PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di...

44
PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Nadia Ajeng Jatiningtyas NIM : 14.I1.0149 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016

Transcript of PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di...

Page 1: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT

INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI

NOODLE SEMARANG

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Nadia Ajeng Jatiningtyas

NIM : 14.I1.0149

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2016

Page 2: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

i

HALAMAN PENGESAHAN

PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP

SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

Oleh :

NADIA AJENG JATININGTYAS

NIM : 14.I1.0149

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji

pada

Semarang, 9 Desember 2016

Fakultas Teknologi Pertanian

Program Studi Teknologi Pangan

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Dr.R. Probo Y. Nugrahedi, S.TP., Msc Retnadi BJ

Dekan Fakultas

Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc.

Page 3: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang oleh karena berkat

rahmat, dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek

dengan judul “Penentuan Reject Finished Good di PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang”. Laporan kerja praktek ini ditulis dengan tujuan

untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Selama penulisan laporan kerja praktek ini, tentunya Penulis tidak terlepas adari

berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat peran berbagai pihak yang dengan

sabar membimbing, mengarahkan dan memberi dukungan selalu selama penulis

melakukan kerja praktek maka Penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

2. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, M.Sc selaku Pembimbing Akademik yang

telah meluangkan banyak waktu untuk mengarahkan dan membimbing penulis.

3. Bapak Albertus Adrian Sutanto selaku Koordinator Kerja Praktek Fakultas

Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah

membantu proses penyusunan laporan dan pelaksanaan ujian Kerja Praktek.

4. Bapak Adi selaku HRD PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

Cabang Semarang yang sangat banyak membantu dan memberikan banyak

pengarahan bagi penulis sebelum penulis melakukan kerja praktek.

5. Bapak Retnadi selaku Warehouse Supervisor yang mau membantu, membimbing

dan mengarahkan penulis selama melakukan kerja praktek dan dalam penulis

menyusun laporan.

6. Ibu Kartikarini DP selaku Process Development and Quality Control Supervisor PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang

membimbing dan mengarahkan penulis selama melakukan kerja praktek

Page 4: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

iii

7. Bapak A. Irdiana selaku Quality Control Raw Material Supervisor PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang membantu

penulis dalam penulis melakukan kerja praktek.

8. Bapak Arif, Bapak Enget, Bapak Slamet, Bapak Subadi selaku Warehouse Section

Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang yang telah mengarahkan, membimbing dan memberikan banyak

pengetahuan bagi penulis selama kerja praktek.

9. Bapak Bangun Widi selaku Quality Control Raw Material Section Supervisor PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah

mengarahkan, membimbing penulis dalam melakukan kerja praktek.

10. Ibu Mar, Bapak Dar, Bapak Parjo, Bapak Kir, Bapak Kusnin, Mas Franky dan

segenap karyawan di bagian Warehouse yang dengan ramah mau berbagi banyak

pengetahuan dan memberi arahan kepada penulis selama melakukan kerja praktek.

11. Bapak Amal, Bapak Asmuni, Mas Radith selaku Quality Control Finsihed Good

yang banyak memberikan informasi mengenai produk akhir kepada penulis selama

melakukan kerja praktek.

12. Bapak Nathan, Bapak Boshido, Bapak Usman, Bapak Marno B, dan Bapak Aris

selaku Quality Control Analyst di laboratorium PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang mau berbagi pengetahuan dan

pengalaman kepada penulis.

13. Bapak Sumarno A, Bapak Budi Utomo, dan segenap karyawan di bagian gudang

tepung yang dengan ramah mau berbagi banyak pengetahuan dan memberi arahan

kepada penulis selama melakukan kerja praktek.

14. Bapak Ardhito, Bapak Himawan dan Bapak Budi selaku Quality Control Proses

Produksi yang dengan baik hati mau memberikan informasi bagi penulis dan

memberikan wawasan yang luas selama penulis melaksanakan kerja praktek.

15. Mas Ndharu dan Ibu Ambar selaku Quality Control bagian seasoning, beserta Mas

Waskito, Mas Nunung dan Bapak Mur yang banyak memberikan wawasan dan

informasi bagi penulis selama melakukan kerja praktek.

16. Segenap karyawan dan staf PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

Cabang Semarang yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Page 5: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

iv

17. Staff TU Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata yang

telah membantu proses dari awal kerja praktek dingga akhir kerja praktek.

18. Orang tua dan keluarga yang banyak memberikan doa, semangat dan motivasi

kepada penulis selama kerja praktek hingga penyusunan laporan kerja praktek.

19. Eunike Yunita Susilo yang merupakan teman seperjuangan penulis yang sama-

sama melakukan kerja praktek dan telah banyak membantu dan mendukung penulis

selama kerja praktek dan dalam penyusunan laporan kerja praktek.

20. Teman-teman sesama PKL di Warehouse yang telah menerima dan memberikan

informasi kepada penulis selama kerja praktek.

21. Semua pihak yang telah membantu penulis selama kegiatan maupun penulisan

laporan kerja praktek yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Dalam menyusun laporan ini, penulis menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan

dan keterbatasan. Oleh karena itu penulis ingin meminta maaf apabila ada kesalahan,

kekurangan atau hal-hal yang kurang berkenan bagi para pembaca sekalian. Penulis

menerima masukan dan saran serta kritik atas laporan yang telah disusun. Penulis

berharap supaya laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 25 November 2016

Penulis

Page 6: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ viii

1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Tujuan ....................................................................................................... 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................... 2

1.4. Metode Kerja Praktek ............................................................................... 2

2. PROFIL PERUSAHAAN ................................................................................ 3

2.1. Sejarah Perusahaan ................................................................................... 3

2.2. Lokasi Perusahaan .................................................................................... 3

2.3. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan ............................................................... 4

2.4. Struktur Organisasi Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan .............................. 5

2.5. Ketenagakerjaan Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan ................................... 7

3. SPESIFIKASI PRODUK ................................................................................. 8

3.1. Produk ....................................................................................................... 8

3.2. Bahan Pengemas ..................................................................................... 13

4. PROSES PRODUKSI ..................................................................................... 15

4.1. Bahan Baku ............................................................................................. 15

4.2. Proses Produksi Mi Instan ...................................................................... 16

5. PENGAWASAN MUTU ............................................................................... 20

5.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku ............................................................... 21

5.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi ......................................................... 23

5.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi ................................................................ 24

6. PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS ............................................... 25

6.1. Prosedur Pelaksanaan ............................................................................... 25

Page 7: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

vi

6.2. Cara Pengambilan Sampel ....................................................................... 26

6.3. Definisi Kriteria Reject ............................................................................ 27

6.4. Masalah dan Solusi .................................................................................. 27

6.5. Hasil Analisa Finished Goods ................................................................. 29

7. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 32

8. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 33

9. LAMPIRAN ................................................................................................... 34

Page 8: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk .............................................. 3

Gambar 2. Produk Mi Instan Brand Indomie Goreng .................................................... 8

Gambar 3. Produk Mi Instan Brand Indomie Jumbo ..................................................... 8

Gambar 4. Produk Mi Instan Brand Indomie Kuah ....................................................... 9

Gambar 5. Produk Mi Instan Brand Indomie Kuliner Indonesia .................................... 9

Gambar 6. Produk Mi Instan Brand Indomie Mi Kriting ................................................ 9

Gambar 7. Produk Mi Instan Brand Indomie My Noodlez ............................................ 9

Gambar 8. Produk Mi Instan Brand Indomie Real Meat ................................................ 9

Gambar 9. Produk Mi Instan Brand Indomie Selera Nusantara .................................... 10

Gambar 10. Produk Mi Instan Brand Indomie Taste of Asia .......................................... 10

Gambar 11. Produk Mi Instan Brand Supermi ................................................................ 11

Gambar 12. Produk Mi Instan Brand Sarimi ................................................................... 11

Gambar 13. Produk Mi Instan Brand Sakura .................................................................. 12

Gambar 14. Produk Bihun Instan Brand Pop Bihun ....................................................... 12

Gambar 15. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam ................................................................... 13

Gambar 16. Produk Mi Instan Brand Pop Mie ................................................................ 13

Gambar 17. Alur Proses Produksi Mi Instan ................................................................... 19

Page 9: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

1

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisa Finished Goods produk brand Indomie Goreng Spesial ...................... 29

Page 10: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama kurang lebih 4 semester mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan sudah

dibekali pengalaman dan wawasan secara teori dalam dalam kegiatan perkuliahan, yang

meliputi teori-teori mengenai teknologi pangan secara garis besar serta penerapan dalam

kegiatan praktikum. Namun, pembelajaran yang diperoleh selama kegiatan perkuliahan

tersebut tidaklah cukup bagi mahasiswa untuk memahami dengan benar dan tepat

aplikasi dari teori yang diperoleh selama kurang lebih 4 semester. Oleh karena itu,

penulis melakukan kegiatan Kerja Praktek (KP) di industri pangan.

