PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/27157/12/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE …digilib.unila.ac.id/27157/12/SKRIPSI TANPA BAB...
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE ROTATINGTRIO EXCHANGE (RTE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD NEGERIKARANG SARI KECAMATAN PADANG RATU
(Skripsi)
Oleh
DEFITA PURBA SARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE ROTATINGTRIO EXCHANGE (RTE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD NEGERIKARANG SARI KECAMATAN PADANG RATU
Oleh
DEFITA PURBA SARI
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas dan nilai rata-rata hasil belajarsiswa pada mata pelajaran matematika. Nilai rata-rata hasil belajar matematikasiswa belum optimal karena belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatanaktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melaluipenerapan model cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE). Jenispenelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom actionreseach). Prosedur dilaksanakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan(planing), pelaksanaan (acting), observasi (observing), refleksi (reflecting).Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes, menggunakan lembarobservasi dan soal tes untuk mengukur kinerja guru, aktivitas dan hasil belajarsiswa. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis kualitatifdan kuantitaif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan padaaktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learningtipe rotating trio exchange (RTE).
Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, matematika, rotating trio exchange.
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE ROTATINGTRIO EXCHANGE (RTE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD NEGERIKARANG SARI KECAMATAN PADANG RATU
Oleh
DEFITA PURBA SARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
padaJurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Defita Purba Sari, merupakan anak
pertama dari dua bersaudara, putri dari pasangan Bapak
Sujarwo dan Ibu Purwanti yang dilahirkan di Karang Sari,
Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah
pada tanggal 8 Desember 1993. Pendidikan yang telah
diselesaikan peneliti sebagai berikut.
1. SD Negeri Karang Sari Lampung Tengah lulus pada tahun 2006.
2. SMP Negeri 1 Pringsewu lulus pada tahun 2009.
3. SMA Negeri 1 Pringsewu lulus pada tahun 2012.
Pada tahun 2013, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.
MOTTO
“Menunda sesuatu yang mudah, membuatnya menjadi sulit. Menundasesuatu yang sulit, membuatnya menjadi mustahil.”
(Tung Desem Waringin)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur selalu peneliti ucapkan ke hadirat Allah SWT beserta Shalawatdan salam semoga selalu tercurah
Kepada Rasullah SAWKu persembahkan skripsi ini untuk :
Almamaterku tercinta “Universitas Lampung”
Ayahanda Sujarwo dan Ibunda PurwantiYang telah membesarkan, membimbing, mendidik, mencurahkan kasih sayang,dan memberi dukungan, serta motivasi agar menjadi anak yang lebih baik dan
mendoakan untuk keberhasilanku
Adikku Ahmad Iffat FauzanSelalu memberi semangat, dukungan, motovasi dan kasih sayang serta
memberikan kesadaran bagiku akan tugas dan tanggung jawabku dalammenyelesaikan studi ini.
Serta keluarga dan orang-orang yang menginspirasi, memotivasi,memberikan semangat dan dukungan kepadaku dalam menyelesaikan studi.
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
ridha-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model
Cooperative Learning tipe Rotating Trio Exchange (RTE) untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Negeri Karang Sari
Kecamatan Padang Ratu”. Penyusunan skripsi ini tak lepas dari adanya bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum., sebagai Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M. Si., sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Bapak Drs. Maman Surahman, M. Pd., sebagai Ketua Program Studi PGSD
FKIP Universitas Lampung yang telah dukungan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
4. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas
Lampung yang telah memberikan dukungan dan bantuan pada peneliti.
5. Bapak Drs. Mugiadi, M. Pd., Pembimbing Akademik yang telah memberikan
dukungan dan motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
6. Ibu Dr. Sowiyah, M. Pd., Dosen Pembimbing I yang memberikan bimbingan,
insipirasi, dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Drs. Siswantoro, M. Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberi
ilmu, bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak Drs. Sarengat, M. Pd., Dosen Pembahas yang telah memberikan kritik,
masukan, dan saran-saran yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan PGSD Kampus B Metro, yang
telah banyak memberi masukan membantu demi kelancaran penulisan skripsi
ini hingga selesai.
10. Bapak Iman Sudibyo, S. Pd., Kepala SD Negeri Karang Sari, serta dewan
guru dan staf administrasi yang telah memberikan saran, ilmu yang sangat
bermanfaat, dan membantu peneliti untuk melakukan penelitian hingga
penelitian selesai.
11. Ibu Siti Khotijah, S. Pd. SD., guru kelas V SD Negeri Karang Sari yang telah
bersedia menjadi subjek penelitian dan membimbing peneliti, serta banyak
memberikan masukan selama penelitian.
12. Muli’s (Anggar, Anis, Redha, Avira, Carnella, Cici, Dewi, Enggar, Dita)
yang sudah menemani, memotivasi, dan memberi semangat selama kuliah ini.
13. Keluarga kosan under tower (Bapak Rimin, Ibu Rina, Adek Kia dan Rendi,
Mas Ipul, Mbak Ana, Yesi, Tika, Melia, Rohma, Siti, Winda, Iki, Bela,
Elinda, Dewi) yang selama ini memberikan semangat, dukungan, dan
motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan studi.
14. Tim Seminar (Abdur, Adit, Ayu, Eni) yang telah memberikan waktu, tenaga
dan tanggung jawabnya dalam seminar yang peneliti lakukan.
iv
15. Rekan-rekan senasib seperjuangan, mahasiswa S-1 PGSD angkatan 2013
terutama keluarga besar kelas A dan adik-adik tingkat serta kakak-kakak
alumni PGSD UNILA, yang telah memberikan semangat, motivasi, dan
bantuan kepada peneliti serta terimakasih atas kebersamaan dan dukungan
yang telah diberikan selama ini hingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi
ini dan mendapat gelar Sarjana.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, karena
kesempurnaan hanya milik Alla SWT, akan tetapi peneliti berharap skripsi yang
sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dan peningkatan
mutu dunia pendidikan terutama ke SD-an.
Metro, Juni 2017Peneliti
Defita Purba Sari
NPM 1313053029
v
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viiiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ixDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6C. Rumusan Masalah ................................................................................... 6D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 9A. Kajian Teori ............................................................................................ 9
1. Model Cooperative Learning ........................................................... 9a. Pengertian Model Cooperative Learning ...................................... 9b. Tujuan Model Cooperative Learning ............................................ 10c. Karakteristik Model Cooperative Learning................................... 11d. Jenis-jenis Model Cooperative Learning....................................... 12
2. Model Cooperative Learning Tipe Rotating Trio Exchange.............. 13a. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe Rotating Trio
Exchange........................................................................................ 13b. Langkah-langkah Model Cooperative Learning Tipe Rotating
Trio Exchange................................................................................ 14c. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning Tipe
Rotating Trio Exchange ................................................................. 163. Belajar ................................................................................................ 17
a. Pengertian Belajar.......................................................................... 17b. Aktivitas Belajar ............................................................................ 18c. Hasil Belajar .................................................................................. 20
4. Matematika ........................................................................................ 21a. Pengertian Matematika .................................................................. 21b. Matematika di Sekolah Dasar ........................................................ 22
5. Kinerja Guru ....................................................................................... 27
vi
Halaman
B. Penelitian yang Relevan.......................................................................... 29C. Kerangka Pikir......................................................................................... 30D. Hipotesis ................................................................................................. 31
III. METODE PENELITIAN.......................................................................... 32A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 32B. Setting Penelitian..................................................................................... 33
1. Subjek Penelitian ............................................................................... 332. Tempat Penelitian .............................................................................. 343. Waktu Penelitian ............................................................................... 34
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 341. Teknik Nontes..................................................................................... 342. Teknik Tes .......................................................................................... 35
D. Alat Pengumpulan Data ......................................................................... 351. Lembar Observasi............................................................................... 35
a. Kinerja Guru .................................................................................. 36b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa................................................ 38
2. Tes Hasil Belajar ................................................................................ 39E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 40
1. Teknik Analisis Data Kualitatif ......................................................... 40a. Kinerja Guru .................................................................................. 41b. Aktivitas Belajar Siswa.................................................................. 41
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif ....................................................... 42a. Nilai Ketuntasan Belajar Siswa Individual .................................... 42b. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa ............................................... 43c. Persentase Hasil Belajar Siswa Klasikal........................................ 43
F. Prosedur Penelitian ................................................................................. 441. Siklus I................................................................................................ 442. Siklus II .............................................................................................. 47
G. Indikator Keberhasilan ........................................................................... 50
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 51A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................... 51B. Prosedur Penelitian.................................................................................. 53
1. Deskripsi Awal ................................................................................... 532. Refleksi Awal ..................................................................................... 543. Perencanaan Pembelajaran ................................................................ 54
C. Hasil Penelitian ...................................................................................... 551. Siklus I................................................................................................ 552. Siklus II .............................................................................................. 723. Rekapitulasi Nilai Siklus I dan Siklus II ............................................ 87
D. Pembahasan............................................................................................. 911. Kinerja Guru ....................................................................................... 912. Aktivitas Belajar Siswa ...................................................................... 923. Hasil Belajar Siswa............................................................................. 93
vii
