PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …
Transcript of PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …
\
34
Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020
Homepage: http://journal.stie-yppi.ac.id/index.php/bam
ISSN (Cetak) : 2746-3354 ISSN (Online) : 2774-9908
PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN PADA USAHA KERIPIK TEMPE
SUMBER REJEKI DESA GAMBIRAN KECAMATAN PAMOTAN
Anik Nurhidayati1), Maslichan2)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang1), 2) [email protected])
Abstract
In the Ibm program with the theme of poverty alleviation in Gambiran Pamotan Village with assistance in the tempe chips processing business. This business is managed by the UMME group of tempe chip processing in Gambiran Village, Pamotan Subdistrict, Rembang Regency, which has not developed rapidly because one of the factors is the low level of human resource knowledge about business management and bookkeeping so that this program will conduct training on MSME tempe chip processing good about marketing strategies and the legality of the business, so hopefully the tempe chips business will be known by the public.
Keywords: marketing techniques and business legality
A. PENDAHULUAN
Kabupaten Rembang adalah salah satu dari Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah
101.408 Ha, sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Blora, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tuban (Propinsi Jawa Timur),
dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pati. Kabupaten Rembang terdiri dari 14
kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Pamotan yang terletak dipusat pemerintahan
daerah Kabupaten Rembang terdiri dari 34 desa.Pengembangan ekonomi lokal adalah proses
dimana pemerintah lokal dan masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang,
memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Masyarakat di wilayah
Kecamatan Pamotan terutama di Desa Gambiran pada umumnya bergerak dibidang pertanian
untuk menjadi tumpuan hidup.
Konsep pengembangan ekonomi lokal di wilayah erat dengan sumberdaya alam,
manusia, lembaga dan lingkungan sekitarnya. Kabupaten Rembang merupakan salah satu
kabupaten yang wilayahnya adalah yang mana banyak sekali masyarakatnya bertumpu hidup
dari laut di pesisir sedangkan didaerah perbukitan lebih banyak bertumpu pada sektor
pertanian. Di Kabupaten Rembang dalam pengelolaan pertanian masih belum optimal dalam
koordinasi antar lembaga, hal ini tentunya tidak terlepas dari campur tangan pemerintah
dibidang lokal. Pengelolaan home industry baik dibidang pengolahan makanan maupun
dibidang yang lain 80% dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga, dimana usaha ini mampu
meningkatkan perekonomian keluarga.
35
Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020
Program lokal merupakan salah satu upaya pengembangan UMKM dengan
melibatkan usaha menengah atau usaha besar sebagai mitra untuk saling bekerjasama.
Kemitraan didefinisikan sebagai kerjasama yang saling menguntungkan yang didasarkan suatu
kontrak atau perjanjian tertulis maupun tidak, disertai dengan upaya pembinaan dan
pengembangan oleh mitra dengan memperhatikan prinsip saling membutuhkan, memperkuat
dan saling menguntungkan. Dalam perkembangannya terdapat beberapa hambatan yang
dihadapi para pengusaha kecilyaitu keahlian yang kurang dan kemampuan manajerial yang
rendah sehingga tidak mampu melakukan pengelolaan usaha dengan baik, terutama dalam
bidang pengelolaan manajeman keuangan dan manajemen kewirausahaan. Permasalahan
yang ada pada Kelompok belajar usaha pengolahan tempe yaitu terkendala dengan
ketrampilan dalam menyusun administrasi keuangan dan manajemen usaha. Keterbatasan
sumberdaya manusia menjadi kendala utama selain cuaca.
Adapun kelemahan UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” dari kelompok Ibu rumah
tangga di Desa Gambiran ini yaitu dalam proses produksi masih manual yaitu tempe dipotong
dengan menggunakan pisau tanpa alat khusus sehingga potongan tempe tersebut masih
kurang rapi, minimnya sarana promosi, kemasan yang belum menarik, belum memiliki izin
usaha atau IUM & P-IRT dan juga pemasarannya yang belum cukup luas. Peluang dari UMKM
Keripik Tempe “Sumber Rezeki” adalah pangsa pasar untuk produk keripik tempe khususnya
di daerah Rembang masih sangat luas sehingga tidak begitu sulit untuk memasarkan produk
ini. Dan juga produk ini tidak bersifat musiman sehingga produk ini mudah dibuat dan
diproduksi sesuai dengan keinginan pasar.
