pendahuluan

download pendahuluan

of 18

description

pendahuluan

Transcript of pendahuluan

PendahuluanSistem persarafan dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi atau perifer. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf perifer terdiri atas saraf somatik dan saraf otonom yang dibedakan atas saraf simpatik dan saraf parasimpatik.1 Kejang-kejang ini dipengaruhi dengan sistem motorik saraf dan otot seseorang. Sistem saraf terbagi menjadi dua yaitu: upper motor neuron dan lower motor neuron. Saraf motorik ini yang akhirnya mempengaruhi kerja otot. Penting bagi kita untuk mengetahui peranan-peranan sistem saraf dalam tubuh kita.Pengertian Sistem SarafSistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf (neuron). Fungsi sistem saraf adalah mengkoordinasi seluruh kegiatan organ di seluruh tubuh seperti denyut jantung, pernafasan, pergerakan, sekresi kelenjar dan lain-lain. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf perifer terdiri atas saraf somatik dan saraf otonom yang dibedakan atas saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Sel saraf mempunyai kemampuan dalam konduksi impuls atau melakukan impuls. Fungsi impuls adalah sebagai pembawa informasi yakni tentang perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan, misalnya perubahan temperatur dari panas ke dingin, perubahan cahaya dari gelap ke terang. Jaringan saraf dapat dikelompokkan secara anatomis dan fungsional (fisiologis).1 Secara anatomis jaringan saraf dibagi menjadi 2 yaitu:11. Susunan Saraf Pusat (SSP) yaitu jaringan saraf yang dilindungi oleh tulang tengkorak dan vertebra. Susunan saraf pusat ini terdiri atas otak dan medulla spinalis.2. Susunan Saraf Tepi (SST) yaitu seluruh jaringan saraf di luar SSP (selain otak dan medulla spinalis), ganglia dan reseptor. Susunan saraf tepi terdiri atas 31 pasang saraf spinal dan 12 saraf kranial serta sistem saraf autonom. Sistem saraf autonom terbagi lagi atas 2 kelompok yaitu :1a. Sistem saraf simpatis yang berjalan bersama saraf spinal segmen torakal-lumbal.b. Sistem saraf parasimpatis yang berjalan bersama saraf kranial dan segmen sakral.Jenis-jenis saraf berdasarkan fungsinya :1a. Sensorik/aferenBerfungsi menghantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensorik berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).b. Motorik/eferenBerfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.c. Asosiasi/intermedietSel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukandi dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.1