Perusahaan yang penulis pilih untuk menjadi tempat tujuan dalam melakukan Kerja

Praktek (KP) adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang

Semarang. Alasan penulis memilih PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Cabang Semarang adalah karena perusahaan ini sudah menghasilkan berbagai

varian produk mi instan yang disukai oleh seluruh masyarakat Indonesia hingga

internasional, serta perusahaan ini telah menerapkan teknologi modern dan selalu

menjaga kualitas, keamanan, dan kehalalan produknya. Penulis memilih topik

“Penentuan Reject Finished Goods di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Semarang” sebagai bahan bahasan dalam laporan ini karena penulis ingin

mengetahui proses dan prosedur pengawasan mutu finished goods serta mengetahui

cara penentuan produk reject dari finished goods yang dilakukan di PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang.

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya kerja praktek ini adalah untuk mempelajari proses produksi mi

instan, untuk mempelajari proses pengawasan mutu secara langsung pada produk mi

instan, serta untuk mempelajari proses dan prosedur pengawasan mutu finished goods

serta mengetahui cara penentuan produk reject dari finished goods.

Page 11: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

2

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kerja praktek ini dilakukan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle,

Jalan Tambak Aji II/8, Ngaliyan, Semarang. Waktu pelaksanaan kerja praktek ini adalah

24 hari kerja, yang dimulai pada tanggal 1 Agustus 2016 dan berakhir pada tanggal 27

Agustus 2016. Pada hari Senin hingga Jumat, kegiatan kerja dimulai pada pukul 08.00

WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB. Sedangkan pada hari Sabtu, kegiatan kerja

dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30 WIB.

1.4. Metode Kerja Praktek

Kerja praktek dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, diskusi, dan

pengamatan langsung di lapangan dengan bimbingan pembimbing lapangan, diikuti

dengan studi pustaka dari beberapa sumber. Kegiatan yang dilakukan selama penulis

mengikuti kerja praktek adalah orientasi (pengenalan peraturan perusahaan, kewajiban

dan hak penulis selama mengikuti kerja praktek), diskusi dengan pembimbing lapangan

mengenai jadwal kegiatan selama kegiatan Kerja Praktek, praktek langsung di divisi

Warehouse, diskusi dengan karyawan QC Raw Material, dan karyawan QC Finished

Goods mengenai proses pengawasan mutu mi instan dari bahan baku hingga produk jadi,

pengamatan secara langsung proses pengawasan mutu bahan baku hingga produk jadi,

serta studi pustaka (mengumpulkan hasil pengamatan dan data yang kemudian

dibandingkan dengan literatur).

Page 12: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

3

2. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pada tanggal 27 April 1970, awal mula berdirinya PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. yang berlokasi di

Jakarta. Kemudian pada tanggal 31 Oktober 1987 perusahaan ini mendirikan cabang di

Semarang yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartarto bersama dengan

Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Selanjutnya tanggal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food

Manufacturing Co. Ltd beserta anak perusahaan yang berada dalam lingkup Indofood

group bergabung menjadi sebuah perusahaan yang bernama PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk. yang secara spesifik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pengolahan mi instan. Kemudian pada tanggal 1 Oktober 2009, perusahaan ini beralih

nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. hingga sekarang. Logo PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang

(Sumber: www.indofoodcbp.com)

2.2. Lokasi Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle merupakan divisi yang paling

besar di Indofood dan berpusat di Jakarta. Pabrik PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk divisi noodle tersebar di 15 kota. Diawali dengan dibangunnya satu pabrik yang

berlokasi di daerah Ancol, Jakarta yang merupakan pusat dari perusahaan tersebut, PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle selanjutnya memiliki beberapa

cabang perusahaan di dalam negeri yaitu Medan, Palembang, Lampung, Pekanbaru,

Tangerang, Cibitung, Bandung, Surabaya, Semarang, Pontianak, Banjarmasin, Makasar,

Jambi, dan Manado. Beberapa cabang perusahaan di luar negeri adalah Filipina, Beijing,

Saudi Arabia, Siria, Malaysia, dan Afrika Selatan.

Page 13: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

4

Salah satu cabang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle yang berada

di Semarang ini berlokasi di Jalan Tambak Aji II / 8, Kelurahan Tambak Aji Kecamatan

Ngaliyan, Semarang Barat. Luas bangunannya sekitar 19.695 m2 dengan luas tanah

sekitar 33.015 m2. Perusahaan ini memproduksi mi instan siap saji yang dilengkapi

dengan pengemas dan bumbu serta minyaknya. Produk yang dihasilkan didistribusikan

ke wilayah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Jawa Tengah, meliputi Indomie,

Supermi, Sarimi, Sakura, dan Nikimiku dengan varian flavor yang beragam.

Ditinjau dari letak geografisnya, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

Cabang Semarang ini dibatasi oleh perusahaan-perusahaan lain, seperti :

Batas sebelah Utara : PT. Lautan Luas

Batas sebelah Selatan : PT. WOI

Batas sebelah Timur : PT. Guna Mekar Industri

Batas sebelah Barat : PT. Apollo.

2.3. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang mempunyai

visi dan misi yang realistik, spesifik, dan meyakinkan. Visi dan misi tersebut merupakan

penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan. Visi dari PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah menjadi

perusahaan penyedia makanan bermerek dan bermutu bagi jutaan konsumen di

Indonesia dan juga di berbagai penjuru dunia. Misi dari PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah:

Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami, dan

teknologi kami.

Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau,

yang merupakan pilihan pelanggan.

Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional.

Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia,

khususnya dalam bidang nutrisi.

Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan.

Page 14: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

5

Dengan visi dan misi tersebut, maka nilai perusahaan yang dibangun oleh PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang adalah ”Dengan disiplin sebagai

falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi integritas;

Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama

membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.”

2.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang terdiri dari beberapa jabatan. Pertama, branch manager yang bertugas untuk

memimpin dan mengarahkan semua pekerjaan atau aktivitas yang berjalan di

perusahaan agar mencapai tingkat kinerja yang maksimal terkait dengan dihasilkannya

produk jadi yang berkualitas tinggi dengan jaminan sistem pengendalian mutu produk

yang selalu dipantau dan dijaga serta dilaksanakan dengan konsisten. Tepat di bawah

branch manager ada 6 departemen yang memiliki fungsi yang berbeda-beda, yaitu:

1. Branch Human Resources Manager (BHRM)

Pada praktiknya BHRM memiliki tugas untuk memimpin departemen human

resources yaitu untuk merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan

mengendalikan aktivitas-aktivitas yang menyangkut sumber daya manusia, seperti

hubungan industrial, administrasi kepegawaian dan pengupahan, jaminan sosial dan

pelayanan umum yang semuanya bertujuan untuk membina tercapainya target dan

sasaran perusahaan.

2. Purchasing Officer

Purchasing officer bertugas untuk memimpin departemen purchasing yaitu untuk

melakukan pembelian kebutuhan atau barang-barang yang dibutuhkan oleh masing-

masing departemen yang ada di perusahaan.

