PENDAHULUAN - · PDF fileInfusion Set sebagai Alat Titrasi pada Praktikum Kimia Analisa Kelas...
Transcript of PENDAHULUAN - · PDF fileInfusion Set sebagai Alat Titrasi pada Praktikum Kimia Analisa Kelas...
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 1111 ||||
BABBABBABBAB IIII
PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN
A.A.A.A. LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang MasalahMasalahMasalahMasalah
Berdasarkan pengalaman dalam pembelajaran Kimia di SMK VIP AL-HUDA
KEBUMEN, penulis menemukan masalah tentang rendahnya ketrampilan siswa
dalam praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam –
basa. Materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa dalam silabus
mengisyaratkan pengalaman belajar melalui percobaan. Set peralatan yang ada,
menuntut siswa dibagi dalam kelompok yang besar, sehingga tidak semua siswa
benar-benar melakukan percobaan titrasi mengingat keterbatasan alat dan waktu.
Berdasarkan identifikasi masalah, rendahnya ketrampilan siswa dalam
praktikum kimia dikarenakan ketersediaan set peralatan yang terbatas. Pembagian
siswa dalam kelompok besar dengan 5 siswa dalam 1 kelompok tidak bisa
membuat semua siswa aktif.
Botol infus dan infusion set merupakan limbah dari rumah sakit ataupun
balai pengobatan. Pemanfaatannya selama ini baru sebatas didaur ulang atau
digunakan sebagai pot tanaman hias. Padahal, prinsip kerja infus ketika digunakan
untuk memindahkan cairan ke tubuh pasien sama dengan prinsip kerja buret
sebagai alat titrasi. Penulis berharap dengan pemanfaatan limbah botol infus dan
infusion set sebagai alat titrasi dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam
praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perlu
diadakan penelitian tindakan kelas tentang “Pemanfaatan Limbah Botol Infus dan
Infusion Set sebagai Alat Titrasi pada Praktikum Kimia Analisa Kelas XI F Program
Keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014”.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 2222 ||||
B.B.B.B. IdentifikasiIdentifikasiIdentifikasiIdentifikasi MasalahMasalahMasalahMasalah
1. Adakah alat pengganti buret sebagai alat titrasi dalam praktikum kimia analisa
pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa?
2. Mengapa ketrampilan siswa rendah dalam praktikum kimia analisa pada materi
stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa?
CCCC.... RumusanRumusanRumusanRumusan MasalahMasalahMasalahMasalah
1. Apakah limbah botol infus dan infusion set dapat dimanfaatkan sebagai alat
titrasi pada praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia
Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014?
2. Apakah melalui pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat
titrasi dapat meningkatkan ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa di
kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun
pelajaran 2013/2014?
DDDD.... PembatasanPembatasanPembatasanPembatasan MasalahMasalahMasalahMasalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang diteliti yaitu:
1. Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi berupa
pembuatan alat titrasi dari botol infus dan infusion set, sehingga dapat
digunakan sebagai pengganti buret pada proses titrasi.
2. Ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa dinilai dari aktivitas belajar
siswa yang memberikan dampak terhadap hasil pembelajaran ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik melalui lembar penilaian dan observasi ketrampilan.
E.E.E.E. TujuanTujuanTujuanTujuan PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Memanfaatkan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi pengganti
buret.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 3333 ||||
2. Meningkatkan ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa di kelas XI F
program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran
2013/2014.
F.F.F.F. ManfaatManfaatManfaatManfaat PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi
pengganti buret diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain:
1. Memberikan contoh pembuatan alat praktikum dari limbah.
2. Sebagai media alat peraga bagi guru mata pelajaran Kimia Analisa pada materi
stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami pengalaman belajar
melalui praktikum yang didesain dalam kelompok kecil.
