PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

11
PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI PROBLEMA PSIKOLOGIS MASYARAKAT ISLAMIC COUNSELLING APPROACH ON SOLVING PSYCHOLOGICAL PROBLEMS IN SOCIETY Agus Akhmadi Agus Akhmadi Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya Jl. Ketintang Madya 92 S u r a b a y a Telp. 031 8280116, 8290021 Naskah : diterima : 29 Agustus 2016 direvisi : 21 September 2016 disetujui : 20 Oktober 2016 Abstracts Restlessness and anxiety problem of modern society comes from individual psychological (internal factor) and from political and social factors such as discrimination and injustice. To overcome those problems, implementing psychodynamic theory, behaviorism, humanism and multiculturalism are not enough. We are introduced to the fifth approach, that is, Islamic approach. The approach which is based on the belief, religious knowledge, and worship practices becomes the guidelines, techniques and destination Islamic counseling. The Islamic counseling is aimed at preventive, curative, rehabilitative development, using spiritual methods which are based on the counselee. Spiritual methods with techniques of spiritual practice, establish compassion, and reflection al Qudwah al-hasanah. Counselee-centered method is done by discussion and advice according to the counselees’ interests and values. A counselee is free to choose, plan, decide the behavior and values that are meaningful to him. Keywords: Islamic Counseling , Psychological Problem Abstrak Problem keresahan dan kecemasan masyarakat modern bersumber pada faktor psikis individual (internal), dan faktor eksternal sosial politik karena adanya diskriminasi dan ketidakadilan. Mengatasi masalah tersebut, perbantuan dengan pendekatan teori spiritual saat ini menjadi kekuatan kelima dalam konseling, setelah teori psikodinamika, behaviorisme, humanisme dan multikultural. Pendekatan Islam yang bertumpu keyakinan, pengetahuan keagamaan, praktek-praktek peribadatan, pengalaman, persepsi transendensi dan praktek keagamaan menjadi pedoman, teknik dan tujuan konseling Islam. Konseling Islam bertujuan preventif, kuratif, rehabilitative dan development, menggunakan metode spiritual dan metode berpusat pada konseli. Metode spiritual dengan teknik latihan spiritual, menjalin kasih sayang, dan cerminan al-qudwah al-hasanah. Metode berpusat konseli dilakukan dengan diskusi dan nasehat sesuai minat dan nilai-nilai konseli. Konseli bebas memilih, merencanakan, memutuskan perilaku dan nilai-nilai yang bermakna baginya. Kata Kunci: konseling Islam, problem psikologis masyarakat 375

Transcript of PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

Page 1: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASIPROBLEMA PSIKOLOGIS MASYARAKAT

ISLAMIC COUNSELLING APPROACH ON SOLVINGPSYCHOLOGICAL PROBLEMS IN SOCIETY

Agus Akhmadi

Agus AkhmadiBalai Diklat Keagamaan

(BDK) SurabayaJl. Ketintang Madya 92

S u r a b a y aTelp. 031 8280116, 8290021

Naskah :diterima : 29 Agustus 2016

direvisi : 21 September 2016disetujui : 20 Oktober 2016

AbstractsRestlessness and anxiety problem of modern society comes fromindividual psychological (internal factor) and from political and socialfactors such as discrimination and injustice. To overcome thoseproblems, implementing psychodynamic theory, behaviorism,humanism and multiculturalism are not enough. We are introduced tothe fifth approach, that is, Islamic approach. The approach which is basedon the belief, religious knowledge, and worship practices becomes theguidelines, techniques and destination Islamic counseling. The Islamiccounseling is aimed at preventive, curative, rehabilitative development,using spiritual methods which are based on the counselee. Spiritualmethods with techniques of spiritual practice, establish compassion,and reflection al Qudwah al-hasanah. Counselee-centered method is doneby discussion and advice according to the counselees’ interests and values.A counselee is free to choose, plan, decide the behavior and values thatare meaningful to him.

Keywords: Islamic Counseling , Psychological Problem

AbstrakProblem keresahan dan kecemasan masyarakat modern bersumberpada faktor psikis individual (internal), dan faktor eksternal sosial politikkarena adanya diskriminasi dan ketidakadilan. Mengatasi masalahtersebut, perbantuan dengan pendekatan teori spiritual saat ini menjadikekuatan kelima dalam konseling, setelah teori psikodinamika,behaviorisme, humanisme dan multikultural. Pendekatan Islam yangbertumpu keyakinan, pengetahuan keagamaan, praktek-praktekperibadatan, pengalaman, persepsi transendensi dan praktek keagamaanmenjadi pedoman, teknik dan tujuan konseling Islam. Konseling Islambertujuan preventif, kuratif, rehabi litative dan development,menggunakan metode spiritual dan metode berpusat pada konseli.Metode spiritual dengan teknik latihan spiritual, menjalin kasih sayang,dan cerminan al-qudwah al-hasanah. Metode berpusat konseli dilakukandengan diskusi dan nasehat sesuai minat dan nilai-nilai konseli. Konselibebas memilih, merencanakan, memutuskan perilaku dan nilai-nilaiyang bermakna baginya.

Kata Kunci: konseling Islam, problem psikologis masyarakat

375

Page 2: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

PendahuluanModernisasi dan globalisasi berlangsung begitucepat, padahal kesiapan mental sering kalilambat. Ketidakseimbangan tersebut dapatmenimbulkan gangguan psikologis yang ditandaiadanya keresahan, kecemasan, kehilanganmakna, ketidaktahuan apa yang akan dituju.

Berbagai perubahan serba cepat,kehidupan ”instan”, kurang memilikikemampuan dalam persaingan hidup,kebebasan dan ketidakmampuan untukmenenangkan diri melalui ”agama” menjadipemicu banyak penyimpangan (Mubarok, 2000),yang berakibat pada hilangnya kebahagianhidup. Masalah-masalah tersebut bukan sajaberdampak pada individu yang bermasalah,namun juga pada orang lain. Berbagai gangguankejiwaan (stres dan depresi) menyebabkanhilangnya keharmonisan diri bahkan rusaknyatatanan sosial. Masyarakat modern mengalamigejala psikologis seperti kegelisahan, kecemasan,kebosanan dan perilaku menyimpang.

