PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

10
Tatiana Stary Claudia Penerapan Kaligrafi Jepang sebagai Metode Pembelajaran Huruf Kanji Dasar terhadap Siswa Sma Kr.Eben Haezer Manado PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN HURUF KANJI DASAR TERHADAP SISWA SMA KR. EBEN HAEZER MANADO APPLICATION OF JAPANESE CALLIGRAPHY AS KANJI LETTER BASICS LEARNING METHOD TO STUDENTS OF SMA KR. EBEN HAEZER MANADO Tatiana Stary Claudia Fakultas Ilmu Budaya Unsrat Manado Jalan Kampus Unsrat Bahu, Manado, Sulawesi Utara Pos-el: [email protected] Abstract In general, the Japanese language learners are familiar with kanji, although these letters are difficult to learn. In this study, the researcher will look at the implementation of the method of Japanese calligraphy as a method of studying kanji. The application of it can improve the ability of learners to master Japanese kanji. This method enables students to engage directly of experience and training that will help them to learn it easily. The long term goal in using this method of Japanese calligraphy will be a learning method that can facilitate learners in learning kanji because much exercises done by learners will make that learning become more fun and easier. The application of calligraphy as a method of learning kanji to learners will be the goal of researcher in order to make this research be useful in increasing the motivation and the main attraction for the students to learn kanji. Then with learning kanji letters through the method of Japanese calligraphy will make them memorized longer by the learners. Keywords: kanji letters, calligraphy, learning method Abstrak Pada umumnya pembelajar bahasa Jepang sudah mengenal huruf kanji, walaupun mempelajari huruf kanji dapat dikatakan hal yang sulit. Dalam penelitian ini peneliti akan melihat penerapan metode kaligrafi Jepang sebagai metode belajar huruf kanji. Penerapan metode ini dapat meningkatkan kemampuan pembelajar menguasai huruf kanji bahasa Jepang. Metode ini membuat siswa dapat melibatkan pengalaman dan latihan secara langsung sehingga membangkitkan kemudahan bagi mereka dalam mempelajari huruf kanji. Tujuan jangka panjang dalam menggunakan metode kaligrafi Jepang ini akan menjadi metode belajar yang dapat mempermudah pembelajar dalam mempelajari huruf kanji karena banyak latihan yang dilakukan sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah dalam mengingat. Penerapan kaligrafi sebagai metode pembelajaran huruf kanji kepada pembelajar akan menjadi tujuan peneliti supaya bermanfaat dalam meningkatkan motivasi dan menjadi daya tarik belajar siswa untuk mempelajari huruf kanji. Kemudian dengan pembelajaran huruf kanji melalui metode kaligrafi Jepang diharapkan huruf kanji yang dihafal pun akan bersifat lebih lama bertahan di memori pembelajar. Kata kunci: huruf kanji, kaligrafi, metode pembelajaran 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang mempunyai empat jenis huruf, yaitu huruf hiragana, katakana, kanji, dan romaji. Semakin tinggi level pembelajaran bahasa Jepang, huruf kanji yang dipelajari pun semakin banyak, demikian pula kosakata yang harus dipelajari. Oleh karena itu, sangat penting mempelajari huruf kanji bersamaan dengan mempelajari kosakata. Contohnya, ketika mempelajari kosakata “ひと “ , ““, “みず“ secara bersamaan baik pula untuk menghafalkan huruf kanji ““, ““, “ ” dan sebagainya. Toshiko Ishida (dalam

Transcript of PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

Page 1: PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

199

Tatiana Stary ClaudiaPenerapan Kaligrafi Jepang sebagai Metode Pembelajaran Huruf Kanji Dasar

terhadap Siswa Sma Kr.Eben Haezer Manado

PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN HURUF KANJI DASAR TERHADAP SISWA

SMA KR. EBEN HAEZER MANADO

APPLICATION OF JAPANESE CALLIGRAPHY AS KANJI LETTER BASICS LEARNING METHOD TO STUDENTS OF SMA KR. EBEN HAEZER

MANADO

Tatiana Stary ClaudiaFakultas Ilmu Budaya Unsrat Manado

Jalan Kampus Unsrat Bahu, Manado, Sulawesi UtaraPos-el: [email protected]