4. Mengurangi rasa takut siswa dalam proses titrasi karena alat yang digunakan
bukan menggunakan buret yang berharga mahal.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 4444 ||||
BABBABBABBAB IIIIIIII
KERANGKAKERANGKAKERANGKAKERANGKA TEORITIS,TEORITIS,TEORITIS,TEORITIS, KERANGKAKERANGKAKERANGKAKERANGKA BERPIKIRBERPIKIRBERPIKIRBERPIKIR DANDANDANDAN HIPOTESISHIPOTESISHIPOTESISHIPOTESIS
A.A.A.A. KerangkaKerangkaKerangkaKerangka TeoritisTeoritisTeoritisTeoritis
1. Botol Infus dan Infusion set
Botol infus berbahan dasar plastik Low Density Polyethylene (LDPE). Plastik
LDPE termasuk jenis plastik yang dapat didaur ulang. LDPE memiliki percabangan
yang lebih banyak daripada plastik yang berbahan dasar HDPE (High Density
Polyethylene) sehingga gaya antar molekulnya rendah. Salah satu ketahanan
LDPE terhadap bahan kimia adalah tidak mengalami kerusakan dari asam, basa,
alkohol dan ester. Sifat mekanis jenis LDPE ini kuat, tembus pandang, fleksibel
dan permukaan agak berlemak. Pada suhu 60oC sangat resisten terhadap reaksi
kimia dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas kuat.
Infusion set terdiri atas alat pengatur tetesan (regulator) dan jarum pada
ujung selang infus. Regulator berfungsi mengatur kecepatan tetesan cairan dari
botol infus. Regulator menghasilkan tetesan dengan volume yang sama sebesar
0,05 mL. Jarum pada ujung selang infus digunakan sebagai jalan agar cairan infus
masuk ke tubuh pasien.
Botol infus dan infusion set bekas dapat menjadi sumber penyakit dan
menular pada individu lain. Selama penggunaan infus, selang infus menjadi jalur
naiknya kuman penyebab penyakit sampai ke dalam botol infus. Oleh karena itu,
sebelum penggunaan kembali botol infus dan infusion set harus dilakukan
dekontaminasi. Dekontaminasi adalah menghilangkan mikroorganisme patogen
dan kotoran dari suatu benda sehingga aman untuk pengelolaan selanjutnya dan
dilakukan sebagai langkah pertama bagi pengelolaan alat kesehatan bekas.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 5555 ||||
2. Ketrampilan Siswa
Ketrampilan siswa berupa aktivitas belajar siswa yang memberikan dampak
terhadap hasil pembelajaran ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Aktivitas
belajar diperlukan dalam pembelajaran karena pada prinsipnya belajar adalah
berbuat untuk mengubah tingkah laku, sehingga di dalam proses pembelajaran
terjadi suatu kegiatan. Dimyati (2002:50) menyatakan, tidak ada belajar kalau tidak
ada aktivitas; itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di
dalam interaksi belajar mengajar. Rousseau dalam Sardiman (1988: 95)
menyatakan, bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan observasi
sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan
fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hal ini
menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas,
maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi dan tidak ada hasil belajar yang
dicapai.
Aqib (2006: 132) menyatakan, hasil belajar adalah perwujudan hasil usaha
penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas kolaboratif dan
refleksi, serta interpretasi, sedangkan menurut Djamarah (2002: 86), hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan yang menyangkut cipta, rasa, dan karsa. Hasil
belajar memiliki peran penting terhadap proses belajar mengajar. Penilaian hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam
upaya mencapai tujuan belajar melalui berbagai pembelajaran.
Dalam sistem Pendidikan Nasional, rumusan tujuan pendidikan
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 6666 ||||
ranah psikomotorik. Hasil belajar Kimia dikelompokkan menjadi dua aspek yaitu
aspek pemahaman dan penerapan konsep serta aspek kinerja ilmiah. Aspek
pemahaman dan penerapan konsep mencakup semua sub ranah dalam ranah
kognitif. Aspek kinerja ilmiah mencerminkan semua aktivitas sains yang
melatih dan mengembangkan baik keterampilan sains dan sikap ilmiah, aspek
ini mencakup ranah psikomotor dan afektif.
B.B.B.B. KerangkaKerangkaKerangkaKerangka BerpikirBerpikirBerpikirBerpikir
Keterbatasan alat praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan
dan titrasi asam – basa menuntut siswa dibagi dalam kelompok yang besar.
Ketrampilan siswa dalam praktikum kimia analisa rendah karena tidak semua
siswa benar-benar melakukan percobaan titrasi mengingat keterbatasan alat dan
waktu. Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi
pengganti buret diharapkan meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan bekerja
dalam kelompok kecil. Aktivitas belajar yang meningkat diharapkan meningkatkan
ketrampilan siswa dalam praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan
dan titrasi asam – basa.
