PENERAPAN PENDEKATAN EKSPRESI BEBAS UNTUK …... · Teknik pengumpulan data yang digunakan pada ......
Transcript of PENERAPAN PENDEKATAN EKSPRESI BEBAS UNTUK …... · Teknik pengumpulan data yang digunakan pada ......
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN PENDEKATAN EKSPRESI BEBAS UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DALAM MENGGAMBAR DI
KELAS I SD NEGERI MADEGONDO III TAHUN AJARAN 2011 / 2012
Oleh
Dian Lestyana Wulandari
K3205010
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN PENDEKATAN EKSPRESI BEBAS UNTUK
MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DALAM MENGGAMBAR DI
KELAS I SD NEGERI MADEGONDO III TAHUN AJARAN 2011 / 2012
Oleh:
Dian Lestyana Wulandari
NIM K3205010
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Dian Lestyana Wulandari PENERAPAN PENDEKATAN EKSPRESI BEBAS
UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM MENGGAMBAR
SISWA KELAS I SD NEGERI MADEGONDO III TAHUN AJARAN
2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2012.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kreativitas
anak dalam menggambar pada peserta didik kelas I SD Negeri Madegondo III
pada tahun ajaran 2011/2012 melalui penerapan Pendekatan Ekspresi Bebas.
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
subjek penelitian siswa kelas I tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2011 sampai bulan
Oktober 2011 dengan dua siklus. Setiap siklus tindakan mencakup empat tindakan
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
pendekatan ekspresi bebas dengan kegiatan: 1) Pemberian Motivasi dengan cara
bercerita/berdialog dengan anak untuk membangkitkan perhatian serta rangsangan
lahirnya motif yang dapat dijadikan dasar dalam berkarya; 2) Memberikan anak
pengalaman kontak langsung dengan alam secara sadar dan mendemonstrasikan
proses penciptaan karya seni rupa yang akan diajarkan; 3) Ekspresi bebas
merupakan ekspresi siswa yang memiliki sifat unik, alami, alamiah, dan tidak ada
istilah benar salah. Oleh karena itu siswa harus dibebaskan dari pengaruh dan
intervensi orang dewasa maupun gurunya. Penerapan Pendekatan Ekspresi Bebas
dapat meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar pada siswa kelas I SD
Negeri Madegondo III tahun ajaran 2011/2012. Pencapaian peningkatan
kreativitas berdasarkan indikator yaitu: 1) Spontanitas siswa dalam mengggambar
pada siklus I mencapai 69,57%, siklus II meningkat menjadi 97,16%; 2) Rasa
ingin tahu siswa dalam menggambar pada siklus I mencapai 58,87%, siklus II
menjadi 92,28%; 3) Ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru dalam menggambar
pada siklus I mencapai 32,87% dan pada siklus II menjadi 96,74%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Dian Lestyana Wulandari THE APPLICATION OF FREE EXPRESSION
APPROACH FOR IN CREASING DRAWING CREATIVITY FIRST
GRADE STUDENTS, SD NEGERI MADEGONDO III SCHOOL YEAR
2011/2012. Minithesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of
Universitas Sebelas Maret Surakarta. March 2012.
The purpose of class action research is increasing children drawing
creativity first grade students SD Negeri Madegondo III school year 2011/2012
through application of free expression approach.
Type of this research is class action research and research subject are first
grade students school year 2011/2012 that total students are 32. This class action
research held from august 2011 until October 2011through two cycle. Every
action cycle covered four action : planning, action, observing, and reflection. Data
collection technique that use in this research are observing, interview and
documentation.
Based on the result of this research can be conclude that application of free
expression approach with activity : 1) Giving motivation through telling the
children to build up their attention and stimulus that brings some basic motive for
creating something. 2) Giving the children direct contact experience with the
nature consciousnessly and demonistrating the creation of appearance art that will
betaught. 3) Free expression is the children’s expression that have some
characteristic like unique, natural, naturally, and nothing statement right or wrong.
Because of the reasonstudent have to be free from infiuence and intervention adult
people and their teacher. Application Of Free Expresion Approach For In
Creasing Drawing Creativity First Grade Student, SD Negeri Madegondo III
School Year 2011/2012. Target increasing creativity based on this indicator : 1)
Children’s spontancity when drawing in first cycle reach 69,57%, cycle II increase
can reach 97,16%; 2) Student’s curiosity when drawing in cycle I reach 58,87%,
cycle II 92,98%; 3) Student interest for new things when drawing in cycle I reach
32,87% and cycle II 96,74%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“ Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan
membukakan jalan keluar baginya ”
( Q.S At Talaq : 2 )
“ Kemujuran adalah orang yang dimalam hari matanya selalu terjaga
dan melewatkannya dalam kerinduan akan kebesaran cinta Tuhannya”
(Muhammad ibn Hussain Baghdadi dalam Kwaja Muhammad Islam :
2001)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahan skripsi ini untuk:
- Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta
- Bapak, ibu tercinta dan keluarga besarku yang telah memberikan doa restu
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
- Suami dan anakku tercinta yang menjadi spiritku
- Teman-teman angkatan 2005, terimakasih atas bantuan serta
persahabatannya selama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberi rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, untuk memenuhi sebagai
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang timbul dalam penyelesaian penulisan skripsi ini,
namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan tersebut dapat
teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Dr. Muh. Rohmadi, M. Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni FKIP UNS Surakarta.
3. Bapak Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Seni Rupa yang telah member dukungan terhadap penelitian ini.
4. Bapak Drs. Mulyanto, M.Pd. selaku pembimbing I yang dengan sabar telah
membimbing dan memberi pengarahan yang sangat berarti dalam penulisan
skripsi ini.
5. Ibu Dra. M.Y.Ning Yuliastuti, M.Pd. selaku pembimbing II yang dengan
segala perhatian dan kebaikannya memberi motivasi dan bimbingan sehingga
dapat memperlancar penulisan skripsi ini.
6. Bapak Lili Hartono, S.Sn., M.Hum. selaku pembimbing akademik yang
dengan sabar telah membimbing dan memberi pengarahan yang sangat berarti
dalam penulisan skripsi ini.
7. Ibu Tri Widayati S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Madegondo III yang telah
memberi ijin untuk mengadakan penelitian.
8. Ibu Sukini selaku wali kelas I SD Negeri Madegondo III yang telah banyak
memberikan bantuan dalam melaksanakan penelitian.
9. Teman-teman Seni Rupa angkatan 2005 dan semua pihak yang penulis tidak
dapat sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini belum sempurna dan masih ada
kekurangan, namun diharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.
Surakarta, Maret 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. i
HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………...……. iv
HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………. v
HALAMAN MOTTO………… ………………………………….... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………...……………….. viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………….. xvii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 5
C. Tujuan Penelitian ……………………………………….......... 6
D. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 7
BAB II. LANDASAN TEORI …………………………………….. 8
A. Tinjauan Pustaka …………………………………………….. 8
1. Kreativitas ………………………………………………. 8
2. Metode Ekspresi Bebas …………………………………. 9
B. Kerangka Berfikir ……………………………………………. 10
C. Hipotesis Tindakan …………………………………………... 13
BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………. 14
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………. 14
B. Pendekatan Penelitian ………………………………………. 14
C. Sumber Data ………………………………………………… 15
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 16
E. Validitas Data ………………………………………………. 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ………………………… 17
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 25
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………………… 25
B. Kondisi Awal Proses Belajar Mengajar Menggambar………. 27
C. Pembahasan Tiap Siklus ……………………………………. 33
1. Pelaksanaan Siklus I ……………………………………. 33
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ………………....... 33
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ……………………... 36
c. Observasi …………………………………………… 43
d. Refleksi ………………………………………….…. 49
2. Pelaksanaan Siklus II ………………………………….. 52
a. Perencanaan Tindakan Siklus II …………………… 53
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ……………...…… 54
c. Observasi …………………………………………… 59
d. Refleksi …………………………………………….. 65
D. Pembahasan Antar Siklus ………………………………….. 68
E. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………. 87
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN …………….. 90
A. Simpulan …………………………………………………… 90
B. Implikasi ……………………………………………………. 92
C. Saran ………………………………………………………... 92
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 94
LAMPIRAN ……………………………………………………….. 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai Siswa Sebelum Dilaksanakan Penelitian…………...………28
Tabel 2. Lembar Observasi Terstruktur (Sebelum Penelitian)
Spontanitas Siswa Dalam Menggambar………………………….29
Tabel 3. Lembar Observasi Terstruktur (Sebelum Penelitian)
Rasa Ingin Tahu Siswa Dalam Menggambar…………………….30
Tabel 4. Lembar Observasi Terstruktur (Sebelum Penelitian)
Ketertarikan Siswa Terhadap Hal-hal Baru Dalam Menggambar.31
Tabal 5. Lembar Observasi Awal (Siklus I)
Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Menggambar Dilihat Dari
Segi Spontanitas……………………………………………….…44
Tabel 6. Lembar Observasi Awal (Siklus I)
Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Menggambar Dilihat Dari
Segi Rasa Ingin Tahu………………………………………….…45
Tabel 7. Lembar Observasi Awal (Siklus I)
Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Menggambar Dilihat Dari
Segi Ketertarikan Terhadap Hal-hal Baru………………………..46
Tabel 8. Lembar Observasi Awal (Siklus I)
Nilai Keseluruhan Siswa Dalam Kreativitas Menggambar……....50
Tabel 9. Data Frekwensi Nilai Seni Rupa (Siklus I)………………………51
Tabel 10. Lembar Observassi Awal (Siklus II)
Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Menggambar Dilihat Dari
Segi Spontanitas…………………………………………….……60
Tabel 11. Lembar Observassi Awal (Siklus II)
Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Menggambar Dilihat Dari
Segi Rasa Ingin Tahu………………………………………….…61
Tabel 12. Lembar Observassi Awal (Siklus II)
Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Menggambar Dilihat Dari
Segi Ketertarikan Terhadap Hal-hal Baru………………………..63
Tabel 13. Lembar Observassi Awal (Siklus II)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Nilai Keseluruhan Siswa dalam kreativitas Menggambar……….66
Tabel 14. Data Frekwensi Nilai Seni Rupa (Siklus II)……………………...67
Tabel 15. Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Menggambar dilihat dari
Segi Spontanitas Setelah Pelaksanaan Siklus I dan II……………69
Tabel 16. Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Menggambar dilihat dari
Segi Rasa Ingin Tahu Setelah Pelaksanaan Siklus I dan
II………………………………………………………………….70
Tabel 17. Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Menggambar dilihat dari
Segi Ketertarikan Terhadap Hal-hal Baru Setelah Pelaksanaan
Siklus I dan II…………………………………………………….72
Tabel 18. Rekapitulasi Nilai Keseluruhan Setelah Pelaksanaan
Siklus I dan II…………………………………………………….73
Tabel 19. Perbandingan Antar Siklus……………………………………….75
Tabel 20 Hasil Karya Siswa………………………………………………..79
Tabel 21 Rekapitulasi Prosentase Indikator Penelitian Setelah dilaksanakan
siklus II…………………………………………………………...91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Suasana pembelajaran di kelas I………………………………………4
Gambar 2. Suasana pembelajaran di kelas I………………………………………4
Gambar 3. Gambar Siklus………………………………………………………..18
Gambar 4. SD Negeri Madegondo III…………………………………………...25
Gambar 5. SD Negeri Madegondo III…………………………………………...25
Gambar 6. Guru menyampaikan materi ajar……………………………………..37
Gambar 7. Contoh gambar ekspresi bebas...……………………………………..38
Gambar 8. Contoh gambar ekspresi bebas...……………………………………..38
Gambar 9. Contoh gambar ekspresi bebas...……………………………………..38
Gambar 10. Contoh gambar ekspresi bebas...……………………………..……..38
Gambar 11. Contoh gambar ekspresi bebas...……………………………..……..39
Gambar 12. Contoh gambar ekspresi bebas...……………………………..……..39
Gambar 13. Contoh gambar ekspresi bebas...……………………………..……..39
Gambar 14. Contoh gambar ekspresi bebas...……………………………..……..39
Gambar 15. Suasana didalam kelas………………………………………………40
Gambar 16. Aktivitas menggambar……………………………………………...40
Gambar 17. Siswa bertanya dan berpendapat……………………………………41
Gamabr 18. Siswa menceritakan hasil gambarannya di depan kelas…………….43
Gambar 19. Beberapa contoh karya siswa……………………………………….48
Gambar 20. Beberapa contoh karya siswa……………………………………….48
Gambar 21. Beberapa contoh karya siswa……………………………………….48
Gambar 22. Beberapa contoh karya siswa……………………………………….48
Gambar 23. Beberapa contoh karya siswa……………………………………….49
Gambar 24. Beberapa contoh karya siswa……………………………………….49
Gambar 25. Guru menghimbau siswa agar menggambar dengan ukuran besar…56
Gambar 26. Contoh karya ekspresi bebas………………………………………..56
Gambar 27. Contoh karya ekspresi bebas………………………………………..56
Gambar 28. Contoh karya ekspresi bebas……………………………………….57
Gambar 29. Contoh karya ekspresi bebas………………………………………..57
Gambar 30. Guru memperlihatkan contoh gambar ekspresi bebas……………...57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Gambar 31. Guru mendemonstrasikan cara menggambar……………………….58
Gambar 32. Guru memantau kegiatan siswa……………………………………..59
Gambar 33. Grafik Nilai Seni Rupa……………………………………………...68
Gambar 34. Grafik meningkatkan kreativitas anak dilihat dari segi
spontanitas..........................................................................................70
Gambar 35. Grafik meningkatkan kreativitas anak dilihat dari segi
rasa ingin tahu…………………………………………………….....71
Gambar 36. Grafik meningkatkan kreativitas anak dilihat dari segi
rasa ingin tahu……………………………………………………….73
gambar 37. Grafik rekapitulasi prosentase nilai siswa setelah siklus
I dan II……………………………………………………………….74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi Penelitian ………………………………………………...96
Lampiran 2. Denah Lokasi Penelitian …………………………………………97
Lampiran 3. Perijinan dan Wawancara …………………..…………..………..98
Lampiran 4. Pelaksanaan Pembelajaran ObservasiAwal……………………..101
Lampiran 5. Pelaksanaan Siklus I…………………………………………….102
Lampiran 6. Hasil Karya Siswa………………...…………………………….103
Lampiran 7. Pelaksanaan Siklus II …………………………………………..104
Lampiran 8. Hasil Karya Siswa …………………...…………………………106
Lampiran 9. Hasil Wawancara Selama Pelaksanaan Siklus... ……………….108
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……………..……111
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……...………..…121
Lampiran 12. Silabus ………………………………………………………….129
Lampiran 13. Perijinan ………………………………………………………..130
Lampiran 14 Surat Keterangan ……………………………………………….131
Lampiran 15 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ….……………………..132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan cenderung menekankan aspek kognitif yang bermuara
pada kecerdasan emosional terasa terpinggirkan. Bukti konkrit adalah perlakuan
diskriminatif terhadap pelajaran yang diujikan pada ujian nasional (UN). Padahal,
pengetahuan yang baik belum tentu menjamin perilaku baik. Kecerdasan
intelektual hanya akan melahirkan manusia robot, sumber daya manusia yang tak
punya ruh maupun karakter, manusia terampil yang kering etika, moral dan
spiritual,serta melahirkan manusia yang berpikiran pragmatis dan berselera
instant, dalam arti mencari sesuatu dengan cara relatif mudah dengan jalan pintas,
cepat dinikmati, dan cepat pula dibuang. Atas dasar inilah, kecerdasan intelektual
perlu diimbangi dengan kecerdasan emosional, dalam hal ini melalui melalui
pendidikan seni sebagai pendidikan nilai.
Jazuli menyatakan bahwa seni merupakan sebuah cara pemahaman
melalui pemahaman melalui pengalaman-pengalaman artistik individu untuk
menggali diri sendiri maupun orang lain. Seni juga merupakan sesuatu yang
alamiah dalam kehidupan manusia seperti halnya bernafas dan berjalan. Seni
adalah aspek intrinsik dari kehidupan manusia. (2008:2)
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan adalah salah satu pelajaran
yang ada disekolah dasar. Seni Budaya dan Keterampilan atau SBK adalah mata
pelajaran yang terdiri dari Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Keterampilan.
Sekolah Dasar Negeri Madegondo III Sukoharjo adalah salah satu sekolah yang
memiliki pelajaran Seni Rupa yang merupakan sub mata pelajaran SBK.
Seni Rupa adalah salah satu pelajaran yang cukup disenangi oleh siswa
Sekolah Dasar Negeri Madegondo III Sukoharjo, namun pelajaran seni rupa
kurang mendapat perhatian khusus oleh para guru, dalam hal ini disebabkan
karena di Sekolah Dasar Negeri Madegondo III Sukoharjo ini belum memiliki
guru khusus dibidang seni rupa, sehingga siswa kurang mendapat motivasi dalam
menggambar yang berdampak dengan kurangnya atau rendahnya tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kreativitas siswa dalam menggambar. Kurangnya kreativitas anak dapat dilihat
dari hasil karya siswa masih monoton atau sama, dan kurangnya ide-ide dalam
berkarya. Pelajaran seni rupa di Sekolah Dasar Negeri Madegondo III Sukoharjo
ini masih menggunakan metode konvensional atau searah, disini guru hanya
memberikan tugas menggambar tanpa dijelaskan karena guru tidak memiliki
kompentensi dalam pelajaran seni budaya, kemudian siswa ditugasi untuk
menggambar sesuai contoh dari guru, guru jarang menggunakan media belajar
yang menarik perhatian siswa, kurang komunikatif dan kurang memberikan
kebebasan dalam menuangkan ide-ide yang sesuai keinginan mereka sehingga
menyebabkan siswa kurang bersemangat dan jenuh saat mengikuti pelajaran seni
rupa dan mengekspresikan kreativitasnya dalam membuat karyanya, maka metode
yang sesuai dengan proses kegiatan belajar menggambar ini adalah menggunakan
metode pendekatan ekspresi bebas.
Beal (2003:47) menyatakan “menggambar adalah media yang paling
ekspresif, yang dengan langsung dapat mengekspresikan gagasan dalam diri
seorang anak. Kapanpun pensil dan kertas tersedia, secara otomatis anak akan
menggambar. Ada sesuatu yang begitu dekat tentang pensil dan kertas. Anak-
anak akan menghabiskan waktu berjam-jam sepulang sekolah untuk menggambar
di rumah”.
Pada metode pendekatan ekspresi bebas ini adalah metode bagi guru untuk
lebih memberikan pengetahuan-pengetahuan dan memperlihatkan contoh berbagai
karya seni rupa kepada siswa agar siswa memperoleh ide-ide baru dalam
menggambar, guru memberikan kebebasan pada siswa dalam mengekspresikan
semua ide dalam karyanya, dengan demikian dapat terlihat peningkatan kreativitas
siswa dari waktu ke waktu.
Pembelajaran menggunakan suatu pendekatan yang berimplikasi pada
strategi dan metode pembalajaran, artinya suatu pendekatan menentukan
penggunaan strategi dan metode pembelajaran (Sanjaya, 2006:125). Pendekatan
pembelajaran merupakan salah satu sudut pandang terhadap proses pembelajaran,
artinya bahwa bagaimana seseorang melihat suatu objek. Pendekatan seni dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dibedakan dari asumsi yang mendasarinya, artinya seni dipahami dan dimaknai
menentukan sudut pandang dan cara pandang seseorang dalam mengkaji seni.
Pendekatan ekspresi bebas atau pendekatan berbasis anak adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang senantiasa memperdulikan atau memberikan
kesempatan yang relatif luas kepada siswa untuk menyatakan diri secara
bertanggung jawab. Asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah ekspresi
kreatif adalah berasal dari dalam diri siswa sendiri karena ekspresi bebas pada
dasarnya tidak bisa diajarkan oleh siapapun. Selain itu secara filosofis ekspresi
bebas merupakan ekspresi siswa yang memiliki sifat unik, alamiah, dan tidak ada
istilah benar salah. Oleh karena itu siswa harus dibebaskan oleh pengaruh dan
intervensi orang dewasa maupun gurunya. ( Jazuli, 2008:169).
Berdasarkan sumber data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan
guru ditemukan bahwa metode mengajar yang digunakan guru pada pelaksanaan
proses belajar mengajar Mata Pelajaran Seni Rupa selama ini masih menggunakan
metode konvensional atau searah, disini guru hanya memberikan tugas
menggambar tanpa dijelaskan karena guru tidak memiliki kompetensi dalam
pelajaran seni budaya, kemudian siswa ditugasi untuk menggambar sesuai contoh
dari guru, namun guru jarang menggunakan media belajar yang menarik perhatian
siswa, kurang komunikatif dan kurang memberikan kebebasan dalam menuangkan
ide-ide yang sesuai keinginan mereka sehingga menyebabkan siswa kurang
bersemangat dan jenuh mengikuti pelajaran seni rupa untuk mengekspresikan
kreativitasnya dalam membuat karyanya.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada saat observasi awal sikap
siswa pada saat pembelajaran berlangsung ditemukan bahwa: 1) siswa kurang
berkonsentrasi; 2) siswa cenderung pasif dalam berinteraksi pada pokok bahasan
yang diajarkan; 3) siswa cenderung ramai dan siswa masih asik bermain dan
berjalan-jalan atau berlarian di dalam kelas sehingga suasana kelas sangat ramai;
4) guru jarang menggunakan media belajar yang menarik perhatian siswa, kurang
komunikatif dan kurang memberikan kebebasan dalam menuangkan ide-ide yang
sesuai keinginan mereka sehingga menyebabkan siswa kurang bersemangat dan
jenuh mengikuti pelajaran seni rupa. Hal ini, dapat terlihat karena 70% siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang hasil karyanya antara pertemuan 1 dan pertemuan 2 masih sama atau
cenderung sama.
