PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan...

46
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut pangsa pasar agar dapat mempertahankan kelangsungan perusahaan dan memperbesar perkembangan perusahaan atau organisasi tersebut. Salah satu dampak dari perkembangan global tersebut adalah perkembangan teknologi yang semakin pesat. Setiap perusahaan atau organisasi harus dapat memanfaatkan dan menggunakan kemajuan teknologi tersebut dengan tepat, karena perkembangan teknologi dapat mempermudah sebagian besar aktivitas dari perusahaan atau badan organisasi tersebut. Selain itu kemajuan teknologi juga dapat mempermudah akses untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi. Perkembangan teknologi yang pesat juga mempunyai dampak positif dan negatif bagi perusahaan atau organisasi yang menggunakannya. Salah satu dampak positif bagi perusahaan yang menggunakannya adalah informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat diakses dengan cepat, mudah dan praktis. Selaian itu, sarana komunikasi yang semakin canggih karena didorong oleh kemajuan teknologi dapat mempermudah interaksi dan koordinasi pada setiap bidang perusahaan tanpa harus bertatap muka secara langsung. Namun disamping dampak positif, perkembangan teknologi juga membawa dampak negatif bagi perusahaan atara lain, maraknya penyadatan informasi melalui jaringan internet atau yang sering disebut dengan istilah haicker merupakan salah satu bentuk dari dampak negatif kemajuan teknologi, karena informasi yang bocor tersebut dapat merugiakan perusahaan. Selain itu, dampak dari kemajuan teknologi adalah pergeseran faktor biaya yang semula didominasi oleh biaya tenaga keraja kini telah bergeser menjadi biaya overhead. Dampak tersebut terjadi pada perusahaan yang lebih banyak menggunakan teknologi yang canggih dibanding dengan tenaga kerja manusia yang dianggap kurang efisian. Berhasil dan tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemamapuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam hal ini ukuran yang

Transcript of PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan...

Page 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau

organisasi harus bisa merebut pangsa pasar agar dapat mempertahankan

kelangsungan perusahaan dan memperbesar perkembangan perusahaan atau

organisasi tersebut. Salah satu dampak dari perkembangan global tersebut adalah

perkembangan teknologi yang semakin pesat. Setiap perusahaan atau organisasi

harus dapat memanfaatkan dan menggunakan kemajuan teknologi tersebut dengan

tepat, karena perkembangan teknologi dapat mempermudah sebagian besar

aktivitas dari perusahaan atau badan organisasi tersebut. Selain itu kemajuan

teknologi juga dapat mempermudah akses untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi.

Perkembangan teknologi yang pesat juga mempunyai dampak positif dan

negatif bagi perusahaan atau organisasi yang menggunakannya. Salah satu

dampak positif bagi perusahaan yang menggunakannya adalah informasi yang

dibutuhkan oleh perusahaan dapat diakses dengan cepat, mudah dan praktis.

Selaian itu, sarana komunikasi yang semakin canggih karena didorong oleh

kemajuan teknologi dapat mempermudah interaksi dan koordinasi pada setiap

bidang perusahaan tanpa harus bertatap muka secara langsung. Namun disamping

dampak positif, perkembangan teknologi juga membawa dampak negatif bagi

perusahaan atara lain, maraknya penyadatan informasi melalui jaringan internet

atau yang sering disebut dengan istilah haicker merupakan salah satu bentuk dari

dampak negatif kemajuan teknologi, karena informasi yang bocor tersebut dapat

merugiakan perusahaan. Selain itu, dampak dari kemajuan teknologi adalah

pergeseran faktor biaya yang semula didominasi oleh biaya tenaga keraja kini

telah bergeser menjadi biaya overhead. Dampak tersebut terjadi pada perusahaan

yang lebih banyak menggunakan teknologi yang canggih dibanding dengan tenaga

kerja manusia yang dianggap kurang efisian.

Berhasil dan tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemamapuan

manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

datang, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam hal ini ukuran yang

Page 2: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

2

dipakai perusahaan dalam mencapai keberhasilannya dapat dilihat dari laba yang

diperoleh. Salah satu cara untuk mengoptimalkan laba perusahaan adalah dengan

melakukan penekanan pada biaya atau pengendalian biaya yang efektif dan

efisien.

Akuntansi merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk memberi

informasi tentang kejadian-kejadian keuangan selama satu periode waktu,

sehingga manajemen dapat mengetahui, mengendalikan, dan mengawasi jalannya

kegiatan perusahaan, serta dapat digunakan sebagai alat untuk mengambil

keputusan atau kebijaksanaan perusahaan.

Dalam menghitung harga pokok penjualan, banyak perusahaan yang

masih menggunakan metode konvensional. Penggunaan metode konvensional ini

dianggap kurang mencerminkan aktivitas perusahaan yang spesifik dan

perhitungan harga pokok penjualan yang dihasilkan dapat membuat informasi

biaya yang terdistorsi (kesalahan perhitungan biaya) karena alokasi biaya

overhead kepada produk barang atau jasa tidak menggunakan hubungan sebab

akibab antara biaya yang dihasilkan karena suatu aktivitas dengan input yang

dihasilkan.

Kelemahan yang ditimbulkan pada sistem perhitungan harga pokok

konvensional di atas, menimbulkan pemikiran untuk mengurangi kelemahan yang

timbul karena perhitungan dengan sistem akuntansi konvensional. Salah satu cara

untuk mengurangi kelemahan sitem tersebut adalah dengan menerapkan Activity-

Based Costing System atau yang lebih dikenal dengan ABC System sebagai

alternatif penentu harga pokok produk.

ABC System kebanyakan masih dipakai oleh perusahaan manufaktur,

perusahaan dagang dan perusahaan jasa masih jarang menggunakan system ini.

Hal ini tidak sesuai dengan pendapa yang di utarakan Mulyadi dan Johny (2001:

683) bahwa “Semua jenis perusahaan (manufaktur, jasa, dagang) sekarang dapat

menggunakan ABC System sebagai system akuntansi biaya, baik untuk tujuan

pengukuran biaya (cost reduction) maupun untuk tujuan perhitungan object cost

yang akurat”

Page 3: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

3

Rumah sakit umum adalah sebuah lembaga sosial yang bergerak dalam

bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satu bentuk dari rumah sakit

adalah PKU (Pembina Kesejahteraan Umat). Dalam praktiknya rumah sakit harus

bisa berjalan dengan efektif dan efisien, karena di samping harus bisa menutup

semua biaya operasional sehari-hari, rumah sakit harus bisa mempertahankan

fungsi sosialnya. Oleh karena itu rumah sakit perlu adanya pengendalian dan

penekanan biaya operasional, agar dapat berlangsung terus menerus.

Rumah Sakit PKU Aisyiyah Boyolali adalah salah satu rumah sakit

swasta yang berda di Kabupaten Boyolali. Rumah sakit ini termasuk dalam rumah

sakit yang masih baru. Namun walupun demikian rumah sakit ini telah

berkembang pesat. Hal ini bias diliat dari jumlah pasien yang semakin meningkat.

Bahkan tidak jarang pihak rumah sakit kesulitan untuk menampung pasien yang

melakukan pengobatan rawat inap.

Besarnya kepercayaan masyarakat terhadap PKU Aisyiyah Boyolali

membuat pengelola untuk melakukan perbaikan dalam berbagai hal. Baik itu

denga menambah jumlah kamar rawat inap maupun melengkapi fasilitas yang

menambah keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap PKU Aisyiyah

Boyolali. Salah satu alasan pihak rumah sakit menambah unit kamar rawat inap

karena, salah satu sektor pendapatan terbesar berasal dari rawat inap. Rumah

Sakit PKU Aisyiyah Boyolali masih menggunaka sistem akuntansi biaya

konvensional dalam mencatat transaksi yang berhubungan dengan rumah sakit.

Pihak rumah sakit belum pernah melakukan perubahan perhitungan semenjak

rumah sakit didirikan.