Struktur Makroskopis Sistem Motorik SARAFMeningesOtak dan medulla spinalis dibungkus oleh tiga membran atau meninges yaitu duramater, arachnoidmater dan piamater. Meninges melindungi struktur otak dan medulla spinalis, membawah pembuluh darah dan memperkecil benturan atau goncangan dengan sekresi cairan serebrospinalis. Meninges terdiri dari tiga lapis yaitu :2,31. Piamater Piamater merupakan lapisan terdalam yang halus dan tipis serta melekat erat pada otak. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan saraf.2. Arachnoidmater Arachnoidmater terletak di bagian eksternal piamater dan mengandung sedikit pembuluh darah, merupakan selaput halus yang memisahkan piamater dari duramater. Ruang subarachnoid memisahkan lapisan arachnoid dari piamater dan mengandung cairan serebrospinalis, pembuluh darah serta jaringa penghubung seperti selaput yang mempertahankan posisi arachnoid terhadap piamater di bawahnya. Berkas kecil jaringan arachnoid, vili arachnoid menonjol ke dalam sinus duramater.3. DuramaterDuramater adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan yang padat dan keras, terdiri dari 2 lapisan. Lapisan luar yang melapisi cranium dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar, kecuali pada bagian tertent dimana sinus venosus terbentuk, dan dimana duramater membentuk bagian-bagian berikut : Falx serebri yang terletak di antara kedua hemisfer otak. Tepi atas falx serebri membentuk sinus sagitalis superior yang menerima darah vena dari otak dan tepi bawah falx serebri membentuk sinus sagitalis inferior yang menyalurkan darah keluar falx serebri. Tentorium serebeli memisahkan serebelum dari serebrum yang berada dalam ruang subarachnoid.Lapisan periosteal luar pada duramater melekat di permukaan dalam cranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam duramater tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali ke arahnya membentuk falx serebeli, tentorium serebelum dan diaphragma Sellae. Falx serebeli membentuk bagian pertengahan antara hemisfer serebelum. Tentorium serebeli memisahkan serebrum dari serebelum dan diaphragma Sellae merupakan atap fossa hipofisialis yang berlubang dan ditembus oleh infundibulum hipofisialis. Membentang dari tubercullum sellae ke processus clinoideus posterior.2,3Anatomi Hemisfer Serebrum Telensefalon membentuk hemisfer serebrum kiri dan kanan, masing-masing pada ventrikel lateral. Tiap hemisfer yang telah berkembang lengkap mempunyai korteks serebrum, zat putih subkortikal, dan massa zat kelabu di bagian dalam, secara kolektif disebut ganglia basalis. Hemisfer mengalami pola perkembangan diferensial yang luas; pada tahap berikutnya, hemisfer menyerupai busur yang melengkung di atas fisura lateralis.4 Sulkus dan fisura utamaPermukaan hemisfer serebr um mengandung banyak fisura dan sulkus yang memisahkan lobus frontalis, parietalism oksipitalis, dan temporalis dari satu sama lain dan dari insula. Fisura, yang cenderung lebih dalam dari pada sulkus, terlihat lebih dahulu selama perkembangan dan memisahkan bagian-bagian penting, serta seringkali merupakan area fungsional yang besar. Bagian-bagian otak yang terletak di antara sulkus dinamakan konvolusi, atau girus. Beberapa girus secara relatif konstan dalam lokasi dan garis bentuk, sedangkan yang lain memperlihatkan variasi yang besar.4Fisura serebrum lateralis memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis dan parietalis. Fisura ini dihasilkan dari pola perkembangan diferensial dari hemisfer serebrum yang berdekatan. Insula, bagian dari korteks yang tidak banyak tumbuh selama perkembangan, terletak dalam di dalam fisura. Sulkus sirkularis mengelilingi insula dan memisahkannya dari lobus frontalis, parietalis, dan temporalis yang berdekatan. Kedua hemisfer dipisahkan oleh suatu fisura mediana yang dalam, fisura longitudinalis. Sulkus sentralis muncul di sekitar bagian tengah dari hemisfer, dimulai dekat fisura longitudinalis dan membentang ke bawah ke depan sampai kira-kira 2,5 cm di atas fisura lateralis. Sulkus sentralis memisahkan lobus frontalis dari lobus parietalis. Fisura parieto-oksipitalis berjalan sepanjang permukaan medial dari bagian posterior hemisfer serebrum dan kemudian menuju ke bawah dan ke depan sebagai celah yang dalam. Fisura ini memisahkan lobus parietalis dari lobus oksipitalis dan membentang ke depan ke daerah sedikit di bawah splenium dari korpus kalosum.4 Korpus KalosumKorpus kalosum merupakan suatu berkas dari serabut-serabut bermielin yang besar, yaitu komisura putih besar yang menyilang fisura longitudinalis serebrum dan saling menghubungkan bagian-bagian besar dari kedua hemisfer. Badan dari korpus kalosum berbentuk busur; bagian anteriornya yang melengkung, genu, berlanjut ke anteroventralis sebagai rostrum. Bagian posterior yang tebal berakhir dalam splenium yang melengkung dan terletak di atas otak tengah.4 Lobus frontalisLobus forntalis membentang dari kutub frontal ke sulkus sentralis dan fisura lateralis. Sulkus prasentralis terletak anterior dari girus prasentralis dan sejajar dengan sulkus sentralis. Sulkus frontalis superior et inferior membentang ke depan ke bawah dari sulkus prasentralis, membagi permukaan lateral lobus frontalis menjadi 3 girus yang sejajar: girus frontalis superior, medius et inferior. Girus frontal inferior dibagi menjadi 3 bagian oleh cabang horizontalis anterior; bagian tringular yang berbentuk baji terletak di antara kedua cabang itu; dan bagian operkular di antara vabang asenden dan sulkus prasentralis.4 Lobus parietalisLobus parietalis membentang dari sulkus sentralis ke fisura parieto-oksipitalis; ke arah lateral, lobus ini meluas sampai ke fisura lateralis serebrum. Sulkus pascasentralis terletak di belakang girus pascasentral. Sulkus intraparietalis adalah suatu alur horizontal yang kadang-kadang bersatu dengan sulkus pascasentralis. Lobulus parietalis superior terletak di atas bagian horizontal dari sulkus intraparietalis dan lobulus parietalis inferior terletak di bawahnya.4 Lobus oksipitalisLobus oksipitalis yang berbentuk limas terletak di belakang fisura parieto-oksipitalis. Sulkus oksipitalis lateralis membentang secara melintang sepanjang permukaan lateralnya, membagi lobus oksipitalis menjadi gitus superior dan inferior. Fisura kalkarina membagi permukaan medial dari lobus oksipitalis menjadi kuneus dan girus lingualis. Kuneus yang berbentuk baji terletak di antara fisura kalkarina dan fisura parieto-oksipitalis, sedangkan girus lingualis di antara fisura kalkarina dan bagian posterior fisura kolateralis. Bagian posterior girus fusiformis terdapat pada permukaan basal lobus oksipitalis.4