3. Factory Manager (FM)

Factory Manager bertugas untuk memimpin departemen manufacturing yaitu

merencanakan, mengarahkan, mengkoordinir, dan mengendalikan segala aktivitas

manufacturing, yaitu:

a. Production Planning and Inventory Control (PPIC)

Karyawan PPIC dipimpin oleh seorang PPIC supervisor. Tugas dari PPIC adalah

membuat atau merencanakan jadwal produksi yang didasarkan pada jumlah

Page 15: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

6

pesanan yang terkonfirmasi (confirmed weekly order) dan mengatur tingkat

tersedianya bahan baku dan produk akhir sehingga standar buffer stock tetap

seimbang.

b. Teknik

Karyawan bagian teknik dipimpin oleh technical supervisor yang tugasnya

meliputi perencanaan, pengkoordinasian serta pengendalian seluruh aktivitas

yang berkaitan dengan teknik, baik itu perawatan atau perbaikan mesin. Hal

tersebut bertujuan untuk menjamin kelancaran jalannya mesin produksi beserta

sarana penunjangnya.

c. Production

Karyawan bagian produksi dipimpin oleh production supervisor yang

membawahi 3 production shift supervisor. Tugasnya adalah untuk

merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan semua kegiatan yang

berjalan pada proses produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan

menjadi syarat serta mempertahankan agar proses produksi berjalan dengan

meminimalkan bahan baku yang terbuang dan penggunaan semaksimal, efektif

dan efisien.

d. Warehouse

Karyawan bagian warehouse dipimpin oleh warehouse supervisor yang terdiri

dari warehouse raw material supervisor dan warehouse finished goods

supervisor. Tugasnya adalah untuk merencanakan, mengendalikan, dan

mengkoordinasikan seluruh aktivitas di dalam gudang sehingga beberapa target

seperti jumlah barang yang akurat, utuh, dan aman dapat tercapai.

4. Branch Proces Development and Quality Control Manager (BPDQCM)

BPDQCM merupakan pemimpin dari PDQC (process development quality control)

yang tugasnya adalah mengendalikan mutu baik incoming, process, maupun

outgoing serta market audit.

5. Finance & Accounting Manager (FAM)

Departemen finance & acounting dipimpin oleh FAM. Tugasnya berkaitan dengan

perencanaan dan pengendalian seluruh aktivitas yang berkaitan dengan keuangan,

menyajikan laporan dan analisa keuangan dengan tujuan untuk mendukung seluruh

aktivitas operasional perusahaan.

Page 16: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

7

6. Area Sales & Promotion Manager (ASPM)

Departemen marketing dipimpin oleh ASPM. Tugas pokok ASPM berkaitan

dengan perencanaan dan koordinasi strategi kegiatan promosi dan penjualan terkait

dengan produk-produk yang telah dihasilkan.

2.5. Ketenagakerjaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang memiliki karyawan

sebanyak kurang lebih 800 orang. Jumlah karyawan didasarkan pada turn over

karyawan. Perusahaan ini memberlakukan 2 macam jam kerja, yakni 6 hari kerja

seminggu dan 5 hari kerja seminggu. Untuk karyawan dengan masa kerja 6 hari

seminggu, diberlakukan 7 jam kerja dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00

WIB untuk hari Senin hingga Jumat. Untuk karyawan dengan masa kerja 5 hari

seminggu, diberlakukan 8 jam kerja dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00

WIB untuk hari Senin hingga Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dimulai pada pukul

07.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB. Pada karyawan bagian produksi, waktu kerjanya

dibagi menjadi 3 shift untuk hari Senin hingga Jumat, yakni shift pertama pada pukul

07.00 – 14.30 WIB, shift kedua pada pukul 14.30 – 22.00 WIB, dan shift ketiga pada

pukul 22.00 – 07.00 WIB. Sedangkan untuk hari Sabtu, waktu kerjanya dibagi menjadi

2 shift, dimana shift pertama pada pukul 07.00 – 12.00 WIB dan shift kedua pada pukul

12.00 – 17.00 WIB.

Page 17: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

8

3. SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Produk

Terdapat beberapa brand produk yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang. Mi instan yang diproduksi meliputi

Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, dan Pop Mie. Produksi mi instan dengan brand yang

berbeda dikarenakan target konsumen yang dituju juga berbeda ditinjau dari segmen

ekonomi. Masing-masing brand tersebut memiliki karakteristik masing-masing, yaitu:

1. Indomie

Indomie merupakan salah satu merek mi yang pertama kali muncul tahun 1972 dengan

rasa Indomie kuah kaldu ayam. Kemudian permintaan pasar akan produk Indomie

terus meningkat sehingga pada tahun 1982 dimunculkan produk Indomie kuah kari

ayam. Selanjutnya tahun 1983, Indomie goreng mulai muncul. Beberapa varian

Indomie sendiri adalah Indomie Goreng, Indomie Jumbo, Indomie Kuah, Kuliner

Indonesia, Mi Keriting, My Noodlez, Real Meat, Selera Nusantara, dan Taste of Asia.

Produk-produk Indomie dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Produk Mi Instan Brand Indomie Goreng

(Sumber: www.indomie.com)

Gambar 3. Produk Mi Instan Brand Indomie Jumbo

(Sumber: www.indomie.com)

Page 18: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

9

Gambar 4. Produk Mi Instan Brand Indomie Kuah

(Sumber: www.indomie.com)

Gambar 5. Produk Mi Instan Brand Indomie Kuliner Indonesia

(Sumber: www.indomie.com)

Gambar 6. Produk Mi Instan Brand Indomie Mi Keriting

(Sumber: www.indomie.com)

Gambar 7. Produk Mi Instan Brand Indomie My Noodlez

(Sumber: www.indomie.com)

Gambar 8. Produk Mi Instan Brand Indomie Real Meat

(Sumber: www.indomie.com)

Page 19: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

10

Gambar 9. Produk Mi Instan Brand Indomie Selera Nusantara

(Sumber: www.indomie.com)

Gambar 10. Produk Mi Instan Brand Indomie Taste of Asia

(Sumber: www.indomie.com)

2. Supermi

Awalnya Supermi diproduksi tahun 1968 oleh PT. Indofood yang kemudian di tahun

1976 Supermi hadir dengan rasa kaldu ayam. Supermi muncul terlebih dahulu ke pasar

dibandingkan dengan Indomie, sebagai mi instan serbaguna dan setelah

dikeluarkannya Indomie, sebagai mi instan berbumbu. Selanjutnya di tahun 2008

Supermi kembali memasuki pasar dengan produk barunya berupa Supermi go, yaitu

gobang, goso, dan gokar. Pada tahun 2013 Supermi juga mengeluarkan produk

Supermi ayam spesial. Beberapa variasi supermi lainnya adalah Supermi opor ayam,

sop buntut, semur ayam, ayam bawang, semur ayam pedas, sup sayuran, baso sapi,

soto, kari ayam, supermi goreng, dan Supermi mi goreng rasa ayam. Produk-produk

merek Supermi dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 20: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

11

Gambar 11. Produk Mi Instan Brand Supermi

(Sumber: www.indofood.com)

3. Sarimi

Brand Sarimi sudah lama berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan konsumen akan mi

instan. Awal mula produksi Sarimi adalah tahun 1982. Kemudian tahun 2012 muncul

maskot Sarimi dan kemasan yang berbeda dari sebelumnya. Sarimi menyediakan produk

baru, yaitu Sarimi rasa soto koya gurih yang unggul dalam serbuk koya gurih untuk

memperkaya cita rasa. Selain itu ada beberapa variasi rasa lainnya seperti rasa sate ayam,

pecel, Sarimi isi 2 ayam bawang, Sarimi isi 2 baso sapi, rasa soto koya jeruk nipis, soto

gurih, soto koya pedas, ayam bawang, ayam, baso sapi, Sarimi besaar rasa soto mi,

Sarimi besaar goreng spesial ekstra pedas, dan Sarimi besaar rasa ayam bawang. Produk-

produk merek Sarimi dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 21: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

12

Gambar 12. Produk Mi Instan Brand Sarimi

(Sumber: www.indofood.com)

4. Sakura

Sakura merupakan salah satu merek mi instan yang terdiri dari 2 variasi, yaitu mi instan

goreng dan sup. Variasi rasanya adalah Sakura kaldu ayam dan Sakura mi goreng. Produk

mi instan Sakura dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 13. Produk Mi Instan Brand Sakura

(Sumber: www.indofood.com)

5. Pop Bihun

Pop Bihun merupakan produk yang mengunggulkan kenikmatan bihun yang berasal dari

bahan baku beras. Bihun instan ini tersedia dalam berbagai variasi rasa yang cocok untuk

dinikmati oleh keluarga. Beberapa variasi yang tersedia adalah rasa kari ayam pedas, rasa

soto ayam, rasa ayam bawang, goreng spesial, dan bihun goreng serta soto ayam dan

ayam bawang. Produk Pop Bihun dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 14. Produk Bihun Instan Brand Pop Bihun

(Sumber: www.indofood.com)

Page 22: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

13

6. Mie Telur Cap 3 Ayam

Mie Telur Cap 3 Ayam adalah produk mie yang mudah diolah menjadi masakan utama

dengan berbagai kreasi. Mie Telur Cap 3 Ayam terbagi menjadi 2 jenis yaitu Mie Telur

keriting dan Mie Telur bulat. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam dapat dilihat pada Gambar

14.