Rumah Sakit PKU Aisyiyah Boyolali menetapkan biaya pelayanan

publik kamar rawat inap berdasarkan dari perbandinga harga yang berlaku pada

rumah sakit swasta yang berada di Boyolali dan rumah sakit swasta yang berda di

kawasan Surakarta. Dengan berdasarkan perbandingan tersebut rumah sakit telah

menetakkan harga pelayanan publik rawat inap sama dengan harga pelayanan

dirumah sakit swasta di Boyolali dan dibawah harga pelayanan publik rumah sakit

di daerah Surakarta.

Page 4: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

4

Dengan memperhatikan pertimbangan di atas penulis sangat tertarik

untuk meneliti lebih lanjut mengenai penerapan activit-based cost untuk

menghitung biaya rawat inap pada PKU Aisyiyah Boyolali. Maka dari penelitian

ini penulis mengambil judul : “PENERAPAN ACTIVITY-BASED COST

SYSTEM UNTUK MENGHITUNG BIAYA RAWAT INAP DI PKU

AISYIYAH BOYOLALI TAHUN 2008”

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang

muncul di Rumah Sakit PKU Aisyiyah Boyolali dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Dengan berdirinya banyak sekali rumah sakit baik milik negri maupun swasta,

membuat persaingan semakin ketat sehingga PKU Aisyiyah Boyolali harus

dapat meningkatkan mutu pelayanannya terhadap para konsumen.

2. PKU Aisyiyah Boyolali harus dapat meningkatkan atau mengikuti

perkembangan kemajuan teknologi yang dapat menunjang aktivitas di rumah

sakit, agar dapat bersaing dengan rumah sakit yang lain.

3. PKU Aisyiyah Boyolali harus mempunyai metode yang efektif dan efisien

untuk menghitung biaya operasional tanpa harus mengurangi mutu pelayanan

terhadap pasiennya.

4. Penetapan metode dengan sistem akuntansi konvensional untuk menghitung

biaya rawat inap membuat hasil perhitungan biaya yang terdistorsi, maka

penentuan biaya rawat inap dapat diganti dengan Activity-Based Costing

System. Namun pihak PKU Aisyiyah Boyolali belum menggunakan ABC

system melainkan masih menggunakan sistem akuntansi konvensional.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan supaya peneliti lebih fokus,

maka peneliti membatasi penelitian ini pada identifikasi masalah nomor 4 yaitu:

Penetapan metode dengan sistem akuntansi konvensional untuk menghitung biaya

rawat inap membuat hasil perhitungan biaya yang terdistorsi, maka penentuan

Page 5: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

5

biaya rawat inap dapat diganti dengan Activity-Based Costing System. Namun

pihak PKU Aisyiyah Boyolali belum menggunakan ABC system melainkan masih

menggunakan sistem akuntansi konvensional.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Activity-based cost system dapat menetapkan perhitungan biaya rawat

inap lebih akurat dibanding dengan sistem yang selama ini digunakan pada

PKU Aisyiyah Boyolali?

2. Apakah terdapat selisih harga, perhitungan biaya rawat inap dengan Activity-

based cost system dan sistim perhitungan yang digunakan oleh PKU Aisyiyah

Boyolali selama ini?

E. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah Activity-based cost system dapat menetapkan

perhitungan biaya rawat inap lebih akurat dibanding dengan sistem yang

selama ini digunakan pada PKU Aisyiyah Boyolali.

2. Untuk mengetahui Apakah terdapat selisih harga, perhitungan biaya rawat

inap dengan Activity-based cost system dan sistem perhitungan yang

digunakan oleh PKU Aisyiyah Boyolali selama ini

.

F. Manfaat Teoritis

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

pada perkembangan dunia pendidikan kususnya akuntansi.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi lembaga:

Memberikan masukan sebagai dasar pertimbangan PKU Aisyiyah Boyolali

untuk menyempurnakan untuk menghitung biaya rawat inap pada PKU

Aisyiyah Boyolali dengan penerapan activity-based cost.

Page 6: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

6

2. Bagi Penulis:

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah wawasan dan

masukan untuk menghitung biaya pada PKU Aisyiyah Boyolali.

3. Bagi Peneliti:

Sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian

ini.

Page 7: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

7

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Umum Usaha Rumah Sakit

Seirama dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, membuat

pertumbuhan perkembangan rumah sakit di Indonesia semakin maju dan pesat.

Perkembangan pada rumah sakit bukan berarti hanya terdapat pada gedung atau

bangunan saja, melainkan perkembangan yang pesat pada sistem pelayanan baik

dari sistem medis maupun pelayanan non medis. Hal ini juga dipicu dengan

kemajuan teknologi yang berimbas pada banyaknya teknologi canggih yang

digunakan oleh pihak rumah sakit untuk menunjang pelayanan yang maksimal

dan efektifitas kinerja.

Sistem akuntansi yang digunakan oleh pihak pengelola rumah sakit adalah

salah satu penunjang kelangsungan hidup rumah sakit tersebut. Karena apa bila

kesalahan dalam menggunakan sistem akuntansi dapat membuat kerugian pada

rumah sakit. Oleh karena itu perlu suatu metode kusus yang digunakan untuk

mengelola rumah sakit.

Salah satu hal yang perlu diperhatiakan dalam rumah sakit adalah metode

untuk penetapan tariff kamar pada unit rawat inap. Beberapa metode penerapan

tarif kamar yang digunakan oleh rumah sakit, sebagai berikut:

a. Full Costing Princing Method

Dasar penetapan tarif kamar pada unit rawat inap dengan

menggunakan metode ini adalah dengan menghitung biaya satuan ditambah

dengan keuntungan. Dalam metode ini dijelaskan bahwa analisis biaya mutlak

dilakukan.walaupun terlihat sederhana, namun metode ini mendapat kritikan

karena:

1) Sering mengabaikan faktor demand,dengan berbasis pada biaya satuan

maka asumsinya tidak ada pesaing. Dengan asumsi seperti ini pasien

seakan-akan dipaksa untuk menerima jalur produksi yang menimbulkan

Page 8: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

8

biaya,walaupun tidak efisien.dengan demikian metode ini mengabaikan

faktor kompetisi.

2) metode ini sangat memerlukan perhitungan biaya yang tepat dan harus rinci

sehingga memerlukan waktu yang relatif lama.

b. Contrac and Cost-Plus Method

Tarif kamar pada unit rawat inap ada juga yang menggunakan sistem

kontrak, seperti pada perusahaan asuransi kesehatan, ataupun konsumen yang

tergabung pada suatu organisasi. Dalam kontrak tersebut perhitungan tarif

juga berdasar pada biaya satuan tambahan surplus sebagai keuntungan bagi

rumah sakit.

c. Target Rate Of Retrun Princing Method

Metode ini merupakan modifikasi dari full costing princing method.

Walaupun metode ini juga mendapat kritikan, namun pada metode ini faktor

demand telah diperhitungkan. Kelemahan dari metode ini, metode target rate

of retrun princing method hanya dapat digunakan pada rumah sakit yang

dapat memenuhi persaratan penggunaan metode ini. Sarat dari metode ini

adalah:

1) Rumah sakit dapat menentukan sendiri tariff tanpa harus menunggu

persetujuan dari pihak lain.

2) rumah sakit harus dapat memikirkan sendiri besar pemasukan yang

diinginkan.

3) rumah sakit harus mempunyai rencana jangka panjang terhadap

perkembangan kegiatannya.

d. Aceeptance Princing Method

Metode ini hanya dapat dipakai jika pada pasr hanya terdapat satu

rumah sakit yang dijadikan panutan untuk menentukan tarif, sehingga rumah

sakit yang lain mengikuti penetapan tarif pada rumah sakit yang dianggap

sebagai panutan. Keadaan ini juga terjadi bila dipasar semua rumah sakit tidak

mau melakukan perang tarif, walaupun tidak ada komunikasi secara formal

namun terdapat pengertiam antar rumah sakit

e. Competitive Princing Method

Page 9: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

9

Pada kondisi yang kompetitif rumah sakit saling mengintai dan

dalam menggunakan metode penetapan tarif kamar perlu memperhiyungkan

analisi demand dan faktor persaingan.dengan demikian ada penyesuaian biaya

dengan tarif. Ada batasan pada metode ini, yaitu penetapan tarifdiatas

persaingan dan penetapan tarif dibawah persaingan.

