penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi...

21
DOSEN: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS) UJIAN TENGAH TRIWULAN TAKE HOME SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENERAPAN E-BISNIS DALAM INDUSTRI PERTANIAN Oleh: DEWI SURYANI OKTAVIA B. (P056100142.35E) PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Transcript of penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi...

Page 1: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

DOSEN: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS)

UJIAN TENGAH TRIWULAN TAKE HOME

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PENERAPAN E-BISNIS DALAM

INDUSTRI PERTANIAN

Oleh:

DEWI SURYANI OKTAVIA B.

(P056100142.35E)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

2

I. PENDAHULUAN

Sektor pertanian dewasa ini membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang

pesat dan kuat. Sektor ini sangat memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia dan perlu memperoleh perhatian khusus Pemerintah dengan

menjadikannya sebagai salah satu komponen utama dalam program dan strategi

pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Sektor pertanian Indonesia di masa

lampau pernah memberikan kontribusi penting dalam pertumbuhan perekonomian

Indonesia, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi angka

kemiskinan secara drastis.

Terjadinya pergeseran menuju bentuk pertanian dengan nilai tambah yang

tinggi, telah mendorong sektor ini kearah modernisasi baik dari sisi budidayanya

sampai pada pengelolaan pasca panen dan bahkan pemasarannya. Pengalaman

negara tetangga menekankan pentingnya dukungan dalam proses pergeseran

tersebut. Saat ini, adapun tantangan bagi pemerintahan yaitu untuk menggalakan

peningkatan produktivitas diantara penghasil di daerah rural, dan menyediakan

pondasi jangka panjang dalam peningkatan produktivitas secara terus menerus.

Berdasarkan laporan dari Bank Dunia, untuk menjawab tantangan tersebut, maka

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Fokus dalam pendapatan para petani; titik berat di padi tidak lagi dapat

menjamin segi pendapatan petani maupun program keamanan pangan;

2. Peningkatan produktifitas adalah kunci dalam peningkatan pendapatan

petani, oleh karena itu pembangunan ulang riset dan sistem tambahan

menjadi sangat menentukan;

3. Dana diperlukan, dan dapat diperoleh dari usaha sementara untuk

memenuhi kebutuhan kredit para petani melalui skema kredit yang

dibiayai oleh APBN;

4. Pertanian yang telah memiliki sistem irigasi sangat penting, dan harus

dipandang sebagai aktifitas antar sektor. Pemerintah perlu memastikan

integritas infrastruktur dengan keterlibatan pengguna irigasi secara lebih

intensif, dan meningkatkan efisiensi penggunaan air untuk mencapai

panen yang lebih optimal hingga setiap tetes air;

Page 3: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

3

5. Fokus dari peran regulasi dari Departemen Pertanian perlu ditata ulang.

Kualitas input yang rendah mempengaruhi produktifitas petani, karantina

diperlukan untuk melindungi kepentingan petani dari penyakit dari luar

namun pada saat yang bersamaan juga tidak membatasi masuknya bahan

baku impor, dan standar produk secara terus menerus ditingkatkan di

dalam rantai pembelian oleh sektor swasta, bukan oleh pemerintah.

Peranan industri pertanian semakin penting dan semakin mendapat

perhatian dalam pembangunan nasional. Industri ini dapat dikatakan sebagai masa

depan sektor pertanian. Perubahan yang terjadi dari pertanian pangan ke industri

pertanian sangatlah penting demi menghadapi berbagai tuntutan pencapaian

pertanian dengan nilai tambah yang tinggi. Beberapa faktor seperti perkembangan

gaya hidup, pendapatan per kapita, teknologi pertanian maupun liberalisasi

perdagangan global berpengaruh pada peningkatan peran industri pertanian dalam

pembangunan.

E-Business merupakan kegiatan berbisnis yang menggunakan basis

jaringan yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga meliputi

pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis, baik individual maupun

instansi. Dibandingkan dengan model bisnis tradisional yang bersifat sekuensial,

kurang integrasi, berbasis kertas, mahal, dan tidak efisien, serta berbasis waktu

dengan banyak kegiatan yang bersifat serial, E-Business merupakan sebuah model

berkelanjutan dan terintegrasi, yang memungkinkan beberapa pihak untuk

bergabung dan berkolaborasi. Hal ini didorong oleh informasi yang mengarah

kepada efisiensi yang lebih baik dan penghematan biaya.

