PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING...
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING...
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING
TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATERI POKOK LOGIKA MATEMATIKA KELAS X A MA
TAJUL ULUM BRABO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN
2010/2011
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
SITI LUTHFIYAH
NIM: 073511019
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295
Fax. 7615987 Semarang
PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Luthfiyah
NIM : 073511019
Jurusan : Tadris
Prodi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk
sumbernya.
Semarang, 27 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Siti Luthfiyah
NIM: 073511019
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295
Fax. 7615987 Semarang
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan :
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Question
Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik Pada Materi Pokok Logika Matematika Kelas X A MA
Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Siti Luthfiyah
NIM : 073511019
Jurusan : Tadris
Prodi : Tadris Matematika
Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh dewan penguji fakultas tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam ilmu pendidikan matematika
Semarang, 27 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua ,
Dr. H. Ruswan, M.A
NIP. 19680424 199303 1 004
Sekretaris ,
Lulu' Choirun Nisa M. Pd
NIP. 19810720 200312 2 002
Penguji I,
Saminanto, S.Pd, M.Sc
NIP. 19720604 200312 1 002
Penguji II,
Hj. Minhayati Shaleh, M.Sc.
NIP. 19760426 200604 2 001
Pembimbing I,
Saminanto, S.Pd, M.Sc
NIP. 19720604 200312 1 002
Pembimbing II,
Drs. H. Abdul Wahib, M.Ag
NIP. 19600615 199103 1 004
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295
Fax. 7615987 Semarang
NOTA PEMBIMBING Semarang, 31 Mei 2011
Kepada Yth.
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan
dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul :“Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe
Question Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Logika
Matematika Kelas X A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan
Tahun Pelajaran 2010/2011”
Nama : Siti Luthfiyah
NIM : 073511019
Jurusan : Tadris
Program Studi : Tadris Matematika
Saya memohon bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang
munaqosyah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Saminanto, S.Pd, M.Sc
NIP. 19720604 200312 1 0
v
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295
Fax. 7615987 Semarang
NOTA PEMBIMBING Semarang, 31 Mei 2011
Kepada Yth.
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan
dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul :“Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe
Question Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Logika
Matematika Kelas X A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan
Tahun Pelajaran 2010/2011”
Nama : Siti Luthfiyah
NIM : 073511019
Jurusan : Tadris
Program Studi : Tadris matematika
Saya memohon bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang
munaqosyah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing II
Drs. H. Abdul Wahib, M.Ag
NIP. 19600615 199103 1 004
vi
ABSTRAK
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe
Question Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Logika
Matematika Kelas X A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan
Tahun Pelajaran 2010/2011 Penulis : Siti Luthfiyah
NIM : 073511019
Penelitian ini berawal dengan adanya permasalahan dikelas X-A MA TAJUL
ULUM BRABO yaitu rendahnya nilai rata-rata peserta didik pada materi logika
matematika dikarenakan sulitnya peserta didik dalam membedakan antara kalimat
terbuka dan kalimat tertutup dan keabstrakan peserta terhadap simbol-simbol yang
terdapat dalam materi logika matematika. Selain itu berdasarkan pengamatan juga
diperoleh fakta bahwa rendahnya nilai belajar peserta didik dikarenakan kurangnya
aktifitas peserta didik pada pelajaran matematika, kegiatan pembelajaran masih
didominasi oleh guru, peserta didik yang tidak memahami tersebut tidak mau
bertanya. Diharapkan pembelajaran melalui model pembelajaran active learning tipe
Question Student Have (QSH) akan meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
materi logika matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Penerapan model pembelajaran
active learning tipe Question Student Have (QSH) di kelas X A MA TAJUL ULUM
Brabo pada materi pokok Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011.
2)Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH)
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X A MA TAJUL
ULUM Brabo pada materi pokok Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek penelitian peserta didik
kelas X-A MA TAJUL ULUM BRABO tahun pelajaran 2010/2011 sejumlah 33
peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan teknik pengambilan data
ada 4 metode yaitu (1) Dokumentasi, (2) Wawancara, (3) Tes, dan (4) Observasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktifitas peserta didik
dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran active learning tipe
Question Student Have (QSH) sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas X-A MA TAJUL ULUM Brabo dari nilai rata-rata Pra siklus 50.60 dengan
ketuntasan klasikal 15.15% menjadi 60,73 dengan ketuntasan klasikal 66,67% pada
siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dengan rata-rata 71,48
dengan ketuntasan klasikalnya mencapai 87,10%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pembelajaran matematika melalui model pembelajaran active learning tipe QSH
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X-A MA Tajul Ulum Brabo
khususnya pada materi Logika Matematika.
vii
MOTTO
zƒÏ% ©!$#uρ (#ρ ߉ yγ≈ y_ $ uΖŠ Ïù öΝåκ̈]tƒÏ‰ öκs]s9 $ uΖn=ç7ß™ 4 ¨βÎ)uρ ©! $# yì yϑs9 t ÏΖÅ¡ós ßϑø9$# ∩∉∪
Artinya :
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-
benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan
Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik"
(QS. Al-Ankabut : 69).
viii
PERSEMBAHAN
Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah SWT, Tuhan sumber
segala muara esensi, Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran
Skripsi ini untuk:
1. Ayahanda (Masrukhin) dan ibunda tercinta (Siti Kabsah) beliaulah semua
limpahan, curahan, kasih sayang, serta do’a nya yang tulus dan ikhlas
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi.
2. Kakak-kakak dan adik-adikku Tersayang : Masruri, mbk Inarotul Ulya,
miftakhul jannah dan anas wahidi yang telah memberi semangat dan motivasi
kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir kuliah
(skripsi).
3. Bapak kyai Amnan Muqoddam dan ibu Nyai Rofiqotul Makiyyah beserta
keluarga selaku pengasuh Pon. Pes Al-Hikmah. Terima kasih atas lautan doa
yang panjenengan berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
4. Adek-adekku dan mbk-mbkku di pondok pesantren putri Al-Hikmah (keluarga
besar kamar al azka) yang telah membuat hidupku menjadi lebih berarti dan
berwarna.
5. Sahabat sejatiku keluarga besar TM A (uun, mbk tin, nisak, dan temen-temen
yang lain yang tidak bisa saya sebutan satu persatu ) yang telah memberikan
motivasi, semangat, dukungan serta doanya.
6. Sahabat sejatiku seposko KKN IAIN WALISONGO angkatan ke 56 desa tabet
(pak kordes, mz barri, faqih, latif, pak min, dewil, fida, elly, mb mus, yanti)
terimakasih atas kebersamaanya, terimakasih atas kesetiaannya menjaga dan
mensuport penulis agar lebih maju.
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan
bantuannya yang turut dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga segala
bantuannya yang tidak ternilai ini mendapat balasan dari Allah SWT dengan
balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua
pihak khususnya bagi peneliti.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq, inayah dan bimbingan serta kekuatan
lahir batin kepada diri peneliti, sehingga dalam penyusunan tugas akhir
perkuliahan berupa skripsi dapat terselesaikan sebagaimana mestinya melalui
proses yang panjang. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan yang baik bagi
seluruh umat, pembawa petunjuk ke jalan yang lurus.
Penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Active
Learning Tipe Question Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Logika Matematika Kelas X A
MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011” pada
dasarnya disusun untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Oleh karena itu karya ilmiah ini merupakan kulminasi-formal akademik, selain
untuk memenuhi kewajiban akademik juga sebagai wahana pengembangan
ilmu pengetahuan, dan solusi dunia kependidikan.
Penulis mencurahkan segala kemampuan untuk menyelesaikan karya
tulis ini, penulis juga memiliki rasa keingintahuan yang besar karena
dianugerahi akal oleh sang Maha Pencipta. Penulis sadar sebagai Insan biasa
tentu memiliki banyak kekurangan dan kelemahan dan jauh dari
kesempurnaan keterbatasan kemampuan dalam diri penulis.
Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh
karena itu izinkan peneliti untuk mengucapkan terima kasih kepada hamba-
hamba Allah yang mulia yang telah membantu peneliti sehingga karya
sederhana ini menjadi kenyataan bukan angan-angan belaka. Peneliti
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Suja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Bapak H. Mursyid M. Ag, Selaku Ketua Jurusan Tadris.
3. Saminanto S. Pd. M, Sc., selaku Pembimbing I (Bidang Materi) yang
telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan tekun
x
dan sadar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Dr. H. Abdul Wahib, M. Ag., selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi),
yang juga telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya
dengan tekun dan sadar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Yulia Romadiastri, S. Si selaku dosen matematika, beserta Bapak dan Ibu
Dosen yang belum disebut yang telah membimbing, mendidik dan
memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif,
transformatifinovatif dalam menggali ayat-ayat qauliyah dan kauniyyah
selama menimba ilmu di Kampus IAIN Walisongo Semarang.
6. Bapak kyai Amnan Muqoddam dan ibu Nyai Rofiqotul Makiyyah beserta
keluarga selaku pengasuh Pon. Pes Al-Hikmah. Terima kasih atas lautan
doa yang panjenengan berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini.
7. Ali Mas'udi M.Ag, Kepala Sekolah MA TAJUL ULUM BRABO yang
telah memberikan izin kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian
ini.
8. Aliyatussifah, S. Pd., Guru Mata Pelajaran Matematika MA TAJUL
ULUM BRABO yang telah memberikan informasi dan membantu
penelitian ini.
9. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 yang senantiasa menjadi
penyemangat penulis.
10. Sahabat-saabatku KKN Posko 40 (pak kordes tian, Barri, faqih, latif, pak
min, Dewil, Fida, Elly, Mb Mus, Yanti) yang selalu memberikan
semangat dan selalu membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Makasih
atas segala semangat, kebersamaan dan do'anya dan terimakasih menjadi
sahabat terbaik.
Semarang, 31 Mei 2011
Penulis
Siti Luthfiyah
NIM. 073511019
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Penegasan Istilah .......................................................................... 4
C. Perumusan Masalah.................................................................... . 7
D. Tujuan Masalah ........................................................................... 7
E. Manfaat Pelitian ........................................................................... 7
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori............................................................................. 9
1. Pengertian Belajar ................................................................ 9
2. Pembelajaran Matematika ..................................................... 16
3. Model Pembelajaran active learning .................................... 19
4. Model Pembelajaran active learning tipe QSH .................... 23
5. Teori Belajar yang mendasari model QSH ........................... 26
6. Materi Pokok Logika Matematika ........................................ 28
B. Kajian Penelitian Relevan .......................................................... 32
C. Kerangka Berfikir ....................................................................... 33
D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 37
xii
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................................................. 38
B. Materi Penelitian .......................................................................... 38
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 39
D. Subjek Penelitian ........................................................................ 41
E. Rancangan Penelitian .................................................................. 42
1. Pra Siklus ............................................................................. 44
2. Siklus I .............................................................................. 44
3. Siklus II .............................................................................. 47
F. Kolaborator dan Pelaksana ......................................................... 50
G. Sumber dan Jenis Data ................................................................ 50
H. Tekhnik Pengumpulan Data ........................................................ 51
I. Metode Analisis Data ................................................................... 52
J. Indikator Keberhasilan ............................................................... 54
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah ....................................................... 55
1. Sejarah Berdirinya Madrasah ............................................... 55
2. Identitas Sekolah ................................................................ 57
B. Hasil peneIitian .......................................................................... 57
1. Pra siklus ............................................................................. 57
2. Siklus I ............................................................................ 59
3. Siklus II ............................................................................. 66
C. Pembahasan Penelitian............................................................... 74
1. Pra siklus ............................................................................ 74
2. Siklus I ............. ................................................................... 74
3. Siklus II ............. .................................................................. 77
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 82
B. Saran ............................................................................................ 83
C. Penutup ........................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian.............................................................................. 39
Tabel 2 Daftar Peserta Didik ......................................................................... 41
Tabel 3 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I ................................. 63
Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II ................................ 69
Tabel 5 Daftar Nilai Peserta Didik materi Logika Matematika Pada tahun
Pelajaran 2008/2009 ........................................................................ 74
Tabel 6 Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus I ............................. 75
Tabel 7 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik pada Siklus I ..................... 76
Tabel 8 Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus I ............................... 77
Tabel 9 Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pra siklus I dan siklus I
Peserta didik Siklus II ...................................................................... 77
Tabel 10 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik pada Siklus II .................. 78
Tabel 11 Ketuntasan Aktivitas Peserta Didik pada siklus I dan II ...................... 79
Tabel 12 Ketuntasan Aktivitas Peserta didik Siklus I dan siklus II ................. 76
Tabel 13 Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus II ............................. 78
Tabel 14 Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus, Siklus I Dan
Siklus II ............................................................................................ 81
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Hadir Peserta didik Kelas X-A Tajul Ulum Brabo Siklus I.
Lampiran 2 Daftar Hadir Peserta didik Kelas X-A Tajul Ulum Brabo Siklus II.
Lampiran 3 Soal Soal Pra Siklus
Lampiran 4 Kunci Jawaban Pra Siklus
Lampiran 5 Hasil Nilai Peserta Didik Pra Siklus
Lampiran 6 Daftar Kelompok Peserta didik Kelas X A pada Siklus I.
Lampiran 7 Daftar Kelompok Peserta didik Kelas X A pada Siklus II
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru
Lampiran 10 Lembar Observasi Peserta Didik
Lampiran 11 Soal Soal Siklus I
Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Soal I
Lampiran 13 Lembar Hasil Observasi Guru pada Siklus I
Lampiran 14 Lembar Hasil Observasi Peserta Didik pada Siklus I
Lampiran 15 Daftar Nilai Tes Akhir Materi logika matematika siklus I
Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 17 Soal Soal Siklus II
Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Siklus II
Lampiran 19 Lembar Hasil Observasi Guru Siklus II
Lampiran 20 Lembar Hasil Observasi Peserta Didik Siklus II
Lampiran 21 Daftar Nilai Peserta Didik Siklus II
Lampiran 22 Perbandingan Lembar Observasi Guru Siklus I dan siklus II
Lampiran 23 Perbandingan Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I dan siklus II
Lampiran 24 Perbandingan Nilai Peserta didik Pra Siklus, Siklus I dan siklus II
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Dan
salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya bernalar pada
diri peserta didik yang tercermin melalui kemampuan berfikir kritis, logis,
sistematis dan memiliki sifat obyektif, jujur, displin dalam menyelesaikan
permasalahan baik dalam matematika, bidang lain maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Namun keadaan dilapangan belum sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil studi menyatakan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan
yang menggembirakan namun pemahaman dan pembelajaran peserta didik
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian peserta didik
berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984)
menunjukkan bahwa peserta didik dalam ruang kelas hanya memperhatikan
pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara
penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit
pertama perhatian peserta didik dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai
menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.1
Kondisi tersebut diatas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di
lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam
dunia pendidikan, terutama disebabkan peserta didik di ruang kelas lebih
banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga
apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru
matematika kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo, diperoleh keterangan bahwa
rendahnya hasil belajar pada materi Logika Matematika dikarenakan sulitnya
peserta didik dalam membedakan antara kalimat terbuka dan kalimat tertutup
1Melvin L. Silberman Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli
et al.) 101 Strategis To Teach Any Subject, (Bandung: Raisul Muttaqin, 2006), hlm. 24
2
dan keabstrakan peserta terhadap simbol-simbol yang terdapat dalam materi
logika matematika. Kurangnya kekongkritan peserta didik terhadap materi
logika matematika ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik, apalagi materi kalimat terbuka dan kalimat tertutup adalah materi awal
yang harus dikuasai peserta didik untuk dapat memahami materi selanjutnya.
Selain itu, rendahnya hasil belajar peserta didik ini juga berhubungan
dengan keaktifan belajar peserta didik, seperti keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran yang masih belum kelihatan, peserta didik jarang bertanya
kepada guru meskipun belum paham terhadap materi, serta kurangnya
keberanian dan keaktifan peserta didik dalam mengerjakan soal latihan di
depan kelas. Padahal keaktifan peserta didik dalam belajar merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Keaktifan peserta didik
dalam pembelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
belajarnya, dimana jika keaktifan belajar peserta didik baik maka hasil yang
diperoleh pun baik pula.
Dari wawancara guru juga telah diketahui bahwa aktivitas peserta didik
dalam kelas hanyalah mendengar dan mencatat saja sehingga peserta didik
cenderung mudah lupa dengan materi yang telah dipelajari. Dan salah satu
penyebab mengapa kebanyakan peserta didik cenderung melupakan apa yang
mereka dengar adalah perbedaan kecepatan bicara guru dengan tingkat
kemampuan peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan guru.
Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara peserta
didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya (setengah dari
apa yang dikemukakan guru), karena peserta didik mendengarkan pembicaraan
guru sambil berpikir sehingga peserta didik kurang memahami materi-materi
matematika yang lebih mengedepankan logikanya. Hal ini diperkuat lagi
dengan rata-rata peserta didik mendapat nilai 50,60 untuk pokok bahasan
Logika Matematika. Nilai ini masih jauh di bawah nilai KKM sekolah, dimana
sekolah ini telah menetapkan untuk mata pelajaran matematika nilai KKM-nya
adalah 6,5.
3
Untuk itu guru harus berusaha agar anak didik aktif dan kreatif secara
optimal. Guru tidak harus terlena dengan gaya mengajar tradisional. Karena
gaya mengajar seperti itu sudah tidak sesuai dengan konsepsi pendidikan
modern. Pendidikan menghendaki penerapan CBSA (cara belajar siswa aktif)
dalam kegiatan interaktif edukatif. Guru bertindak sebagai fasilitator,
pembimbing dan anak didik yang lebih aktif-kreatif dalam belajar. 2 Dan untuk
mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar guru harus dapat
melaksanakan metode belajar yang dapat menarik siswa untuk aktif dan terlibat
secara mental sehingga minat belajar siswa akan lebih baik. Metode belajar
yang dimaksud adalah metode belajar aktif (active learning).
Salah satu model pembelajaran yang akan penulis coba untuk
mengatasi rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh peserta didik
tersebut adalah dengan menerapkan model belajar aktif tipe Question Student
Have (QSH). Motede ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan
harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka
miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi
peserta didik melalui tulisan. Tipe ini sangat baik digunakan pada peserta didik
yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-
harapan.
Dengan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
akan melakukan penelitian dengan judul ”PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUESTION STUDENT
HAVE (QSH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MATERI POKOK LOGIKA MATEMATIKA KELAS X A
MA TAJUL ULUM BRABO GROBOGAN TAHUN PELAJARAN
2010/2011”
2 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet III, hlm. 62-63
4
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul
diatas, maka penulis menjelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung dalam
judul skripsi sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Active Learning
Menurut Trianto model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.3
Sedangkan pembelajaran aktif menurut Hermawy Munthe & Sekar
Ayu Aryani (2007) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti
mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran.4
Jadi model pembelajaran active learning adalah suatu model
pembelajaran yang diarahkan dalam mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik supaya dapat belajar aktif sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2. Model Pembelajaran Question Student Have (QSH)
Model pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH)
dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan
ketrampilan bertanya5. Model ini adalah merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan peserta didik
sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki.
Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan
partisipasi peserta didik melalui tulisan, hal ini sangat baik digunakan pada
3 Trianto, M. Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), Cet II, hlm. 22 4 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insane Madani, 2008) 5 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem), (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009) hlm. 108
5
peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan
dan harapan-harapan melalui percakapan.
3. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Meningkatkan berarti menaikkan, mempertinggi.6 Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.7
Jadi meningkatkan hasil belajar peserta didik berarti meningkatnya
hasil belajar peserta didik dari proses belajar yang berupa perubahan
tingkah laku atau kemampuan mental.
4. Logika Matematika
Logika (logic) berasal dari Yunani “logos” yang berarti “kata”,
”ucapan” atau “alasan”. Logika dapat diartikan ilmu yang berhubungan
dengan prinsip-prinsip validitas penalaran dan argument. Sedangkan logika
matematika adalah logika yang menggunakan kaidah-kaidah dan aturan-
aturan matematika untuk menyelesaikannya.8
Logika matematika adalah merupakan salah satu materi pokok yang
diajarkan di Sekolah Menengah Atas atau SMA pada kelas X semester II.
Materi yang dipelajari dalam penelitian ini hanya pada sub materi
pengertian Logika Matematika, Kalimat Terbuka, Kalimat Tertutup,
Ingkaran (Negasi), Konjungsi, Disjungsi, Implikasi dan Biimplikasi.
Berikut ini adalah ruang lingkup materi logika matematika yang
terangkum dalam SK, KD dan Indikator berikut:
Standar Kompetensi : 4. Menggunakan logika matematika dalam
pemecahan masalah yang berkaitan
dengan pernyataan majemuk dan
pernyataan berkuantor
6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 1060 7 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), Cet. VI hlm. 22 8 F. Soesianto & Djoni Dwijono, Seri Logika Matematika; Logika Proposisional,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2003), hlm 1-2
6
Kompetensi dasar : 4. 1 Memahami pernyataan dalam matematika
dan ingkaran atau negasinya
Indikator :
1. Menyatakan pengertian logika matematika
2. Menyatakan pengertian kalimat terbuka dan
kalimat tertutup
3. Menyatakan pengertian dan tabel kebenaran
dari negasi, disjungsi, konjungsi, implikasi
dan biimplikasi.
4. Menyatakan ingkaran (negasi), disjungsi,
konjungsi, implikasi dan biimplikasi dari
suatu pernyataaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka arti keseluruhan dari “penerapan
model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH)
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X MA TAJUL ULUM
Brabo Tahun Pelajaran 2010-2011” adalah suatu penelitian dengan
penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have
(QSH) pada mata pelajaran matematika materi pokok logika matematika
dengan cara mengaktifkan peserta didik melalui tulisan.
Tulisan ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan
harapan peserta didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang
mereka miliki. Peserta didik yang kurang berani mengungkapkan
pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan dapat
mengungkapkannya lewat tulisan, sehingga aktivitas dan hasil belajar
peserta didik kelas X MA TAJUL ULUM Brabo Tahun Pelajaran 2010-
2011 dapat meningkat.
7
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, dapat
dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran active learning tipe Question
Student Have (QSH) di kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo pada materi
pokok Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011?
2. Apakah penerapan model pembelajaran active learning tipe Question
Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta
didik kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo pada materi pokok Logika
Matematika tahun pelajaran 2010/2011?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have
(QSH) di kelas X A MA TAJUL ULUM Brabo pada materi pokok Logika
Matematika tahun pelajaran 2010/2011
2. Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have
(QSH) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X
A MA TAJUL ULUM Brabo pada materi pokok Logika Matematika tahun
pelajaran 2010/2011
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Bagi Guru
a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan Logika
Matematika dengan menggunakan model pembelajaran Active
Learning tipe Question Student Have (QSH)
b. Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam proses belajar
mengajar khususnya dalam pemilihan model pembelajaran yang
efektif yang dapat meningkatkan partisipasi peserta didik.