2. Sistem Akuntansi Biaya Konvensional

a. Pengertian Sistem Akuntansi Biaya Konvensional

Sistem akuntansi konvesional dirancang dalam suatu era dimana

tenaga kerja langsung dan bahan baku menjadi faktor utama, teknologi dalam

keadaan stabil, kegiatan factory overhead mendukung proses produksi dan

hanya jenis produksi yang terbatas.sehingga dapat dikatakan baha sistem

akuntansi konvesional unit-unit produk dibebani biaya-biaya yang berasal dari

biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung, factory overhead baik variable

maupun tetap.

Sistem akuntansi konvensional mengasumsikan bahwa produk dan

volume produksi yang berhubungan dengan produk merupakan penyabab

timbulnya biaya. Oleh karena itu, akauntansi konvensional membuat produk

individual menjadi fokus dari sistem biaya, dan biaya-biaya diklasifikasikan

menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Sistem akuntansi biaya

konvensional menggunakan pengukuran volume produksi seperti unit

produksi, jam kerja langsung, jam kerja mesin atau biaya bahan baku

langsung seperti dasar alokasi biaya overhead pabrik ke produk.

Sistem akuntansi konvensional menyajikan biaya produksi yang

cukup akurat bila aktivitas yang tidak langsung dikonsumsi sesuai dengan jam

kerja mesin.tetapi biaya produk menjadi tidak akurat bila overhead activities

yang tidak berhubungan dengan volume produksi meningkat kepentingannya.

Aktivitas perusahaan seperti perencanaan, riset, dan development yang tidak

berhubungan dengan volume produksi dalam basis volume yang berhubungan

dengan produksi, akuntansi biaya konvesional menyediakan sedikit informasi

Page 10: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

10

mengenai hubungan antara aktivitas operasi yang menyebabkan biaya dengan

produk,sehingg menghasilkan biaya produk yang terdistorsi.

Definisi akuntansi biaya konvensional menurut Mulyadi (2003: 149) adalah “Akuntansi biaya yang didesain untuk perusahaan manufaktur dan yang berorientasi ke penentuan kos produk dengan fokus biaya pada tahap produksi. Akuntansi biaya tradisional terdiri dari dua macam: (1) akuntansi biaya dengan fokus kepenentuan kos produk dan (2) akuntansi pertanggungjawaban”. Pengertian diatas dikembangkan pada perusahaan manufaktur dan dilaksanakan pada waktu pengelola data masih secara manual.

Pengertian lain menurut Sulastiningsih dan Zulkifi (1999: 7) “Sistem

biaya konvesional mempunyai dua fungsi sederhana, yaitu fungsi pengukuran

kinerja bulanan dan fungsi pembebanan biaya”. Fungsi pengukuran kinerja

bulanan ini dapat dilaksanakan melalui sitem pelaporan biaya bulanan dengan

bentuk perbandingan pada anggaran dengan realisasi, sehingga tidak dapat

menunjukan penyebab penyimpangan biaya yang terjadi, Karena tidak

adanaya analisis pada penyimpangan yang terjadi. Fungsi kedua dari sitem

akuntansi konvesional adalah fungsi pembebanan biaya, pada fungsi ini

akuntansi biaya konvesional membebankan biaya yang terjadi hanya secara

allocation intensive yang memberikan kesan arbriter, karena tidak

menunjukan hubungan antara biaya dengan objek yang menyebabkan

terjadinya biaya tersebut.

b. Penentuan Harga Pokok Berdasar Pada Akuntansi Biaya Konvesional

Metode yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk

adalah metode Full Costing dan metode Variabel Costing. Metode Full

Costing mengukur harga pokok produk dengan mengkombinasikan biaya

bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik tetap

dan variable menjadi tunggal yang ditransfer kepada setiat tahapan produksi.

Sedangkan metode Variabel Costing hanya membebankan biaya bahan

langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variable

Full Costing mengadakan pemisahan antara biaya produksi dengan

biaya periode. Biaya produksi adalah biaya yang dapat diidentifikasikan

dengan produk yang dihasilkan, sedangkan biaya periode adalah biaya-biaya

Page 11: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

11

yang tidak ada hubungannya dengan produksi dan dibebankan sebagai biaya

periode terjadinya. Biaya yang termasuk biaya periode berdasarkan metode

Full costing adalah: biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum (baik

yang berprilaku tetap maupun variabel).sedangakan biaya periode menurut

Variabel Costing adalah biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah

dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, yang meliputi: biaya

overhead tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap.

Penerapan sistem akuntansi biaya konvesional dalam menentukan

harga pokok produk adalah:

1) Biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan langsung dapat

diidentifikasikan secara langsung kepada produk. Alasannya karena

perubahan biaya-biaya ini sebanding dengan volume keluaran atau unit

yang diproduksi.

2) Biaya overhead terdiri dari biaya overhead tetap dan variable. Biaya

overhead dapat didevinisikan secara sangat sederhana sebagai seluruh

biaya produksi kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Biaya yang termasuk dalam klasifikasi biaya overhead seperti bahan tidak

langsung, tenaga kerja tidak langsung, listrik dan air, depresiasi fasilitas

dan gedung, reparasi dan pemeliharaan.

Pada tahap pertama, biaya overhead pabrik dikumpulkan dalam pusat

biaya. Tahap kedua, biaya overhead pabrik yang telah melalui tahap pertama

dibebankan kepada produk atas dasr alokasi tertentu, seperti: jam tenaga kerja

langsung, jam mesin, unit produksi,dan pengukuran volume lainnya. Proses

ini disebut dengan pembebanan biaya overhead pabrik.

c. Kelemahan dan Kelebihan Sistem Akuntansi Biaya Konvensional

Akuntansi konvensional memiliki beberapa kelemahan dan

kelebihan. Menurut Mulyadi dan Johny (2001) sitem akuntansi biaya

memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

1) Penggunaan sistem akuntansi biaya konvensional hanya cocok untuk perusahaan manufaktur saja. Apa bila perusahaan jasa dan dagang menggunakan sitem ini menyebabkan adanaya kesulitan untuk

Page 12: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

12

merencanakan, menerapkan program pengukuran biaya serta menghasilkan perhitungan produk/jasa secara akuart.

2) fokus dari sitem akuntansi biaya konvensional adalah pada biaya produksi, sehingga biaya diluar produksi, seperti;biaya pemasaran dan biaya administrasi umum yang jumlahnya mulai signifikan dari total pembuatan produk/jasa kurang mendapat perhatian kusus dari manager.

3) fokus lain dari sistem akuntansi biaya konvensional adalah menghasilkan informasi bagi luara perusahaan, sehingga mengakibatkan pihak manajemen perusahaan kesulitan untuk mendapatkan informasi biaya tersebut yang berdampak pada prose pengelolaan perusahaan dan ketidak tepatan dalam mengetahui informasi biayaproduk/jasa yang akurat.

4) pengendalian biaya pada sitem akuntansi biaya konvensional menggunakan sistem biaya standart, dimana sistem ini hanya memfokuskan pada biaya produk saja sehingga pada beberapa perusahaan yang jumlah biaya non produksi lebih besar dari biaya produksi maka sistem ini kurang tepatuntuk diterapkan pada perusahaan tersebut.

5) perlakuan biaya overhead perusahaan dalam akuntansi biaya konvesional menggunakan allocation instensif dengan dasar yang bersifat arbiter, sehingga menghasilkan total biaya produk atau jasa yang kurang akurat.

