Penerapan Model Concep Attaiment Model Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Smp Negeri 2 Kuala...
-
Upload
hafidh-anas -
Category
Documents
-
view
88 -
download
4
Transcript of Penerapan Model Concep Attaiment Model Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Smp Negeri 2 Kuala...
PENERAPAN MODEL PEROLEHAN KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI SMP NEGERI 2 KUALA SIMPANG
I. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa. Peningkatan sumber daya yang berkualitas dapat ditingkatkan
melalui pendidikan. Oleh karna itu pendidikan diharapkan tidak hanya berfungsi
sebagai transfer ilmu pengetahuan (of know ledge), tetapi juga sebagai
pembangunan karakter (kharakter buiding). Dengan demikian pendidikan akan
dapat menciptakan manusia yang berpotensi, kreatif dan memiliki ide yang
cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan lebih baik.
Pendidikan juga merupakan suatu faktor yang harus diperhatikan, karna
hanya melalui sistem pendidikan yang baik dapat meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia. Perubahan tingkah laku dan sikap pada individu yang
belajar sehingga menata hidup lebih baik dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara.
Untuk mewujudkan semua itu maka tujuan pendidikan harus dicapai
secara maksimal. Pencapaian pendidikan sangat tergantung pada proses belajar
mengajar. Belajar adalah kegiatan siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
Mengajar adalah usaha untuk menciptakan kondisi agar terjadi interaksi antara
siswa dan guru, untuk merangsang anak untuk belajar dan berikir.
Fisika adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari tentang gejala-gejala alam. Dalam proses belajar mengajar fisika
tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut akan tercapai apa
1
bila ditunjang leh beberapa komponen, diantaranya adalah guru, siswa, materi
pelajaran, media, dan evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Untuk itu pada eraglobalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu
maju telah membawa dampak negatif terhadap dunia pendidikan. Metode
pendidikan yang mengikuti perkembangan zaman dengan mengubah proses
belajar mengajar yang tradisional, seperti sistem mendengar, mencatat materi
yang terpusat pada guru, dengan kegiatan belajar menajar yang menerapkan
model pembelajaran agar tecapainya tujuan dari proses pembelajaran. Menurut
Slameto (2003:67), ”Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang
harus dilalui didalam mengajar. Pemilihan metode yang tepat oleh guru agar
siswa dapat menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran secara
tepat dan tidak hanya terpaku pada konsep dan materi yang dipelajari dibuku”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru harus bertujuan agar tercapainya hasil
belajar yang optimal. Penyebab kurangnya prestasi belajar dikarenakan oleh
masih adanya penggunaan model pembelajaran yang tidak melibatkan siswa
untuk aktif dalam menggunakan gagasan karna guru masih menggunakan model
pembelajaran yang tidak melibatkan siswa secara aktif dalam KBM. Siswa
hanya mendengar dan mencatat materi yang terpusat pada guru.
Oleh karena itu guru dalam KBM diharapkan untuk tidak menganggap
siswa sebagai pendengar yang pasif serta menganggap siswa sebagai penerima
apa saja yang disampaikan tanpa melibatkan siswa secara aktif dalam
2
mengemukakan gagasan. Guru harus memotifasi siswa untuk terlibat aktif dalam
KBM agar siswa dapat memahami konsep yang dipelajari secara mendetail.
Kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran fisika sebagai pelajaran
yang sulit sehingga mengakibatkan kurangnya minat belajar. Hal ini disebabkan
karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak melibatkan siswa
secara aktif serta materi pelajaran yang disajikan tidak dikemas semenarik
mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Selanjutnya agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan
dalam KBM, siswa dituntut untuk memahami konsep dasar agar lebih mudah
memahami konsep selanjutnya. Selain itu guru juga harus berperan aktif dalam
KBM serta menggunakan model pembelajaran yang mudah dipahami oleh
siswa, dengan itu penulis memilih untuk mencoba mengatasi masalah ini.
Dari pembelajaran diatas penulis memberikan alternative untuk
melakukan pembelajaran dengan model perolehan konsep (Concept Attaiment
Model) sebagai bahan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Karena
Concept Attaiment Model ini dapat memotifasi siswa untuk belajar sehingga
meningkatkan hasil belajar. Dengan meningkatnya hasil belajar maka kualitas
pembelajaran juga meningkat.
Untuk menjawab permasalahan diatas maka penulis tertarik meneliti
dengan judul ”Penerapan Model Perolehan Kosep (Concept Attaiment
Model) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Kuala
Simpang”.
3
II. Rumusan masalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dari penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan Concept Attaiment Model dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Bagaimana aktifitas guru dan siswa saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung dengan menggunakan concept attaiment model.
