Penerapan Peer Tutoring

download Penerapan Peer Tutoring

of 23

description

Hakikat penera model pembelajaran peer

Transcript of Penerapan Peer Tutoring

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1Hakikat Model Pembelajaran Peer Tutoring

Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa yang dapat membuat siswa belajar secara efektif dan efisien. Belajar yang efektif dan efesien dapat tercapai apabila guru menggunakan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin.

Menurut Isjoni (2009:7) Model pembelajaran adalah upaya yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar dan sikap belajar dikalangan siswa agar mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial dan pencapaian hasil pembelajaran yang optimal.

Menurut Joyce (dalam Trianto 2009:22)Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran yang berupaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan sikap belajar siswa.

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran dikelas, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran berkelompok. Pembelajaran berkelompok merupakan pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar dengan cara bekerja sama dalam memahami suatu materi

. Di dalam pembelajaran berkelompok, guru tidak lagi menjadi sumber belajar, melainkan sebagai fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada siswa. Guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, mengatur sirkulasi dan jalanannya proses pembelajaran sedangakan siswa terlibat aktif dan berperan dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran berkelompok yang dapat memacu keaktifan siswa yang sesuai diajarkan pada mata pelajaran akuntansi adalah model peer tutoring, di Indonesia di kenal dengan sebutan tutor sebaya. Seperti yang dikemukakan oleh Lie (dalam Isjoni 2009:63) Banyak penelitian menujukkan bahwa pengajaran oleh teman sebaya ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru. Ini berarti, keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru saja, melainkan dapat juga diperoleh melalui teman lain, yaitu teman sebaya. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator. Hal ini senada dengan pendapat Anggorowati (2011 :105 ) yang menyatakan Pembelajaran dengan tutor sebaya dapat menjadikan siswa lebih senang belajar, kreatif, dan menyenangkan dalam kegiatannya karena siswa lebih mudah bertanya dan lebih terbuka dengan teman sebaya daripada dengan gurunya. Beberapa ahli yang meneliti tutor sebaya diantaranya Edward L.Dejnozken dan David E Kopel. Studi empiris tentang model pembelajaran peer tutoring berprinsip bahwa siswa-siswa yang saling membantu proses belajarnya satu sama lain akan berpengaruh signifikan terhadap kepribadian sosial dan akademik mereka. Studi ini menunjukkan bahwa teman sebaya (peer) dapat dilatih untuk membantu pencapaian akademik, mengurangi perilaku-perilaku negatif, meningkatkan keterampilan bekerja dan belajar, dan melatih keterampilan interaksional sosial. Manfaat yang diperoleh dari model peer tutoring ini bisa dikatakan bersifat mutualistik karena yang mendapat keuntungan bukan hanya siswa yang di-tutor , melainkan juga siswa yang men-tutor akan bertambah pengetahuannya. Studi ini juga menujukkan bahwa model peer tutoring juga akan meningkatkan ketertarikan siswa untuk berkelompok dan menfasilitasi mereka untuk belajar dan bersosialisasi.

Menurut Istarani (2012:150)

Tutor sebaya adalah cara penyajian bahan ajar dengan memanfaatkan siswa yang telah mampu menguasai materi tersebut sementara siswa yang lainnya belum. Dari memanfaatkan kemampuan siswa yang ada, maka proses pembelajaran berlangsung dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa, sementara gurunya memantau.Menurut Djamarah dan Zain (2010:25) Tutor sebaya adalah program perbaikan pembelajaran dimana siswa menerima keterangan dari temannya untuk melaksanakan program perbaikan karena mereka menpunyai usia yang sebaya sesamanya.

Menurut Fhadilah (2013:53)

Tutor sebaya merupakan seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap teman sekelas. Jadi, sistem pengajaran tutor sebaya akan membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya.Sesuai dengan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Peer Tutoring merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan dua pihak berinteraksi langsung, yaitu satu pihak sebagai pihak yang men-tutor dan satu pihak lain sebagai pihak yang di-tutor dengan menekankan siswa bekerja sama saling tolong-menolong antar teman yang sebaya sehingga bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam hal belajar tidak merasa segan bertanya kepada teman sebaya yang sudah ditunjuk guru sebagai tutor.

Adapun langkah-langkah pembelajaran peer tutoring adalah sebagai berikut:Tabel 2.1

Langkah-langkah Pembelajaran Peer TutoringLangkahKegiatan Guru

Langkah 1Guru memberikan bahan ajar kepada siswa

Langkah 2Siswa diminta untuk mempelajari bahan ajar tersebut.

