Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

38
PENDEKATAN KEMITRAAN DALAM PENGEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI HASIL PERTANIAN Disampaikan pada : Workshop Keberlanjutan Pengembangan Kawasan Pedesaan Terpadu (P2KPT) KPDT – Bogor, 19 Mei 2014 Balai Besar Industri Agro Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian R I Jl. Ir. H. Juanda No. 11, Bogor 16122 T. 0251-8324068, F. 0251-8323339, www.bbia.go.id, e-mail : [email protected]

Transcript of Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

Page 1: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

PENDEKATAN KEMITRAAN DALAM PENGEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI HASIL PERTANIAN

Disampaikan pada : Workshop Keberlanjutan Pengembangan Kawasan

Pedesaan Terpadu (P2KPT) KPDT – Bogor, 19 Mei 2014

Balai Besar Industri AgroBadan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

Kementerian Perindustrian R IJl. Ir. H. Juanda No. 11, Bogor 16122

T. 0251-8324068, F. 0251-8323339, www.bbia.go.id, e-mail : [email protected]

Page 2: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

22

POKOK BAHASAN

II. PERKEMBANGAN INDUSTRI AGRO

IV. UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO

III. MASA DEPAN INDUSTRI AGRO

V. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO

VI. DUKUNGAN PERAN BALAI

I. PENDAHULUAN

VII. PENUTUP

Page 3: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

33

I. PENDAHULUAN

Page 4: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

44

PENDAHULUAN

Agro Industri adalah Perusahaan yang mengolah bahan-bahan hasil pertanian baik yang berasal dari tanaman, hewan maupun hasil laut. Pengolahan dalam hal ini melingkupi proses-proses transformasi dan pengawetan melalui cara-cara fisik atau kimia, penyimpanan, pengepakan dan distribusinya.

Agro Industri mencakup :- Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP)- Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP)- Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP)

Page 5: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

55

PENDAHULUAN

IPHP 1. IPHP Tanaman Pangan2. IPHP Tanaman Perkebunan3. IPHP Tanaman Hasil Hutan4. IPHP Perikanan5. IPHP Peternakan

IPMP 1. IPMP Budidaya Pertanian2. IPMP Pengolahan

IJSP 1. IJSP Perdagangan2. IJSP Konsultasi3. IJSP Komunikasi

Page 6: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

66

PENDAHULUAN

Pengembangan Agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan : - Jumlah Tenaga Kerja- Pendapatan Petani- Volume Ekspor dan Devisa- Pangsa Pasar Domestik dan Internasional- Penyediaan Bahan Baku Industri

Page 7: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

77

II. PERKEMBANGAN INDUSTRI AGRO

Page 8: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

88

RENCANA AKSIPENGUATAN DANPENGEMBANGAN

KLASTER

MENINGKATNYA DAYA SAING INDUSTRI

AGROINDUSTRI KAKAO

INDUSTRI BUAH

INDUSTRI KELAPA

INDUSTRI TEMBAKAU

INDUSTRI KOPI

INDUSTRI GULA

INDUSTRI HASIL LAUT

INDUSTRI KELAPA SAWIT INDUSTRI FURNITURE

INDUSTRI KARET

INDUSTRI PULPKERTAS

KLASTER

INDUSTRI OLAHAN SUSU

TERCAPAINYA SASARAN PERTUMBUHAN

12 KlasterIndustri Agro

FOKUS

Perpres No. 28 Tahun 2008 “Kebijakan Industri Nasional”(Industri Agro merupakan Salah Satu Industri Andalan Masa Depan)

Strategi : Hilirisasi dan Diversifikasi Fokus : Kebijakan Fiskal dan

Penyediaan Infrastruktur (termasuk Listrik dan Gas Bumi)

Jangka Panjang : - Peningkatan R & D dan SDM - Pengembangan Mesin Pengolahan

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

Page 9: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

9

SISTEM AGROBUSINESS – AGROINDUSTRY

* Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah Bahan Baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri

Produktivitas

Industri

(UU No. 3/2014)