Abstract

In general, the Japanese language learners are familiar with kanji, although these letters are difficult to learn. In this study, the researcher will look at the implementation of the method of Japanese calligraphy as a method of studying kanji. The application of it can improve the ability of learners to master Japanese kanji. This method enables students to engage directly of experience and training that will help them to learn it easily. The long term goal in using this method of Japanese calligraphy will be a learning method that can facilitate learners in learning kanji because much exercises done by learners will make that learning become more fun and easier.The application of calligraphy as a method of learning kanji to learners will be the goal of researcher in order to make this research be useful in increasing the motivation and the main attraction for the students to learn kanji. Then with learning kanji letters through the method of Japanese calligraphy will make them memorized longer by the learners.

Keywords: kanji letters, calligraphy, learning method

Abstrak

Pada umumnya pembelajar bahasa Jepang sudah mengenal huruf kanji, walaupun mempelajari huruf kanji dapat dikatakan hal yang sulit. Dalam penelitian ini peneliti akan melihat penerapan metode kaligrafi Jepang sebagai metode belajar huruf kanji. Penerapan metode ini dapat meningkatkan kemampuan pembelajar menguasai huruf kanji bahasa Jepang. Metode ini membuat siswa dapat melibatkan pengalaman dan latihan secara langsung sehingga membangkitkan kemudahan bagi mereka dalam mempelajari huruf kanji. Tujuan jangka panjang dalam menggunakan metode kaligrafi Jepang ini akan menjadi metode belajar yang dapat mempermudah pembelajar dalam mempelajari huruf kanji karena banyak latihan yang dilakukan sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah dalam mengingat.Penerapan kaligrafi sebagai metode pembelajaran huruf kanji kepada pembelajar akan menjadi tujuan peneliti supaya bermanfaat dalam meningkatkan motivasi dan menjadi daya tarik belajar siswa untuk mempelajari huruf kanji. Kemudian dengan pembelajaran huruf kanji melalui metode kaligrafi Jepang diharapkan huruf kanji yang dihafal pun akan bersifat lebih lama bertahan di memori pembelajar.

Kata kunci: huruf kanji, kaligrafi, metode pembelajaran

1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Jepang mempunyai empat jenis huruf, yaitu huruf hiragana, katakana, kanji, dan romaji. Semakin tinggi level pembelajaran bahasa Jepang, huruf kanji yang dipelajari pun semakin banyak, demikian pula kosakata

yang harus dipelajari. Oleh karena itu, sangat penting mempelajari huruf kanji bersamaan dengan mempelajari kosakata. Contohnya, ketika mempelajari kosakata “ひと “ , “ひ “, “みず“ secara bersamaan baik pula untuk menghafalkan huruf kanji “人“, “日“, “水” dan sebagainya. Toshiko Ishida (dalam

Page 2: PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

200

Kadera Bahasa Volume 8 No. 2 Edisi Agustus 2016

Dahidi dkk.,1997:7) menyatakan bahwa dalam Daikanwa Jiten yang merupakan kamus (Kanwa Jiten) yang terbesar ini disusun di Jepang “terdapat kira-kira 50.000 huruf kanji. Walaupun demikian, tidak semua huruf kanji tersebut harus dihafal oleh pembelajar bahasa Jepang, melainkan harus disesuaikan dengan alokasi waktu dan kebutuhan pembelajar itu sendiri.