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 94A. Kesimpulan ................................................................................................ 94B. Saran .......................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 96LAMPIRAN....................................................................................................... 99
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel1. Nilai UTS siswa kelas V tahun pelajaran 2016/2017 .................................. 42. Instrumen Penilaian Kinerja Guru ............................................................... 363. Rubrik penilaian kinerja guru ...................................................................... 384. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ................................................. 385. Indikator penilaian aktivitas siswa............................................................... 396. Rubrik penilaian tiap aspek yang diamati .................................................... 397. Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa........................................................ 408. Kategori keberhasilan kinerja guru .............................................................. 419. Kategori perolehan nilai aktivitas siswa ...................................................... 4210. Kategori nilai aktivitas siswa secara klasikal............................................... 4211. Ketuntasan hasil belajar ............................................................................... 4312. Persentase ketuntasan belajar kognitif siswa ............................................... 4313. Kategori persentase hasil belajar klasikal .................................................... 4414. Keadaan Guru di SD Negeri Karang Sari .................................................... 5315. Keadaan Siswa di SD Negeri Karang Sari................................................... 5316. Kinerja Guru pada Siklus I........................................................................... 6517. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ......................................................... 6718. Hasil Belajar Kognitif Siswa I ..................................................................... 6919. Kinerja Guru pada Siklus II ......................................................................... 8220. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ........................................................ 8521. Hasil Belajar Siswa II .................................................................................. 8622. Rekapitulasi kinerja guru ............................................................................. 8723. Rekapitulasi aktivitas belajar siswa ............................................................. 8824. Rekapitulasi hasil belajar siswa ................................................................... 90
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar1. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................... 282. Alur Siklus PTK........................................................................................... 333. Grafik Peningkatan Kinerja Guru ................................................................ 874. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa................................................ 895. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa...................................................... 90
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran HalamanSurat-Surat Penelitian
1. Surat Keterangan dari UNILA................................................................... 992. Surat Penelitian Pendahuluan dari UNILA................................................ 1003. Surat Izin Penelitian dari UNILA.............................................................. 1014. Surat Izin Penelitian dari Sekolah.............................................................. 1025. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ................................................. 1036. Surat Pernyataan dari Sekolah ................................................................... 104
Perangkat Pembelajaran1. Pemetaan SK-KD....................................................................................... 1062. Silabus ....................................................................................................... 1103. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ................................................ 1164. Rencana Perbaikan Pembalajaran Siklus II ............................................... 124
Hasil ObservasiKinerja Guru........................................................................................................ 139
1. Lampiran Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Pertama ................................ 1392. Lampiran Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Kedua................................... 1413. Lampiran Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Pertama............................... 1434. Lampiran Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Kedua ................................. 142
Aktivitas Belajar Siswa ....................................................................................... 1471. Lampiran Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ............... 1472. Lampiran Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua .................. 1483. Lampiran Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama .............. 1494. Lampiran Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua................. 150
Hasil Belajar Siswa ............................................................................................. 151Dokumentasi
1. Dokumentasi Kegiatan Siklus I ................................................................. 1522. Dokumentasi Kegiatan Siklus II ................................................................ 156
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi suatu bangsa. Pemerintah
dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki
secara maksimal melalui pendidikan, untuk mencapai kesejahteraan bangsa dan
membentuk manusia yang berkualitas serta bertanggung jawab terhadap
tugasnya. Pendidikan juga menjadi tolak ukur suatu bangsa untuk dapat
bersaing dalam dunia internasional. Sebagai fondasi, pendidikan memberi
bekal ilmu pengetahuan, mengembangkan potensi bagi siswa, dan sarana
transfer nilai. Hal tersebut diperkuat dengan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional menurut UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
dalam Bab II Pasal 3 yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta membentuk peradaban bangsa yang bermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untukmengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional memiliki peran dalam upaya pembentukan
generasi di masa mendatang menuntut guru sebagai bagian dari elemen
pendidikan untuk proaktif dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas,
2
sehingga terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang mengarah
pada pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan akan terlaksana dengan baik
apabila ada sebuah landasan dalam pelaksanaan pendidikan. Landasan yang
sangat diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan adalah kurikulum.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Peneliti merencanakan penelitian di SD Negeri Karang Sari yang masih
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) (2006: 5) bahwa KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan
satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran,
pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem
penilaian. Mulyasa (2008: 29) mendeskripsikan tentang karakteristik KTSP
yaitu: 1) pemberian otonomi luas kepada kepala sekolah dan satuan
pendidikan; 2) partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi; 3)
kepemimpinan yang demokratis dan profesional; dan 4) tim kerja yang kompak
dan transparan.
3
Salah satu komponen pendidikan dasar adalah mata pelajaran matematika.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah khususnya pada mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa
dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif serta
kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi
untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif. Susanto (2013: 184) bidang studi matematika merupakan salah satu
komponen pendidikan dasar dalam bidang-bidang pengajaran. Bidang studi
matematika ini diperlukan untuk proses perhitungan dan proses berpikir yang
sangat dibutuhkan orang dalam menyelesaikan berbagai masalah.
Hasil penelitian pendahuluan di SD Negeri Karang Sari pada tanggal 26
November 2016 diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran guru
masih terpaku pada buku pelajaran (text book) . Guru juga belum optimal
menggunakan model pembelajaran sehingga suasana belajar cenderung
membosankan dan monoton dalam setiap pertemuan. Hal ini memperkuat pola
pikir siswa bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan
membosankan. Pola pikir siswa terhadap matematika ini, mempengaruhi
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa juga mengalami kesulitan
ketika mengerjakan soal yang diberikan guru. Masalah-masalah yang dialami
oleh siswa tersebut berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal.
4
Kemendikbud No. 6 Tahun 2015 bahwa mata pelajaran di SD yang diujikan
dalam ujian nasional adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia, matematika, dan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V
melalui dokumentasi rata-rata hasil nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
diperoleh bahwa nilai rata-rata pada mata pelajaran matematika paling rendah
di antara nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Bahasa
Indonesia. Terlihat pada rata-rata hasil belajar siswa kelas V pada Ulangan
Tengah Semester (UTS) semester ganjil yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) kelas V
No Mata Pelajaran KKM Rata-Rata Kelas
1 MTK 60 56,602 IPA 65 69,553 Bahasa Indonesia 65 70,90
Sumber: Dokumentasi nilai semester ganjil siswa kelas V SD Negeri KarangSari tahun pelajaran 2016/2017.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hasil belajar rata-rata matematika
siswa paling rendah di antara mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dan Bahasa Indonesia yaitu 56,60. Hal tersebut dapat dikatakan hasil belajar
matematika siswa belum optimal karena belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 60. Selain itu, hanya 14 siswa
yang tuntas atau 42,4%, dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 19 siswa atau
57,6% dari 33 siswa di kelas V SD Negeri Karang Sari. Berdasarkan uraian
tabel, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
kelas V SD Negeri Karang Sari masih rendah karena 57,6% siswa masih
mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
5
Berdasarkan hasil observasi tersebut, perlu diadakan penelitian dalam proses
pembelajaran untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat
dapat membantu guru untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Guru dapat menggunakan pembelajaran yang variatif agar siswa merasa senang
dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran,
diperlukan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran
membuat siswa aktif bekerja sama baik secara emosional maupun sosial. Salah
satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa adalah model cooperative learning tipe rotating trio exchange
(RTE). Silberman (2009: 85) bahwa model cooperative learning tipe rotating
trio exchange (RTE) merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif
bagi siswa untuk berdiskusi tentang berbagai masalah pembelajaran dengan
beberapa anak di dalam kelas. Penerapan model cooperative learning tipe
rotating trio exchange (RTE), diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan belajar bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai
persoalan terutama dalam mata pelajaran matematika.
Berdasarkan latar belakang diatas, perlu diadakan sebuah penelitian dalam
proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian yang
dilaksanakan oleh peneliti yaitu dengan judul “Penerapan Model Cooperative
Learning tipe Rotating Trio Exchange (RTE) untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Negeri Karang Sari Kecamatan
Padang Ratu”.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi masalah penelitian
sebagai berikut.
1. Guru masih terpaku pada buku pelajaran (text book);
2. Guru belum optimal menggunakan model cooperative learning tipe
rotating trio exchange (RTE) dalam pembelajaran;
3. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru;
4. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal;
5. Rendahnya nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika kelas V SD Negeri Karang Sari.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penerapan model cooperative learning tipe rotating trio
exchange (RTE) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika kelas V
SD Negeri Karang Sari?