6) beberapa perusahaan yang mementingkan pilihan dan kepercayaan terhadap konsumen dimana konsumen menuntut produk atau jasa yang bervariasi dan mengikuti perkembangan jaman, maka perusahan akan meningkatkan jumlah desain produk. Hal ini menyebabkan kenaikan pada biaya overhead perusahaan, karena dibutuhkan banyak peralatan canggih untuk memproses pembuatan produk/jasa. Penggunaan voleme related drivers dalam membebankan biaya overhead pada produk menyebabkan perhitungan biaya produk yang kurang akurat. Pembebanan biaya overhead pada produk memerlukan berbagai drivers seperti batch drivers, product drivers, dan facilitysustaining drivers.

Dari beberapa kelemahan diatas penulis menyimpulkan bahwa

sistem akuntansi biaya konvensional menyebabkan terjadinya distorsi biaya.

Hal tersebut terjadi karena biaya overhead tidak ditelusuri ke individual

produk atau jasa. Namun disamping memiliki kelemahan, sistem akuntansi

konvensional juga memiliki kelebihan. Menurut Amin Widjaya Tunggal

(1993: 136) sistem akuntansi konvensional memiliki kelebihan-kelebihan

sebagai berikut:

1) Mudah diterapkan

2) Mudah diaudit

3) Sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum

Adapun penjelasan dari kelebihan-kelebihan diatas adalah sebagai berikut:

Page 13: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

13

1) Mudah diterapkan

Pemakaian sitem akuntansi biaya konvesional tidak memaki

banyak cost driver dalam mengalokasikan biaya overhead, hal ini

mempermudah perhitungan manajer dalam menghitung harga pokok.

Selain itu sistem ini telah banyak diterapkan diperusahaan-perusahaan, jadi

manajer tidak terlalu sulit untuk mengadakan penyesuaian terhadap sistem

ini.

2) Mudah diaudit

Jumlah Cost driver dalam sistem akuntansi biaya tidak banyak

digunakan. Biaya overhead pada sistem ini dialokasikan berdasarkan

volume based relative driver/berdasarkan jumlah unit yang diproduksi saja,

sehingga memudahkan auditor dalam melakukan proses audit.

3) Sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum

Sistem akuntansi biaya konvensional berfokus pada penyelidikan

informasi bagi pihak luar manajemen, dimana bentuk pelaporan harus

sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum, sehingga mudah

diterima oleh pengguna laporan keuangan umum.bentuk laporan yang

sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum adalah apabila biaya

pemasaran dan administrasi umumdiperlukan sebagai biaya periode dan

dibebankan sebagai biaya usaha. Biaya usaha ini akan mengurangi usaha

bruto dan hasil pengurangan menjadi laba bersih usaha. Hal ini sesuai

dengan prinsip akuntansi biaya konvesional dalam memperlakukan biaya

pemasaran dan biaya administrasi dan umum.

3. Activity-Based Costing System (ABC System)

a. Pengertian Activity-Based Costing System (ABC System)

Dalam membahas Activity-Based Costing System (ABC System)

terdapat beberapa ahli yang sangat menguasai sistem ini.

Menurut Mulyadi (2003: 25) adalah sebagai berikut:

Page 14: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

14

ABC System adalah sistem informasi biaya yang menyediakan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personel perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Sistem informasi ini menggunakan aktifitas sebagai basis dan pengurangan terhadap biaya dan penentuan secara akurat kos produk/jasa sebagai tujuan.

Sedangkan menurut Garrison dan Noreen (2003: 342) adalah “Metode

kosting yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk

keputusan manajemen strategik dan keputusan lainnya yang mungkin akan

mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ABC System

mengumpulkan biaya-biaya sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan

aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan, kemudian membebankan

biaya yang digunakan tersebut pada produk atau jasa dengan menggunakan

pemicu biaya unit dan non unit dengan tujuan untuk menghasilkan harga pokok

yang akurat dan mengendalikan biaya melalui pengurangan biaya (cost reduction)

b. Ciri-Ciri Activity-Based Costing System

Menurut Garrison dan Norren (2000: 343) terdapat beberapa ciri ABC System yang membedakan dengan system akuntansi biaya konvesional antara lain:

1) Biaya produksi dan non produksi dibebankan pada produk 2) Beberapa biaya produksi tidak dimasukan ke biaya produk 3) Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool dialokasikan kepada produk

dan objek costing lainnya dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang kusus

4) Basis alokasinya berbeda dengan basis alokasi dalam system akuntansi biaya konvesional

5) Tariff overhead atau tingkat aktivitas sesuai dengan kapasitas aktivitas dan bukan dengan kapasitas yang dianggarkan.

Dari pendapat diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa pada ABC

System membebankan biaya produksi dan non produksi kepada produk/jasa. Biaya

tersebut hanya akan dibebankan pada produk atau jasa apabila terdapat alasan dan

kapasitas bahwa biaya berhububgan dan dipengaruhi oleh produk/jasa yang

dibuat.

Page 15: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

15

c. Kelemahan Activity-Based Costing System

Activity-Based Costing System juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan

tersebut sesuai dengan Blocher et all (2000: 127) adalah sebagai berikut:

1) Alokasi

Pada perusahaan yang mempunyai data tentang aktivitas apa saja yang

menghasilkan produk/jasa, terdapat beberapa biaya yang membutuhkan

alokasi keproduk berdasarkan ukuran unit/volume yang tidak sesuai

karena pelacakan aktivitas spesifik yang menyebabkan timbulnya biaya

tidak praktis untuk dilaksanakan, seperti biaya yang terjadi pada tingkat

fasilitas.

2) Mengabaikan biaya

Terdapat beberapa biaya yang berhubungan pada produk/jasa tertentu

yang tidak berhubunga dengan analisis. Biaya-biaya pada aktivitas

pemasaran, penelitian dan pengembangan tidak diperhitungka dalam

menentukan biaya produksikarena pelaporan keuangan menurut GAAP

menghendaki agar biaya-biaya tersebut dikelompokan kedalam biaya

periode, padahal pada Activity Based Costing System dijadikan satu pada

biaya produksi.

3) Pengeluaran waktu dan konsumsi

Activity-Based Costing System memerlukan banyak biaya untuk

dikembangkan dan diterapkan oleh perusahaan, selain itu juga

memerlukan waktu yang lama agar system ini dapat berjalan dengan

sukses. Sangat sulit untuk melakukan perubahan pada system yang

digunakan oleh perusahaan, karena system tersebut sudah berupa program

komputer yang sangat rumit dan sudah dilakukan dalam waktu yang

cukup lama. Oleh karena itu kesulitan bila melakukan perubahan sistem

tersebut tanpa mengorbankan sumberdaya perusahaan dan akan

menaikkan biaya perusahaan.

Page 16: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

16

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh penulis relevan dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh Eni Haryanti Fakultas Ekonomi UNS Jurusan akuntansi

tahun 2003 yang merupakan studi kasus pada RSUD Kabupaten Wonogiri dengan

judul skripsi “Perbandingan Tradisional Costing dan Activity-Based costing

System”. Pada penelitian tersebut, peneliti terdahulu telah membandingan antara

system tradisional dengan ABC Sistem yang diterapkan untuk menghitung harga

pokok produk semua kelas rawat inap. Metode yang dipakai adalah metode studi

pustaka dan studi lapangan.

Penelitian ini dianggap relevan karena sama-sama menghitung biaya rawat

inap dengan menggunakan dua system yang sama yaitu tradisional system dan

ABC System. Letak perbedaannya adalah:

1. Tempat penelitian. Peneliti melakukan penelitian di RS PKU Aisyiyah

Boyolali, sedangkan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu adalah di RSUD

Kabupaten Wonogiri.

2. Tahun Penelitian. Peneliti melakukan penelitian pada tahun 2008 dengan

asumsi semua biaya rawat inap berdasarkan biaya yang berlaku pada tahun

2008, sedangkan peneliti terdahulu menggunakan biaya yang berlaku pada

tahun 2003.