Lobus temporalisLobus temporalis terletak di bwah fisura lateralis serebrum dan membentang ke belakang sampai fisura parieto-oksipitalis pada permukaan medial hemisfer. Permukaan lateral lobus temporalis dibagi menjadi girus temporalis superior dan medialis. Sulkus temporalis inferior membentang sepanjang permukaan bawah lobus temporalis dari kutub temporalis sampai lobus oksipitalis. Girus temporalis transversal menempati bagian posterior permukaan temporalis superior. Girus fusiformis terdapat medial, dan girus temporalis inferior, terdapat lateral dari sulkus temporalis inferior pada aspek basal lobus temporalis. Fisura hipokampalis membentang sepanjang aspek inferomedian lobus dari daerah splenium korpus kalosum sampai ke unkus. Girus parahipokampalis terletak di antara fisura hipokampalis dan bagian anterior fisura kolateralis. Bagian anteriornya, yaitu bagian paling medial dari lobus temporalis, melengkung berbentuk kait dan dikenal sebagai unkus.4 InsulaInsula adalah bagian dari korteks serebrum yang tenggelam. Letaknya jauh di bagian dalam fisura lateralis serebrum dan dapat diperlihatkan dengan memisahkan bibir atas dan bawah dari fisura lateralis. Sulkus sirkularis yang dalam membatasi insula. Beberapa girus pendek, di bentuk oleh sulkus yang dangkal, menempati bagian anterior insula; girus yang panjang menempati bagian posterior.4

SerebelumSerebelum berperan dalam koordinasi aktivitas motorik, regulasi tonus otot serta mempertahankan keseimbangan. Serebelum berasal dari jaringan di dorsal sulcus limitans dan menerima impuls sensorik dari semua reseptor namun tidak berperan dalam persepsi sensorik. Informasi sensorik yang sampai ke serebelum digunakan untuk mengatur dan mengontrol fungsi motorik. Serebelum terdapat dalam cavum infratentorium posterior dari batang otak dan berhubungan dengan truncus enchepali melalui 3 pedunculus serebelaris yaitu pedunculus serebelaris inferior dengan medulla oblongata, pedunculus serebelaris medius dengan pons dan pedunculus serebelaris superior dengan mesencephalon. Serebellum dipisahkan dari lobus occipitalis oleh tentorium serebeli.5