GambarGambarGambarGambar 1.1.1.1. SkemaSkemaSkemaSkema KerangkaKerangkaKerangkaKerangka BerpikirBerpikirBerpikirBerpikir
Keterbatasan alat praktikum stoikiometrilarutan dan titrasi asam – basa
Ketrampilansiswa rendah
Pemanfaatan botol infus dan infusion setsebagai alat titrasi pengganti buret
Siswa dibagi dalamkelompok besar
Siswa dibagi dalamkelompok kecil
Diharapkan ketrampilansiswa meningkat
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 7777 ||||
C.C.C.C. HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berpikir tersebut, hipotesis
penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Limbah botol infus dan infusion set dapat dimanfaatkan sebagai alat titrasi pada
praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP
Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014.
2. Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi dapat
meningkatkan ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa di kelas XI F
program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran
2013/2014.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 8888 ||||
BABBABBABBAB IIIIIIIIIIII
PELAKSANAANPELAKSANAANPELAKSANAANPELAKSANAAN PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN
A.A.A.A. SettingSettingSettingSetting PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK VIP Al-Huda Kebumen
Gg. Pemali No. 60 Jetis Kutosari Kebumen dalam kurun waktu antara bulan
Agustus dan September tahun 2013. Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1.
Menyusun rencana kegiatan; 2. Menyusun instrumen penelitian; 3. Pengumpulan
data dengan melakukan tindakan siklus I dan II; 4. Analisis data; 5.
Pembahasan/diskusi dengan kolaborator; 6. Menyusun laporan hasil penelitian.
B.B.B.B. SubSubSubSubjjjjekekekek dandandandan ObObObObjjjjekekekek PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 22 siswa kelas XI F program keahlian
Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen semester gasal tahun pelajaran
2013/2014. Objek dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan limbah botol infus dan
infusion set sebagai alat titrasi serta ketrampilan siswa.
C.C.C.C. SumberSumberSumberSumber DataDataDataData
Sumber data primer diperoleh dari nilai pretest dan postest berbentuk data
kuantitatif, sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari hasil observasi
ketrampilan siswa yang dilakukan kolaborator berbentuk data kualitatif.
D.D.D.D. TeknikTeknikTeknikTeknik dandandandan AlatAlatAlatAlat PengumpulanPengumpulanPengumpulanPengumpulan DataDataDataData
1. Teknik Pengumpulan Data.
a. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data ketrampilan siswa
pada kondisi awal, siklus I dan II.
b. Teknik tes (pretest dan posttest) digunakan untuk memperoleh data hasil
belajar pada siklus I dan II.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 9999 ||||
2. Alat pengumpulan data
a. Lembar observasi ketrampilan siswa.
b. Soal tes terdiri atas soal pretest dan postest.
E.E.E.E. ValidasiValidasiValidasiValidasi DataDataDataData
Data ketrampilan siswa hasil penilaian dan observasi divalidasi dengan
triangulasi sumber secara kolaboratif dengan guru kolaborator, sedangkan validasi
terhadap instrumen penilaian tes tertulis berupa penyusunan kisi-kisi, sehingga
terpenuhi validitas teoretik, khususnya content validity.
F.F.F.F. AnalisisAnalisisAnalisisAnalisis DataDataDataData
Analisis data menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi.
Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus I
dan siklus II. Refleksi berupa membuat simpulan berdasarkan deskriptif komparatif
kemudian dilanjutkan memberikan ulasan dan langkah tindak lanjut.
G.G.G.G. IndikatorIndikatorIndikatorIndikator KinerjaKinerjaKinerjaKinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini berupa 18 dari 22 siswa mencapai skor
ketrampilan lebih besar dari atau sama dengan 75. Skor ketampilan maksimum
100 yang merupakan jumlah dari ketrampilan pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
H.H.H.H. ProsedurProsedurProsedurProsedur TindakanTindakanTindakanTindakan
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri
atas 2 siklus. Siklus I adalah pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set
sebagai alat titrasi, dilanjutkan dengan siklus II pemanfaatan limbah botol infus dan
infusion set sebagai alat titrasi disertai video tutorial penggunaan alat titrasi
tersebut. Siklus I dan II berlangsung pada 8 pertemuan (16 jam pelajaran).
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 10101010 ||||
Variabel yang diteliti adalah ketrampilan siswa dan pemanfaatan limbah botol infus
dan infusion set sebagai alat titrasi.
1. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi dengan
instrumen penilaian dan observasi ketrampilan siswa, 11 set alat titrasi dengan
pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
1) Apersepsi
a) Guru memberikan pertanyaan awal mengenai stoikiometri larutan dan titrasi
asam – basa.
b) Menjelaskan cakupan materi.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan materi tentang stoikiometri larutan dan titrasi asam –
basa.
(2) Guru membagi siswa ke dalam 11 kelompok masing-masing 2 siswa.
(3) Guru menjelaskan mengenai tujuan pemanfaatan limbah botol infus dan
infusion set sebagai alat titrasi.
(4) Guru memberikan contoh soal untuk dianalisa, menjelaskan penulisan
data dan pengolahan data percobaan serta penulisan laporan praktikum.
(5) Guru menjelaskan dan memperagakan penggunaan alat titrasi.
(6) Guru memberikan soal pretest untuk dikerjakan siswa secara mandiri.
(7) Guru membagi 11 set alat titrasi dan kelengkapannya serta soal tugas
untuk dianalisa.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 11111111 ||||
b) Elaborasi
(1) Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri.
(2) Guru memberi kesempatan siswa untuk berpikir, menganalisis, dan
mendiskusikan penggunaan alat titrasi.
(3) Guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
dengan mengarahkan jalannya proses titrasi dan menyajikan hasil kerja
kelompok.
(4) Guru mengkondisikan siswa mengerjakan soal posttest dan verifikasi
hasil praktikum.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan
dan tertulis terhadap keberhasilan siswa.
(2) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi.
(3) Guru memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang
bermakna dengan memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
3) Penutup
a) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasilnya bagus.
b) Guru bersama dengan siswa membuat rangkuman dan simpulan
pembelajaran.
c. Observasi (Observing)
Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kolaborator dan guru pengampu
bersamaan dengan tindakan untuk mengamati proses pembelajaran. Penilaian
dan observasi menghasilkan skor ketrampilan untuk tiap siswa meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik pada siklus I.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 12121212 ||||
d. Refleksi (Reflecting)
Hasil penilaian dan observasi ketrampilan siswa berupa skor ketrampilan
menjadi bahan refleksi melalui deskriptif komparatif untuk menyiapkan langkah
tindak lanjut dengan membuat video tutorial penggunaan alat titrasi.
2. Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi dengan
instrumen penilaian dan observasi ketrampilan siswa, 11 set alat titrasi dengan
pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set serta video tutorial
penggunaan alat titrasi.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
1) Apersepsi
a) Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b) Guru memberikan pertanyaan awal mengenai materi titrasi asam – basa.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan materi tentang titrasi asam – basa.
(2) Guru memberikan pengarahan dan menjelaskan pemanfaatan video
tutorial penggunaan alat titrasi.
(3) Guru memberikan soal pretest untuk dikerjakan siswa secara mandiri.
b) Elaborasi
(1) Siswa mengerjakan soal pretest secara mandiri.
(2) Guru memberi kesempatan siswa untuk berpikir, menganalisis, dan
mendiskusikan pemanfaatan video tutorial penggunaan alat titrasi.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 13131313 ||||
(3) Guru mengawasi, mengamati dan mengarahkan jalannya proses titrasi
dan menyajikan hasil kerja kelompok setelah memanfaatkan video
tutorial penggunaan alat titrasi.
(4) Guru mengkondisikan siswa mengerjakan soal posttest dan verifikasi
hasil praktikum.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan
terhadap keberhasilan siswa.
(2) Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi.
(3) Guru memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar
dengan memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
3) Penutup
a) Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok yang hasilnya
bagus.
b) Guru bersama siswa membuat rangkuman dan simpulan pembelajaran.
c. Observasi (Observing)
Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kolaborator dan guru pengampu
bersamaan dengan tindakan untuk mengamati proses pembelajaran. Penilaian
dan observasi menghasilkan skor ketrampilan untuk tiap siswa meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik pada siklus II.
d. Refleksi (Reflecting)
Hasil penilaian dan observasi ketrampilan siswa berupa skor ketrampilan
menjadi bahan refleksi melalui deskriptif komparatif untuk mengetahui apakah
indikator kinerja yang ditetapkan telah tercapai.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 14141414 ||||
BABBABBABBAB IVIVIVIV
HASILHASILHASILHASIL DANDANDANDAN PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN
A.A.A.A. HasilHasilHasilHasil
1. Desain Alat Titrasi
Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi didesain
menyerupai alat titrasi menggunakan buret. Sebelum digunakan, botol infus dan
infusion set dilakukan dekontaminasi untuk membersihkan bahan berbahaya yang
menyebabkan infeksi mengingat sangat mungkin terjadi infeksi dari organisme
penyebab penyakit yang diderita pasien pengguna infus tersebut. Dekontaminasi
dilakukan dengan perendaman botol infus dan infusion set dalam larutan asam
kromat encer dan kemudian dilakukan pencucian dengan larutan pembersih.