3. Bagai respon siswa dalam proses belajar mengajar dengan
menerapkan concept attainment model.
III. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan metode concept attaiment
model.
2. Untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa saat proses belajar
mengajar dalam pembelajaran fisika dengan nenggunakan concept
attaiment model.
3. Mengetahui respon siswa dalam proses pembelajaran dengan concept
attaiment model.
4
IV. Defenisi Istilah
Untuk mempermudah pemahaman karya tulis ini maka didefinisikan
istilah-istilah penting yang menjadi pokok pembahasan utama dalam karya tulis
ini yaitu:
1. Metode mengajar adalah teknik mengajar yang dikuasai guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam
kelas baik secara indifidual maupun secara berkelompok agar
pelajaran itu dapat diserap dan dimanfaatkan dengan baik.
2. Pendekatan pembelajaran perolehan konsep (concept attainment
model) adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membantu
siswa dalam memahami konsep tertentu. Pendekatan ini dapat
diterapkan pada semua tingkatan umur dari anak-anak sampai dewasa.
Pendekatan ini lebih tepat digunakan ketika pendekatan lebih menitik
beratkan pada pengenalan konsep baru, melatih berfikir induktif dan
melatih berfikir induktif dan melatih berfikir analisis
(Hamzah,2007:10-12).
3. Kosep adalah suatu kelas stimulasi yang memiliki sifat-sifat (atribut-
atribut umum), atribut konsep adalah yang membedakan konsep
antara konsep satu dengan konsep lainnya dalam rangka
mempelajaran yang dimaksud dengan prilaku yang diharapkan adalah
kemampuan identifikasi dengan tepat dan benar contoh-contoh konsep
yang baru misalnya mengidentifikasi objek-objek langsung
(Hamalik,2001:161-166)
5
V. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Dapat menambah wawasan bagi siswa untuk lebih mudah memahami
pelajaran fisika dengan menggunakan concept attainment model.
2. Meningkatkan kerja sama siswa, motifasi dan sportifitas siswa dengan
menggunakan concept attainmet model.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran baru
yang menarik.
4. Mendapatkan pengalaman strategis yang baru bagi guru untuk dapat
meningkatkan hasil belajar dan motifasi siswa.
5. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran fisika melalui
penelitian dan meningkatkan pembelajaran fisika melalui penelitian
tindakan kelas.
6. Mendapatkan acuan dalam menentukan kebijakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
VI. Landasan Teori
a. Proses belajar mengajar
Didalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, sesuai dengan tujuan yag diharapkan,
salah satu langkah untuk memilih metode adalah untuk menguasai tehnik-tehnik
penyajian yang tepat.
6
Menurut Winkel,(2004:59), Belajar merupakan suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam lingkungan yang menghasilkan jumlah perubahan dalam pemahaman-pemahaman, perubahan itu bersifat relativis konstan dan membekas. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perubahan akibat dari belajar, belajar akan lebih efektif apabila si pembelajar melakukan dengan suasana yang menyenangkan dan dapat menghayati objek pembelajaran secara langsung.
Menurut paham kontruktifis belajar merupakan proses aktif, di mana
belajar secara aktif mengkontruksi belajarnya dari berbagai macam input yang
diterimanya, belajar adalah tentang membantu murid untuk mengkontruksikan
makna mereka sendiri. Menurut Mansur (2007:52) ”makna belajar adalah
kegiatan aktif siswa dalam membangun pemahaman. Guru berperan memberikan
fasilitas atau pengalaman agar siswa dapat membangun pemahaman sendiri”.
Dengan fasilitas yang dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal.
Hasil belajar adalah perubahan pemahaman-pemahaman pengetahuan,
ketermpilan dan sikap yang diperoleh melalui proses belajar.
Menurut kosasi (2007:50), Hasil belajar dipengaruhi dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa. Faktor dari dalam diri siswa meliputi faktor kemampuan, motifasi, minat perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, fisik, dan psikis. Sedangkan faktor luar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran.
Hasil proses pembelajaran yang diharapkan penting diketahui oleh guru,
agar dapat meningkatkan mutu hasil belajar. Menurut Gagne tipe hasil belajar
ada lima katagori, yaitu:
1. Informasi verbal (verbal information)
2. Keterampilan intelektual (intelektual skill)
3. Strategi kognirif (cognitive strategy)
7
4. Sikap (attide) dan
5. Keterampilan motorik (motor skill)
Hasil belajar yang diharapkan pada pendekatan kurikulum berbasis
kompetensi adalah kemampuan yang harus dimiliki lulusan suatu jenjang
pendidikan. Kemampuan atau kompetensi dijenjang pendidikan dijabarkan
menjadi standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran.
