PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH...
Transcript of PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH...
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN MEDIA KAMUS
PADA SISWA KELAS IV MI PERGURUAN ISLAM NUR KASYAF (PINK) 03
TAMBUN SELATAN BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd. I)
Disusun oleh
FAJAR INDRIAWATI
NIM 1812018300102
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
vi
ABSTRAK
Fajar Indriawati, NIM 1812018300102, Peningkatan Penguasaan Kosakata
Dengan Media Kamus Pada Siswa Kelas IV MI Perguruan Islam Nur
Kasyaf (PINK) 03 Tambun Selatan, Bekasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata dengan
menggunakan teknik membaca memindai dan strategi bermain scrabble dalam
aktivitas membuka kamus. Jumlah siswa yang dijadikan subyek penelitian 35
siswa madrasah ibtidaiyah.
Penelitian ini berlatar belakang dengan rendahnya minat siswa dalam
membaca sehingga mempengaruhi kosakata dan hasil belajar siswa , selain itu
siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam
mengutarakan pendapat atau melaporkan hasil karyanya di depan kelas. Selain itu
guru pun menyampaikan materi pembelajaran tidak variatif hanya sebatas diskusi
dan ceramah sehingga pembelajaran terkesan membosankan bagi siswa.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing- masing
siklus terdiri dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing) dan refleksi (Reflecting). Setiap siklus dilaksanakan dua
kali pertemuan. Adapun teknik pengumpulan data melalui wawancara,
pengamatan dan test.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terlihat pada
persentase ketuntasan pada hasil tes siswa. Pada tes awal, nilai rata-rata siswa
hanya sebesar 20% dari jumlah siswa yang mencapai KKM, kemudian pada siklus
pertama nilai rata-rata siswa sebesar 57% dari jumlah siswa yang mencapai nilai
KKM. Terlihat adanya peningkatan sebesar 37%. Pada siklus kedua nilai rata-rata
siswa sebesar 85%, peningkatan terlihat sebesar 28%. Selain meningkatkan
penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca, penggunaan media kamus
dapat meningkatkan kegiatan aktivitas siswa pada kerja kelompok, terlihat pada
siklus pertama persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 71,25% dan pada
siklus kedua persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 86,66% dengan
demikian aktivitas siswa dalam kelompok mengalami peningkatan sebesar
15,41%.
Kata Kunci: Kosakata, Media Kamus
vii
ABSTRACT
Fajar Indriawati, NIM 1812018300102, Mastery of Vocabulary Using Media
Dictionary In Class IV of MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK)
03 South Tambun, Bekasi.
This study aimed to get an overview of the use of media in increasing
vocabulary dictionary with reading scanning techniques and strategies to play
scrabble in the activity open dictionary. The research involve student of class IV
of MI PINK 03, with 35 students as subject.
This research background with the low interest of students in reading
and affect to student learning outcomes and mastery of vocabulary, than did
students also have the low confidence for expressing their opinions or reporting
their task in front of the class. In addition, teachers also not expressed varied
learning materials, only discussions and lectures that seem boring for students
learning.
The research used a classroom action research method. It was done in
two cycles and each cycle consiste of four phases such us : planning,
implemetation, observation and reflection. Each cycle consisted of two meeting.
The data of the research were gathered thourgh interview, observation and test
Based on the results of this study concluded that looks at the percentage
of students' mastery on the test results. In preliminary tests, the average value of
students is only 20% of the number of students who reach target contains with
(The minimum of criteria compliment) KKM, then on the first cycle students'
average score was 57% of the number of students who reach the KKM. Saw an
increase of 37%. In the second cycle students' average score of 85%, an increase
of 28% visible. In addition to improving vocabulary skills in reading, scrabble
media use could increase the activity of students in group work, seen in the first
cycle of the percentage of the observation of the student activities amounted to
71.25% and in the second cycle the percentage of the observation of the student
activities thus amounted to 86.66% activity of students in the group increased by
15.41%.
Keywords: Vocabulary, Media Dictionary
viii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Tiada kata yang pantas selain mengucapkan beribu-ribu puji syukur
panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga seluruh
proses penelitian sampai penulisan skripsi perkuliahan S1 ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu.
Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan banyak pihak, di antaranya
keluarga, stake holder MI.PINK.03, rekan-rekan kuliah, serta bantuan dan kerja
sama dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini. Skripsi
ini berjudul “Peningkatan Penguasaan Kosakata Dengan Media Scrabble dalam
Keterampilan Membaca Pada Siswa Kelas IV MI Perguruan Islam Nur Kasyaf
(PINK) 03 Tambun Selatan, Bekasi”. Penulis menyadari bahwa penyusunan
skripsi ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi,M.Ag.,Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dindin Ridwanudin,M.Pd., Dosen Pengelola dan Pembimbing mahasiswa
Program Dual Mode System yang telah banyak memberikan arahan,
bimbingan dan motivasi selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi
ini.
4. Dra. Mahmudah Fitriyah,M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan bimbingan dan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan membina kami selama
belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
6. Teruntuk orang tuaku tercinta Bapak-Ibu Ku, Sumanto dan Heri Sri
Sulistyowati, yang selalu mendoakanku, menyemangatiku, menguatkanku
dalam menyelesaikan karya ini.
7. Teruntuk Adik-adikku tersayang Alma Oktafiani dan Ahmad Alhafiz
yang selalu memberikan motivasi, perhatiannya dan terima kasih atas
Scrabble terbaiknya.
8. Bapak Kepala Sekolah Yayasan PINK 03 H. Muadji Haromain,S.Pd.I
9. Rekan kerja sekaligus keluarga keduaku:Guru dan Staff MI PINK 03
Terima kasih atas dukungan, doa dan motivasinya.
10. Seluruh murid-murid MI PINK 03 yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian dengan selalu memberikan senyuman dan
semangat setiap harinya: “Terima kasih nak!”
11. Teman-temanku seperjuangan sekaligus Keluarga ketigaku di kelas B
PGMI angkatan 2012 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas kenangan
indahnya selama 3 tahun lebih ini. Senang bisa mengenal kalian semua
dan tetap semangat “Hwaiting!”
12. “Team Skripsweet” (Bu Nina, Bu Desi, Bu Eka, Bu Kiki, Bu Shoha dan
Bu Novi) Terima kasih selalu memberikan ide, saran, masukan, dukungan
dan motivasi.
13. Dan terima kasih untuk para asatidz dan ustadzaat serta teman-teman
alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri “VIX D’PATTERN”
Terima kasih atas doa dan dukungannya
14. Serta sahabat-sahabatku semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terima kasih banyak atas bantuan, dukungan, dan motivasinya.
Jakarta,19 Februari 2016
Penulis
Fajar Indriawati
NIM 1812018300102
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iv
UJI REFERENSI ........................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 5
C. Fokus dan Pembatasan Masalah ...................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN INTERVENSI
TINDAKAN
A. Kajian Teoretik
1. Penguasaan Kosakata ............................................................................... 7
a. Pengertian Kosakata ............................................................................ 7
b. Pemerolehan Kosakata ......................................................................... 8
c. Faktor dalam pemerolehan Kosakata ................................................... 9
2. Media Kamus .......................................................................................... 10
a. Pengertian Media ................................................................................ 11
b. Kegunaan media ................................................................................. 11
c. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia .................................. 12
d. Pemilihan Media ................................................................................ 13
xi
e. Pengertian Kamus ............................................................................... 14
f. Fungsi Kamus ..................................................................................... 16
g. Jenis- jenis Kamus .............................................................................. 17
B. Penelitian Relevan .......................................................................................... 18
C. Kerangka Berfikir ........................................................................................... 20
D. Hipotesis Tindakan ......................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................................... 22
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................................... 22
C. Subyek Penelitian ........................................................................................... 25
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam penelitian .................................................... 25
E. Tahap Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 27
F. Data dan Sumber Data .................................................................................... 28
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 28
H. Instrumen-instrumen Penelitian ...................................................................... 29
I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ........................................................ 29
J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi hasil Analisis...................................... 30
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan .......................................................... 32
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Penelitian Pendahuluan ........................................................................... 33
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I.............................................................. 35
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II ............................................................ 50
B. Analisis Data
1. Data hasil Tes dari Setiap Akhir siklus ................................................... 58
2. Hasil Wawancara .................................................................................... 60
C. Pembahasan Temuan ..................................................................................... 61
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................... 63
B. Saran ............................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Skema Kerangka Berfikir ....................................................................... 27
Gambar 3.1 : Desain Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart ............ 24
Gambar 4.1 : Foto Aktivitas Guru ................................................................................ 38
Gambar 4.2 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 39
Gambar 4.3 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 40
Gambar 4.4 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mempresentasikan Hasil Kerja ................. 42
Gambar 4.5 : Media Kamus dan Scrabble .................................................................... 43
Gambar 4.6 : Foto Aktivitas Siswa dalam Penggunaan Scrabble ................................ 43
Gambar 4.7 : Foto Aktivitas Siswa dalam Penggunaan Scrabble ................................ 43
Gambar 4.8 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 43
xiv
DAFTAR GRAFIK
Gambar 4.1 : Grafik Hasil Tes Siklus I ....................................................................... 48
Gambar 4.2 : Grafik Hasil Tes Siklus II ...................................................................... 57
Gambar 4.3 : Grafik Tingkat Penguasaan Kosakata dalam Permainan Scrabble ........ 59
Gambar 4.4 : Grafik Persentase Ketuntasan Belajar siswa .......................................... 59
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Rancangan Pelaksanaan Tindakan penelitian ........................................... 29
Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian Rubrik .......................................................................... 37
Tabel 3.3 : Rumus Persentase Skor ............................................................................ 37
Tabel 4.1 : Hasil Tes Awal Siswa ............................................................................... 34
Tabel 4.2 : Hsil Observasi Aktifitas Kegiatan Guru Siklus I ..................................... 45
Tabel 4.3 : Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Kelompok Siswa Siklus I ................ 46
Tabel 4.4 : Hasil Tes Siklus I ...................................................................................... 47
Tabel 4.5 : Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I ........................................................ 48
Tabel 4.6 : Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Guru Siklus II .................................. 54
Tabel 4.7 : Hasil Observasi Aktifitas Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II ............... 55
Tabel 4.8 : Hasil Tes Siklus II .................................................................................... 56
Tabel 4.9 : Rekapitulasi Tingkat Penguasaan Kosakata Dari Setiap Siklus ............... 58
Tabel 4.10 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru ........................................... 60
Tabel 4.11 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Kelompok ............ 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa.
Proses membelajarkan siswa dari siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dari siswa
tidak bisa menjadi bisa. Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan
yang melibatkan empat komponen utama. yaitu murid, “guru”, lingkungan belajar
(media) dan materi pelajaran. Keempat komponen ini mempengaruhi murid
dalam mencapai tujuan belajarnya.
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa
untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan baik
secara lisan maupun tulisan, maka bahasa Indonesia menjadi salah satu mata
pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar. Sesuai dengan kenyataan yang
terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan oleh
sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang
membosankan, siswa merasa bahasa Indonesia adalah bahasa yang selalu
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dianggap terlalu mudah. Namun
hakikatnya sebagian banyak siswa masih belum memahami betul akan kaidah-
kaidah dalam pembelajaran bahasa indonesia dari segi penulisan, cara berbicara
dan lain-lain.
Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan yang
meliputi: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan
berbahasa tersebut tidak bisa berdiri sendiri dan saling berkaitan satu sama lain,
oleh karena itu empat keterampilan berbahasa tidak bisa dipisahkan.
Dari semua keterampilan yang ada hal yang paling mendasar dan berkaitan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pengetahuan kosakata. Kosakata
merupakan unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar untuk dapat
memperoleh kemahiran dalam berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Namun
demikian kosakata merupakan bagian yang pokok dalam mempelajari bahasa,
karena hakikat bahasa adalah sekumpulan kosakata. Menurut Tarigan kualitas
2
keterampilan seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang
dimilikinya1. Jadi seorang yang pandai dalam berkomunikasi dilihat dari
kemahirannya dalam perbendaharaan kosakatanya.
Dalam pengamatan penulis di sekolah MI PINK 03 kelas IV pembelajaran
bahasa Indonesia siswa mengalami kurangnya minat baca siswa, pada umumnya
membaca kurang disenangi siswa, lebih-lebih, jika topiknya tidak menarik minat
siswa. Hal ini terlihat pada saat siswa mengerjakan ulangan. Mereka cenderung
mengerjakan soal-soal yang lain terlebih dahulu ketimbang soal-soal mengenai
pemahaman isi wacana sebab ada banyak siswa yang tidak memiliki penguasaan
kosakata yang cukup untuk memahami isi wacana tersebut dan ada sebagian siswa
malas untuk membaca wacananya sehingga siswa mendapatkan nilai yang kurang
memuaskan. Hasil nilai rata-rata kelas pada pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas IV D sebelum melakukan penelitian sebesar 5,25. Selain itu dalam proses
pembelajaran terlihat juga siswa sulit dalam menuangkan idenya dalam menulis
karangan jadi pada saat penulisan siswa seringkali menggunakan kata non baku,
ataupun menuliskan kata gabung secara berulang kali dan sebagian siswa masih
bingung perbedaan antara sinonim, antonim, dan akronim.
Dalam buku “The Book of Learning and Forgetting” yang dikembangkan
oleh Frank Smith dimaparkan :
“Where he posist that children’s vocabulary expands at a terific rate during their
school years, quite aside from(or despite) the vocabulary and spelling lists their
teachers impose on them. His research shows that children are likely to add up to
twenty five new words per day (few or none from their teachers’ vocabulary lists)
during their late elementary school years, as a result of their natural interaction
with society and culture; higher levels of word growth occur for children who
engage in independent reading.”2
Pada penelitiannya diduga kecepatan kosakata anak akan didapatkan pada
saat duduk dalam bangku sekolah meskipun pembelajarannya dalam kosakata dan
pengucapannya harus dipaksakan oleh gurunya. Namun dalam penelitiannya
terlihat bahwa anak akan mendapatkan 25 kata per-harinya, baik yang didapatkan
saat pembelajaran, dari interaksi sosialnya atau membaca buku sendiri. Bisa
disimpulkan seorang anak akan mendapatkan kosakata baru dari hasil ia
1 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Angkasa: Bandung , 2015), h.2
2 Fried Robert, The game of school, ( Jossey Bass: USA, 2005),h.65
3
bersosialisasi dengan temannya di sekolah dan mendapatkannya dari apa yang ia
pelajari atau ia baca di buku. Dengan cara membaca dan berkomunikasi dengan
temannya, siswa akan mendapatkan kata-kata yang baru sebagai perbendaharaan
kosakata yang dimiliki. Pada kenyataannya siswa kelas IV MI PINK 03 sangat
kurang dalam minat membaca, sehingga berpengaruh pada perbendaharaan
kosakata dan pada hasil belajar siswa.
Selain pengamatan dari aspek kognitif siswa, penulis pun mengamati dari
aspek afektif siswa karena penulis berharap selain siswa dapat memahami materi
yang diajarkan oleh guru, siswa dapat menerapkan apa yang telah mereka
dapatkan dari pembelajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sebagian siswa
masih belum memiliki rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat mereka
dan membacakan hasil karya mereka di hadapan teman-teman sekelasnya.
Selain permasalahan dari siswa, adapun kemampuan mengajar guru pun
kurang dalam memenuhi tuntutan siswa, sistem mengajar guru sering kali kurang
inovasi dalam menggunakan strategi dan metode yang digunakan untuk
membantu dan mempermudah siswa dalam pembelajaran, sehingga guru
cenderung monoton dalam mengajar. Guru hanya mengajar dengan metode
ceramah dan diskusi, sehingga siswa merasa bosan.
Melihat kesulitan yang dialami oleh siswa kelas IV MI PINK 03 serta
permasalahan yang lain, oleh karena itu, penulis mencoba untuk memilih
penelitian bahasa Indonesia khususnya dalam penguasaan kosakata. Serta penulis
pun menggunakan metode permainan dengan tujuan untuk memberikan stimulus
siswa dari segi aspek afektifnya untuk mempunyai rasa percaya diri serta bisa
bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman sekelasnya.
Seperti kita ketahui bahwa anak usia SD adalah masa di mana anak-anak
masih menyukai permainan dan di situlah tugas seorang guru untuk mencari
strategi yang tepat dalam menarik perhatian dan rasa antusias siswa untuk belajar.
Oleh karena itu metode permainan adalah salah satu solusi yang digunakan
penulis untuk melakukan penelitian, penulis mengutip pernyataan dari Chris
dalam buku Fried Robert yang memaparkan:
4
“Basically, the game of school is con game that you play against the
education system-everything a students does to do well in school while doing as
little work as possible.3
Secara umum metode permainan adalah salah satu gabungan permainan
yang menghubungkan imajinasi siswa dengan sistem pembelajaran di kelas.
melakukan kegiatan seperti mengerjakan tugas atau mendengar penjelasan materi
dari guru. Dengan metode permainan, pembelajaran dapat di aplikasikan secara
singkat dan detail di kelas. Sehingga siswa semakin tinggi keinginannya dalam
mempelajari materi tersebut.
