PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/17-Lapkir PUAP...
Transcript of PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/17-Lapkir PUAP...
1
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI PROVINSI ACEH
PENELITI UTAMA
YUFNIATI ZA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2015
2
LEMBAR PENGESAHAN
1. JudulRPTP : Pendampingan Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP) di Provinsi Aceh.
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi
Aceh
3. Alamat Unit Kerja : Jalan P. Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda Aceh Kode Pos 23125 Kotak Pos 41
4. Sumber Dana : APBN
5. Status Kegiatan (L/B) : Lanjutan
6. PenanggungJawab
a. Nama : Ir. Yufniati ZA
b. Pangkat/Golongan : Penyuluh Pertanian Madya/IVb
c. Lokasi : Provinsi Aceh
7. Agroekosistem : -
8. JangkaWaktu : Januari – Desember 2015
9. TahunDimulai : 2015
10. Biaya : Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah)
Koordinator Program, PenanggungjawabPengkajian,
Dr.Rachman Jaya, Spi, M.Si NIP.19740305 200003 1 001
Ir. Yufniati ZA
NIP. 19570304 198303 2 004
Mengetahui : Kepala Balai Besar
Menyetujui Kepala Balai
Dr. Ir. Abdul Basit MS NIP. 19610929 198603 1 003
Ir. Basri A. Bakar, M.Si.
NIP. 19600811 198503 1 001
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas terlaksananya penyusunan
Laporan hasil Kegiatan Koordinasi Pendampingan PUAP di Provinsi Aceh. Adapun
terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif tim Pelaksana
Kegiatan, tim tehnis Kabupaten/ Kota, PMT, Penyuluh dan anggota dan pengurus Gapoktan.
Namun demikian kami menyadari dalam pelaksanaan kegiatan ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu saran dan keritik yang sifatnya membangun guna perbaikan
dimasa yang akan datang sangat diharapkan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini
mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang dilanjutkan dengan penyusunan
laporan akhir tahun ini, kami ucapkan terimakasih dan semoga laporan ini bermanfaat dan
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Banda Aceh, Desember 2015 Penanggung Jawab, Ir Yufniati ZA NIP. 19570304 198303 2 004
4
RINGKASAN
1 Judul : Pendampingan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Provinsi Aceh.
2 Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh
3 Lokasi : Provinsi Aceh
4 Agroekosistem : -
5 Status (L/B) : Lanjutan
6 Tujuan Umum : 1. Memfasilitasi administrasi pendampingan Lembaga Keuangan Mikro untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan
2. Melakukan pendampingan teknologi untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan.
3. Melakukan evaluasi pelaksanaan program PUAP tahun sebelumnya
7 Tujuan 2016 : 1. Memfasilitasi administrasi pendampingan Lembaga
Keuangan Mikro untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan
2. Melakukan pendampingan teknologi untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan.
3. Melakukan evaluasi pelaksanaan program PUAP tahun sebelumnya
8 Keluaran : 1. Terfasilitasinya pelaksanaan LKM-A di tingkat gapoktan
2. Terfasilitasinya teknologi untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan
3. Terlaksananya kegiatan evaluasi PUAP tahun sebelumnya.
9 Hasil : Koordinasi lebih efektif antar instansi terkait yang terlibat
dalam kegiatan PUAP, terutama Tim Tehnis Kabupaten/Kota. Kegiatan 2016 lebih difokuskan pada pendampingan Gapoktan PUAP 2008-2015 oleh PMT dan Penyuluh Pendamping harus dapat membentuk unit usaha otonomdan dimilikinya data base LKM-A dari Gapoktan PUAP 2008-2015.
10 Prakiraan Manfaat : 1. Program PUAP yang dilaksanakan ditingkat Gapoktan secara operasional lebih focus, efisien, efektif dan hasil akhirnya terukur (kuantitatif).
2. Sasaran dan target tahunan dari program PUAP 2016 yaitu pembentukan LKM-A dan pendampingan Gapoktan PUAP dapat tercapai, sehingga mendapat tambahan
5
modal usaha dalam pengembangan usahataninya. 11 Prakiraan Dampak : 1. Program PUAP yang dilaksanakan ditingkat Gapoktan
secara operasional lebih focus, efisien, efektif dan hasil akhirnya terukur (kuantitatif).
2. Sasaran dan target tahunan dari program PUAP 2016 yaitu pembentukan LKM-A dan pendampingan Gapoktan PUAP dapat tercapai, sehingga mendapat tambahan modal usaha
12 Metodologi/Prosedur : 1. Kegiatan dilaksanakan dari bulan Februari sampai Desember 2015, melelui pengumpulan data lapang pada Gapoktan PUAP 2008-2015 yang telah memiliki LKM-A oleh PMT yang dikoordinir oleh PMT dan dikoordinasi oleh BPTP, dengan responden adalah Gapoktan/Poktan yang mendapat dana BLM PUAP.
2. Koordinasi dengan tim tehnis PUAP Kabupaten dilakukan dengan cara mendatangi langsung pada saat melakukan perjalanan dinas, dengan memberikan kuessioner terhadap evaluasi kinerja PMT. Selanjutnya diberikan kuessioner pada Penyuluh Pendamping dan Pengurus Gapoktan, sebelumnya diberi arahan dalam pengisian kuessioner.
3. Kegiatan monitoring dan evaluasi supervisi dengan mengunjungi Gapoktan PUAP yang menerima dana BLM PUAP tahun sebelumnya dan tahun berjalan.
4. Penulisan laporan hasil kegiatan 5. Seminar hasil kegiatan 6. Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
13 Jangka Waktu : 1 (satu ) tahun
14 Biaya : RRpp.. 110000..000000..000000,,-- ((SSeerraattuuss JJuuttaa rruuppiiaahh))
6
SUMMARY
1. Title : Rural Agribusiness Development Assistance (PUAP) in the province of Aceh
2 Implementation Unit : Aceh Assessment Institution Of Agriculture Technology
3 Location : Aceh Province
4 Agroecosystem : -
5 Status : Advanced
6 General purpose
: 1. Facilitate Micro Finance Institutions administrative assistance for the development of productive businesses Gapoktan
2. Technological assistance for the development of productive enterprises Gapoktan.
3. To evaluate the implementation of the program the previous year PUAP
7 Destinations 2016 : 1. Facilitate Micro Finance Institutions administrative
assistance for the development of productive businesses Gapoktan
2. Technological assistance for the development of productive enterprises Gapoktan.
3. To evaluate the implementation of the program the previous year PUAP
8 Output : 1. Facilitated implementation of MFI-A level gapoktan
2. Facilitated technology for the development of productive businesses Gapoktan
3. Implementation of the evaluation activities PUAP previous year.
9 Result : More effective coordination between relevant agencies involved in PUAP activities, the Technical Team Regency / City. Activity in 2016 is more focused on mentoring Gapoktan PUAP 2008-2015 by PMT and Counseling Assistance should be able to establish its business units otonomdan data base of MFI-A from the Group PUAP 2008-2015.
10 Benefits Forecast : 1. The program is implemented at the level PUAP Gapoktan operationally more focused, efficient, effective and measurable end result (quantitative).
2. Goals and the annual target of the program is the establishment of an MFI PUAP 2016-A and
7
mentoring Gapoktan PUAP can be achieved, so it gets the additional capital in the development of farming.
11.
Impact Forecast : :
1. The program is implemented at the level PUAP Gapoktan operationally more focused, efficient, effective and measurable end result (quantitative).
2. Goals and the annual target of the program is the establishment of an MFI PUAP 2016-A and mentoring Gapoktan PUAP can be achieved, so it gets the additional capital
12 Methodology /
Procedures 1. The event was held from February to December
2015, through the collection of field data on Gapoktan PUAP 2008 to 2015 which has had an MFI-A by PMT coordinated by the PMT and coordinated by the Ministry of Agriculture, the respondent is Gapoktan / Poktan who received BLM PUAP.
2. Coordination with district PUAP technical team carried out directly by visiting during official travel, giving kuessioner to the evaluation of the performance of PMT. Furthermore, given kuessioner in Counseling Assistance and Administrator Gapoktan, previously briefed in charging kuessioner.
3. Monitoring and evaluation of supervision by visiting Gapoktan PUAP who received BLM PUAP the previous year and the current year.