8
2. Bagi Peserta Didik
a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik
serta dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi dan
mendengarkan pendapat orang lain, melatih rasa peduli dan kerelaan
untuk berbagi dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang
lain
c. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengaktifkan diri dalam
proses belajar mengajar.
d. Melatih peserta didik untuk lebih berani mengungkapkan ide dan
mengajukan pertanyaan meskipun lewat selembar kertas.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam
usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran
matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan
sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan.
4. Bagi Peneliti
a. Dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk memperluas wawasannya
tentang model- model pembelajaran yang ada.
b. Mendapat pengalaman langsung melaksanakan model pembelajaran
Active Learning tipe Question Student Have (QSH) untuk mata
pelajaran matematika di MA TAJUL ULUM Brabo.
c. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap
melaksanakan tugas di lapangan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.1
Sedangkan secara terminologi definisi belajar banyak
dikemukakan oleh para ahli antara lain:
1) Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow
”Learning is acquisitation of habits, knowledge, and
attitude it involves new ways of doing things, and it operates in an
individual’s attempts to over come obstacles or to udjust to nem
situations”
Artinya belajar adalah hasil yang dicapai dari kebiasaan,
pengetahuan, sikap. Ini mencakup cara baru dalam melakukan
sesuatu dan mengoperasikannya atau menguasahakannya didalam
usaha seseorang untuk mengatasi hambatan atau menyesuaikan diri
dengan keadaan yang baru.2
2) Menurut Oemar Hamalik belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as
the modification or strengthening of behavior through
experiencing). Menurut pandangan ini belajar merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar
bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
1 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), Cet. III, hlm. 17. 2 Lester D. Crow and Alice Crow, Education Psycology, ( New York: American Book
Company, 1958), hlm. 225.
10
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan
melainkan pengubahan kelakuan3
3) Slameto menyebutkan “belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri”.4
4) Muhibbin Syah menyebutkan bahwa belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaki dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.5
5) Dalam Kitab Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris
T٦داء K@ L>DMN ON CPQIرHIاCDEFG هA @?<= >; اArtinya:
” Belajar adalah merubah dengan mengadakan pelatihan”.
Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian belajar, yaitu suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan yang ditampakkan dalam peningkatan kecakapan
pengetahuan, sikap, tingkah laku, pemahaman, keterampilan (dengan
serangkaian kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan lain sebagainya) dan bisa dikatakan bahwa belajar adalah mencari
ilmu untuk memperoleh pengetahuan sehingga derajat kehidupannya
meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah ayat 11 yang
berbunyi:
3 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), Cet
VI, hlm.27 4 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.
2. 5 Muhibbin Syah, M. Ed. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdaskarya, 2000), Cet. V, hlm. 93 6 M. Muzamil Basir dan M. Malik M. Said, Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris,
(Mekkah: Darul Liwa’,t.th.),hlm. 64.
11
$ pκš‰r' ‾≈ tƒ t Ï%©!$# (# þθ ãΖtΒ#u #sŒ Î) Ÿ≅ŠÏ% öΝä3s9 (#θ ßs ¡¡x�s? †Îû ħÎ=≈ yf yϑø9 $# (#θ ßs |¡ øù$$ sù
Ëx|¡ ø�tƒ ª!$# öΝä3s9 ( #sŒ Î)uρ Ÿ≅ŠÏ% (#ρâ“ à±Σ$# (#ρâ“ à±Σ$$ sù Æìsùö� tƒ ª!$# tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u öΝä3ΖÏΒ
tÏ% ©!$#uρ (#θ è?ρé& zΟù=Ïè ø9 $# ;M≈ y_ u‘yŠ 4 ª! $#uρ $ yϑÎ/ tβθ è=yϑ÷ès? ×��Î7 yz ∩⊇⊇∪
Artinya:
"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Mujidalah: ayat 11)7
b. Ciri-ciri belajar
Dari beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya
beberapa ciri belajar, yaitu:
1) Perubahan terjadi secara sadar
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku8
c. Prinsip-prinsip belajar
Menurut Davies (1991), di dalam tugas melaksanakan proses
belajar mengajar, seseorang guru harus memperhatikan beberapa
prinsip belajar berikut:
1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya
sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar
tersebut untuknya.
7 Departemen Agama RI, Al Qur andan Terjemah, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 2001) 8 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, hlm. 3- 4
12
2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan
untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan
belajar
3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera
diberikan penguatan (reinforcement)
4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah
pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti
5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari
sendiri, maka ia lebh termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar
dan mengingat lebih baik.9
d. Aktivitas Peserta didik
Aktivitas peserta didik sama maknanya dengan perbuatan, yang
menghendaki gerakan fungsi otak individu yang belajar. Aktivitas
tersebut menghasilkan perubahan tingkah laku berupa pengetahuan,
sikap dan keterampilan (Marial, 1993). Aktivitas mutlak diperlukan
dalam proses belajar mengajar untuk memperoleh pengetahuan karena
esensi dari pengetahuan adalah kegiatan, aktivitas baik secara fisik
maupun mental (Semiawan, 1992).
Indikator yang menyatakan aktivitas peserta didik dalam proses
belajar mengajar menurut Paul B. Diedrich yang dikutip Sardiman
(2001), adalah:
1) Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar,
demontrasi dan mengamati percobaan
2) Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan
interupsi.
3) Listening activities seperti mendengarkan uraian, mendengarkan
percakapan, mendengar diskusi dan mendengarkan pidato.
9 Dr. Aunurrohman,. M. Pd, Belajar dan Pembelajaran, (Pontianak: Alfabeta, 2009) him. 113-
114
13
4) Writing activities seperti menulis, membuat laporan, mengisi angket
dan menyalin.
5) Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, membuat
peta dan diagram.
6) Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi
model, dan melakukan demontrasi.
7) Mental activities seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8) Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tegang, dan gugup.10
Oleh karena itu, tidak semua metode belajar dapat memberikan
kegiatan yang sama banyak, maka guru hendaknya menggunakan
berbagai metode pembelajaran yang bervariasi agar diperoleh berbagai
aktivitas.
e. Hasil belajar
Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia “hasil
adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, diladikan,) oleh usaha (pikiran)11
dan “belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan atau
ilmu”12.
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar adalah hasil dari
proses belajar yang berupa perubahan tingkah laku atau peningkatan
kemampuan mental peserta didik berupa dampak pengajaran dan
dampak pengiring. Dampak pengajaran yaitu hasil yang dapat diukur
seperti tertulis dampak angka rapor atau angka dalam ijazah. Dampak
pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain.
Menurut Nana sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
10 Sadirman, A. M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Bagi Guru Dan
Calon Guru, (Jakarta: Rajawali, 1992), Cet IV, hlm. 101 11 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 300. 12 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm.17
14
belajarnya.13 Sedangkan menurut Mulyono Abdurrahman, hasil belajar
adalah “kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui
kegiatan belajar”.14
Menurut Benyamin Bloom yang secara garis besar
mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 ranah yaitu:
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
6 aspek yaitu: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi
2) Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas 5 aspek
yaitu : penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
3) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada 6 aspek ranah psikomotorik yaitu:
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan reflek,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan
gerakan ekspresif dan interpretatif.15
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta
didik setelah melalui kegiatan belajar, berupa dampak pengajaran
(kognitif) yang ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan
guru dan dampak pengiring (afektif dan psikomotorik) yang
ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku atau peningkatan
kemampuan, hal ini dimaksudkan bahwa hasil belajar berhubungan
13 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), Cet. VI hlm. 22 14 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
1999), hlm. 37. 15 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm 22
15
dengan kemampuan yang diperoleh seseorang dalam bentuk yang
saling berkaitan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
f. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembelajaran
Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis
besar faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.16
1. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik. Faktor intern dikelompokkan menjadi faktor
jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
Dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan
rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan
kelelahan rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan.
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a) Faktor keluarga
Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik,
relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah,
pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas
pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
16 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, hlm. 54.
16
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi
terkait dengan keberadaan peserta didik dengan masyarakat.
Faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar yang paling
dominan adalah kualitas pengajaran, kualitas pengajaran adalah
tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar
dalam mencapai tujuan pengajaran. Faktor intern (kemampuan
peserta didik) dan faktor ekstern (kualitas pengajaran) mempunyai
hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar peserta didik.17
2. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian pembelajaran
Menurut Gagne sebagaimana yang dikemukakan oleh Margaret
E. Bell Gredler (1991: 207) bahwa pembelajaran adalah seperangkat
acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya
proses belajar yang sifatnya internal.18 Pengertian ini mengisyaratkan
bahwa pembelajaran merupakan proses yang sengaja di rencanakan dan
dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi
terjadinya proses belajar.
Komponen yang harus ada demi terciptanya sistem lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar adalah tujuan,
materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, didik/peserta didik, dan
adanya pendidik/guru.
2. Pembelajaran Matematika
Menurut Reyt.,et al. (1998:4) matematika di definisikan sebagai
(1) studi pola dan hubungan (study of patterns and relationships)
dengan demikian masing-masing topik itu akan saling berjalinan satu
17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 41. 18Drs. H. Mgs. Nazaruddin, MM, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep,
Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum), (Yogjakarta: Sukses Offset, 2007) Cet. I, hlm. 162
17
dengan yang lain yang membentuknya, (2). Cara berpikir (way of
thinking) yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan
mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari,
(3). Suatu seni (an art) yaitu ditandai dengan adanya urutan dan
konsistensi internal, dan (4) sebagai bahasa (a language) dipergunakan
secara hati-hati dan didefinisikan dalam term dan symbol yang akan
meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi akan sains, keadaan
kehidupan riil, dan matematika itu sendiri, serta (5) sebagai alat (a tool)
yang dipergunakan oleh setiap orang dalam menghadapi kehidupan
sehari-hari.19
Hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk
memahami arti dan hubungan-hubungan serta symbol-simbol,
kemudian diterapkannya pada situasi nyata. Schoenfeld (1985)
mendefinisikan bahwa belajar matematika berkaitan dengan apa dan
bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan untuk
pemecahan masalah.20
Sedangkan pembelajaran matematika adalah proses atau kegiatan
guru mata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika
kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk
menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,
bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik
serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam
mempelajari matematika sebagai wahana untuk menumbuh
kembangkan kecerdasan, kemampuan, serta membentuk kepribadian
peserta didik.
19Syarifuddin, Pembelajaran Matematika Sekolah,
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/07/pembelajaran-matematika-sekolah-1.html (Senin, 13 Oktober 2010, 11.06)
20 Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M. Pd, Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belejar
Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hlm, 130
18
Dalam pembelajaran Matematika tidak dapat dilaksanakan secara
melompat-lompat tetapi harus tahap demi tahap, dimulai dengan
pemahaman ide dan konsep yang sederhana sampai kejenjang yang
lebih kompleks. Peserta didik tidak mungkin dapat mempelajari konsep
lebih tinggi sebelum ia menguasai atau memahami konsep yang lebih
rendah.
Dalam artikel Syarifuddin prosedur pembelajaran matematika
yang menekankan pada konsep-konsep matematika antara lain:
1) Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran
suatu konsep baru matematika. Pembelajaran penanaman konsep
dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan
kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru
matematika yang abstrak.
2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
matematika. Pemahaman konsep terdiri dari atas dua pengertian.
Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman
konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran
pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi
masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.
3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran
pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam
menggunakan berbagai konsep matematika.21
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah
adalah unsur/bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan
kepentingan kependidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, penyajiannya disesuaikan dengan perkembangan intelektual
siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk
21Syarifuddin, langkah-langkah pembelajaran Matematika, http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/langkah langkah-pembelajaran-matematika_11.html (Senin, 13 Oktober 2010, 11.06)
19
mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa sehingga tujuan
pembelajaran matematika sekolah dapat tercapai.
3. Model Pembelajaran Active Learning
Pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe &
Sekar Ayu Aryani (2007) adalah suatu pembelajaran yang mengajak
peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan
aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 22
Dalam dunia pendidikan dewasa ini muncul keyakinan bahwa untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien diperlukan metode
yang mampu mengaktifkan perserta didik. Berangkat dari keyakinan
tersebut, munculah istilah cara belajar peserta didik aktif (CBSA).
Maksudnya, dalam proses pembelajaran guru perlu menggunakan metode
yang mampu mengaktifkan perserta didik. Dalam CBSA anak berusaha
untuk mencari mencerna sendiri, menanggapi, mengajukan pendapat serta
memecahkan masalah baik secara pribadi maupun bersama atau
berkelompok.23
Menurut Oemar Hamalik guru merupakan faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan karenanya guru harus
menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai materi yang
diajarkan, dengan kata lain guru harus mampu menciptakan suatu situasi
kondisi belajar yang sebaik-baiknya.24Guru sebagai salah satu sumber
belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi
kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru
22 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insane Madani,
2008) 23Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis), (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 93 24 Dr. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2007), Cet V, hlm.33
20
lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan
dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.25
Dalam hal ini setidaknya ada 3 faktor penyebab rendahnya
partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, yaitu:
a. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat
kepada orang lain
b. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri
c. Siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman
yang lain.26
Selain faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran diatas, dalam bukunya Abin Syamsuddin Makmun di
jelaskan bahwa salah satu penyebab bahwa hasil belajar itu tidak ada
kemajuan (mapan) untuk beberapa waktu tertentu itu adalah karena
terjadinya kejenuhan dalam belajar sehingga mengakibatkan daya ingatan
tidak mampu mengakomodasikan informasi atau pengalaman baru. 27
Berangkat dari beberapa penyebab diatas maka di butuhkan suatu
strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik. Dan metode
belajar aktif merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Karena belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari
penuangan informasi ke dalam otak peserta didik. Belajar memerlukan
keterlibatan mental dan kerja peserta didik sendiri, karena belajar hanya
mungkin terjadi apabila peserta didik aktif mengalami sendiri. Dan dalam
hal ini guru sekedar menjadi pembimbing dan pengarah. Hal ini sesuai
dengan teori kognitif yang menyatakan bahwa belajar menunjukkan adanya
25 Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Cet III, hlm. 77 26 Karya Tulis Guru dalam Keberhsilan Pembelajaran, Gambar (Perangko) sebagai Media
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar , (SDN Sumberagung Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Jawa Timur, 2003), hlm. 67
27 Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin Makmun, M.A, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet V, hlm. 169
21
jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak
sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.28
Menurut Oemar Hamalik terdapat beberapa klasifikasi kegiatan
belajar yang dapat atau seharusnya dilakukan oleh siswa, antara lain:
a. Kegiatan penyelidikan (membaca, berwawancara, mendengarkan radio,
menonton film dan alat-alat lainnya)
b. Kegiatan penyajian (laporan, panel and round table discussion,
membuat grafik dan chart)
c. Kegiatan-latihan-mekanis: digunakan bila kelompok menemui
kesulitan sehingga perlu diadakan ulangan-ulangan dan latihan-latihan
d. Kegiatan apresiasi (mendengarkan music, membaca, menyaksikan
gambar)
e. Kegiatan observasi dan mendengarkan (membentuk alat-alat dari
murid sebagai alat bantu belajar)
f. Kegiatan ekspresi kreatif (pekerjaan tangan, menggambar, menulis,
bercerita, bermain, membuat sajak, bernyanyi dan bermain musik)
g. Bekerja dalam kelompok (latihan dalam tata kerja demokratis,
pembagian kerja antara kelompok dalam melaksanakan rencana)
h. Percobaan (belajar mencobakan cara-cara mengerjakan sesuatu)
i. Kegiatan mengorganisasi dan menilai (diskriminasi, menyeleksi,
mengatur dan menilai pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka sendiri)29
Belajar juga memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal,
bukan sekedar pengulangan atau hafalan tetapi juga keterlibatan mental.
Ketika kegiatan belajar matematika peserta didik bersifat aktif, peserta
didik akan mengupayakan sesuatu, peserta didik menginginkan jawaban
atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan
masalah atau mencari cara untuk mengerjakan tugas.
28 Drs. Zaenal Arifin, M. Pd, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Tekhnik, Prosedur), (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet I, hlm. 294-295 29 Dr. Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), Cet II, hlm. 20-21
22
Lebih 2400 tahun lalu, Konfusius menyatakan 3 pernyataan
sederhana yang mengungkapkan pentingnya belajar aktif yaitu :
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya lihat, saya ingat
Yang saya kerjakan, saya paham30
Pernyataan ini dimodifikasi oleh Mel Silberman dan diperluas
menjadi paham belajar aktif (Active Learning Credo):
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat
Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang
lain
Yang saya mulai pahami
Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan saya dapatkan
Pengetahuan dan keterampilan
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai31
Belajar tidaklah cukup hanya dengan mendengarkan atau melihat
sesuatu. Tetapi akan lebih baik lagi jika peserta didik dapat melakukan
sesuatu terhadap informasi itu, dan dengan demikian peserta didik bisa
mendapatkan umpan balik tentang seberapa bagus pemahamannya.
Pendapat ini diperkuat oleh Jhon Holt yang menyatakan bahwa proses
belajar akan meningkat jika peserta didik diminta untuk melakukan hal
berikut ini:
a. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri.
b. Memberikan contohnya
c. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
d. Melihat kaitannya antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain
e. Menggunakannya dengan beragam cara
f. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya.
g. Menyebutkan lawan atau kebalikannya32
30 Melvin L. Silberman Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli
et al.), (Yogyakarta: Pustaka Insani Madani. 2009) hlm. 1. 31 Melvin L. Silberman Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli
et al.), hlm. 2 32 Melvin L. Silberman Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli
et al.) 101 Strategis To Teach Any Subject, (Bandung: Raisul Muttaqin, 2006), hlm. 26
23
Berikut ini adalah perbandingan pembelajaran konvensional dengan
pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran aktif: 33
Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Aktif
Berpusat pada guru Berpusat pada peserta didik Penekanan pada menerima pengetahuan
Penekanan pada menemukan
Kurang menyenangkan Sangat menyenangkan Kurang memberdayakan semua indera dan potensi anak didik
Membemberdayakan semua indera dan potensi anak didik
Menggunakan metode yang monoton
Menggunakan banyak metode
Kurang banyak media yang digunakan
Menggunakan banyak media
Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada
4. Model Pembelajaran Active Learning Tipe Question Student Have
(QSH)
Model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH) merupakan
suatu kegiatan belajar kolaboratif yang dapat digunakan guru di tengah-
tengah pelajaran sehingga dapat menghindari cara pengajaran yang selalu
didominasi oleh guru dalam PBM. Melalui kegiatan belajar secara
kolaborasi (bekerja sama) diharapkan peserta didik akan memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif.
Aktivitas dalam model belajar aktif tipe Question Student Have ini
merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mempelajari tentang
keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan
potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk
mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan, hal ini sangat baik
digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan
pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan.
33 Bonwell, Charles C., dan James A. Eison, Active Learning: Creating Excitement in the
Classroom, http://www.gwu.edu/eriche, (Selasa, 19 Oktober 2010, 10. 15)
24
Tipe Question Student Have (QSH) merupakan salah satu cara yang
paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kegiatan belajar aktif.
Karena Question Student Have (QSH) dikembangkan untuk melatih peserta
didik agar memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya34.
Strategi ini membagi peserta didik menjadi berkelompok sehingga
dengan peserta didik berkelompok hampir tidak mungkin bahwa salah
satu peserta didik akan diabaikan dan sulit juga bagi peserta didik untuk
tidak aktif, sehingga dengan kelompok yang sedikit diharapkan peserta
didik dapat berpartisipasi dan berperan secara aktif.
Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik yang menyatakan
bahwa proses kelompok memiliki karakteristik atau segi-segi relasi,
interaksi, partisipasi, kontribusi, afeksi dan dinamika. Tiap individu
berhubungan satu sama lain, setiap individu memberikan sumbangan
pikiran, setiap individu saling mempengaruhi, setiap individu ikut aktif,
setiap individu mendapat pembagian tugas dan setiap individu
mengembangkan sifat-sifat personal-sosial-moral dan karenanya kelompok
senantiasa hidup berubah, berkembang, yang berarti bersifat dinamis.35 Hal
ini juga diperkuat dengan pendapat Vygotsky yang mengatakan bahwa:
Jika hari ini anak mampu bekerjasama, esok dia akan mampu
mengerjakan sesuatu secara mandiri. Kerjasama melalui belajar kelompok
di mana anak saling berinteraksi dengan bertanya dan mengemukakan
pendapat adalah fondasi sukses di kemudian hari. Berbicara (talk) adalah
sentral untuk pengembangan sosial dan pertumbuhan intelektual.36
Tipe Question Studeny Have (QSH) adalah salah satu tipe
instruksional dari belajar aktif (active learning) yang termasuk dalam
bagian Collaborative learning (belajar dengan cara bekerja sama) yang
bertujuan melatih kemampuan bekerja sama, melatih kemampuan
34 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM), (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009) hlm. 108 35 Dr. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007),
Cet IV, hlm. 154 36 Kasim Lemlrch J, Curriculum and Instructional Methods for Elementary and Midle School,
New York Macmillan College Publishing Co, 1990,, http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/belajar-kelompok.html - _ftn1, (Rabu, 24 November 2010, 11. 23)
25
mendengarkan pendapat orang lain, peningkatan daya ingat terhadap materi
yang dipelajari, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi,
meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain, melatih kecerdasan
emosional, mengasah kecerdasan interpesonal, meningkatkan motivasi dan
suasana belajar serta kecepatan dan hasil belajar dapat lebih meningkat.
Silberman (2006) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan
menggunakan tipe Question Student Have (QSH) adalah :
a. Guru menjelaskan materi kepada peserta didik.
b. Guru membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok.
c. Guru memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik.
d. Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan apa saja
yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan atau yang
berhubungan dengan kelas.
e. Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok Searah
jarum jam. Ketika masing-masing potongan kertas dibagikan kepada
peserta didik berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan tanda
conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang
merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang membacanya.
f. Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya
pemiliknya, tiap peserta didik harus meninjau semua pertanyaan
kelompok.
g. Memerintahkan peserta didik untuk berbagi pertanyaan mereka secara
suka rela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara
(tanda conteng) paling banyak.
h. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan:
1) Jawaban langsung secara singkat
2) Menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu
membahas topik tersebut
26
3) Menjelaskan bahwa pelajaran tidak akan sampai membahas
pertanyaan peserta didk tersebut. Jawaban secara pribadi dapat
diberikan diluar kelas.37
i. Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut
mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada
pertemuan mendatang.38
Metode ini bisa divariasi dengan tidak menuliskan pertanyaan,
mintalah peserta didik menuliskan harapan dan atau perhatian mereka
terhadap pelajaran yang dipelajari.39Diharapkan setelah peserta didik
menuliskan harapannya guru dapat mengetahui dan bisa memperbaiki
pembelajaran.
