PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi...

23
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN BERBANTUAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Disusun ntuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh : ARINI SULISTYONINGSIH 292012009\ PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2016

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi...

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME

TOKEN BERBANTUAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ARTIKEL SKRIPSI

Disusun ntuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

oleh :

ARINI SULISTYONINGSIH

292012009\

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2016

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

2

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

3

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

4

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

5

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME

TOKEN BERBANTUAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Arini Sulistyoningsih1, Drs. Ps. Widi Rahardja, M.Pd.

2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta

mendeskripsikan peningkatan hasil belajar Pendidikan

Kewarganegaraan siswa kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga

semester II tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe time token berbantuan video.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan

kelas kolaboratif menggunakan model Kemmis dan McTaggart dengan

tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan dan observasi, serta

refleksi yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik

tes adalah butir soal dan non tes adalah lembar observasi. Teknik

analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif,

kualitatif, dan komparatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ≥85% hasil belajar

Pendidikan Kewarganegaraan siswa meningkat setelah

dilaksanakannya penelitian. Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada

kondisi pra siklus yaitu 61.4, siklus I sebesar 69.5, dan siklus II

sebesar 82. Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra

siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II

sebesar 100%. Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan,

penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil. Hal ini ditunjukkan

dengan presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100% dengan

seluruh siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

Berbantuan Video. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

7

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) berhubungan dengan cara mencari

tahu tentang hal-hal kewarganegaraan secara kritis dan rasional, sehingga Pkn

bukan sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan secara hafalan, namun juga

merupakan sebuah pembelajaran yang menuntut untuk berani dan aktif

berpendapat mengenai hal-hal kewarganegaraan. Pembelajaran PKn

menekankan cara berpikir yang kritis dan rasional, artinya siswa dapat

menganalisis informasi yang didapat dari hasil pengamatan, pengalaman dan

akal sehat atau komunikasi.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas menjadi hal yang

diperlukan oleh guru. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Selama ini guru

mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Guru lebih banyak menyampaikan

pembelajaran secara lisan (ceramah), sedangkan siswa hanya diam dan

mendengarkan.

Tetapi guru harus mampu melibatkan peserta didik secara aktif untuk

mengungkapkan pendapat mereka melalui pemikiran yang kritis dan rasional.

Seharusnya guru menjadi fasilitator di dalam kelas sehingga peserta didik

memiliki kesempatan untuk menggali sendiri pengetahuannya. Untuk itu guru

perlu memilih model pembelajaran yang dapat mendukung aktivitas tersebut.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan pokok dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe

time token dengan berbantuan video dapat meningkatkan hasil belajar

Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas V SD Negeri Blotongan 01

Salatiga?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai

penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe time token dengan

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

8

berbantuan video dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan

Kewarganegaraan pada siswa kelasV SD Negeri Blotongan 01 Salatiga

Semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time

token dengan berbantuan video dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar

siswa serta menjadi acuan teori bagi para peneliti-peneliti selanjutnya yang

berkaitan dengan PKn.

Manfaat bagi guru adalah meningkatkan kemampuan professional guru

dalam menyampaikan materi pembelajaran PKn. Sehingga mampu

menciptakan suasana, pengalaman dan hasil belajar siswa yang menarik dan

berkesan sehingga kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran PKn dapat

dengan mudah diterima dan pembelajaran PKn menjadi menarik dan

menyenangkan. Memberikan wawasann guru dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran PKn.

Manfaat bagi siswa adalah meningkatkan hasil belajar dan aktivitas

belajar siswa dalam hal ini keaktifan dan keterampilan dalam diri siswa untuk

mengungkapkan pendapat. Meningkatkan penguasaan konsep dan pemahaman

materi pembelajaran PKn. Melatih siswa untuk berpikir kritis, rasional dan

kreatif.

Manfaat bagi sekolah adalah menjadikan model pembelajaran

kooperatif tipe time token berbantuan video sebagai acuan untuk melakukan

pembelajaran secara inovatif, kreatif dan aktif guru terutama untuk

meningkatkan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD

(Depdiknas, 2002: 10-11) Menurut Depdiknas, Dimensi (civic

knowledge) Pengetahuan Kewarganegaraan , mencakup bidang politik, hukum

dan moral. Materi yang termasuk ke dalam pengetahuan kewarganegaraan

meliputi pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

9

pemerintah dan non pemerintah, identitas nasional, pemerintah berdasar hukum

(rule of law) dan peradilan bebas yang memihak, konstitusi, sejarah nasional,

hak dan tanggung jawab warganegara, hak asasi manusia, hak sipil, dan hak

politik.

