada lima macam instrumen pengukuran ranah
a$ekti$, yaitu instrumen8 &a' sikap, &b' minat, &c' konsep diri, &d' nilai, dan &e' moral. Ada //
&sebelas' langkah dalam mengembangkan instrumen penilaian a$ekti$, yaitu8
/. menentukan spesi$ikasi instrumen
. menulis instrumen
0. menentukan skala instrumen
5. menentukan pedoman penskoran
>. menelaah instrumen
:. merakit instrumen
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
34/48
;. melakukan ujicoba
. menganalisis hasil ujicoba
4. memperbaiki instrumen
/. melaksanakan pengukuran
//. mena$sirkan hasil pengukuran
,. S+es$kas nstr(!en
itinjau dari tujuannya ada lima macam instrumen pengukuran ranah a$ekti$, yaitu
instrumen8 &a' sikap, &b' minat, &c' konsep diri, &d' nilai, dan &e' moral.
a. Instr(!en ska+
"nstrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek,
misalnya terhadap kegiatan sekolah, mata pelajaran, pendidik, dan sebagainya. Sikap
terhadap mata pelajaran bisa positi$ bisa negati$. @asil pengukuran sikap berguna untuk
menentukan strategi pembelajaran yang tepat.
". Instr(!en !nat
"nstrumen minat bertujuan untuk memperoleh in$ormasi tentang minat peserta didik terhadap
mata pelajaran, yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap
mata pelajaran.
%. Instr(!en k&nse+ 'r
"nstrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
sendiri. Peserta didik melakukan e#aluasi secara objekti$ terhadap potensi yang ada dalam
dirinya. Karakteristik potensi peserta didik sangat penting untuk menentukan jenjang
karirnya. "n$ormasi kekuatan dan kelemahan peserta didik digunakan untuk menentukan
program yang sebaiknya ditempuh.
'. Instr(!en nla
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
35/48
"nstrumen nilai bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan peserta didik.
"n$ormasi yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan yang positi$ dan yang negati$. @al-hal
yang bersi$at positi$ diperkuat sedangkan yang bersi$at negati$ dikurangi dan akhirnya
dihilangkan.
e. Instr(!en !&ral
"nstrumen moral bertujuan untuk mengungkap moral. "n$ormasi moral seseorang
diperoleh melalui pengamatan terhadap perbuatan yang ditampilkan dan laporan diri melalui
pengisian kuesioner. @asil pengamatan dan hasil kuesioner menjadi in$ormasi tentang moral
seseorang. alam menyusun spesi$ikasi instrumen perlu memperhatikan empat hal yaitu8 &/'
tujuan pengukuran, &' kisi-kisi instrumen, &0' bentuk dan $ormat instrumen, dan &5' panjang
instrumen.
Setelah menetapkan tujuan pengukuran a$ekti$, kegiatan berikutnya adalah menyusun
kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi &blue-print', merupakan matrik yang berisi spesi$ikasi instrumen
yang akan ditulis. Dangkah pertama dalam menentukan kisi-kisi adalah menentukan de$inisi
konseptual yang berasal dari teori-teori yang diambil dari buku teks. Selanjutnya
mengembangkan de$inisi operasional berdasarkan kompetensi dasar, yaitu kompetensi yang
dapat diukur. e$inisi operasional ini kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator."ndikator merupakan pedoman dalam menulis instrumen. Tiap indikator bisa dikembangkan
dua atau lebih instrumen.
-. Pen(lsan nstr(!en
Penilaian ranah a$ekti$ peserta didik dilakukan dengan menggunakan instrumen
penilaian a$ekti$ sebagai berikut.
a. Instr(!en ska+
e$inisi konseptual8 Sikap merupakan kecenderungan merespon secara konsisten baik
menyukai atau tidak menyukai suatu objek. "nstrumen sikap bertujuan untuk mengetahui
sikap peserta didik terhadap suatu objek, misalnya kegiatan sekolah. Sikap bisa positi$ bisa
negati$. e$inisi operasional8 sikap adalah perasaan positi$ atau negati$ terhadap suatu objek.
