Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk...
Transcript of Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk...
Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (Studi Kasus
SMAN 2 Salatiga)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Oleh:
Andi Kuswara
Nim: 702011182
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
November 2015
i
ii
iii
iv
v
vi
1
Penerapan Metode Blended Learning Berbasis ICT untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (Studi Kasus
SMAN 2 Salatiga)
1)Andi Kuswara 2) Krismiyati
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)[email protected])[email protected]
Abstract
The application of learning methods that are less precise and a lack of use of
instructional media make students' learning activeness is low. Students feel bored, less
attention and lesson underestimate the Information and Communication Technology
(ICT) .Therefore research was done with the application of ICT-based blended learning
method on the subjects of ICT. The results showed that the application of ICT-based
blended learning method can improve students' learning activeness of the ICT lesson.
Activeness of student learning are applied with blended learning methods based on ICT
higher than the students in class are applied only by using conventional methods. So it
can be said that the implementation of blended learning methods based on ICT get effect
on students' learning activeness of the subjects of ICT.
Keywords: Blended Learning method, ICT, students' learning activeness
Abstrak
Penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnnya penggunaan media
pembelajaran membuat keaktifan belajar siswa rendah. Siswa merasa bosan, kurang
memperhatikan dan menyepelekan matapelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK).Oleh karena itu dilakuan penelitian dengan penerapan metode blended
learningberbasis ICT pada mata pelajaran TIK. Hasil penelitian menunjukan bahwa
penerapanmetode blended learning berbasis ICT dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswaterhadap matapelajaran TIK. Keaktifan belajar siswa yang diterapkan dengan
metodeblended learning berbasis ICT lebih tinggi dari pada siswa dikelas yang
diterapkan hanya denganmenggunakan metode konvensional. Sehingga dapat dikatakan
bahwa penerapanmetode blended learning berbasis ICT berpengaruh terhadap keaktifan
belajar siswa terhadap mata pelajaran TIK.
KataKunci :Metode blended learning, ICT, Keaktifan belajar siswa
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2
1. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran di kelas terdapat suatu interaksi yang melibatkan
antara guru dan pesertadidik dimana materi ajar adalah sebagai perantaranya yang
mengharuskan peserta didik lebih aktif dari gurunya [1].Dalam hal ini terdapat
masalah yang mempengaruhi peserta didik terhadap proses tersebut. Berbeda
dengan pembelajaran konvensional cendrung berfokus terhadap guru di kelas,
yang pada umumnya guru di dalam kelas lebih mendominasi untuk memaparkan
materi dari awal hingga akhir. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di
SMA Negeri 2 Salatiga kelas XI pada mata pelajaran TIK keaktifan belajar siswa
memperoleh persentase skor rata – rata 31,36%, menemukan bahwa dalam
kegiatan belajar perhatian, respon dan kedisiplinan siswa dalam belajar rendah
sebab di kelas guru masih menggunakan model pembelajaran konvesional, yang
hanya fokus terhadap pemaparan materi berdasarkan buku paket dan LKS
kemudian memberikan tugas kepada siswa dan membebaskan siswa untuk
mengkases internet dengan menggunakan komputer lab, shingga lab kurang
dimamfaatkan dengan baik, dan kurang komunikasi antara siswa dengan guru.
Selain itu kegiatan pembelajaran di kelas belum efektif waktunya ,dimana ketika
dalam kegiatan diskusi atau presentasi, tidak semua kelompok bisa
memprentasikan dan terpaksa mempresentasikan pada pertemuan selanjutnya
sehingga porsi waktu guru untuk menjelaskan materi kurang.
Di SMA Negeri 2 Salatiga sudah mempunyai sarana dan prasarana yang
baik untuk mendukung proses pembelajaran berbasisICT. Pada lab komputer
sudah diberi akses internet, sehingga bisa digunakan untuk mengakses sumber
belajar yang lebih banyak lagi, selain itu bisa diterapkan suatu aplikasi
pembelajaran berbasis offline maupun online untuk mendukung kegiatan belajar,
tetapi dengan adanya internet dapat menyebabkan siswa kurang konsentrasi
terhadap materi pembelajaran, karena disaat guru sedang menjelaskan materi,
siswa sibuk sendiri melihat video, bermain game, dan mengaktifkan akun di situs
sosial media. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya suatu
alternatif untuk membuat suatu proses pembelajaran yang aktif di kelas, sehingga
siswa fokus terhadap materi yang diberikan oleh guru, karena salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran yaitu keaktifan siswa
[2].Proses pembelajaran aktif dengan ICT sendiri, adalah proses pembelajaran
aktif menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer
(PC)/laptop, internet, video, LCD, projector, radio, televisi, kamera digital untuk
mengemas pembelajaran aktif dan menarik dengan media ICT sehingga siswa
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran [3].Dengan proses
pembelajaran yang aktif, maka siswa akan aktif berpartisipasi dalam kegiatan
belajar untuk bertanya , menjawab dan juga mencari informasi. Selain itu juga,
perlu penggunaan e-leaning yang berguna untuk menggabungkan kegiatan dikelas
juga diluar kelas sehingga proses pembelajaran di kelas ketika waktu dirasa
kurang bisa dilakukan diluar kelas.
