PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN - Selamat Datanglib.unnes.ac.id/20623/1/5101410017-s.pdf · Penerapan...
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN - Selamat Datanglib.unnes.ac.id/20623/1/5101410017-s.pdf · Penerapan...
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK
KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
SMK NEGERI 3 SEMARANG
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
Budi Arianto NIM 5101410017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi
ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, 29 Januari 2015
Budi Arianto
NIM 5101410017
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Jangan pernah menyerah sebelum kita meraih apa yang sebenarnya ingin
kita capai dan tetap semangat dan jujur.
Disetiap kesulitan itu pasti ada jalan menuju kemudahan. Walaupun jalan itu
terlalu sempit untuk dilewati. Dan semua itu tergantung pada diri kita.
Apakah mau tetap membiarkan jalan itu tetap sempit dengan kita tidak
melakukan apa-apa atau membuat jalan itu menjadi lebar dan mudah untuk
kita lewati.
Persembahan :
1. Bapak Bunari dan Ibu Sumarni tercinta atas
dukungan dan doanya.
2. Kakak dan Adik tersayang Ani Budiarti dan Tri
Ariani yang selalu menyemangati.
3. Teman – teman Pendidikan Teknik Bangunan
Angkatan 2010
4. Almamaterku UNNES
5. Negaraku Indonesia
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ” Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Kelas X
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Semarang” dalam rangka menyelesaikan
pendidikan Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di
Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik yang telah
memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
3. Drs. Sucipto, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan
penelitian.
4. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T., Ketua Prodi Pendidikan Teknik Bangunan
Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.
5. Aris Widodo, S.Pd., M.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
6. Drs. Supriyono, M.T., Dosen Penguji I yang memberikan kritik dan saran.
7. Triono Subagio, S.Pd., Dosen Penguji II yang memberikan kritik dan saran.
8. Drs. Samiran, M.T., selaku Kepala SMK N 3 Semarang yang telah memberikan
ijin untuk melakukan penelitian.
9. Supriyadi, S.Pd., selaku Guru gambar teknik SMK N 3 Semarang yang telah
membantu dalam penelitian.
vii
10. Segenap Dosen Jurusan Teknik Sipil, atas ilmu dan bimbingan yang telah
diberikan.
11. Sahabatku dan teman terbaikku Nur Hidayah, Irfan Arifin, Yusuf, Eddy, dan
Rendi. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik untuk selamanya dan
dukungan yang telah diberikan.
12. Sahabat-sahabatku keluarga besar PTB angkatan 2010 yang tak bisa
terucapkan semuanya. Terimakasih atas segala kenangan dan perjalanan kuliah
selama 4 tahun ini. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses.
13. Seluruh siswa kelas X TGB SMK N 3 Semarang yang telah bersedia menjadi
sampel dalam penelitian ini.
14. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penyusun
terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun
harapkan. Besar harapan penyusun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan perkembangan pendidikan selanjutnya.
Semarang, 29 Januari 2015
Penyusun,
Budi Arianto
viii
ABSTRAK
Budi Arianto. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik
Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Semarang. Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing
Aris Widodo, S.Pd., M.T.
Kata Kunci : Model pembelajaran Problem Based Learning
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan
dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja.
SMK merupakan pendidikan kejuruan tingkat menengah di Indonesia yang dalam
penyelenggaraannya dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik guna
memasuki dunia kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa kelas
X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Semarang pada mata pelajaran gambar
teknik sub materi gambar konstruksi geometris.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Desain
eksperimen yang digunakan adalah Quasi Experimental Design atau eksperimen
semu. Desain eksperimen semu yang digunakan adalah Nonequivalent Control
Group Design. Subyek penelitian adalah siswa kelas X TGB SMK N 3 Semarang
tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 72 siswa dengan membagi dua kelompok sebagai
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Metode pengumpulan data
menggunakan metode dokumentasi, tes, dan observasi. Teknik analisis data
menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan batuan SPSS 16 for windows.
Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata menunjukkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol. Pengguanaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar pada ranah psikomotrik, ditunjukkan pada presentase
ketuntasan nilai rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa sebesar 100% dengan
rata-rata 82,40. Ditinjau dari rata-rata pada ranah kognitif diperoleh 78,47
berbanding 70,59, pada ranah afektif 79,17 berbanding 75,42, sedangkan pada
ranah psikomotorik 82,40 berbanding 78,44. Ditinjau dari uji kesamaan dua rata-
rata diperoleh ranah kognitif thitung dengan ttabel 3,569 > 1,994, ranah afektif thitung
dengan ttabel 2,008 > 1,994, ranah psikomotorik thitung dengan ttabel 6,487 > 1,994.
ix
ABSTRACT
Budi Arianto. 2014. Application of Problem-based Learning Model to Improve
Learning outcomes in subjects engineering drawings class X architecture
engineering SMK N 3 Semarang. Departement of Civil Engineering, Faculty
of Engineering, University of Semarang. Supervisior Aris Widodo, S.Pd.,
M.T.
Keywords : Problem-based Learning model
Vocational High School as an educational institution intended to prepare
students to enter the workforce . Vocational High School is a mid-level vocational
education in Indonesia that the implementation is intended to prepare students to
enter the workforce in accordance with their expertise . Application of Problem
Based Learning models aim to find out how much improvement of learning
outcomes in the cognitive , affective , and psychomotor class X Architecture
Engineering SMK 3 Semarang on the subjects of sub- materials engineering
drawing geometric construction drawings
This study uses an experimental research. Experimental design used was a
quasi-experimental design. Used a quasi-experimental design was a nonequivalent
control group design. The subjects were students of class X engineering drawings
SMK N 3 Semarang 2014/2015 school year, 72 student by dividing the two groups
as the experimental group and control group. Methods of data collection using the
method of documentation, testing, and observation. Data were analyzed using two
similarity test average with SPSS 16 for windows.
Based of the result of test calculations two average similarity indicates that
students problem-solving abilities experimental class better than the control class.
The uses of problem-based learning model can improve learning outcomes in
psychomotor domains, shown in percentage completeness average value of
psychomotor learning outcomes of students at 100% with an average of 82,40.
Judging from the average on the cognitive obtained 78,47 proportionate 70,59, at
79,17 proportionate 75,42 affective domain, whereas in the psychomotor sphere
82,40 propostionate 78,40. Judging from the similarity test two average obtained
cognitive tcount with ttable 3,569 > 1,994 , affective tcount with ttable 2,008 > 1,994 ,
psychomotor domains tcount with ttable 6,487 > 1,994.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..… i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii
PERNYATAAN ……………………………………………………………… iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………... v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. vi
ABSTRAK …………………………………………………………………… viii
ABSTRACT ………………………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang ……………………..……………………………… 1
1.2. Identifikasi Masalah ……..………………………………………… 6
1.3. Batasan Masalah ………..…………………………………………. 6
1.4. Rumusan Masalah ………..………………………………………... 8
1.5. Tujuan Penelitian ………..………………………………………… 8
1.6. Manfaat Penelitian ………..……………………………………….. 9
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………… 11
2.1. Tinjauan Pustaka …………..………………………………………. 11
2.1.1. Tinjauan Tentang Metode
Problem Based Learning ……....……………………………. 11
2.1.2. Tijauan Tentang Hasil Pembelajaran ………………………… 16
2.1.3. Mata Pelajaran Gambar Teknik ……………………………… 33
2.2. Kerangka Berfikir …………………..……………………………… 34
2.3. Hipotesis ………………………..…………………………………. 37
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………..... 39
3.1. Jenis Penelitian …………………..………………………………… 39
xi
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian …..…………………………………. 40
3.3. Populasi dan Sampel ……………..………………………………… 40
3.4. Variabel Penelitian ………………..……………………………….. 41
3.5. Metode Pengumpulan Data ………..………………………………. 42
3.6. Instrumen Penelitian ………………..……………………………... 44
3.7. Teknik Analisis Data ………………...…………………………….. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………. 56
4.1. Deskripsi Data …………………………………..…………………. 56
4.1.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ………….………………… 56
4.1.2. Pelaksanaan Pembelajaran ……..…………………………… 57
4.1.3. Deskripsi Hasil Uji Soal ………..…………………………… 61
4.1.4. Deskripsi Hasil Belajar ………………………………………. 63
4.2. Hasil Penelitian ………………………..…………………………… 67
4.2.1. Uji Persyaratan Analisis ………..…………………………… 67
4.2.2. Uji Hipotesis Penelitian ……………………………………… 71
4.3. Pembahasan ……………………….…………………………….…. 77
BAB V PENUTUPAN ……………………………………………………….. 89
5.1. Kesimpulan ………..………………………………………………. 89
5.2. Implikasi …………..………………………………………………. 90
5.3. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………. 90
5.4. Saran …………………….………………………………………… 91
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 92
LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 95
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Tahapan-tahapan Pembelajaran Problem Based Learning ……………… 15
3.1. Skema Penelitian ……………………………………………………….. 40
3.2. Kisi-kisi Instrumen Ranah Kognitif …………………………………….. 45
3.3. Kriteria Indeks Kesukaran ……………………………………………… 48
3.4. Tabel Interpretasi atau Penafsiran Daya Beda ………………………….. 49
3.5. Kisi-kisi Instrumen Ranah Afektif ……………………………………… 50
3.6. Rubrik Penilaian Ranah Afektif ………………………………………… 51
3.7. Lembar Penilaian Gambar ……………………………………………… 52
4.1. Pertemuan Pada Kelas Eksperimen …………………………………….. 59
4.2. Pertemuan Pada Kelas Kontrol …………………………………………. 61
4.3. Hasil Uji Instrumen Soal ……………………………………………….. 62
4.4. Deskripsi Hasil Pretest ………………………………………………….. 63
4.5. Deskripsi Hasil Posttest ………………………………………………… 64
4.6. Deskripsi Hasil Sikap (Afektif) …………………………………………. 65
4.7. Deskripsi Hasil Keterampilan (Psikomotorik) …………………………. 66
4.8. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ……………………………….. 67
4.9. Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ……………………………………. 68
4.10. Hasil Uji Homoginitas Pretest …………………………………………. 69
4.11. Hasil Uji Homoginitas Posttest ………………………………………… 70
4.12. Hasil Uji Homoginitas Afektif …………………………………………. 70
4.13. Hasil Uji Homoginitas Psikomotrik ……………………………………. 71
4.14. Hasil Uji t Pretest Ranah Kognitif ……………………………………... 72
4.15. Hasil Uji t Posttest Ranah Kognitif ……………………………………. 74
4.16. Hasil Uji t Ranah Afektif ……………………………………………….. 75
4.17. Hasil Uji t Ranah Psikomotorik ………………………………………… 76
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Skema Kerangka Berfikir ………………………………………………. 37
4.1. Histogram Hasil Belajar Kognitif ………………………………………. 77
4.2. Histogram Hasil Belajar Afektif ………………………………………… 80
4.3. Histogram Hasil Belajar Psikomotorik …………………………………. 84
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Siswa Kelas Eksperimen (TGB 1) ………………………………. 95
2 Daftar Siswa Kelas Kontrol (TGB 2) …………………………………… 97
3 Daftar Nilai Kelas TGB 2013/2014 …………………………………….. 99
4 Instrumen Soal Uji Coba ……………………………………………….. 106
5 Perhitungan Uji Validitas, Uji Reabilitas, Indeks Kesukaran
dan Daya Beda ………………………………………………………….. 112
6 Hasil Uji Validitas, Indeks Kesukaran, dan Daya Beda ………………… 115
7 Instrumen Pretest dan Posttest …………………………………………. 117
8 Instrumen Ranah Afektif ……………………………………………….. 122
9 Instrumen Ranah Psikomotorik ………………………………………… 125
10 Hasil Data Penelitian …………………………………………………… 130
11 Uji Analisis Data Penelitian ……………………………………………. 133
12 Hasil Uji Analisis Data Penelitian ……………………………………… 138
13 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ……………………………………… 141
14 Silabus Gambar Teknik …………………………………………………. 144
15 RPP Kelas Eksperimen …………………………………………………. 149
16 RPP Kelas Kontrol ……………………………………………………… 163
17 Judgement Instrumen …………………………………………………… 174
18 Surat Ijin Penelitian …………………………………………………….. 178
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai
dengan pembukaan Undang-Undang Dasar alenia ke-4 serta ingin mencapai tujuan
pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut adanya sumber daya
manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara lain yang telah
maju. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas akan
berpengaruh pada kemajuan berbagai bidang. Di samping mengusahakan
pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu melakukan pemerataan pendidikan
dasar bagi setiap warga Negara Indonesia, agar mampu berperan serta dalam
memajukan kehidupan bangsa.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus benar-benar dapat
memberikan bekal kepada generasi mudah untuk mengahadapi tuntutan dari
perkembangan zaman yang semakin kompleks. Dalam pendidikan formal, di
samping kemampuan guru, kualitas interaksi antara guru dan siswa merupakan
unsur penting yang tidak boleh diabaikan begitu saja, karena kualitas interaksi
antara guru dan siswa merupakan salah satu tolak ukur suatu lembaga pendidikan
formal dalam mendidik siswa-siswanya. Apabila interaksi tersebut baik dan
berkualitas, maka dapat juga dikatakan bahwa suatu lembaga pendidikan tersebut
berkualitas.
2
Nana Sudjana (2005: 39) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh
siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu sendiri,
misalnya kemampuan yang dimilikinya dan faktor lain berupa motivasi, sikap dan
lain sebagainya. Sedangkan faktor yang datang dari luar diri siswa yakni
lingkungan belajar. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan
mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah kualitas pembelajaran.
Kualitas pendidikan yang baik sangat diperlukan dalam era globalisasi saat
ini, tapi pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya
berkualitas sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah metode
pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
belum mampu menciptakan kondisi yang optimal pada berlangsungnya proses
pembelajaran.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan
dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja.
SMK merupakan pendidikan kejuruan tingkat menengah di Indonesia yang dalam
penyelenggaraannya dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik guna
memasuki dunia kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
Gambar teknik merupakan mata pelajaran wajib yang harus diambil pada
siswa kelas X program keahlian teknik gambar bangunan. Mata pelajaran gambar
teknik ini mengajarkan materi tentang dasar-dasar menggambar. Sebuah gambar
tidak akan mudah dibaca ketika seseorang yang menggambar tidak mengetahui
dasar-dasar cara menggambar. Pada kompetensi dasar menyajikan konstruksi
3
gambar geometris sangat ditekankan pada cara siswa menggambar serta cara
menggunakan pensil dan penggaris secara manual. Dalam cara membagi garis yang
benar tanpa mengetahui berapa panjang garis yang akan dibagi tentu tidak bisa asal-
asalan. Pada tugas menggambar garis sejajar juga diperlukan keterampilan siswa
menggunakan penggaris. Penggunaan penggaris yang salah akan mempengaruhi
hasil dari gambar yang kurang maksimal. Pada materi menggambar lingkaran dan
menggambar segi n beraturan akan menambah pengetahuan siswa terhadap
berbagai jenis garis dan fungsinya, terutama keterampilan siswa dalam
menggunakan alat gambar jangka dan secara tidak sadar akan membuat
kemampuan berfikir siswa bertambah.
Dalam proses belajar mengajar dikelas berlangsung, banyak kendala yang
sering dihadapi oleh guru yaitu diantaranya siswa yang malas, bosan pelajaran
gambar, mengantuk, dan sebagainya. Dari sekian banyak persoalan dalam
pembelajaran, guru dituntut dengan segala kemampuan agar siswa mengerti
terhadap materi pelajaran yang diberikan. Salah satu upaya guru untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan mengembangkan potensi guru melalui variasi cara
mengajar. Berdasarkan hasil observasi penulis di SMK Negeri 3 Semarang diduga
aktivitas siswa kurang aktif dalam merespon informasi mengenai materi yang
disampaikan oleh guru. Sehingga siswa tidak memiliki pemahaman yang cukup
mengenai materi yang sudah disampaikan oleh guru, serta langkah-langkah
menggambar yang sesuai dengan prosedur yang disampaikan oleh guru. Maka pada
saat proses menggambar berlangsung siswa tidak dapat menerapkan materi yang
telah disampaikan dengan baik dan juga hasil gambar yang kurang maksimal.
4
Hasil nilai yang diperoleh siswa kelas X TGB SMK Negeri 3 Semarang
pada tahun ajaran 2013/2014 semester gasal dengan rata-rata nilai keterampilan
57,7 pada mata pelajaran gambar teknik. Dapat dilihat dari hasil nilai keterampilan
kelas X TGB SMK Negeri 3 tahun ajaran 2013/2014 semester gasal, yaitu dari 36
siswa hanya 27,8% siswa yang memenuhi standart kelulusan, sedangkan 72,2%
siswa belum memenuhi standart kelulusan. Dari data tersebut diduga masih
rendahnya pemahaman siswa terhadap materi dan langkah-langkah dalam
menggambar.
Pada hasil penelitian sebelumnya oleh Fajar Ika Kurniawati tahun 2010
yang mengusung judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ilmu Bangunan Pada Siswa Kelas X TKB
SMK Negeri 2 Surakarta ” menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning mampu meningkatkan nilai ketuntasan siswa 3,83%.
Sedangkan hasil penelitian oleh Meliyani tahun 2013 yang mengusung judul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMK” menyimpulkan bahwa
berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah matematika pada materi pokok persamaan kuadrat,
pada siklus I, 22 siswa yang tuntas (51,16%), siklus II, 37 siswa yang tuntas
(86,04%) dengan peningkatan sebesar 34,88%. Hal ini memberikan gagasan kepada
penulis untuk menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning untuk
5
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TGB SMK Negeri 3 Semarang pada mata
pelajaran gambar teknik.