Saat ini, pemerintah berupaya untuk memanfaatkan Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK) sebagai alat akselerasi pembangunan pertanian di

Indonesia. Dalam Rencana Strategik (RENSTRA) Departemen Pertanian, 2005-

2009, seperti yang dikutip oleh Soekartawi (2007), telah dicanangkan kebijakan

operasional program TIK, yaitu:

a. Pengembangan dan Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Statistik

Pertanian,

b. Peningkatan, Pemanfaatan dan Penyebaran Informasi,

Page 4: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

4

c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam Bidang Statistik dan

Sistem Informasi, dan

d. Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Sistem Informasi.

Lebih lanjut Soekartawi (2007) mengungkapkan bahwa pemanfaatan TIK

dalam bidang pertanian sering dinamakan e-Agriculture atau e-Agribusiness.

Pengertian e-Agriculture atau e-Agribusiness sering diambilkan dari definisi e

(electronic) dalam konsep Information and Communication Technology (ICT),

yaitu kegiatan pertanian dan/atau agribisnis yang memanfaatkan keunggulan ICT

seperti komputer, internet, piranti lunak (softwares) dan piranti keras (hardwares),

radio, televisi dan perangkat IT lainnya, serta orang yang mengoperasikan ICT

tersebut.

Page 5: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian, Teknologi dan Aplikasi E-business (E-bisnis)

Bisnis elektronik (e-business/e-bisnis) telah menjadi bagian dari

kehidupan sehari-hari bagi individu dan bisnis. Kemajuan dalam teknologi

berbasis teknologi web telah membuat kegiatan e-bisnis berbiaya efektif dan

mudah diimplementasikan bahkan bagi usaha kecil. Manfaat dan aplikasi yang

berasal dari e-bisnis sangatlah luas serta dapat diterapkan di area pengiriman,

penjualan, iklan, rantai pasok, dan pertukaran data elektronik.

Dalam dunia bisnis, implementasi e-bisnis kini menjadi suatu keharusan

untuk bersaing di pasar. Berbeda dengan manfaat yang diperoleh dari aplikasi e-

bisnis, teknologi internet telah meningkat kerentanan individu terhadap penipuan

dan pencurian serta menimbulkan kekhawatiran akan privasi dan kebijakan

(Magid, Tatikonda dan Cochran, 2009). Kemajuan dalam teknologi diharapkan

dapat mengurangi kerentanan individu dan meningkatkan manfaat dan aplikasi e-

bisnis.

E-business atau e-bisnis mengacu pada proses pertukaran barang, jasa, dan

pembayaran melalui transaksi elektronik yang biasanya dilakukan melalui

pertukaran data elektronik (EDI), virtual private network (VPN) atau Internet

(Hayes, 2002). Teknologi e-bisnis setiap hari terus berkembang pesat. Beberapa

teknologi baru termasuk “layanan Web”, Interactive Company Portals (ICP),

software-software kolaborasi, konferensi video, dan suara-over IP. Teknologi lain

yang terus dikembangkan untuk meningkatkan aplikasi e-bisnis yang ada meliputi

web browser, e-mail, dan instant messaging. Manajer TI harus

mempertimbangkan strategi bisnis dan rencana e-bisnis untuk mengembangkan

arsitektur e-bisnis demi menangani kebutuhan transaksi perusahaan. Infrastruktur

e-bisnis yang pada akhirnya dilaksanakan harus mengandung aplikasi untuk

layanan direktori web (seperti mesin pencari), pembayaran transfer elektronik, e-

bisnis server, perangkat lunak keamanan, dan perangkat lunak personalisasi

(Pearlson and Saunders, 2006).

Page 6: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

6

Lebih lanjut Pearlson and Saunders (2006) mengutarakan ada enam model

bisnis dasar yang berhubungan dengan e-bisnis di internet. Keenam model bisnis

dasar tersebut adalah Business-to-Business (B2B), Business-to-Consumer (B2C),

Business-to-Employer (B2E), Business-to-Government (B2G), Consumer-to-

Consumer (C2C), dan Hybrid yang menggabungkan kedua model B2B dan B2C.

Masing-masing model yang berbeda mewakili pembeli dan penjual melalui

barang, jasa dan informasi yang dapat melalui internet. Model B2B berfokus pada

hubungan antara dua perusahaan dan ditandai oleh produk internal dan jasa atau

berbagi pengetahuan. Model B2C berfokus pada hubungan antara bisnis dan

konsumen di pasar. Model ini mungkin yang paling dikenal bagi kebanyakan

orang. Website yang menjual barang dan jasa kepada konsumen termasuk ke

dalam kategori ini secara luas. Model B2E berfokus pada hubungan antara bisnis

dan karyawannya. Model ini biasanya merupakan bentuk internal yang digunakan

oleh bisnis untuk berkomunikasi dan memungkinkan transaksi terjadi dalam

organisasi. Model B2G berfokus pada hubungan antara bisnis dan pemerintah.