Ancaman yang dihadapi dari UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” adalah
banyaknya pengusaha keripik tempe sejenis dan adanya perubahan selera konsumen dari
waktu ke waktu sehingga produksi menyesuaikan permintaan konsumen yang tidak menetap
jumlahnya. Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka sangat potensial untuk diadakan
pendampingan dan pelatihan sehingga segala permasalahan yang muncul bisa diselesaikan
secara baik guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dan dalam rangka ikut serta
memberdayakan ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Sebagai
bentuk pengabdian pada masyarakat STIE YPPI Rembang berkeinginan untuk melakukan
pendampingan dan fasilitasi dalam hal pelatihan dan pembinaan kepada para wirausaha
pengolah ikan kering yang berada dipedesaan Rembang tepatnya di Desa Gambiran. Dengan
bersinergi bersama kami mengharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah yang ada
di masyarakat dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh UMKM Keripik Tempe ”Sumber Rezeki”
diantaranya sebagai berikut:
a. Pemasaran masih belum cukup luas, dalam hal ini pemilik hanya memasarkan produknya
36
Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020
dilingkup Desa Gambiran.
b. Belum memiliki Izin Usaha (IUM) dan P-IRT sehingga UMKM belum bisa memasarkan
produknya secara maksimal.
c. Bentuk kemasan yang belum menarik dan ukuran kemasan masih belum bervariasi.
B. METODE PELAKSANAAN
Target yang dilaksanakan dalam program ini meliputi dua tahapan, yaitu jangka
pendek (tahun pertama), yaitu memberikan pengetahuan kepada pemilik dan para karyawan
tentang pengelolaan usaha, diantaranya pengetahuan mengenai manajerial yang terkait
manajemen usaha dan pembukuan keuangan.Sedangkan target untuk jangka panjang (tahun
kedua) yaitu memberikan pendampingan pengetahuan tentang manajemen produksi tentang
kualitas produk. Luaran pada program pengabdian masyarakat iniantara lain:Kelompok
usahapengolah keripik tempe yang telah mendapatkan pelatihan yaitu tentang manajemen
skill baik pengetahuan tentang manajemen usaha, manajemen motivasi maupun
pengetahuan tentang manajemen keuanganyang baik sehingga bisa meningkatkan
produktivitas dan profit UMKM. Pada tahap ini yaitu pengembangan pemasaran dan tehnik-
tehnik pemasaran yang lebih luas. Pemasaran ke daerah lebih luas baik pasar tradisional
maupun pemasaran berbasis tehnologi. Dan Setelah kelompok usahapengolah keripik tempe
mendapatkan pendampingan mengelola keuangan kemudian dikembangkan ke pembuatan
legalitas usaha.
1. Kegiatan dan Pelakasanaan
Metode yang digunakan adalah: pendampingan, pelatihan dan fasilitasi. Strategi yang
diterapkan prinsip partisipatif, yang mana prinsip ini dilaksanakan dengan memanfaatkan
komunikasi yang positif dan intensif dengan pihak-pihak yang terkait terkaitpelaksanaan
program. Solusi yang ditawarkan dalam program pengabdian masyarakat ini sebagai berikut:
Tabel 1. Indikator keberhasilan program.
No. Program Solusi yang ditawarkan
1. Pelatihan tehnik-tehnik pemasaran dan legalitas usaha
Kelompok usaha ini diberikan pelatihan satu hari dengan materi tentang tehnik pemasaran dan dibuka kan link untuk akses ke media sosial. Dan langsung mencari pemasaran di pasar tradisonal. Serta dilakukan proses legalitas usaha mikro dan kecil.
2.