Dimensi (civic skills) Keterampilan Kewarganegaraan , mencakup

keterampilan partisipasi dalam menjadi warga negara yang baik, misalnya

berperan serta aktif mewujudkan masyarakat madani, keterampilan

mempengaruhi dan monitoring jalannya pemerintahan dan proses pengambilan

keputusan politik, keterampilan memecahkan masalah-masalah sosial

keterampilan mengadakan koalisi, kerja sama, dan mengelola konflik.

Dimensi (civic values) Nilai-nilai Kewarganegaraan, mencakup percaya

diri, penguasaan atas nilai-nilai religious, norma dan moral luhur, nilai

keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara,

kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul, dan perlindungan

terhadap minoritas.

Dapat kita ketahui bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sangatlah

penting bagi siswa sekolah dasar, karena dalam Pendidikan Kewarganegaraan

terdapat penanaman nilai-nilai pendidikan moral.

Model Time Token

Menurut Suherman (2009: 11) bahwa “model time token (tanda waktu)

adalah model yang pertama kali digunakan oleh Arends pada tahun 1998 untuk

melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak

mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali”.

Menurut Arends (dalam Esterina: 2011), model pembelajaran kooperatif

tipe time token merupakan pembelajaran alternative yang mengajarkan

keterampilan sosial, yang mempunyai tujuan untuk menghindari siswa yang

selalu mendominasi pembicaraan atau siswa yang hanya diam sama sekali

dengan kurun waktu yang telah ditentukan.

Disimpulkan bahwa model time token adalah model pembelajaran yang

melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

10

mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali karena mereka berkonsentrasi

menyimak pembicaraan

Langkah-langkah Model Time Token

Adapun langkah-langkah model pembelajaran time token menurut Agus

Suprijono (2013: 133), langkah-langkah dalam strategi Time Token adalah

sebagai berikut:

1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi

2. Tiap siswa diberikan kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik,

tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.

3. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan,

setiap berbicara satu kupon.

4. Siswa yang habis kuponnya tidak boleh bicara lagi. Sedangkan,

siswa yang masih memiliki kupon harus bicara sampai kuponnya

habis.

Media Video

Media video merupakan komponen yang mampu menampilkan gambar

sekaligus suara dalam waktu yang bersamaan kondisi real dari suatu proses

sehingga memperkaya pemaparan dan bermanfaat untuk digunakan dalam

proses pembelajaran.

Penerapan Model Time Token Berbantuan Video pada Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam upaya pemanfaatan media video dalam proses kegiatan

pembelajaran, hendaknya kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

a. Program video harus dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Guru harus mengenal program video yang ada dan memahami

manfaatnya bagi pelajaran.

c. Sesudah program video di putar, harus diadakan diskusi agar

siswa memahami bagaimana mencari pemecahan masalah dan

menjawab pertanyaan.

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

11

d. Perlu diadakan tes agar mampu mengukur berapa banyak

informasi yang mereka tangkap dari program tersebut.

Tahapan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Time

Token (dalam Agus Suprijono, 2013:133) yang digabungkan dengan media

video pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu :

1) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan

pembelajaran.

2) Siswa mengamati video yang berhubungan dengan materi;

3) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai video yang

ditayangkan.

4) Siswa berkelompok dengan beranggotakan 3-4 orang dalam satu

kelompok. Setiap siswa dalam kelompok, mendapatkan 1 buah

kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon.

5) Mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi.

6) Jika kupon yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh

bicara lagi sampai semua temannya juga menghabiskan kupon

mereka.

7) Guru membacakan soal dari materi yang telah didiskusikan

masing-masing kelompok.

8) Siswa harus menyerahkan kupon setelah berbicara.

9) Tanya jawab.