Hasil belajar siswa yang diharapkan adalah kemampuan yang utuh
mencakup kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor, dan kemampuan
afektif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarkis terdiri
dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Kemampuan psikomotor berkaitan dengan kemampuan gerak. Kemampuan
afektif siswa meliputi perilaku sosial, sikap, minat, disiplin, dan sejenisnya.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa diperlukan penilaian. Penilaian
yang dilaksanakan guru merupakan berbasis kelas. Hasil penilaian bermanfaat
untuk :
1. Mengetahui kemajuan hasil belajar siswa
2. Mengetahui konsep-konsep atau teori-teori yang belum dikuasai
3. Memotifasi belajar siswa
4. Memperbaiki strategi belajar
b. Motifasi Belajar
Motifasi belajar adalah perubahan energi dalam diri siswa yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
8
Menurut Hamalik (2008:158-169), Perubahan perasaan atau emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif seorang terlibat suatu diskusi, karena ini merasa tertarik pada masalah yang dibicarakan maka suaranya akan timbul dan kata-kata dengan lancar dan tepat akan keluar. Sedangkan siswa yang bermotifasi memberikan respn-respon kearah suatu tujuan.
Motifasi mendorong timbulnya kelakuan atau perubahan dan
mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi fungsi motifasi itu adalah:
1. Mendorong timulnya kelakuan dan perbuatan. Tampa motivasi maka
tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
2. Motivasi befungsi sebagai pengaruh. Artinya mengarahkan perbuatan
untuk tercapainya tujuan yang diinginkan.
3. Motifasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi
menentukan cepat atau lambatnya suatu kegiatan.
Hamalik (2008:158-169)
Pentingnya motivasi dalam proses belajar menutut guru untuk berupaya
agar siswanya memiliki memiliki motifasi belajar, karena siswa yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan lebih cenderung mencapai tujuan
pembelajaran.
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk membangkitkan atau
menggerakkan motivasi belajar siswa. Menurut Usman (1999:29) ”tugas guru
adalah membangkitkan motivasi anak sehingga sehingga ia mau melakukan
belajar”. Motivasi dapat timbul dari dalam individu (motivasi intrinsik) dan
dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya (motivasi ekstrinsik).
a. Motivasi intrinsik
9
Siswa ingin belajar karna ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan
ingin menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara.
b. Motifasi ekstrinsik
Motivasi yang timbul akibat dari luar individu, apakah karena ajakan,
paksaan dari orang lain sehingga ia mau melakukan sesuatu atau
belajar.
c. Concept Attaiment Model
Azis Wahab (Bukhari Alma 2009:99) menyatakan, ”Model mengajar
adalah sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang
ditempuh pada belajar mengajar agar tecapai perubahan spesifik pada perilaku
siswa seperti yang diharapkan”.
Model pembelajaran perolehan konsep (concept attaiment model) adalah
suatu pendekatan yang bertujuan untuk membantu siswa memahami konsep
tertentu. Pembelajaran konsep memberikan suatu perubahan untuk menganalisis
proses berfikir siswa dan untuk membantu siswa mengembangkan strategi
belajar yang efektif. Pendekatan ini dapat mengontrol siswa dalam belajar.
Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran concept attainment model (perolehan kosep) yaitu:
1. Menentukan tingkat pencapaian konsep
2. Analisis konsep
Menurut Buchari Alma (2009:114), Model perolehan konsep (concept attainment model) model ini berdasarkan pada penekanan bahwa lingkungan penuh dengan sejumlah besar hal-hal yang mustahil menyesuaikan diri dengannya jika manusia tidak dilengkapi dengan
10
kemampuan teknik membedakan dan mengelompokkan segala sesuatu kedalam kelompok-kelompok.
Menurut Aunurrahman (2009:158-159), Model pencapaian atau perolehan konsep adalah model pembelajaran yang dirancang untuk menata atau menyusun data sehimgga konsep-konsep penting dapat dipelajari secara tepat dan efisien. Model ini dituntut tidak hanya untuk tidak hanya untuk mampu membentuk konsep melalui proses pengklasifikasian data akan tetapi mereka juga harus dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuannya sendiri.
Perolehan konsep (concept attainment model) dapat dilihat melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Data dipersentasikan kepada pelajar, dengan cara guru
mempersentasikan contoh-contoh nama, siswa membandingkan ciri
positif dan negatif dari contoh yang dikemukakan, kemudian siswa
menyimpulkan dan menguji hipotesis.
2. Kemudian menguji pencapaian konsep yang meliputi beberapa
kegiatan yaitu siswa mengidentifikasi tambahan contoh-contoh yang
tidak memiliki nama, kemudian guru mengkonfirmasikan hiptesis
konsep nama dan defenisi sesuai dengan ciri-cirinya.