Model ini telah menghasilkan keuntungan yang cepat karena pemerintah sedang

mencari cara untuk merampingkan pembelanjaannya. Akhirnya, model C2C

berfokus pada hubungan antara konsumen dan konsumen lainnya. Hal ini

dikategorikan oleh kenaikan popularitas biddings online dan lelang. Selain itu

terdapat pula lima bidang di mana aplikasi e-bisnis berdampak yang paling

penting, diantaranya adalah pengiriman, penjualan, iklan, rantai suplai dan

pertukaran data elektronik.

2.2. Cross Functional Enterprise Application

Perusahaan menganggap cross functional enterprise system sebagai

strategi menggunakan informasi teknologi untuk berbagi sumber – sumber

informasi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari proses bisnis dan

mengembangkan strategi keterhubungan antara pelanggan, suplier, dan partner

bisnis. O’ Brian & Marakas (2008) memberikan contoh aplikasi cross functional

enterprise application dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 7: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

7

Gambar 1. Cross Functional Enterprise Application

2.3. Enterprise Application Architecture

Adapun bentuk arsitektur dari cross functional enterprise application yang

menggambarkan komponen dasar, proses, dan interface dari aplikasi e-business

dan keterhubungannya satu sama lain. Mohan Sawhney & Jeff Zabin dalam

O’Brien & Marakas (2008) menggambarkan enterprise application architecture.

Gambar 2. Enterprise Application Architecture

Pada gambar terlihat bahwa perusahan tidak menggunakan fungsi bisnis

tradisional atau hanya mendukung proses bisnis internal perusahaan saja, tetapi

fokus penyempurnaan proses bisnis bersama – sama pelanggan, supplier, partner,

dan stakeholder. ERP (Enterprise Resource Planning) fokus pada produksi internl

perusahaan. CRM(Customer Relationship Management) fokus pada mendapakan

Marketing R & D Engineering Manufacturing

Page 8: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

8

dan mempertahankan pelanggan yang potensial, melalui marketing, penjualan,

dan proses layanan. PRM (Partner Relationship Management) untuk

mendapatkan dan mempertahankan partner bisnis yang mampu untuk

meningkatkan penjualan dan distribusi dari produk dan jasa perusahaan.

SCM(Supply Chain Management) fokus pada pengembangan proses produk dan

jasa yang efektif dan efisien yang dibutuhkan oleh bisnis. KM (Knowledge

Management) fokus pada penyediaan alat bagi pegawai perusahaan untuk

mendukung proses pengambilan keputusan.

2.4. Fungsi E-Bisnis dalam Perusahaan

E-Bisnis melibatkan proses bisnis yang mencakup seluruh rantai nilai

yaitu dari pembelian dan manajemen rantai pasok, pemrosesan pesanan,

penanganan pelayanan pelanggan, dan bekerja sama dengan mitra bisnis. Standar

teknis khusus untuk e-Business memfasilitasi pertukaran data antar perusahaan.

Solusi perangkat lunak e-Business memungkinkan integrasi proses bisnis intra dan

inter perusahaan. e-Business dapat dilakukan dengan menggunakan web, internet,

intranet, ekstranet, dan bantuan perangkat seperti e-mail, telepon, sms, fax atau

beberapa kombinasi dari hal tersebut.

Terdapat beberapa aplikasi e-Business yang dapat diterapkan dalam

perusahaan, antara lain:

a. ERP (Enterprise Resource Planning)

Merupakan tulang punggung e-business, dengan kata lain ini merupakan

sistem operasi dari sebuah bisnis, setara dengan sistem operasi windows untuk

operasi back-office.

b. CRM (Customer Relationship management)

Hal ini memungkinkan kustomisasi dan personalisasi produk-produk serta jasa

secara real-time sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan daya kebiasaan

membeli pelanggan.

c. EAI (Enterprise Application Integration)

Dapat mengintegrasikan berbagai kelompok aplikasi perusahaan dengan

memperbolehkan pertukaran data sesuai dengan aturan yang berasal dri model

proses bisnis yang dikembangkan oleh para pengguna.