Page 10: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

1010

1. Memperkuat struktur industri dengan mendorong investasi di bidang industri hilir agro, melalui promosi investasi dan pemberian insentif & disinsentif;

2. Meningkatkan daya saing industri agro melalui Fasilitasi penyediaan infrastruktur baik fisik (seperti pelabuhan, jalan dan rel KA) maupun non fisik (seperti Pusat Riset dan sekolah khusus) serta infrastruktur khusus (seperti terminal kayu dan tangki timbun)

3. Meningkatkan pemanfaatan kapasitas produksi melalui fasilitasi penyediaan bahan baku, pasokan listrik dan gas bumi untuk industri agro;

Kualitatif :

SASARAN PENGEMBANGAN

Page 11: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

1111

4. Meningkatkan penguasaan pasar dalam negeri dan ekspor, melalui pameran/promosi;

5. Mengembangkan keragaman produk seperti diversifikasi produk bahan baku pangan untuk substitusi tepung gandum;

6. Meningkatkan mutu produk industri agro dengan melakukan pelatihan/workshop cara produksi yang baik, HACCP serta meningkatkan jumlah produk industri agro untuk diberlakukan SNI wajib. Di samping itu, melakukan lomba desain untuk produk furniture;

7. Mengembangkan R & D baik di bidang teknologi proses, teknologi produk dan rancang bangun peralatan pabrik.

Sasaran Pengembangan (lanjutan ...........)

Page 12: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

( % )

Rata-rata, %

2010 2011 2012 2013 2014 2010-2014

Makanan, Minuman dan Tembakau 6,64 7,92 8,15 8,90 10,40 8,40

Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 1,75 2,75 2,79 3,40 3,70 2,88

Kertas dan Barang Cetakan 4,20 4,50 4,80 5,30 5,50 4,86

TahunCABANG INDUSTRI

Sumber : Renstra Kementerian Perindustrian

1. Target Pertumbuhan Industri Agro Tahun 2010-2014

Sasaran Pengembangan (lanjutan ...........)

Kuantitatif :

12

Page 13: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

2. Target Perkembangan Nilai Ekspor Industri Agro 2010-2014

Nilai : US$ juta

2010 2011 2012 2013 2014Industri Hasil Hutan dan Perkebunan 11.464,12 11.905,49 12.363,85 12.839,86 13.334,19 3,85Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan 13.819,69 15.823,55 18.117,96 20.745,06 23.753,09 14,50Industri Minuman dan Tembakau 2.789,33 3.075,24 3.390,45 3.737,97 4.121,11 10,25

Industri Agro 28.073,14 30.804,28 33.872,26 37.322,89 41.208,39 5,72

Trend, % 2010-2014

T a h u nCABANG INDUSTRI

Sumber : BPS diolah Pusdatin dan Ditjen Ind. Agro – Kemenperin RI

Sasaran Pengembangan (lanjutan ...........)

13

Page 14: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

1414

PERTUMBUHAN INDUSTRI AGRO

CABANG INDUSTRI 2007 2008 2009 2010 2011 2012TW III 2013

(KUM) 1). Makanan, Minuman dan Tembakau

5,05 2,34 11,22 2,78 9,14 7,74 3,45

2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki -3,68 -3,64 0,60 1,77 7,52 4,19 6,02 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya.

-1,74 3,45 -1,38 -3,47 0,35 -2,78 8,20

4). Kertas dan Barang cetakan 5,79 -1,48 6,34 1,67 1,40 -5,26 3,74 5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet

5,69 4,46 1,64 4,70 3,95 10,25 3,66

6). Semen & Brg. Galian bukan logam

3,40 -1,49 -0,51 2,18 7,19 7,85 2,80

7). Logam Dasar Besi & Baja 1,69 -2,05 -4,26 2,38 13,06 6,45

10,30 8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya

9,73 9,79 -2,87 10,38 6,81 6,94

10,04

9). Barang lainnya -2,82 -0,96 3,19 3,00 1,82 -1,00 -4,00

Industri Agro 4,38 1,92 9,17 2,01 7,29 5,18 3,87

Industri Non Migas 5,15 4,05 2,56 5,12 6,74 6,40 6,22

Produk Domestik Bruto (PDB) 6,35 6,01 4,63 6,22 6,49 6,23 5,83

Pertumbuhan Industri Tahun 2007 – 2013 (TW III)