Gambar 15. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam

(Sumber: www.indofood.com)

7. Pop Mie

Pop Mie merupakan salah satu mi instan yang dikemas dalam cup sehingga memudahkan

konsumen dalam mengkonsumsi. Pop Mie pertama kali muncul di tahun 1987. Brand ini

memiliki beberapa variasi produk dengan produk terbarunya Pop Mie rasa sosis bakar

pedas dan Pop Mie rasa sosis spesial. Selain itu Pop Mie tersedia dalam beberapa variasi

lainnya seperti Pop Mie kuah, Pop Mie goreng dan Pop Mie mini dengan beberapa varian

rasa yang berbeda. Produk Pop Mie dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 16. Produk Mi Instan Brand Pop Mie

(Sumber: www.popmie.com)

Page 23: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

14

3.2. Bahan Pengemas

Kemasan berfungsi untuk mengurangi dan mencegah kerusakan, melindungi produk dari

pencemaran dan gangguan fisik, sebagai wadah suatu produk sehingga mempermudah

dalam hal penyimpanan, pengangkutan, maupun pendistribusian, serta sebagai alat untuk

menarik minat pembeli sehingga warna, bentuk, dan desain kemasan perlu

dipertimbangkan sebaik mungkin (Kaihatu, 2014). Kemasan primer yang digunakan di

perusahaan ini adalah PP (polypropylene), OPP (oriented polypropylene), dan PS

(polystyrene). Menurut Winarno dan Jenie (1983) dalam Nurminah (2002), PP memiliki

sifat yang lenih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang

baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Kemudian

menurut Sampurno (2006) OPP merupakan contoh polimer yang sering digunakan

sebagai material cetak kemasan yang fleksibel. Kelebihan OPP adalah dapat menghalangi

masuknya uap air ke dalam produk dengan sangat baik, harga lebih murah dibandingkan

film yang lain serta tahan terhadap suhu yang cukup tinggi. Menurut BPOM RI (2008),

kemasan polistirena foam dipilih karena mampu mempertahankan pangan yang

panas/dingin, tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan pangan

yang dikemas, ringan, dan inert terhadap keasaman pangan. Karena kelebihannya

tersebut, kemasan polistirena foam digunakan untuk mengemas pangan siap saji, segar,

maupun yang memerlukan proses lebih lanjut. Sedangkan kemasan sekunder yang

digunakan adalah karton dengan ukuran tertentu sesuai produk mi instan yang diproduksi.

Menurut Nurminah (2002), karton mempunyai ketahanan gesek yang besar karena

mempunyai ketebalan yang lebih tinggi dibandingkan kertas yang lain. Sehingga dapat

digunakan untuk melindungu produk dari kerusakan akibat gesekan maupun tumpukan

yang berat selama penyimpanan maupun pendistribusian.

Page 24: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

15

4. PROSES PRODUKSI

4.1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam produksi mie instan instan di PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah sebagai berikut:

1. Tepung

Tepung terigu merupakan bahan baku utama dalam pembuatan mie instan.

Komponen utama dari tepung terigu adalah pati dan protein dalam bentuk gluten

yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan

tepung terigu. Penggunaan tepung terigu untuk pembuatan mie instan bertujuan agar

mie yang dihasilkan tidak mudah patah dan mempunyai daya elastisitas yang tinggi

(Hou, dan Kruk, 1998). Tepung terigu yang digunakan dalam proses produksi mie

instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang

yaitu Segitiga Biru, Segitiga Hijau, dan Cakra. Tepung yang digunakan untuk proses

produksi mie instan berbeda-beda dengan komposisinya masing-masing didasarkan

pada jenis brand mie instan yang diproduksi.

2. Air

Air yang digunakan dalam pembuatan mie instan ditambahkan sebagai media reaksi

antara gluten dengan karbohidrat. Selain itu air digunakan juga sebagai pelarut garam

dan pembentuk sifat elastis dan kenyal dari gluten (Astawan, 2008).

3. Garam

Garam dapur berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan

fleksibilitas dan elastisitas mie serta mengikat air. Garam dapur dapat menghambat

aktivitas enzim protease dan amilase sehingga mie tidak lengket dan tidak

mengembang secara berlebihan (Widyaningsih dan Murtini, 2006 dalam Jatmiko dan

Estiasih, 2014).

4. Minyak Goreng

Minyak goreng digunakan sebagai medium penggoreng mi instan. Fungsi minyak

goreng adalah sebagai penghantar panas, menambahkan rasa gurih pada bahan dan

juga menambah kalori pada bahan (Anwar, 2012).

Page 25: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

16

5. Larutan Alkali

Dalam pembuatan mie instan, penambahan larutan alkali bertujuan digunakan

sebagai pemberi warna kuning pada mie, sebagai pengenyal, dan membuat tekstur

mie menjadi elastis (Hou dan Kruk, 1998).

4.2. Proses Produksi Mi Instan

4.2.1. Pengayakan Tepung

Pada tahap ini tepung diayak dengan menggunakan screw conveyor dengan ukuran 20

mesh. Tepung yang digunakan beraneka ragam dengan komposisi tepung yang berbeda-

beda untuk tiap jenis atau brand mi instan yang diproduksi. Tepung yang sudah

mengalami pengayakan selanjutnya dihisap menuju ke mixer dengan menggunakan pipa

hisap. Sebelum tepung diayak, pihak QC (Quality Control) field akan melakukan

pemeriksaan terlebih dahulu seperti keadaan kemasan tepung terigu, jumlah tepung terigu

yang digunakan untuk produksi, dan ada tidaknya cemaran fisik pada tepung terigu.

Selain itu, pemeriksaan tepung terigu secara kimiawi meliputi kadar air, iron’s spot dan

kadar abu.

4.2.2. Pencampuran

Pada tahap ini merupakan tahap pencampuran antara tepung dan larutan alkali hingga

adonan menjadi homogen. Pencampuran tepung dan larutan alkali ini dilakukan sekitar

10 hingga 15 menit. Setelah itu adonan diturunkan menuju ke weeder press. Pemeriksaan

yang dilakukan terhadap adonan yang terbentuk setelah mixing oleh pihak QC (Quality

Control) field meliputi pengujian fisik dan organoleptik meliputi mengamati ada tidaknya

cemaran dalam larutan alkali yang dapat mengganggu produk akhir, lama pemcampuran

dan jumlah larutan alkali yang ditambahkan. Sedangkan analisa kimiawi meliputi analisa

kadar air adonan.

4.2.3. Pembentukan Lembaran Adonan

Pada tahap ini adonan dari proses pencampuran yang telah homogen dilewatkan melalui

mesin roll press dan diberi tekanan, sehingga diperoleh adonan yang berbentuk seperti

lembaran dengan ukuran ketebalan yang berbeda-beda tergantung brand mi instan yang

diproduksi. Setelah itu lembaran adonan akan menuju ke slitter supaya lembaran mi

Page 26: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

17

menjadi untaian mi. Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan terhadap keadaan fisik seperti

ketebalan lembaran mi, jumlah untaian mi, bentuk untaian mi, gelombang untaian mi dan

ada tidaknya cemaran pada roll press dan pisau slitter yang digunakan.