Gambar I dan 2. Suasana kegiatan belajar mengajar mata pelajaran seni budaya di kelas I pada saat
observasi awal (Dok. Dian Lestyana: 2011)
Beal (2003:47) menyatakan menggambar adalah media yang paling
ekspresif, yang dengan langsung dapat mengekspresikan gagasan dalam diri
seorang anak. Kapanpun pensil dan kertas tersedia, secara otomatis anak akan
menggambar. Ada sesuatu yang begitu dekat tentang pensil dan kertas. Anak-
anak akan menghabiskan waktu berjam-jam sepulang sekolah untuk menggambar
di rumah.
Pada metode pendekatan ekspresi bebas ini adalah metode bagi guru untuk
lebih memberikan pengetahuan-pengetahuan dan memperlihatkan contoh berbagai
karya seni rupa kepada siswa agar siswa memperoleh ide-ide baru dalam
menggambar, guru memberikan kebebasan pada siswa dalam mengekspresikan
semua ide dalam karyanya, dengan demikian dapat terlihat peningkatan kreativitas
siswa dari waktu ke waktu.
Pembelajaran menggunakan suatu pendekatan yang berimplikasi pada
strategi dan metode pembalajaran, artinya suatu pendekatan menentukan
penggunaan strategi dan metode pembelajaran (Sanjaya, 2006:125). Pendekatan
pembelajaran merupakan salah satu sudut pandang terhadap proses pembelajaran,
artinya bahwa bagaimana seseorang melihat suatu objek. Pendekatan seni dapat
dibedakan dari asumsi yang mendasarinya, artinya seni dipahami dan dimaknai
menentukan sudut pandang dan cara pandang seseorang dalam mengkaji seni.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Pendekatan ekspresi bebas atau pendekatan berbasis anak adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang senantiasa memperdulikan atau memberikan
kesempatan yang relatif luas kepada siswa untuk menyatakan diri secara
bertanggung jawab. Asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah ekspresi
kreatif adalah berasal dari dalam diri siswa sendiri karena ekspresi bebas pada
dasarnya tidak bisa diajarkan oleh siapapun. Selain itu secara filosofis ekspresi
bebas merupakan ekspresi siswa yang memiliki sifat unik, alamiah, dan tidak ada
istilah benar salah. Oleh karena itu siswa harus dibebaskan oleh pengaruh dan
intervensi orang dewasa maupun gurunya. (Jazuli, 2008:169).
Langkah-langkah metode Pendekatan Ekspresi Bebas dalam penelitian ini
adalah: 1) Bercerita atau berdialog dengan anak untuk membangkitkan perhatian
serta rangsangan lahirnya motif yang dapat dijadikan dasar dalam berkarya tema
cerita dan tema dialog tentu saja menyentuh kehidupan dan tingkat usia siswa, bila
perlu dilengkapi dengan gambar atau foto; 2) Memberikan anak pengalaman
kontak langsung dengan alam, flora dan fauna kemudian mengajak siswa
mencermati keadaan sekelilingnya yang selama ini mungkin diabaikan, seperti
mengamati detail bentuk tanaman bunga, binatang dan kendaraan yang berlalu
lalang; 3) Guru mengajak siswa untuk mendemonstrasikan proses penciptaan
karya seni rupa yang akan diajarkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang ada dilapangan, secara umun dapat
diidentifikasikan: 1) kurangnya tingkat keberanian siswa dalam menggambar
bebas, karena metode mengajar yang digunakan oleh guru adalah metode
konvensional atau searah disini, guru hanya memberikan tugas menggambar tanpa
dijelaskan karena guru kurang memiliki kompetensi dalam pelajaran seni budaya,
kemudian siswa ditugasi untuk menggambar sesuai contoh dari guru, namun guru
jarang menggunakan media belajar yang kurang menarik perhatian siswa; 2)
kurangnya tingkat kreativitas siswa dan rendahnya kemampuan siswa dalam
mengembangkan ide-ide dalam berkreativitas menggambar dapat dilihat dari hasil
karya siswa yang masih monoton hal ini disebabkan karena metode yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
digunakan guru kurang komunikatif dan guru kurang memberikan kebebasan
dalam menuangkan ide-ide yang sesuai keinginan mereka sehingga menyebabkan
siswa kurang bersemangat dan jenuh mengikuti pelajaran seni rupa serta takut
untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam membuat karyanya.
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
”Bagaimana penerapan metode pendekatan ekspresi bebas untuk
meningkatkan kreativitas dalam menggambar siswa kelas I SD Negeri
Madegondo III Sukoharjo tahun ajaran 2011 / 2012 ?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penerapan metode
pendekatan ekspresi bebas dan untuk meningkatkan kreativitas dalam
menggambar siswa kelas I SD Negeri Madegondo III Sukoharjo tahun ajaran
2011 / 2012 melalui penerapan model pendekatan ekspresi bebas. Kreativitas anak
dikatakan meningkat apabila indikator-indikator di bawah ini tercapai:
1. 80% siswa berani berekspresi, berani berimajinasi serta siswa berani
dalam penggunaan warna dan berani memanfaatkan ruang pada media
gambar.
2. 80% mampu menuangkan ide-ide baru sebagai acuan dan konsep
dalam menggambar.
3. 80% hasil karya siswa tidak monoton, lebih bervariasi atau berbeda
dari tiap siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis:
Sebagai dokumen yang berguna untuk memberikan informasi tentang
penerapan pendekatan ekspresi bebas dalam meningkatkan kreativitas anak dalam
menggambar.
b. Manfaat Praktis:
1. Bagi Guru
Meningkatkan kemampuan mengajar dengan menerapkan metode
pendekatan ekspresi bebas dalam meningkatkan kreativitas anak dalam
menggambar.
2. Bagi Siswa
Meningkatkan kreativitas dan keberanian dalam menggambar. Sehingga
siswa mampu mengembangkan ide dalam menggambar.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bukti dokumen penelitian ilmiah yang berguna sebagai bahan
referensi untuk melakukan penelitian tindakan kelas bagi guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kreativitas
Kreativitas adalah cara mengapresiasikan diri terhadap suatu masalah,
dengan menggunakan berbagai cara yang datang secara spontanitas yang hasil
dari pemikiran. Kreativitas bisa disalurkan dengan berbagai cara, diantaranya
membuat karya-karya seni yang menggandung nilai-nilai estetika atau keindahan.
Kreativitas bisa muncul karena adanya dorongan di dalam diri untuk berkarya.
Kreativitas adalah semua cetusan daya kerohanian dan seluruh
kepribadian, yang merupakan pernyataan (aktualisasi) kehidupan, baik yang
berasal dari seseorang maupun dari sekelompok orang (Chandra 1994:12). Dalam
pengertian yang luas ini, kreativitas dekat sekali dengan produktivitas rohani.
Segala bentuk pengungkapan diri yang unik dapat menyandang sebutan kreatif.
Treffinger (dalam Hadawi 2001:13) menyatakan ”bahwa tidak seorangpun
yang tidak memiliki kreativitas”. Sementara itu, Piers (dalam Hadawi 2001:13)
dalam tulisannya dijelaskan bahwa ”all individuals are creative in diverence ways
and differerent degrees.”
Conny R. Semiawan (dalam Hadawi 2001:04). mengemukakan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi, baik ciri-ciri
aptitude seperti kelancaran (fluency), keluwesan (flexbility), dan keaslian
(originality) dalam pemikiran maupun ciri-ciri (non-aptitude), seperti rasa ingin
tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-
pengalaman baru Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan
lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan di dalam individu maupun di
dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif.
Implikasinya adalah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui
pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Sudjana (2005:) menyatakan bahwa ” kreativitas ” merupakan cara atau
usaha mempertinggi atau mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Pengaruh yang diberikan oleh guru dalam pendekatannya dengan
siswa bisa saja lebih besar dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orang tuanya.
Hal ini disebabkan oleh kesempatan untuk merangsang siswa dan apabila ingin
menghambatnya lebih banyak dari orang tua siswa. (http : // ictcommunity
.multiply . com / journal / item / 17 / text. 12 Maret 2009).
2. Metode Pendekatan Ekspresi Bebas
Pendekatan ekspresi bebas atau pendekatan berbasis anak adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang senantiasa mempedulikan atau memberikan
kesempatan yang relatif luas kepada siswa untuk menyatakan diri secara
bertanggung jawab. Asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah ekspresi
kreatif harus berasal dari dalam diri siswa sendiri karena ekspresi bebas pada
dasarnya tidak bisa diajarkan oleh siapapun. Selain itu secara filosofis ekspresi
bebas merupakan ekspresi siswa yang memiliki sifat unik, alamiah, dan tidak ada
istilah benar salah. Oleh karena itu siswa harus dibebaskan dari pengaruh dan
intervensi orang dewasa maupun gurunya. (Jazuli 2008:169).
Pendekatan ekspresi bebas ini dipelopori oleh Franz Cizek dan
dipopulerkan oleh Victor Lowenfeld dan Herbert Read (dalam Jazuli 2008:169),
Di antara konsep pemikirannya, bahwa kreativitas seni dapat membantu
pertumbuhan mental dan kreatifitas anak, artinya melalui kegiatan seni seorang
dapat menyalurkan perasaan, kreativitas, kecemasan, dan keprihatinan yang
barangkali tidak bisa disalurkan lewat kegiatan atau media lainnya. Konsep ini
lebih ditegaskan oleh Read bahwa ekspresi seni yang dilaksanakan secara alamiah
(natural) berdampak positif bagi perkembangan emosional, intelektual, kreativitas,
dan perkembangan sosial anak.
Metode pendekatan ekspresi bebas dilatar belakangi oleh berbagai temuan
penelitian, pengaruh psikologi, dan gerakan pembaharuan bidang seni. Temuan
studi ilmiah di antaranya Henry Turner (dalam Jazuli 2008: 170) yang menulis
ilmu tentang anak (paidologi). Dia menyatakan perlunya menapaki jejak anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dalam pendidikan. Corrado Ricci (dalam Jazuli 2008:170) menelusuri makna
ekspresi seni anak sebagai cermin pengalaman anak. Lichwark dan Baldwin
(dalam Jazuli 2008:170) melaporkan bahwa ada kesamaan antara perkembangan
anak dalam menggambar dengan perkembangan teori evolusi umat manisia.
Herman Lukenslah mencatat tentang adanya fase perkembangan kemampuan anak
dalam menggambar dikaitkan dengan tingkat usia anak, sebagai berikut: (1)
sampai usia 4 tahun anak berada dalam tahap coret-mencoret, (2) usia 4 sampai 8
tahun bercirikan anak menggambar sambil bercerita, (3) usia 9 sampai 14 tahun
adalah masa kritis yang ditandai dengan munculnya kesadaran baru anak,
membuat dirinya tidak puas dengan gambar yang dihasilkan, (4) setelah usia 14
tahun merupakan masa kelahiran kembali yakni munculnya kemampuan kreatif
dari anak berbakat. William Stren melaporkan adanya hubungan antara
menggambar dan perkembangan bahasa (Ulhin, 1972; Salam, 2001).
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan sikap siswa pada saat
pembelajaran seni rupa, antara lain: 1) siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti
pelajaran; 2) siswa cenderung pasif dalam berinteraksi pada pokok bahasan yang
diajarkan; 3) siswa cenderung ramai dan siswa masih asik bermain dan berjalan-
jalan atau berlarian didalam kelas; 4) guru jarang menggunakan media belajar
yang menarik perhatian siswa, kurang komunikatif dan kurang memberikan
kebebasan dalam menuangkan ide-ide yang sesuai keinginan mereka sehingga
menyebabkan siswa kurang bersemangat dan jenuh mengikuti pelajaran seni rupa.
Hal ini, dapat terlihat karena 70% siswa yang hasil karyanya antara pertemuan 1
dan pertemuan 2 masih sama atau cenderung sama.
Dari permasalahan tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat mengaktifkan
siswa dan berangkat dari asas bahwa individu merupakan manusia yang belajar
aktif dan selalu ingin tahu adalah pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
metode pendekatan ekspresi bebas. Pendekatan ekspresi bebas atau pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berbasis anak adalah suatu kegiatan pembelajaran yang senantiasa mempedulikan
atau memberikan kesempatan yang relatif luas kepada siswa untuk menyatakan
diri secara bertanggung jawab. Asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah
ekspresi kreatif harus berasal dari dalam diri siswa sendiri karena ekspresi bebas
pada dasarnya tidak bisa diajarkan oleh siapapun. Selain itu secara filosofis
ekspresi bebas merupakan ekspresi siswa yang memiliki sifat unik, alamiah, dan
tidak ada istilah benar salah. Oleh karena itu siswa harus dibebaskan dari
pengaruh dan intervensi orang dewasa maupun gurunya. Jazuli ( 2008:169).
Pendekatan ekspresi bebas ini dipelopori oleh Franz Cizek dan
dipopulerkan oleh Victor Lowenfeld dan Herbert Read (dalam Jazuli 2008:169),
Di antara konsep pemikirannya, bahwa kreativitas seni dapat membantu
pertumbuhan mental dan kreativitas anak, artinya melalui kegiatan seni seorang
dapat menyalurkan perasaan, kreativitas, kecemasan, dan keprihatinan yang
barangkali tidak bisa disalurkan lewat kegiatan atau media lainnya. Konsep ini
lebih ditegaskan oleh Read bahwa ekspresi seni yang dilaksanakan secara alamiah
(natural) berdampak positif bagi perkembangan emosional, intelektual, kreativitas,
dan perkembangan sosial anak.
Metode pendekatan ekspresi bebas dilatar belakangi oleh berbagai temuan
penelitian, pengaruh psikologi, dan gerakan pembaharuan bidang seni. Temuan
studi ilmiah di antaranya Henry Turner (dalam Jazuli 2008:170) yang menulis
ilmu tentang anak (paidologi). Dia menyatakan perlunya menapaki jejak anak
dalam pendidikan. Corrado Ricci (dalam Jazuli 2008:170) menelusuri makna
ekspresi seni anak sebagai cermin pengalaman anak. Lichwark dan Baldwin
(dalam Jazuli 2008:170) melaporkan bahwa ada kesamaan antara perkembangan
anak dalam menggambar dengan perkembangan teori evolusi umat manisia.
Herman Lukenslah (dalam Jazuli 2008:170) mencatat tentang adanya fase
perkembangan kemampuan anak dalam menggambar dikaitkan dengan tingkat
usia anak, sebagai berikut: (1) sampai usia 4 tahun anak berada dalam tahap coret-
mencoret, (2) usia 4 sampai 8 tahun bercirikan anak menggambar sambil
bercerita, (3) usia 9 sampai 14 tahun adalah masa kritis yang ditandai dengan
munculnya kesadaran baru anak, membuat dirinya tidak puas dengan gambar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dihasilkan, (4) setelah usia 14 tahun merupakan masa kelahiran kembali yakni
munculnya kemampuan kreatif dari anak berbakat. William Stren melaporkan
adanya hubungan antara menggambar dan perkembangan bahasa (Ulhin, 1972;
Salam, 2001).
Secara ringkas dapat digambarkan kerangka pemikiran pemecahan masalah
tersebut sebagai berikut:
Anak dalam menggambar kurang kreatif
Pendekatan Ekspresi bebas
GURU:
Materi: Macam-macam benda di alam/lingkungan sekitar.
Metode: Guru memberikan kontak langsung dengan alam secara sadar dan
guru bercerita/berdialok dengan anak untuk membangkitkan perhatian serta
rangsangan lahirnya motif atau ide yang dapat dijadikan dasar dalam
berkarya.
Media: Contoh-contoh karya/gambar ekspresi bebas.
Cara: Guru mengajak siswa mendemonstrasikan proses penciptaan karya
seni rupa yang diajarkan, Kemudian guru memberikan kebebasan kepada
anak dalam berkarya.
ANAK/SISWA:
1. Munculnya ide-ide sebagai acuan dan konsep menggambar dari diri
tiap siswa dan menuangkan dalam karya yang dibuat.
2. Bentuk visualisasi karya yang semakin berani dalam penggunaan
warna dan pemanfaatan ruang pada media gambar yang ada.
3. Ekspresi bebas merupakan ekspresi siswa yang memiliki sifat unik,
alamiah, dan tidak ada istilah benar salah. Oleh karena itu siswa harus
dibebaaskan dari pengaruh dan intenvensi orang dewasa.
Kreativitas anak dalam menggambar meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis
tindakan dalam penelitian ini yaitu: “Penerapan Pendekatan Ekspresi Bebas
mampu meningkatkan kreativitas dalam menggambar siswa kelas 1 SD Negeri
Madegondo III Sukoharjo tahun ajaran 2011 / 2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Madegondo III yang
beralamat di jalan Dr. Muwardi No.01, Nampan RT.01 / RW.01, Kelurahan
Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo 57552 dengan luas tanah
kurang lebih 771 m2. jumlah keseluruhan siswa adalah 127 siswa yang terdiri dari
69 siswa laki-laki dan 58 orang siswa perempuan. Adapun jumlah guru pengajar
sebanyak 6 guru kelas, 1 guru penjaskes, 1 guru pendidikan agama islam, 1 guru
pendidikan agama kristen, 1 guru bahasa inggris, 1 guru komputer, 1 guru bahasa
daerah, 1 guru bagian perpustakaan, dan 1 penjaga sekolah. Memiliki 1 ruang
komputer, 1 ruang / kantor guru, 1 ruang UKS, 1 ruang penjaga sekolah, dan 6
ruang kelas dengan sarana penunjang dalam kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas adalah meja kursi untuk setiap siswa dan papan tulis triplek untuk setiap
kelas. Jangka waktu penelitian secara keseluruhan dilaksanakan selama 6 bulan
dari bulan Juli 2011 sampai dengan Desember 2011. Jadwal pelaksanaan tindakan
menyesuaikan dengan jadwal yang ada di sekolah Dasar Negeri Madegondo III
kecamatan Grogol kabupaten Sukoharjo.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri
Madegondo III Sukoharjo pada semester ganjil tahun ajaran 2011 / 2012 dengan
jumlah siswa 32 anak terdiri dari 9 siswa perempuan dan 23 siswa laki-laki.
Alasan memilik Sekolah Dasar Negeri Madegondo III Sukoharjo disebabkan
kurangnya tingkat keberanian dan kreativitas anak dalam pelajaran seni budaya
khususnya seni rupa atau menggambar.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode pendekatan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Jenis penelitian ini menawarkan prosedur dan cara untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar
mengajar di kelas dengan melihat keberhasilan indikator-indikator keberhasilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Suroso (2009:19) menjelaskan,
bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk penelitian reflektif
yang dilakukan oleh guru sendiri dan hasilnya dapat digunakan sebagai alat untuk
pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, serta pengembangan keahlian
mengajar.
Aqib (2006: 13) menjelaskan “ada beberapa alasan mengapa PTK
merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme
seorang guru: 1) PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan
tangap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif
dan kritis terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan; 2) PTK dapat
meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi menjadi
seorang praktisi, yang merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-
tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti
dibidangnya; 3) dengan melaksanakan tahap-tahap dalam PTK, guru mampu
memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa
yang terjadi di kelasnya; 4) pelaksanaan PTK tidak menganggu tugas pokok
seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya; 5) dengan
melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan
upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi sebagai teori dan teknik
pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya”.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan dan
dokumen. Moleong (2004:132) menjelaskan bahwa "informan adalah orang yang
dapat memberikan informasi tentang kondisi dan situasi latar penelitian. Jadi
informan adalah orang-orang yang dipandang mengetahui tentang masalah yang
dikaji peneliti yaitu pelaksanaan pengajaran seni rupa dalam mata pelajaran seni
budaya di kelas I Sekolah Dasar Negeri Madegondo III Sukoharjo Informasi
mengenai proses belajar mengajar didalam kelas diperoleh dari Ibu Sukini selaku
guru kelas I, sementara dokumen merupakan sumber data yang dapat berupa
bahan tertulis maupun benda yang berhubungan dengan suatu peristiwa ataupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
aktivitas. Dokumen yang mendukung penelitian ini antara lain: daftar nilai siswa,
foto-foto kegiatan belajar mengajar di kelas I Sekolah Dasar Negeri Madegondo
III Sukoharjo.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan observasi partisipan. Dalam
pelaksanaan observasi partisipan ini peneliti berperan sebagai pengamat penyerta
ikut serta dalam berbagai kegiatan pihak yang diamati, dan mencatat apa yang
telah terjadi dalam catatan lapangan (Wiriaatmadja 2005:107).
Peneliti memilih teknik ini karena peneliti ikut terlibat didalam proses
pembelajaran. Observasi partisipan agar data diperoleh secara langsung dari hasil
penelitian tentang bagaimana pengaruh penggunaan metode pendekatan ekpresi
bebas dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai kurikulum terhadap
kreativitas siswa pada mata pelajaran seni budaya. Selain itu observasi juga
dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan penelitian, sebagai
upaya untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, dan untuk mengetahui sejauh mana tindakan dapat
menghasilkan perubahan yang dikehendaki oleh peneliti.