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

Page 15: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

1515

KONTRIBUSI INDUSTRI AGRO

Kontribusi Industri Agro pada PDB Industri Non MigasTahun 2012 - 2013

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

Kontribusi Industri Agro pada PDBIndustri Non Migas Tahun 2012

Page 16: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

1616

KINERJA EKSPOR INDUSTRI AGRO

Kinerja Ekspor Industri Agro Tahun 2012 - 2013

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

2009 2010 2011 20122013

(Agustus)

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan 27,890.54 17,654.69 22,826.66 19,527.79 7,457.50Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan 3,365.91 8,826.94 13,122.29 25,726.09 5,250.08Industri Minuman dan Tembakau 496.19 699.13 838.58 1,728.59 1,252.86

Industri Agro 31,752.64 27,180.76 36,787.53 46,982.47 13,960.44

T a h u n

CABANG INDUSTRI

(Nilai : US$ Juta)

Page 17: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

1717

KINERJA INDUSTRI KOMODITI AGRO UNGGULAN

Page 18: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

1818

LATAR BELAKANG

• Berdasarkan Peraturan Presiden No. 28 tahun 2008, tentang Kebijakan Industri Nasional, industri pengolahan kelapa sawit (turunan MSM) merupakan salah satu prioritas untuk dikembangkan dan mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi, seperti industri oleofood, oleochemical, energi dan pharmaceutical.

• Pemanfaatan CPO selama ini digunakan oleh industri dalam negeri sebagai bahan baku industri turunan CPO yang masih terbatas yaitu industri pangan (antara lain minyak goreng, margarin, shortening, CBS, Vegetable Ghee) dan industri non pangan yaitu oleokimia (antara lain fatty acids, fatty alcohol, dan glycerin) dan biodiesel.

18

1. INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Page 19: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

1919

* Untuk tahun 2013 data masih bersifat PrognosaSumber : BPS diolah Pusdatin Kemenperin 2013

KINERJA INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

19

No Uraian Satuan 2011 2012 2013*

1 Investasi Trilyun Rupiah 26.3 27.8 27.8

2 Jumlah Unit Usaha Unit 89 93 953 Kapasitas Produksi

Minyak Goreng Sawit Ton 27.200.000 28.000.000 28.500.000

Oleokimia Ton 2.650.000 2.700.000 2.800.000 Biodiesel Kilo Liter (KL) 5.600.000 5.670.000 5.700.0004 Produksi

Minyak Goreng Sawit Ton 17.300.000 17.400.000 17.450.000

Oleokimia Ton 1.250.000 1.300.000 1.350.000 Biodiesel Kilo Liter (KL) 2.750.000 2.800.000 2.850.0005 Konsumsi

Minyak Goreng Sawit Ton 5.350.000 5.500.000 5.575.000

Oleokimia Ton 245.000 250.000 260.000 Biodiesel Kilo Liter (KL) 735.000 750.000 763.0006 Ekspor

Minyak Goreng Sawit Ton 11.350.000 11.900.000 12.050.000

Oleokimia Ton 1.030.000 1.050.000 1.070.000 Biodiesel Kilo Liter (KL) 2.035.000 2.050.000 2.065.0007 Impor Ton 8 Tenaga Kerja Orang 325.000 330.000 330.000

Page 20: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

2020

Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia. Diperkirakan 85% bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan oleh Indonesia, sisanya dihasilkan oleh Negara lain seperti : Philipina, Vietnam dan negara-negara Asia lainnya.Rotan merupakan bahan baku dari alam yang ramah lingkungan, karena rotan hidup di pepohonan. Jika rotan tumbuh dengan baik artinya hutan lestari, oleh karena itu produk olahan rotan termasuk produk ramah lingkungan (green product).