7bjek bisa berupa kegiatan atau mata pelajaran. Cara yang mudah untuk mengetahui sikap
peserta didik adalah melalui kuesioner. Pertanyaan tentang sikap meminta responden
menunjukkan perasaan yang positi$ atau negati$ terhadap suatu objek, atau suatu kebijakan.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
36/48
Kata-kata yang sering digunakan pada pertanyaan sikap menyatakan arah perasaan seseorangB
menerima-menolak, menyenangi-tidak menyenangi, baik-buruk, diingini-tidak diingini.
Contoh indikator sikap terhadap mata pelajaran matematika misalnya.
*embaca buku matematika
*empelajari matematika
*elakukan interaksi dengan guru matematika
*engerjakan tugas matematika
*elakukan diskusi tentang matematika
*emiliki buku matematika
Contoh pernyataan untuk kuesioner8
Saya senang membaca buku matematika
Tidak semua orang harus belajar matematika
Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran matematika
Saya tidak senang pada tugas pelajaran matematika
Saya berusaha mengerjakan soal-soal matematika sebaik-baiknya
*emiliki buku matematika penting untuk semua peserta didik
". Instr(!en !nat
"nstrumen minat bertujuan untuk memperoleh in$ormasi tentang minat peserta didik
terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat peserta
didik terhadap mata pelajaran tersebut. e$inisi konseptual8 *inat adalah keinginan yang
tersusun melalui pengalaman yang mendorong indi#idu mencari objek, akti#itas, konsep, dan
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
37/48
keterampilan untuk tujuan mendapatkan perhatian atau penguasaan. e$inisi operasional8
*inat adalah keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.
Contoh indikator minat terhadap pelajaran matematika8
*emiliki catatan pelajaran matematika.
!erusaha memahami matematika
*emiliki buku matematika
*engikuti pelajaran matematika
Contoh pernyataan untuk kuesioner8
Catatan pelajaran matematika saya lengkap
Catatan pelajaran matematika saya terdapat coretan-coretan tentang hal-hal yang
penting
Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran matematika
Saya berusaha memahami mata pelajaran matematika
Saya senang mengerjakan soal matematika.
Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran matematika
%. Instr(!en k&nse+ 'r
"nstrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
sendiri. "n$ormasi kekuatan dan kelemahan peserta didik digunakan untuk menentukan
program yang sebaiknya ditempuh oleh peserta didik. e$inisi konsep8 konsep diri
merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang menyangkut keunggulan dan
kelemahannya. e$inisi operasional konsep diri adalah pernyataan tentang kemampuan diri
sendiri yang menyangkut mata pelajaran.
Contoh indikator konsep diri8
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
38/48
*emilih mata pelajaran yang mudah dipahami
*emiliki kecepatan memahami mata pelajaran
*enunjukkan mata pelajaran yang dirasa sulit
*engukur kekuatan dan kelemahan $isik
Contoh pernyataan untuk instrumen8
Saya sulit mengikuti pelajaran matematika
Saya mudah memahami bahasa "nggris
Saya mudah menghapal suatu konsep.
Saya mampu membuat karangan yang baik
Saya merasa sulit mengikuti pelajaran $isika
Saya bisa bermain sepak bola dengan baik
Saya mampu membuat karya seni yang baik
Saya perlu 1aktu yang lama untuk memahami pelajaran $isika.
'. Instr(!en nla
Nilai merupakan konsep penting dalam pembentukan kompetensi peserta didik.
Kegiatan yang disenangi peserta didik di sekolah dipengaruhi oleh nilai alue' peserta didik
terhadap kegiatan tersebut. *isalnya, ada peserta didik yang menyukai pelajaran
keterampilan dan ada yang tidak, ada yang menyukai pelajaran seni tari dan ada yang tidak.
Semua ini dipengaruhi oleh nilai peserta didik, yaitu yang berkaitan dengan penilaian baik
dan buruk.
Nilai seseorang pada dasarnya terungkap melalui bagaimana ia berbuat atau keinginan
berbuat. Nilai berkaitan dengan keyakinan, sikap dan akti#itas atau tindakan seseorang.Tindakan seseorang terhadap sesuatu merupakan re$leksi dari nilai yang dianutnya. e$inisi
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
39/48
konseptual8 Nilai adalah keyakinan terhadap suatu pendapat, kegiatan, atau objek. e$inisi
operasional nilai adalah keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek atau kegiatan.