Problema tersebut membutuhkanpenyelesaian, baik oleh dirinya maupun oranglain melalui layanan perbantuan (konseling).Ramayulius (dalam Arifin,2008) mengatakanbahwa konseling agama berperan dalamkehidupan masyarakat beragama, yaitupendorong masyarakat dalam melakukansesuatu, penentu arah dan tujuan, penyeleksiperbuatan yang akan dilakukan, dan sebagaipenguji sikap masyarakat dalam berbuat.

Agama sebagai bentuk keyakinanterhadap sesuatu yang bersifat supernaturalakan menyertai masyarakat dalam ruang danlingkup kehidupannya, menjadi nilai-nilaibermakna dan memberi dampak bagi kehidupansehari-hari. Agama dapat berfungsi sebagaimotif intrinsik yang berguna, diantaranya untukterapi mental dan motif ekstrinsik dalamrangka menangkis bahaya negatif arus eraglobal (Arifin, 2000). Oleh karena itu temakonseling Islam, peran konseling Islam dalammengatasi problema masyarakat menjadisesuatu yang penting.

376

Pendekatan Konseling Islam TerhadapProblem PROBLEM Psikologis Masyarakat

A. Problem Psikologis MasyarakatMasyarakat modern sering menghadapi

problem kejiwaan masyarakat berupakegelisahan, yaitu suatu rasa tidak tenteram,tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas.Kegelisahan merupakan gejala universal yangada pada manusia, yang hanya dapat diketahuidari gejala tingkah laku atau gerak-gerikseseorang dalam situasi tertentu. Kegelisahanmerupakan sesuatu yang unik sebagaimanifestasi dari perasaan tidak tenteram,khawatir, ataupun cemas (Mubarok, 2002).

Dalam KBBI dinyatakan kecemasan adalahtidak tenteram hati (karena khawatir, takut),gelisah. Manusia kadang tenggelam dalamkegelisahan, kerisauan, bahkan kegundahanhati. Kecemasandapat bersumber dari hilang-nya makna hidup (the meaning of life). Maknahidup terwujud manakala seseorang memilikikejujuran, merasa hidupnya dibutuhkan oranglain dan merasa mampu mengerjakan sesuatuyang bermakna untuk orang lain.

Masalah mereka bermula ketika merekatidak memiliki makna hidup, tujuan hidup danprinsip hidup. Apa yang dilakukan tidak lebihdari sekedar mengikuti tuntutan sosial yangbelum tentu berdiri di atas suatu nilai-nilai yangmulia, bahkan terkadang hanya sandiwara dihadapan orang lain atau lingkungan sosialnya,padahal pada waktu melakukan sandiwaramereka sedang mengalami kecemasan dankegelisahan (Lahmuddin, 2012).

Masyarakat modern mengalami kesepianyang bersumber dari hubungan antar manusiayang tidak lagi tulus, ikhlas dan hangat. Merekamenggunakan topeng-topeng sosial untukmenutupi wajah kepribadiannya, mereka tidaklagi berbuat sesuai dengan nuraninya, tetapilebih cenderung berbuat demi nafsu dankepentingan sesaat. Hubungan atau komunikasiyang dilakukan tidak tulus dari dirinya, orang-orang ini telah kehilangan jati dirinya, akibatnyaperasaannya mengidap kesepian, sunyi dangelisah walaupun ia berada di tengah-tengahkeramaian.

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 3: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

377

Kadang mereka mengalami kebosanan,atau jemu hidup. Mereka yang tidak memilikitujuan dan prinsip hidup akan merasakankehidupan hambar dan kecemasan yangmengganggu jiwanya. Kebosanan terjadi karenamanusia melakukan sesuatu yang tidak sesuaidengan nalurinya, atau telah keliru dalammemaknai hidup ini, sehingga menyebabkanmudah cemas, gelisah dan depresi.

Pada sebagian masyarakat juga melakukanperilaku menyimpang. Mereka yang dihinggapiperasaan cemas, kesepian dan kebosanan,menyebabkan mereka tidak mampu berpikirjernih dan kritis, akhirnya mereka melakukanmabuk-mabukan, merampok, memperkosa danmembunuh orang tanpa sebab yang jelas.

Gangguan kejiwaan atau psikosomatik,merupakan penyakit yang berkaitan denganjiwa dan raga, gangguan fisik yang disebabkanoleh faktor kejiwaan dan sosial, seperti emosiyang memuncak yang mengakibatkan kekacauandalam dirinya dan memengaruhi fisiknya.Manusia psikosomatik biasanya suka mengeluh,tidak enak badan, jantungnya berdebar-debar,merasa lemah, lemas dan tidak bisaberkonsentrasi. Mereka mengalami berbagaisyndrome, trauma, stress, ketergantungankepada obat penenang/alkohol/narkotik atauperilaku menyimpang lainnya.

B. Penyebab Problem MasyarakatErhamwilda (2009) menyatakan bahwa

problema tersebut disebabkan oleh tiga hal,yaitu pertama, jasad/ fisik yang kurang kuat/sehat. Kedua, qalb/ hati yang kotor. Ketiga, akalyang tidak digunakan sebagaimana mestinya.Jasad yang kurang sehat dapat berpengaruhpada kejiwaan seseorang, sebaliknya kondisipsikis seseorang turut memengaruhi fisiknya,walaupun tidak semua gangguan psikisberpengaruh kepada fisik atau sebaliknya.

Qalb/hati yang kotor dapat menjadisumber kegelisahan, kekhawatiran, ketidak-puasan, kecemasan, ketakutan dan kebosananhidup, berbeda dengan hati yang suci, bersih,yang akan merasakan ketenangan danketentraman serta kebahagiaan hidup.Dinyatakan dalam QS Al Baqoroh, 10"Dalam hati

mereka ada penyakit, lalu ditambah Allahpenyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,disebabkan mereka berdusta. Penyakit-penyakithati pada manusia yaitu iri dan dendam, dapatmenyebabkan hidupnya tidak pernah bahagia dantenang, bahkan akan merasakan kegelisahan,kecemasan dan kesusahan.