Menurut permendikbud nomor 81a tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang
memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah mengkonstruki, dan
menggunakan pengetahuan. Di dalam proses belajar mengajar pusat pembelajaran
adalah peserta didik, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi
peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun
pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok (kolaborasi antar
peserta didik).
Menanggapai permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan begitu
pentingnya mata pelajaran gambar teknik untuk kelas X program keahlian teknik
gambar bangunan tentang dasar-dasar menggambar dan menyajikan gambar
konstruksi geometris. Dari permasalahan di atas peneliti ingin menggunakan
masalah yang nyata dalam proses pembelajaran dikelas untuk meningkatkan
kemampuan berfikir siswa dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan
keterampilan siswa dalam menggunakan alat-alat gambar dengan menggunakan
metode pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran Problem
Based Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata
(autentik) sebagai konteks bagi peserta didik untuk memotivasi, mengidentifikasi
dan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah serta sekaligus membangun
pengetahuan yang benar-benar bermakna.
6
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik
Kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 3 Semarang”.
1.2 Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Masih rendahnya pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dasar
gambar teknik.
2. Rendahnya hasil belajar siswa diduga disebabkan oleh pemilihan metode
pembelajaran yang kurang sesuai dengan suatu mata pelajaran tertentu.
3. Pada saat pembelajaran di kelas siswa masih terfokuskan pada guru sebagai
pemberi materi pembelajaran.
1.3 Batasan Masalah
Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah pada beberapa hal sebagai
berikut :
a. Model Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran dibatasi pada metode Problem Based Learning
(PBL). Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran
berbasis masalah merupakan pembelajar untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah.
7
Guru menyampaikan masalah kehidupan nyata yang berkaitan dengan
pembelajaran kemudian siswa mendiskusikannya dan mempresentasikan hasil
karya. Siswa dilatih untuk menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi, dan memandirikan
siswa. Sehingga perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan
pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural.
Tahapan pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 tahap. Tahap 1 :
Mengorientasi siswa pada masalah, Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk
belajar, 3 : Membingbing penyelidikan individual dan kelompok, Tahap 4 :
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Tahap 5 : Menganalisis dan
mengevaluasi pemecahan masalah.
b. Batasan Kompetensi Dasar
Pada penelitian ini, peneliti dibatasi oleh kompetensi dasar yang tertera
dalam silabus mata pelajaran gambar teknik kelas X semester gasal. Kompetensi
dasar yang digunakan oleh peneliti dalam penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning yaitu menyajikan gambar konstruksi geometris
berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur pada sub materi gambar
konstruksi geometris.
c. Proses dan Hasil Pembelajaran
Proses pembelajaran yang dimaksudkan adalah aktifitas yang
berlangsung selama pembelajaran yaitu dari ranah afektif, psikomotorik,
pengelolaan pembelajaran guru, dan tingkat kepuasan siswa. Sedangkan hasil
8
pembelajaran yang dimaksud adalah pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa.
d. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas X TGB SMK Negeri 3 Semarang,
dengan jumlah siswa untuk kelas X TGB 1 yaitu 36 anak yang terdiri dari 30
siswa laki-laki dan 6 siswi perempuan. Sedangkan kelas X TGB 2 jumlah
siswanya 36 anak yang terdiri dari 30 siswa laki-laki dan 6 siswi perempuan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat
dirumuskan seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas X Teknik Gambar
Bangunan (TGB) SMK Negeri 3 Semarang pada mata pelajaran gambar teknik
kompetensi dasar menyajikan gambar konstruksi geometris dengan penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning ?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah dan perumusan masalah yang ada, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa
kelas X TGB SMK Negeri 3 Semarang pada mata pelajaran gambar teknik
kompetensi dasar menyajikan gambar konstruksi geometris.
9
1.6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi siswa, model pembelajaran yang dikembangkan ini diharap
siswa mampu :
1) Mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual.
2) Meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran.
3) Belajar dalam suasana yang menyenangkan.
4) Sebagai peningkatan belajar siswa dalam bekerjasama.
b. Manfaat bagi Guru
1) Menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran
berbasis masalah.
2) Guru lebih terampil dalam menggunakan metode belajar.
3) Sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.
c. Manfaat bagi Mahasiswa Peneliti
1) Memperoleh pengalaman strategi pembelajaran.
2) Memperoleh wawasan tentang pelaksanaan metode pembelajaran
berbasis masalah.
3) Memberi bekal peneliti sebagai calon guru bangunan siap melaksanakan
tugas di lapangan.
10
d. Bagi sekolah
1) Diperoleh informasi mengenai model pembelajaran Problem Based
Learning yang dapat dijadikan sebagai inovasi pembelajaran
kedepannya.
2) Sebagai bahan meningkatkan kualitas akademik peserta didik khususnya
pada pelajaran dasar gambar teknik.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Tinjauan Tentang Metode Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan
yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning (PBL)
dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun
1970-an dalam ilmu pelajaran medis di McMaster University Canada (Amir,
2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi
siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui
penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah.
Beberapa definisi tentang Problem Based Learning (PBL) :
1) Menurut Arends (Trianto, 2007), Problem Based Learning (PBL)
merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan
pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan
meningkatkan kepercayaan dirinya.
12
2) Menurut Trianto (2010: 90), model pembelajran berdasarkan masalah
merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada pada
banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik.
Model Problem Based Learning (PBL) bercirikan penggunaan
masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan
model Problem Based Learning diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak
kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan
memecahkan masalah, kecakapan berfikir kritis. Kecakapan bekerja dalam
kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan
pecarian dan pengolahan informasi.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Problem Based Learning adalah pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata (autentik) sebagai konteks bagi peserta didik
untuk memotivasi, mengidentifikasi dan berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah serta sekaligus membangun pengetahuan yang benar-benar
bermakna.
b. Tujuan Problem Based Learning
Tujuan utama Problem Based Learning bukanlah penyampaian
sejumlah besar pengetahuan kepada peserta didik, melainkan pada
pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan
masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
secara aktif membangun pengetahuan sendiri. Menurut Trianto (2010: 94)
tujuan Problem Based Learning adalah sebagai berikut.
13
1) Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan pemecahan masalah.
2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
3) Menjadi pembelajar yang mandiri.
c. Prinsip-prinsip Problem Based Learning
Prinsip utama Problem Based Learning adalah penggunaan masalah
nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan
dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
pemecahan masalah. Masalah nyata adalah masalah yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung apabila diselesaikan.
Problem Based Learning mendorong kemampuan untuk mengidentifikasi
informasi yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu, di mana dan bagaimana
mencari informasi itu, bagaimana mengatur informasi bahwa dalam kerangka
konseptual yang bermakna.
Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru
maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu. Masalah
itu bersifat terbuka (open-ended problem), yaitu masalah yang memiliki
banyak jawaban atau strategi penyelesaian yang mendorong keingintahuan
peserta didik untuk mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-solusi
tersebut. Masalah itu juga bersifat tidak terstruktur dengan baik (ill-
structured) yang tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan cara
menerapkan formula atau strategi tertentu, melainkan perlu informasi lebih
14
lanjut untuk memahami serta perlu mengkombinasikan beberapa strategi atau
bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya.
Kurikulum 2013 menurut Permendikbud nomor 81a tahun 2013
tentang implementasi kurikulum, menganut pandangan dasar bahwa
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik.
Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif
mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Di
dalam PBL pusat pembelajaran adalah peserta didik (student-centered),
sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik
untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya
secara berpasangan ataupun berkelompok (kolaborasi antar peserta didik).
d. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)
Pada dasarnya, Problem Based Learning diawali dengan aktivitas
peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau
disepakati. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada
terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan
berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru. Proses tersebut
dilakukan dalam tahapan-tahapan atau sintaks pembelajaran yang disajikan
pada Tabel 2.1 berikut.
15
Tabel 2.1.
Tahapan-tahapan Pembelajaran Problem Based Learning
Fase Peran Guru
Fase 1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik
yang dibutuhkan, memotivasi siswa
untuk terlibat dalam pemecahan
masalah yang dipilih.
Fase 2
Mengorganisasi siswa untuk
belajar
Guru membantu siswa untuk
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan maslah
tersebut.
Fase 3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen,
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah
Fase 4
Mengembangakan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan,
video dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya
Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
Menurut Sudjana (1996: 93) kelebihan model pembelajaran Problem
Based Learning adalah sebagai berikut :
1) Siswa memperoleh pengalaman praktis.
16
2) Kegiatan belajar lebih menarik sehingga tidak membosankan.
3) Bahan pengajaran lebih dihayati dan dipahami oleh siswa.
4) Siswa dapat belajar dari berbagai sumber.
5) Interaksi social antar peserta lebih berkembang.
6) Siswa belajar melakukan analisis dan sintesis secara simultan dan
membiasakan siswa berfikir logis dan sistematis dalam pemecahan
masalah.
Menurut Sudjana (1996: 93) kelemahan model pembelajaran Problem
Based Learning adalah sebagai berikut :
1) Menuntut sumber-sumber dan saran belajar yang cukup.
2) Kegiatan belajar siswa bias membawa resiko yang merugikan jika tidak
dikendalikan oleh guru.
3) Siswa cenderung untuk menerima jawaban atau dugaan sementara
apabila masalah tidak berbobot.
2.1.2. Tinjauan Hasil Pembelajaran
a. Belajar
1. Pengertian Belajar
Berikut pengertian belajar menurut beberapa para ahli.
a) Menurut Slameto (2010: 2) Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
17
b) Menurut Syaiful Bahri yang mengutip dari Howard L. Kingskey (2011:
13) mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the
broader sense) is originated or changed through practice or training.
Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan
atau diubah melalui praktek atau latihan.
c) Nana Sudjana (2010: 28) menyebutkan bahwa belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang,
seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
reaksinya, daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada
individu.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan, bahwa
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang yang ditandai
dengan adanya suatu perubahan baru pada diri seseorang.
2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Slameto (2010: 54) secara garis besar faktor yang
mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern
dan ekstern.
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam peserta
didik. Faktor intern dikelompokan menjadi 3 faktor yaitu faktor jasmaniah,
faktor psikologis dan faktor kelelahan.
1) Faktor jasmaniah
18
Meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis
Meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan
kesiapan.
3) Faktor kelelahan
Dibedakan menjadi dua yaitu jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani
seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti adanya
kelesuan dan kebosanan.
b. Faktor ekstern
Faktor ekstern dikelompokan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
1) Faktor keluarga
Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang
tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik
dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.
19
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi terkait dengan keadaan
peserta didik dengan masyarakat.
b. Mengajar
1. Pengertian Mengajar
Beberapa pendapat para ahli tentang mengajar dijelaskan Slameto
(2010) sebagai berikut :
a) Waini Rasyidin dalam Slameto (2010: 34) mengajar yang dipentingkan
ialah adanya partisipasi guru dan siswa satu sama lain. Guru merupakan
koordinator, yang melakukan aktivitas dalam interaksi sedemikian rupa,
sehingga siswa belajar seperti yang kita harapkan. Guru hanya menyusun
dan mengatur situasi belajar dan bukan menentukan proses belajar.
b) Mursell dalam Slameto (2010: 33) menggambarkan mengajar sebagai
"mengorganisasikan belajar", sehingga dengan mengorganisasikan itu,
belajar menjadi berarti atau bermakna bagi siswa, sehingga tugas pelajar
adalah memahami hubungan pengetahuan itu sebagai kesatuan, dan
dalam hal ini guru hanya organisator.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan,
bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan belajar,
sehingga proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang kita harapkan.
20
2. Prinsip-prinsip Mengajar
Menurut Slameto (2010: 35-39) ada 10 prinsip-prinsip mengajar
yakni:
a) Perhatian
Di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa
kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian akan lebih besar
bila pada siswa ada minat dan bakat. Bakat telah dibawa siswa sejak
lahir, namun dapat berkembang karena pengaruh pendidikan dan
lingkungan.
b) Aktivitas
Dalam proses mengajar belajar, guru perlu membangkitkan aktivitas
siswa dalam berpikir maupun berbuat.
c) Apersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang
akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,
ataupun pengalamannya.
d) Peragaan
Waktu guru mengajar di depan kelas, harus berusaha menunjukkan
benda-benda yang asli. Bila mengalami kesukaran boleh
menunjukkan model, gambar, benda tiruan, atau menggunakan media
lainnya seperti radio, tape recorder, TV dan lain sebagainya.
21
e) Repetisi
Bila guru menjelaskan sesuatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang.
Siswa semuanya dapat mengingat dengan sekali penjelasan, maka
perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan.
f) Korelasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan
hubungan antar setiap mata pelajaran. Begitu juga dalam kenyataan
hidup semua ilmu atau pengetahuan itu saling berkaitan. Namun
hubungan itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi terus dipikirkan
sebab-akibatnya. Diupayakan hubungan itu dapat diterima akal, dapat
dimengerti, sehingga memperluas pengetahuan siswa itu sendiri.
g) Konsentrasi
Hubungan antara mata pelajaran bisa luas, mungkin dapat dipusatkan
kepada salah satu pusat minat, sehingga siswa memperoleh
pengetahuan secara luas tetapi mendalam.
h) Sosialisasi
Dalam perkembangannya, siswa perlu bergaul dengan teman-teman
yang lain. Disamping itu, siswa sebagai individu juga mempunyai sisi
sosial yang perlu dikembangkan.
i) Individualisasi
Siswa merupakan makhluk individu yang unik, dimana masing-
masing mempunyai perbedaan khas, seperti perbedaan inteligensi
minat bakat, hobi, tingkah laku, watak maupun sikapnya. Mereka
22
berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial ekonomi,
dan keadaan orang tuanya. Guru harus menyelidiki dan mendalami
perbedaan siswa (secara individu), agar dapat melayani pendidikan
yang sesuai dengan perbedaan tersebut. Siswa akan berkembang
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
j) Evaluasi
Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evalusai dapat
memberi motivasi bagi guru maupun siswa. Guru harus mengenal
fungsi evaluasi, macam-macam bentuk dan teknik evaluasi, serta
prosedur penilaian. Guru dapat melaksanakan penilaian yang efektif,
dan menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan mengajar belajar.
Dengan evaluasi guru juga adapat mengetahui prestasi dan kemajuan
siswa, sehingga dapat bertindak dengan tepat bila siswa mengalami
kesulitan belajar. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan siswa dan
prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi juga dapat menjadi bahan umpan
balik bagi guru sendiri. Dengan umpan balik guru dapat meneliti
dirinya dan berusaha memperbaiki dalam perencanaan maupun teknik
penyajiannya.
c. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Belajar dan mengajar pada dasarnya merupakan dua konsep yang tak
terpisahkan yang membentuk suatu proses interaksi antara guru dan siswa
dalam rangka mencapai tujuan yaitu perubahan tingkah laku individu kearah
23
yang lebih baik. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu
ke arah yang lebih baik melalui pengalaman dan latihan.
Menurut Erman Suherman (2003: 7) bahwa : “pembelajaran adalah
merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi suasana agar program
belajar tumbuh dan berkembang secara optimal”. Menurut Dedeng dalam
Sugiyanto (2008: 1), “Daya tarik suatu pembelajaran ditentukan oleh dua hal,
pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru”.
Sedangkan menurut Gino, dkk (1998: 30) kegiatan belajar mengajar
merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :
a) Siswa adalah seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
b) Guru adalah seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
c) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Perubahan tingkah laku tersebut mencakup perubahan kognitif,
psikomotorik dan afektif.
d) Isi pelajaran atau materi adalah segala informasi berupa fakta, prinsip
dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
e) Metode yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk
mencapai tujuan.
24
f) Media yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang
digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat
mencapai tujuan.
g) Evaluasi adalah cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu
proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen
kegiatan belajar mengajar. Komponen-komponen kegiatan belajar
mengajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dan bermula
serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu sistem.
2. Ciri-ciri Pembelajaran
Ciri-ciri dari pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000: 25)
antara lain:
a) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis.
b) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
c) Pembelajaran dapat menyediakan bahan yang menarik dan menantang
bagi siswa.
d) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik.
e) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
f) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik
secara fisik maupun psikologis.
25
d. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Arikunto (2010: 8) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil
akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam
perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur”.
Sementara itu Abdurrahman (2003: 37-38) mengatakan hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah malalui kegiatan belajar.
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap.
Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah diterapkan
terlebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Menurut Agus Suprijono (2010: 5-6) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
ketrampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :
a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertullis.
b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambing.
c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
26
d) Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
e) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar menurut Dalyono
(2007: 55) disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar da nada pula dari luar
dirinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi
dalam Rusman (2012: 124) antara lain meliputi faktor internal dan faktor
eksternal :
a) Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta
didik dalam menerima materi pelajaran.
2) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki
kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa psikologis meliputi
27
intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif,
dan daya nalar peserta didik.
b) Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan
social. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembapan dan lain-lain.
Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi
udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada
pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan
dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.
2) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaanya dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang dirancanakan.
Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, saran dan guru.
Menurut Djamarah (2006:105) untuk mengetahui apakah proses
belajar dikatakan berhasil, ada indikator yang digunakan yaitu “daya serap
terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik
secara kelompok maupun secara individual dan perilaku yang digariskan
dalam tujuan instruksional khusus (TIK) sudah dicapai siswa secara
kelompok maupun secara individu”.