4.2.4. Pengukusan

Setelah menjadi untaian, mi dilewatkan menuju boiler di mana proses pemasakan awal

dilakukan. Di dalam ruang boiler terdapat steam box yang membuat mi terpapar uap

panas (±100ºC) dengan prinsip pengukusan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak QC

(Quality Control) field pada tahap ini meliputi waktu pengukusan, tekanan uap masuk

dan yang keluar, ada tidaknya cemaran atau benda asing, dan penampakannya. Semua

pemeriksaan dilakukan secara visual, sedangkan waktu pengukusan diukur dengan

menggunakan stopwatch.

4.2.5. Cutting and Folding

Pada tahap ini, untaian mi yang sebelumnya telah dikukus, dipotong sesuai dengan

ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak QC

(Quality Control) field pada tahap ini meliputi bentuk lipatan mi, kecepatan pemotongan

(rpm), dan penimbangan terhadap berat basah mi. Pada tahap ini jika ukuran ketebalan mi

tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan maka mi akan ditarik.

4.2.6. Penggorengan

Pada tahap ini, mi yang telah mengalami pengukusan dan pemotongan kemudian akan

dilewatkan melalui ruang penggorengan sehingga mi tergoreng, dengan suhu minyak

sekitar ±160ºC selama 70 detik. Proses penggorengan ini bertujuan untuk menurunkan

kadar air mi menjadi maksimal 3%. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak QC (Quality

Control) field pada tahap ini meliputi kadar asam lemak bebas minyak goreng, lama

waktu penggorengan, ketinggian minyak, tekanan, dan suhu minyak.

4.2.7. Pendinginan

Pada tahap ini, mi yang telah mengalami penggorengan akan melewati kipas angin (fan).

Pendinginan bertujuan untuk menurunkan suhu mi menjadi 30-35ºC dengan lama waktu

1-6 menit. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak QC (Quality Control) field terhadap

Page 27: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

18

mi yang telah didinginkan meliputi keadaan fisik, kimia, dan organoleptik. Sifat fisik

yang diperiksa meliputi bentuk dan berat mi, suhu mi yang keluar dari proses

pendinginan, waktu proses pendinginan dan pemeriksaan ada tidaknya cemaran pada mi.

Sifat kimia yang dianalisa yaitu kadar air, lemak, derajat asam, dan tingkat gelatinisasi mi.

Uji organoleptik terdiri dari warna, aroma, rasa, dan tekstur mie.

4.2.8. Pengisian Bahan Pelengkap dan Pengemasan

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam produksi mi instan. Sebelum mi dikemas

dalam kemasan, dilakukan pengisian bahan pelengkap seperti bumbu dan minyak bumbu

atau kecap, saus, dan sayuran kering (solid ingredient) yang disesuaikan dengan masing-

masing brand dan rasa. Selanjutnya mi siap untuk dikemas dalam etiket yang sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Mi yang telah terbungkus etiket

akan dikemas dalam kotak karton. Pada proses ini, pihak QC (Quality Control) field akan

memastikan kondisi proses yaitu suhu end sealer (upper dan lower) serta suhu long

sealer. Pemeriksaan dan pengendalian mutu pada tahap ini dilakukan oleh bagian QC

field dengan periode tertentu tiap shift. Pada bagian sortasi diperiksa bentuk atau

keutuhan dan kematangan mi serta ada tidaknya cemaran. Pada bagian bumbu diperiksa

mengenai berat bersih tiap bungkus, mutu bumbu dan ada tidaknya cemaran pada bumbu

tersebut. Pada bagian pembungkusan, diperiksa kondisi proses pembungkusan, mutu

pembungkus yang disebut etiket dan mutu hasil pembungkusan. Pada bagian pengemasan,

diperiksa mengenai mutu karton, isi mi tiap karton, pengeleman karton, dan kode

produksi.Secara keseluruhan, diagram alir proses produksi mi instan dapat dilihat pada

Gambar 17.

Page 28: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

19

Gambar 17. Alur Proses Produksi Mi Instan

Pengayakan Tepung

Pencampuran

Pembentukan Lembaran Adonan dan Untaian Mie

Pengukusan

Cutting and Folding

Penggorengan

Pendinginan

Pengisian Bahan Pelengkap

dan Pengemasan

Tepung

Air Alkali

Minyak

Bahan

Pelengkap Pengemas

Page 29: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

20

5. PENGAWASAN MUTU

Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk memastikan apakah

kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. Pengawasan

mutu ini akan menentukan komponen-komponen mana yang rusak dan menjaga agar

bahan-bahan untuk produksi mendatang tidak sampai rusak. Sehingga dapat dikatakan

bahwa pengawasan mutu merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas

produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi

jumlah bahan yang rusak. Tujuan lain dari dilakukannya pengawasan mutu adalah agar

spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercermin dalam produk

atau hasil akhir dan juga untuk menekan atau mengurangi volume kesalahan dan

perbaikan, menjaga atau menaikkan kualitas sesuai standar.

Pengawasan mutu suatu perusahaan dengan semaksimal mungkin akan memberikan

kepuasan dan kepercayaan kepada konsumen yang akan terus menggunakan produk

tersebut. Walaupun segala proses produksi direncanakan dan dilaksanakan dengan baik,

barang hasil akhir mungkin saja karena satu dan lain hal tidak sesuai dengan standar-

standar yang telah ditentukan. Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kerugian

karena kerusakan, pemeriksaan tidak terbatas pada pemeriksaan akhir saja, tetapi dapat

dilakukan pada saat proses sedang berlangsung.

Pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi

noodle cabang Semarang mengacu pada SOP (Standart Operational Procedure)

perusahaan, dimana SOP ini merupakan kebijakan dari perusahaan yang mengacu pada

standar dari SNI 01-3551-2000 dan CODEX. Untuk pengawasan mutu di PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang dilakukan oleh Departemen

PDQC. Pengawasan mutu ini sendiri dibagi menjadi tiga yaitu :

• Pengawasan mutu bahan baku / Incoming Quality Control (IQC)

• Pengawasan mutu proses produksi / Process Quality Control (PQC)

• Pengawasan mutu produk akhir / Outgoing Quality Control (OQC)

Page 30: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

21

5.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku

Incoming Quality Control adalah pengawasan mutu yang dilakukan pada bahan baku

yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan produksi. Pengawasan mutu bahan

baku sangat penting untuk diterapkan karena tidak adanya pengawasan pada tahap awal,

akan membuat produk yang dihasilkan mengalami penurunan mutu akibat adanya hal-

hal yang tidak diinginkan yang bersumber dari bahan baku tersebut. PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memberlakukan pengawasan

mutu pada bahan baku seperti tepung, pengemas, seasoning (bumbu pelengkap), solid

ingredient (bahan pelengkap), minyak, dan larutan alkali.

5.1.1. Tepung

Pengawasan mutu tepung dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya cemaran yang tidak

diinginkan pada bahan awal pembuatan mi instan. Selain cemaran fisik tepung, uji

kimia tepung seperti kadar gluten, iron’s spot dan kadar abu juga perlu dipastikan

apakah sudah sesuai dengan standar yang diberlakukan atau belum. Analisa fisik yang

dilakukan oleh seorang QC Raw Material pada gudang tepung diawali dengan

pengambilan sampel (disesuaikan dengan jumlah populasi). Setelah itu karung akan

ditimbang satu per satu hingga didapatkan data berat sack tepung. Apabila ditemukan

berat tepung terpaut jauh dengan standar yang telah ditetapkan, maka akan dilakukan

penolakan. Kemudian dilakukan pengayakan tepung dan dilihat apakah ada cemaran

seperti kutu, serpihan kayu atau serangga di dalam tepung. Jika didapati ada cemaran

tersebut maka akan dilakukan penolakan bahan baku tepung kembali ke supplier.

Selanjutnya dilakukan pula pengujian warna tepung, apakah warnanya sudah sesuai atau

belum dengan standar. Tepung yang sudah dianalisa fisik dan kimiawi dapat digunakan

untuk proses produksi keesokan harinya, jika hasil yang diperoleh sesuai dengan standar

yang ditetapkan.