3. Menganalisis kemampuan berfikir srtategis yang meliputi, siswa
mendeskripsikan pemikiran-pemikiran mereka, siswa mendiskusikan
hipotesis dan atribut-atribut, kemudian siswa mendiskusikannya.
Hhtp://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/model-perolehan-konsep.html
11
VII. Metode Penelitian
a. Subjek dan objek penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yangbtelah dikemukakan, maka yang
menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuala Simpang
sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah hasil belajar fisika kelas VII,
pada materi wujud zat melalui penerapan model pembelajaran Concept
Attainment Model.
b. Tehnik Pengumpulan Data
Peneliian ini merupakan penelitian tinadakan kelas (action research).
Menurut Arikunto (2008:3), ”penelitian tindak kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi sebuah kelas secara bersamaan”. Pelaksanaan penelitian
tindak kelas dilakukan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat
empat tahapan utama kegiatan menurut sukardi, metode penelitian tindakan kelas
(class rom action research). Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut penelitian
tindak kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang
terdiri dari empat langkah yaitu:
1. Rencana: Serangkaian kegiatan rencana yang dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan: Tindakan apa yang dilakukan guru sebagai perbaiakan peningkatan
atau perubahan yang diinginkan.
12
3. Observasi: Mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang telah
dilaksanakan.
4. Refleksi: Mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari tindakan
diberbagai kriteria.
13
Arikunro (2003:16)
14
Dari pendapat diatas, maka inti dari penelitian tindakan kelas adalah
adanya tindakan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas pelaksanaan
proses belajar mengajar kearah yang lebih baik.
Kegiatan penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan analisis data. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan
adalah menyusun dan menyiapkan materi belajar, menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan evaluasi. Sedangkan kegiatan yang
dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah setiap akhir pembelajaran
dilakukannya ujian ahir pada tiap RPP dan mengumpulkan data. Sedangkan
tahap analisis data yaitu data dikumpulkan dalam proses pembelajaran adalah
hasil yang diperoleh siswa tiap-tiap tes I, II, III dan postes prestasi belajar siswa
dan analisis dengan menggunakan uji presentasi.
c. Instrumen Penelitian
Insrtumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes tertulis (instrumen I), tes yang berbentuk objektif dengan empat pilihan
yaitu a, b, c, dan d. Jumlah soal ini sesuai dengan jumlah indikator yang
dirumuskan dalam RPP.
2. Lembar pengamatan aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran
digunakan umtuk mengetahui aktifitas yang dilakukan guru dan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar dan menggunakan pembelajaran konsep attainment
model.
15
3. Lembar pengamatan, pengelolaan pembelajaran melalui penerapan
pembelajaran dengan konsep attaiment model.
d. Teknik Pengolahan Data
Adapun teknik pengolahan data yang digunakan adalah statistik
deskriktif dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa melalui penerapan cincept attaiment
model dengan menggunakan prestasi, yaitu:
Tingkat ketuntasan individual dan klasikal
Keterangan:
F = Frekuensi aktifitas yang dilakukan (jawaban yang benar)
N= Banyaknya aktifitas yang dilakukan (jumlah soal)
P= Persentase yang dicari
(Suejiono, 2005:43)
Data tes hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu
melaksanakan tingkat ketuntasan individual dan klasikal. Setiap siswa dikatakan
tuntas belajarnya (ketuntasan individual) jika proporsi jawaban benar
dan suatu kelas dikatakan tuntas (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut
terdapat siswa yang tuntas belajarnya. (Suryosubroto, 2002:77).
b. Analisis data aktifitas guru dan siswa dengan penerapan mosel pembelajaran
konsep attaiment model.
16
Data aktifitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dianalisis
dengan menggunakan statistik, deskriptif, dan persentase. Untuk mengetahui
tingkat reliabelitas instrumen ini digunakan statistik persentase dengan
menggunakan
Keterangan:
P= angka prestasi
F= frekuensi aspek yang diamati
N= banyaknya aspek yang diamati
(Suejiono, 2005:43)
c. Analisis data keterampilan guru mengelola pembelajaran dengan penerapan
konsep attaiment model.
Data keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar
dengan konsep attaiment model dan analisis dengan menggunkan statistik
deskriptif dengan rata-rata skor sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Buduningarti (1998:10) sebagai berikut:
- Skor 1,00-1,69 kurang baik
- Skor 1,70-2,59 sedang
- Skor 2,60-3,50 baik
- Skor 3,51-4,00 baik sekali
17
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchori. 2009. Guru propesional. Bandung: Alfabeta.
Angkowo,R dan A.Kosasih 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2009. Bekajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Masliah, Mansur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktof yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suejiono, Aanas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Persada.
Usman, Moh. Uzer.1999. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara.
Winkell, W.S. 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
18