Akal yang tidak digunakan sebagaimanamestinya juga dapat memicu masalah. Fungsi akaladalah agar manusia mampu berpikir, memprosesdan untuk menyelesaikan masalah. Seseorangyang berakal dan proses akalnya dibimbing olehAlloh dan mengacu kepada wahyu Allah, akanmenemukan cara-cara yang baik dan tepatdalam mengatasi masalah kehidupan danmendapatkan ketenangan serta kebahagiaan.

Hawari (1997) menyebutkan adanyadisintegrasi dari masyarakat tradisional karenaunsur-unsurnya mengalami perubahan dengankecepatan yang berbeda. Perubahan-perubahansosial yang cepat sebagai akibat modernisasitelah menyebabkan manusia kehilangan identitasdiri. Kebenaran-kebenaran yang abadi disisihkankarena dianggap kuno sehingga orang hanyaberpegang kepada kebutuhan materi dan tujuansementara, petunjuk agama, moral, budi pekerti,warisan budaya lama dan tradisional telahmenimbulkan ketidakpastian fundamental dibidang hukum, moral, nilai dan etika kehidupan.

Selain itu, ada pula gangguan jiwa yangdisebabkan oleh faktor organik, seperti kelainansistem syaraf, dan gangguan pada otak (Ancok,2004). Permasalahan mereka erat kaitan-nya dengan adanya gangguan kejiwaaan,sebagaimana ungkapan Kanfer dan Goldstein(1982), bahwa orang yang mengalami gangguankejiwaan dapat terlihat pada empat ciri yaituhadirnya perasaan cemas (anxiety) dan perasaantegang (tension) di dalam diri, merasa tidak puasterhadap perilaku diri sendiri, perhatian yangberlebih-lebihan terhadap problem yangdihadapi dan ketidakmampuan berfungsisecara efektif di dalam menghadapi problem.

Disamping faktor psikis dan internal diatas,masalah mereka diakibatkan oleh faktor-faktorlingkungan (eksternal). Mereka mengalamiproblema hidup dan gangguan kejiwaan yangbersumber dari hubungan dengan orang lain yang

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 4: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

378

tidak memuaskan, seperti diperlakukan tidakadil, kesemena-menaan. Problem muncul karenaindividu tidak dapat dilepaskan dari struktursosial dan lingkungan yang melekat dalamkehidupan sehari-hari. Perilaku merupakanperpaduan dua fungsi utama, yaitu organismedan lingkungan (B=„(O.E)) (Kurt Lewin (dalamRahman, 2006).

Dengan menggunakan teori ekologi, dalammenganalisis problema masyarakat modern,tidak hanya disorot dari pemahaman danpendekatan individu, namun dari relasinyadengan lingkungan. Bronfenbrenner (dalamRahman), bahwa sistem relasi antar pribaditerdiri dari empat dimensi, yaitu level mikro,meso, ekso, dan makro. Lapis mikro, yaknihubungan atau pengalaman langsung individudengan unit terkecil dalam masyarakat (keluarga,sekolah, dan kelompok sebaya). Lapis meso, yaituketerkaitan dan hubungan langsung antaraunit-unit mikro (relasi keluarga dan sekolah,sekolah dan kelompok sebaya). Lapis ekso, yaknilingkungan di luar diri individu yang memilikihubungan tak langsung (misalnya dunia industri).Lapis makro yang merupakan lapisan palingluar dari diri individu (berupa struktur politik,sistem, ideologi, dan lingkungan global).

Selanjutnya Rahman memodifikasi dalamtiga lapis, yaitu: Lapisan mikro, terdiri dari siindividu itu sendiri (pengetahuan, sikap,keterampilan, sistem nilai diri) dan keluarga.Lapisan meso terdiri masyarakat atau komunitassekitar, lingkungan sekolah, kelompok sebayalengkap dengan atribut yang dimilikinya (sistemnilai, norma masyarakat, stereotip, stigma sosial).Lapisan makro, yaitu lingkaran terluar daridiri individu dan masyarakat yang berhubungantidak langsung, namun efek psikologisnyaberpengaruh sangat besar terhadap individudan masyarakat (struktur politik, ideologi,lingkungan global). Ketiga lapisan: mikro, mesodan makro seringkali menjadi penyebabmasalah, dengan demikian, analisis problemakehidupan harus dilihat dari berbagai faktor,setidaknya faktor internal dan faktor eksternal.

C. Konseling Islam Sebagai Solusi MasalahDalam menyelesaikan masalah, sebagian

masyarakat membutuhkan tempat berkonsultasi,atau layanan perbantuan yang disebut bimbingandan konseling (selanjutnya disingkat konseling).Perkembangan teori-teori konseling telah lamaada, mewarnai strategi dan model layanan.Setidaknya berkembang empat teori besar dalamkonseling yang cukup mewarnai layanan, yaituPsikodinamika, behaviorisme, humanisme danmultikultural (Sue dan Sue, 2003).

Saat ini dalam layanan konselingsemakindipentingkan kerohanian untuk kesejahteraandan kesehatan konseli, sehingga, telahberkembang kekuatan kelima konseling, yaitukonseling spiritual atau konseling spiritual teistik(Hayat, 2007). Menurut Burke dkk (dalamGladding, 2012), kerohanian dan agama adalahaspek yang signifikan dalam hidup manusia.

1. Spiritualitas Konseling IslamSaat ini spiritualitas diakui sebagai sebuah

faktor penanganan yang penting, yang dapatmemengaruhi hubungan, proses atau hasilkonseling. Carl Jung, Victor Frankl, AbrahamMaslow dan Rollo May (dalam Gladding, 2012)telah menekankan pentingnya spiritualitasdalam konseling. Spiritualitas merupakan sebuahpaham yang kompleks dan multi dimensi,setidaknya mencakup konsep transendensi,aktualisasi diri, tujuan dan maksud hidup,keutuhan, keseimbangan, kesakralan, altruismedan kesadaran akan kuasa yang lebih tinggi.