Ada beberapa bagian penting pada alat titrasi yang harus dikonversi
penggunaannya dengan tetap mempertahankan kegunaannya. Profil alat titrasi
yang didesain dari pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat
titrasi sebagai berikut:
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 15151515 ||||
GambarGambarGambarGambar 2.2.2.2. AlatAlatAlatAlat TitrasiTitrasiTitrasiTitrasi
Infusion set tidak seluruhnya digunakan. Jarum infusion set tidak digunakan,
jadi hanya regulator dan selang infusion set yang digunakan. Perbandingan bagian
dan fungsi bagian-bagian buret dengan alat titrasi dengan pemanfaatan limbah
botol infus dan infusion set sebagai berikut:
Tabung Buret Botol Infus
Kran Buret Regulator Infus
GambarGambarGambarGambar 3.3.3.3. PerbandinganPerbandinganPerbandinganPerbandingan BagianBagianBagianBagian AlatAlatAlatAlat TitrasiTitrasiTitrasiTitrasi
Perbedaan yang paling mendasar adalah dalam penentuan volume larutan
yang digunakan. Buret menggunakan skala yang tertera pada tabung buret
sebagai penanda volume yang digunakan, sedangkan alat titrasi dari limbah botol
infus dan infusion set menghitung jumlah tetesan. Tetesan yang terbentuk
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 16161616 ||||
bervolume 0,05 mL per tetes, jadi volume yang digunakan dihitung dari banyaknya
jumlah tetesan dikalikan 0,05 mL.
2. Video Tutorial Penggunaan Alat Titrasi
Video tutorial penggunaan alat titrasi yang memanfaatkan limbah botol infus
dan infusion set dibuat oleh guru dibantu guru kolaborator. Video berisi tayangan
penggunaan alat titrasi yang dapat digunakan siswa untuk memperhatikan dan
menyimak kembali penjelasan yang mungkin terlewatkan ketika penjelasan awal
penggunaan alat titrasi. Penggunaan video pada siklus II merupakan tindak lanjut
hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
3. Kondisi Awal Ketrampilan Siswa
Keterbatasan alat praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan
dan titrasi asam – basa menuntut siswa dibagi dalam kelompok yang besar.
Ketrampilan siswa dalam praktikum kimia analisa rendah karena tidak semua
siswa benar-benar melakukan percobaan titrasi mengingat keterbatasan alat dan
waktu. Observasi ketrampilan siswa dilakukan dengan menggunakan lembar
penialain dan observasi ketrampilan siswa dengan ketentuan kriteria untuk tiap
aspek yang diobservasi skor 5 = sangat baik, skor 4 = baik, skor 3 = cukup, skor 2
= kurang, dan skor 1 = sangat kurang. Skor maksimum ketrampilan siswa sebesar
100 yang merupakan jumlah dari ketrampilan pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Hasil penilaian dan observasi ketrampilan pada kondisi awal sebagai
berikut :
Tabel 1. Ketrampilan Siswa pada Kondisi Awal
NoNoNoNo SkorSkorSkorSkor KetrampilanKetrampilanKetrampilanKetrampilan JumlahJumlahJumlahJumlah siswasiswasiswasiswa
1 ≥ 75 10
2 < 75 12
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 17171717 ||||
4. Deskripsi Hasil Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Hal penting dalam perencanaan pada siklus I berupa penyusunan rencana
pembelajaran yang memanfaatkan alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion
set, pendesainan 11 alat titrasi dan penyusunan lembar penilaian dan observasi
ketrampilan siswa.
b. Tahap Tindakan
Tindakan pada siklus I terlaksana dalam 4 pertemuan atau 8 jam
pembelajaran. Tindakan yang dilakukan meliputi penjelasan materi stoikiometri
larutan dan titrasi asam – basa, demonstrasi titrasi asam basa menggunakan buret
dan menggunakan alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion set, pembagian
kelompok dan pelaksanaan pretest serta posttest pada tiap pertemuan
pembelajaran.