Industri pengolahan kayu yang berada dibawah binaan Kementerian Perindustrian adalah industri hilir yang mengolah lebih lanjut hasil produksi industri primer hasil hutan, yaitu meliputi industri wood working, furniture kayu dan industri pulp/kertas. Sedangkan industri primer hasil hutan yang mengolah langsung kayu bulat sesuai dengan PP 34 Tahun 2002 merupakan binaan Kementerian Kehutanan.

LATAR BELAKANG

2. INDUSTRI FURNITUR (ROTAN)

Page 21: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

21

KINERJA INDUSTRI FURNITURE (ROTAN)

NO. KETERANGANT A H U N

2010 2011 2012 2013

1. Kapasitas Produksi

3.400.000 M3 3.401.000 M3 3.405.000 M3 3.406.000 M3

2. Produksi 2.000.000 M3 2.200.000 M3 2.300.000 M3 2.305.000 M3

3. Utilisasi 58,82% 64,69% 67,54% 67,67%

4. Ekspor 1.4 Milyar USD 1.2 Milyar USD 1.2 Milyar USD 1.25 Milyar USD

5. Unit Usaha 912 912 912 912

6. Investasi Rp. 7.3 Trilyun Rp.7.3 Trilyun Rp. 7.3 Trilyun Rp. 7.3 Trilyun

7. Tenaga Kerja 430.674 432.700 432.700 432.700

Sumber : BPS diolah oleh Pusdatin Kemenperin 2013

Page 22: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

22

LATAR BELAKANG

• Produk turunan kakao yang potensial untuk dikembangkan di masa mendatang adalah : cocoa liquor, cocoa cake, cocoa butter, cocoa powder, makanan dan minuman olahan dari cokelat.

• Kapasitas produksi industri pengolahan kakao meningkat signifikan dari 560.000 ton tahun 2011 meningkat menjadi 660.000 ton (naik 17,8%) dengan kenaikan produksi dari 250.000 ton pada tahun 2011 meningkat menjadi 400.000 pada tahun 2012 (naik 60%).

• Berkembangnya industri pengolahan kakao turut mendorong berkembangnya industri hilir cokelat seperti Nestle, Mayora, Indolakto, dan Unilever dengan investasi mencapai Rp. 3,0 Triliun.

22

3. INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO

Page 23: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

23

Sumber : BPS diolah Pusdatin Kemenperin 2013

No. URAIAN SATUANTAHUN

2008 2009 2010 2011 2012 2013*

1.Jumlah Perusahaan

Unit Usaha

15

15

15

16

16

18

2.Jumlah Tenaga Kerja Orang

4.000

4.000

4.000

4.300

4.300

4.500

3. Jumlah InvestasiJuta

Rupiah

1.500.000

1.500.000

1.500.000

2.000.000

3.000.000

3.500.000

4. Kapasitas Ton

345.000

345.000

345.000

560.000

660.000

720.000

5. Produksi Ton

163.483

125.000

150.000

250.000

400.000

520.000

6. Utilisasi %

47,4

36,2

43,5

44,6

60,6 72,22

7. Ekspor              

Volume Ton

120.048

81.992

126.000

224.000

178.275

190.155

  Nilai US$.000

387.782

295.103

453.600

806.400

551.814

603.514

8 Impor              

  Volume Ton

12.541

10.102

10.607

11.137

19.827

20.435

  Nilai US$.000

16.481

19.398

20.368

21.368

93.534

95.728

* Untuk tahun 2013, data mulai dari periode Januari s/d Oktober 2013

KINERJA INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO

Page 24: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

2424

LATAR BELAKANG• Revitalisasi industri gula 2010-2014 merupakan

salah satu program prioritas Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II dengan target tercapainya swa-sembada gula nasional pada 2014.

• Pada tahun 2014 diharapkan produksi gula nasional mencapai 5,7 juta ton terdiri dari 2,96 juta ton Gula Kristal Putih (GKP) dan 2,74 juta ton Gula Kristal Rafinasi (GKR) yang akan diperoleh dari pembenahan PG existing (revitalisasi off-farm) yang didukung revitalisasi on-farm (intensifikasi perkebunan tebu yang ada) dengan kontribusi 3,57 juta ton serta pembangunan perkebunan tebu baru (ekstensifikasi lahan) dan pembangunan PG baru dengan target 2,13 juta ton.