3. Peneliti terdahulu membandingkan harga pokok biaya overhead dengan

menggunakan perhitungan ABC System dengan perhitungan biaya

overheadtradisional costing. Sedangkan untuk membedakan dengan penelitian

terdahulu, disini peneliti akan membandingkan perhitungan harga pokok

dengan ABC System ditambah dengan mark up yang ditetapkan oleh pihak

rumah sakit yang menjadi harga pelayanan publik rawat inap, kemudian

membandingkan dengan harga pelayanan publik yang telah ditetapkan oleh

rumah sakit.

Page 17: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

17

C. Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya kerangka pemikiran diperlukan dalam penelitian sebagai

penunjuk jalan pikiran berdasarkan teori yang relevan. Seperti yang dikatakan

Hadari Mawawi (1985; 39-40), bahwa :

Setiap penelitian itu memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Oleh karena itu, maka perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut manakah masalah penelitian akan disoroti.

Berdasarkan dengan hal-hal yang telah dipaparkan dalam latar belakang

masah, maka pengelola rumah sakit harus bisa menyesuaikan dengan keadaan

yang ada. Persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat membuat pengelola

rumah sakit harus bisa memberikan pelayanan dan fasilitas yang membuat pasien

nyaman dan percaya dengan pihak rumah sakit. Namun pihak rumah sakit juga

harus memperhitungkan biaya yang akan dibebankan pada konsumen, biaya

tersebut harus akurat sehingga tidak merugikan salah satu pihak.

Salah satu hal yang menjadi kelemahan sistim akuntansi tradisional adalah

apabila terjadi kenaikan biaya overhead akan menghasilkan perhitungan dengan

system ini kurang akurat, sehingga akan merugikan salah satu pihak. Ketidak

akuratan ini terjadi karena pada sistem akuntansi konvesional hanya menggunakan

basis volume related draivers dalam membebankan biaya yang dikeluarkan.

Sejauh ini penggunaan ABC System banyak dilakukan oleh perusaan

manufaktur saja, padahal perusahaan jasa juga bias menggunakan sistem ini. ABC

Sytem juga bias diterapkan dalam rumah sakit salah satu halnya dengan

menghitung biaya pelayanan publik kamar yang merupakan salah satu

sumberpendapatan rumah sakit.

Perhitungan harga pokok dengan ABC System ditambah dengan mark up

yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit yang menjadi harga pelayanan publik

rawat inap, kemudian akan dibandingkan dengan harga pelayanan publik yang

telah ditetapkan oleh rumah sakit, sehingga akan timbul selisih harga diantara

kedua perhitungan tersebut dan akan menjadikan ABC System sebagai alternatif

sistem penentuan harga pokok yang lebih akurat.

Page 18: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

18

SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN

Kemajuan tekhnologi

Sistem penghitungan biaya

akurat

Persaingan antar rumah sakit

Penghitungan biaya rawat inap

Penghitungan biaya rawat inap dengan ABC

System

Penghitungan biaya rawat inap dengan

akuntansi konvensional

Perhitungan dengan ABC System lebih

akurat

ABC System sebagai perhitungan alternatif

biaya rawat inap

Terdapat selisih harga antara dua

perhitungan tersebut

Page 19: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

19

D. Perumusan Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 64) “Hipotesis adalah suatu jawaban

yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

data yang terkumpul”. Sedangkan pengertian hipotesis menurut Sri Sularso (2003:

26) “Hipotesis adalah suatu pernyataan dugaan yang logis mengenai hubungan

antara dua atau lebih variabel yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan yang

dapat diuji”. Berdasarkan kedua pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa

hipotesis adalah jawaban yang mempunyai sifat sementara terhadap masalah

penelitian yang dapat diuji kebenarannya. Berdasarkan teori dan kerangka

penelitian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

1) Terdapat perbedaan antara penentuan harga pelayanan publik rawat Inap

berdasarkan sistem biaya konvensional dengan harga pelayanan publik rawat

inap dengan penerapan Activity-Based Costing System di Rumah Sakit PKU

Aisyiyah Boyolali

2) Activity-Based Costing System dapat menentukan harga pelayanan publik rawat

inap lebih akurat dibanding dengan harga pelayana publik rawat inap

berdasarkan sistem biaya konvensional di Rumah Sakit PKU Aisyiyah

Boyolali

Page 20: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

20

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Untuk mendapatkan data, informasi, keterangan dan hal-hal yang

dibutuhkan dalam penelitian ini maka diperlukan tempat yang sesuai dengan hal

yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti mengambil tempat PKU Aisyiyah

Boyolali yang beralamat di Jl.Pasar Sapi Baru Singkil Karanggeneng Boyolali,

telp (0276) 322898. Alasan peneliti mengambil tempat tersebut sebagai penelitian

adalah:

1. Belum pernah diadakan penelitian yang serupa di tempat yang akan diteliti

oleh peneliti.

2. Di tempat tersebut terdapat data-data yang diperlukan oleh peneliti.

3. Diperoleh ijin dari rumah sakit untuk mengadakan penelitian di tempat

tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal sampai penulisan laporan

penelitian yang direncanakan dari bulan Juli 2008 sampai selesai.

Juni Juli Agustus september

Mengajukan masalah Penelitian

Menyusun Proposal

Pengumpulan Data

Penganalisisan Data

Penyusunan Laporan Penelitian

B. Metode Penelitian

Suatu penelitian yang baik tidak akan bisa lepas dari metode penelitian.

Winarno Surakhmad (1998: 131) pengertian metode penelitian ilmiah sebagai

berikut:

Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkai hipotesis yang mempergunakan tehnik serta

19

Page 21: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

21

alat-alat tertentu, metode ini dikatakan baik apabila metode tersebut sesuai dengan kemampuan peneliti da juga sesuai dengan situasi dan kondisi dan kondisi peneliti.

Winarno Surakhman (1998: 131) menyebutkan bahwa ada tiga jenis

metode penelitian: “1) Metode Historik, 2) Metode Eksperimental, 3) Metode

Deskriptif”. Dari ketiga metode tersebut peneliti akan menggunakan metode yang

ketiga yaitu metode deskriptif, dengan pendekatan atau tehnik analisis kuantitatif.

C. Populasi dan Sampel

1.Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108),”Populasi adalah keseluruhan

subyek peneliti “.Sedangkan menurut Sri Sularso (2004:67),”Populasi adalah

kelompok keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh

peneliti “. Sehingga dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi

adalah jumlah keseluruhan individu dari obyek penelitian dan memenuhi syarat

untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit kamar rawat inap

di PKU Aisyiyah Boyolali.

2.Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:109) “Sampel adalah sebagian atau

wakil dari populasi yang diteliti “. Sedangkan menurut Sri Sularso (2004:67)

“Sampel adalah beberapa anggota atau bagian yang dipilih dari populasi”. Dari

kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sample adalah sebagian dari

populasi yang akan diteliti. Dengan demikian, subyek yang dipilih sebagai sampel

dianggap mewakili populasi secara keseluruhan. Agar pengambilan sampel dapat

dilakukan dengan tepat maka harus diperhatikan teknik-teknik pengambilan

sampelnya.

3.Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel penelitian harus berhati-hati dan memenuhi aturan

pemilihan sampel, namun demikian mutu suatu penelitian tidak semata-mata

ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya,

rancangan penelitian dan pelaksanaan serta pengolahannya. Penelitian yang

Page 22: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

22

dilakukan peneliti tidak melakukan penelitian populasi melainkan penelitian

sampel.

