Pendekatan Dan Metodologi

15
DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI 2014 PENDEKATAN DAN METODOLOGI 5.1 Metode Pengumpulan Data Umum 5.1.1 Umum Tahapan Kegiatan Penyusunan Studi Pengem bangan Jalan Baru Dalam Kota Jambi, 2014 adalah sebagai berikut: 1. Persiapan 2. Kajian Peraturan dan Studi Literatur 3. Analisis Data 4. Penyusunan Laporan 5.1.2 Pengumpulan Data Kegiatan studi ini di awali dengan melakukan pengumpulan data sekunder berupa studi-studi mengenai ruas jalan dan perangkat per undang-undangan, peraturan pemerintah, Keputusan Menteri yang ada kaitannya dengan masalah sistem transportasi perkotaan. Diantara data-data sekunder tersebut adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang N0 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang no 3 tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- undang no 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang telah ditetapkan dengan Undang-undang No 8 tahun 2005; 2. Undang-undang no 38 tahun 2004 tentang jalan; 3. Undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 4. Undang-Undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 5. Peraturan Pemerintah No 43 tahun 1993 tantang Prasarana dan sarana Lalu lintas; 6. Peraturan Pemerintah No 34 tentang Jalan 7. Peraturan Menteri Perhubungan No KM.31 Tahun 2006 Tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan 8. Keputusan Menteri Perhubungan no KM.323/lt.001/Phb-80 tahun 2006 tentang Pedoman dan Pokok Pendesainan Sistem Perhubungan Nasional 5

description

sd

Transcript of Pendekatan Dan Metodologi

Page 1: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

5.1 Metode Pengumpulan Data Umum

5.1.1 Umum

Tahapan Kegiatan Penyusunan Studi Pengem bangan Jalan Baru Dalam Kota Jambi, 2014 adalah sebagai berikut:

1. Persiapan2. Kajian Peraturan dan Studi Literatur3. Analisis Data4. Penyusunan Laporan

5.1.2 Pengumpulan Data

Kegiatan studi ini di awali dengan melakukan pengumpulan data sekunder berupa studi-studi mengenai ruas jalan dan perangkat per undang-undangan, peraturan pemerintah, Keputusan Menteri yang ada kaitannya dengan masalah sistem transportasi perkotaan.

Diantara data-data sekunder tersebut adalah sebagai berikut:

1. Undang-undang N0 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang no 3 tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang no 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang telah ditetapkan dengan Undang-undang No 8 tahun 2005;

2. Undang-undang no 38 tahun 2004 tentang jalan;3. Undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;4. Undang-Undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;5. Peraturan Pemerintah No 43 tahun 1993 tantang Prasarana dan sarana Lalu lintas;6. Peraturan Pemerintah No 34 tentang Jalan7. Peraturan Menteri Perhubungan No KM.31 Tahun 2006 Tentang Pedoman dan Proses

Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan8. Keputusan Menteri Perhubungan no KM.323/lt.001/Phb-80 tahun 2006 tentang Pedoman dan

Pokok Pendesainan Sistem Perhubungan Nasional yang disempurnakan dengan KM.91 PR008/Phb-87 tentang Kebijakan Umum Transportasi

9. Keputusan Menteri Perhubungan no 56 tahun 1997 tentang Sistem Transportasi Wilayah10. Keputusan Menteri Perhubungan No KM 14 tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu

Lintas11. Peraturan Daerah Kota Jambi No 05 tahun 2009 tentang Jaringan Lintas Angkutan Barang12. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jambi13. Rencana Detail Tata Ruang Kota Jambi14. Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Jambi

5

Page 2: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

15. Tataran Transportasi Lokal Kota Jambi16. Studi-studi yang terkait dengan pengembangan kinerja jasa layanan transportasi darat

5.1.2 Kajian dan Studi Literatur

Dari kajian dan studi literatur yang akan dilakukan atas data-data sekunder yang akan dikumpulkan, konsultan berharap akan memperoleh:

1. Identifikasi permasalahan-permasalahan dalam penentuan tingkat pelayanan jasa transportasi

2. Identifikasi kawasan/wilayah dalam kota yang perlu direncanakan serta dikembangkan3. Identifikasi sistem transportasi kota4. Identifikasi rute yang paling efesien yang mempertimbangkan moda transportasi lain di

luar jalan raya terutama dalam hal tingkat pelyanan yang dapat diberikan5. Kebijakan di bidang transportasi