4. Writing report on their activities 5. Seminar activity results 6. Essay Writing (KTI)
13 Time period : 1 (one) year
14 Budget : Rp. 100.000.000,- (One hundrend million rupiah)
8
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3
RINGKASAN ..................................................................................................... 4
SUMMARY ............................................................................................. ........... 6
DAFTAR ISI............................................ ......................................................... 8
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………………………….. 9
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………. . 10
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………. . 11
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 12
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 12
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 14
1.3. Tujuan ............................................................................................ 15
1.4. Keluaran .......................................................................................... 15
1.5. Hasil Yang Diharapkan .............................................................. ........ 16
1.6. Perkiraan Manfaat ............................................................................. 16
1.7. Perkiraan Dampak ..................................................................... ......... 16
II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 17
III. METODOLOGI/PROSEDUR .................................................................... 20
3.1. Ruang Lingkup .................................................................................. 20
3.2. Pendekatan/ Kerangka Pemikiran ........................................................ 20
3.3. Metoda Pelaksanaan ........................................................................... 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 22
4.1. Fasilitasi BPTP ................................................................................... 22
4.2. Evaluasi PUAP Tahun Sebelumnya ...................................................... 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………………………….. 39
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………… 39
5.2. Saran ……………………………………………………………………………………………… 39
VI. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40
9
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Kuota Desa Puap 2008 – 2015 Di Provinsi Aceh ………………………. 33 Tabel 2. Rekapitulasi Perkembangan Keuangan Gapoktan PUAP Tahun 2008 – 2015 ……………………………………………………………………………………………………… 35
10
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Konsep dasar usaha produktif usaha agribisnis Gapoktan PUAP …... 21
Gambar 2. Persentase Usaha Produktif Gapoktan tahun 2015 ……………………….. 32 Gambar 3. Perkembangan Pengelolaan Keuangan ditingkat Gapoktan …………… 37
Gambar 4. Laporan Kinerja PMT Tahun 2015 ………………………………………………. 38
Gambar 5. Rata-rata Aset Saat Laporan ……………………………………………………… 38
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rekapitulasi LKM-A Kabupaten/Kota Provinsi Aceh yang Menerima Dana BLM PUAP Tahun 2008-2015 …………………………………………………………………………… 41
Lampiran 2. Foto-foto Kegiatan ......................................................................... 43
Lampiran 3. E-Form dan Inventarisir Gapoktan 2008-2015 ……………………………… 45
12
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program PUAP merupakan program pemberdayaan petani yang selama ini tidak bisa
akses mendapatkan modal atau pembiayaan dari bank dan lembaga keuangan.Program ini
dirancang untukmerubahpetani subsistem tradisional menjadi petani modern yang
berwawasan agribisnis. Program ini pada intinya merupakan upaya untuk memberdayakan
masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri melalui peningkatan kemampuannya
untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang usaha agribisnis dipedesaan . Program
dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat ini harus didukung dengan ketersediaan
modal usaha selain inovasi pertanian, karena kenyataan menunjukkan bahwa banyak
inovasi pertanian yang diminati petani tidak dapat diadopsi karena faktor keterbatasan
modal dan kesulitan mengakses lembaga permodalan. Program PUAP merupakan salah satu
alternatif upaya untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan petani dalam permodalan
petani Indonesia,karena itulah salah satu entry point yang dilakukan dalam pelaksanaan
program PUAP yaitu memberikan bantuan penguatan modal sebesar Rp 100 juta per desa
yang disalurkan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk pengembangan dan
peningkatan usaha agribisnis. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) bukan Bantuan
Langsung Tunai (BLT), yang difungsikan sebagai dana stimulus penguatan modal
bagiGapoktan untuk membiayai usaha tani anggotayang selanjutnya gapoktan diharapkan
dapat mengumpulkan dana keswadayaan dari anggota (simpanan wajib dan simpanan
pokok) yang dikelola oleh unit usaha keuangan mikro agribisnis dari gapoktan.
Belajar dari pengalaman , salah satu faktor kunci keberhasilan program yang sudah
diidentifikasi adalah melakukan pembinaan,pendampingan,dan penyeliaan yang sistematis
dan intensif. Apabila tidak dilakukan pendampingan, pelaksanaan kegiatan pada umumnya
tidak focus ,tidak ada rasa memiliki,dilaksanakan apa adanya, dan rawan penyimpangan
(Badan Litbang Pertanian,2007). Penanganan tersebut harus dilakukan semua pihak terkait
secara bersama, berkelanjutan dan terkoordinasi.
Tujuan dari pengembangan program ini yaitu; (i) mengurangi kemiskinan dan
pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di
perdesaan sesuai potensi wilayah, (ii) meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis,
13
pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani, (iii) memberdayakan kelembagaan
petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan usaha kegiatan agribisnis, dan (iv)
meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga
keuangan dalam rangka akses permodalan. Pada dasarnya program ini mempunyai misi
yaitu pemberdayaan masyarakat perdesaan secara parsipatif dalam upaya meningkatkan
kesejahteraannya.
Tugas yang dianggap sangat penting adalah supervisi dan monev pelaksanaan PUAP
di daerah dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan mulai dari persiapan,
pelaksanaan penyaluran bantuan modal usaha, pemanfaatan dana oleh petani/kelompok
tani, permasalahan, kendala dan solusi. Hasil supervisi dan monev ini diharapkan dapat
menfasilitasi keterbukaan dan penyediaan informasi penting yang dibutuhkan dalam proses
pengambilan keputusan untuk perbaikan kinerja PUAP yang akan datang.
Dalam pelaksanaan program PUAP perlu dilakukan pembinaan, dan pengendalian
yang intensif terhadap pelaksanaan dilapangan yaitu Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan
Penyelia Mitra Tani (PMT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai bagian dari
Tim Pembina Propinsi mempunyai tupoksi sebagai berikut yaitu (1) melakukan koordinasi
dengan PMT terkait dengan tugasnya;(2) melakukan supervise,monitoring dan evaluasi
pelaksanaan tugas PMT,(3) mengkoordinasikan dan menyusun laporan pelaksanaan tugas
PMT secara berkala(minimal 3 bulan sekali) atau sewaktu-waktu jika diperlukan;(4)
memfasilitasi pelaksanaan sosialisasiPUAP;(6) melaksanakan fungsi kesekretariatan PUAP
ditingkat Propinsi;(7) melakukan evaluasi PUAP diwilayah kerjanya ;(8) pendampingan
teknologi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PUAP. Untuk mendukung pelaksanaan
program PUAP ditingkat lapangan , ditunjuk petugas Penyelia Mitra Tani (PMT) yang
bertugas untuk membangun kapasitas Gapoktan sebagai kelembagaan tani , dan
merupakan tenaga professional yang direkrut oleh Kementrian Pertanian yang mempunyai
tugas utama mensupervisi dan advokasi proses penumbuhan kelembagaan ekonomi
perdesaan melalui penyuluh pendamping.
PMT harus mampu berperan sebagai fasilitator untuk mengembangkan usaha
agribisnis yang dilakukan oleh petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin
diperdesaan. Tahun 2015 PUAP di Propinsi Aceh telah memasuki fase pelaksanaan tahun ke
VIII sebagai program pemberdayaan , dan PUAP sejak tahun 2008 sampai tahun 2015 telah
14
dilaksanakan di 2.134 Gapoktan di 23 Kabupaten/Kota dengan total anggaran sebesar Rp
2.134 Milyar.
Indikator keberhasilan output dilihat dari dua aspek yaitu tersalurnya dana PUAP
kepada petani dan terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas SDM pengelola Gapoktan.
Sedangkan dari sisi outcome dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan Gapoktan ,
meningkatnya jumlah petani yang mendapatkan bantuan modal usaha, meningkatnya
aktivitas agribisnis dan meningkatnya pendapatan petani.
Dalam penyelenggaraan Program PUAP, dana BLM tersebut digunakan untuk
membiayai kegiatan produktif budidaya (on-farm) seperti tanaman pangan, hortikultura,
peternakan dan perkebunan, serta kegiatan off-farm (non-budidaya) yang terkait dengan
komunitas pertanian yaitu industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian dan
usaha lain berbasis pertanian. Gapoktan merupakan sasaran kelembagaan tani pelaksana
PUAP sebagai penyalur modal usaha agribisnis bagi petani atau peternak.
1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada
sumber permodalan, pasar dan teknologi serta organisasi tani yang masih lemah. Oleh
karena itu program penanggulangan kemiskinan merupakan bagian dari pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang, oleh Kementrian Pertanian telah melaksanakan
program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan ( PUAP) dimulai sejak tahun 2008,
dibawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri ( PNPM-Mandiri ).
Pelaksanaan PUAP telah bayak mendapat fasilitas, seperti penyediaan tenaga
Penyelia Mitra Tani (PMT), penyuluh pendamping (PP), pendampingan teknologi oleh BPTP,
pembinaan oleh provinsi dan kabupaten, untuk meningkatkan kinerja Gapoktan PUAP dan
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis/LKM-A (Biro OK, Kementan 2012). Penguatan modal
untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif bidang agribisnis dan pembentukan LKM-
A bertujuan untuk memfasilitasi kebutuhan modal usahatani, dalam meningkatkan produksi
usahatani melalui adopsi inovasi teknologi pada rencana usaha bersamanya (RUB). Enam
pendekatan utama PUAP, yaitu: (1) pemberdayaan Gapoktan, (2) bantuan modal kerja
untuk usaha produktif, (3) agribisnis, (4) wilayah, (5) kelembagaan dan (6) pemberdayaan
15
masyarakat secara partisipatif, diharapkan akan menghasilkan resultan penting, sekaligus
sebagai indikator utama keberhasilan PUAP (Kementerian Pertanian, 2013).