28
Menurut Benyamin S Bloom (1956: 7) hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik setelah menerima pembelajaran. Berikut adalah pemaparan
hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif meliputi tujuan-tujuan belajar yang berhubungan
dengan memanggil kembali pengetahuan dan pengembangan kemampuan
intelektual dan ketrampilan. Selanjutnya, Anderson dan krathwohl dalam Ella
Yulaelawati (2004: 72) menelaah taksonomi sebelumnya oleh Benyamin S
Bloom agar lebih terkait dengan teori belajar yang relevan saat ini. Pada tahun
2001 mereka menggabungkan dimensi kognitif dengan pengetahuan.
Perbaikan Anderson dan Krathwohl menggabungkan jenis pengetahuan yang
akan dipelajari (dimensi pengetahuan/substansi) dan proses yang digunakan
untuk belajar (kognitif). Sehingga menghasilkan teori ranah kognitif baru
yang sudah direvisi. Berikut adalah jenjang ranah kognitif revisi (Anderson
dan Krathwohl, 2010: 44).
a. Meningat
Jenjang ini merupakan kemampuan untuk menggali dan mengingat
peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi,
prinsip dasar, dan informasi yang telah diterima sebelumnya.
29
b. Memahami
Jenjang ini merupakan kemampuan mengkonstruk makna dari
materi pembelajaran, termsauk apa yang diucapkan, ditulis, dan
digambar oleh guru.
c. Mengaplikasikan
Jenjang ini merupakan kemampuan untuk menerapkan dan
menggunakan dan menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus,
teori dan informasi yang telah dipelajari ke dalam keadaan tertentu.
d. Menganalisis
Jenjang ini merupakan kemampuan untuk memecah-mecah materi
menjadi bagian penelitinya dan menentukan hubungan-hubungan
antarbagian itu dan hubungan antara bagian tersebut dan keseluruhan
struktur atau tujuan.
e. Mengevaluasi
Jenjang ini merupakan kemampuan untuk mengambil keputusan
berdasarkan kriteria atau standar.
f. Mencipta
Jenjang ini merupakan kemampuan untuk memadukan bagian
bagian untuk membentuk sesuatu yang berhubungan atau untuk
membuat suatu produk yang orisinal.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan
perubahan sikap, minat, nilai-nilai, dan pengembangan apresiai serta
30
penyesuaian. Krathwohl dalam Ella Yulaelawati (2004: 61) mengurutkan
ranah afektif berdasarkan penghayatan. Penghayatan tersebut berhubungan
dengan proses ketika perasaan seseorang beralih dari kesadaran umum ke
penghayatan yang mengukur perilakunya secara konsisten terhadap sesuatu.
Berikut adalah penjelasan jenjang ranah afektif.
a. Penerimaan (Receiving)
Jenjang ini merupakan kesadaran atau kepekaan yang disertai
keinginan untuk menenggang atau bertoleransi terhadap suatu
gagasan, benda atau gejala. Hasil belajar penerimaan merupakan
pemilikan kemampuan untuk membedakan dan menerima
perbedaan.
b. Menanggapi (Responding)
Jenjang ini merupakan kemampuan memberikan respon atau
tanggapan terhadap suatu gagasan, benda, bahan, atau gejala
tertentu. Hasil belajar penanggapan merupakan suatu komitmen
untuk berberan serta berdasarkan penerimaan.
c. Penghargaan (Valuing)
Jenjang ini merupakan kemampuan memberi penilaian atau
perhitungan terhadap suatu gagasan, benda, bahan, atau gejala. Hasil
belajar penilaian merupakan keinginan untuk diterima,
diperhitungkan, dan diterima oleh orang lain.
31
d. Pengorganisasian (Organization)
Jenjang ini merupakan kemampuan mengatur atau mengelola
berhubungan dengan tindakan penilaian dan perhitungan yang telah
dimiliki. Hasil belajarnya merupakan kemampuan mengatur dan
mengelola sesuatu secara harmonis dan konsisten berdasarkan
pemilikan filosofi yang dihayati.
e. Karakterisasi (Charetization)
Jenjang ini merupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku
seseorang yang secara konsisten sejalan dengan nilai atau
seperangkat nilai-nilai yang dihayatinya secara mendalam. Hasil
belajarnya adalah perilaku seimbang, harmonis, dan bertanggung
jawab dengan standar nilai yang tinggi.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotor meliputi keterampilan dan kemampuan bertindak.
Anita Harrow dalam Ella Yulaelawati (2004: 63) ranah psikomotor dimulai
dengan gerakan refleks yang sederhana pada tingkatan rendah ke gerakan
syaraf otot yang lebih kompleks ke tingkatan tertinggi. Berikut Jenjang ranah
psikomotorik menurut Dave (1967) dalam Chijioke (2013: 21).
a. Meniru (Imitation)
Jenjang ini merupakan kemampuan menirukan pola perilaku yang
telah diamati dari orang lain.
32
b. Menggunakan
Jenjang ini merupakan kemampuan melakukan tindakan tertentu
dengan mengikuti petunjuk dan berlatih tanpa bantuan visual dari
orang lain.
c. Ketepatan (Precision)
Jenjang ini merupakan kemampuan bekerja dengan cepat dan tepat
dengan sedikit kesalahan tanpa menggunakan petunjuk visual atau
tertulis.
d. Merangkaikan (Artikulation)
Jenjang ini merupakan kemampuan menunjukan serangkaian
gerakan yang akurat, sesuai prosedur, cepat dan tepat.
e. Naturalisasi (Naturalization)
Jenjang ini merupakan kemampuan melakukan gerakan secara
sepontan atau otomatis. Memiliki performa tinggkat tinggi secara
alami, mempunyai bakat alam tanpa perlu berpikir atau belajar
banyak tentang hal itu.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah menyelesaikan
program pembelajaran melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan
lingkungan belajar.
33
2.1.3 Mata Pelajaran Gambar Teknik
Mata pelajaran gambar teknik merupakan salah satu mata pelajaran
kejuruan yang ada pada jurusan Teknik Bangunan pada program keahlian Teknik
Gambar Bangunan (TGB) di SMK Negeri 3 Semarang. Dalam kegiatan
pembelajaran siswa akan mempelajari tentang menyajikan gambar konstruksi
geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur.
Pada mata pelajaran gambar teknik kelas X TGB SMK Negeri 3 Semarang
materi yang akan diajarkan yaitu tentang gambar kontruksi garis, konstruksi sudut,
konstruksi lingkaran, konstruksi garis singgung, dan konstruksi gambar bidang.
Gambar teknik merupakan alat komunikasi yang mengandung maksud
tertentu, perintah-perintah, atau informasi dari pembuat gambar (perencana) untuk
disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di lapangan dan bentuk gambar kerja
dilengkapi dengan keterangan-keterangan berupa kode, symbol yang mempunyai
satu arti, satu maksud dan satu tujuan. Sedangkan menggambar teknik adalah salah
satu unsur pokok dalam perencanaan, selain itu juga suatu metode penuangan ide
yang harus dapat dibaca oleh pihak-pihak lain yang terkait. Presisi, akurasi
standarisasi gambar teknik merupakan syarat utama dalam menggambar dan bagi
calon teknisi. Syarat tersebut bukan lagi merupakan aturan yang harus dipenuhi,
tetapi sudah merupakan sikap dan perilaku dalam menghasilkan karya teknik.
Menggambar sebuah garis dalam beberapa bentuk merupakan salah satu
materi yang harus dikuasi oleh siswa. Setiap garis dalam menggambar memiliki arti
tersendiri ketika orang lain yang melihat. Sehingga cara menggambar garis harus
sesuai dengan ketentuan yang sudah ada. Keterampilan siswa dalam menggambar
34
akan terlihat dari hasil gambar yang sudah dibuat. Agar sebuah gambar dapat dan
mudah dibaca, menggambar konstruksi garis harus benar. Cara penggunaan
penggaris yang harus benar sudah menjadi syarat wajib ketika proses menggambar
dan penggunaan pensil yang sesuai standart. Pada materi menggambar sebuah
lingkaran dapat digambar menjadi segi n beraturan tuntutan yang harus dipenuhi
yaitu cara penggunaan peralatan gambar jangka yang benar.
2.2 Kerangka Berfikir
Tujuan dalam pembelajaran penerapan gambar teknik adalah kompetensi
pembelajaran bisa tercapai dan hasil belajar siswa meningkat dengan mendapatkan
hasil yang optimal. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada guru pengampu
mata pelajaran tersebut diperoleh informasi bahwa tujuan pembelajaran belum
menunjukan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang
masih rendah dan siswa harus melakukan remidi. Pemahaman siswa mengenai
materi juga kurang maksimal. Dalam proses pembelajaran penyampaikan materi
masih menggunakan metode pembelajaran dengan ceramah, sehingga komunikasi
selalu berjalan satu arah dan siswa cenderung pasif.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran
merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pembelajaran. Penggunaan
model pembelajaran yang menarik dan bervariasi akan menumbuhkan kreatifitas
dan rasa penasaran siswa. Sehingga apabila dalam pembelajaran gambar teknik
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
35
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah serangkaian aktifitas
pembelajaran yang dirancang dengan menghadapkan siswa dalam suatu masalah
tertentu dan diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah dengan keterampilan
berfikir kritis dan analisis sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan baru
yang bermakna bagi dirinya. Dalam pelaksanaan model pembelajaran Problem
Based Learning dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa aktif untuk
mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Suatu pembelajaran yang dilakukan secara
berkelompok akan memberikan motivasi kepada individu untuk berkompetisi
sehingga akan memberikan hasil belajar yang diinginkan.
Pada kegiatan praktik belajar mengajar didalam kelas banyak permasalahan
yang dihadapi oleh guru dan siswa. Seringnya peran guru yang mendominasi proses
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas membuat siswa kurang bisa memahami
materi yang disampaikan. Penggunaan metode pembelajaran konvensional yang
diterapkan oleh guru membuat guru tersebut lebih memprioritaskan menghabiskan
materi secara langsung. Sehingga menyebabkan hasil belajar siswa yang masih
rendah, terutama pada mata pelajaran gambar teknik. Hal ini memberikan gagasan
kepada peneliti untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.
Perencanaan metode Problem Based Learning ini akan melibatkan siswa
pada masalah yang dihadapi selama proses mengambar. Sehingga penerapan model
Problem Based Learning diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Pada setiap pertemuan evaluasi terhadap proses pembelajaran perlu
36
dikembangkan oleh guru agar suasana didalam kelas terlihat lebih menarik dan
tidak membosankan. Sehingga ketika suasana suasana didalam kelas terasa menarik
bagi siswa, maka hal ini akan berpengaruh terhadap minat siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.
Pada saat proses pembelajaran siswa diminta untuk mengumpulkan
informasi atau materi yang akan disampaikan yang menghadapkan siswa pada
permasalahan yang ada. Beberapa siswa yang masih kurang paham dengan materi
yang sudah dipelajari guru akan mengelompokkan menjadi beberapa kelompok.
Hal ini akan membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar didalam kelas. Untuk
memperoleh hasil belajar yang optimal guru harus membuat evaluasi dan penilaian
terhadap tugas yang sudah diselesaikan.
Model pembelajaran berbasis masalah menuntut keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran. Siswa dihadapkan pada suatu masalah yang autentik yang
dapat menantang siswa untuk dipecahkan dengan bimbingan guru. Model
pembelajaran Problem Based Learning ini dapat menumbuhkan keaktifan
berdiskusi siswa karena dalam metode tersebut siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui ketika proses
menggambar. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih berpusat
pada siswa, sehingga siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan dapat
mengembangkan cara belajar mandiri. Alur kerangka pemikiran dalam
melaksanakan kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
37
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian landasan teori diatas, sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar dasar gambar teknik siswa melalui model pembelajaran Problem Based
Learning pada kelas X TGB di SMK Negeri 3 Semarang, maka dirumuskan suatu
Masalah Praktik
Belajar Mengajar
(PBM)
Proses belajar
mengajar yang
masih didominasi
oleh peran guru
Metode pengajaran
konvensional, guru
memprioritaskan
menghabiskan materi
Hasil belajar siswa
yang masih rendah
Perencanaan metode
Problem Based
Learning
Proses pembelajaran
Problem Based
Learning
Evaluasi dan
Perbaikan
Pembelajaran yang
menarik
Hasil yang
lebih baik
Pembelajaran yang kurang
atau tidak menarik
38
hipotesis yaitu model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran gambar teknik peserta didik kelas X SMK Negeri
3 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Sedangkan desain eksperimen yang digunakan adalah Quasi
Experimental Design atau desain eksperimen semu. Penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung
sebab akibat melalui langkah manipulasi, pengendalian dan pengamatan, dan desain
eksperimen semu adalah suatu desain penelitian yang memiliki kelompok kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel–variabel dari
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010). Penggunaan
eksperimen semu dalam panelitian ini dikarenakan subyek penelitiannya adalah
manusia yang tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif.
Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2009: 116). Langkah penelitian
dilakukan dengan membagi subjek yang diteliti menjadi dua kelompok. Kelompok
yang pertama adalah kelompok experimen dan kelompok yang kedua adalah
kelompok kontrol. Kemudian kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal. Jika tidak ada perbedaan, kelompok eksperimen dan kontrol
memiliki kemampuan awal yang sama. Selanjutnya kelompok eksperimen diberi
perlakuan (treatment) berupa metode pembelajaran Problem Based Learning,
sedangkan kelompok kontrol diberi pembelajaran yang diajarkan gurunya seperti
40
biasa. Setelah diberi perlakuan (treatment) kedua kelompok diberi posttest untuk
mengetahui keadaan akhir.
Skema penelitian yang dikutif dari Sugiyono (2009: 116) dapat dilihat pada
tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1.
Skema Penelitian
Grup experimen 𝐎𝟏 X 𝐎𝟐
Grup kontrol 𝐎𝟑 - 𝐎𝟒
Keterangan :
O1 : Pretest Kelas Eksperimen
O2 : Posttest Kelas Eksperimen
O3 : Pretest Kelas Kontrol
O4 : Posttest Kelas Kontrol
X : Perlakuan Model Pembelajaran Problem Based Learning
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah SMK Negeri 3
Semarang yang beralamatkan di Jl. Admodirono Raya No. 7A Kecamatan
Semarang Selatan, Telepon: 024 8311538. Penelitian dilaksanakan pada bulan
November 2014 dengan menyesuaikan jam pelajaran gambar teknik kelas X
kompetensi keahlian teknik gambar bangunan tahun ajaran 2014/2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 3 Semarang
program studi keahlian teknik bangunan yang terdiri dari empat kelas, sedangkan
sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X kompetensi keahlian teknik
41
gambar bangunan (TGB). Dalam kompetensi keahlian teknik gambar bangunan
terdapat dua kelas yaitu kelas X TGB 1 dan kelas X TGB 2.
Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72 siswa
yang tebagi dari 2 kelas, yaitu kelas A dan kelas B. Sebelum menentukan kelas
eksperimen dan kelas kontrol, maka perlu di uji coba dengan uji normalitas dan uji
homoginitas. Kedua kelas memenuhi syarat uji normalitas dan uji homoginatas.
Jika pada uji normalitas dikatakan normal berarti populasi dalam kelas A dan kelas
B berditribusi normal dan dapat dikatakan homoginitas jika kedua kelas
mempunyai varian yang sama atau homogen.
Penentuan kelompok dalam penelitian ini ditentukan dengan cara mengundi
antara kelas A (X TGB 1) dan kelas B (X TGB 2) untuk menentukan kelompok
kelas yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kontrol. Dari hasil
pengundian penentuan sampel maka didapat kelas A (X TGB 1) sebagai kelas
eksperimen sebagai kelompok yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran
Problem Based Learning dengan jumlah sampel 36 siswa. Sedangkan kelas B (X
TGB 2) sebagai kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak mendapatkan
perlakuan pembelajaran Problem Based Learning dengan jumlah 36 siswa.
3.4 Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini merupakan kelompok atau kelas
eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran Problem
Based Learning.
42
b. Variabel terikat
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini merukapan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran gambar teknik.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data hasil belajar, yaitu
data hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Teknik
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode dokumentasi,
metode tes dan metode non tes.
a. Metode Dokumentasi
Menurut Margono (2010: 181) teknik dokumentasi adalah cara
pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan
termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum
dan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.
b. Metode Tes
Dalam penelitian ini peneliti melakukan tes dua kali, yaitu tes awal
(pretest) yang dilakukan di awal perlakuan dan tes akhir (posttest) yang
dilakukan diakhir perlakuan. Peneliti memilih teknik ini karena merupakan
cara yang paling tepat untuk mengetahui pengaruh perlakuan penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran dasar
gambar teknik terhadap hasil belajar peserta didik dalam ranah kognitif.
Selanjutnya hasil data yang diperoleh melalui Pretest dan Posttest akan
43
dianalis untuk kemudian ditarik kesimpulan terkait penelitian yang telah
dilaksanakan.
c. Metode Non Tes
Penilaian non tes menurut Jihad dan Haris (2010: 69) merupakan
prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik
minat, sifat, dan kepribadian. Alat-alat non tes yang sering digunakan untuk
melakukan penilaian menurut Purwanti (2008: 19) antara lain: pengamatan
atau observasi, angket, analisa sampel kerja, analisis tugas, checklists dan
rating scales, portofolio, komposisi dan presentasi, serta proyek individu dan
kelompok. Adapun teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1) Observasi
Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar
misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada
waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam
simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar.
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan
sikap siswa atau ranah afektif dalam pembelajaran gambar teknik
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
2) Analisis Tugas
Dalam hal ini analisis tugas diperoleh melalui hasil tugas gambar
siswa, yang sudah berpedoman pada jobsheet. Tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan keterampilan siswa. Selanjutnya
44
hasil gambar tersebut akan dinilai beberapa aspeknya antara lain garis,
ukuran, konstruksi, tata letak, kebersihan, dan ketepatan gambar.