Page 9: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

9

d. SCM (Supply Chain Management)

Perekayasaan kembali dan otomatisasi banyak proses rantai pasok tradisional.

e. ECS (Enterprise Collaboration Systems)

Mendukung dan meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antar tim dan

kelompok kerja dalam sebuah organisasi. Pada dasarnya, perdagangan

elektronik (EC) adalah proses pembelian, mentransfer, atau bertukar produk,

jasa, dan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. EC

juga dapat bermanfaat dari berbagai perspektif termasuk proses bisnis,

layanan, belajar, kolaboratif, masyarakat.

2.5. E-bisnis dan Pertanian

Industri pertanian merupakan industri tertua dan paling penting di dunia.

Selama bertahun-tahun, rantai pasok industri tergantung pada secarik kertas.

Namun hal ini mulai berubah selama 20 tahun terakhir, teknologi telah

memungkinkan peningkatan dramatis dalam cara berbisnis yang dilakukan dalam

industri. Terdapat beberapa database pertanian yang telah dikembangkan dalam

meningkatkan efisiensi dalam dunia e-bisnis dari industri dalam kurun waktu

tersebut.

Perubahan global yang terjadi selama bertahun-tahun berdampak pada

sektor pertanian. Soekartawi (2003) dalam Soekartawi (2007) menyatakan bahwa

akibat adanya perubahan global yang mempengaruhi berbagai aspek sosial,

ekonomi dan politik masyarakat menyebabkan terjadinya transfotmasi struktural

di sektor pertanian di Indonesia. Beberapa ciri terjadinya perubahan atau

transformasi struktural sektor pertanian ini, dapat dilihat dari kenyataan sebagai

berikut, yaitu:

a. Peran relatif sektor pertanian terhadap PDB kerja semakin menurun. Pada

tahun 1989, sektor pertanian menyumbang sekitar 22,3% terhadap PDB,

namun angka itu menurun menjadi 13,4% pada tahun 2005.

b. Peran relatif sektor pertanian terhadap kemampuan menyerap tenaga kerja

juga menurun. Kalau pada tahun 1989 sektor pertanian mampu menyerap

angkatan kerja sebesar 54%, maka pada tahun 2005. Angka tersebut

menurun menjadi 44,5%.

Page 10: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

10

c. Keterkaitan sektor pertanian dan sektor nonpertanian yang semakin tinggi,

ternyata tidak begitu dipakai sebagai landasan pembangunan industri yang

didasarkan pada bahan baku pertanian (agroindustri).

d. Daerah pedesaan yang semakin terbuka, menyebabkan sektor pertanian

juga cepat berubah digantikan oleh kegiatan sektor non-pertanian.

e. Ciri berusahatani juga mengalami perubahan di mana yang dahulunya di

kenal adanya usahatani subsisten/tradisional yang berorientasi pada

produksi, berubah menjadi usahatani komersial yang berorientasi pada

prinsip-prinsip efisiensi dan nilai tambah.

f. Munculnya ICT yang berkembang di hampir semua kehidupan, termasuk

di kegiatan di sektor pertanian, menyebabkan siapa yang mampu

menyerap informasi dan menguasai teknologi terlebih dahulu yang akan

lebih banyak diuntungkan.

Selanjutnya Soekartawi (2006) mengungkapkan bahwa pengaruh

globalisasi yang dicirikan oleh dampak ICT terhadap sektor pertanian itulah maka

kini terjadi perkembangan e-Agriculture. Begitu pula, karena perkembangan

sektor pertanian bukan saja terjadi di hulu (saat proses produksi), namun juga di

hilir (saat pasca produksi), maka baik e-Agriculture maupun e-Agribusiness juga

semakin cepat berkembang. Merambahnya peran ICT ke kegiatan pertanian,

memunculkan sebuah istilah yang dikenal dengan nama e-Agriculture dan e-

Agribusiness. Sehingga menurut Ingale et al., (2007), e-Agriculture dan e-

Agribusiness pada dasarnya adalah pemanfaatan ICT dalam bidang pertanian atau

bisnis di bidang pertanian. Dengan kata lain e-Agribusiness adalah e-business di

bidang pertanian.

Lebih lanjut definisi e-Agribusniness menurut Soekartawi (2006) adalah

kegiatan perdagangan (atau transaksi jual-beli) barang dan jasa pertanian melalui

media elektronik. Keunggulan dari penggunaan e-Agribusiness adalah efektif,

efisien, murah, praktis, alat promosi yang luas dengan tanpa batas, dan dapat

dipakai untuk untuk membangun loyalitas pelanggan. E-agribusiness juga

merupakan salah satu diversifikasi sebagai sumber memperoleh keuntungan.