10) Kesimpulan

Kajian Penelitian Relevan

Arum (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kualitas

Pembelajaran PKn Melalui Model Time Token Arends Dengan Media Audio

Visual Pada Siswa Kelas V SDN Kandri 01 Kota Semarang”. Dari

penelitiannya di dapat adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa dengan

penerapan model time token. Pada siklus I presentase ketuntasan hasil belajar

siswa sebesar 52% dengan rata-rata nilai 57,6, pada siklus II presentase

ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 71% dengan rata-rata nilai 67, dan pada

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

12

siklus III diperoleh presentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 87%

dengan rata-rata nilai sebesar 79.

Ratna Sari Dewi (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan

model Pembelajaran Time Token Arends Untuk Meningkatkan Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas V SDN Ketawanggede 2 Kota Malang”, menunjukkan

bahwa penerapan model pembelajaran Time Token Arends pada pembelajaran

Bahasa Indonesia dapat merubah cara belajar siswa dari menerima pengetahuan

menjadi membentuk pengetahuan sendiri melalui serangkaian kegiatan

berbicara. Selain itu metode time token dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Hal ini terbukti dari rata-rata hasil belajar pra tindakan yaitu 66 dengan

ketuntasan belajar kelas 46%, pada siklus I meningkat menjadi 78 dengan

ketuntasan belajar kelas sebesar 65%. Sedangkan di siklus II mengalami

peningkatan lagi menjadi 88 meskipun ada 1 siswa atau (4%) yang belum

mencapai ketuntasan belajar secara individu, namun dalam ketuntasan belajar

kelas sudah mencapai 96%.

Kajian empiris tersebut dijadikan acuan untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

Berbantuan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga

Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Hipotesis Penelitian

Penerapan metode time token diduga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V SD Negeri

Blotongan 01 pada Semester II Tahun 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian penelitian

tindakan kelas kolaborasi/kolaboratif. Penelitian kolaboratif ini melibatkan guru

kelas sebagai guru kolaboratif dna peneliti sebagai observer. Penelitian

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

13

kolaboratif ini digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Blotongan

01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Terdapat 21 siswa pada

kelas ini, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Variabel Penelitian

Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan merupakan variabel terikat

(Y), variabel ini mendapat pengaruh dari model Time Token yang mana pada

penelitian ini model Time Token berbantuan video menjadi variabel bebas (X),

untuk menghindari kesalahan pada masing-masing variabel, maka peneliti

membuat definisi masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Model Time Token

Model time token merupakan model pembelajaran tanda waktu yang

melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak

mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali karena mereka berkonsentrasi

menyimak pembicaraan.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan merupakan perubahan

perilaku dan perubahan kemampuan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan

keterampilan (psikomotor) yang diperoleh siswa selama dan setelah mengikuti

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Media Video

Media video pembelajaran yang digunakan adalah video pembelajaran

yang diambil dari internet. Video juga harus disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran. Video yang digunakan telah disesuaikan dengan materi

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang akan disampaikan.

Teknik Analisis

Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Dekriptif Kualitatif , Deskripsi Kuantitatif dan Deskripsi Komparatif. Karena

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

14

data yang diperoleh akan di analisis adalah berbentuk kata-kata atau penjelasan

(Deskriptif Kualitatif), berbentuk angka-angka (Deskripsi Kuantitatif) dan data

yang telah diperoleh kemudian akan dibandingkan (Deskriptif Komparatif).

Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Guru kolaboratif bertindak sebagai observer. Observasi berlangsung

selama penelitian berlangsung. Siswa dan peneliti menjadi objek

observasi. Observasi dinilai dan dicatat pada lembar observasi.

b. Tes (Tes Tertulis)

Tes dilaksanakan pada setip akhir siklus. Tes tertulis ini merupakan

evaluasi dari setiap siklus. Untuk mengukur sejauh mana pengetahuan

dan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran.

Indikator Kinerja

Indikator kerja adalah sebuah ukuran yang dipakai peneliti untuk mengukur

tingkat keberhasilan dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini akan

dikatakan berhasil apabila:

1) Penerapan model Time Token berbantuan video telah terlaksana

seluruhnya dengan baik.

2) Nilai tes formatif 85% siswa telah memenuhi KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah, yaitu ≥63.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Pra Siklus

Data hasil belajar pra siklus siswa kelas V SD Negeri Blotongan 01

Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Kewargenagaraan diperoleh dari Ujian

Tengah Semester 1 Tahun ajaran 2015/2016. Dari data yang diperoleh, terdapat

12 siswa (57.2%) belum tuntas dengan rata-rata nilai 56.2. Sedangkan 9 siswa

(42,8%) tuntas dengan rata-rata nilai 68.3.