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kolaborator dan guru
pengampu bersamaan dengan tindakan untuk mengamati proses pembelajaran.
Observasi pada siklus I didapatkan bahwa penggunaan alat titrasi dari limbang
botol infus dan infusion set berjalan kurang lancar karena siswa belum
sepenuhnya memahami cara penggunaannya. Siswa melakukan kesalahan
pembacaan dan perhitungan hasil praktikum. Penyusunan laporan masih kurang
sistematis dan hasil perhitungan masih terdapat beberapa kesalahan.
Tabel 2. Ketrampilan Siswa pada Siklus I
NoNoNoNo SkorSkorSkorSkor KetrampilanKetrampilanKetrampilanKetrampilan JumlahJumlahJumlahJumlah siswasiswasiswasiswa
1 ≥ 75 13
2 < 75 9
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 18181818 ||||
Hasil observasi siklus I didapatkan 13 dari 22 siswa mendapatkan skor
ketrampilan ≥ 75 belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.
d. Tahap Refleksi
Hasil observasi ketrampilan siswa dianalisa secara deskriptif komparatif
kemudian direfleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan pada siklus I, yaitu:
1) Perlu penjelasan tentang cara penggunaan alat titrasi agar tidak terjadi
kesalahan dalam penggunaan maupun pembacaan hasil praktikum.
2) Perlu penjelasan ulang perhitungan hasil praktikum.
3) Penjelasan ulang sistematika laporan praktikum dan penyajian data hasil
praktikum.
4) Pembuatan video tutorial penggunaan alat titrasi.
5. Deskripsi Hasil Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan dilakukan seperti halnya pada siklus I dengan menambahkan
video tutorial penggunaan alat titrasi sebagai media pembelajaran pada siklus II
selain alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion set. Pembuatan alat titrasi
merupakan tindak lanjut hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
b. Tahap Tindakan
Tindakan pada siklus II terlaksana dalam 4 pertemuan atau 8 jam
pembelajaran. Tindakan yang dilakukan meliputi penjelasan ulang materi
stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa yang masih sulit diterima siswa
berdasar hasil pretest dan posttest pada siklus I, penjelasan ulang sistematika
penyusunan laporan praktikum dan penyajian data hasil praktikum, penyampaian
video tutorial penggunaan alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion set, dan
pelaksanaan pretest serta postest pada tiap pertemuan pembelajaran.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 19191919 ||||
c. Tahap Observasi
Observasi pada siklus II didapatkan bahwa penggunaan alat titrasi dari
limbah botol infus dan infusion set berjalan lebih lancar dan hanya 3 siswa yang
masih melakukan kesalahan pembacaan hasil praktikum.
Tabel 3. Ketrampilan Siswa pada Siklus II
NoNoNoNo SkorSkorSkorSkor KetrampilanKetrampilanKetrampilanKetrampilan JumlahJumlahJumlahJumlah siswasiswasiswasiswa
1 ≥ 75 19
2 < 75 3
Hasil observasi siklus II didapatkan 19 dari 22 siswa mendapatkan skor
ketrampilan ≥ 75 telah menunjukkan pencapaian indikator kinerja yang ditetapkan.
d. Tahap Refleksi
Hasil observasi ketrampilan siswa dianalisa secara deskriptif komparatif
kemudian direfleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan pada siklus II menunjukkan,
bahwa indikator kinerja yang ditetapkan telah tercapai dengan siswa sebanyak 19
dari 22 telah memiliki skor ketrampilan ≥ 75 yang meliputi aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.
B.B.B.B. PembahasanPembahasanPembahasanPembahasan
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah keterbatasan alat
praktikum kimia analisa pada materi stoikiometri larutan dan titrasi asam – basa.
Keterbatasan tersebut menuntut siswa dibagi dalam kelompok yang besar.
Ketrampilan siswa dalam praktikum kimia analisa rendah karena tidak semua
siswa benar-benar melakukan percobaan titrasi mengingat keterbatasan alat dan
waktu. Oleh karena itu, perlu media atau alat yang bisa mengatasi keterbatasan
tersebut. Akan tetapi, alat yang didesain harus tetap memberikan fungsi yang
sama dengan alat yang digantikannya.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 20202020 ||||
Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat membantu meningkatkan
hasil belajar siswa. Media pembelajaran membuat pembelajaran bakal menjadi
lebih menarik dan mengesankan bagi siswa (Prastowo, 2011). Sejalan dengan
pemikiran Prastowo inilah pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set
didesain guna lebih meningkatkan ketrampilan siswa dengan meningkatnya
aktivitas belajar yang siswa lakukan dalam kelompok kecil.