Teknik pengumpulan data yang lain dalam penelitian ini adalah dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. Menurut Goetz
dan LeComte (dalam Wiriaatmadja 2005:121) dokumen yang menyangkut para
partisipan penelitian akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar.
Dalam hal ini adalah dokumen hasil karya-karya siswa, serta nilai dari tugas siswa
sebelum dan sesudah diadakan penelitian. Hasil karya serta nilai tugas siswa
tersebut akan dijadikan tolak ukur bagi peneliti dalam menilai keberhasilan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
E. Validitas Data
Analisis data adalah cara atau strategi dan langkah penikiran lebih lanjut,
dari penelitian untuk mencari jawaban dan kesimpulan dari berbagai data yang
diperoleh sehingga mendapat data-data yang valid dari kesimpulan yang ada.
Menurut Suwandi (2009:61) teknik analisis data yang digunakan untuk
menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan
statistik diskriptif komparatif dan teknik analisis kritik.
Teknik statistik diskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif
yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil
sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus. Teknik analisis kritis
berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk
mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar didalam kelas. Hasil analisis data dijadikan dasar dalam
menyusun perencanaan tindakan tahap berikutnya sesuai dengan siklus II.
F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini
melekat pada diri guru dalam pemenuhan misi profesional kependidikan.
Berdasarkan tujuan tersebut maka model penelitian tindakan yang dilakukan
peneliti adalah dengan metode pendekatan ekspresi bebas yang didukung dengan
penggunaan media pembelajaran yang sesuai kurikulum dengan tujuan
meningkatkan kreativitas siswa pada pelajaran seni budaya dan keterampilan
khususnya seni rupa di Sekolah Dasar Negeri Madeggondo III Sukoharjo. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena dalam penelitian ini
penelitian diselenggarakan dengan menerapkan teknik strategi secara efektif dan
efisien dalam rangka meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran.
Berdasarkan tujuan penelitian tindakan kelas yang ingin dicapai yaitu
meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni
rupa dalam menggambar. Maka prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gambar Siklus
Adaptasi dari Hopkins (dalam Aqib 2006:31)
Gambar 3. Gambar siklus (Hopkins 1993:48)
Permasalahan
Perencanaan I
Tindakan I
Observasi I
Refleksi I
Perencanaan II
Tindakan II
Observasi II
Refleksi II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Persiapan dalam penelitian ini, meliputi: 1) proses perijinan dengan
menyampaikan surat permohonan ijin untuk melakukan PTK kepada kepala
sekolah dan guru kelas I Sekolah Dasar Negeri Madegondo III Sukoharjo; 2)
survei untuk mengetahui dan mendapat gambaran awal mengenai proses
pembelajaran yang berlangsung di Sekolah Dasar Negeri Madegondo III
Sukoharjo khususnya di kelas I pada Mata Pelajaran Seni Rupa terutama
menggambar; 3) mengidentifikasi permasalahan yang muncul ketika proses
belajar mengajar Mata Pelajaran Seni Rupa di kelas I; 4) berdiskusi dengan guru
kelas I terkait permasalahan yang muncul pada saat kegiatan belajar mengajar;
dan 5) guru berkolaborasi dengan peneliti menentukan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran.
Penelitian ini diwujudkan dalam bentuk 2 siklus yang setiap siklusnya
mencakup 4 kegiatan, yaitu: (1) perencanaan, (2) observasi, (3) tindakan, (4)
refleksi. Pendekatan ekspresi bebas yang disampaikan dalam penelitian ini
disesuaikan dengan standar kompetensi pelajaran seni budaya khususnya seni rupa
atau menggambar. Materi ajar yang disampaikan adalah materi ajar tentang
menggambar ekspresi bebas; kemudian tema cerita yang disampaikan bertujuan
untuk menbangkitkan perhatian dan merangsang lahirnya ide-ide atau imajinasi
siswa; tugas yang diberikan kepada siswa berkaitan dengan ekspresi bebas
disesuaikan dengan silabus. Adapun pembagian materi pada tiap siklusnya yaitu
sebagai berikut: 1) pada siklus I, materi yang disampaikan yaitu mengenai
menggambar ekspresi bebas: menyampaikan berbagai jenis, dan ukuran unsur
rupa dua dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis dan macam-macam benda
di alam atau lingkungan sekitar, kemudian cerita dengan tema lingkungan dan
keindahan alam untuk membangkitkan perhatian dan rangsangan lahirnya ide
yang dijadikan dasar dalam menggambar, dan jika perlu guru mengajak siswa
keluar kelas untuk mengamati flora dan fauna di lingkungan sekitar sekolah,
memperlihatkan contoh-contoh karya ekspresi bebas; 2) pada siklus II materi yang
disampaikan yaitu mengenai gambar bebas dengan obyek alam sekitar dengan
jenis, ukuran unsur rupa dua dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis benda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
di alam atau lingkungan sekitar; mengajak siswa mendemonstrasikan dipapan tulis
cara menggambar tentang apa yang ditanyakan siswa.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan, mencakup beberapa kegiatan: guru bersama peneliti
merancang skenario dalam pembelajaran Mata Pelajaran Seni Rupa
dikelas I materi menggambar dengan ekspresi bebas dengan langkah-
langkah sebagai berikut: 1) pembuatan RPP terkait mata pelajaran Seni
Rupa yang telah disusun bersama peneliti; 2) menyiapkan materi ajar
tentang menggambar ekspresi bebas, guru bercerita untuk membangkitkan
perhatian dan rangsangan lahirnya ide; 3) menyiapkan media pembelajaran
berupa contoh-contoh gambar ekspresi bebas; 4) memberikan tugas
kepada siswa sesuai silabus dengan menggunakan metode ekspresi bebas.
b. Tahap Observasi, dilakukan peneliti dengan mengamati aktivitas guru saat
menyampaikan materi. Peneliti juga mengamati aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran yang meliputi: 1) Mengamati proses pembelajaran
menggambar. 2) Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
menggambar. 3) Mengamati kemampuan siswa dalam menggambar.
c. Tahap Pelaksanaan Tindakan, dalam tahap pelaksanaan tindakan pada
siklus I ini dilakukan dengan mengadakan 3 kali pertemuan, masing-
masing pertemuan diberikan selama 35 menit sesuai sekenario dan RPP
Mata Pelajaran Seni Rupa dengan metode yang telah disusun oleh guru
dan peneliti. Kegiatan proses belajar pembelajaran dalam siklus I:
Kegiatan awal (5 menit) meliputi kegiatan: 1) menyiapkan materi
ajar tentang menggambar bebas yang berhubungan dengan berbagai jenis,
dan ukuran unsur rupa dua dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis
dan macam-macam benda di alam/lingkungan sekitar; 2) menyiapkan
media pembelajaran contoh-contoh karya/gambar ekspresi bebas.
Kegiatan inti (25 menit) meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan materi ajar tentang menggambar bebas meliputi:
berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa dua dimensi dan tiga dimensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pada berbagai jenis dan macam-macam benda di alam/lingkungan
sekitar.
2) Guru bercerita dan berdialog dengan siswa dengan tema
lingkungan/keindahan alam untuk membangkitkan perhatian dan
rangsangan lahirnya ide yang dijadikan dasar dalam menggambar, dan
jika perlu guru mengajak siswa keluar kelas untuk mengamati flora
dan fauna di lingkungan sekitar sekolah.
3) Guru memperlihatkan contoh-contoh gambar ekspresi bebas antara
lain: (1) karya: India, 6 tahun,menggambar figure anak perempuan dan
seekor tringgiling, (2) Karya: Kristen 6 tahun, menggambar figure
mempelai wanita.
4) Guru memancing ingatan siswa tentang apa yang diamatinya.
Kemudian guru meminta siswa mengekspresikan diri secara bebas, dan
guru memberi kebebasan bagi siswa mengeluarkan ide-ide dalam
menggambar.
Kegiatan akhir (5 menit) meliputi kegiatan: a) Guru memberi nilai
pada hasil karya gambar siswa, sesuai pencapaian indikator, kemudian
guru menutup pelajaran.
d. Tahap Refleksi, Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan
serta dianalisis. Pada tahap ini, pengajar dapat merefleksi diri
berdasarkan hasil observasi dan diskusi. Untuk mengkaji apakah tindakan
yang telah dilakukan dapat meningkatkan kreativitas siswa pada mata
pelajaran seni rupa khususnya menggambar. Hasil analisa data yang
dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk
merencanakan siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2. Rancangan Siklus II
Dalam siklus II ini dilakukan dengan mengadakan 2 kali
pertemuan, masing-masing pertemuan diberikan selama 45 menit sesuai
sekenario dan RPP Mata Pelajaran Seni Rupa dengan metode yang telah
disusun oleh guru dan peneliti.
a. Tahap Perencanaan, perencanaan siklus II merupakan perbaikan
kekurangan di siklus I yang ditetapkan sebagai pelaksanaan pada proses
belajar mengajar berikutnya. Materi yang disampaikan dalam siklus II
yaitu mengenai ajar tentang menggambar bebas yang berhubungan dengan
berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa dua dimensi dan tiga dimensi pada
berbagai jenis dan macam-macam benda di lingkungan sekitar.
Tahap perencanaan pada siklus II mencakup kegiatan: 1) guru besama
peneliti merancang sekenario pembelajaran Seni Rupa di kelas I pada
pokok bahasan mengenai menggambar ekspresi bebas dengan langkah-
langkah sebagai berikut: (a) mengidentifikasai berbagai jenis, dan ukuran
unsur rupa dua dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis dan macam-
macam benda di lingkungan sekitar; (b) menghimbau kepada siswa agar
membuat gambar yang besar (± 70% memenuhi ruang bidang gambar A4)
dan gambar yang dibuat diusahakan berbeda dari gambar yang sudah
dibuat sebelumnya; (c) menyiapkan media pembelajaran yang digunakan
(gambar yang terdapat pada buku KTK I (LKS),gambar-gambar dengan
obyek alam sekitar dan berbagai jenis gambar dengan jenis,ukuran unsur
rupa dua dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis,macam-macam
benda di alam/lingkungan sekitar, contoh-contoh gambar ekspresi bebas
antara lain: 1. karya: India, 6 tahun,menggambar figur anak perempuan
dan seekor tringgiling, 2. Karya: Kristen 6 tahun, menggambar figur
mempelai wanita.
b. Tahap Observasi, dilakukan peneliti dengan mengamati aktivitas guru saat
menyampaikan materi. Peneliti juga mengamati aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran yang meliputi: 1) Mengamati proses pembelajaran
menggambar. 2) Keaktivan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menggambar. 3) Mengamati kemampuan dan kreativitas siswa dalam
menggambar.
c. Tahap pelaksanaan tindakan, dalam tahap pelaksanaan tindakan dilakukan
dengan mengadakan pembelajaran 2 kali pertemuan, masing masing
pertemuan dibberikan selama 35 menit sesuai sekenario dan RPP Mata
Pelajaran Seni Rupa dengan metode yang telah disusun oleh guru dan
peneliti. Kegiatan proses pembelajaran dalam siklus II adalah sebagai
berikut:
1) Kegiatan awal (5 menit) meliputi kegiatan sebagai berikut: a)
menyampaikan materi ajar tentang menggambar bebas yang
berhubungan dengan berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa dua
dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis dan macam-macam
benda di alam atau lingkungan sekitar; b) menghimbau kepada siswa
agar membuat gambar yang besar (± 70% memenuhi ruang bidang
gambar A4) dan gambar yang dibuat diusahakan berbeda dari gambar
yang sudah dibuat sebelumnya.
2) Kegiatan Inti (20 menit) meliputi kegiatan pembelajaran sebagai
berikut: a) menperlihatkan contoh gambar bebas meliputi: gambar
yang terdapat pada buku KTK I (LKS),gambar-gambar dengan obyek
alam sekitar dan berbagai jenis gambar dengan jenis,ukuran unsur rupa
dua dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis,macam-macam
benda di alam/lingkungan sekitar; b) Guru kembali bercerita dan
berdialog dengan siswa dengan tema lingkungan atau keindahan alam
untuk membangkitkan perhatian dan rangsangan lahirnya ide yang di
jadikan dasar dalam menggambar; c) mendemonstrasikan dipapan tulis
cara menggambar tentang apa yang ditanyakan oleh siswa; d) Guru
meminta siswa mengekspresikan diri untuk menggambar secara bebas,
dan guru memberi kebebasan bagi siswa mengeluarkan ide-ide dalam
menggambar.
3) Kegiatan akhir (5 menit) meliputi: a) Guru memberi nilai pada hasil
karya siswa kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
yang sudah selesai mengerjakan gambarnya untuk menceritakan hasil
gambarannya di depan kelas serta menutup pelajaran dengan salam.
d. Tahap Refleksi (Reflecting), hasil yang didapat dalam tahap observasi
dikumpulkan serta dianalisis. Pada tahap ini, pengajar dapat merefleksi diri
berdasarkan hasil observasi dan diskusi. Untuk mengkaji apakah tindakan
yang telah dilakukan dapat meningkatkan kreativitas siswa pada mata
pelajaran seni rupa khususnya menggambar. Hasil analisa data yang
dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk
merencanakan siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) Negeri Madegondo III
yang berdiri sejak tahun 1988 beralamat di jalan Dr. Muwardi No.01, Nampan
RT.01 / RW.01, kelurahan Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo
57552, dengan memperoleh akreditasi “A” peringkat sekolah dasar terhitung
mulai tahun 2006 Yang ditetapkan oleh badan Akreditasi Provinsi Sekolah atau
Madrasah Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Negeri Madegondo III cukup strategis
karena mudah dijangkau oleh sarana transportasi. Luas tanah di SD Negeri
Madegondo III kurang lebih 771 m2
dengan gedung sekolah untuk sarana
penunjang yang terdiri dari 6 ruang kelas dengan fasilitas pendukung kegiatan
belajar mengajar dalam kelas seperti: meja kursi untuk setiap siswa dan papan
tulis triplek untuk setiap kelas; ruang kepala sekolah. kantor guru, ruang
komputer, ruang perpustakaan, ruang UKS, mushola, ruang penjaga sekolah,
kantin, dan kamar mandi.
Gambar 4 dan 5. SD Negeri Madegondo 03 Sukoharjo (Dok. Dian Lestyana: 2011)
Kompetensi akademik para guru cukup memadai, terdiri dari 6 (enam)
guru kelas dengan standar kelulusan yaitu: 2 (dua) orang lulusan SPG (Sekolah
Pendidikan Guru), 1 (satu) orang lulusan SE, 2 (dua) orang lulusan S1, 1 (satu)
guru penjaskes lulusan SGO (Sekolah Guru Olah Raga), 1 (satu) guru pendidikan
agama Islam, 1 (satu) guru pendidikan agama Kristen, 1 (satu) guru bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Inggris, 1 (satu) guru komputer, 1 (satu) guru bahasa daerah, 1 (satu) guru bagian
perpustakaan, dan 1 (satu) penjaga sekolah dibantu 1 (satu) orang penjaga kantin.
Jumlah keseluruhan siswa sebanyak 127 orang yang terdiri dari 69 siswa
laki-laki dan 58 orang siswa perempuan. Potensi yang dimiliki siswa di SD
Negeri Madegondo III Sukoharjo ditunjukkan dengan prestasi diberbagai bidang
antara lain : juara I sepak bola antar SD se kabupaten Sukoharjo tahun 2010, juara
I dokter kecil se kecamatan Grogol tahun 1996, juara III dokter kecil tingkat
kabupaten Sukoharjo tahun 1994, juara II UKS tingkat kabupaten Sukoharjo tahun
1994, juara III cerdas cermat dokter kecil tingkat kabupaten Sukoharjo tahun
1993, dan masih banyak lagi, dengan banyaknya prestasi yang diperoleh SD
Negeri Madegondo III tersebut menjadikan SD Negeri Madegondo III Sukoharjo
menjadi pilihan sekolah dasar bagi masyarakat sekitar, selain itu SD Negeri
Madegondo III sudah memiliki fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar
mengajar. Adapun kekurangan SD Negeri Madegondo III yaitu belum tersedianya
aula untuk melaksanakan pertetemuan antara guru dengan wali murid. Selama ini
pertemuan antara guru dan wali murid dilaksanakan di ruang kelas.
Kurikulum diterapkan SD Negeri Madegondo III tahun ajaran 2011 / 2012
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) sejumlah mata ajaran yang disusun, dikembangkan dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan serta didalamnya terdapat: 1) Standar Isi (
SI) terdiri atas Standar Kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD); 2) Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). KTSP dalam mata pelajaran Seni Budaya pada
pendidikan Dasar dan Menengah bertujuan agar siswa memiliki kemampuan: 1)
memahami konsep pentingnya seni budaya dan keterampilan: 2) menampilkan
sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan; 3) meningkatkan
kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan; 4) menampilkan peran serta
dalam seni budaya dan keterampilan pada tingkat lokal, regional, maupun global.
Sedangkan visi dan misi SD Negeri Madegondo III yaitu: a) Visi Sekolah yaitu
terwujudnya siswa yang unggul dalam mutu, berpijak pada budaya dan agama; b)
Misi Sekolah yaitu mewujudkan pendidikan pendidikan dan pembelajaran siswa
dalam rangka meningkatkan mutu, apresiasi budaya dan perilaku terpuji.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Kondisi Awal Proses Belajar Mengajar Menggambar
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Madegondo III
Sukoharjo pada semester ganjil tahun ajaran 2011 / 2012 dengan jumlah siswa 32
anak terdiri dari 9 siswa perempuan dan 23 siswa laki-laki. Alasan memilih
penelitiaan di kelas I SD Negeri Madegondo III Sukoharjo disebabkan kurangnya
tingkat keberanian dan kreativitas anak dalam pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan khususnya pelajaran seni rupa atau menggambar. Jangka waktu
penelitian secara keseluruhan dilaksanakan selama 6 bulan mulai dari bulan Juli
2011 sampai dengan Desember 2011. Jadwal pelaksanaan tindakan menyesuaikan
dengan jadwal yang ada di SD Madegondo III kecamatan Grogol, Sukoharjo.
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu mengidentifikasi masalah
atau observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya pada saat
pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khususnya Seni Rupa saat
berlangsung di kelas I. observasi awal dilakukan pada saat pelajaran berlangsung.
Observasi di mulai dari awal bulan Agustus 2011 sampai dengan akhir bulan
Oktober 2011.