Dari 21 siswa, terdapat 9 siswa tuntas dan 12 siswa belum tuntas pada

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kriteria ketuntasan minimal yang

ditetapkan oleh sekolah yaitu 63. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

15

75, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 46. Presentase

ketuntasan belajar baru mencapai 42.8% tuntas dan 57.2% belum tuntas.

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

No.

Kriteria

Ketuntasan

Minimal (KKM)

Kategori

Jumlah Siswa

Jumlah Presentase

1. ≥63 Tuntas 9 42.8%

2. ≤63 Belum Tuntas 12 57.2%

Jumlah 21 100%

Rata-rata Nilai 61.4

Nilai Tertinggi 75 9.5%

Nilai Terendah 46 4.7%

Siklus I

1. Perencanaan

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan

indikator pembelajaran yang terdapat dalam silabus mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas V semester II. RPP siklus I dirancang dalam dua kali

pertemuan (4 x 35 menit).

Pertemuan pada siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at, 1 April 2016.

Semua siswa hadir untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Materi ajar yang

digunakan adalah hal-hal yang terdapat dalam organisasi dan tugas dari

pengurus dan anggota organisasi. Dimana materi tersebut termuat dalam

Kompetensi Dasar 3.1 yaitu mendeskripsikan pengertian organisasi.

2. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Selama kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung, pengamatan

yang dilakukan meliputi penyajian materi ajar di dalam kelas. Hal tersebut

diamati berdasarkan lembar obervasi penerapan model time token. Pelaksanaan

pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah model time token dan dapat

dilihat pada lembar observasi penerapan model pembelajaran time token.

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

16

3. Hasil Tindakan

Hasil belajar siswa diperoleh saat pembelajaran telah usai dilaksanakan.

Pada pertemuan kedua di akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif terkait

dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. Siswa mengerjakan 10 soal

tes berupa pilihan ganda sesuai dengan indikator yang telah diajarkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan yang telah ditentukan sekolah sebesar 63. Siswa yang

mencapai ketuntasan minimal sejumlah 15 siswa, sedangkan sebanyak 6 siswa

masih mendapatkan nilai dibawah KKM.

Dari 21 siswa, sejumlah 15 siswa tuntas dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dan 6 siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh

yaitu 90 oleh 2 orang siswa dan nilai terendah yaitu 50 yang diperoleh 1 orang

siswa. Presentase ketuntasan belajar yang diperoleh pada pembelajaran siklus I

sebesar 71.5 % atau 15 orang siswa telah memperoleh nilai yang memenuhi

kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nilai Kategori Jumlah Siswa

Jumlah Presentase

1. ≤63 Belum Tuntas 6 28.5%

2. ≥63 Tuntas 15 71.5%

Jumlah 21 100%

Rata-rata Nilai 69.5

Nilai Tertinggi 90 9.5%

Nilai Terendah 50 4.7%

Hasil belajar yang diperoleh setelah pelaksanaan perbaikan

pembelajaran pada siklus I selama 2 kali pertemuan mengalami peningkatan

dari hasil belajar yang didapat pada siswa pada kondisi awal. Ketuntasan hasil

belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari jumlah presentase

siswa yang telah tuntas KKM sebesar 42.8% menjadi 71.5%.

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

17

Siklus II

1. Perencanaan

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi

dasar dan indikator pembelajaran yang terdapat dalam silabus mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan kelas V semester II. RPP siklus II dirancang

dalam dua kali pertemuan (4 x 35 menit). Kegiatan pada pertemuan pertama

yaitu penyampaian materi 4 indikator, dan pada pertemuan kedua dilakukan

kegiatan penyampaian materi (pemantapan) 2 indikator disertai pelaksanaan tes

formatif siklus I oleh siswa.

Tes formatif dirancang berdasarkan kompetensi dasar dan indikator

yang diambil oleh peneliti. Selain itu, materi ajar yang digunakan diadaptasi

dari buku pegangan guru dan siswa, serta lingkungan sekitar. Media video,

kupon dan toples dibuat untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran di kelas.

2. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Selama kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung, pengamatan yang

dilakukan meliputi penyajian materi ajar di dalam kelas. Hal tersebut diamati

berdasarkan lembar obervasi penerapan model time token. Pelaksanaan

pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah model time token dan dapat

dilihat pada lembar observasipenerapan model pembelajaran time token.

3. Hasil Tindakan

Hasil belajar siswa diperoleh saat pembelajaran telah usai dilaksanakan.

Pada pertemuan kedua di akhir siklus II, siswa mengerjakan tes formatif terkait

dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. Siswa mengerjakan 10 soal

tes berupa pilihan ganda sesuai dengan indikator yang telah diajarkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan yang telah ditentukan sekolah sebesar 63. Siswa yang

mencapai ketuntasan minimal sejumlah 21 siswa.

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

18

Sejumlah 21 siswa tuntas dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 100 oleh 2 orang siswa

dan nilai terendah yaitu 70 yang diperoleh 5 orang siswa. Presentase ketuntasan

belajar yang diperoleh pada pembelajaran siklus I sebesar 100 % atau 21 orang

siswa telah memperoleh nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal

(KKM).

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nilai Kategori Jumlah Siswa

Jumlah Presentase

1. ≤63 Belum Tuntas 21 100.0%

2. ≥63 Tuntas 0 0.0%

Jumlah 21 100%

Rata-rata Nilai 82

Nilai Tertinggi 100 9.5%

Nilai Terendah 70 23.8%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 1siswa (4.7%) belum

memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada pembelajaran siklus II.

Sedangkan 20 siswa telah memperoleh nilai diatas KKM yaitu ≥63.

Pembahasan

Hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.

Berikut merupakan rekapitulasi data hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan

siklus II pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelasV SD Negeri

Blotongan 01 Salatiga.

Rekapitulasi Data Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Kategori

nilai

Kondisi Awal (Pra

Siklus) Siklus I Siklus II

Jumlah Presenta

se

Jumlah Presenta

se

Jumlah Presenta

se

Belum

Tuntas

≤63

12 57.2% 6 28.5% 0 0%

Tuntas

≥63 9 42.8% 15 71.5% 21 100%

Jumlah 21 100 21 100 21 100

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

19

Rata-rata

Nilai 61.4 69.5 82

Nilai

Tertinggi 75 9.5% 90 9.5% 100 9.5%

Nilai

Terendah 46 4.7% 50 4.7% 70 23.8%

Jumlah siswa yang belum tuntas pada kondisi awal (Pra Siklus)

sebanyak 12 orang siswa (57.2%) turun menjadi 6 orang siswa (28.5%) setelah

dilaksanakannya siklus I. Pada akhir siklus, semua siswa berada pada kategori

tuntas yakni nilai yang diperoleh lebih besar sama dengan 63. Presentase siswa

yang telah mencapai KKM di kondisi pra siklus adalah 57.2% atau 9 siswa,

sedangkan pada siklus I sebesar 71.5% atau 15 siswa. Pada akhir siklus II

semua siswa sudah tuntas. .

Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa terlihat mulai dari kondisi

awal (pra siklus), siklus I dan siklus II. Presentase ketuntasan hasil belajar

kondisi awal (pra siklus ) sebesar 57.2%, sedangkan pada siklus I sebesar

71.5%. di akhir pembelajaran siklus II, diperoleh peningkatan ketuntasan hasil

belajar sebesar 100% siswa telah mencapai nilai KKM.

Berdasarkan pada hasil observasi hasil belajar terhadap siswa kelas V SD

Negeri Blotongan 01 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Tahun Ajaran 2015/2016 diketahui terjadi peningkatan dari kondisi pra siklus sampai

akhir siklus II. Hal tersebut dapat dilihat ketika siswa menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru, melaksanakan diskusi secara berkelompok sesuai dengan petunjuk

yang diberikan oleh guru, mengemukakan pendapat dengan baik. Siswa terlihat sangat

antusias dan bergembira dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, peneliti telah

merangkum peningkatan yang terjadi selama siklus berlangsung. Presentase hasil

belajar kondisi pra siklus 42.8% meningkat pada siklus I menjadi 71.5%. pada akhir

siklus II juga terlihat peningkatan yang signifikan menjadi 100%. Hal ini terbukti

peneliti telah melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan yang telah rancang dimana