Ketika orang asing mempelajari bahasa Jepang, huruf kanji merupakan huruf yang memegang peran penting. Bagi orang Indonesia yang mempelajari bahasa Jepang, menghafal huruf kanji merupakan hal yang sulit karena bagi sebagian besar orang Indonesia mempelajari huruf kanji merupakan pengalaman yang pertama, lagi pula huruf kanji tidak digunakan di Indonesia. Banyaknya huruf kanji merupakan hal yang menyulitkan bagi pembelajar bahasa Jepang yang tidak menggunakan huruf kanji. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk memberikan alternatif belajar kepada pembelajar bahasa Jepang, khususnya dalam hal mempelajari huruf kanji. Penulis mencoba untuk mengujicobakan kaligrafi Jepang sebagai metode belajar huruf kanji. Penulis beranggapan bahwa dengan proses belajar melalui pengalaman dan latihan langsung dapat membangkitkan kemudahan dan semangat baru bagi pembelajar untuk mempelajari huruf kanji. Pembelajaran huruf kanji melalui kaligrafi Jepang secara langsung siswa dapat mempraktikkan menulis huruf kanji yang telah dipelajarinya di kelas. Dengan demikian, siswa diajak berlatih sendiri dan mendapatkan pengalaman belajarnya. Mempraktikkan cara penulisan dan urutan secara jelas sangat penting maknanya dalam proses pembelajaran huruf kanji sehingga huruf kanji yang dipelajari dapat membangun ingatan siswa. Dengan

demikian pembelajaran huruf kanji melalui kaligrafi Jepang yang dihafal pun akan bersifat long term memory. Peneliti melakukan penelitian berjudul Penerapan Kaligrafi Jepang sebagai Metode Pembelajaran Huruf Kanji Dasar terhadap Siswa SMA Kr.Eben Haezer Manado.

1.2 Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui penerapan metode

kaligrafi Jepang sebagai metode pembelajaran huruf kanji.

2) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang?

1.3 Tinjauan Pustaka1.3.1 Huruf Kanji

Huruf kanji dalam bahasa Jepang adalah istilah yang berasal dari Cina. Kanji pertama kali muncul pada sebuah naskah Cina kurang lebih 5.000 tahun yang lalu. Huruf kanji tersebut ditemukan pada potongan tulang dan kulit kura-kura yang berisi ramalan yang biasa digunakan pada upacara keagamaan.

Pada dasarnya huruf kanji merupakan sistem penulisan dari gambar-gambar dan simbol yang abstrak menjadi sebuah huruf (pictograph). Fungsi huruf kanji tidak seperti huruf alfabet yang hanya memiliki fungsi bunyi, huruf kanji juga memiliki arti yang biasa juga disebut sebagai hyoo’i moji. Gambar benda-benda tersebut dikombinasikan sehingga membentuk arti dan huruf yang baru, terutama untuk melambangkan sesuatu yang bersifat abstrak.

Huruf kanji jumlahnya sangat banyak juga memiliki bentuk yang rumit sehingga dalam

Page 3: PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

201

Tatiana Stary ClaudiaPenerapan Kaligrafi Jepang sebagai Metode Pembelajaran Huruf Kanji Dasar

terhadap Siswa Sma Kr.Eben Haezer Manado

pembelajarannya perlu dibarengi dengan metode dan peranan pengajar yang mendukung agar dapat mengingatnya dalam jangka waktu yang lebih lama.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar huruf kanji dapat dipelajari secara efektif, yakni mempelajarinya terlebih dahulu, menguji ingatan, dan mengulang kembali kanji yang telah dipelajari 3-4 minggu kemudian. Kemudian harus memperhatikan huruf kanji itu sendiri karena

1. Huruf kanji bukanlah huruf seperti romaji.

2. Huruf kanji adalah simbol yang menunjukkan arti.

3. Huruf kanji merupakan satuan/unit kecil yang menjadi dasar.

4. Huruf kanji bukan dihafal dengan mata, tetapi dengan tangan.

5. Cara membaca huruf kanji berdasarkan pada cara mengungkapkannya.

Belajar huruf kanji harus menghafalkan urutan penulisan dan arti dari tiap-tiap huruf (Takebe, 1998:162-163).

Belajar huruf kanji memang tidak cukup dengan menghafalnya, tetapi mesti melatih keterampilan tangan. Menghafal huruf kanji memerlukan usaha-usaha yang keras untuk mengingatnya. Untuk menghafal huruf kanji diperlukan latihan-latihan praktik menulis huruf kanji. Terampil membaca huruf kanji belum tentu terampil menulis, tetapi terampil menulis huruf kanji biasanya terampil membaca huruf kanji (Ahmad Dahidi, 1997:v). Huruf kanji banyak jumlahnya dan memiliki bentuk yang rumit sehingga dalam pembelajarannya perlu dibarengi dengan penerapan yang cocok metode dan peranan pengajar yang mendukungnya.

