Penerapan Multi-Choice Goal Programming (MCGP) untuk ... · Tujuan utama dari proses pemilihan...
Transcript of Penerapan Multi-Choice Goal Programming (MCGP) untuk ... · Tujuan utama dari proses pemilihan...
Penerapan Multi-Choice Goal Programming (MCGP) untuk
pemilihan supplier dan alokasi order bahan baku di PT. “X”
menggunakan analisa Taguchi Loss Function dan AHP
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT
Oleh:
Emy Syuprihatin 1206 100 033
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2011
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LATAR BELAKANG
PEMILIHAN SUPPLIER DAN
ALOKASI ORDER
BAHAN BAKU DARI PEMASOK
PT. X
KETERSEDIAAN STOK ORDER BAHAN BAKU
TAGUCHI LOSS
FUCTIONMCGP AHP
KRITERIAQUALITY LOSS
PERCETAKAN
Bagaimana pemilihan supplier dan alokasi order
bahan baku di PT. X dengan menerapkan multi-
choice goal programming dari hasil analisa Taguchi
loss function dan AHP
RUMUSAN MASALAH
BATASAN DAN ASUMSI
1. Penilitian ini hanya dilakukan pada supplier yang mengsuply
material kertas, tinta, dan film di PT. Percetakan X Surabaya.
2. Penilaian performasi supplier dilakukan untuk periode Oktober,
November, dan Desember 2010.
3. Penilaian performasi supplier ditentukan oleh perusahaan.
4. Penyelesaian MCGP menggunakan LINGO 11.
BATASAN DAN ASUMSI
1. Biaya variabel setiap supplier dan jumlah pemakaian bahan baku
dianggap konstan, dalam waktu yang tertentu.
2. Tidak terjadi perubahan kebijakan perusahaan yang berkaitan
dengan pengadaan material kertas, tinta, dan film selama
penelitian dilakukan.
TUJUAN MANFAAT
tujuan
Untuk memilih supplier dan menentukan jumlah order pesanan bahan baku di
setiap supplier dengan menggunakan analisa Taguchi Loss Function, Analytical
Hierarchy Process (AHP), dan multi-choice Goal Programming (MCGP).
manfaat
1. Perusahaan dapat mengetahui kriteria yang paling berpengaruh pada
pemilihan supplier yang optimal.
2. Perusahaan dapat mengetahui jumlah bahan baku yang harus dipesan di
setiap suuplier untuk mengurangi kerugian.
3. Mendapatkan alternatif supplier yang terbaik untuk dasar pengambilan
keputusan.
4. Sebagai bahan kepustakaan untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian mengenai pemilihan supplier sebelumnya dilakukan oleh Heni
Nurhidayanti dengan menggunakan pendekatan possibility untuk
menyelesaiakan fuzzy multi-objective programming. Model permasalahan
pemilihan supplier yang dibahas dalam Tugas Akhir ini masih menggunakan
metode dimana α – cut technique digunakan untuk mengubah fuzzy multi-
objective programming menjadi standart deterministic programming.
Penelitian serupa dilakukan oleh Chin – Nung Liao dan Hsing – Pei Kao dalam
papernya yang berjudul Supplier selection model using Taguchi loss function,
analytical hierarchy process and multi – choice goal programming. Model
permasalahan pada paper ini kriteria yang digunakan masih sederhana, quality
loss setiap supplier masih belum dianalisa. Pemilihan supplier pada paper
tersebut masih sangat bergantung dengan aspek finansial.
Pada proses ini, dilakukan pemilihan supplier yang terbaik diantara
yang dapat menyediakan material atau komponen yang dibutuhkan.
Tujuan utama dari proses pemilihan supplier adalah untuk
menentukan supplier yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan
secara konsisten dan meminimasi resiko-resiko yang berkaitan dengan
pengadaan bahan baku maupun komponen.
Alokasi order merupakan penentuan jumlah stok bahan baku yang
dapat dibeli pada setiap supplier untuk meminimumkan kerugian,
meminimumkan cacat bahan baku, dan meminimumkan harga.
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu metode
unggul untuk memilih aktivitas yang bersaing atau
banyak alternatif berdasarkan kriteria tertentu atau
khusus.