Konseling spiritual merupakan prosespemberian bantuan kepada individu agarmemiliki kemampuan untuk mengembangkanfitrahnya sebagai makhluk beragama, berperilakusesuai nilai-nilai agama dan mengatasi masalahkehidupan melalui pemahaman, keyakinan, danpraktek-praktek ibadah ritual agama yangdianutnya (Yusuf, 2007), semisal pendekatan BKpastoral, transpersonal psychology, dan BK Islam.

Mappiare (2006) menyebutkan dimensi-dimensi pada religius, mencakup: Pertama:dimensi keyakinan yaitu pengharapan berpegangteguh dan mengakui kebenaran pandangan suatuagama. Kedua, dimensi praktek yaitu perilakupemujaan, ketaatan dan hal-hal yang dilakukan

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 5: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

untuk menunjukkan komitmen pada agamayang dianut. Ketiga, dimensi pengalaman yaitubersangkutan dengan tinggi rendahnyaperasaan, persepsi, mediasi dan sensasiterhadap kegaiban atau transendensi yangdialami orang. Keempat, dimensi pengetahuan,yaitu kepemilikan informasi kognitif mengenaikesejarahan, kenabian dan ajaran kebenaran,kitab suci, konsepsi ketuhanan, peribadatan,dan ajaran kebenaran dunia dan hari akhirsebagai dasar beragama. Kelima, dimensikonsekuensi yaitu identifikasi keagamaanberupa perbuatan sehari-hari sebagai wujudkonkrit keempat dimensi sebelumnya.

Dari kelima dimensi tersebut,memberikan fondasi gerak layanan konselingyang semakin terbuka. Setiap dimensi spiritualdapat menjadi dasar, strategi maupun arahdalam layanan konseling. Keyakinan-keyakinanIslam, praktek-praktek peribadatan,pengalaman dan persepsi tentangketergantungan pada Alloh, pengetahuankeagamaan, maupun praktek kesehariankeagamaan menjadi pedoman, teknik dantujuan dari konseling Islam.

Dalam kajian tentang konseling Islam,layanan ini memberikan bantuan terhadapindividu agar mampu hidup selaras denganketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapatmencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.Pemberian bantuan diarahkan agar konseli dapatmengembangkan potensi akal fikirannya,kejiwaannya, keimanan dan keyakinan sertadapat menanggulangi problematika hidup,sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah,sehingga dapat mencapai kebahagiaan di duniadan akhirat.

Konseling memiliki padanan yang tepatdengan al-irsyad atau al-Istisyarah, yang berartipengarahan, menunjukkan atau membimbingAhmad Warson Al Munawwir(1984). Dalam Q.S.al-Kahfi 10 dinyatakan ‘(Ingatlah) tatkalapemuda-pemuda itu mencari tempat berlindungke dalam gua, lalu mereka berdo’a ”Wahai Tuhankami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjukyang lurus dalam urusan kami (ini)”.

Konseling Islam seluruh dimensinya

berlandaskan ajaran Islam, yakni Alquran dansunnah Rasul. Proses perbantuan yang diberikantidak memaksa, melainkan membantu individuagar mampu hidup selaras dengan ketentuandan petunjuk Allah SAW.

Hidup selaras dengan ketentuan Allahartinya sesuai dengan kodrat yang ditentukanAllah sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk,hidupnya sesuai dengan pedoman yang telahditentukan Allah melalui RasulNya (ajaranIslam), menyadari eksitensi diri sebagai makhluqAllah yang diciptakan Allah untuk mengabdikepadaNya (mengabdi seluas-luasnya). Denganmenyadari eksistensinya sebagai makhluk Allahyang demikian itu, berarti yang bersangkutanakan berperilaku sesuai ketentuan dan petunjukAllah, sehingga akan tercapai kehidupan yangbahagia didunia dan akhirat.

Berbagai problema hidup yang dialamimanusia bila tidak ada penyelesaian, akanmengurangi tingkat kebahagiaan hidup mereka.Dalam layanan perbantuan, konseling sebagai-mana pendapat Gladding (2012) adalah aplikasikesehatan mental, prinsip-prinsip psikologisatau prinsip perkembangan manusia melaluiintervensi kognitif, afektif, peri laku, atausestemik. Konseling sebagai strategi untukmenangani kesejahteraan, pertumbuhan pribadi,atau perkembangan karir serta kelainan.

Oleh karena itu, berbagai aplikasikesehatan mental Islam, prinsip-prinsipkejiwaan Islam, intervensi yang sesuai denganpetunjuk Islam tentu dapat diberikan sebagaibantuan yang sesuai dengan petunjuk Islamuntuk mewujudkan kesejahteraan, pertumbuhanpribadi, karier dan kelainan. Konseling dilakukandengan mengembangkan interaksi, kepedulianintrapersonal dan interpersonal terkait denganpencarian makna, dan penyesuaian diri dalamlatar tertentu.

Konseling dilakukan untuk orang yangdianggap sehat yang membutuhkanperkembangan dan karier dan orang yangmemiliki masalah serius yang memerlukanbantuan untuk penyesuaian atau remediasi.Mereka memiliki masalah yang seringkalimembutuhkan intervensi jangka pendek,maupun memerlukan pengobatan jangka panjang

379

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 6: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

380

karena menghadapi masalah yang seriusseperti kecemasan dan psikosa.

Konseling berbasis teori, artinyakonselor harus memiliki kompetensi dalammelakukan layanannya, konselor meng-gunakan sejumlah pendekatan untuk melayaniindividu, kelompok dan keluarga, berupaintervensi kognitif, afektif, perilaku, atausistemik. Dengan berbasis teori, maka dalamhal penanganan masalah manusia, pendekatandan teori-teori yang ada pada ajaran Islammenjadi pedoman konseling, karena nilai-nilaiIslam sesuai dengan kebutuhan hidup manusia.Dalam tinjauan umum, spiritualitas islamsangat tepat untuk layanan perbantuan,sebagaimana spiritualitas saat ini menjadikekuatan kelima konseling.