• Dasar hukum Kementerian Perindustrian melaksanakan program revitalisasi industri gula yaitu INPRES No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional.

24

4. INDUSTRI GULA

Page 25: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

(Ton/Ha) (Ton) (Ton/Ha)Jawa :PTP Nusantara IX (Persero) 33,922.0 2,284,067 67.3 7.58 173,046.0 5.1 PTP Nusantara X (Persero) 73,738.3 5,752,221 78.0 8.31 478,004.1 6.5 PTP Nusantara XI (Persero) 70,860.5 5,618,453 79.3 8.04 451,988.6 6.4 PT RNI 57,926.8 4,503,131 77.7 8.23 370,570.5 6.4 PT PG Madu Baru 7,100.0 520,000 73.2 7.40 38,496.0 5.4 PT Kebon Agung 31,290.5 2,226,317 71.1 7.60 169,295.0 5.4 PT IGN 2,491.0 171,490 68.8 7.24 12,410.0 5.0 PT Pakis Baru 7,500.0 550,000 73.3 7.50 41,250.0 5.5

Jumlah BUMN 236,447.6 18,157,872 76.8 8.12 1,473,609.2 6.2 Jumlah Swasta 48,381.5 3,467,807 71.7 7.54 261,451.0 5.4

Total Jawa 284,829.1 21,625,679 75.9 8.02 1,735,060.2 5.9 Luar JawaPTP Nusantara II (Persero) 9,415.8 655,447 69.6 6.41 41,992.8 4.5 PTP Nusantara VII (Persero) 26,792.3 1,904,199 71.1 7.81 148,705.6 5.6 PG Bone *) 3,850.5 209,166 54.3 6.30 13,177.5 3.4 PG Camming 4,540.5 203,535 44.8 7.34 14,939.3 3.3 PG Takalar 3,398.7 147,812 43.5 5.50 8,135.4 2.4 PT Gunung Madu Plantations 26,358.7 2,071,027 78.6 9.21 190,842.3 7.2 PT Sugar Group 62,224.8 4,629,900 74.4 9.20 425,950.8 6.8 PT PG Gorontalo 7,770.0 563,889 72.6 7.20 40,600.0 5.2 PT Pemuka Sakti Manis Indah 10,600.0 837,647 79.0 8.50 71,200.0 6.7 PT LPI (PG. Komering) 11,626.0 820,553 70.6 8.52 69,931.0 6.0

Jumlah BUMN 47,997.8 3,120,159 65.0 7.27 226,950.5 4.7 Jumlah Swasta 118,579.5 8,923,016 75.2 8.95 798,524.1 6.7 Total Luar Jawa 166,577.3 12,043,175 72.3 8.51 1,025,474.6 5.8 Jumlah BUMN 284,445.5 21,278,031 74.8 7.99 1,700,559.7 5.6 Jumlah Swasta 166,961.0 12,390,823 74.2 8.55 1,059,975.1 6.3 Total Indonesia 451,406.5 33,668,854 74.6 8.20 2,760,534.8 5.9

Tebu Hablur (GKP) Produkti-

vitas Produksi

Produkti-vitas

Perusahaan/Pabrik Gula Luas (Ha) Produksi (Ton)

Rende- men(%)

25

Sumber : Dewan Gula Indonesia tahun 2013

KINERJA INDUSTRI GULA 2013

Page 26: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

2626

ISU-ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO

1. Masih adanya permasalahan klasik yang hingga kini belum tuntas, seperti terbatasnya infrastruktur (jalan, pelabuhan, listrik dan gas bumi) yang berdampak pada biaya logistik dan distribusi, serta akses terhadap bahan baku.

2. Terganggunya suplai dan meningkatnya harga komoditas pangan dunia akibat dampak gejolak nilai tukar USD. Sementara itu, sebagian besar bahan baku industri agro masih tergantung impor, seperti gandum, gula, kedelai, daging dan susu. Kenaikan harga bahan baku tersebut, tidak mudah untuk diteruskan kepada konsumen, mengingat daya beli konsumen belum mendukung.