Gambar 1. Struktur Anatomi Serebrum

MEDULLA SPINALISKorda jaringan saraf yang terbungkus dalam kolumna vertebra yang memanjang dari medulla batang otak sampai ke area vertebra lumbal pertama disebut medulla spinalis. Medulla spinalis berfungsi mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh dan bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden.2Struktur umum medulla spinalis:2 Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medulla spinallis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. 31 pasang saraf spinal yang keluar dari area urutan korda melalui foramen intervertebral. Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua. Saraf spinal bagian bawah yang keluar sebelum ujung korda yang mengarah kebawah disebut korda ekuina, muncul dari kolumna spinalis pada foramina intervertebral lumbal dan sakral yang tepat. Konus medularis (terminalis) adalah ujung kaudal korda. Filum terminal adalah perpanjangan fibrosa pia mater yang melekat pada konus medularis sampai ke kolumna vertebra Meninges (dura mater, araknoid dan pia mater) yang melapisi otak juga melapisi korda Fisura median anterior (ventral) dalam dan fisura posterior (dorsal) yang lebih dangkal menjalar disepanjang korda dan membaginya menjadi kanan dan kiri.2

Struktur internal medulla spinalis terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih :2 Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk, atau kolumna dan mengandung badan sel dendrit asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk abu-abu posterior (dorsal) adalah batang vertikal atas substansi abu-abu. Bagian ini mengandung badan sel yang menerima sinyal melalui saraf spinal dan neuron sensorik. Tanduk abu-abu anterior (ventral) adalah batang vertikal bawah. Bagian ini mengandung neuron motorik yang aksonnya mengirim impuls melalui saraf spinal ke otot dan kelenjar. Tanduk lateral adalah protrusi diantara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer. Bagian ini mengandung badan sel neuron sistem SSO. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu disisi kiri dan kanan medulla spinalis.2

Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral. Radiks dorsal terdiri dari kelompok-kelompok serabut sensorik yang memasuki korda. Radiks ventral adalah penghubung ventral dan membawa serabut motorik dari korda.2

Setiap radiks yang memasuki atau meninggalkan korda membentuk tujuh sampai sepuluh cabang radiks (rooted). Radiks dorsal dan ventral pada setiap sisi segmen medulla spinalis menyatu untuk membentuk saraf spinal. Radiks dorsal ganglia adalah pembesaran radiks dorsal yang mengandung sel neuron sensorik.2