2. Pendekatan Konseling IslamLubis (2003) berpendapat, landasan

konseling Islam adalah nilai-nilai yang digalidari ajaran Islam. Al-Qur’an adalah sumberbimbingan, nasihat dan obat untukmenanggulangi permasalahan. Qs.Yunus, 57menyatakan ”Hai manusia, Sesungguhnyatelah datang kepadamu pelajaran dariTuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada danpetunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

Para Rasul, Nabi dan Auliya-Nya menjadicontoh konselor dan terapis utusan Allah SWT.”Dialah Allah yang telah mengutus ditengah-tengah orang-orang yang kurang wawasanseorang Rasul dari kalangan mereka, ia akanmembacakan ayat-ayat-Nya kepada merekadan mensucikan mereka serta mengajarkankepada mereka Al-kibab dan Al hikmah. Dansesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.

Landasan konseling Islam merujuk QSan Nahl 125 : ”Serulah (manusia) kepada jalanTuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yangbaik dan bantahlah mereka dengan cara yangbaik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yanglebih mengetahui tentang siapa yang ter-sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebihmengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk”. ( QS Al-Jum’ah : 2).Dari ayat di atas, konseling Islam harus

hikmah. Hikmah mengandung makna mengetahuikeunggulan sesuatu melalui suatu pengetahuan,sempurna, bijaksana dan suatu yang tergantungpada akibat sesuatu yang terpuji; Hikmahbermakna ucapan yang sesuai dengan kebenaran,falsafah, perkara yang benar dan lurus, keadilan,pengetahuan, dan lapang dada; Hikmah yangdalam bentuk jamaknya al Hikam bermaknakebijaksanaan, ilmu dengan pengetahuan,filsafat, kenabian, keadilan, pepatah, dan alQur’an (Khalilurrahman, 2014)

Konseling Islam berupaya membantuindividu belajar mengembangkan fitrah-iman,dengan cara memberdayakan (enpowering)fitrah-fitrah (jasmani, rohani, nafs, dan iman)mempelajari dan melaksanakan tuntunan Allahdan rasul-Nya, agar fitrah-fitrah yang ada padaindividu berkembang dan berfungsi dengan baikdan benar, dan akhirnya memperolehkebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Konseling Islam mendekatkan manusiapada fitrahnya yang positif dan membantumereka agar tidak salah jalan dalam memenuhidorongan nafsunya sehingga dorongan itutersalur secara benar, bahkan sebaliknya,mendorong manusia mencapai kemajuanyang positif (Mubarok, 2012). Dengan demikian,pendekatan konseling Islam untuk menselaras-kan kembali kepribadian manusia sesuaituntunan Islam, penemuan makna hidup,penyembuhan gangguan emosional,penyesuaian terhadap masyarakat, pencapaiankebahagiaan dan kepuasan, pencapaianaktualisasi diri, peredaan kecemasan sertapenghapusan tingkah laku mal-adaptif danbelajar tingkah laku adaptif sebagaimanayang diajarkan Islam.

3. Prinsip Konseling IslamKonseling Islam berpedoman pada prinsip

ajaran Islam. Darwis (2015), mengungkapkanprinsip konseling Islam, diantaranya bahwa : a)konseling merupakan pekerjaan yang mulia,karena membantu orang lain mengatasikesulitan, seperti hadis Nabi: ”Sebaik-baikpekerjaan di sisi Allah adalah membuat gembira

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 7: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

381

hati seorang muslim,atau menghilangkankesusahan darinya atau membayarkanhutangnya atau menghilangkan rasa lapar-nya”(HR. Tabrani) b). Konseling sebagaipekerjaan ibadah yang dikerjakan semata-matamengharap ridha Allah. c). Pemerintahberkewajiban mendukung program-programkonseling dengan memberi fasilitas. d). Setiapmuslim yang memiliki kemampuan konselingbertanggung jawab dalam pengembangankonseling agama. e). Tujuan konseling ialahmendorong konseli agar selalu ridha terhadaphal-hal yang bermanfaat dan alergi terhadaphal-hal yang mudlarat. f). Konseling berprinsipagar konseli dapat menarik keuntungan danmenolak kerusakan. g). Meminta bantuankonselor hukumnya wajib bagi setiap orangyang membutuhkan. h). Memberikan bantuankonseling hukumnya wajib bagi konselor yangkompeten. i). Proses pemberian konselingharus sejalan dengan syariat Islam. j). Manusiamemiliki kebebasan untuk memutuskanperbuatan baik yang akan dipilih, dan untukmelakukan perbuatan maksiat secara sembunyi-sembunyi (tetapi ia berdosa). Tidak ada orangyang diberi kebebasan melakukan perbuatanmaksiat atau destruktif secara terang-terangan,yang mengganggu orang lain, langsung atautidak langsung yang menjurus pada kekejianyang merusak masyarakat.

Praktek konseling Islam dilakukandengan kode etik, (a) harus menghargai harkatmartabat manusia sebagai mahluk ciptaan Allahyang paling sempurna, (b) harus memilikikeahlian dalam bidang bimbingan, (c) harussenantiasa menjaga amanah dan rahasia individuyang dibimbing, (d) harus menjaga nilai-nilai ukhuwah islamiyah, (e) harus memiliki sifat-sifat yang patut diteladani (uswah hasanah), (f)harus sesuai dengan syari’at Islam, (g) memberikebebasan kepada individu yang dibimbinguntuk mengikuti atau tidak mengikuti nasihatpembimbing, (h) layanan didasari dengan niatmencari ridha Allah, (i) sebisa mungkin konselilaki-laki dibimbing oleh pembimbing laki-laki,dan konseli perempuan dibimbing olehpembimbing perempuan, (j) penanganan kasushendaknya didasarkan atas prinsip amar ma’ruf

nahyi mungkar (Hajir, 2012).Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip

tersebut, konseling Islam menyasar kepadaindividu dan masyarakat dalam mencapaikebahagiaan dunia dan akhirat. Layanankonseling yang diberikan dilakukan oleh danuntuk masyarakat sesuai dengan nilai-nilai danpandangan Islam mengenai hakikat manusia,terkait dengan ajaran Islam dan melalui prosesyang sesuai dengan ajaran Islam.