5. Teori Belajar Matematika
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai
bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diperoleh didalam
pikiran peserta didik itu. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu
pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan peserta didik sebagai
hasil belajar.
Teori yang mendukung tujuan pembelajaran matematika diatas
adalah teori Ausubel, teori Jean Piaget dan teori Vygotsky, yang mengkaji
tentang karakteristik pelaksanaan pembelajaran matematika, yaitu:
a. Teori Ausubel
Inti teori ini adalah mengemukakan pentingnya pembelajaran
bermakna. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika
seseorang mampu menagasimilasikan pengetahuan yang telah
dimilikinya dengan pengetahuan baru.40 Hal ini diperkuat dengan
pendapat Dahar yang mengatakan bahwa belajar bermakna merupakan
37 Hisyam Zainy dkk. Strategi Pembelajaran Aktif, hlm. 18 38 Melvin L. Silberman, Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli
et al.), hlm. 73-74 39 Melvin L. Silberman Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli
et al.),hlm. 18 40 Dr. C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 51
27
suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.41
Mengemukakan belajar bermakna dalam mengajar matematika
sangat penting karena dengan kebermaknaan itu pembelajaran akan
lebih menarik, lebih bermanfaat dan lebih menantang, sehingga konsep
dan prosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan
lama diingat oleh peserta didik.
Teori Ausubel juga disebut teori holistic karena mempunyai
pandangan keseluruhan dalam mempelajari bagian-bagian, bagan, atau
peta keterkaitan dapat bersifat hierarkis atau bersifat menyebar sebagai
bentuk lain dari merangkum, ringkasan atau ikhtisar.
b. Teori Jean Piaget
Teori Jean Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai
suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan
pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-
interaksi mereka.42 Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin
bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan sangat penting bagi
terjadinya perubahan perkembangan. Dan interaksi social dengan teman
sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu
memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran lebih
logis.43
c. Teori Vygotsky
Model pembelajaran konstuktivistik dikembangkan pada teori
Vygotsky yang berorientasi pada pembelajaran mandiri dalam
kelompok dengan membangun sendiri pengetahuan, pengalaman dan
daya kretifitas peserta didik untuk memperoleh pengetahuan melalui
41 Dr. Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet II, hlm 29.
42 Dr. Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hlm 37 43 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT
Indeks, 2010) Cet II, hlm. 212
28
kegiatan yang beraneka ragam dengan memposisikan guru sebagai
fasilitator. Dan teori Vigotsky ini merupakan interaksi antara aspek
internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam
belajar.44
Selain teori constructivism teori yang mendukung model
Pembelajaran Actve Learning tipe Question Student Have (QSH) adalah
teori Questioning, karena teori Questioning mempunyai karakteristik
yang tidak jauh beda dengan model pembelajaran yang dipakai, yaitu:
(1) menggali informasi, baik administrasi maupun akademis; (2)
mengecek pemahaman dengan memberikan latihan soal; (3)
membangkitkan respon pada peserta didik untuk melakukan aktivitas;
(4) mengetahui sejauhmana keingintahuan peserta didik; (5) mengecek
pengetahuan peserta didik pada materi; (6) memfokuskan perhatian
peserta didik pada suatu yang diinginkan guru; (7) membangkitkan
lebih banyak lagi pertanyaan dari peserta didik; dan (8) untuk
menyegarkan kembali pengetahuan peserta didik.
B. Materi Pokok yang Terkait dengan Penelitian (Logika Matematika)
1. Pernyataan (kalimat tertutup) dan kalimat terbuka
a. Pernyataan (kalimat tertutup)
Pernyataan atau kalimat tertutup adalah suatu kalimat yang
mempunyai nilai benar saja atau salah saja, tidak sekaligus bernilai
benar dan salah. Suatu pernyataan biasanya dinyatakan biasanya
dinotasikan dengan huruf kecil seperti p, q, r, s dan sebagainya.
b. Nilai kebenaran dari suatu pernyataan
Nilai benar atau nilai salah suatu pernyatan disebut nilai
kebenaran. Nilai kebenaran dapat ditentukan dengan cara:
44Hamzah, Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme,
http://mimilers.blogspot.com/2010/03/teori-belajar-konstruktivistik.html, (Selasa, 30 November 2010, 11.45)
29
1) Cara empiris adalah cara menentukan nilai kebenaran suatu
pernyataan berdasarkan fakta pada saat itu (bergantung pada
ruang dan waktu).
2) Cara non empiris adalah cara menentukan nilai kebenaran suatu
pernyataan berdasarkan bukti-bukti atau perhitungan-perhitungan
dalam matematika (kebenarannya bersifat mutlak)
c. Kalimat terbuka
Kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang belum dapat
ditentukan nilai kebenarannya (benar atau salah) karena mengandung
variabel.
Suatu kalimat terbuka dengan variabel x dilambangkan oleh
p(x), q(x), r(x) dan sebagainya.
Contoh:
Misalkan p(x): 2x + 1 = 5, � � �
Jawab: apabila variabel dalam x pada p(x) diganti dengan 2, maka:
p (2) : 2 (2) + 1 = 5
Kalimat terbuka p(x) menjadi pernyataan bernilai benar.
Bilangan pengganti variabel adalah konstanta, dan konstanta
yang menjadikan suatu kalimat terbuka menjadi suatu pernyataan yang
bernilai benar disebut penyelesaian kalimat terbuka.
2. Negasi, Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
a. Ingkaran (Negasi)
Ingkaran (negasi) dari suatu pernyataan adalah suatu pernyataan
baru yang diperoleh dari pernyataan semula sedemikian sehingga jika
pernyataan semula bernilai benar, maka ingkarannya adalah bernilai
salah, dan jika pernyataan semula bernilai salah, maka ingkarannya
bernilai benar. Ingkaran dari pernyataan p di notasikan dengan ~�.
Tabel kebenaran yang menunjukkan hubungan antara pernyataaan p
dan ingkarannya ~� adalah sebagai berikut:
30
p ~�
B
S
S
B
Ingkaran pernyataan p dapat diperoleh dengan cara menambahkan
kalimat ”tidak benar bahwa” di depan pernyataan p atau dengan
menyisipkan perkataan ”tidak” atau ”bukan” di dalam pernyataan p.
b. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua pernyataan p
dan q yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung atau.
Disjungsi pernyataan p dan pernyataan q ditulis dengan lambang
sebagai berikut: qp ∨
Tabel kebenarannya adalah:
p q qp ∨
B
B
S
S
B
S
B
S
B
B
B
S
c. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua pernyataan p
dan q yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung dan.
Konjungsi pernyataan p dan pernyataan q ditulis dengan lambang
qp ∧
Tabel kebenarannya adalah:
p q qp ∧
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S
31
d. Implikasi
Implikasi adalah pernyataan majmuk yang dibentuk dari dua
pernyataan p dan q dalam bentuk jika p maka q.
Bagian ”jika p” dinamakan alasan atau sebab, dan bagian ”maka
q”dinamakan kesimpulan atau akibat.
Implikasi pernyataan p dan pernyataan q ditulis dengan lambang
sebagai berikut: � ⇒ �
Tabel kebenarannya adalah:
p q � ⇒ �
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
e. Biimplikasi
Biimplikasi adalah pernyataan majmuk yang dibentuk dari dua
pernyataan p dan q yang menggunakan kata hubung jika dan hanya jika
sehingga diperoleh pernyataan baru yang berbentuk”p jika dan hanya
jika q”
Biimplikasi pernyataan p dan pernyataan q ditulis dengan lambang
sebagai berikut: � ⇔ �
Tabel kebenarannya adalah: 45
p q � ⇔ �
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
B
45 Sartono Wirodikromono, Matematika Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2002) hlm.
151-179
32
C. Kajian Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian kali ini, peneliti mengacu pada penelitian terdahulu di
antaranya penelitian dengan judul:
1. Skripsi Misbahul Munir (01304227) dengan judul “Pengaruh Strategi
Question Student Have terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada
Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Islam KH. Romly
Tamim Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya”
Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
Strategi Question student Have Sekolah Dasar Islam KH Romly Tamim
Kenjeran Surabaya dalam proses pelaksanaannya dapat berjalan efektif
dan efisien atau tergolong baik, karena hasil perhitungan persentase
menunjukkan antara 76%-100%. Dan peningkatan prestasi siswa di
Sekolah Dasar Islam KH Romly Tamim Kenjeran Surabaya setelah
diterapkan pembelajaran Strategi Question student Have mengalami
peningkatan dalam pencapaian hasil prestasi belajar siswa pada bidang
studi Pendidikan Agama Islam yang cukup, hal ini berdasarkan pada hasil
perhitungan persentase pada peritem pertanyaan nilai yang diperoleh
berada antara 56%-75% dengan kreteria tergolong cukup. Sedangkan
dalam pengaruh Strategi Question Student Have Sekolah Dasar Islam KH
Romly Tamim Kenjeran Surabaya mempunyai implikasi
(dampak/pengaruh) yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar
siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam katagori tinggi
atau kuat. Hal ini, berdasarkan dari hasil penghitungan product moment,
hasil yang di peroleh adalah 0,722 dan pada tabel interpretasi barada pada
nilai r = 0,70 – 0,90 menunjukkan bahwa antara variabel X dan Y terdapat
pengaruh yang kuat atau tinggi. 46
46 Misbahul Munir, Pengaruh Strategi Question Student Have terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Islam KH. Romly Tamim
Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya, Skripsi, (Surabaya, Perpustakaan IAIN Sunan Ampel, 2009)http://digilib.sunan-ampel.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptiain--misbahulmu-7992&newlang=english&newtheme=gray
33
2. Skripsi Marina dengan judul ”Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil
Belajar Fisika Peserta didik Dengan Menggunakan Metode Belajar Aktif
Tipe Question Student Have (QSH) Di Kelas VII SMP Negeri 17 Kota
Jambi’’.
Hasil penelitian diketahui dari hasil belajar siklus I yang diikuti 42
orang siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh meningkat dari 59,52 pada
siklus I menjadi 68,22 pada siklus II dan meningkat menjadi 76,18 pada
siklus III. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 6,5 sebanyak 36 orang, ini
berarti keberhasilan klasikal telah mencapai 85,71%. Sedangkan siswa
yang belum berhasil 6 orang atau sekitar 14,28%. Angka ini menunjukkan
bahwa tindakan dapat dikatakan berhasil.47
Berangkat dari penelitian tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan
penelitian dengan menggunakan model yang sama pada materi yang berbeda di
MA TAJUL ULUM Brabo Grobogan. Peneliti akan menggunakan metode
belajar aktif tipe Question Student Have (QSH) apakah juga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Logika Matematika.
D. Kerangka Berfikir
Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus, diperoleh keterangan
bahwa rendahnya hasil belajar pada materi Logika Matematika dikarenakan
sulitnya peserta didik dalam membedakan antara kalimat terbuka dan kalimat
tertutup dan keabstrakan peserta didik terhadap symbol-simbol dalam materri
logika matematika. Kurangnya kekongkritan peserta didik terhadap materi
logika matematika akan ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik, apalagi materi kalimat terbuka dan kalimat tertutup adalah materi
awal yang harus dikuasai peserta didik untuk dapat memahami materi
selanjutnya.
Kondisi tersebut diatas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di
lingkungan sekolah khususnya MA TAJUL ULUM. Hal ini menyebabkan
seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan yang mengakibatkan
47 Marina, Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Fisika Peserta didik Dengan
Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe Question Student Have (QSH) Di Kelas VIIC SMP Negeri 17
Kota Jambi, Skripsi, (Jambi: Perpustakaan FKIP Universitas Jambi, 2009)
34
prestasi peserta didik menurun yang terbukti dengan nilai pada materi logika
matematika masih dibawah KKM yakni 5.1
Menurut teori ausubel pembelajaran matematika yang terpenting adalah
bagaimana mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna. Sedangkan
teori Jean Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses
dimana anak secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas
melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Pengetahuan
datang dari tindakan. Dan interaksi social dengan teman sebaya, khususnya
berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada
akhirnya memuat pemikiran lebih logis. Hal itu diperkuat dengan teori
Vygotsky yang menekankan pembelajaran mandiri dalam kelompok sehingga
diharapkan peserta didik dapat membangun sendiri pengetahuannya,
pengalaman dan daya kretifitas peserta didik untuk memperoleh pengetahuan
yang ingin dicapai .
Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada peserta
didik, guru hendaknya lebih dapat memilih berbagai variasi pendekatan,
strategi, metode dan menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam
pembelajaran matematika di sekolah. Selain itu pula, pemilihan model dan dan
metode yang cepat serta peran aktif peserta didik dalam pembelajaran akan
lebih membantu peserta didik dalam memahami materi. Oleh karena itu guru
perlu memperhatikan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran
sehingga dapat mewujudkan proses pembelajaran yang lebih efektif.
Model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have
(QSH) peneliti rasa sangat sesuai jika digunakan dalam menyampaikan materi
pokok Logika Matematika, karena melihat kelebihan-kelebihan model
pembelajaran aktif yang terdapat dalam metode pembelajaran Question Student
Have (QSH) yakni dapat melatih kemampuan bekerja sama, karena membagi
peserta didik menjadi berkelompok sehingga dengan peserta didik
berkelompok hampir tidak mungkin bahwa salah satu peserta didik akan
diabaikan dan sulit juga bagi peserta didik untuk tidak aktif, melatih
kemampuan mendengarkan pendapat orang lain, peningkatan daya ingat
35
terhadap materi yang dipelajari, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk
berbagi, meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain, meningkatkan
motivasi dan suasana belajar serta kecepatan dan hasil belajar dapat lebih
meningkat.
Materi Logika Matematika memungkinkan peserta didik untuk dapat
melaksanakan proses pembelajaran yang aktif. Peserta didik dapat
mengungkapkan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah
dipelajari sehingga peserta didik dapat menyelesaikan soal-soal yang
berhubungan dengan logika matematika. Melalui penerapan model model
pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) pada materi
pokok Logika Matematika ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam proses
pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik baik
dalam siklus I maupun dalam siklus ke II sehingga tujuan pembelajaran
matematika dapat tercapai secara maksimal.
Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat
digambarkan dengan bentuk diagram sebagai berikut:
36
Kondisi awal
Guru belum melaksanakan pembelajaran aktif
Siswa kelas X dalam menguasai materi logika matematika masih rendah
Tindakan yang dilakukan
Guru melaksanakan pembelajaran aktif tipe QSH
Siklus I Melaksanakan pembelajaran aktif
QSH pada kelompok
Siklus II Melaksanakan pembelajaran aktif
QSH pada kelompok
Melalui strategi pembelajaran aktif QSH dapat meningkatkan
penguasaan materi
37
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
”Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have
(QSH) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X A MA TAJUL
ULUM Brabo dalam materi Logika Matematika tahun pelajaran 2010/2011”.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR).1
Menurut Burns (1999) penelitian tindakan kelas adalah penerapan berbagai
fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk
meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi
dan kerja sama para peneliti dan praktisi.2 Dalam penelitian tindakan kelas ini
dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran didalam kelas
melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan
cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kolaboratif. Yaitu guru
bersama peneliti berkolaborasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini.
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik MA TAJUL
ULUM Brabo Tanggungharjo Grobogan. Sedangkan data yang diambil dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif (nilai tes hasil belajar) dan data kualitatif
(lembar observasi peserta didik dan observasi guru)
B. Materi Penelitian
Materi pada penelitian ini adalah materi logika matematika semester II.
Berikut ini adalah ruang lingkup materi logika matematika yang terangkum
dalam SK, KD dan Indikator berikut:
1 Prof. Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
Cet VII, Hlm. 4 2 Prof. Dr. H. Wina Sanjaya. M. Pd, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009 ), Cet. II, hlm. 25
39
Standar Kompetensi : 4. Menggunakan logika matematika dalam pemecahan
masalah yang berkaitan dengan pernyataan
majemuk dan pernyataan berkuantor
Kompetensi dasar : 4. 1 Memahami pernyataan dalam matematika dan
ingkaran atau negasinya
Indikator :
1. Menyatakan pengertian logika matematika
2. Menyatakan pengertian kalimat terbuka dan
kalimat tertutup
3. Menyatakan pengertian dari ingkaran (negasi),
disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi
dari suatu pernyataaan
4. Menyatakan tabel kebenaran dari ingkaran
(negasi), disjungsi, konjungsi, implikasi dan
biimplikasi dari suatu pernyataaan serta
penerapannya dalam contoh soal.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikelas X-A MA TAJUL ULUM Brabo
Tanggungharjo Grobogan Tahun Pelajaran 2010-2011
2. Waktu penelitian
Untuk waktu penelitian adalah bulan januari dari tanggal 6 sampai
tanggal 23 januari 2011. Untuk lebih jelasnya ada pada jadwal penelitian
sebagai berikut:
Tabel 1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No Tahapan Tanggal/
Bulan
Alokasi
waktu
Kegiatan
1 Observasi
awal
03–01-2011 Jam 11.15-
13. 30
Wawancara dengan guru
40
WIS3 matematika.
2 Pra Siklus 06-01-2011 Jam keIII-
IV(08.10-
09.20) WIS
1. Perkenalan peneliti
dengan peserta didik
2. Mengamati guru
dalam mengajar
3. Mengambil data hasil
belajar dengan model
konvensional
3 Siklus I 11-01-2011 Jam keIII-
IV(08.30-
09.20) WIS
Pertemuan I
1. Guru menyampaikan
materi tentang
pengertian disjungsi
dan konjungsi serta
tabel kebenarannya
2. Guru melaksanakan
model pembelajaran
active learning tipe
QSH
3. Pemberian tugas
siklus 1
16-01-2011 Jam ke I-II
(06.40-
08.10)WIS
Pertemuan II
Pemberian ujian siklus I
4 Siklus II 18-01-2011 Jam keIII-
IV(08.30-
09.20)WIS
Pertemuan III
1. Guru menyampaikan
materi tentang
pengertian implikasi
3 WIS : Waktu istiwa', selisih setengah jam dari WIT
41
dan biimplikasi serta
tabel kebenarannya
2. Guru melaksanakan
model pembelajaran
active learning tipe
QSH
3. Pemberian tugas
23-01-2011 Jam ke I-II
(06.40-
08.10)WIS
Pertemuan IV
Pemberian ujian siklus II
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas kelas
X-A MA TAJUL ULUM Brabo yang berjumlah 33 siswi. Berikut ini adalah
nama-nama peserta didik kelas X-A MA TAJUL ULUM Brabo:
Tabel 2
Daftar Peserta Didik kelas X-A MA Tajul Ulum 2010/2011
No NIS Nama L/P
1 3382 Aini Muhimmatul Ulya P
2 3388 Alifatul Isnaini P
3 3397 Atik Walidah P
4 3407 Eni Prasetyowati P
5 3414 Fitri Damayanti P
6 3415 Haniatul Mubarokah P
7 3420 Himmatul Anifah P
8 3422 Ida Royani P
9 3425 Immatun Nisa’ P
10 3426 Indah Rukmana P
11 3434 Jumiatul Lutfa P
12 3436 Khoirul Mustaghfiroh P
42
13 3439 Kiptiyah Nurwati P
14 3446 Lailin Uyun Munfaridah P
15 3449 Lila Nur Murthoharoh P
16 3452 Lina Fakhrunnisa’ P
17 3457 Miftahul Khoiriyah P
18 3458 Miftakhul Hasanah P
19 3460 Miftakhul ulya P
20 3461 Mila Nurhasanah P
21 3463 Mumtiatus Sa’diyah P
22 3466 Naimatul Faizah P
23 3470 Noviana Nurrohma P
24 3473 Nur Fuadah P
25 3476 Nuriyah P
26 3477 Nurul Azizah P
27 3478 Nurul Hidayah P
28 3481 Rani Miftayani P
29 3484 Siti Muchariroh P
30 3496 Ulin Nafi’ah P
31 3514 Uswatun Hasanah P
32 3520 Wiji Prihatiiningsih P
33 3678 Zulfatur Rohmaniyah P
E. Rancangan Penelitian
Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan penelitian
tindakan kelas, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.4
Kegiatan penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus.
Dalam penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4
tahap, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
4 Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para Pendidik),
(Jogjakarta: Diva Press, 2010), Cet I, hlm. 49
43
Berikut gambaran siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini:5
5 Prof. Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, .hlm 16
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
?
44
1. Pra siklus
Pra siklus dilakukan peneliti dengan mengamati jalannya
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelum peneliti menerapkan
model pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH). Pada
pembelajaran Pra siklus guru masih menggunakan metode konvensional
(ceramah) dalam menjelaskan materi logika matematika sedangkan
peserta didik hanya diam dan mendengarkan penjelasan dari guru dan
sesekali mencatat materi yang diberikan oleh guru mereka.
Dalam pelaksanaan pembelajaran Pra siklus ini juga akan diukur
dengan indikator penelitian yaitu hasil belajar peserta didik (rata-rata
kelas). Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan
keberhasilan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Active
Learning tipe Question Student Have (QSH) pada siklus I dan siklus II.
2. Siklus I
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah.
2) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan seperti:
a) Membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok
yang diambil,
b) Membuat lembar observasi peserta didik
c) Membuat lembar observasi guru
d) Membuat kisi-kisi soal tes siklus I,
e) Membuat soal-soal tes untuk siklus I dan membuat kunci
jawaban,
f) Membentuk kelompok peserta didik secara heterogen
b. Pelaksanaan
Semua tindakan yang sudah dibuat dalam perencanaan
pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk langkah nyata dalam proses
pembelajaran, yaitu:
45
1) Peserta didik dengan dipimpin oleh ketua kelas mengucapkan
salam kepada guru.
2) Guru mengadakan presensi kehadiran peserta didik.
3) Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembelajaran
yang akan dilakukan yaitu pembelajaran active learning tipe
Question Student Have (QSH) dan guru membagikan peserta
didik dalam beberapa kelompok.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu peserta didik
dapat mengetahui pengertian logika matematika serta dapat
mengetahui perbedaan kalimat terbuka dan kalimat tertutup serta
dapat menggunakan dalam berbagai contoh.
5) Guru menjelaskan pengertian pengertian dan tabel kebenaran dari
peryataan konjungsi, disjungsi, serta ingkarannya kepada peserta
didik.