5.1.2 Survai Lapangan

Survai lapangan merupakan tahapan yang penting untuk mendapat mengkaji, mengevaluasi dan menganalisis permasalahan yang ada dari hasil data sekunder, adapun survai yang dilakukan adalah sebagai beirikut:1. Survai invetarisasi Prasarana Jalan2. Survey Volume Lalu Lintas3. Survai Home Interview4. Survai Road Slide Interview5. Survai Tata Guna Lahan6. Survai Persepsi Pengguna Jalan dan Pengguna Angkutan Umum

Dengan survai ini, konsultan akan memperoleh data-data yang dapat memberikan gambaran tentang bagai mana infrastruktur transportasi yang ada di Kota Jambi, bagaimana tingkat penggunaan jaringan transportasinya serta kondisi sarana dan prasarana angkutan umumnya.

5.2 Metode Pengolahan Data dan Analisis

5.2.1 Metode Pengolahan Data

Dengan berbasis pada hasil data sekunder, kajian studi literatur, dan tinjauan lapangan konsultan dapat melakukan pengolahan data utnuk dianalisis, adapun kegiatan analisis meliputi:

1. Melakukan invetarisasi dan kajian terhadap dokumen-dokumen referensi maupun studi-studi terdahulu yang berkaitan dengan studi ini

2. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan pengembangan jaringan transportasi, kajian dan analisis terhadap studi-studi yang berhubungan dengan tata cara pengembangantransportasi perkotaan, peraturan-peraturan maupun pedoman-pedoman yang berkaitan dengan pengembangan transportasi perkotaan.

Page 3: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

3. Identifikasi umum yang berkaitan dengan kondisi eksisting dan permasalahan yang ada, identifikasi umum dibidang transportasi perkotaan dilakukan mengamati semua komponen yang membentuk sitem transportasi perkotaan. Identifikasi ini dilakukan melalui konsultasi dengan instansi-instansi terkait dan para stakeholder, dan dari referensi ilmiah serta opini akademis yang ada, sehingga dapat diinvetarisasi variable, parameter teknis, ekonomi dan sosial budaya yang selalu bergerak dinamis

4. Perumusan Kerangka Dasar Kebijakan Transportasi Perkotaan dengan arah kebijakan meliputi:• Pengembangan transportasi perkotaan yang berkelanjutan• Peningkatan pelayanan dan kelancaran angkutan jalan• Pembinaan peran pemerintah daerah, BUMD dan partisipasi swasta alam

pengembangan sistem transportasi perkotaan.• Sebagai landasan pengembangan sitem transportasi perkotaan untuk menjalin

keterhubungan pusat kota dengan outlet seperti bandara, pelabuhan 5. Perumusan kebijakan pengembangan transportasi perkotaan6. Perumusan strategi pengembangan sistem transportasi perkotaan7. Perumusan program implementasi pengembangan transportasi perkotaan8. Perumusan tahapan implementasi pengembangan transportasi perkotaan

5.2.2 Metode Analisis

1. Analisis Kondisi Lalu Lintas Saat IniDalam menelaah aspek transportasi, di lakukan melalui beberapa tahap karena terdiri dari komponen yang saling terkait dan kompleks pengaruhnya terhadap aspek lain;

Bangkitan Lalu Lintas

Prakiraan bangkitan lalu lintas (trip generation) dihitung berdasarkan studi banding (comparison method) yaitu dengan melakukan perbandingan dengan kegiatan sejenis yang pernah dilakukan, dimana pola pemanfaatan dan karakteristik penggunaan lahannya hampir sama.

Sebaran Lalu Lintas ( Traffic Distribution )

Prakiraan sebaran lalu lintas (traffic distribution) dihitung berdasarkan pengamatan perjalanan penduduk yang berada di sekitar jalur rencana pengembangan jalan.

