PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.unair.ac.id

7
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan kerja merupakan suatu kondisi yang tidak diharapkan dan tidak terduga yang dapat mengancam keselamatan tenaga kerja akibat adanya suatu kondisi dan perilaku yang tidak sesuai standart keselamatan dan kesehatan kerja (K3), sehingga menimbulkan sejumlah kerugian bagi sumber daya dan proses. Setiap tahunnya terdapat lebih dari 250 juta tenaga kerja yang mengalami kecelakaan yang terjadi di tempat kerjanya, lebih dari 160 juta tenaga kerja menderita suatu penyakit akibat pajanan suatu bahaya dari tempat kerjanya, dan lebih dari 1,2 juta tenaga kerja mengalami fatality atau meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja (International Labour Organizational, 2013). Berdasarkan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan tahun 2019, angka kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 123.041 kasus dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 157.313 kasus. Pada bulan Januari sampai dengan bulan September 2019, kasus kecelakaan kerja telah mencapai angka 130.923 kasus. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga akhir tahun dan karena adanya beberapa oknum industri yang tidak melaporkan kasus kecelakaan kerja yang terjadi kepada BPJS Ketenagakerjaan. Industri konstruksi merupakan salah satu industri yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi, yaitu 5 kali lipat lebih berisiko untuk menyebabkan IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN... NADIA NUR AMALINA

Transcript of PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.unair.ac.id

Page 1: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.unair.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecelakaan kerja merupakan suatu kondisi yang tidak diharapkan dan tidak

terduga yang dapat mengancam keselamatan tenaga kerja akibat adanya suatu

kondisi dan perilaku yang tidak sesuai standart keselamatan dan kesehatan kerja

(K3), sehingga menimbulkan sejumlah kerugian bagi sumber daya dan proses.

Setiap tahunnya terdapat lebih dari 250 juta tenaga kerja yang mengalami

kecelakaan yang terjadi di tempat kerjanya, lebih dari 160 juta tenaga kerja

menderita suatu penyakit akibat pajanan suatu bahaya dari tempat kerjanya, dan

lebih dari 1,2 juta tenaga kerja mengalami fatality atau meninggal akibat

kecelakaan dan sakit di tempat kerja (International Labour Organizational, 2013).

Berdasarkan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan tahun 2019, angka kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun

2017 mencapai 123.041 kasus dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 157.313

kasus. Pada bulan Januari sampai dengan bulan September 2019, kasus

kecelakaan kerja telah mencapai angka 130.923 kasus. Jumlah ini diperkirakan

akan terus bertambah hingga akhir tahun dan karena adanya beberapa oknum

industri yang tidak melaporkan kasus kecelakaan kerja yang terjadi kepada BPJS

Ketenagakerjaan.

Industri konstruksi merupakan salah satu industri yang memiliki risiko

kecelakaan kerja yang tinggi, yaitu 5 kali lipat lebih berisiko untuk menyebabkan

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN... NADIA NUR AMALINA

Page 2: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.unair.ac.id

2

fatality atau kematian akibat kecelakaan kerja, dan 2,5 kali lipat lebih berisiko

untuk menimbulkan cidera dibandingkan dengan industri manufaktur (Ramdan

and Handoko, 2016). Pada tahun 2018 di Amerika Serikat, telah terjadi 1,008

kasus yang menyebabkan fatality bagi tenaga kerja di industri konstruksi akibat

kecelakaan kerja (U.S. Bureau of Labor Statistics, 2018). Tidak hanya di

Amerika Serikat, kejadian kecelakaan kerja pada industri konstruksi di Indonesia

juga terus terjadi setiap tahunnya, salah satunya adalah berdasarkan penelitian

yang dilakukan pada proyek pembangunan fase II jalan tol Cisumdawu, kota

Sumedang, Jawa Barat pada salah satu proses kerja yang dilakukan, yaitu

pekerjaan box culvert, terdapat 32 risiko bahaya yang menyebabkan 11 orang

tenaga kerjanya mengalami kecelakaan kerja (Devi, Ismail and Walujodjati,

2018). Penelitian lainnya yang dilakukan pada proyek konstruksi di Surabaya

menunjukkan terdapat 6 jenis kecelakaan kerja yang paling banyak dialami oleh

pekerja konstruksi, yaitu terpukul benda tidak bergerak, terjepit diantara dua

benda, terjatuh pada ketinggian yang sama, tertimpa benda jatuh, terjatuh dari

ketinggian dan tersengat arus listrik (Noor, Harianto and Susanti, 2018).