Traktus spinalSubstansia alba korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus anterior, posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasikulus atau traktus. Traktus diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya. Traktus dibagi menjadi dua yaitu traktus sensorik (asenden) yang membawa informasi dari tubuh ke otak, meliputi fasikulus grasilis dan fasikulus kuneatus, traktus spinoserebelar ventral dan dorsal, traktus spinotalamik ventral dan traktus motorik (desenden) yang membawa impuls motorik dari otak ke medulla spinalis dan saraf spinal menuju tubuh.2Traktus Motorik Traktus PiramidalisSistem piramidalis merupakan kumpulan serabut saraf yang mengatur gerakan volunter otot rangka (kontralateral). Serabut sistem piramidalis ini dimulai dari sel-sel Betz daerah ginus presentralis/ area Broadmann 4, sel fusiform korteks Broadmann 4, dan area Broadmann 6. Serabut-serabut ini berjalan menurun secara konvergen melewati korona radiata dan berkumpul d kapsula interna yang terletak diantar talamus dengan ganglia basalis ( nukleus kaudatus, putamen dan globus palidus). Impuls dan korteks motorik ini disalurkan melalui dua jalur yang terdiri dari serabut-serabut traktus kortikobulbar dan traktus kortikospinal. Traktus kortikobulbar berpengaruh terhadap LMN saraf-saraf kranial otak. Traktus kortikospinal berpengaruh terhadap LMN saraf spinal. Serabut traktus kortikobulbar berjalan dari kapsula interna menuju otak tengah (mesensefalon).6 Pada area ini traktus kortikobulbar mengalami persilangan. Ada beberapa serabut yang menyilang dan sisanya berjalan ipsilateral. Nukleus yang terlibat merupakan saraf-saraf otak yang mengatur inervasi volunter otot wajah dan mulut yaitu: N. V (trigeminal), N. VII (fasialis), N. IX (glosofaringeus), N. X (fagus), N. XI (asesorius), dan N. XII (hipoglosus). Ada sebagian kumpulan serabut yang kadang-kadang juga ikut dikelompokkan ke dalam traktus ini, yaitu traktus kortikomesenfalik yang berasal dari Broadmann 8 menuju nukelus motorik N. III (okulomotorius), N. IV ( troklearis), dan N. VI (abdusens). Serabut traktus kortikobulbar berjalan dari kapsula interna menuju mesensefalon lalu turun menuju pons dan kemudian muncul melewati piramis yang terletak di medula oblongata. Pada bagian bawah medula oblongata 80-85% serabut traktus ini akan menyilang garis tengah (dekusasio piramidum) dan melanjutkan diri menjadi traktus kortikospinal ventralis. Traktus kortikospinal lateralis nantinya akan terus menurun untuk masuk ke dalam substansia grisea kornu anterior segmen vertebral yang bersangkutan dan berakhir di sel-sel kornu anterior (Primary motor neuron) dan selanjutnya akan mempersarafi otot-otot rangka melalui medula spinalis. Traktus kortikospinal ventralis akan terus menerus dan baru menyilang melalui komisura ventralis di masing-masing segmen yang bersangkutan untuk berakhir di kornu anterior untuk kemudian mempersarafi otot-otot rangka.6

Traktus EkstrapiramidalSistem ekstrapiramidal tersusun dari semua jaras motorik yang tidak melalui piramis medula oblongata dan berkepentingan untuk mengatur sirkuit umpan balik motorik pada medula spinalis, batang otak, serebelum, dan korteks serebri. Selain itu, sistem ini juga mencakup serabut-serabut yang menghubungkan korteks serebri dengan masa kelabu (seperti striatum, nukleus ruber, dan substansi nigra) dengan formasio retikularis dan dengan nukleus tegmental batang otak lainnya. Impuls-impuls saraf pada sistem ini.6Saraf perifer yang keluar dari ganglion spinalis akan terbagi dalam cabang-cabang yang disebut rami (ramus dorsalis, ventralis, meningeal, dan komunikans). Cabang ramus dorsalia merupakan inervasi kulit punggung, kulit belakang kepala, jaringan dan otot intrinsik punggung. Cabang ramus ventralis menginervasi kulit, jaringan dan otot leher, dada, dinding abdomen, kedua tungkai dan pelvis. Cabang ramus meningeal menginervasi vertebra, meningen spinal, dan pembuluh darah spinal. Cabang ramus komunikans tersusun oleh serabut sensorik (aferen viseral) dan motorik otonom untuk struktur viseral. Rami ventralis saraf spinal (kecuali T2-T12) menyusun beberapa kompleks anyaman saraf yang disebut pleksus. Di sini serabut-serabut dari berbagai saraf spinal yang berlainan disusun dan dikombinasikan satu sama lain.6Struktur Mikroskopis SarafSel Saraf (Neuron)Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.7Badan selBadan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.7Dendrit Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.7Akson Akson adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan. 7