Salah satu alternatif yang tepat digunakansaat ini adalah metode blended
learning, yaitumetode pembelajaran yang menggabungkansistem pembelajaran
3
berbasis kelas (face to face) dan pembelajaran berbasis onlinedengan
memanfaatkan media elektronik [4], artinya,proses pembelajaran metode face to
face disupport dengan e-Learning sehingga interaktifdan manfaat pembelajaran
dapat dicapai denganbaik. Penerapan metodeblended learningpada penelitian ini
memungkinkan pengguna sumberbelajar online terutama yang berbasis web
dengantanpa meninggalkan kegiatan tatap muka[5], sehingga dapatdilaksanakan
dengan melakukan pengajaransecara langsungataupun dengan carasebagai tempat
pemusatan pengetahuan dengan beberapa pilihan proporsi untuk kegiatan
onlinenya muilai dari 25%, 50% hingga yang tertinggi 75% [6], dan dipenelitian
ini kegiatan olinennya hanya 25% karena kegiatan online sebagai pelengkap dari
kegiatan tatap muka.
Dengan penerapan metode blended learning berbasi ICT dapat membuat
kegiatan pembelajaran aktif dan suasana pembelajaran yang menyenangkan
dimana media yang digunakan berupa website Learning Managemen System
(LMS) yang saat ini sudah banyak guru yang memakai untuk sebagai sarana
media penyampaian sumber materi, dan sarana komunikasi. Salah
satunyaschoology, merupakan website LMS yang mendukung proses
pembelajaran secara online karena sifatnya seperti sosial media.Dengan penerapan
metode blended learning berbasis ICT dan media pendukung schoology,
diharapkan bisa meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di
kelas, maupun diluar jam sekolah, sehingga siswa bisa fokus terhadap materi ajar
yang disampaikan oleh guru sehingga setidaknya terdapat suatu proses
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa yang nantinya bisa mengacu
terhadap motivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Tinjauan Pustaka
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Safitri, Hindarto & Ellianawati
menunjukan bahwa Penerapan blended learning pada Materi Heat Transferdalam
memberikan materi memperoleh peningkatan hasil belajar kognitif diperoleh dari
hasil tes esai dari tiap siklus. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah &
Azizah bahwa dalam penelitian ini, bahwa penerapan metode blended
learningmenggunakan aplikasi edmodo dapat meningkatkan hasil belajar
mahasiswa pada mata kuliah ISBD dengan ketuntasan klasikal sebesar 92%
sedangkan minat mahasiswa terhadap perkuliahan ISBD sebanyak 72%.
Sementara itu, penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang dilakukan oleh Permatasari dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada siklus I peningkatan rata-rata hasil belajar dari 67,82 menjadi 76,18
dan siklus II meningkat menjadi 85 dari sebelumnya 76,18. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Aminoto dan Pathoni menunjukan bahwapenerapan media
schoology dapat meningkatkan aktivitas dan hasilbelajar siswa dengan
peningkatan rata-rata aktivitas 34,84%, peningkatan rata-rata hasil belajar 32%,
dan peningkatan ketuntasan 38,84% .
Blended Learning merupakan pola pembelajaran yang mempunyai suatu
campuran, atau metode balajar yang mengkombinasikan satu atau lebih dari
metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
[6].Metode blended learning memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
4
bertatap muka dengan guru atau dengan peserta didik lainnya secara online yang
mempermudah mengikuti proses pembelajaran kapan saja dimana saja sehingga
memberikan rasa ketertarikan pembelajaran yang akan atau sedang
dipelajari.Menurut Chan (2008) blended learning mempunyai beberapa pilihan
proporsi untuk kegiatan onlinenya mulai dari 25%, 50% hingga yang tertinggi
75%. Beberapa mamfaat atau kelebihan blended learning adalah : (1) Siswa
leluasa untuk mempelajari materi pembelajaran secara mandiri dengan
memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online, (2) Siswa dapat
melakukan diskusi dengan guru maupun siswa lain diluar jam tatap muka, (3)
Guru dapat menambahkan materi maupun meminta siswa untuk membaca materi
atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran, (4) Guru dapat
menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan
efektif [7].Blended learningdibagi menjadi dua katagori utama yaitu : (1)
Peningkatan bentuk aktivitas tatap muka (face to face), dan (2) Pembelajaran
campuran (hybrid learning ).Metodeblended learning dalam penelitian
inidilakukan dengan menerapkan delapantahapan yaitu (1) prepare me: guru
mengkondisikansiswa untuk siap mengikuti pembelajaranyang akan dilakukan
serta membagisiswa dalam beberapa kelompok secaraheterogen. (2) tell me: guru
membimbingsiswa untuk memahami topik yangdiberikan kepada masing-
masingkelompok. (3) show me: gurumembimbing siswa untuk
melakukanobservasi, sehingga siswa dapatmenjelaskan topik yang dibahas. (4) let
me: guru membimbing siswa untukmelakukan pengelompokan (pengklasifikasian)
materi yang dibahas, sertamelengkapi lembar kerja siswa(LKS/Work Sheet)
dengan menggunakanberbagai sumber belajar yang diperolehdari buku atau
internet. (5) coach me: gurumembimbing siswa untuk berdiskusidalam kelompok
kecil dan membawanya dalam diskusi secara online. (6) connectme: guru
membimbing siswa untukmengkomunikasikan hasil diskusikelompok kecil di
depan kelas. Gurumembimbing siswa untuk menyimpulkanhasil kegiatan
pembelajaran yang telahdilakukan. (7) support me: gurumemberikan konfirmasi
kepada siswaagar tidak terjadi salah konsep. Gurumembimbing siswa jika di
dalam diskusiataupun pencarian sumber belajar terjadikekurangan. (8) check me:
guru memberikanpenugasan kepada siswa untukmengkaitkan pengetahuan siswa
terhadappembelajaran yang akan dilakukan padapertemuan selanjutnya [8].