2. Bagaimanakah penerapan model cooperative learning tipe rotating trio
exchange (RTE) dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran
matematika kelas V SD Negeri Karang Sari?
7
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian tindakan kelas
ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui:
1. Peningkatan aktivitas belajar matematika kelas V SD Negeri Karang Sari
dengan menerapkan model cooperative learning tipe rotating trio
exchange (RTE).
2. Peningkatan hasil belajar matematika kelas V SD Negeri Karang Sari
dengan menerapkan model cooperative learning tipe rotating trio
exchange (RTE).
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi:
1. Siswa
Terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa melalui
penerapan model cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE)
pada siswa kelas V SD Negeri Karang Sari.
2. Guru
Penelitian ini dapat digunakan guru sebagai bahan referensi alternatif
pembelajaran dalam meningkatkan kualitas dan memperluas wawasan
pengetahuan mengenai penerapan model cooperative learning tipe
rotating trio exchange (RTE) dalam pembelajaran matematika sehingga
dapat mengembangkan profesionalitas guru dalam mengajar.
8
3. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu sekolah dan
menjadi bahan rujukan sebagai inovasi kegiatan pembelajaran guna
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.
4. Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dalam menerapkan
model cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE) pada mata
pelajaran matematika.
5. Keilmuan Ke PGSD-an
Menjadikan referensi penelitian relevan serta referensi model
pembelajaran yang diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas untuk
meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di bidang ke SD-an.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model Cooperative Learning
a. Pengertian Model Cooperative Learning
Model pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran agar
kegiatan pembelajaran menjadi terarah dan lebih menarik. Salah satu
model yang dapat digunakan adalah model cooperative learning.
Menurut Slavin dalam Isjoni (2016:12), model cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
beranggotakan 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Menurut Komalasari (2010: 62) cooperative learning adalah suatu
pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2
sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.
Roger dalam Huda (2014: 29) berpendapat bahwa cooperative learning
merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu
prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi
secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar. Setiap
10
pembelajar bertanggung jawab atas pembelajar sendiri dan di dorong
untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
model cooperative learning adalah model pembelajaran yang
dilaksanakan dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2-6
orang. Model cooperative learning juga membantu pembelajar
bertanggung jawab atas pembelajar sendiri dan di dorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.
b. Tujuan Model Cooperative Learning
Penerapan model cooperative learning memiliki tujuan-tujuan yang
dikembangkan sesuai apa yang diharapkan oleh guru. Menurut Johnson
dalam Trianto (2013: 59) bahwa tujuan pokok cooperative learning
adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi
akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara
kelompok. Kegiatan selanjutnya yaitu siswa bekerja dalam suatu tim
sehingga siswa tersebut dapat memperbaiki hubungan di antara para
siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan,
mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan
pemecahan masalah.
11
Ibrahim dalam Isjoni (2016: 27) model cooperative learning
dikembangkan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
1) Hasil belajar akademikDalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuansosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademispenting lainnya. Di samping mengubah norma yang berhubungandengan hasil belajar, cooperative learning dapat memberikeuntungan, baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompokatas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individuTujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secaraluas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelassosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.
3) Pengembangan keterampilan sosialTujuan penting cooperative learning adalah mengajarkan kepadasiswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilansosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masihkurang dalam keterampilan sosial.
Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
penerapan model cooperative learning memiliki beberapa tujuan
tertentu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap perbedaan individu dan pengembangan keterampilan sosial.
Tujuan tersebut dapat tercapai apabila proses pembelajaran menerapkan
langkah-langkah yang sesuai dengan pelaksanaan model cooperative
learning.
c. Karakteristik Model Cooperative Learning
Model cooperative learning memiliki karakteristik yang berbeda
dengan model pembelajaran yang lain. Model cooperative learning
merupakan model pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara
berkelompok untuk saling bekerja sama dan mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Rusman (2012: 207) ada empat karakteristik
12
cooperative learning yaitu, (1) pembelajaran secara tim, (2) didasarkan
pada manajemen kooperatif, (3) kemauan untuk bekerja sama, dan (4)
keterampilan bekerja sama.
Menurut Slavin (2005: 10) ada tiga konsep penting cooperative
learning yaitu penghargaan tim, tanggung jawab individu, dan
kesempatan sukses yang sama. Selain itu Ibrahim dalam Majid (2014:
176) berpendapat bahwa cooperative learning mempunyai ciri atau
karakteristik sebagai berikut:
1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar;2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,
sedang, dan rendah (heterogen);3) Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku, dan jenis kelamin yang berbeda;4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
karakteristik cooperative learning yaitu pembelajaran secara tim
didasarkan pada manajemen kooperatif. Pembelajaran cooperative
learning siswa diharapkan dapat meningkatkan kemauan dan
keterampilan untuk bekerja sama, mendapatkan penghargaan tim,
tanggung jawab individu dan memiliki kesempatan sukses yang sama.
d. Jenis-jenis Model Cooperative Learning
Model cooperative learning mempunyai bermacam-macam variasi
dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Isjoni (2016: 51) model
cooperative learning terdapat beberapa variasi jenis-jenis model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di
13
antaranya:
1) Rotating Trio Exchange (RTE),2) Student Team Achievement Division (STAD),3) Jigsaw,4) Group Investigation (GI).
2. Model Cooperative Learning tipe Rotating Trio Exchange (RTE)
a. Pengertian Model Cooperative Learning tipe Rotating TrioExchange (RTE)
Permasalahan yang sering muncul dalam setiap proses pembelajaran,
telah mendorong beberapa praktisi pendidikan untuk menciptakan
berbagai model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut
adalah model cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE).
Menurut Isjoni (2016: 59) model cooperative learning tipe rotating trio
exchange (RTE) adalah model pembelajaran dimana dalam satu
kelompok terdiri dari 3 orang siswa, yang diberi nomor 0, 1, dan 2,
nomor 1 berpindah searah jarum jam dan nomor 2 sebaliknya
berlawanan arah jarum jam sedangkan nomor 0 tetap di tempat. Setiap
kelompok diberikan pertanyaan untuk didiskusikan. Setelah itu,
kelompok dirotasikan kembali dan terjadi trio yang baru. Setiap trio
baru tersebut diberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan, dengan
cara pertanyaan yang diberikan ditambahkan sedikit tingkat kesulitan.
Menurut Silberman (2009: 85) bahwa model cooperative learning tipe
rotating trio exchange (RTE) merupakan salah satu model
pembelajaran yang efektif bagi siswa untuk berdiskusi tentang berbagai
masalah pembelajaran dengan beberapa anak di dalam kelas. Pertukaran
14
tiga anak yang dirotasikan, akan berjalan dengan mudah jika dilengkapi
dengan materi pelajaran yang mendukung.
Berdasarkan teori dari para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
rotating trio exchange (RTE) adalah salah satu model pembelajaran
cooperative learning yang menerapkan pembelajaran secara
berkelompok dimana siswa pada setiap kelompok terdiri atas tiga orang
(trio). Trio tersebut akan diputar dengan ketentuan satu anggota tetap di
tempat.
b. Langkah-langkah Model Cooperative Learning Tipe Rotating TrioExchange
Model cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE)
mempunyai langkah-langkah penerapan dalam proses pembelajaran.
Menurut Isjoni (2016: 59) langkah-langkah penerapan model
cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE) adalah sebagai
berikut.
1) Penjelasan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh gurudan materi yang akan didiskusikan.
2) Pembentukan kelompok oleh guru secara heterogen yan terdiri dari 3orang siswa masing-masing diberi simbol 0, 1, dan 2.
3) Penyampaian prosedur yang akan dilakukan yaitu rotating trioexchange (RTE) dengan cara:a) Setelah terbentuknya kelompok, guru memberikan bahan diskusi
untuk dipecahkan trio tersebut.b) Setelah selesai mengerjakan permasalahan yang didiskusikan,
kelompok menyajikan hasil diskusi di depan kelas.c) Selanjutnya berdasarkan waktu, siswa yang mempunyai simbol
1 berpindah searah jarum jam dan simbol nomor 2 berlawananjarum jam, sedangkan nomor 0 tetap di tempat.
d) Guru memberikan pertanyaan baru atau bahan diskusi baru untukdidiskusikan oleh trio baru tersebut dan ditambahkan lagi tingkatkesulitan soal.
e) Penyajian hasil diskusi oleh kelompok. Setelah peputaran
15
kelompok kembali terjadi yakni siswa dengan simbol 1, dan 2kembali bertukar tempat.
f) Setelah itu bahan diskusi berupa LKS kembali dibagikan, untukdikerjakan oleh kelompok siswa.
g) Penyajian hasil diskusi kelompok oleh siswa.
