PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/30775/1/5101411045.pdf · Segala puji...
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/30775/1/5101411045.pdf · Segala puji...
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR
DAN EKSTERIOR
BANGUNAN GEDUNG
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
Niki Hana Winarsih
NIM.5101411045
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Niki Hana Winarsih
NIM : 5101411045
Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Interior dan Eksterior Bangunan Gedung
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
Semarang, September 2017
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Dra. Sri Handayani, M.Pd. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T
NIP. 196711081991032001 NIP. 197207021999031002
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Interior dan Eksterior
Bangunan Gedung” telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Teknik UNNES pada tanggal Juli 2017.
Oleh
Nama : Niki Hana Winarsih
NIM : 5101411045
Peogram Studi : Pendidikan Teknik bangunan
Panitia:
Ketua Sekretaris
Dra. Sri Handayani, M.Pd. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T
NIP. 196711081991032001 NIP. 197207021999031002
Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3
Drs. Sumiyadi, M.T Dra. Sri Handayani, M.Pd. Eko Nugroho J, S.Pd., M.T
NIP. 195403251983031004 NIP. 19671108991032001 NIP. 197207021999031002
Mengetahui:
Dekan Fakultas Teknik UNNES
Dr. Nur Qudus, M.T.
NIP. 196911301994031001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi/TA ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas
Negeri Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Semarang, September 2017
Yang membuat pernyataan,
Niki Hana Winarsih
NIM.5101411045
v
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap
Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Interior dan Eksterior Bangunan
Gedung”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas
Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat Nya di yaumil akhir nanti,
Amin.
Penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T, Dekan Fakultas Teknik, Dra. Sri Handayani, M.Pd.,
Ketua Jurusan Teknik Sipil, Endah Kanti Pangestuti, Koordinator Program
Studi Pendidikan Teknik bangunan atas fasilitas yang disediakan bagi
mahasiswa.
3. Dra. Sri Handayani, M.Pd.dan Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T,
Pembimbing I dan II yang penuh perhatian dan atas perkenaan memberi
bimbingan dan dapat dihubungi sewaktu-waktu disertai kemudahan
menunjukkan sumber-sumber yang relevan dengan penulisan karya ini.
4. Drs. Sumiyadi, M.T, Penguji yang telah memberi masukan yang sangat
berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan,
menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.
vi
5. Semua dosen Jurusan Teknik Sipil FT. UNNES yang telah memberi bekal
pengetahuan yang berharga.
6. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat untuk pelaksanaan
pembelajaran di SMK.
Semarang, September 2017
Niki Hana Winarsih
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada pencapaian, usaha yang gigih
adalah kemenangan yang sempurna (Mahatma Gandhi)
PERSEMBAHAN
� Untuk orang tua tercinta Ayahanda Royani Anwarun dan Ibunda Siti Aminah
yang selalu mendukung dan mendoakan.
� Untuk adik-adik tersayang Riyani Caraka Putri, Nur Rama Data Kapentas,
Maharani Fitrah Sawala, Resita Padha Jaya-Hu
� Untuk Arif Rakhman yang selalu menemani dan memberikan motivasi.
� Untuk Anisa Listuhayu, Ayu Iftatikha, Louisa Widia M Sinaga yang selalu
memberikan semangat dan keceriaan selama ini.
� Untuk teman-teman jurusan Pendidikan Teknik Bangunan angkatan 2011
viii
RINGKASAN
Niki Hana Winarsih. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Gambar Interior Dan Eksterior Bangunan Gedung. Dosen Pembimbing: Dra. Sri
Handayani, M.Pd.,Eko Nugroho Julianto, S. Pd, M.T. Pendidikan Teknik
Bangunan.
Dalam Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk dapat belajar mandiri dan
aktif dalam mencari dan memecahkan permasalahan yang ada didalam maupun
diluar sekolah sesuai keahlian masing-masing. Kemudian dengan adanya tujuan
pembelajan dari mata pelajaran Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung
yang mengharuskan siswanya untuk bisa mendekorasi sebuah ruangan. Maka
dibutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk memenuhi
tuntutan tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah
Problem Based Learning. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
“Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
membuat siswa lebih aktif dan meningkatkan hasil belajar sebagai indikator
keberhasilan pembelajaran melalui keaktifan siswa pada mata pelajaran Gambar
Interior dan Eksterior Bangunan Gedung kelas XI di SMK Negeri 3 Tegal?”
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu
dimana subjek penelitian ini adalah siswa pada kelas XI TGB 1 (kelas kontrol)
dan XI TGB 2 (kelas eksperimen). Untuk mengukur tingkat keaktifan siswa
digunakan lembar observasi aktifitas siswa dan diisi oleh observer yang dilakukan
selama pembelajaran berlangsung, dengan hasil belajar sebagai alat untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa.
Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata keaktifan siswa kelas
eksperimen sebesar 85,31 dan kelas kontrol sebesar 52,12. Nilai hasil belajar kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu 85,50 untuk
kelas eksperimen dan 77,45 untuk kelas kontrol. Simpulan penelitian adalah
penerapan model Problem Based Learning dapat membuat siswa lebih aktif
dalam proses pembelajan yang peningkatannya tersebut berpengaruh terhadap
siswa untuk memahami materi dekorasi dan ornamen rumah tinggal, kantor dan
ruang publik sehingga hasil belajar siswa meningkat. Saran yang diberikan yaitu
guru hendaknya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
karena dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Problem Based Learning (PBL), Aktifitas Siswa
ix
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... iv
PRAKATA ....................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii
RINGKASAN .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .. ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.4. Batasan Masalah ......................................................................... 5
1.5. Manfaat atau Kegunaan Penelitian ............................................. 6
1.5.1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis ........................................ 6
1.5.2. Manfaat atau Kegunaan Praktis .. ...................................... 7
1.6. Penegasan Istilah ......................................................................... 7
1.7. Sistematika Skripsi ..................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Belajar ........................................................................... 10
2.2. Keaktifan Siswa .......................................................................... 11
2.3. Hasil Belajar ................................................................................ 12
2.4. Mata Pelajaran Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung 13
2.5. Model Pembelajaran .................................................................... 14
2.6. Model pembelajaran Problem Based Learning ........................... 15
x
2.6.1. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based
Learning .......................................................................... 16
2.6.2. Langkah Pembelajaran Model Problem Based Learning 17
2.6.3. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning 20
2.7. Pendekatan Scientific .................................................................. 21
2.8. Kerangkan Berfikir ..................................................................... 25
2.9. Hipotesis Penelitian .................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ................................ 30
3.1.1. Tempat ............................................................................ 30
3.1.2. Waktu .............................................................................. 30
3.2. Rancangan Penelitian ................................................................. 30
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 32
3.4. Variabel Penelitian ..................................................................... 33
3.5. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 34
3.6. Instrumen Penelitian ................................................................... 37
3.6.1. Instrumen Hasil Belajar Siswa .. ....................................... 37
3.6.2. Intrumen Keaktifan Siswa .. .............................................. 43
3.7. Metode Analisi Data ................................................................... 46
3.7.1. Deskripsi Keaktifan Belajar Siswa .. ................................. 46
3.7.2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa . ......................................... 48
3.7.2.1. Penskoran Hasil Belajar Siswa . .......................... 48
3.7.2.2. Penilaian Hasil Belajar Siswa . ............................ 48
3.7.3. Uji Normalitas ................................................................... 49
3.7.4. Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas) ............... 49
3.7.5. Uji Perbedaan Rata-rata (Uji t) .......................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................... 52
4.1.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................... 52
xi
4.1.1.1. Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen ......... 53
4.1.1.2. Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol ................ 55
4.1.2. Deskripsi Keaktifan Siswa .............................................. 57
4.1.3. Deskripsi Hasil Belajar Siswa ........................................ 60
4.2. Analisis Data ............................................................................... 63
4.2.1. Analisis Data Keaktifan Siswa ......................................... 63
4.2.1.1. Uji Normalitas ...................................................... 63
4.2.1.2. Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas) .. 64
4.2.1.3. Uji Hipotesis Keaktifan Siswa (Uji t) ................. 64
4.2.2. Analisis Data Pre Test ...................................................... 65
4.2.2.1. Uji Normalitas ...................................................... 65
4.2.2.2. Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas) .. 66
4.2.2.3. Uji Hipotesis Keaktifan Siswa (Uji t) ................. 67
4.2.3. Analisis Data Post Test ..................................................... 68
4.2.3.1. Uji Normalitas ...................................................... 68
4.2.3.2. Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas) .. 69
4.2.3.3. Uji Hipotesis Keaktifan Siswa (Uji t) ................. 70
4.3. Pembahasan ................................................................................. 72
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ..................................................................................... 76
5.2. Saran ............................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 78
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Diagram Alur Kerangka Berfikir ................................................ 28
Gambar 3.1 Alur Penelitian ............................................................................ 36
Gambar 4.1 Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen ................................. 55
Gambar 4.2 Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol ....................................... 57
Gambar 4.3 Histogran aktivitas belajar siswa antara kelompok
Eksperimendengan kelompok kontrol ........................................ 60
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa .......... 71
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pola Rancangan Penelitian ............................................................ 32
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian Hasil Belajar ................. 38
Tabel 3.3 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba........................................... 40
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal ................................................ 41
Tabel 3.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba ................................. 42
Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal .................................................... 43
Tabel 3.7 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba .............................. 43
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Lembar Keaktifan Belajar Siswa .................................... 45
Tabel 3.9 Rentang Presentase ........................................................................ 47
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasi Keaktifan Siswa ................................................ 58
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi keaktifan belajar siswa mata pelajaran gambar
interior dan eksterior bangunan gedung ........................................ 59
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pre Test ............................................................ 61
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Post Test ........................................................... 62
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Keaktifan Siswa ........................................... 63
Tabel 4.6 Uji Kesamaan Varians Data Keaktifan Siswa ................................ 64