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 148) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
a. Instrumen Tes (Ranah Kognitif)
Dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah
kognitif peneliti menggunakan instrumen tes berupa tes obyektif. Tes
obyektif adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau
respon yang harus dipilih oleh peserta tes, dimana kemungkinan jawaban atau
respon disediakan oleh peneliti. Tipe tes yang digunakan oleh peneliti adalah
multiple choice test. Alternatif kemungkinan jawaban peneliti terdapat 4
kemungkinan. Penskoran instrumen tes ini disesuaikan dengan kunci jawaban
yang telah disediakan. Dimana jika jawaban benar nilainya 1 dan jika jawaban
salah atau tidak menjawab nilainya adalah 0. Jumlah soal instrumen tes adalah
20 butir soal. Pelaksanaan penggunaan instrumen tes dilakukan 2 kali yaitu
ketika pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan ketika posttest
untuk mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung.
Sebelum instrumen penelitian diberikan kepada siswa pretest maupun
posttest, instrumen tes dikonsultasikan kepada guru bidang studi dasar
gambar teknik di tempat penelitian. Setelah data hasil uji coba diperoleh,
45
kemudian setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas,
indeks kesukaran dan daya beda.
Kisi-kisi instrumen tes aspek kognitif pada penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Ranah Kognitif
No Indikator Deskriptor Jumlah
Soal
No Soal
1 Digambar sebuah
garis dapat digambar
dalam beberapa
bentuk
Fungsi garis
Ciri-ciri garis
Perpotongan
antar garis
Simbol-simbol
garis
6 1, 2, 3,
4, 5, dan
6
2 Digambar sebuah
garis sudut dapat
dibentuk, dibagi
menjadi beberapa
Perbandingan
sudut segitiga
Menggunakan
alat yang benar
2 7 dan 8
3 Digambar sebuah
lingkaran dapat
digambar menjadi segi
N beraturan
Gambar garis
singgung dan segi
N geraturan
6 9, 10,
11, 12,
13, dan
14
4 Digambar sebuah
garis singgung dapat
digambar dengan
mengunakan dua buah
lingkaran
Gambar elips 3 15, 16,
dan 17
5 Digambar bentuk
kubus secara
aksometri, cabinet,
militer
Bentuk isometri
dan dimetri
3 18, 19,
dan 20
Berikut adalah uji prasyarat instrumen tes, sedangkan untuk melihat hasil
perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2 :
46
1) Uji Validitas Instrumen
Validasi soal adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid atau tidaknya
suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang
hemdak diukur. Untuk mengetahui valiadi item soal menggunakan rumus korelasi
Product Moment sebagai berikut.
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛(Σ𝑋𝑌) − (Σ𝑋)(Σ𝑌)
√𝑛(Σ𝑋2) − (Σ𝑋)2|𝑛(Σ𝑋2) − (Σ𝑋)2
Dimana :
rxy = Koefisien korelasi suatu butir/item
N = Jumlah subyek
X = skor suatu butir/item
Y = skor total
Dasar pengambilan keputusan :
Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan
berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid)
Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan tidak
berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)
Penentuan kategori dari validitas instrumen yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (dalam
Suherman, 2003: 113) adalah sebagai berikut :
0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 : validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,70 ≤ rxy ≤ 0,90 : validitas tinggi (baik)
0,40 ≤ rxy ≤ 0,70 : validitas sedang (cukup)
0,20 ≤ rxy ≤ 0,40 : validitas rendah (kurang)
0,00 ≤ rxy ≤ 0,20 : validitas sangat rendah (sangat kurang)
rxy < 0,00 : Tidak valid
47
2) Uji Reabilitas Instrumen
Reabilitas adalah kualitas yang menunjukkan dari suatu pengukuran yang
dilakukan dan dihitung dengan menggunakan rumus koefisien reabilitas Alpha
Cronbach sebagai berikut.
𝑟11 = [k
𝑘−1] [1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝑉𝑡2 ]
Dimana :
r11 = reabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varian butir/item
𝑉𝑡2 = varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reabilitas (r11) > 0,6 atau dengan
dibandingkan dengan r tabel (Product Moment). Jika nilai Koefisien Reabilitas
Aplha Cronbach lebih besar dari r tabel, maka dikatakan reliabel, dan sebaliknya.
Penentuan kategori dari Reliabilitas instrumen yang mengacu pada
pengklasifikasian Reliabilitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956: 145)
adalah sebagai berikut :
0,80 < r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 : reliabilitas tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60 : reliabilitas sedang
0,20 < r11 ≤ 0,40 : reliabilitas rendah
-1,00 ≤ r11 ≤ 0,20 : reliabilitas sangat rendah (tidak reliabel)
48
3) Tingkat Kesukaran Butir Pertanyaan
Tingkat kesulitan merupakan suatu pernyataan tentang seberapa sulit atau
seberapa mudah sebuah butir pernyataan bagi peserta uji. Berikut rumus yang
dipergunakan untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :
𝑃 = 𝐵
𝐽𝑆
Dimana :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran soal menurut Suherman (2003: 170) dapat
dilihat dalam tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3.
Kriteria Indek Kesukaran (IK)
4) Daya Pembeda Soal
Daya Beda butir pertanyaan merupakan suatu pernyataan tentang seberapa
besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan antara peserta
kelompok tinggi dan kelompok rendah. Untuk menghitung besarnya indeks daya
beda butir soal, secara sederhana dapat dilakukan dengan rumus berikut :
Klasifikasi IK Interpretasi
IK = 0,00 Soal terlalu mudah
0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal sangat mudah
49
𝐷𝑃 = 𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
Dimana :
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
𝑃𝐴 = 𝐵𝐴
𝐽𝐴 = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
𝑃𝐵 = 𝐵𝐵
𝐽𝐵 = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria untuk daya pembeda tiap butir soal dalam (Suherman, 2003: 161)
dinyatakan pada tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4.
Tabel Interpretasi atau Penafsiran Daya Pembeda (DP)
b. Instrumen Non Tes (Ranah Afektif dan Ranah Psikomotorik)
1) Observasi (Ranah Afektif)
Lembar observasi afektif yang digunakan adalah rubrik penilaian
observasi. Tujuan dari pembuatan lembar observasi ini adalah untuk mengetahui
hasil belajar siswa pada ranah afektif, yaitu sikap siswa selama mengikuti
Daya Pembeda (DP) Interpretasi atau Penafsiran
DP
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
50
pembelajaran gambar teknik. Bentuk lembar observasi yang digunakan berupa
daftar penilaian skala 1 sampai 4 yang akan diisi oleh para observer pada saat
kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan cara check list. Dimana jika
peserta didik melakukan tindakan sesuai indikator maka akan diberi tanda (V).
Lembar observasi yang digunakan dalam penilaian ini sudah terlebih
dahulu di konsultasikan (expert judgement) pada dosen pembimbing bapak Aris
Widodo, S.Pd., M.T., dan juga pada guru pengampu gambar teknik bapak
Supriyadi S.pd di tempat penelitian.
Berikut adalah kisi–kisi dan rubrik penilaian ranah afektif yang dapat
dilihat pada tabel 3.5 dan table 3.6 di bawah ini :
Tabel 3.5.
Kisi-kisi Instrumen Ranah Afektif
No Indikator Sub Indikator Kriteria Penilaian Ranah Afektif
1 Afektif Penerimaan Antusias siswa terhadap materi yang
disampaikan
2 Afektif Menanggapi Interaksi siswa dengan guru
3 Afektif Penghargaan Kepedulian sesama
4 Afektif Pengorganisasian Kerja sama
5 Afektif Karakteristik Mengerjakan tugas
51
Tabel 3.6.
Rubrik Penilaian Ranah Afektif
No Kriteria Penilaian Butir Pertanyaan Skor
1 Antusias siswa
terhadap materi yang
disampaikan
Siswa tidak memperhatikan penjelasan
guru
1
Siswa jarang sekali memperhatikan
penjelasan guru
2
Siswa sering memperhatikan penjelasan
guru
3
Siswa selalu memperhatikan penjelasan
guru
4
2 Interaksi siswa
dengan guru
Siswa tidak bertanya pada guru 1
Siswa jarang bertanya pada guru 2
Siswa sering bertanya pada guru 3
Siswa selalu bertanya pada guru 4
3 Kepedulian sesama Siswa tidak pernah menanyakan kesulitan
teman sekelilingnya
1
Siswa jarang menanyakan kesulitan teman
sekelilingnya
2
Siswa sering menanyakan kesulitan teman
sekelilingnya
3
Siswa selalu menanyakan kesulitan teman
sekelilingnya
4
4 Kerjasama Siswa tidak pernah bekerja sama dengan
teman sekelilingnya
1
Siswa jarang bekerja sama dengan teman
sekelilingnya
2
Siswa sering bekerja sama dengan teman
sekelilingnya
3
Siswa selalu bekerja sama dengan teman
sekelilingnya
4
5
Mengerjakan tugas
Siswa tidak melaksanakan tugas yang
diberikan
1
Siswa melaksanakan tugas dengan tidak
benar
2
Siswa melaksanakan tugas mendekati
benar
3
Siswa melaksanakan tugas dengan benar 4
52
2) Analisis Tugas (Ranah Psikomotorik)
Dalam pengambilan data ranah psikomotorik ini menggunakan analisis
tugas, yakni berupa gambar jobsheet yang digambar oleh siswa. Tujuan dari
analisis tugas adalah untuk mengetahui kemampuan keterampilan masing-masing
siswa.
Penilaian gambar siswa terdiri dari beberapa aspek yaitu persiapan, garis,
ukuran, konstruksi, tata letak, kebersihan, dan ketepatan gambar. Berikut adalah
lembar penilaian gambar siswa dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut :
Tabel 3.7.
Lembar Penilaian Gambar
No Aspek Penilaian Nilai
Max. Dicapai
1 Persiapan:
1.1 Alat gambar yang digunakan
10
2 Hasil Akhir:
a. Garis
b. Ukuran
c. Konstruksi
d. Tata letak gambar
e. Kebersihan
15
15
20
15
10
3 Waktu:
3.1 Ketepatan
15
4 Total Skor 100
Sumber : Dokumen SMK N 3 Semarang
3.7 Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2010: 169) analisis deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
53
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis data
secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui mean, median, modus, dan
mendeskripsikan karakteristik data serta efektifitas hasil penelitian guna
menjawab permasalahan deskriptif.
b. Pengujian Prasyarat Analisis
Pengujian prasyarat analisis digunakan sebagai syarat pengujian hipotesis.
Hasil dari pengujian prasyarat nantinya akan menentukan pengujian hipotesis
menggunakan statistik parametrik atau statistik nonparametrik.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji normal atau tidaknya sebaran data
yang dianalisis. Penyebaran data artinya bagaimana data tersebut tersebar anatara
nilai paling tinggi sampai nilai paling rendah, serta variabelitas yang terdapat di
dalamnya. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogrov-
Smirnov z dengan bantuan program SPSS 19 for wndows. Setelah dilakukan
perhitungan, apabila nilai uji Kolmogrov-Smirnov z lebih kecil dari nilai tabel atau
nilai sig >0,05 maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok bersifat
normal.
2) Uji Homoginitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat seragam atau tidaknya variasi
sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama (Suharsimi Arikunto 2006:
321). Dalam penelitian ini uji statistik homogenitas dengan menggunakan uji
levene. Kriteria yang digunakan dalam pengujian homogenitas, apabila uji levene
54
lebih kecil dari nilai tabel, atau nilai sig lebih besar dari 0,05 maka dapat
dinyatakan populasi dalam kelompok bersifat homogen atau memiliki kesamaan.
Sedangkan apabila nilai uji levene lebih besar dari nilai tabel, atau nilai sig lebih
kecil dari 0,05 maka populasi dalam kelompok bersifat tidak homogen.
3) Uji Hipotesis
a) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui mana yang
lebih baik antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning dengan kelas yang tidak diberi treatment, yang ditunjukan
dengan nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hipotesis yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1) H0 : μ1 ≤ μ2 (nilai rata-rata siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
model Problem Based Learning kurang dari atau sama dengan siswa
yang tidak diberi treatment).
2) H1 : μ1 >μ2 (nilai rata-rata siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
model Problem Based Learning lebih dari siswa yang tidak diberi
treatment).
Terdapat dua rumus t-test yang dapat digunakan untuk menguji
hipotesis. Separated Varian, apabila jumlah sampel sama, homogen dan
jumlah sampel tidak sama dan tidak homogen.
55
𝑡 =𝑥1 − 𝑥2
√𝑠1
2
𝑛1+
𝑠22
𝑛2
Polled Varians, apabila jumlah sampel sama, homogen dan jumlah
sampel tidak sama dan homogen.
𝑡 =𝑥1 − 𝑥2
√1
𝑛1+
1𝑛2
𝑠
dengan
𝑠2𝑔𝑎𝑏 =
(𝑛𝑖 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠1
2
𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan:
x1 = Rata-rata kelompok 1
x2 = Rata-rata kelompok 2
n1 = Banyaknya mahasiswa kelompok 1
n2 = Banyaknya mahasiswa kelompok 2
Kriteria pengujian adalah diterima apabila t < t1-a dengan dk = n1+
n2-2 dan t1-a didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1-α).
(Sumber: Sudjana, 2005: 243)
89
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada
Mata Pelajaran Gambar Teknnik Kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK
Negeri 3 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 pada materi menyajikan gambar
konstruksi geometris, diperoleh simpulan sebagai berikut :
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learing dapat meningkatkan
hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa kelas X
program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 3 Semarang terhadap
hasil belajar kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hal ini terlihat
dari rerata dan uji kesamaan dua rata-rata nilai hasil belajar pada tiga ranah.
Ditinjau dari rerata diperoleh ranah kognitif 78,47 berbanding 70,59, ranah
afektif 79,17 berbanding 75,42, ranah psikomotorik 82,40 berbanding 78,44.
Ditinjau dari uji kesamaan dua rata-rata diperoleh ranah kognitif thitung dengan
ttabel 3,569 > 1,994, ranah afektif thitung dengan ttabel 2,008 > 1,994, ranah
psikomotorik thitung dengan ttabel 6,487 > 1,994.
Dari simpulan di atas diperoleh bahwa model pembelajaran Problem Based
Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Semarang.
90
5.2. Implikasi
Implikasi penelitian ini dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa,
guru, sekolah dan jurusan teknik bangunan di SMK Negeri 3 Semarang. Model
pembelajaran Problem Based Learning memberikan variasi baru bagi para siswa
dalam menerima pembelajaran. Siswa lebih mudah memahami materi yang
diajarkan karena pembelajaran diarahkan untuk menganalisis dan mengatasi
permasalahan nyata dalam dunia industri.
5.3. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tak lepas dari berbagai
keterbatasan. Keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Penelitian ini hanya dibatasi untuk satu sekolah, yaitu SMK N 3 Semarang
yang dijadikan subyek penelitian, sehingga jika penelitian ini diterapkan pada
sekolah lain hasil data yang diperoleh kemungkinan berbeda.
2) Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada kelas kontrol dan eksperimen
yang masih berada pada satu lingkup sekolah, maka masih memungkinkan
adanya bias dalam pengambilan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan
peneliti tidak bisa mengontrol diskusi yang mungkin terjadi antara siswa kelas
kontrol dengan kelas eksperimen saat diluar kegiatan belajar-mengajar.
3) Peneliti tidak dapat mengubah susunan kelas karena susunan pembagian kelas
sudah ditetapkan dari pihak sekolah.
91
5.4. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang dapat
digunakan untuk lebih memperbaiki kualitas belajar dan meningkatkan hasil
belajar. Saran tersebut adalah sebagai berikut.
1) Siswa diharapkan agar lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
di kelas. Sehingga kesulitan yang dialami dalam kegiatan pembelajaran biasa
langsung didiskusikan dengan teman atau bertanya langsung dengan guru,
Guru harus memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan
dalam proses pembelajaran.
2) Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran yang inovatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning.
92
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Agus, Suprijono. 2010. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Anderson, W.Lorin & Krathwhohl, R. David. 2010. A Taxonomy For Learning,
Teaching, And Assessin: A Revision of Bloo’s Taxonomy of Educational
Objectives (Kerangaka Landasan Untuk Pembelajaran Pengajaran dan
Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Penerjemah: Agung
Prihantoro, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto , S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri, Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Bloom, B. S., Engelhart, M. D., Furst, E. J., Hill, W. H., & Krathwohl, D. R. (1956).
Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational
Goals. Handbook 1 Cognitive Domain. New York: David McKay.
Chijioke, Okwelle. 2 0 1 3 . Appraisal Of Theoretical Models Of Psychomotor Skills
And Applications To Technical Vocational Education And Training (Tvet)
System In Nigeria. Diakses dari
http://www.arabianjbmr.com/pdfs/RD_VOL_1_6/3.pdf. Pada tanggal 3
November 2014.
Djamarah, S.B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Gino, H.J., dkk. 1998. Belajar Pembelajaran I. Surakarta: FKIP UNS.
Guilford J.P., Benyamin Fruchter. 1956. Fundamental Statistic in Psychology and
Education. 5th ed. Mc-Graw-Hill. Tokyo.
93
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD, Jakarta: Depdiknas.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta .
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.
. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Algesindo.
Sugandi, Achmad, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP PRESS.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Erman. dkk. 2003, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suprijono, Agus. 2010.Cooperative Learning.Yogjakarta: Pustaka Belajar
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Beroriantasi Konstrutivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2010. Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Perenada Media Group.