4. Teknik Konseling IslamPraktek konseling Islam berupa aktivitas

menolong sesama muslim yang mengalamipermasalahan hidup. Dalam ajaran Islam, praktekini memiliki dasar kuat sebagaimana ayat-ayat tentang saling membantu dalam kebaikandan kesabaran menghadapi masalah, membantuorang lain dengan ikhas, membantu denganhikmah, saling mendorong untuk berbuat dalamkebaikan (tawaa shaubil-haqq,tawaa shaubis-shabr; wallahu fii ‘auni ‘abdi maa kaanal ‘abdufii ‘auni akhiihi; ud’u ilaa sabiili rabbika bil-hikmati, wal mau’idzatil hasanati wa jaadilhumbillatii hiya ahsan..; ta’aawanuu ‘alal birri wattaqwa walaa ta’aawanuu ‘alal itsmi wal ‘udwan).

Menurut Lubis (2007), Rasulullah sebagaikonselor didasari al-Qur’an dan al-Hadits. HaditsNabi: ”man nafasa kurbatan min kurabid-dunya naffasahullahu kurbatan min kurabilakhirah” (al-Hadits). Tindakan menolong danmeringankan beban orang lain termasukamaliyah shalih yang sangat dihargai Allah.Amaliyah ihsan sangat dicintai oleh Allah swt.Konseling yang dilakukan Rasul dan parasahabat mencakup perubahan pemahaman,sikap dan perilaku yang islami. Konseling Islamberorientasi pada penguatan nilai-nilai moraldan nilai ibadah. Nilai moral seperti kejujuran,amanah, kesetiaan, keadilan, komitmen, kasihsayang, kebersamaan, kesabaran, keharmonisan,sedangkan fokus orientasi penguatan nilaiibadah Islam seperti kekhusu’an dalamibadah, keikhlasan, keistiqamahan.

Praktik konseling telah hadir juga bentukcara dakwah Rasulullah dalam menyelesaikanproblem-problem yang dihadapi oleh parasahabat, melalui interaksi yang berlangsung

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 8: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

antara Rasul (konselor) dengan umat (konseli),baik secara kelompok (misalnya pada modelhalaqah ad-dars) maupun secara individual(Lubis, 2007).

Konseling Islam menyatu dengan dakwah.Mendasarkan pada hadis Nabi, ‘Barang siapamelihat kemungkaran, maka dianjurkan untukmerubahnya dengan tangannya,bila tidakmampu, dengan lisannya, bila tidak mampu,dengan hatinya. Maka siapa yang melakukanperubahan dengan hati, ia merupakan tindakanselemah-lemahnya iman (HR. Muslim dari AbuSaid al Khuduri ra.).

Teknik konseling didasarkan pada prinsipkerahasiaan, kepercayaan, rasa hormat, cinta,mendengarkan dengan empati, pengertian.Tujuannya memberikan solusi spiritual kepadamereka menggunakan cara meningkatkankomunikasi dengan Allah. Konseling Islammenekankan solusi spiritual, berdasarkan cintadan takwa kepada Allah, kewajiban untukmemenuhi tanggung jawab manusia sebagaihamba Allah di muka bumi. Konseling Islammenjadi solusi bagi masyarakat Muslim, karenamereka meyakini bahwa Islam adalah carahidup yang memandu manusia ke jalan yangbenar, Islam mengajarkan bagaimana mengatasimasalah.

Konseling Islam bersifat preventif, kuratif,rehabilitative dan development. Praktek-praktekkonseling dapat menggunakan instrumen danteknik konseling yang dikembangkan para ahli,diselaraskan dengan nilai-nilai Islam.

Menurut Kholilulloh dkk (2014), tiga teknikkonseling Islam: Pertama, konseling dengantangan (kekuasaan), otoritas. Konselormemaknai tangan untuk terapi. Misalnyadengan memijat-mijat bagian leher dan pundakklien, sehingga terjadi rileksasi. Ketika klienmengalami rikes, konselor memberikannasihat-nasihat berdasar dari data yang telahdiperolehnya dari ungkapan yang dikeluhkanklien. Muslim meriwayatkan, dari Utsman binAbil ‘Ash ra, bahwasannya ia pernah mengadukanpenderitaannya kepada Rasulullah karena iatelah menemukan suatu penyakit di tubuhnyasejak ia masuk Islam. Lalu Rasulullah bersabda:”letakkanlah tangan mu pada tubuh mu yang

merasa sakit, laluucapkanlah Bismillah sebanyaktiga kali dan ucapkanlah dengan kalimat akuberlindung kepada Allah dari kejahatan yangaku temui dan yang aku waspadai”. Konselordapat juga memberikan sedikit penekanandengan otoritasnya ketika melakukan konselingagar klien yakin atas kemampuan konselor.

Kedua, konseling dengan lisan, denganmemberi nasehat, berdiskusi, wawancaradengan konseli. Dengan berdiskusi dan nasehatal Qur’an, sirah para nabi dan rasul, kisah paraauliya’ dan sholihin dapat menginsiprasi. Ketiga,teknik doa. Sering ketika kita sowan ke kiai sepuhbukan nasehat yang dibutuhkan, tetapi doa darikiai sepuh itulah yang dibutuhkan.

Shadiya Muhamed S. Baqutayan (2012)menyatakan bahwa teknik konseling Islam jugamenggunakan amalan yang sesuai al-Quran danSunnah seperti wudlu, dhikir dan sholat. Teknikkonseling tersebut digunakan sejak dulu untukmenyelesaiakan banyak masalah termasukkesehatan mental.