Langkah-langkah penerapan model cooperative learning tipe rotating
trio exchange (RTE) menurut Silberman (2009: 103) adalah sebagai
berikut.
a) Membuat berbagai macam pertanyaan yang membantu siswamemulai diskusi tentang isi pelajaran dengan menggunakanpertanyaan yang tidak ada jawaban betul atau salah;
b) Membagi siswa ke dalam kelompok yang masing-masingberanggotakan tiga orang (trio);
c) Memberikan masing-masing trio sebuah pertanyaan pembuka(pertanyaan yang sama bagi tiap-tiap kelompok trio) untukdidiskusikan;
d) Setelah diskusi selesai, guru meminta trio-trio menentukan nomor 0,1, atau 2 bagi masing-masing dari anggotanya. Siswa dengan nomor1 untuk memutar satu trio searah jarum jam. Siswa dengan nomor 2untuk memutar dua trio searah jarum jam, sedangkan nomor 0 tetapditempat;
e) Memberi pertanyaan baru dengan tingkat kesulitan yang lebihdibandingkan pertanyaan pembuka;
f) Lakukan perputaran berulang kali. Perputaran dengan diskusimembantu siswa saling mengenal satu sama lain, belajar tentangsikap, pengetahuan, dan pengalaman.
Berdasarkan langkah-langkah menurut teori para ahli tersebut, peneliti
menggunakan teori milik Isjoni dalam melaksanakan pembelajaran,
namun jika dalam kelas tersebut tidak berkelipatan tiga, maka
membentuk kelompok yang tidak menjadi trio tetapi tetap ada yang
tinggal di tempat dan ada yang berotasi dengan kelompok lain.
16
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning TipeRotating Trio Exchange
Model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Dipayana, dkk. (2013: 12) mengemukakan bahwa kelebihan dan
kelemahan model cooperative learning tipe rotating trio exchange
(RTE) yaitu:
Kelebihan model cooperative learning tipe rotating trio exchange(RTE) yaitu:1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pandangan dan pengalaman yang diperoleh siswa secara bekerjasama;
2) Melatih siswa mengembangkan keterampilan berpikir danmengemukakan pendapat;
3) Memiliki motivasi tinggi karena mendapat dorongan temansekelompok;
4) Dengan adanya pembaharuan anggota dalam setiap kelompoksetelah diskusi selesai, siswa dapat mengembangkan keterampilanberpikir lebih baik;
5) Siswa tidak merasa bosan karena dalam setiap diskusi mereka selaludirotasikan sehingga menemukan teman diskusi yang selalu baru.
Kelemahan model cooperative learning tipe rotating trio exchange(RTE) yaitu:1) Dalam setiap pembelajaran yang menggunakan model cooperative
learning tipe rotating trio exchange (RTE), guru harusmempersiapkan pembelajaran dengan sungguh- sungguh;
2) Saat diskusi berlangsung, terkadang didominasi oleh seseorangdalam setiap kelompok;
3) Lebih baik diterapkan pada jumlah siswa berkelipatan tiga, namuntidak menutup kemungkinan diterapkan pada jumlah siswa yangtidak berkelipatan tiga;
4) Memerlukan waktu yang banyak dalam pelaksanaannya, karenasetiap kelompok harus dirotasikan sehingga selalu membentukkelompok baru.
17
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Kegiatan penting dalam kehidupan manusia salah satunya adalah
belajar. Belajar merupakan suatu proses yang tidak pernah lepas dari
kehidupan manusia sejak dalam kandungan hingga akhir hayat manusia
selalu belajar. Melalui belajar, manusia yang awalnya tidak tahu
menjadi tahu dan melalui belajar seseorang akan mengalami suatu
perubahan perilaku dan pengalaman belajar yang dilakukannya.
Menurut Gagne dalam Susanto (2013: 2) bahwa belajar dapatdidefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organismeberubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar danmengajar merupakan dua konsep menjadi terpadu dalam satukegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, sertasiswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Sedangkan menurut Komalasari (2010: 2) belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat
bahwa perubahan sementara karena suatu hal. Menurut M. Sobry
Sutikno dalam Fathurrohman (2010: 5) mengartikan belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalaman sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan. Menurut Sani (2013: 94) pandangan teori
belajar konstruktivisme diperlukan untuk membangun pemahaman oleh
diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengalaman
awal siswa.
18
Berdasarkan teori para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
belajar merupakan kegiatan seseorang dalam membangun pengetahuan
baru melalui serangkain kegiatan. Sehingga seseorang tersebut
mengalami perubahan tingkah laku yang menyangkut perubahan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang yang dilakukan secara
sadar untuk memperoleh suatu konsep atau pengetahuan baru.
b. Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan salah satu indikator adanya proses berpikir dan
berbuat atau melakukan tindakan dalam kegiatan pembelajaran.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan untuk belajar. Hal ini diperkuat dengan
pendapat dari Hanafiah dan Suhana (2010: 23) aktivitas harus
melibatkan seluruh aspek psikofisis siswa, baik jasmani maupun rohani
sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat,
tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik.
Menurut Kunandar (2010: 277) bahwa aktivitas yang paling mendasar
yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa.
Aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,
perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari
kegiatan tersebut. Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari mayoritas
siswa beraktivitas, aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan
19
siswa, mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru
dalam LKS. Aspek aktivitas siswa yang diamati dalam pembelajaran
yaitu:
1. Partisipasia) Mengajukan pertanyaan;b) Merespon aktif pertanyaan dari guru;c) Mengemukakan pendapat;d) Mengikuti semua tahapan pembelajaran dengan baik.
2. Minata) Antusias/ semangat dalam mengikuti pelajaran;b) Tertib terhadap instruksi yang diberikan;c) Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar;d) Tanggap terhadap instruksi yang diberikan.
3. Perhatiana) Tidak mengganggu teman;b) Tidak membuat kegaduhan;c) Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama;d) Melaksanakan perintah guru.
4. Presentasia) Mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir;b) Mengerjakan tugas yang diberikan;c) Mengumpulkan semua tugas yang diberikan guru;d) Menggunakan prosedur dan strategi pemecahan masalah;
dalam mengerjakan tugas yang diberikan.Sumber: Kunandar, (2010: 277)
Berdasarkan teori para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa guna memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil dari
proses belajar baik secara fisik maupun mental. Aktivitas belajar adalah
keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas
dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses
belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Adapun aspek-aspek yang dapat diamati dalam aktivitas siswa yaitu
partisipasi, minat, perhatian, dan presentasi.
20
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil akhir dari sebuah proses pembelajaran,
karena hasil pembelajaran menggambarkan keberhasilan atau kegagalan
dari proses pembelajaran. Secara sederhana menurut Suprijono (2011: 5)
hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian, sikap,
apresiasi dan keterampilan. Penilaian dilakukan oleh guru untuk
mengukur kemampuan dan tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran, dan dijadikan bahan untuk penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar siswa serta untuk mengevaluasi proses
pembelajaran agar menjadi lebih baik.
Susanto (2013: 5) bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu. Secara sederhana pendapat Susanto (2013: 5)
yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalu kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Menurut Kemendikbud (2013: 33) tentang Kompetensi Inti (KI) di
sekolah dasar bahwa hasil belajar mencakup beberapa hal sebagai
berikut.
a. Ranah afektif yaitu memiliki perilaku jujur, percaya diri, disiplin,tanggung jawab, santun, peduli, dan gotong royong atau kerja samadalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
21
b. Ranah kognitif adalah memahami pengetahuan faktual dengan caramengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yangdijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
c. Ranah psikomotor. Pada ranah psikomotor siswa menyajikanpengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,karya yang estetis, menunjukkan gerakan yang mencerminkan anaksehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak berimandan berakhlak mulia.
Berdasarkan teori para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan yang
dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Kemampuan tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini hasil belajar
yang diamati adalah aspek kognitif dengan menggunakan tes soal
formatif.
4. Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan
tinggi, bahkan matematika diajarkan secara informal di TK (Taman
Kanak-kanak). Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa:
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasariperkembangan teknologi modern, mempunyai peran pentingdalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dankomunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematikadibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang danmatematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejakdini. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semuasiswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengankemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan
22
agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hiduppada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Menurut Susanto (2013: 184) bidang studi matematika merupakan salah
satu komponen pendidikan dasar dalam bidang-bidang pengajaran.
Bidang studi matematika ini diperlukan untuk proses perhitungan dan
proses berpikir yang sangat dibutuhkan orang dalam menyelesaikan
berbagai masalah.