Tabel 4.7 Uji Hipotesis Data Keaktifan Siswa ............................................... 65
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Hasil Pre Test ............................................... 66
Tabel 4.9 Uji Kesamaan Varians Data Hasil Pre Test .................................... 66
Tabel 4.10 Uji Perbedaan Data Hasil Pre Test ................................................. 67
Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Hasil Post Test ............................................... 68
Tabel 4.12 Uji Kesamaan Varians Data Hasil Post Test .................................. 69
Tabel 4.13 Uji Perbedaan Data Hasil Post Test ................................................ 70
Tabel 4.14 Hasil Uji Perbedaan Data Peningkatan Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol ........................................................................................... 71
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ........................................... 81
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Eksperimen ................................. 82
Lampiran 3 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Kontrol ....................................... 83
Lampiran 4 Silabus ......................................................................................... 84
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 94
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol .......... 102
Lampiran 7 Materi .......................................................................................... 108
Lampiran 8 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Instrumen ............................................. 141
Lampiran 9 Soal Uji Coba Instrumen ............................................................ 142
Lampiran 10 Lembar Jawab Soal ...................................................................... 151
Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen .................................... 152
Lampiran 12 Perhitungan Validitas Butir Soal ................................................. 153
Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Soal....................................................... 155
Lampiran 14 Perhitungan Daya Pembeda ........................................................ 156
Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran .................................................. 158
Lampiran 16 Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran Dan
Reabilitas Butir Soal Instrumen ................................................... 160
Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal ................................................ 162
Lampiran 18 Soal Kelompok ............................................................................ 163
Lampiran 19 Lembar Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 167
Lampiran 20 Lembar Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa Kelas Kontrol ....... 170
Lampiran 21 Rubrik Penilaian Lembar Pengamatan Terhadap Aktifitas Belajar
Siswa ............................................................................................ 173
Lampiran 22 Analisis Deskriptif Presentase Keaktifan Siswa Kelas
Eksperimen ................................................................................. 175
Lampiran 23 Analisis Deskriptif Presentase Keaktifan Siswa Kelas Kontrol .. 176
Lampiran 24 Data Rekapitulasi Keaktifan Belajar Siswa ................................ 177
Lampiran 25 Uji Normalitas Nilai Keaktifan Belajar Siswa ............................ 178
Lampiran 26 Uji Kesamaan Varians Nilai Keaktifan Belajar Siswa ............... 180
xv
Lampiran 27 Uji Perbedaan Rata-rata Nilai Keaktifan Belajar Siswa ............. 181
Lampiran 28 Kisi-Kisi Soal Pre Test dan Post Test ........................................ 182
Lampiran 29 Soal Pre Test dan Post Test ......................................................... 183
Lampiran 30 Lembar Jawaban Soal Pre Test dan Post Test ............................. 191
Lampiran 31 Kunci Jawaban Soal Pre Test dan Post Test................................ 192
Lampiran 32 Data Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ....................................... 193
Lampiran 33 Uji Normalitas Data Pre Test ...................................................... 194
Lampiran 34 Uji Kesamaan Varians Data Pre Test .......................................... 196
Lampiran 35 Uji Perbedaan Rata-rata Data Pre Test ........................................ 197
Lampiran 36 Uji Normalitas Data Post Test ..................................................... 198
Lampiran 37 Uji Kesamaan Varians Data Post Test ......................................... 200
Lampiran 38 Uji Perbedaan Rata-rata Data Post Test ...................................... 201
Lampiran 39 Uji Kesamaan Varians Peningkatan Nilai Pre Test dan Post
Test............................................................................................... 202
Lampiran 40 Uji Perbedaan Rata-rata Peningkatan Nilai Pre Test dan Post
Test............................................................................................... 203
Lampiran 41 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ................................................ 204
Lampiran 42 Surat Tugas Seminar Proposal Skripsi ........................................ 205
Lampiran 43 Berita Acara Seminar Proposal .................................................... 206
Lampiran 44 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 208
Lampiran 45 Surat Ijin Selesai Penelitian ......................................................... 209
Lampiran 46 Surat Keterangan Selesai Bimbingan .......................................... 210
2
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada era global, dunia dihadapkan pada keadaan dimana berbagai
perubahan akan terjadi secara cepat di segala aspek kehidupan manusia. Di era
global inilah kualitas kemandirian manusia akan diuji sebagai dampak perubahan
tersebut. Karakteristik lain dari globalisasi adalah kompetisi. Untuk dapat
memenangkan kompetisi, maka suatu negara harus memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas dan memenuhi standar kompetensi dunia atau zona
tertentu. Sumber daya yang berkualitas hanya akan diperoleh melalui pendidikan
yang berkualitas pula.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelejaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangasa dan Negara (Undang-undang
SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2006). Pendidikan merupakan suatu keharusan
bagi manusia, karena melalui pendidikan manusia akan berkembang kemampuan
serta kepribadiannya.
Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit
2
untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Menurut Imas
Kurniasih dan Berlin Sani (2004) “Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepet,maka
suatu tujuan dan sasaran dari pendidikan sebagus apapun, akan sulit untuk
dicapai”. Sedangkan menurut Daryanto dan Herry Sudjendro (2014) “Kurikulum
merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh
kegiatan pendidikan”.
Pada tahun 2014 kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan pada sekolah
maupun madarasah, yang artinya terjadi perubahan kurikulum dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 (K13). Kurikulum
2013 pada dasarnya adalah pengembangan dari kurikulum yang sebelumnya.
Dalam Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk dapat belajar mandiri dan aktif, Aktif
dalam mencari dan memecahkan permasalahan yang ada di dalam maupun di luar
sekolah sesuai bidang keahliannya masing-masing, mengacu pada Permendikbud
Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Hal tersebut diperkut dengan
adanya pendekatan ilmiah (scientific approach), yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan (5M).
Mata pelajaran gambar interior dan eksterior bangunan gedung
merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari siswa kelas XI jurusan
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Tegal. Salah satu pokok bahasan dalam
mata pelajaran gambar interior dan eksterior bangunan gedung adalah dekorasi
dan ornamen rumah tinggal, kantor dan ruang publik. Dalam pokok bahasan
tersebut siswa diharapkan bukan hanya sekedar tahu cara mendekorasi sebuah
3
ruangan tetapi mengharuskan siswa untuk bisa mendekorasi sebuah ruangan
berdasarkan konsep dan ragam gaya dekorasi interior dengan pemilihan ornamen
yang sesuai.
Untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 dibutuhkan sebuah
model pembelajaran lengkap dengan pendukungnya yang menerapkan pendekatan
ilmiah (scientific aproach) agar mencapai standar penilaian dalam satu Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Model Pembelajaran dapat dedefinisikan sebagai
sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran
benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.
Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran dan karakteristik setiap kompetensi dasar yang disajikan. Tidak semua
model pembelajaran cocok untuk setiap kompetensi dasar. Guru perlu memilih
dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, potensi,
minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi
optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa.
Agar pembelajaran dapat berjalan seperti yang diharapkan yaitu siswa
dituntut lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator maka perlu adanya model
pembelajaran yang inofatif dan kreatif yang dapat meningkatkan keaktifan
maupun hasil belajar siswa. Pembelajaran yang ideal baerlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer
4
pengetahuan dari guru ke siswa. Dengan demikian strategi pembelajaran lebih
penting daripada hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan
sesuai dengan kondisi tersebut dan dapat digunakan dalam mata pelajaran
Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung dengan kompetensi dasar
Dekorasi dan ornamen rumah tinggal, kantor dan ruang publik adalah model
pembelajaran Problem Based Learning.
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah
sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah
(Kamdi, 2007: 77). Problem Based Learning merupakan metode mengajar dengan
fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja kelompok, umpan balik, diskusi, dan
laporan akhir. Dengan demikian siswa didorong untuk lebih aktif terlibat dalam
materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Peran guru
pada model pembelajaran Problem Based Learning yaitu sebagai pemberi
masalah, memfasilitasi investigasi dan dialog, serta memberikan arahan keaktifan
dalam pembelajaran. Sedangkan siswa berperan aktif sebagai penyelesai masalah
dan pembuat keputusan bukan sebagai pendengar pasif.
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diajukan
dalam penelitian ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Gambar Interior
dan Eksterior Bangunan Gedung”.
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran
Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Gambar Interior dan
Eksterior Bangunan Gedung?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian diatas, maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keaktifan siswa pada mata pelajaran Gambar Interior dan
Eksterior Bangunan Gedung dengan penerapan model Problem Based
Learning.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung dengan penerapan model
Problem Based Learning.
1.4. Batasan Masalah
Agar permasalahan menjadi efektif jelas dan terpusat serta tujuan
penelitian dapat tercapai, maka penelitian ini dibatasi pada upaya mengetahui
peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran
Problem Based Learning. Penelitian ini akan dilakukan pada mata pelajaran
6
Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung kelas XI program studi Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Tegal Tahun ajaran 2016/2017.
Batasan masalah diterapkan untuk menghindari perkembangan
permasalahan yang terlalu luas. Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi :
1. Keaktifan siswa dalam penelitian ini dibatasi pada 5M (Mengamati,
Menanya, Mengeksplorasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan) sesuai
dengan pendekatan yang dipergunakan oleh kurikulum 2013 yaitu pendekatan
saintifik (scientific approach) melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning.
2. Peningkatan hasil belajar siswa dalam penelitian ini merupakan pengaruh dari
keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran melalui penggunaan
model pembelajaran Problem Based Learning.
1.5. Manfaat atau Kegunaan Penelitian
1.5.1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis
Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya,
maupun masyarakat pada umumnya mengenai penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning pada mata pelajaran Gambar Interior dan Eksterior
Bangunan Gedung kelas XI Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 3 Tegal
terhadap keaktifan siswa.
7
1.5.2. Manfaat atau Kegunaan Praktis
1. Menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya penerapan model mengajar
terhadap tingkat keaktifan siswa pada semua mata pelajaran kejuruan SMK
Negeri 3 Tegal.
2. Memberikan masukan bagi para pendidik, peserta didik dan masyarakat luas
tentang arti pentingnya pemahaman seorang siswa dalam menjalani proses
belajar di sekolah.
3. Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya memperbaiki proses
pembelajaran agar lebih baik dan berkualitas.
1.6. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dan untuk
mewujudkan kesatuan berfikir pembaca, pada penelitian ini perlu ditegaskan
istilah-istilah yang ada, khususnya yang berhubungan dengan judul penelitian.
a) Model Pembelajaran Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah
merupakan sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa
masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan
atau mengintegrasikan ilmu baru. Problem Based Learning merupakan
metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja
kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir. Dengan demikian siswa
didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
8
b) Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa adalah kegiatan atau kesibukan siswa dalam proses
belajar mengajar dalam memperoleh pengalaman belajar.
c) Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Perolehan kemampuan tersebut
tergantung pada yang dipelajari. Jika pembelajar mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka kemampuan yang diperoleh adalah berupa penguasaan
konsep.
d) Mata Pelajaran Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung
Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung merupakan mata
pelajaran yang diajarkan kepada siswa kelas XII Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan di SMK Negeri 3 Tegal.
Jadi yang dimaksud dengan penerapan model Problem Based Learning
terhadap keaktifan siswa pada mata pelajaran Gambar Interior dan Eksterior
Bangunan Gedung adalah hasil penerapan suatu model pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan siswa sehinga berpengaruh terhadap pemahaman
siswa.
1.7. Sistematika Skripsi
Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami isi skripsi ini,
maka dipandang perlu mengemukakan sistematikanya. Adapun sistematika
penyususan skripsi ini adalah sebagaimana uraian berikut ini.