Pendampingan Setelah mendapatkan pelatihan usaha pengolah keripik tempe mendapat pendampingan dalam mengaplikasikan pengetahuan dari pelatihan sebelumnya.
Berdasarkan permasalahan yang ada dalam Kelompok belajar usaha pengolahan
tempemaka tahapan dalam rencana program ini sebagaiberikut:
37
Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020
Gambar 1. Rencana Kerja
Pelatihan dan pendampingan dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya dan mahasiswa
yang sedang Kuliah Kerja Usaha (KKU) yang mempunyai kompetensi keilmuan manajemen,
sumberdaya manusia, keuangan dan pemasaran. Pelatihan dan pendampingan dilakukan
dengan memberikan masukan dan solusi seputar permasalahan yang dihadapi
dalampengembangan Kelompok belajar usaha pengolahan tempe di Desa Gambiran yang
meningkatkan produktivitas. Indikator hasil secara umum yang dijadikan tolok ukur
keberhasilan program adalah sebagai berikut:
a. Kelompok usaha keripik tempe diharapkan bisa 80% mampu menguasai teori dan praktik
yang dibuktikan melalui test uji kemampuan teori dan praktik.
b. Kelompok usaha keripik tempe diharapkan dapat meningkat ketrampilan manajerial,
peningkatan kinerja karyawan, menyusun laporan keuangan dengan baik dan benar dan
bertambah pangsa pasar
2. Hasil Pelaksanaan Kegiataan
Terbentuknya UMKM ini yaitu bermula dari pihak Pemerintahan Desa Gambiran yang
melakukan pelatihan pembuatan makanan ringan bagi Ibu-ibu rumah tangga yang tidak
memiliki aktivitas dalam kesehariaan selain sebagai ibu rumah tangga. Adanya pelatihan ini
disambut antusias oleh para Ibu rumah tangga di Desa Gambiran. Oleh karena itu, dibuatlah
lima kelompok usaha pembuatan keripik tempe. Akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu
dari ke lima kelompok tersebut vakum dan tidak beroperasi lagi. Dan pada akhirnya munculah
penggerak yaitu Ibu Siti Buroikah yang mengajak para ibu-ibu lainnya untuk berproduksi lagi.
Pada pertengahan tahun 2016 terbentuklah UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” yang
diketuai oleh Ibu Siti Buroikah dengan 10 orang anggotanya tetapi pada awal tahun 2017
UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” hanya tersisa lima orang anggota saja. UMKM Keripik
Tempe “Sumber Rezeki” ini berproduksi di rumah Ibu Siti Buroikah tepatnya di Desa Gambira
38
Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020
Rt.03 Rw.01 Kecamatan Pamotan. Sejak tahun 2016 sampai dengan 2019 UMKM Keripik
Tempe “Sumber Rezeki” ini belum memiliki legalitas atas usaha.UMKM Keripik Tempe
“Sumber Rezeki” merupakan usaha mikro yang berfokus pada produksi keripik tempe yang
dikemas dengan harga Rp 1.000,00 dan Rp. 5.000,00 dengan berbagai varian rasa yaitu
original, bbq, sapi panggang, balado, daun jeruk dan jagung manis.