Information and Communication Technology (ICT) atau bisa disebut juga
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah penggunaan perangkat keras
dan perangkat lunak dengan sumber teknologi, yang saling berkaitan untuk
penggunaan sarana komunikasi, pembuatan, penyebaran dan mengelolaan
informasi. Dalam pendidikan, TIK telah memberikan pengaruh terhadap dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Guru dapat melakukan proses
pembelajaran kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka di kelas. Dari
peserta didik pun dapat mencari informasi yang luas dari berbagai referensi yang
ada di dunia internet. ICT dalam pembelajaran dimana guru maupun peserta didik
mengharuskan memamfaatkan atau menggunakan media teknologi informasi dan
komunikasi, seperti penggunaan peralatan ICT atau penggunaan aplikasi berbasis
ICT [9]. Oleh karena itu kreativitas guru sangat berperan dalam mengembangkan
model-model yang dapat dikombinasikan dengan ICT, serta diharapkan guru
5
dapat memamfaatkan ICT dengan baik untuk memberikan suatu pembelajaran
yang inovatif dengan strategi dan metode pembelajaran yang terpusat kepada
siswa untuk mendorong dalam pengembangan skill siswa juga keaktifan siswa
[10].
Media pembelajarandalam pembelajaran yang berkaitan dengan
penggunaan sarana dan prasarana berbasis ICT juga dengan penggunaan metode
pembelajaran yang berkaitan dengan proses proses pembelajaran online, maka
perlu pemilihan media yang cocok agar sesuai dan juga mendukung sepenuhnya
terhadap proses pembelajaran. Dalam memilih media untuk proses pembelajaran
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) Kesesuaian dengan tujuan guru,
yaitu media pembelajaran ditentukan dan pilih atas dasar tujuan-tujuan
instruksional yang sudah di tetapkan yang berisikan mengenai pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media
pembelajaran, (2) Dukungan terhadap isi bahan ajar, yaitu bahan ajar yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi perlu media pembelajaran karena
dapat memperjelas dan mempermudah pemahaman siswa, (3) Kemudahan dalam
memperoleh media, yaitu media mudah didapat, mudah dibuat oleh guru pada saat
merancang dan juga menerapkannya pada saat proses pembelajaran, (4)
Kreatifitas dalam menggunakan media, artinya bagaimnana pun medianya, tetap
guru harus bisa menggunakannnya karena itu sudah menjadi syarat, seperti
penggunaan OHP, proyektor film, komputer, dan alat canggih lainnya, (5)
Ketersedianya waktu untuk menggunakannya, dimana media tersebut dapat
digunakan dan bermamfaat bagi siswa selama proses pembelajaran, (6) Sesuai
dengan taraf berfikir siswa, memilih media pembelajaran harus sesuai dengan
taraf berfikir siswa sehingga materi yang disampaikan dan juga penggunaan
medianya dapat dipahami oleh siswa [11].Dengan kriteria pemilihan media
tersebut maka guru dapat mempermudah dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai pengajar. Berdasarkan kriteria diatas, dan juga proses pembelajaran juga
pemamfaatan ICT, maka media yang cocok untuk mendukung dalam proses
pembelajaran ini adalah Schoology, karenamerupakan media online untuk
mewadahi dalam proses pembelajaran,sangat mudah seperti media sosial yang
sudah terkenal seperti facebook yang sudah banyak dipakai oleh siswa.
Schoology adalah sebuah websiteLearning Managemen System (LMS),
yang bertujuan dalam membuat suatu kegiatan pembelajaran berbasis online yang
mengupayakan suatu pembelajaran kolektif dan meningkatkan dampak
keseluruhan yang terlibat dalam suatu pendidikan. Schoology sifatnya seperti
media sosial, selain itu konsepnya seperti edmodo, dan lebih menguntungkan dari
pada moodle karena tidak perlu memerlukan hosting dan lebih user friendly[12].
Adapun fitur-fituryang dimiliki oleh schoology adalah sebagai berikut: Courses,
Group Discussion, Resources, Quiz, Attendance dan Analytics.
Keaktifan belajar siswa dilihat dari aktif dalam menerima materi,
menanyakan, proses dalam mengerjakan tugas dan memaparkan hasil kerjanya.
