pendahuluan Referat revisi

download pendahuluan Referat revisi

of 2

Transcript of pendahuluan Referat revisi

  • 7/22/2019 pendahuluan Referat revisi

    1/2

    Referat Hipospadia

    Pendahuluan

    Hipospadia adalah kelainan letak lubang uretra pada bayi laki-laki yangbaru lahir, yang bersifat kongenital dari yang seharusnya diujung penis menjadi

    lebih ke arah ventral. Kelainan ini bisa bersifat ringan maupun ekstrem. Sebagian

    bayi memperlihatkan letak meatus (lubang) uretra di daerah skrotum atau perianus

    (Corwin, 2009).

    Kelainan ini terdapat pada kira-kira 1 diantara 500 bayi baru lahir

    (Behrman, 2000). Jika salah satu saudara kandung mengalami hipospadia, resiko

    kejadian berulang pada keluarga tersebut adalah 12%. Jika bapak dan anak laki-

    lakinya terkena, maka resiko untuk anak laki-laki berikutnya adalah 25%

    (Heffner, 2005).

    Gambaran klinis pada kelainan ini selain letak anatomis uretra yang lebih

    ke arah ventral yaitu, ketidakmampuan berkemih secara adekuat dengan posisi

    berdiri. Kemudian bisa juga disertai dengan chordee (melengkungnya penis) dan

    juga bisa terdapat hernia inguinalis (testis tidak turun) (Corwin, 2009).

    Penanganan hipospadia mulai pada periode bayi baru lahir. Usia ideal

    untuk reparasi adalah sebelum umur 18 bulan. Khitan harus dihindari, karena

    preputium terkadang diperlukan untuk reparasi. Pada hipospadia ringan, reparasi

    dilakukan untuki alasan kosmetik saja. Sedangkan pada kasus hipospadia berat,reparasi bertujuan untuk memungkinkan anak mengosongkan urin dengan berdiri,

    untuk memungkinkan fungsi seksual di masa depan, dan juga untuk menghindari

    gangguan psikologis pada anak, karena memiliki genitalia externa yang cacat

    (Behrman, 2000).

    Apabila penanganan tidak segera dilakukan, kelainan ini akan

    menimbulkan berbagai komplikasi di kemudian hari. Komplikasi paling sering

    dari hipospodia adalah fistula, divertikulum, penyempitan uretra dan stenosis

    meatus. Selain itu, komplikasi yang paling ringan yaitu kelainan pada organ

    genitalia yang dapat menimbulkan gangguan psikologis, kemudian terjadidisfungsi ejakulasi pada pria dewasa. Apabila chordae sudah parah, maka

    penetrasi selama hubungan intim tidak dapat dilakukan sehingga dapat terjadi

    infertile pada penderita (Corwin, 2009).

  • 7/22/2019 pendahuluan Referat revisi

    2/2

    Dapus

    Behrman, Kliegman, & Arvin. 2000.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15 Vol 3.

    Jakarta: EGC

    Corwin, E.J. 2009.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

    Heffner L.J & Danny J.S. 2005. At a Glance SISTEM REPRODUKSI Edisi

    Kedua. Jakarta: EMS