Peranan media pun tidak kalah pentingnya dengan metode pembelajaran di
mana hubungan antara pemahaman guru dan siswa akan berjalan lancar dengan
hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu atau yang sering disebut
media.
Oleh karena itu, penulis memilih salah satu media dalam menunjang
penelitian ini dengan menggunakan media kamus dan akan dikolaborasikan
dengan metode permainan scrabble. Penulis memilih media kamus dalam
penelitian ini karena penulis merasa media kamus adalah salah satu media yang
yang dapat menunjang siswa dalam mendapatkan kosakata baru.
Harapan peneliti, dengan memanfaatkan media kamus siswa diharapkan
dapat menumbuhkan minatnya dalam membaca, terutama dalam menemukan
informasi baru dan makna baru dalam sebuah buku.
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya siswa dalam penguasaan kosakata
2. Siswa belum bisa menemukan informasi dalam wacana yang mereka
baca.
3. Siswa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan hasil
karyanya di depan kelas.
4. Rendahnya minat siswa dalam membaca
5. Kurangnya penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia
3 Ibid ,h.23-24
5
6. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan strategi dan metode
yang sesuai dengan materi
C. Fokus dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan, dari
beberapa identifikasi yang telah dipaparkan penulis mengangkat salah satu
permasalahan untuk penelitian tindakan kelas dan menjadi sebuah judul
“PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN MEDIA
KAMUS PADA SISWA KELAS IV MI PINK 03 TAMBUN, BEKASI.”
D. Rumusan Masalah
Bagaimana pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan
kosakata pada siswa Kelas IV MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan
Kabupaten Bekasi?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan
penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca pada siswa Kelas IV
MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
F. Manfaat penelitian
1. Bagi Siswa
Pembelajaran dengan media kamus dapat digunakan sebagai sumber
pembelajaran/rujukan dalam menguasai kosakata baru sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang selanjutnya dapat
meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa terutama dalam
penguasaan kosakata.
6
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat membantu memudahkan proses pengajaran dan
pembelajaran di dalam kelas dan juga dapat mengurangi beban guru.
Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan media kamus
dapat menjadi sumber rujukan bagi peneliti/guru untuk membuat
inovasi agar proses pembelajaran lebih dipahami dan diikuti oleh
siswa.
3. Bagi Madrasah
Untuk Sekolah, penelitian ini paling tidak dapat dijadikan masukan
untuk mengoptimalkan penggunaan kamus sebagai salah satu media
dan dikolaborasikan dengan metode pembelajaran tertentu yang
inovatif dan menyenangkan dan pada gilirannya akan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah pada khususnya dan
mutu pendidikan pada umumnya.
7
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teoretik
1. Penguasaan Kosakata
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, hal yang paling mendasar dan
penting dalam pembelajaran bahasa yaitu kata dan kosakata, seseorang akan
lebih menguasai jenis ilmu bahasa dengan cara memahami kosakata yang
cukup.
a. Pengertian Kosakata
Kosakata merupakan fondasi yang diperlukan untuk
keterampilan literasi yang kuat, dari beberapa riset yang ada salah
satunya yang dilakukan oleh Heather Lee M. Baron dari Universitas
Union city telah menujukan bahwa kosakata sangatlah penting untuk
keberhasilan membaca dengan begitu seperti kutipan dari Tarigan
semakin banyak kata yang dimiliki seorang murid semakin banyak pula
kata-kata yang akan dipahami pada saat membaca, hal ini dapat
membantu siswa dalam kefasihan membaca dan mengasah wawasan
yang didapatkan1.
Adapun riset yang dilakukan oleh Heather adalah membuat riset
inovatif dengan menggunakan aktivitas metode kerja kelompok ataupun
metode permainan, dan hal yang terpenting dari pembelajaran kosakata
adalah pembelajaran yang relevan dengan pembelajaran siswa saat itu
dan penggunaan kosakata yang dilakukan secara berulang kali.
Pembelajaran kosakata bisa didapatkan dari berbagai konteks sehingga
siswa dapat membuat kata sendiri dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
Kosakata yang sering didapatkan siswa kelas tingkat dasar
adalah kosakata dasar (basic vocabulary) adalah kata- kata yang tidak
mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari
bahasa lain. Menurut Tarigan kosakata dasar terdiri dari atas nama-
1 Randi Stone, Cara-cara terbaik untuk mengajar “Reading”, (Jakarta : Indeks,2013),
h.128
8
nama bagian tubuh, kata kerja pokok, kata keadaan pokok, benda-
benda universal.2
Untuk memiliki kosakata yang efektif tentunya harus membuat
suatu upaya tertentu dalam memperoleh kata-kata yang baru. Jadi
kosakata dasar pada dasarnya didapatkan secara tidak sadar, didapatkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kosakata dasar bisa terdiri dari kata
benda, kata kerja, kata keterangan, kata bilangan dan sebagainya.
Adapun cara yang digunakan oleh anak-anak ketika mempelajari
kata-kata tersebut3:
a) mereka mendengar kata-kata tersebut dari orang-orang sekitar,
bisa dari orang tua, teman, dsb.
b) mereka mengalaminya sendiri dengan menggunakan panca
inderanya, bisa itu apa yang dilihat, didengar atau yang
dirasakan.
c) Menumbuhkan minat dalam membaca karena dengan membaca
seseorang dapat menemukan kosakata baru dengan membaca
seseorang dapat memperoleh kata-kata baru melalui bacaan4.
Apabila anak-anak tumbuh, berkembang dan menjadi dewasa
dalam lingkungan hidup yang berkecukupan, yang memberikan lebih
banyak kesempatan untuk memasuki taman kanak-kanak, menemani
orang tua mereka berbelanja ke toko atau ke pasar, dan mendapatkan
kesempatan yang lebih banyak menghadiri pertunjukan, pameran,
kebun binatang, taman, teater anak-anak, maka kosakata mereka akan
mencerminkan aneka pengalaman yang lebih luas cakrawalanya.
b. Pemerolehan Kosakata
Dalam bidang psikolinguistik, aktivitas pemerolehan kosakata
diartikan sebagai akuisasi bahasa atau pemerolehan bahasa. Dalam hal ini
ada beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai pemerolehan bahasa
khususnya pada pemerolehan kosakata. Pemerolehan bahasa atau akuisisi
2 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2015), h.3
3 Ibid, h.4
4 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008) h.126
9
bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika
dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.
Dalam pemerolehan bahasa seorang anak akan mendapatkan dua
kemampuan yang pertama kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara
spontan, dan kedua kemampuan untuk mendapatkan tuturan yang ia dapat
dari orang lain. Menurut Dardjiwidjojo dalam jurnal Nur Abidah Idrus
mengatakan bahwa kegiatan pemerolehan bahasa ditandai oleh hal-hal
sebagai berikut5:
1. Berlangsungnya dalam situasi informal, tanpa beban, dan di luar sekolah.
2.Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal dari lembagalembaga
pendidikan seperti sekolah atau kursus.
3. Dilakukan tanpa sadar.
4. Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang
bermakna.
Bisa disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa khususnya
pemerolehan kosakata didapatkan dari beberapa macam aspek secara formal
maupun informal serta bisa didapatkan secara langsung maupun tidak
langsung.
c. Faktor dalam Pemerolehan Kosakata
Pada dasarnya pemerolehan kosakata tidaklah didapatkan secara tiba-
tiba ataupun dengan sendirinya namun adanya tahapan-tahapan tertentu
dalam perkembangan fisik, mental, intelektual mereka seiring dengan
berjalannya waktu. Menurut Cahyono dalam jurnal publikasi milik Nur
Abidah Idrus memaparkan adapun unsur-unsur yang mempengaruhi
seseorang dalam memperoleh kosakata yaitu dengan sebagai berikut6 :
1). Faktor Biologis
Menurut Chomsky dalam Cahyono memaparkan “Setiap anak yang
lahir telah dilengkapi dengan kemampuan, kodrati atau alami yang
memungkinkannnya menguasai bahasa Potensi alami itu bekerja secara
otomatis” menyebut potensi yang terkandung dalam perangkat biologis anak
5 Nur Abidah Idrus, Peranan Pemerolehan Bahasa Terhadap Karakter Anak Bangsa,
Jurnal Edukasi, Vol.3, No.1, 2013, h. 50 6ibid, h. 51
10
dengan istilah piranti pemerolehan bahasa (language acquisition devices),
dengan piranti itu, anak dapat mencerap system suatu bahasa yang terdiri
dari subsistem fonologis, tata bahasa, kosakata, dan gramatik, serta
menggunakan dalam berbahasa.
2). Faktor Lingkungan Sosial
Untuk memperoleh kemampuan berbahasa, seorang anak memerlukan
interaksi terhadap lingkungan sekitarnya mulai dari keluarga, teman serta
orang lain. Sehingga akan berkaitan dengan perangkat biologis yang telah
dimiliki anak sejak lahir sehingga menjadi suatu kesatuan yang saling
melengkapi.
3). Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar,
mendefinisikannya sebagai kemampuan seseorang dalam memecahkan
masalah intelegensi ini bersifat bersifat abstrak dan tak dapat diamati secara
langsung.
4). Faktor Motivasi
Motivasi sendiri adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tugasnya.
Kekuatan motivasi dapat menjelaskan” mengapa seorang anak yang normal
sukses mempelajari bahasa ibunya”. Sumber motivasi itu ada dua, yaitu dari
dalam dan luar. Dalam belajar bahasa, seorang anak tidak terdorong demi
bahasa sendiri.. Dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yang bersifat
lapar, haus serta perlu perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu motivasi
bagi anak dalam memperoleh bahasa sangatlah penting, sehingga adanya
dorongan untuk anak dalam memperoleh bahasa lebih banyak.
2. Media Kamus
Dalam penelitian ini terkait dengan penguasaan kosakata penulis
menggunakan salah satu media cetak yang berkaitan dengan kosakata yaitu
media kamus.
Untuk memahami pentingnya media bagi pembelajaran seorang
tenaga pendidik harus bisa mengklasifikasi jenis-jenis media yang ada,
11
mengetahui fungsi dan tujuan serta kekurangan dan kelebihan dari setiap
media, sehingga tenaga pendidik atau guru dapat memilih jenis media yang
sesuai dengan keadaan peserta didik dan materi yang akan diajarkan.
a. Pengertian Media
“Kata media secara bahasa berasal dari bahasa Latin yang secara
harfiah berarti „tengah‟,‟pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara (wasaa-il) atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan”.7
Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk
menyampikan suatu pesan atau informasi dari sumber kepada
penerimanya. Media juga sebagai komponen dalam strategi
pembelajaran yang berupa manusia, alat maupun bahan yang mengaju
kepada kegiatan pembelajaran.8
Sedangkan menurut Suparno media merupakan alat pelajaran yang
dipakai untuk menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar.9
Dapat disimpulkan bahwa media adalah ibarat jembatan
pemahaman antara guru dan siswa. Dengan penggunaan media siswa
lebih memahami secara detail apa pesan atau informasi yang
disampaikan oleh guru.
b. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Adapun fungsi media dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara
keseluruhan yang meliputi empat aspek keterampilan bahasa yaitu10
:
1) Memotivasi siswa
Motivasi adalah salah satu penunjang dalam kebrhasilan seorang guru
dalam mendidik seorang siswa. oleh karena itu motivasi sangatlah
berperan penting dalam memberikan stimulus dalam pembelajaran.
2) Memberikan petunjuk tentang makna detil
7 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2011), h.3
8 Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, (Jakarta :UIN Press 2015), h 134
9Jauharoti Alfin dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI,( Jakarta : LAPIS, 2009) h.7-7
10
Dindin Ridwanuddin, Op.cit h. 135
12
Seperti yang disampaikan pada pembahasan selanjutnya dengan
adanya media siswa mendapatkan informasi serta petunjuk secara
detil.
3) Memberikan informasi tambahan yang berkenaan dengan isi teks,
berita dsb.
Hakikatnya media memiliki sebuah informasi yang mengantarkan
pemahaman kepada siswa didik. Sehingga siswa dapat menemukan
informasi terbaru dalam pembelajaran sehingga siswa dapat
mengembangkan informasinya menjadi informasi terbaru.
4) Mengembangkan konteks dalam wicaranya maupun konteks dalam
tulisan.
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Adapun jenis media pembelajaran bahasa Indonesia dibedakan atas
beberapa macam yaitu sebagai berikut:
1) Media visual ( media pandang)
Media yang visualisasi pesan,informasi atau konsep yang akan
disampaikan kepada siswa berupa papan scrabble, flash card huruf
atau gambar, poster gambar berseri, boneka tangan, wayang. Yang
hampir menyamai kenyataan suatu objek atau situasi dan dapat
menyampaikan pesan secara efektif.
2) Media audio ( media dengar)
Media yang dapat memberikan pesan, informasi maupun konsep yang
berupa suara. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia lebih sering
digunakan untuk meningkatkan keteranpilan menyimak dan
mendengarkan.
3) Media audio visual (media pandang dengar)
Media yang dapat memberikan pesan, informaasi maupun konsep
yang berupa suara dan dilengkapi dengan gambar. Dalam penggunaan
media ini dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa.
13
4) Media cetak
Media cetak dapat menggunakan sumber informasi yang ada seperti
buku, kamus, modul, komik, fabel, dongeng dsb.
5) Objek fisik nyata
Media ini dapat menunjuk salah satu siswa ataupun guru itu sendiri,
sehingga terlihat benar-benar nyata.
6) Media komputer11
Media ini adalah media yang sudah menggunakan teknologi canggih.
Teknologi komputer sendiri diperkenalkan pada tahun 1950 hingga
1960. Media pembelajaran ini dikenal sebagai computer assisted
Instruction atau Computer assited Learning.
d. Pemilihan Media
Perlunya seorang tenaga pendidik dalam mempertimbangkan pemilihan
media karena melihat dari beberapa aspek yang mendukung dalam
penggunaan media tersebut, adapun beberapa hal yang dapat mendukung
keberhasilan dalam penggunaan media tersebut adalah situasi kelas,
materi, peserta didik dan guru itu sendiri. Dick dan Carey menyebutkan
bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya
setidaknya masih ada beberapa faktor dalam mempertimbangkan dalam
pemilihan media yaitu :12
1) Ketersediaan sumber setempat
Media yang hendak digunakan dapat dipastikan bisa didapatkan dimana
saja, jika memang media yang diinginkan sangat sulit ditemukan, bisa
dengan cara membuat media yang serupa dengan sumber yang ada.
2) Ketersediaan dana, tenaga dan fasilitasnya
Media pembelajaran pada saat ini bisa didapatkan dimana saja, namun
bukan berarti media yang didapatkan harus dengan membeli. Jika dana
yang ada tidak memungkinkan untuk membeli bisa dengan cara
11 Azhar Arsyad op.cit, h.157
12
Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2010) h.85
14
membuat sendiri. Hal ini menunjukan bahwa media bisa didapatkan
dengan menyesuaikan situasi atau kondisinya.
3) Media yang praktis dan tahan lama
Penggunaan media tidak hanya digunakan satu kali saja maka
diharapkan media yang kita punya atau kita buat dapat bertahan lama
sehingga dapat digunakan untuk materi yang terkait dengan media
tersebut dan juga media yang digunakan juga praktis dan tidak
menyusahkan dalam penggunaannya.
4) Efektivitas biayanya dalam waktu jangka panjang
Dalam pemilihan media perlu diperhatikan bagaimana prospek untuk
jangka waktu yang lama, jangan sampai penggunaan media tersebut
akan terganggu karena beberapa hal salah satunya adalah dana yang
perlu dikeluarkan cukup besar padahal ada media lain yang serupa
jenisnya yang lebih memungkinkan.
e. Pengertian Kamus
Dalam keterampilan membaca khususnya dalam menguasai
perbendaharaan kosakata, guru diharapkan dapat memilih bahan ajar
dalam penguasaan kosakata.
Banyak strategi yang digunakan dalam mengasah keterampilan
siswa dalam mengenal kosakata seperti : memanfaatkan konteks untuk
memakai kata, SAS untuk makna, bertanya kepada seseorang tentang
makna suatu kata dan juga memanfaatkan kamus13
. Adapun penulis
menggunakan salah satu strategi yang digunakan yaitu memanfaatkan
kamus.
Pada umumnya penggunaan kamus sangatlah rumit bagi siswa
yang belum mengetahui cara penggunaan kamus, akan tetapi jika siswa
sudah mengetahui cara penggunaannya siswa dapat menemukan
informasi makna dari kamus tersebut.
Kata yang terdapat dalam kamus memiliki definisi lebih dari
satu makna oleh karena itu untuk menyesuaikan makna sesuai dengan
13 Isah Cahyani, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI PRESS,
2007) h.102
15
konteks bacaan biasanya menggunakan makna yang umum atau sering
digunakan.