Dengan ini dapat membuat suasana pembelajaran yang aktif, sehingga dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran karena fokus
pembelajaran aktif adalah pembelajaran berpusat pada siswa (student center
learning) [4]. Beberapa aspek yang perlu diamati dalam kegiatan pembelajaran
6
diantaranya 1) Perhatian siswa pada saat waktu belajar, 2) Respon siswa dalam
belajar dan 3) Kedisiplinan siswa dalam belajar [11]. Di dalam penerapanblended
learningsiswadiharuskan lebih aktif dalam mencari informasi pelajaran, sehingga
peserta didik harus lebih sering mengakses internet dan berinteraksi dengan guru
atau mengunduh materi pelajaran, mengerjakan tugas atau mengirim tugas yang
telah disiapkan oleh guru seperti yang telah dijelaskan Proses pembelajaran dapat
menggunakan strategi-strategi pembelajaran konstruktivistik yang yang
terintegrasi dengan pembelajaran berbasis internet (internet-based learning) atau
blended learning [12]. Penerapan blended learningdiharapkan akan
meminimalisir adanya siswa melakukan aktivitas lain ketika dalam kegiatan
pembelajaran di kelas, dengan demikian siswa akan aktif untuk mengikuti
pembelajaran. Dengan aktifnya siswa pada saat mengikuti pelajaran, hal ini bisa
berpengaruh terhadap prestasi belajar atau hasil belajar siswa karena hasil belajar
sangat tergantung pada proses belajar yang dilaksanakan. Pemilihan metode
pembelajaran yang benar akan menggerakkan siswa untuk lebih aktif dalam
mencari materi dan selalu berinteraksi dengan guru, sehingga hasil belajar siswa
juga akan meningkat.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi
(mixed methods) dengan model concurrent embedded (campuran tidak
berimbang). Metode kombinasi model concurrent embedded (campuran tidak
berimbang) adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode
penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan cara mencampur kedua metode
tersebut secara tidak seimbang”, dimana metode kuantitatif adalah sebagai metode
primer, sedangkan metode kuantitatif sebagai metode sekunder[15].
Tabel 1 Rancangan Penelitian one shot case study [15]
Treatment Observasi
X O
Keterangan :
Kelas Eksperimen = kelompok siswa yang mendapatkan treatment
(pembelajaran dengan penerapan metode blended learning berbasis ICT
dengan penggunaan.
X = treatment yang diberikan kepada kelas eksperimen
O = Observasi terhadap kelas eksperimen
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Salatiga tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah sembilan kelas
dengan jumlah siswa 298. Sample yang digunakan adalah kelas XI IPA 3
berjumlah 38 siswa yang diambil secara acak. Dalam penelitian ini eksperimen
(kelas XI IPA 3) adalah kelas dengan kegiatan pembelajaran yang menggunakan
metode blended learning berbasis ICT.
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu 1) Tahap persiapan, 2)
Tahap pelaksanaan, 3) Tahap pengolahan dan analisis data.
7
Tabel 2 Tahap Penelitian
No Tahap Penelitian Keterangan
1 Tahap persiapan - Wawancara
- Observasi
- Studi Literatur
- Menentukan populasi dan sample
- Mendesain Strategi metode
pembelajaran
- Konsultasi materi dan RPP
2 Tahap pelaksanaan - Memberikan perlakuan
(treatment)
- Mengamati prilaku siswa dengan
check list
3 Pengolahan dan analisis data - Mengolah hasil check list
- Mengolah hasil wawancara
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi observasi awal
yangdilakukan untuk melakukan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap
proses pembelajaran di sekolah tempat penelitian yang akan dilakukan. Studi
litelatur dilakukan untuk memperoleh teori – teori mengenai permasalahan yang
akan diteliti. Menentukan populasi dan sampel penelitian sebagai objek dalam
penerapan metode blended learning berbasis ICT.
Pada tahap kedua dalam penelitian ini, pelaksanaan kegiatan adalah diawali
dengan proses pembelajaran dikelas dengan metodde pembelajaran konvensional
kemudian diobservasi dengan instrument check list. Setelah kegiatan pertemuan
pertemuan pertama, maka pada kedua hingga ke empat memberikan perlakuan
(treatment) menggunakan metode blended learning berbasis ICT pada kelas XI
IPA 3 kemudian di observasi kembali setiap pertemuannya dengan check list.
Kegiatan selama diberi perlakuan digambarkan pada tabel desain pembelajaran
dibawah ini :
Tabel 3 Desain pembelajaran blended learning (dimodifikasi dari Woodall & Hovis,
2010)
No Tahapan
Blended
Learning
Kegiatan guru
Guru
Kegiatan Siswa Deskripsi Bentuk
1 Prepare
me
Tell me
Show
me
Menjelaskan
materi dengan
ceramah
Memperhatikan
penjelasan guru Guru memberikan
pertanyaan kepada
siswa.
Guru melakukan
kegiatan pembelajaran
dengan penyampaian
materi secara ceramah.
Kemudian guru
melakukan diskusi
tanya jawab.