Awal mula berdirinya UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” beranggotakan 10 orang,
tetapi sejak awal tahun 2017 hingga saat ini, UMKM ini hanya beranggotakan lima orang
dengan diketuai oleh Ibu Siti Buroikah. Adapun jumlah dan keahlian tenaga kerja UMKM
Keripik Tempe “Sumber Rezeki” sebagai berikut:
Tabel 2 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”
No. Nama Jenis Kelamin Keahlian Pendidikan
Terakhir
1. Ibu Siti Buroikah Perempuan Membungkus keripik tempe dan pembukuan
SMA
2. Ibu Sulis Perempuan Belanja bahan adonan SMP
3. Ibu Niswa Perempuan Memilah keripik tempe SMA
4. Ibu Purwanti Perempuan Menggoreng keripik tempe
SMP
5. Ibu Ni’amatur Nur
Perempuan Memotong tempe dan perlengkapan
SMP
Jumlah 5 Orang
Sumber : UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”, 2019
Dalam menjalankan usahanya aset yang dimiliki UMKM Keripik Tempe “Sumber
Rezeki” sebagai berikut:
Tabel 3 Aset UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”
No Peralatan/Aset Unit Harga (Rp) 1. Wajan 1 95.000,-
2. Kompor 1 230.000,-
3. Gas 1 155.000,-
4. Spiner 1 1.400.000
5. Sealer 2 194.000,-
6. Spatula 2 53.000,-
7. Keranjang 2 45.000,-
8. Erok 2 26.000,-
9. Plastik 5 127.000,-
10. Lebel Kertas 3 5.000,-
Total 2.330.000 Sumber : UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”, 2019
39
Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020
Omset penjualan yang diperoleh UMKMKeripik Tempe “Sumber Rezeki” adalah
sebesar Rp 600.000,- (Enam Ratus Ribu Rupiah) per minggu. Yakni penjualan produk sebanyak
60 bungkus per minggu dengan harga Rp 10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah) perpack yang berisi
12 bungkus kecil.Dengan rincian sekali produksi bermodalkan Rp 120.000,- dan mendapat
keuntungan bersih sebesar Rp 80.000,- per sekali produksi.
Keuntungan satu bulan = Keuntungan satu minggu x 4 minggu
= (Rp 80.000,- x 3) x 4 minggu
= Rp 240.000,- x 4 minggu
= Rp 960.000,-
Omset penjualan satu bulan = Rp 600.000,- x 4 minggu= Rp
2.400.000,- Persentase keuntungan satu bulan dari omset penjualan
= Keuntungan satu bulan x 100 %
Omset penjualan satu bulan = Rp 960.000,- x 100%
Rp 2.400.000,-
= 40% Target pasar yang ditunjukan untuk produknya, terbagi beberapa target pasar yang
dituju dari segi demografi yaitu, laki-laki dan perempuan, dari segi geografi meliputi Desa
Gambiran, Pamotan dan sekitarnya. Dan yang terakhir dari segi psikografi, ditujukan untuk
masyarakat menengah ke bawah dan produk bisa dikonsumsi untuk usia anak-anak sampai
orang tua.Wilayah pemasaran UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” ini hanya berada di
Desa Gambiran. Ibu Siti Buroikah hanya menitipkan di warung-warung kecil sekitar tempat
usahanya. Sedangkan untuk wilayah yang lebih luas seperti di Pamotan dan
sekitarnya,masyarakat belum mengenal produk Keripik Tempe “Sumber Rezeki” karena
kurangnya promosi yang dilakukan oleh pemilik UMKM, sehingga produk UMKM Keripik
Tempe “Sumber Rezeki” hanya dikenal oleh masyarakat Desa Gambiran saja.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dilakukan pelatihan bagi semua
peserta dengan dua materi utama. Pendampingan dilakukan oleh pengajar di STIE YPPI
Rembang yang mempunyai kompetensi keilmuan pemasaran. Sedangkan pelatihan akan
dilaksanakan di kelompok pembuatan kripik tempe yang telah berkembang sangat pesat di
Rembang. Dan juga pembinaan dan pendampingan dilakukan dengan memberikan masukan
dan solusi seputar permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan produk dengan
berbagai rasa kripik tempe yang meningkatkan produktivitas. Indikator hasil secara umum
yang dijadikan tolok ukur keberhasilan program adalah sebagai berikut:
1. Para karyawan dan pemilik diharapkan bisa 100 % mampu menguasai teori dan praktik
40
Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020
yang dibuktikan melalui test uji kemampuan teori dan praktik.
2. Para karyawan dan pemilik diharapkan dapat meningkat ketrampilan dalam pembuatan
kripik tempe berbagai rasa dan pemasaran, pengetahuan tentang manajemen keuangan
dan pemasaran.