6) Guru meminta peserta didik untuk bergabung dengan
kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan.
7) Guru memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik.
8) Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
9) Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok searah
jarum jam. Ketika masing-masing potongan kertas dibagikan
kepada peserta didik berikutnya, dia harus membacanya dan
memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi
pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta
didik yang membacanya.
10) Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya
pemiliknya, setiap peserta didik harus meninjau semua
pertanyaan kelompok.
11) Guru menjawab pertanyaan peserta didik yang mempunyai tanda
contreng paling banyak.
46
12) Memerintahkan peserta didik untuk berbagi pertanyaan mereka
secara suka rela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak
mendapatkan suara (tanda conteng) paling banyak.
13) Guru memanggil nama secara acak untuk mengajukan pertanyaan
yang dimilikinya walaupun mendapat tanda contreng sedikit.
14) Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut
mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab
pada pertemuan mendatang
15) Guru memberikan kuis untuk dikerjakan peserta didik.
16) Guru memberikan test akhir siklus I (evaluasi) untuk mengetahui
hasil belajar.
17) Guru memberikan PR
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu .
1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi:
a) Mengamati aktivitas peserta didik, keberhasilan dan hambatan
peserta didik dalam melaksanakan tugas.
b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik
tentang indikator keberhasilan.
2) Pengamatan terhadap guru, meliputi:
a) Penampilan guru di depan kelas
b) Mengamati guru saat menyajikan materi.
c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai
dengan langkah-langkah dalam model Question Student Have
(QSH)
3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi:
a) Mengamati jalannya proses pembelajaran.
b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami
peningkatan rata-rata.
47
c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan
yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai
dengan harapan penelitian.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk mengevaluasi hasil kerja
peserta didik. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kelebihan maupun
kekurangan yang terdapat pada siklus I kemudian mendiskusikan hasil
analisis secara kolaborasi untuk perbaikan pada siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Setelah merefleksi dari hasil siklus I didapatkan kekurangan.
Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I maka ditindak
lanjuti perencanaan siklus II.
Kegiatan tahap siklus II sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah dan observasi masalah berdasarkan refleksi
pada siklus I,
2) Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok,
3) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan, seperti:
a) Membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok
yang diambil
b) Membuat lembar observasi peserta didik
c) Lembar observasi guru
d) Membuat kisi-kisi soal tes siklus II,
e) Membuat soal-soal tes untuk siklus II dan membuat kunci
jawaban,
f) Membentuk kelompok peserta didik secara heterogen
b. Pelaksanaan
Tindakan pada siklus II terdiri dari dua rencana pembelajaran.
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I
yaitu dengan melakukan perbaikan–perbaikan yang telah dirumuskan
48
pada refleksi siklus I. Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi
pada siklus II maka dilakukan tes siklus II.
1) Peserta didik dengan dipimpin oleh ketua kelas mengucapkan
salam kepada guru.
2) Guru mengadakan presensi kehadiran peserta didik.
3) Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembelajaran
yang akan dilakukan yaitu pembelajaran active learning dengan
tipe Question Student Have (QSH) dan guru membagikan peserta
didik dalam beberapa kelompok.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu peserta didik
dapat mengetahui pengertian dan tabel kebenaran dari Implikasi
dan Biimplikasi serta ingkarannya.
5) Guru menjelaskan pengertian dan tabel kebenaran dari Implikasi
dan Biimplikasi serta ingkarannya kepada peserta didik.
6) Guru meminta peserta didik untuk bergabung dengan
kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan.
7) Guru Memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik.
8) Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
9) Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok
searah jarum jam. Ketika masing-masing potongan kertas
dibagikan kepada peserta didik berikutnya, dia harus
membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan
kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang
dihadapi peserta didik yang membacanya.
10) Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya
pemiliknya, setiap peserta didik harus meninjau semua
pertanyaan kelompok.
11) Guru menjawab pertanyaan peserta didik yang mempunyai tanda
contreng paling banyak.
49
12) Memerintahkan peserta didik untuk berbagi pertanyaan mereka
secara suka rela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak
mendapatkan suara (tanda conteng) paling banyak.
13) Guru memanggil nama secara acak untuk mengajukan
pertanyaan yang dimilikinya walaupun mendapat tanda contreng
sedikit.
14) Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut
mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab
pada pertemuan mendatang
15) Guru memberikan kuis untuk dikerjakan peserta didik.
16) Guru memberikan test akhir siklus II (evaluasi) untuk
mengetahui hasil belajar.
17) Guru memberikan PR
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu:
1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi:
a) Mengamati aktivitas peserta didik, keberhasilan dan
hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas.
b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik
tentang indikator keberhasilan.
2) Pengamatan terhadap guru, meliputi:
a) Penampilan guru di depan kelas
b) Mengamati guru saat menyajikan materi.
c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai
dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran Active
Learning tipe Question Student Have (QSH).
3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi:
a) Mengamati jalannya proses pembelajaran.
b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami
peningkatan rata-rata.
50
c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan
yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai
dengan harapan penelitian.
d. Refleksi
Refleksi merupakan evaluasi yang berkaitan dengan pelaksanan
kegiatan pembelajaran aktif tipe Question Studet Have (QSH) pada
tahap siklus I yang dilakukan peneliti bersama kolaborator.
1) Menganalisis hasil pengamatan siklus II untuk membuat
simpulan terhadap pelaksanaan pengajaran di siklus II.
2) Mendiskusikan hasil analisis dalam pelaksanaan siklus II untuk
mendapatkan suatu kesimpulan. Pada siklus II ini melalui model
pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH)
diharapkan hasil belajar matematika peserta didik kelas X MA
TAJUL ULUM Brabo lebih meningkat dari siklus I.
F. Kolaborator
Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas adalah orang yang
membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap
bersama sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru
matematika kelas X MA TAJUL ULUM Brabo yaitu Ibu Aliyatussifah S.Pd.
G. Sumber Data Dan Jenis Data
1. Sumber data:
1) Data hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II pada materi pokok logika
matematika
2) Data tentang pengamatan kemampuan aktifitas peserta didik dalam
penguasaan materi logika matematika.
3) Data tentang kemampuan guru dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH)
4) Data tentang refleksi peserta didik terhadap pembelajaran aktif tipe
Question Student Have (QSH)
51
2. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif (nilai tes hasil belajar)
dan data kualitatif (data hasil lembar observasi peserta guru dan guru).
H. Tekhnik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Observasi (mengamati) adalah menatap kejadian, gerak atau
proses.6 Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah
proses pembelajaran berlangsung efektif.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak,
karena dalam wawancara tersebut responden tidak diberi kesempatan
sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.7
3. Metode dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal/ variable
yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.8 Metode ini digunakan untuk
mengetahui dan mendapatkan daftar nama peserta didik yang akan
diteliti.
4. Metode tes
Tes dipakai untuk mengukur kemampuan peserta didik yang
mencakup pengetahuan dan ketrampilan sebagai hasil kegiatan belajar
mengajar.9Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta
didik dalam belajar dan pembelajaran matematika, tes dilaksanakan pada
setiap pembelajaran dan akhir siklus.
6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineke
Cipta, 2006), Cet, 13, hlm 230 7 Dr. Dimyati dan Drs Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999),
Cet I, hlm. 216 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm 231
9 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M. Ag, Guru Dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif
Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. III, hlm. 256
52
I. Metode Analisis Data
Data hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk
menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan setiap siklus dan
untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui model pembelajaran
Active Learning tipe Question Student Have (QSH).
1. Data keaktifan peserta didik
Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran adalah sebagai berikut:
Persentase(%) = %100xN
n
Keterangan:
n = skor yang diperoleh setiap peserta didik
N = jumlah seluruh skor
Kriteria penafsiran variabel penelitian ini sebagai berikut:10
86% – 100 % = baik sekali (A)
76% - 85% = baik (B)
60% - 75% = cukup (C)
55% - %59 = kurang (D)
≤54% = kurang sekali (E)
2. Data mengenai hasil belajar
Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif
peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan menghitung
rata-rata nilai ketuntasan belajar.
10 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XIV, hal. 103
53
a. Menghitung rata-rata
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:11
n
Xx∑
=
Keterangan:
x = rata-rata nilai
∑ X = jumlah seluruh nilai
n = jumlah peserta didik
b. Menghitung ketuntasan belajar
a) Ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat
ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis
deskriptif persentase dengan perhitungan:
%100xmaksimalskor
diperolehyangskor
∑∑
b) Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan
ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif
persentase dengan perhitungan:
%100xdidikpesertaseluruh
belajartuntasdidikpeserta
∑∑
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang
mampu menyelesaikan atau mencapai minimum 65 sekurang-
kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas
tersebut.12
11 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005)., hlm.67.
12 Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2008),
hlm.112.
54
J. Indikator Keberhasilan
1. Hasil Belajar Peserta Didik 65≥
2. Ketuntasan Belajar Klasikal %75≥
3. Aktivitas Belajar Peserta Didik %75≥ 13
13 Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, hlm.112.
55
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah
1. Sejarah Berdirinya Madrasah
Sejarah dan perkembangan Madrasah Aliyah Tajul Ulum Brabo
Tanggungharjo Grobogan Jawa Tengah, tidak bisa lepas dari berdirinya
Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo yang berdiri pada tahun 1941 M
didirikan atas prakarsa Al Maghfurlah KH. Syamsuri Dahlan yaitu ayah KH.
Ahmad Baidlowi Syamsuri,Lc.H. Pada Mulanya pesantren ini hanya
mengelola santri putra saja, namun setelah pucuk pimpinan dipegang oleh
KH. Ahmad Baidlowi Syamsuri, Lc.H. Yaitu pada tahun 1990 telah berdiri
Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin putri yang berorientasi pada Tahfidzul
Qur’an (Yaitu pemahaman dan menghafal Al-Qur’an 30 Juz) dan
alhamdulillah sampai pada tahun 2009 ini tercatat telah berhasil mencetak
kurang lebih 500 santri putri yang telah hafal al-Qur’an 30 juz diluar kepala.
Pondok pesantren inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya
Madrasah yang dikelola oleh Yayasan Tajul Ulum yaitu pada tahun 1953
berdiri Madrasah Diniyah, tahun 1960 berdiri Madrasah Diniyah Wustho,
tahun 1975 berdiri Madrasah Tanawiyah dan akhir tahun 1985 berdiri
Madrasah Aliyah
Pada awalnya berdirinya Madrasah Aliyah Tajul Ulum Brabo (1985)
hanya mengelola 12 peserta didik dan alhamdulillah setiap tahunnya
mengalami peningkatan yang cukup baik, baik secara kuantitatif/jumlah
maupun kualitati /mutu pendidikan. Pada tahun 1986 MA Tajul Ulum
tercatat di Kakandepag Propinsi Jawa Tengah dengan status terdaftar dengan
nomor piagam : Wk/S.d/ 146/Pgm/MA/1986 dan waktu itu Kepala
Madrasahnya adalah: KH. M. Ansor Syamsuri. Yaitu adik kandung Romo
KH. Ahmad Baidlowi Syamsuri, Lc.H.
56
Pada tahun 1996 Madrasah Aliyah Tajul Ulum mengajukan
permohonan Akreditasi untuk status diakui dan akhirnya dikabulkan dengan
nomor keputusan Derektur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Nomor : 69/E.IV/PP.03.2/KEP/VII/1996. Pada waktu itu kepala Madrasah
dijabat oleh Bapak Drs. Nur Hadi Alwi. Dengan status diakui Madrasah
Aliyah Tajul Ulum mengalami perkembangan jumlah peserta didik yang luar
biasa, pada tahun 2004/2005 di bawah kepala Madrasah Ahmad Muhdlori
S.Ag. MA Tajul Ulum telah terakreditasi A melalui Surat Keputusan
Derektur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemaen
Agama. Selanjutnya, mulai tahun pelajaran 2007/2008 Kepala Madrasah
dipegang oleh Bapak Ali Mas’udi, S.Pd.I dan jumlah peserta didiknya
mencapai 700 peserta didik.
Mengingat perkembangan jumlah peserta didik yang begitu banyak
serta tuntutan masyarakat, maka MA Tajul Ulum pada tahun pelajaran
2004/2005 telah membuka semua jurusan dengan tujuan merespon keinginan
masyarakat akan tersedianya lembaga pendidikan yang memiliki perhatian
yang lebih berat terhadap semua bidang ilmu.
Dan dengan banyaknya program pilihan berarti masyarakat dapat
memilih alternatif jurusan yang ada untuk menunjang masa depan. Dengan
demikan Madrasah Aliyah Tajul Ulum pada tahun pelajaran 2007/2008 telah
memiliki jurusan Program IPA, IPS, Bahasa, Keagamaan/IAI dan pada tahun
pelajaran 2008/2009 kelas IAI menjadi Program Unggulan dengan rentak
waktu KBM dari Jam 07.00 s/d 13.15 KBM seperti kelas lain. Dilanjutkan
jam 14.00 s/d 17.00 Pendalaman Kitab Kuning, Bahasa Inggris dan Bahasa
Arab
Dari sejarahnya tampak jelas bahwa Madrasah Aliyah Tajul Ulum
memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Pondok Pesantren Sirojuth
Tholibin, sedangkn secara fisik letak antara keduanya berdampingan,
diantara keduanya ibarat saudara sekandung yang saling menguntungkan
karena peserta didik-siswinya sebagian besar berasal dari pondok pesantren
tersebut. Disamping peserta didik-siswi dapat bertempat dipondok, juga
57
dapat tambahan Ilmu-Ilmu agama Islam seperti Nahwu, Sharaf, fiqih, Al-
Qur’an, Hadits dll. yang berciri khas Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan
menganut salah satu madzhab 4 yaitu Syaf’i, Hambali, Maliki dan Hanafi.1
2. Identitas Madrasah
a. Nama Sekolah : MA TAJUL ULUM
b. Alamat Sekolah : Jl.Pon.Pes.Sirojuth Tholibin Brabo
Tanggungharjo Grobogan telpon 024
70780540
c. Nama Yayasan : YAYASAN TAJUL ULUM
d. Alamat : Jl. Pon.Pes. Sirojuth Tholibin Brabo .
Tanggungharjo grobogan 58167
e. NSS/NSM : 312.33.15.11.084.
f. Tahun berdiri : 1985.
g. Tahun beroperasi : 1985.
h. Jumlah Guru Keseluruhan : 46 orang.
B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam hal ini adalah menerapkan
model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) pada
pelajaran matematika khususnya pada materi pokok logika matematika
dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.
Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas secara lengkap adalah sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Pada pelaksanaan tahap pra siklus, peneliti belum memberikan
gambaran tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga
pembelajaran berlangsung secara murni belum ada campur tangan dari
peneliti. Pembelajaran tahap pra siklus ini dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 06 Januari 2011 oleh Ibu Aliyatusshifah, S.Pd. selaku guru
matematika kelas X-A MA TAJUL ULUM BRABO. Guru seperti biasa
1 Marhaban Ahla Wasahlan. Profil Madrasah Aliyah Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo
Grobogan Tahun 2007/2008 http://matajululum.blogspot.com/ (Senin, 13 Oktober 2010, 11.06)
58
masih menggunakan metode konvensional sebagai pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, yaitu menjelaskan materi pelajaran tentang pengertian
logika matematika, kalimat terbuka, kalimat tertutup serta negasinya secara
detail kemudian memberikan contoh dan dilanjutkan dengan mengadakan
tanya jawab dengan peserta didik tentang materi logika matematika dan
diakhiri dengan memberikan latihan kepada peserta didik. Ketika guru
mengajukan pertanyaan yang berkenaan dengan materi kebanyakan peserta
didik masih kebingungan atau kesulitan untuk membedaan antara contoh
pernyataan yang mengandung kalimat terbuka dan kalimat tertutup. Dalam
kegiatan belajar ini guru yang lebih aktif sedangkan peserta didik masih
pasif, dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian pada tahap Pra siklus yang dilaksanakan
di kelas X-A MA TAJUL ULUM Brabo bahwa pembelajaran matematika
masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran
serta menggunakan buku paket matematika sebagai penunjang kegiatan
belajar matematika.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama prasiklus maka
peneliti bersama guru mata pelajaran matematika yaitu Ibu Aliyatussifah
S.Pd. melakukan evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan prasiklus ini dengan
mengambil data dokumentasi evaluasi dari pembelajaran pada materi logika
matematika pada tahun sebelumnya. Berdasarkan evaluasi pembelajaran
tahun sebelumnya diperoleh nilai rata-rata tes formatif materi logika
matematika setahun terakhir kelas X A MA tajul ulum yaitu 50,60. Untuk itu
peneliti bersama guru matematika sepakat untuk melaksanakan pembelajaran
matematika dengan strategi pembelajaran active learning tipe Question
Student Have (QSH) sebagai usaha untuk perbaikan kegiatan pembelajaran
di kelas X-A.
59
2. Siklus I
a. Pertemuan Pertama
1) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I terdiri dari
dua kali pertemuan. Langkah-langkah pada siklus I adalah penerapan
pembelajaran active learning pada materi disjungsi dan konjungsi dan
pertemuan kedua untuk ujian pada siklus I. Langkah-langkah pada
siklus I ini dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang sudah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran aktif ini lebih ditekankan pada upaya menjadikan
peserta didik aktif dalam membuat pertanyaan dan mengemukakan
pendapat. Hal ini dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
Pada pertemuan yang pertama siklus I guru menyampaikan
standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator-indikatornya pada
peserta didik agar peserta didik mengetahui sasaran yang akan dicapai
dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan kedua siklus I diadakan
evaluasi siklus I untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
pada materi yang telah diajarkan. Evaluasi siklus I ini terdiri 10 soal
pilihan ganda dan 3 soal urain.
Siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 januari 2011
dan dihadiri oleh 33 peserta didik. Tindakan tersebut dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan selama 2 x 45 menit pada jam pelajaran
ketiga dan keempat. Materi yang akan dibahas pada siklus ini adalah
pengertian, tabel kebenaran dari materi konjungsi dan disjungsi dengan
mengacu pada dua indikator yaitu menyebutkan pengertian logika
matematika dan menyebutkan pengertian kalimat terbuka, kalimat
tertutup dan pernyataan negasi beserta contohnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Pertemuan pada siklus I dibuka oleh guru dengan mengucapkan
salam. Pertemuan pada siklus ini diawali dengan guru melakukan
60
absensi kepada peserta didik yang hadir dalam pembelajaran, dari
jumlah 33 peserta didik semuanya hadir .Sebelum memasuki
pembahasan materi pengertian, tabel kebenaran dari materi konjungsi
dan disjungsi, guru memberikan apersepsi materi sebelumnya yaitu
materi pengertian logika matematika, kalimat terbuka, kalimat tertutup
serta negasinya.
Setelah melakukan apersepsi, guru menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran kali ini adalah
strategi pembelajaran active learning tipe Question Student Have
(QSH). Pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian peserta didik
menjadi 3 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 11 peserta
didik, pembagian kelompok ditentukan sendiri oleh guru berdasarkan
tempat duduk agar keadaan kelas dengan mudah dapat dikondisikan.
Setelah membagi pengelompokan, guru menginstruksikan peserta didik
untuk membuka buku paket matematika dan mempelajarinya sebelum
guru menjelaskan materi tentang pengertian, tabel kebenaran dari
pernyataan yang mengandung kojungsi dan disjungsi. Setelah guru
menjelaskan materi kepada peserta didik guru melaksanakan strategi
pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH).
Untuk langkah awal yang dilakukan pada saat guru
melaksanakan strategi pembelajaran active learning tipe Question
Student Have (QSH) adalah guru membagikan potongan kertas kosong
kepada setiap peserta didik dalam kelompok. Kemudian Guru meminta
peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang telah disampaikan. Setelah peserta didik menulis
pertanyaan yang berkenaan dengan materi yang disampaikan. masing-
masing potongan kertas dibagikan kepada peserta didik berikutnya
dengan putaran searah jarum jam, ketika potongan kertas sudah
diputarkan, peserta didik yang memegangnya harus membacanya dan
memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi
pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang
61
membacanya. Tapi pada saat memutarkan potongan kertas tersebut
keseluruh kelompok searah jarum jam. Keadaan kelas sangat ramai
sekali karena mungkin ini adalah model pembelajaran yang asing jadi
peserta didik masih belum siap dengan pembelajaran yang dilakukan,
tetapi pada akhirnya keadaan kelas dapat terkondisikan dengan baik
oleh intruksi guru.
Setelah peserta didik menghitung jumlah conteng yang
dimilikinya, setiap kelompok mengumpulkan pertanyaan yang
mendapatkan jumlah contengan terbanyak. Untuk kelompok 1 yang
mendapatkan contengan terbanyak adalah Atik Walidah yaitu sebanyak
8 contengan, kelompok 2 adalah Miftakhul Hasanah yang juga
mendapat 8 contengan dan kelompok 3 adalah Uswatun Hasanah
dengan jumlah 10 contengan. Kemudian guru mengumpulkan 3
potongan yang berisi tentang pertanyaan yang mendapat contengan
paling banyak dari masing-masing kelompok dan kemudian
menjawabnya. Tapi karena waktunya yang kurang jadi guru hanya
menjawab pertanyaan dari Uswatun Hasanah dengan pertanyaan: ”p =
hujan q = dingin ” tentukan disjungsi, konjungsi, implikasi dan
biimplikasi dari pernyataan tersebut?” dan guru menjawab: ”konjungsi
itu berbentuk pernyataan/kalimat bukan kata, jadi untuk pertanyaan
diatas tidak dapat dibuat kalimat disjungsi maupun konjungsi, dan
untuk materi implikasi dan biimplikasi akan dijelaskan pertemuan yang
mendatang”. Setelah guru menjawab pertanyaan dari peserta didik yang
mendapat contengan paling banyak kemudian guru menginstruksikan
peserta didik untuk mengumpulkan seluruh pertanyaan sebagai evaluasi
bagi guru.