Face to
face
2 Let me
Choach
me
Guru menyuruh
siswa untuk
membuat 8
kelompok dengan
Siswa kemudian
membuat kelompok
dan duduk dengan
kelompoknya
Guru menjelaskan
mengenaik kegiatan
berkelompok yang
terdiri 8 kelompok dan
Face to face
8
nama kelompok
dan topik yang
sudah ditentukan
oleh guru
masing-masing setiap kelompok
beranggotakan 4 sampai
5 orang
Siswa mencari bahan
yang ada di internet.
3 Connect
me
Check
me
Guru menyuruh
siswa untuk
melakukan
presentasi dan
diskusi tanya
jawab terhadap
hasil temua yang
didapat oleh siswa
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Siswa melakukan
presentasi secara
berkelompok dengan
setiap anggota harus
berbicara.
Siswa kemudian
melakukan diskusi
tanya jawab terhadap
kelompok yang sedang
presentasi.
Siswa melakukan
kegiatan debat pada
pertemuan ke tiga.
Face to
face
4 Check me Guru memberikan
tugas kepada siswa
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Guru memberikan tugas
agar resume pertemuan
pertama dari hasil kerja
kelompok pada
pertemuan pertama.
Guru mengintruksikan
untuk siswa membuat
kelompok untuk
pertemuan minggu
depan dengan
kelompok sebanyak 8
kelompok.
Kemudian guru
memberikan
kesempatan diskusi
jarak jauh untuk
menanyakan tugas
maupun materi dengan
media Schoology.
Online
Tahap mengolah dan menganalisis data yang dilakukan pada tahap ini
adalah mengolah data hasil instrument check list dan wawancara secara
bersamaan setelah kegiatan per pertemuan. Hasil check list akan dibandingkan
antara sebelum diberi perlakuan dan sesudah diperlakuan dengan pertimbangan
data hasil wawancara untuk melihat dan menentukan apakah terdapat peningkatan
keaktifan belajar siswa sesudah menggunakan metode blended learning berbasis
ICT.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
(1) Metode observasi yang digunakan untuk mengetahui terhadap gambaran
suasana didalam kelas dan keaktifan belajar siswa sebelum dan saat penerapan
metode blended learning berbasis ICT. Untuk mengetahui dan mengamati
kegiatan pembelajaran berlangsung dikelas digunakan indikator keaktifan belajar
9
siswa : (1) Perhatian siswa pada saat waktu belajar, (2) Respon siswa dalam
belajar, (3) Kedisiplinan siswa dalam belajar [13]. (2) Metode wawancara yang
dilakukan pada penelitian ini digunakan untuk menggali lebih dalam terhadap
respon siswa selama peneltian. Wawancara yang akan dipakai adalah wawancara
terbuka, berikut daftar pertanyaannya: (1) Menurut anda, apakah guru pernah
menerapkan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran TIK ?. (2) Menurut anda, apakah pembelajaran dengan
menggunakan meotde blended Learning berbasis ICT dengan penggunaan
schoology menarik ?. (3) Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya
(pembelajaran kovensional) bagaimana setelah menggunakan metode blended
learning berbasis ICT dengan penggunaan schoology ?. (4)Apakah dengan
menggunakan metode blended learning berbasis ICT dengan penggunaan
schoology anda belajar lebih aktif ?. (5) Apakah dengan menggunakan
pembelajaran metode blended learning berbasis ICT dengan penggunaan
schoology dapat mudah mempelajari dan memahami materi yang diajarkan ?[16].
Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif serta
data kualitatif. Untuk data kuantitatif diolah secara deskriptif menggunakan
perangkat pengolahan data. Sementara itu data kualitatif, data dikodekan terlebih
dahulu sebelum dianalisis untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini. Tingkat keaktifan siswa secara klasikal dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
% Pencapaian = Skor tiap indikator X 100%
Jumlah seluruh siswa
Tabel 4 Penilaian Keaktifan [17]
Kriteria Keaktifan
Rentang Skor (%) Kriteria
80,1% - 100%
60,1% - 80%
40,01% - 60%
20,01% - 40%
0 – 19%
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
4. Hasil Pembahasan
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode blended learning
berbasis ICT dimulai dengan melakukan pengamatan dengan menggunakan check
list dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir pada setiap pertemuan. Pertama
kegiatan awal diawali dengan penyampaian materi inti oleh guru secara ceramah,
kemudian siswa diberikan tugas secara berkelompok mencari materi yang
ditugaskan guru untuk dipresentasikan atau didebatkan selama kegiatan di kelas.
Pada kegiatan akhir siswa diperkenalkan media schoology dimana siswa
10
dibimbing oleh guru untuk membuat akun schoology,kemudian guru memberikan
tugas makalah yang dikerjakannya dalam waktu dua minggu, dan siswa diberi
kesempatan untuk diskusi atau menanyakan materi ajar yang sudah diajarkan
karena di schoology sudah di upload materi ajar dari guru.