3. Konsumen berpendidikan dan berwawasan lebih tinggi sehingga lebih menuntut akan produk-produk agro yang berkualitas tinggi, sehat/aman dan halal dikonsumsi.

4. Terganggunya pemasaran produk industri agro dalam negeri oleh produk ilegal dan produk impor kualitas rendah dengan harga murah.

5. Permasalahan perburuhan (UMP, demo), dan kenaikan biaya energi.

Page 27: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

2727

III. MASA DEPAN INDUSTRI AGRO

Page 28: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

2828

MASA DEPAN INDUSTRI AGRO

Industri Agro merupakan industri andalan masa depan mengingat perannya yang penting dan strategis bagi struktur industri nasional maupun terhadap perekonomian nasional.

Didukung oleh ketersediaan bahan baku didalam negeri yang bersumber dari sektor pertanian, perikanan/ kelautan, peternakan, perkebunan dan kehutanan.

Industri Agro penting untuk menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional masa depan:

- mampu menstransformasikan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif.

- memiliki nilai tambah dan pangsa pasar yang besar.- memiliki keterkaitan yang besar baik ke hulu

maupun ke hilir.- memiliki basis bahan baku lokal.

Page 29: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

2929

IV. UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO

Page 30: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

3030

UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO

1. Pengembangan klaster Industri Agro Komoditas Unggulan.

2. Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah di Kabupaten/ Kota.

3. Koordinasi antar Kementerian terkait.

Page 31: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

31

NAD

SumutKep. Riau

Riau

Sumbar

Bengkulu

Lampung

Banten

JambiBabel

Sumsel

Jabar

DKI Jakarta

JatengJatim

DI Yogya

Kalbar

Kalteng

Kalsel

Kaltim

Sulut

Gorontalo

Sulteng

SulselSultra

Papua

Maluku Utara

NTT

NTBBali

Maluku

Klaster Kelapa

Klaster Ikan/Rumput Laut

Klaster CPO

Klaster Kakao

Klaster Kakao

Klaster CPO dan Kelapa

Klaster TembakauKlaster Gula

Klaster Susu &Furniture

Klaster Buah &Kertas

Klaster Kopi

Klaster CPO

Klaster Kopi

Klaster Kakao

Klaster Karet

Papua Barat

Klaster CPO

LOKUS PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO

Page 32: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

3232

V. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO

Page 33: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

3333

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO

1. Produktivitas on farm masih rendah.

2. Masih rendahnya R & D dibidang industri pengolahan agro dan sumber daya manusia yang sesuai kebutuhan industri.

3. Kemampuan mengolah produk masih rendah.

4. Belum memadainya infrastruktur secara umum seperti pelabuhan, jalan dan transportasi, termasuk energi (gas bumi dan listrik).

5. Belum berkembangnya industri hilir agro bernilai tambah tinggi.

Page 34: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

3434

VI. DUKUNGAN PERAN BALAI

Page 35: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

3535

DUKUNGAN PERAN BALAI

1. Fasilitasi dan Koordinasi Penerapan Standar Industri.

2. Peningkatan Penelitian dan Pengembangan di bidang Industri Pengolahan Agro.

3. Pengembangan teknologi dibidang proses dan mesin peralatan pabrik.

4. Pengembangan inovasi produk dalam mendukung klaster industri agro.

Page 36: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

3636

VII. PENUTUP

Page 37: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

3737

PENUTUP Pengembangan Industri berbasis Agro memerlukan komitmen dan dukungan dari seluruh pihak yang terlibat, baik dari Instansi Pemerintah Pusat, Daerah, dan Dunia Usaha.

Pengembangan Industri berbasis Agro akan meningkatkan nilai tambah dan mempunyai multiplier effect yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat disekitarnya.

Hal-hal yang masih perlu mendapat perhatian khusus :- Peningkatan infrastruktur.- Peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan.- Pengembangan teknologi di bidang proses dan mesin

peralatan pabrik.- Peningkatan SDM.

Page 38: Pendekatan Kemitraan Pengembangan Komoditi Industri Hasil Pertanian_bbia

3838