2) Pengamatan
a) Hasil pengamatan Aktivitas Peserta Didik
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan
aktivitas peserta didik dalam menerapkan pembelajaran active
62
learning tipe Question Student Have (QSH) belum berlangsung
optimal dan diketahui bahwa proses-proses belajar belum terlaksana
dengan baik. Aktivitas yang diamati belum sesuai, seperti yang
diharapkan masih ada kategori nilai cukup untuk beberapa aktivitas
yakni keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
(61,36%), keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang
berkenaan dengan materi logika matematika (48,48%), keaktifan
peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta
didik yang lain (56,06%) keaktifan peserta didik yang
memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi,
Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi (78,78%) dan kemampuan
peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang
mengandung disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi
(47,72%). Hal Ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam
belajar masih rendah. Kekurangan-kekurangannya antara lain:
a) Kurangnya keaktifan peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru
b) Kurangnya keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang
berkenaan dengan materi Logika Matematika.
c) Kurangnya keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang
diajukan oleh peserta didik yang lain
d) Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami dan
membedakan kalimat yang mengandung disjungsi, konjungsi,
implikasi dan biimplikasi
Ini menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik dalam belajar
masih bisa ditingkatkan dan upaya meningkatkan hasil belajar dan
aktivitas peserta didik dapat dilihat dalam siklus II.
b) Hasil pengamatan guru
Adapun hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran
berlangsung pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
63
Tabel 3
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I
No Aktivitas yang diamati Persentase
1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
48,33%
2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran
3 Guru menyampaikan metode belajar yang akan
dilaksanakan
4 Guru menjelaskan materi pelajaran
5 Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok
6 Guru meminta peserta didik membagikan
potongan kertas.
7 Guru meminta peserta didik menuliskan satu
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah disampaikan.
8 Guru memerintahkan peserta didik menjalankan
potongan kertas yang sudah berisi pertanyaan
searah jarum jam serta memberikan tanda
conteng pada persoalan yang dihadapinya.
9 Guru meminta peserta didik meninjau
pertanyaan yang mendapat tanda conteng paling
banyak
10 Guru meminta peserta didik berbagi pertanyaan
secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka
tidak mendapat tanda conteng paling banyak
11 Guru mengumpulkan semua potongan kertas
yang berisi pertanyaan yang akan dijawab pada
pertemuan mendatang
12 Guru memberikan jawaban pertanyaan
13 Guru membuat kesimpulkan bersama dengan
64
peserta didik
14 Guru membimbing peserta didik dalam
merangkum pelajaran
15 Guru menginformasi materi pelajaran
berikutnya.2
3) Refleksi
Langkah-langkah dalam refleksi adalah:
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
2) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan
mendiskusikan hasil pengamatan. Langkah selanjutnya membuat
suatu refleksi apakah ada hal-hal yang perlu dipertahankan atau
diperbaiki.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi
untuk tidakan berikutnya.
4) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I.
Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan tujuan
antara lain untuk mengetahui:
1) Aktivitas peserta didik.
Aktivitas peserta didik kelas X-A mengalami peningkatan
yang cukup meskipun hasil yang didapatkan belum memuaskan.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi sesuai lembar observasi
antara lain:
a) Kurangnya keaktifan peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru
b) Kurangnya keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang
berkenaan dengan materi Logika Matematika.
c) Kurangnya keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang
diajukan oleh peserta didik yang lain
2 Prosentase Peningkatan Aktivitas Guru Pada Lembar Observasi Siklus I, (selasa, 11 Januari
2011), Jam keIII-IV(08.30-09.20) WIS
65
d) Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami dan
membedakan kalimat yang mengandung disjungsi, konjungsi,
implikasi dan biimplikasi
Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
keaktifan peserta didik dan untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik maka akan dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II.
Langkah-langkah perbaikan-perbaikan pada siklus II adalah sebagai
berikut:
a) Guru meminta peserta didik memusatkan perhatian dalam
penyampaian materi yang disampaikan guru yaitu dengan cara
menjelaskan akan pentingnya bagi peserta didik memperhatikan
penjelasan dari guru karena peserta didik dapat membuat
pertanyaan yang ditulis pada potongan kertas nantinya.
b) Guru harus mengontrol kegiatan peserta didik bekerja dalam
kelompoknya sehingga peserta didik dapat membuat pertanyaan
dengan mandiri dan tenang.
c) Guru sebaiknya memotivasi peserta didik untuk berbagi
pertanyaan secara suka rela walaupun tidak mendapat tanda
conteng paling banyak.
d) Guru hendaknya menjelaskan lebih rinci materi tentang kalimat
yang mengandung disjungsi, konjungsi, implikasi dan
biimplikasi agar lebih memahamkan peserta didik.
2) Perkembangan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Sikap peserta didik terhadap pembelajaran matematika
menunjukkan perkembangan positif dari pembelajaran yang sudah
dilakukan. Oleh karena itu sangat diperlukan bagi guru
menggunakan variasi dalam mengajar misalnya dengan menerapkan
pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH)
secara maksimal sesuai langkah-langkahnya sehingga peserta didik
dapat mengungkapkan materi yang belum faham lewat selembar
kertas. Dengan penerapan pembelajaran active learning tipe
66
Question Student Have (QSH) diharapkan minat dan motivasi
peserta didik untuk belajar matematika meningkat sehingga aktivitas
dan hasil tes peserta didik dapat ditingkatkan.
b. Pertemuan ke dua
Setelah pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung, maka diadakan
ujian siklus I pada pertemuan ke 2. Hasil tes siklus I diketahui bahwa
nilai rata-rata peserta didik masih rendah. Hasil ini terlihat dari
rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik pada siklus I yaitu
60,73 dan jumlah peserta didik memperoleh nilai ≥ 6,5 hanya 22 orang
atau 66,67% dari jumlah peserta didik secara keseluruhan. Dilain pihak
peserta didik yang belum berhasil sebanyak 11 orang atau 33,33%,
artinya tindakan yang diberikan pada siklus I belum dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
3. Siklus II
a. Pertemuan I
1) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua rencana
pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II sama
dengan siklus I yaitu dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang
telah dirumuskan pada refleksi siklus I. Untuk mengetahui tingkat
penguasaan materi pada siklus II maka dilakukan tes siklus II.
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
Guru membuka pelajaran dengan salam peserta didik
menjawab serempak. Guru melakukan absensi, pada pertemuan ini
ada dua peserta didik yang tidak masuk yaitu Lila Nur M dan
Uswatun Hasanah, karena dia sakit. Kemudian guru memberikan
sedikit gambaran dari hasil evaluasi siklus 1 bahwa nilai yang
mereka peroleh belum memuaskan dalam artian masih banyak
67
peserta didik yang mendapatkan nilai rendah. Selanjutnya guru
menghimbau kepada para peserta didik agar lebih giat belajar.
Guru memberikan apersepsi materi sebelumnya yaitu melalui
tanya jawab secara lisan terhadap peserta didik tentang pengertian
dan tabel kebenaran dari pernyataan yang mengandung disjungsi dan
konjungsi . Setelah melakukan apersepsi, guru kemudian menyuruh
peserta didik untuk berkumpul dengan kelompoknya seperti yang
telah ditentukan pertemuan kemarin.
Setelah membagi pengelompokan, guru menginstruksikan
peserta didik untuk membuka buku paket matematika dan kemudian
guru menjelaskan materi tentang pengertian, tabel kebenaran dari
pernyataan yang mengandung impliaksi dan biimplikasi. Setelah
guru menjelaskan materi kepada peserta didik guru melaksanakan
strategi pembelajaran active learning tipe Question Student Have
(QSH).
Untuk langkah awal yang dilakukan pada saat guru
melaksanakan strategi pembelajaran active learning tipe Question
Student Have (QSH) adalah guru membagikan potongan kertas
kosong kepada setiap peserta didik dalam kelompok. Kemudian
Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. Setelah peserta
didik menulis pertanyaan yang berkenaan dengan materi yang
disampaikan. masing-masing potongan kertas dibagikan kepada
peserta didik berikutnya dengan putaran searah jarum jam, ketika
potongan kertas sudah diputarkan, peserta didik yang memegangnya
harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan
kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang
dihadapi peserta didik yang membacanya. Pada saat memutarkan
potongan kertas tersebut keseluruh kelompok searah jarum jam
peserta didik tidak gaduh seperti pertemuan-pertemuan pada siklus I,
68
karena peserta didik sudah mengetahui pembelajaran active learning
tipe Question Student Have (QSH).
Setelah peserta didik menghitung jumlah conteng yang
dimilikinya, setiap kelompok mengumpulkan pertanyaan yang
mendapatkan jumlah contengan terbanyak. Untuk kelompok 1 yang
mendapatkan contengan terbanyak adalah Haniatul Mubarokah yaitu
sebanyak 10 contengan, kelompok 2 adalah Kiptiyah Nurwati yang
mendapat 8 contengan dan kelompok 3 adalah Nuriyah dengan
jumlah 11 contengan. Kemudian guru mengumpulkan 3 potongan
yang berisi tentang pertanyaan yang mendapat contengan paling
banyak dari masing-masing kelompok dan kemudian menjawabnya.
Kemudian guru menjawab pertanyaan dari nuriyah dengan
pertanyaan: ”diantara kalimat-kalimat berikut manakah yang
merupakan pertanyaan dan tentukan pula nilai kebenarannya? a)
semua bilangan komposit adalah bilangan genap b) ada bilangan
komposit yang merupakan bilangan ganjil” dan tentukan x agar
41533 ⇔=+x adalah bilangan genap bernilai benar?” dan guru
menjawab ” untuk pertanyaan yang a) semua bilangan komposit
adalah bilangan genap adalah pertanyaan yang mengandung nilai
kebenaran adalah salah karena bilangan komposit adalah bilangan
selain bilangan prima dan 1 jadi tidak semua bilangan komposit
adalah bilangan genap, ada bilangan ganjil yang merupakan bilangan
komposit seperti 9, 15, 21. Dan untuk pernyataan yang b) ada
bilangan komposit yang merupakan bilangan ganjil adalah
pernyataan yang bernilai benar kemudian guru menjawab pertanyaan
yang ke dua yaitu: x agar 41533 ⇔=+x adalah bilangan genap
bernilai benar adalah 4, jika x diganti maka
153)4(31533 =+⇒=+x akan bernilai benar, jadi dari dua
pernyataan diatas semuanya bernilai benar dan menurut tabel
kebenaran biimplikasi jika dua pernyataan bernilai benar maka akan
bernilai benar”. Setelah guru menjawab pertanyaan dari peserta didik
69
yang mendapat contengan paling banyak kemudian guru
menginstruksikan peserta didik untuk mengumpulkan seluruh
pertanyaan sebagai evaluasi bagi guru.
2) Pengamatan
a) Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus II
Berdasarkan lembar observasi aktivitas peserta didik pada
siklus II sudah mengalami peningkatan dari siklus I yaitu
keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
(72,58%) keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang
berkenaan dengan materi logika matematika (62,09%), keaktifan
peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta
didik yang lain (63,71%) keaktifan peserta didik yang
memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi,
Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi (80,64%), kemampuan
peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang
mengandung disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi
(68,54%). Ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam
belajar semakin meningkat dan upaya meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas peserta didik dapat terlaksana dengan baik.
b) Hasil Pengamatan Guru
Adapun hasil observasi aktivitas guru selama
pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II
No Aktivitas yang diamati Persentase
1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran
3 Guru menyampaikan metode belajar yang akan
dilaksanakan
70
4 Guru menjelaskan materi pelajaran
76,67%
5 Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok
6 Guru meminta peserta didik membagikan
potongan kertas.
7 Guru meminta peserta didik menuliskan satu
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah disampaikan.
8 Guru memerintahkan peserta didik menjalankan
potongan kertas yang sudah berisi pertanyaan
searah jarum jam serta memberikan tanda
conteng pada persoalan yang dihadapinya.
9 Guru meminta peserta didik meninjau
pertanyaan yang mendapat tanda conteng paling
banyak
10 Guru meminta peserta didik berbagi pertanyaan
secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka
tidak mendapat tanda conteng paling banyak
11 Guru mengumpulkan semua potongan kertas
yang berisi pertanyaan yang akan dijawab pada
pertemuan mendatang
12 Guru memberikan jawaban pertanyaan
13 Guru membuat kesimpulkan bersama dengan
peserta didik
14 Guru membimbing peserta didik dalam
merangkum pelajaran
15 Guru menginformasi materi pelajaran
berikutnya.3
3 Prosentase Peningkatan Aktivitas Guru Pada Lembar Observasi Siklus II, (Ahad, 23 Januari
2011), Jam ke I-II (06.40-08.10)WIS
71
3) Refleksi
Berdasarkan evaluasi hasil belajar yang diperoleh peserta
didik diketahui bahwa peserta didik telah mengalami peningkatan
sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil dan data observasi
siklus II dapat diketahui bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus
ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini
terlihat pada hasil belajar peserta didik yang telah memenuhi kriteria
keberhasilan. Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata kelas.
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan lebih rinci tentang data
yang diperoleh dari hasil observasi yang dianalisis dengan tujuan
kegiatan ini antara lain untuk mengetahui:
1) Perkembangan aktivitas peserta didik.
Aktivitas peserta didik di kelas X-A mengalami perubahan
yang cukup berarti, peserta didik mampu bekerja secara mandiri,
dan hasil yang didapatkan cukup memuaskan, kegiatan
pembelajaran berjalan dengan lancar, dengan adanya
pembelajaran aktif ini peserta didik akan lebih termotivasi untuk
belajar matematika
Pada siklus II ini terjadi peningkatan aktivitas peserta didik
setiap siklusnya. Seperti aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran sudah mengalami peningkatan dari siklus I. Dari
tabel dapat dilihat bahwa sudah adanya peningkatan terhadap
aktivitas peserta didik yaitu keaktifan peserta didik dalam
memperhatikan penjelasan guru 61, 36% menjadi 72,58%,
keaktifan peserta didik menuliskan pertanyaan yang berkenaan
dengan materi logika matematika 48.48% menjadi 62,09%,
keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh peserta didik yang lain 56,06% menjadi 63,71%, keaktifan
peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan
tentang materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
78,78% menjadi 80,64% dan kemampuan peserta didik dalam
72
memahami dan membedakan kalimat yang mengandung
disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi 47,72% menjadi
68,54%. Ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam
belajar semakin meningkat dan upaya meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas peserta didik dapat dapat dikatakan berhasil, begitu
juga kegiatan lainnya aktivitas peserta didik mengalami
peningkatan dari siklus dan siklus II karena peserta didik lebih
termotivasi untuk belajar menggunakan metode pembelajaran
Question Student Have.
2) Perkembangan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Guru sudah melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP,
dan langkah-langkah dalam mengajar sudah sesuai dengan tahap-
tahap pada pembelajaran active learning tipe question student
have (QSH) sehingga penyampaian materi pelajaran dan semakin
meningkat.
Dari pengamatan dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I yang termasuk
katagori kurang ada 4 poin yaitu indikator 5, 7, 8 dan 10, yang
termasuk kategori cukup ada 9 poin yaitu indikator 2, 4, 6, 9, 11,
12, 13, 14 dan 15. Yang termasuk katagori baik ada 1 poin yaitu
indikator 3 dan poin sangat baik ada 1 poin yaitu indikator 1.
Pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari
katagori kurang pada indikator 5, 7, dan 8 menjadi cukup
sedangkan indikator 10 menjadi sangat baik, katagori cukup pada
indikator 2, 4, 6, 9 dan 13 menjadi baik, indikator 11, 12, 14 dan
15 tetap cukup, indikator 3 menjadi katagori baik dan indikator 1
menjadi baik sekali.
Peningkatan aktivitas guru pada setiap siklus dikarenakan
guru sudah terbiasa menggunakan metode belajar Question
Student Have (QSH) dalam pembelajaran sehingga rencana
pembelajaran yang sudah dibuat dapat terlaksana dengan baik.
73
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa pelaksanaan
tindakan pada masing-masing siklus mengalami peningkatan. Hal
ini diketahui dari hasil belajar siklus I yang diikuti 33 orang
peserta didik. Nilai rata-rata yang diperoleh meningkat 50,60 dari
pra siklus menjadi 60,67 pada siklus I dan menigkat menjadi
71,48 pada siklus II. Peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 6,5
sebanyak 27 orang, ini berarti keberhasilan klasikal telah
mencapai 87,10%. Sedangkan peserta didik yang belum berhasil 4
orang atau sekitar 12,90%. Angka keberhasilan ini menunjukkan
bahwa tindakan dapat dikatakan berhasil. Peningkatan hasil
belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan
dikarenakan peserta didik lebih memahami dan mengingat materi
yang telah diberikan dengan menggunakan metode belajar tipe
Question Student Have.
b. Pertemuan Kedua
Setelah pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung, maka
diadakan ujian siklus II pada pertemuan ke 2. Hasil tes siklus II
diketahui bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah mengalami
peningkatan. Hal ini diketahui dari hasil belajar siklus I yang diikuti 33
orang peserta didik. Nilai rata-rata yang diperoleh meningkat 50,60 dari
pra siklus menjadi 59,15 pada siklus I dan menigkat menjadi 71,48
pada siklus II. Peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 6,5 sebanyak 27
orang, ini berarti keberhasilan klasikal telah mencapai 87,10%.
Sedangkan peserta didik yang belum berhasil 4 orang atau sekitar
12,90%. Angka keberhasilan ini menunjukkan bahwa tindakan dapat
dikatakan berhasil
74
C. Pembahasan Penelitian
1. Pra Siklus
Pada prasiklus ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru
matematika MA Tajul Ulum brabo mengatakan bahwa pada pembelajaran
tahun sebelumnya pada materi logika matematika para peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran masih terlihat kurang aktif dan mereka
masih takut-takut atau malu untuk bertanya tentang materi yang belum
mereka pahami. Pada prasiklus ini masih terdapat banyak peserta didik yang
memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan oleh sekolahan.
Pada daftar nilai peserta didik tahun pelajaran 2008/2009 yang
didapatkan peneliti dari guru matematika MA Tajul Ulum brabo dari 33
peserta didik terdapat 27 peserta didik yang nilainya belum tuntas yaitu
masih di bawah KKM yang ditetapkan oleh sekolahan yaitu 6,5 dan peserta
didik yang nilainya tuntas hanya 5 orang sehingga ketuntasan klasikal hanya
mencapai 15.15%.
Tabel 5
Nilai Peserta Didik Pada tahun pelajaran 2008/2009
No
Variabel yang diamati
Jumlah/persentase
Pra Siklus
1 Nilai rata-rata peserta didik 50,60
2 Jumlah peserta didik yang berhasil 5
3 Jumlah peserta didik yang belum berhasil 28
4 Persentase peserta didik yang berhasil 15,15%
5 Persentase peserta didik yang belum berhasil4 84,85%
2. Siklus I
Aktivitas peserta didik merupakan faktor yang sangat penting untuk
menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran dengan active
learning tipe Question Student Have (QSH) berkaitan erat dengan teori
4 Prosentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Ujian Evaluasi Prasiklus, (Kamis, 06
Januari 2011, Jam keIII-IV(08.10-09.20) WIS)
75
pengetahuan Piaget yang menekankan pentingnya kegiatan seorang peserta
didik yang aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan. Hanya dengan
keaktifannya mengolah bahan, bertanya secara aktif, dan mencerna bahan
dengan kritis, peserta didik akan dapat menguasai bahan dengan lebih baik.
Berdasarkan lembar observasi aktivitas peserta didik diperoleh hasil
bahwa pada siklus I diketahui bahwa proses-proses belajar belum terlaksana
dengan baik. Aktivitas yang diamati belum sesuai, seperti yang diharapkan
masih ada kategori nilai cukup untuk beberapa aktivitas yakni keaktifan
peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru, keaktifan peserta didik
menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi logika matematika,
keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta
didik yang lain, keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru
berkenaan tentang materi disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi,
dan kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat
yang mengandung disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi. Ini
menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar masih rendah.
Tabel 6
Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus I
No
Aktivitas yang diamati
Siklus I
Persentase
1 Keaktifan Peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru
61,36%
2 Keaktifan Peserta didik menuliskan pertanyaan
yang berkenaan dengan materi Logika
Matematika
48,48%
3 Keaktifan Peserta didik menanggapi pertanyaan
yang diajukan oleh peserta didik yang lain
56,06%
4 Keaktifan Peserta didik yang memperhatikan
jawaban guru berkenaan tentang materi
Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
78,78%
76
5 Kemampuan peserta didik dalam memahami dan
membedakan kalimat yang mengandung
disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi5
47,72%
Berdasarkan hasil pengamatan tentang aktivitas guru dalam
mengajar pada siklus I diperoleh bahwa kemampuan guru dalam
menyampaikan tujuan, memberikan gambaran umum materi pelajaran dan
memberi motivasi untuk belajar matematika kepada peserta didik sudah
cukup, kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan
penerapan active learning tipe Question Student Have (QSH) dalam
pembelajaran sudah baik. Namun, kemampuan guru dalam membangun
suasana dialogis, memberikan penguatan materi yang diajarkan serta
kemampuan dalam memberikan jawaban pertanyaan, membuat kesimpulkan
dan membimbing peserta didik dalam merangkum pelajaran harus
ditingkatkan.
Dan berdasarkan hasil uji tes akhir siklus I hasil yang diperoleh
menunjukkan adanya perkembangan prestasi belajar. Hal ini didasarkan
pada perolehan rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu 60,67 dan
ketuntasan klasikalnya mencapai 66,67%.
Tabel 7
Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus I
No Variabel yang diamati Jumlah /
Persentase
1 Nilai rata-rata peserta didik 60,73
2 Jumlah peserta didik yang berhasil 22
3 Jumlah peserta didik yang belum berhasil 11
4 Persentase peserta didik yang berhasil 66,67%
5 Persentase peserta didik yang belum berhasil6 33,33%
5 Prosentase Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Pada Lembar Observasi Siklus I, (Selasa, 11
Januari 2011), Jam keIII-IV(08.30-09.20) WIS
77
Tabel 8
Tabel Ketuntasan Pembelajaran pada Siklus I
Tanggal
penelitian
Indikator yang diamati Ketuntasan
klasikal Siklus I
Keterangan
11 Januari
2011
Aktivitas guru 48.33% C
Aktivitas peserta didik 58% B
Hasil belajar peserta
didik
66.67% B
Tabel 9
Hasil belajar Peserta Didik pada Pra siklus I dan siklus I
Tanggal
Penelitian
Pelaksanaan
Pembelajaran
Persentase
Aktivitas guru
Keterangan
6 Januari 2011 Pra Siklus 15.15% C
11 januari 2011 Siklus I 66.67 % B
3. Siklus II
Pada siklus II aktivitas peserta didik di kelas X-A mengalami
perubahan yang cukup berarti, yaitu keaktifan peserta didik dalam
memperhatikan penjelasan guru, keaktifan menuliskan pertanyaan yang
berkenaan dengan materi logika matematika, keaktifan peserta didik
menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik yang lain,
keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan
tentang materi disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi dan
kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang
mengandung disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi. Ini
menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar semakin
meningkat dan upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik
dapat dapat dikatakan berhasil, begitu juga kegiatan lainnya aktivitas peserta
6 Prosentase Nilai Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Ujian Evaluasi siklus I, (Ahad, 16
Januari 2011, Jam keI-II (06.40-08.10)WIS
78
didik mengalami peningkatan dari siklus dan siklus II karena peserta didik
lebih termotivasi untuk belajar menggunakan metode pembelajaran
Question Student Have (QSH).