9
Bab I Pendahuluan
Mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan tujuan penelitian,
manfaat atau kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori-teori yang dijadikan acuan untuk mengadakan
penelitian, kerangka berfikir dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian
Berisi tentang model penelitian; Proses pelaksanaan penelitian; populasi, sampel;
variabel-variabel penelitian; Metode dan teknik pengumpulan data; Uji validitas
dan reliabilitas instrumen; teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang deskripsi data yang mencakup data hasil uji validitas dan
reliabilitas instrumen berserta analisisnya maupun data hasil penelitian, pengujian
persyaratan analisis, analisis data dan pengujian hipotesis, serta pembahasan hasil
analisis data.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan
berdasarkan penelitian.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2010:88) berpendapat bahwa “Belajar
merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri”
Menurut Hamalik (2003:28) mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”.
Didalam interaksi antar individu dengan lingkungan maka terjadi serangkaian
pengalaman-pengalaman belajar.
Sardiman (2008:20) juga mengungkapkan bahwa “belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lainnya”.
Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah
laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks
atau perilaku yang bersifat naluriah. Secara garis besar, belajar merupakan
kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar
11
adalah kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses
pendidikan.
2.2. Keaktifan Siswa
Dalam kamus besar bahasa indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha).
Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan
berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2008:98).
Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik
maupun psikis.
Menurut Rousseau dalam kutipan Sudirman (2008:96-97) memberikan
penjelasan bahwa, “segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan
sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan
fasilitas yang disediakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”.
Nana Sudjana (2004 : 61) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam
hal : (1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) Terlibat dalam
pemecahan masalah; (3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai informasi
yang diperlukan untuk pemecahan masalah; (5) Melaksanakan diskusi kelompok
sesuai dengan petunjuk guru; (6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang
diperolehnya; (7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis; (8)
Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
12
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa yaitu
keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung dimana
siswa berinteraksi dengan siswa lain maupun guru.
2.3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas
belajar (Djamarah, 2010:73)
Sudjana (2010:89) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil
belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami
suatu proses pembelajaran.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 3) hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar
pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk
melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. Hal ini senada
dengan Rasyid ( 2008: 9) yang berpendapat bahwa jika ditinjau dari segi proses
pengukurannnya, kemampuan seseorang dapat dinyatakan dengan angka. Dengan
demikian, hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan terlebih dahulu memberikan
seperangkat tes kepada siswa untuk menjawabnya. Hasil tes belajar siswa tersebut
akan memberikan gambaran informasi tentang kemampuan dan penguasaan
kompetensi siswa pada suatu materi pelajaran yang kemudian dikonversi dalam
bentuk angka-angka.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
13
pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar dalam
penelitian ini merupakan kemampuan pemahaman siswa pada materi dekorasi dan
ornamen rumah tinggal, kantor dan ruang publik berupa nilai angka yang diambil
dari hasil post-test siswa setelah penerapan model Problem Based Learning.
Dalam penelitan ini siswa dinyatakan tuntas apabila mendapatkan nilai lebih besar
sama dengan 75, sedangkan dibawah 75 siswa dinyatakan belum tuntas.
2.4. Mata Pelajaran Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung
Mata pelajaran gambar interior dan eksterior bangunan gedung merupakan
mata pelajaran yang termasuk ke dalam kurikulum 2013 kelas XI di SMK Negeri
3 Tegal. Gambar interior dan eksterior bangunan gedung merupakan mata
pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh semua siswa kelas XI jurusan teknik
bangunan. Alokasi waktu pembelajaran gambar interior dan eksterior bangunan
gedung di SMK Negeri 3 Tegal 4 x 45 menit @ 1 pertemuan
Gambar interior dan eksterior bangunan gedung merupakan mata pelajaran
yang dapat mengembangkan kemampuan anak dalam menggambar sesuai dengan
konsep tema dan ragam gaya. Menurut Silabus Kurikulum 2013 Materi Gambar
Interior dan Eksterior Bangunan Gedung adalah sebagai berikut :
a. Pengertian desain interior
b. Macam-macam konsep dan gaya interior
c. Elemen utama interior
d. Dasar perencanaan ruang : komposisi, harmoni, dan estetika
14
e. Konsep ruang pada interior dan eksterior : fungsi ruang, zona ruang, dan
perencanaan luas ruang
f. Dekorasi dan ornamen kantor maupun ruang publik
g. Elemen pendukung interior
2.5. Model Pembelajaran
Menurut Soekamto dalam Suyadi (2013: 15) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis, dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran merupakan sebuah cara yang dilakukan seorang
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Penentuan model pembelajaran ini disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, sifat materi pelajaran, ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik,
dan alokasi waktu yang tersedia. Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing, sehingga seorang guru diharapkan mampu
memodifikasi model pembelajaran yang dipilih agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mata
pembelajaran gambar interior dan eksterior bangunan gedung dengan pokok
bahasan dekorasi dan ornamen rumah tinggal, kantor dan ruang publik adalah
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini
merupakan metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja
15
kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir. Dengan demikian siswa
didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan
keterampilan berpikir kritis.
2.6. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Problem Based Learnig (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk memecah masalah melalui tahap tahap metode ilmiah
sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah
(Kamdi,2007:77).
Menurut Trianto (2011:128) Problem Based Learning merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata)
sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan
siswa, meningkatkan kepercayaan dirinya.
Levin (2001:136) menyatakan bahwa “PBL is an instructional method
that encourages lerners to apply critical thinking, problem solving skill, and
content knowledge to real world problems and issues” . PBL adalah metode
pembelajaran yang mendorong peseta didik untuk menerapkan cara berfikir kritis,
keterampilan menyelesaikan masalah, dan memperoleh pengetahuan mengenai
problem dan isu-isu riil yang dihadapinya.