Hasil penelitian Rivai, dkk (2009) dan Bustaman (2012) menunjukkan antara lain:
(a) kinerja penggunaan dan perkembangan Gapoktan beragam tergantung dari kondisi awal
pembentukan Gapoktan; (b) besarnya dana yang dialokasikan kepada peserta/petani antar
Gapoktan sangat bervariasi, tergantung dari Juklak atau Juknis dan pengaturan dari Tim
Teknis (termasuk Tim Pembina) masing-masing kabupaten/provinsi; (c) sebagian besar
pemanfaatan dana digunakan untuk penyediaan pupuk (pangan, hortikultura dan tanaman
perkebunan), bibit atau benih, dan bakalan sapi/domba; (d) Gapoktan PUAP yang mampu
mengelola bantuan dana dengan baik sudah memberikan dampak positif terhadap
penguatan modal, menumbuh kembangkan agribisnis Gapoktan. Umumya usaha agribisnis
yang dilakukan tidak berbeda dengan sebelumnya. Sehingga kinerja usaha agribisnis tidak
meningkat dan tidak berkembang, yang mengakibatkan tidak terjadi peningkatan produksi
dan pendapatan usahatani yang menjadi tujuan dan sasaran program PUAP.
Hasil evaluasi program PUAP 2008 – 2015 menunjukkan, bahwa (1) Pembentukan
LKM-A pada Gapoktan PUAP yang dimulai dari tahun 2008 sampai tahun 2015 sebanyak 40
( 1,88 % ) dan yang berbadan hukum baru 5 LKM-A.
1.3. Tujuan
Pendampingan ini bertujuan untuk :
1. Memfasilitasi administrasi pendampingan Lembaga Keuangan Mikro untuk
pengembangan usaha produktif Gapoktan
2. Melakukan pendampingan teknologi untuk pengembangan usaha produktif
Gapoktan.
3. Melakukan evaluasi pelaksanaan program PUAP tahun sebelumnya
1.4. Keluaran
1. Terfasilitasinya pelaksanaan LKM-A di tingkat gapoktan
2. Terfasilitasinya teknologi untuk pengembangan usaha produktif Gapoktan
3. Terlaksananya kegiatan evaluasi PUAP tahun sebelumnya.
16
1.5. Hasil Yang Diharapkan
Koordinasi lebih efektif antar instansi terkait yang terlibat dalam kegiatan PUAP,
terutama Tim Tehnis Kabupaten/Kota. Kegiatan 2016 lebih difokuskan pada pendampingan
Gapoktan PUAP 2008-2015 oleh PMT dan Penyuluh Pendamping harus dapat membentuk
unit usaha otonomdan dimilikinya data base LKM-A dari Gapoktan PUAP 2008-2015.
1.6. Perkiraan Manfaat
1. Program PUAP yang dilaksanakan ditingkat Gapoktan secara operasional lebih focus,
efisien, efektif dan hasil akhirnya terukur (kuantitatif).
2. Sasaran dan target tahunan dari program PUAP 2016 yaitu pembentukan LKM-A dan
pendampingan Gapoktan PUAP dapat tercapai, sehingga mendapat tambahan modal
usaha dalam pengembangan usahataninya.
1.7. Perkiraan Dampak
1. Berkembangnya usaha agribisnis petani anggota Gapoktan PUAP mengadopsi inovasi
teknologi spesifik lokasi,sehingga meningkatkan produktivitas hasil dan pendapatan
petani anggota
2. Berkembang dan tumbuhnya LKM-A sebagai lembaga ekonomi petani di perdesaan
yang dimilik dan dikelola oleh petani.
17
II.TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan kekurangan modal,
khususnya bagi masyarakat petani di perdesaan, adalah melalui program PUAP
(Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) yang dimulai tahun 2008, Program PUAP
dilaksanakan oleh petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani
miskin di perdesaan melalui koordinasi Gapoktan sebagai lembaga yang dimiliki dan dikelola
oleh petani. PUAP dilaksanakan secara terintegrasi dengan PNPM-M (Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri) yang dikoordinir oleh Kemenko Kesra, dan terkait
dengan peran Badan Litbang Pertanian yang dilakukan oleh BPTP, maka implementasi PUAP
adalah untuk mengatasi persoalan petani menghadapi ketersediaan permodalan, akses
pasar dan teknologi.
PUAP adalah pendekatan pembangunan perdesaan yang bertujuan untuk
mempercepat pengentasan rakyat dari kemiskinan dan penurunan tingkat pengangguran
melalui penumbuhan usaha-usaha agribisnis dalam upaya percepatan pembangunan
perekonomian desa, dengan sektor pertanian sebagai penggerak utama (prime mover)
berbasis inisiatif dan kemandirian masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumberdaya
dan modal setempat secara optimal. Salah satu indikator utama keberhasilannya adalah
berdirinya Lembaga keuangan Mikro (LKM-A), setelah implementasi RUB melalui berbagai
aspek inovasi teknologi pertanian.
Pola pengembangan PUAP ditempuh melalui fasilitasi/pendampingan, penajaman
serta pemantapan arah pengembangan ekonomi masyarakat berbasis potensi sumberdaya
pertanian setempat. Dalam menumbuhkan PUAP, strategi pengembangannya dengan
membeikan fasilitasi modal usaha lewat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai
lembaga ekonomi yang dikelola dan dimiliki petani. Gapoktan yang akan dijadikan sasaran
pemberian modal usaha adalah Gapoktan yang memiliki usaha produksi dan pemasaran,
dan unit usaha simpan pinjam.
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) adalah kelembagaan usaha yang
mengelola jasa keuangan untuk membiayai usaha agribisnis skala kecil di pedesaan, baik
berbentuk formal maupun non formal. Kelembagaan ditumbuh kembangkan berdasarkan
18
semangat untuk memajukan usaha tani. Bentuk usaha lembaga ini mencakup pelayanan
jasa pinjaman/kredit dan penghimpunan dana masyarakat yang terkait dengan persyaratan
pinjaman atau bentuk pembiayaan lainnya.
Pembangunan Pertanian berkelanjutan merupakan keniscayaan dalam
pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha,
mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.
Program PUAP dilaksanakan oleh petani (pemilik atau penggarap), buruhtani dan
rumah tangga tani miskin di perdesaan melalui koordinasi Gapoktan sebagi lembaga yang
dimiliki dan dikelola oleh petani. Untuk membangun kemandirian Gapoktan dalam
pelaksanaan PUAP perlu didampingi oleh Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani
sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan dana sesuai dengan tujuan PUAP.
Salah satu kegiatan pokok PUAP adalah penyaluran dana Bantuan Langsung (BLM)
kepada GAPOKTAN sebesar Rp 100 juta untuk penguatan permodalan yang digunakan pada
: (a) budidaya tanaman pangan, hortikultura, perternakan, perkebunan dan (b) usaha non
budidaya meliputi usaha industri rumah tangga pertanian, pemasaran skala kecil/bakulan,
dan usaha lain berbasis pertanian. Penguatan modal GAPOKTAN merupakan satu kesatuan
upaya pemerintah dalam mengembangkan kegiatan ekonomi rakyat yang diprioritaskan
pada penduduk miskin di pedesaan melalui peningkatan SDM dan penerapan inovasi
teknologi dan kelembagaan pertanian.
Dengan 6 (enam) pendekatan utama dalam pelaksanaanya, yaitu: (1)
Pemberdayaan Gapoktan, (2) Bantuan modal kerja untuk usaha produktif, (3) agribisnis, (4)
Wilayah, (5) Kelembagaan, dan (6) Pemberdayaan masyarakat secara partisipatif
diharapkan akan menghasilkan resultan penting, sekaligus sebagai indikator utama
keberhasilan PUAP yaitu penumbuhan dan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM-
A) atau Unit Permodalan Gapoktan (UPG). Tujuan pembentukan LKM-A adalah untuk
membantu memfasilitasi kebutuhan modal usahatani bagi petani. Secara khusus
pembentukan LKM-A bertujuan untuk: (a) Meningkatkan kemudahan akses petani terhadap
skim pembiayan yang disediakan pemerintah atau pihak lainnya, (b) Meningkatkan
produktivitas dan produksi usahatani/usaha ternak dalam rangka mendorong tercapainya
19
nilai tambah usahatani, dan (c) Mendorong pengembangan ekonomi perdesaan dan
lembaga ekonomi perdesaan, utamanya Gapoktan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian telah
memberikan banyak perubahan di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut
disebabkan oleh adanya perubahan perilaku petani yang sengaja dikembangkan untuk
mendapatkan produktivitas yang tinggi. Suatu paket teknologi pertanian tidak akan ada
manfaatnya bagi petani jika teknologi tersebut tidak dikomunikasikan kedalam alam
masyarakat sebagai petani pengguna. Peranan komunikasi sangat penting dalam
menyampaikan suatu maksud agar suatu paket teknologi di transfer ke masyarakat tani.
Berhasil atau gagalnya suatu paket teknologi di transfer ke masyarakat tani sangat
dipengaruhi oleh adanya informasi yang diterima oleh petani pada saat yang tepat.