Dimyati (2002:50) menyatakan, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas;
itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi
belajar mengajar. Aktivitas belajar memberikan dampak terhadap ketrampilan
siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Penskoran ketrampilan siswa
menggunakan lembar penilaian dan observasi yang disusun meliputi tiap ranah
pembelajaran.
Penggunaan limbah botol infus dan infusion set dikarenakan bahan dasar
berupa plastik LDPE. Plastik LDPE tahan terhadap bahan kimia berupa asam,
basa, alkohol, dan ester serta tidak reaktif pada temperatur kamar, sehingga bisa
digunakan sebagai penampung larutan asam – basa pada proses titrasi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena_berdensitas_rendah). Fungsi bagian buret
dan infusion set memiliki banyak kesamaan, hal ini juga menjadi pertimbangan
agar tidak terlalu banyak mengubah cara penggunaan alat titrasi. Dalam segi
ekonomi, botol infus lebih murah dan mudah didapatkan karena berupa limbah,
sedangkan buret jika ingin mendapatkannya harus bisa membeli dengan harga
yang yang mahal, berkisar antara Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.000.000,-. Hal ini
menyebabkan siswa yang akan melakukan titrasi menjadi takut menggunakan
buret. Dalam segi keamanan, botol infus lebih aman digunakan karena botol infus
tidak akan pecah ketika jatuh, sedangkan buret sangat rentan pecah.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 21212121 ||||
Perhitungan volume larutan yang digunakan dilakukan dengan menghitung
jumlah tetesan yang digunakan. Satu tetesan yang terbentuk bervolume 0,05 mL,
sehingga jumlah volume yang digunakan dihitung dengan mengalikan jumlah
tetesan dengan 0,05 mL. Oleh karena harus ada siswa yang menghitung jumlah
tetesan, maka proses titrasi harus dilakukan berpasangan dengan 1 siswa
melakukan titrasi dan siswa yang lain menghitung jumlah tetesan yang digunakan.
Video tutorial dibuat oleh guru dibantu kolaborator berisi tayangan
penggunaan alat titrasi. Video tutorial dibuat sebagai tindak lanjut refleksi
pelaksanaan pembelajaran siklus I. Video tutorial memberikan penjelasan secara
menyeluruh dari penggunaan alat titrasi mulai dari pengesetan alat, pengisian
larutan, penggunaannya dalam proses titrasi, pembacaan hasil titrasi dan
pembersihan alat titrasi. Video ini bisa digunakan sebagai standar operasional
prosedur penggunaan alat titrasi dan dapat dilihat berulang-ulang guna lebih
meyakinkan siswa dalam penggunaan alat titrasi.
Ketrampilan siswa pada kondisi awal merupakan masalah yang dialami
dengan keterbatasan alat praktikum. Pembagian kelompok besar beranggotakan 5
sampai dengan 6 anak jelas menyebabkan ketidakmerataan kesempatan siswa
untuk mencoba melakukan titrasi. Aktivitas siswa sangat terbatas dan terjadi
ketergantungan terhadap anggota kelompok yang dinilai aktif. Sementara siswa
lain lebih berperan sebagai pengamat tanpa melakukan kinerja. Kondisi seperti ini
diusahakan untuk diubah dengan melakukan tindakan berupa pemanfaatan limbah
botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi, sehingga memungkinkan siswa
bekerja dalam kelompok kecil. Kelompok kecil yang beranggotakan 2 siswa
perkelompok lebih menuntut siswa aktif. Ketrampilan siswa juga akan lebih
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 22222222 ||||
meningkat seiring penigkatan aktivitas belajarnya baik pada ranah kognitif, afektif
maupun psikomotorik.
Aplikasi alat titrasi dari pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set
dilakukan pada siklus I setelah siswa mendapatkan penjelasan tentang materi
yang bersangkutan. Petunjuk penggunaan dan demonstrasi penggunaan alat
dilakukan guru sebagai gambaran kepada siswa bagaiman prosedur operasional
standar penggunaan alat meliputi pengesetan alat, pengisian larutan,
penggunaannya dalam proses titrasi, pembacaan hasil titrasi dan pembersihan alat
titrasi.