Pembelajaran Problem based learning merupakan suatu model mengajar
dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja kelompok, umpan balik,
16
diskusi, dan laporan akhir. Dengan demikian siswa didorong untuk lebih aktif
terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
2.6.1. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning
Ciri yang paling utama dari pembelajaran PBL yaitu dimunculkannya
masalah pada awal pembelajarannya. Menurut Trianto (2007:131) berbagai
pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model
pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
1. Autentik, yaitu harus berakar pada kehidupan nyata siswa daripada berakar
pada prinsip-perinsip disiplin ilmu tertentu.
2. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak
menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan
penyelesaian siswa.
3. Mudah dipahami, yaitu maslah yang diberikan harusnya mudah dipahami
siswa dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Luas sesuai tujuan pembelajaran, luas artinya masalah tersebut harus
mencakup seluruh materi pelajaran sesuai dengan waktu, ruang, dan
sumber yang tersedia.
5. Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai
pemecah masalah dan guru pembuat masalah.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu
Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai disiplin ilmu.
c. Penyelidikan autentik (nyata)
17
Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah,
mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, dan
menggambarkan hasil akhir.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya
Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan
memamerkan hasil karyanya.
e. Kolaboratif
Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah yang
diselesaikan bersama-sama antar siswa.
Dari penjelesan mengenai karakteristik Problem Based Learning diatas
dapat disimpulkan bahwa tiga unsur esensial dalam proses pembelajaran Problem
Based Learning yaitu adanya suatu permasalahan, pembelajaran berpusat pada
siswa dan belajar dalam kelompok kecil.
2.6.2. Langkah Pembelajan Model Problem Based Learning
Delise (1997:27-35) menyatakan bahwa terdapat 6 langkah
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu sebagai berikut ini:
a) Connecting with the problem. Yaitu guru memilih, merancang dan
menyampaikan masalah yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik, terkait dengan masalah interior dan eksterior bangunan gedung.
b) Setting up the structur. Setelah peserta didik telah terlibat dengan masalah,
guru menciptakan struktur untuk bekerja melalui masalah yang dihadapi.
Struktur ini akan memberikan rancangan tugas-tugas yang harus dilakukan
18
oleh peserta didik. Struktur menjadi kunci dari keseluruhan proses bagaimana
peserta didik berfikir melalui situasi nyata dan mencapai solusi yang tepat.
c) Visiting the problem. Jika guru telah menjelaskan bagaimana peserta didik
akan mengarah, dan peserta didik diminta untuk lebih mendalami masalah
tersebut. Guru berfokus pada ide-ide yang dimiliki peserta didik untuk
bagaimana menyelesaikan masalah.
d) Revisiting the problem. Peserta didik mencari informasi dan data dari
berbagai sumber (buku, pedoman dansumber lain) atau bertanya pada pakar
(guru) yang mendampingi untuk mendapatkan pemahaman tentang masalah.
Pada saat itu guru menilai sumber yang mereka pakai sebagai referensi,
waktu yang digunakan, dan efektivitas rencana tindakan yang akan mereka
lakukan.
e) Producing a product/performance. Yaitu membuat hasil pemecahan masalah
yang kemudian disampaikan kepada guru untuk dievaluasi tentang mutu isi
dan penguasaan skill mereka.
f) Evaluating performance and the problem. Guru meminta peserta didik untuk
mengevaluasi hasil kerja (performance) dari kajian masalah dan alternatif
solusi yang diajukan.
Dari langkah – langkah model pembelajaran Problem Based Learning di
atas, berikut penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata
pelajaran Gambar Interior Dan Eksterior Bangunan Gedung:
1. Guru menyampaikan materi Dekorasi Dan Ornamen Pada Rumah Tinggal,
Kantor, Maupun Ruang Publik menggunakan media PowerPoin.
19
2. Kemudian guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri
4 orang siswa.
3. Setelah itu guru memanggil setiap ketua kelompok kedepan kelas untuk
memberikan tugas (masalah) kelompok.
4. Guru menjelaskan prosedur dalam menyelesaikan tugas (masalah) kelompok.
5. Kemudian masing – masing siswa dalam satu kelompok berdiskusi dan
bekerjasama dalam mencari informasi dari berbagai sumber atau bertanya
kepada guru untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai tugas (masalah) kelompok yang harus diselesaikan.
6. Berbekal dari informasi yang diperoleh, masing – masing siswa dalam satu
kelompok berdiskusi dan bertanggung jawab untuk menciptakan solusi
dalam menyelesaikan tugas (masalah) kelompok.
7. Setelah siswa dalam satu kelompok telah menyelesaikan tugas (masalah)
kelompok, masing-masing kelompok secara bergantian mempresentasikan
tugas (masalah) kelompok kepada kelompok lainnya di depan kelas untuk
disiskusikan dan mendapatkan masukan dan tanggapan dari kelompok
lainnya.
8. Guru memberikan simpulan
9. Evaluasi
10. Penutup
Tujuan utama dari model pembelajaran Problem Based Learning bukan
semata-mata untuk menemukan pemecahan masalah, melainkan bertujuan agar
para siswa mempelajari konsep-konsep cara pemecahan masalah dan
20
mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Dalam mempelajari konsep dan
kemampuan berfkir kritis tersebut mereka bekerja secara bersama-sama dalam
kelompoknya untuk mengkaji masalah-masalah riil dalam kegiatan dekorasi
interior. Pada mekanisme kelompok akan terjadi dialog saling memberi dan
menerima di antara anggota kelompok sehingga diperoleh pemahaman yang
mendalam dan mantap mengenai materi pembelajaran.
