•outlaw C Kimia Sains r Sains Kimia Jurnal Kimia Sains dan ...
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF … · PPT file · Web view2013-05-23 · Paul Suparno...
Transcript of PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF … · PPT file · Web view2013-05-23 · Paul Suparno...
Pendidikan karakter menjamur
Pendidikan karakter dilakukan secara menyeluruh
Guru sains ikut terlibat
Apa landasannya?
05/10/23sp/sains karakter 2
ARTI KARAKTER Karasso – Yunani, cetak biru, format dasar,
sidik (Doni, 2007:90). Mounier:
◦ Sikap yang sudah ada◦ Sikap yang harus dikembangkan ke depan
Puskur:◦ Watak, tabiat, akhlak, kepribadian yang terbentuk
dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (2010:3).
05/10/23sp/sains karakter 3
Nilai-nilai dan sikap hidup yang positif, yang dimiliki seseorang sehingga mempengaruhi tingkah laku, cara berpikir dan bertindak orang itu
05/10/23sp/sains karakter 4
NILAI NILAI1. RELIGIUS 10. Semangat
kebangsaan2. Jujur 11. Cinta tanah air3. Toleransi 12. Menghargai prestasi4. Disiplin 13.
Bersahabat/komunikas5. Kerja keras 14. Cinta damai6. Kreatif 15. Gemar membaca7. Mandiri 16. Peduli sosial8. Demokratis 17. Peduli Lingkungan9. Rasa ingin tahu 18. Tanggung jawab
05/10/23sp/sains karakter 5
NILAI BERKAITAN DENGAN
NILAI & SIKAP
TUHAN religious, toleransi, dan tanggungjawab
SESAMA jujur, toleransi, demokratis, bersahabat, cinta damai, peduli sosial, tanggungjawab;
TANAH AIR/BANGSA demokrasi, semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai, peduli sosial;
LINGKUNGAN peduli lingkungan, tanggungjawab.
PRIBADI/DIRI SENDIRI jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, ingin tahu, menghargai prestasi, tanggungjawab;
05/10/23sp/sains karakter 6
Pengertian:◦ Pengetahuan tentang
nilai moral;◦ Moral reasoning (alasan
moral); apa kegunaannya bagi hidup kita dan orang lain;
◦ Strategi pengambilan keputusan: apa yang akan diputuskan;
◦ Moral imagination, gambaran akan situasinya bila memutuskan sesuatu;
◦ Judicious judgment, bagaimana memutuskannya.
Afeksi◦ Identifikasi dengan nilai
moral◦ Ketertarikan pada nilai baik◦ Komitmen pada kehidupan
moral◦ Suara hati◦ Empati
Aksi/tindakan◦ Keinginan (will), ingin
melakukan nilai baik yang disadari.
◦ Competence, ketrampilan mendengarkan, komunikasikan gagasan, menemukan dasar dll.
◦ Habit (kebiasaan), nilai itu sudah biasa dilakukan.
05/10/23sp/sains karakter 8
05/10/23sp/sains karakter 11
PENGETISI
H. Newton > Keteraturan alam Tatasurya > memuji Tuhan Ketidakpastian Relativitas > penghargaan pada orang lain Kekekalan energi > sosialitas, sadar lingkungan Pembiakan > kagum pada Tuhan, penghargaan makluk Reaksi kimia > taat hukum
05/10/23sp/sains karakter 12
ASPEK PROSES
Ambil keputusan berdasar data Berpikir rational, obyektif, kritis Dalam pemecahan persoalan lebih rational, tidak emosi Kerjasama dengan orang lain yang berbeda
05/10/23sp/sains karakter 13
SIKAP
JUJURTELITI
DISIPLINDAYA TAHANKERJA KERAS
ADILSOSIAL
TOLERANSIMANDIRI
INGIN TAHUTANGGUNG
JAWAB
Lewat Pengetahuan, proses, sikapModel Ryan & Lickona: Sains membantu menggali pengertian karakter secara rational, kritis, dan dipertanggungjawabkan.
Maka tidak dibingungkan dengan pengaruh global!
Juga membantu dalam afeksi dan aksi!
05/10/23sp/sains karakter 14
Pendidikan sains memperjelas rumusan moral sehingga mudah dilakukan karena terukur.
Moral membantu sains menjadi lebih bernilai, sehingga kemajuan sains tidak lepas kendali dan nilai moral.
05/10/23sp/sains karakter 15
Kuasai ilmunya Melihat nilai karakter dibalik ilmu
Kompetens dalam menyampaikan
Mampu bantu siswa menggali nilai, ajak refleksi
Teladan hidup baik!05/10/23sp/sains karakter 16
Driyarkara: religi berasal dari kata religare yang artinya mengikat. Religio = ikatan;
Manusia mengikatkan diri pada Tuhan; Ikatan ini tidak dirasakan sebagai kekangan
yang menyiksa, tetapi justru dialami sebagai sumber kebahagiaan.