Menurut Sri Sularso (2004:68) terdapat dua macam teknik pengambilan sampel antara lain: 1)Probability Sampling a) Simple random sampling b) Systematic sampling c) Stratified random sampling d) Cluster sampling e) Area sampling f) Double sampling 2)Nonprobability Sampling a) Convenience sampling b) Judgment sampling / Purposive sampling c) Quota sampling d) Snwball sampling

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan teknik

nonprobality sampling dengan menggunakan Judgment sampling atau purposive

sampling (sampel bertujuan). Menurut Suharsimi Arikunto (2005:97) bahwa

“Sampling bertujuan (purposive sampling) yaitu teknik sampling yang digunakan

oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di

dalam pengambilan sampelnya”. Pada purposive sampling ini pengambilan

sampel didasarkan atas tujuan tertentu dan biasanya dilakukan karena terdapat

beberapa pertimbangan. Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam

purposive sampling ini, antara lain:

1) Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi

2) Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat dalam populasi (key subject).

3) Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat didalam studi pendahuluan.

(Suharsimi Arikunto, 2002:117)

Sampel dalam penelitian ini adalah kamar unit rawat inap dewasa yang

terdiri dari dua kelas yaitu kelas VIP, kelas I, dan Bangsal Mina yang terbagi dua

kelas yaitu Kelas II, dan kelas III. Pengambilan sampel tersebut dilakukan oleh

peneliti dengan alasan sebagai berikut:

Page 23: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

23

1) Sampel yang diambil sudah mewakili ciri-ciri, sifat dan karakteristik tertentu

yang merupakan ciri pokok populasi ,misalnya keberadaan fasilitas utama

(bed, almari, kursi, kotak obat)

2) Harga pelayanan rawat inap unit dewasa ditentukan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku untuk semua unit rawat inap.

D.Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan faktor yang penting dalam penelitian karena data adalah

keterangan-keterangan penting dalam pemecahan suatu masalah dalam penelitian,

agar dapat mengumpulkan data dalam penelitian diperlukan suatu metode

pengumpulan data yang sesuai denagn penelitian yang dilakukan. Menurut

Suharsimi Arikunto (2005:100) bahwa “ Metode pengumpulan data adalah cara-

cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Tujuan dari

pengumpulan data itu sendiri adalah untuk menjawab masalah dalam penelitian,

mencapai tujuan penelitiandan membuktikan hipotesis. Data dalam penelitian ini

adalah data primer yaitu data yang secara langsung didapatkan dari rumah sakit.

Untuk mendapatkan data-data yang relevan diperlukan suatu teknik

pengumpulan data yang tepat. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan

data yang berupa:

1.Dokumentasi

Perusahaan yang akan menjadi tempat dalam obyek penelitian mempunyai

dokumen yang dapat membantu dalam penelitian. Teknik dokumentasi digunakan

untuk mengumpulkan data yang relevan dari sumber-sumber penelitian. Dalam

penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dokumen-dokumen yang diperlukan

oleh peneliti terdiri dari deskripsi data umum dan data khusus.

a. Deskripsi data umum,yang terdiri dari:

1) Sejarah perusahaan dan informasi umum perusahaan

2) Struktur organisasi perusahaan

b. Deskripsi data khusus,yang terdiri dari:

Page 24: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

24

1) Berbagai aktivitas dibagian rawat inap dewasa yang digunakan sebagai

dasar untuk alokasi biaya

2) Data biaya untuk setiap pusat aktivitas bagian rawat inap dewasa tahun

2008

3) Data akuntansi dar bagian kantor dan rekam medik tahun 2008

2.Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung dengan bagian yang

berhubungan dengan penelitian yang mendukung validitas data serta jawaban

yang diperoleh, yaitu pada bagian akuntansi. Pada penelitian ini peneliti akan

menggunakan wawancara tidak berstruktur yang akan memuat pertanyaan secara

garis besar saja. Informasi yang akan ditanyakan adalah perhitungan harga jasa

kamar rawat inap yang ditentukan oleh pihak rumah sakit, karena rumah sakit

tidak melakukan perhitungannya secara tertulis dan tidak membuat

dokumentasinya. Selain itu wawancara juga dilakukan sebagai klasifikasi atas

data yang belum penulis ketahui.

3.Observasi

Mengumpulkan data dengan cara melakukan penelitian secara cermat dan

sistematik dengan melakukan pengamatan langsung ke obyek penelitian, sehingga

diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi rumah sakit

dan berbagai aktivitas yang terjadi pada kamar rawat ianp dewasa. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi yang sistematis karena disini

merupakan hal yang sifatnya khusus.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu teknik yang digunakan seorang

peneliti untuk memecahkan masalah dan membuktikan hipotesis yang telah

dirumuskan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif non

statistik. Pendekatan kuantitatif yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan

menghitung harga kamar rawat inap dewasa dengan menggunakan perhitungan

ABC System. Adapun langkah-langkah analisis data yang ditempuh sebagai

berikut:

Page 25: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

25

1). Menghitung harga pokok jasa kamar rawat inap dewasa dengan menggunakan

ABC System dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Prosedur tahap pertama

Pada prosedur tahap ini terdapat 4 tahap yaitu:

(1) Penggolongan berbagai aktivitas dan mengelompokkanya menjadi

empat kategori, antara lain: aktivitas berlevel unit, batch, produk, dan

fasilitas.

(2) Pengasosiasian atau menghubungkan berbagai biaya dengan setiap

kelompok aktivitas.

(3) Penentuan kelompok-kelompok biaya yang homogen (homogeneus cost

pool) yang merupajkan sekumpulan biaya overhead yang terhubungkan

secara logis denagn tugas yang dilaksanakan, sekumpulan biaya tersebut

harus dapat diterangkan dengan satu cost driver tunggal.

(4) Penentuan tariff kelompok (pool rate) adalah tarif biaya overhead per

unit cost driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas, dengan

rumus:

b) Prosedur tahap kedua

Pada prosedur ini biaya untuk setiap kelompok biaya overhead dilacak ke

berbagai jenis produk, dengan rumus:

Setelah ditemukan besar biaya tersebut, langkah selanjutnya adalah

menentukan biaya overhead per unit, dengan rumus:

(Supriyono, 2002:231)

2) Menentukan harga pelayanan publik yang akan dihitung dengan menambahkan

harga jasa pokok rawat inap metode ABC System dengan persentase mark-up

Pool rate = Total biaya overhead untuk aktivitas tertentu Dasar pengukur (cost driver) aktivitas tersebut

Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x unit-unit cost driver yang digunakan

Biaya over head per unit = Total biaya overhead per unit produk Jumlah unit yang diproduksi

Page 26: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

26

harga jasa kamar rawat inap yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit,

kemudian membandingkannya dengan harga pelayanan publik (harga jual)

yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit.

Page 27: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

27

DAFTAR PUSTAKA

Eni Haryanti. 2003. “Perbandingan Tradisional Costing dan Activity-based Costing System (Studi kasus pada RSUD. Kabupaten Wonogiri tahun 2003)”. Surakarta: UNS.

Garrison & Noreen, 2003. Akuntansi Manajerial. Terjemahan A. Totok Budisantoso. Jakarta : Salemba Empat.

Mulyadi, 2003. Activity-Based Costing System, Sisitem Informasi Biaya Untuk Pengurangan Biaya. Yogyakarta : UUP AMP YKPN.

Mulyadi & Johny. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipat Ganda Kinerja Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Sri Sularso, 2003. Metode Penelitian Akuntansi: Sebuah Pendekatan Replikasi. Yogyakarta : BPFE.

Suharsimi Arikunto. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sulastiningsih & Zulkifi. 1999. Akuntansi Biaya Dilengkapi Isu-Isu Kontemporer. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.

Supriyono, 2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Teknologi

Maju dan Globalisasi. Yogyakarta : BPFE.

Winarno Surakhmad. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : Tarsito.