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dalam Tarigan
menjelaskan “Kamus adalah karya acuan yang memuat kata-kata suatu
bahasa, sistem atau bidang pengetahuan yang dimuat secara alfabetis
dan diberi batasan; leksikon14
”
Sedangkan dalam The American Collage Dictionary dalam
Tarigan menyatakan bahwa :”Kamus adalah buku yang berisi pilihan
kata-kata suatu bahasa, atau suatu kelas khusus, biasanya disusun
secara alfabetis, dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya
serta diekspresikan dalam bahasa yang sama atau dalam bahasa yang
lain15
”.
Sedangkan menurut Chaer dalam Dwi Mawanti dipaparkan 16
,
secara etimologi kamus berasal dari kata qamus yang merupakan serapan
dari bahasa Arab yang berarti „bergerak mencari‟ atau „menyelami„.
„Lautan‟ yang identik denganlaut yang sangat luas dan dalam
terkandungdalam kata kamus yaitu merupakan penggambaran dari wadah
ilmu pengetahuan yang tak terbatas jumlahnya.
Jadi pengertian kamus menurut beberapa ahli bisa didefinisikan
sebagai buku yang berisi himpunan banyak kata-kata dalam suatu
bahasa yang berisikan makna informasi atau cara pengucapan pada kata
tersebut yang disusun secara alfabetis dan dituangkan dalam bahasa
yang sama atau bahasa yang lain, bahasa lain di sini disebut juga
leksikon atau glosari.
14 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2015), h.3
15
Ibid
16
Dwi Mawanti, Pengembangan Kamus Visual Multi Bahasa (Arab-Inggris-Indonesia
jawa) Untuk Paud (Pendidikan Anak Usia Dini) Berbasis Kearifan Lokal) Jurnal
Penelitian 2014 h. 17
16
g. Fungsi Kamus
Menurut Chaer dalam jurnal milik Dwi Mawanti17
dijelaskan, fungsi
kamus dapat dibedakan dari segi tinjauan praktis dan toeretis. Dari
tinjauan praktis, fungsi kamus antara lain .
1) Mengetahui pelafalan suatu kata.
Dengan mencari informasi kata dengan kamus, seseorang akan menemukan
cara pelafalan kata tersebut terutama pada kamus bahasa asing. Sehingga
tidak menimbulkan perbedaan dalam arti.
2) Mengetahui makna suatu kata.
Terkadang dalam suatu kata memiliki makna lebih dari satu, dengan
adanya kamus seseorang dapat menemukan berbagai makna dalam satu
kata.
3) Memberi petunjuk Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Dengan menggunakan kamus seseorang dapat mengetahui bagaimana ejaan
kata yang benar pada setiap kata. Sehingga menghindari penulisan yang
salah.
Selain itu adapun pengaruh pada penggunaan kamus yaitu dapat
melatih perkembangan keterampilan seseorang18
. Terutama pada siswa
sekolah dasar yang baru memahami huruf abjad dan beberapa kata. Semakin
tinggi tingkatan belajar siswa otomatis semakin banyak juga siswa akan
menemukan kosakata baru dari segala arah bisa dari buku pelajaran mereka
ataupun informasi yang didengar ataupun dilihat, dengan menggunakan
kamus siswa diharapkan dapat menemukan kata baru, makna serta cara
pengucapannya.
Pada awalnya siswa akan merasa kesulitan dalam penggunaan
kamus namun jika siswa sudah terampil dalam menggunakan kamus. Siswa
pun akan terbiasa untuk mencari apa yang ia temukan di kamus.
17
Ibid h. 18 18
John R. Beech, Using Dictionary : Its Influence on Children’s Reading, Spelling,
Phonology. ( University of Leicester, UK : 2004) h. 20
17
h. Jenis- jenis kamus
Penentuan jenis kamus atau pengklasifikasian kamus bergantung
pada sudut pandang orang yang mengadakannya. Walaupun terdapat
persamaan umum, namun di antara para ahli kamus terdapat perbedaan yang
disebabkan oleh sudut pandangan dalam pengklasifikasian jenis atau tipe
kamus. Seperti menurut Zgusta dalam Tarigan memamparkan bahwa dalam
membuat klasifiksi kamus, kamus terbagi menjadi beberapa bagian sesuai
dengan aspek-aspek tertentu seperti : dari segi waktu, jangkauan, jumlah
bahasa hingga isi dari kamus tersebut19
. Berikut ini adalah pembahasan dari
jenis- jenis kamus yang akan dipaparkan sebagai berikut :
1) Kamus ensiklopedia
Kamus ensiklopedia atau biasa disebut sebagai ensiklopedia adalah kamus
yang paling besar atau umum yang memberikan informasi ekstra linguistik,
baik fisik maupun non fisik, dan disusun dalam urutan-urutan kata atau
kesatuan-kesatuan leksikal sebagai acuan bagian-bagian dari ekstra
linguistik yang sedang dibicarakan itu.
2) Kamus diakronik
Kamus ini lebih berisikan tentang sejarah, dengan perkembangan kata-kata,
baik yang berkaitan dengan bentuk maupun makna.
3) Kamus Sinkronik
Dalam kamus sinkronik berisikan pada persediaan leksikal suatu bahasa
pada suatu masa tertentu atau satu tahap perkembangannya.
4) Kamus Umum
Kamus umum berisikan segala kata dalam suatu bahasa beserta maknanya,
misalnya : Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta.
5) Kamus Khusus
Jika kamus umum adalah kamus yang berisikan segala kata melainkan
kamus khusus hanya berisikan kata–kata yang berhubungan pada suatu
bidang tertentu.
6) Kamus Ekabahasa
19
Tarigan, Penguasaan kosakata, op.cit h.206
18
Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Kata-kata(entri) yang
dijelaskan dan penjelasannya adalah terdiri daripada bahasa yang sama.
Kamus ini mempunyai perbedaan yang jelas dengan kamus dwibahasa
karena penyusunan dibuat berdasarkan pembuktian data korpus. Ini
bermaksud definisi makna ke atas kata-kata adalah berdasarkan makna yang
diberikan dalam contoh kalimat yang mengandung kata-kata berhubungan.
Contoh bagi kamus ekabahasa ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia (di
Indonesia) dan Kamus Dewan di (Malaysia).
7) Kamus Dwibahasa
Kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan daripada bahasa
yang dikamuskan diberi padanan atau pemerian takrifnya dengan
menggunakan bahasa yang lain. Contohnya: Kamus Inggris-Indonesia.
8) Kamus Multilingual
Kamus ini adalah kamus yang menyajikan lebih dari tiga atau empat bahasa.
9) Kamus Besar
Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 200.000 kata kepala atau
entri. Kamus ini memuatkan segala leksikal yang terdapat dalam satu
bahsaa. Setiap perkataannya dijelaskan maksud secara lengkap.Biasanya
ukurannya besar dan tidak sesuai untuk dibawa ke sana sini.
10) Kamus Sedang
Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 40.000 kata kepala atau
entri.
11) Kamus Kecil
Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 10.000 kata kepala atau
entri. Ia juga dikenali sebagai kamus saku karena ia dapat disimpan dalam
saku. Tebalnya kurang daripada 2 cm.
B. Penelitian Relevan
Penggunaan media kamus diadopsi dari sebuah penelitian yang
dilakukan oleh:
Dalam jurnal publikasi milik Eka Nur Asifa tentang Penggunaan media
kamus tematik sebagai penunjang buku ajar “Lowe 2” untuk keterampilan
19
menulis bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Krian Surabaya. Persamaan
penulis dengan referensi penelitian yaitu terletak pada media yang digunakan
oleh penulis.
Masalah yang melatar belakangi penulis pada jurnal ini adalah
pembelajaran siswa masih didominasi oleh guru, model dan media yang
digunakan kurang bervariasi, serta siswa kesulitan dalam menulis yang benar
tatabahasa dengan menggunakan kosakata serta ungkapan yang tepat. Jenis
Penelitian yang digunakan yaitu penelitian pengembangan dengan
pendekatan deskriptif kualitatif
Pada hasil penelitiannya terlihat adanya peningkatan pertama, hasil
rata-rata validasi ahli media 90% dengan kriteria sangat kuat dan rata-rata
validasi ahli materi sebesar 92,5% dengan kriteria sangat kuat. Sedangkan
respon siswa terhadap media kamus yang digunakan pada saat penelitian
sebesar 87,5% dengan kriteria sangat kuat.
Jurnal penelitian milik Ni Wayan Sri Damayanti, tentang penggunaan
media kamus dalam pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami makna kata dalam bacaan di kelas VII D
SMPN 3 Gianyar.
Persamaan penulis dengan referensi penelitian kedua yaitu terletak pada
media dan pemahaman makna kata. Adapun masalah yang melatarbelakangi
adalah dalam memahami makna kata khususnya makna leksikal dengan
makna gramatikal yang masih rendah, serta pemahaman siswa dalam istilah
makna. Adapun penlitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas.
Dalam penelitian hasil tes tertulis dan ketuntasan minimal mengalami
peningkatan, hal itu terbukti dari nilai awal sebelum melakukan penelitian
sebesar 65 kemudian rata-rata pada siklus pertama 72,36 Pada siklus kedua
nilai rata-rata meningkat menjadi 81,09.
Selanjutnya Jurnal penelitian dalam bentuk tesis milik Mohammad
Faried Wajdi tentang penggunaan media pembelajaran kamus Interaktif
Bahasa Indonesia untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas VII
B SMPN 1 Ringinrejo Kab. Kediri pada tahun 2011
20
Persamaan penulis dengan referensi penelitian terakhir yaitu terletak
pada media yang digunakan. Permasalahan yang melatarbelakangi adalah
dimana saat pembelajaran guru kurang kreatif dan inovatif, belum
menggunakan media dan metode yang sesuai dengan materi, selain itu siswa
malas mengeja, minat membaca yang kurang sehingga berpengaruh pada
prestasi dan motivasi belajar yang rendah. Jenis penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Adapun tujuan penelitian adalah.mengetahui seberapa besar
peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan media kamus, serta
peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitan dilakukan dengan tiga siklus,
adapun hasil penelitiannya menunjukan adanya peningkatan rata-rata pada
hasil membaca lancar. Pada awal siklus mendapatkan rata-rata hasil aktivitas
dalam pembelajaran 65% dan pada siklus I mendapatkan hasil sebesar 82 %
dan pada siklus II mendapatkan hasil sebesar 83.58 %.
Dari beberapa rujukan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis
mengembangkan hal tersebut menjadi penelitian tindakan kelas.
C. Kerangka Berpikir
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga pelajaran bahasa Indonesia sering dianggap
remeh oleh siswa. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang masih sulit
dalam mengungkapkan idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan dan terlihat
siswa cenderung pasif di kelas dan malu untuk mengutarakan pendapat atau
hasil kerjanya. Metode yang digunakan cenderung monoton dan tidak variatif
sehingga siswa cenderung bosan apalagi kurangnya alat peraga maupun
media yang digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa kurang
mendapatkan informasi. Informasi tersebut padahal dapat menciptakan atau
melahirkan perbendaharaan kosakata yang baru diketahui oleh siswa. semakin
siswa mendapatkan informasi, semakin banyak juga perbedaharaan kosakata
yang didapatkan. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media cetak
yang memiliki banyak sumber kata-kata salah satunya adalah kamus
21
Pada intinya apapun metode dan media yang digunakan selalu ada
keunggulan maupun kelemahannya masing-masing, tinggal bagaimana guru
dapat mengaplikasikan metode dan media tersebut kedalam proses
pembelajaran serta menuju sasaran indikator apa yang akan dicapai. Media
tidaklah harus mahal dan tidak harus mengeluarkan biaya yang banyak.
Dengan kreatif guru, guru dapat menciptakan sebuah media dari barang-
barang yang ada menjadi serupa dengan yang aslinya
Dari uraian pemikiran di atas, maka dapat divisualisasikan dalam
bentuk kerangka pemikiran sebagai berikut
Gambar 2.2 : Skema Kerangka berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Dari kerangka pemikiran di atas, maka penulis menyampaikan
Hipotesis Tindakan sebagai berikut :
“Bila kamus dimanfaatkan sebagai sumber bahan pembelajaran pada
penguasaan kosakata siswa, maka hasil belajarnya akan meningkat “
Kondisi Awal Guru Belum
Menggunakan
kamus
Menggunakan
kamus dalam
Pembelajaran
Kemampuan penguasaan
kosakata rendah
Kondisi Akhir
SIKLUS II
70% dari jumlah siswa
harus mencapai KKM
SIKLUS I
Diharapkan persentase
ketuntasan mencapai 70 %
Jika belum mencapai akan
diadakan siklus kedua
Diduga Melalui penguasaan
kosakata Siswa Meningkat
Tindakan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Tindakan penelitian akan dilakukan di Madarasah
Ibtidaiyah PINK 03 yang berlokasi jl. Madrasah Rt.04 Rw.013 Desa
Mangun Jaya, Tambun, Bekasi. Pada bulan Juli 2015 hingga Desember 2015
tahun ajaran 2015-2016.
Alasan pemilihan tempat adalah karena sekolah ini sebagai tempat
mengajar peneliti dengan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan
mudah didapatkan dan guru juga memerlukan inovasi pembelajaran.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Supardi dalam buku
Arikunto memaparkan penelitian tindakan kelas mampu menawarkan cara
dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme
pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi
siswa.1 Sedangkan menurut McNiff dalam bukunya yang berjudul Action
Research Principle and Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian
reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum,
pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan
keahlian mengajar, dan sebagainya.2
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan untuk memperdalam
pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran
dan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran
tersebut.
1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta :Bumi Aksara, 2007) h. 102
2 Ibid
23
Dalam setiap siklus akan dilakukan langkah-langkah penelitian dengan
merujuk pada langkah-langkah Hopkins, yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan dan observasi, dan refleksi3.
a. Perencanaan (planing)
Pada tahap ini akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti:
1) Membuat skenario pembelajaran, termasuk alat evaluasi yang
diperlukan.
2) Menyiapkan sarana prasarana penunjang terlaksananya tindakan
3) Menyusun Instrumen, baik instrumen proses maupun instrumen hasil
4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan
b. Pelaksanaan dan Tindakan (action and obsevation)
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah
mengimplementasikan skenario pembelajaran yang telah dibuat.
Sekaligus diamati dan dicermati pelaksanaannya menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan dan dilakukan secara bersamaan
Pelaksanaan Tindakan penelitian dimulai dari tanggal
7 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 1 Desember 2015 . Adapun
tahap pelaksanaan penelitian meliputi :
Tabel 3.1
Rancangan Pelaksanaan Tindakan Penelitian
NO Kegiatan
Agustus September Oktober Nopember
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Tahap Persiapan
1. Studi Eksplorasi
2. Identifikasi dan
Rumusan Masalah
3. Instrumen Penelitian
B Tahap Pelaksanaan
SIKLUS I
1. Perencanaan tindakan
3Samsu Sumadayo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2013) h.44
24
2. Pelaksanaan dan
Observasi Tindakan
3. Refleksi
C SIKLUS II
1. Perencanaan tindakan
2. Pelaksanaa dan
Observasi Tindakan
3. Refleksi
D Tahap Penyelesaian
1. Penyusunan Draft
Laporan
2. Laporan Akhir
Jadi siklus-siklus dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
secara lengkap dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1
Desain model Kemmis dan Taggart 4
4 Ibid
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
REFLECTIVE
OBSERVATION
Pelaksanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
SIKLUS II
?
Masalah
25
c. Analisis dan Refleksi (reflection)
Analisis dan refleksi diartikan sebagai mengamati makna hasil
temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan
tindakan dengan cara menyimpulkan dan mengkaji apa yang belum
terjadi dan apa yang harus ditindak lanjut.
C. Subyek Penelitian
Sasaran Penelitian adalah siswa kelas IV D MI. PINK. 03 Kecamatan
Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi dengan jumlah 35 siswa, terdiri dari 17
siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pertimbangan pemilihan kelas
berdasarkan dengan hasil tes kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata
melalui kemapuan membaca.
D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Dalam hal ini, peneliti sebagai pelaksana penelitian, dengan tugas
merencanakan tindakan penelitian, melaksanakan penelitian, menganalisis
hasil penelitian bersama kolaboran dan ahli, serta menyusun laporan hasil
penelitian.
E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Tahapan tindakan penelitian diawali dengan kegiatan pendahuluan,
tahap perancanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi, setelah
melakukan analisis dan refleksi pada tindakan penelitian pertama akan
melanjutkan penelitian II jika data yang diperoleh dirasa masih
membutuhkan penyempurnaan akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Berikut ini adalah tahap pada proses tindakan penelitian yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan
a) Observasi awal proses KBM
b) Wawancara terhadap guru
c) Tes diagnosa awal maka ditemukanlah masalah
26
d) Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya
meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam mencari
informasi atau kosakata yang dianggap sulit serta dapat
menggunakan media kamus dan permainan scrabble.
e) Merancang dan menyusun rencana tindakan pembelajaran yang
akan dilaksanakan menjadi dua siklus tindakan pembelajaran.
Setiap tindakan yang dilakukan mencakup empat strategi
pembelajaran yaitu membaca memindai, menemukan kosakata
sulit, mencari kosakata yang sulit di dalam kamus, serta melakukan
simulasi permainan scrabble dengan materi yang sudah diajarkan.