*isalnya keyakinan akan kemampuan peserta didik dan kinerja guru. Kemungkinan ada yang
berkeyakinan bah1a prestasi peserta didik sulit ditingkatkan atau ada yang berkeyakinan
bah1a guru sulit melakukan perubahan.
"nstrumen nilai bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan indi#idu. "n$ormasi
yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan yang positi$ dan yang negati$. @al-hal yang positi$
ditingkatkan sedang yang negati$ dikurangi dan akhirnya dihilangkan.
Contoh indikator nilai adalah8
*emiliki keyakinan akan peran sekolah
*enyakini keberhasilan peserta didik
*enunjukkan keyakinan atas kemampuan guru.
*empertahankan keyakinan akan harapan masyarakat
Contoh pernyataan untuk kuesioner tentang nilai peserta didik8
Saya berkeyakinan bah1a prestasi belajar peserta didik sulit untuk
ditingkatkan.
Saya berkeyakinan bah1a kinerja pendidik sudah maksimal.
Saya berkeyakinan bah1a peserta didik yang ikut bimbingan tes cenderung akan
diterima di perguruan tinggi.
Saya berkeyakinan sekolah tidak akan mampu mengubah tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Saya berkeyakinan bah1a perubahan selalu memba1a masalah.
Saya berkeyakinan bah1a hasil yang dicapai peserta didik adalah atas usahanya.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
40/48
Selain melalui kuesioner ranah a$ekti$ peserta didik, sikap, minat, konsep diri, dan
nilai dapat digali melalui pengamatan. Pengamatan karakteristik a$ekti$ peserta didik
dilakukan di tempat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. %ntuk mengetahui keadaan
ranah a$ekti$ peserta didik, perlu ditentukan dulu indikator substansi yang akan diukur, dan
pendidik harus mencatat setiap perilaku yang muncul dari peserta didik yang berkaitan
dengan indikator tersebut.
e. Instr(!en M&ral
"nstrumen ini bertujuan untuk mengetahui moral peserta didik.
Contoh indikator moral sesuai dengan de$inisi tersebut adalah8
*emegang janji
*emiliki kepedulian terhadap orang lain
*enunjukkan komitmen terhadap tugas-tugas
*emiliki Kejujuran
Contoh pernyataan untuk instrumen moral
!ila saya berjanji pada teman, tidak harus menepati.
!ila berjanji kepada orang yang lebih tua, saya berusaha menepatinya.
!ila berjanji pada anak kecil, saya tidak harus menepatinya.
!ila menghadapi kesulitan, saya selalu meminta bantuan orang lain.
!ila ada orang lain yang menghadapi kesulitan, saya berusaha membantu.
Kesulitan orang lain merupakan tanggung ja1abnya sendiri.
!ila bertemu teman, saya selalu menyapanya 1alau ia tidak melihat saya.
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
41/48
!ila bertemu guru, saya selalu memberikan salam, 1alau ia tidak melihat saya.
Saya selalu bercerita hal yang menyenangkan teman, 1alau tidak seluruhnya benar.
!ila ada orang yang bercerita, saya tidak selalu mempercayainya.
/. Skala Instr(!en Penlaan A$ekt$
Skala yang sering digunakan dalam instrumen penelilaian a$ekti$ adalah Skala Thurstone,
Skala Dikert, dan Skala !eda Semantik.
Contoh Skala Thurstone8 *inat terhadap pelajaran sejarah
No
/. Saya senang belajar Sejarah
. Pelajaran sejarah berman$aat
0. Saya berusaha hadir tiap ada jam pelajaran sejarah
5. Saya berusaha memiliki buku pelajaran Sejarah
>. Pelajaran sejarah membosankan
:. st.
Contoh skala Dikert8 Sikap terhadap pelajaran matematika
No Pernyataan
/. Pelajaran matematika berman$aat
. Pelajaran matematika sulit
0. Tidak semua harus belajar matematika
5. Pelajaran matematika harus dibuat mu
>. Sekolah saya menyenangkan
:. st.
Keterangan8
SS 8 Sangat setuju
-
7/26/2019 Penerapan Strategi Pembelajaran Afektif Pada Anak Sekolah Dasar
42/48
S 8 Setuju
TS 8 Tidak setuju
STS8 Sangat tidak setuju
Co