Langkah 3Guru menentukan siswa-A membimbing siswa-B atau satu orang siswa boleh membimbing beberapa orang siswa.

Langkah 4Bila ada yang tidak tahu,maka tutor sebaya bertanya kepada guru kemudian dilanjutkan pada siswa yang dbimbingnya.

Langkah 5Pengambilan Kesimpulan

Langkah 6Evaluasi

Istarani (2012:150)

Dari langkah-langkah Peer Tutoring diatas kegiatan tutor sebaya dapat membantu siswa lain memahami materi pelajaran dan menambah wawasan pengetahuan siswa. Ketika siswa diminta untuk menjelaskan konsep atau ide kepada teman sekelasnya, mereka akan berusaha mencari cara yang terbaik sehingga temannya dapat memahami penjelasannya. Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat karena disamping mereka harus menguasai konsep atau ide yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik untuk menjelaskan konsep atau ide tersebut.

Dalam setiap penggunaan model pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula dalam penerapan Peer Tutoring. Menurut Istarani (2012:150) adapun kelebihan dari penerapan Peer Tutoring antara lain:a) Siswa termotivasi untuk menjadi tutor sebaya.b) Dapat mempermudah guru, karena dibantu oleh siswa yang memiliki kemampuan.c) Siswa dapat berlatih layaknya seorang guru.d) Siswa tidak segan untuk bertanya bila ada yang tidak tahu, sebab dibimbing oleh temannya sendiri.e) Proses pembelajaran lebih akrab, karena dilakukan oleh siswa itu sendiri.

Disamping kelebihan diatas, Istarani juga mengungkapkan kekurangan Peer Tutoring. Adapun kekurangan Peer Tutoring antara lain :a) Tutor sebaya terkadang terlalu bangga dengan tugas yang diberikan oleh guru padanya ,sehingga ia meremehkan temannya.b) Tutor sebaya tidaklah sama dengan guru dalam menjelaskan materi yang diajarkan , sehingga ada kalanya siswa sulit menerimanya.c) Kemampuan tutor sebaya terbatas sehingga agak sulit dalam mengembangkan materi yang diajarkan.Dalam penerapan pembelajaran tutoring guru tidak boleh sembarangan menentukan siswa yang berperan sebagai tutor, untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor diperlukan pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Seorang tutor belum tentu siswa yang paling pandai. Seperti yang diungkapkan oleh Djamarah dan Zain (2010:25) yang penting diperhatikan siapa yang menjadi tutor adalah:a) Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak merasa takut atau enggan bertanya kepadanya.b) Dapat menerangkan bahan perbaikan yang diperlukan oleh siswa yang menerima program perbaikan.c) Tidak tinggi hati, kejam tau keras hati terhadap sesama teman.d) Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan,yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada temannya.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam penerapan Peer Tutoring, terlebih dahulu guru menerangkan dengan jelas cara kerja model Peer Tutoring sebelum menerapkannya. Apabila guru berperan baik sebagai fasilitator, motivator, evaluator dan nara sumber utama, maka kelemahan yang ditemukan dalam penerapan Peer Tutoring dapat diatasi. Selain itu guru juga sangat berperan dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif, sehingga proses belajar mengajar dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.

2.1.2 Hakikat Strategi Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here

Strategi merupakan tindakan nyata dari guru atau praktek guru melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain strategi adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dikelas. Sedangkan pembelajaran adalah proses belajar mengajar dikelas yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dilingkungan sekolah.

Menurut Djamarah dan Zain (2010:5) Strategi belajar merupakan pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Menurut Kemp (dalam Hamruni 2012:2) bahwa Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Dari penjelesan diatas jelas bahwa strategi pembelajaran merupakan pola umum kegiatan pembelajaran yang sangat penting dilakukan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai secara efektif dan efisien. Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2010:76) Belajar yang efisien dapat tercapai apabila menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin.

Dalam setiap penggunaan strategi pembelajaran tentunya diharapkan dapat menciptakan suasana belajar aktif menyenangkan sehingga menumbuhkan semangat siswa. Berbagai bentuk strategi dapat digunakan dalam pembelajaran aktif disekolah. Setiap strategi pembelajaran tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran dikelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu strategi yang dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif menyenangkan adalah starategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (semua bisa jadi guru).

Menurut Suprijono (2009:110)

Strategi Everyone Is A Teacher Here merupakan cara tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual dengan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya.