Hasil identifikasi dari masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1) ditinjau
dari segi siswa adalah: a) siswa kurang berkonsentrasi ; b) siswa cenderung pasif
dalam berinteraksi pada pokok bahasan yang diajarkan; c) siswa cenderung ramai
dan siswa masih asik bermain dan berjalan-jalan atau berlarian didalam kelas
sehingga suasana didalam kelas sangat ramai; 2) ditinjau dari segi guru: a) guru
jarang menggunakan media belajar yang menarik perhatian siswa; b) guru kurang
komunikatifdan kurang memberi kebebasan pada siswa dalam menuangkan ide-
ide yang sesuai keinginan siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh, dalam bentuk nilai sebelum
dilaksanakan penelitian dengan penerapan model pendekatan ekspresi bebas
terlihat bahwa dari 32 siswa terdapat 26 siswa (81,25%) yang nilainya memenuhi
standart kompetensi 70 dan terdapat 6 siswa (18,75%) yang tidak tuntas. Hasil
perolehan ini dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Tabel 1. Nilai Siswa dalam kreativitas menggambar sebelum dilaksanakan
penelitian
No Nama Siswa Nilai
Akhir
Ketuntasan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Yusuf Santosa 70 V
2 Jaka Susila 60 V
3 Gilang Hari Saputra 70 V
4 Alvino Panca Mahendra 70 V
5 Putra Dava Trinovandi 70 V
6 Vina Indahsari 70 V V
7 Guruh Tri Nugraha 60 V
8 Nanda Bayu Ardiansyah 70 V
9 Ricardo Febrian A. 80 V
10 Andriyanto 70 V
11 Irvan Afandi 70 V
12 Cornelius Revindo H 60 V
13 Natalia Mutiara Ariani P. 70 V
14 Aditiya Pratama Putra 70 V
15 Alfinda Dwi septiyan 70 V
16 Valentino Yohan Dwi S. 70 V
17 Dicky Angga Patama 60 V
18 Damar Cahyo Sunarmo 70 V
19 Ade Putri Patricia 70 V
20 Lutfi Amanda Ridho S. 70 V
21 Arfanda Arvin astriyanto 70 V
22 Ika Rahmania Putri 70 V
23 Nur Karima 60 V
24 Deva Dwi Arrohim 80 V
25 Erwin Juliawan 80 V
26 Bernandeta Eva Novianti 70 V
27 Silvia Widya Puspitasari 70 V
28 Iman Septian 60 V
29 Dinda Permatasari 70 V
30 Naufal Zidan Alfitroh 70 V
31 Nadia Debi Talia 70 V
32 Aldi Farizki Syahputra 60 V
Jumlah 1542 26 6
Rata-rata 48, 19
Persentase (%) 81,25% 18,75%
Hasil pengamatan dalam spontanitas kreativitas dalam menggambar pada
kondisi awal sebelum penelitian dapat terlihat di bawah ini dari 32 siswa terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
24 siswa (75,00%) yang berani berekspresi dalam menggambar; terdapat 9 siswa
(28,12%) yang berani berimajinasi serta siswa berani dalam penggunaan warna;
terdapat 8 siswa (25,00%) yang berani memanfaatkan ruang pada media gambar
yang ada. Hasil ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Spontanitas kreativitas siswa dalam menggambar
No Nama Siswa
Spontan
Berani
berekspresi
dalam
menggambar
berani
berimajinasi
serta siswa
berani dalam
penggunaan
warna
berani
memanfaatka
n ruang pada
media gambar
yang ada
1 Yusuf Santosa V - -
2 Jaka Susila - - -
3 Gilang Hari Saputra V - -
4 Alvino Panca Mahendra V - -
5 Putra Dava Trinovandi V - V
6 Vina Indahsari V - -
7 Guruh Tri Nugraha - - -
8 Nanda Bayu Ardiansyah V - -
9 Ricardo Febrian A. V - V
10 Andriyanto V - -
11 Irvan Afandi V - -
12 Cornelius Revindo H - V V
13 Natalia Mutiara Ariani P. V V V
14 Aditiya Pratama Putra V V -
15 Alfinda Dwi septiyan V V V
16 Valentino Yohan Dwi S. V V V
17 Dicky Angga Patama - - -
18 Damar Cahyo Sunarmo V - -
19 Ade Putri Patricia V V -
20 Lutfi Amanda Ridho S. V - -
21 Arfanda Arvin astriyanto V V V
22 Ika Rahmania Putri V - -
23 Nur Karima - - -
24 Deva Dwi Arrohim V - -
25 Erwin Juliawan V - -
26 Bernandeta Eva Novianti V V V
27 Silvia Widya Puspitasari V - -
28 Iman Septian - V -
29 Dinda Permatasari V - -
30 Naufal Zidan Alfitroh V - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
31 Nadia Debi Talia V - -
32 Aldi Farizki Syahputra - - -
Jumlah 24. 9 8
Persentase (%) 75,00% 28,12% 25,00% Keterangan:
Tanda V : Spontanitas Kreativitas siswa dalam menggambar sudah meningkat
Tanda - : Spontanitas Kreativitas siswa dalam menggambar belum meningkat
Berdasarkan tabel 3. Hasil pengamatan kreativitas anak dilihat dari rasa
ingin tahu anak dalam menggambar pada kondisi awal sebelum penelitian, dari
32 siswa terdapat 9 siswa (28,12%) yang mampu menciptakan ide-ide baru
sebagai acuan dan konsep dalam menggambar; dan terdapat 9 siswa (28,12%)
yang mampu mengembangkan ide dari contoh-contoh dari guru. Hasil ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Rasa Ingin Tahu Siswa dalam Menggambar
No Nama Siswa
Rasa Ingin Tahu
mampu menciptakan
ide-ide baru sebagai
acuan dan konsep
dalam menggambar
mampu
mengembangkan ide
dari contoh-contoh
dari guru
1 Yusuf Santosa - -
2 Jaka Susila - -
3 Gilang Hari Saputra - -
4 Alvino Panca Mahendra - -
5 Putra Dava Trinovandi - -
6 Vina Indahsari - -
7 Guruh Tri Nugraha - -
8 Nanda Bayu Ardiansyah - -
9 Ricardo Febrian A - -
10 Andriyanto - -
11 Irvan Afandi - -
12 Cornelius Revindo H V V
13 Natalia Mutiara Ariani P. V V
14 Aditiya Pratama Putra V V
15 Alfinda Dwi septiyan V V
16 Valentino Yohan Dwi S. V V
17 Dicky Angga Patama - -
18 Damar Cahyo Sunarmo - -
19 Ade Putri Patricia V V
20 Lutfi Amanda Ridho S. - -
21 Arfanda Arvin astriyanto V V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
22 Ika Rahmania Putri - -
23 Nur Karima - -
24 Deva Dwi Arrohim - -
25 Erwin Juliawan - -
26 Bernandeta Eva Novianti V V
27 Silvia Widya Puspitasari - -
28 Iman Septian V V
29 Dinda Permatasari - -
30 Naufal Zidan Alfitroh - -
31 Nadia Debi Talia - -
32 Aldi Farizki Syahputra - -
Jumlah .9 9
Persentase (%) 28,12% 28,12% Keterangan:
Tanda V : Siswa yang Rasa Ingin Tahunya dalam menggambar sudah Meningkat
Tanda - : Siswa yang Rasa Ingin tahunya dalam menggambar belum Meningkat
Berdasarkan tabel 4. Hasil pengamatan pada kondisi awal sebelum
penelitian, kreativitas anak dilihat dari ketertarikan anak terhadap hal-hal baru
dalam menggambar pada kondisi awal sebelum penelitian, dari 32 siswa terdapat
21 siswa (65,62%) yang mampu menciptakan ide-ide baru sebagai acuan dan
konsep dalam menggambar; 10 siswa (31,25%) yang mampu membuat gambar
berbeda dari siswa lainnya; dan 14 siswa (43,75%) yang mampu membuat gambar
berbeda dari tiap pertemuan sebelumnya.
Tabel 4. Ketertarikan Siswa Terhadap Hal-hal Baru dalam Menggambar
No Nama Siswa
Tertarik Hal-hal Baru
Mampu
menciptakan
ide-ide baru
sebagai
acuan dalam
menggambar
Mampu
membuat
gambar yang
berbeda dari
siswa lainnya
Mampu
membuat
gambar yang
berbeda dari
pertemuan
sebelumnya
1 Yusuf Santosa V - V
2 Jaka Susila V - V
3 Gilang Hari Saputra - V -
4 Alvino Panca Mahendra V - V
5 Putra Dava Trinovandi V - -
6 Vina Indahsari - V -
7 Guruh Tri Nugraha - V -
8 Nanda Bayu Ardiansyah - V -
9 Ricardo Febrian A V - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
10 Andriyanto - V -
11 Irvan Afandi V - V
12 Cornelius Revindo H V - -
13 Natalia Mutiara Ariani P. V - -
14 Aditiya Pratama Putra V - V
15 Alfinda Dwi septiyan V - -
16 Valentino Yohan Dwi S. V - -
17 Dicky Angga Patama V - V
18 Damar Cahyo Sunarmo - V -
19 Ade Putri Patricia - V -
20 Lutfi Amanda Ridho S. V - V
21 Arfanda Arvin astriyanto V - -
22 Ika Rahmania Putri - V -
23 Nur Karima V - V
24 Deva Dwi Arrohim V - V
25 Erwin Juliawan V - V
26 Bernandeta Eva Novianti V - -
27 Silvia Widya Puspitasari - V -
28 Iman Septian - V -
29 Dinda Permatasari V - V
30 Naufal Zidan Alfitroh V - V
31 Nadia Debi Talia V - V
32 Aldi Farizki Syahputra V - V
Jumlah 21. 10 14
Persentase (%) 65,62% 31,25% 43,75% Keterangan:
Tanda V : Ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru sudah meningkat
Tanda - : Ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru belum meningkat
Pemecahan masalah untuk meningkatkan kreativitas anak dalam
menggambar dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pelajaran seni rupa di
kelas I SD Negeri Madegondo III dengan menerapkan metode pendekatan
ekspresi bebas. Menurut Conny R. Semiawan (dalam Hawadi 2001:04).
mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan
gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas
meliputi, baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran (fluency), keluwesan (flexbility),
dan keaslian (originality) dalam pemikiran maupun ciri-ciri (non-aptitude), seperti
rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari
pengalaman-pengalaman baru Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara
individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan di dalam individu
maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya
kreatif. Implikasinya adalah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui
pendidikan. Pendekatan ekspresi bebas atau pendekatan berbasis anak adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang senantiasa mempedulikan atau memberikan
kesempatan yang relatif luas kepada siswa untuk menyatakan diri secara
bertanggung jawab. Asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah ekspresi
kreatif harus berasal dari dalam diri siswa sendiri karena ekspresi bebas pada
dasarnya tidak bisa diajarkan oleh siapapun. Selain itu secara filosofis ekspresi
bebas merupakan ekspresi siswa yang memiliki sifat unik, alamiah, dan tidak ada
istilah benar salah. Oleh karena itu siswa harus dibebaskan dari pengaruh dan
intervensi orang dewasa maupun gurunya. Jazuli ( 2008:169).
C. Pembahasan Tiap Siklus
Penerapan siklus dalam penelitian ini mengadaptasi dari Hopkins (dalam
Aqib 1993:48) yang berupa model spiral. Penelitian ini dilakukan dalam dua
siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan; 2)
observasi; 3) tindakan; 4) refleksi.
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan tindakan siklus I
Tahap perencanaan pada siklus I dilakukan dengan persiapan sebagai
berikut: 1) mempersiapkan materi tentang menggambar ekspresi bebas: pengertian
tentang ekspresi bebas meliputi: berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa dua
dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis dan macam-macam benda di alam
atau lingkungan sekitar; 2) menyiapkan rencana pembelajaran (RPP); 3)
menyusun scenario pembelajaran menggambar dengan metode pendekatan
ekspresi bebas yang dilakukantiga kali pertemuan, setiap pertemuan berdurasi 35
menit; 4) mempersiapkan media pembelajaran yaitu contoh-contoh gambar
ekspresi bebas. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam siklus I yaitu
sebagai berikut: 1) siswa berani berekspresi,berani berimajinasi serta siswa berani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dalam penggunaan warna dan berani memanfaatkan ruang pada media gambar
yang ada; 2) siswa mampu dan berani memunculkan ide-ide baru dalam
menggambar; 3) siswa mampu membuat karya yang berbeda dari pertemuan
sebelumnya dan setiap siswa mampu membuat gambar yang berbeda dari tiap
siswa satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan karya yang tidak
monoton.
Proses pembelajaran siklus I dalam penelitian ini adalah pengenalan materi
pada siswa tentang kreativitas dalam menggambar dengan metode ekspresi bebas,
adapun tahap-tahapnya yaitu: 1) ekspresi bebas, pada metode pendekatan ekspresi
bebas ini adalah metode bagi guru untuk lebih memberikan pengetahuan-
pengetahuan dan memperlihatkan contoh berbagai karya seni rupa kepada siswa
agar siswa memperoleh ide-ide baru dalam menggambar, guru memberikan
kebebasan pada siswa dalam mengekspresikan semua ide dalam karyanya, dengan
demikian dapat terlihat peningkatan kreativitas siswa dari waktu ke waktu; 2)
kreativitas anak, Kreativitas yang nampak pada anak-anak berbeda dengan orang
dewasa. Kreativitas seorang anak bisa muncul jika terus diasah sejak dini. Pada
anak-anak, kreativitas merupakan sifat yang komplikatif; seorang anak mampu
berkreasi dengan spontan karena ia telah memiliki unsur pencetus kreativitas.
Oleh sebab itu guru haruslah menggunakan metode pembelajaran yang lebih
sesuai adalah menggunakan metode pendekatan yang memberikan kebebasan
kepada siswa dalam berkarya dan mengekspresikan kreatifitasnya dalam bentuk
gambar atau karyanya, maka metode yang sesuai dengan lebih inovatif dan
pelajaran Seni Rupa menjadi menyenangkan sehingga siswa bisa berekspresi
sekreatif mungkin dan sebebas-bebasnya.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama, meliputi: a) Guru
mengawali pelajaran dengan salam, meminta siswa untuk duduk sesuai tempat
masing-masing kemudian mengecek presensi kehadiran siswa yang mengikuti
mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan; b) Guru menyampaikan materi
ajar tentang menggambar bebas meliputi: berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dua dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis dan macam-macam benda di
alam/lingkungan sekitar; c) Guru bercerita dan berdialog dengan siswa dengan
tema lingkungan/keindahan alam untuk membangkitkan perhatian dan
rangsangan lahirnya ide yang dijadikan dasar dalam menggambar, dan jika perlu
guru mengajak siswa keluar kelas untuk mengamati flora dan fauna di lingkungan
sekitar sekolah; d) Guru memperlihatkan contoh-contoh gambar ekspresi bebas
antara lain: 1. karya: India, 6 tahun,menggambar figur anak perempuan dan seekor
tringgiling, 2. Karya: Kristen 6 tahun, menggambar figur mempelai wanita.(Beal
2003:55); e) Guru memancing ingatan siswa tentang apa yang diamatinya.
Kemudian guru meminta siswa mengekspresikan diri secara bebas, dan guru
memberi kebebasan bagi siswa mengeluarkan ide-ide dalam menggambar; f) Guru
memberi penilaian pada hasil gambar siswa, sesuai pencapaian indikator,
kemudian guru menutup pelajaran.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, meliputi: a) Guru
mengawali pelajaran dengan salam, dan meminta siswa untuk duduk sesuai
tempat masing-masing kemudian melakukan presensi kehadiran siswa yang
mengikuti mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan; b) guru mengulangi
materi yang telah disampaikan minggu lalu kemudian guru memancing ingatan
siswa tentang apa yang telah diamatinya pada terhadap berbagai macam benda
dialam sekitar.; c) Guru meminta siswa untuk mengekspresikan diri sebebas-
bebasnya sesuai ide dan imajinasi masing-masing; d) kepada siswa agar gambar
yang dibuat diusahakan sekreatif mungkin (tidak sama dengan gambar
temannya,gambar diusahakan berukuran besar minimal 70% memenuhi buku
gambar ukuran A4, dan gambar diwarnai) kemudian guru memberi bantuan
(mengajak mendemonstrasikan cara menggambar) kepada siswa yang bertanya; e)
Guru memberikan penilaian kepada gambar siswa,sesuai pencapaian indikator,
dan bila perlu guru juga member pujian kepada siswa kemudian guru menutup
pelajaran.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga, meliputi: a) Guru
mengawali pelajaran dengan salam, kemudian meminta siswa untuk duduk sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
tempat masing-masing kemudian melakukan presensi kehadiran siswa yang
mengikuti mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan; b) Guru menunjukan
contoh-contoh gambar dua dimensi dengan berbagai model dan warna untuk
memancing munculnya ide dan imajinasi siswa sebagai acuan menggambar; c)
Guru memantau kegiatan siswa dan memberi pujian pada gambar tiap-tiap siswa
agar siswa lebih bersemangat dalam menuangkan ide dan imajinasinya sebebas-
bebasnya; d) Guru memberikan nilai pada hasil karya siswa dan guru memberikan
kesempatan kepada siswa yang sudah selesai mengerjakan gambarnya untuk
menceritakan hasil gambarannya didepan kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus pertama dilaksanakan 3 kali pertemuan yaitu
tanggal 13 Agustus 2011, tanggal 20 Agustus 2011 dan tanggal 10 September
2011 di ruang kelas I SD Negeri Madegondo III setiap pertemuan dilakukan
selama kurang lebih 35 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 Agustus 2011
dengan media pembelajaran yang digunakan antara lain: contoh-contoh gambar
ekspresi bebas antara lain: gambar alam atau gambar tentang lingkungan sekitar
seperti pohon, bunga, mobil atau kendaraan, hewan. Baik dua dimensi ataupun
tiga dimensi. Pertemuan pertama merupakan tahap awal pengenalan materi
tentang menggambar bebas yang berhubungan dengan berbagai jenis, dan ukuran
unsur rupa dua dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis dan macam-macam
benda di alam/lingkungan sekitar. Pelaksanaan kegiatan dalam pembelajaran
siklus I meliputi: Kegiatan Awal (memberikan penjelasan tentang metode dan
tahapan-tahapan pembelajaran ekspresi bebas pada mata pelajaran seni budaya
khususnya dalam menggambar; Kegiatan Inti (menyampaikan materi ajar tentang
menggambar bebas meliputi: berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa dua dimensi
dan tiga dimensi pada berbagai jenis dan macam-macam benda di alam atau
lingkungan sekitar); Kegiatan Penutup (menyimpulkan materi dalam proses
pembelajaran siklus I).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Kegiatan Awal, meliputi kegiatan: Guru mengawali pelajaran dengan
salam, dan meminta siswa untuk duduk sesuai tempat masing-masing kemudian
melakukan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran Seni Budaya
dan Keterampilan, menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk dengan
lebih memberikan pengetahuan-pengetahuan dan memperlihatkan contoh berbagai
karya seni rupa pada siswa agar siswa memperoleh ide-ide baru dalam
menggambar, guru memberikan kebebasan pada siswa dalam mengekspresikan
semua ide dalam karyanya.
Kegiatan Inti, meliputi kegiatan: Guru menyampaikan materi ajar tentang
menggambar bebas meliputi: berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa dua dan tiga
dimensi pada berbagai jenis dan macam-macam benda di alam sekitar. Materi
yang disampaikan guru adalah sebagai berikut:
Gambar 6 . Guru menyampaikan materi pelajaran (Dok. Dian Lestyana: 2011)
Pendekatan ekspresi bebas atau pendekatan berbasis anak adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang senantiasa memperdulikan atau memberikan
kesempatan yang relatif luas kepada siswa untuk menyatakan diri secara
bertanggung jawab. Asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah ekspresi
kreatif adalah berasal dari dalam diri siswa sendiri karena ekspresi bebas pada
dasarnya tidak bisa diajarkan oleh siapapun. Selain itu secara filosofis ekspresi
bebas merupakan ekspresi siswa yang memiliki sifat unik, alamiah, dan tidak ada
istilah benar salah. Oleh karena itu siswa harus dibebaskan oleh pengaruh dan
intervensi orang dewasa maupun gurunya. (Jazuli, 2008:169). Menggambar bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
meliputi: berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa dua dan tiga dimensi pada
berbagai jenis dan macam benda di alam sekitar seperti: hewan (kupu-kupu,
serangga, siput, ayam, bebek ulat, ular, sapi, kambing,dan lain-lain) pohon, bunga,
mobil atau motor, pesawat, rumah,dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa contoh gambar ekspesi bebas sebagai media
pembelajaran:
Gambar 7. Kuda Nil, karya Dita kelas 3 SD Gambar 8. Pelangi karya Rara kelas 3 SD
(Dok.Dian Lestyana: 2010) (Dok. Dian Lestyana: 2010)
Gambar 9. Pohon, karya Rara kelas 3 SD Gambar 10. Lumba-Lumba, karya Rara kelas 3 SD
(Dok. Dian Lestyana: 2010) (Dok. Dian Lestyana:2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Gambar 11. Mobil (Dok. Dian Lestyana: 2010) Gambar 12. Jet (Dok.Dian Lestyana: 2010)
Gambar 13. Gunung, karya Siska kelas 2SD Gambar 14. Kebun, karya Tabita kelas 2SD
(Dok.Dian Lestyana:2010) (Dok.Dian Lestyana:2010)
Setelah memberikan ceramah materi dan memperlihatkan beberapa contoh
gambar ekspresi bebas, guru kemudian bercerita dan berdialog dengan siswa
dengan tema lingkungan dan keindahan alam untuk membangkitkan perhatian dan
rangsangan lahirnya ide yang dijadikan dasar dalam menggambar, dan jika perlu
guru mengajak siswa keluar kelas untuk mengamati flora dan fauna di lingkungan
sekitar, siswa memperahatikan saat guru bercerita kemudian siswa memberi
pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru, disamping itu siswa juga
mengamati contoh gambar ekspresi bebas kemudian mengemukakan pendapat
atau pertanyaan apabila ada materi yang kurang dimengerti. Beberapa siswa
seperti Yusuf, Joko, Alvino terlihat masih asik bermain dan ramai sendiri,
kemudian guru menegur agar ketiga siswa tersebut segera duduk ditempat duduk
masing-masing dan guru member pertanyaan yang berhubungan dengan tema
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
cerita yang dijadikan sumber atau ide dalam menggambar. Guru memancing
ingatan siswa tentang apa yang diamatinya. Kemudian guru meminta siswa
mengekspresikan diri secara bebas, dan guru memberi kebebasan bagi siswa
mengeluarkan ide-ide dalam menggambar.
Gambar 15. Saat pelajaran sudah dimulai beberapa siswa masih asik bermain dan berjalan-jalan di
dalam kelas. (Dok. Dian Lestyana: 2011)
Gambar 16. Siswa saat aktivitas menggambar (Dok.Dian Lestyana: 2011)
Kegiatan Penutup, meliputi kegiatan: Guru memberi nilai pada hasil
karya gambar siswa, sesuai pencapaian indikator, kemudian guru menutup
pelajaran. Siswa mulai merapikan dan mengemasi buku dan alat tulis bersiap-siap
untuk pulang; kemudian guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 20
Agustus 2011 dengan media pembelajaran yang digunakan yaitu: contoh-contoh
gambar/karya ekspresi bebas antara lain: gambar alam atau gambar tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
lingkungan sekitar seperti pohon, bunga, mobil atau kendaraan, hewan. Baik dua
dimensi ataupun tiga dimensi. Pelaksanaan pertemuan kedua pada siklus I
meliputi:
Kegiatan Awal meliputi kegiatan: Guru mengawali pelajaran dengan
salam, kemudian meminta siswa untuk duduk sesuai tempat masing-masing
sembari melakukan presensi kehadiran siswa yang mengikut pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan, Mengulang materi yang telah disampaikan minggu
lalu, kemudian guru memancing ingatan siswa tentang apa yang telah diamatinya
pada terhadap berbagai macam benda dialam sekitar, kemudian siswa mulai
mengingat dan mulai menggeluarkan pendapat serta pertanyaan-pertanyaan
mengenai apa yang telah diamatinya minggu lalu.