1.3.2 Cara Penulisan Huruf Kanji1.3.2.1 Kakusuu

Kakusuu adalah jumlah garis atau coretan yang membentuk sebuah huruf kanji. Jumlah coretannya sangat beragam, ada huruf kanji yang terbentuk dari satu/sedikit coretan, tetapi ada pula huruf kanji yang terbentuk dari banyak coretan. Untuk mengetahui jumlah coretan dari suatu huruf kanji, pertama harus mengetahui dasar-dasar garis atau coretan yang sering dipakai dalam penulisan huruf kanji. Karena bentuknya yang cukup rumit, terkadang terjadi kesalahan ketika menghitung jumlah coretannya satu coretan dihitung dua atau tiga coretan. Dua coretan dihitung tiga atau empat, dan seterusnya.

1.3.2.2 Hitsujun

Hitsujun merupakan urutan penulisan garis atau coretan pada saat menulis huruf kanji.Penulisan huruf kanji tidak sembarangan, melainkan ada urutan dan tata cara penulisannya. Penulisan huruf kanji dilakukan garis demi garis seperti yang diungkapkan oleh Eiji Happo yang dikutip oleh Ira Dianartati (1993:21) dengan ketentuan sebagai berikut.Contohnya, huruf永

1. Coretan pertama dimulai dari atas, sedikit miring ke kanan. Pena ditekan pada penghabisannya, kemudian pena ditarik ke atas sedikit.

2. Dalam garis lengkung ini terdapat dua coretan, yaitu coretan ke-2, pena digerakkan dari kiri ke kanan.

3. Kemudian coretan ke-3 menarik garis lurus tegak ke bawah, lalu berhenti sebentar dan diakhiri dengan menarik pena ke sebelah kiri atas.

4. Coretan ke-4 dari bawah kiri ke atas

Page 4: PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

202

Kadera Bahasa Volume 8 No. 2 Edisi Agustus 2016

kanan.5. Coretan ke-5 tarik pena dari kanan atas

ke kiri bawah.6. Coretan ke-6 pena ditarik dari kanan

atas ke kiri bawah, bukan dari kiri ke kanan.

7. Coretan terakhir terdapat dua coretan, coretan ke-7 tarik pena dari kiri atas ke kanan bawah. Pena berhenti sebentar.

8. Coretan ke 8, pena ditarik ke sebelah kanan.

Pada tahun 1958 Monbusho menyusun Hitsujun Shidoo No Tebiki untuk menyeragamkan hitsujun huruf kanji yang dipelajari di sekolah-sekolah di Jepang. Karena dalam proses pembelajaran huruf kanji, hitsujun sangat bermanfaat sebagai cara untuk menghafal huruf kanji secara tepat (Sudjianto, 2003:47). Prinsip-prinsip penulisannya adalah sebagai berikut.

1. Kanji ditulis dari atas ke bawah ( 三、畳).2. Kanji ditulis dari kiri ke kanan ( 川、例).3. Yokokaku (coretan horizontal) pada

kanji yang memiliki tulisan berbentuk silang ditulis lebih dulu (misalnya十、

大), tetapi yokokaku pada bentuk silang seperti pada kanji 田,王 dan sebagainya, sebaiknya ditulis belakangan.

4. Coretan yang merupakan bagian tengah kanji ditulis lebih dulu, (misalnya小、

水) kecuali coretan-coretan pada huruf kanji 火 dan性.

5. Coteran yang merupakan bagian luar kanji ditulis lebih dulu, (misalnya国).

6. Coretan hidariharai (coretan dari atas ke kiri bawah) ditulis lebih dulu, (misalnya 人、文).

7. Coretan tatekaku (coretan tegak lurus ke bawah) yang menembus atau memotong bagian kanji yang lainnya,

ditulis pada urutan akhir (misalnya中、

車). Huruf-huruf seperti 里 dan 重 yang memiliki tatekaku yang memotong bagian kanji lainnya, tetapi tidak sampai keluar menembus bagian atas ataupun bagian bawah, ditulis dengan urutan bagian atas kanji, lalu tatekaku, dan terakhir bagian bawah kanji tersebut.