Agar proses belajar peserta didik dapat dikembangkan, sangat
mutlak bahwa peserta didik diberi keleluasaan untuk mengungkapkan apa
yang menjadi pemikiran, gagasan dan penangkapannya akan suatu bahan
atau hal. Oleh karena itu kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan
gagasan maupun ide-ide perlu dikembangkan.
Dalam pembahasan hasil siklus II pelaksanaan pembelajaran QSH
menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran matematika pemahaman
konsep dilaksanakan sudah mencapai tahap lebih baik dari pada prasiklus
dan siklus I. Hal ini dikarenakan guru sudah mempelajari model
pembelajaran qsh sehingga pada siklus kedua diperoleh persentase aktivitas
peserta didik 76.67 %.
Tabel 10
Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus II
No
Aktivitas yang diamati
Siklus II
Persentase
1 Keaktifan Peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru
72,58%
2 Keaktifan Peserta didik menuliskan pertanyaan
yang berkenaan dengan materi Logika
Matematika
89.52%
3 Keaktifan Peserta didik menanggapi pertanyaan
yang diajukan oleh peserta didik yang lain
63,71%
4 Keaktifan Peserta didik yang memperhatikan
jawaban guru berkenaan tentang materi Disjungsi,
Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
80,64%
5 Kemampuan peserta didik dalam memahami dan
membedakan kalimat yang mengandung
79
disjungsi, konjungsi, implikasi dan biimplikasi7 68,54%
No Persentase Kategori
1 ≤ 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Tabel 11
Aktivitas Peserta Didik pada siklus I dan II
Tanggal
Penelitian
Pelaksanaan
Pembelajaran
Persentase
Aktivitas guru
Keterangan
11 Januari
2011
Siklus I 58% B
18 januari
2011
Sklus II 76 % A
Pada akhir siklus II guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP, dan langkah-langkah dalam mengajar sudah sesuai dengan
tahap-tahap pada Question Student Have (QSH). Kemampuan guru untuk
memulai dan menutup pelajaran baik sekali. Penyampaian materi pelajaran
dan penerapan Question Student Have (QSH) semakin meningkat.
Kemampuan dalam menyetting pembelajaran, juga sangat mendukung
keberhasilan pelaksanaan program. Untuk menumbuhkan minat dan
motivasi dalam pembelajaran matematika sangat penting bagi guru memiliki
kompetensi sosial dalam berkomunikasi terhadap peserta didik dengan baik
meski hanya lewat selembar kertas.
Berikut ini adalah perbandingan aktivitas guru pada siklus I dan
siklus II
7 Prosentase Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Pada Lembar Observasi Siklus II, (Ahad, 23
Januari 2011), Jam ke I-II (06.40-08.10)WIS
80
Tabel 12
Aktivitas Guru pada Siklus I dan II
Tanggal
Penelitian
Pelaksanaan
Pembelajaran
Persentase
Aktivitas guru
Keterangan
11 Januari 2011 Siklus I 48.33% C
18 Januari 2011 Sklus II 76,67% A
Berdasarkan hasil uji tes akhir siklus I hasil yang diperoleh
menunjukkan adanya perkembangan prestasi belajar. Hal ini didasarkan
pada perolehan rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu 60,67 dan
ketuntasan klasikalnya mencapai 66,67%. Pada akhir siklus II, hasil rata-
rata peserta didik meningkat menjadi 71,48 dan ketuntasan klasikalnya
mencapai 87,10%. Berikut ini disajikan diagram lingkaran dan grafik
perkembangan dari nilai rata-rata hasil belajar peserta didik serta persentase
ketuntasan klasikal pada pra siklus, siklus I dan siklus II.
Berikut ini adalah Tabelketuntasan belajar peserta didik pada siklus I
dan siklus II
Tabel 13
Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Siklus II
Tanggal
Penelitian
Indikator yang diamati Ketuntasan
klasikal
Siklus II
Keterangan
11 Januari
2011
Aktivitas guru 76.67% A
Aktivitas peserta didik 76% A
Hasil belajar peserta didik 87.10% A
81
Tabel 14
Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus, Siklus I Dan
Siklus II
No
Variabel yang diamati
Jumlah/Persentase
Pra
Siklus
Siklus I Siklus
II
1 Nilai rata-rata peserta didik 50,60 60,73 71,48
2 Jumlah peserta didik yang
berhasil
5 22 27
3 Jumlah peserta didik yang belum
berhasil
28 11 4
4 Persentase peserta didik yang
berhasil
15,15% 66,67% 87,10%
5 Persentase peserta didik yang
belum berhasil
84,85% 33,33% 12,90%
82
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari deskripsi dan analisis penelitian tindakan kelas yang telah diuraikan
pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have
(QSH) peserta didik yang tidak berani bertanya tentang materi yang peserta
didik tidak pahami dapat mengungkapkan permasalahan-permasalahan tersebut
lewat selembar kertas. Jadi dengan model pembelajaran ini peserta didik akan
lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik
dapat meningkat.
2. Model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok
logika matematika. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari pra siklus
yaitu dengan nilai rata-rata 50,60 dengan ketuntasan belajar klasikal 15,15%,
meningkat pada siklus I menjadi 60,70 dengan ketuntasan belajar klasikal
66,67% dan pada siklus II rata-rata kelas X-A meningkat menjadi 71,48 poin
dengan ketuntasan klasikal mencapai 87,10%. Jadi rata-rata hasil belajar Pra
siklus dan siklus I meningkat sebesar 10,1 poin dan dari siklus I dan siklus II
meningkat menjadi 10,78 poin sedangkan ketuntasan klasikal dari pra siklus
dan siklus I meningkat sebesar 51,52% dan dari siklus I dan siklus II
meningkat sebesar 20.43%. Begitu juga dengan keaktifan peserta didik
mengalami peningkatan dengan prosentase keaktifan sebesar 48.33% pada
siklus I, meningkat menjadi 76.67% pada siklus II. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran dengan Model pembelajaran active learning
tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar peserta didik pada materi pokok logika matematika kelas X A MA
Tajul Ulum Brabo Grobogan tahun pelajaran 2010/2011.
83
B. SARAN
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas
maka peneliti mengajukan saran-saran:
1. Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have
(QSH) sebaiknya dikembangkan pada pokok bahasan yang lain untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika.
2. Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have
(QSH) dapat diterapkan untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik
dalam pembelajaran matematika.
3. Dalam proses pembelajaran matematika, sebaiknya guru mengajar dengan
pembelajaran aktif, yang dapat menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam
proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan hasil belajar matematika
peserta didik dapat meningkat.
4. Guru hendaknya senantiasa untuk menciptakan atau membuat model
pembelajaran yang inovatif dan mengimplementasikannya dalam kegiatan
belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran matematika.
C. PENUTUP
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah rahmat,
taufiq, dan Inayah-Nya kepada Peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah berupa Skripsi.
Tentu dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini ada kekurangan-
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu peneliti berharap atas saran
yang bersifat membangun guna menyempurnakan penelitian karya tulis
berikutnya
Demikian skripsi ini peneliti susun, peneliti menyadari bahwa skripsi ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan. Karenanya dengan kerendahan hati,
kritik dan saran yang membangun dari pembaca menjadi harapan peneliti.
Semoga bermanfaat. Amin
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta. 1999
Alice Crow dan Lester D. Crow, Education Psycology, New York: American Book
Company, 1958.
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Pontianak: Alfabeta, 2009.
Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Tekhnik, Prosedur), Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009, Cet I
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2002.
, , Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet VII
,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineke
Cipta, 2006, Cet, 13
Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Charles C, Bonwell, dan James A. Eison, Active Learning: Creating Excitement in
the Classroom, http://www.gwu.edu/eriche
Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemah, Semarang: CV. Asy-Syifa, 2001.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis), Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006, Cet III.
Djoni Dwijono, Soesianto, Seni Logika Matematika; Logika Proposisional,
Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
Fahmi, Mustafa , Psycologiat at Ta’allum, Mesir: Darmishrli At-Thabah.
Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2007, Cet V
, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,
Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001, Cet II
, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, Cet
VI,
Hamzah, Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme,
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/20/teori-belajar-
konstruktivisme/,
Jihad , Asep, Pengembangan Kurikulum Matematika, Yogyakarta: Multi Presindo,
2008,
Karya Tulis Guru dalam Keberhsilan Pembelajaran, Gambar (Perangko) sebagai
Media Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, SDN Sumberagung Kecamatan
Brondong Kabupaten Lamongan Jawa Timur, 2003.
Lemlrch J, Kasim Curriculum and Instructional Methods for Elementary and Midle
School, New York Macmillan College Publishing Co, 1990,
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/belajar-kelompok.html -
_ftn1
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. XIV,
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005,
Nazaruddin, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik dan
Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum),Yogjakarta: Sukses
Offset, 2007, Cet. I.
Malik Said, dan Muzamil Basir. Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris,
Mekkah: Darul Liwa’,t.th
Mujiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, Cet I,
Marhaban Ahla Wasahlan. Profil Madrasah Aliyah Tajul Ulum Brabo
Tanggungharjo Grobogan Tahun 2007/2008
http://matajululum.blogspot.com/
Sadirman,1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Bagi Guru
Dan Calon Guru,Jakarta: Rajawali, 1999, Cet IV.
Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009,Cet. II
Silberman Melvin L. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
(terjemahan Sarjuli et al.), Bandung: Nusamedia, 1996.
Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan
Sarjuli et al.) 101 Strategis To Teach Any Subject, (Bandung: Raisul
Muttaqin, 2006),
Slameto. 2006, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
Algensindo, 2005.
, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,1999, Cet. VI
Suprijono, Agus, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM), Yogyakarta:
Pustaka pelajar, 2009.
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para
Pendidik), Jogjakarta: Diva Press, 2010, Cet I.
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT
Remaja Rosdaskarya, 2000, Cet. V
Syamsuddin Makmun, Abin, Psikologi Pendidkan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002, Cet V.
Syarifuddin, Pembelajaran Matematika Sekolah, http://syarifartikel.blogspot.com/
Uno. Hamzah B. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belejar Mengajar
Yang Kreatif Dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovative Berorientasi Konstruvistik, Jakarta:
Presatasi Pustaka. 2007.
Wirodikromono, Sartono. Matematika Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga.
2002.
Zainy, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insani
Madani, 2008.
.
.
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Siti Luthfiyah
2. Tempat dan Tgl. Lahir : Demak, 19 Mei 1989
3. NIM : 073511019
4. Alamat rumah : Ds. Sandan Sari, Sidokumpul, Kec Guntur Kab
Demak
5. HP : 085726988268
6. E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal:
a. TK Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak
b. MI Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak
c. MTs N Mranggen Demak
d. MA Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan
e. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
2. Pendidikan Non-Formal
a. Madrasah Diniyah Nurul Huda Sidokumpul Guntur Demak
b. Madrasah Diniyah Wustho Brabo Tanggungharjo Grobogan
c. Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Tanggungharjo Grobogan
d. Pondok Pesantren Al-Hikmah Tugu Rejo Tugu Semarang
Lampiran 1
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS X-A SIKLUS I
No Nama Kehadiran Keterangan
Hadir Tidak hadir Izin (I) Absen (A)
1 Aini Muhimmatul Ulya �
2 Alifatul Isnaini �
3 Atik Walidah �
4 Eni Prasetyowati �
5 Fitri Damayanti �
6 Haniatul Mubarokah �
7 Himmatul Anifah �
8 Ida Royani �
9 Immatun Nisa’ �
10 Indah Rukmana �
11 Jumiatul Lutfa �
12 Khoirul Mustaghfiroh �
13 Kiptiyah Nurwati �
14 Lailin Uyun Munfaridah �
15 Lila Nur Murthoharoh �
16 Lina Fakhrunnisa’ �
17 Miftahul Khoiriyah �
18 Miftakhul Hasanah �
19 Miftakhul ulya �
20 Mila Nurhasanah �
21 Mumtiatus Sa’diyah �
22 Naimatul Faizah �
23 Noviana Nurrohma �
24 Nur Fuadah �
25 Nuriyah �
26 Nurul Azizah �
27 Nurul Hidayah �
28 Rani Miftayani �
29 Siti Muchariroh �
30 Ulin Nafi’ah �
31 Uswatun Hasanah �
32 Wiji Prihatiiningsih �
33 Zulfatur Rohmaniyah �
%100
%10033
33
%100Pr
=
×=
×=didikpesertaseluruhjumlah
hadiryangdidikpesertaJumlahosentase
Lampiran 2
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS X-A PADA SIKLUS II
No Nama Kehadiran Keterangan
Hadir Tidak hadir Izin (I) Absen (A)
1 Aini Muhimmatul Ulya �
2 Alifatul Isnaini �
3 Atik Walidah �
4 Eni Prasetyowati �
5 Fitri Damayanti �
6 Haniatul Mubarokah �
7 Himmatul Anifah �
8 Ida Royani �
9 Immatun Nisa’ �
10 Indah Rukmana �
11 Jumiatul Lutfa �
12 Khoirul Mustaghfiroh �
13 Kiptiyah Nurwati �
14 Lailin Uyun Munfaridah �
15 Lila Nur Murthoharoh � I
16 Lina Fakhrunnisa’ �
17 Miftahul Khoiriyah �
18 Miftakhul Hasanah �
19 Miftakhul ulya �
20 Mila Nurhasanah �
21 Mumtiatus Sa’diyah �
22 Naimatul Faizah �
23 Noviana Nurrohma �
24 Nur Fuadah �
25 Nuriyah �
26 Nurul Azizah �
27 Nurul Hidayah �
28 Rani Miftayani �
29 Siti Muchariroh �
30 Ulin Nafi’ah �
31 Uswatun Hasanah � I
32 Wiji Prihatiiningsih �
33 Zulfatur Rohmaniyah �
%94
%10033
31
%100Pr
=
×=
×=didikpesertaseluruhjumlah
hadiryangdidikpesertaJumlahosentase
Lampiran 3
SOAL-SOAL PRA SIKLUS
1. Kalimat-kalimat berikut yang merupakan kalimat terbuka adalah:
a. Dalam satu hari ada 24 jam
b. ( ) Rxxxp ∈=+= ,512
c. 1053 ≥+x untuk x = 3
d. Semarang adalah ibukota Jawatengah
e. Lingkaran itu bulat
2. Semua kalimat-kalimat berikut adalah kalimat terbuka, kecuali:
a. Bunga itu indah
b. Menara itu tinggi
c. 2x + 3 = 12
d. 163 <−y
e. Air itu cair
3. Kalimat-kalimat ini merupakan pernyataan(kalimat tertutup), kecuali:
a. Banyaknya titik sudut suatu segitiga adalah 3
b. Matahari terbit dari sebelah barat
c. Satu minggu terdiri atas 7 hari
d. Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil
e. Jumlah dari tiga buah bilangan yang sama adalah 15
4. Di bawah ini yang bukan merupakan pernyataan(kalimat tertutup) adalah:
a. Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia
b. Ada bilangan prima yang genap
c. Semua bilangan prima ganjil
d. Harga dolar naik semua orang pusing
e. Ada segitiga yang jumlah sudutnya tidak 180
5. Berikut ini yang merupakan pernyataan bernilai benar adalah
a. 0322 ≥−+ xx untuk 1−=x
b. 453 =−x untuk x = 2
c. Grafik fungsi ( ) 822 −−= xxxf melalui titik (-2,0)
d. ( ) 03 2 >+x untuk semua x anggota bilangan real
e. Besar sudut-sudut suatu segitiga adalah 000 80,70,50
6. Semua Ingkaran dari pernyataan “semua orang asing berkulit putih” ini adalah benar,
kecuali:
a. Semua orang asing tidak berkulit putih
b. Tidak benar bahwa semua orang asing berkulit putih
c. Ada orang asing tidak berkulit putih
d. Beberapa orang asing tidak berkulit putih
e. Terdapat orang asing tidak berkulit putih
7. Ingkaran dari kalimat “semua orang berdiri ketika tamu agung memasuki ruang” adalah:
a. Semua orang tidak berdiri ketika tamu agung memasuki ruangan
b. Tidak ada orang yang berdiri ketika tamu agung memasuki ruangan
c. Ada orang yang berdiri ketika tamu agung memasuki ruangan
d. Ada orang yang tidak berdiri ketika tamu agung memasuki ruangan
e. Tidak ada orang yang tidak berdiri ketika tamu agung memasuki ruangan.
8. Ingkaran dari “beberapa jenis burung tidak dapat terbang” adalah:
a. Beberapa jenis burung dapat terbang
b. Semua jenis burung tidak dapat terbang
c. Semua jenis burung dapat terbang
d. Ada jenis burung yang tidak dapat terbang
e. Ada jenis burung yang dapat terbang
9. Ingkaran dari pernyatan “7 adalah bilangan prima 3 adalah factor dari 13” berikut ini adalah
benar, kecuali:
a. Tidak benar 7 adalah bilangan prima dan 3 bukan factor dari 13
b. Tidak benar 7 adalah bilangan prima dan tidak benar 3 adalah factor dari 13
c. Tidak benar 7 adalah bilangan prima dan 3 bukan factor dari 13
d. 7 bukan bilangan prima dan tidak benar 3 adalah factor dari 13
e. Tidak benar 7 adalah bilangan prima dan tidak benar 3 bukan factor dari 13
10. Ingkaran dari pernyataan “cos 0240 sama dengan 22
1”adalah:
a. Tidak benar bahwa cos 0240 tidak sama dengan 22
1
b. Tidak benar bahwa cos 0240 sama dengan 22
1
c. Cos 0240 tidak sama dengan 22
1
d. Cos 0240 tidak sama dengan 32
1
e. Cos 0240 tidak sama dengan 22
1
Lampiran 4
LEMBAR JAWABAN PRA SIKLUS
1. B
2. E
3. E
4. D
5. D
6. A
7. D
8. C
9. E
10. D
Lampiran 5
HASIL NILAI PESERTA DIDIK PRA SIKLUS
No Nama Nilai Keterangan
1 Aini Muhimmatul Ulya 40 TT
2 Alifatul Isnaini 60 TT
3 Atik Walidah 30 TT
4 Eni Prasetyowati 50 TT
5 Fitri Damayanti 50 TT
6 Haniatul Mubarokah 80 T
7 Himmatul Anifah 40 TT
8 Ida Royani 50 TT
9 Immatun Nisa’ 60 TT
10 Indah Rukmana 60 TT
11 Jumiatul Lutfa 60 TT
12 Khoirul Mustaghfiroh 30 TT
13 Kiptiyah Nurwati 50 TT
14 Lailin Uyun Munfaridah 40 TT
15 Lila Nur Murthoharoh 40 TT
16 Lina Fakhrunnisa’ 50 TT
17 Miftahul Khoiriyah 40 TT
18 Miftakhul Hasanah 60 TT
19 Miftakhul ulya 70 T
20 Mila Nurhasanah 70 T
21 Mumtiatus Sa’diyah 50 TT
22 Naimatul Faizah 50 TT
23 Noviana Nurrohma 40 TT
24 Nur Fuadah 30 TT
25 Nuriyah 60 TT
26 Nurul Azizah 50 TT
27 Nurul Hidayah 40 TT
28 Rani Miftayani 40 TT
29 Siti Muchariroh 50 TT
30 Ulin Nafi’ah 80 T
31 Uswatun Hasanah 40 TT
32 Wiji Prihatiiningsih 70 T
33 Zulfatur Rohmaniyah 40 TT
Jumlah 1670
Rata-Rata 50,60
Lampiran 6
DAFTAR KELOMPOK PESERTA DIDIK KELAS X-A PADA
SIKLUS I
KELOMPOK I KELOMPOK II
KELOMPOK III
Naimatul Faizah Nurul Azizah
Himmatul Anifah
Ida Royani
Immatun Nisa’
Jumiatul Lutfa Khoirul Mustaghfiroh
Kiptiyah Nurwati
Fitri Damayanti
Uswatun Hasanah
Wiji Prihatiiningsih
Lailin Uyun Munfaridah
Mumtiatus Sa’diyah
Lila Nur Murthoharoh
Miftakhul Hasanah
Aini Muhimmatul Ulya
Mila Nurhasanah
Nurul Hidayah
Haniatul Mubarokah
Indah Rukmana
Zulfatur Rohmaniyah
Rani Miftayani
Noviana Nurrohma
Miftakhul ulya
Nur Fuadah
Lina Fakhrunnisa’
Miftahul Khoiriyah
Nuriyah
Siti Muchariroh
Ulin Nafi’ah
Alifatul Isnaini
Eni Prasetyowati
Atik Walidah
Lampiran 7
DAFTAR KELOMPOK PESERTA DIDIK KELAS X-A PADA
SIKLUS II
KELOMPOK I KELOMPOK II
KELOMPOK III
Naimatul Faizah
Nurul Azizah
Himmatul Anifah
Ida Royani
Immatun Nisa’
Jumiatul Lutfa
Khoirul Mustaghfiroh
Kiptiyah Nurwati
Fitri Damayanti
Wiji Prihatiiningsih
Lailin Uyun Munfaridah
Mumtiatus Sa’diyah
Miftakhul Hasanah
Aini Muhimmatul Ulya
Mila Nurhasanah
Nurul Hidayah
Haniatul Mubarokah
Indah Rukmana
Zulfatur Rohmaniyah
Rani Miftayani
Noviana Nurrohma
Miftakhul ulya
Nur Fuadah
Lina Fakhrunnisa’
Miftahul Khoiriyah
Nuriyah
Siti Muchariroh
Ulin Nafi’ah
Alifatul Isnaini
Eni Prasetyowati
Atik Walidah
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan pendidikan : MA TAJUL ULUM BRABO
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : X / II
Alokasi Waktu : 2 X 45
Standar kompetensi : Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah
yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan
berkuantor
Kompetensi dasar : Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya
Indikator :
1. Menyebutkan pengertian kalimat Disjungsi dan Konjungsi
2. Menyatakan Tabel kebenaran dan Negasi dari pernyataan Disjungsi dan
pernyataan Konjungsi
I. Tujuan pembelajaran
Dengan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH)
peserta didik dapat mengetahui tabel kebenaran dari pernyataan disjungsi dan
konjungsi dan dapat memberikan contohnya serta dapat membedakanya dengan
benar.