Keaktifan belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan selama empat
kali pertemuan dilihat dari check list untuk mengetahui prilaku siswa
selamapembelajaran TIK dengan pemberian perlakuan pada pertemuan kedua
sampai pertemuan ke empat. check list yang digunakan untuk mengamati 38 siswa
kelas eksperimensebelum diberikan perlakuan mencakup beberapa indikator yang
kemudian dibuat kedalam pernyataan – pernyataan. Data yang diperoleh dari
check list kemudian dianalisa setiap indikatornya sebagai berikut :
Tabel 5 Persentase Keaktifan siswa sebelum dan sudah diberi pelakuan
No Indikator Deskripsi Pertemuan
1 2 3 4
1 Perhatian
Siswa Pada
saat Waktu
Belajar
Siswa tidak mengobrol dengan temannya 2,63 2,63 2,63 2,63
2
Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain
pada saat mengajar
60,53 94,74 94,74 84,21
3
Siswa membawa buku penunjang
pelajaran
94,74 94,74 94,74 100,00
4
Siswa memperlihatkan dan
mendengarkan penjelasan guru
50,00 94,74 94,74 89,47
Rata - rata Per indikator 51,97 71,71 71,71 69,08
5 Respon Siswa
dalam Belajar Siswa bertanya kepada guru 0,00 94,74 94,74 100,00
6 Siswa berani mengungkapkan pendapat 0,00 94,74 28,95 100,00
7 Siswa menjawab pertanyaan guru 0,00 94,74 28,95 73,68
Rata - rata Per indikator 0,00 94,74 50,88 91,23
8 Kedisiplinan
Siswa dalam
Belajar
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan 47,37 94,74 50,00 92,11
9 Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu 0,00 94,74 94,74 100,00
10 Siswa tidak keluar masuk kelas 94,74 94,74 94,74 100,00
11
Siswa tidak membuat keributan saat guru
menjelaskan materi
78,95 94,74 94,74 100,00
Rata - rata Per indikator 55,26 94,74 83,55 98,03
Total Rata - rata Keaktifan Siswa 35,75 87,06 68,71 78,80
Tabel 5 menunjukan rincian persentase skor dari indikator keaktifan siswa
dimana terjadi peningkatan sesudah diberi perlakuan pada pertemuan kedua
hingga ke empat, tetapi terjadi penurunan pada pertemuan ketiga dengan rata –
rata persentase skor keseluruhan 68,71% hal ini biasa dilihat dari hasil tiap
indikator. Hasil Pada indikator perhatian siswa pada saat waktu belajar
memperoleh persentase skor 71,71%, hal ini siswa fokus terhadap kegiatan belajar
dimana siswa mencari materi yang ditugaskan oleh guru secara berkelompok
untuk di prsentasikan, selain itu juga siswa antusias apa yang dijelaskan oleh guru
karena guru menekankan akan menjelaskan materi hanya intinya saja dengan watu
11
selama 10 menit. Pada pertemuan keempat mengalami penurunan dengan rata -
rata persentase skor 69,08%, hal ini karena ada beberapa siswa yang sedang
mengerjakan tugas pelajaran lain dan juga bermain game di smartphone sehingga
siswa kurang memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru.
Pada indikator respon siswa dalam belajar di kelas mengalami
peningkatan sesudah diberi perlakuan pada pertemuan kedua dengan rata – rata
persentase skor 94,74%, hal ini karena siswa aktif bertanya dan menjawab kepada
guru ketika guru sedang mengecek progres kelompok kerja untuk mencari materi
yang ditugaskan oleh guru selain itu juga siswa berani mengungkapkan pendapat
ketika melakukan presentasi. Pada pertemuan ketiga mengalami penurunan
dengan rata – rata persentase skor 50,88%,hal ini karena beberapa siswa tiap
kelompok merasa terwakili oleh beberapa orang untuk pokus ke kegiatan debat
antar 2 kelompok pro dan kontrasehingga pada saat kegiatan debat hanya
perwakilan beberapa kelompok saja yang berani mengemukakan pendapat dan
juga disaat guru sedang menanyakan progres pengerjaan tugas kelas hanya
beberapa siswa yang menjawab ketika guru menanyakan karena ada beberapa
komputer dan koneksi internet yang error. Pada pertemuan keempat mengalami
peningkatan dengan rata – rata persentase skor91,23%, hal ini dikarenakan guru
menanyakan progress kerja siswa sehingga memberikan umpan balik kepada guru
kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga siswa salinya
jawab dengan guru, selain itu juga siswa aktif mengungkapkan pendapat pada saat
presentasi.
Pada indikator kedisiplinan siswa dalam belajar terjadi peningkatan pada
pertemuan kedua hingga keempat terhadap sebelum diberikan perlakuan, tetapi
pada pertemuuan ketiga mendapatkan persentase skor terendah, hal ini karena tiap
siswa merasa terwakilkan dengan beberapa anggota kelompoknya dalam
pengerjaan tugas sehingga setiap kelompok hanya beberapa siswa saja yang
mengerjakan pekerjaan untuk mencari materi yang ditugaskan oleh guru
dikarenakan beberapa komputer dan koneksi internet yang error.