Page 28: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

28

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 3

C. Pembatasan Masalah 3

D. Perumusan Masalah 3

E. Tujuan Penelitian 3

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis 4

2. Manfaat Teoretis 5

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Umum Usaha Rumah Sakit 6

2. Sistem Akuntansi Biaya Konvensional 8

3. Activity-Based Costing System (ABC System) 12

B. Penelitian yang Relevan 15

C. Kerangka berpikir 16

D. Perumusan Hipotesis 18

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 19

B. Metode Penelitian 19

C. Populasi dan Sampel 20

Page 29: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

29

D. Teknik Pengumpulan Data 22

E. Teknik Analisis Data 23

DAFTAR PUSTAKA 26

Page 30: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

30

Daftar Susunan Organisasi R.S PKU Aisyiyah Boyolali Tahun

2008

PENANGGUNG JAWAB : Ibu Hj. Yusuf (ketua PDA Boyolali)

Dr. H. Suwito (Ketua MPK PDM Boyolali)

KETUA : Ibu dr. Hj. Nanik Ambika

WAKIL KETUA : Ibu Hj. Fachrudin

SEKERETARIS : Ibu Yamtinah

: Ibu Siti Zulaikah

BENDAHARA : Ibu Hj, Fatimah

ANGGOTA : Ibu Ahmad Madyo

DOKTER PENGAWAS:

dr. Hj. Nanik Ambika : Dokter Pengawas

dr. H. Suwito : Dokter Spesialis Anak

dr. H. Darsono SNUK : Dokter Kebidanan

dr. Indra Astuti : Dokter Pelaksana BP

dr. Eva Tenastiti : Dokter Pelaksana BP

BADAN PELAKSANA

Ibu Hj. Fatimah

Ibu Hj. Sukitin

Ibu Hj. Siti Zulaika

PERAWAT:

Ibu Sri Suwarti

Ibu Yamtinah

ADMINISTRASI :

Mulyanto

Sumber Daya Manusia R.S PKU Aisyiyah Boyolali

Page 31: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

31

Tahun 2008

Perawat : 20 orang

Bidan : 6 orang

Apoteker : 1 orang

Asisten Apoteker : 6 orang

Laboratorium : 6 orang

Radiology : 1 orang

Fisioterapi : 1 orang

Gizi : 1 orang

Rekam Medik : 1 orang

Sopir : 2 orang

Keuangan : 2 orang

Umum : 2 orang

Laundry : 2 orang

Satpam : 2 orang

Clening Service : 11 orang

Page 32: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

32

Daftar Dokter Umum dan Doktor Spesialis R.S PKU Aisyiyah

Boyolali Tahun 2008

Dokter

· Dokter Spesialis

Bedah Umum : dr.Ghazali h, Sp.B

dr. Junardi, Sp.B

dr. Edy Santoso, Sp.B

Bedah Urogologi :dr.Ahmad Bi Utomo,Sp.BU

Bedah Thorax & Cardiovasculer :dr. Subandrio, Sp.B

Bedah Plastik :dr. Sutopo, Fics

Penyakit Dalam :dr. Amru, Sp.b

Penyakit Mata :dr. DMR Siregar, Sp.PD

Anak :dr. Soewito, Sp.A

dr. Ning Djarwati, Sp.A

Syaraf :dr. Ismet, Sp.S

Paru-paru :dr. Reviano, Sp.P

THT :dr. Taufiq, Sp.THT

Obsgyn :dr. Sri Suyanto, Sp.OG

Kulit dan Kelamin :dr. Sutrisno, Sp.KK

Patology Clinik :dr. Rhina W, Sp.Pk

Radiology :dr. Hendro Priyanto, Sp.Rad

Anestesi :dr. Farid, Sp.An

· Dokter Umum

dr. Titik dr. Dagdo

dr. Nurdi dr. Aswin

dr. Agung dr. Ariyanto

Falsafah, Visi, Misi, Tujuan RS. PKU ‘AISYIYAH Boyolali

Page 33: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

33

1. Falsafah:

Rumah Sakit PKU ‘Aisyiyah Boyolali sebagai perwujudan da’wah

Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

2. Visi:

Terwujudnya Rumah Sakit yang professional, modern, dan islami

sebagai perwujudan Rahmatan lil’alamin.

3. Misi:

i. Menjadikan amal usaha dibidang kesehatan sebagai sarana da’wah

amar ma’rur nahi munkar

ii. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara

professional

iii. Mewujudkan citra Islami keseluruh fasilitas dan sumber daya

insani.

4. Tujuan

Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi semua lapisan

masyarakat agar mampu beribadah secara optimal sehingga

tercapai keluarga sakinah yang diridloi Allah SWT.

Daya Dukung R.S PKU ‘AISYIYAH Boyolali

Page 34: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

34

1. Berlokasi di sebelah timur kota Boyolali, di pinggir jalan raya yang

mudah dijangkau oleh masyarakat.

2. Tanah dan bangunan yang berstatus wakaf, sehinnga seluruh umat

Islam ikut merasakan memiliki dan mengembangkan.

3. Dukungan dari organisasi Aisyiyah dan Muhammdiyah berserta

seluruh warga untuk ikut mengembangkan.

4. Sumber manusia yang professional.

5. Dengan layanan unggulan dibidang bedah dan penyakit anak

6. Citra rumah sakit yang Islami, bersih, murah, cepat dan tepat.

Masyarakat di sekitar Boyolali yang masih membutuhkan pelayanan yang Islami, profesional, cepat, tepat dan ekonomis.

Program Pengembangan RS. PKU ‘AISYIYAH Boyolali

Page 35: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

35

Beberapa hal yang akan diprioritaskan untuk pengembangan rumah

sakit adalah :

a. Peningkatan mutu pelayanan : Peningkatan mutu pelayanan dilakukan

dengan Quality Assurance yang

menyentuh setiap pelayanan yang ada

di rumah sakit.

b. Pelayanan unggulan : Memberikan pelayanan unggulan,

khususnya Pelayanan medik dasar

(Bedah, Anak, Penyakit Dalam,

Kandungan) yang cepat, tepat dan

ekonomis.

c. Kerjasama : Kerjasama, kepercayaan dan simpati yang

dijalani dengan organisasi social

perusahaan, koperasi dan sebagainya

dengan dukungan oleh Muhammdiyah dan

Aisyiyah yang sudah punya akar sampai

bawah.

d. Fasilitas : Peningkatan fasilitas, sarana dan pra sarana

yang optimal akan dikembangkan dan

dikelola secara efektif dan efisien sesuai

dengan kebutuhan masyarakat sehingga

dapat berdaya guna dan berhasil guna yang

tinggi.

e. Pemasaran yang Efektif : dalam rangka mengembangkan RS. PKU

Aisyiyah dibutuhkan pemasaran sampai ke

masyarakat mengenai keunggulan dan citra

rumah sakit yang bersifat Islami.

Daftar Harga Kamar Rawat Inap Rumah Sakit PKU

Page 36: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

36

Aisyiyah Boyolali tahun 2008

No Kelas Harga Perhari

1 VIP Rp. 150.000,00

2 Kelas 1 Rp. 100.000,00

3 Kelas 2 Rp. 50.000,00

4 Kelas 3 Rp. 35.000,00

Mengetahui Kepala Seksi Bagian Akuntansi R.S PKU Aisyiyah Boyolali

Page 37: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

37

Daftar Harga Makan Pasien Kamar Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit PKU

Aisyiyah Boyolali Tahun 2008

No Kelas Harga Per Porsi Jumlah Harga Per Hari

1 VIP Rp. 15.000,00 3 Rp. 45.000,00

2 Kelas 1 Rp. 12.500,00 3 Rp. 37.500,00

3 Kelas 2 Rp. 10.000,00 3 Rp. 30.000,00

4 Kelas 3 Rp. 7.500,00 3 Rp. 22.500,00

Mengetahui Kepala Seksi Bagian Akuntansi R.S PKU Aisyiyah Boyolali

Daftar Biaya Tidak Langsung Kamar Rawat Inap Dewasa

Page 38: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

38

R.S PKU Aisyiyah Boyolali Tahun 2008.