Berdasarkan teori dari para ahli tersebut, dapat peneliti simpulkan
bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia dengan ide,
aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis dan
berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Bidang studi matematika ini
diperlukan untuk proses perhitungan dan proses berpikir yang sangat
dibutuhkan orang dalam menyelesaikan berbagai masalah.
b. Matematika di Sekolah Dasar
1) Pengertian Matematika di Sekolah Dasar
Matematika merupakan satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah
Dasar. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada
siswanya, hendaknya mengetahui dan memahami objek yang akan di
ajarkannya. Ruseffendi dalam Suwangsih (2006: 3) bahwa
matematika merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara
beraturan, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang
23
paling rumit. Dengan demikian, pelajaran matematika tersusun
sedemikian rupa sehingga pengertian terdahulu lebih mendasari
pengertian berikutnya. Depdiknas (2006: 109) matematika di sekolah
dasar ditujukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah-ubah tidak pasti dan kompetitif.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa
matematika di sekolah dasar adalah suatu disiplin ilmu untuk
memperoleh pengetahuan dalam memahami arti dari struktur-
struktur, hubungan-hubungan, simbol-simbol yang ada dalam materi
pelajaran matematika sehingga menyebabkan perubahan tingkah
laku pada diri siswa untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah-ubah tidak pasti dan kompetitif.
2) Karakteristik Matematika di Sekolah Dasar
Karakteristik pembelajaran matematika di SD menurut Suwangsih
(2006: 25–26) sebagai berikut.
a. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral. Metode
spiral ini melambangkan adanya keterkaitan antar materi satu
dengan yang lainnya. Topik sebelumnya dapat menjadi prasyarat
untuk memahami topik berikutnya atau sebaliknya.
b. Pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap. Materi
pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap yang dimulai
24
dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih
kompleks.
c. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif,
sedangkan matematika merupakan ilmu deduktif. Namun, karena
sesuai tahap perkembangan siswa maka pembelajaran matematika
di SD digunakan pendekatan induktif.
d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.
e. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna. Konsep
matematika tidak diberikan dalam bentuk jadi, tetapi sebaliknya
siswalah yang harus mengonstruksi konsep tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dalam
pembelajaran matematika di sekolah dasar hendaknya merujuk pada
pemberian pembelajaran yang bermakna melalui konstruksi konsep-
konsep yang saling berkaitan hingga adanya reinvention (penemuan
kembali). Meski penemuan ini bukan baru, namun bagi siswa
penemuan tersebut merupakan sesuatu yang baru.
3) Tujuan Matematika di Sekolah Dasar
Menurut Depdiknas dalam Susanto (2013: 189), tujuan pembelajaran
matematika di sekolah dasar sebagai berikut.
1) Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,pembagian, beserta operasi campurannya, termasuk yangmelibatkan pecahan.
2) Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangunruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, danvolume.
3) Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.
25
4) Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, danpenaksiran pengukuran.
5) Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukurantertinggi, ukuran terrendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, danmenyajikannya.
6) Memecahkan masalah, melakukan penalaran, danmengomunikasikan gagasan secara matematika.
Berdasarkan Kurikulum KTSP 2006 mata pelajaran matematika
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitanantarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secaraluwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukanmanipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusunbukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahamimasalah, merancang model matematika, menyelesaikan modeldan menafsirkan solusi yang diperoleh;
4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, ataumedia lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalamkehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minatdalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diridalam pemecahan masalah.
Berdasarkan teori diatas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran matematika di sekolah dasar berbeda dengan
pembelajaran matematika di sekolah menengah. Tujuan
pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu untuk melakukan
operasi hitung, memahami konsep matematika, mampu memecahkan
masalah, mampu mengomunikasikan dan memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan.
26
4) Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran matematika pada jenjang sekolah dasar tentu berbeda
dengan jenjang menengah ataupun pendidikan tinggi. Menurut
Muhsetyo (2008: 1.26) pembelajaran matematika adalah proses
pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian
kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi
tentang bahan matematika yang dipelajari.
Teori pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar yang
diungkapkan oleh Heruman (2008: 4–5) menjelaskan bahwa dalam
proses pembelajaran diharapkan adanya reinvention (penemuan
kembali) secara informal dalam pembelajaran di kelas dan harus
menampakkan adanya keterkaitan antar konsep. Hal ini bertujuan
untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Kebermaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan belajar lebih
menarik, lebih bermanfaat, dan lebih menantang, sehingga konsep
dan prosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan akan lebih
tahan lama diingat oleh siswa.
Berdasarkan penjelasan para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa
dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar hendaknya
merujuk pada pemberian pembelajaran yang bermakna melalui
konstruksi konsep-konsep yang saling berkaitan hingga adanya
penemuan kembali. Meski penemuan ini bukan baru, namun bagi
siswa penemuan tersebut merupakan sesuatu yang baru.
27
5. Kinerja Guru
Kegiatan pembelajaran tidak lepas dari keberadaan guru. Tanpa guru
kegiatan pembelajaran akan sulit dilakukan. Peran guru dalam dunia
pendidikan sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.Guru
sebagai seorang yang profesional bertugas sebagai pendidik, yang
keprofesionalannya akan berimbas pada hasil belajar siswa. Menurut
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen
bahwa pengertian guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen bagian kelima pasal 32 ayat 2, bahwa dalam pembinaan dan
pengembangan profesi guru, para guru profesional dituntut untuk
menguasai empat kompetensi, yang meliputi:
1) Kompetensi pedagogik, merupakan pemahaman terhadap siswa,perancangan, dan pelaksanaan, pembelajaran, evaluasi hasil belajar danpengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yangdimiliki.
2) Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan personal yangmencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif danberwibawa, menjadi teladan bagi siswa dan berakhlak mulia.
3) Kompetensi profesional, merupakan penguasaan materi pembelajaransecara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materikurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yangmenaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur danmetodologi keilmuan.
4) Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasidan bergaul secara efektif dengan siswa untuk itu para guru yang sudahtersertifikasi (profesional) wajib meningkatkan kinerja dan potensi yangdimiliki untuk memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik.
28
Berdasarkan Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya (2010:
5), kinerja guru adalah hasil penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang
dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Susanto (2013: 29)
kinerja guru ialah prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau
diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas pendidikan dan
pembelajaran. Tugas guru sebagai pengajar mencakup kegiatannya
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
mengadakan penilaian terhadap pembelajaran tersebut. Selanjutnya
Rusman (2014: 50) berpendapat bahwa kinerja guru sebagai wujud
perilaku guru dalam proses pembelajaran yang dimulai dari merencanakan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil
belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan kinerja guru adalah
prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan oleh guru
dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pembelajaran dengan segala
kegiatan guru baik kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa yang dilandasi
dengan kecakapan dan kompetensi seorang guru. Kompetensi yang
dimaksud mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.
29
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan kelas ini
yaitu:
1. Sari (2011) dari hasil penelitian bahwa secara keseluruhan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan dan mencapai target yang telah ditetapkan
setelah model cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE)
diterapkan. Persamaan penelitian yang dilakukan Sari adalah terletak pada
penggunan model pembelajaran yaitu model cooperative learning tipe
rotating trio exchange (RTE), variabel terikatnya aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas V, jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas.
Perbedaan penelitian tersebut terletak pada mata pelajaran. Pada penelitian
Sari menggunakan mata pelajaran PKn, sedangkan pada penelitian yang
dilakukan peneliti menggunakan mata pelajaran matematika.
2. Naga (2013) dari hasil penelitian bahwa penerapan model cooperative
learning tipe rotating trio exchange (RTE) dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Persamaan penelitian yang
dilakukan Naga adalah terletak pada penggunan model pembelajaran yaitu
model cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE), variabel
terikatnya aktivitas ban hasil belajar siswa kelas V, jenis penelitiannya
adalah penelitian tindakan kelas. Perbedaan penelitian tersebut terletak pada
mata pelajaran. Pada penelitian Naga menggunakan mata pelajaran IPS,
sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan mata
pelajaran matematika.
30
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir disusun untuk memudahkan pelaksanaan proses penelitian.
Kerangka pikir ini dibuat dan disusun untuk dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan penelitian. Kerangka pikir membantu peneliti menghubungkan
antar variabel, dalam penelitian ini kerangka pikir berupa input, proses, output.
Uma Sekaran dalam Sugiyono (2014: 60) mengemukakan bahwa kerangka
pikir merupakan konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kondisi awal (input) yang menjadi sebab dilakukannya penelitian ini adalah
terdapat permasalahan dalam pembelajaran matematika yaitu, guru masih
terpaku pada buku pelajaran (text book), guru belum optimal dalam
menggunakan model pembelajaran, siswa kurang aktif dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan, siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal,
rendahnya nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
kelas V SD Negeri Karang Sari yang masih di bawah KKM.