Untuk mendapatkan hasil perbandingkan keaktifan belajar siswa sebelum
dan sesudah diberi perlakuan maka perlu dirata – ratakan hasil keaktifan belajar
siswa pada pertemuan kedua hingga ke empat selama diberi perlakuan, sehingga
diperoleh rata – rata persentase keaktifan belajar siswa setelah diberi perlakuan
dengan persentase sebesar 80,63% dengan kriteria sangat tinggi. Kenaikan ini
terjadi karena perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK). Siswa di kelas yang diberikan perlakuan terlihat lebih
perhatian, responnya bagus dan kedisiplinannya lebih baik dibandingkan dengan
sebelum diberikan perlakuan.Walaupun dengan penerapan metode blended
learning berbasis ICT terjadi peningkatan terhadap keaktifan belajar di kelas
dengan porsi kegiatannya 75%, tetapi hal ini berbading terbalik dengan
penggunaan siswa terhadap media schoology untuk dijadikan wadah diskusi antar
guru dengan siswa maupun siswa dengan guru, hal ini bisa terlihat dengan gambar
dan tabel tabel dibawah ini.
12
Gambar 1 Kegiatan diskusi di schoology pada menu courses
Pada gambar 1 guru memberikan kegiatan diskusi dan juga memberikan
informasi kepada siswa di kelas XI IPA 3 dengan menggunakan menu
coursesdimana seluruh siswa yaang masuk courseskelas XI IPA 3 akan
mendapatkan pemberitahuan postingan atau komentar. Kegiatan pada
courseskelas XI IPA 3 hanya beberapa siswa saja yang yang memposting atau
memberi komentar terhadap diskusi yang diberikan oleh guru mengenai tugas dan
materi yang sudah dijelaskan dikelas.Permasalahannya karena beberapa siswa
mempunyai acara kegiatan sekolah diluar jam sekolah, lebih mementingkan
pekerjaan matapelajaran lain seperti pelajaran jurusan IPA dan matematika, serta
terkendala dengan koneksi internet.
Gambar 2 Kegiatan diskusi di schoology pada menu groups
Selain kegiatan diskusi secara umum untuk kelas XI IPA 3, terdapat juga
kegiatan diskusi secara kelompok dimana guru memberikan kesempatan diskusi
kelompok – kelompok di kelas XI IPA 3 dengan jadwal yang sudah ditentukan
oleh guru dimana guru memposting file panduan penyusunan makalah kepada
kelompok dan melakukan diskusi atau bimbingan kepada siswa mengenai
pengerjaan makalah dengan menggunakan menu grup sehingga hanya anggota
grup saja yang mengetahui kegiatan diskusi atau bimbingan kelompok. Walaupun
13
guru sudah memberikan kesempatan untuk diskusi atau bimbingan pada setiap
kelompok, tetapi hanya beberapa siswa saja yang aktif melakukan diskusi atau
bimbingan dengan guru, bahkan satu kelompok semuanya ada yang tidak.
Tabel 6 Persentase Keaktifan siswa di schoology
Respon Siswa dalam Belajar (online) Pertemuan
2 3 4
Siswa Bertanya kepada guru 7.89 0 0
Siswa berani mengungkapkan pendapat 5.26 0 0
Siswa menjawab pertanyaan guru 5.26 0 0
Rata - rata persentase skor 14.90 0 0
Pada kegiatan pembelajaran online yang proporsinya sebesar 25% keaktifan
belajarnya dinilai dengan dindikator Respon siswa dalam belajar, dengan hasil
rata – rata persentase skor tertinggi hanya pada pertemuan kedua persentase skor
sebesar 14,90% dengan kriteria sangat rendah bahkan pada pertemuan ketiga
hingga keempat pun 0% sehingga tidak berpengaruh terhadap peningkatan
keaktifan belajar siswa. Hal ini diakibatkan dari dari semua siswa kelas XI IPA 3
kurang meminati media schoology, hal ini dikarenakan beberapa sebab, yaitu (1)
siswa lebih suka pembelajaran langsung di kelas dari pada di media online karena
siswa merasa tidak efektif karena masalah koneksi internet juga waktu, (2) Siswa
terkendala terhadap koneksi internet diluar sekolah dengan alasan tidak
mempunyai paket data,
(3) Siswa merasa malas karena jam belajar siswa disekolah padat sampai sore
sehingga siswa lebih memilih istirahat ataupun mengerjakan tugas matapelajaran
lain, (4) Siswa memprioritaskan matapelajaran IPA dari pada TIK ketika diluar
sekolah (5) Kurangnya sosialisasi sekolah terhadap guru – guru maupun terhadap
siswa tentang pentingnya pembelajaran online diluar sekolah, hal ini jika pihak
sekolah maupun guru – guru satu persatu memulai kegiatan pembelajaran online
diluar jam sekolah untuk memberikan kesempatan siswa apa yang masih kurang
pada kegiatan pembelajaran di kelas, maka siswa akan mengikuti kegiatan
pembelajaran tersebut sehingga nantinya siswa akan terbiasa dengan kegiatan
pembelajaran online di luar sekolah.