Selain itu menurut Siswandi (2009 )

Strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here merupakan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya pencapaian tujuan yaitu meliputi aspek : kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya setelah melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain.Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Everyone Is a Teacher Here adalah strategi yang melatih siswa untuk mampu menjadi guru bagi teman-temannya serta dapat mengeksplorasi kemampuan siswa agar siswa memiliki karakter yang kuat, yang membuat siswa berani bertanya dan berani menyampaikan pendapat, serta berani mengambil keputusan.

Penerapan suatu strategi hendaknya mengikuti langkah-langkah yang memang telah tersusun, akan tetapi guru juga dibolehkan melakukan inovasi agar proses pembelajaran tidak kaku dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.Tabel 2.2

Langkah-Langkah Strategi Everyone Is A Teacher HereLangkahKegiatan Guru

Langkah 1Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa. Mintalah para siswa menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka diskusikan di kelas.

Langkah 2Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam diam pertanyaan atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.

Langkah 3Panggillah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan memberi respon.

Langkah 4Setelah diberi respon, mintalah yang lain di dalam kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbangkan sukarelawan.

Langkah 5Guru melanjutkan selama masih ada sukarelawan

(Hamruni 2012:163)

Strategi pembelajaran Everyone Is a Teacher Here sebagai salah satu alternatif yang dapat dipakai dalam proses belajar mengajar memiliki kelebihan dan kelemahan. Sutriani (dalam Suratman 2012 : 21) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran Everyone Is a Teacher Here, yaitu:1. Kelebihana. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.

c. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.

d. Masing masing siswa berani menyampaikan pendapat melalui jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya berdasarkan bacaan yang diberikan.

e. Terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah yang dikaji.

f. Masing masing siswa berani mengemukakan pendapat dan berperan sebagai guru bagi temannya.2. Kelemahana. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas persentase.

b. Guru harus meluangkan waktu yang lebih.

c. Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas.

d. Pertanyaan yang dibuat oleh siswa terkadang menyimpang sehingga memerlukan waktu yang panjang.

e. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.2.1.3 Penerapan Model Pembelajaran Peer Tutoring dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here

Dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting diterapkan model ataupun strategi pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi dalam pengunaan model yang diterapkan bersamaan dengan strategi pembelajaran haruslah memperhatikan kesesuaian antara keduanya. Guru harus bisa memilih strategi yang sesuai dengan model yang digunakan agar informasi yang hendak disampaikan guru dapat diterima siswa tepat pada sasaran. Kadang kala model pembelajaran sering dikacaukan dengan strategi pembelajaran, Karena itu sangatlah penting bagi guru dalam memilih strategi yang sesuai dengan model yang digunakan. Dalam hal ini penulis mencoba menggabungkan model Peer Tutoring dengan strategi Everyone Is A Teacher Here karena penulis melihat kesesuaian antara keduanya.

Menurut Hafizah (2013:2) Model pembelajaran Peer Tutoring adalah Seorang murid membantu belajar murid lainnya dengan tingkat kelas yang sama. dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi kepada teman-temannya yang belum paham sehingga memenuhi ketuntasan belajar.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Peer Tutoring menurut Sawali (dalam Hafizah 2013 : 4) adalah sebagai berikut:1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri.2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya, atau disebut mentor.3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi kompetensi dasar. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi / pembahasan sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.

Melalui penerapan model pembelajaran Peer Tutoring diharapkan siswa dapat saling membantu satu sama lain didalam kelompok dalam menyelesaikan suatu persoalan dan dapat melatih kemampuan bertanya dan mengemukakan pendapat siswa dalam kelompoknya, dengan menerapkan model ini guru dapat menilai kemampuan siswa bekerja dalam kelompok dengan adanya pemimpin kelompok yang disebut tutor sebaya.

Menurut Silberman (2009:171) Strategi Everyone Is A Teacher Here merupakan sebuah strategi yang memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap peserta didik lain.

Adapun langkah- langkah strategi Everyone Is a Teacher Here menurut Silberman (2009:171) sebagai berikut:

1. Bagikan kartu indeks kepada setiap siswa. Mintalah para siswa menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka diskusikan di kelas.

2. Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam diam pertanyaan atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.

3. Panggillah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan memberi respon.

4. Setelah diberi respon, mintalah yang lain di dalam kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbangkan sukarelawan.