5.1.2. Pengemas

Pengawasan mutu yang dilakukan oleh seorang QC Raw Material pada bagian

pengemas dilakukan untuk menguji kesesuaian kemasan yang dipesan dengan standar

yang berlaku melalui pengambilan sampel yang sesuai dengan prosedur. Pengemas

yang diuji terdiri dari 3 macam yaitu karton, etiket dan cup EPS (Expandable

Page 31: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

22

Polystyrene). Untuk pengemas karton dilakukan pengecekan kondisi fisik karton,

kesesuaian No. MD / SNI / Halal, kesesuaian design, kesesuaian nama PT, kesesuaian

daya tumpuk karton, ukuran, bentuk karton, komposisi karton, warna dan cetakan

dengan standar yang ditentukan. Jika terjadi ketidaksesuaian dengan standar maka akan

dilakukan penolakan karton yang diberlakukan hingga 1 truk. Selain itu dilakukan

pengukuran panjang, lebar, dan tinggi karton serta pegujian beban (stacking) terhadap

karton dengan memberi beban 80 kg selama kurang lebih 5 menit. Apabila selama

proses stacking karton penyok maka dilakukan penolakan terhadap karton tersebut.

Proses ini perlu dilakukan untuk mengetahui ketahanan karton terhadap beban yang

diberikan. Apabila karton tidak kuat menahan tumpukan-tumpukan saat distribusi maka

produk di dalamnya dapat menjadi rusak dan tidak dapat diterima oleh masyarakat.

Untuk kemasan etiket dilakukan pengecekan kondisi fisik etiket, pencemaran

pembungkus luar etiket, kesesuaian No. MD / SNI / Halal, kesesuaian design,

kesesuaian nama PT, kesesuaian komposisi ingredient, dan cetakan dengan standar yang

ditentukan. Selain itu juga dilakukan pengukuran ketebalan menggunakan thickness

gauge, pengukuran pitch (jarak pita hitam tepi ujung hingga tepi dalam), lebar dan

berat/roll. Jika ditemukan ketidaksesuaian dengan standar yang berlaku maka etiket

akan dikembalikan ke supplier. Sedangkan untuk kemasan cup EPS untuk produk Pop

Mie dilakukan pengukuran tebal bibir atas vertikal, berat, diameter atas dan bawah,

tinggi, dan tebal dinding. Selain itu juga dilakukan pengecekan terhadap tulisan pada

kemasan. Tulisan tersebut tidak boleh ada yang hilang satu pun. Jika ada parameter-

parameter yang tidak sesuai maka cup tidak dapat digunakan dan dikembalikan ke

bagian produksi cup tersebut.

5.1.3. Seasoning dan Solid Ingredient

Pengawasan mutu terhadap bumbu pelengkap dan bahan pelengkap dilakukan oleh

seorang QC Raw Material pada bagian seasoning diawali dengan pengambilan sampel

(disesuaikan dengan jumlah populasi). Pemeriksaan bumbu pelengkap atau seasoning

dilakukan dengan pengecekan kondisi fisik karton dan etiket, pengecekan secara

organoleptik, kimia, dan mikrobiologi. Selain itu juga dilakukan pengukuran panjang

kemasan bumbu dari ujung yang satu hingga ujung yang lainnya untuk mengukur

Page 32: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

23

kesesuaian pitch dengan standar dan pengukuran berat untuk mengukur kesesuaian berat

dengan standar. Jika ternyata ada parameter-parameter mutu yang kurang sesuai dengan

standar maka akan dilakukan penolakan produk.

5.1.4. Minyak

Pengawasan mutu terhadap bumbu pelengkap dan bahan pelengkap dilakukan oleh

seorang QC Raw Material diawali dengan pengambilan sampel (disesuaikan dengan

jumlah populasi). Pengawasan mutu minyak goreng ini meliputi analisa fisik, yaitu

warna dan bau serta analisa kimia, yaitu kadar asam lemak bebas. Analisa ini perlu

dilakukan untuk mengetahui presentase asam lemak bebas (free fatty acid / FFA) yang

ada di dalam minyak baru. Apabila FFA pada saat minyak datang sudah melebihi

standar maka akan dilakukan penolakan.

5.1.5. Larutan Alkali

Pengawasan larutan alkali sebagai bahan baku pencampuran dengan tepung terigu ini

dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin

terjadi. Pemeriksaan larutan alkali dilakukan dengan pengukuran pH, specific gravity,

viskositas dan warna. Apabila parameter-parameter di atas tidak sesuai dengan standar

yang berlaku maka dapat dikatakan bahwa terjadi kesalahan komposisi larutan alkali.

Warna larutan alkali pada umumnya adalah kuning dengan pH yang cenderung basa.

5.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi

Pengawasan mutu selama proses produksi berarti pengawasan atau pengendalian

terhadap parameter-parameter mutu tertentu yang dilakukan pada setiap rantai proses

produksi mulai dari bahan awal, proses produksi hingga produk akhir. Pengawasan

mutu selama proses produksi ini sangat penting untuk dilakukan karena jika terjadi

ketidaksesuaian parameter mutu dengan standar yang diberlakukan maka produk akhir

yang dihasilkan terancam mengalami penurunan mutu. Selama proses produksi

berlangsung, QC Process akan memantau semua parameter mutu yang berkaitan, yaitu

lamanya waktu pencampuran dan penggorengan, kadar air adonan yang dihasilkan dari

campuran tepung dan larutan alkali, tebal dan jumlah untaian mi, tekanan uap masuk

Page 33: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

24

dan keluar, tekanan minyak, ketinggian minyak, kadar asam lemak bebas minyak dan

suhu minyak.

Selain itu QC Process juga melakukan pengawasan mutu shelf life sampel produk pada

setiap shift. Pada pengawasan mutu shelf life dilakukan setiap bulan hingga produk

mencapai tanggal kedaluawarsa. Untuk pengujian organoleptik dilakukan pemeriksaan

blok mi, bumbu, bahan pelengkap dengan parameter bau, rasa, aroma, warna, tekstur,

dan penampakan fisik.

5.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi

Produk akhir akan dibawa menuju ke gudang penyimpanan dan akan disusun sesuai

dengan tanggal produksi. Penyimpanan produk dilakukan di atas palet kayu dan ditata

dengan adanya jarak dengan dinding. Hal ini bertujuan untuk mencegah produk kontak

ke dinding. Penempatannya pun disesuaikan dengan lokasi-lokasi yang telah ditetapkan.

Pengawasan mutu produk jadi ini adalah pengawasan terakhir sebelum produk

didistribusikan ke konsumen. Pengawasan mutu produk jadi ini dilakukan oleh QC FG

(Finished Goods) pada gudang penyimpanan. QC FG (Finished Goods) bertugas

mengawasi dan memeriksa kondisi tempat penyimpanan dan kondisi produk pada saat

penympanan di gudang penyimpanan. Pada saat produk akhir diambil untuk

didistribusikan, QC FG (Finished Goods) harus memastikan bahwa sistem FIFO (First-

in-first-out) berjalan supaya produk yang dikonsumsi masyarakat tidak kedaluwarsa.

Page 34: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

25

6. PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS

6.1. Prosedur Pelaksanaan

Berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure) yang sudah ditetapkan oleh PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang, prosedur

pelaksanaan pengawasan mutu produk jadi adalah sebagai berikut:

1. Menentukan lokasi Finished Goods yang akan dilakukan sampling.

2. Sampling Finished Goods per flavor per kode produksi dan per line dengan

menggunakan metode Military Standard Sampling 105 D S – 2, dengan AQL

(Acceptance Quality Limit) sebesar 6,5%.

3. Untuk Finished Goods yang berumur < 2 bulan, dilakukan analisa fisik produk

dengan jangka waktu berlakunya hasil analisa tersebut adalah 1 bulan terhitung

dari tanggal analisa. Untuk Finished Goods yang berumur > 2 bulan, dilakukan

analisa fisik, organoleptik dan kimia produk dengan jangka waktu berlakunya

hasil analisa tersebut adalah 1 bulan terhitung dari tanggal analisa. Laporan

kegiatan menggunakan form Laporan hasil analisa (PDQC-039). Keputusan

penolakan / penerimaan terhadap Finished Goods berdasarkan analisa fisik dan

organoleptik dari mi dan seasoning. Sedangkan analisa kimia dilakukan sebagai

data pendukung.