Adapun tindakan pada siklus pertama siswa mencari dan
menemukan kosakata dan informasi terkait dengan kesenian,
sedangkan di siklus kedua kosakata dan informasi terkait dengan
lingkungan.
2. Tahap Perencanaan
a) Menyiapkan RPP yang meliputi pemilihan metode, media dan
strategi yang sesuai dengan materi yang diajarkan).
b) Menyiapkan instrumen penelitian serta instrumen penilaian
c) Menyiapkan media yang terkait serta sumber belajar yang relevan
3. Tahap Tindakan Penelitian (Siklus I)
a) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dengan penerapan media scrabble
pada peningkatan kosakata melalui keterampilan membaca dengan
tujuan siswa dapat menemukan informasi dan makna dari kamus
ataupun ensiklopedia.
Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 atau 5 siswa
dan pembagian kelompok disesuaikan dengan kemampuan siswa
secara merata.
Guru akan menjelaskan terlebih dahulu penggunaan kamus
dan cara bermain dengan menggunakan media scrabble. Setelah
memberikan penjelasan siswa akan memulai permainan dengan
media scrabble
27
b) Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dan
evaluasi proses dalam pembelajaran.
c) Tahap analisis dan refleksi
Menganalisis pengamatan serta evaluasi pelaksanaan
tindakan yang masih belum sempurna dan akan ditindak lanjuti di
siklus kedua.
4. Tahap Tindakan Penelitian (Siklus II)
a) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dengan penerapan media scrabble pada
peningkatan kosakata melalui keterampilan membaca dengan
tujuan siswa dapat menemukan informasi dan makna dari kamus
ataupun ensiklopedia.
b) Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dan
evaluasi proses dalam pembelajaran.
c) Tahap Analisis dan Refleksi
Menganalisis hasil pengamatan dan evaluasi pembelajaran
pada pembelajaran di siklus kedua.
F. Data Dan Sumber Data
Variabel yang menjadi sasaran dalam rangka penelitian tindakan kelas
adalah pembelajaran membaca dalam penguasaan kosakata dengan
menggunakan media scrabble pada siswa kelas IV D MI. PINK. 03
Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
1. Input : sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru, siswa
dan prosedur evaluasi.
2. Proses pembelajaran: interaksi belajar, gaya guru mengajar, implementasi
sesuai jadwal.
3. Output : hasil belajar siswa yang berupa peningkatan hasil pembelajaran
penguasaan kosakata dalam kemampuan membaca memindai.
28
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan,
wawancara terhadap guru, dan hasil dokumentasi.
2. Data kuantatif: hasil tes berupa pre test dan post test pada setiap
pertemuan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
mengamati setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan
menggunakan media kamus dan permainan Scrabble di setiap siklus dan
mencatat setiap kejadian pada saat pembelajaran berlangsung. Disetiap akhir
siklus, peneliti memberikan soal tes, dan lembar observasi mengenai kegiatan
guru dan siswa selama aktivitas kegiatan belajar mengajar berlangsung serta
dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dilakukan pada
setiap siklus.
H. Instrumen-Instrumen Penelitian
Instrumen-instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Data dikumpulkan melalui observasi pengamatan langsung,
Aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Berlangsung. Data
ini digunakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran di kelas dan akan
digunakan sebagai dasar penelitian pada segi perencanaan kegiatan.
2. Tes
Pengambilan data dengan metode tes karena yang dikumpulkan
berkaitan dengan ranah kognitif.
3. Dokumentasi
Seluruh kegiatan didokumentasikan, untuk digunakan sebagai
dokumen penelitian.
4. Pedoman wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru pada awal penelitian dan akhir
penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan dilakukan untuk
29
mengetahui kesulitan belajar Bahasa Indonesia siswa dan metode belajar
yang digunakan guru. Sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan
untuk mengetahu tanggapan penelitian yang telah dilaksanakan.
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian
selama proses pembelajaran langsung yang tidak dapat teramati oleh
lembar observasi.
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif, sahih dan
handal dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi dan naturasi, di
antaranya:
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara
yang berbeda. Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa
dilakukan dengan mengobservasi siswa, dan memeriksa catatan siswa.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi
tentang hal yang sama. Untuk memperoleh tentang pemahaman siswa
dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan wawancara
dengan guru dan melihat hasil observasi guru mitra.
3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang
kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
Agar diperoleh data yang valid, instrumen angket motivasi belajar
siswa diujicobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas dan
reliabilitasnya.
30
J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif. Model ini menurut Miles dan Huberman5, langkah-langkah analisis
yaitu :
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup,
maka dapat dikumpulkan, dan dalam penelitian bisa disampaikan
melalui kata-kata atau deskripsi tebal.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding
dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut, adapun tujuannya
adalah untuk menyederhanakan sejumlah besar data yang terkandung
dalam catatan lapangan, hasil observasi dan materi dokumen.
Sedangkan tujuan dari membuat matrik adalah membantu penulis untuk
mengerti dan memahami seberapa besarnya sahih dan validnya
pemahaman itu.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar
kasus.
4. Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau
kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data secara terfokus.
5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian data bagi
susunan laporan.
6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian
7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai pengembangan saran dalam
laporan akhir penelitian.
Adapun data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa:
a. Jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal uraian di analis dengan
berpatokan pada sistem rubrics. Adapun rentang skor yang digunakan
adalah dengan kriteria seperti dijelaskan pada tabel berikut:
5 Ruswandi Hermawan dkk, Metode Penelitian Pendidikan SD,(Bandung:UPI PRESS,
2007)h.187-191
31
Tabel 3. 2
Tabel kriteria penilaian rubrik
SOAL SKOR KRITERIA
A
Menjawab pertanyaan
seputar pemahaman dalam
wacana
5
Untuk setiap jawaban benar
Jadi maksimum soal dikalikan 1
B
Menuliskan sinonim atau
definisi kata dari kata
10
Untuk setiap jawaban benar
Jadi maksimum soal dikalikan 2
C
Menuliskan padanan kata
Yang sesuai
10
Untuk setiap jawaban benar
Jadi maksimum soal dikalikan 1
Total 25
b. Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu observasi
tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses
aktivitas siswa dalam kelompok. Setiap kategori pengamatan
diinterprestasikan dengan sangat baik (poin 4), baik (poin 3), sedang
(poin 2), dan kurang (1). Kemudian dari hasil pengamatan tersebut
dihitung presentase total skornya menggunakan rumus sebagai berikut :
Tabel 3.3
Rumus presentase skor
Presentase total skor = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒐𝒓
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎𝒙 𝟏𝟎𝟎
32
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan
belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan penguasaan
kosakata dalam kemampuan membaca siswa, maka akan dilakukan tindakan
selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Penelitian ini berakhir
apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil mengujia
penerapan penggunaan media kamus terhadap penguasaan kosakata siswa
sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan pada pokok
pembahasan yang menguasai kosakata dalam kemampuan membaca, yaitu
dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 70% dari jumlah siswa.
33
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Penelitian pendahuluan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimulai dengan melakukan
penelitian awal di MI PINK 03, Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten
Bekasi. Observasi dilakukan pertama kali pada hari Jumat tanggal 7
Agustus 2015 adalah untuk menemui guru kelas IV D yang mengajar
Bahasa Indonesia yaitu: Ibu Siti Sya’diyah. Observasi yang dilakukan
peneliti adalah untuk mengetahui silabus Bahasa Indonesia dan program
semester serta mencocokan materi yang akan disampaikan sebagai hasil
pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian. Selain itu peneliti juga
melakukan wawancara terhadap guru kelas tentang kondisi, kendala,
masalah yang dihadapi guru dan gambaran siswa kelas IV D dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kemudian observasi kedua kalinya pada hari Senin tanggal 24
Agustus 2015 adalah peneliti memberikan soal yang terkait dengan
membaca memindai dan penguasaan kosakata. Adapun judul wacana yang
terkait dengan tes ini adalah “SENI WAYANG”. Tes ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sekaligus sebagai
perbandingan dengan hasil evaluasi yang akan dilakukan pada setiap akhir
siklus penelitian.
Adapun hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,
diantaranya:
a. Siswa belum pernah menggunakan kamus terutama dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia
b. Kegiatan pembelajaran bersifat monoton hanya menggunakan
metode ceramah dan metode diskusi saja
c. Kurangnya motivasi yang dilakukan oleh guru sehingga siswa pun
kurang semangat dalam belajar
34
d. Siswa sulit untuk berani membaca dan mengutarakan hasil kerjanya
di depan kelas, sehingga karakter percaya diri siswa masih kurang.
e. Tingkat keterampilan membaca memindai siswa rendah.
f. Pengetahuan akan kosakata yang sulit rendah.
g. Siswa masih bingung dalam pemilihan kata yang sesuai dalam
melengkapi kalimat dalam cerita sehingga terlihat masih banyak
siswa yang menggunakan bahasa tidak baku.
Dalam penelitian ini peneliti memilih materi membaca memindai
dalam menemukan arti atau makna dalam kamus atau ensiklopedia.
Peneliti menyesuaikan materi yang akan disampaikan dengan program
semester di antaranya menemukan arti kosakata yang berkaitan dengan
kesenian serta lingkungan. Selama penelitian peneliti meminta kerjasama
dengan guru kelas IV yang mengajar bahasa Indonesia agar bertindak
selaku observer yang mengamati proses pembelajaran siswa.
Dari hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti dalam materi
membaca memindai dalam menemukan arti atau makna dalam kamus atau
ensiklopedia terlihat rata-rata nilai siswa yang didapatkan yaitu sebesar
50,00 dengan nilai terkecil 20 dan yang terbesar dengan nilai 80, Yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Tes Awal Siswa
NO NILAI JUMLAH
SISWA N x Σ Siswa KET
1 80 2 160 Tuntas
2 75 2 150 Tuntas
3 70 3 210 Tuntas
4 65 - 0 Tidak Tuntas
5 60 4 240 Tidak Tuntas
6 55 1 55 Tidak Tuntas
7 50 6 300 Tidak Tuntas
8 45 4 180 Tidak Tuntas
9 40 8 320 Tidak Tuntas
10 35 1 35 Tidak Tuntas
11 30 2 60 Tidak Tuntas
12 20 2 40 Tidak Tuntas
35
Jumlah 35 1750
Rata-rata
50,00
Persentase Ketuntasan 20%
Berdasarkan hasil test diatas dapat dilihat bahwa keterampilan
membaca terutama pada membaca memindai serta pengetahuan kosakata
siswa masih rendah. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan
suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa terutama
dalam hal membaca memindai dan penguasaan makna kosakata dengan
metode permainan yang akan melibatkan penggunaan media yaitu media
kamus dan permainan “scrabble” sebagai salah satu teknik pada aktivitas
membuka kamus.
Kegiatan selanjutnya peneliti menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan melakukan
konsultasi terhadap guru kelas. Kemudian peneliti mensosialisasikarn
kepada siswa kelas IV D tentang materi membaca memindai dalam
menemukan makna di kamus dan ensiklopedia dan tidak lupa peneliti
meminta kepada siswa untuk membawa kamus atau ensiklopedia yang
mereka miliki pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Adapun indikator pencapaian yang diharapkan di antaranya :
a. Siswa dapat menggunakan kamus dengan benar
b. Dapat mencari kata yang sulit dalam wacana dan mencari artinya di
kamus
c. Memahami isi wacana dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
wacana tersebut.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Setelah melakukan tes awal, peneliti memulai mempersiapkan untuk
tindakan pembelajaran siklus pertama. Kegiatan penelitian pada siklus
pertama ini dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan selama 2 X
35 menit (dua jam pelajaran). Adapun tahapan pada siklus I adalah :
a) Tahap perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia. Penyusunan Rencana
36
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia didahului dengan
penyesuaian standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian
diturunkan ke dalam indikator sebagai standar pencapaian keberhasilan
siswa dalam pembelajaran materi tersebut. Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini berdasarkan atas konsultasi
dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan agar
rencana pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan
kurikulum yang ditetapkan di sekolah.
Setelah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
peneliti membuat instrumen penelitian. Instrumen penelitian terdiri dari
lembar observasi siswa, lembar observasi guru, catatan lapangan,
pedoman wawancara, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal tes.
Lembar observasi guru dibuat untuk mencatat hasil pengamatan
dari pengamat peneliti perilaku guru selama pembelajaran. Lembar
observasi siswa dibuat untuk mencatatat hasil pengamatan perilaku
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Catatan lapangan dibuat untuk
mencatat semua kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran dari
guru maupun siswa, selain itu catatan ini berguna untuk melihat
keefektifan dalam pembelajaran menggunakan kamus dan penggunaan
scrabble. Lembar kerja siswa dibuat untuk pegangan siswa yang
berisikan pedoman cara membuka kamus, materi pembelajaran serta
lembar kerja siswa. Sedangkan tes soal akhir siklus dibuat untuk
mengetahui perkembangan siswa dalam keterampilan membaca
memindai serta penggunaan kamus dalam menemukan makna.
Kemudian perangkat lain yang dipersiapkan untuk menunjang
pembelajaran siswa yaitu kamus bahasa Indonesia, dan scrabble.
Adapun scrabble yang digunakan untuk pembelajaran berupa kertas
bufalo yang dibagi menjadi beberapa buah dan di setiap potongan
kertas tersebut tercantun huruf dan bobot angka dari huruf tersebut.
Papan scrabble yang akan digunakan peneliti hanya dengan lantai kelas
yang pembatasnya akan diberi tanda dengan tali rafia.
37
Adapun penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar serta
indikator yang dituangkan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1) Standar Kompetensi :
Memahami teks agak panjang (150-200 kata)
2) Kompetensi Dasar :
Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam
kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai.
3) Indikator :
a) Membaca teks wacana
b) Menjelaskan cara menggunakan kamus
c) Membuat daftar kata sukar dan menemukan artinya dalam kamus
d) Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan
b) Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 2
pertemuan dengan alokasi waktu (2 x 35 menit) tiap pertemuannya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada
lampiran 1.
1) Pertemuan Pertama ( Senin, 19 Oktober 2015)
Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit ( dua
jam pelajaran) yang dimulai pada jam 13.00 hingga 14.10 BBWI.
Pokok bahasan yang akan disampaikan adalah pengenalan kamus
bahasa Indonesia, dari segi kegunaan, manfaat hingga cara
penggunaannya. Selain itu adalah cara mencari kata yang sulit dan
mencari maknanya di kamus.
Kegiatan awal yang dilakukan adalah dengan
mengkondisikan siswa terlebih dahulu dimulai dari kebersihan
kelas dan kerapihan siswa terlebih dahulu. Selanjutnya membaca
salam dan doa terlebih Setelah itu guru melakukan absensi siswa
terlebih dahulu untuk pertemuan pertama ini siswa yang tidak hadir
sebanyak 2 orang dikarenakan sakit. Kemudian dilanjutkan dengan
apersepsi melakukan ice breaking dan bermain games. Sebagai
pemanasan sebelum siswa belajar dan juga membentuk kelompok
38
untuk pembelajaran inti. Setelah melakukan ice breaking dan
bermain games (mix and match) dengan cara menyesuaikan
susunan kata dan huruf yang sama kemudian guru memberikan
motivasi dan juga menjelaskan tujuan pembelajaran pada
pembelajaran di hari itu.
Memasuki kegiatan inti siswa sudah duduk sesuai dengan
kelompoknya. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang
terdiri dari 5 orang dan 6 orang. Kemudian guru menjelaskan
terlebih dahulu tentang kamus bahasa, mulai dari kegunaan kamus
bahasa hingga cara penggunaannya. Seperti gambar berikut ini:
Gambar 4.1
Guru menjelaskan kegunaan kamus dan cara menggunakannya
Siswa pun diberi kesempatan untuk bertanya jika ada
penjelasan yang belum dipahami. Setelah penjelasan oleh guru,
selanjutnya guru membagikan Lembar kerja siswa. Guru menunjuk
salah satu siswa untuk membacakan materi yang berjudul “SENI
PAHAT DARI DESA MAS” . dan siswa yang lain menyimak apa
yang dibaca oleh temannya. Setelah kegiatan membaca ini siswa
diminta untuk mencari kosakata yang dianggap sulit dan belum
pernah didengar oleh siswa dan dilanjutkan untuk mencari artinya
di kamus bahasa Indonesia. Sebelum mereka mengerjakan guru
39
memberikan simulasi dengan menunjuk salah satu siswa untuk
mencari kata di kamus dengan bantuan guru. Setelah semuanya
melihat simulasi tersebut, siswa memulai untuk mencari kosakata
tersebut secara berkelompok. Seperti gambar berikut ini :
Gambar 4.2 dan 4.3
Siswa memulai mencari kosakata yang sulit melalui membaca memindai
Selama siswa mencari kosakata yang sulit, guru berkeliling
dan membantu siswa yang masih sulit dalam menggunakan kamus,
selain itu guru memberikan pengarahan dalam mengerjakan LKS.