Dengan religi, manusia menyerahkan dirinya kepada Tuhan;
Dengan religi manusia sadar akan ketergantungannya pada Tuhan.
05/10/23sp/sains karakter 18
Akibatnya: Agama syarat dengan nilai kehidupan Agama mengandung nilai moral berkaitan dengan sikap orang kepada Tuhan, sesama, diri sendiri, alam.
Ke 18 nilai karakter bangsa, ada dalam ajaran tiap agama di Indonesia
05/10/23sp/sains karakter 19
1. Fungsi edukatif: mengajar dan mendidik manusia menjadi lebih baik;
2. Fungsi penyelamatan: mengenalkan manusia akan yang ilahi dan mendamaikan manusia dengan Sang Pencipta kembali;
3. Fungsi pengawasan social: menyeleksi kaidah dan memberikan larangan agar manusia hidup baik;
4. Fungsi memupuk persaudaraan: membantu manusia supaya hidup rukun;
5. Fungsi transformatif: mengubah cara pikir dan hidup orang menjadi lebih baik.
05/10/23sp/sains karakter 20
Berdasarkan Ryan & Lickona: Agama memilihkan nilai karakter yang mau diambil
Membantu pengembangan afeksi dan suara hati dalam nilai
Membantu aksi dan membiasaan nilai dalam hidup.
Pelajaran agama hendaknya berperan baik!
05/10/23sp/sains karakter 21
Guru agama:◦ yang tidak memberi teladan hidup baik◦Tidak memahami perkembangan sains◦Tidak dapat menjelaskan konflik sains dan
iman Pelajaran agama
◦Terlalu pengetahuan, kurang afeksi dan tindakan
◦Selalu lulus, maka tidak semangat◦Tidak menjelaskan nilai yang terpenting
dalam hidup05/10/23sp/sains karakter 22
Integrasi pribadi yang berilmu (sains) dan yang beriman (agama).
Hidup karakter yang baik, menjadi teladan siswa.
05/10/23sp/sains karakter 23
Sadar bahwa sains dan religi dapat saling membantu pengembangan manusia utuh.
Kecenderungan jelek:◦Makin berilmu, menjauhi Tuhan◦Makin beragama, menjauhi pengetahuan.
◦Perlu integrasi.◦Maka perlu pengertian luas tentang ilmu dan religi.
05/10/23sp/sains karakter 24
Pendidikan Karakter dilakukan secara integratif dan holistik, semua dilibatkan.
Guru sains ikut terlibat didalamnya, tidak boleh lepas tangan.
Sains dan pendidikan sains dapat membantu pengembangan pendidikan karakter.
Yang sangat perlu: hidup integratif dengan nilai karakter yang baik dari guru yang berilmu dan beriman!
05/10/23sp/sains karakter 25
Capra, Fritjof. 1991. The Tao of Physics. Boston: Shambhala. Delors, Jacques. 1998. Learning: The Treasure Within. UNESCO Publishing. Doni Koesoema, A. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo. Hendropuspito, D. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius & Gunung Mula. Lederman, Norman. 2007. Nature of Science: Past, Present, and Future. Dalam Handbook of Research On
Science Education, hal 831-879. Eds. Sandra K. Abell and Norman G.Lederman. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Martin, Michael. 1991. Science Education and Moral Education. Dalam History, Philosophy, and Science Teaching, hal. 102-113; ed. Michael Matthews. Toronto & NY: OISE Press, Teacher College Press.
Puskur (Pusat Kurikulum). Bidang Penelitian dan Pengembangan. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pedoman Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Ryan, Kevin & Lickona, Thomas. 1992. Character Development in Schools and Beyond. Washington, D.C.: The Council for Research in Values and Philosophy.
Siegel, Harvey. 1991. The Rationality of Science, Critical Thinking, and Science Education. Dalam History, Philosophy, and Science Teaching, hal. 45-62; ed. Michael Matthews. Toronto & NY: OISE Press, Teacher College Press.
Suparno, Paul. 2005. Gagasan, sikap, dan praktek guru IPA dan Matematika Yayasan Santa Ursula terhadap pendidikan nilai.Widya Dharma, Vol 16, No 1, Oktober 2005. Hal 1-14.
Suparno, Paul. 2009. Teori Fisika Kuantum dan Pendidikan Nilai di SMA. Widya Dharma, Vol 19, no 2, April 2009, hal 279-292.
Suparno, Paul. 2011. Penggunaan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan pengertian, kerjasama, dan minat mahasiswa dalam mempelajari Termofisika. Widya Dharma, Oktober 2011.
Suparno, Paul. 2012. Sumbangan Pendidikan Fisika terhadap Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: LPPM, USD.
Woolnough, Brian. 1991. Faith in Science? Dalam History, Philosophy, and Science Teaching, ed. Michael Matthews, hal. 218-224. Toronto & NY: OISE Press, Teacher College Press.
05/10/23sp/sains karakter 27