Disamping itu juga aplikasinya bisa cepat sehingga dapat mengikuti

perkembangan global bisnis pertanian. Sebaliknya, kelemahan dari e-

Page 11: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

11

Agribusniness adalah tidak semua aktor (players) mempunyai atau terakses

fasilitas elektronik, tidak semua aktor mengerti e-Agribusiness (karena

pendidikannya, tingkat sosial-ekonominya).

Page 12: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

12

III. PEMBAHASAN

3.1. Penerapan E-bisnis dalam Industri Pertanian

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat menjadi alat yang efektif

untuk memfasilitasi pengiriman dari masing-masing empat bahan penting bagi

pertanian, yaitu air, kredit, teknologi dan pasar. Telah banyak terlihat beberapa

praktek inovatif yang berhasil menunjukkan manfaat TIK bagi sektor pertanian.

Pengiriman informasi menggunakan teknologi komunikasi ini akan membawa

manfaat yang sangat dibutuhkan dalam transparansi semua kegiatan yang menjadi

ciri pertanian.

E-agribusiness dapat menjadi jalan untuk maju. Kombinasi teknologi

informasi dan bioteknologi dapat mengubah lanskap pedesaan. Adopsi teknologi

akan dipercepat ketika manfaat yang nyata. Namun suatu hal yang harus

diperhatikan bahwa infus teknologi dengan sendirinya tidak akan secara otomatis

merevolusi pertanian atau membawa kemakmuran pedesaan. Reformasi

kelembagaan harus mendahului adopsi teknologi. Manajemen risiko atau

instrumen mitigasi perlu dirancang. Sukses dalam pertanian melalui adopsi

teknologi adalah tergantung pada dua faktor utama yaitu meningkatkan investasi

publik dan kemauan politik untuk menerapkan program yang berorientasi pada

pertumbuhan. Konsolidasi kepemilikan, memperkuat sistem pengiriman input,

pengelolaan air ilmiah, praktek agronomi dan peningkatan infrastruktur pedesaan

merupakan kunci untuk pertumbuhan yang berkelanjutan yang juga TIK dapat

diterapkan. Namun dukungan pemerintah sangatlah diperlukan dalam hal ini.

Keberadaan konsumen merupakan hal yang selalu penting bagi produsen,

agar dapat memahami mereka serta cara terbaik untuk masuk ke pasar mereka.

Dengan adanya kemajuan teknologi signifikan yang terjadi selama dua dekade

terakhir ini, kini penjual/pemasar dihadapkan pada lebih banyaknya alternatif dan

memahami bagaimana menyusun kebijakan promosi.

Berbagai strategi efisiensi kini lebih menjanjikan bagi sektor pertanian,

yaitu peningkatan manfaat teknologi, seiring dengan lebih canggihnya traktor dan

peralatan, adopsi teknologi peramalan cuaca, global positioning system (GPS),

Page 13: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

13

citra satelit dan bioteknologi. Penggunaan internet dan peranannya dalam

pemasaran kini menjadi hal yang paling menarik untuk diamati.

Terdapat banyak situs web e-commerce yang khusus dirancang untuk

industri pertanian dan masih banyak lagi yang sedang dikembangkan setiap

harinya. Beberapa situs yang lebih populer meliputi AgWeb.com dari Farm

Jurnal, Agriculture Online (agriculture.com) dari Successful Farming,

DirectAg.com oleh American Farm Bureau, XSAg.com, Farms.com, eMerge

Interaktif, Rooster.com oleh Cargill, Dupont dan Cenex Harvest State

Cooperative, Vantage-Point Network oleh Deere dan Co, Growmark, Inc dan

Firmland Industries, farmdoc.uiuc.edu disponsori oleh University of Illinois at

Urbana-Champagne, dan mPower3.com oleh ConAgra. Banyak perusahaan besar

melakukan investasi besar di ventura internet.

Dalam Business Wire (2003) disebutkan bahwa di tahun 2003, sebuah

organisasi nirlaba yang bertujuan membantu usaha pertanian dalam mencapai

manfaat ekonomi dan pengelolaan e-commerce, RAPID, Inc. secara resmi

meluncurkan Sistem Identifikasi Industri Pertanian (AGIIS), database pertanian

online dan terpadu yang pernah ada untuk pertama kalinya. Diluncurkan di

Konferensi Musim Panas tahunan RAPID, AGIIS menjanjikan secara signifikan

dapat meningkatkan efektivitas rantai pasok industri dengan menyediakan

pengenal unik bagi pembeli, pemasok, dan konsumen serta informasi produk.