8. Coretan yokokaku yang menembus atau memotong bagian kanji lainnya ditulis pada urutan akhir (misalnya 女、子、

母).

1.3.3 Kaligrafi JepangKaligrafi Jepang mulai diterima di Jepang

pada abad ke-7. Saat itu masuknya agama Buddha dari India melalui Cina dan Korea memungkinkan Jepang melakukan perubahan besar, begitu pula dalam bidang seni dan budaya. Seiring dengan masuknya huruf Cina ke Jepang pada masa Dinasti Han, kuas dan tinta digunakan untuk menulis kitab sutra Buddha atau puisi-puisi Jepang. Penulisan kitab dengan menggunakan kuas pada saat itu menjadi akar kaligrafi Jepang pada saat ini. Pembuat kaligrafi terkenal pada masa Tokusokutei adalah Biksu Buddha Kukai.

Dengan berkembangnya zaman, masyarakat Jepang tidak begitu saja melupakan seni kaligrafi ini. Bahkan, kaligrafi Jepang merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar di Jepang. Dalam mempelajarinya perlu memperhatikan mulai dari keseimbangan bentuk tulisan, tarikan garis, tebal tipisnya garis, hingga irama tulisan. Di Jepang kaligrafi disebut shodo 書,sho berarti menulis dan 道 do berarti jalan/cara sehingga shodo bisa diartikan sebagai cara/jalan menulis.Ada 3 sistem penulisan kaligrafi Jepang (Ahmad

Page 5: PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

203

Tatiana Stary ClaudiaPenerapan Kaligrafi Jepang sebagai Metode Pembelajaran Huruf Kanji Dasar

terhadap Siswa Sma Kr.Eben Haezer Manado

Dahidi, 1996:10), yakni: 1. Kaisho; bentuk tulisan huruf dan

coretannya sangat jelas. Coretan yang dihasilkan dari tiap bagian kuasnya sangat jelas dan tegas.

2. Gyosho; bentuk tulisannya hampir mirip dengan kaisho, tetapi dihasilkan dari coretan fude yang agak cepat.

3. Sosho; sistem ini disebut juga “tulisan bersambung“ dan merupakan tulisan satu tarikan garis.Dalam penelitian ini digunakan kaligrafi Jepang sistem kaisho.

Sistem ini mudah dibuat karena bentuk huruf yang dihasilkan berasal dari fude dengan kecepatan menulis lambat bersifat tegas dan jelas sehingga cocok untuk pembelajaran huruf kanji.Adapun alat yang biasa digunakan dalam kaligrafi Jepang ini adalah:

1. Shitajiki(下敷); alas untuk menulis. 2. Hanshi(半紙); kertas khusus dengan

dua permukaan yang berbeda, kasar dan halus. Bagian yang halus inilah yang dipakai saat menulis kaligrafi. Ukuran hanshi berkisar 24 x 32,5 ~ 26 x 35 cm.

3. Fude(筆); kuas untuk menulis kaligrafi. Ukurannya bermacam-macam dengan batang yang terbuat dari bambu atau kayu, sedangkan ujung kuasnya terbuat dari rambut hewan, seperti domba, rusa, bahkan ekor kuda.

4. Sumi(墨); tinta yang dipadatkan. Untuk mencairkan sumi cukup dengan menambahkan air, lalu menggosok-gosokkannya pada suzuri.

Untuk membuat kaligrafi Jepang, sumi, fude, dan hanshi saja sebenarnya sudah cukup. Begitu pula dengan penelitian ini, akan menggunakan

tiga alat tersebut. Cara memakai fude yang benar adalah menggenggam bagian tengahnya dan saat mencoretkan tinta pada hanshi, fude diarahkan tegak lurus, pergelangan tangan dan siku tidak boleh menyentuh meja.