Terlihat pada saat siswa mengikuti pembelajaran dari awal
pembelajaran hingga siswa mengerjakan tugas kelompok mereka
siswa terlihat bekejasama untuk menyelesaikan tugasnya, namun
masih ada beberapa siswa yang masih tidak mengerjakan dan
mengganggu teman dari kelompok yang lain. Setelah ditanya
ternyata mereka beralasan tidak membawa kamus sehingga mereka
tidak bisa membantu. Guru pun memberikan pinjaman beberapa
kamus yang dimiliki sehingga mereka bisa mengerjakan tugas tanpa
mengganggu temannya. Lebih kurang 20 menit sebelum jam
pelajaran habis, salah satu perwakilan dari kelompok yang telah
menyelesaikan tugasnya mempresentasikan hasil kosakata dan
artinya yang telah mereka cari dan guru pun menuliskan hasilnya di
papan tulis seperti gambar berikut ini :
40
Gambar 4.4
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas
Dalam kegiatan akhir, 10 menit sebelum pergantian
pelajaran guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran
dalam pertemuan ini dan sebelum mengakhiri kegiatan
pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait
materi pertemuan ini. Dan diakhiri dengan membaca hamdalah.
1) Pertemuan kedua (Senin, 26 Oktober 2015)
Pertemuan kedua sama waktunya dengan pertemuan
sebelumnya berlangsung selama 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran)
yang dimulai 13.00 sampai 14.10 BBWI.
Kegiatan awal yang dilakukan adalah dengan
mengkondisikan siswa terlebih dahulu dimulai dari kebersihan
kelas dan kerapihan siswa terlebih dahulu. Selanjutnya membaca
salam dan doa terlebih Setelah itu guru melakukan absensi siswa
terlebih dahulu untuk pertemuan kedua ini seluruh siswa yang
berjumlah 35 orang hadir semua. Kemudian dilanjutkan dengan
apersepsi melakukan ice breaking dan bermain games talking stick
Sebagai pemanasan. Sebelum siswa belajar juga dibentuk
kelompok untuk pembelajaran inti. Setelah melakukan ice breaking
41
dan bermain games, guru memberikan motivasi dan juga
menjelaskan tujuan pembelajaran pada pembelajaran dihari itu.
Berlanjut kegiatan inti guru terlebih dahulu bertanya kepada
siswa tentang pengalaman siswa bermain permainan menggunakan
kata-kata seperti : scrabble, teka-teki silang. Sebagian siswa ada
yang pernah melakukan permainan teka-teki silang, namun untuk
permainan scrabble masih terdengar asing bagi mereka. Setelah
melakukan tanya jawab tentang permainan scrabble. Guru mulai
menjelaskan apa permainan scrabble tersebut dan juga cara
permainan scrabble yang akan dilakukan siswa. Adapun cara
bermain scrabble yaitu : a). Kelompok pertama yang memulai
diminta untuk menyusun kata yang berkaitan dengan tema
pertemuan ini yaitu tentang kesenian bisa dengan arah vertikal
maupun horizontal. b). Selanjutnya kelompok lain pun akan
menyusun kata baru di papan scrabble sehingga terbentuk kata
baru.c). Kata yang telah disusun bisa ditambahkan huruf dengan
syarat dapat mengubah arti dari kata sebelumnya. d). Diusahakan
kata yang disusun tidak mengubah susunan kata sebelumnya yang
tidak mengandung arti. e).waktu yang diberikan setiap kelompok
adalah 10 menit. f). Kelompok yang paling banyak menyusun kata
dengan skor yang banyak maka kelompok tersebut menjadi
pemenangnya.
Siswa berkumpul menjadi kelompok yang sudah di
tentukan pada pertemuan pertama dan guru membagikan Lembar
Kerja Siswa (Terlampir). Kemudian guru pun memulai permainan
dengan menentukan kelompok siapa yang akan maju untuk
bermain dan kelompok yang mencari kosakata di kamus untuk
dimainkan di papan scrabble. Berikut ini adalah bentuk media
yang akan digunakan siswa sebagai berikut :
42
Gambar 4.5
Kartu scrabble dan kamus sebagai media pembelajaran
Pada putaran pertama kelompok yang bermain adalah
kelompok Cendrawasih dan kelompok Rajawali, dilanjutkan
putaran kedua yaitu kelompok Elang dan Kenari dan putaran ketiga
yaitu kelompok Kakatua dan Merak. Setelah bermain guru
mengumumkan skor yang didapatkan setiap kelompok dan untuk
permainan scrabble pada siklus pertama ini dimenangkan oleh
kelompok Kakatua.
Selama permainan siswa sangat antusias dengan permainan
scrabble dikarenakan hal ini adalah pertama kalinya bagi siswa,
masih banyak siswa yang belum memahami betul cara
permainannya sehingga guru harus membantu siswa dalam
penyusunan kata di papan scrabble. Seperti gambar berikut ini :
43
Gambar 4.5 dan 4.6
Salah satu kelompok sedang menyusun kata di papan scrabble.
Terlihat kelompok yang belum bermain scrabble mencari
kata yang berkaitan dengan tema di kamus dan mencari maknanya.
Seperti gambar berikut ini :
Gambar 4.7 dan 4.8
Kelompok lain sedang mencari kata yang berkaitan dengan kesenian dan mencari
maknanya di kamus
Dalam kegiatan akhir, 10 menit sebelum pergantian pembelajaran
guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran dalam
pertemuan ini dan sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran siswa
diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pertemuan ini. Dan
diakhir dengan membaca hamdalah. Untuk tes akhir siklus dilakukan di
44
pertemuan selanjutnya pada tanggal hari Senin 2 November 2015. Tes
akhir siklus ini terdiri dari uraian singkat tentang pokok bahasan
wacana dan mencari makna kosakata yang sulit dalam kamus Bahasa
Indonesia.
c) Tahap Observasi
Tahap ini adalah tahap dimana berlangsung bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan, selain itu pengamatan dilakukan oleh para
pengamat yang tidak lain adalah guru kolaborator. Tugas pengamat
adalah mencatat segala kegiatan dan hal yang terjadi yang dilakukan
oleh guru dan murid.
Lembar pengamatan aktivitas yang dilakukan guru terdiri dari 12
aspek yang diukur dengan menggunakan skala likert, dengan skor
penilaian 4 (baik sekali), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang). Adapun
rentang nilai dalam pengamatan aktivitas guru bisa dijabarkan sebagai
berikut : a). Dari nilai 80 hingga 96 dengan predikat sangat baik; b). Dari
nilai 58 hingga 79 dengan predikat baik; c). Dari nilai 36 hingga 57
dengan predikat cukup dan d). Dari nilai 12 hingga 35 dengan predikat
kurang. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru dapat disajikan dengan
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Guru Pembelajaran Siklus I
45
Untuk penilaian aktivitas guru yang didapatkan dari pertemuan
pertama dan kedua mendapatkan sebesar 76 (79%) dengan predikat baik.
Lembar pengamatan aktivitas siswa terdiri dari 10 aspek yang
diukur dengan penilaian 4 (baik sekali), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1
(kurang). Hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar
observasi dapat dilihat pada tabel berikut :
NO
Aspek yang diamati
Pertemuan
Pertama
Pertemuan
Kedua
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran 3 3
2. Melakukan Apersepsi 4 3
3. Guru membentuk kelompok 4 3
4. Guru memberikan LKS untuk
didiskusikan siswa
3 3
5. Penguasaan materi 4 3
6. Kualitas Pengelolaan kelas 3 2
7. Kualitas penggunaan metode 4 3
8. Kualitas penggunaan media/ sumber
belajar
4 3
9. Keterampilan bertanya 3 3
10. Memberi penguatan kepada siswa 3 2
11. Guru membuat kesimpulan bersama
siswa
3 3
12. Melakukan tes secara tertulis sesuai
tujuan pembelajaran
4 3
JUMLAH 42 34
RATA-RATA 76
46
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus 1
No
Nama Kelompok
Jumlah Skor
Persentase
Keterangan
1. Kakatua 31 77,5% Tercapai
2. Merak 24 60% Tidak tercapai
3. Kenari 30 75% Tercapai
4. Elang 31 77,5% Tercapai
5. Cendrawasih 22 55% Tidak tercapai
6. Rajawali 35 82,5% Tercapai
Rata-rata 171 71,25 % Tercapai
Keterangan :
1. Skor aktivitas siswa :
a. Skor maksimum : 40
b. Skor minimum : 10
2. Skor rata-rata : 70% dijadikan sebagai patokan ketercapaian.
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat aktivitas dari kelompok
Cendrawasih masih cukup jauh dari standar ketercapaian. Hal ini dilihat
dari persentase yang didapatkan kurang dari 70% yaitu 55% sehingga
banyak beberapa aspek yang perlu ditingkatkan lagi. Untuk kelompok
Merak jauh lebih baik dari kelompok Cendrawasih meskipun kelompok
Merak masih di bawah standar ketercapaian. Hal ini terlihat dari
presentase yang diperoleh kelompok Merak sebesar 60%, masih ada
beberapa aspek yang harus ditingkatkan seperti hal kesiapan dalam
belajar, pembagian tugas saat belajar kelompok dan keaktifan dalam
bertanya.
Untuk kelompok Kenari sudah cukup baik dari kelompok
Cendrawasih dan Merak, hal ini terlihat dari presentase yang diperoleh
oleh kelompok Kenari sebesar 75%, namun masih ada aspek yang harus
ditingkatkan seperti hal keaktifan dalam menjawab.
47
Untuk kelompok Kakatua dan Elang sama-sama memperoleh
persentase sebesar 77.5% dan perolehan terbesar untuk siklus pertama ini
diperoleh kelompok Rajawali yaitu 82.5%, terlihat pada kelompok
Rajawali sangat bekerjasama dalam kelompok, mulai dari pembagian
tugas pada saat tugas kelompok, aktif dalam bertanya dan aktif dalam
menjawab hasil kerja yang diberikan. Namun masih ada aspek yang
harus ditingkatkan yaitu aspek dalam melakukan permainan scrabble
saja.
Berdasarkan hasil observasi dari seluruh kelompok sebagian besar
kelompok telah mencapai standar ketercapaian namun beberapa aspek
yang perlu ditingkatkan adalah keaktifan bertanya dan keaktifan dalam
menjawab. Siswa masih malu dan tidak merasa percaya diri untuk
mengemukakan hasil kerjanya di depan kelas, selain itu dalam kegiatan
permainan scrabble seluruh kelompok sangat antusias dalam mengikuti
permainan, dikarenakan permaianan ini adalah hal yang baru bagi siswa
sehingga siswa belum banyak memahami teknik permainan scrabble ini,
sehingga terlihat banyak memakan waktu dalam menyusun kata di papan
scrabble atau mencari kosakata yang tepat untuk menyusunnya di papan
scrabble.
Adapun hasil Tes Akhir Siklus pertama ini yang dilaksanakan
pada pertemuan ketiga dapat disajikan dalam tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Tes Siklus I
NO NILAI JUMLAH
SISWA N x Σ Siswa KET
1 100 - Tuntas
2 90 7 630 Tuntas
3 80 6 480 Tuntas
4 70 6 420 Tuntas
5 60 7 420 Tidak Tuntas
6 50 3 150 Tidak Tuntas
7 40 3 120 Tidak Tuntas
8 30 2 60 Tidak Tuntas
9 20 - Tidak Tuntas
Jumlah 35 2350
48
Rata-rata
67,14
Persentase Ketuntasan 57%
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil tes akhir siklus
pertama sebesar 67,14 dengan nilai rendah 30 dan nilai tertinggi 90 atau
22 siswa tuntas dan 13 siswa yang tidak tuntas Hasil tes akhir siklus I ini
disajikan ke dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.1
Grafik Hasil Tes Siklus I
d) Tahap Refleksi
Adapun catatan kegiatan refleksi yang didapatkan berdasarkan
catatan lapangan, lembar observasi siswa, dan guru dijabarkan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5
Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I
No Aspek Temuan Rencana Perbaikan
Guru Siswa
1. Penjelasan
terkait
dengan cara
penggunaan
kamus.
1. Penjelasan
guru yang
disampaikan
terlalu cepat
1. Terdapat
beberapa
siswa yang
tidak
membawa
kamus
1. Menjelaskan
kembali dengan
perlahan.
2. Mensosialisasik
an untuk
membawa
49
kamus pada
pembelajaran
2. Aktivitas
Pembelajaran
saat diskusi
1. Kesulitan
pengelolaan
kelas
dikarenakan
kesulitan
membimbing
siswa dalam
diskusi
kelompok
2. Pengamatan
kurang
merata
1. Ada beberapa
siswa yang
mengganggu
temannya pada
saat diskusi
2. Siswa masih
kurang aktif
dalam
bertanya dan
masih malu
untuk
mempresentasi
kan hasil
kerjanya
didepan kelas
1. Sebaiknya guru
menjelaskan ke
setiap kelompok
secara bergiliran
2. Menciptakan
suasana kelas
yang santai
sehingga siswa
berani untuk
mengemukakan
hasil kerjanya di
depan kelas
3. Sebaiknya
memberikan
penghargaan
bagi siswa yang
aktif dalam
diskusi
3. Aktivitas
dalam
permaianan
scrabble
1. Penjelasan
dalam
permaianan
scrabble
terlalu
singkat
2. Pengaturan
waktu yang
belum
sesuai
1. Terlihat ada
siswa yang
kurang
berpartisipasi
dalam
permainan
2. Siswa masih
bingung dalam
penggunaan
media
scrabble
1. Sebaiknya
pengaturan
waktu
dioptimalkan
2. Menjelaskan
cara bermain
scrabble
sekaligus
dengan
simulasinya
50
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II
a) Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II ini dimulai dengan menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi ajar,
menyiapkan lembar observasi peneliti dan siswa, lembar catatan
lapangan, media kamus dan papan scrabble dan keperluan pembelajaran
lainnya.
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses
pembelajaran dapat lebih terarah dan terencana lebih matang. Salah satu
contohnya guru akan menciptakan suasana pembelajaran lebih
menyenangkan dan teratur, guru juga akan memberikan penghargaan
(reward) terhadap kelompok terbaik dalam pembelajaran dan guru akan
mengulang kembali pembahasan terutama terkait dengan cara
penggunaan permainan scrabble secara perlahan-lahan agar siswa dapat
mengikuti permainan secara efisien.
Adapun materi yang akan digunakan dalam pembelajaran siklus
II tidak jauh berbeda dengan pembelajaran sebelumnya yaitu mencari
makna dari kosakata yang sulit di kamus. Adapun materi kosakata dalam
pembelajaran ini adalah kosakata yang berkaitan dengan lingkungan
dengan judul “AYO RAMAH LINGKUNGAN”. Target pada siklus II ini
siswa semakin baik dalam mengikuti pembelajaran terutama dalam
penggunaan media scrabble ini dan hasil tes keterampilan membaca
memindai semaikn meningkat dibandingkan dengan siklus I sesuai
dengan target pencapaian penelitian ini minimal nilai siswa adalah 70%
mencapai KKM dan dari hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa
melalui lembar observasi >70%.
b) Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit tiap pertemuannya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dilihat pada lampiran.
1) Pertemuan Ketiga (Senin, 9 November 2015)
51
Pertemuan ketiga di siklus II berlangsung selama 2 x 35 menit
(2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 13.00 sampai dengan 14.10
BBWI.
Kegiatan awal yang dilakukan adalah dengan mengkondisikan
siswa terlebih dahulu dimulai dari kebersihan kelas dan kerapihan
siswa terlebih dahulu. Selanjutnya membaca salam dan doa terlebih
Setelah itu guru melakukan absensi siswa terlebih dahulu untuk
pertemuan pertama ini seluruh siswa masuk. Kemudian dilanjutkan
dengan apersepsi melakukan ice breaking dan bermain games (talking
stick) dengan cara siswa diminta untuk mencari lawan kata dari
sebuah kata yang ditentukan oleh guru Sebagai pemanasan sebelum
siswa belajar. Setelah melakukan ice breaking dan bermain kemudian
Guru memberikan motivasi dan juga menjelaskan tujuan pembelajaran
pada pembelajaran di hari itu.
Memasuki kegiatan inti guru tidak lupa memastikan siswa
apakah mereka membawa kamus, dan seluruh siswa pun sudah
membawanya selanjutnya guru memberikan stimulus kepada siswa
untuk menyebutkan kata-kata yang berkaitan dengan lingkungan,
siswa pun mulai menjawab dengan macam-macam kata-kata yang
mereka ketahui. Setelah mereka diberi kesempatan untuk menjawab
guru pun mulai menjelaskan materi yang akan dipelajari berkaitan
dengan lingkungan. Sebelum siswa diminta untuk membaca wacana,
guru bertanya kepada siswa apakah mereka masih ingat cara
menggunakan kamus, guru mengulang sedikit penjelasan cara
menggunakan kamus untuk mengingatkan siswa.