Trihendradi, Cornelius. 2007. Statistik Inferen Teori Dasar dan Aplikasinya
Menggunakan SPSS. Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET.
94
Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi,
Bandung: Pakaraya Pustaka.
95
LAMPIRAN 1
DAFTAR SISWA KELAS
EKSPERIMEN (TGB 1)
96
97
LAMPIRAN 2
DAFTAR SISWA KELAS
KONTROL (TGB 2)
98
99
LAMPIRAN 3
DAFTAR NILAI KELAS X TGB
TAHUN AJARAN 2013/2014
100
101
102
103
104
105
106
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN SOAL UJI COBA
107
A. PETUNJUK PENGISIAN
Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan
Bacalah setiap pertanyaan secara teliti sebelum anda menjawab
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X)
B. IDENTITAS
Nama : ………………………………………………….
No. Induk : ………………………………………………….
Kelas : ………………………………………………….
Selamat Mengerjakan
1. Ada beberapa ketebalan garis dalam menggambar teknik. Berikut ini manakah
yang kegunaannya untuk menggambar garis gambar dan garis tepi ?
a. Garis gambar , tebal lurus
b. Garis tipis lurus
c. Garis strip-strip
d. Garis titik-titik
2. Berapakah ketebalan garis strip titik strip ?
a. ¼ dari garis gambar
b. ½ dari garis gambar
c. ¾ dari garis gambar
d. 2/3 dari garis gambar
3. Dari gambar dibawah, manakah yang kegunaannya untuk membuat garis arsir
?
a.
b.
c.
d. 4. Garis apa yang kegunaannya untuk menggambar keterangan garis batas yang
tidak tambak/batas apa-apa yang tidak terlihat ?
a. Garis tebal lurus
b. Garis tipis lurus
c. Garis strip-strip
d. Garis strip titik strip
5. Peralatan gambar apa yang digunakan untuk membuat garis lengkung pada
diagram atau fisik ?
a. Jangka
b. Sepasang segitiga
c. Mal huruf
d. Mal lengkung
6. Hal apa yang perlu diperhatikan dalam membagi garis menjadi dua sisi yang
sama panjang ?
a. Ketebalan garis
108
b. Jari-jari lingkaran
c. Letak gambar
d. Garis bantu
7. Untuk menggabungkan garis lurus dengan garis lurus yang perlu mendapat
perhatian adalah
a. Ketebalan garis yang sama
b. Tidak boleh ada kelebihan garis
c. Sudut kemiringan garis yang dihubungkan
d. Penggunaan penggaris
8. Garis putus titik putus digunakan untuk mengetahui ?
a. Melukiskan ukuran
b. Melukiskan garis arsir
c. Mengetahui garis yang tidak tampak
d. Mengetahui tempat potongan
9. Berapa sudut sepasang segitiga siku-siku yang digunakan untuk menggambar
?
a. 40/50 dan 45/45
b. 30/60 dan 45/45
c. 30/60 dan 40/45
d. 35/55 dan 45/45
10. Hal yang perlu diperhatikan ketika menggambar memindahkan sudut adalah
a. Jari-jari busur
b. Ketebalan garis
c. Besarnya sudut
d. Panjang garis awal
11. Ketika membagi sudut menjadi dua sama besar. Apa yang harus dilakukan
setelah membuat sudut sembarang dengan dua garis AB dan AC ?
a. Membuat garis lengkung yang berpusat di A dan memotong kedua garis
b. Membuat garis lengkung yang berpusat di A dan memotong garis AB
c. Membuat garis lengkung yang berpusat di A dan memotong garis AC
d. Membuat garis lengkung yang berpusat di B dan memotong garis AC
12. Hal yang perlu diperhatikan ketika menggambar segitiga sama sisi adalah
a. Ketebalan garis
b. Besarnya sudut
c. Jari-jari sudut
d. Hasil akhir gambar
Soal Nomor 13 – 15
109
13. Langkah pertama ketika menggambar bujur sangkar adalah
a. Tarik garis tengah memotong titik AB
b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M
c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B
d. Hubungkan titik A, B, C, dan D
14. Langkah kedua ketika menggambar bujur sangkar adalah
a. Tarik garis tengah memotong titik AB
b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M
c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B
d. Hubungkan titik A, B, C, dan D
15. Langkah ketiga ketika menggambar bujur sangkar adalah
a. Tarik garis tengah memotong titik AB
b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M
c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B
d. Lingkarkan jari-jari dari titik A dan B
Soal Nomor 16 – 18
16. Langkah pertama ketika menggambar segi enam beraturan adalah
a. Tarik garis AB
b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan
c. Buatlah busur dengan pusat di A
d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A
17. Langkah kedua ketika menggambar segi enam beraturan adalah
a. Tarik garis AB
b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan
c. Buatlah busur dengan pusat di A
d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A
110
18. Langkah ketiga ketika menggambar segi enam beraturan adalah
a. Tarik garis AB
b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan
c. Buatlah busur dengan pusat di A
d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A
Soal Nomor 19 -21
19. Langkah pertama ketika menggambar elips adalah
a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang
b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan
c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran
d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB
20. Langkah kedua ketika menggambar elips adalah
a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang
b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan
c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran
d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB
21. Langkah ketiga ketika menggambar elips adalah
a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang
b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan
c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran
d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB
22. Metode menggambar objek tiga dimensi ke dalam media dua dimensi
menggunakan tiga sumbu koordinat bersudut sama, 120 derajat. Pernyataan
berikut merupakan pengertian dari ?
a. Proyeksi isometric
b. Proyeksi dimetri
c. Proyeksi trimetric
d. Gambar teknik
23. Dalam penggambaran bentuk isometric, berapa kemiringan pada kedua sisi
kubus ?
a. 10 dan 40
b. 7 dan 40
111
c. 15 dan 20
d. 30 dan 30
24. Kemiringan kedua sisinya berbeda, yaitu perbandingan sisinya 1 : 11 dan 1 : 3.
Pernyataan berikut gambar dalam bentuk ?
a. Isometric
b. Dimetri
c. Trimetri
d. Proyeksi
25. Dalam penggambaran bentuk dimetri, berapakah kemiringan pada kedua sisi
kubus ?
a. 10 dan 40
b. 7 dan 40
c. 15 dan 20
d. 30 dan 30
112
LAMPIRAN 5 PERHITUNGAN VALIDITAS,
REABILITAS, DAYA PEMBEDA,
INDEKS KESUKARAN
113
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
2122
2324
25
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
2562
5
21
11
11
11
11
01
11
11
11
11
11
11
11
2457
6
31
10
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
2457
6
41
11
11
01
11
11
11
11
11
11
01
11
11
2352
9
51
10
11
01
11
11
11
11
01
11
11
11
11
2248
4
61
10
01
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
2352
9
71
10
10
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
2352
9
81
11
01
11
11
10
11
11
01
11
11
11
11
2248
4
91
11
10
10
11
10
11
11
11
11
11
01
11
2144
1
101
11
11
01
11
11
01
01
11
11
11
11
11
2248
4
111
11
11
10
10
11
01
11
11
11
11
11
11
2248
4
121
11
11
10
10
10
11
11
11
11
11
01
10
2040
0
131
11
11
11
11
11
01
11
01
11
11
11
10
2248
4
141
01
11
11
11
11
01
10
11
11
11
11
10
2144
1
151
10
11
01
11
11
01
01
11
11
11
11
11
2144
1
161
11
00
11
11
11
01
11
10
11
11
11
11
2144
1
171
10
11
11
01
11
11
11
11
11
11
00
10
2040
0
180
10
10
01
11
11
11
01
10
11
10
11
11
1832
4
190
11
00
11
01
11
01
11
00
11
10
11
11
1728
9
201
10
10
01
11
11
01
01
10
11
11
00
11
1728
9
210
01
00
11
01
01
11
10
00
11
10
11
10
1419
6
221
01
00
11
11
00
10
10
01
01
11
11
01
1522
5
230
11
11
00
00
11
01
01
10
11
10
00
10
1316
9
241
01
00
11
01
00
01
10
01
01
01
10
11
1316
9
250
11
10
00
00
11
11
01
10
10
10
00
10
1214
4
261
00
10
00
10
01
01
00
10
11
11
00
11
1214
4
270
00
00
10
10
01
00
10
00
10
10
11
01
981
280
11
00
01
01
01
00
01
00
11
00
10
01
1010
0
290
00
00
10
00
10
01
10
01
00
10
00
11
864
300
01
01
00
00
00
10
00
01
01
00
00
00
525
B21
2219
1916
1921
2122
2223
1626
2122
1920
2627
2621
2121
2622
539
2905
21
S9
811
1114
119
98
87
144
98
1110
43
49
99
48
Sk
or
Tot
al (
Y)
Y²
But
ir S
oal
No.
Res
pond
en
114
Uji V
alidi
tas
rxy(
hitu
ng)
0.746
8145
420.6
4932
0177
0.008
0751
0.518
0811
40.5
1151
840.2
8857
842
0.532
2897
20.6
6636
773
0.593
7435
60.5
7984
940.3
1620
407
0.289
8330
50.5
9405
610.4
2502
730.6
4932
018
0.518
0811
40.4
7790
8666
0.557
9066
50.5
0997
080.3
7715
940.7
4681
454
0.451
843
0.693
1833
0.594
0561
0.232
4955
r tab
el0.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
610.3
61
Simpu
lan
VALID
VALID
TIDAK
VALID
VALID
TIDAK
VALID
VALID
VALID
VALID
TIDAK
TIDAK
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
TIDAK
Kate
gori
Tingg
iTin
ggi
Sgt R
dhSe
dang
Seda
ngRe
ndah
Seda
ngTin
ggi
Seda
ngSe
dang
Rend
ahRe
ndah
Seda
ngSe
dang
Tingg
iSe
dang
Seda
ngSe
dang
Seda
ngRe
ndah
Tingg
iSe
dang
Tingg
iSe
dang
Rend
ah
Jum
lah V
alid
20
Jum
lah Ti
dak V
alid
5
Uji R
eliab
ilita
s
Varia
n Ite
m0.2
1724
1379
0.202
2988
510.2
4022
989
0.240
2298
90.2
5747
130.2
4022
989
0.217
2413
80.2
1724
138
0.202
2988
50.2
0229
885
0.185
0574
70.2
5747
126
0.119
5402
0.217
2414
0.202
2988
50.2
4022
989
0.229
8850
570.1
1954
023
0.093
1034
50.1
1954
020.2
1724
138
0.217
241
0.217
2414
0.119
5402
0.202
2989
Jum
lah V
arian
Item
4.994
2528
74
Varia
n Tot
al30
.4471
2644
Relia
bilit
as
0.870
8017
16
Kate
gori
Sang
at Ti
nggi
Tingk
at Ke
suka
ran
0.70.7
3333
3333
0.633
3333
30.6
3333
333
0.533
3333
0.633
3333
30.7
0.70.7
3333
333
0.733
3333
30.7
6666
667
0.533
3333
30.8
6666
670.7
0.733
3333
30.6
3333
333
0.666
6666
670.8
6666
667
0.90.8
6666
670.7
0.70.7
0.866
6667
0.733
3333
Kate
gori
Seda
ngM
udah
Seda
ngSe
dang
Seda
ngSe
dang
Seda
ngSe
dang
Mud
ahM
udah
Mud
ahSe
dang
Mud
ahSe
dang
Mud
ahSe
dang
Seda
ngM
udah
Mud
ahM
udah
Seda
ngSe
dang
Seda
ngM
udah
Mud
ah
∑ Bat
as A
tas
1615
1113
1312
1316
1415
1310
1614
1513
1516
1615
1614
1616
13
∑ Bat
as Ba
wah
57
86
37
85
87
106
107
76
510
1111
57
510
9
Daya
Pem
beda
0.733
3333
330.5
3333
3333
0.20.4
6666
667
0.666
6667
0.333
3333
30.3
3333
333
0.733
3333
30.4
0.533
3333
30.2
0.266
6666
70.4
0.466
6667
0.533
3333
30.4
6666
667
0.666
6666
670.4
0.333
3333
30.2
6666
670.7
3333
333
0.466
667
0.733
3333
0.40.2
6666
67
Kate
gori
Sang
at Ba
ikBa
ikJe
lek
Baik
Baik
Cuku
pCu
kup
Sang
at Ba
ikCu
kup
Baik
Jele
kCu
kup
Cuku
pBa
ikBa
ikBa
ikBa
ikCu
kup
Cuku
pCu
kup
Sang
at Ba
ikBa
ikSa
ngat
Baik
Cuku
pCu
kup
115
LAMPIRAN 6 HASIL UJI VALIDITAS, UJI
REABILITAS, DAN DAYA BEDA
116
No
Soal
Uji Validitas Uji Daya Beda Indeks Kesukaran
Hasil Keterangan Hasil Katergori Hasil Kategori
1 0,747 VALID 0,733 Sangat baik 0,700 Sedang
2 0,649 VALID 0,533 Baik 0,733 Mudah
3 0,008 TIDAK 0,200 Jelek 0,633 Sedang
4 0,518 VALID 0,467 Baik 0,633 Sedang
5 0,512 VALID 0,667 Baik 0,533 Sedang
6 0,289 TIDAK 0,333 Cukup 0,633 Sedang
7 0,532 VALID 0,333 Cukup 0,700 Sedang
8 0,666 VALID 0,733 Sangat baik 0,700 Sedang
9 0,594 VALID 0,400 Cukup 0,733 Mudah
10 0,580 VALID 0,533 Baik 0,733 Mudah
11 0,316 TIDAK 0,200 Jelek 0,767 Mudah
12 0,290 TIDAK 0,267 Cukup 0,533 Sedang
13 0,594 VALID 0,400 Cukup 0,867 Mudah
14 0,425 VALID 0,467 Baik 0,700 Sedang
15 0,649 VALID 0,533 Baik 0,733 Mudah
16 0,518 VALID 0,467 Baik 0,633 Sedang
17 0,478 VALID 0,667 Baik 0,667 Sedang
18 0,558 VALID 0,400 Cukup 0,867 Mudah
19 0,510 VALID 0,333 Cukup 0,900 Mudah
20 0,377 VALID 0,267 Cukup 0,867 Mudah
21 0,747 VALID 0,733 Sangat baik 0,700 Sedang
22 0,452 VALID 0,467 Baik 0,700 Sedang
23 0,693 VALID 0,733 Sangat baik 0,700 Sedang
24 0,594 VALID 0,400 Cukup 0,867 Mudah
25 0,232 TIDAK 0,267 Cukup 0,733 Mudah
117
LAMPIRAN 7 INSTRUMEN PRETEST DAN
POSTTEST
118
A. PETUNJUK PENGISIAN
Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan
Bacalah setiap pertanyaan secara teliti sebelum anda menjawab
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X)
B. IDENTITAS
Nama : ………………………………………………….
No. Induk : ………………………………………………….
Kelas : ………………………………………………….
Selamat Mengerjakan
1. Ada beberapa ketebalan garis dalam menggambar teknik. Berikut ini manakah
yang kegunaannya untuk menggambar garis gambar dan garis tepi ?
a. Garis gambar , tebal lurus
b. Garis tipis lurus
c. Garis strip-strip
d. Garis titik-titik
2. Berapakah ketebalan garis strip titik strip ?
a. ¼ dari garis gambar
b. ½ dari garis gambar
c. ¾ dari garis gambar
d. 2/3 dari garis gambar
3. Garis apa yang kegunaannya untuk menggambar keterangan garis batas yang
tidak tambak/batas apa-apa yang tidak terlihat ?
a. Garis tebal lurus
b. Garis tipis lurus
c. Garis strip-strip
d. Garis strip titik strip
4. Peralatan gambar apa yang digunakan untuk membuat garis lengkung pada
diagram atau fisik ?
a. Jangka
b. Sepasang segitiga
c. Mal huruf
d. Mal lengkung
5. Untuk menggabungkan garis lurus dengan garis lurus yang perlu mendapat
perhatian adalah
a. Ketebalan garis yang sama
b. Tidak boleh ada kelebihan garis
c. Sudut kemiringan garis yang dihubungkan
d. Penggunaan penggaris
6. Garis putus titik putus digunakan untuk mengetahui ?
a. Melukiskan ukuran
b. Melukiskan garis arsir
119
c. Mengetahui garis yang tidak tampak
d. Mengetahui tempat potongan
7. Berapa sudut sepasang segitiga siku-siku yang digunakan untuk menggambar
?
a. 40/50 dan 45/45
b. 30/60 dan 45/45
c. 30/60 dan 40/45
d. 35/55 dan 45/45
8. Hal yang perlu diperhatikan ketika menggambar memindahkan sudut adalah
a. Jari-jari busur
b. Ketebalan garis
c. Besarnya sudut
d. Panjang garis awal
Soal Nomor 13 – 15
9. Langkah pertama ketika menggambar bujur sangkar adalah
a. Tarik garis tengah memotong titik AB
b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M
c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B
d. Hubungkan titik A, B, C, dan D
10. Langkah kedua ketika menggambar bujur sangkar adalah
a. Tarik garis tengah memotong titik AB
b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M
c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B
d. Hubungkan titik A, B, C, dan D
11. Langkah ketiga ketika menggambar bujur sangkar adalah
a. Tarik garis tengah memotong titik AB
b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M
c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B
d. Lingkarkan jari-jari dari titik A dan B
Soal Nomor 16 – 18
120
12. Langkah pertama ketika menggambar segi enam beraturan adalah
a. Tarik garis AB
b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan
c. Buatlah busur dengan pusat di A
d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A
13. Langkah kedua ketika menggambar segi enam beraturan adalah
a. Tarik garis AB
b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan
c. Buatlah busur dengan pusat di A
d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A
14. Langkah ketiga ketika menggambar segi enam beraturan adalah
a. Tarik garis AB
b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan
c. Buatlah busur dengan pusat di A
d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A
Soal Nomor 19 -21
15. Langkah pertama ketika menggambar elips adalah
a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang
b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan
c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran
d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB
16. Langkah kedua ketika menggambar elips adalah
a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang
b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan
c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran
121
d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB
17. Langkah ketiga ketika menggambar elips adalah
a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang
b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan
c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran
d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB
18. Metode menggambar objek tiga dimensi ke dalam media dua dimensi
menggunakan tiga sumbu koordinat bersudut sama, 120 derajat. Pernyataan
berikut merupakan pengertian dari ?
a. Proyeksi isometric
b. Proyeksi dimetri
c. Proyeksi trimetric
d. Gambar teknik
19. Dalam penggambaran bentuk isometric, berapa kemiringan pada kedua sisi
kubus ?
a. 10 dan 40
b. 7 dan 40
c. 15 dan 20
d. 30 dan 30
20. Kemiringan kedua sisinya berbeda, yaitu perbandingan sisinya 1 : 11 dan 1 : 3.
Pernyataan berikut gambar dalam bentuk ?
a. Isometric
b. Dimetri
c. Trimetri
d. Proyeksi
122
LAMPIRAN 8 INSTRUMEN RANAH AFEKTIF
123
A. Kisi-kisi Instrumen Ranah Afektif
Standar Kompetensi : Menggambar Konstruksi Geometris
Kompetensi Dasar : Menyajikan gambar konstruksi geometris
berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur
Nama Observer :
Tujuan : Lembar penilaian aspek afektif
No Indikator Sub Indikator Kriteria Penilaian Ranah Afektif
1 Afektif Penerimaan Antusias siswa terhadap materi yang
disampaikan
2 Afektif Menanggapi Interaksi siswa dengan guru
3 Afektif Penghargaan Kepedulian sesama
4 Afektif Pengorganisasian Kerja sama
5 Afektif Karakteristik Mengerjakan tugas
B. Rubrik Penilaian Ranah Afektif.
Nama Observer :
Tujuan : Lembar penilaian aspek afektif digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan informasi tentang inat
dan motivasi siswa saat proses eksperimen
berlangsung.