Kegiatan Inti meliputi kegiatan: Guru meminta siswa untuk
mengekspresikan diri sebebas-bebasnya sesuai ide dan imajinasi masing-masing,
Siswa mulai bertanya dan mengeluarkan pendapat tentang apa yang akan
digambar, kemudian siswa mulai menggambar sesuai keinginan dan ide masing-
masing. guru menghimbau kepada siswa agar gambar yang dibuat diusahakan
sekreatif mungkin (tidak sama dengan gambar temannya,gambar diusahakan
berukuran besar minimal 70% memenuhi buku gambar ukuran A4,dan gambar
diwarnai) kemudian guru memberi bantuan(contoh) kepada siswa yang bertanya,
Siswa mulai bersungguh-sungguh mengerjakan gambaranya untuk mendapat nilai
terbaik.
Gambar 17. Siswa mulai bertanya dan mengeluarkan pendapat tentang apa yang akan digambar
(Dok. Herry Susanti: 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kegiatan Penutup meliputi kegiatan: Guru memberikan penilaian kepada
gambar siswa,sesuai pencapaian indikator, dan bila perlu guru juga member
pujian kepada siswa kemudian guru menutup pelajaran, Siswa mulai merapikan
dan mengemasi buku dan alat tulis bersiap-siap untuk pulang; kemudian
kemudian guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
Pertemuan ketiga pada siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 10
September 2011 dengan media pembelajaran yang digunakan yaitu: contoh-
contoh gambar dua dimensi dengan berbagai model dan warna untuk memancing
munculnya ide dan imajinasi siswa sebagai acuan menggambar. Pelaksanaan
pertemuan kedua pada siklus I meliputi:
Kegiatan Awal meliputi kegiatan: Guru mengawali pelajaran dengan
salam, kemudian meminta siswa untuk duduk sesuai tempat masing-masing
sembari guru melakukan presensi kehadiran siswa yang mengikut pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan, Mengulang kembali materi yang telah disampaikan
minggu lalu, kemudian guru memancing ingatan siswa tentang apa yang telah
diamatinya pada terhadap berbagai macam benda dialam sekitar.
Kegiatan Inti meliput kegiatan: Guru meminta siswa untuk
mengekspresikan diri sebebas-bebasnya sesuai ide dan imajinasi masing-masing,
Siswa mulai bertanya dan mengeluarkan pendapat tentang apa yang akan
digambar, kemudian siswa mulai menggambar sesuai keinginan dan ide masing-
masing. Guru memantau kegiatan siswa dan memberi pujian pada gambar tiap-
tiap siswa agar siswa lebih bersemangat dalam menuangkan ide dan imajinasinya
sebebas-bebasnya. Dengan demikian siswa bisa mulai serius dan bersemangat
dalam mengerjakan gambaranya dengan hati yang senang.
Kegiatan penutup meliputi kegiatan: Guru memberikan nilai pada hasil
karya siswa dan guru memberikan kesempatan kepada siswa yang sudah selesai
mengerjakan gambarnya untuk menceritakan hasil gambarannya didepan kelas.
Dan bagi siswa yang sudah selesai menggambar diperbolehkan mengumpulkan
dan memintai nilai pada guru, dan untuk siswa yang berani diberikan kesempatan
untuk menceritakan isi dari gambar yang dibuatnya. Kemudian saat jam pelajaran
sudah habis guru menyuruh siswa mulai merapikan dan mengemasi buku dan alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
tulis bersiap-siap untuk pulang; kemudian kemudian guru menutup pelajaran
dengan salam penutup.
Gambar 18. Siswa yang sudah selesai mengerjakan gambarnya berkesempatan untuk
menceritakan hasil gambarannya di depan kelas (Dok. Herry Susanti: 2011)
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi awal baik pada pertemuan pertama maupun
pertemuan ke dua, secara umum diperoleh data sesuai dengan unit analisa masalah
pada pelaksanaan siklus I. berdasarkan hasil pengamatan siklus I tabel 5.
meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari Spontanitas siswa
dalam menggambar dari daftar nilai yang ada dapat disimpuklan bahwa dari 32
siswa terdapat 30 siswa (87,89 %) yang berani berekspresi dalam menggambar
gambar yang ada; 25 siswa (78,12%) yang berani berimajinasi serta berani dalam
penggunaan warna; 8 siswa (28,12%) yang berani memanfaatkan ruang pada
media gambar yang ada. Hasil ini dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Table 5. Lembar Observasi Awal (siklus I)
Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi
Spontanitas siswa dalam menggambar
No Nama Siswa
Spontan
Berani
berekspresi
dalam
menggambar
berani
berimajinasi
serta siswa
berani dalam
penggunaan
warna
berani
memanfaatka
n ruang pada
media gambar
yang ada
1 Yusuf Santosa V V -
2 Jaka Susila V - -
3 Gilang Hari Saputra V V -
4 Alvino Panca Mahendra - V -
5 Putra Dava Trinovandi V V V
6 Vina Indahsari V V -
7 Guruh Tri Nugraha V - -
8 Nanda Bayu Ardiansyah V V -
9 Ricardo Febrian A. V V V
10 Andriyanto V V -
11 Irvan Afandi V V -
12 Cornelius Revindo H V - V
13 Natalia Mutiara Ariani P. V V V
14 Aditiya Pratama Putra V V -
15 Alfinda Dwi septiyan V V V
16 Valentino Yohan Dwi S. V V V
17 Dicky Angga Patama V - -
18 Damar Cahyo Sunarmo V V -
19 Ade Putri Patricia V V -
20 Lutfi Amanda Ridho S. V V -
21 Arfanda Arvin astriyanto V V V
22 Ika Rahmania Putri V V -
23 Nur Karima V - -
24 Deva Dwi Arrohim V V -
25 Erwin Juliawan V V -
26 Bernandeta Eva Novianti V V V
27 Silvia Widya Puspitasari V V -
28 Iman Septian V - -
29 Dinda Permatasari V V -
30 Naufal Zidan Alfitroh V V -
31 Nadia Debi Talia V V -
32 Aldi Farizki Syahputra - - -
Jumlah 30 25 9
Persentase (%) 93,75% 78,12% 25,00% Keterangan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tanda V : Spontanitas anak dalam menggambar meningkat
Tanda - : Spontanitas anak dalam menggambar belum meningkat
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I dalam tabel. 6 meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari rasa ingin tahu anak dapat
disimpulkan, dari 32 siswa terdapat 19 siswa (59,37%) yang mampu menciptakan
ide-ide baru sebagai acuan dan konsep dalam menggambar; dan terdapat 25 siswa
(78,12%) yang mampu mengembangkan ide dari contoh-contoh dari guru. Hasil
ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 6 Lembar observasi (siklus I)
Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi Rasa
Ingin Tahu siswa dalam menggambar
No Nama Siswa
Rasa Ingin Tahu
mampu menciptakan
ide-ide baru sebagai
acuan dan konsep
dalam menggambar
mampu
mengembangkan ide
dari contoh-contoh
dari guru
1 Yusuf Santosa - -
2 Jaka Susila - -
3 Gilang Hari Saputra - V
4 Alvino Panca Mahendra - -
5 Putra Dava Trinovandi - -
6 Vina Indahsari - V
7 Guruh Tri Nugraha - V
8 Nanda Bayu Ardiansyah - V
9 Ricardo Febrian A. - V
10 Andriyanto - V
11 Irvan Afandi - V
12 Cornelius Revindo H V V
13 Natalia Mutiara Ariani P. V V
14 Aditiya Pratama Putra V V
15 Alfinda Dwi septiyan V V
16 Valentino Yohan Dwi S. V V
17 Dicky Angga Patama - V
18 Damar Cahyo Sunarmo - V
19 Ade Putri Patricia V V
20 Lutfi Amanda Ridho S. V V
21 Arfanda Arvin astriyanto V V
22 Ika Rahmania Putri V V
23 Nur Karima V -
24 Deva Dwi Arrohim V V
25 Erwin Juliawan V -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
26 Bernandeta Eva Novianti V V
27 Silvia Widya Puspitasari V -
28 Iman Septian V V
29 Dinda Permatasari V V
30 Naufal Zidan Alfitroh V V
31 Nadia Debi Talia V V
32 Aldi Farizki Syahputra V V
Jumlah 19 25
Persentase (%) 59,37% 78,12% Keterangan:
Tanda V : Siswa yang Rasa Ingin Tahunya dalam menggambar sudah Meningkat
Tanda - : Siswa yang Rasa Ingin tahunya dalam menggambar belum Meningkat
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I dalam tabel.7 meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari dari ketertarikan anak terhadap
hal-hal baru dalam menggambar pada kondisi awal sebelum penelitian, dari 32
siswa terdapat 27 siswa (84,37%) yang mampu menciptakan ide-ide baru sebagai
acuan dan konsep dalam menggambar; 20 siswa (65,50%) yang mampu membuat
gambar berbeda dari siswa lainnya; dan 24 siswa (75,00%) yang mampu membuat
gambar berbeda dari tiap pertemuan sebelumnya. Hasil ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel.7 Lembar observasi (siklus I)
Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi
Ketertarikan Siswa Terhadap Ha-hal baru dalam menggambar
No Nama Siswa
Tertarik Hal-hal Baru
Mampu
menciptakan
ide-ide baru
sebagai
acuan dalam
menggambar
Mampu
membuat
gambar yang
berbeda dari
siswa lainnya
Mampu
membuat
gambar yang
berbeda dari
pertemuan
sebelumnya
1 Yusuf Santosa V V V
2 Jaka Susila V V V
3 Gilang Hari Saputra - V V
4 Alvino Panca Mahendra V - V
5 Putra Dava Trinovandi V - -
6 Vina Indahsari - V V
7 Guruh Tri Nugraha - V V
8 Nanda Bayu Ardiansyah - V V
9 Ricardo Febrian A. V - -
10 Andriyanto V V -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
11 Irvan Afandi V - V
12 Cornelius Revindo H V V -
13 Natalia Mutiara Ariani P. V V -
14 Aditiya Pratama Putra V V V
15 Alfinda Dwi septiyan V - V
16 Valentino Yohan Dwi S. V - V
17 Dicky Angga Patama V V V
18 Damar Cahyo Sunarmo V V -
19 Ade Putri Patricia V V -
20 Lutfi Amanda Ridho S. V - V
21 Arfanda Arvin astriyanto V - V
22 Ika Rahmania Putri V V -
23 Nur Karima V - V
24 Deva Dwi Arrohim V V V
25 Erwin Juliawan V V V
26 Bernandeta Eva Novianti V - V
27 Silvia Widya Puspitasari V V V
28 Iman Septian - V V
29 Dinda Permatasari V - V
30 Naufal Zidan Alfitroh V - V
31 Nadia Debi Talia V V V
32 Aldi Farizki Syahputra V V V
Jumlah 27. 20 24
Persentase (%) 84,37% 62,50% 75,00% Keterangan:
Tanda V : Ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru sudah meningkat
Tanda - : Ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru belum meningkat
Secara individual data yang diperolah dapat didiskripsikan sebagai berikut:
1) Terdapat siswa ( Ricardo, Deva, Erwin ) yang kreativitas dalam
menggambarnya sudah meningkat dapat terlihat dari Berani berekspresi,
berani berimajinasi dan berani memanfaatkan ruang pada media gambar yang
ada, berani mengeluarkan ide-ide baru sebagai acuan dan konsep menggambar,
Mampu membuat gambar yang berbeda dari siswa lain sehingga menghasilkan
karya yang beragam, kreativ dan tidak monoton.
2) Terdapat siswa yang kreativitas dalam menggambarnya belum meningkat
yaitu Iman, Guruh, Cornelius, dan Dicky belum berani berekspresi, berani
berimajinasi dan berani memanfaatkan ruang pada media gambar yang ada,
hal ini dikarenakan pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
tidak memperhatikan guru dan aktiv dengan kegiatanya sendiri; Aldi belum
berani dalam memanfaatkan media gambar, pemanfaatan media gambar (buku
gambar ukuran A4) masih 50% kosong sedangkan Jaka pada saat guru
menenerangkan tidak memperhatikan guru.
3) Terdapat siswa (Yusuf, Jaka, dan Guruh) yang belum mampu memunculkan
ide-ide dan imajinasinya saat menggambar, sehingga gambarnya hampir sama
dari pertemuan sebelumnya. Sedangkan Alvino dan Vina mereka sudah
mampu membuat gambar yang berbeda dari pertemuan sebelumnya tetapi
gambar mereka masih sama dengan kebanyakan teman lainnya.
Berikut adalah beberapa contoh karya siswa pada saat proses pembelajaran
menggambar:
Gambar19. Hasil karya siswa (Alvino) Gambar.20. Hasil karya siswa (putra dava)
(dok. Dian Lestyana: 2011) (Dok. Dian Lestyana: 2011)
Gambar 21. Hasil karya siswa (Joko) Gambar 22. Hasil karya siswa (Vina)
(Dok. Dian Lestyana: 2011) (Dok. Dian Lestyana: 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Gambar 23. Hasil karya siswa (Gilang) Gambar 24. Hasil karya siswa (Yusuf)
(Dok. Dian Lestyana: 2011) (Dok. Dian Lestyana: 2011)
d. Refleksi
Penelitian siklus I dikatakan berhasil apabila semua indikator terpenuhi
mencapai 80%. Dari hasil observasi siklus I sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I tabel. 5 meningkatkan kreativitas
anak dalam menggambar dilihat dari Spontanitas siswa dalam menggambar
dari daftar nilai yang ada dapat disimpuklan bahwa dari 32 siswa terdapat 30
siswa (87,89 %) yang berani berekspresi dalam menggambar gambar yang
ada; 25 siswa (78,12%) yang berani berimajinasi serta berani dalam
penggunaan warna; 9 siswa (25,00%) yang berani memanfaatkan ruang pada
media gambar yang ada. Sehingga rata-rata 3 sub indikator meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar belum menunjukkan keberhasilan 80%.
2) Berdasarkan hasil pengamatan siklus I dalam tabel. 6 meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari rasa ingin tahu anak dapat
disimpulkan, dari 32 siswa terdapat 19 siswa (59,37%) yang mampu
menciptakan ide-ide baru sebagai acuan dan konsep dalam menggambar; dan
terdapat 25 siswa (78,12%) yang mampu mengembangkan ide dari contoh-
contoh dari guru. Sehingga rata-rata 3 sub indikator meningkatkan kreativitas
anak dalam menggambar belum menunjukkan keberhasilan 80%.
3) Berdasarkan hasil pengamatan siklus I dalam tabel.7 meningkatkan kreativitas
anak dalam menggambar dilihat dari dari ketertarikan anak terhadap hal-hal
baru dalam menggambar pada kondisi awal sebelum penelitian, dari 32 siswa
terdapat 27 siswa (84,37%) yang mampu menciptakan ide-ide baru sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
acuan dan konsep dalam menggambar; 20 siswa (65,50%) yang mampu
membuat gambar berbeda dari siswa lainnya; dan 24 siswa (75,00%) yang
mampu membuat gambar berbeda dari tiap pertemuan sebelumnya. Sehingga
rata-rata 3 sub indikator meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar
hanya 1 sub indikator 27 siswa (84,37%) yang mampu menciptakan ide-ide
baru sebagai acuan dan konsep dalam menggambar yang sudah menunjukkan
keberhasilan 80%, sedangkan 2 sub indikator lainnya belum menunjukkan
keberhasilan 80%.
Setelah pelaksanaan siklus I dengan penerapan metode pendekatan
ekspresi bebas pada pelajaran seni rupa, dapat dilihat bahwa dari 32 siswa yang
nilainya memenuhi standar kompetensi (70) adalah 25 siswa (78,12%) sedangkan
yang nilainya tidak memenuhi standar kompetensi adalah 7 siswa (21,87%) . Hasil
perolehan ini dapat dilihat pada table berikut di bawah ini:
Tabel. 8 Lembar Observasi siklus I
Nilai Keseluruhan Siswa dalam Kreativitas Menggambar
No Nama Siswa Nilai
Akhir
Ketuntasan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Yusuf Santosa 75 V
2 Jaka Susila 75 V
3 Gilang Hari Saputra 75 V
4 Alvino Panca Mahendra 75 V
5 Putra Dava Trinovandi 65 V
6 Vina Indahsari 75 V V
7 Guruh Tri Nugraha 65 V
8 Nanda Bayu Ardiansyah 65 V
9 Ricardo Febrian A. 75 V
10 Andriyanto 65 V
11 Irvan Afandi 65 V
12 Cornelius Revindo H 70 V
13 Natalia Mutiara Ariani P. 80 V
14 Aditiya Pratama Putra 80 V
15 Alfinda Dwi septiyan 80 V
16 Valentino Yohan Dwi S. 80 V
17 Dicky Angga Patama 75 V
18 Damar Cahyo Sunarmo 65 V
19 Ade Putri Patricia 70 V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
20 Lutfi Amanda Ridho S. 70 V
21 Arfanda Arvin astriyanto 80 V
22 Ika Rahmania Putri 70 V
23 Nur Karima 65 V
24 Deva Dwi Arrohim 80 V
25 Erwin Juliawan 75 V
26 Bernandeta Eva Novianti 80 V
27 Silvia Widya Puspitasari 75 V
28 Iman Septian 70 V
29 Dinda Permatasari 70 V
30 Naufal Zidan Alfitroh 70 V
31 Nadia Debi Talia 80 V
32 Aldi Farizki Syahputra 80 V
Jumlah 2340 25 7
Rata-rata 73,12
Persentase (%) 78,12% 21,87%
Berdasarkan tabel. 9 di bawah ini dapat dilihat, setelah dilaksanakan siklus
I siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 7 orang
(21,87%); kategori baik sebanyak 25 orang (78,12%).
Tabel. 9 Data Frekuensi Nilai Seni Rupa siswa kelas I pada siklus I
No Interval Frekwensi Presentase Keterangan
1 86-100 0 % Baik sekali
2 66-85 25 78,12% Baik
3 46-65 7 21,87% Cukup
4 26-45 0 % Kurang
5 0-25 0 % Sangat kurang
Jumlah 32 100%
Dengan demikian dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode pendekatan eksspresi bebas pada siklus I belum
berhasil, sehingga perlu dilaksanakan siklus lanjutan yaitu siklus II didasarkan
pada hasil analisis dan refleksi di siklus pertama yaitu: 80% siswa mampu
meningkatkan spontanitas dalam menggambar; 80% siswa mampu meningkatkan
rasa ingin tahunya dalam menggambar; 80% siswa mampu meningkatkan
ketertarikan terhadap hal-hal baru dalam menggambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan hasil observasi, penulis berupaya menggali faktor penyebab
dan melakukan refleksi, sebagai berikut: hasil observasi siklus I dapat diketahui
bahwa terdapat 3 indikator yang belum meningkat yaitu: kreativitas anak dalam
menggambar dilihat dari segi spontanitas menunjukkan ketercapaian sebesar
69,57%; kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi rasa ingin tahu
menunjukkan ketercapaian sebesar 58,87%; dan meningkatkan kreativitas anak
dalam menggambar dilihat dari segi ketertarikan siswa terhadap Hal-hal baru
menunjukkan ketercapaian 32,57%. Hal disebabkan pada saat guru menerangkan
dan menunjukkan contoh-contoh serta pada saat guru mendomonstrasikan cara
menggambar masih terdapat beberapa siswa yang belum memperhatikan, maka
dari itu untuk meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar perlu
dilaksanakan siklus II dengan menggunakan metode pendekatan ekspresi bebas
untuk meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dengan cara guru lebih
banyak menggunakan contoh-contoh karya ekspresi bebas tidak hanya dari buku
LKS, guru harus lebih bisa meberikan motivasi agar siswa lebih berani
menuangkan ide dan imajinasinya dalam menggambar sehingga hasil karya yang
dihasilkan beragam dan tidak monoton.
2. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus kedua didasarkan pada hasil analisis dan refleksi siklus
I tiga indikator yang belum meningkat yaitu: meningkatkan kreativitas anak
dalam menggambar dilihat dari segi spontanitas menunjukkan ketercapaian
sebesar 69,57%; meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari
segi rasa ingin tahu menunjukkan ketercapaian sebesar 58,87%; dan
meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi ketertarikan
siswa terhadap hal-hal baru menunjukkan ketercapaian 32,57%. Pelaksanaannya
meliputi: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan siklus II, observasi dan
Refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Perencanaan Tindakan siklus II
Tahap perencanaan pada siklus I dilakukan dengan persiapan sebagai
berikut: 1) mempersiapkan materi tentang menggambar ekspresi bebas: pengertian
tentang ekspresi bebas meliputi: berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa dua
dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis dan macam-macam benda di alam
atau lingkungan sekitar; 2) menyiapkan rencana pembelajaran (RPP); 3)
menyusun skenario pembelajaran menggambar dengan metode pendekatan
ekspresi bebas yang dilakukan dua kali pertemuan, setiap pertemuan berdurasi 35
menit; 4) mempersiapkan media pembelajaran yaitu contoh-contoh gambar
ekspresi bebas. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam siklus II yaitu
sebagai berikut: 1) siswa berani berekspresi,berani berimajinasi serta siswa berani
dalam penggunaan warna dan berani memanfaatkan ruang pada media gambar
yang ada; 2) siswa mampu dan berani memunculkan ide-ide baru dalam
menggambar; 3) siswa mampu membuat karya yang berbeda dari pertemuan
sebelumnya dan setiap siswa mampu membuat gambar yang berbeda dari tiap
siswa satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan karya yang tidak
monoton; 4) siswa berani mengemukakan pendapat atau pertanyaan apabila ada
materi yang kurang dimengerti: 5) siswa berani menceritakan hasil karya atau
gambarnya didepan kelas.