5. Simpulan dan saran
Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, hasil analisis data dan
pembahasan yang dipaparkan maka diperoleh bahwa pemilihan metode ceramah
dan kurangnya penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi di SMAN 2 Salatiga berdampak pada keaktifan belajar
siswa. Hasil observasi (pengamatan) dan olah data check listterhadap proses
pembelajaran sebelum diberikan perlakuan (treatment) disimpulkan bahwa
keaktifan belajar siswa termasuk dalam kriteria sedang dengan persentase skor
35,75%. Setelah diberikan perlakuan di kelas eksperimen yaitu penerapan metode
blended learning berbasis ICT disimpulkan bahwa ada perbedaan keaktifan belajar
14
siswa terhadap mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi antara
sebelum dan sesudah diberi perlakuan (treatment). Keaktifan belajar siswa di
kelas sesudah diberi perlakuan termasuk kriteria tinggi dengan persentase skor
80,63% artinya berpengaruhkarena mengalami peningkatan keaktifan belajar
siswa dengan kenaikan sebesar 44,88% walaupun dalam kegiatan online sangat
rendah dengan persentase skor 4,96%. Penerapan metode blended learning
berbasis ICT dapat dijadikan salah satu alternatif guru dalam pembelajaran untuk
membangkitkan minat siswa sehingga siswa dapat aktif di kelas.
Saran untuk peneliti lain jika ingin mengembangkan penelitian
pembelajaran metode blended learning berbasis ICT lebih diperhatikan dulu
terhadap kondisi kesiapan guru dan siswa dalam penggunaan media pembelajaran
di kelas maupun diluar kelas berbasisonline. Penelitian ini juga bisa dikembangan
dengan aspek yang diteliti selain keaktifan belajar siswa,misalnya saja dilihat dari
minat belajar siswa dan motivasi belajar siswa dengan menambahkan atau
mengkombinasikan beberapa metode pembelajaran ke dalam metode blended
learning.
6. Daftar Pustaka
[1] Sutikno, M. Sobry. 2014. Metode & Model-model Pembelajaran. Lombok:
Holistica
[2] Putriyani. (2012). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika
Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended Siswa Kelas VI Sekolah
Dasar.E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 6. Diakses
pada 6 juni 2015 dari
http://dispendik.surabaya.go.id/surabayabelajar/jurnal/199/6.4.pdf
[3] Arifin, Z. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT.
Yogyakarta : PT. Skipta Media Creative
[4] Kusman. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
[5] Husamah. 2014. Pembelajaran BAURAN (BLENDED LEARNING).
Jakarta : Prestasi Pustakarya
[6] Chan. 2008. Different Degrees of Blending Benefit Students Diffrently : A
Pilot Study. NTI International University College, Malaysia. Diakses pada
8 juni 2015 dari
http://ro.ecu.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1006&context=ceducom
[7] Soekartawi. 2005.Issues e-Learning/Web-BasedLearning/Distance
Learning dan Kemungkinan Pelaksanaannya di Indonesia. Seminar
Nasional Pendidikan, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan, 2 April
2005. Diperoleh 20 mei 2015 dari
https://www.academia.edu/5612646/BLENDED_LEARNING_EKOLOGI
[8] Woodall, (2010). Eight Phases of Workplace Learning: A Framework for
Designing Blended Programs. Diakses pada 16mei 2011, dari
http://www.skillsoft.com/assets/white-papers/eight_phases.pdf
[9] Permatasari, (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis ICT untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Pada Siswa Kelas
15
X7 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Thesis,
Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret
University of Surakarta. Diperoleh 20 mei 2015 dari
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/view/2665
[10] Surjono. (2013). The Implementation of ICT to Enhance Student Learning
Activities. The International Conference on Computers in Education
(ICCE). Diakses pada 28 mei 2015 dari
http://eprints.uny.ac.id/11217/1/The%20implementation%20of%20ICT_IC
CE2013-sm.pdf
[11] Sudjana. 2010. Media Pengajaran. Bandung : Sinar BaruAlgensindo
Offset.
[12] Minoto, (2014). Penerapan Media E-Learning Berbasis Schoology
UntukMeningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Usaha dan
EnergiDi Kelas XI SMA N 10 Kota Jambi. Jurnal Sainmatika Vol 8 No 1
2014 ISSN 1979-0910. Diakses pada 25 mei 2015 dari
http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/sainmatika/article/view/2222/156
1
[13] Desi, (2009). Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Penggunaan
Multimedia dalam Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 10
Palembang.fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sriwijaya
[14] Effendi, (2013). Integrasi Pembelajaran Active Learning dan Internet-
Based Learning dalam Meningkatkan Keaktifan dan Kreativitas Belajar.
Jurnal Pendidikan IslamVol. 7, Nomor 2, Oktober 2013.Diakses pada 25
mei 2015 dari http://journal.walisongo.ac.id/index.php/nadwa
[15] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung
: Alfabeta.
[16] Kurniawan, (2013). Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran E –
Learning Berbasis Websitedan Media Power Point Pada Pelajaran
Sosiologi Materi Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di
Mardasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan uin syarif hidayatullah jakarta. Diakses pada 4 april 2015 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25258/3/DEDE
%20KURNIAWAN-FITK.pdf
[17] Mardiyanti, (2012). Penerapan Metode Eksperimen Secara Kerja
Kelompok pada Pembelajaran IPA dalam Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas IV SD Negeri Ledok 05 Kecamatan
Argomulyo Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan universitas kristen satya wacana