Gambar 2. Bagian-bagian Sel SarafNeurogliaMeskipun jumlah neuron dalam SSP sangat banyak, mereka kalah 5 10 kali dari sel-sel penyokong yang disebut neuroglia. Mereka ini bukan hanya sel penyokong secara mekanik namun merupakan unsur metabolik aktif yang membantu sel saraf melakukan fungsi integratif dan komunikatifnya. Neuroglia mencakup astrosit, oligodendroglia, dan mikroglia serta Sel Ependim. Sel Schwann dari saraf tepi dan sel satelit dari ganglia perifer dapat dipandang sebagai neuroglia perifer.7 AstrositTerdapat dua jenis utama, Astrosit protoplasma dan Astrosit fibrosa. Astrosit protoplasma dijumpai dalam substansi kelabu dalam SSP. Pada sediaan impegnansi perak bentuk stelata dengan banyak cabang bercabang. Sebagian darinya berakhir pada pembuluh darah dengan kaki isap melebar atau pedikel. Astrosit protoplasma memiliki banyak sitoplasma dan inti yang lebih besar dan lebih pucat daripada sel neuroglia lain. Sel-sel lebih kecil dari jenis ini terletak dekat badan neuron dan merupakan bentuk lain sel satelit. Astrosit fibrosa dijumpai dalam substansi alba namun juga ada pada daerah periventrikuler tertentu dari substansi kelabu. Mereka memiliki cabang halus panjang yang kurang bercabang dan, seperti pada astrosit protoplasma, sering melekat pada piamater atau pada pembuluh darah namun terpisah dari mereka oleh lamina basal jelas.7

OligodendrositSedikit mirip dengan astrosit, namun seperti namanya menunjukan, memiliki cabang yang sedikit bercabang lagi. Badan selnya kecil dan intinya dari yang pada astrosit dan membulat, heterokromatik dan terpulas gelap. Sitoplasmanya relatif padat, kaya retikulum endoplasma dan ribosom bebas, dan mengandung kompleks golgi mencolok dan banyak mitokondria. Kepadatan menyeluruh sitoplasmanya adalah ciri paling khas sel-sel ini. Salah satu jenis oligodendrosit membuat dan mempertahankan mielin pusat. Sel ini, berderet atau berbaris di antara akson di substansi putih , disebut oligodendrosit interfasikuler.7

MikrogliaMerupakan sel-sel kecil tersebar di SSP. Mereka sedikit mirip oligodendrosit, namun lebih kecil dan lebih gelap. Intinya padat, berbentuk lonjong memanjang atau agak mirip segitiga kasar, sedikit sitoplasma, dan bercabang pendek berkelok. Badan sel dan cabanynya dihiasi duri-duri kecil dan tajam. Pada daerha cedera, sel mikrogila akan berproliferasi, membesar dan menjadi fagositik, membersihkan debris sel dan melahap mielin yang rusak.7

Sel EpendimSel ependim merupakan pelapis epitelial dari ventrikel dan kanal spinalis. Berbentuk kuboid atau silindris rendah, sel-sel ini saling melekat erat pada permukaan lumennya oleh kompleks tautan epitelial biasa. Tetapi berbeda dari epitel lain, sel ependim tidak duduk di atas membran basal tetapi dasar selnya meruncing kemudian pecah menjadi cabang-cabang yang berasal dari astrosit di bawahnya. Pada permukaan lumen terdapat silia dalam jumlah bervariasi, yang terlibat dalam mendorong cairan serebrospinal di dalam ventrikel. Juga terdapat mikrovili dan agaknya berfungsi absorptif dan sekresi.7