5. Lanjutkan selama masih ada sukarelawan.

Dengan strategi Everyone Is A Teacher Here guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka kedalam pembelajaran yang mewujudkan bahwa mereka tahu dan memahami apa yang mereka pelajari sehingga guru dapat menilai kemampuan individual siswa yang telah diperoleh dari hasil diskusi dengan kelompoknya melalui pembelajaran Peer Tutoring.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan langkah-langkah dalam penerapan Peer Tutoring dan Strategi Everyone Is A Teacher Here adalah sebagai berikut:Tabel 2.3

Penerapan Peer Tutoring dan strategi Everyone Is A Teacher HereLangkahKegiatan Guru

Langkah 1Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Langkah 2Guru menjelaskan sekilas materi yang hendak dipelajari

Langkah 3Guru membagi para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen sebanyak sub materi yang akan dibahas. Siswa siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.

Langkah 4Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi / kompetensi dasar. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.

Langkah 5Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas

Langkah 6Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi / pembahasan sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama

Langkah 7Siswa kembali ke posisi duduknya masing-masing

Langkah 8Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa. Mintalah para siswa menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka diskusikan di kelas.

Langkah 9Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam diam pertanyaan atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.

Langkah 10Panggillah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan memberi respon.

Langkah 11Setelah diberi respon, mintalah yang lain di dalam kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbangkan sukarelawan.

Langkah 12Guru melanjutkan selama masih ada sukarelawan

2.1.4 Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedang menurut padangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik.

Siskandar (2009:179) mengemukakan bahwa Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan tingkah laku. Sedangkan Menurut Djmarah (2011:38) bahwa Aktivitas belajar adalah aktivitas yang berhubungan dengan masalah belajar berupa kegiatan menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek .Dari uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan belajar yang melibatkan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian guna mendukung keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh perubahan tingkah laku yang bermanfaat dari kegiatan tersebut.Menurut Paul B.Diedric (dalam Sardiman 2011: 101) ada beberapa jenis aktivitas belajar yaitu sebagai berikut:

1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.2) Oral Activities, seperti menyatakan merumuskan, bertanya, memberi saran, berpendapat, diskusi, interupsi.3) Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4) Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,menyalin.5) Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram.6) Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, beternak.

7) Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan.

8) Emotional Activities, seperti misalnya, merasa bosan, gugup, melamun, berani, tenang.

Berdasarkan berbagai pengertian jenis aktivitas di atas, penulis berpendapat bahwa dalam belajar sangat diharapkan keaktifan siswa. Siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan.Menulis dan mencatat merupakan salah satu aktivitas belajar. Semua materi yang disampaikan oleh guru, hendaknya dicatat oleh siswa sehingga siswa dapat membuka kembali catatan tersebut ketika siswa sudah mulai lupa akan materi yang telah dipelajarinya. Mencatat dapat dilakukan siswa pada saat guru menerangkan materi, atau juga dapat dilakukan pada saat guru memang menyuruh siswa untuk mencatat. Jadi pada dasarnya siswa dapat melakukan lebih dari satu aktivitas pada saat yang bersamaan pada proses belajar.

Materi akuntansi merupakan materi yang cukup kompleks, banyak tabel tabel yang harus dibuat oleh siswa. Misalnya saja untuk pokok bahasan kertas kerja, siswa diharuskan membuat tabel guna mengisi neraca saldo agar tampak lebih sistematis. Membuat tabel, grafik ataupun diagram juga termasuk ke dalam aktivitas siswa yang dapat melatih kreativitas siswa.

Pembelajaran akan lebih efektif jika siswa selain menerima materi tapi juga mempraktekannya. Hasil dari apa yang dipraktekan siswa akan lebih cepat dipahami oleh siswa dan akan selalu diingat oleh siswa karena siswa mengalami sendiri melalui percobaan ataupun eksperimen yang dilakukannya sehingga hal itu menjadi pengalaman bagi siswa.

Siswa yang aktif dalam proses belajar di kelas pasti memiliki rasa percaya diri dan keberanian yang tinggi, hal tersebut berkaitan dengan mental siswa. Apabila siswa memiliki mental yang kuat, maka hal tersebut dapat membantu siswa dalam pengambilan keputusan. Mengambil keputusan juga merupakan salah satu aktivitas dalam belajar. Aktivitas ini biasa dilakukan siswa apabila siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus ia pecahkan baik secara individu maupun secara kelompok. Disamping itu, berfikir juga termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir siswa akan menemukan hal hal baru, menjadi tahu akan berbagai hal dan melatih siswa untuk dapat menghubungkan berbagai gejala yang terjadi. Setiap tugas yang diberikan oleh guru pasti menuntut siswa untuk berpikir.