Percepatan pembangunan di perdesaan melalui PUAP adalah upaya pengentasan
kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah pengangguran,
memerlukan upaya terobosan yang tepat dengan mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya yang ada. Selain itu, aktivitas ekonomi yang ditumbuhkan harus memberikan
kesempatan yang sama kepada semua lapisan masyarakat yang ada. Kunci dari semuanya
itu adalah bagaimana menumbuhkan inisiatif masyarakat melalui berbagai pemberdayaan
yang dilakukan, serta tumbuhnya kolaborasi yang saling menguntungkan dalam bentuk
inisiatif kolektif.
20
III. PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Ruang Lingkup
Kegiatan koordinasi pendampingan PUAP meliputi antara lain; (1) Melakukan
koordinasi dengan Tim Tehnis PUAP tingkat Kabupaten/Kota, (2) Menyusun data base
LKM-A pada Gapoktan PUAP 2008-2015, (3) Monitoring dan Evaluasi Gapoktan PUAP 2008-
2015.
3.2. Pendekatan/ Kerangka Pemikiran
Pendampingan inovasi teknologi terhadap usaha bersama Gapoktan PUAP bertujuan
agar teknologi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian (60%) dapat diterapkan secara
optimal dalam usahatani padi yang dilakukan Gapoktan, sehingga produktivitas padinya
lebih baik. Dengan demikian harapan untuk berkontribusi terhadap produksi padi nasional,
dapat tercapai.
Indikator efektifitas pendampingan dapat dilihat dari capaian peningkatan produktivitas
dan pengembangan inovasi teknologi pada program empat target sukses Kementerian
Pertanian. Dengan demikian harapan untuk mencapai program empat sukses Kementan dan
program Badan Litbang Pertanian dapat dicapai.
Akses terhadap ketersediaan input produksi, inovasi/teknologi, dan pasar diperlukan
Gapoktan PUAP untuk menunjang keberhasilan usaha agribisnis. Selain itu guna
menghasilkan produksi yang meningkat, diperlukan inovasi yang bisa diadopsi oleh petani,
atau kelompoktani/Gapoktan (Gambar 1).
21
Gambar 1. Konsep dasar usaha produktif usaha agribisnis Gapoktan PUAP
3.5. Metode Pelaksanaan
Ada beberapa tahapan pelaksanaan dalam kegiatan koordinasi pendampingan PUAP,
sebagai berikut ;
1. Kegiatan dilaksanakan dari bulan Februari sampai Desember 2015, melelui
pengumpulan data lapang pada Gapoktan PUAP 2008-2015 yang telah memiliki
LKM-A oleh PMT yang dikoordinir oleh PMT dan dikoordinasi oleh BPTP, dengan
responden adalah Gapoktan/Poktan yang mendapat dana BLM PUAP.
2. Koordinasi dengan tim tehnis PUAP Kabupaten dilakukan dengan cara mendatangi
langsung pada saat melakukan perjalanan dinas, dengan memberikan kuessioner
terhadap evaluasi kinerja PMT. Selanjutnya diberikan kuessioner pada Penyuluh
Pendamping dan Pengurus Gapoktan, sebelumnya diberi arahan dalam pengisian
kuessioner.
3. Kegiatan monitoring dan evaluasi supervisi dengan mengunjungi Gapoktan PUAP
yang menerima dana BLM PUAP tahun sebelumnya dan tahun berjalan.
4. Penulisan laporan hasil kegiatan
5. Seminar hasil kegiatan
6. Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Gapoktan
PUAP
Inovasi Teknologi
Balitbangtan
Usahatani
padi
Penguatan
Modal
KKerja/LKM
Peningkatan
Produksi
PASAR
GAPOKTAN PUAP
Modal kuat,
Mandiri, LKM-A,
Fungsi kelembaga
an kuat,
Perilaku agribisnis
meningkat,
Kesempatan kerja, pengangguran turun
Angka
kemiskinan
berkurang
Peningkatan
pendapatan
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Fasilitasi BPTP
A. Pertemuan Koordinasi dengan Penyelia Mitra Tani (PMT)
Pertemuan PMT yang pertama dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2016 dalam
rangka penandatanganan kontrak PMT dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, yang dilaksanakan di aula BPTP Aceh. PMT yang hadir
sebanyak 60 orang dari 22 Kabupaten/Kota. Pertemuan ini juga dilanjutkan dengan diskusi
dari PMT tentang kendala,permasalahan dan keberhasilan Gapoktan penerima BLM PUAP
sejak dari tahun 2008 sampai tahun 2014. Keterpurukan Gapoktan pernah terjadi pada awal
program PUAP dilaksanakan, karena disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dari pihak Pusat
sampai ke Gapoktan PUAP. Juga terkait dengan keterbatasan PMT yang ada di
Kabupaten/Kota dan juga kurangnya singkronisasi dengan Penyuluh Pendamping. Pada 2
tahun pertama tentunya Gapoktan yang diusul oleh daerah, pusat tentu masih relatif
rendah dalam kemampuan modal,lahan yang dimiliki serta keterbatasan pengetahuan.
Tahun 2010 sampai tahun berjalan keberhasilan Gapoktan dalam mengelola dana
BLM sudah lebih kepada agribisnis, karena pengurus Gapoktan sudah diikutkan dalam
pelatihan, baik yang dilaksanakan di BLPP Saree Aceh maupun di STPP Medan. Pada bulan
Mei ada perekrutan PMT Pengganti Antar Waktu (PAW) sebanyak 7 orang dari
kabupaten/Kota mereka di latih di PPMKP Ciawi.
Pertemuan yang ke dua dalam rangka koordinasi dan evaluasi kegiatan PUAP di
masing masing Kabupaten/Kota, dilaksanakan di aula BPTP Aceh pada tanggal 11 Juni 2016
yang dihadiri oleh PMT, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi. Pertemuan ke tiga
dilaksanakan pada tanggal 4 Nopember 2016 bertempat di aula BPTP Aceh, dalam rangka
evaluasi kinerja PMT untuk lanjutan kontrak dengan Dirjen PSP Kementan.
B. Pendampingan Gapoktan Penerima Dana BLM PUAP
Pendampingan yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh di
Kabupaten /Kota diantaranya;
23
1. Pendampingan PUAP ke Kabupaten Aceh Besar
Melakukan Pertemuan dengan Gapoktan Desa Rumpet Kecamatan Krueng Barona
Jaya. Acara dibuka oleh Ketua Gapoktan Sapeu Pakat Desa Rumpet Iskandar. Yang mana
acara dihadiri oleh Kapolsek Darul Imarah, Danramil Darul Imarah dan Dinas Pertanian
Kabupaten Aceh Besar beserta BPTP sebagai Sekretariat PUAP di Provinsi Aceh. Pembukaan
dibuka oleh Kepala Dinas yang diwakilkan oleh Bapak Lukman, dimana beliau menjelaskan
bagaimana prosedur penggunaan dana PUAP di desa rumpet jangan sampai salah dalam
penggunaanya. Selanjutnya dilanjutkan dengan BPTP yang disampaikan oleh Ibu Yufniati
ZA sebagai Penanggungjawan dan sekretariat PUAP Provinsi Aceh dimana dijelaskan bahwa
dana PUAP harus di pergunakan harus mempedomani PEDUM yang telah dikeluarkan
Kementerian Pertanian. Selanjutnyan Penyampaian oleh Sekretaris gapoktan bahwa uang
yang telah diambil untuk membeli lembu kemarin telah disetorkan kembali ke rekening
Gapoktan. Danramil mengatakan Sosialisasi perlu ada karena tanpa sosialisasi dana bisa
saja tidak tepat sasaran dan tidak berjalan dengan baik. Seperti kita ketahui bahwa dana
PUAP ini diberikan ke Gapoktan untuk meningkatkan kemiskinan yang ada di desa bila
terjadi penyimpangan harus dilaporkan. Selanjutnya Kapolsek Barona Jaya mengatakan
disini uang PUAP 100 ribu aja di ambil harus dilakukan musyawarah di Gapoktan karena
dana PUAp ini dipakai untuk bersama bukan pribadi sendiri karena di Desa Rumpet Keuchik
yang memegang uang PUAP itu jelas sudah salah karena di PEDUM PUAP di nyatakan
bahwa Keuchik sebagai pengawas bukan memegang dana yang memegang dana PUAp
yaitu Bendahara dan Ketua Gapoktan. Apabila terjadi penyelengan bisa saja
dipenjarakan/dikerangkeng di sel Mapolsek setempat disini Kapolsek siap membantu
apabila terjadi penyelengan dana PUAP tersebut. Dana PUAp 100 juta yang diterima oleh
Gapoktan jangan diklakukan pemotongan apapun dan jangan dipatok itu melanggar hukum
berari penggelapan dana 5 tahun penjara. Dana 100 juta tidak lengkap lagi yaitu Rp.