Berikut ini pencapaian kegiatan dalam pelaksanakan pengabdian masyarakat sebagai
berikut:
1. Pelatihan diberikan dengan dua materi utama yaitu strategi pemasaran dan legalitas
usaha yang dilakasanakan pada tanggal 4 September 2019. Pemateri strategi pemasaran
disampaikan bapak Maslichan, SE., MM. dan pemateri legalitas usaha disampaikan ibu
Anik Nurhidayati, SE., MM.
Gambar 2. Pelatihan strategi pemasaran dan legalitas usaha
2. Pemasangan banner sebagai identitas Keripik Tempe “Sumber Rezeki” dan sarana
promosi agar UMKM ini lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Gambar 3. Pemasangan banner sebagai identitas Keripik Tempe 3. Pemasangan papan petunjuk arah UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” sebagai sarana
promosi produk UMKM agar dikenal oleh masyarakat luas dan memudahkan konsumen
untuk menuju lokasi UMKM.
41
Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020
3. Memasang stiker/label kemasan pada produk baik kemasan kecil maupun sedang agar
kemasan produk lebih menarik.
Gambar 5. Pemasangan stiker/label kemasan pada produk
4. Publikasi akun media social (Facebook) dengan tujuan agar produk UMKM Keripik Tempe
“Sumber Rezeki” dapat dikenal oleh masyarakat luas sehingga akan menambah pangsa
pasar dan relasi di media sosial.
Gambar 7. Publikasi akun media social (Facebook)
5. Pembuatan Izin Usaha Mikro (IUM), dengan adanya IUM diharapkan UMKM Keripik
Tempe “Sumber Rezeki” memiliki legalitas usaha dan brand nya lebih kuat, kedepannya
diharapkan PIRT nya juga akan segera diselesaikan dan mendapatkan nomor registrasi
PIRT.
Gambar 8. Izin Usaha Mikro (IUM)
\
42
Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020
D. SIMPULAN
Kelompok usaha keripik tempe di Desa Gambiran Kecamatan Pamotan, masih belum
berkembang dari pendampingan di tahap pertama. Kelompok usaha keripik tempe ini masih
banyak masyarakat yang belum berpendidikan tinggi namun hal ini tidak menjamin bahwa
kualitas sumber daya tinggi, ini tampak pada rendahnya pendidikan warga masyarakat. Meski
pendidikan di Desa Gambiran dikategorikan rendah, tetapi hal itu tidak menghalangi untuk
berperan secara aktif dalam wilayah publik.Dengan terpasangnya banner di depan rumah
bertujuan agar produk UMKM dapat dilihat oleh masyarakat setempat dan juga masyarakat
luas. Tujuan dipasangnya papan petunjuk arah untuk mempermudah konsumen dalam
menemukan lokasi UMKM sekaligus sebagai sarana promosi. Dengan adanya stiker/lebel pada
kemasan maka akan menambah daya tarik konsumen. UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”
sudah memiliki akun media sosial berupa Facebook, sehingga dapat merambahpasar tidak
hanya di wilayah Rembang saja, melainkan di luar kota Rembang.UMKM Keripik Tempe
“Sumber Rezeki” sudah memiliki Izin Usaha Mikro sehingga UMKM ini sudah legal.
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran untuk UMKM Keripik Tempe “Sumber
Rezeki” yaitu:
1. Tetap giat dalam melakukan kegiatan promosi dalam memperluas area pemasaran.
2. Menambah aset yang kurang dan menambah jenis produk agar produk yang dihasilkan
lebih beragam.
Berdasarkan saran diatas maka rekomendasi untuk UMKM Keripik Tempe “Sumber
Rezeki” yaitu tetap aktif dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh pihak
pemerintahan desa maupun Dinas yang ada di Rembang.
E. DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS), 2018, Jumlah Perusahaan Industri Menurut Jenis Industri di Kabupaten Rembang 2010-2018, https://rembangkab.bps.go.id. didownload tanggal 7 Desember 2019. 07.19.
LPPM, 2019, Pedoman Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Internal, Edisi Revisi 2019, tidak dipublikasikan, STIE YPPI Rembang, Rembang.
Monografi Desa Gambiran Tahun 2018, Tidak dipublikasikan