KapasitasPersamaan dasar untuk penentuan kapasitas adalah sebagai berikut :

C = Co X FCw X FCsp X FCsf

Dimana:

C = Kapasitas (smp/jam)

Co = Kapasitas dasar (smp/jam)

Page 4: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan

FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)

FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan

Derajat kejenuhan

Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor dalam penentuan perilaku lalu lintas pada suatu simpang dan juga segmen jalan. Persamaan yang digunakan untuk menghitung derajat kejenuhan, yaitu :

DS = Q/C

Dimana :

DS = Derajat Kejenuhan

Q = Arus Lalu lintas (smp/jam)

C = Kapasitas (smp/jam)

Kecepatan

Kecepatan tempuh digunakan sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan. Persamaan yang digunakan yaitu :

V = L/T

Dimana :

V = Kecepatan ruang rata-rata kendaraan ringan (km/jam)

L = Panjang Segmen (km)

T = Waktu tempuh rata-rata dari kendaraan ringan sepanjang segmen (jam)

Analisis Tingkat Pelayanan

Metode ini mendasarkan pada konsep tingkat pelayanan jalan yang meliputi volume, kecepatan, konsentrasi dan headway dari kondisi lalu lintas di ruas jalan yang diamati. (Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997).

Selanjutnya untuk menilai kondisi lalu lintas disuatu ruas jalan dengan mendasarkan pada variabel konsep arus tersebut dapat digunakan penilaian yang didasarkan pada konsep

Page 5: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

tingkat pelayanan. Konsep tingkat pelayanan ini merupakan konsep yang menjelaskan hubungan berbagai aspek pelayanan transportasi yang tertuang dalam konsep arus kendaraan yaitu seperti aspek volume, kecepatan (waktu perjalanan), ketergantungan (reliabiliti/variasi dalam waktu total), kenyamanan, keamanan (bebas dari kerusakan untuk barang angkutan), biaya dan lain-lain.

Menimbang demikian banyaknya aspek yang harus diperhatikan, Highway Capacity Manual (HCM,1997) mengembangkan suatu ukuran komprehensif yang meliputi faktor-faktor :

Kecepatan/waktu perjalanan, seperti hambatan atau halangan lalu lintas, misal : jumlah berhenti per mil, kelambatan-kelambatan, perubahan kecepatan secara tiba-tiba.

Kebebasan untuk manuver.

Keamanan (kesalahan dan bahaya-bahaya potensial lainnya).

Pengemudian (secara enak dan nyaman).

Ekonomi (biaya operasional kendaraan).

Penilaian tingkat pelayanan jalan itu sendiri merupakan perbandingan antara rasio volume lalu lintas dengan kapasitas jalan tertentu.

Rumus :

Tp = Q/C

Dimana :

Tp = Tingkat pelayanan jalan

Q = Volume lalu-lintas (kendaraan/jam)

V = Kapasitas jalan

Tingkat pelayanan ditentukan dalam skala interval yang terdiri atas 6 tingkat. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan pada gambar

Gambar Hubungan Kecepatan Operasi dan V/C Ratio

Page 6: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

kecepatanoperasi

tingkatpelayanan A

tingkat pelayanan B

tingkat pelayanan C

tingkat pelayanan D

tingkat pelayanan E

tingkat pelayanan F

rasio volume / kapasitas

Sumber : IHCM, 1997

Tabel

Skala Tingkat Pelayanan

Tingkat Pelayanan Karakteristik Nilai

AKondisi arus beban dengan kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan.

0,00 – 0,20

B

Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh lalu lintas, pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan.

0,21 – 0,44

CArus stabil, akan tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan.

0,45 – 0,74

DArus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan v/c masih dapat di tolelir.

0,75 – 0,84

EVolume lalu lintas mendekati atau berada pada kapasitas, arus tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti.

0,85 – 1,00

F Arus dipaksakan atau macet, kecepatan rendah volume dibawah kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambata-hambatan yang

> 1,00

Page 7: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

Tingkat Pelayanan Karakteristik Nilai

besar.

Sumber : MKJI, 1997

Analisis Volume Kendaraan

Volume adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu titik pada suatu jalur gerak persatuan waktu.

Q = n/T

Dimana :

Q = Volume lalu lintas yang melalui suatu titik

n = jumlah kendaraan yang melewati titik tersebut dalam interval waktu T

T = interval waktu pengamatan

Dalam menghitung volume kendaraan per jam menurut klasifikasi kendaraannya lalu dikalikan dengan Faktor satuan mobil penumpang dengan ketentuan seperti yang terdapat pada tabel Faktor Satuan Mobil Penumpang.