Kejadian kecelakaan kerja pada industri konstruksi disebabkan karena

kompleksitas proses kerja, penggunaan alat dan mesin yang berpotensi

menimbulkan bahaya fisika, kimia, ergonomi, mekanis, elektrik, dan kebakaran.

Berdasarkan hasil analisis uji statistik yang dilakukan pada kegiatan

pembangunan jembatan di Sumba, terdapat lima faktor penyebab utama

terjadinya kejadian kecelakaan kerja, yaitu ketidakpatuhan tenaga kerja untuk

menggunakan peralatan K3 seperti alat pelindung diri, ketidaksesuaian

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN... NADIA NUR AMALINA

Page 3: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.unair.ac.id

3

penggunaan peralatan kerja, peralatan K3 yang tersedia tidak layak untuk

digunakan, tidak tersedianya peralatan K3, tidak tersedianya safety sign (Bole,

2019). Upaya pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja pada industri

konstruksi harus dilakukan, salah satunya adalah dengan melakukan manajemen

risiko. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 50 tahun 2012 dan ISO 45001 : 2018 mengenai Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang menyatakan bahwa setiap industri wajib

melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan penentuan upaya

pengendalian untuk meminimalkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

sehingga seluruh pekerja memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan

terpenuhinya hak keselamatan dalam bekerja.

Penerapan manajemen risiko pada industri konstruksi terbukti mampu

menurunkan risiko kejadian kecelakaan kerja. Hal tersebut terjadi karena bahaya

yang terdapat pada setiap tahapan kegiatan dalam proses kerja dapat terdeteksi

secara dini sehingga upaya pengendalian dapat ditentukan dan diimplementasikan

sesegera mungkin. Suatu penelitian yang menyatakan bahwa setelah dilakukan

kegiatan manajemen risiko pada pekerjaan pengoperasian overhead crane double

girder di divisi kapal niaga PT PAL Indonesia (Persero), terdapat penurunan

tingkat risiko dari 8 potensi bahaya yang berhasil diidentifikasi, yaitu sebanyak 3

tingkat risiko tinggi (high risk) berhasil diturunkan menjadi risiko sedang

(moderate risk) dan 5 tingkat risiko sedang (moderate risk) berhasil diturunkan

menjadi risiko rendah (low risk) (Novita and Nawawinetu, 2018).

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN... NADIA NUR AMALINA

Page 4: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.unair.ac.id

4

1.2 Identifikasi Masalah

Pembangunan jalan tol merupakan salah satu proyek yang dilakukan oleh

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Proyek pembangunan jalan tol dapat

dikategorikan sebagai proyek skala besar karena melibatkan banyak tenaga kerja

dan penggunaan alat berat sehingga risiko yang dijumpai pada tahap pelaksanaan

konstruksi menjadi sangat besar. Salah satu tahapan yang dilakukan dalam

kegiatan pembangunan jalan tol adalah erection girder yang berfungsi untuk

membangun jembatan tol maupun jembatan overpass. Erection girder

merupakan proses meletakkan dan menggabungkan span girder di sepanjang

abutment.

Pada prosesnya, pekerjaan erection girder membutuhkan sejumlah

peralatan, mesin, dan alat berat diantaranya adalah, crawler crane, mobil boogie,

flat deck trailer truck, hydraulic jack, grouting pump, mesin gerinda dan mesin

las. Penggunaan mesin atau peralatan yang kompleks dapat meningkatkan risiko

kecelakaan kerja (Tarwaka, 2012). Kegiatan pembangunan jalan tol memiliki

risiko kecelakaan kerja yang besar. Selain itu, pada pekerjaan tersebut, terdapat

beberapa pekerja yang bekerja di ketinggian, sehingga pekerja memiliki risiko

jatuh dari ketinggian. Menurut OSHA (2019), 33,5% diantara 1,008 pekerja yang

meninggal dunia akibat kecelakaan kerja pada industri konstruksi di Amerika

Serikat tahun 2018 disebabkan karena jatuh dari ketinggian. Kejadian kecelakaan

kerja yang terjadi pada saat pekerjaan erection girder pada proyek konstruksi

yang dilakukan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk tersaji pada tabel 1.1.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN... NADIA NUR AMALINA