2.1.5 Hasil Belajar AkuntansiBelajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri.

Menurut Suprijono (2009:4) ada 3 prinsip belajar,yaitu:

1. Belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini memiliki ciri-ciri : a) perubahan yang disadari, b) kontinu atau berkesinambungan dengan perubahan lainnya, c) fungsional, d) positif, e) Aktif, f) permanen atau tetap, g) bertujuan dan terarah, h) mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

2. Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis. Konstruktif dan organik.3. Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik yang dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.

Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.Menurut Isnaningsih (2013:138) bahwa Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku yang terukur dengan nilai ulangan dari suatu materi pembelajaran.

Menurut Suprijono (2009:5) bahwa Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan, dimana hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil informasi yang telah dicapai melalui pengukuran dan penilaian terhadap perubahan perilaku yang mencakup penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar yang dapat dinyatakan dalam simbol, angka, huruf atau kode.

Bloom (dalam Sudjana 2010: 22) menjelaskan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah/aspek, yaitu:1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

3) Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmionisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks dan (f) gerakan ekspresif.

Dedy (Oktober 2011) faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :1) Faktor bahan atau hal yang dipelajari. Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung, dan bagaimana hasilnya agar dapat sesuai dengan yang diharapkan.2) Faktor lingkungan yang terdiri dari : (a) Lingkungan alami yaitu keadaan lingkungan disekitar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar, seperti temperatur udara dan kelembaban. Belajar dengan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam kondisi pengab dan udara panas. (b) Lingkungan sosial yaitu berwujud manusia maupun hal hal lain yang akan berpengaruh langsung dalam proses dan hasil belajar siswa. Siswa yang sedang belajar memecahkan persoalan dan dibutuhkan ketenangan, dengan kehadiran orang lain yang selalu mondar mandir didekatnya maka siswa tersebut akan terganggu.

3) Faktor instrumental merupakan faktor yang ada dan pemanfaatannya telah dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirancang, faktor ini dapat berupa : (a) Hardware (perangkat keras) seperti gedung, perlengkapan belajar, (b)Software (perangkat lunak), perangkat ini berupa kurikulum, program peraturan dan pedoman pembelajaran.

4) Faktor kondisi individu siswa, mencakup dua hal yaitu : (a) Kondisi Fisiologi, kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran seorang siswa, (b) Kondisi Psikologis, mempengaruhi proses dan hasil belajar antara minat, bakat,kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.Akuntansi terdiri dari proses input data yang akan diolah lalu dihasilkan output berupa informasi dalam laporan keuangan. Akuntansi sering disebut bahasa bisnis yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan yang berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang dan modal serta hasil usaha dan beban sebuah perusahaan pada suatu waktu dan periode tertentu.

Menurut Soemarso (2009:3) Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.Menurut Harahap (dalam Darma 2011:1) Akuntansi merupakan proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainyaDari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses mengidentifikasi,mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai landasan pengambilan keputusan.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akuntansi adalah hasil informasi yang telah dicapai melalui pengukuran dan penilaian terhadap perubahan perilaku siswa yang mencakup penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi.2.2 Penelitian Yang Relevan

Aruan (2010) melakukan penelitian dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Kelompok Pola Tutorial Sebaya dengan Metode Latihan Tersebar Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tebing Tinggi T.P 2001/2012. Hasil analisis diperoleh ari siklus I aktivitas belajar siswa mencapai rata-rata 25% dengan kriteria cukup. Hassil test yang dilakukan pada siklus I terdapat 24 dari 36 siswa yang mendapat nilai 7,70 (66,67%) dan 12 siswa mendapat nilai 70 (33,33%). Pada siklus II aktivitas belajar siswa mencapai rata-rata 66,67% sudah tergolong kriteria baik. Pada siklus II siswa memperoleh nilai 70 sebanyak 32 orang (88,89) dan tidak tuntas sebanyak 4 siswa (11,11%). Dengan demikian ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa sebesar 22,22% dari siklus I.

Lubis (2010) dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA N 1 Sunggal Tahun Pembelajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, pada siklus I hanya rata-rata 62,89% menjadi 74,21% pada siklus II. Sedangkan hasil tes belajar yang dilaksanakan terdapat peningkatan hasil belajar yaitu dari 26 siswa (65%) yang tuntas belajar pada siklus I menjadi 37 siswa (92%) pada siklus II. Sebagai indicator ketuntasan belajar klasikal ditetapkan 80% siswa memperoleh nilai 70. Dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Every One Is A Teacher Here dapat meningkatkan dan hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA N 1 Sunggal.