93.500.000,- Sisa yang Rp. 6.500.000,- (Rp. 6.000.000,- di Bang Gam dan Rp. 500.000,-
untuk Adm pembuatan RUB oleh PMT Haslinda). Keuchik sesuai Duek Pakat tanggal 9 April
dana dikembalikan ke rekening Gapoktan. Camat mengatakan bahwa setelah dana masuk
ke rekening Gapoktan tidak ada sosialisasi sehingga hari ini dilakukan dosialisasi karena
dari sosialisasi pasti ada pertanyaan dan timbul kesepakatan yang kongkrit. Iskandar
sebagai Ketua Gapoktan ingin mengundurkan diri karena keluarga tinggal jauh dari desa
24
rumpet di Lhoknga dimana beliau sebagai guru dan guru ngaji di desa rumpet merasa
susah didalam mengelola uang ini karena warga desa seakan akan mengira beliau yang
mengambil dana PUAP ini. Tim BPTP Ibu Yufniati menyatakan bahwa pengurus tidak bisa
diganti dikarenakan spesimen tanda tangan di Bank dan berkas yang ada di Pusat masih
nama pengurus ini di RUB yang telah dikirim ke Pusat. Ibu Yufniati mengatakan untuk
sabar jangan cepat mengambil tindakan untuk mengundurkan diri karena Gapoktan ini
sudah ada di RUB. Dari Hasil kesepakatan dana PUAP 100 juta akan dibagikan bagi
kelompok-kelompok yang masuk ke Gapoktan.
2.Pendampingan PUAP ke Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah
Pertemuan Dengan Gapoktan “Peteri Pintu” Desa Balee Redelong Kecamatan Bukit
Kabupaten Bener Meriah.
Dalam pertemuan tersebut Penanngung Jawab PUAP Provinsi Aceh menyampaikan
bahwa prosedur pencairan dana PUAP dicairkan pada saat akan dilaksanakan pelatihan.
Ketua Gapoktan menyampaikan setelah panen padi mengalih usaha pertanian ke tanaman
hortikultura , oleh karena itu kami membutuhkan pengetahuan cara pencairan dana PUAP
untuk kebutuhan modal usahatani. Penyelia Mitra Tani melaporkan bahwa pembekalan
untuk Gapoktan sudah dilakukan bersama para penyuluh. Oleh karena itu Penanggung
Jawab PUAP mengharapkan pada PMT untuk dapat membimbing Gapoktan terhadap
prosedur pencairan dana dan memfasilitasi surat pemberitahuan kepada pihak Dinas bahwa
sudah dilakukan pembekalan untuk Gapoktan agar supaya dikeluarkan izin pencairan dana
Gapoktan.
Usahatani yang dijalankan dibidang Hortikultura; jumlah Anggota 38 orang; berdiri
tahun 2006; kelas kelompok “Lanjut”; Penghargaan yang didapatkan adalah; 1. Kelompok
Tani Berprestasi II (dari BKPP Prov. Aceh) tahun 2009 Kab. Bener Meriah ; 2. Piagam
Penghargaan Katahanan Pangan, tahun 2008 dari Menteri Pertanian RI. Ketua Gapoktan
menyampaikan bahwa pada kompetisi tersebut Kabupaten Bener Meriah mendapatkan
penilaian lebih daripada daerah Lembang Bandung dikarenakan kadar kandungan kimia
dilahan kami tidak banyak (belum terkontaminasi). Tanaman Kentang, bibit yang digunakan
adalah bibit kentang Granola yang dibeli dari Brastagi. Penyakit yang terserang penyakit
layu gadis.
25
Tanaman Kopi : Penggerek batang (yang diserang umur kopi 3 - 4 tahun pada
ketinggian 1.400 – 1.800 m dpl, naungannya lamtoro. Penanggung Jawab PUAP
menyarankan agar naungan jangan terlalu lembab karena penggerek menyukai kondisi
lembab, sekitar 60 % naungan ini diberikan pada lahan dan pada setiap 6 bulan naungan
lamtoro selalu dibersihkan. Dari keseluruhan lahan yang terserang penyakit adalah 5%.
Koperasi Tunas Indah sebagai kolektor untuk kopi dalam bentuk gabah yang dijual
Rp. 9000/kg. Panen kopi di Bener Meriah dilakukan 2x dalam setahun yaitu pada bulan
5,6,7 dan bulan 10,11, 12. Hasil Panen kopi dibawa ke koperasi kemudian diproses lagi dan
dipasarkan langsung melalui Pemasaran ketingkat ekspor seperti di Babu Rayan (dibawah
perusahaan). Koperasi berdiri sendiri didaerah Tingkeum. Rata-rata produksi kopi untuk
kecamatan Bukit adalah sebesar 1,5 ton/ha/thn. System didesa siap membabat kebun
kemudian mencari lahan kosong untuk digarap. 1 kaleng = 10 bambu, 1 bambu = 12 ons, 1
kaleng = 12 kg/6 bulan.
Apabila dilihat dari segi mutu dan kualitas kopi pada kecamatan Bukit dan
Kecamatan Bandar (Pondok Gajah, KP Gayo BPTP Aceh) yang memiliki perbedaan
ketinggian tempat dan cuaca sehingga harga pun berbeda Rp.500 – 1000 harga jual
gelondong. Apabila ketinggian tempatnya lebih rendah seperti di kecamatan Bandar maka
pemanenannya 1x langsung masak semua, sedangkan kecamatan Bukit memiliki ketinggian
tempat yang lebih tinggi sehingga produksinya walau sedikit akan tetapi berat
berangkasannya lebih berat ketika ditimbang bila dibandingkan dengan hasil panen
kecamatan Bandar, dan mutunya lebih tinggi serta harganya lebih tinggi pula ( Rp.500 –
1000/kg).
Pertemuan Dengan Gapoktan “Gemilang” Desa Mupakat Jadi Kecamatan Bukit Kabupaten
Bener Meriah, Ketua : Muhammad Daud
Gapoktan penerima dana BLM-PUAP belum dicairkan, oleh karena itu diharapkan
adanya koordinasi antara PMT, Penyuluh, tim tehnis Kabupaten /pihak Distan dan Gapoktan
agar semua berusaha untuk mengoptimalkan pencairan dana PUAP terhadap Gapoktan-
Gapoktan baru. Gapoktan Gemilang terdiri atas 3 Poktan, diantaranya : Tawar Sidenge,
Pakat Jroh, Ingin Maju.
Pemaparan Penanggung Jawab PUAP dari BPTP Aceh Ir. Yufniati ZA menyampaikan
bahwa dalam 1 desa hanya terdapat 1 Gapoktan. Hal ini perlu diketahui bersama karena
26
ada pemahaman dalam 1 desa terdapat beberapa Gapoktan yang diantaranya terdiri dari
Gapoktan khusus laki-laki dan perempuan, padahal digabung atas beberapa Poktan,
walaupun pada umumnya Gapoktan tersebut diurus oleh kaum perempuan atau ibu-ibu.
Koordinator PUAP Provinsi Aceh juga menyampaikan dalam pertemuan tersebut
diharapkan adanya rincian dana-dana yang terdapat pada Laporan RUB agar dipisahkan,
yang terdiri dari dana Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib. Dapat digunakan sebagai dana
Simpan Pinjam, dan apabila kelompok memerlukan keterampilan bagaimana cara bertani
Kopi yang baik, maka dana tersebut dapat dimanfaatkan. Setiap Gapoktan agar
menyediakan Laporan pendanaan untuk kelompoknya. Apabila ada anggota yang ingin
meminjam dana kelompok harus ada pengikat jasa oleh si peminjam tersebut, oleh karena
itu dibutuhkan musyawarah dengan sesama anggota kelompok terlebih dahulu. Ketua
Gapoktan menyampaikan bahwa “Kami memberikan izin peminjaman apabila salah satu
syaratnya adalah terpenuhinya KTP suami-isteri (sebagai saksi)”.
Melihat pengalaman-pengalaman sebelumnya apabila dalam Gapoktan tersebut
mewadahi usaha off farm maka biasanya usaha tersebut akan berkembang. Gapoktan ini
bergerak pada usahatani dibidang Hortikultura, pangan dan peternakan kambing. Kasus
yang terjadi selama ini ada Loss (Lepas kontrol) antara Gapoktan dengan Kepala Dinas
pada akhirnya dicairkan dana tersebut sebesar 100%. PMT menceritakan bahwa ada juga
kasus sebuah Gapoktan ketika pembuatan rekening tanpa sepengetahuan pihak Dinas.” Hal
tersebut juga tidak dibolehkan.
Pertemuan Dengan Gapoktan “Karya Agung” Desa Sedie Jadi Kabupaten Bener Meriah, Ketua Gapoktan : Isro Sadi, Terdiri dari 4 Poktan : Gempar, Tunas Muda, Mawar Indah, Anak Meutuah.
Hasil rapat Gapoktan yang dilakukan pada tanggal 30 Juli 2015, menghasilkan
bahwa Unit Simpan Pinjam (USP) Anggota kelompok tani yang mengelola uang simpan
pinjam diserahkan kepada Kelompok Tani ibu-ibu yaitu Poktan Mawar Indah. Jasa Pinjaman
18% pertahun. Pengembalian pokok beserta jasa dikembalikan 4 bulan selama setahun.
Bagi anggota yang meminjam harus menyerahkan foto copy KTP suami/isteri. Dari jasa
yang 5% untuk pengurus dan 12% kembali ke modal. Pertemuan kelompok 4 bulan sekali.