Tindakan Siklus II dilaksanakan 2 minggu dimulai pada tanggal 17
September dan 24 September dilakukan dengan 2 x 35 menit perencanaan pada
siklus II yaitu sebagai berikut:
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama, meliputi: a) Guru
mengawali pelajaran dengan salam, meminta siswa untuk duduk sesuai tempat
masing-masing kemudian mengecek presensi kehadiran siswa yang mengikuti
mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan; b) Guru kembali menyampaikan
materi ajar tentang menggambar bebas yang berhubungan dengan berbagai jenis,
dan ukuran unsur rupa dua dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis dan
macam-macam benda di lingkungan sekitar; c) Guru menghimbau kepada siswa
agar membuat gambar yang besar (± 70% ) memenuhi ruang bidang gambar A4)
dan gambar yang dibuat diusahakan berbeda dari gambar yang sudah dibuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
sebelumnya. d) Guru memperlihatkan contoh-contoh gambar ekspresi bebas
antara lain: 1. karya: India, 6 tahun,menggambar figur anak perempuan dan seekor
tringgiling, 2. Karya: Kristen 6 tahun, menggambar figur mempelai wanita; e)
Guru kembali bercerita dan berdialog dengan siswa dengan tema lingkungan dan
keindahan alam untuk membangkitkan perhatian dan rangsangan lahirnya ide
yang dijadikan dasar dalam menggambar, dan jika perlu guru mengajak siswa
mendemonstrasikan dipapan tulis cara menggambar tentang apa yang ditanyakan
oleh siswa; f) Guru memancing ingatan siswa tentang apa yang diamatinya.
Kemudian guru meminta siswa mengekspresikan diri secara bebas, dan guru
memberi kebebasan bagi siswa mengeluarkan ide-ide dalam menggambar; g)
Guru memberi nilai pada hasil karya siswa, sesuai pencapaian indikator,
kemudian guru menutup pelajaran.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, meliputi: a) Guru
mengawali pelajaran dengan salam, dan meminta siswa untuk duduk sesuai
tempat masing-masing kemudian melakukan presensi kehadiran siswa yang
mengikuti mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan; b) Guru menunjukan
contoh-contoh gambar dua dimensi dengan berbagai model dan warna untuk
memancing munculnya ide dan imajinasi siswa sebagai acuan menggambar; c)
Guru memantau kegiatan siswa dan memberi pujian pada gambar tiap-tiap siswa
agar siswa lebih bersemangat dalam menuangkan ide dan imajinasinya sebebas-
bebasnya.; d) Guru memberikan nilai pada hasil karya siswa dan guru
memberikan kesempatan kepada siswa yang sudah selesai mengerjakan
gambarnya untuk menceritakan hasil gambarannya di depan kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus kedua selama 2 kali pertemuan. Setiap
pertemuan dilakukan selama 1 jam x 35 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP mata pelajaran Seni Rupa dengan metode yang disusun
oleh guru dan peneliti.
Pertemuan pertama dalam siklus ke II dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 17 September 2011 dengan media pembelajaran yang digunakan antara
lain: contoh-contoh gambar ekspresi bebas antara lain: gambar karya ekspresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
bebas antara lain: 1. karya: India, 6 tahun,menggambar figur anak perempuan dan
seekor tringgiling, 2. Karya: Kristen 6 tahun, menggambar figur mempelai wanita.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama adalah sebagai
berikut:
Kegiatan Awal meliputi kegiatan: Guru mengawali pelajaran dengan
salam, dan meminta siswa untuk duduk sesuai tempat masing-masing kemudian
melakukan presensi kehadiran siswa yang mengikuti mata pelajaran Seni Budaya
dan Keterampilan, menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dengan lebih
memberikan pengetahuan-pengetahuan dan memperlihatkan contoh berbagai
karya seni rupa kepada siswa agar siswa memperoleh ide-ide baru dalam
menggambar, guru memberikan kebebasan pada siswa dalam mengekspresikan
semua ide dalam karyanya.
Kegiatan Inti, meliputi kegiatan: Guru kembali menyampaikan materi
ajar tentang menggambar bebas meliputi: berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa
dua dimensi dan tiga dimensi pada berbagai jenis dan macam-macam benda di
alam/lingkungan sekitar. Materi yang disampaikan guru adalah sebagai berikut:
pendekatan ekspresi bebas adalah kegiatan pembelajaran yang senantiasa
memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk menyatakan diri secara
bertanggung jawab.
Guru menghimbau kepada siswa agar membuat gambar yang besar atau
kurang lebih 70% memenuhi ruang bidang gambar A4 dan gambar yang dibuat
diusahakan berbeda dari gambar yang sudah dibuat sebelumnya. Asumsi yang
mendasari pendekatan ini adalah ekspresi kreatif adalah berasal dari dalam diri
siswa sendiri karena ekspresi bebas pada dasarnya tidak bisa diajarkan oleh
siapapun. Selain itu secara filosofis ekspresi bebas merupakan ekspresi siswa yang
memiliki sifat unik, alamiah, dan tidak ada istilah benar salah. Oleh karena itu
siswa harus dibebaskan oleh pengaruh dan intervensi orang dewasa maupun
gurunya. (Jazuli, 2008:169).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 25. Guru menghimbau kepada siswa agar membuat gambar yang besar kurang
lebih 70% memenuhi ruang bidang gambar A4 (Dok. Herry Susanti:2011)
Berikut ini adalah gambar karya ekspresi bebas antara lain: 1. karya: India,
6 tahun,menggambar figur anak perempuan dan seekor tringgiling, 2. Karya:
Kristen 6 tahun, menggambar figur mempelai wanita.
Gambar 26. Pengantin, karya Kristen 6 tahun Gambar 27. Anak perempuan, karya India 6 tahun
(Beal dan Miller 2005:55) (Beal dan Miller 2005:55)
(Dok. Dian Lestyana : 2010) (Dok. Dian Lestyana: 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 28. Bik ”hewan peliharaan” karya shopie Gambar 29. Trenggiling karya India 6 tahun
7 tahun (Beal dan Miller 2005:55) (Beal dan Miller 2005:55)
(Dok.Dian Lestyana: 2010) (Dok.Dian Lestyana:2010)
Setelah guru menyampaikan materi dan memperlihatkan contoh-contoh
karya ekspresi bebas, guru kemudian Guru kembali bercerita dan berdialog
dengan siswa dengan tema lingkungan dan keindahan alam untuk membangkitkan
perhatian dan rangsangan lahirnya ide yang dijadikan dasar dalam menggambar,
dan jika perlu guru mengajak siswa mendemonstrasikan proses menggambar.
Siswa memperhatikan saat guru bercerita dan bagi siswa yang belum mampu
menggambar siswa diperkenankan bertanya dan meminta guru menberi contoh
atau mendemonstrasikan cara menggambar. Beberapa siswa seperti Joko, Dava,
Vino, Guruh terlihat masih ramai dan bermain sendiri. Kemudian guru menegur
agar ke empat siswa tersebut segera duduk, memperhatikan guru serta segera
mempersiapkan diri untuk menggambar sesuai keinginan dan ide mereka masing-
masing.
Gambar 30. Guru memperlihatkan contoh gambar ekspresi bebas (Dok.Herry Susanti:
2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 31. Guru mengajak siswa mendomonstrasikan cara menggambar. ( Dok. Herry Susanti:
2011)
Kegiatan Penutup, meliputi kegiatan: Guru memberikan nilai pada hasil
karya siswa dan guru memberikan kesempatan kepada siswa yang sudah selesai
mengerjakan gambarnya untuk menceritakan hasil gambarannya didepan kelas.
Siswa yang sudah selesai menggambar diperbolehkan mengumpulkan dan
meminta nilai pada guru, dan untuk siswa yang berani diberikan kesempatan
untuk menceritakan isi dari gambar yang dibuatnya. Setelah jam pelajaran telah
usai maka siswa mulai merapikan dan mengemasi buku, alat tulis dan alat gambar
kemudian bersiap untuk pulang: kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 24
September 2011 dengan media pembelajaran yang digunakan yaitu: contoh-
contoh gambar dua dimensi dengan berbagai model dan warna untuk memancing
munculnya ide dan imajinasi siswa sebagai acuan menggambar. Pelaksanaan
pertemuan kedua pada siklus II meliputi:
Kegiatan Awal meliputi kegiatan: Guru mengawali pelajaran dengan
salam, kemudian meminta siswa untuk duduk sesuai tempat masing-masing
sembari melakukan presensi kehadiran siswa yang mengikut pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan, Guru menunjukan contoh-contoh gambar dua dimensi
dengan berbagai model dan warna untuk memancing munculnya ide dan imajinasi
siswa sebagai acuan menggambar. Siswa mulai menunjukkan ketertarikan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
contoh-contoh gambar yang diperlihatkan oleh guru, kemudian siswa mulai
bertanya dan berpendapat dengan ide dan imajinasi masing-masing.
Kegiatan Inti meliputi kegiatan: Guru memantau kegiatan siswa dan
memberi pujian pada gambar tiap-tiap siswa agar siswa lebih bersemangat dalam
menuangkan ide dan imajinasinya sebebas-bebasnya. Kemudian siswa mulai
serius dan bersemangat dalam mengerjakan gambaranya dengan hati yang senang.
Gambar 32. Guru memantau kegiatan siswa (dok.Herry Susanti: 2011)
Kegiatan Penutup meliputi kegiatan: Guru memberikan nilai sesuai
indikator pada hasil karya siswa dan guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang sudah selesai mengerjakan gambarnya untuk menceritakan hasil
gambarannya didepan kelas. Kemudian guru menutup pelajaran, siswa mulai
merapikan dan mengemasi buku, alat tulis dan alat gambar kemudian bersiap
untuk pulang: kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan siklus II,
Baik pada pertemuan pertama ataupun pertemuan ke dua, secara umum diperoleh
data sesuai dengan unit analisis masalah pada pelaksanaan siklus II sebagai
berikut.
Hasil pengamatan pada siklus II tabel. 10 meningkatkan kreativitas anak
dalam menggambar dilihat dari segi Spontanitas siswa dalam menggambar dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
daftar nilai yang ada dapat disimpuklan bahwa dari 32 siswa terdapat 27 siswa
(84,37%) yang berani berekspresi dalam menggambar gambar yang ada; 29 siswa
(90,62%) yang berani berimajinasi serta berani dalam penggunaan warna; 26
siswa (81,25%) yang berani memanfaatkan ruang pada media gambar yang ada.
Hasil ini dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
Tabel 10. Lembar Observasi Awal (siklus II)
Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi Spontanitas
siswa dalam menggambar:
No Nama Siswa
Spontan
Berani
berekspresi
dalam
menggambar
berani
berimajinasi
serta siswa
berani dalam
penggunaan
warna
berani
memanfaatka
n ruang pada
media
gambar yang
ada
1 Yusuf Santosa V V V
2 Jaka Susila V V V
3 Gilang Hari Saputra V V V
4 Alvino Panca Mahendra V V -
5 Putra Dava Trinovandi V V V
6 Vina Indahsari V - V
7 Guruh Tri Nugraha V V V
8 Nanda Bayu Ardiansyah V V V
9 Ricardo Febrian A - V V
10 Andriyanto - V V
11 Irvan Afandi V V V
12 Cornelius Revindo H V V -
13 Natalia Mutiara Ariani P. V V V
14 Aditiya Pratama Putra V V V
15 Alfinda Dwi septiyan V V V
16 Valentino Yohan Dwi S. V V -
17 Dicky Angga Patama - V V
18 Damar Cahyo Sunarmo V V V
19 Ade Putri Patricia V V V
20 Lutfi Amanda Ridho S. V V V
21 Arfanda Arvin astriyanto V V V
22 Ika Rahmania Putri V V V
23 Nur Karima V V -
24 Deva Dwi Arrohim V V V
25 Erwin Juliawan V V V
26 Bernandeta Eva Novianti V V V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
27 Silvia Widya Puspitasari V V -
28 Iman Septian V - V
29 Dinda Permatasari - - -
30 Naufal Zidan Alfitroh - V V
31 Nadia Debi Talia V V V
32 Aldi Farizki Syahputra V V V
Jumlah 27 29 26
Persentase (%) 84,37% 90,62% 81,25% Keterangan:
Tanda V : Spontanitas anak dalam menggambar meningkat
Tanda - : Spontanitas anak dalam menggambar belum meningkat
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II dalam tabel. 11 meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari rasa ingin tahu anak dapat
disimpulkan, dari 32 siswa terdapat 30 siswa (93,75%) yang mampu menciptakan
ide-ide baru sebagai acuan dan konsep dalam menggambar; dan terdapat 31 siswa
(96,87%) yang mampu mengembangkan ide dari contoh-contoh dari guru. Hasil
ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 11 Lembar observasi (siklus II)
Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi Rasa Ingin
Tahu siswa dalam menggambar
No Nama Siswa
Rasa Ingin Tahu
mampu menciptakan
ide-ide baru sebagai
acuan dan konsep
dalam menggambar
mampu
mengembangkan ide
dari contoh-contoh
dari guru
1 Yusuf Santosa - V
2 Jaka Susila V V
3 Gilang Hari Saputra V V
4 Alvino Panca Mahendra V V
5 Putra Dava Trinovandi V V
6 Vina Indahsari V V
7 Guruh Tri Nugraha V V
8 Nanda Bayu Ardiansyah V V
9 Ricardo Febrian A. V V
10 Andriyanto V V
11 Irvan Afandi V V
12 Cornelius Revindo H V V
13 Natalia Mutiara Ariani P. V V
14 Aditiya Pratama Putra V V
15 Alfinda Dwi septiyan V V
16 Valentino Yohan Dwi S. V V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
17 Dicky Angga Patama V V
18 Damar Cahyo Sunarmo V V
19 Ade Putri Patricia V V
20 Lutfi Amanda Ridho S. V V
21 Arfanda Arvin astriyanto V V
22 Ika Rahmania Putri V V
23 Nur Karima V V
24 Deva Dwi Arrohim V V
25 Erwin Juliawan V V
26 Bernandeta Eva Novianti V V
27 Silvia Widya Puspitasari V V
28 Iman Septian V V
29 Dinda Permatasari - -
30 Naufal Zidan Alfitroh V V
31 Nadia Debi Talia V V
32 Aldi Farizki Syahputra V V
Jumlah 30 31
Persentase (%) 93,75% 96,87% Keterangan:
Tanda V : Siswa yang Rasa Ingin Tahunya dalam menggambar sudah Meningkat
Tanda - : Siswa yang Rasa Ingin tahunya dalam menggambar belum Meningkat
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II dalam tabel. 12 meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari dari ketertarikan anak terhadap
hal-hal baru dalam menggambar pada kondisi awal sebelum penelitian, dari 32
siswa terdapat 26 siswa (81,25%) yang mampu menciptakan ide-ide baru sebagai
acuan dan konsep dalam menggambar; 27 siswa (84,37%) yang mampu membuat
gambar berbeda dari siswa lainnya; dan 30 siswa (93,75%) yang mampu membuat
gambar berbeda dari tiap pertemuan sebelumnya. Hasil ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel. 12 Lembar observasi (siklus II)
Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi
Ketertarikan Siswa Terhadap Ha-hal baru dalam menggambar
No Nama Siswa
Tertarik Hal-hal Baru
Mampu
menciptakan
ide-ide baru
sebagai acuan
dalam
menggambar
Mampu
membuat
gambar yang
berbeda dari
siswa lainnya
Mampu
membuat
gambar yang
berbeda dari
pertemuan
sebelumnya
1 Yusuf Santosa V V V
2 Jaka Susila V V V
3 Gilang Hari Saputra V V V
4 Alvino Panca Mahendra V V V
5 Putra Dava Trinovandi V V V
6 Vina Indahsari V V V
7 Guruh Tri Nugraha V V V
8 Nanda Bayu Ardiansyah V V V
9 Ricardo Febrian A. V V V
10 Andriyanto - V V
11 Irvan Afandi - V V
12 Cornelius Revindo H V V V
13 Natalia Mutiara Ariani P. V V V
14 Aditiya Pratama Putra V V V
15 Alfinda Dwi septiyan V V V
16 Valentino Yohan Dwi S. - - V
17 Dicky Angga Patama V - V
18 Damar Cahyo Sunarmo V - V
19 Ade Putri Patricia V V V
20 Lutfi Amanda Ridho S. V - V
21 Arfanda Arvin astriyanto V V V
22 Ika Rahmania Putri V V V
23 Nur Karima V V -
24 Deva Dwi Arrohim V V V
25 Erwin Juliawan V V V
26 Bernandeta Eva Novianti V V V
27 Silvia Widya Puspitasari V V V
28 Iman Septian V V V
29 Dinda Permatasari - - -
30 Naufal Zidan Alfitroh - V V
31 Nadia Debi Talia - V V
32 Aldi Farizki Syahputra V V V
Jumlah 26 27 30
Persentase (%) 81,25% 84,37% 93,75% Keterangan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tanda V : Ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru sudah meningkat
Tanda - : Ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru belum meningkat
Secara individual data yang diperoleh dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1) Terdapat siswa ( Bernandita, Natalia, Aditiya ) yang kreativitas dalam
menggambarnya sudah meningkat dapat terlihat dari Berani berekspresi,
berani berimajinasi dan berani memanfaatkan ruang pada media gambar yang
ada, berani mengeluarkan ide-ide baru sebagai acuan dan konsep menggambar,
Mampu membuat gambar yang berbeda dari siswa lain sehingga menghasilkan
karya yang beragam, kreativ dan tidak monoton.
2) Terdapat siswa yang kreativitas dalam menggambarnya belum meningkat
yaitu Yusuf, Irvan, Dicky, dan Nur belum berani berekspresi, berani
berimajinasi dan berani memanfaatkan ruang pada media gambar yang ada,
hal ini dikarenakan pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tersebut
tidak berani bertanya kepada guru tentang apa yang menjadi kesulitan mereka
dalam menggambar; Aldi belum berani dalam memanfaatkan media gambar,
pemanfaatan media gambar (buku gambar ukuran A4) masih 50% kosong
sedangkan Jaka dan Vino pada saat guru menenerangkan tidak memperhatikan
guru.
3) Terdapat siswa (Yusuf, Jaka, Gilang, Dinda, dan Andriyanto) yang belum
mampu memunculkan ide-ide dan imajinasinya saat menggambar, sehingga
gambarnya hampir sama dari pertemuan sebelumnya. Sedangkan Valentino
dan Damar mereka sudah mampu membuat gambar yang berbeda dari
pertemuan sebelumnya tetapi gambar mereka masih sama dengan kebanyakan
teman lainnya.
4) Terdapat siswa (Dinda, Irvan, Yusuf) yang belum mampu meningkatkan
kreativitasnya dalam menggambar. Sebenarnya siswa ini memerlukan banyak
latihan, bimbingan serta motivasi ataupun pendekatan yang lebih dari guru
agar menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian dalam menggambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
d. Refleksi
Penelitian siklus II dikatakan berhasil apabila semua indikator terpenuhi
mencapai 80%. Dari hasil observasi siklus II dapat disimplkan sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II tabel. 10 meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari Spontanitas siswa dalam
menggambar dari daftar nilai yang ada dapat disimpuklan bahwa dari 32 siswa
terdapat 27 siswa (84,37 %) yang berani berekspresi dalam menggambar
gambar yang ada; 29 siswa (90,62%) yang berani berimajinasi serta berani
dalam penggunaan warna; 26 siswa (81,25%) yang berani memanfaatkan
ruang pada media gambar yang ada. Sehingga rata-rata 3 sub indikator
meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar sudah menunjukkan
keberhasilan diatas 80%.
2) Berdasarkan hasil pengamatan siklus II dalam tabel. 11 meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari rasa ingin tahu anak dapat
disimpulkan, dari 32 siswa terdapat 30 siswa (93,75%) yang mampu
menciptakan ide-ide baru sebagai acuan dan konsep dalam menggambar; dan
terdapat 31 siswa (96,87%) yang mampu mengembangkan ide dari contoh-
contoh dari guru. Sehingga rata-rata 2 sub indikator meningkatkan kreativitas
anak dalam menggambar sudah menunjukkan keberhasilan 80%.
3) Berdasarkan hasil pengamatan siklus II dalam tabel.12 meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari dari ketertarikan anak
terhadap hal-hal baru dalam menggambar pada kondisi awal sebelum
penelitian, dari 32 siswa terdapat 26 siswa (81,25%) yang mampu
menciptakan ide-ide baru sebagai acuan dan konsep dalam menggambar; 27
siswa (84,37%) yang mampu membuat gambar berbeda dari siswa lainnya;
dan 30 siswa (,9375%) yang mampu membuat gambar berbeda dari tiap
pertemuan sebelumnya. Sehingga rata-rata 3 sub indikator meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar sudah menunjukkan keberhasilan 80%.