Tabel Faktor Satuan Mobil Penumpang

No. Jenis kendaraan KelasSMP

Ruas Simpang

1 Mobil penumpang LV 1,00 1,00

(sedan/jeep, pick Up)

2 Truk / bis HV 1,20 1,30

3 Sepeda motor MC 0,25 0,40

4 Becak, sepeda, dll UM 0,80 1,00

Page 8: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

Sumber : IHCM, 1997

Keterangan :LV : Light Vehicle (kendaraan ringan)HV : Heavy Vehicle (kendaraan berat)MC : Motorcycle (sepeda motor)UM : Unmotorised Vehicle (tidak bermotor)

Kerapatan Lalu Lintas

Kerapatan atau konsentrasi adalah jumlah rata-rata kendaraan yang lewat pada suatu bagian tertentu dari sebuah jalur jalan dalam satu atau dua arah selama jangka waktu tertentu, keadaan jalan serta lalu lintas tertentu pula.

K = Q / V

Dimana :

K = Kepadatan/konsentrasi (Kendaraan/jam)Q = Volume lalu-lintas (kendaraan/jam)V = Kecepatan rata-rata (Km/jam)

5.2 Analisis Kondisi Masa Yang Akan Datang

Untuk lebih memperjelas alat analisis yang digunakan dalam studi ini maka beberapa metode analisis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Analisis Proyeksi Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Analisis Proyeksi Bangkitan dan Tarikan dilakukan dengan pendekatan menggunakan model Regresi linier berganda. Adapun regresi linier berganda ini menggunakan rumusan sebagai berikut :

Dimana :

Y = Bangkitan/Tarikan (orang/kendaraan untuk satuan waktu)

Y = a + bx1 + cx2 + dx3 + ex5

Page 9: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

X1,X2,X3 = Merupakan varibel yang disesuaikan dengan karakteristik ekonomi wilayah.

Analisis Matrik Asal dan Tujuan

Dengan mempertimbangkan fenomena transportasi yang terjadi di kota Jambi, maka pokok pekerjaan yang dilakukan untuk analisis matrik asal tujuan dapat dilihat dalam proses permodelan, yang secara kronologisnya adalah :

1. Sebagai pekerjaan awal dilakukan kajian terhadap model jaringan transportasi studi-studi sebelumnya, sebagai pola awal Matriks Asal Tujuan (Prior Matrix) menjadi basis dalam pemilihan dan penentuan metode estimasi yang digunakan mengestimasi MAT tahun dasar 2014 (Base Matrix 2014).

2. Persiapan teknis berupa penyiapan data lalu lintas survei pada tahun sekarang (tahun 2014).

3. Melakukan Up-date Prior Matrix (hasil butir 1) menjadi Base Matrix tahun 20014 dengan menggunakan data lalu lintas (hasil butir 2).

4. membuat model bangkitan perjalanan dengan menggunakan hasil bangkitan (trip ends) hasil butir 3 dan mengkaitkannya dengan variabel sosio ekonomi di setiap zone yang dimodelkan untuk wilayah studi.

Keempat tahap pemodelan ini dilakukan untuk mempersipkan model yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi permintaan perjalanan dimasa yang akan datang.

Gambar 5.2

Kalibrasi Matriks Asal Tujuan

Analisis Kebutuhan akan jaringan Jalan alternatif yang meliputi:

Analisis tingkat pelayanan jalan serta proyeksi lalu lintas pada dua kondisi pra dan pasca jalan alternatif.

MODEL 2ME 2

Data Traffic Counts 2014

Basis data Jaringan Jalan 2014

Prior MATRIX

(Studi Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Gedung Kantor BWS Sumatera VI

MAT Tahun 2014

Page 10: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

Analisis kondisi geometrik Jalan Analisis Volume Lalu Lintas, hambatan samping dan kapasitas jalan sesuai dengan

petunjuk MKJI 1997, dimana jika ditemui bahwa tingkat pelayanan jalan eksisting masih dalam kondisi baik maka dilakukan analisis peramalan arus lalu lintas dengan menggunakan compound interest formula untuk peramalan jangka menengah panjang (0-15 tahun). Peramalan lalu lintas ini akan diperhitungkan pada ruas jalan arteri eksisting dan rencana jalan arteri alternartif dengan data volume lalu lintas terbaru yang akan di dapat dari survei primer dan sekunder.