II. Metode pembelajaran:
Model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH)
III. Materi Pembelajaran
Tabel kebenaran Disjungsi dan Konjungsi
IV. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan pembelajaran Waktu
Kegiatan awal
1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
dan berdo’a
15 menit
2 Guru melakukan presensi
3 Guru menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan.
Apersepsi : Mengingat kembali pengertian logika
matematika, kalimat terbuka dan kalimat
tertutup
Motivasi : Memulai pelajaran dengan memberikan
contoh pernyataan yang mengandung
pernyaan disjungsi dan konjungsi dalam
kehidupan sehari-hari.
Contoh: Dita sakit dan dita minum obat.
Tujuan : Dengan pembelajaran aktif tipe QSH peserta
didik dapat mengetahui pengertian kalimat
disjungsi dan konjungsi dengan benar
4 Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang
pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran
active learning dengan tipe Question Student Have
(QSH)
Kegiatan inti
Eksplorasi
5 Guru menyampaikan materi tentang tabel dari pernyataan
Disjungsi dan Konjungsi
30 Menit
6 Guru membagikan peserta didik dalam beberapa
kelompok.
5 Guru meminta peserta didik untuk bergabung dengan
kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan.
6 Guru Memberikan potongan kertas kepada setiap peserta
didik
Elaborasi
7 Guru meminta peserta didik untuk menulis satu
pertanyaan yang berkaitan dengan materi Disjungsi dan
Konjungsi yang telah disampaikan.
20 Menit
8 Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh
kelompok searah jarum jam. Ketika masing-masing
potongan kertas dibagikan kepada peserta didik
berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan
tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi
pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi
peserta didik yang membacanya.
9 Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali
padanya pemiliknya, tiap peserta didik harus meninjau
semua pertanyaan kelompok.
Konfirmasi
10 Guru menjawab pertanyaan peserta didik yang
mempunyai tanda contreng paling banyak.
15 Menit
11 Guru memanggil nama secara acak untuk mengajukan
pertanyaan yang dimilikinya walaupun mendapat tanda
contreng sedikit.
12 Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas
tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin dijawab pada pertemuan mendatang
Penutup
13 Siswa dipandu oleh guru menyimpulkan pengertian
pernyataan disjungsi dan konjungsi
10 Menit
14 Guru memberikan evaluasi siklus I untuk dikerjakan
peserta didik
15 Guru menutup dengan salam
V. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran
Buku Paket Matematika Untuk Sma Kelas X Semester 1, Sartono
Wirodikromono, Erlangga.
Buku paket matematika untuk SMA/MA, Ahmad Zaelani, Cucun Cunayah dan
Etsa Indra Irawan, Yrama Widya
LKS Matematika Kelas X Semester Gasal, Viva Pakarindo.
VI. Penilaian
1. Prosedur tes
- Tes awal : Ada
- Tes akhir : Ada
2. Jenis tes
- Tes awal
- Tes akhir
3. Alat tes
- Tes Awal
Apa pengertian dari kalimat Disjungsi dan Konjungsi?
Contohkan kalimat Disjungsi dan Konjungsi dalam kehidupan sehari-
hari?
- Tes Akhir
Terlampir dalam lampiran Ujian Siklus I
Guru Matematika
(Aliyatussifah, S. Pd.)
NIP.-
Semarang, 1 januari 2011
Peneliti
(Siti Luthfiyah)
NIM. 073511019
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI GURU
No Aktivitas yang diamati Tingkat
Pengamatan
1 2 3 4
Pendahuluan
1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.
3 Guru menyampaikan metode belajar yang akan
dilaksanakan
Jumlah
Kegiatan Inti
4 Guru menjelaskan materi pelajaran
5 Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok.
6 Guru meminta peserta didik membagikan
potongan kertas.
7 Guru meminta peserta didik menuliskan satu
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah disampaikan.
8 Guru memerintahkan peserta didik menjalankan
potongan kertas yang sudah berisi pertanyaan
searah jarum jam serta memberikan tanda
conteng pada persoalan yang dihadapinya.
9 Guru meminta peserta didik meninjau
pertanyaan yang mendapat tanda conteng paling
banyak.
10 Guru meminta peserta didik berbagi pertanyaan
secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka
tidak mendapat tanda conteng paling banyak.
11 Guru mengumpulkan semua potongan kertas
yang berisi pertanyaan yang akan dijawab pada
pertemuan mendatang.
12 Guru memberikan jawaban pertanyaan
13 Guru membuat kesimpulkan bersama dengan
peserta didik
Jumlah
Penutup
14 Guru membimbing peserta didik dalam
merangkum pelajaran.
15 Guru menginformasi materi pelajaran
berikutnya.
Jumlah
Jumlah total
Jumlah maksimal
Prosentase
Kategori
Keterangan:
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 ≤ 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
No
Nama
Aspek Penilaian
A B C D E
1 Aini Muhimmatul
2 Alifatul Isnaini
3 Atik Walidah
4 Eni Prasetyowati
5 Fitri Damayanti
6 Haniatul Mubarokah
7 Himmatul Anifah
8 Ida Royani
9 Immatun Nisa’
10 Indah Rukmana
11 Jumiatul Lutfa
12 Khoirul M
13 Kiptiyah Nurwati
14 Lailin Uyun M
15 Lila Nur M
16 Lina Fakhrunnisa’
17 Miftahul Khoiriyah
18 Miftakhul Hasanah
19 Miftakhul ulya
20 Mila Nurhasanah
21 Mumtiatus Sa’diyah
22 Naimatul Faizah
23 Noviana Nurrohma
24 Nur Fuadah
25 Nuriyah
26 Nurul Azizah
27 Nurul Hidayah
28 Rani Miftayani
29 Siti Muchariroh
30 Ulin Nafi’ah
31 Uswatun Hasanah
32 Wiji Prihatiiningsih
33 Zulfatur R
Jumlah rata-rata
Prosentase
Keterangan:
A. Keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
B. Keaktifan peserta didik dalam menuliskan pertanyaan yang berkenaan
dengan materi Logika Matematika.
C. Keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta
didik yang lain
D. Keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan
tentang materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
E. Kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat
yang mengandung Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 ≤ 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Lampiran 11
SOAL-SOAL SIKLUS I
1. Jika p : Ita pintar
q : Rio rajin
maka pernyataan “Ita pintar dan Rio tidak rajin” dapat dinyatakan dengan:
a. qp ∧
b. ∧p
c.
d.
e.
2. Kalimat-kalimat berikut ini yang mengandung nilai disjungsi bernilai salah adalah:
a. 7 adalah bilangan prima atau 7 adalah bilangan ganjil
b. 1243 ≤+ atau 3 + 4 adalah sebuah bilangan genap
c. 2 adalah bilangan genap atau 2 bilangan prima
d. 5 adalah bilangan genap atau 4 + 5 adalah berjumlah genap
e. Satu minggu ada 7 hari atau dalam satu hari ada 24 jam
3. Pernyataan-pernyataan berikut adalah pernyatan konjungsi yang bernilai benar adalah:
a. Jakarta adalah ibukota Indonesia dan Semarang adalah ibukota Jawa Tengah
b. -4 adalah bilangan bulat dan 4 adalah bilangan prima
c. 4 +2 = 5 dan ibukota Jawa Timur adalah Surabaya
d. Dalam bulan Oktober terdapat 31 hari dan 12324 ≠−
e. 1 kg terdapat 100 gram dan dalam tatasurya itu ada 7 planet
4. Jika p benar maka q yang cocok agar konjungsi qp ∧ benar adalah:
a. 322 −+ xx jumlah akar-akarnya positif
b. Sin 0315 bertanda positif
c. Turunan pertama 12 3 −x adalah 16 2 −x
d. 042 ≥−x untuk 2−≤x
e. ( ) 02 2 >+x untuk Rx ∈
5. Jika p benar dan q salah, maka pernyataan berikut yang benar adalah:
a. qp ∧
b. ∧p
c. ∧p
d. ∧p
e. ∧q
6. Berikut ini adalah pernyataan disjungsi yang bernilai benar, kecuali:
a. 1553 =× atau 15 adalah bilangan ganjil
b. 1553 =× atau 15 adalah bilangan genap
c. 853 =× atau 8 adalah bilangan genap
d. 853 =× atau 8 adalah bilangan ganjil
e. 853 =× atau 1553 =×
7. Dari nilai-nilai x berikut, manakah yang memenuhi pernyataan “ 125 −=− xx atau 9
adalah bilangan prima” sehingga kalimat tersebut menjadi disjungsi yang bernilai
benar:
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
8. Dari nilai-nilai x berikut, manakah yang memenuhi pernyataan “ 521 −=− xx dan 10
adalah bilangan genap” sehingga kalimat tersebut menjadi konjungsi yang bernilai
benar:
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
9. Ingkaran dari pernyataan konjungsi “Roni bangun kesiangan dan Roni telat ke
sekolah”adalah:
a. Roni tidak bangun kesiangan dan Roni tidak telat ke sekolah
b. Roni tidak bangun kesiangan atau Roni tidak telat ke sekolah
c. Roni tidak bangun kesiangan dan Roni telat ke sekolah
d. Roni tidak bangun kesiangan atau Roni telat ke sekolah
e. Roni bangun kesiangan dan Roni tidak telat ke sekolah
10. Ingkaran dari pernyataan disjungsi “3 adalah bilangan prima atau 1553 =× ” adalah:
a. 3 bukan bilangan prima atau 1553 ≠×
b. 3 bukan bilangan prima dan 1553 ≠×
c. 3 bukan bilangan prima atau 1553 =×
d. 3 adalah bilangan prima dan 1553 ≠×
e. 3 bukan bilangan prima dan 1553 =×
SOAL ESSAY
1. Buatlah 3 pernyataan yang mengandung Disjungsi ?
2. Buatlah 3 pernyataan yang mengandung Konjungsi ?
3. Negasikan dari pernyataan-pernyataan berikut:
a. Dian pergi ke perpustakaan atau dian pergi ke masjid
b. Indonesia adalah salah satu anggota ASEAN dan 15625 >−
Lampiran 12
LEMBAR JAWABAN SOAL SIKLUS I
A. Soal Pilihan Ganda
1. B
2. D
3. A
4. D
5. D
6. D
7. B
8. A
9. B
10. E
B. Soal Essay
1. 3 Contoh Disjungsi
a. Luthfiyah makan roti atau makan buah
b. Andi membaca buku atau Andi membaca novel
c. Anita pergi ke Jakarta atau pergi ke Surabaya
2. 3 Contoh Konjungsi
a. Jakarta ibukota Indonesia dan Semarang adalah ibukota Jawa
Tengah
b. Dalam 1 tahun terdapat 12 bulan dan 5 + 4 adalah berjumlah
ganjil
c. Bumi adalah planet ke 4 dan dalam 1 hari 1 malam terdapat 24
jam
3. Negasi dari kalimat berikut:
a. Dian pergi ke perpustakaan atau Dian pergi kemasjid
Dian tidak pergi ke perpustakaan dan tidak pergi kemasjid
b. Indonesia adalah salah satu Negara ASEAN dan 25 – 6 < 15
Indonesia bukan salah satu Negara ASEAN atau 25 – 6 > 15
Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
No
Aktivitas yang diamati
Tingkat Pengamatan
1 2 3 4
Pendahuluan
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.
3 Guru menyampaikan metode belajar yang
akan dilaksanakan
Jumlah (9)
Kegiatan Inti
4 Guru menjelaskan materi pelajaran
5 Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok.
6 Guru meminta peserta didik membagikan
potongan kertas.
7 Guru meminta peserta didik menuliskan satu
pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang telah disampaikan.
8 Guru memerintahkan peserta didik
menjalankan potongan kertas yang sudah
berisi pertanyaan searah jarum jam serta
memberikan tanda conteng pada persoalan
yang dihadapinya.
9 Guru meminta peserta didik meninjau
pertanyaan yang mendapat tanda conteng
paling banyak.
10 Guru meminta peserta didik berbagi
pertanyaan secara sukarela, sekalipun
pertanyaan mereka tidak mendapat tanda
conteng paling banyak.
11 Guru mengumpulkan semua potongan kertas
yang berisi pertanyaan yang akan dijawab
pada pertemuan mendatang.
�
�
�
�
�
12 Guru memberikan jawaban pertanyaan
13 Guru membuat kesimpulkan bersama dengan
peserta didik
Jumlah (19)
Penutup
14 Guru membimbing peserta didik dalam
merangkum pelajaran.
15 Guru menginformasi materi pelajaran
berikutnya
Jumlah (5)
Jumlah keseluruhan 29
Jumlah maksimal 60
Prosentase 48,33%
Kategori Cukup
Keterangan:
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 ≤ 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Lam
pira
n 14
LE
MB
AR
OB
SER
VA
SI P
ESE
RT
A D
IDIK
SIK
LU
S I
Satu
an P
endi
dika
n :
MA
Taj
ul U
lum
Mat
a P
elaj
aran
:
Mat
emat
ika
Mat
eri P
okok
:
Dis
jung
si d
an K
onju
ngsi
Kel
as/S
emes
ter
: X
- A
/ II
Tah
un P
elaj
aran
:
2010
/201
1
Tan
ggal
: 09
Jan
uari
201
1
Pet
unju
k
:
1.
Pus
atka
n pe
rhat
ian
anda
pad
a pe
rila
ku p
eser
ta d
idik
di d
alam
kel
as
2.
Tul
isla
h ha
sil p
enga
mat
an a
nda
pada
ska
la p
enila
ian
pada
set
iap
indi
kato
r de
ngan
ket
entu
an 4
(sa
ngat
bai
k), 3
(ba
ik),
2 (c
ukup
),
dan
1 (j
elek
)
No
Nam
a
Asp
ek P
enila
ian
T
otal
P
rose
ntas
e
(%)
Ket
eran
gan
A
B
C
D
E
1 A
ini M
uhim
mat
ul
3 2
2 4
4 15
75
%
B
2 A
lifat
ul Is
nai
ni
2 2
2 4
3 13
65
%
B
3 A
tik W
alid
ah
3 2
2 4
2 13
65
%
B
4 E
ni P
rase
tyo
wat
i 3
2 3
4 2
14
70%
B
5 F
itri D
ama
yant
i 3
3 3
2 2
13
65%
B
6 H
ania
tul M
ubar
okah
3
2 3
3 3
14
70%
B
7 H
imm
atul
Ani
fah
3 2
1 3
2 11
55
%
B
8 Id
a R
oya
ni
3 1
1 3
2 10
50
%
C
9 Im
mat
un N
isa
’ 3
1 4
4 1
13
65%
B
10
Ind
ah R
ukm
ana
2
1 4
4 1
12
60%
B
11
Jum
iatu
l Lut
fa
2 2
4 3
1 12
60
%
B
12
Kho
irul M
3
1 1
3 3
11
55%
B
13
Kip
tiyah
Nu
rwat
i 3
1 1
3 2
10
50%
C
14
Laili
n U
yun
M
2 1
2 3
1 9
45%
C
15
Lila
Nu
r M
1
2 1
3 2
9 45
%
C
16
Lina
Fak
hru
nnis
a’
4 3
4 4
3 18
90
%
A
17
Mift
ahul
Kho
iriya
h
4 4
2 3
1 14
70
%
B
18
Mift
akhu
l Has
anah
2
2 2
3 2
11
55%
B
19
Mift
akhu
l uly
a
2 2
2 2
3 11
55
%
B
20
Mila
Nur
hasa
nah
3
1 2
4 1
8 40
%
C
21
Mum
tiatu
s S
a’di
yah
2
1 3
4 2
12
60%
B
22
Nai
mat
ul F
aiza
h
3 1
2 3
1 10
50
%
C
23
Nov
iana
Nur
rohm
a
4 2
1 2
2 11
55
%
B
24
Nur
Fu
adah
1
2 2
4 2
11
55%
B
25
Nur
iya
h
1 3
1 4
2 11
55
%
B
26
Nur
ul A
ziza
h 1
3 3
2 1
10
55%
B
27
Nur
ul H
ida
yah
1
3 3
3 2
12
60%
B
28
Ran
i Mift
aya
ni
2 2
2 2
1 9
45%
C
29
Siti
Muc
harir
oh
2 2
3 3
2 12
60
%
B
30
Ulin
Naf
i’ah
1
2 2
2 1
8 40
%
C
31
Usw
atun
Has
anah
3
3 2
3 2
13
65%
B
32
Wiji
Prih
atiin
ings
ih
3 1
2 2
2 10
50
%
C
33
Zul
fatu
r R
3
2 2
2 1
10
50%
C
Jum
lah
rata
-rat
a
81
64
74
104
63
380
1905
Pro
sent
ase
61
,36%
48
,48%
56
,06%
78
,78%
47
,72%
58
%
58%
B
AIK
Ket
eran
gan:
A.
Kea
ktifa
n p
eser
ta d
idik
dal
am m
empe
rhat
ikan
pen
jela
san
guru
B.
Kea
ktifa
n p
eser
ta d
idik
dal
am m
enul
iska
n pe
rtan
yaan
yan
g b
erke
naa
n de
nga
n m
ater
i Lo
gika
Mat
emat
ika.
C.
Kea
ktifa
n p
eser
ta d
idik
men
angg
api p
erta
nya
an y
an
g di
ajuk
an o
leh
pese
rta
didi
k ya
ng
lain
D.
Kea
ktifa
n p
eser
ta d
idik
yan
g m
empe
rhat
ikan
jaw
aba
n gu
ru b
erke
naan
tent
ang
mat
eri
Dis
jung
si, K
onju
ngsi
, Im
plik
asi d
an B
iimpl
ikas
i
E.
Kem
ampu
an
pese
rta
didi
k da
lam
m
emah
ami
dan
mem
beda
kan
ka
limat
ya
ng
men
gand
ung
Dis
jung
si,
Kon
jung
si,
Impl
ikas
i da
n
Biim
plik
asi
%58
331905
%10
0P
r
==
×=
didi
kpe
sert
aju
mla
h
skor
tota
los
enta
se
Nila
i K
ateg
ori
4 S
anga
t bai
k
3 B
aik
2 C
ukup
bai
k
1 K
uran
g ba
ik
No
Pro
sent
ase
Kat
egor
i
1 ≤
25
%
Kur
ang
2 >
25
% -
50
% C
ukup
3 >
50
% -
75%
B
aik
4 >
75
%
San
gat b
aik
Lampiran 15
DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK PADA SIKLUS I
No Nama Nilai Siklus I Keterangan
1 Aini Muhimmatul Ulya 83 T
2 Alifatul Isnaini 65 T
3 Atik Walidah 72 T
4 Eni Prasetyowati 39 TT
5 Fitri Damayanti 73 T
6 Haniatul Mubarokah 49 TT
7 Himmatul Anifah 65 T
8 Ida Royani 66 T
9 Immatun Nisa’ 79 T
10 Indah Rukmana 33 TT
11 Jamiatul Lutfa 22 TT
12 Khoirul M 69 T
13 Kiptiyah Nurwati 67 T
14 Lailin Uyun M 78 T
15 Lila Nur M 67 T
16 Lina Fakhrunnisa’ 52 TT
17 Miftahul Khoiriyah 67 T
18 Miftakhul Hasanah 65 T
19 Miftakhul Ulya 82 T
20 Mila Nurhasanah 80 T
21 Mumtiatus Sa’diyah 66 T
22 Naimatul Faizah 65 T
23 Noviana Nurrohma 52 TT
24 Nur Fuadah 53 TT
25 Nuriyah 67 T
26 Nurul Azizah 65 T
27 Nurul Hidayah 19 TT
28 Rani Miftayani 47 TT
29 Rima Nofyani 67 T
30 Siti Muchariroh 50 TT
31 Ulin Nafi’ah 79 T
32 Uswatun Hasanah 22 TT
33 Wiji Prihatiiningsih 75 T
Jumlah rata-rata 60,73
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan pendidikan : MA TAJUL ULUM BRABO
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : X / II
Alokasi Waktu : 2 X 45
Standar kompetensi : Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah
yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan
berkuantor
Kompetensi dasar : Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya
Indikator
1. Menyebutkan pengertian kalimat Implikasi dan Biimplikasi
2. Menyatakan Tabel kebenaran dan Negasi dari pernyataan Implikasi dan
Biimplikasi beserta contohnya dalam sehari-hari
I. Tujuan pembelajaran
Dengan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH)
peserta didik dapat mengetahui tabel kebenaran dari pernyataan yang
mengandung implikasi dan biimplikasi serta dapat membedakannya.
II. Metode pembelajaran:
Model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH)
III. Materi Pembelajaran
Tabel kebenaran Implikasi dan Biimplikasi
IV. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan pembelajaran Waktu
Kegiatan awal
1 Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
dan berdo’a
15 menit
2 Guru melakukan presensi
3 Guru menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan.
Apersepsi :Mengingat kembali pengertian logika
matematika, kalimat terbuka dan kalimat
tertutup
Motivasi :Memulai pelajaran dengan memberikan
contoh pernyataan yang mengandung
Implikasi dan Biimplikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
Contoh: Jika air tumpah maka lantai akan
basah.
Tujuan : Dengan pembelajaran aktif tipe QSH peserta
didik dapat mengetahui tabel kebenaran dari
pernyataan yang mengandung implikasi dan
biimplikasi dengan benar
4 Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang
pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran
active learning dengan tipe Question Student Have
(QSH)
Kegiatan inti
Eksplorasi
5 Guru menyampaikan materi tentang tabel kebenaran dari
negasi, implikasi dan biimplikasi
30 Menit
6 Guru membagikan peserta didik dalam beberapa 3
kelompok.
5 Guru meminta peserta didik untuk bergabung dengan
kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan.
6 Guru Memberikan potongan kertas kepada setiap peserta
didik
20 Menit
Elaborasi
7 Guru meminta peserta didik untuk menulis satu
pertanyaan yang berkaitan dengan materi implikasi dan
biimplikasi yang telah disampaikan.
8 Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh
kelompok searah jarum jam. Ketika masing-masing
potongan kertas dibagikan kepada peserta didik
berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan
tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi
pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi
peserta didik yang membacanya.
9 Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali
padanya pemiliknya, tiap peserta didik harus meninjau
semua pertanyaan kelompok.
Konfirmasi
10 Guru menjawab pertanyaan peserta didik yang
mempunyai tanda contreng paling banyak.
15 Menit
11 Guru memanggil nama secara acak untuk mengajukan
pertanyaan yang dimilikinya walaupun mendapat tanda
contreng sedikit.
12 Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas
tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin dijawab pada pertemuan mendatang
Penutup
13 Siswa dipandu oleh guru menyimpulkan pengertian dan
Tabel kebenaran pernyataan Implikasi dan Biimplikasi
10 Menit 14 Guru memberikan evaluasi Siklus II untuk dikerjakan
peserta didik
15 Guru menutup dengan salam
V. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran
Buku paket matematika untuk SMA kelas X semester 1, sartono wirodikromono,
Erlangga.
