PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

22

Click here to load reader

Transcript of PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

Page 1: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

Disusun Oleh:

Lalu Dedi P.

N. Dias Adeta

Sandra Dewi

AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO

UNGARAN

2013

i

Page 2: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

KATA PENGANTAR

ii

Page 3: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

DAFTAR ISI

iii

Page 4: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di

Indonesia sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Di

Indonesia DBD timbul sebagai wabah untuk pertama kalinya di Surabaya

pada tahun 1968.

Sampai saat ini DBD dilaporkan dari 26 propinsi dan telah menyebar dari

daerah perkotaan ke daerah pedesaan dan selama tahun 1974 sampai 1982

dilaporkan sebanyak 3500-7800 kasus dengan “Case Fatality Rate” 3.9%.

Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan

nyamuk Aedes Aegypti sebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes

Albopictus. Wabah penyakit demam berdarah yang sering terjadi di berbagai

daerah di Indonesia di beberapa tahun yang lalu perlu mendapat perhatian.

Begitu pula vektor Aedes Aegypti yang terdapat baik di daerah pedesaan

maupun perkotaan memberi resiko timbulnya wabah penyakit di masa akan

dating. Untuk mengatasi masalah penyakit demam berdarah di Indonesia

telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi

hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi

secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD

ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk

(vector) dan penggalian vector. Untuk pengendalian vector dilakukan dengan

1

Page 5: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya

dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang diimplementasikan untuk

daerah metropolitan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang

menarik untuk di bahas. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep pencegahan DBD di kota metropolitan?

2. Bagaimana proses dan implementasi pencegahan DBD di kota metropolitan?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah :

1. Untuk mengetahui konsep pencegahan DBD di kota metropolitan.

2. Untuk mengetahui proses dan implementasi pencegahan DBD di kota

metropolitan.

2

Page 6: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

BAB II

PEMBAHASAN

A. Demam Berdarah Dengue (DBD)

1. Definisi Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

akut yang disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan oleh nyamuk

yaitu nyamuk aedes aegypti betina.

2. Penyebab Demam Berdarah Dengue

Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN

1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termausk dalam group B

Arthropod borne viruses (ARBOVIRUSES). Keempat virus tersebut telah

ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan

Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus

dengue dengan tipe satu dan tiga.

3. Gejala

Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :

a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38oC – 40oC).

b. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk: uji tourniquet positif puspura

pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.

c. Hepatomegali (pembesaran)

d. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20mmHg atau kurang, tekanan

sitolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.

3

Page 7: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

e. Trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombosit

sampai 100.000/mm.

f. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai hematokrit.

g. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah,

mual-mual, muntah, sakit perut, diare, kejang, dan sakit kepala.

h. Pendarahan pada hidung dan gusi.

i. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah

pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

4. Penularan

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti /

Aedes albopictus betina yang spade webelumnya telah membawa virus

dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk aedes aegypti

berasaldari Brasil dan Etiopia, dan sering menggigit manusia pada waktu pagi

dan siang. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-

anak yang berusia dibawah 15 tahun, dan sebagian besar inggal di

lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering

terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini

kemungkinan muncul akibat pengaruh musim atau alam serta perilaku

manusia.

5. Penyebaran

Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina

pada tahun 1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di

Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang.

4

Page 8: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi

si Indonesia, dengan jumlah kasus sebagai berikut:

a. Tahun 1996 : Jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian

sebanyak 1.234 orang.

b. Tahun 1998 : Jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian

sebanyak 1.414 orang (terjadi ledakan).

c. Tahun 1999 : Jumlah kasus 21.134 orang.

d. Tahun 2000 : Jumlah kasus 33.443 orang.

e. Tahun 2001 : Jumlah kasus 45.904 orang.

f. Tahun 2002 : Jumlah kasus 40.377 orang.

g. Tahun 2003 : Jumlah kasus 50.131 orang.

h. Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai

26.015 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.

B. Kasus DBD di Kota Metropolitan

Kota metropolitan seperti Jakarta juga tak lepas dari serangan demam

berdarah. Berdasarkan Incidence Rate (IR) secara nasional data Kementerian

Kesehatan tahun 2010, DKI Jakarta masuk peringkat kedua provinsi yang paling

banyak ditemukan kasus penyakit demam berdarah (DBD) setelah Bali.

Data dari Surveilans Aktif Rumah Sakit juga menyebutkan DBD

ditemukan hampir di seluruh wilayah DKI Jakarta. Tahun 2010 ditemukan

jumlah kasus sebanyak 18.006 dengan IR sebesar 202,4 per 100.000 penduduk,

tak memenuhi target yang telah ditetapkan yakni kurang dari 150 per 100.000

5

Page 9: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

penduduk serta Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,2 persen dari target kurang

dari 1,0 persen.