Ketika menuliskan sebuah huruf dengan menggunakan fude, aturan hitsujun dan kakushuu sangatlah berpengaruh pada hasil huruf yang ditulis sehingga penulis kaligrafi akan mengetahui aturan penulisan. Kemampuannya dalam membaca dan menulis huruf pun bertambah dan memungkinkan dia untuk mengingat huruf kanji lebih lama. Dengan mempelajari kaligrafi Jepang secara tidak langsung kita pun mempelajari huruf kanji sehingga kaligrafi Jepang dapat digunakan sebagai metode pembelajaran huruf kanji.

2. METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode

penelitian eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan one group pretest posttest design. Sekelompok subjek dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (T1) dan pengukuran akhir (T2) (Suryabrata, 1992:41) dengan bagan sebagai berikut:

Pretest Treatment posttestLangkah-langkah penelitian:• Memberikan X (pretest) untuk mengukur

kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan.

• Memberikan perlakuan kepada subjek P, yaitu metode pembelajaran huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang.

X P Y

Page 6: PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

204

Kadera Bahasa Volume 8 No. 2 Edisi Agustus 2016

• Memberikan Y (posttest) untuk mengukur prestasi belajar setelah siswa dikenai perlakuan.

• Membandingkan X dan Y.• Mengolah data menggunakan teknik

statistik.

3. PEMBAHASANPengukuran tingkat kemampuan siswa

dalam mengikuti proses pengajaran huruf kanji dengan menggunakan metode kaligrafi dilakukan dengan cara melakukan pengujian pada siswa yang berjumlah 25 orang. Pada awalnya siswa menjalani pretest secara tertulis tentang kemampuan membaca kanji dan menulis huruf kanji. Kemudian dilakukan proses pengajaran huruf kanji.

Pembelajaran huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang dilakukan selama 60 menit tiap pertemuan, 15 menit pertama digunakan untuk menerangkan cara membaca, cara menulis, arti dan contoh penggunaan huruf kanji, kemudian sisa waktu 45 menit digunakan untuk latihan menulis huruf kanji.

Selanjutnya, siswa diberi pembelajaran selama tiga kali perlakuan dengan metode kaligrafi ini. Siswa menjalani posttest untuk mengetahui hasil belajar setelah menggunakan metode kaligrafi Jepang ini. Untuk mengetahui respons pembelajar mengenai pembelajaran huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang, data diambil menggunakan angket.

Data diambil dari nilai hasil pretest yang pada pembelajaran belum diterapkan metode kaligrafi dan nilai hasil posttest setelah metode kaligrafi diterapkan pada siswa, dibandingkan, kemudian dilakukan analisis.

3.1 Hasil Penelitian3.1.1 Hasil Penelitian Uji Perbandingan Cara Baca dan Tulis (Hasil Belajar Siswa) antara Pretest dan Posttest (Uji Perbandingan Berpasangan) Berdasarkan hasil penelitian kemampuan siswa dalam pembelajaran huruf kanji dengan menggunakan metode kaligrafi, dapatlah dideskripsikan kemampuan siswa. Tabel 1 berikut ini adalah hasil pretest dan posttest:

Tabel 1. Analisis Deskriptif Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Huruf Kanji dengan Penerapan Metode Kaligrafi Jepang

RESPONDENNILAI PRETEST

Cara Baca dan Tulis

NILAI POSTTEST

Cara Baca dan Tulis1. 67.5 792. 67 853. 80 954. 65 805. 65 826. 61 857. 75 818. 57.5 789. 60 8210. 62 8811. 60 89

Page 7: PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

205

Tatiana Stary ClaudiaPenerapan Kaligrafi Jepang sebagai Metode Pembelajaran Huruf Kanji Dasar

terhadap Siswa Sma Kr.Eben Haezer Manado

12. 55 8013. 65 8214. 65 7815. 61 7916. 65 8717. 67.5 8418. 60 7919. 65 8020. 67 8021. 65 7722. 67 8923. 60 8724. 65 8525. 62 85

1. HipotesisH0 : µPre = µPost ;

tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan sebelum dan sesudah pembelajaran huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang

H1 : µPre ≠ µPost ; terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan sebelum dan sesudah pembelajaran

huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang

2. Tingkat signifikansi yang digunakan 95%, α = 5%

3. Statistik UjiUntuk menentukan statistik uji yang digunakan, tahap pertama dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro Wilk (n=25 < 50), dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Uji Normalitas Data (Shapiro Wilk)Variabel p-value Kesimpulan

Pretest 0,011 Tidak Berdistribusi NormalPosttest 0,074 Berdistribusi Normal

Dari hasil uji di atas diketahui bahwa nilai probabilitas (p-value) hasil belajar siswa pada pretest sebesar 0,011 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 sehingga dinyatakan tidak berdistribusi normal. Data nilai posttest menghasilkan p-value sebesar 0,074 yang nilainya lebih besar dari 0,05 sehingga

dinyatakan berdistribusi normal.Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu data tidak memenuhi distribusi normal sehingga untuk membandingkan data pretest posttest digunakan analisis non-parametrik, yakni uji Wilcoxon dengan menggunakan statistik median dan range.

Tabel 3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Pretest dan Posttest

Statistik Pretest Posttest Zhitung p-valueMedian 65 82

-4,375 < 0,001Range 55 - 80 77 - 95

Page 8: PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

206

Kadera Bahasa Volume 8 No. 2 Edisi Agustus 2016

Gambar 1. Perbandingan Median Hasil Belajar Siswa antara Pretest dan

Posttest

Berdasarkan Tabel 3, diperoleh nilai Zhitung pada uji Wilcoxon sebesar -4,375 dan nilai-p kurang dari 0,001. Dari tabel distribusi normal baku, untuk α=0,05 pada pengujian dua pihak

diperoleh Z tabel sebesar –1,960 dan 1,960. Dari nilai-nilai tersebut terlihat bahwa Zhitung (-4,375) berada kurang dari nilai Z tabel (-1,960) sehingga berada di wilayah penolakan H0.

Gambar 2. Kurva Uji Hipotesis Uji Wilcoxon

3.1.2 Analisis Angket4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

No Koefisien Validitas r Titik Kritis KesimpulanQ1 0.500 0.300 ValidQ2 0.456 0.300 ValidQ3 0.498 0.300 ValidQ4 0.413 0.300 ValidQ5 0.356 0.300 ValidQ6 0.613 0.300 ValidQ7 0.601 0.300 ValidQ8 0.510 0.300 ValidQ9 0.510 0.300 ValidQ10 0.532 0.300 ValidQ11 0.413 0.300 ValidQ12 0.458 0.300 ValidQ13 0.316 0.300 ValidQ14 0.489 0.300 ValidQ15 0.559 0.300 ValidQ16 0.386 0.300 ValidQ17 0.382 0.300 ValidQ18 0.381 0.300 ValidQ19 0.597 0.300 ValidQ20 0.465 0.300 Valid

Koefisien Reliabilitas r11 0.860Kesimpulan Reliabilitas Sangat Tinggi

Dari tabel di atas terlihat bahwa semua pernyataan menghasilkan nilai r yang lebih dari 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan dinyatakan valid yang artinya

mampu mengukur variabel yang hendak diukur. Koefisien reliabilitas r11 sebesar 0,860 lebih besar daripada 0,800, artinya, kuesioner yang digunakan memiliki tingkat reliabilitas atau

Page 9: PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

207

Tatiana Stary ClaudiaPenerapan Kaligrafi Jepang sebagai Metode Pembelajaran Huruf Kanji Dasar

terhadap Siswa Sma Kr.Eben Haezer Manado

konsistensi yang sangat tinggi. Dikarenakan kuesioner telah memenuhi syarat valid dan reliabel, maka kuisioner dapat digunakan dalam penelitian.

4. PENUTUP4.1 Simpulan

1. Kemampuan siswa dalam belajar huruf kanji menggunakan metode kaligrafi Jepang mengalami peningkatan yang signifikan.

2. Hasil uji hipotesis di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang, tepatnya setelah dilakukan pembelajaran huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang, hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari median 65 menjadi 82.