Kemudian guru mmbagikan LKS pada setiap kelompok dan
meminta salah satu siswa untuk membacanya dan siswa lainnya
mendengarkan. Setelah membaca siswa pun mulai mengerjakan
lembar kerja dan mencari makna kosakata sulit di kamus. Selagi siswa
sedang mengerjakan tugasnya guru pun berkeliling memastikan siswa
mengerjakan tugas dengan baik tanpa mengganggu siswa yang lain,
selain itu guru berkeliling memberikan penjelasan singkat bagi siswa
52
yang kesulitan. Dapat dilihat siswa sudah mulai terbiasa untuk
mengerjakan Lembar Kerjanya dan terbiasa mencari kosakata sulit di
kamus sehingga terlihat siswa dapat membagi tugas kepada anggota
kelompoknya dengan baik dan waktu yang diperlukan tidak terlalu
lama seperti halnya di siklus sebelumnya.
Setelah semua kelompok sudah menyelesaikan tugasnya,
setiap kelompok mulai mempresentasikan hasil kerjanya di depan
kelas secara bergantian terlihat pada pertemuan siklus pertama siswa
masih malu-malu untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya namun
pada pembelajaran kali ini siswa mulai aktif dan percaya diri untuk
maju ke depannya.
Dalam pembelajaran ini siswa mulai paham dengan cara
membuka kamus dan membaca secara memindai meskipun ada salah
satu kelompok salah menjawab arti dari salah satu kosakata yang
dicari. Namun secara keseluruhan hal ini lebih baik dari pada
pertemuan sebelumnya dan ini merupakan kemajuan bahwa siswa
lebih terampil membaca memindai dari pertemuan sebelumnya.
Pada kegiatan penutup guru memberikan kesimpulan dan
mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan ini, dan diraih oleh
kelompok Kakatua.
2) Pertemuan Keempat (Senin, 16 November 2015)
Pertemuan keempat sama halnya dengan pertemuan
sebelumnya berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) yang
dimulai dari pukul 13.00 sampai dengan 14.10 BBWI. Pada kegiatan
pembuka diawali dengan mengkondisikan siswa di kelas, membaca
doa bersama dan mengabsen kehadiran siswa, untuk pertemuan kali
ini seluruh siswa masuk.
Memasuki kegiatan inti guru mengajak siswa untuk
menyebutkan kembali kata-kata yang berhubungan dengan lingkungan
sebelum bermain scrabble dan guru pun menjelaskan evaluasi
permainan pada pertemuan sebelumnya sekaligus memberikan sedikit
penjelasan terkait permainan scrabble secara perlahan-lahan.
53
Kemudian barulah dimulai permainan scrabble secara bergiliran,
sebagian kelompok yang belum bermain akan ditugaskan untuk
mencari makna kosakata yang berkaitan dengan lingkungan. Waktu
yang diberikan setiap kelompok hanya 10 menit namun terlihat siswa
sudah biasa untuk menyusun kartu huruf di papan scrabble secara
cepat. Jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya siswa hanya
dapat kesempatan menyusun dua kata atau tiga kata dalam setiap
permainan sedangkan pada pertemuan ini siswa dapat menyusun tiga
kata atau empat kata pada setiap permainan sehingga skor yang di
dapatkan pun meningkat.
10 menit sebelum pergantian pelajaran siswa di minta untuk
memberikan resume dari hasil permainan dan guru membacakan hasil
skor permainan scrabble dan kelompok yang mendapakan skor
tertinggi diraih oleh kelompok Merak dan Kakak tua.
Dalam pelaksanaan tes akhir siklus kedua dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya pada hari Senin 23 November 2015.
c) Tahap Observasi
Proses pembelajaran siklus II ini dapat dikatakan sudah baik,
karena dari kegiatan pembelajaran siswa terlihat siswa mulai aktif dalam
hal bertanya, menjawab dan percaya diri dalam mengemukakan
pendapatnya serta terlihat sudah mulai tertib dan disiplin meski ada
beberapa siswa yang belum fokus akan tetapi dengan memberikan
teguran kepada siswa tersebut, bisa teratasi. Dalam hal kerja kelompok
siswa pun sudah terlihat kerja sama dan ketelitian siswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Jika dibandingkan dengan pembelajaran siklus sebelumnya, siswa
sudah terbiasa dengan kerja kelompok, terlihat siswa saling
mengingatkan dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas ataupun
permainan scrabble. Meskipun scrabble adalah metode permainan baru
bagi siswa akan tetapi sebagian besar siswa sudah mulai memahami
aturan permainannya.
54
Untuk penilaian aktivitas guru yang didapatkan dari pertemuan
pertama dan kedua dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut :
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam
Untuk penilaian aktivitas guru yang didapatkan dari pertemuan
pertama dan kedua mendapatkan jumlah sebesar 84 (88%) dengan
predikat sangat baik. Dengan berarti terdapat peningkatan dibandingkan
dengan siklus sebelumnya.
NO
Aspek yang diamati
Pertemuan
Pertama
Pertemuan
Kedua
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran 4 4
2. Melakukan Apersepsi 4 4
3. Guru membentuk kelompok 4 4
4. Guru memberikan LKS untuk
didiskusikan siswa
3 3
5. Penguasaan materi 4 4
6. Kualitas Pengelolaan kelas 4 3
7. Kualitas penggunaan metode 4 4
8. Kualitas penggunaan media/ sumber
belajar
3 4
9. Keterampilan bertanya 3 4
10. Memberi penguatan kepada siswa 4 4
11. Guru membuat kesimpulan bersama
siswa
3 3
12. Melakukan tes secara tertulis sesuai
tujuan pembelajaran
3 4
JUMLAH 43 41
RATA-RATA 84
55
Hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa dalam pembelajaran
siklus II ini akan disajikan berupa tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II
No
Nama Kelompok
Jumlah
Skor
Persentase
Keterangan
1. Kakatua 36 90% Tercapai
2. Merak 35 88% Tercapai
3. Kenari 34 85% Tercapai
4. Elang 34 85% Tercapai
5. Cendrawasih 32 80% Tercapai
6. Rajawali 37 92% Tercapai
Rata-rata 208 86,66% Tercapai
Keterangan:
a. Skor aktivitas siswa :
a. Skor maksimum =40
b. Skor minimum=10
c. Skor rata-rata= 28 atau 70%
b. Skor rata-rata 28 atau 70% dijadikan sebagai patokan ketercapaian.
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dilihat bahwa aktivitas kelompok
Cendrawasih mengalami peningkatan sebesar 25% apabila dibandingkan
dengan siklus sebelumnya sebesar 55% pada siklus II sebesar 80%,
Aktivitas kelompok Kenari dan Elang mengalami peningkatan sebesar
10% . sedangkan aktivitas kelompok merak sangat baik karena
mengalami peningkatan sebesar 28% jika dibandingkan dengan
kelompok lain kelompok merak mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Kemudian kelompok Rajawali tetap memimpin dalam
aktivitas kelompok terbaik dan juga mengalami peningkatan sebesar 8%.
Secara umum dari hasil observasi bisa disimpulkan bahwa setiap
kelompok mengalami peningkatan dari setiap petemuan dimulai siklus I
56
dan siklus II, dan juga semua kelompok mendapatkan skor di atas skor
rata-rata. Hal ini menunjukan bahwa dengan penggunaan media scrabble
siswa dapat menumbuhkan karakter bekerjasama, saling membantu
dalam pembelajaran secara berkelompok dengan baik. Pada
pembelajaran siswa pun sudah mulai terbiasa untuk mengikuti aturan
permainan seperti : dalam hal kerjasama, membagikan tugas kepada
anggotanya, berani mengutarakan pendapat dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
Pada pertemuan keenam dilaksanakan tes yang berhubungan
penguasaan kosakata dengan keterampilan membaca khususnya
membaca memindai serta mencari makna kosakata di dalam kamus, dan
berikut ini adalah sajian hasil tes siswa siklus II sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil Tes Akhir Siklus II
NO NILAI JUMLAH
SISWA N x Σ Siswa KET
1 100 5 500 Tuntas
2 90 10 900 Tuntas
3 80 9 720 Tuntas
4 70 6 420 Tuntas
5 60 2 120 Tidak Tuntas
6 50 2 100 Tidak Tuntas
7 40 1 40 Tidak Tuntas
8 30 0 0 Tidak Tuntas
9 20 0 0 Tidak Tuntas
Jumlah 35 2800
Rata-rata
80
Persentase Ketuntasan 85%
Dari tabel 9 diperoleh rata-rata hasil tes sebesar 80 dengan nilai
terendahnya adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 100, dan persesntase
ketuntasan sebesar 85% atau 30 siswa tuntas dan 5 siswa tidak tuntas.
Adapun hasil tes akhir siklus II ini dapat disajikan dalam bentuk grafik
sebagai berikut:
57
Grafik 4.2
Grafik Hasil Tes Akhir Siklus II
d) Tahap Refleksi
Pelakasanaan pembelajaran menggunakan media scrabble serta
penggunaan kamus yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
sudah sesuai walaupun dalam pelaksanaanya masih ada kekurangan
namun dengan adanya refleksi dari siklus sebelumnya, guru sudah
mencari solusi dan kiat yang dapat mengatasi permasalahan tersebut
sehingga pada siklus selanjutnya guru dapat mengatasi permasalahan itu
dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan penggunaan media scrabble dan
penggunaan kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata selama
proses pembelajaran dilaksanakan sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan
hasil tes yang sudah menunjukan adanya peningkatan dari setiap
siklusnya dan prosentasi keteracapaian ketuntasan siswa. Terlihat nilai
rata-rata tes siswa pada siklus pertama sebesar 67,14 dan pada siklus
kedua sebesar 80 dengan besar peningkatan sebesar 12,86 sedangkan
prosentase ketuntasan pada siklus pertama sebesar 57% dan pada siklus
kedua sebesar 85% dengan besar peningkatan sebesar 28%.
58
B. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dari membaca keseluruhan data yang ada selama
pembelajaran dari setiap siklus, adapun hasil analisis yang akan dijelaskan
berupa analisis hasil tes, hasil observasi kegiatan guru, observasi kegiatan
siswa dan hasil wawancara.
1. Data hasil tes dari setiap akhir siklus.
Dari hasil tes penguasaan kosakata pada setiap akhir siklus dari
tingkat tertinggi, terendah rata-rata nilai dan prosentasi ketuntasan akan
dirangkum pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.9
Rekapitulasi Tingkat Penguasaan Kosakata dengan membaca memindai
di kamus
Tingkat penguasaan
kosakata melalui
membaca memindai
Hasil Tes
Tes Awal
Siklus I
Siklus II
Nilai Tertinggi 80 90 100
Nilai Terendah 20 30 40
Rata-rata nilai 50,00 67,14 80
Persentase Ketuntasan 20% 57% 85%
Adapun indikator ketercapaian dalam penguasaan kosakata dalam
penelitian ini adalah 70% siswa mendapatkan nilai diatas standar
minimum yaitu 73, jika telah mencapai 70% siswa tuntas, penelitian
dihentikan. Persentase ketuntasan terlihat ada peningkatan mulai dari test
awal ke siklus I sebesar 37% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 28%.
Peningkatan nilai dalam pengusaan kosakata dapat dikonversikan dalam
grafik sebagai berikut:
59
Grafik 4.3
Grafik Tingkat penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca dengan
penggunaan media scrabble dan kamus.
Grafik 4.4
Grafik persentase ketuntasan siswa dalam pembelajaran
2. Lembar observasi
Pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti di
dampingi oleh observer yang tidak lain adalah guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas IV. Observer akan mengisi lembar
pengamatan untuk mengamati seluruh kegiatan pembelajaran baik dari
60
siswa maupun peneliti. Selain itu observer mengisi catatan lapangan
yang berfungsi sebagai catatan kejadian atau kegiatan yang dilakukan
Peneliti selama pembelajaran sekaligus sebagai tahap refleksi peneliti
untuk memperbaiki pada pembelajaran selanjutnya. Adapun hasil dari
aktivitas guru dan siswa akan dilihat pada tabel 11 dan 12 sebagai
berikut :
Tabel 4.10
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Pembelajaran
SIKLUS I SIKLUS II
Pertemuan
pertama
Pertemuan
kedua
Pertemuan
pertama
Pertemuan
kedua
42 34 43 41
Jumlah 76 Jumlah 84
Tabel 4.11
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Kelompok
No
Nama
Kelompok
Siklus I Siklus II
Presentase
Keterangan
Presentase
Keterangan
1. Kakatua 77,5% Tercapai 90% Tercapai
2. Merak 60% Tidak tercapai 88% Tercapai
3. Kenari 75% Tercapai 85% Tercapai
4. Elang 77,5% Tercapai 85% Tercapai
5. Cendrawasih 55% Tidak tercapai 80% Tercapai
6. Rajawali 82,5% Tercapai 92% Tercapai
Rata-rata 71,25 % 86,66% Tercapai
3. Hasil Wawancara
Selain data yang diperoleh melalui data pengamatan kegiatan dan
hasil tes, dilengkapi dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti
sebelum pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan penelitian terhadap guru
bahasa Indonesia kelas IV. Adapun hasil wawancara terkait penggunaan
61
media kamus dan scrabble dalam penguasaan kosakata dan
keterampilan membaca adalah sebagai berikut :
a. Minat membaca siswa sangat kurang sehingga siswa malas dalam
mengerjakan soal yang mengharuskan siswa untuk membaca
wacana terlebih dahulu.
b. Siswa masih sering melakukan kesalahan dalam penulisan kosakata
bisa dengan menggunakan bahasa daerah atau non baku. Terutama
dalam menulis karangan.
c. Persentase ketuntasan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia
masih di bawah KKM
d. Metode yang digunakan guru masih bersifat monoton, hanya
dengan metode ceramah, diskusi, dan penugasan saja.
e. Tanggapan dari guru yang bersangkutan dengan penggunaan
metode permainan scrabble siswa lebih terpacu untuk mengikuti
pelajaran dan siswa mulai mengenal kamus bahasa Indonesia dan
cara penggunaan
f. Komentar guru saat setelah pembelajaran penggunaan kamus siswa
mulai memahami persamaan kata (sinonim) atau lawan kata
(antomim).
Berdasarkan dari hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan dan
diperkuat adanya dokumentasi pada saat pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media kamus dengan teknik permainan
scrabble dapat meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan
membaca.
C. Pembahasan Temuan Penelitian
Penggunaan media scrabble dalam proses keterampilan membaca
memindai di kamus atau ensiklopedia dapat meningkatkan penguasaan
kosakata pada siswa. Merupakan salah satu strategi peneliti dalam
meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa membuka kamus.
Dengan adanya media scrabble dalam kegiatan pembelajaran dapat
memberikan pengalaman baru terhadap siswa, sehingga siswa dapat
mengikuti pembelajaran dengan aktif dan tidak merasa bosan, pembelajaran
62
menggunakan metode permainan adalah siasat guru untuk menarik
perhatian siswa untuk belajar dikemas dengan permainan yang sering
dilakukan oleh siswa. Selain itu dilihat dari aspek afektif, secara tidak
langsung belajar kelompok dapat menumbuhkan karakter siswa yang
bekerja sama dengan anggotanya, teliti dalam mencari kata-kata di kamus,
belajar untuk bertanggung jawab akan tugas yang mereka selesaikan dan
berani untuk mengutarakan hasil kerja kelompoknya.
Penggunaan media scrabble ini berpengaruh terhadap siswa dalam
menggunakan kamus dalam proses keterampilan membaca memindai. Hal
ini dimaksudkan pada saat permainan scrabble siswa diminta untuk mencari
kosakata yang berhubungan dengan materi pembelajaran hari ini. Dengan
begitu siswa mulai terbiasa untuk menggunakan kamus untuk mencari
kosakata sulit serta siswa dapat memahami sinonim kata dan antonim.
Hal ini terlihat pada hasil tes siswa pada setiap siklusnya selalu
meningkat, dimulai dari tes awal mendapatkan rata-rata sebesar 50,00
kemudian pada siklus I mendapatkan rata-rata sebesar 67,14 dan pada siklus
II mendapatkan rata-rata sebesar 80. Peningkatan nilai rata-rata sangat
berpengaruh dengan persentase ketuntasan siswa dalam nilai KKM terlihat
persentase ketuntasan nilai KKM pada awal tes hanya sebesar 20% dan
pada siklus I meningkat menjadi 57% kemudian pada siklus II sebesar 85%.
Sehingga terdapat 30 siswa mencapai nilai KKM, dan 5 siswa yang belum
mencapai nilai KKM.
Penggunaan media kamus dengan teknik bermain scrabble juga
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kelompok, hal ini terbukti dari
presentase hasil pengamatan lembar observasi pada siklus I sebesar 71,25%
sedangkan pada siklus II mendapatkan persentase sebesar 86.66%. ini
artinya aktivitas siswa dalam kelompok mengalami peningkatan sebesar
15,41 %.