4. Untuk analisa fisik karton dilakukan pada saat pengeluaran Finished Goods

dengan menggunakan Formulir pemeriksaan Fisik Finished Goods.

5. Jika dari hasil analisa jumlah reject lebih besar atau sama dengan angka

rejection pada Accept / Reject yang telah ditentukan, maka populasi lot tersebut

diberi status ditolak dengan membubuhkan tanda “V” pada kolom ditolak pada

Kartu Status (PDQC-021). Jika masih dapat diperbaiki, maka populasi lot

tersebut diberi status diperiksa pada Kartu Status (PDQC-021) dan yang

termasuk kategori reject / ditolak maupun “diperiksa” dapat dilihat pada bab

Masalah dan Solusi.

6. Kemudian seorang QC mengisi formulir laporan penyimpangan Finished Goods

dan menyerahkan ke gudang dan produksi.

Page 35: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

26

7. Pihak gudang memisahkan karton yang ditempel Kartu Status Hasil

Pemeriksaan dan untuk populasi lot yang berstatus diperiksa, dilakukan

perbaikan sesuai standar yang telah ditemukan.

8. Apabila telah dilakukan perbaikan maka pihak gudang / produksi

menandatangani formulir penyimpangan barang jadi dan menyerahkan ke QC.

9. QC akan memeriksa perbaikan yang telah dilakukan oleh pihak gudang /

produksi dan setelah dilakukan perbaikan, kemudian QC menandatangani

formulir laporan penyimpangan Finished Goods dan Kartu Status Hasil

Pemeriksaan dilampirkan bersama formulir penyimpangan pada saat

pengeluaran Finished Goods.

10. Jika dari hasil analisa jumlah reject lebih kecil atau sama dengan angka

acceptance pada Accept / Reject maka lot tersebut diterima. Untuk Finished

Goods yang diterima, maka populasi lot tersebut diberi status Release dengan

menempelkan form Quality Pass Finished Good ditambahkan tanda (*) dan

didistribusikan ke gudang. Jika produknya telah keluar maka form Quality Pass

dikembalikan ke QC untuk diarsip.

11. Untuk form Finished Good yang baru diproduksi dan langsung dikeluarkan,

maka pengeluaran Finished Good berdasarkan pada laporan status Finished

Good akhir proses.

12. Pada saat pengiriman Finished Good, dilakukan monitoring terhadap kondisi

transporter, seperti ada atau tidaknya cemaran, kondisi bak transporter, ada atau

tidaknya tutup terpal, alas plastik / karton, papan penyangga, dan kesesuaian

penyusunan produk supaya tidak rusak, serta catat data-data pengiriman pada

log book Finished Good out.

6.2. Cara Pengambilan Sampel

1. a) Kehalalan Produk : metode Military Standard Sampling 105 D S – 2, dengan

AQL (Acceptance Quality Limit) = 0%.

b) Fisik, Organoleptik : metode Military Standard Sampling 105 D S – 2,

dengan

AQL (Acceptance Quality Limit) = 6,5%.

Page 36: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

27

c) Kimia : metode Military Standard Sampling 105 D S – 2, dengan

AQL (Acceptance Quality Limit) = -

2. Pengambilan sample dilakukan per flavor, per kode produksi, dan per line.

3. Pengambilan sample dilakukan 2 tahap, yaitu:

Tahap 1

Dilakukan pengambilan sample sebanyak jumlah dus dalam satu populasi / lot.

Tahap 2

Jumlah dus yang dilakukan pengambilan sample pada tahap 1, dilakukan

pengambilan sample kembali sesuai jumlah isi setiap dus.

4. Jika sampel yang akan diambil berada pada beberapa lokasi, maka sampel

sedapat mungkin mewakili lokasi yang ada dan mempertimbangkan besarnya

Quantity Finished Goods pada setiap lokasi.

6.3. Definisi Kriteria Reject

1. Karton

Karton akan direject jika isi per dus kurang / lebih dari yang distandarkan, jika

kode produksi yang tertera tidak ada, tidak sesuai, tidak terbaca / tidak jelas, jika

terdapat noda kotoran, berlubang, basah, penyok, robek, tidak simetris, serta jika

lem / scal tape tidak melekat dengan sempurna.

2. Etiket

Etiket akan direject jika dicemari tikus, jika etiket bocor, jika sealing tidak

sempurna, jika etiket misprint, serta jika ditemukan produk tidak lengkap dengan

cara meraba produk.

3. Produk

Etiket akan direject jika kadar air lebih besar dari standar yang sudah ditentukan,

jika nilai FFA lebih besar dari standar yang sudah ditentukan, jika mi berbau

tengik, jika warna mi tidak sesuai standar, jika bumbu menggumpal, serta jika

nilai analisa organoleptik ditolak.

Page 37: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

28

6.4. Masalah dan Solusi

1. Lem karton lepas

Produk dipisahkan dengan produk yang lainnya dan ditempel kartu status

dengan memberi tanda “V” pada kolom diperiksa. Setelah itu, produk ditutup

kembali menggunakan plag ban dan dikembalikan ke bloknya (jika jumlah >

10 dus, QC koordinasi dengan Produksi).

2. Karton robek terkena forklift, paku / pallet, dll.

Produk dipisahkan dengan produk yang lainnya dan ditempel kartu status

dengan memberi tanda “V” pada kolom diperiksa. Apabila isi karton juga

rusak, sebaiknya dilakukan penggantian karton beserta mie yang rusak. Jika isi

karton tidak rusak, maka diganti kartonnya saja. Untuk penggantian karton

disertai pemberian kode produksi.

3. Karton basah terkena hujan

Produk dipisahkan dengan produk yang lainnya dan ditempel kartu status

dengan memberi tanda “V” pada kolom diperiksa. Apabila isi karton juga

rusak, mie direject dan QC melakukan koordinasi dengan petugas gudang.

Jika isi karton tidak rusak, maka diganti kartonnya saja. Untuk penggantian

karton disertai pemberian kode produksi.

4. Karton basah karena minyak bumbu bocor

Produk dipisahkan dengan produk yang lainnya dan ditempel kartu status

dengan memberi tanda “V” pada kolom diperiksa. Apabila isi karton juga

rusak, sebaiknya dilakukan penggantian karton dan mi yang rusak serta QC

melakukan koordinasi dengan petugas gudang. Jika isi karton tidak rusak,

maka digati kartonnya saja. Untuk penggantian karton disertai pemberian kode

produksi.

5. Karton digigit / dicemari tikus

Produk dipisahkan dengan produk yang lainnya dan ditempel kartu status

dengan memberi tanda “V” pada kolom diperiksa. Apabila terdapat mi yang

digigit tikus, sebaiknya dilakukan penggantian mi yang rusak serta mi yang

berada disekitarnya. Apabila terdapat mi yang dicemari tiku (tercium dari bau),

maka Kartu Status Hasil Pemeriksaan Finished Goods (PDQC-021)

ditempelkan untuk status reject.

Page 38: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

29

6. Karton penyok

Produk dipisahkan dengan produk yang lainnya dan ditempel kartu status

dengan memberi tanda “V” pada kolom diperiksa. Apabila terdapat mi yang

hancur, maka Kartu Status Hasil Pemeriksaan Finished Goods (PDQC-021)

ditempelkan untuk status reject. Jika isi karton tidak rusak, maka diganti

kartonnya saja. Untuk penggantian karton disertai pemberian kode produksi.

7. Karton berdebu

Dilakukan penginformasian ke Section Finished Goods untuk pembersihan

dan jika dicemari kotoran atau serangga, maka diganti kartonnya. Untuk

penggantian karton disertai pemberian kode produksi.

8. Total lot di reject semua

Dilakukan pengambilan sample ulang sampai 3 kali. Jika masih reject, maka

total lot tersebut dilakukan pengambilan sample 100% (jenis penyimpangan

tertentu, misalkan tercemar, bocor,dll)

9. Finished Goods dari produksi tidak standar

Finished Goods ditempelkan kartu status dan beri tanda “V” pada kolom

diperiksa. Selanjutnya dilakukan pengambilan sample menggunakan metode

Military Standard Sampling 105 D S – 2, dengan AQL (Acceptance Quality

Limit) sebesar 6,5%.