dalam kegiatan-kegiatan tersebut selalu menggunakan model time token berbantuan

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

20

video. Dengan menggunakan model time token berbantuan video ini, siswa selalu

berperan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

PENUTUP

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan,

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token berbantuan

video terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri

Blotongan 01 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat dari

adanya peningkatan hasil belajar mulai dari kondisi pra siklus ke siklus I

dan siklus I ke siklus II setelah dilaksanakannya tindakan. Pada kondisi

awal (pra siklus) sebelum diadakannya tindakan, hasil belajar siswa adalah

42.8% atau 12 siswa belum tuntas, pada siklus I ketuntasan hasil belajar

meningkat sebesar 71.5% atau 6 orang siswa belum tuntas, dan siklus II

mengalami peningkatan menjadi 100% dengan 21 siswa berhasil

memperoleh nilai diatas KKM.

2) Penerapaan model pembelajaran kooperatif tipe time token berbantuan

video terbukti dapat meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa kelas

V SD Negeri Blotongan 01 Salatiga pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan semeseter II tahun pelajaran 2015/2016. Dari simpulan

diatas, telah menjawab seluruh rumusan masalah yang terjadi pada siswa

kelas V.

Saran

Bagi Siswa

Diharapkan siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token berbantuan

video dengan baik agar hasil belajar aspek pengetahuan meningkat.

1) Diharapkan agar siswa terlibat aktif dan dapat berkompetisi dengan baik

dalam kegiatan pembelajaran.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

21

Bagi Guru

1) Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran yang inovatif

dan kompetitif salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe time

token berbantuan video, sehingga proses dan hasil belajar mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan menjadi lebih optimal dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

Bagi Sekolah

1) Sekolah diharapkan memberikan dukungan kepada guru dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token berbantuan

video untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Diharapkan sekolah dapat memotivasi dan menganjurkan untuk

melaksanakan pembelajaran yang inovatif agar pembelajaran lebih

terpusat pada siswa.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

22

DAFTAR PUSTAKA

Arends, 2008. Learning to Teach-Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka

Belajar,(penerjemah Soetjipto, dkk).

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2015. MEDIA PEMBELAJARAN (Edisi Revisi). Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Aqib, Zainal, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.

___________. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

___________. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual. Bandung: Vilama Widya.

Danasasmita, Wawan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang.

Bandung: Rizqi Press.

Endang Purwanti, dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi. Jakarta : Depdiknas.

Endrayanto, Herman dan Yustiana Wahyu. 2014. Penilaian Hasil Belajar

Siswa di Sekolah. Daerah Istimewa Yogyakarta : Pt. Kanisius.

Fathurrohman. 2010. PEMBELAJARAN PKn DI SEKOLAH DASAR (Untuk

PGSD dan Guru SD). Yogyakarta : Nuha Litera.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Penerbit : Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR. Jakarta : Pustaka Setia.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Jakarta : Pustaka Pelajar.

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta:

DIVA Press.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok.

Jakarta : Alfabeta

Mukrima, S, Syifa. 2014. 53 Metode Belajar dan Pembelajaran. Bandung: UPI

Mulyasa. 2007. MENJADI GURU PROFESIONAL. Jakarta : Rosda

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ......Presentase ketuntasan belajar meningkat dari kondisi pra siklus yaitu sebesar 42.8%, siklus I sebesar 71.5%, dan siklus II sebesar 100%.

23

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakarta : Pustaka Pelajar.

Rifai, A dan Tri A.C. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Pres.

Ruminiati. 2013. PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD. Jakarta.

Rusdiana dan Elis Ratnawulan. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Saminanto. 2012. Ayo Praktik PTK, Semarang : Rasail.

Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif Buku

Panduan Wajib Guru, Dosen, dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Saiful

Amin Ghofur.

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyanto, 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13

Sukiman. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta : Pedagogia.

Sulasmono, Bambang Suteng,dkk. 2011. PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN. Salatiga : Tisara Grafika.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. (2009) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, edisi 4.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wibowo, Arum. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model

Time Token Arends Dengan Media AudioVisual Pada Siswa Kelas V

SDN Kandri 01 Kota Semarang Semester II Tahun Pelajaran

2013/2014. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Widyoko, S. E. (2009). Evaluasi Program Pemebelajaran.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.