Analisis Kelayakan Ekonomi Jalan

Analisis Kelayakan ekonomi yang dimaksud disini bukan kelayakan secara finansial yang menghasilkan estimasi rugi laba pengadaan proyek melainkan kelayakan ekonomi yang ditinjau dari manfaat ekonomi yang langsung diterima oleh calon pengguna jalan arteri alternatif. Analisi ini meliputi : Analisis BOK (Biaya Operasional Kendaraan) akan dibagi dalam dua kondisi pra

dan pasca jalan arteri alternatif. Untuk menganalis nilai BOK, akan digunakan metode perhitungan biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan oleh LAPI-ITB (1997) yang menyatakan bahwa biaya operasional kendaraan adalah fungsi dari perubahan kecepatan kendaraan, sehingga terlebih dahulu akan dianalisis kecepatan kendaraan baik pada kondisi pra ataupun pasca jalan arteri alternatif. Sementara itu variabel yang dipakai adalah hanya variabel biaya tidak tetap, sedangkan harga dari variabel biaya tidak tetap yang akan digunakan adalah harga satuan variabel terkini (up to date) sehingga bisa dikuantifikasi dalam bentuk nominal mata uang yang berlaku per kilometer jalan. Sedangkan analisis nilai waktu perjalanan (value of time travel saving) akan diperoleh dari perhitungan waktu perjalanan yang dinyatakan dalam satuan jam atau menit karena dalam skala kecil yaitu terhadap individu pengguna jalan penghematan waktu ini dihitung secara terpisah artinya penghematan tersebut harus dinyatakan dalam jam dan bukan dalam nilai nominal uang (Oglesby dan Hicks, 1993). Analisis nilai waktu perjalanan dilakukan dengan menggunakan rumusan dari MKJI 1997 pada kondisi pra dan pasca jalan arteri alternatif.

Analisis Multi Kriteria (AMK)

Analisis Multi Kriteria (Multi Criteria Analysis) merupakan alternatif teknik yang mampu menggabungkan sejumlah kriteria dengan besaran yang berbeda (multi-variable) dan dalam persepsi pihak terkait yang bermacam-macam (multi-facet). Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menyusun digunakan untuk menganalisis dan melakukan prioritasi terhadap sejumlah usulan pengembangan sistem transportasi/jaringan jalan yang digali dari daerah.

Analisis Multi Kriteria lebih bersifat analisis kuantitatif, dimana proses analisis dan evaluasi dengan menginterpretasi data hasil survai untuk melakukan penilaian intensitas kepentingan

Page 11: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

dengan pendekatan Analitycal Hierarchical Process (AHP) sebagai salah satu metode Analisis Multi Kriteria. AHP memasukan baik aspek kualitatif maupun kuantitatif pikiran manusia. Aspek kualitatif untuk mendefinisikan persoalan dan hirarkinya, dan aspek kuantitatif untuk mengekspresikan penilaian dan preferensi secara ringkas padat. Proses kerja dari AHP ini adalah mengidentifikasi, memahami, dan menilai interaksi-interaksi dari suatu sistem sebagai satu keseluruhan (Saaty, 1993).

Secara umum proses yang harus dilalui dalam proses AMK untuk aplikasi dalam Pengembangan jaringan jalan, terdiri dari:- Penyusunan kriteria pengembangan jaringan jalan- Penyusunan alternatif usulan pengembangan jaringan jalan

- Analisis Prioritas kegiatan pengembangan jaringan jalan

Alternatif Usulan Pengembangan Jaringan Jalan

Dalam studi ini, alternatif usulan kebijakan pengembangan dan pengelolaan jaringan jalan yang dilakukan, meliputi :

a. Alternatif 1 (Do Nothing), yaitu peningkatan Kapasitas dan Daya Dukung jalan Existing

b. Alternatif 2 (Do Something), yaitu pembangunan Jalan baru (new road construction)

Sektor prasarana jalan merupakan salah satu urat nadi dalam pertumbuhan ekonomi wilayah, sehingga ketepatan penyediaannya melalui besarnya investasi adalah suatu hal yang sangat penting. Berkaitan dengan perkembangan ekonomi, investasi jalan memiliki pengaruh yang luas baik bagi pengguna jalan maupun bagi wilayah secara keseluruhan. Pengaruh positif terutama timbul dari kenyataan bahwa investasi jalan secara umum mengarah kepada pengurangan sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi dan mendistribusikan sejumlah volume dan pola keluaran ekonomi, untuk menstimuli ekonomi regional lebih lanjut.