Page 5: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.unair.ac.id

5

Tabel 1.1 Data Kecelakaan Kerja pada Pekerjaan Erection Girder PT Waskita

Karya (Persero) Tbk

No Tahun Nama Proyek

Jumlah Korban

Luka-Luka Meninggal

Dunia

1 2018 Tol Depok - Antasari - -

2 2017 Tol Bogor-Ciawi- Sukabumi

(Bocimi) Seksi 1

2 1

3 2017 Jembatan overpass STA 4+556

Tol Pasuruan – Probolinggo

(PASPRO)

2 1

4 2017 Jembatan overpass Kalikuto Tol

Pemalang - Batang

- -

5 2017 Jembatan overpass Jakabaring

Palembang Proyek Light Rail

Transit (LRT)

8

TOTAL 12 2 Sumber : Gideon, 2018; Prabowo, 2018

Terjadinya kejadian kecelakaan kerja yang terulang dalam kurun waktu

yang berdekatan disebabkan karena kurangnya upaya pengendalian terkait

interaksi bahaya yang ada dengan tenaga kerja sehingga mengakibatkan perilaku

kerja dan lingkungan kerja menjadi tidak aman. Kondisi tersebut dapat diatasi

dengan melakukan manajemen risiko secara berkala sehingga setiap perubahan

yang ada pada proses kerja yang berpotensi untuk menimbulkan potensi bahaya

dapat teridentifikasi dan upaya penanggulangan untuk menciptakan lingkungan

dan perilaku kerja yang sehat dan aman dapat terwujud. Hal tersebut dapat

meminimalkan risiko kecelakaan kerja dan peningkatan kualitas hidup pekerja

(Mesaros, Spisakova and Mackova, 2019). Berdasarkan hal tersebut maka perlu

dilakukan penelitian mengenai analisis manajemen risiko pada pekerjaan erection

girder. Penelitian ini terbatas pada jenis pekerjaan erection girder menggunakan

crawler crane dan aspek manajemen risiko, yaitu mulai dari tahapan identifikasi

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN... NADIA NUR AMALINA

Page 6: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.unair.ac.id

6

bahaya yang terdiri dari bahaya kesehatan dan bahaya keselamatan; analisis

risiko; evaluasi risiko; pengendalian risiko; penilaian pengendalian dan risiko sisa

pada pekerjaan erection girder proyek jalan tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana manajemen

risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang ada pada pekerjaan erection girder

di proyek tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2”.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengevaluasi manajemen risiko yang

berhubungan dengan aspek keselamatan kerja pada pekerjaan erection girder di

proyek tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi potensi bahaya pada pekerjaan erection girder di proyek

tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2.

2. Menganalisis risiko pada pekerjaan erection girder di proyek tol Ciawi-

Sukabumi Seksi 2.

3. Mengevaluasi risiko pada pekerjaan erection girder di proyek tol Ciawi-

Sukabumi Seksi 2.

4. Menilai upaya pengendalian dan risiko sisa yang dapat diterima pada

pekerjaan erection girder di proyek tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN... NADIA NUR AMALINA

Page 7: PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.unair.ac.id

7

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi tentang manajemen risiko terkait aspek

keselamatan dan kesehatan kerja sehingga dapat digunakan sebagai dasar

dalam penentuan dan/atau perbaikan kebijakan program K3.

2. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman di bidang keselamatan dan

kesehatan kerja, khususnya mengenai kegiatan manajemen risiko, dan

meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu keselamatan

dan kesehatan kerja secara nyata di tempat kerja, khususnya mengenai

manajemen risiko.

3. Bagi Pembaca atau Peneliti Lain

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan menjadi bahan referensi

bagi pembaca maupun peneliti lainnya yang ingin memahami mengenai

penerapan manajemen risiko pada jenis perusahaan sejenis, yaitu industri

konstruksi.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN... NADIA NUR AMALINA