2.6.3. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Dari uraian diatas dapat dijelaskan kelebihan model pembelajaran Problem
Based Learning sebagai berikut:
1) Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2) Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
3) dapat membantu siswa bagaimana menstansfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
4) Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru
6) Dapat memberikan kesempatan pada siswa yang mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7) Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
21
2.7. Pendekatan Scientific
Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang lebih efektif hasilnya
jika dibandingkan dengan pendekatan tradisional, oleh karena itu pendekatan
ilmiah (scientific) diimplementasikan pada kurikulum 2013.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific
approach). Menurut Sudarman (2013) mengungkapkan bahwa pendekatan
scientific approach bercirikan penonjolan pada dimensi pengamatan, penalaran,
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan
demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai,
prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Adapun kriteria ilmiah sebagai berikut:
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
22
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung
jawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring
untuk semua mata pelajaran, antara lain :
1. Mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah seperti menentukan objek apa yang akan diobservasi, membuat
pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi,
menentukan secara jelas data apa yang perlu diobservasi baik primer maupun
sekunder, menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi,
menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar, menentukan cara dan
melakukan pencatatan atas hasil observasi. Mengamati sangat bermanfaat
bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan
materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Melalui mengamati gambar,
peserta didik dapat secara langsung menceritakan kondisi sebagaimana yang
23
di tuntut dalam Kompetensi Dasar (KD) dan indikator, dan mata pelajaran
apa saja yang dapat dipadukan dengan media yang tersedia (Permendikbud,
2013).
2. Menanya. Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya melalui rasa ingin tahu yang diungkapkan melalui bertanya
atau pertanyaan. Peserta didik tidak mudah menanya apabila tidak
dihadapkan dengan mediayang menarik. Guru harus mampu menginspirasi
peserta didik untuk mau dan mampu menanya. Pada saat guru mengajukan
pertanyaan, guru harus membimbing dan memandu peserta didik menanya
dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan, guru mendorong peserta
didik menjadi penyimak yang baik. Pertanyaan guru dimaksudkan untuk
memperoleh tanggapan verbal (Permendikbud, 2013).
3. Menalar. Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik
tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif
daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas
fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Menalar merupakan
proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Menalar
24
(associating) merujuk pada teori belajar asosiasi, yaitu kemampuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk
kemudian memasukannya menjadi penggalan memori dalam otak dan
pengalaman-pengalaman yang tersimpan di memori otak berinteraksi dengan
pengalaman sebelumnya (asosiasi) (Permendikbud, 2013).
4. Mencoba merupakan keterampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan tentang alam sekitar dengan menggunakan metode ilmiah dan
sikap ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-
hari. Untuk memperoleh hasil belajar yang otentik, peserta didik harus
melakukan percobaan, terutama untuk materi/substansi yang sesuai dan
aplikasi dari kegiatan mencobapun dimaksudkan untuk mengembangkan
berbagai ranah tujuan belajar (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Akativitas pembelajaran yang nyata antara lain: 1) menentukan tema atau
topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum, 2)
mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus
disediakan, 3) mempelajari dasar teoretis yang relevan dan hasil eksperimen
sebelumnya, 4) melakukan dan mengamati percobaan, 5) mencatat fenomena
yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data, 6) menarik simpulan atas
hasil percobaan; dan 7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil
percobaan (Permendikbud, 2013).
5. Membentuk jejaring terdiri dari tiga langkah yaitu: menyimpulkan,
menyajikan dan mengkomunikasikan. Menyimpulkan dapat dilakukan
bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan
25
dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.
Menyajikan dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis. Laporan tertulis
dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau
individu dan walaupun tugas dikerjakan secara berkelompok, sebaiknya hasil
pencatatan dilakukan oleh setiap individu agar dapat dimasukan ke dalam file
portofolio peserta didik. Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat
mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun secara bersama-sama
dalam kelompok dan/atau secara individu. Guru dapat memberikan klarifikasi
agar peserta didik mengetahui dengan tepat apakah yang telah dikerjakan
sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Kegiatan mengkomunikasikan
dapat diarahkan sebagai kegiatan konfirmasi (Permendikbud, 2013).
Dalam penelitian penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
pada mata pelajaran Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung
mengunakan pendekatan scientific yang ditunjukkan pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen.
2.8. Kerangka Berfikir
Mata pelajaran gambar interior dan eksterior bangunan gedung dimana
salah satu pokok bahasannya adalah dekorasi dan ornamen rumah tinggal, kantor
dan ruang publik, yang dalam pokok bahasan tersebeut mengharuskan siswa
untuk bisa mendekorasi sebuah ruangan berdasarkan konsep dan ragam gaya
dekorasi interior dengan pemilihan ornamen yang sesuai. Penggunaan model
pembelajaran yang sudah ada (konvesional) pada mata pelajaran gambar interior
dan eksterior bangunan gedung dianggap tidak sesuai dengan karakteristik mata
26
pelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu membuat siswa aktif
dalam proses pembelajaran yang tentunya didukung dengan hasil belajar yang
optimal.
Upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan penerapan model
pembelajaran. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapat informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan diri.
Model pembelajaran berfungsi pula sabagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Pemilihan model pembelajaran tentunya harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran agar materi yang akan disampaikan
dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Ketepatan guru dalam memilih model
pembelajaran sangat berpengaruh dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dipergunakan adalah model
pembelajaran Problem Based Learning.