Dibuatkan dalam musyawarah : AD-ART. Surat perjanjian dibubuhi dengan materai.
27
Pengalaman kelompok-kelompok yang sudah berhasil, memakai sistem usaha “off
farm” yaitu wadah/sarana penampungan hasil panen untuk difasilitasi pada proses
pemasarannya, nanti hasilnya keuntungan dimusyawarahkan bersama-sama anggota.
Pertemuan Dengan Gapoktan “Pelita” Desa Daling Kabupaten Aceh Tengah. Terdiri dari 3
Poktan : Genting (32 anggota), Daling Seseren (19 anggota), KWT Genting (45 anggota),
Jumlah anggota yang meminjam; 19 orang
Pada umumnya petani Horti menanam cabai, tomat dan kentang, karena umur
panen seperti kentang selama 4 – 5 bulan, jadi ada 2x tahap pengembalian selama 10
bulan. Permasalahannya setiap dana akan dicairkan/digulirkan harus melalui rekomendasi
kepala Dinas dan hasil dari rekomendasi tersebut termasuk dalam prasyarat dari BRI.
AD/ART sudah ada, daftar RUA sudah ada, surat pemberitahuan dari anggota dan ketua
sudah ada. Untuk sampai saat ini hanya 1 kelompok yang telah menggunakan dana untuk
meminjam yaitu kelompok Tani KWT Genting. Peminjaman menggunakan:
Boron/anggunan, diantara syaratnya buku Honda, KK, dsb. Penanggung Jawab PUAP
menyampaikan bahwa “Oleh karena itu, PUAP ini sebenarnya bukan seperti Bank yang
mensyaratkan adanya anggunan (boron), artinya kita ingin memudahkan petani dalam
penggunaan dana.”
Pertemuan Dengan Gapoktan “Panca Bakti” Desa Paya Tungel Kabupaten Aceh Tengah.
Ketua : Eko Waluyo, Gapoktan terdiri dari 15 Poktan, tahap I : ada 8 Poktan, tahap II : ada
2 Poktan (sehingga menjadi 10 Poktan).
Poktan tersebut adalah : Tri Karya Usaha, Cinta Usaha, Maju Bersama, Harapan
Makmur, Sumber Makmur, Usaha Maju, Sumber Mulyo, Giri Mulyo, Panca Usaha Tani,
Tunas Harapan. AD/ART sudah ada. Mendapatkan penghargaan Sertifikat Tahun 2015
sebagai anggota pelatihan pengembangan SDM angkatan ke-II di Saree, Aceh Besar.
Penghargaan Sertifikat pelatihan peternakan Tahun 2013 (Dinas Peternakan Provinsi Aceh).
Penghargaan Sertifikat Sekolah Lapang Kopi Konservasi Tahun 2013 (CII). Penghargaan
Sertifikat Pertanian Tahun 2011 di Thailand. Bu Ani : “Membuat unit usaha-usaha untuk
setiap Gapoktan seperti unit peternakan, perkebunan, tanaman pangan hingga ke unit
pemasaran.”
28
Diharapkan kepada seluruh anggota setiap akan menggunakan dana simpan pinjam
diharapkan harus melunasi terlebih dahulu dana pinjaman sebelumnya.
Pertemuan Dengan Gapoktan “Harapan Jaya” Desa Jeget Ayu Kabupaten Aceh Tengah
Jasa Pinjaman : 1% perbulan, pengembaliannya belum dimasukkan ke buku kas
Besar, masa pengembaliannya selama 1 tahun, simpanan wajib sebesar Rp. 5000,-. Dalam
kesempatan tersebut anggota Poktan menanyakan mengapa setiap diberi bantuan langsung
mengarah pada Poktan bukan pada Gapoktan tidak merata seluruh Poktan
mendapatkannya, karena awal masuk bantuannya dari Poktan sehingga dalam 1 Gapoktan
tidak semua Poktan mendapatkan. Ditanggapi oleh Penanggung Jawab PUAP bahwa
diharapkan adanya peran kepala Desa, untuk mengarahkan Pemerintah agar setiap
memberi bantuan harus melalui Gapoktan dan bukan Poktan”
3. Pendampingan PUAP Ke Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur
Kabupaten Aceh Tamiang
Gapoktan “Sumber Rezeki”, desa Matang Cincin. Terdiri dari 2 Poktan; Poktan Maju dan
Poktan Sri Rezeki. Memiliki 90 orang anggota.
Atribut atau kelengkapan yang tersedia adalah berupa buku kas dan buku notulen
rapat sedangkan buku tamu belum tersedia. Anggaran PUAP sebesar Rp. 100 juta masuk ke
rekening Gapoktan pada tanggal 27 Desember 2010. Usahatani yang dijalankan petani
Gapoktan adalah Padi dan usaha industri rumah tangga berupa pembuatan tape (off farm)
pemasarannya hingga ke Perlak. Dalam 2 tahun terakhir Gapoktan tidak pernah bertemu
dengan PMT, dikarenakan adanya permasalahan ditingkat Pemulia Mitra Tani (PMT). Dalam
permasalahan tersebut pada saat pengembalian 100 juta rupiah, PMT dari Kabupaten Aceh
Tamiang Syahrul Efendi menyarankan ke koperasi BMT Cahaya ada 3 Gapoktan desa
Matang Cincin, Matang arak jawa dan desa Pahlawan yang ikut ke koperasi tersebut.
Perguliran yang diberikan oleh Gapoktan untuk dana peminjaman anggota dibatasi
sekitar 500 ribu rupiah, dalam hal ini sangat sedikit bila dibandingkan dengan Gapoktan
penerima dana BLM PUAP lainnya. Permasalahan ini disebabkan oleh karena dana awal
sebesar 20 juta rupiah telah diambil oleh PMT. Karena dana yang tersedia tidak banyak
sehingga sulit bagi Gapoktan untuk membagikannya secara tercukupi bagi para
29
anggotanya. Tentunya permasalahan ini akan membawa dampak bagi keberlangsungan
Gapoktan dalam menjalankan usahataninya secara efektif dan efisien.
Dalam kesempatan tersebut koordinator PUAP menyampaikan dan menghimbau
kepada Gapoktan bahwa: Apabila adanya dana awal BLM PUAP yang diberikan kepada
Gapoktan sebesar 100 juta rupiah dan dalam perjalanan perkembangannya bertambah
menjadi sebesar 150 juta maka dari Kementerian Pertanian akan menambahkan lagi dana
kepada Gapoktan tersebut sebesar 50 juta rupiah. Apabila Gapoktan akan melakukan
pergantian pengurus, maka sebagai pra syaratnya pihak Gapoktan harus membuat lampiran
Berita Acara
Gapoktan ”Lidah Tedung” desa Johar Kabupaten Aceh Tamiang.
Terdiri atas 3 Poktan yaitu ; Serasi, KWT dan Remaja Tani (terdiri atas 90 orang
anggota). Pembukuan dari Gapoktan berjalan hanya 1 tahun (yaitu ditahun 2011).
Usahatani yang dijalankan oleh Gapoktan berupa usahatani padi, dan usahatani lainnya
berupa usaha off farm pembuatan tape dan usaha jualan gorengan. Dalam hal ini berjalan
sistem perguliran dana ke pihak anggota hanya pada tahun 2011 setelah itu tidak berjalan
lagi.
Kabupaten Aceh Timur
Gapoktan yang muncul pada tahun 2015 Gapoktan Gebrina/ Kecamatan Sungai Raya
Desa Labuhan Keude. Terdiri dara 2 Poktan yaitu (Tani Makmur dan Muda Jaya). Memiliki
52 orang anggota. Gapoktan Suka Maju/ Kecamatan Madat Desa Minjei. Terdiri dari 2
Poktan yaitu (Suka Damai dan Ingin Maju). Memiliki 60 orang anggota. Gapoktan Ketibung
Musara/ Kecamatan Serba Jadi Desa Bunin. Terdiri dari 6 Poktan yaitu (Jamur Batang Jaya,
Ceding Ayu, Musara Jadi, Empaste, Singah Mata, Sarana Tani). Memiliki 150 orang anggota.
Sudah mencairkan dana BLM-PUAP untuk ke 6 Gapoktan. Pencairan dana tersebut sudah
sesuai dengan RUB, RUK, dan RUA sehingga tahap pencairan mudah dilakukan. Tim tehnis :
setiap ada pengambilan , harus adanya pengembaliannya sehingga ketua Gapoktan harus
menyampaikan kepada para anggota yang lainnya ketika diadakan pertemuan antar
anggota Gapoktan. AD/ART belum dibuat karena mengingat Gapoktan tersebut yang lahir
pada tahun 2015. Usahatani yang diusahakan berupa Cabe, Sawit dan Padi. Tanggapan
30
ketua Gapoktan: Dengan adanya anggaran BLM PUAP tersebut akan memberikan antisipasi
secara merata terhadap pendanaan bagi setiap anggota kami.