Petunjuk :
1. Amati komponen afektif yang tampak dalam
proses pembelajaran
2. Ambil posisi tegak jauh dari kelompok / siswa
yang diamati pada saat melakukan pengamatan
3. Berilah tanda skor 1, 2, 3, 4 sesuai dengan butir
pernyataan yang sesuai
No Kriteria Penilaian Butir Pertanyaan Skor
1
Antusias siswa
terhadap materi yang
disampaikan
Siswa tidak memperhatikan penjelasan
guru 1
Siswa jarang sekali memperhatikan
penjelasan guru 2
Siswa sering memperhatikan penjelasan
guru 3
Siswa selalu memperhatikan penjelasan
guru 4
2 Interaksi siswa dengan
guru
Siswa tidak bertanya pada guru 1
Siswa jarang bertanya pada guru 2
Siswa sering bertanya pada guru 3
Siswa selalu bertanya pada guru 4
124
3 Kepedulian sesama
Siswa tidak pernah menanyakan
kesulitan teman sekelilingnya 1
Siswa jarang menanyakan kesulitan
teman sekelilingnya 2
Siswa sering menanyakan kesulitan
teman sekelilingnya 3
Siswa selalu menanyakan kesulitan
teman sekelilingnya 4
4 Kerja sama
Siswa tidak pernah bekerja sama
dengan teman sekelilingnya 1
Siswa jarang bekerja sama dengan
teman sekelilingnya 2
Siswa sering bekerja sama dengan
teman sekelilingnya 3
Siswa selalu bekerja sama dengan
teman sekelilingnya 4
5
Mengerjakan tugas
Siswa tidak melaksanakan tugas yang
diberikan 1
Siswa melaksanakan tugas dengan tidak
benar 2
Siswa melaksanakan tugas mendekati
benar 3
Siswa melaksanakan tugas dengan
benar 4
125
LAMPIRAN 9 INSTRUMEN RANAH
PSIKOMOTORIK
126
127
128
129
130
LAMPIRAN 10 HASIL DATA PENELITIAN
131
DAFTAR NILAI KELAS EKSPERIMEN
TAHUN AJARAN 2014/2015
Program Studi Keahlian : Teknik Bangunan
Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan
Kelas/Semester : X TGB-1/Ganjil
132
DAFTAR NILAI KELAS KONTROL
TAHUN AJARAN 2014/2015
Program Studi Keahlian : Teknik Bangunan
Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan
Kelas/Semester : X TGB-2/Ganjil
133
LAMPIRAN 11 UJI ANALISIS DATA
PENELITIAN
134
UJI NORMALITAS
1. Kelas Eksperimen
2. Kelas Kontrol
135
UJI HOMOGINITAS
1. Ranah Kognitif (Pretest)
2. Ranah Kognitif (Posttest)
3. Ranah Afektif
4. Ranah Psikomotorik
136
Uji Perbedaan Hasil Pretest Antara Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol (Kognitif)
Uji Perbedaan Hasil Posttest Antara Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol (Kognitif)
137
Uji Perbedaan Hasil Posttest Antara Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol (Afektif)
Uji Perbedaan Hasil Posttest Antara Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol (Psikomotorik)
138
LAMPIRAN 12 HASIL UJI ANALISIS DATA
PENELITIAN
139
A. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Uji Kolmogorov-Smirnov
Hasil Belajar Asymp.Sig. (2-tailed) Keterangan
Pretest Ranah Kognitif 0,767 0,767 > 0,05
Posttest Ranah Kognitif 0,104 0,104 > 0,05
Ranah Psikomotorik 0,613 0,613 > 0,05
Ranah Afektif 0,298 0,298 > 0,05
Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol
Uji Kolmogorov-Smirnov
Hasil Belajar Asymp.Sig. (2-tailed) Keterangan
Pretest Ranah Kognitif 0,403 0,403 > 0,05
Posttest Ranah Kognitif 0,198 0,198 > 0,05
Ranah Psikomotorik 0,234 0,234 > 0,05
Ranah Afektif 0,968 0,968 > 0,05
2. Uji Homoginitas
Hasil Uji Homoginitas
Hasil Belajar Nilai Signifikansi Keterangan
Pretest Ranah Kognitif 0,807 0,807 > 0,05
Posttest Ranah Kognitif 0,069 0,069 > 0,05
Ranah Afektif 0,520 0,520 > 0,05
Ranah Psikomotorik 0,873 0,873 > 0,05
B. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1. Ranah Kognitif
Hasil Uji t Pretest dan Postest Ranah Kognitif
No Hasil Belajar thitung ttabel
1 Pretest Ranah Kognitif 0,571 1,994
2 Posttest Ranah Kognitif 3,569 1,994
140
2. Ranah Afektif
Hasil Uji t Ranah Afektif
No Hasil Belajar thitung Ttabel
1 Ranah Afektif 2,008 1,994
3. Ranah Psikomotorik
Hasil Uji t Ranah Psikomotorik
No Hasil Belajar thitung ttabel
1 Ranah Psikomotorik 6,487 1,994
141
LAMPIRAN 13 DOKUMENTASI KEGIATAN
PENELITIAN
142
143
144
LAMPIRAN 14 SILABUS GAMBAR TEKNIK
145
NA
MA
SEKO
LA
H:
SM
K N
egeri 3
Sem
ara
ng
PRO
GRA
M S
TU
DI
KEA
HLIA
N:
Teknik
Bangunan
PA
KET
KEA
HLIA
N:
TG
B d
an T
KBB
KELO
MPO
K:
C3 P
aket
Keahlia
n
MA
TA
PELA
JARA
N:
Dasa
r-dasa
r G
am
bar
Teknik
KELA
S /
SEM
EST
ER
:X /
1
ALO
KA
SI
WA
KT
U:
16 x
2 x
45 m
enit
KO
MPET
EN
SI
INT
I
KI
1:
Menghayati d
an m
engam
alk
an a
jara
n a
gam
a y
ang d
ianutn
ya.
KI
2:
Menghayati d
an m
engam
alk
an p
erila
ku juju
r, d
isip
lin,
tanggung jaw
ab,
peduli
(goto
ng r
oyong,
kerjasa
ma t
ole
ran,
dam
ai),
santu
n r
esp
onsif
dan p
roaktif
dan m
enunju
kkan
sikap
ebagai b
agia
n
dari
solu
si a
tas
berb
agai perm
asa
lahan d
ala
m b
erinte
raksi s
ecara
efe
ktif
dengan lin
gkungan s
osial dan a
lam
sert
a d
ala
m m
enem
patk
an d
iri se
bagai cerm
inan b
angsa
dala
m p
erg
aula
n d
unia
.
KI
3:
Mem
aham
i, m
enera
pkan d
an m
enganalis
is p
engeta
huan f
aktu
al, k
onse
ptu
al, d
an p
rose
dura
l berd
asa
rkan r
asa
ingin
tahunya t
enta
ng ilm
u p
engeta
huan,
tehnolo
gi, s
eni, b
udaya d
an h
um
anio
ra d
ala
m
masa
lahkem
anusiaan,
kebangsa
an,
kenegara
an,
dan p
era
daban t
erk
ait p
enyebab f
enom
ena d
an k
eja
dia
n d
ala
m b
idang k
erja y
ang s
pesifik u
ntu
k m
em
ecahkan
KI
4M
engola
h,
menala
r, d
an m
enyaji
dala
m r
anah k
onkrit
dan r
anah a
bst
rak t
erk
ait d
engan p
engem
bangan d
ari y
ang d
ipela
jarinya d
i se
kola
h s
ecara
mandiri, d
an m
am
pu m
ela
ksa
nakan t
ugas
spesifik d
i
baw
ah p
engaw
asa
n langsu
ng
1.1
.M
enyadari s
em
purn
anya k
on-
1.1
.1D
isadari
bahw
a
benda-b
enda
yang
1.1
Konse
p K
eT
uhanan
*M
engenali
T
uhan
mela
lui
benda
*Sik
ap
*Buku r
efe
rensi d
an a
rtik
el
sep T
uhan
tenta
ng b
enda-
ada d
i Bum
i ini a
dala
h
konse
p
dan
cip
taa
nn
yayang s
esu
ai
benda d
engan f
enom
enanya
cip
taan T
uhan.
*T
eknik
Menggam
bar
Bang
untu
k d
iperg
unakan s
ebagai
1.1
.2
Disadari
bahw
a
benda-b
enda
yang
ngunan 1
tahun 1
977
atu
ran g
aris
- garis
gam
bar
ada d
i Bum
i in
i a
dala
h m
enunju
kkan
*Soeparn
o G
am
bar
Teknik
teknik
keA
gungan T
uhan
P3G
T B
andung 2
005
1.2
.M
engam
alk
an n
ilai -
nila
i aja
r-1.2
.1D
ijala
nkan n
ilai-nila
i aja
ran a
gam
a s
eba
1.2
Nila
i-nila
i aja
ran A
gam
a*
Menja
lankan
nila
i-nila
i a
jara
n
Agam
a
*Sik
ap
an a
gam
a s
ebagai tu
ntu
nan
gai tu
ntu
nan d
ala
m m
enggam
bar
dala
m m
enggam
bar
dala
m
pem
buata
n
gam
bar
1.2
.2D
ijala
nkan n
ilai -
nila
i aja
ran
agam
a
konst
ruksi g
eom
etr
is &
peng
sebagai pegangan
dala
m m
enggam
-
gunaan p
era
lata
n g
am
bar
bar
benda
SIL
AB
US
KO
MPET
EN
SI
DA
SA
RIN
DIK
AT
OR
MA
TERI
PEM
BELA
JARA
NKEG
IAT
AN
PEM
BELA
JARA
NPEN
ILA
IAN
ALO
KA
SI
WA
KT
USU
MBER B
ELA
JAR
146
disip
lin,
telit
i, k
ritis,
rasa
ingin
telit
i,
kritis,
ra
sa ingin
tahu,
iniv
atif,
,kritis,
ra
sa
ingi n t
ahu,
iniv
atif,
dan
yang s
esu
ai
tahu,
iniv
atif
dan
tanggung
dan t
anggungja
wab d
ala
m m
enera
p-
tanggung jaw
ab d
ala
m m
enera
pkan
*T
eknik
Menggam
bar
Bang
jaw
ab
dala
m
menera
pkan
kan a
tura
n g
aris
gam
bar
kan a
tura
n g
aris
gam
bar
ngunan 1
tahun 1
977
atu
ran g
aris
gam
bar
dala
m
2.1
.2D
itunju
kkan
perila
ku
juju
r,
disip
lin,
*M
ela
kukan p
erila
ku juju
r, d
isip
lin,
telit
i *
Soeparn
o G
am
bar
Teknik
tugas
menggam
bar
konst
ruk
telit
i, k
ritis,
rasa
ingin
tahu,iniv
atif,
dan
,kritis,
ra
sa
ingi n t
ahu,
iniv
atif,
dan
P3G
T B
andung 2
005
si g
aris
tanggungja
wab d
ala
m m
enyele
saik
an
tanggungja
wab d
ala
m m
enyele
saik
an
tugas
menggam
bar
dengan p
era
lata
ntu
gas
menggam
bar
gam
bar
teknik
2.2
.M
engharg
ai kerja s
am
a,
tole
-2.2
.1D
isadari b
ahw
a m
engharg
ai kerjasa
ma
2.2
Peduli
dala
m m
enggam
bar
*M
engharg
ai kerja s
am
a,
tole
ransi,
da-
*Sik
ap
ransi,
dam
ai, s
antu
n,
dem
o-
, to
lera
nsi,
dam
ai, s
antu
n,
dem
okra
sim
ai,
santu
n,
dem
okra
si,
cara
dala
m
kra
tis,
dala
m
menyele
saik
an
adala
h c
ara
dala
m m
enyele
saik
an m
a-
menyele
saik
an
masa
lah
perb
edaan
masa
lah
perb
edaan
konse
psa
lah p
erb
edaan k
onse
p b
erp
ikir
konse
p b
erp
ikir
berp
ikir d
an c
ara
m
enggam
-2.2
.2D
isadari b
ahw
a m
engharg
ai kerjasa
ma
*M
engharg
ai kerja s
am
a,
tole
ransi,
da-
bar
konst
ruksi g
eom
etr
is,
tole
ransi,
dam
ai, s
antu
n,
dem
okra
sim
ai,
santu
n,
dem
okra
si,
cara
dala
m
adala
h c
ara
dala
m m
enggam
bar
menggam
bar
2.3
.M
enunju
kkan s
ikap r
esp
onsif,
2.3
.1D
itunju
kkan s
ikap r
esp
onsif,
pro
aktif,
2.3
Kin
erja d
ala
m m
enggam
bar
*M
enunju
kkan s
ikap r
esp
onsif,
pro
aktif
*Sik
ap
pro
aktif,
konsist
en d
an
ber-
konsist
en
dan
berinte
raksi
secara
,k
onsist
en
dan b
erinte
raksi
secara
inte
raksi s
ecara
efe
ktif
dng
efe
ktif
dengan lin
gkungan s
osial s
e-
efe
ktif
dengan lin
gkungan s
osial s
e-
lingkungan s
osial se
bagai ba-
bagai bagia
n d
ari s
olu
si a
tas
berb
agai
bagai bagia
n d
ari s
olu
si a
tas
berb
agai
gia
n d
ari s
olu
si a
tas
berb
agai
perm
asa
lahan
perm
asa
lahan
perm
asa
lahan d
ala
m m
ela
ku-
2.3
.2D
itunju
kkan s
ikap r
esp
onsif,
pro
aktif,
*M
enunju
kkan s
ikap r
esp
onsif,
pro
aktif
kan t
ugas
menggam
bar
kons
konsist
en
dan
berinte
raksi
secara
,k
onsist
en
dan
berinte
raksi
secara
truksi g
eom
etr
is
efe
ktif
dengan lin
gkungan s
osial d
a-
efe
ktif
dengan lin
gkungan
sosial da-
lam
mela
kukan
tugas
menggam
bar
lam
m
ela
kukan
tugas
menggam
bar
ALO
KA
SI
WA
KT
USU
MBER B
ELA
JAR
KO
MPET
EN
SI
DA
SA
RIN
DIK
AT
OR
MA
TERI
PEM
BELA
JARA
NKEG
IAT
AN
PEM
BELA
JARA
NPEN
ILA
IAN
147
kapan g
am
bar
teknik
berd
a-
an g
am
bar
manual
ala
tan s
ert
a
kele
ngkapan
gam
bar
kapan g
am
bar
manual
*Ketr
am
pila
nyang s
esu
ai
sark
an f
ungsi d
an p
engguna
3.1
.2D
ipilih
pera
lata
n
dan
perlengkapan
4.1
- Penggaris
*M
em
ilih p
era
lata
n
dan
perlengkapan
*Sik
ap
*T
eknik
Menggam
bar
Bang
annya
gam
bar
dan d
itentu
kan
sesu
ai d
ng
- Ja
ngka
gam
bar
ngunan 1
tahun 1
977
tuju
an
penggam
bara
n
dan
media
-
Pensil
*Soeparn
o G
am
bar
Teknik
gam
bar
.-
Mal
P3G
T B
andung 2
005
- Penghapus
4.1
.M
enggunakan p
era
lata
n d
an
4.1
.1D
igunakan b
erb
agai pera
lata
n g
am
bar
- Kert
as
*M
enggunakan
berb
agai
pera
lata
n
kele
ngkapan g
am
bar
teknik
teru
tam
a
pensil g
am
bar,
penggaris
gam
bar,
te
ruta
ma
pensil g
am
bar,
sesu
ai fu
ngsi
dan
pro
sedur
siku-s
iku,
jangka.