Proses merupakan langkah tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan
meningkatkan kompetensi input dan output yang diharapkan. Masalah
pembelajaran tersebut perlu diperbaiki dengan menerapkan model cooperative
learning tipe rotating trio exchange (RTE) pada pembelajaran matematika.
Model pembelajaran ini menuntut siswa belajar secara aktif memecahkan
masalah melalui perputaran anggota kelompok. Berdasarkan penelitian yang
relevan, model cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE) dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
31
matematika. Penelitian yang dilakukan peneliti ini diharapkan dapat
mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Output atau kondisi
akhir yang diharapkan adalah aktivitas dan hasil belajar matematika siswa
meningkat dan memenuhi indikator. Secara sederhana kerangka pikir dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah dijelaskan, peneliti merumuskan hipotesis
penelitian tindakan kelas ini adalah “Jika dalam pembelajaran matematika
menerapkan model cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE)
sesuai dengan langkah-langkah yang tepat, maka aktivitas dan hasil belajar
matematika pada siswa kelas V SD Negeri Karang Sari meningkat”.
Input
Proses
1. Guru masih terpaku dengan buku pelajaran.2. Guru belum optimal menggunakan model cooperative
learning tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dalampembelajaran.
3. Siswa masih kurang aktif bertanya dan menjawabpertanyaan dari guru.
4. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal .5. Rendahnya nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika kelas V SD Negeri Karang Sari.
Penerapan model cooperative learning tipe rotating trio(RTE) dengan langkah-langkah sebagai berikut.1. Membentuk kelompok yang beranggotakan tiga orang2. Kelompok diberikan LKS untuk didiskusikan3. Guru memberi nomor 0, 1, dan 2 bagi masing-masing
dari anggotanya. Siswa dengan nomor 1 berotasi searahjarum jam. Siswa dengan nomor 2 berotasi berlawanarah jarum jam, sedangkan nomor 0 tetap ditempat.
OutputMeningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa padapembelajaran ≥75% dengan KKM 60.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenispenelitian tindakan kelas (PTK) yang
memfokuskan pada situasi kelas atau dalam bahasa Inggris sering
disebutclasroom action research. Sanjaya (2014: 149) bahwa penelitian
tindakan kelas (PTK) adalah proses pengkajian masalah pembelajaran didalam
kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkan masalah dengan cara
melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut.
Arikunto (2013: 130) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Sejalan
dengan pendapat Arikunto, menurut Aqib (2009: 13) penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan,
dan terjadi dalam sebuah kelas.
Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus. Menurut Arikunto (2013:
137) prosedur penelitian tindakan kelas berbentuk siklus, setiap siklus terdiri
dari empat tahapanyaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan,
dan (4) refleksi. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus, tiap siklus terdiri
33
dari dua kali pertemuan. Adapun tahapan atau alur siklus dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Gambar 2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas.
Modifikasi: Arikunto (2013: 137)
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah satu orang guru dan
siswa kelas V SD Negeri Karang Sari dengan jumlah 33 siswa yang terdiri
dari 13siswalaki-laki dan 20 siswa perempuan.
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
SELESAI
34
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri
Karang Sari Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah.
3. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian inidilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2016/2017selama tujuh bulan, terhitung dari bulan November 2016 sampai
bulan Juni 2017. Rentang waktu tersebut dimulai dari tahap persiapan
(penyusunan proposal, seminar proposal, dan perbaikan proposal) hingga
penyusunan laporan hasil penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui dua teknik, yaitu
nontes dan tes.
a. Teknik nontes(observasi)
Teknik nontes yang digunakan adalah observasi, teknik tersebut digunakan
untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif. Variabel yang diukur
dengan menggunakan teknik observasi adalah kinerja guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran matematika melalui model cooperative learning
tipe rotating trio exchange(RTE).Guru yang mengajar dalam penerapan
model cooperative learning tipe rotating trio exchange(RTE) adalah guru
kelas V SD Negeri Karang Sari.
35
Teknik nontes ini dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai observer 1
mengamati kinerja guru dengan cara pemberian skor pada setiap aspek
indikator yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan
teman sejawat bertindak sebagai observer 2 mengamati aktivitas siswa
dengan cara pemberian skor pada indikator yang muncul saat pembelajaran
berlangsung.
b. Teknik Tes
Teknik tes merupakan prosedur atau cara untuk mendapatkan datayang
bersifat kuantitatif (angka). Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis
untuk mengetahui hasil belajar dalam ranah kognitif. Melalui tes ini akan
diketahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
melalui model cooperative learning tipe rotating trio exchange(RTE).
Penilaian dengan teknik tes ini dilakukan pada akhir pertemuan tiap siklus.
D. Alat Pengumpul Data
Menurut Arikunto (2013: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah oleh peneliti. Peneliti
menggunakan instrumen sebagai berikut.
a. Lembar Observasi
Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelaswali kelas
V SD Negeri Karang Sari Kecamatan Padang Ratu. Lembar observasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar siswa dan kinerja
guru selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran matematika
36
dengan modelcooperative learning tipe rotating trio exchange(RTE).
1) Kinerja Guru
Kinerja guru diobservasi menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja
Guru (IPKG) yang dinilai dengan cara melingkari sub indikator yang
muncul pada setiap indikator yang dilaksanakan oleh guru atau terlihat
pada saat pengamatan. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh
data kinerja guru adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Instrumen Penilaian Kinerja Guru
Aspek Yang Diamati
Skor I. KegiatanPendahuluan
Apersepsi danMotivasi
1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang
denganpengalaman siswa atau
pembelajaransebelumnya.
1 2 3 4 5
2 Mengajukan pertanyaanyang memancing siswa
berpikir kritis. 1 2 3 4 5
3 Menyampaikan tujuanpembelajaran. 1 2 3 4 5
4 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya,
individual dankerjakelompok. 1 2 3 4 5
II. KegiatanInti
Penguasaan MateriPelajaran
1 Kemampuan menyesuaikan materi
dengantujuanpembelajaran. 1 2 3 4 5
2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan
pengetahuanlainyang relevan. 1 2 3 4 5
3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran
dengantepat 1 2 3 4 5
Penerapan Model Cooperative Learning tipe Rotating
Trio Exchange (RTE)
1
Menumbuhkan minat belajar dengan memberikan
petunjuk penerapan model cooperative learning
tipe rotating trio exchange (RTE).
1 2 3 4 5
2
Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari
3 orang siswa (trio) dengan masing-masing
bernomor 0, 1, dan 2. 1 2 3 4 5
3 Membimbing diskusi dengan membagikan LKS
pada setiap kelompok. 1 2 3 4 5
4 Membimbing siswa menyajikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas. 1 2 3 4 5
37
No. Aspek Yang Diamati Skor
5
Memberikan rewardbagi kelompok yang berhasil
dalam mengerjakan LKS dengan benar. 1 2 3 4 5
6 Merotasi siswa untuk membentuk anggota
kelompok baru. 1 2 3 4 5
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
dalamPembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media dan sumber belajar. 1 2 3 4 5
2 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media dan
sumber belajar. 1 2 3 4 5
Perlibatan Siswa dalam Pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui
interaksi antara guru, siswa dan sumber belajar. 1 2 3 4 5
2 Merespon positif partisipasi siswa. 1 2 3 4 5
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5
4 Menumbuhkan kecerian dan antusiasme
siswadalambelajar. 1 2 3 4 5
Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam
Pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas danlancar. 1 2 3 4 5
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik danbenar. 1 2 3 4 5
III. KegiatanPenutup
Menutup Pelajaran
1 Melakukan refleksi atau membuat
rangkumandenganmelibatkan siswa. 1 2 3 4 5
2 Memberikan pesan moral kepada siswa. 1 2 3 4 5
3 Melakukan tindak lanjut. 1 2 3 4 5
Jumlah Skor
Nilai
Kategori
Sumber: Kemendikbud (2012)
38
Tabel 3.Rubrik Penilaian Kinerja Guru.
Nilai
angka Nilai mutu Indikator
5 Sangat
baik
Dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, guru
melakukannya dengan sempurna, dan guru terlihat
rofessional.
4 Baik
Dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru
melakukannya tanpa kesalahan, dan guru tampak
menguasai.
3 Cukup
Dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru
melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan guru
tampak cukup menguasai.
2 Kurang
Dilaksanakan oleh guru, guru melakukannya
dengan banyak kesalahan, dan guru tampak
kurang menguasai.
1 Sangat
kurang
Tidak dilaksanakan oleh guru.
Sumber: Poerwanti, dkk. (2008: 7.8)
2) Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lembar observasi penilaian aktivitas siswa ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Indikator aktivitas siswa dalam penelitian ini tampak
pada tabel berikut.