Buku paket matematika untuk SMA/MA, Ahmad Zaelani, Cucun Cunayah dan
Etsa Indra Irawan, Yrama Widya
LKS Matematika Kelas X semester gasal, Viva pakarindo.
VI. Penilaian
1. Prosedur tes
- Tes awal : Ada
- Tes akhir : Ada
2. Jenis tes
- Tes awal
- Tes akhir
3. Alat tes
- Tes Awal
Apa pengertian pernyataan Implikasi dan Biimplikasi?
Contohkan pernyataan Implikasi dan Biimplikasi dalam kehidupan
sehari-hari?
- Tes akhir
Terlampir dalam lampiran Ujian Siklus II
Guru Matematika
(Drs. Ali Imron M.ag.)
NIP. 130796307
Semarang, 1 januari 2011
Peneliti
(Siti Luthfiyah)
NIM. 073511019
Lampiran 17
SOAL-SOAL SIKLUS II
1. p : Rini belajar dengan rajin
q : Rini pandai
pernyataan implikasi dari dua premis diatas adalah:
a. Jika Rini belajar dengan rajin maka rini pandai
b. Rini belajar dengan rajin jika dan hanya jika rini pandai
c. Jika Rini belajar dengan rajin maka ia tidak pandai
d. Jika Rini tidak belajar dengan rajin maka ia tidak pandai
e. Rini tidak belajar dengan rajin maka rini pandai
2. Dari pernyataan-pernyataan berikut manakah pernyataan Implikasi yang bernilai salah?
a. Jika 3 + 2 = 5 maka 5 adalah bilangan Prima
b. Jika 9 adalah bilangan genap maka Surabaya ibukota Jawa Timur
c. Jika Semarang ibukota Jawa Tengah maka Medan ibukota Sumatra Barat
d. Jika log 3 + log 5 = log 8 maka 853 101010 =+
e. Jika 4 – 6 > 0 maka 4 x 5 = 20
3. Berapakah nilai x dari pernyataan “jika x – 3 = 4 maka 4 adalah bilangan prima” agar
pernyataan tersebut bernilai benar
a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
e. 9
4. Nilai x yang menyebabkan pernyataan “Jika 62 =+ xx maka 932 <+ xx ” bernilai salah
adalah
a. -3
b. -2
c. 1
d. 2
e. 6
5. Ingkaran dari pernyataan implikasi “Jika 5 adalah bilangan genap maka 5 + 1 adalah
bilangan ganjil” adalah
a. 5 adalah bilangan genap dan 5 + 1 adalah bilangan genap
b. 5 adalah bilangan genap atau 5 + 1 adalah bilangan ganjil
c. 5 adalah bilangan ganjil dan 5 + 1 adalah bilangan genap
d. 5 adalah bilangan ganjil atau 5 + 1 adalah bilangan genap
e. 5 adalah bilangan ganjil dan 5 + 1 adalah bilangan ganjil
6. p : 0 termasuk bilangan cacah
q : 0 adalah bilangan bulat
Pernyataan Biimplikasi dari dua premis diatas adalah:
a. Jika 0 termasuk bilangan cacah maka 0 adalah bilangan bulat
b. 0 termasuk bilangan cacah jika dan hanya jika 0 adalah bilangan bulat
c. 0 termasuk bilangan cacah jika dan hanya jika 0 adalah bilangan asli
d. Jika 0 tidak termasuk bilangan cacah jika dan hanya jika 0 adalah bilangan bulat
e. 0 termasuk bilangan cacah jika dan hanya jika 0 adalah bilangan asli
7. Dari pernyataan-pernyataan berikut manakah pernyataan biimplikasi yang bernilai salah?
a. ( ) 416 2
1
= Jika dan hanya jika2
14log16 =
b. 5 + 4 = 9 jika dan hanya jika 9 adalah bilangan ganjil
c. Semarang ibukota Jawa Tengah jika dan hanya jika Jakarta ibukota Indonesia
d. 7 – 6 > 0 jika dan hanya jika 0 adalah bilangan bulat
e. 42 =x jika dan hanya jika x = 2
8. Berapakah nilai x dari pernyataan “3x – 4 = 2x +2 jika dan hanya jika 6 adalah bilangan
genap” agar pernyataan Biimplikasi tersebut bernilai benar
a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
e. 9
9. Jika q bernilai salah dan qp ⇔ bernilai benar, maka pernyataan yang bernilai salah
adalah
a. pq ⇔
b.
c.
d.
e. qp ⇒
10. Ingkaran dari pernyataan biimplikasi “ 2882 33 =⇔= ”adalah:
a. ∨≠∧= 2)882( 33 )8228( 33 ≠∧=
b. ∧≠∧= 2)882( 33 )8228( 33 ≠∧=
c. ∨=∧≠ 2)882( 33 )8228( 33 =∧≠
d. ∧=∧≠ 2)882( 33 )8228( 33 =∧≠
e. ∨=∧≠ 2)882( 33 )8228( 33 ≠∧=
SOAL ESSAY
1. Buatlah 3 pernyataan yang mengandung Implikasi ?
2. Buatlah 3 pernyataan yang mengandung Biimplikasisi ?
3. Negasikan dari pernyataan-pernyataan berikut:
a. Jika Jakarta ibukota Indonesia maka Semarang adalah ibukota Jawa Tengah
b. 2 adalah bilangan genap jika dan hanya jika 2 adalah bilangan prima
Lampiran 18
LEMBAR JAWABAN SOAL SIKLUS II
A. Soal Pilihan Ganda
1. A
2. C
3. C
4. D
5. A
6. B
7. E
8. B
9. E
10. A
B. Soal Essay
1. 3 Contoh Implikasi
a. Jika 1 adalah bilangan asli maka 1 adalah bilangan cacah
b. Jika jumlah 5 + 6 adalah bilangan genap maka 11 adalah bilangan
prima
c. Jika dalam 1 hari ada 24 jam maka dalam 1 bulan ada 30 hari
2. 3 Contoh Biimplikasi
a. 2 + 1 = 3 jika dan hanya jika 3 adalah bilangan ganjil
b. 16 adalah 4 jika dan hanya jika 4 adalah bilangan genap
c. 0 termasuk bilangan cacah jika dan hanya jika 0 adalah bilangan asli
3. Negasi dari Pernyataan berikut:
a. Jika Jakarta ibukota Indonesia maka Semarang adalah ibukota Jawa
Tengah
Jakarta ibukota Indonesia maka Semarang bukan ibukota Jawa
Tengah
b. 2 adalah bilangan genap jika dan hanya jika 2 adalah bilangan prima
(2 adalah bilangan genapdan 2 bukan bilangan prima) atau (2 adalah
bilangan prima dan 2 adalah bilangan ganjil)
Lampiran 19
LEMBAR OBSERVASI GURU PADA SIKLUS II
No Aktivitas yang diamati Tingkat
Pengamatan
1 2 3 4
Pendahuluan
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
1 Guru memasuki masuk kelas tepat waktu.
2 Guru memotivasi untuk mulai pelajaran.
3 Guru menyampaikan metode belajar yang akan
dilaksanakan
Jumlah (11)
Kegiatan Inti
4 Guru menjelaskan materi pelajaran
5 Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok.
6 Guru meminta peserta didik membagikan
potongan kertas.
7 Guru meminta peserta didik menuliskan satu
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
telah disampaikan.
8 Guru memerintahkan peserta didik menjalankan
potongan kertas yang sudah berisi pertanyaan
searah jarum jam serta memberikan tanda
conteng pada persoalan yang dihadapinya.
9 Guru meminta peserta didik meninjau
pertanyaan yang mendapat tanda conteng paling
banyak.
10 Guru meminta peserta didik berbagi pertanyaan
secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka
tidak mendapat tanda conteng paling banyak.
11 Guru mengumpulkan semua potongan kertas
yang berisi pertanyaan yang akan dijawab pada
pertemuan mendatang.
�
�
�
�
12 Guru memberikan jawaban pertanyaan
13 Guru membuat kesimpulkan bersama dengan
peserta didik
Jumlah (29)
Penutup
14 Guru membimbing peserta didik dalam
merangkum pelajaran.
15 Guru menginformasi materi pelajaran
berikutnya.
Jumlah (6)
Jumlah total 46
Jumlah maksimal 60
Prosentase 76,67%
Kategori Sangat baik
Keterangan:
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 ≤ 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Lam
pira
n 20
LE
MB
AR
OB
SER
VA
SI P
ESE
RT
A D
IDIK
SIK
LU
S II
Satu
an P
endi
dika
n :
MA
Taj
ul U
lum
Mat
a P
elaj
aran
:
Mat
emat
ika
Mat
eri P
okok
:
Impl
ikas
i dan
Biim
plik
asi
Kel
as/S
emes
ter
: X
- A
/ II
Tah
un P
elaj
aran
:
2010
/201
1
Tan
ggal
: 23
Jan
uari
201
1
Pet
unju
k
:
1.
Pus
atka
n pe
rhat
ian
anda
pad
a pe
rila
ku p
eser
ta d
idik
di d
alam
kel
as
2.
Tul
isla
h ha
sil p
enga
mat
an a
nda
pada
ska
la p
enila
ian
deng
an k
eten
tuan
4 (s
anga
t ba
ik),
3 (
baik
), 2
(cuk
up),
dan
1 (j
elek
)
No
Nam
a
Asp
ek P
enila
ian
T
otal
P
rose
ntas
e
(%)
Ket
eran
gan
A
B
C
D
E
1 A
ini M
uhim
mat
ul
3 4
2 4
4 15
75
%
B
2 A
lifat
ul Is
nai
ni
4 3
2 4
3 16
80
%
A
3 A
tik W
alid
ah
3 4
2 4
3 16
80
%
A
4 E
ni P
rase
tyo
wat
i 3
4 3
4 2
16
80%
A
5 F
itri D
ama
yant
i 3
3 3
2 3
14
70%
B
6 H
ania
tul M
ubar
okah
3
4 3
3 3
16
80%
A
7 H
imm
atul
Ani
fah
3 3
1 3
2 12
60
%
B
8 Id
a R
oya
ni
3 4
4 3
2 16
80
%
A
9 Im
mat
un N
isa
’ 3
3 4
4 3
17
85%
A
10
Ind
ah R
ukm
ana
2
4 4
4 2
18
90%
A
11
Jum
iatu
l Lut
fa
3 4
4 3
3 17
85
%
A
12
Kho
irul M
3
4 1
3 3
14
70%
B
13
Kip
tiyah
Nu
rwat
i 3
3 3
3 2
14
70%
B
14
Laili
n U
yun
M
2 3
2 3
2 12
60
%
B
15
Lila
Nu
r M
-
- -
- -
- -
16
Lina
Fak
hru
nnis
a’
4 3
4 4
3 18
90
%
A
17
Mift
ahul
Kho
iriya
h
4 4
2 3
1 14
70
%
B
18
Mift
akhu
l Has
anah
3
3 2
3 2
13
65%
B
19
Mift
akhu
l uly
a
3 4
3 2
3 15
75
%
B
20
Mila
Nur
hasa
nah
3
3 3
4 4
17
85%
A
21
Mum
tiatu
s S
a’di
yah
2
4 3
4 2
15
75%
B
22
Nai
mat
ul F
aiza
h
3 4
2 3
3 15
75
%
B
23
Nov
iana
Nur
rohm
a
4 4
1 2
3 14
70
%
B
24
Nur
Fu
adah
3
3 2
4 2
14
70%
B
25
Nur
iya
h
3 3
2 4
3 15
75
%
B
26
Nur
ul A
ziza
h 1
4 3
2 2
14
70%
B
27
Nur
ul H
ida
yah
3
4 3
3 3
16
80%
A
28
Ran
i Mift
aya
ni
2 4
2 2
4 16
80
%
B
29
Siti
Muc
harir
oh
2 3
3 3
3 14
70
%
B
30
Ulin
Naf
i’ah
3
4 2
4 3
16
80%
A
31
Usw
atun
Has
anah
-
- -
- -
- -
32
Wiji
Prih
atiin
ings
ih
3 3
2 2
3 13
65
%
B
33
Zul
fatu
r R
3
4 2
4 4
17
85%
A
Jum
lah
rata
-rat
a
90
111
79
100
85
469
2345
Pro
sent
ase
72
,58
%
89,5
2
%
63,7
1
%
80,6
4
%
68,5
4
%
76%
76
%
A
Ket
eran
gan:
A.
Kea
ktifa
n p
eser
ta d
idik
dal
am m
empe
rhat
ikan
pen
jela
san
guru
B.
Kea
ktifa
n p
eser
ta d
idik
dal
am m
enul
iska
n pe
rtan
yaan
yan
g b
erke
naa
n de
nga
n m
ater
i Lo
gika
Mat
emat
ika.
C.
Kea
ktifa
n p
eser
ta d
idik
men
angg
api p
erta
nya
an y
an
g di
ajuk
an o
leh
pese
rta
didi
k ya
ng
lain
D.
Kea
ktifa
n p
eser
ta d
idik
yan
g m
empe
rhat
ikan
jaw
aba
n gu
ru b
erke
naan
tent
ang
mat
eri
Dis
jung
si, K
onju
ngsi
, Im
plik
asi d
an B
iimpl
ikas
i
E.
Kem
ampu
an p
eser
ta d
idik
dal
am m
emah
ami
da
n m
embe
dak
an k
alim
at y
an
g m
enga
ndun
g D
isju
ngsi
, K
onju
ngs
i, Im
plik
asi
dan
Biim
plik
asi
%76
312345
%10
0P
r
==
×=
didi
kpe
sert
aju
mla
h
skor
tota
los
enta
se
Nila
i K
ateg
ori
4 S
anga
t bai
k
3 B
aik
2 C
ukup
bai
k
1 K
uran
g ba
ik
No
Pro
sent
ase
Kat
egor
i
1 ≤
25
%
Kur
ang
2 >
25
% -
50
% C
ukup
3 >
50
% -
75%
B
aik
4 >
75
%
San
gat b
aik
Lampiran 21
DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK PADA SIKLUS II
No Nama Nilai Keterangan
1 Aini Muhimmatul Ulya 83 T
2 Alifatul Isnaini 72 T
3 Atik Walidah 72 T
4 Eni Prasetyowati 77 T
5 Fitri Damayanti 83 T
6 Haniatul Mubarokah 94 T
7 Himmatul Anifah 67 T
8 Ida Royani 72 T
9 Immatun Nisa’ 83 T
10 Indah Rukmana 77 T
11 Jamiatul Lutfa 67 T
12 Khoirul M 94 T
13 Kiptiyah Nurwati 72 T
14 Lailin Uyun M 83 T
15 Lila Nur M -
16 Lina Fakhrunnisa’ 72 T
17 Miftahul Khoiriyah 72 T
18 Miftakhul Hasanah 50 TT
19 Miftakhul Ulya 83 T
20 Mila Nurhasanah 83 T
21 Mumtiatus Sa’diyah 50 TT
22 Naimatul Faizah 67 T
23 Noviana Nurrohma 72 T
24 Nur Fuadah 78 T
25 Nuriyah 72 T
26 Nurul Azizah 83 T
27 Nurul Hidayah 39 TT
28 Rani Miftayani 72 T
29 Rima Nofyani 77 T
30 Siti Muchariroh 72 T
31 Ulin Nafi’ah 94 T
32 Uswatun Hasanah -
33 Wiji Prihatiiningsih 50 TT
Jumlah rata-rata 71.48
Lampiran 22
PERBANDINGAN AKTIVITAS GURU PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II
No
Aktivitas yang diamati
Tingkat
Pengamatan
Siklus I
Tingkat
pengamatan
Siklus II
1 2 3 4 1 2 3 4
Pendahuluan
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
1 Guru memasuki masuk kelas tepat
waktu.
2 Guru memotivasi untuk mulai
pelajaran.
3 Guru menyampaikan metode
belajar yang akan dilaksanakan
Kegiatan Inti
4 Guru menjelaskan materi pelajaran
5 Guru membagi peserta didik dalam
beberapa kelompok.
6 Guru meminta peserta didik
membagikan potongan kertas.
7 Guru meminta peserta didik
menuliskan satu pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang telah
disampaikan.
8 Guru memerintahkan peserta didik
menjalankan potongan kertas yang
sudah berisi pertanyaan searah
jarum jam serta memberikan tanda
conteng pada persoalan yang
dihadapinya.
9 Guru meminta peserta didik
meninjau pertanyaan yang
mendapat tanda conteng paling
banyak. �
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
10 Guru meminta peserta didik berbagi
pertanyaan secara sukarela,
sekalipun pertanyaan mereka tidak
mendapat tanda conteng paling
banyak.
11 Guru mengumpulkan semua
potongan kertas yang berisi
pertanyaan yang akan dijawab pada
pertemuan mendatang.
12 Guru memberikan jawaban
pertanyaan
13 Guru membuat kesimpulkan
bersama dengan peserta didik
Penutup
14 Guru membimbing peserta didik
dalam merangkum pelajaran.
15 Guru menginformasi materi
pelajaran berikutnya.
Jumlah 29 46
Skor Maksimal 60 60
Prosentase 48,33% 76,67%
Kategori Cukup Sangat baik
Keterangan:
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
Lampiran 23
LEMBAR PERBANDINGAN OBSERVASI PESERTA DIDIK SIKLUS I
DAN SIKLUS II
No
Nama
Aspek Penilaian Siklus I Aspek Penilaian Siklus II
A B C D E A B C D E
1 Aini Muhimmatul 3 2 2 4 4 3 2 2 4 4
2 Alifatul Isnaini 2 2 2 4 3 4 3 2 4 3
3 Atik Walidah 3 2 2 4 2 3 2 2 4 3
4 Eni Prasetyowati 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2
5 Fitri Damayanti 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3
6 Haniatul Mubarokah 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
7 Himmatul Anifah 3 2 1 3 2 3 3 1 3 2
8 Ida Royani 3 1 1 3 2 3 2 4 3 2
9 Immatun Nisa’ 3 1 4 4 1 3 2 4 4 3
10 Indah Rukmana 2 1 4 4 1 2 1 4 4 2
11 Jumiatul Lutfa 2 2 4 3 1 3 2 4 3 3
12 Khoirul M 3 1 1 3 3 3 2 1 3 3
13 Kiptiyah Nurwati 3 1 1 3 2 3 3 3 3 2
14 Lailin Uyun M 2 1 2 3 1 2 2 2 3 2
15 Lila Nur M 1 2 1 3 2 - - - - -
16 Lina Fakhrunnisa’ 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3
17 Miftahul Khoiriyah 4 4 2 3 1 4 4 2 3 1
18 Miftakhul Hasanah 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2
19 Miftakhul ulya 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3
20 Mila Nurhasanah 3 1 2 4 1 3 3 3 4 4
21 Mumtiatus Sa’diyah 2 1 3 4 2 2 2 3 4 2
22 Naimatul Faizah 3 1 2 3 1 3 1 2 3 3
23 Noviana Nurrohma 4 2 1 2 2 4 2 1 2 3
24 Nur Fuadah 1 2 2 4 2 3 3 2 4 2
25 Nuriyah 1 3 1 4 2 3 3 2 4 3
26 Nurul Azizah 1 3 3 2 1 1 3 3 2 2
27 Nurul Hidayah 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3
28 Rani Miftayani 2 2 2 2 1 2 3 2 2 4
29 Siti Muchariroh 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3
30 Ulin Nafi’ah 1 2 2 2 1 3 2 2 4 3
31 Uswatun Hasanah 3 3 2 3 2 - - - - -
32 Wiji Prihatiiningsih 3 1 2 2 2 3 3 2 2 3
33 Zulfatur R 3 2 2 2 1 3 3 2 4 4
Jumlah rata-rata 81 64 74 104 63 90 77 79 100 85
Prosentase 61,
36
%
48,
48
%
56,
06
%
78,
78
%
47,
72
%
72,
58
%
62,
09
%
63,
71
%
80,
64
%
68,
54
%
Keterangan:
A. Keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru
B. Keaktifan peserta didik dalam menuliskan pertanyaan yang berkenaan dengan
materi Logika Matematika.
C. Keaktifan peserta didik menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik
yang lain
D. Keaktifan peserta didik yang memperhatikan jawaban guru berkenaan tentang
materi Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
E. Kemampuan peserta didik dalam memahami dan membedakan kalimat yang
mengandung Disjungsi, Konjungsi, Implikasi dan Biimplikasi
Nilai Kategori
4 Sangat baik
3 Baik
2 Cukup baik
1 Kurang baik
No Prosentase Kategori
1 ≤ 25 % Kurang
2 > 25 % - 50 % Cukup
3 > 50% - 75% Baik
4 > 75 % Sangat baik
Lampiran 24
PERBANDINGAN NILAI PESERTA DIDIK KELAS X-A SIKLUS I
DAN SIKLUS II
No Nama Nilai
Pra Siklus
Nilai
Siklus I
Nilai
Siklus II
1 Aini Muhimmatul Ulya 40 83 83
2 Alifatul Isnaini 60 65 72
3 Atik Walidah 30 72 72
4 Eni Prasetyowati 50 39 77
5 Fitri Damayanti 50 73 83
6 Haniatul Mubarokah 80 49 94
7 Himmatul Anifah 40 65 67
8 Ida Royani 50 66 72
9 Immatun Nisa’ 60 79 83
10 Indah Rukmana 60 33 77
11 Jamiatul Lutfa 60 22 67
12 Khoirul M 30 69 94
13 Kiptiyah Nurwati 50 67 72
14 Lailin Uyun M 40 78 83
15 Lila Nur M 40 67 -
16 Lina Fakhrunnisa’ 50 52 72
17 Miftahul Khoiriyah 40 67 72
18 Miftakhul Hasanah 60 65 50
19 Miftakhul Ulya 70 82 83
20 Mila Nurhasanah 70 80 83
21 Mumtiatus Sa’diyah 50 66 50
22 Naimatul Faizah 50 65 67
23 Noviana Nurrohma 40 52 72
24 Nur Fuadah 30 53 78
25 Nuriyah 60 67 72
26 Nurul Azizah 50 65 83
27 Nurul Hidayah 40 19 39
28 Rani Miftayani 40 47 72
29 Rima Nofyani 50 67 77
30 Siti Muchariroh 80 50 72
31 Ulin Nafi’ah 40 79 94
32 Uswatun Hasanah 70 22 -
33 Wiji Prihatiiningsih 40 75 50
Jumlah rata-rata 50,60 60,73 71,48
Prosentase 50,60% 60,73% 71,48%