Apabila investasi pembangunan infrastruktur jalan dinilai sebagai salah satu instrumen untuk pembangunan ekonomi atau pengembangan regional, maka perlu dipertimbangkan nvestasi tersebut dapat mengundang peran serta tidak hanya pemerintah tetapi juga investor swasta. Pengembangan sektor transportasi khususnya sektor jalan, diharapkan dapat mengubah struktur perekonomian daerah.

Dalam pengembangan sistem jaringan jalan, menurut Tamin, O.Z, (2009), harus dikembangkan pola partisipatif (bottom – up planning) dan memperhatikan keinginan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) maka salah satu pendekatan perencanaan yang memungkinkan diakomodasikannya sejumlah kepentingan dan sejumlah kriteria dalam proses pengambilan keputusan adalah Analisis Multi Kriteria (AMK).

Selanjutnya dalam menganalisis proyek transportasi khususnya dalam menentukan investasi jalan yang tepat, menurut Road Note 5 (2004) bahwa Analisis Multi Kriteria (AMK) merupakan prosedur dalam melakukan perangkingan (prioritisasi) dengan

Page 12: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

mengkombinasikan berbagai kepentingan secara bersama-sama diantaranya kepentingan ekonomi, sosial, lingkungan dan pertimbangan lainnya.

Tahapan kegiatan pengambilan keputusan dalam AMK, secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

• Indikasi Jumlah alternatif lokasi yang akan dipilih.

• Meninjau dominansi suatu pilihan terhadap pilihan lainnya, terjadi ketika kinerja suatu alternatif sama/ lebih baik untuk semua kriteria terhadap alternatif lainnya.

• Melakukan pembobotan, dengan menggunakan Matrix Pair Wise Comparison.

• Skoring kinerja tiap alternatif dengan memberikan penilaian terukur terhadap variabel kriteria secara kualitatif ataupun kuantitatif.

• Mengalikan bobot setiap kriteria dengan skore kinerja alternatif pada kriteria tersebut.

• Menjumlahkan nilai setiap kriteria sehingga didapat nilai total suatu alternatif.

• Me-ranking nilai tersebut sehingga didapat prioritas alternatif.

Konsep yang dikembangkan dalam analisis multi kriteria adalah sebagai berikut:

• Analisis sudah mempertimbangkan semua variabel sekomprehensif mungkin dengan tetap menjaga proses ilmiah dari proses pengambilan keputusan yang dilakukan.

• Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan kepentingan pihak-pihak yang harus diakomodasi.

• Penetapan pilihan dilakukan dengan memperhatikan sejumlah tujuan dengan mengembangkan sejumlah kriteria yang terukur.

• Skoring adalah preferensi alternatif terhadap kriteria tertentu.

• Pembobotan adalah penilaian relatif antar kriteria.

Di dalam Penetapan Pengambil Keputusan Pihak-pihak yang dilibatkan (stakeholders) dalam pengambilan keputusan ini sebagai berikut :

1. Kelompok Regulator, merupakan kelompok penentu kebijakan transportasi jalan.

Usulan Rute Pengembangan

Kriteria Varianel Penilaian

Analisis Multi Kriteria

Prioritas Rute Pengembangan

Page 13: Pendekatan Dan Metodologi

DOKUMEN TEKNIS STUDI PENGEMBANGAN JALAN BARU DALAM KOTA JAMBI2014

• Pemerintah, dalam hal ini adalah BAPPEDA, Dinas Binamarga, Dinas Cipta Karya, Kantor Analisa Dampak Lingkungan.

• DPRD, sebagai wakil masyarakat.

2. Kelompok Operator, merupakan kelompok yang sesuai dengan kewenangannya dapat mengoperasikan dan melakukan pemeliharaan transportasi jalan.

• Dinas Binamarga, bertanggung jawab dalam penanganan secara teknis jalan dan

jembatan.

• Dinas Perhubungan dan Pariwisata, bertanggung jawab dalam kenyamanan dan

keselamatan lalu lintas.