Tabel4.Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
No Nama Aspek yang diamati R SM N
Partisipasi Minat Perhatian Presentasi
1
2
3
4
5
6
7
8
Dst
Jumlah skor
Rata-rata
39
Tabel 5. Indikator Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
No
Aspek
Sikapyang
Diamati
Indikator
1 Partisipasi
a. Mengajukan pertanyaan.
b. Merespon aktif pertanyaan lisan dari guru.
c. Mengikuti semua tahapan pembelajaran sesuai
aturan. d. Aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2 Minat
a. Hadir di kelas tepat waktu.
b. Tertib terhadap intruksi yang diberikan guru.
c. Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam
belajar.
d. Tenang dalam mengerjakan tugas.
3 Perhatian
a. Tidak mengganggu teman
b. Tidak membuat kegaduhan
c. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama
d. Melaksanakan perintah guru
4 Presentasi
a. Mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir
b. Mengerjakan tugas yang diberikan (LKS, latihan,
dll)
c. Mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru
d. Menggunakan prosedur dan strategi pemecahan
masalah dalam mengerjakan tugas yang diberikan
Sumber: Kunandar (2010: 234)
Tabel 6. Rubrik penilaian tiap aspek yang diamati
Skor Keterangan
4 Jika keempat poin dalam setiap aspek yang diamati muncul selama
pengamatan berlangsung
3 Jika ketiga poin dalam setiap aspek yang diamati muncul selama
pengamatan berlangsung
2 Jika kedua poin dalam setiap aspek yang diamati muncul selama
pengamatan berlangsung
1 Jika hanya satu poin dalam setiap aspek yang diamati muncul selama
pengamatan berlangsung
Sumber: Kunandar (2010: 234)
b. Tes Hasil Belajar
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif serta
mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran dengan menggunakan
soal tes. Soal tesmerupakan alat pengumpul data untuk tes tertulis
berupa soal-soal yang digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil
40
belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan
model cooperative learning tipe rotating trio exchange(RTE) dalam
bentuk tes akhir (post test). Tes hasil belajar pada penelitian ini
dilaksanakan di akhir siklus.
Tabel 7. Lembar Observasi Hasil Belajar.
No Inisal Siswa Siklus I Siklus II
Nilai Keterangan Niali Keterangan
1
2
3
Dst
Jumlah skor
Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas
Julah siswa yang tidak
tuntas
Persentase klasikal
Katagori
E. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data aktivitas siswa
dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menerapkan model cooperative learning tipe rotating trio exchange(RTE).
Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
aktivitas dan kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi. Data
aktivitas siswa diperoleh dari perilaku siswa yang relevan dengan tujuan
pembelajaran.
41
a. Kinerja Guru
Aspek-aspek yang diamati pada kinerja guru dalamproses pembelajaran
yaitu meliputi, 1)membuka pembelajaran, 2) kegiatan inti
pembelajaran, dan 3)menutup pembelajaran. Untuk mengetahui
seberapa baik kinerja guru dalampembelajaran maka peneliti
menggunakan Instrumen PenilaianKinerja Guru (IPKG) dengan rumus
penilaian kinerja guruadalah sebagai berikut.
× 100
Keterangan:
NK = Nilai kinerja guru
TS = Total skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan Tetap
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
Tabel 8. Kategori keberhasilan kinerja guru
No Skor Rentang Nilai Katagori
1 5 86-100 Sangat Baik
2 4 76-85 Baik
3 3 60-75 Cukup Baik
4 2 55-59 Kurang Baik
5 1 ≤ 54 Sangat Kurang
Sumber: Aqib, dkk. (2009: 41)
b. Aktivitas Siswa
Penilaian aktivitas siswa dalam penelitian ini menggunakan analisis rata-
rata dengan tabel observasi aktivitas siswa. Nilai aktivitas belajar tiap
siswa diperoleh dengan rumus:
xSM
R N 100
Keterangan:
N = Nilai
R = Jumlah skor yang diperoleh
42
SM = Skor maksimum
(Sumber: modifikasi Purwanto, 2008:102)
Tabel 9. Kategori perolehan nilai aktivitas siswa.
No Rentang Nilai Katagori
1 ≥85 Sangat Aktif
2 60 – 84 Aktif
3 35 – 59 Cukup Aktif
4 ≤34 Kurang Aktif
Modifikasi: Aqib, dkk. (2009: 41)
Tabel 10. Kategori nilai aktivitas siswa secara klasikal.
No Rentang Nilai Katagori
1 ≥85 Sangat Aktif
2 60 – 84 Aktif
3 35 – 59 Cukup Aktif
4 ≤34 Kurang Aktif
Modifikasi:Aqib, dkk. (2009: 41)
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar
siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru
setelah diterapkan model cooperative learning tipe rotating trio
exchange(RTE).
a. Nilai Ketuntasan Belajar Siswa Individual
Menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual menggunakan
rumus sebagai berikut.
S =
Keterangan:
S = Nilai yang dicari
R = Skor yang diperoleh siswa
N = Skor maksimal ideal yang diamati
100 = Bilangan tetap
Sumber: Adaptasi Purwanto (2008: 112)
43
Tabel 11.Ketuntasan Hasil Belajar
No Skor Keterangan
1 ≤ 59 Belum Tuntas
2 ≥ 60 Tuntas
Sumber: Modifikasi Kunandar (2013: 231)
b. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa menggunakan rumus
sebagai berikut.
x =
Keterangan: x = Nilai rata-rata
x = Jumlah nilai yang diperoleh siswa
N = Banyaknya siswa
Sumber: Adaptasi dari Aqib, dkk. (2009: 40)
c. Persentase Hasil Belajar Siswa Klasikal
Menghitung persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal
dapat digunakan rumus sebagai berikut.
Ketuntasan Klasikal =
x 100 %
Keterangan:
Ketuntasan Individual : jika siswa mencapai ≥ 75%
Ketuntasan Klasikal :jika ≥ 60% dari seluruh siswa mencapai
ketuntasan ≥ 75%
Adaptasi dari Purwanto (2008: 102)
Tabel 12.Persentase ketuntasan belajar kognitif siswa.
Tingkat Keberhasilan (%) Katagori
≥80 Sangat Tinggi
60 – 79 Tinggi
40 – 59 Cukup Tinggi
20 – 39 Kurang Tinggi
<20 Sangat Kurang
Sumber: Aqib, dkk. (2009: 41)
44
Tabel 13.Kategori persentase hasil belajar klasikal.
Tingkat Keberhasilan (%) Katagori
≥80 Sangat Baik
60 – 79 Baik
40 – 59 Cukup Baik
20 – 39 Kurang Baik
<20 Sangat Kurang
Sumber: Aqib, dkk. (2009: 41)
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang terdiri
dari beberapa siklus dan dilakukan oleh guru di kelas secara kolaboratif,
partisipatif, dan refleksi mandiri yang bertujuan untuk memperbaiki praktik
pembelajaran yang ada dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian
tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, namun apabila pada siklus dua
belum berhasil akan dilanjutkan hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Pada
penelitian ini setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi
langkah-langkah sebagai berikut.
Siklus I
1. Perencanaan
Tahap perencanaan, peneliti bersama guru membuat perangkat
pembelajaran dan menyiapkan materi yang akan digunakan dengan
menggunakan model cooperative learning tipe rotating trio exchange
(RTE) dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Berdiskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran
matematika untuk menyesuaikan perangkat pembelajaran.
45
b. Menganalisis Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar (KD) dan
materi pembelajaran yang kemudian dijadikan beberapa indikator yang
akan diajarkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe
rotating trio exchange (RTE).
c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama
proses pembelajaran, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal (LKS), soal tes formatif,
dokumentasi, lembar panduan observasi aktivitas dan kinerja guru.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran denganmenggunakan
modelcooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE) meliputi
beberapa tahap antara lain:
Kegiatan Awal
a. Membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam;
b. Mengkondisikan siswa;
c. Berdoa;
d. Absensi;
e. Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang
materi yang dipelajari;
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;
Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan materi tentang penjumlahan dan pengurangan
berbagai bentuk pecahan;
46
b. Guru membuat berbagai macam pertanyaan yang membantu siswa
memulai diskusi tentang isi pelajaran dengan menggunakan pertanyaan
yang tidak ada jawaban betul atau salah;
c. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang masing-masing
beranggotakan tiga orang (trio);
d. Guru memberikan masing-masing trio sebuah pertanyaan pembuka
(pertanyaan yang sama bagi tiap-tiap kelompok trio) untuk
didiskusikan;
e. Setelah diskusi selesai, guru meminta trio-trio menentukan nomor 0, 1,
atau 2 bagi masing-masing dari anggotanya. Siswa dengan nomor 1
untuk berputar berlawanan arah jarum jam. Siswa dengan nomor 2
untuk memutar searah jarum jam, sedangkan nomor 0 tetap ditempat;
f. Guru memberi membagikan LKS pada setiap kelompok;
g. Lakukan perputaran berulang kali. Perputaran dengan diskusi
membantu siswa saling mengenal satu sama lain, belajar tentang sikap,
pengetahuan, dan pengalaman.