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu
model yang memerlukan pendekatan pengajaran melalui kelompok kecil. Model
pembelajaran ini membekali siswa untuk dapat bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah. Siswa dapat langsung mempelajari suatu topik tertentu
dalam suasana yang menyenangkan. Model ini melatih siswa untuk dapat
berkomunikasi dengan baik terhadap kelompoknya dan dapat meningkatkan daya
nalar peserta didik. Model pembelajaran Problem Based Learning menuntut siswa
untuk bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah yang diberikan,
sehingga memicu siswa menjadi lebih aktif dan mandiri. Pada model
27
pembelajaran Problem Based Learning guru berperan sebagai fasilitator,
moderator, dan motivator yang berusaha mengaktifkan siswa.
Oleh karena itu, model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan
menghasilkan dan memperoleh keaktifan siswa dan hasil belajar lebih baik
daripada model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penelitian akan dibagi
menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol yang merupakan kelas yang tidak diberikan
perlakuan, proses pembelajaran pada kelas ini menggunakan model konvensional
yang biasa digunakan oleh guru pengampu, dan kelas eksperinen yang merupakan
kelas yang diberikan perlakuan, proses pembelajaran pada kelas ini menggunakan
model Problem Based Learning yang disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran dan tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
pengambilan data yang diperlukan. Data tersebut digunakan untuk
membandingkan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dalam mata
pelajaran gambar interior dan eksterior bangunan gedung. Kerangka fikir dapat
dilihat dalam gambar di bawah ini:
28
Gambar 2.1.Diagram alir kerangka berfikir
2.9. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih harus diuji. Berdasarkan permasalahan dan teori yang
dikumpulkan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
“Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
mata pelajaran Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung dapat membuat
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pembelajaran dengan
model Problem Based Learning (m1)
Pembelajaran tanpa
model Problem Based Learning (m2)
Pre test Pre test
Diharapkan dapat
membuat siswa lebih aktif
dalam proses
pembelajaran
Diharapkan dapat
membuat siswa lebih aktif
dalam proses
pembelajaran
Post test (m2)Post test (m1)
Dibandingkan
m1 ≠ m2
m1 ≥ m2
Kurangnya Aktifitas Belajar Siswa
Observasi
aktifitas belajar
siswa
29
siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar siswa melalui perbandingan nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol serta perbandingan peningkatan nilai pre test dengan nilai post test”.
76
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan yaitu :
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas
eksperimen dapat membuat siswa lebih aktif jika dibandingkan dengan kelas
kontrol yang menerapkan model pembelajan kenvensional. Hal ini dibuktikan
dengan perolehan nilai rata-rata nilai keaktifan siswa kelas eksperimen yang
lebih tinggi yaitu sebesar 85,31 dan untuk kelas kontrol sebesar 52,12.
Kemudian jika dilihat dari tingkat keaktifan, sebagian besar siswa pada kelas
eksperimen masuk dalam kriteria sangat aktif yaitu sebanyak 19 siswa dari 32
siswa yang ada atau sekitar 59,4% siswa yang masuk dalam kriteria sangat
aktif, sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar siswa masuk dalam
kriteria kurang aktif yaitu sebanyak 21 siswa dari 33 siswa yang ada atau
sekitar 63,6% siswa yang masuk dalam kriteria kurang aktif.
2. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Nilai rata-rata hasil belajarsiswa
secara klasikal untuk kelas eksperimen sebesar 85,50 dan untuk kelas kontrol
sebesar 77,45. Peningkatan pada kelas eksperimen yang menerapkan model
Problem Based Learning lebih tinggi daripada kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional.
77
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah :
Berdasarkan hasil penelitian terhadap mata pelajaran Gambar Interior dan
Eksterior Bangunan Gedung pada kompetensi dasar dekorasi dan ornamen rumah
tinggal, kantor dan ruang publik pada siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan
dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat membuat
siswa lebih aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa oleh karena itu guru mata
pelajaran Gambar Interior dan Eksterior Bangunan Gedung dapat menggunakan
model Problem Based Learning dalam proses pembelajannya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Delise, Robert. 1997. Used Problem Based Learning in The Classroom. USA:
Association for Supervision and Curriculum Development.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : Rineka Cipta.
Furchan, Arif. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Blajar.
Kamdi, M.Taufiq. 2007. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Posdakarya.
Nurjanah. 2004. Pembelajaran Berbasis Masalah. Disampaikan pada Pelatihan
Pembelajaran Matematika Jurusan Pendidikan Matematika di
Universitas Negeri Yogyakarta.
Pemendikbud. 2013. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Ditjen Pemendikbud.
79
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rasyid, A. 2008. Penialian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sardiman A.M. 2008. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Sudarman. 2013. Pendekatan Scientific dalam Kurikulum 2013 Sudarman Guru
Besar Sosiologi Pendidikan Kopertis Wilayah IV Dpk Pada STKIP
Pasundan dan Sekretaris KORPRI Kopertis IV.
http://endangkomarasblog.blogspot.com/2013/10/pendekatan-
scientific-dalam-kurikulum.html. Diunduh pada 15 Januari 2015 pukul
14.00 WIB.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suprijano, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Putaka Pelajar.
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. .Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
80
Ulum, Bakhrul. 2013. Keaktifan Belajar Siswa.
http://infoduniapendidian.com/2015/06/pengertian-dan-langkah-model-
pembelajaran-problem-based-learning.html. Diunduh: 13 Oktober 2015
pukul 21.34