Mekanisme Kontraksi OtotPada umumnya mekanisme kontraksi otot yang meliputi inisiasi dan eksekusi kontraksi otot berlangsung dalam tahap-tahap sebagai berikut :81. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot.2. Di setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.3. Asetilkolin bekerja pada suatu daerah di membran otot untuk membuka banyak kanal bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein yang terapung pada membran.4. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk berdifusi ke dalam membran serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membran. 5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium yang telah tersimpan di reticulum ke dalam myofibril.6. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan myosin, menyebabkan kedua filamen tersebut saling bergeser (sliding) dan menghasilkan proses kontraksi.7. Setelah kurang dari 1 detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum sarkoplasma oleh pompa membran Ca++ dan ion-ion ini tetap disimpan dalam reticulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi. Pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.8Mekanisme KejangKejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuron yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan. Aktivitas ini dapat bersifat parsial, berasal dari daerah spesifik korteks serebri atau umum melibatkan kedua hemisfer otak. Penyebab kejang mencakup faktor-faktor perinatal, anoksia, malformasi otak congenital, faktor genetic, penyakit infeksi misalnya ensefalitis dan meningitis, demam, gangguan metabolic dan trauma. Pada keadaan kejang, aliran darah ke otak dapat terganggu.9Kejang yang lama akan menyebabkan iskemia otak sehingga neuron-neuron korteks serebrum, serebelum, thalamus, amigdala dan hipokampus akan mengalami kerusakan yang diikuti poliferasi sel-sel neuroglia. Kejang mempunyai insidens yang tinggi pada anak yaitu 3-4 %. Kejang biasanya singkat dan berhenti sendiri. Biasanya kejang timbul dalam 24 jam setelah naiknya suhu badan akibat infeksi di luar susunan saraf pusat.9 Pada keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10% -15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion kalium maupun ion Natrium melalui membrane tadi dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membrane sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang. peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan, berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat (GABA) atau meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang.1Respons listrik suatu serat otot terhadap rangsang berulang serupa dengan yang terjadi pada saraf. Serat otot ada pada keadaan refrakter hanya selama fase meningkatnya potensial aksi dan selama sebagian fase repolarisasi potensial aksi. Pada saat itu, kontraksi yang terbangkit oleh rangsang pertama baru saja mulai. Akan tetapi, karena mekanisme kontraktil tidak mempunyai masa refrakter, rangsang berulang yang diberikan sebelum masa relaksasi akan menghasilkan penggiatan tambahan terhadap elemen kontraktil, dan tampak adanya respons berupa peningkatan kontraksi. Fenomena ini dikenal sebagai sumasi (penjumlahan) kontraksi.10