Kegiatan Akhir
a. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah
dipelajari.
b. Guru mengapresiasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran pada
hari ini.
c. Guru membagikan lembar soal kepada masing-masing siswa untuk
melihat tingkat penguasaan materi pembelajaran.
d. Menutup pelajaran dengan doa dan salam penutup.
47
3. Pengamatan
Peneliti melakukan kegiatan observasi yakni mengamati aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang keaktifan dan
keantusiasan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru
diamati dengan menggunakan lembar observasi, yaitu dengan memberikan
tanda ceklis (√).
4. Refleksi
Pada tahap ini, tim peneliti kembali menganalisis keberhasilan dan
kekurangan didalam proses pembelajaran. Data-data yangdiperoleh dari
hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk melanjutkan tindakan ke
siklus berikutnya.
Siklus II
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi untuk mengkaji proses
pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II.
Siklus II dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa menggunakan modelcooperative learning tipe rotating trio
exchange (RTE). Hasil dari siklus II ini diharapkan lebih baik dari siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Berdiskusi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran
matematika untuk menyesuaikan perangkat pembelajaran.
b. Menganalisis Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar (KD) dan
materi pembelajaran yang kemudian dijadikan beberapa indikator yang
48
akan diajarkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe
rotating trio exchange (RTE).
c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama
proses pembelajaran, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal (LKS), soal tes formatif,
dokumentasi, lembar panduan observasi aktivitas dan kinerja guru.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran denganmenggunakan
modelcooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE) meliputi
beberapa tahap antara lain:
Kegiatan Awal
a. Membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam;
b. Mengkondisikan siswa;
c. Berdoa;
d. Absensi;
e. Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawabtentang
materi yang dipelajari.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;
Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan materi tentang perkalian dan pembagian berbagai
bentuk pecahan;
b. Guru membuat berbagai macam pertanyaan yang membantu siswa
memulai diskusi tentang isi pelajaran dengan menggunakan pertanyaan
49
yang tidak ada jawaban betul atau salah;
c. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang masing-masing
beranggotakan tiga orang (trio);
d. Guru memberikan masing-masing trio sebuah pertanyaan pembuka
(pertanyaan yang sama bagi tiap-tiap kelompok trio) untuk
didiskusikan;
e. Setelah diskusi selesai, guru meminta trio-trio menentukan nomor 0, 1,
atau 2 bagi masing-masing dari anggotanya. Siswa dengan nomor 1
untuk berputar berlawanan arah jarum jam. Siswa dengan nomor 2
untuk memutar searah jarum jam, sedangkan nomor 0 tetap ditempat;
f. Guru memberi membagikan LKS pada setiap kelompok;
g. Lakukan perputaran berulang kali. Perputaran dengan diskusi
membantu siswa saling mengenal satu sama lain, belajar tentang sikap,
pengetahuan, dan pengalaman.
Kegiatan Akhir
a. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah
dipelajari.
b. Guru mengapresiasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran pada
hari ini.
c. Guru membagikan lembar soal kepada masing-masing siswa untuk
melihat tingkat penguasaan materi pembelajaran.
d. Menutup pelajaran dengan doa dan salam penutup.
50
3. Pengamatan
Peneliti melakukan kegiatan observasi yakni mengamati aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang keaktifan dan
keantusiasan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja guru
diamati dengan menggunakan lembar observasi.
4. Refleksi
Peneliti kembali menganalisis keberhasilan dan kekurangan di dalam
proses pembelajaran. Data-data yangdiperoleh dari hasil refleksi
digunakan sebagai acuan untuk membandingkan dengan penelitian pada
siklus I. Hasil observasi pada siklus II ini sudah memenuhi indikator
keberhasilan sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.
G. Indikator Keberhasilan
Penerapan modelcooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE) pada
mata pelajaran matematika dapat dikatakan berhasil apabila:
1. Adanya peningkatan aktivitas siswa setiap akhir siklus, sehingga rata-rata
aktivitas siswa pada kategori “Aktif”.
2. Adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa setiap akhir siklus,
sehingga rata-rata hasil belajar matematika siswa mencapai ≥75% dari
jumlah siswa yang ada di kelas, berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu 60.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian, maka dapat
dirumuskan kesimpulan bahwa Penerapan model cooperative learning tipe
rotating trio exchange (RTE) pada pembelajaran matematika dengan
menerapkan langkah-langkah yang tepat dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai
aktivitas dan hasil belajar siswa pada tiap siklusnya. Nilai rata-rata aktivitas
belajar siswa pada siklus I yaitu 67,33, pada sikus II mengalami peningkatan
menjadi 77,55. Nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa pada siklus I
sebesar 64,24 dan pada siklus II meningkat menjadi 75,15 dengan ketuntasan
84,84%. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
matematika siswa mencapai ≥75% dari jumlah siswa yang ada di kelas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penerapan model
cooperative learning tipe rotating trio exchange (RTE), maka ada beberapa
saran oleh peneliti, antara lain.
95
1. Siswa,
Siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran secara aktif agar dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga dapat mempermudah
memahami materi pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat.
2. Guru
Guru diharapkan lebih terampil dan kreatif dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe
rotating trio exchange (RTE) untuk menarik minat siswa dan
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penyusunan LKS juga harus terus
diperbaiki untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik.
3. Sekolah
Sekolah diharapkan melakukan pengembangan proses pembelajaran
dengan menerapkan model cooperative learning tipe rotating trio
exchange (RTE) dan model pembelajaran lainnya untuk menambah
wawasan dan kemampuan guru dalam pembelajaran matematika maupun
pembelajaran lainnya.
4. Peneliti
Peneliti merekomendasikan bagi peneliti lain supaya model cooperative
learning tipe rotating trio exchange (RTE) dapat diterapkan pada mata
pelajaran lain untuk memperbaiki pembelajaran dengan model tersebut.
Perbaikan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe rotating
trio exchange (RTE) perlu untuk dilakukan oleh peneliti lainnya agar
mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB & TK.YramaWidya. Bandung.
Arikunto, S. dkk. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Nasional PendidikanJenjang Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.
Dipayana, I Made Dyatma, dkk. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran RotatingTrio Exchange (RTE) terhadap Hasil Belajar Matematika. UniversitasPendidikan Ganesha. Singaraja.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi Belajar MengajarMelalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Refika Aditama.Bandung.
Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. RefikaAditama. Bandung
Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Isjoni. 2016. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.Refika Aditama. Bandung.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagaiPengembangan Profesi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kusumah, Wijaya & Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian TindakanKelas. PT Indeks. Jakarta Barat.
Majid, Abdul. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil belajar. RemajaRosdakarya. Bandung.
Mulyasa, E. 2008. Implementasi KTSP. Bumi Aksara. Jakarta.
97
Naga, Meiristy Tia. 2013. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe RotatingTrio Exchange Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar SiswaPada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SD Negeri 1 Palapa Bandar LampungTahun Pelajaran 2012/2013. (Skripsi) Universitas Lampung. BandarLampung. Di akses pada URL: http://digilib.unila.ac.id/630/ pada tanggal13 November 2016, pukul 20.00 WIB.
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Dirjen DiktiDepdiknas. Jakarta.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PTRemaja Rosdakarya. Bandung.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2014. Penelitian Pendidikan. PT Fajar Interpratama Mandiri.Jakarta.
Sari, Reni Ika Puspita. 2011. Penerapan model pembelajaran rotating trioexchange (RTE) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswakelas V-A SDN Tanjungrejo 2 Malang.(Skripsi) Universitas Negeri Malang. Malang. Di akses pada URL:http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=49145 pada tanggal13 November 2016, pukul 22.00 WIB.
Silberman, Melvin. 2009. Active Learning 101 Startegi Pembelajaran.Yappendis.Yogyakarta.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Nusa Media. Bandung.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.Bandung.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Prenadamedia Group. Jakarta.
Suwangsih, Erna, dkk. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI. Bandung.
Tim Penyusun. 2003. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta.
---------. 2005. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.Depdiknas. Jakarta.
98
Tim Penyusun. 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.Depdiknas. Jakarta.
---------. 2012. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru. Kemendikbud.Jakarta.
Tim Penyusun. 2013. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI),Kompetensi Dasar (KD). Kemendikbud. Jakarta.
---------. 2015. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI),Kompetensi Dasar (KD). Kemendikbud. Jakarta.
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. KencanaPrenada Media Group. Jakarta.