No Biaya-Biaya Unit Level Facility Level

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Biaya gaji karyawan

Biaya Listrik

Biaya air

Biaya alat dan kantor Perawatan

Biaya pemeliharaan dan suku

cadang inventaris

Biaya pemeliharaan dan suku

cadang kamar rawat inap

Biaya Departemen Kamar Rawat

Inap

Biaya Departemen Inventaris

Rp.181.486.392

-

-

Rp. 4.342.025,00

Rp. 585.451,80

Rp. 1.366.054,00

Rp. 2.423.054,00

Rp. 3.635.094,60

-

Rp. 7.989.401,95

Rp. 6.001.202,90

-

-

-

-

-

JUMLAH Rp.189.838.413,40 Rp.13.990.604,85

Mengetahui Kepala Seksi Bagian Akuntansi R.S PKU Aisyiyah Boyolali

Data Tentang Fasilitas tiap-tiap Kamar Rawat Inap Dewasa

Page 39: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

39

Rumah Sakit PKU Aisyiyah Boyolali Tahun 2008

Fasilitas Jumlah

1 VIP AC 1

Televisi 1

Kulkas 1

Lampu Besar 1

Lampu Kamar Mandi 1

2 Kelas 1 Kipas Angin 1

Lampu Besar 1

Lampu Kamar Mandi 1

3 Kelas 2 Kipas Angin 1

Lampu Besar 1

4 Kelas 3 Kipas Angin 1

Lampu Besar 1

Mengetahui Kepala Seksi Bagian Rekam Medik R.S PKU Aisyiyah Boyolali

Data Tentang Daya Fasilitas Tiap-tiap Kamar Rawat Inap Dewasa

Page 40: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

40

Rumah Sakit PKU Aisyiyah Boyolali Tahun 2008

Fasilitas Jumlah Daya

1 VIP AC 1 600

Televisi 1 70

Kulkas 1 70

Lampu Besar 1 40

Lampu Kamar Mandi 1 10

2 Kelas 1 Kipas Angin 1 60

Lampu Besar 1 40

Lampu Kamar Mandi 1 10

3 Kelas 2 Kipas Angin 1 60

Lampu Besar 1 40

4 Kelas 3 Kipas Angin 1 60

Lampu Besar 1 40

Jumlah 1.100

Mengetahui Kepala Seksi Bagian Rekam Medik R.S PKU Aisyiyah Boyolali

Data Volume Terisi Kamar Rawat Inap Dewasa

R.S. PKU Aisyiyah Boyolali Tahun 2008

Page 41: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

41

Kamar No Bulan

VIP Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

13

7

13

12

9

8

10

8

7

11

9

11

15

14

17

15

12

15

14

10

11

10

15

16

90

76

89

90

86

83

78

95

76

89

76

94

100

77

90

98

97

84

86

96

96

88

103

99

218

174

209

215

204

190

188

209

180

198

203

220

JUMLAH 118 164 967 1114 2326

Mengetahui Kepala Seksi Bagian Rekam Medik R.S PKU Aisyiyah Boyolali

Data Harga Perolehan Perabotan Kamar Rawat Inap Dewasa

Page 42: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

42

R.S. PKU Aisyiyah Boyolali Tahun 2008 (Dalam Rupiah)

Harga Perolehan No Bulan

VIP Kelas I Kelas II Kelas III

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Tempat Tidur

AC

Lemari ES

Lampu Besar

Lampu Kecil

Sofa

Bangku

Kipas Angin

Lemari Baju

Lemari Obat

100.000

4.000.000

1.030.000

20.000

10.000

240.000

-

-

145.000

40.000

100.000

-

-

20.000

10.000

-

100.000

35.000

145.000

40.000

100.000

-

-

20.000

-

-

45.000

35.000

100.000

40.000

100.000

-

-

20.000

-

-

45.000

35.000

100.000

40.000

JUMLAH 6.180.000 450.000 340.000 340.000

Mengetahui Kepala Seksi Bagian Rekam Medik R.S PKU Aisyiyah Boyolali Data Tentang Rekapitulasi Luas Ruangan Pada Kamar Rawat Inap Dewasa

Rumah Sakit PKU Aisiyah Boyolalui Tahun 2008

Page 43: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

43

No Kelas Luas

Ruangan (m2)

Jumlah Kamar

Total Luas Ruangan

(m2)

1 VIP 42 2 84 2 Kelas I 20 10 200 3 Kelas II 8 16 128 4 Kelas III 28 3 84

Jumlah 98 31 496

Mengetahui Kepala Seksi Bagian Rekam Medik R.S PKU Aisyiyah Boyolali

Daftar Barang Medis R.S PKU Aisyiyah Boyolali Tahun 2008

Page 44: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

44

No Nama Barang Jumlah 1 Ilminator 4 2 Suction 6 3 Kursi Roda 3 4 Manset Anak 2 5 Manset Dewasa 1 6 RO Lanp 1 7 Instrumen Besar 4 8 Autoklof 4 9 Mesin Anestesi 2 10 Monitor OKG 1 11 Lampu OP 2 12 WSD 1 13 Standar Infus 60 14 Lampu Emergensi 6 15 Branker 4 16 Tabung Kecil 2 17 N2O 2 18 Pincet Anatomis 14 19 Pincet Cirungis 11 20 Klem 15 21 Anteri Klem 15 22 Handle Mes 5 23 Nol Fuder 10 24 Duk Lem 11 25 Entong 1 26 Ovarium Klem 4 27 Iris Ripasitar 1 28 Pincet 5 29 Killman 1 30 Gunting Kornea 2 31 Cpiown Seissar B Smic 1 32 Remanium Wire 5 33 K Win B 1105 – 230 1 34 Put NKK 10- 30 – 40 5 35 Dorikern 14 Cm Crom 4 36 Masquito L-a 10 37 Penu B 14cm Crom 6 38 Kocher B 14 cm 6 39 Kocher T 14 Cm 6 40 Sprange Harding For Ceeps 2 41 Gunting Meizan Baum 1 42 Gunting Uterus B Crom 1

Page 45: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

45

43 Pincet Cirongis Ansuh 1 44 Gunting Necting Off 1 45 Gunting Tato 1 46 Gunting Ta-tu 1 47 Jarum Ose Kaca 2 48 OSE 2 49 Pipet 3 3 50 Forum TB 05\04 51 Pot Dahak 100 52 Meja Mikroskop 1 53 Analyzer 1 54 Serana Gooo 1 55 Clinipet 5 56 Tap Px kecil 100 57 Tap Px Sedang 100 58 Tap Px Besar 50 59 Tap Px Cencitrus 1 60 Timer 1 61 Bilik Hitung 25 62 Palcus Ball 2 63 Objek Glass 3 64 Deck Glass 1 65 Mikroskop 1 66 Yellow Tips 1 67 Blue Tips 1 68 Pipet LED 10 69 Contrituge 1 70 Contrituge HCT 1 71 Pipet Leukosit 5 72 Pipet Eritrosit 5 73 Henometer Sahli 2 74 Rak Tabung Mika 1 75 Rak Led 1 76 Stopwatch 1 77 Lampu Spirtus 2 78 Refrakto Meter 1 79 Tabung Tect 1 80 Temp Preparot 1 81 Alat Rontgent 1 82 Pengering film 1 83 Apran 1 84 Lampu Eliminator 1 85 Grid 1

Page 46: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki persaingan global yang semakin ketat, setiap perusahaan atau organisasi harus bisa merebut

46

86 Tromol 11 87 Medikasi Set 8 88 Stetoskop 7 89 Tensi 8 90 Manometer 12 91 Set O2 19 92 Korentang 2 93 Temp 6 94 Urinal 2 95 Pispot 24 96 Bengkok 4 97 Klem 1 98 Baksteril 2 99 Gds Stik 1 100 EKG 2 101 Mesin USG 1 102 Mesin RO 2 103 Resusitasi 2 104 Head Lamp 1 105 Nebulizaer 2 106 Dopler 1 107 Timbangan 4

Mengetahui Kepala Seksi Bagian Rekam Medik R.S PKU Aisyiyah Boyolali