Dalam pemilihan supplier terdapat beberapa kriteria
yaitu [3]:
1. Product Quality (PQ).
2. Price (P).
3. Delivery Time (DT).
4. Flexibility (F).
5. Responsiveness (R).
6. Service Satisfaction (SS).
7. Warranty Degree (WD)
1. Nominal is best
2. Lower is better
Total quality loss
3. Higher is better
1. Studi pendahuluan
2. Pengambilan data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang diperoleh periode
bulan Oktober, November dan Desember tahun 2010 berupa data sekunder
dan data primer dari PT. Percetakan X Surabaya
3. Pengolahan data
• Mengolah input data sekunder dari perusahaan dengan menggunakan
Taguchi Loss Function untuk mendapatkan kerugian total dengan
menggunakan analisa kriteria kualitas, keterlambatan barang, ketersediaan
stok dan isu strategis.
• Mecari bobot kriteria dan supplier service factor rating dari hasil kuesioner
matriks perbandingan berpasangan antar kriteria dan supplier terhadap
kriteria.
• Uji konsistensi rasio
3. Pengolahan data (Lanjutan……)
• Mencari nilai total quality loss dari masing – masing untuk mendapatkan
order pemesanan pada setiap supplier.
• Nilai kerugian total masing-masing supplier dari hasil analisa Taguchi loss
Function dan bobot dari setiap kriteria disubtitusikan kedalam model Multi-
choice Goal Programming, dengan nilai quality loss sebagai koefisien di
fungsi tujuan sedangkan bobot dari setiap sebagai koefisien pada fungsi
kendala.
• Seanjutnya untuk mendapatkan supplier yang optimal digunakan software
LINGO 11 untuk menyelesaikan model pada point 4.
Data Sekunder
1. Harga yang diberikan oleh setiap supplier
2. Kapasitas stok yang diberikan dari setiap supplier
3. Keterlambatan waktu kirim
4. Ketersediaan stok
5. Cacat atau kekurangan jumlah barang
6. Kebijakan perusahaan terhadap supplier
7. Kerugian perusahaan
Data Primer berupa kuesioner
1. Supplier service factor rating
2. Bobot dan prioritas kriteria pemilihan supplier.
Dengan analytical hierarchy process (AHP) bobot setiap kriteria diketahui sebagai berikut:
KRITERIABAHAN BAKU
KERTAS TINTA FILM
Kualitas 0.18820458 0.131894841 0.227840485
Harga 0.176362475 0.149751984 0.161930827
Waktu Antar 0.116752666 0.119394841 0.103155707
Ketersediaan stok 0.129910561 0.161855159 0.141854525
Tingkat Jaminan 0.107614011 0.11046627 0.111017504
Kemudahan
Pembayaran0.113169566 0.118204365 0.090820109
Tingkat
Kerjasama &
Pertukaran info
0.09978838 0.10421627 0.095816543
Kec & tanggapan
komplain0.068197762 0.10421627 0.0675643
Tabel 1
Suatu indeks konsistensi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.5, indeks
konsistensi ini dihitung untuk mengukur tingkat inkonsistensi dalam perbandingan
berpasangan.