Dengan demikian media kamus dapat dipelajari dengan berbagai
cara strategi salah satunya adalah dengan metode permainan scrabble bisa
menjadi salah satu solusi bagi guru dalam meningkatkan pembelajaran
penguasaan kosakata melalui membaca memindai.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan,
maka penulis menyimpulkan bahwa:
Penggunaan media kamus dapat meningkatkan penguasaan kosakat di
kelas IV MI PINK 03. Terlihat pada prosentase ketuntasan pada hasil tes
siswa. Pada tes awal, nilai rata-rata siswa hanya sebesar 20% dari jumlah
siswa yang mencapai KKM, kemudian pada siklus pertama nilai rata-rata
siswa sebesar 57% dari jumlah siswa yang mencapai nilai KKM. Terlihat
adanya peningkatan sebesar 37% . Pada siklus kedua nilai rata-rata siswa
sebesar 85%, peningkatan terlihat sebesar 28% . Selain meningkatkan
penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca, penggunaan media
scrabble dapat meningkatkan kegiatan aktifitas siswa pada kerja
kelompok, terlihat pada siklus pertama prosentase hasil observasi kegiatan
siswa sebesar 71,25% dan pada siklus kedua prosentase hasil observasi
kegiatan siswa sebesar 86,66% dengan demikian aktivitas siswa dalam
kelompok mengalami peningkatan sebesar 15,41 %.
B. Saran
1. Bagi Guru
a. Pada umumnya siswa belum mengetahui tujuan pembelajaran yang
akan dipelajari, Oleh karena itu, apabila guru akan mengajar sebaiknya
diberikan dahulu tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai sehingga
siswa termotivasi dan mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut.
b. Mengenal siswa secara baik dapat menghindari peran aktif siswa yang
“itu-itu saja” sehingga semua siswa dapat memperoleh kesempatan
yang sama. Oleh karena itu guru harus mengenali siswa untuk
membantu memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dan
pengajaran pun jadi merata.
64
c. Aktivitas membuka kamus dapat dilakukan dengan kolaborasi teknik
permainan yang sesuai dengan materi sehingga meningkatkan aktivitas
dan semangat siswa.
d. Siswa pada dasarnya memiliki kesulitan dalam membudayakan
membaca buku oleh karena itu diharapkan guru dapat memberikan
siasat atau trik tersendiri untuk mengajak siswa untuk membaca buku
dan mencari informasi dengan cara menggunakan metode permainan
edukatif atau media edukatif.
e. Dalam proses pengevaluasian diusahakan guru bersikap objektif dan
transparan, sehingga siswa mengetahui dimana keunggulan dan
kelemahan mereka. Dan pada waktu yang akan datang siswa dapat
mempertahankan bagian keunggulan dan memperbaiki kelemahan
mereka.
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini terungkap bahwa penggunaan media kamus
dapat meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca.
suasana yang diciptakan saat proses pembelajaran dapat mendukung
proses belajar mengajar yang menitikberatkan pada aktivitas siswa pada
saat diskusi dan kegiatan individu.
3. Bagi Siswa
Sebaiknya siswa jangan hanya diberikan metode pembelajaran
yang konvesional atau monoton saja, tetapi siswa diberi metode
pembelajaran yang variatif disertai dengan media yang variatif juga.
4. Bagi Sekolah
Reward dari sekolah dapat menjadikan guru semakin kreatif dan
inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas.
Menyediakan ruang khusus untuk mengembangkan kreatifitas guru serta
ruang penyimpanan hasil karya guru juga hal mutlak yang harus disiapkan
sekolah, agar sekolah memiliki nilai plus agar diminati masyarakat,
terutama madrasah yang masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara, 2007.
Abidah Idrus, Nur. Peranan Pemerolehan Bahasa Terhadap Karakter Bahasa Anak.
Jurnal Publikasi. 2013
Alfin Jauharoti, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. LIPIS, 2009
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011.
Beech, John R. Using Dictionary : Its Influence on Children’s Reading, Spelling,
Phonology. United Kingdom. University of Leicester, 2004
Cahyani, Isah. Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung : UPI PRESS, 2007.
Daryanto. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Apollo. 1997.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Angkasa. 2009.
Hermawan, Ruswandi dkk. Metode Penelitian Pendidikan SD, Bandung : UPI
PRESS. 2007.
Hornby, A.S. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. UK : Oxford University Press.
Fifth Edition. 1995.
Mawanti Dwi, Pengembangan Kamus Visual Multi Bahasa untuk Paud. Artikel
Jurnal Penelitian 2014
Rasmini, Rini & Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas
Tinggi. Bandung :UPI PRESS. 2007.
Ridwanuddin, Dindin. Bahasa Indonesia. Jakarta :UIN Press, 2015.
Robert, Fried. The game of school. USA . Jossey Bass, 2005.
Sadiman, Arief dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : Rajagrfindo Persada, 2010.
Scrivencer, Jim. Learning Teaching. United Kingdom. Macmillan Education. 2005.
Stone, Randi. Cara-cara Terbaik untuk Mengajar “Reading”. Jakarta. Indeks. 2013.
Sumadayo, Samsu. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2013.
Tambupolon. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung.
Angkasa. 2015
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa, 2015.
-----, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2015.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS PERTAMA
Nama Sekolah : MI PINK 03
Kelas / semester : IV/I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu : (4 x 35 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
3. Membaca
Memahami teks agak panjang (150-200 kata)
B. KOMPETENSI DASAR
3.3 Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui
membaca memindai.
C. KARAKTER YANG DIHARAPKAN
1. Terampil Berbahasa
2. Percaya diri
3. Kerjasama
D. INDIKATOR
3.3.1 Membaca teks wacana
3.3.2 Menjelaskan cara menggunakan kamus
3.3.3 Membuat daftar kata sukar dan menemukan artinya dalam kamus
3.3.4 Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan
E. TUJUAN
1. Siswa dapat memahami cara menggunakan kamus
2. Siswa dapat menemukan arti kosakata yang dianggap sulit.
F. MATERI
SENI ITU INDAH
Bacalah wacana berikut ini!
SENI PAHAT DARI DESA MAS
Seni pahat adalah salah satu seni yang terkenal di Pulau Dewata. Uniknya para
pemahat itu berasal dari Desa Mas di daerah Ubud. Desa Mas adalah sebuah desa di
Kabupaten Gianyar Bali.
Berabad-abad kemudian, seni pahat kayu di Bali menjadi sangat terkenal dengan
lahirnya seniman-seniman patung, seperti Ida Bagus Nyana dan putranya, Ida Bagus
Tilem. Karya kedua maha guru seni pahat itu masih disaksikan beberapa pura disekitar
daerah Mas.
Siapa yang akan meneruskan seni pahat Desa Mas? Teman-teman kita, anak-anak
Bali tertarik dan kembali menekuni seni pahat maka Pak I Made Sudiana mengumpulkan
karya-karya terbaik pemahat desa Mas.
Dengan melihat karya-karya terbaik dari seniman pahat Desa Mas, diharapkan
teman-teman kita itu menjadi tertarik. Kita pun berharap seni pahat akan semakin
berkembang di Desa Mas.
Setelah membaca Wacana tersebut, sekarang cobalah untuk mencari 7 kata yang belum
pernah kamu ketahui artinya, dan cobalah mencari di kamus!
G. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Keterampilan proses
Model Pembelajaran : Cooperative Learning
Metode : Permainan scrabble, permainan acak kata
dan permainan mix and match
H. MEDIA PEMBELAJARAN
Scrabble
I. SUMBER BELAJAR
1. Buku Sumber “ Bahasa Indonesia Kelas IV” Erlangga
2. Buku LKS, “Bahasa Indonesia Kelas IV”
3. Kamus Bahasa Indonesia
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN PERTAMA)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Orientasi
a. Guru mengkondisi kelas pada situasi belajar
b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa sebelum
memulai pelajaran
c. Guru melakukan Absensi
2. Apersepsi :
Guru mengajak siswa untuk bermain game sebagai
pemanasan dan ice breaking
10 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
3. Motivasi
Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar
minat untuk pembelajaran hari ini meningkat.
4. Tujuan
Menginformasikan materi yang akan diajarkan
pada hari ini
Inti 1. Eksplorasi
a. Guru menggali pertanyaan kepada siswa
apakah pernah menggunakan kamus dan cara
menggunakan kamus
b. Guru menggali pertanyaan tentang macam-
macam kesenian
c. Setelah siswa menjawab, guru akan
menjelaskan manfaat kamus dan cara
menggunakan kamus yang benar
2. Elaborasi
a. Guru akan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
b. Guru memberikan LKS secara berkelompok untuk
membaca teks wacana dan mencari makna
kosakata yang sulit di kamus bersama-sama
(diharapkan pada kegiatan ini siswa dapat
menerapkan karakter terampil dalam berbahasa)
c. Guru berkeliling mengamati kelompok yang
sedang berdiskusi sambil mengarahkan kelompok
yang mendapat kesulitan (Diharapkan pada
kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter
kerjasama)
3. konfirmasi
a. membahas hasil kerja siswa secara bersama-
sama
b. menguji keterampilan siswa dengan cara
menunjukan beberapa siswa untuk mencari
kosakata dalam kamus dan mengemukakan
50 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
pendapat atau jawabannya di depan kelas
(Diharapkan pada kegiatan ini siswa dapat
menerapkan karakter percaya diri)
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
Penutup Guru mereview kembali materi yang telah Didiskusikan
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
10 menit
KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN KEDUA)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Orientasi
a. Guru mengkondisi kelas pada situasi belajar
b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa sebelum
memulai pelajaran
c. Guru melakukan Absensi
2. Apersepsi :
Guru akan mengajak siswa untuk bermain game
sebagai pemanasan dan ice breaking
3. Motivasi
Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar
minat untuk pembelajaran hari ini meningkat.
4. Tujuan
Menginformasikan materi yang akan diajarkan
pada hari ini
10 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Inti 1. Eksplorasi
a. Guru menggali pertanyaan tentang permainan scrabble
b. Guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok
c. Guru akan menjelaskan cara permainan scrabble pada
siswa serta mensimulasikannya
2. Elaborasi
a. Setiap kelompok akan mendapatkan LKS dan diminta
untuk mencari kosakata beserta maknanya dikamus yang
berkaitan dengan kesenian (Di harapkan dalam kegiatan
ini siswa dapat menerapkan karakter kerja sama dan
terampil dalam berbahasa)
b. Sebagian kelompok akan maju untuk bermain scrabble
dan sebagiannya lagi akan mempersiapkan kata yang
akan dimainkan di papan scrabble dan guru akan
mengamati permainan siswa
3. Konfirmasi
a. membahas hasil kerja siswa secara bersama-sama
b. menguji keterampilan siswa dengan cara mengamati
siswa untuk memberikan kosakata pada papan scrabble
(Diharapkan dalam kegiatan ini siswa dapat menerapkan
karakter percaya diri)
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
10 menit
40 menit
Penutup Guru mereview kembali materi yang telah Di diskusikan
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
10 menit
K. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian
a. Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Jenis Penilaian : Tertulis
3. Bentuk tes
Bagian A : Uraian singkatan
Bagian B :Uraian dalam menuliskan makna kosakata
Bagian C : Isian menuliskan persamaan kata
4. Alat Tes : LKS dan lembar evaluasi
5. Kunci Jawaban : Terlampir
6. Rumus Penilaian :
Presentase total skor =jumlah total skor dibagi jumlah skor maksimum x 100
L. LEMBAR EVALUASI
Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai!
SENI TARI
Ketika mendengar musik,orang sering mengetuk-ngetukkan kaki dan
bertepuk tangan, menari itu kegiatan alami. Sejak zaman purba, gerakan tari
selalu berirama. Irama berasal dari tepuk tangan dan ketukan kaki. Di kemudian
hari, gerakan teri mengikuti langkah yang lebih formal.
Hampir semua suku bangsa Indonesia memiliki tari daerah masing-
masing. Tari mereka beraneka ragam. Ada tari untuk upacara keagamaan,
pergaulan, dan musuh. Tari Cakalele dari Maluku, misalnya, menggambarkan
orang-orang yang hendak berangkat ke medan Peendak berangkat ke medan
perang.
Gerak tari dan perlengkapan tari dipengaruhi oleh lingkungannya. Gerak
tari suku dayak Bahau di kalimantan Timur meniru gerak burung. Kostumnya
pun dilengkapi dengan bulu burung serta rerumputan yang tmbuh di daerah itu.
A. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apa judul dari bacaan di atas?
2. Apa yang diceritakan pada bacaan “SENI TARI” tersebut?
3. Hitunglah jumlah kata tari dalam bacaan di atas!
4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?
5. Dalam paragraf ke berapakah kata kostum muncul?
B. Tulislah arti dari kata berikut!
1. Menyerupai :
2. Alami :
3. Formal :
4. Ragam :
5. Kostum :
C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna kalimat berikut ini :
1. Kata lain dari penyanyi :
2. Alat musik yang dipetik :
3. Ragam suara yang berirama:
4. Wisatawan atau pelancong :
5. Nyanyian yang di nyanyikan oleh 2 orang :
6. Penyanyi wanita :
7. gerak perbuatan yang menggambarkan kehidupan dan watak seseorang
melalui tingkah laku/dialog yang diperankan :
8. orkes melayu :
9. kesenian yang berasal dari kota ponorogo :
10. pemimpin paduan suara :
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
H.MUADJI HAROMAIN, S.Pd.I FAJAR INDRIAWATI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS KEDUA
Nama Sekolah : MI PINK 03
Kelas / semester : IV/I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu : (4 x 35 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
3. Membaca
Memahami teks agak panjang (150-200 kata)
B. KOMPETENSI DASAR
3.3 Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui
membaca memindai.
C. KARAKTER YANG DIHARAPKAN
1. Terampil Berbahasa
2. Percaya diri
3. Kerjasama
D. INDIKATOR
3.3.1 Membaca teks wacana
3.3.2 Menjelaskan cara menggunakan kamus
3.3.3 Membuat daftar kata sukar dan menemukan artinya dalam kamus
3.3.4 Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan
E. TUJUAN
1. Siswa dapat memahami cara menggunakan kamus
2. Siswa dapat menemukan arti kosakata yang dianggap sulit.
F. MATERI
LINGKUNGAN
Bacalah wacana berikut ini!
AYO RAMAH LINGKUNGAN
Ramah lingkungan berarti :
1. Tidak membuang sampah sembarangan
2. Menggunakan kantong plastik atau wadah plastik berkali-kali
3. Menggunakan deterjen yang ramah lingkungan, yaitu mengandung komposisi
ABS atau LAS. Akan tetapi, LAS lebih mudah diurai ingat pula, detergen yang
baik hanya menghasilkan sedikit busa
4. Menggunakan detejen sesuai dengan petunjuk di kemasan dan tidak berlebihan
5. Menggunakan kulkas atau AC yang tidak mengandung CFC
6. Menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi
7. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
8. Menggunakan sepeda sebagai kendaraan alternatif
9. Lebih sering menggunakan sarana transportasi umum massal
10. Menggunakan kendaraan irit bahan bakar
11. Menggunakan bahan bakar bebas timbal
12. Tidak mencemari, tidak merusak dan tidak mengganggu ekosistem yang ada.
Setelah membaca Wacana tersebut, sekarang cobalah untuk mencari 5 kata yang
belum pernah kamu ketahui arti nya, dan cobalah mencari di kamus!
G. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Keterampilan proses
Model Pembelajaran : Cooperative Learning
Metode : Permainan Scrabble, Poster session, talking stick
H. MEDIA PEMBELAJARAN
Scrabble
I. SUMBER BELAJAR
1. Buku Sumber “ Bahasa Indonesia Kelas IV” Erlangga
2. Buku LKS, “Bahasa Indonesia Kelas IV”
3. Kamus Bahasa Indonesia
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN PERTAMA)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Orientasi
a. Guru mengkondisi kelas pada situasi
belajar
b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
c. Guru melakukan Absensi
2.Apersepsi :
15 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Guru mengajak siswa untuk bermain
games sebagai pemanasan dan ice
breaking
3. Motivasi
Guru memberikan Motivasi kepada
siswa agar minat untuk pembelajaran
hari ini meningkat.
4. Tujuan
Menginformasikan materi yang akan
diajarkan pada hari ini
Inti 1. Eksplorasi
Guru menggali pertanyaan kepada
siswa tentang lingkungan sekitar dan
siswa diminta untuk memberi contoh
kosakata yang terkait dengan
lingkungan
2. Elaborasi
a. Guru akan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok
b. Guru memberikan LKS secara
berkelompok untuk membaca teks
wacana dan mencari makna kosakata
yang sulit di kamus bersama-
sama(Diharapkan dalam kegiatan ini
siswa dapat menerapkan karakter kerja
sama dan terampil dalam berbahasa)
c. Guru berkeliling mengamati kelompok
yang sedang berdiskusi sambil
mengarahkan kelompok yang
mendapat kesulitan
3. konfirmasi
a. membahas hasil kerja siswa secara
bersama-sama
b. menguji keterampilan siswa dengan cara
menunjukan beberapa siswa untuk
60 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
mencari kosakata dalam kamus
(Diharapkan pada kegiatan ini siswa
dapat menerapkan karakter percaya diri)
c. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
Penutup Guru mereview kembali materi yang telah
Didiskusikan memberikan pekerjaan rumah dan
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
15 menit
KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN KEDUA)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Orientasi
a. Guru mengkondisi kelas pada situasi belajar
b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa
sebelum memulai pelajaran
c. Guru melakukan Absensi
1. Apersepsi :
Guru menanyakan kepada siswa mengenai
kerapihan seragam,dan kebersihan di kelas
2. Motivasi
Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar
minat untuk pembelajaran hari ini meningkat.