AGIIS dapat menyimpan semua informasi ini dalam format elektronik

standar yang mudah diakses pelanggan melalui Internet. Lebih dari 60 perusahaan

industri terkemuka berpartisipasi dalam AGIIS termasuk Monsanto, Syngenta,

Koperasi Amerika Selatan, Agriliance, National Pork Board, Dow AgroSciences

DuPont Perlindungan Tanaman dan BASF. Dalam konferensi tersebut,

perusahaan anggota RAPID akan diperkenalkan akan keuntungan AGIIS dan

diberikan pelatihan mengenai penggunaannya.

Lebih lanjut diesebutkan pula bahwa sejak tahun 1995, RAPID telah

berhasil mengembangkan satu dan dua database yang terpisah namun

berhubungan satu sama lain bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam dunia

e-bisnis industri. Ketiga database yang kini telah diintegrasikan dan membentuk

AGIIS antara lain:

Page 14: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

14

a. Electronic Business ID Directory (EBID), yang berisi informasi

demografis mengenai lokasi produsen,

distributor, pengecer, pengguna akhir khusus dan pupuk

poin yang hilang dalam proses manufaktur, distribusi penjualan

manufaktur, serta aplikasi input pertanian dan produk-produk khusus;

b. North American Purchaser Directory (NAPD), yang berisi

direktori pembelian unit dalam industri pertanian,

termasuk pengusaha dan petani, dan

c. Product Directory, yang berisi direktori industri

produk, diidentifikasi oleh nomor identifikasi perdagangan global

mereka (GTIN), serta data terkait seperti kemasan dan

unit pengukuran.

Sebelumnya dengan membangun fokus pada World Wide Web sebagai

pendekatan penting untuk meraih peluang di masa mendatang, di tahun 2000,

divisi pertanian Bayer Corporation, sebuah perusahaan berbasis riset dengan

bisnis utamanya di bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan dan bahan kimia,

meluncurkan sebuah platform e-commerce dimana perusahaan dapat

meningkatkan kegiatan rantai pasok antara Bayer dengan pelanggan bisnis-ke-

bisnis (B2B). Peluncuran BayerValue.com akan memungkinkan Bayer

memanfaatkan internet untuk menyediakan platform manajemen rantai pasok

yang komprehensif dan efisien secara online. BayerValue.com akan memberikan

solusi yang sangat dibutuhkan bagi permasalan rantai pasok untuk para

pelanggannya yang termasuk dokter hewan, distributor kesehatan hewan dan

pengecer serta distributor agribisnis. Pemanfaatn web akan memungkinkan Bayer

dan pelanggan bisnis-ke-bisnis (B2B)nya menggunakan internet untuk

berkomunikasi dengan cara yang halus demi meningkatkan kecepatan dan

efisiensi operasi bisnis seperti penempatan pesanan, pelacakan pesanan,

manajemen persediaan dan distribusi. Bayer bertujuan untuk menciptakan sebuah

rantai pasok virtual yang akan menjadi diakui sebagai standar industri di pasar

dimana melakukan bisnisnya. Ini merupakan inisiatif e-commerce yang inovatif

demi meningkatkan akses pasar dan peluang melalui penggunaan World Wide

Web, seperti yang dituliskan dalam PRNewswire (2000).

Page 15: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

15

3.2. E-bisnis Dalam Menunjang Pertanian di Indonesia

Aplikasi e-Agriculture atau e-Agribusiness dapat dilakukan di semua

aktivitas pertanian mulai dari kegiatan di hulu (proses produksi) sampai pada di

hilir (pemasaran hasil). FAO telah memanfaatkan ICT di kegiatan network,

publikasi, database dan pembuatan Web. Sementara itu, Soekartawi (2007)

menyebutkan Departemen Pertanian memanfaatkan ICT untuk program

a. Pengembangan Statistik Pertanian,

b. Pengembangan Sistem Informasi, dan

c. Penunjang Pengembangan Sistem Informasi dan Statistik Pertanian.

Menurut Soekartawi (2005) dalam Soekartawi (2007), pemanfaatan e-

Agriculture atau e-Agribusiness di kalangan swasta dan di pendidikan pertanian

dirasa juga sebelum seperti yang diharapkan. Sistem ini dipakai para businessmen

bukan saja untuk produk-produk pertanian tetapi juga produk lain yang berkaitan

dengan pertanian, misalnya bidang jasa pertanian. Adapun beberapa keunggulan

e-Agribusiness, antara lain:

• Mengurangi biaya

Komunikasi bisnis yang semula dilaksanakan dengan menggunakan telpon

jarak jauh, fax dan surat-menyurat dapat digantikan dengan mengirim e-

mail, chatting sehingga biaya menjadi lebih murah.