Dengan cara yang sama untuk bahan baku kertas dan tinta dan film didapatkan:
2. Tinta
3. Film
Karena nilai consistency ratio (CR) pada setiap pemilihan supplier bahan baku
< 0.1 maka bobot dari setiap kriteria sudah memuaskan sehingga bisa
digunakan untuk pemilihan supplier di PT. X
Dengan analytical hierarchy process (AHP) bobot setiap supplier diketahui sebagai berikut :
1. Kertassupplier
Kriteria
K H WA KS KeP TJ TKPi KTK
I 0.333 0.604 0.387 0.3206 0.3278 0.5889 0.333 0.3278
II 0.333 0.258 0.443 0.454 0.4111 0.2519 0.333 0.4111
III 0.333 0.139 0.139 0.1386 0.2611 0.1593 0.333 0.2611
2. Tinta supplierKriteria
K H WA KS KeP TJ TKPi KTK
I 0.411 0.411 0.537 0.5 0.411 0.49 0.407 0.49
II 0.328 0.328 0.268 0.25 0.328 0.312 0.329 0.312
III 0.261 0.261 0.195 0.25 0.261 0.198 0.264 0.198
2. Film supplierKriteria
K H WA KS KeP TJ TKPi KTK
I 0.4 0.537 0.537 0.537 0.537 0.525 0.579 0.4
II 0.4 0.268 0.268 0.268 0.268 0.334 0.187 0.268
III 0.2 0.195 0.195 0.195 0.195 0.142 0.234 0.195
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Untuk kriteria-kriteria kritis yang bisa menyebabkan kerugian, PT. X mengharapkan hasil
yang diinginkan adalah sekecil mungkin, maka untuk mendapatkan nilai tersebut
menggunakan fungsi Taguchi loss function smaller is better, sementara untuk kriteria
tambahan kecuali kriteria ketersediaan stok perusahaan mengharapkan hasil yang diinginkan
dimaksimalkan, maka untuk mendapatkan nilai tersebut menggunakan fungsi Taguchi loss
function higher is better.
1. Kertas
2. Tinta
2. Film
supplier K H WA KS TJ KP TKPI KTK
I 1388.9 29831 2151.7 71.25 14277 15986 9048.9 14277
II 5555.6 12784 2460.3 100.88 17906 7617.7 10082 17906
III 5555.6 6931.4 770.15 30.8 11373 0.6937 14519 11373
supplier K H WA KS TJ KP TKPI KTK
I 0 16404 2985.4 173.61 15738 13315 11053 21363
II 5463 13472 1489 86.81 12548 13585 14311 13585
III 17407 11700 2432.7 86.81 11373 8607.4 11511 8607.4
supplier K H WA KS TJ KP TKPI KTK
I 0 19160 11942 119.4164 20571 14243 22179 20571
II 0 13401 5955.9 59.55855 10260 10095 9325.4 13401
III 0 7688.4 9730.6 43.24729 9730.6 7077.9 11706 9730.6
Dengan menggunakan persamaan 2.4 nilai Total quality Loss setiap supplier
diketahui sebagai berikut:
Karena supplier terbaik adalah supplier yang memiliki loss terkecil maka
berdasarkan total kerugiannya, formasi supplier terbaik untuk kertas adalah
supplier III, diikuti supplier II, lalu supplier I. Formasi supplier terbaik untuk
tinta adalah supplier III diikuti supplier II lalu supplier I. Formasi supplier terbaik
untuk film adalah supplier III diikuti supplier II lalu supplier I.
Tabel 8 total kerugian
supplier
Bahan baku
kertas tinta film
I 11005 9531.7 11444
II 8616.8 8829.1 6647.6
III 5810.3 8723 5757.1
1. Kertas
2. Tinta
3. Film
Berdasarkan hasil Lingo 11, alokasi order bahan baku kertas
adalah 70 rim supplier I, 100 rim supplier II dan 80 rim supplier
III. Alokasi order bahan baku tinta adalah 7kg supplier I, 10kg
supplier II dan 8kg supplier III. Alokasi order bahan baku film
adalah 0cm supplier I, 400cm supplier II dan 100cm supplier
III.
Pembahasan
Fungsi tujuan
Fungsi kendala
Berdasarkan hasil LINGO 11, didapatkan hasil bahwa untuk supplier kertas,
supplier yang terbaik adalah supplier II, untuk supplier tinta supplier yang
terbaik adalah supplier I, dan untuk supplier film supplier yang terbaik adalah
supplier II seperti ditunjukan pada tabel 4.21 berikut:
Tabel 9
KesimpulanDalam pengambilan keputusan, Analytical
Hierarchy Process mampu menyelesaikan
masalah penilaian bobot kriteria dan penilaian
bobot supplier terhadap kriteria, sehingga sangat
membantu pengambil keputusan untuk
mengetahui kriteria terbaik dari setiap supplier
yang akan diajak kerjasama. Pengambil keputusan
tidak hanya mengacu pada kriteria umum saja,
melainkan kriteria tambahan sangat berpengaruh
dalam pemilihan supplier.