penggaris
siku-s
iku,
jangka
penggunaannya
3.2
.M
em
bedakan g
aris-
garis
gam
-3.2
.1D
ijela
skan g
aris-
garis
gam
bar
teknik
3.2
Pengenala
n b
entu
k d
an f
ungsi g
a-
*M
enje
lask
an g
aris-
garis
gam
bar
teknik
*Pengeta
huan
12
*Buku r
efe
rensi d
an a
rtik
el
bar
teknik
berd
asa
rkan
ben-
berd
asa
rkan b
entu
k d
an f
ungsinya
ris
gam
bar
:berd
asa
rkan b
entu
k d
an f
ungsinya
*Ketr
am
pila
nyang s
esu
ai
tuk d
an f
ungsi g
aris
4.2
- G
aris
gam
bar
(garis
kontinyu t
ebal)
*Sik
ap
*T
eknik
Menggam
bar
Bang
- G
aris
ukura
n (
garis
kontinyu t
ipis)
ngunan 1
tahun 1
977
4.2
.M
enyajik
an g
aris-
garis
gam
bar
4.2
.1D
igam
bar
garis-
garis
gam
bar
teknik
- G
aris
poto
ngan (
garis
bert
itik
tip
is,
*M
enggam
bar
garis
gam
bar,
garis
ukur
*Soeparn
o G
am
bar
Teknik
teknik
se
suai
bentu
k
dan
sesu
ai bentu
k d
an f
ungsinya m
asing-
uju
ng t
ebal ata
u g
aris
tipis b
ebas)
an,
garis
poto
ngan,
garis
bantu
, garis
P3G
T B
andung 2
005
fungsi g
aris
masing
- G
aris
bantu
(garis
kontinyu t
ipis)
ars
iran,
garis
benda
- G
aris
ars
iran (
garis
kontinyu t
ipis)
- G
aris
benda y
ang t
ert
utu
p (
garis
putu
s-putu
s se
dang)
KO
MPET
EN
SI
DA
SA
RIN
DIK
AT
OR
MA
TERI
PEM
BELA
JARA
NKEG
IAT
AN
PEM
BELA
JARA
NPEN
ILA
IAN
ALO
KA
SI
WA
KT
USU
MBER B
ELA
JAR
148
dan
etiket
gam
bar
teknik
atu
ran k
ele
ngkapannya
info
rmasi g
am
bar
teknik
:m
asi g
am
bar
teknik
*Ketr
am
pila
nyang s
esu
ai
sesu
ai p
rose
dur
dan a
tura
n
4.3
- H
uru
f gam
bar
*Sik
ap
*T
eknik
Menggam
bar
Bang
penera
pan
- A
ngka g
am
bar
ngunan 1
tahun 1
977
- Etiket
gam
bar
*Soeparn
o G
am
bar
Teknik
4.3
.M
era
ncang h
uru
f, a
ngka d
an
4.3
.1D
igam
bar
huru
f d
an
angka
sesu
ai
*M
engam
bar
hutu
f dan a
ngka
sesu
ai
P3G
T B
andung 2
005
etiket
gam
bar
teknik
sesu
ai
pro
sedur
dan a
tura
n p
enera
pan
pro
sedur
dan a
tura
n p
enera
pan
pro
sedur
& a
tura
n p
enera
pan
4.3
.2D
igam
bar
etiket
sesu
ai dengan p
osisi
*M
enggam
bar
etiket
sesu
ai d
engan
gam
bar
posisi g
am
bar
3.4
.M
engelo
mpokkan
gam
bar
3.4
.1D
ijela
skan
pengelo
mpokan
gam
bar
3.4
Gam
bar
konst
ruksi g
eom
etr
is :
*M
enje
lask
an p
engelo
mpokan g
am
bar
*Pengeta
huan
8*
Buku r
efe
rensi d
an a
rtik
el
konst
ruksi g
eom
etr
is b
erd
a-
konst
ruksi
geom
etr
is
berd
asa
rkan
- Konst
ruksi g
aris
konst
ruksi g
eom
etr
i berd
asa
rkan b
en
*Ketr
am
pila
nyang s
esu
ai
sark
an
bentu
k
konst
ruksi
bentu
k s
esu
ai pro
sedur
- Konst
ruksi s
udut
tuk s
esu
ai pro
sedur
*Sik
ap
*T
eknik
Menggam
bar
Bang
sesu
ai pro
sedur
- konst
ruksi lin
gkara
nngunan 1
tahun 1
977
- Konst
ruksi g
aris
singgung
*Soeparn
o G
am
bar
Teknik
4.4
.M
enyajik
an
gm
br
konst
ruksi
4.4
.1D
igam
bar
sebuah g
aris
dapat
dig
am
--
Konst
ruksi g
am
bar
bid
ang
*M
enggam
bar
sebuah
garis
dapat
di-
P3G
T B
andung 2
005
geom
etr
is b
erd
asa
rkan b
en-
bar
dala
m b
ebera
pa b
entu
kgam
bar
dala
m b
ebera
pa b
entu
k
tuk k
onst
ruksi s
esu
ai pro
se-
4.4
.2D
igam
bar
sebuah g
aris
sudut
dapat
*M
enggam
bar
sebuah g
rs s
udut
dapat
dur
dib
entu
k,
dib
agi m
enja
di bebera
pa
dib
entu
k,
dib
agi m
enja
di bebera
pa
4.4
.3D
igam
bar
sebuah lin
gkara
n d
apat
di-
*M
enggam
bar
sebuah lin
gkara
n d
apat
gam
bar
menja
di se
gi N
bera
tura
ndig
am
bar
menja
di se
gi N
bera
tura
n
4.4
.4D
igam
bar
sebuah g
aris
singgung d
a-
*M
enggam
bar
sebuah g
aris
sin
ggung
pat
dig
am
bar
dengan m
enggunakan
dapat
dig
am
bar
dengan
mengguna-
dua b
uah lin
gkara
nkan d
ua b
uah lin
gkara
n
4.4
.5D
igam
bar
bentu
k k
ubus
secara
akso
-*
Menggam
bar
bentu
k
kubus
secara
nom
etr
i, k
abin
et,
milite
rakso
nom
etr
i, k
abin
et,
milite
r
ALO
KA
SI
WA
KT
USU
MBER B
ELA
JAR
KO
MPET
EN
SI
DA
SA
RIN
DIK
AT
OR
MA
TERI
PEM
BELA
JARA
NKEG
IAT
AN
PEM
BELA
JARA
NPEN
ILA
IAN
149
LAMPIRAN 15 RPP KELAS EKSPERIMEN
150
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Semarang
Mata Pelajaran : Gambar Teknik
Kelas/Semester : X / Gasal
Materi Pokok : Gambar Konstruksi Geometris :
Kontruksi garis
Kontruksi sudut
Kontruksi lingkaran
Kontruksi garis singgung
Kontruksi gambar bidang
Pertemuan ke : 13 – 16
Alokasi Waktu : 4 x 2 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI
KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, displin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
pergaulan dunia.
KI.3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan dalamprosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humanioradalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI.4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang diajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
151
B. KOMPETENSI DASAR
2.1. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntutan dalam perbuatan
gambar konstruksi geometris dan gambar proyeksi untuk
menggambarkan benda.
2.2. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu,
inofatif dan tanggung jawab dalam menerapkan aturan garis gambar
dalama tugas menggambar kontruksi garis dan proyeksiMenghargai
kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis dalam menyelesaikan
masalah perbedaan konsep berfikir dan cara menggambar kontruksi
geometris dan gambar proyeksi.
2.3. Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan social sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam melakukan tugas kontruki geometris dan
gambar proyeksi.
2.4. Menyajikan gambar kontruksi geometris berdasarkan bentuk kontruksi
sesuai prosedur.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.1. Siswa dapat menyelesaikan tugas menggambar dengan baik.
3.2. Siswa dapat mengenali macam-macam bentuk geometris dan istilahnya.
3.3. Agar siswa dapat mengenali jenis-jenis sudut.
3.4. Siswa dapat menggambar bentuk segitiga dengan benar.
3.5. Siswa dapat menggambar bentuk lingkaran dengan benar.
3.6. Siswa dapat menggambar segi (n) beraturan dengan benar.
D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
4.1. Siswa mampu mengenali macam-macam bentuk geometris dan
istilahnya.
4.2. Siswa mampu mengenali jenis-jenis sudut.
4.3. Menggambar bentuk segitiga dengan benar.
4.4. Menggambar bentuk lingkaran dengan benar.
4.5. Menggambar segi (n) beraturan.
152
4.6. Menggambar lingkaran.
4.7. Menggambar elips.
E. MATERI PEMBELAJARAN
5.1. Menggambar garis tegak lurus
5.2. Membagi garis menjadi dua sama panjang
5.3. Membagi garis menjadi beberapa bagian (n) sama panjang
5.4. Memindahkan sudut
5.5. Membagi sudut menjadi dua sama besar
5.6. Membuat persegi berdasarkan jari-jari lingkaran
5.7. Membuat persegi dengan ditentukan salah satu sisinya
5.8. Menggambar segi lima beraturan berdasarkan lingkaran luar
5.9. Membuat segi lima beraturan berdasarkan salah satu sisinya
5.10. Membuat segi enam beraturan
5.11. Membuat segi tujuh beraturan
5.12. Menggambar elips
F. METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
6.1. Metode Pembelajaran : Problem Based Learning
6.2. Strategi Pembelajaran : Pendekatan Individual
G. MEDIA PEMBELAJARAN
7.1. LCD dan Laptop
7.2. Papan tulis, spidol
7.3. Lembar kerja siswa
7.4. Lembar penilaian
H. SUMBER BELAJAR
8.1. Soeparno. GambarTeknik. PPPG Teknologi Bandung. 2005.
8.2. Teknik Menggambar Bangunan 1 tahun 1977.
153
8.3. Buku referensi dan artikel yang sesuai.
I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
9.1. Pertemuan ke-1 (2 x 45 menit)
Kegiatan awal (10 menit) :
1) Guru memberikan soal pretest kepada siswa yang sudah masuk
kedalam ruang kelas sebelum bel masuk berbunyi
2) Siswa masuk kedalam kelas dengan menggunakan pakaian yang rapi
dan duduk sesuai nomor absen
3) Ketua kelas memimpin doa sebelum kegiatan belajar berlangsung
4) Guru memberikan salam dan mengabsen siswa serta menanyakan
siswa yang tidak hadir
5) Guru membagikan kertas gambar kepada siswa dibantu beberapa
siswa
6) Merefresh siswa pada materi yang sebelumnya
Kegiatan inti (70 menit) :
a. Mengorientasi siswa pada masalah
1) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan tujuan dari
pembelajaran dengan model Problem Based Learing dan
memotivasi siswa dengan menunjukkan hasil gambar dari kakak
kelasnya dulu
2) Siswa mengamati gambar dari kakak kelas terdahulu untuk
mencari beberapa permasalahan
3) Tanya jawab tentang gambar yang sudah diamati
b. Mengorganisasi peserta didik
1) Siswa duduk sesuai dengan nomor absen
2) Mengelompokkan siswa yang masih kurang paham
154
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1) Guru meminta siswa terlebih dahulu mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan dan membaca refrensi tentang materi yang akan
disampaikan, misalnya bagaimana cara menggambar garis yang
benar dan sesuai ketentuan gambar teknik
2) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan tentang
langkah-langkah menggambar garis
3) Guru menanyakan kepada siswa apakah materi yang disampaikan
sudah dimengerti apa belum
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1) Guru memberikan lembar tugas kepada siswa dengan membagi
lembar tugas pada masing-masing siswa
2) Guru membantu siswa yang masih kesusahan dalam
menyelesaikan tugas menggambar dengan cara memberikan tutor
3) Ditengah-tengah pembelajaran guru menanyakan dan menjawab
hal-hal kepada siswa tentang pemahaman yang telah disampaikan
4) Guru meluruskan dan membantu siswa ketika kesulitan
memahami gambar dengan pendekatan individu
e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar
1) Siswa mengumpulkan hasil gambar yang tekah selesai kepada
guru dan guru menyusun hasil gambar siswa secara rapi
2) Guru melakukan penilaian terhadap beberapa gambar yang sudah
selesai untuk mengetahui seberapa besar pemahaman terhadap
tugas menggambar garis
3) Guru menayakan lagi pada siswa tentan kesulitan yang dihadapi
ketika menggambar garis
4) Guru membatu siswa merefleksi hasil dari tugas yang telah
diselesaikan
Kegiatan penutup (10 menit) :
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang atau
belum terlihat begitu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
155
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajaran
pada pertemuan berikutnya
3) Guru mengajak siswa untuk membersihkan ruangan kelas
4) Guru meminta siswa untuk duduk ketempat masing-masing
5) Salah satu siswa memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran pada hari ini
6) Siswa memberi salam kepada guru dan meninggalkan ruang kelas
dengan tertib
9.2. Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)
Kegiatan awal (10 menit) :
1) Siswa masuk ke dalam ruang kelas ketika bel tanda masuk berbunyi
2) Siswa masuk kedalam kelas dengan menggunakan pakaian yang rapi
dan duduk sesuai nomor absen
3) Ketua kelas memimpin doa sebelum kegiatan belajar berlangsung
4) Guru memberikan salam dan mengabsen siswa serta menanyakan
siswa yang tidak hadir
5) Guru membagikan kertas gambar kepada siswa dibantu beberapa
siswa
6) Merefresh siswa pada materi yang sebelumnya
Kegiatan inti (70 menit) :
a. Mengorientasi siswa pada masalah
1) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan tujuan dari
pembelajaran dengan model Problem Based Learing dan
memotivasi siswa dengan menunjukkan hasil gambar dari kakak
kelasnya dulu
2) Siswa mengamati gambar dari kakak kelas terdahulu untuk
mencari beberapa permasalahan
3) Tanya jawab tentang gambar yang sudah diamati
b. Mengorganisasi peserta didik
1) Siswa duduk sesuai dengan nomor absen
156
2) Mengelompokkan siswa yang masih kurang paham
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1) Guru meminta siswa terlebih dahulu mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan dan membaca refrensi tentang materi yang akan
disampaikan, misalnya bagaimana cara menggambar garis yang
benar dan sesuai ketentuan gambar teknik
2) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan tentang
langkah-langkah membagi sudut
3) Guru menanyakan kepada siswa apakah materi yang disampaikan
sudah dimengerti apa belum
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1) Guru memberikan lembar tugas kepada siswa dengan membagi
lembar tugas pada masing-masing siswa
2) Guru membantu siswa yang masih kesusahan dalam
menyelesaikan tugas menggambar dengan cara memberikan tutor
3) Ditengah-tengah pembelajaran guru menanyakan dan menjawab
hal-hal kepada siswa tentang pemahaman yang telah disampaikan
4) Guru meluruskan dan membantu siswa ketika kesulitan
memahami gambar dengan pendekatan individu
e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar
1) Siswa mengumpulkan hasil gambar yang tekah selesai kepada
guru dan guru menyusun hasil gambar siswa secara rapi
2) Guru melakukan penilaian terhadap beberapa gambar yang sudah
selesai untuk mengetahui seberapa besar pemahaman terhadap
tugas membagi sudut
3) Guru menayakan lagi pada siswa tentan kesulitan yang dihadapi
ketika membagi sudut
4) Guru membatu siswa merefleksi hasil dari tugas yang telah
diselesaikan
157
Kegiatan penutup (10 menit) :
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang atau
belum terlihat begitu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajaran
pada pertemuan berikutnya tentang menggambar segi n beraturan
3) Guru mengajak siswa untuk membersihkan ruangan kelas
4) Guru meminta siswa untuk duduk ketempat masing-masing
5) Salah satu siswa memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran pada hari ini
6) Siswa memberi salam kepada guru dan meninggalkan ruang kelas
dengan tertib
9.3. Pertemuan ke-3 (2 x 45 menit)
Kegiatan awal (10 menit) :
1) Guru memberikan soal pretest kepada siswa yang sudah masuk
kedalam ruang kelas sebelum bel masuk berbunyi
2) Siswa masuk kedalam kelas dengan menggunakan pakaian yang rapi
dan duduk sesuai nomor absen
3) Ketua kelas memimpin doa sebelum kegiatan belajar berlangsung
4) Guru memberikan salam dan mengabsen siswa serta menanyakan
siswa yang tidak hadir
5) Guru membagikan kertas gambar kepada siswa dibantu beberapa
siswa
6) Merefresh siswa pada materi yang sebelumnya tentang membagi
sudur
Kegiatan inti (70 menit) :
a. Mengorientasi siswa pada masalah
1) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan tujuan dari
pembelajaran dengan model Problem Based Learing dan
memotivasi siswa dengan menunjukkan hasil gambar dari kakak
kelasnya dulu
158
2) Siswa mengamati gambar dari kakak kelas terdahulu untuk
mencari beberapa permasalahan
3) Tanya jawab tentang gambar yang sudah diamati
b. Mengorganisasi peserta didik
1) Siswa duduk sesuai dengan nomor absen
2) Mengelompokkan siswa yang masih kurang paham
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1) Guru meminta siswa terlebih dahulu mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan dan membaca refrensi tentang materi yang akan
disampaikan, misalnya bagaimana cara menggambar garis yang
benar dan sesuai ketentuan gambar teknik
2) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan tentang
langkah-langkah menggambar segi n beraturan
3) Guru menanyakan kepada siswa apakah materi yang disampaikan
sudah dimengerti apa belum
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1) Guru memberikan lembar tugas kepada siswa dengan membagi
lembar tugas pada masing-masing siswa
2) Guru membantu siswa yang masih kesusahan dalam
menyelesaikan tugas menggambar dengan cara memberikan tutor
3) Ditengah-tengah pembelajaran guru menanyakan dan menjawab
hal-hal kepada siswa tentang pemahaman yang telah disampaikan
4) Guru meluruskan dan membantu siswa ketika kesulitan
memahami gambar dengan pendekatan individu
e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar
1) Siswa mengumpulkan hasil gambar yang tekah selesai kepada
guru dan guru menyusun hasil gambar siswa secara rapi
2) Guru melakukan penilaian terhadap beberapa gambar yang sudah
selesai untuk mengetahui seberapa besar pemahaman terhadap
tugas menggambar segi n beraturan
159
3) Guru menayakan lagi pada siswa tentan kesulitan yang dihadapi
ketika menggambar segi n beraturan
4) Guru membatu siswa merefleksi hasil dari tugas yang telah
diselesaikan
Kegiatan penutup (10 menit) :
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang atau
belum terlihat begitu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajaran
pada pertemuan berikutnya tentang menggambar elips
3) Guru mengajak siswa untuk membersihkan ruangan kelas
4) Guru meminta siswa untuk duduk ketempat masing-masing
5) Salah satu siswa memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran pada hari ini
6) Siswa memberi salam kepada guru dan meninggalkan ruang kelas
dengan tertib