Hasil pertanian setelah melalui tes laboratorium dan hasilnya pihak swalayan swasta
meminta kontrak untuk menyuplai komoditi hasil pertanian berupa terong dan cabe. Akan
tetapi belum mampu memenuhi permintaan swalayan tersebut dikarenakan pasokan yang
harus dipenuhi sebesar 20 ton/bulan. Dalam proses peminjaman belum ada prasayarat jasa
dalam proses pengembaliannya sehingga para anggota mengembalikan uang pinjaman
sesuai dengan dana pinjaman tersebut. Dalam kesempatan tersebut koordinator pembinaan
PMT menyampaikan dan menghimbau kepada Gapoktan bahwa: agar Gapoktan
menyiapkan buku tamu, buku notulen rapat, dan ADRT. Dalam pertemuan tersebut hadir
kepala BPP (Bpk. Erwin Suhendra). Gapoktan Suka Maju desa Minjei Kecamatan Madat
berusahatani pada bidang komoditi Padi Sawah dan pemasaran Hasil Pertanian. Dalam
pembagian uang pinjaman bagi para anggota Gapoktan PUAP untuk tahap I sebanyak 30
anggota. Bunin: Usahatani Padi Gogo (6 bulan sekali), cabe, PHP (Pemasaran Hasil
Pertanian).
C. Verifikasi dokumen Gapoktan penerima BLM PUAP
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat apakah dokumen tersebut
sesuai dengan juknis verifikasi , desa/Gapoktan yang diajukan harus sesuai dengan DNS,
sudah dilakukan verifikasi terlebih dahulu di tingkat Kabupaten/ Kota, dan selanjutnya di
lakukan verifikasi oleh BPTP dan diteruskan ke Tim PUAP Pusat/ Dirjen PSP. Dokumen
tersebut dilakukan verifikasi final untuk diajukan ke KPPN agar dapat dibuat SP2D yang
diteruskan ke BRI untuk disalurkan kerekening Gapoktan.
BPTP Aceh sudah melakukan verifikasi dokumen RUB bulan Januari sampai dengan
Nopember sebanyak 73 RUB Gapoktan yang tersebar pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Aceh. Selanjutnya ditetapkan Gapoktan penerima BLM PUAP (Rp 100 juta/Gapoktan/desa)
melalui SK Menteri Pertanian, dan dana tersebut masuk ke rekening Gapoktan PUAP
sesuai dengan nomor rekening yang ada dalam dokumen RUB.
31
4.2. Evaluasi PUAP Tahun Sebelumnya
A. Pendampingan Teknologi dalam Pengembangan Usaha Produktif
Dana BLM PUAP digunakan untuk membiayai kegiatan produktif budidaya (on farm),
seperti tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan serta kegiatan non
budidaya (off farm ) yang terkait dengan komoditas pertanian yaitu industri rumah tangga
pertanian, pemasaran hasil pertanian dan usaha lain berbasis pertanian.
Tenologi yang sudah dihasilkan BPTP yaitu SL-PTT Padi Sawah, SL-PTT Jagung dan
Kedele, merupakan inovasi teknologi yang sudah diadopsi oleh sebagian besar anggota
Gapoktan yang mengelola usahatani pangan. Untuk komoditi sayuran juga didampingi
dengan teknologi yang sudah dihasilkan BPTP, seperti cabe merah dengan menggunakan
mulsa, kompos dan pupuk kandang cair. Usaha produktif yang dikelola oleh anggota
Gapoktan umumnya padi sawah, tanaman palawija dilahan kering dan sayuran.
Kesungguhan pemerintah membangun pertanian nasional terlihat dari program
Kementerian pertanian berupa pemberian penguatan modal dalam bentuk Bantuan
Langsung masyarakat (BLM) PUAP sebesar maksimal Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah) per Gapoktan yang lansung di transfer ke rekening Gapoktan. Dana tersebut
selanjutnya akan dikelola sebagai suntikan modal pengembangan usaha agribisnis di lokasi
PUAP. Fasilitasi bantuan permodalan tersebut diharapkan dapat menjangkau jumlah petani
yang semakin banyak, sehingga salah satu pendekatannya diupayakan untuk menggulirkan
bantuan tersebut diantara sesama petani/Gapoktan.
Dalam penyelenggaraan Program PUAP, dana BLM tersebut digunakan untuk
membiayai kegiatan produktif budidaya (on-farm) seperti tanaman pangan, hortikultura,
peternakan dan perkebunan, serta kegiatan off-farm (non-budidaya) yang terkait dengan
komunitas pertanian yaitu industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian dan
usaha lain berbasis pertanian. Gapoktan merupakan sasaran kelembagaan tani pelaksana
PUAP sebagai penyalur modal usaha agribisnis bagi petani atau peternak.
Mulai tahun 2010 hingga tahun 2015, dana BLM-PUAP di Propinsi Aceh lebih banyak
dimanfaatkan oleh petani pada kegiatan on-farm, yaitu pembudidayaan tanaman pangan
yaitu palawija dan padi.
32
Gambar 2. Persentase Usaha Produktif Gapoktan tahun 2015
54,24
9,54
22,42
7,82
0.5
2,073,41
Persentase Usaha Produktif Gapoktan PUAP Tahun 2015 Provinsi Aceh
Tanaman Pangan
Hortikultura
Peternakan
Perkebunan
Industri Rumah TanggaPertanian
Pemasaran Hasil Pertanian
Usaha Lain BerbasisPertanian
33
NO. KABUPATEN JUMLAH DESA
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. ACEH BESAR 35 15 45 34 52 25 10 6
2. PIDIE 35 15 50 14 26 34 12 21
3. PIDIE JAYA 35 15 22 9 7 0 4 1
4. BIREUEN 35 15 26 11 35 5 -
5. ACEH UTARA 35 15 20 19 4 16 17 2
6. ACEH TIMUR 35 15 17 26 13 9 13 13
7. ACEH TAMIANG 35 12 20 11 1 0 - -
8. ACEH TENGAH 30 14 14 12 1 12 8
9. BENER MERIAH 10 11 6 9 - 10 8 10
10. GAYO LUES 35 15 6 6 10 2 7 5
11. ACEH TENGGARA
35 15 13 11 59 41 8 -
12. ACEH BARAT DAYA
30 15 10 11 2 1 - -
Tabel. 1. Data Kuota Desa Puap 2008 – 2015 Di Provinsi Aceh
34
Total jumlah Desa PUAP dari tahun 2008 -2015 adalah : 2.134 gapoktan.
NO. KABUPATEN JUMLAH DESA
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
13. ACEH SELATAN 35 13 15 13 5 0 8 9
14. ACEH BARAT 35 15 14 25 2 13 3 -
15. NAGAN RAYA 35 15 9 18 16 6 - -
16. ACEH JAYA 30 13 10 11 - 0 - -
17. SINGKIL 35 10 7 11 - 7 - -
18. SUBULUSSALAM 10 8 4 5 3 5 - -
19. SIMEULUE 35 15 10 11 2 1 1 -
20. KOTA LANGSA - - 8 25 3 0 4 -
21. KOTA
LHOKSEUMAWE
- - 10 12 3 7 3 1
22. KOTA SABANG - - - 2 - 0 - -
23. KOTA BANDA
ACEH
9 4 1 -
JUMLAH 600 261 336 306 253 198 107 73
35
Tabel 2. Rekapitulasi Perkembangan Keuangan Gapoktan PUAP Tahun 2008 - 2015
No Kabupaten/Kota
Jumlah Gapoktan
Aset (Rp)
Penyaluran Dana Terbesar Penerima BLM
PUAP
USP LKMA TP Hort Bun Nak Off
farm
1 Aceh Barat - 5.253.101.395 41 3 1 62 -
2 Aceh Besar 189
- 9.252.059.740 40 10 - 10 2
3 Aceh Barat Daya 70
- 5.722.935.000 65 5 - - -
4 Aceh Jaya 79
- 808.899.619 14 15 2 4 2
5 Aceh Selatan - 1.399.648.362 73 13 10 11 3
6 Aceh Tamiang 84
-
6.505.897.000 57 1 18 6 1
7 Aceh Tengah 63
- 7.166.000.000 8 45 25 33 9
8 Aceh Tenggara 103
- 100.981.000 169 - - 1 -
9 Aceh Timur 102
2 4.984.491.100 72 11 15 14 2
10 Aceh Utara -
- 5.722.935.000 65 5 - - -
11 Kota Banda Aceh 10
- 601.330.000 1 - - 5 -
36
No Kabupaten/Kota
Jumlah Gapoktan
Aset (Rp)
Penyaluran Dana Terbesar Penerima BLM
PUAP
USP LKMA TP Hort Bun Nak Off
farm
12 Bireuen 10
-
6.006.610.000 55
4
1
50
74
13 Gayo Lues -
3.995.600.000 3
47
18
27
1
14 Kota Langsa -
201.775.000 15
2
1
7
9
15 Kota Lhokseumawe
35
35
2.956.508.131 14
10
-
20
15
16 Nagan Raya 96
-
9.341.320.000 64
25
7
2
6
17 Pidie 154
-
13.736.036.948 165
5
1
2
1
18 Pidie Jaya 95
-
4.986.785.637 94
-
1
-
-
19 Kota Subulussalam -
-
977.000.000 4
4
10
1
-
20 Bener Meriah -
-
1.154.000.000 -
34
-
-
-
21 Aceh Singkil -
-
1.516.600.000 20
8
19
10
14
22 Simeulue 21
-
7.983.789.072 63 6 0 4 0
Jumlah 1.111
37
100.374.303.004 1.102
253
129
269
139
37
Gambar 3. Perkembangan Pengelolaan Keuangan ditingkat Gapoktan
38
Gambar 4. Laporan Kinerja PMT Tahun 2015
Gambar 5. Rata-rata Aset Saat Laporan
Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan bahwa Rata-rata Aset Gapoktan berkaitan dengan
jumlah gapoktan penerima BLM-PUAP untuk setiap per Kabupaten.