Liquor cerebrospinalis (LCS)Liquor cerebrospinalis dihasilkan oleh plexus choroideus yang terdapat di dalam ventriculus cerebri lateralis, tertius dan quartus. Cairan ini keluar dari sistem ventrikel otak melalui 3 foramen pada atap ventriculus quartus dan masuk ke dalam spatium subarachnoid. Kemudian cairan ini mengalir ke atas, di atas permukaan hemisfer cerebri dan ke bawah di sekitar medulla spinalis. Spatium subarachnoid spinalis meluas ke bawah sampai setinggi vertebra sacralis kedua. Akhirnya LCS masuk ke dalam aliran darah melalui villi arachnoidales dengan berdifusi melalui dinding-dindingnya. Otak mengapung di dalam cairan serebrospinal ini, mekanisme ini efektif untuk melindungi otak terhadap trauma. Jumlah cairan cerebrospinal yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan sehingga dapat merusak jaringan saraf. Keadaan ini disebut hidrosefalus. Hidrosefalus dapat diakibatkan oleh pembentukan cairan berlebihan oleh plexus choroideus, absorpsi yang inadekuat, atau obstruksi aliran keluar pada satu ventrikel atau lebih.11a. Komposisi :12Cairan serebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstitial tetapi tidak mengandung protein.b. Produksi :12Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh pleksus choroid yaitu jaring-jaring kapiler berbentuk bunga kol yang menonjol dari piamater ke dalam dua ventrikel otak dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis.c. Sirkulasi cairan serebrospinalis :12Cairan bergerak dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular (foramen Monro) menuju ventrikel tertius otak, tempat cairan makin banyak karena ditambahkan oleh pleksus choroideus ventrikel tertius. Dari ventrikel ketiga, cairan mengalir melalui aquaductus Sylvii menuju ventrikel quartus, tempat cairan ditambahkan kembali dari pleksus choroideus. Cairan mengalir melalui ketiga lubang pada langit-langit ventrikel quartus kemudian bersirkulasi melalui ruang subarachnoid di sekitar otak dan medulla spinalis. Cairan kemudian direabsorpsi di villi arachnoid (granulasi) ke dalam sinus vena pada durameter dan kembali ke aliran darah tempat asal produksi tersebut. Reabsorpsi cairan serebrospinalis berlangsung secepat produksi dan hanya menyisakan sekitar 125 ml pada sirkulasi. Reabsorpsi normal berada di bawah tekanan ringan 10 mmHg sampai 20 mmHg, tetapi jika ada hambatan saat reabsorpsi berlangsung maka cairan akan bertambah dan tekanan intracranial akan semakin besar.Fungsi cairan serebrospinalis adalah melindungi otak dan medulla spinalis dengan membentuk bantalan air di antara jaringan saraf yang halus dan dinding kavum tulang yang ditempati jaringan dan dinding tersebut (jaringan lunak otak dan medulla spinalis), mempertahankan tekanan di dalam tengkorak konstan dan membuang substansi beracun, serta sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis. Secara klinis cairan serebrospinalis dapat diambil untuk pemeriksaan melalui prosedur punksi lumbal yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam ruang subarachnoid di antara lengkung saraf vertebra lumbal ketiga dan keempat.12Mekanisme Kerja NeurotransmitterNeuron berkomunikasi melalui sinapsis dan perantaranya adalah substansi kimia yang dilepaskan oleh terminal button. Substansi kimia ini disebut dengan substansi transmitter atau neurotransmitter yang berdifusi diantara celah terminal button dengan membran dari neuron penerima. Macam substansi transmitter ini akan menentukan efek pembangkitan (excitatory) atau efek penghambatan (inhibitory).2 Neurotransmitter merupakan suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari prasinapsis ke post sinapsis ataupasca sinapsis. Neurotransmitter mempunyai sifat eksitasi maupun inhibisi. Neurotransmitter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal melalui eksositosis dan juga direabsorpsi untuk daur ulang.13Secara umum, neurotransmitter dibentuk di terminal prasinaps akson. Banyak neurotransmitter mula-mula disimpan di dalam vesikel sampai kemudian neurotransmiter akhirnya akan dilepaskan ke dalam celah sinaps lewat proses eksositosis. Neurotransmitter berikatan dengan reseptor di terminal pascasinaps, mencetuskan impuls saraf di neuron ini. Neurotransmitter tersebut kemudian diserap oleh terminal pascasinaps.13 Asetilkolin kemudian akan berikatan dengan reseptor asetilkolin di membran postsinaps (umumnya di dendrit). Ikatan antara asetilkolin dengan reseptornya akan menimbulkan terjadinya perubahan pada gated channel, saluran ion terbuka, maka terjadilah depolarisasi (perubahan muatan listrik) dan akhirnya menimbulkan impuls listrik saraf yang akan berjalan merambat menuju ke badan sel saraf. Hal ini menyebabkan perubahan potensial membran dari neuron pasca sinaps sehingga terjadi pemindahan impuls.2KesimpulanPeristiwa kejang-kejang disebabkan karena adanya kontraksi yang terus-menerus sehingga otot tidak dapat kembali berelaksasi. Kejang-kejang terjadi karena adanya gangguan pada sistem saraf pusat.Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2001.h.91-125.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC;2003.h.125-1803. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta: Gramedia;2002.h.278-94. Groot J. Neuroanatomi korelaltif. Edisi 26. Jakarta: EGC;2004.h.105-165. Winami W. Buku ajar anatomi neurosains. Jakarta: FK Ukrida;2008.h.1-4, 476. Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Jakarta: Gramedia;2010.h.58-647. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Jakarta: EGC; 2003.h.85-1058. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC;2007.h.769. Betz CL. Buku saku keperawatan pediatri. Edisi 5. Jakarta: EGC;2009.h.575-710. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC; 2003.h.6811. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC;2006.h.75412. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi. 3. Jakarta: EGC;2007.h.22413. Muttagin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba Medika, 2008.h.9-40

18