Mutaqqin (2011) dengan judul Penerapan Model Peer Tutoring (Tutor Sebaya) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Aspek Al-Quran Materi Ilmu Tajwid Kelas XI IA SMA Unggulan Nurul Islami Mijen Semarang Tahun Pembelajaran 2010/2011 Dari hasil penelitian yang dimulai dari pra siklus dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah) diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 37,50%, dan aktivitas siswa hanya sebesar 44,22%. Pada siklus I dengan menerapkan model Peer Tutoring (Tutor Sebaya) dalam pembelajaran diperoleh peningkatan dari siswa yaitu ketuntasan klasikal sebesar 62,50%, dan aktivitas siswa mencapai sebesar 65,15% sedangkan pada siklus II mencapai ketuntasan klasikal sebesar 87,50% dan aktivitas siswa sudah mencapai sebesar 77,66%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan model Peer Tutoring (Tutor Sebaya) dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk belajar bersama dan meningkatkan hasil belajar.

Sitorus (2011) dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Everyone is a Teacher Here Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI AK SMK Taman Siswa Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa. Pada siklus I rata-rata hanya 21,4 meningkat menjadi 78,6 pada siklus II. Sedangkan untuk hasil belajar siswa, pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 17 orang (60,7%) meningkat menjadi 23 orang (82,1%) pada siklus II. Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.Suratman (2012) dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving dan Strategi Everyone is a Teacher Here Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X-2 SMK Swasta Harapan Stabat Tahun Pembelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa pada siklus I hanya 56,76%, menjadi 78,38% pada siklus II. Hasil belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran Problem Solving dan strategi Everyone is a Teacher Here pada siklus I diperoleh 64,86% siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 84,08 sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar yang diperoleh 83,78% siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 90,32.2.3 Kerangka Berpikir

Tujuan utama mengajar adalah membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses mengajar tidak hanya diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi juga dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar. Dengan demikian, guru tidak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar, tapi sebagai pembimbing dan fasilitator agar siswa mau dan mampu belajar. Inilah makna proses pembelajaran berpusat pada siswa.

Keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas tidak terlepas dari bagaimana cara guru mengelola kegiatan pembelajaran tersebut. Salah satu kemungkinan masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa dipengaruhi oleh model atau metode pembelajaran yang dipakai oleh guru dalam mengajar. Apalagi banyak siswa yang beranggapan bahwa akuntansi adalah mata pelajaran yang sulit. Maka disini guru diharapkan agar dapat membuat proses pembelajaran yang baik, menarik, dan tidak membosankan bagi siswa. Salah satu hal yang dapat dilakukan guru agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran dengan baik adalah dengan menggunakan model dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan lebih aktif, kreatif, efektif dan menarik.

Penerapan model pembelajaran Peer Tutoring merupakan salah satu cara belajar yang mengharuskan siswa untuk mampu bekerja dalam kelompok, saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan suatu persoalan dengan bantuan temannya sebagai tutor sebaya yang telah dipilih guru berdasarkan berbagai pertimbangan sehingga dipercayakan oleh guru dalam memimpin disksusi kelompoknya. Sedangkan strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here merupakan strategi pembelajaran aktif yang melibatkan seluruh siswa berperan secara aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dengan siswa berperan seolah-olah menjadi guru bagi temannya.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Peer Tutoring dengan strategi Everyone Is A Teacher Here merupakan wujud aplikasi pembealajaran dalam mata pelajaran akuntansi. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Peer Tutoring dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here ini, Siswa dilibatkan secara langsung baik dari aspek fisik, emosional, dan intelektual.

Berdasarkan uraian diatas, maka diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Peer Tutoring dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS-2 SMA Bintang Timur Satu Balige.2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritis, penelitian relevan, dan kerangka berpikir diatas, maka yang menjadi hipotesis tindakan kelas ini adalah :1. Dengan menerapkan model pembelajaran Peer Tutoring dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa di kelas XI IS-2 SMA Swasta Bintang Timur Satu Balige T.P 2013/2014.2. Dengan menerapkan model pembelajaran Peer Tutoring dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI IS-2 SMA Swasta Bintang Timur Satu Balige T.P 2013/2014.3. Dengan menerapkan model pembelajaran Peer Tutoring dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here ada perbedaan peningkatan yang signifikan dan positif hasil belajar akuntansi siswa antar siklus di kelas XI IS-2 SMA Swasta Bintang Timur Satu Balige T.P 2013/2014.12