3. Tujuan
Menginformasikan materi yang akan
diajarkan pada hari ini
15 menit
Inti 1. Eksplorasi
Guru menggali pertanyaan kepada siswa tentang
lingkungan sekitar dan siswa diminta untuk memberi
contoh kosakata yang terkait dengan lingkungan
2. Elaborasi
a. Guru akan menjelaskan kembali sebagai pengingat
60 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
aturan mainnya scrabble pada siswa
b. Setiap kelompok akan mendapatkan LKS dan
diminta untuk mencari kosakata beserta maknanya
dikamus yang berkaitan dengan lingkungan
c. Sebagian kelompok akan maju untuk bermain
scrabble dan sebagiannya lagi akan mempersiapkan
kata yang akan dimainkan di papan scrabble dan guru
akan mengamati permainan siswa (Diharapkan pada
kegiatan ini siswa dpat menerapkan karakter kerja
sama)
3. konfirmasi
a. membahas hasil kerja siswa secara bersama-sama
b. menguji keterampilan siswa dengan cara menunjuk
siswa untuk mencari kosakata dalam kamus dan
memainkannya di papan srabble (Diharapkan pada
kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter
percaya diri)
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
Penutup Guru mereview kembali materi yang telah Di diskusikan
memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
15 menit
5. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian
a. Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Jenis Penilaian : Tertulis
3. Bentuk tes
Bagian A : Uraian singkat
Bagian B :Uraian dalam menuliskan makna kosakata
Bagian C : Isian menuliskan persamaan kata
4. Alat Tes : LKS dan lembar evaluasi
5. Kunci Jawaban : Terlampir
6. Rumus Penilaian :
Presentase total skor =jumlah total skor dibagi jumlah skor maksimum x 100
6. LEMBAR EVALUASI
Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai!
BANJIR
Bila musim hujan tiba, umumnya penduduk maupun pemerintah di
beberapa daerah menjadi khawatir, mengapa? Karena seiring musim hujan, maka
banjir pun akan datang. Apa sebenarnya yang menyebabkan setiap musim hujan
tiba selalu terjadi banjir?
Banjir sering terjadi sebagian besar disebabkan oleh tangan-tangan
manusia juga, diantaranya karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan
kedalam saluran air (selokan) dan sungai menjadi dangkal sehingga aliran air
terhambat dan menjadi tergenang.
Yang kedua dikarenakan tidak adanya saluran air di beberapa jalan raya,
sehingga air yang tidak mengalir dan hanya menggenang dijalan lama-kelamaan
akan menghancurkan aspal jalan.
Selain dua faktor sebelumnya, faktor lainnya karena tanah sudah tidak
mampu menampung dan menyerap air lagi disebabkan banyak lahan yang
gundul sehingga daerah resapan air sudah sangat sedikit.
A. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apa judul dari bacaan di atas?
2. Apa yang diceritakan pada bacaan “BANJIR” tersebut?
3. Hitunglah jumlah kata “banjir” dalam bacaan di atas!
4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?
5. Dalam paragraf ke berapakah kata saluran air muncul?
B. Tulislah arti dari kata berikut!
1. Disebabkan :
2. Dangkal :
3. Lahan :
4. Penduduk :
5. Khawatir :
C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna kalimat berikut ini :
1. Penghargaan yang diberikan suatu kota karena kebersihannya :
2. Perumahan asri yang ada di bukit gunung :
3. Kata lain dari lombok :
4. pembentukan zat makanan pada tumbuhan di dalam bantuan sinar
matahari :
5. Tempat wadah bunga hiasan :
6. Hewan yang sering digunakan untuk membajak sawah :
7. Penanaman kembali pada tanah yang gundul :
8. Pengairan pada pesawahan :
9. Seseorang atau suatu kelompok yang tinggal disuatu tempat :
10. Obat pengusir hama tanaman yang digunakan oleh petani :
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
H.MUADJI HAROMAIN, S.Pd.I FAJAR INDRIAWATI
Lembar Kerja Siswa
(LKS)
Nama Kelompok :________________________________
Petunjuk kerja
1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan
2. Bacalah wacana berikut dengan seksama
3. Carilah dan diskusikanlah kosakata yang dianggap kalian sulit dan belum
diketahui maknanya di kamus
4. Selamat mengerjakan
Bagaimana menggunakan kamus?
1. Lihatlah huruf awal kata atau istilah yang dicari
2. Kata di dalam kamus sudah urut berdasarkan alfabet. Untuk menemukannya
dengan cepat kata yang dimaksud lihatlah kata yang terdapat di pojok atas
kanan dan kiri kamus
3. Jika huruf pertama sudah ditemukan, lihatlah huruf kedua, huruf ketiga, dan
seterusnya
4. Setelah kata ditemukan bacalah makna yang ada makna itu biasanya lebih
dari satu. Makna manakah yang akan diambil, sesuaikan dengan konteks
kalimatnya
SENI PAHAT DARI DESA MAS
Seni pahat adalah salah satu seni yang terkenal di Pulau Dewata.
Uniknya para pemahat itu berasal dari Desa Mas di daerah Ubud. Desa Mas
adalah sebuah desa di Kabupaten Gianyar Bali.
Berabad-abad kemudian, seni pahat kayu di Bali menjadi sangat terkenal
dengan lahirnya seniman-seniman patung, seperti Ida Bagus Nyana dan
putranya, Ida Bagus Tilem. Karya kedua mha guru seni pahat itu masih
disaksikan beberapa pura disekitar daerah Mas.
Siapa yang akan meneruskan seni pahat Desa Mas? Teman-teman kita,
anak-anak Bali tertarik dan kembali menekuni seni pahat maka Pak I Made
Sudiana mengumpulkan karya-karya terbaik pemahat desa Mas.
Dengan melihat karya-karya terbaik dari seniman pahat Desa Mas,
diharapkan teman-teman kita itu menjadi tertarik. Kita pun berharap seni pahat
akan semakin berkembang di Desa Mas.
No Kata Makna
1.
Seniman
Lembar Evaluasi Siklus 1
Nama :________________________
Kelas : IV _____________________
Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai!
SENI TARI
Ketika mendengar musik,orang sering mengetuk-ngetukkan kaki dan bertepuk
tangan, menari itu kegiatan alami. Sejak zaman purba, gerakan tari selalu berirama. Irama
berasal dari tepuk tangan dan ketukan kaki. Di kemudian hari, gerakan teri mengikuti
langkah yang lebih formal.
Hampir semua suku bangsa Indonesia memiliki tari daerah masing-masing. Tari
mereka beraneka ragam. Ada tari untuk upacara keagamaan, pergaulan, dan musuh. Tari
Cakalele dari Maluku, misalnya, menggambarkan orang-orang yang hendak berangkat ke
medan Peendak berangkat ke medan perang.
Gerak tari dan perlengkapan tari dipengaruhi oleh lingkungannya. Gerak tari
suku dayak Bahau di kalimantan Timur meniru gerak burung. Kostumnya pun dilengkapi
dengan bulu burung serta rerumputan yang tmbuh di daerah itu.
A. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apa judul dari bacaan di atas?
2. Apa yang diceritakan pada bacaan “SENI TARI” tersebut?
1. Hitunglah jumlah kata tari dalam bacaan di atas!
2. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?
3. Dalam paragraf ke berapakah kata kostum muncul?
B. Tulislah arti dari kata berikut!
1. Menyerupai :
2. Alami :
3. Formal :
4. Ragam :
5. Kostum :
C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna berikut ini :
1. Kata lain dari penyanyi :
2. Alat musik yang dipetik :
3. Ragam suara yang berirama:
4. Wisatawan atau pelancong :
5. Nyanyian yang di nyanyikan oleh 2 orang :
6. Penyanyi wanita :
7. gerak perbuatan yang menggambarkan kehidupan dan watak seseorang melalui
tingkah laku/dialog yang diperankan :
8. orkes melayu :
9. kesenian yang berasal dari kota ponorogo :
10. pemimpin paduan suara :
Lembar Evaluasi Siklus 2
Nama :________________________
Kelas : IV _____________________
Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai!
BANJIR
Bila musim hujan tiba, umumnya penduduk maupun pemerintah di beberapa
daerah menjadi khawatir, mengapa? Karena seiring musim hujan, maka banjir pun akan
datang. Apa sebenarnya yang menyebabkan setiap musim hujan tiba selalu terjadi banjir?
Banjir sering terjadi sebagian besar disebabkan oleh tangan-tangan manusia
juga, diantaranya karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan kedalam saluran
air (selokan) dan sungai menjadi dangkal sehingga aliran air terhambat dan menjadi
tergenang.
Yang kedua dikarenakan tidak adanya saluran air di beberapa jalan raya, sehingga air
yang tidak mengalir dan hanya menggenang dijalan lama-kelamaan akan menghancurkan
aspal jalan.
Selain dua faktor sebelumnya, faktor lainnya karena tanah sudah tidak mampu
menampung dan menyerap air lagi disebabkan banyak lahan yang gundul sehingga
daerah resapan air sudah sangat sedikit.
A. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apa judul dari bacaan di atas?
2. Apa yang diceritakan pada bacaan “BANJIR” tersebut?
3. Hitunglah jumlah kata “banjir” dalam bacaan di atas!
4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?
5. Dalam paragraf ke berapakah kata saluran air muncul?
B. Tulislah arti dari kata berikut!
1. Dangkal :
2. Tiba :
3. Lahan :
4. Penduduk :
5. Khawatir :
C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna berikut ini :
1. Penghargaan yang diberikan suatu kota karena kebersihannya :
2. Perumahan asri yang ada di bukit gunung :
3. Kata lain dari lombok :
4. pembentukan zat makanan pada tumbuhan di dalam bantuan sinar matahari :
5. Tempat wadah bunga hiasan :
6. Hewan yang sering digunakn untuk membajak sawah :
7. Penanaman kembali pada tanah yang gundul :
8. Pengairan pada pesawahan :
9. Seseorang atau suatu kelompok yang tinggal disuatu tempat :
10. Obat pengusir hama tanaman yang digunakan oleh petani
Lembar Kerja Siswa
(LKS)
Nama Kelompok :________________________________
Petunjuk kerja
1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan
2. Bacalah wacana berikut dengan seksama
3. Carilah dan diskusikanlah kosakata yang dianggap kalian sulit dan belum
diketahui maknanya di kamus
4. Selamat mengerjakan
Bagaimana menggunakan kamus?
1. Lihatlah huruf awal kata atau istilah yang dicari
2. Kata di dalam kamus sudah urut berdasarkan alfabet. Untuk menemukannya
dengan cepat kata yang dimaksud lihatlah kata yang terdapat di pojok atas
kanan dan kiri kamus
3. Jika huruf pertama sudah ditemukan, lihatlah huruf kedua, huruf ketiga, dan
seterusnya
4. Setelah kata ditemukan bacalah makna yang ada makna itu biasanya lebih
dari satu. Makna manakah yang akan diambil, sesuaikan dengan konteks
kalimatnya
AYO RAMAH LINGKUNGAN
Ramah lingkungan berarti :
1. Tidak membuang sampah sembarangan
2. Menggunakan kantong plastik atau wadah plastik berkali-kali
3. Menggunakan deterjen yang ramah lingkungan, yaitu mengandung komposisi
ABS atau LAS. Akan tetapi, LAS lebih mudah diurai ingat pula, detergen yang
baik hanya menghasilkan sedikit busa
4. Menggunakan detejen sesuai dengan petunjuk di kemasan dan tidak berlebihan
5. Menggunakan kulkas atau AC yang tidak mengandung CFC
6. Menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi
7. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
8. Menggunakan sepeda sebagai kendaraan alternatif
9. Lebih sering menggunakan sarana transportasi umum massal
10. Menggunakan kendaraan irit bahan bakar
11. Menggunakan bahan bakar bebas timbal
12. Tidak mencemari, tidak merusak dan tidak mengganggu ekosistem yang ada.
Setelah membaca Wacana tersebut, sekarang cobalah untuk mencari 5 kata yang
belum pernah kamu ketahui arti nya, dan cobalah mencari di kamus!
No Kata Makna
1.
sampah
DAFTAR NILAI SISWA PRA SIKLUS
NO KODE SISWA NILAI
1. A 30
2. B 70
3. C 40
4. D 70
5. E 60
6. F 60
7. G 30
8. H 70
9. I 40
10. J 50
11. K 40
12. L 80
13. M 40
14. N 20
15. O 45
16. P 60
17. Q 60
18. R 75
19. S 55
20. T 20
21. U 75
22. V 50
23. W 40
24. X 50
25. Y 45
26. Z 40
27. AA 50
28. AB 50
29. AC 40
30. AD 50
31. AE 45
32. AF 70
33. AG 45
34. AH 35
35. AI 40
Rata-rata Kelas : 50,00
Persentase Kelulusan :20%
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS I
NO KODE SISWA NILAI
1. A 70
2. B 40
3. C 40
4. D 90
5. E 60
6. F 90
7. G 30
8. H 90
9. I 60
10. J 70
11. K 80
12. L 60
13. M 70
14. N 40
15. O 30
16. P 70
17. Q 60
18. R 80
19. S 80
20. T 70
21. U 50
22. V 90
23. W 60
24. X 90
25. Y 70
26. Z 60
27. AA 80
28. AB 80
29. AC 90
30. AD 50
31. AE 60
32. AF 90
33. AG 80
34. AH 50
35. AI 70
Rata-rata Kelas : 67,14
Persentase Kelulusan : 57%
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS II
NO KODE SISWA NILAI
1. A 70
2. B 70
3. C 80
4. D 90
5. E 70
6. F 90
7. G 40
8. H 100
9. I 80
10. J 90
11. K 100
12. L 90
13. M 60
14. N 50
15. O 50
16. P 70
17. Q 90
18. R 100
19. S 90
20. T 80
21. U 100
22. V 100
23. W 70
24. X 90
25. Y 80
26. Z 80
27. AA 80
28. AB 80
29. AC 90
30. AD 60
31. AE 50
32. AF 90
33. AG 80
34. AH 70
35. AI 90
Rata-rata Kelas : 80
Persentase Kelulusan : 85%
Lembar Evaluasi Pra - Siklus
Nama :________________________
Kelas : IV _____________________
Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai!
SENI WAYANG
Seni wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang
paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Wayang adalah drama
tradisional yang disajikan oleh seorang dalang dengan menggunakan wayang sebagai alat
pertunjukan.
Wayang dibedakan atas wayang beber, wayang golek, wayang kulit dan wayang
wong. Wayang beber adalah wayang yang terbuat dari lembaran kain yang ditulis.
Adegan gerak wayang dilakukan dengan menggunakan dua tiang sebagai alat penggerak.
Wayang golek adalah wayang menggunakan golek (patung dari kayu) sebagai
alat peragaan cerita yang disampaikan oleh dalang. Wayang kulit adalah wayang yang
terbuat dari kulit sedangkan wayang wong adalah wayang yang diperankan oleh
manusia.
A. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apa judul dari bacaan di atas?
2. Apa yang diceritakan pada bacaan “SENI WAYANG” tersebut?
3. Hitunglah jumlah kata “wayang” dalam bacaan di atas!
4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?
5. Dalam paragraf ke berapakah kata budaya muncul?
B. Tulislah arti dari kata berikut!
1. Peran :
2. Budaya :
3. Peragaan :
4. Menononjol :
5. Menggunakan :
C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna berikut ini :
1. Seseorang yang memainkan wayang saat pertujukan:
2. Suatu unsur yang memiliki kemiripan atau serupa antara satu wilayah :
3. Kata lain dari “wong” :
4. Sesuatu yang dijadikan tontonan :
5. Gambar yang berwarna warni dalam kain :
BIODATA OBSERVER
Nama : Siti Sya’diyah, S.Pd.I
NIP : -
Tempat tanggal lahir : Bekasi, 30 Desember 1982
Alamat : Desa Mangun Jaya, Tambun Selatan
Jabatan : Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV
BIODATA OBSERVER
Nama : Kokom Komariah, S.Pd.I
NIP : -
Tempat tanggal lahir : Bekasi, 24 Juni 1987
Alamat : Kp.Utan Wanasari, Cibitung
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Fajar Indriawati, lahir di kota Ngawi
Propinsi Jawa Timur pada tanggal 10 Februari 1993
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, lahir dari
pasangan Bapak Sumanto dan Ibu Heri Sri Sulistyowati.
Penulis sekarang bertempat tinggal di Perumahan Tridaya
Indah Estate IV Jl. Kurma Raya blok D 5 no 18 RT 02 RW
011 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MI (PINK)
Perguruan Islam Nur Kasyaf 03 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada tahun 2004,
pendidikan menengah dan atas di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1
Sambirejo Mantingan Ngawi lulus pada tahun 2010, dan mulai tahun 2012 sampai
dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswi Program S1
PGMI (UIN) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.