• Menghemat waktu

Komunikasi dengan cara-cara lama seperti penggunaan telpon, fax dan

surat-menyurat tentu memerlukan waktu yang lama. Maka dengan

memanfaatkan internet, apakah itu melalui teknik mengirim e-mail, teknik

chatting, maka waktu dapat dihemat.

• Mengintegrasikan supply chain secara lebih mudah dan singkat.

Dengan memanfaatkan internet, maka betapapun kompleksnya mekanisme

perdagangan (misalnya supply chain), dapat disederhanakan dengan

mekanisme yang tersedia di internet.

• Menjadi ajang promosi yang ‘mendunia’dengan biaya yang murah

Dengan memanfaatkan internet, maka perusahaan tersebut menampakkan

market exposure yang dapat diketahui oleh masyarakat dunia,

• Merupakan diversifikasi pembentukan keuntungan perusahaan

Page 16: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

16

Disamping keuntungan yang dihasilkan dari cara-cara lama yang tidak

menggunakan internet, kini ada alternatif baru, yaitu bisnis dengan

memanfaatkan internet yang merupakan revenue stream baru.

• Memperpendek waktu product cycle

Dengan memanfaatkan internet, maka product cycle menjadi lebih pendek,

sehingga proses berbisnis menjadi lebih banyak, dan pada akhirnya

keuntungan juga akan lebih besar.

• Meningkatkan customer loyality

Dalam bisnis modern, maka masalah kepuasan pelanggan menjadi acuan.

Makin loyal pelanggan, makin baik bagi perkembangan perusahaan.

Pemanfaatan internet, dalam banyak kenyataan, mampu meningkatkan

loyalitas pelanggan ini.

Walaupun e-Agribusiness, kini berkembang secara lambat tetapi

berpotensi berkembang cepat pada masa mendatang, ditandai dengan hal-hal

sebagai berikut:

• Banyaknya usaha bisnis komoditas pertanian yang sudah memiliki website

• Banyaknya promosi permintaan atau penjualan komoditas pertanian yang

diiklankan di internet, dan

• Banyaknya transaksi jual-beli komoditas pertanian melalui internet.

Perkembangan e-agribusiness di Indonesia saat ini dapat terlihat dari

mulai bermunculannya website maupun agribisnis network seperti yang

diungkapkan oleh Soekartawi (2007) dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1. Beberapa Contoh Websites untuk Beberapa Bisnis Produk-Produk

Pertanian

Komoditas Pertanian Alamat Websites

1. Bunga/Tanaman hias http://www.tokobungaonline.net

www.adenium88.indonetwork.co.id

www.benihkamboja.com

www.toekangboenga.com

www.Bonsaikamang

www.Horties Exotica Nursery

Page 17: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

17

www.Bonsai Star Gallery

2. Obat-obatan Tradisional www.morinda-house.com

www. ObatAlami.com

www. Pusat Obat Tradisional

3. Sarana Produksi/Umum www. kiospaktani.com

www.virginnatural.com

www.kedai-atamimi

www.TokoMesin.com

Sedangkan Tabel 2 menunjukkan beberapa contoh agribusiness network yang ada

baik di Indonesia maupun mancanegara

Tabel 2. Beberapa Nama Agribusiness Network

Agribusiness Network Keterangan

1 AFITA

Asian Federation of Information Technology

in Agriculture

2 AGRIS

International information system for

agricultural sciences and technology.

Dikoordinasi oleh FAO sejak 1974.

3 AGORA

Access to global online research in

agriculture (lebih dari 400 jurnal)

4 AIMS

Agricultural Information Management

Standards (tukar menukar berbagai informasi

pertanian).

5 GeoNETWORK

Geo-NETWORK provides Internet access to

interactive maps, satellite imagery and related

spatial databases (untuk pertanian juga)

6 GIEWS

GIEWS (The Global Informationand Early

Warning System on Food and Agriculture

provides regular bulletins on food outlook,

food crops and shortages, food supply

situation and crop prospects,weather and

alerts on a regional or country-by-country

Page 18: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

18

basis.

7 FIVIMS

FIVIMS (Food Insecurity and Vulnerability

Information and Mapping System).

8 IAALD

IAALD ( International Association of

Agricultural Information Specialists)

9 SEARCA-KMP

SEARCA (SEAMEO Regional Center for

Graduate Study and Research in Agriculture)

Knowledge Management Program

10 SAIMS

Special Program on Food Security Asia

Information Management System

11 WAICENT

WAICENT (The World Agricultural

Information Centre)--- FAO's gateway to

agricultural information and information

management.