Dari angka tersebut, situasi Jakarta masih dianggap ancaman penularan di

dunia khususnya negara ASEAN sehingga para Menteri kesehatan negara

ASEAN menganggap perlu untuk membuat suatu momentum akan bahaya

penyakit DBD ini dengan membuat hari peringatan DBD di Asia Tengara yakni

ASEAN Dengue Day.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata

Ruang dan Lingkungan Hidup, Ahmad Harjadi, menjelaskan memang saat ini

DBD ditemukan hampir di seluruh wilayah DKI Jakarta. Menurutnya,

pemahaman dan kepedulian warga Jakarta terhadap upaya pencegahan penyakit

DBD masih belum optimal. Aspek preventif atas penyakit DBD belum maksimal.

Belum semua masyarakat bergerak untuk pencegahan.

C. Konsep Pencegahan Demam Berdarah Dengue

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian

vektornya, yaitu nyamuk aides aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara

lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu:

1. Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain

dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah

6

Page 10: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping

kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.

PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah

agar nyamuk tidak berkembang tidak dapat berkembang biak. Pada

dasarnya PNS ini dapat dilakukan dengan:

a. Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air sekurang-

kurangnya seminggu sekali,. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan

bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-

10 hari.

b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan

tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada

tempat-tempat tersebut.

c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya

seminggu sekali.

d. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang

bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya

jentik-jentik nyamuk, seperti sampah kaleng, botol pecah, dan ember

plastik.

e. Menutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dengan

menggunakan tanah.

f. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan

salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-sampah dari

daun.

7

Page 11: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

2. Biologis

Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan nyamuk

dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. seperti

memelihara ikan cupang pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri

Bt H-14

3. Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengendalian serta

pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan

kimia.

Cara pengendalian ini antara lain dengan:

a. Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion

yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan aides aegypti

sampai batas tertentu.

b. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat

penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.

D. Implementasi Pencegahan DBD

Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit

DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut

dengan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air,

menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya

seminggu sekali serta menimbun sempah-sampah dan lubang-lubang pohon

yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Selain

8

Page 12: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara

ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menur larvasida, menggunakan kelambu

saat tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan

repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala

serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.

Pemberantasan Sarang Nyamuk juga merupakan tindakan untuk

memutus mata rantai perkembangan nyamuk. Tindakan PSN terdiri atas

beberapa kegiatan antara lain:

1. 3 M

3M adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas

jentik dan menghindari gigitan nyamuk Demam Berdarah dengan cara:

a. Menguras

Menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi,

tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain

seminggu sekali.

b. Menutup

Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember,

gentong, drum, dan lain-lain.

c. Mengubur

Mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah

yang dapat menampung air hujan.

2. Memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk

9

Page 13: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

3. Cegah gigitan nyamuk dengan cara:

a. Membunuh jentik nyamuk Demam Berdarah di tempat air yang sulit

dikuras atau sulit air dengan menaburkan bubuk Temephos (abate)

atau Altosoid 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk

10 liter air atau 2,5 gram Altosoid untuk 100 liter air.Abate dapat di

peroleh/dibeli di Puskesmas atau di apotik.

b. Mengusir nyamuk dengan obat anti nyamuk.

c. Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok.

d. Memasang kawat kasa di jendela dan di ventilasi

e. Tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar.

f. Gunakan sarung klambu waktu tidur.

Implementasi pencegahan demam berdarah di Kota Jakarta telah

dikembangkan oleh pemerintah propinsi dengan mencanangkan kegiatan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap hari Jumat selama 30 menit.

Kebijakan tersebut dalam rangka pengendalian DBD diprioritaskan pada upaya

pencegahan dan partisipasi aktif masyarakat dalam bentuk self jumantik. Dengan

kata lain, setiap warga adalah jumantik bagi dirinya sendiri, rumah tangga dan

lingkungan sekitarnya.

10

Page 14: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kota metropolitan juga tak lepas dari penyebaran DBD, oleh karenanya

upaya pencegahan tetap harus terus diberdayakan demi menekan angka

kejadian DBD.

2. Konsep pencegahan DBD melalui metode PSN 3M Plus adalah tindakan

yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari

gigitan nyamuk Demam Berdarah.

3. Untuk mengetahui proses pencegahan DBD melalui metode PSN. Menguras

bak mandi dan tempat-tempat penampungan air; menutup rapat tempat

penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain;

mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung;

membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas

seperti kaleng bekas dan botol pecah sehingga tidak menjadi sarang

nyamuk; menutup lubang-lubang pada bambu pagar dan lubang pohon

pada tanah; membersihkan air yang tergenang di atap rumah; dan

memelihara ikan.

11

Page 15: PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

B. Saran

Dari hasil penulisan paper, kami menyarankan kepada masyarakat

untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan,dan dapat mengetahui gejala-

gejala DBD dan menerapkan metode PSN sehingga dapat mengurangi kasus

DBD dan mengurangi angka kematian akibat DBD.

Bagi pemerintah, untuk lebih meggalakkan program PSN, dan lebih

sering mengadakan pennyuluhan tentang DBD dan PSN kepada masyarakat.

Agar masyarakat dapat lebih tanggap terhadap kasus DBD di lingkungan

sekitarnya.

12