3. Tanggapan siswa secara umum terhadap penggunaan metode kaligrafi Jepang memiliki sikap dan respon yang positif dan puas. Hal ini menggambarkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode kaligrafi Jepang menarik.

4. Mempelajari huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang menjadi metode belajar yang memperkaya pengetahuan siswa serta menyenangkan sehingga mempermudah pembelajar dalam mempelajari huruf kanji karena banyak dilakukan latihan. Selain itu, dengan mempelajari huruf kanji pembelajar juga dapat mempelajari budaya Jepang.

4.2Keterbatasan Penelitian Adapun kendala-kendala dan keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti selama menyelesaikan penelitian ini adalah:

1. Keterbatasan waktu bagi peneliti, jumlah jam pelajaran yang tidak cukup atau terbatas dalam melakukan penelitian ini.

2. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dirasa belum mencapai target yang maksimal.

3. Kurangnya data-data penunjang dalam penelitian.

4.3 SaranBerdasarkan hasil penelitian penerapan metode kaligrafi Jepang dalam pembelajaran huruf kanji dasar, maka dapat dinyatakan bahwa:

1. Setelah melakukan penelitian penerapan metode pembelajaran huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang, peneliti berpendapat bahwa metode ini lebih tepat digunakan untuk pembelajar mahasiswa, karena jam pembelajarannya yang lebih banyak dan penggunaan huruf kanji lebih banyak dipelajari pada mahasiswa.

2. Persiapan yang diperlukan untuk pembelajaran huruf kanji dengan menggunakan kaligrafi Jepang meliputi persiapan tujuan, media materi, strategi, dan alat evaluasi. Semua harus dipersiapkan dengan matang dan terencana.

3. Pembelajaran huruf kanji menggunakan kaligrafi Jepang merupakan metode belajar yang dapat menarik siswa dan mahasiswa dalam mempelajari huruf kanji. Pengajar sebaiknya terlebih

Page 10: PENERAPAN KALIGRAFI JEPANG SEBAGAI METODE …

208

Kadera Bahasa Volume 8 No. 2 Edisi Agustus 2016

dahulu membaca buku-buku yang berhubungan dengan kaligrafi Jepang sebagai bahan acuan pengajaran.

4. Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, peneliti berharap penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel dan metode yang lebih tepat.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta.Dahidi, Ahmad. (1996). Mari Belajar Seni Kaligrafi

Jepang. Bandung: Tidak diterbitkan.Dahidi, A. , Sudjianto, Matsuoka Yoko. (1997).

Pelajaran Kanji Dasar Bahasa Jepang.Bandung: Yayasan Sakura Mekar.

Danasasmita, Wawan dan Dedi, Sutedi. (1996). Evaluasi Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Tidak diterbitkan.

Dianartati, Ira. (1993). “Pengaruh Pengetahuan Mengenai Arti Suatu Kanji dan Bagian-bagiannya terhadap Daya Ingat Mahasiswa dalam Keterampilan Menuliskan Sebuah Kanji.” Bandung: Tidak diterbitkan.

Hatimah, Ihat. (2003). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: CV Andira.

Latuheru, M P John. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini. Jakarta: Dept. P&K.

Mardali, S. (2003). Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Sanjaya, Wina. (2005). “Pemanfaatan Media dalam Proses Pembelajaran.” Bandung:

Tidak diterbitkan.Sudjianto dan Ahmad Dahidi. (2003).

“Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.” Urawa: Tidak diterbitkan

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.

Suryabrata, S. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Suryabrata, Sumadi. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sutedi, Dedi. (2005). Diktat Pengantar Penelitian Pendidikan dan Bahasa Jepang. Bandung: Program Pendidikan Bahasa Jepang UPI.

Sutrisno, Hadi. (1987). Metodologi Research. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjianto dan Ahmad Dahidi. (2003). “Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.” Urawa: Tidak diterbitkan.

The Japan Foundation, (2009). Buku Pelajaran Bahasa Jepang Sakura 3.Jakarta.

http//www.Shodo.com 武部良明. (1989)『漢字の教え方』東

京、株式会社アルク