12 ICALTD

Indonesian Center for Agricultural Library

and Technology Dissemination

13 PHILAGRINET

PHILAGRINET (The Philippine Agricultural

Libraries and Information Services Network).

Dibangun pada tahun 2003

14 B2BPRICENOW.COM

Network para petani dan koperasi yang

dikoordinir oleh LandBank, Philipinnes.

Anggotanya sudah mencapai sekitar 1500.

15 PDIP Pusat Data dan Informasi Pertanian

Page 19: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

19

IV. KESIMPULAN

Keberadaan konsumen merupakan hal yang selalu penting bagi produsen,

agar dapat memahami mereka serta cara terbaik untuk masuk ke pasar mereka.

Dengan adanya kemajuan teknologi signifikan yang terjadi selama dua dekade

terakhir ini, kini penjual/pemasar dihadapkan pada lebih banyaknya alternatif dan

memahami bagaimana menyusun kebijakan promosi. Berbagai strategi efisiensi

kini lebih menjanjikan bagi sektor pertanian, yaitu peningkatan manfaat teknologi,

seiring dengan lebih canggihnya traktor dan peralatan, adopsi teknologi peramalan

cuaca, global positioning system (GPS), citra satelit dan bioteknologi. Penggunaan

internet dan peranannya dalam pemasaran kini menjadi hal yang paling menarik

untuk diamati.

Kini, ada banyak situs web e-commerce yang khusus dirancang untuk

industri pertanian dan masih banyak lagi yang sedang dikembangkan setiap

harinya. Beberapa situs yang lebih populer meliputi AgWeb.com dari Farm

Jurnal, Agriculture Online (agriculture.com) dari Successful Farming,

DirectAg.com oleh American Farm Bureau, XSAg.com, Farms.com, eMerge

Interaktif, Rooster.com oleh Cargill, Dupont dan Cenex Harvest State

Cooperative, Vantage-Point Network oleh Deere dan Co, Growmark, Inc dan

Firmland Industries, farmdoc.uiuc.edu disponsori oleh University of Illinois at

Urbana-Champagne, dan mPower3.com oleh ConAgra. Banyak perusahaan besar

melakukan investasi besar di ventura internet. E-Agribusiness berpotensi

berkembang cepat pada masa mendatang, ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:

• Banyaknya usaha bisnis komoditas pertanian yang sudah memiliki website

• Banyaknya promosi permintaan atau penjualan komoditas pertanian yang

diiklankan di internet, dan

• Banyaknya transaksi jual-beli komoditas pertanian melalui internet.

Page 20: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

20

V. DAFTAR PUSTAKA

Bank Dunia. Prioritas Masalah Pertanian di Indonesia.

http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publicatio

n/280016-1106130305439/617331-1110769011447/810296-

1110769073153/agriculture.pdf. diakses pada 9 Juli 2011.

Business Wire. 2003. RAPID, Inc. Launches First Ever Integrated E-Commerce

Database for Agriculture Industry. Business And Economics. New York:

Business Wire.

Hayes, F. 2002. The story so far. Computerworld, 36(25), p: 24.

Ingale, S.T, V.G. Naik and J.M. Talathi. 2007. Entrepreneur e-Agribusiness.

Science Tech. February 2007.

Magid, J. M., Tatikonda, M. T., and Cochran, P. L. 2009. Radio Frequency

Identification and Privacy Law: An Integrative Approach. American

Business Law Journal, 46(1). p: 1-54.

Pearlson, K. E., and Saunders, C. S. 2006. Managing and using information

system; A strategic approach (3rd ed.). Hoboken, NJ; Wiley.

O’Brian & Marakas. 2008. Management Information System. McGraw Hill

PRNewswire. 2000. Bayer Agriculture Division to Launch e-Commerce Platform

For Business Supply Chain. New York: PRNewswire.

Soekartawi. 2006. Merancang Business Plan Berdasarkan Konsep e-Commerce:

Kasus Komoditas Pertanian (Doing Business-Plan Based-on e-

Commerce). Makalah disampaikan pada Seminar yang diselenggarakan

oleh Departemen Keprofesian PERMASETA (Perhimpunan Mahasiswa

Page 21: penerapan e-business dalam industri pertanian - Dewi Suryanidewisuryani.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../penerapan-e-business-dalam... · c. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam

21

Sosial Ekonomi Pertanian) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, di

Malang, tanggal 23 September 2006.

Soekartawi. 2007. E-Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Seminar Nasional

Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007).

http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1760/1540. diakses

pada 10 Juli 2011.