Setelah pelaksanaan II dengan penerapan metode Pendekatan Ekspresi
Bebas pada mata pelajaran seni rupa, dapat disimpulkan bahwa siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
memenuhi nilai standar kompetensi 70 adalah 27 siswa (84,37%) dari 32 siswa
dan terdapat 5 siswa (15,62%) yang belum tuntas dalam meningkatkan kreativitas
dalam menggambar. Hasil ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 13. Lembar Observasi (siklus II)
Nilai keseluruhan siswa dalam Meningkatkan Kreativitas Menggambar
No Nama Siswa Nilai
Akhir
Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Yusuf Santosa 75 V
2 Jaka Susila 75 V
3 Gilang Hari Saputra 75 V
4 Alvino Panca Mahendra 75 V
5 Putra Dava Trinovandi 65 V
6 Vina Indahsari 75 V
7 Guruh Tri Nugraha 65 V
8 Nanda Bayu Ardiansyah 65 V
9 Ricardo Febrian A. 75 V
10 Andriyanto 65 V
11 Irvan Afandi 65 V
12 Cornelius Revindo H 65 V
13 Natalia Mutiara Ariani P. 80 V
14 Aditiya Pratama Putra 80 V
15 Alfinda Dwi septiyan 80 V
16 Valentino Yohan Dwi S. 80 V
17 Dicky Angga Patama 75 V
18 Damar Cahyo Sunarmo 65 V
19 Ade Putri Patricia 70 V
20 Lutfi Amanda Ridho S. 70 V
21 Arfanda Arvin astriyanto 80 V
22 Ika Rahmania Putri 70 V
23 Nur Karima 65 V
24 Deva Dwi Arrohim 80 V
25 Erwin Juliawan 75 V
26 Bernandeta Eva Novianti 80 V
27 Silvia Widya Puspitasari 75 V
28 Iman Septian 70 V
29 Dinda Permatasari 65 V
30 Naufal Zidan Alfitroh 70 V
31 Nadia Debi Talia 80 V
32 Aldi Farizki Syahputra 80 V
Jumlah 2070 27 5
Rata-rata 64
Persentase (%) 84,37% 15,62%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Berdasarkan Berdasarkan tabel. 14 di bawah ini dapat disimpulkan,
setelah dilaksanakan siklus II siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup
sebanyak orang 5 (15,62%); kategori baik sebanyak 27 orang (84,37%).
Tabel. 14 Data Frekuensi Nilai Seni Rupa siswa kelas I pada siklus II
No Interval Frekwensi Presentase Keterangan
1 86-100 0 % Baik sekali
2 66-85 27 84,37% Baik
3 46-65 5 15,62% Cukup
4 26-45 0 % Kurang
5 0-25 0 % Sangat kurang
Jumlah 32 100%
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan
ekspresi bebas pada siklus II sudah menunjukkan keberhasilan, hal ini ditunjukkan
dengan indikator ketercapaian yaitu:
Berdasarkan hasil observasi, faktor penyebab dan melakukan refleksi,
adalah sebagai berikut: hasil observasi siklus I dapat diketahui bahwa terdapat 3
indikator yang belum meningkat yaitu: meningkatkan kreativitas anak dalam
menggambar dilihat dari segi spontanitas menunjukkan ketercapaian sebesar
97,16%; meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi rasa
ingin tahu menunjukkan ketercapaian sebesar 92,28%; dan meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi ketertarikan siswa terhadap
Hal-hal baru menunjukkan ketercapaian 96,74%. Kreativitas anak dalam
menggambar dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Keterangan Grafik :
: nilai siswa setelah dilaksanakan siklus I
: nilai siswa setelah dilaksanakan siklus II
Gambar 33. Grafik Nilai Seni Rupa siswa kelas I sesudah dilaksanakan penelitian siklus II
D. Pembahasan Antar Siklus
Penulis melakukan rekapitulasi berdasarkan data yang diperoleh pada
siklus I dan II dalam pembelajaran kreativitas menggambar pada siswa kelas I SD
Negeri Madegondo III dengan menggunakan metode pendekatan ekspresi bebas.
Keberhasilan peneliti ini dapat dilihat dari capaian indikator sebagai berikut: 1)
80% Siswa berani berekspresi, berani berimajinasi serta siswa berani dalam
penggunaan warna dan berani memanfaatkan ruang pada media gambar yang ada;
2) 80% siswa mampu memunculkan ide-ide baru sebagai acuan dan konsep
menggambar dari tiap siswa dan menuangkannya dalam karya yang dibuat; 3)
80% Diamati dari hasil karya yang dibuat dengan berbagai ide dari tiap siswa
yang berbeda sehingga menghasilkan karya yang beragam, kreatif dan tidak
monoton. Keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat pada capaian indikator
berikut ini:
0
5
10
15
20
25
30
0-25 26-45 46-65 66-85 86-100
siklus I
siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
1. Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi
Spontanitas anak dalam menggambar
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tentang kreativitas anak dalam
menggambar berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan
Tabel 15. Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi
spontanitas siswa terhadap menggambar setelah pelaksanaan siklus I
dan II
No Sub Indikator Spontan dalam
menggambar
Siklus I Siklus II
Jumlah
siswa %
Jumlah
siswa %
1 Berani berekspresi dalam
menggambar 30 93,75 27 84,37
2 Berani berimajinasi serta berani
dalam penggunaan warna 25 78,12 29 90,62
3 Berani memanfaatkan ruang pada
media gambar yang ada 9 25,00 26 81,25
Tabel 15. di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
siswa dalam spontanitas kreativitas dalam menggambar. Ketercapaian indikator
meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi spontanitas
yaitu: 1) berani berekspresi dalam menggambar pada siklus I 93,75%, pada siklus
II terjadi penurunan menjadi 84,37 disebabkan karena bebarapa siswa takut salah
pada saat menggambar dengan alasan takut jelek, takut kena coret; 2) Berani
berimajinasi serta berani dalam penggunaan warna pada siklus I 78,12% terjadi
peningkatan pada siklus II menjadi 90,62%; 3) berani memanfaatkan ruang pada
media gambar yang ada pada siklus I 25,00% meningkatan drastis menjadi
81,25% disebabkan karena siswa mulai berani membuat gambar dengan ukuran
besar.
Berikut ini prosentasi ketercapaian indikator meningkatkan kreativitas
anak dilihat dari segi spontanitas:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 34. Grafik meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi Spontanitas
sesudah siklus I dan II
2. Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi rasa
keingintahuan anak dalam menggambar
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tentang meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi rasa ingin tahu siswa
terhadap menggambar berdasarkan observasi yang telah disiapkan, terjadi
peningkatan dalam siklus. Peningkatan ini dapat dilihat pada tabel dan grafik di
bawah ini.
Tabel 16. Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi rasa
ingin tahu siswa terhadap menggambar setelah pelaksanaan siklus I dan
II.
No Sub Indikator Rasa Ingin Tahu
dalam menggambar
Siklus I Siklus II
Jumlah
siswa %
Jumlah
siswa %
1
Mampu menciptakan ide-ide baru
sebagai acuan dan konsep dalam
menggambar
19 59,37 30 93,75
2 Mampu mengembangkan ide dari
contoh-contoh dari guru 25 78,12 31 96,87
Berikut ini prosentase ketercapaian indikator meningkatkan kreativitas
anak dalam menggambar dilihat dari segi rasa ingin tahu siswa terhadap
menggambar:
0
5
10
15
20
25
30
35
siklus I siklus II
berani berekspresidalam menggambar
berani berimajinasiserta berani dalampenggunaan warna
beranimemanfaatkanruang pada mediagambar yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Gambar 35. Grafik meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi rasa ingin
tahu siswa terhadap menggambar sesudah dilaksanakan siklus I dan II.
Tabel 16. di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
siswa dalam menggambar dilihat dari segi rasa keingin tahuan siswa terhadap
menggambar dengan menggunakan metode pendekatan ekspresi bebas.
Ketercapaian indikator meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat
dari segi rasa ingin tahu siswa terhadap menggambar yaitu: 1) mampu
menciptakan ide baru sebagai acuan dan konsep dalam menggambar pada siklus I
59,37%, pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 93,75%; 2) mampu
mengembangka ide dari contoh-contoh dari guru pada siklus I 78,12% terjadi
peningkatan pada siklus II menjadi 96,87%.
3. Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi
ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru dalam menggambar
Hasil pengamatan yang dilakukan tentang meningkatkan kreativitas anak
dalam menggambar dilihat dari segi ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru
dalam menggambar berdasarkan observasi yang telah disiapkan, terjadi
peningkatan dalam siklus. Peningkatan ini dapat dilihat pada tabel dan grafik di
bawah ini.
0
5
10
15
20
25
30
35
siklus I siklus II
mampu menciptakanide-ide baru sebagaiacuan dan konsepdalam menggambar
mampumengembangkan idedari contoh-contohdari guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 17. Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi
ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru setelah pelaksanaan siklus I
dan II
No Sub Indikator tertarik hal-hal
baru dalam menggambar
Siklus I Siklus II
Jumlah
siswa %
Jumlah
siswa %
1 Mampu menciptakan ide-ide baru
sebagai acuan dalam menggambar 27 84,37 26 81,25
2 Mampu membuat gambar yang
berbeda dari siswa lainnya 20 62,50 27 84,37
3
Mampu membuat gambar yang
berbeda dari pertemuan
sebelumnya
24 75,00 30 93,75
Tabel 17. di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
siswa dalam menggambar dilihat dari segi ketertarikan siswa terhadap hal-hal
baru dalam menggambar dengan menggunakan metode pendekatan ekspresi
bebas. Ketercapaian indikator meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar
dilihat dari segi ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru dalam menggambar
yaitu: 1) Mampu menciptakan ide-ide baru sebagai acuan dalam pada siklus I
84,37%, pada siklus II mengalami penurunan 81,25% hal ini disebabkan karena
sebagian siswa belum mampu menggambar dengan ide yang berbeda dari ide
sebelumnya; 2) Mampu membuat gambar yang berbeda dari siswa lainnya pada
siklus I 62,50% terjadi peningkatan pada siklus II 84,37%; 3) mampu membuat
gambar yang berbeda dari pertemuan sebelumnya pada siklus I 75,00%, pada
siklus II meningkat drastis menjadi 93,75%.
Grafik di bawah ini hasil indikator meningkatkan kreativitas anak dalam
menggambar dilihat dari segi ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru dalam
menggambar. Berikut ini prosentase ketercapaian indikator meningkatkan
kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi rasa ingin tahu siswa
terhadap menggambar setelah pelaksanaan siklus I dan II:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Gambar 36. Meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar dilihat dari segi ketertarikan siswa
terhadap ha-hal baru dalam menggambar setelah pelaksanaan siklus I dan II
Berikut ini hasil nilai siswa secara keseluruhan dalam pelaksanaan siklus I
dan II, lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 18. Rekapitulasi Nilai Keseluruhan Setelah Pelaksanaan Siklus I dan II
No Nama Siswa Siklus
I
ketuntasan Siklu
s II
Ketuntasan
Tuntas Tidak
tuntas Tuntas
Tidak
Tuntas
1 Yusuf Santosa 75 V 75 V
2 Jaka Susila 75 V 75 V
3 Gilang Hari Saputra 75 V 75 V
4 Alvino Panca Mahendra 75 V 75 V
5 Putra Dava Trinovandi 65 V 65 V
6 Vina Indahsari 75 V 75 V
7 Guruh Tri Nugraha 65 V 65 V
8 Nanda Bayu Ardiansyah 65 V 65 V
9 Ricardo Febrian A. 75 V 75 V
10 Andriyanto 65 V 65 V
11 Irvan Afandi 65 V 65 V
12 Cornelius Revindo H 70 V 65 V
13 Natalia Mutiara Ariani P. 80 V 80 V
14 Aditiya Pratama Putra 80 V 80 V
15 Alfinda Dwi septiyan 80 V 80 V
16 Valentino Yohan Dwi S. 80 V 80 V
17 Dicky Angga Patama 75 V 75 V
18 Damar Cahyo Sunarmo 65 V 65 V
19 Ade Putri Patricia 70 V 70 V
20 Lutfi Amanda Ridho S. 70 V 70 V
21 Arfanda Arvin astriyanto 80 V 80 V
0
5
10
15
20
25
30
35
siklus I siklus II
mampu menciptakanide-ide baru sebagaiacuan dalammenggambar
mampu membuatgambar berbeda darisiswa lainnya
mampu membuatgambar yang berbedadari pertemuansebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
22 Ika Rahmania Putri 70 V 70 V
23 Nur Karima 65 V 65 V
24 Deva Dwi Arrohim 80 V 80 V
25 Erwin Juliawan 75 V 75 V
26 Bernandeta Eva Novianti 80 V 80 V
27 Silvia Widya Puspitasari 75 V 75 V
28 Iman Septian 70 V 70 V
29 Dinda Permatasari 70 V 65 V
30 Naufal Zidan Alfitroh 70 V 70 V
31 Nadia Debi Talia 80 V 80 V
32 Aldi Farizki Syahputra 80 V 80 V
Jumlah 2340 25 7 2070 27 5
Rata-rata 73,12 64
Persentase (%) 78,12% 21,87% 84,37% 15,62%
Berdasarkan pada tabel 18. Nilai Siswa secara keseluruhan selama
pelaksanaan siklus I memperoleh nilai rata-rata 73,12 dengan prosentase
ketuntasan 78,12% dan prosentase belum tuntas 21,87% dalam pelaksanaan siklus
II memperoleh nilai rata-rata 64 dengan prosentase ketuntasan 84,37% dan
prosentase belum tuntas 15,62%.
Gambar 37. Grafik rekapitulasi prosentase ketuntasan nilai siswa setelah siklus I dan II
0
5
10
15
20
25
30
Tuntas Tidak tuntas
siklus I
siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Berikut ini adalah hasil perbandingan antara siklus I dan II. Lihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 19. Perbandingan antar siklus I dan siklus II
Elemen Siklus I Siklus II Keterangan
Per
enca
naan
Tin
dak
an
Persiapan:
1) menyiapkan rencana
pembelajaran (RPP);
2) menyusun scenario
pembelajaran menggambar
dengan metode pendekatan
ekspresi bebas;
3) materi menggambar
ekspresi bebas: pengertian
tentang ekspresi bebas
meliputi: berbagai jenis,
dan ukuran unsur rupa dua
dimensi dan tiga dimensi
pada berbagai jenis dan
macam-macam benda di
alam sekitar;
4) media pembelajaran
yaitu contoh-contoh
gambar ekspresi bebas.
Persiapan:
1) menyiapkan rencana
pembelajaran (RPP);
2) menyusun scenario
pembelajaran menggambar
dengan metode pendekatan
ekspresi bebas;
3) materi menggambar
ekspresi bebas: pengertian
tentang ekspresi bebas
meliputi: berbagai jenis,
dan ukuran unsur rupa dua
dimensi dan tiga dimensi
pada berbagai jenis dan
macam-macam benda di
alam sekitar;
4) media pembelajaran
yaitu contoh-contoh
gambar ekspresi bebas.
Bedanya adalah cara guru
membimbing siswanya
pada saat kegiatan belajar
berlangsung.
Pada siklus II guru
memberi motivasi kepada
siswa agar berani
menuangkan ide-idenya
dalam menggambar agar
tidak takut salah dalam
menggambar, motivasi
dapat dengan cara:
1. Lisan, guru member
pujian pada siswa.
2. Hadiah, guru member
hadiah kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Pel
ak
san
aan
Tin
dak
an
Langkah-langkah yang
dilakukan oleh guru
adalah:
1) bercerita dan berdialog
dengan siswa dengan tema
lingkungan dan keindahan
alam untuk
membangkitkan perhatian
dan rangsangan lahirnya
ide yang dijadikan dasar
dalam menggambar. 2)
guru meminta siswa agar
menggambar tidak sama
dengan gambar
temannya,diusahakan
berukuran besar
3) guru menunjukkan
contoh-contoh gambar dua
dimensi dengan berbagai
model dan warna untuk
memancing munculnya ide
dan imajinasi siswa
4) guru menghimbau
kepada siswa agar tidak
takut atau ragu-ragu dalam
menggambar, sebab dalam
menggambar tidak ada
istilah benar salah.
5) siswa yang sudah selesai
menggambar diberikan
kesempatan untuk
menceritakan gambarnya
didepan kelas.
Langkah-langkah yang
dilakukan guru:
1) guru kembali bercerita
dan berdialog dengan siswa
dengan menggunakan tema
yang berragam seperti tema
tentang alam, transportasi.
2) guru kembali
menghimbau kepada siswa
agar membuat gambar
dengan ukuran besar (70%
dari media gambar yang
ada buku gambar ukuran
A4)
3) guru mengajak siswa
mendemonstrasikan
tentang cara menggambar
apa yang ditanyakan oleh
siswa.
4) guru juga memberikan
bimbingan khusus bagi
siswa yang kreativitas
dalam menggambarnya
belum meningkat.
Perbedaannya adalah pada
media pembelajaran yaitu
contoh-contoh yang
diperlihatkan guru kepada
siswa.
Pada pelaksanaan siklus I
media pembelajaran yang
digunakan antara lain:
contoh-contoh gambar
ekspresi bebas diantaranya:
gambar alam atau gambar
tentang lingkungan sekitar
seperti pohon, bunga,
mobil atau kendaraan,
hewan,dan lain sebagainya.
Pada pelaksanaan siklus II
media pembelajaran yang
digunakan antara lain:
gambar dari internet,
majalah atau tabloid, dan
buku SBK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Ob
serv
asi
Pertemuan pertama:
Guru bercerita dan
berdialog dengan siswa
dengan tema
lingkungandan keindahan
alam untuk
membangkitkan perhatian
dan rangsangan lahirnya
ide yang dijadikan dasar
dalam menggambar, dan
jika perlu guru mengajak
siswa keluar kelas untuk
mengamati flora dan fauna
di lingkungan sekitar
sekolah.
Pertemuan kedua: Guru
meminta siswa agar
gambar yang dibuat
diusahakan sekreatif
mungkin tidak sama
dengan gambar
temannya,diusahakan
berukuran besar, dan
diwarnai.
Prtemuan ketiga:
guru menunjukkan contoh-
contoh gambar dua dimensi
dengan berbagai model dan
warna untuk memancing
munculnya ide dan
imajinasi siswa.
Pertemuan pertama:
Guru menghimbau kepada
siswa agar membuat
gambar dengan ukuran
besar (70% dari media
gambar yang ada buku
gambar ukuran A4).
Pertemuan kedua:
Jika perlu guru mengajak
siswa mendemonstrasikan
tentang cara menggambar
apa yang ditanyakan oleh
siswa.
Pada siklus I guru
berdialog dan bercerita
dengan siswa serta
menunjukkan contoh-
contoh gambar karya
ekspresi bebas sedangkan
pada perencanaan siklus II
disini guru menghimbau
kepada siswa agar
membuat gambar dengan
ukuran besar (70% dari
media gambar yang ada
yaitu buku gambar ukuran
A4)
Ref
lek
si
Pelaksanaan siklus I
dikatakan berhasil apabila
semua indikator terpenuhi
mencapai 80%. Dari hasil
observasi dapat
disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I belum
berhasil, dengan alasan
pada siklus I siswa
memperoleh nilai rata-rata
73,12 dengan prosentase
ketuntasan 78,12%
Dilaksanakan siklus II
dengan cara guru lebih
banyak menggunakan
contoh-contoh karya
ekspresi bebas tidak hanya
dari buku LKS, guru lebih
memberikan motivasi pada
siswa agar siswa lebih
berani dalam menggambar.
Dengan demikian nilai
rata-rata siswa dapat naik
dengan prosentase
ketuntasan 84,37%
Nilai Siswa secara
keseluruhan selama
pelaksanaan siklus I
memperoleh nilai rata-rata
73,12 dengan prosentase
ketuntasan 78,12% dan
prosentase belum tuntas
21,87% dalam pelaksanan
siklus II memperoleh nilai
rata-rata 64 dengan
prosentase ketuntasan
84,37% dan prosentase
belum tuntas 15,62%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Hasi
l
Kreativitas anak dalam
menggambar dilihat dari
segi spontanitas
menunjukkan ketercapaian
sebesar 69,57%; kreativitas
anak dalam menggambar
dilihat dari segi rasa ingin
tahu menunjukkan
ketercapaian sebesar
58,87%; dan meningkatkan
kreativitas anak dalam
menggambar dilihat dari
segi ketertarikan siswa
terhadap Hal-hal baru
menunjukkan ketercapaian
32,57%.
nilai rata-rata 73,12
dengan prosentase
ketuntasan 78,12% dan
yang belum tuntas sebesar
21,87%;
Kreativitas anak dalam
menggambar dilihat dari
segi spontanitas
menunjukkan ketercapaian
sebesar 97,16%;
meningkatkan kreativitas
anak dalam menggambar
dilihat dari segi rasa ingin
tahu menunjukkan
ketercapaian sebesar
92,28%; dan meningkatkan
kreativitas anak dalam
menggambar dilihat dari
segi ketertarikan siswa
terhadap Hal-hal baru
menunjukkan ketercapaian
96,74%.nilai rata-rata 64
dengan prosentase
ketuntasan 84,37% dan
yang belum tuntas sebesar
15,62%.
Pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I belum
tercapai, hal ini disebabkan
pada saat guru
menerangkan dan
menunjukkan contoh-
contoh serta pada saat guru
mendomonstrasikan cara
menggambar masih
terdapat beberapa siswa
yang belum
memperhatikan,prestasi
belajar siswa dalam
meningkatkan kreativitas
menggambar setelah
dilaksanakan penelitian
dengan penerapan metode
ekspresi bebas mengalami
peningkatan secara
bertahap.
Metode pendekatan ekspresi bebas untuk meningkatkan kreativitas anak
dalam menggambar, menggunakan 3 indikator sebagai acuanan dalam mengukur
keberhasilan, adapun indikator tersebut adalah: 1) spontanitas anak dalam
menggambar, antara lain: a) berani berekspresi dalam menggambar; b) berani
berimajinasi serta berani dalam penggunaan warna; c) berani memanfaatkan ruang
pada media gambar yang ada. 2) rasa ingin tahu, antara lain: a) mampu
menciptakan ide-ide baru sebagai acuan dan konsep dalam menggambar; b)
mampu mengembangkan ide dari contoh-contoh dari guru. 3) tertarik hal-hal baru
atau ketertarikan siswa terhadap hal-hal baru dalam menggambar, antara lain: a)
mampu menciptakan ide baru dalam mengambar; b) mampu membuat gambar
yang berbeda dari siswa lain; c) mampu membuat gambar yang berbeda dari
pertemuan sebelumnya.
Dari data yang diperoleh, dalam bentuk hasil gambar siswa pada saat
dilakukan penelitian tindakan kelas dengan metode penerapan pendekatan
ekspresi bebas terlihat bahwa dari beberapa siswa masih ada yang kreativitasnya
tidak meningkat, belum meningkat, ada yang sudah meningkat secara bertahap,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
dan ada juga yang sudah meningkat secara drastis. Berikut ini adalah beberapa
contoh gambar siswa yang menunjukkan peningkatan kreatifitas anak dalam
menggambar, lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 20. Hasil karya gambar siswa
1. Nama: Dinda Permatasari
Kreativitas anak tidak meningkat
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Keterangan
Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 Dinda
belum berani
mengekspresikan
diri,belum berani
berimajinasi dalam
menggambar dan dinda
belum dapat
menciptakan ide dalam
menggambar.
Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 Dinda
belum mampu
mengembangkan ide dari
contoh-contoh yang
diberikan oleh guru,
dapat dilihat dari gambar
disamping pada saat guru
mendemonstrasikan cara
menggambar kupu-kupu
Dinda juga mencoba
menggambar kupu-kupu
namun, Dinda belum
berani berekspresi dan
belum berani
menggambar dengan
ukuran yang besar atau
Dinda belum berani
memanfaatkan media
gambar yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Pertemuan 3
Pertemuan 4
Pertemuan 3
Pada pertemuan 3
meskipun guru sudah
member motivasi dan
sudah
mendemonstrasikan cara
mengggambar,
Dindamasih saja belum
berani mengekspresikan
diri,belum berani
berimajinasi, dan belum
berani menciptakan ide
baru dalam menggambar,
selain itu dinda juga
belum berani
memanfaatkan media
gambar yang ada.
Pertemuan 4 Pada pertemuan 4 tidak
jauh berbeda pada
pertemuan
sebelumnyadisini Dinda
belum berani
mengekspresikan
diri,belum berani
memanfaatkan media
gambar,belum mampu
mengembangkan ide dari
contoh yang diberikan
oleh guru. Pada
pertemuan ini guru
member bimbingan
khusus kepada dinda
namun gambar yang
dihasilkan masih belum
dapat memenuhi media
gmbar yang ada (kurang
dari 50% buku gambar
ukuran A4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Pertemuan 5
Pertemuan 5 Dapat dilihat dari tiap
pertemuan (pertemuan 1
sampai pertemuan 5)
hasil karya gambar
Dinda belum
menunjukkan
peningkatan dari ketiga
sub indikator kreativitasa
dalam menggambar.
2. Nama: Vina Indahsari
Kreativitas anak kurang meningkat
Pertemuan 1
Keterangan
Pertemuan 1
Pada pertemuan 1Vina
sudah berani berekspresi
dalam menggambar,
sudah mampu
mengembangkan ide dari
contoh-contoh yang
diberikan oleh guru dan
mencoba berani
menguasai media
gambar yang ada .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 Vina
berani berekpresi dalam
menggambar, mampu
menciptakan ide baru
dalam menggambar,
mampu menguasai
media gambar yang ada
(gambar yang dihasilkan
mampu 80% memenuhi
buku gambar ukuran A4)
dan Vina sudah mampu
mengembangkan contoh
dari guru.
Pertemuan 3
Pada pertemuan 3 ini
Vina sudah mulai berani
berekspresi dalam
menggambar namun dari
gambar disamping bisa
dilihat bahwasanya
terdapat banyak
ruang/media gambar
yang masih kosong atau
bisa dikatakan bahwa
Vina kurang berani
memanfaatkan media
gambar yang ada( buku
gambar ukuran A4).
Pertemuan 4
Pada pertemuan 4 disini
dapat dilihat bahwasanya
Vina belum mampu
menciptakan ide baru
dalam menggambar dan
belum mampu
menguasai media
gambar yang ada dan
vina belum mampu
menciptakan ide baru
dalam menggambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Pertemuan 5
Pertemuan 5
Pada pertemuan 5 ini
Vina mulai berani
memanfaatkan media
gambar yang ada, namun
belum mampu
menciptakan ide baru
dalam menggambar,
belum mampu
menggambar berbeda
dari pertemuan
sebelumnya dan belulm
mampu menggambar
berbeda dari siswa
lainnya
3. Nama : Nur Karima
Kreativitas anak meningkat secara bertahap
Pertemuan 1
Ketrangan
Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 karina
sudah berani berekspresi
dalam menggambar,
berani berimajinasi,
mampu mengembangkan
ide dari contoh-contoh
yang diberikan oleh
guru, mampu
menciptakan gambar
yang berbeda dari teman-
temannya namun Karina
belum berani
memanfaatkan media
gambar yang ada, masih
banyak ruang kosong
pada buku gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
Pertemuan 2
Pada pertemuan 2 ini
Karina sudah mampu
mengembangkan ide dari
contoh yang diberikan
oleh guru, karina sudah
mulai berani
memanfaatkan 70%
media gambar yang ada
namun, karina belum
berani memunculkan ide
baru dalam menggambar
dan belum mampu
membuat gambar yang
berbeda dari siswa lain.
Pertemuan 3
Pada pertemuan 3 karina
berani berekspresi dalam
menggambar,berani
memanfaatkan 100%
media gambar yang ada,
dan mampu membuat
gambar yang berbeda
dari pertemuan
sebelumnya.
Pertemuan 4 karina
mampu memanfaatkan
100% media gambar
yang ada namun karina
belum mampu
menciptakan ide baru
dalam membuat gambar
dan belum mampu
membuat menggambar
yang berbeda dari
pertemuan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Pertemuan 5
Pertemuan 5
Pada pertemuan 5 ini
karina bisa dikatakan
bahwa hasil karya yang
dibuat oleh karina sudah
mampu mencapai ketiga
sub indikator kreativitas
dalam menggambar
(spontan,rasa ingin tahu,
tertarik hal-hal baru).
4. Nama: Jaka Susila
Kreativitas anak mengalami peningkatan secara drastis
Pertemuan 1
Keterangan
Pertemuan I
Pada pertemuan 1 Joko
berani berekspresi,
berimajinasi, berani
memanfaatkan 100%
media gambar yang ada,
dan mampu
mengembangkan ide dari
contoh-contoh yang
diberikan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
Pertemuan 2 Pada pertemuan 2 ini
Joko berani berekspresi,
berani berimajinasi
dalam menggambar,
mampu menciptakan ide
baru dalam menggambar,
mampu menggambar
berbeda dari pertemuan
sebelumnya dan Joko
juga berani
memanfaatkan media
gambar yang ada (90%
buku gambar ukuran
A4).
Pertemuan 3
Pada pertemuan 3 Joko
berani berekspresi dalam
menggambar, berani
berimajinasi, dan berani
menciptakan ide baru
dalam menggambar ,
mampu membuat
gambar dari pertemuan
sebelumnya dan mampu
membuat gambar yang
berbeda dari siswa
lainnya.
Pertemuan 4
Pada pertemuan 4 Joko
berani berimajinasi,
berekspresi dalam
menggambar, mampu
mengembangkan ide dari
contoh yang diberikan
oleh guru, serta mampu
menciptakan ide baru
dalam menggambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Pertemuan 5
Pertemuan 5
Pada pertemuan 5 ini
bisa diketahui
bahwasanya kreativitas
menggambar Joko sudah
meningkat terlihat dari
berani
berekspresi,berimajinasi,
berani memanfaatkan
media gambar yang
ada(hasil gambar yang
dibuat joko sudah 100%
memenuhi buku gambar
ukuran A4), mampu
menciptakan ide baru
dalam menggambar dan
mampu menggambar
berbeda dari pertemuan
sebelumnya dan berbeda
dari siswa lainnya.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berikut ini adalah pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di
kelas I SD Negeri Madegondo III dengan penerapan metode Pendekatan Ekspresi
Bebas dalam meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar:
1) Prestasi belajar
Berdasarkan pelaksanaan pada siklus I prestasi belajar yang ditunjukkan
dari hasil tugas-tugas latihan yang diberikan guru kepada siswa dalam
menggambar bebas, dalam siklus I memperoleh nilai rata-rata 73,12 dengan
prosentase ketuntasan 78,12% dan yang belum tuntas sebesar 21,87%; dalam
pelaksanaan siklus II memperoleh nilai rata-rata 64 dengan prosentase ketuntasan
84,37% dan yang belum tuntas sebesar 15,62%. Dengan demikian, prestasi belajar
siswa dalam meningkatkan kreativitas menggambar setelah dilaksanakan
penelitian dengan penerapan metode ekspresi bebas mengalami peningkatan
secara bertahap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
2) Proses pembelajaran
Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan motode ekspresi
bebas kegiatan belajar mengajar kurang interaksi antara guru dan siswa, siswa
cenderung ramai dan masih bermain dengan teman-temannya. Akan tetapi setelah
dilaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan metode
Pendekatan Ekspresi Bebas kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
menyenangkan bagi siswa, interaksi guru dan siswa semakin menyenangkan
sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar, guru
memberikan kebebasan kepada siswa dalam membuat gambar. Hal ini juga
diperkuat dengan pendapat dari Jazuli (2008:169). Pendekatan ekspresi bebas
dilatarbelakangi bahwa setiap anak didik mempunyai berbagai sifat unik, alamiah
dan tidak ada salah-benar. Siswa dibebaskan dari pengaruh orang dewasa maupun
pendidik. Dalam pendekatan ekspresi bebas, tugas pendidik adalah memberikan
pengalaman yang dapat merangsang munculnya ekspresi pribadi siswa. selain itu
contoh-contoh gambar yang diperlihatkan guru juga menambah semangat bagi
siswa konsep metode pendekatan ekspresi bebas adalah bahwa pada dasarnya
setiap anak didik mempunyai berbagai sifat unik, alamiah dan tidak ada salah-
benar. Siswa dibebaskan dari pengaruh orang dewasa maupun pendidik.
3) Media pembelajaran
Sebelum dilaksanakan penelitian dengan menerapkan metode pendekatan
ekspresi bebas media belajar yang digunakan sangatlah terbatas hanya
berdasarkan contoh-contoh gambar yang ada dibuku Lembar Kerja Siswa (LKS),
dan setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode pendekatan
ekspresi bebas media pembelajaran semakin bervariasai dan beragam dengan
adanya contoh-contoh karya seni rupa baik dari buku pelajaran, tabloid anak, dan
dari internet. Selain itu dalam metode pendekatan ekspresi bebas pada saat
kegiatan belajaran mengajar siswa juga diajak mengamati flora fauna yang ada
dialam sekitar dan lingkungan sekolah.
4) Apresiasi siswa
Apresiasi siswa sebelum dilaksanakan penelitian ini sangatlah rendah, hal
ini disebabkan karena: 1) dari segi guru: contoh-contoh karya gambar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
diperlihatkan hanyalah gambar atau hasil karya dari buku Lembar Kerja Siswa
(LKS), pada saat siswa meminta guru untuk mendemonstrasikan penciptaan suatu
benda ataupun figur guru kurang dapat memberikan contoh yang memuaskan
siswa, selain itu guru juga kurang memberikan kebebasan kepada siswa dalam
mengerjakan tugas gambarnya.
Pemecahan masalah untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap
pembelajaran seni rupa khususnya pelajaran menggambar di kelas I SD Negeri
Madegondo III yaitu dengan menggunakan metode pendekatan ekspresi bebas.
Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Jazuli, (2008:169) yang menyatakan
bahwa pendekatan ekspresi bebas atau pendekatan berbasis anak adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang senantiasa memperdulikan atau memberikan
kesempatan yang relatif luas kepada siswa untuk menyatakan diri secara
bertanggung jawab. Asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah ekspresi
kreatif adalah berasal dari dalam diri siswa sendiri karena ekspresi bebas pada
dasarnya tidak bisa diajarkan oleh siapapun. Selain itu secara filosofis ekspresi
bebas merupakan ekspresi siswa yang memiliki sifat unik, alamiah, dan tidak ada
istilah benar salah. Oleh karena itu siswa harus dibebaskan oleh pengaruh dan
intervensi orang dewasa maupun gurunya.
Pendapat di atas menguatkan bahwa setelah dilakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan menggunakan penerapan metode pendekatan ekspresi bebas
mampu meningkatkan apresiasi siswa terhadap pelajaran menggambar karena
pada dasarnya siswa ingin mengambar dengan hati senang dan dibebaskan
sebebas-bebasnya sesuai keinginannya dengan kata lain tidak ingin dipengaruhi
oleh guru ataupun otang tua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis data, rumusan masalah dan hasil penelitian yang
dilaksanakan selama dua siklus, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan
Pendekatan Ekspresi Bebas dapat meningkatkan kreativitas anak dalam
menggambar pada siswa kelas I SD Negeri Madegondo III tahun ajaran
2011/2012.
Pendekatan ekspresi bebas atau pendekatan berbasis anak adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang senantiasa mempedulikan atau memberikan
kesempatan yang relatif luas kepada siswa untuk menyatakan diri secara
bertanggung jawab. Asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah ekspresi
kreatif harus berasal dari dalam diri siswa sendiri karena ekspresi bebas pada
dasarnya tidak bisa diajarkan oleh siapapun. Selain itu secara filosofis ekspresi
bebas merupakan ekspresi siswa yang memiliki sifat unik, alamiah, dan tidak ada
istilah benar salah. Oleh karena itu siswa harus dibebaskan dari pengaruh dan
intervensi orang dewasa maupun gurunya.
Penerapan pendekatan ekspresi Bebas pada penelitian ini dilakukan
dengan 3 tahapan, yaitu meliputi: 1) pemberian motivasi dengan cara Guru
bercerita atau berdialog dengan anak untuk membangkitkan perhatian dan
rangsangan lahirnya ide atau motif yang dijadikan dasar dalam berkarya,
kemudian guru menunjukkan atau memperlihatkan contoh-contoh gambar yang
berhubungan dengan ekspresi bebas, pada tahap ini siswa sudah mulai
memperhatikan guru saat bercerita dan sebagian siswa sudah mampu
mengeluarkan ide dan pertanyaan-pertanyaan seputar tema cerita yang
disampaikan oleh guru; 2) kontak langsung dengan cara guru mengajak siswa
untuk kontak langsung dengan alam, flora dan fauna. Kemudian mengajak siswa
mencermati keadaan sekelilingnya yang selama ini diabaikan, seperti mengamati
bentuk detail tanaman, bunga, binatang, dan berbagai hal yang dilihat oleh siswa,
pada tahap kedua ini siswa melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
beberapa siswa mulai mengamati bentuk tanaman, mengamati bentuk detail bunga
(Kamboja, Eforbia, Lili) dan siswa mulai menggambar tentang apa yang sudah
diamati; 3) demonstrasi, disini peran guru sangat dibutuhkan sebab pada saat
siswa kurang berani dalam menggambar dengan alasan takut salah ataupun
merasa minder karena gambarnya jelek maka guru bisa memberikan berbagai
contoh alternatif pada murid agar berani menggambar sesuai kemampuanya, pada
tahap ini guru mengajak siswa untuk mendemonstrasikan proses menggambar
agar siswa mulai belajar untuk lebih berani mencoba menggambar sebisanya.
Kreativitas dalam menggambar pada siswa kelas I SD Negeri Madegondo
III dapat dikatakan meningkat terbukti dengan meningkatnya spontanitas siswa
yang ditunjukkan dengan keberanian siswa dalam berekspresi, beriajinasi dan
berani dalam penggunaan warna serta berani memanfaatkan ruang pada media
gambar, meningkatnya rasa ingin tahu siswa ditunjukkan dengan munculnya ide-
ide baru sebagai acuan dan konsep menggambar dari tiap siswa dan
menuangkannya dalam karya yang dibuat, ketertarikan siswa terhadap hal-hal
baru semakin meningkat dapat Diamati dari hasil karya yang dibuat dengan
berbagai ide dari tiap siswa yang berbeda sehingga menghasilkan karya yang
beragam, kreatif dan tidak monoton. Peningkatan kreativitas siswa dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 21. Rekapitulasi Prosentase Indikator Penelitian setelah dilaksanakan siklus
I dan II
No Indikator Kinerja
Persentase
Keberhasilan Antar
Siklus (%)
Siklus I Siklus II
1. Spontan 69,57% 97,16%
2. Rasa Ingin Tahu 52,87% 92,28%
3. Tertarik Hal-hal Baru 79,97% 96,74%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
B. IMPLIKASI
Berdasarkan simpulan, maka dapat ditarik implikasi sebagai berikut:
1. Apabila pada metode penerapan pendekatan ekspresi bebas tidak dilakukan
persiapan yang matang yaitu meliputi: persiapan media pembelajaran tentang
menggambar bebas, menyampaikan materi ajar tentang menggambar bebas
meliputi: berbagai jenis, dan ukuran unsur rupa dua dimensi dan tiga dimensi
pada berbagai jenis dan macam-macam benda di alam/lingkungan sekitar,
bercerita dan berdialog dengan siswa dengan tema lingkungan/keindahan alam
untuk membangkitkan perhatian dan rangsangan lahirnya ide yang dijadikan
dasar dalam menggambar maka hasil tindakan tidak dapat berjalan sesuai
rencana bahkan tujuan yang diinginkan sulit untuk tercapai.
2. Apabila siswa kelas I SD Negeri Madegondo III tidak diberi media gambar
dan contoh-contoh karya ekspresi bebas yang menarik perhatian dan
merangsang munculnya ide sebagai konsep menggambar, maka kreativitas
siswa dalam menggambar tidak akan meningkat.
3. Apabila siswa kela I SD Negeri Madegondo III tidak diberikan kebebasan,
untuk menunjukkan dan memunculkan ide serta kreativitasnya dalam
menggambar maka kreativitas siswa dalam menggambar tidak akan meningkat
dengan baik.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan
menggunakan metode Pendekatan Ekspresi Bebas , maka peneliti mengajukan
beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu:
1. Bagi Guru:
a. Guru hendaklah membangun proses pembelajaran yang berpusat pada
peningkatan kreativitas anak dalam menggambar dengan menggunakan
metode Pendekatan Ekspresi Bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
b. Guru hendaknya mampu menerapkan maupun mengembangkan metode
Penerapan Pendekatan Ekspresi Bebas dengan capaian-capaian yang
belum tercapai maksimal.
c. Guru hendaknya memberi kelengkapan media yang sesuai dengan
pembelajaran dalam meningkatkan kreativitas anak dalam menggambar.
2. Bagi Siswa:
a. Siswa lebih meningkatkan kemampuan dalam berekspresi dan berimajinasi
dalam menggambar.
b. Siswa lebih meningkatkan keberanian dalam memanfaatkan media gambar
yang ada dan lebih meningkatkan kemampuan menggambarnya agar bisa
menggambar berbeda dari teman-temannya
c. Dengan adanya metode Penerapan Pendekatan Ekspresi Bebas, sebaiknya
dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa untuk lebih mengekspresikan
ide dan imajinasi dalam dirinya dalam menggambar dengan sebebas-
bebasnya.
3. Bagi Sekolah:
a. Kebijakan dari sekolah untuk meningkatkan sumber referensi buku bacaan
mengenai kreativitas menggambar maupun berbagai contoh karya seni
rupa yang berhubungan dengan gambar ekspresi bebas yang sangat
beragam.
b. Sekolah hendaknya mengupayakan adanya metode pembelajaran yang
cocok untuk mata pelajaran seni rupa seperti Penerapan Pendekatan
Ekspresi Bebas, sehingga lebih menunjang dalam proses pembelajaran
sekaligus meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa.
4. Bagi Peneliti:
a. Penerapan metode Pendekatan Ekspresi Bebas dapat diterapkan di kelas
lain maupun di sekolah lain, terutama pada pelajaran seni rupa.
b. Bagi peneliti lain dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan
menyempurnakan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dan optimal.