39
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
1. Program PUAP merupakan program pemberdayaan petani oleh karena itu perlu
dilakukan pembinaan dan pengendalian intensif terhadap pelaksanaan dilapangan,
yaitu Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT).
2. Hasil evaluasi program PUAP 2008 – 2015 baru terbentuk 40 LKMA dan 5 LKMA
yang sudah berbadan hukum.
3. Pendampingan teknologi oleh BPTP terhadap usaha produktif Gapoktan yang
dominan yaitu tanaman pangan (54,24%), peternakan (22,42%), dan diikuti
Hortikultura (9,54%).
4. Jumlah Desa/Gapoktan penerima dana BLM-PUAP dari tahun 2008 – 2015 sebanyak
2.134 Gapoktan (Rp 100 juta/ Gapoktan) berjumlah : Rp.2.134 Milyar.
5.2. SARAN
1. Diharapkan adanya koordinasi lebih efektif antar instansi terkait yang terlibat dalam
kegiatan PUAP, terutama Tim Tehnis Kabupaten/Kota.
2. Kegiatan 2016 lebih difokuskan pada pendampingan Gapoktan PUAP 2008-2015 oleh
PMT dan Penyuluh Pendamping harus dapat membentuk unit usaha otonom dan
dimilikinya data base LKM-A dari Gapoktan PUAP 2008-2015.
40
VI. DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembiayaan Pertanian, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman Pemeringkatan Gapoktan PUAP menjadi LKMA. Jakarta. 19 halaman Direktorat Pembiayaan Pertanian, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman Penumbuhan LKM-A Gapoktan PUAP. Jakarta. 27 halaman Direktorat Pembiayaan Pertanian, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, 2015. Petunjuk Teknis Pendampingan PUAP tahun 2015. Jakarta. 30 halaman Direktorat Pembiayaan Pertanian, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, 2015. Petunjuk Teknis Verifikasi Dokumen Administrasi Penyaluran BLM-PUAP Tahun 2015. Jakarta. 84 halaman Kementerian Pertanian, 2011. Petunjuk Pelaksanaan, Apresiasi pengelolaan dan Operasional
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis. Jakarta. 38 halaman.
Kementerian Pertanian, 2015. Pedoman PUAP, Jakarta. 24 halaman Rivai dalam Syahrul B. 2015. Proposal Pembinaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan TA.2016. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Yufniati ZA, Cut Hilda Rahmi, Rini Andriani, Rosdewani. 2014. Laporan Akhir Kegiatan
Pendampingan Teknologi dan Supervisi Pelaksanaan PUAP di Provinsi Aceh.
41
Lampiran 1. Rekapitulasi LKM-A Kabupaten/Kota Provinsi Aceh yang Menerima Dana BLM PUAP Tahun 2008-2015
Kabupaten Aceh Besar
No. Desa Nama Gapoktan Tahun Berdiri
Aset Awal Gapoktan
Aset Akhir Gapoktan
Memiliki Badan Hukum
1. Lamtheun Tuan Dilagang 2008 Rp.100.000.000,- Rp. 160.000.000,- belum
2. Baet Meusago Makmue Beusaree 2009 Rp.100.000.000,- Rp. 140.000.000,- belum
3. Blang Cut Lembah Krueng Aceh 2010 Rp.100.000.000,- Rp.125.000.000,- sudah
4. Pasheu Beutong Lembah Cot Cako 2012 Rp.100.000.000,- Rp. 116.000.000,- belum
5. Suka Mulya Mudah Rezeki 2008 Rp.100.000.000,- Rp. 120.000.000,- belum
6. Dham Cukok Krueng Lingka 2010 Rp.100.000.000,- Rp. 112.000.000,- belum
7. Lam Ujong Mns Intan Permata Intan 2010 Rp.100.000.000,- Rp. 110.000.000,- belum
8. Lubok Gapuy Ladang Mita Bu 2011 Rp.100.000.000,- Rp.125.000.000,- belum
9. Pasie Lamgarot Makmue Sejahtera 2012 Rp.100.000.000,- Rp. 112.000.000,- belum
10. Mns.Manyang PA Udeep Sejahtera 2013 Rp.100.000.000,- Rp. 110.000.000,- belum
11. Lam Ara Cut Bunga Mawar 2008 Rp.100.000.000,- Rp.130.000.000,- belum
12. Cot Meulangen Barona 2009 Rp.100.000.000,- Rp.115.000.000,- belum
13. Empe Bata Tunas Baro 2009 Rp.100.000.000,- Rp.110.000.000,- belum
14. Aneuk Glee Serba Guna 2008 Rp.100.000.000,- Rp.140.000.000,- belum
15. Lamraya Udeep Saree 2008 Rp.100.000.000,- Rp. 120.000.000,- belum
16. Lampuuk Makmu Beusaree 2009 Rp.100.000.000,- Rp. 120.000.000,- belum
Kabupaten Nagan Raya
No. Desa Nama Gapoktan Tahun Berdiri
Aset Awal Gapoktan
Aset Akhir Gapoktan
Memiliki Badan Hukum
1. Kuta Kumbang Bagi Beurata 2009 Rp.103.925.000,- Rp.135.695.000,- Sudah
2. Alue Kambuk Jasa Gampong 2010 Rp.104.960.000,- Rp.118.360.000,- Belum
3. Sapeng Bunga Desa 2011 Rp.101.025.000,- Rp.111.875.000,- Belum
4. Sumber Makmur Serikat Tani 2008 Rp.100.000.000,- Rp.123.156.702,- Belum
5. Krueng Itam Sumber Tani 2011 Rp.100.000.000,- Rp.107.600.000,- Belum
6. Padang Rubek Ingin Jaya 2010 Rp.103.355.000,- Rp.115.352.000,- Belum
7. Kuala Trang Trang Jaya 2011 Rp.100.000.000,- Rp.117.291.600,- Belum
8. Purwodadi Usaha Tani 2011 Rp.100.000.000,- Rp.106.570.000,- Belum
42
Kabupaten Pidie Jaya
No. Desa Nama
Gapoktan Tahun Berdiri
Aset Awal Gapoktan
Aset Akhir Gapoktan
Memiliki Badan Hukum
1. Kuta Kumbang Bagi Beurata 2009 Rp.103.925.000,- Rp.135.695.000,- Sudah
2. Alue Kambuk Jasa Gampong 2010 Rp.104.960.000,- Rp.118.360.000,- Belum
3. Sapeng Bunga Desa 2011 Rp.101.025.000,- Rp.111.875.000,- Belum
4. Sumber Makmur Serikat Tani 2008 Rp.100.000.000,- Rp.123.156.702,- Belum
5. Krueng Itam Sumber Tani 2011 Rp.100.000.000,- Rp.107.600.000,- Belum
6. Padang Rubek Ingin Jaya 2010 Rp.103.355.000,- Rp.115.352.000,- Belum
7. Kuala Trang Trang Jaya 2011 Rp.100.000.000,- Rp.117.291.600,- Belum
8. Purwodadi Usaha Tani 2011 Rp.100.000.000,- Rp.106.570.000,- Belum
Kota Lhokseumawe
Kabupaten Aceh Utara
No. Desa Nama Gapoktan Tahun Berdiri
Aset Awal Gapoktan
Aset Akhir Gapoktan
Memiliki Badan Hukum
1. Cot Mane Gaseh Sayang 2009 Rp.100.000.000,- Rp.14.612.554,- belum
2. Lhok Asan Asan Jaya 2011 Rp.100.000.000,- Rp. 112.000.000,- belum
Kabupaten Subulussalam
No. Desa Nama
Gapoktan Tahun Berdiri
Aset Awal Gapoktan
Aset Akhir Gapoktan
Memiliki Badan Hukum
1. Bangun Sari Mekar Sari 2009 Rp.100.000.000,- Rp.115.000.000,- Sudah
2. Cipar Pare Maju Bersama 2013 Rp.100.000.000,- Rp.70.000.000,- Sudah
No. Desa Nama Gapoktan Tahun Berdiri
Aset Awal Gapoktan
Aset Akhir Gapoktan
Memiliki Badan Hukum
1. Rayeuk Kareung Makmu Beusare 2011 Rp.100.000.000,- Rp. 109.000.000,- belum
2. Cot Mamplam Beu Sejahtera 2013 Rp.100.000.000,- Rp.120.000.000,- belum
43
44
45