9.4. Pertemuan ke-4
Kegiatan awal (10 menit) :
1) Guru memberikan soal pretest kepada siswa yang sudah masuk
kedalam ruang kelas sebelum bel masuk berbunyi
2) Siswa masuk kedalam kelas dengan menggunakan pakaian yang rapi
dan duduk sesuai nomor absen
3) Ketua kelas memimpin doa sebelum kegiatan belajar berlangsung
4) Guru memberikan salam dan mengabsen siswa serta menanyakan
siswa yang tidak hadir
5) Guru membagikan kertas gambar kepada siswa dibantu beberapa
siswa
6) Merefresh siswa pada materi yang sebelumnya tentang menggambar
segi n beraturan
Kegiatan inti (70 menit) :
a. Mengorientasi siswa pada masalah
160
1) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan tujuan dari
pembelajaran dengan model Problem Based Learing dan
memotivasi siswa dengan menunjukkan hasil gambar dari kakak
kelasnya dulu
2) Siswa mengamati gambar dari kakak kelas terdahulu untuk
mencari beberapa permasalahan
3) Tanya jawab tentang gambar yang sudah diamati
b. Mengorganisasi peserta didik
1) Siswa duduk sesuai dengan nomor absen
2) Mengelompokkan siswa yang masih kurang paham
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1) Guru meminta siswa terlebih dahulu mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan dan membaca refrensi tentang materi yang akan
disampaikan, misalnya bagaimana cara menggambar garis yang
benar dan sesuai ketentuan gambar teknik
2) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan tentang
langkah-langkah menggambar elips
3) Guru menanyakan kepada siswa apakah materi yang disampaikan
sudah dimengerti apa belum
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1) Guru memberikan lembar tugas kepada siswa dengan membagi
lembar tugas pada masing-masing siswa
2) Guru membantu siswa yang masih kesusahan dalam
menyelesaikan tugas menggambar dengan cara memberikan tutor
3) Ditengah-tengah pembelajaran guru menanyakan dan menjawab
hal-hal kepada siswa tentang pemahaman yang telah disampaikan
4) Guru meluruskan dan membantu siswa ketika kesulitan
memahami gambar dengan pendekatan individu
e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar
1) Siswa mengumpulkan hasil gambar yang tekah selesai kepada
guru dan guru menyusun hasil gambar siswa secara rapi
161
2) Guru melakukan penilaian terhadap beberapa gambar yang sudah
selesai untuk mengetahui seberapa besar pemahaman terhadap
tugas menggambar elips
3) Guru menayakan lagi pada siswa tentan kesulitan yang dihadapi
ketika menggambar elips
4) Guru membatu siswa merefleksi hasil dari tugas yang telah
diselesaikan
Kegiatan penutup (10 menit) :
1) Guru memberika posttest kepada masing-masing siswa untuk
mengetahui seberapa besar pengetahuan yang telah diperoleh selama
4 kali pertemuan sebelumnya
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang atau
belum terlihat begitu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
3) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajaran
pada pertemuan berikutnya
4) Guru mengajak siswa untuk membersihkan ruangan kelas
5) Guru meminta siswa untuk duduk ketempat masing-masing
6) Salah satu siswa memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran pada hari ini
7) Siswa memberi salam kepada guru dan meninggalkan ruang kelas
dengan tertib
8) Memberikan apresiasi kepada siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran Problem Based Learning
J. PENILAIAN HASIL BELAJAR
10.1. Teknik Penilaian : Pengamatan, Tes tertulis, Penugasan
10.2. Prosedur Penilaian : Sikap, Pengetahuan, Keterampilan
K. INSTRUMEN PENILAIAN
11.1. Tes : Pretest dan Postest
11.2. Non Tes : Check list
162
Semarang, November 2014
Guru Pengampu, Peneliti,
Supriyadi, S.Pd. Budi Arianto
NIP. 195605081985031008 NIM. 5101410017
163
LAMPIRAN 16 RPP KELAS KONTROL
164
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 3 SEMARANG
Mata Pelajaran : Gambar Teknik
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Gambar konstruksi geometris
Konstruksi garis
Konstruksi sudut
Konstruksi lingkaran
Konstruksi garis singgung
Konstruksi gambar bidang
Pertemuan Ke : 13 sd 16
Alokasi Waktu : 4 x 2 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, displin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan dalamprosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humanioradalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang diajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
165
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
2.1. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kitis, rasa ingin tahu,
inivatif dan tanggungjawab dalam menerapkan aturan garis gambar
dalam menggambar konstruksi garis dan pengelompokan gambar
konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur
2.1.1. Siswa mampu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kitis,
rasa ingin tahu, inivatif dan tanggungjawab dalam menerapkan
aturan garis gambar
2.1.2. Siswa mampu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kitis,
rasa ingin tahu, inivatif dan tanggungjawab dalam
menggambar konstruksi garis dengan pengelompokan gambar
konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai
prosedur
3.4. Mengelompokkan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk
konstruksi sesuai prosedur
3.4.1. Siswa mampu menjelaskan pengelompokan gambar konstruksi
geometris berdasarkan bentuk sesuai prosedur
4.4. Menyajikan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk
konstruksi sesuai prosedur
4.4.1. Siswa mampu menggambar sebuah garis dapat digambar dalam
beberapa bentuk
4.4.2. Siswa mampu menggambar sebuah sudut dapat dibentuk,
dibagi menjadi beberapa
4.4.3. Siswa mampu menggambar sebuah lingkaran dapat digambar
menjadi segi N beraturan
4.4.4. Siswa mampu menggambar sebuah garis singgung dapat
digambar dengan menggunakan dua buah lingkaran
4.4.5. Siswa mampu menggambar bentuk kubus secara aksonometri,
kabinet, militer
166
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN
KE TUJUAN
13
1. Melalui penugasan dan latihan siswa mampu
menggambar sebuah garis dan sudut dapat dibentuk,
dibagi menjadi beberapa
14
1. Melalui penugasan dan latihan siswa mampu menggambar
sebuah lingkaran dapat digambar menjadi segi N
beraturan
15
1. Melalui penugasan dan latihan siswa mampu
menggambar sebuah garis singgung dapat digambar
dengan menggunakan dua buah lingkaran
16
1. Melalui penugasan dan latihan siswa mampu
menggambar bentuk kubus secara aksonometri,
kabinet, militer
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Mengenali bermacam bentuk geometris, isometric dan sudut
a. Macam-macam bentuk geometris
b. Macam-macam bentuk isometric
c. Macam macam sudut
2. Menggambar bentuk geometris
a. Menggambar bentuk segtitga
b. Menggambar bentuk lingakaran
c. Menggambar bentuk persegi
d. Menggambar bentuk segi n
e. Menggambar lingkaran
f. Menggambar elips
E. METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, pengamatan
Strategi pembelajaran : Pendekatan Scientific
F. MEDIA PEMBELAJARAN
LCD dan Laptop
167
PapanTulis, spidol
Lembar kerja sisiwa
Lembar penilaian
G. SUMBER BELAJAR
Soeparno. GambarTeknik. PPPG Teknologi Bandung. 2005.
Teknik Menggambar Bangunan 1 tahun 1977.
Buku referensi dan artikel yang sesuai
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dimuka, langkah-
langkah pembelajaran dirancang agar dapat diselesaikan dalam 4 kali tatap
muka ( 4 x 2 jam x 45 Menit ) dengan strategi pembelajaran sebagai berikut :
Pertemuan Ke : 13 ( 1 x 2 Jam x 45 Menit )
KEGIATAN:
1. Awal : (10 menit)
Disampaikan kepada siswa sebelum mulai belajar selalu berdoa untuk
selalu dituntun dalam mencari ilmu Allah (religius)
Guru memberi salam dan menanyakan apakah ada siswa yang tidak
masuk sekolah , kebersihan, kelengkapan dan kerapian kelas. (peduli)
Siswa diminta menjelaskan pengelompokan gambar konstruksi
geometris berdasarkan bentuk sesuai prosedur dari pertemuan
sebelumnya (tanggung jawab)
Siswa diminta mengumpulkan tugas gambar dari pertemuan sebelumnya
(tanggung jawab)
Disampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang harus
dicapai pada pertemuan ini (jujur, rasa ingin tahu)
Guru memotivasi bahwa materi ini sangat penting untuk siswa Teknik
Bangunan
Disampaikan pada siswa untuk menguasai materi ini harus selalui teliti
dan selalu menggunakan segitiga dengan benar (kerja kesar dan peduli)
2. Inti : (60 menit)
Eksplorasi
Membaca referensi untuk mengidentifikasi dan menggambar sebuah
garis dan sudut dapat dibentuk, dibagi menjadi beberapa
Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran
dan sumber belajar lain
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa
168
Elaborasi
Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis dan
bertindak
Memfasilitasi siswa untuk berkompetensi
Memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan
Tanya jawab tentang menggambar sebuah garis dan sudut dapat
dibentuk, dibagi menjadi beberapa
Pemberian tugas mengenai menggambar sebuah garis dan sudut
dapat dibentuk, dibagi menjadi beberapa
Konfirmasi
Menjawab dan menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi
Bersama dengan siswa meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
3. Akhir (20 menit)
Guru menanyakan pada siswa apakah ada kesulitan/hambatan dari apa
yang telah dipelajari hari ini (jujur)
Sendiri dan atau bersama sama dengan siswa membuat rangkuman /
kesimpulan pelajaran
Guru memberi motivasi siswa yang kurang atau belum aktif untuk bisa
tetap senang belajar
Guru melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan pemberian tugas
secara inividu / kelompok
Guru mengajak siswa untuk membersihkan lingkungan bangkunya
masing-masing
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
Pertemuan Ke : 14 ( 1 x 2 Jam x 45 Menit )
KEGIATAN:
1. Awal : (10 menit)
Disampaikan kepada siswa sebelum mulai belajar selalu berdoa untuk
selalu dituntun dalam mencari ilmu Allah (religius)
Guru memberi salam dan menanyakan apakah ada siswa yang tidak
masuk sekolah , kebersihan, kelengkapan dan kerapian kelas. (peduli)
169
Siswa diminta mengumpulkan tugas gambar dari pertemuan sebelumnya
(tanggung jawab)
Disampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang harus
dicapai pada pertemuan ini (jujur, rasa ingin tahu)
Guru memotivasi bahwa materi ini sangat penting untuk siswa Teknik
Bangunan
Disampaikan pada siswa untuk menguasai materi ini harus selalui teliti
dan selalu menggunakan segitiga dengan benar (kerja kesar dan peduli)
2. Inti : (60 menit)
Eksplorasi
Membaca referensi untuk mengidentifikasi dan menggambar sebuah
lingkaran dapat digambar menjadi segi N beraturan
Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran
dan sumber belajar lain
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa
Elaborasi
Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis dan
bertindak
Memfasilitasi siswa untuk berkompetensi
Memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan
Tanya jawab tentang menggambar sebuah lingkaran dapat digambar
menjadi segi N beraturan
Pemberian tugas mengenai menggambar sebuah lingkaran dapat
digambar menjadi segi N beraturan
Konfirmasi
Menjawab dan menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi
Bersama dengan siswa meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
3. Akhir (20 menit)
Guru menanyakan pada siswa apakah ada kesulitan/hambatan dari apa
yang telah dipelajari hari ini (jujur)
Sendiri dan atau bersama sama dengan siswa membuat rangkuman /
kesimpulan pelajaran
Guru memberi motivasi siswa yang kurang atau belum aktif untuk bisa
tetap senang belajar
170
Guru melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan pemberian tugas
secara inividu / kelompok
Guru mengajak siswa untuk membersihkan lingkungan bangkunya
masing-masing
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
Pertemuan Ke : 15 ( 1 x 2 Jam x 45 Menit )
KEGIATAN:
1. Awal : (10 menit)
Disampaikan kepada siswa sebelum mulai belajar selalu berdoa untuk
selalu dituntun dalam mencari ilmu Allah (religius)
Guru memberi salam dan menanyakan apakah ada siswa yang tidak
masuk sekolah , kebersihan, kelengkapan dan kerapian kelas. (peduli)
Siswa diminta mengumpulkan tugas gambar dari pertemuan sebelumnya
(tanggung jawab)
Disampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang harus
dicapai pada pertemuan ini (jujur, rasa ingin tahu)
Guru memotivasi bahwa materi ini sangat penting untuk siswa Teknik
Bangunan
Disampaikan pada siswa untuk menguasai materi ini harus selalui teliti
dan selalu menggunakan segitiga dengan benar (kerja kesar dan peduli)
2. Inti : (60 menit)
Eksplorasi
Membaca referensi untuk mengidentifikasi dan menggambar sebuah
garis singgung dapat digambar dengan menggunakan dua buah
lingkaran
Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran
dan sumber belajar lain
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa
Elaborasi
Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis dan
bertindak
Memfasilitasi siswa untuk berkompetensi
Memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan
171
Tanya jawab tentang menggambar sebuah garis singgung dapat
digambar dengan menggunakan dua buah lingkaran
Pemberian tugas mengenai menggambar sebuah garis singgung dapat
digambar dengan menggunakan dua buah lingkaran
Konfirmasi
Menjawab dan menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi
Bersama dengan siswa meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
3. Akhir (20 menit)
Guru menanyakan pada siswa apakah ada kesulitan/hambatan dari apa
yang telah dipelajari hari ini (jujur)
Sendiri dan atau bersama sama dengan siswa membuat rangkuman /
kesimpulan pelajaran
Guru memberi motivasi siswa yang kurang atau belum aktif untuk bisa
tetap senang belajar
Guru melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan pemberian tugas
secara inividu / kelompok
Guru mengajak siswa untuk membersihkan lingkungan bangkunya
masing-masing
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
Pertemuan Ke : 16 ( 1 x 2 Jam x 45 Menit )
KEGIATAN:
1. Awal : (10 menit)
Disampaikan kepada siswa sebelum mulai belajar selalu berdoa untuk
selalu dituntun dalam mencari ilmu Allah (religius)
Guru memberi salam dan menanyakan apakah ada siswa yang tidak
masuk sekolah , kebersihan, kelengkapan dan kerapian kelas. (peduli)
Siswa diminta mengumpulkan tugas gambar dari pertemuan sebelumnya
(tanggung jawab)
Disampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang harus
dicapai pada pertemuan ini (jujur, rasa ingin tahu)
Guru memotivasi bahwa materi ini sangat penting untuk siswa Teknik
Bangunan
172
Disampaikan pada siswa untuk menguasai materi ini harus selalui teliti
dan selalu menggunakan segitiga dengan benar (kerja kesar dan peduli)
2. Inti : (60 menit)
Eksplorasi
Membaca referensi untuk mengidentifikasi dan menggambar bentuk
kubus secara aksonometri, kabinet, militer
Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran
dan sumber belajar lain
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa
Elaborasi
Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis dan
bertindak
Memfasilitasi siswa untuk berkompetensi
Memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan
Tanya jawab tentang menggambar bentuk kubus secara aksonometri,
kabinet, militer
Pemberian tugas mengenai menggambar bentuk kubus secara
aksonometri, kabinet, militer
Konfirmasi
Menjawab dan menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa
mengenai materi
Bersama dengan siswa meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
3. Akhir (20 menit)
Guru menanyakan pada siswa apakah ada kesulitan/hambatan dari apa
yang telah dipelajari hari ini (jujur)
Sendiri dan atau bersama sama dengan siswa membuat rangkuman /
kesimpulan pelajaran
Guru memberi motivasi siswa yang kurang atau belum aktif untuk bisa
tetap senang belajar
Guru melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan pemberian tugas
secara inividu / kelompok
Guru mengajak siswa untuk membersihkan lingkungan bangkunya
masing-masing
173
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik Penilaian : Pengamatan, Tes tertulis, Penugasan
Prosedur Penilaian : Sikap, Pengetahuan, Ketrampilan
J. INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR
Tes tertulis
Kepala Sekolah, Guru Pengampu
Drs. Samiran, M.T. Supriyadi, S.Pd.
NIP. 196402061988031010 NIP. 195605081985031008
174
LAMPIRAN 17 JUDGEMENT INSTRUMEN
175
176
177
178
LAMPIRAN 18 SURAT-SURAT PENELITIAN
179
180
181
182