Menurut Lubis (2007) teknik konselingIslamdapat menerapkan metode spiritual(spiritualism methode) dan metode berpusatanak (client-centered method). Metodespiritual terdiri dari teknik latihan spiritual,menjalin kasih sayang, dan cerminan al-qudwahal-hasanah. Dalam metode spiritual, konselidiarahkan untuk mencari ketenangan hatidengan mendekatkan diri kepada Allohsebagai sumber ketenangan hati, sumberkekuatan penyelesaian masalah dan sumberpenyembuhan penyakit mental. Diawalidengan menyadarkan konseli agar menerimamasalah dengan lapang dada dan tawakal atasdasar keteguhan iman. Selanjutnya menegak-kan potensi tauhidnya secara benar agaryakin bahwa Alloh satu-satunya tempatmengembalikan masalah dan memohonpertolongan penyelesaiannya. Metode inidilanjutkan dengan menuntun kearah mendekatiAlloh melalui amal ibadah yang dilaksanakandengan khusu’ hingga pada gilirannya merekadapat memiliki hati sehat dan jiwa tenteram,seperangkat sifat-sifat terpuji serta dapatmencapai kehidupan bahagia.

Dalam metode berpusat pada konseli

382

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 9: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

(pendekatan non direktif), konseli dipandangmemiliki hak memilih, merencanakan,memutuskan tentang perilaku dan nilai-nilaiyang paling bermakna baginya. Konseli diberikesempatan untuk mengekspresikan segalagangguan psikis yang menjadi problem,kemudian konselor menganalisis fakta-faktapsikis untuk mengusahakan kesembuhannya.Selanjutnya konseli didorong untuk berusahasendiri memahami masalahnya, menemukankeadaan baru dan memilih alternatif tindakanpenyelesaian masalah. Konselor membantumenyediakan kondisi-kondisi yang memberikankemudahan baginya untuk mengembangkanperilaku secara lebih produktif, sehingga konselilebih mandiri dalam menyelesaikan masalahnya.

5. Perkembangan Konseling IslamLayanan konseling Islam sesuai

problematika masyarakat masa saat itu, daribimbingan spiritual hingga meluas ke masalahkehidupan lainnya. Bimbingan spiritual-kognitifdilakukan Nabi pada kurun Mekah, berupabimbingan untuk menerima keyakinan Islamyang lebih fitrah, rasional dan sesuai dengankemanusiaan (Hajir, 2012). Konselor mengubahmindset konseli tentang keyakinan dan tatakehidupan. Praktek tersebut telah terbuktisukses menghantarkan manusia kepadakehidupan yang baik, mencakup perbaikanpengetahuan, sikap dan perilaku konseli.Mubarok (2012) mengutip hadist Ahmad dariAbu Umamah, ”… seorang pemuda mendatangiRasul dan bertanya secara lantang di hadapanorang banyak; Wahai Nabi Allah, apakahengkau dapat mengizinkan aku untuk ber-zina ? Mendengar pertanyaan yang tidak sopanitu orang-orang ribut mau memukulinya, tetapiNabi segera melarang dan memanggil, bawal-ah pemuda itu dekat-dekat padaku. Setelahpemuda itu duduk di dekat Nabi, maka Nabidengan santun bertanya kepada pemuda itu :Bagaimana jika ada orang yang akan menzinahiibumu ? Demi Allah aku tidak akan mem-biarkannya, kata pemuda itu. Nabi punmeneruskan, nah begitu pula orang tidak akanmembiarkan hal itu terjadi pada ibu mereka.Bagaimana jika terhadap anak perempuanmu ?

Tidak, demi Allah, aku tidak akanmembiarkannya, kata pemuda itu. Nabimelanjutkan, bagaimana jika terhadap saudaraperempuanmu ? Tidak juga, ya Rasul demi Allahaku tidak akan membiarkannya, kata pemudaitu. Nabi meneruskan, Nah begitu juga orangtidak akan membiarkan puterinya atau saudaraperempuannya atau bibinya dizinahi. Nabikemudian meletakkan tangannya ke dadapemuda itu sambil berdo’a; Ya Allah bersihkan-lah hati pemuda ini, ampunilah dosanya danjagalah kemaluannya”.

Menurut Kamal Ibrahim Mursi, praktekkonseling Islam klasik dikenal dengan praktekhisbah atau ihtisab, konselornya disebutmuhtasib sedangkan konselinya disebutmuhtasab ‘alaih. Hisbah artinya menyuruhorang untuk melakukan perbuatan baik yangjelas-jelas ia tinggalkan, dan mencegahperbuatan mungkar yang jelas-jelas dikerja-kannya. Seorang muhtasib akan memanggilorang-orang yang bermasalah itu dan membantumereka agar dapat mengerjakan hal-hal yangmenumbuhkan kesehatan fisik, mental dansosial, dan menjauhkan mereka dari perbuatanyang merusak (Mubarok, 2012).

Hisbah dilakukan dengan prinsip suka samasuka, bersifat sugesti dan introspeksi, sehinggamuhtasib menyadari betul manfaat perbuatanma’ruf dan bahaya perbuatan mungkar, dandengan itu konseli terdorong pada perbuatan baikdan allergi terhadap yang mungkar, kuat motivasipositipnya dan padam motivasi negatipnya.Hisbah juga dilakukan dengan lemah lembut.

Hisbah waktu itu mengambil bentuksebagai berikut : a). Pemberian nasihat baik secaraumum, secara perorangan dan kelompok, dimasjid, di rumah dan di tempat kerja. b).Bimbingan individual, diberikan kepada individuyang nyata-nyata membutuhkan, dimintaataupun tidak diminta, objeknya terkait masalahkeagamaan, kerumahtanggaan, kepribadian,pekerjaan dan sebagainya. c). Konselingindividual diberikan kepada individu yangterangterangan melakukan perbuatan tercela/keji, tidak mau mengerjakan perbuatan baik,akrab dengan kejahatan dan allergi terhadapkebaikan. d). Bimbingan massal, dilakukan untuk

383

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Page 10: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

mendamaikan perselisihan antara kelompok-kelompok yang bertikai, dilakukan secaraterbuka dalam forum perdamaian.