10. Terjadi penyimpangan mutu pada FG di gudang (berbau tengik)

Finished Goods ditempelkan kartu status dan beri tanda “V” pada kolom

diperiksa. Selanjutnya dianalisa ulang dengan sistem pengambilan sample dan

diinformasikan ke Marketing.

11. Finished Goods tercemar bahan najis / haram

Dilakukan penginformasian ke petugas gudang untuk memisahkan dari produk

lain, ditempelkan Kartu Status Hasil Pemeriksaan Finished Goods (PDQC-

021) untuk status reject, dan mencari penyebab cemaran, jika lokasi

penyimpanan tercemar, maka dilakukan pembersihan / pencucian, membuat

laporan penyimpangan Finished Goods.

Page 39: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

30

6.5. Hasil Analisa Finshed Goods

Tabel 1. Analisa Finished Goods produk brand Indomie Goreng Spesial

NO. KRITERIA REJECT STANDAR HASIL ANALISA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

I.

1.

KEHALALAN PRODUK

Kemasan dan atau isi

tercemar bahan

najis/haram

Kemasan dan atau isi

tidak tercemar bahan

najis/haram

V V V V V V V V V V V V V

TOTAL REJECT 0

STATUS A

II. FISIK KARTON

2. Karton kotor Bersih V V V V V V V V

Karton robek Tidak robek V V V V V V V V

Karton basah (minyak air,

dll)

Tidak Basah dan tidak

bernoda V V V V V V V V

Karton penyok (khusus

karton)

Tidak penyok / utuh V V V V V V V V

3. Lem plakban tidak asli &

tidak lengket

Plakban asli, lengket

dan tertutup rapat V V V V V V V V

4. Kode produksi tidak

ada/salah kode dan tidak

jelas

Ada, benar, dan jelas

V V V V V V V V

5. Isi/dus kurang Sesuai kumpulan

standar V V V V V V V V

ACCEPT/REJECT A A A A A A A A

III. FISIK ETIKET

JUMLAH POPULASI

(PCS)

56000

SAMPLE SIZE 13

AQL dan A/R 2/3

6. Kode produksi pada etiket

tidak ada/salah kode &

tidak jelas

Ada, benar dan jelas

𝑀𝑃 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛

𝑀𝑃 𝑘𝑖𝑟𝑖

V V V V V V V V V V V V V

7. Etiket mi tercemar / digigit

tikus

Tidak ada cemaran

etiket V V V V V V V V V V V V V

8. Kesesuaian etiket dengan Sesuai V V V V V V V V V V V V V

Page 40: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

31

karton

ACCEPT/REJECT A A A A A A A A A A A A A

STATUS Accept

Flavour : GGS (Indomie Goreng Spesial)

Sampel size : 8 karton

Jumlah Populasi : 1400 karton

AQL : 6,5 % ; A/R : 1/2

AQL Kehalalan : 0 % ; A/R : 0/1

Tanggal Analisa : 5 Agustus 2016

Isi per dus : 40 pcs

Hasil analisa Finished Goods produk brand Indomie Goreng Spesial dapat dilihat pada

Tabel 1. Untuk analisa kehalalan produk dan fisik etiket, jumlah populasi yang dianalisa

adalah sebanyak 56000 pcs dan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 13 pcs.

Sedangkan untuk analisa fisik karton, jumlah populasi yang dianalisa adalah sebanyak

1400 karton dan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 8 karton. Analisa kehalalan

produk dilakukan dengan pengambilan sampel menggunakan metode Military Standard

Sampling 105 D S – 2, dengan AQL (Acceptance Quality Limit) sebesar 0% dan

didapatkan jumlah Accept/Reject adalah 0/1. Sehingga jika terdapat 1 sampel tidak

sesuai dengan standar maka produk tersebut di reject. Kemudian dilakukan analisa

kehalalan produk. Berdasarkan tabel, didapatkan hasil bahwa jumlah sampel yang reject

adalah 0 atau dapat dikatakan produk sesuai standar yang sudah ditetapkan sehingga

dapat dilanjutkan untuk analisa fisik karton dan fisik etiket.

Analisa fisik karton dilakukan dengan pengambilan sampel menggunakan metode

Military Standard Sampling 105 D S – 2, dengan AQL (Acceptance Quality Limit)

sebesar 6,5% dan didapatkan jumlah Accept/Reject adalah 1/2. Sehingga jika jumlah

sampel reject yang dianalisa kurang dari 2, produk masih diterima. Tetapi jika jumlah

sampel reject yang dianalisa adalah 2 atau lebih, produk ditolak. Kemudian dilakukan

analisa fisik karton berdasarkan standar yang sudah ditetapkan. Berdasarkan tabel,

didapatkan hasil bahwa jumlah sampel yang reject adalah 0 atau dapat dikatakan produk

sesuai standar yang sudah ditetapkan.

Analisa fisik etiket dilakukan dengan pengambilan sampel menggunakan metode

Military Standard Sampling 105 D S – 2, dengan AQL (Acceptance Quality Limit)

sebesar 6,5% dan didapatkan jumlah Accept/Reject adalah 2/3. Sehingga jika jumlah

Page 41: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

32

sampel reject yang dianalisa kurang dari 3, produk masih diterima. Tetapi jika jumlah

sampel reject yang dianalisa adalah 3 atau lebih, produk ditolak. Kemudian dilakukan

analisa fisik karton berdasarkan standar yang sudah ditetapkan. Berdasarkan tabel,

didapatkan hasil bahwa jumlah sampel yang reject adalah 0 atau dapat dikatakan produk

sesuai standar yang sudah ditetapkan. Pada analisa ini tidak dilakukan analisa

organoleptik dan kimia dikarenakan Finished Goods yang dianalisa masih berumur

kurang dari 2 bulan.

Page 42: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

33

7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Untuk menentukan Finished Goods yang reject dilakukan pengambilan sampel

menggunakan metode Military Standard Sampling 105 D.

Analisa Finished Goods yang dilakukan meliputi kehalalan produk, fisik karton,

dan fisik etiket.

Analisa organoleptik dan kimia tidak dilakukan karena produk masih berumur

kurang dari 2 bulan.

Analisa kehalalan produk dilakukan dengan pengambilan sampel menggunakan

metode Military Standard Sampling 105 D S – 2, dengan AQL (Acceptance Quality

Limit) sebesar 0%.

Analisa fisik karton dan fisik etiket dilakukan dengan pengambilan sampel

menggunakan metode Military Standard Sampling 105 D S – 2, dengan AQL

(Acceptance Quality Limit) sebesar 6,5%.

Jumlah sampel reject yang didapatkan pada analisa kehalalan produk, fisik karton,

dan fisik etiket adalah 0 atau dapat dikatakan produk sesuai standar yang sudah

ditetapkan.

Page 43: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

34

8. DAFTAR PUSTAKA

Anwar R.W. (2012). Studi Pengaruh Suhu dan Jenis Bahan Pangan Terhadap Stabilitas

Minyak Kelapa Selama Proses Penggorengan. Under Graduate, Universtas

Hasanuddin.

Astawan, M. (2008). Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta.

BPOM RI (2008). Kemasan Polistirena Foam (Styrofoam). InfoPOM Vol. 9, No. 5.

ISSN 1829-9334.

Hou, G., dan Kruk, M. (1998). Asian Noodle Technology. Technical Bulletin Volume

XX, Issue 12.

Jatmiko, G.P., dan Estiasih, T. (2014). Mie dari Ubu Kimpul (Xanthosoma

Sagittifolium). Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 2 p. 127-134.

Kaihatu, T.S. (2014). Manejemen Pengemasan. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Nurminah, M. (2002). Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas

Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan yang Dikemas. USU Digital Library.

Sampurno, B. (2006). Aplikasi Polimer Dalam Industri Kemasan. Jurnal Sains Materi

Indonesia. ISSN: 1411-1098.

Page 44: PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP … · Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini,

35

9. LAMPIRAN

9.1. Gambar Tabel Military Standard Sampling 105 D

9.2. Hasil Scan Plagiasi dengan Plagscan