Pembagian kelompok dilakukan mengingat dalam proses penggunaan alat
ini perlu kerja sama dalam pembacaan jumlah tetesan yang digunakan. Akan
tetapi, bukan dalam kelompok besar melainkan kelompok kecil sehingga siswa
tertuntut aktif guna menyelesaikan tugasnya. Rasa takut terlihat berkurang karena
alat titrasi yang dibuat tidak rentan pecah dibanding penggunaan buret.
Penggunaan bagian alat yang hampir serupa dengan buret juga membuat adaptasi
terhadap alat titrasi menjadi lebih cepat. Hanya saja, masih terdapat 9 dari 22
siswa yang masih mengalami kesulitan dalam penggunaan alat dan melakukan
kesalahan dalam pembacaan dan perhitungan hasil praktikum. Hal ini dikarenakan
kurang jelasnya penjelasan tentang penggunaan alat titrasi dan pembacaan serta
perhitungan hasil praktikum yang diterimanya ketika penjelasan awal.
Refleksi dengan kolaborator menghasilkan masukan terhadap kendala
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan digunakan sebagai dasar
penyusunan perencanaan pada siklus II. Penjelasan ulang mengenai materi dan
penyusunan laporan praktikum diberikan pada awal siklus II. Guna memperjelas
penggunaan alat titrasi dibuat video tutorial penggunaan alat titrasi. Hasil
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 23232323 ||||
penggunaan alat titrasi dengan video tutorial ternyata memberi pemahaman lebih
tentang pemanfaatan alat titrasi dari limbah botol infus dan infusion set yang dibuat.
Pemahaman siswa terhadap proses titrasi, pembacaan hasil, perhitungan hasil
dan sikap serta kinerja selama praktikum menjadi lebih baik dibanding kondisi awal
ataupun siklus I. Hasil penilaian dan observasi terhadap ketrampilan siswa
didapatakan kenaikan dengan 19 dari 22 siswa memperoleh skor ketrampilan ≥ 75.
Hasil ini mengindikasikan ketercapaian indikator kinerja yang ditetapkan sekaligus
menjadi dasar hipotesis tindakan tentang limbah botol infus dan infusion set dapat
dimanfaatkan sebagai alat titrasi dan dapat meningkatkan ketrampilan siswa pada
praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-
Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014 terbukti atau dapat diterima secara
empiris.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 24242424 ||||
BABBABBABBAB VVVV
PENUTUPPENUTUPPENUTUPPENUTUP
A.A.A.A. SimpulanSimpulanSimpulanSimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Limbah botol infus dan infusion set dapat dimanfaatkan sebagai alat titrasi pada
praktikum kimia analisa di kelas XI F program keahlian Kimia Industri SMK VIP
Al-Huda Kebumen tahun pelajaran 2013/2014.
2. Pemanfaatan limbah botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi dapat
meningkatkan ketrampilan siswa pada praktikum kimia analisa di kelas XI F
program keahlian Kimia Industri SMK VIP Al-Huda Kebumen tahun pelajaran
2013/2014.
B.B.B.B. SaranSaranSaranSaran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Penanganan awal limbah botol infus dan infusion set sebelum digunakan
harus melalui proses dekontaminasi mengingat botol infus dan infusion set
beresiko menyebabkan infeksi penyakit dari pasien pengguna infus jika proses
dekontaminasi tidak dilakukan secara benar.
2. Penggunaan botol infus dan infusion set sebagai alat titrasi akan bertahan lebih
lama penggunaannya untuk titrasi asidemetri dengan larutan asam sebagai zat
penitrasi.
3. Penggunaan basa sebagai zat penitrasi pada titrasi alkalimetri hendaknya tidak
dalam konsentrasi tinggi agar alat titrasi bertahan lebih lama.
I n f u sI n f u sI n f u sI n f u s d a nd a nd a nd a n I n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o nI n f u s i o n S e tS e tS e tS e t 2 0 1 32 0 1 32 0 1 32 0 1 3 P a g eP a g eP a g eP a g e 25252525 ||||
DAFTARDAFTARDAFTARDAFTAR PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA
Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Untuk : Guru. Bandung: Yrama Media
Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (MenciptakanMetode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan). Yogyakarta: DivaPress
Sardiman. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali
http://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena_berdensitas_rendah