Dengan proaktif, hisbah sangatmenekankan pendekatan preventif, yaitumencegah daripada mengobati, mengantisipasisedini mungkin merebaknya perilaku atauperbuatan yang berbahaya, perbuatan yangmerugikan keselamatan baik individu yangbersangkutan maupun bagi masyarakatkebanyakan.

Dalam kehidupan modern, kemajuandibidang material telah menelantarkan supraempiris manusia, sehingga terjadi pemiskinanrohaniah dalam diri manusia. Kondisi ini sangatkondusif bagi berkembangnya masalah-masalahpribadi dan sosial yang terekspresikan dalamsuasana psikologis yang kurang nyaman, seperti:perasaan cemas, stress, dan perasaan terasing,serta terjadinya penyimpangan moral atausstem nilai (Yusuf, 2005). Masyarakat modernmengalami problem: (1) ketegangan fisik danpsikis, (2) kehidupan yang serba rumit, (3)kekhawatiran atau kecemasan akan masadepan, (4) makin tidak manusiawinya hubunganantar individu, (5) rasa terasing dari anggotakeluarga dan anggota masyarakat lainnya, (6)renggangnya tali hubungan kekeluargaan, (7)terjadinya penyimpangan moral dan systemnilai, (8) hilangnya identitas diri.

Hal tersebut berimplikasi padapentingnya konseling Islam memberikanbantuan terhadap masalah tersebut. Islammemiliki sejarah dalam mengukir peradabanumat manusia, sumbangsih Islam terhadapperadaban dunia telah diakui, Islam menjadisumber inspirasi kebaikan, panduan dan

tuntutan hidup bahagia dan sejahtera sertamenyelesaikan berbagai permasalahan hidup.

PenutupA. Simpulan

Masyarakat modern menghadapi problemakejiwaan berupa keresahan, kecemasan,kegelisahan, yaitu suatu rasa tidak tenteram,tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas.Problem tersebut bersumber pada faktor psikisindividual (internal), dan faktor eksternal sosialpolitik karena adanya diskriminasi danketidakadilan.

Mengatasi masalah tersebut, layananperbantuan melalui konseling semakindiperlukan. Pendekatan konseling spiritual saatini menjadi kekuatan kelima dalam duniakonseling, setelah pendekatan psikodinamika,behaviorisme, humanisme dan multikultural.

Konseling Islam dengan pendekatan Islamyang bertumpu keyakinan, pengetahuankeagamaan, praktek-praktek peribadatan,pengalaman, persepsi transendensi dan praktekkeagamaan menjadi pedoman, teknik dantujuan konseling Islam. ditujukan sebagai upayapreventif, kuratif, rehabilitative dandevelopment.

Konseling spiritual dengan metodespiritual dengan teknik latihan spiritual, menjalinkasih sayang, dan cerminan al-qudwah al-hasanah, solah, wudhu, zikir menjadi teknik yangtepat. Teknik berpusat pada konseli dengandiskusi dan nasehat sesuai minat dan nilai-nilaikonseli juga menjadi kekuatan, dimana konselibebas memilih, merencanakan, memutuskanperilaku dan nilai-nilai yang bermakna baginya.

384

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Daftar PustakaAl Quran dan terjemaahAhmad Warson Al Munawwir. Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta, Ponpes Al Munawwir, 1984Bambang, Syamsul Arifin, Psikologi Agama, Bandung: Pustaka Setia,2008Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: Dana Bakti

Prima Yasa, 1997Darwis, Bimbingan Konseling Agama untuk Masyarakat Modern, Jurnal Bimbingan Konseling

Islam, Vol 6 .2. Desember 2015

Page 11: PENDEKATAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI …

Djamaluddin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004Erhamwilda, Konseling Islami,Yogyakarta:Graha Ilmu, 2009Gladding, Samuel T. Counseling: a Comprehensive Profession, Sixth edition. New Jersey, Pearson,

2012Hajir Tajiri: Konseling Islam Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 6 No. 20 Juli-Desember 2012Kamus Besar Bahasa Indonesia, http//ebsoft.web.idKanfer F.H., & AP Goldstein, Helping People Change, New York: Pergamon Press, 1982Khalilurrahman, Supandi Dan Lukman Harahap, Pengembangan Bimbingan Konseling Islam Berbasis

Tradisi Jawa, Naadya Volume. 10 No. 1 2014/1435 HKiselica, M. S., & Robinson, M. Bringing Advocacy Counseling to Life; The History, Issues, and HumanDramas of Social Justice Work in Counseling. Journal of Counseling and Development, Vol. 79, Fall 2001Lahmuddin Psikoterapi dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami, MIQOT Vol. XXXVI No. 2 Juli-

Desember 2012Lubis, Saiful Akhyar. Konseling Islami Kyai dan Pesantren. Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007………Konseling Islami di Pondok Pesantren (studi tentang peranan kyai), Disertasi, Yogyakarta, UIN,

2003Mappiare, andi. Kamus Istilah Konseling & Terapi, Jakarta, Raja grafindo Persada, 2006Mubarok, Achmad, Konseling Agama Teori dan Kasus, Jakarta:Bina Rena Pariwara,2000Muhamed S. Baqutayan, An Innovative Islamic Counseling, International Journal of Humanities and

Social Science, Vo.1 no 21, December 2011, h.180-182Rahman, F. Konseling Tiga Dimensi; Ide dan Praktik Ekologi Perkembangan dalam Memahami Problem

Klien dan Komunitas, Yogyakarta, 2006Sue, D.W.& Sue,D. Counseling Culturally Diverse: Theory and Practice Fourth Edition, John Wiley &

Sons.Inc., Fourth Edition, 2003Yahya bin syaraf an Nawawi, Hadits an Nawaiyah, Surabaya, Syirkah Nurasia

385

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016