Dengan Taguchi Loss Function, kerugian setiap supplier terhadap setiap
kriteria dapat diketahui sehingga biaya yang dikeluarkan tidak menyimpang
jauh dari target dan toleransi yang diberikan oleh PT. “X” terhadap semua
supplier.
KesimpulanLanjutan…..
Berdasarkan output pada Lingo 11 alokasi order
bahan baku masing – masing supplier dengan
tujuan meminimumkan harga, meminimumkan
kerugian dan meminimumkan jumlah bahan baku
yang cacat adalah:
•Alokasi order bahan baku kertas untuk supplier I, II, dan III adalah masing –
masing 70rim, 100rim, dan 80rim.
•Alokasi order bahan baku tinta untuk supplier I, II, dan III adalah masing –
masing adalah 7kg, 10kg, dan 8kg.
•Alokasi order bahan baku film untuk supplier I, II, dan III adalah masing –
masing adalah 0cm, 400cm, dan 100cm.
•Dari hasil analisa AHP, Taguchi loss function dan output Lingo 11 dari MCGP,
formasi supplier terbaik di PT. “X” adalah supplier kertas, tinta dan film adalah
II, I dan II.
Saran
Dalam penelitian ini kriteria-kriteria yang
digunakan masih kurang, untuk penelitian
selanjutnya perlu dipertimbangkan mengenai efek
finansial setiap supplier dan pengalaman kerjasama
setiap supplier karena kriteria tersebut sangat
berpengaruh dalam pemilihan supplier dengan
quality loss nominal – is – best – loss function.
Untuk peneltian selanjutnya, dapat dilakukan penggabungan antara AHP,
Taguchi Loss Function, dan TOPSIS. Karena teknik TOPSIS dapat
meminimalkan jarak dari titik ideal sekaligus bersamaan memaksimalkan jarak
dari titik anti-ideal, dalam hal ini adalah nilai target.
Dalam memilih supplier, baiknya perusahaan dalam mengambil keputusan
tidak hanya melihat kriteria dari sisi finansial saja misalnya harga ataupun
kualitas saja melainkan perusahaan perlu mempertimbangkan bobot dari
kriteria tambahan dan kerugian yang ditimbulkan dari setiap supplier untuk
semua kriteria, tidak hanya 1 atau 2 kriteria saja.
Daftar Pustaka
[1] Chang, Ching – Ter. 2007.”Revised multi-choice goal programming”. Journal of Applied
Mathematical Modelling, 2008, vol 32, 2587 – 2595
[2] Hartati, Vera, Ridha. 2009. “Pendekatan model Fuzzy Goal Programming dalam penetapan
pembobotan Prioritas dari metode Analytical Hierarchy Process”. Universitas Sumatera Utara. Tugas
Akhir S1 Jurusan Matematika.
[3] Kusrini. 2007. “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”. Andi Offset Yogyakarta, 2007.
[4] Liao, Chin – Nung., & Kao, Hsing – Pei. 2009. “Supplier selection model using Taguchi loss
function, analytical hierarchy process and multi – choice goal programming”. Journal of computers &
Industrial Engineering, 2010, vol 58, 571 – 577
[5] Nurhidayanti, Heni,.(2010).”Pemilihan Supplier Dengan Pendekatan possibility fuzzy multi –
objective programming”. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Tugas Akhir Jurusan Matematika.
[6] Render, Barry,. & Stair, Ralph M. 1994. “Quantitative Analysis for Management” United states of
amerika.
[7] Ross, J, Phillip,.1988. “Taguchi Techniques for Quality Engineering”. McGraw – Hill
[8] Saaty, L, Thomas,.1986. “Pengambilan Keputusan Bagi pemimpin”. STIKOM Yogyakarta.
[9] Taha, A, Hamdy,. 2003. “Operations Research an Introduction”. Pearson Education. Seventh
edition
[10] Taylor, Waine A. 1991. “Optimization & Variation Reduction in Quality”. McGraw-Hill. Inc.
[11] Taguchi, Genichi,. & Elsayed, Elsayed A,. & Hsiang, Thomas.1989. ”Quality engineering in
Production Systems”. McGraw-Hill Book Co. Singapore.