PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN HIV/AIDS PADA …
Transcript of PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN HIV/AIDS PADA …
PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN HIV/AIDS PADA KEHAMILAN
dr I Wayan Artana Putra, SpOG(K)
MODUL 4, Halaman 2
Struktur HIVEnvelop
◦ gp 120
◦ gp41
Enzym
◦ Reverse transcriptase
◦ Integrase
◦ Protease
Inti
◦ P17 (matrix)
◦ P24 (kapsid)
◦ P7/P9 (nucleocapsid)
BAGAIMANA PROSES YANG TERJADI SEJAK PAPARAN HIV HINGGA TERINFEKSI
18-Dec-18 5
Tempat invasi HIV SublokasiAnatomick
Jenis Epitel Media transmisi Probabilitastransmisi per
paparan
Estimasi kontribusikasus HIV dunia
(juta)
Saluran Genital Wanita
Vagina
Ektoserviks
EndoserviksLainnya
SkuamosanonkeratinSkuamosanonkeratinKolumner selapisBerbagai epitel
semen 1:200 -1:2000 12,6
Saluran Genital Pria
Kulit kulup
Uretra penisLainnya
Skuamosa sdktkeratinKolumner berlapisBerbagai epitel
Servikovaginal , sekresi retal dandeskuamasi
1:700 – 1:3000 10,2*
Saluran intestinal RektumSaluran cerna atas
Kolumner selapisBerbagai epitel
Semen 1:20 – 1:3001:2500
3,9~1,5
* Meliputi LSL, lelaki biseksual dan lelaki heteroseksual; ~ meliputi LSL, lelaki biseksual dan wanita terinfeksi anal reseptif seks
Hladik, McElrath, 2008
Kontribusi invasi HIV melalui mukosa terhadap infeksi HIV dewasa
Replikasi HIV dan penurunan jumlah selLimfosit T CD4
18-Dec-18 6
Replikasi HIV dalam sel limfosit CD4 mencapai 107 partikel infeksius per mm3 per hari.
Hal ini berlangsung sangat cepat dan hebat dalam tubuh, sampai seluruh sel CD4 terinfeksi bahkan ketika sel-sel CD4 tersebut baru tumbuh dari steem pembentuknya, terutama pada orang yang sebelumnya tidak terinfeksi atau naive.
Setelah beberapa waktu, tergantung pada kemampuan sistem immun individual, tubuh mengenalinya sebagai kondisi membahayakan dan membentuk respons immun anti HIV berupa sel-sel mediated dan humoral antibodi anti HIV
1 Virus bebas
2 Binding dan FusionVirus mengikat CD4 pada
1 dari 2 koreseptor (CCR5 dan CXCR4),
& melebur dengan selReseptor CD4
Koreseptor CCR5
Koreseptor CXCR4
3 InfeksiS
I
K
L
U
S
H
I
D
U
P
H
I
V
Virus menembus sel
mengosongkan isinya
ke dalam sel
4 Reverse TranscriptionssRNA diubah menjadi
dsRNA oleh enzim
reverse transcriptase
5 IntegrasiDNA virus menyatu
dg DNA sel oleh
enzim integrase
6 TranskripsiPembentukan protein
rantai panjang
DNA man
DNA man
DNA HIV
DNA HIV
RNA HIV
7 AssemblyPembentukan rantai protein virus
8 BuddingVirus immatur
mendorong ke luar,
mengambil sel membran
9 Virus immatur keluar
dari sel terinfeksi10 Maturasi
Kerusakan sel mengakibatkan berkurangnya jumlah sel Limfosit T CD4 ini berlangsung terus-menerus
Kegiatan Komprehensif
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi
WHO
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu dengan HIV
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi & keluarganya
1 2 3
4
Permenkes (no21/2013 tentangpenganggulangan HIV/AIDS) tanggal 30 APRIL 2013 yang menyebutkan :
1. Tes HIV pada PPIA wajib ditawarkan pada semua ibu hamildan termasuk dalam pelayanan rutin di KIA pada daerahepidemi meluas dan terkonsentrasi. Bila ada infeksi TB danIMS pada daerah epidemi rendah
2. Tes dilakukan atas persetujuan pasien, namun bila pasienmenolak harus dengan pernyataan tertulis
3. Syarat dan ketentuan tes HIV berlaku…
Standar Pelayanan Laboratorium Kesehatan Pemeriksaan HIV/AIDS dan Infeksi Opertunistik
Diagnosis dgn strategi III (Rapid dan atau Elisa)
Pertama : sensitivitas 99 %
Kedua : spesifisitas 98%
Ketiga : spesifisitas 99 %
Ketiga reagen memiliki preparasi antigen berbeda
Diskordan tidak boleh lebih dari 5%
Petugas harus terlatih dan tersertifikasi
Harus melakukan Pemantapan Mutu Internal
Harus mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal
A1 pos
A2 pos
A3 pos
A3
Strategi III
A1 pos
A2 pos
A3 neg
A1 pos
A2 neg
A3 pos
A1 pos
A2 neg
A3 neg
Lapor
sebagai
“reaktif”
Lapor
sebagai
“Indeterm” Risti
Anggap
indeterm
Risiko rendah
Anggap
neg
Perencanaan kehamilanPersiapan pasangan dari perempuan dengan HIV yang ingin hamil :
1. Bila dipastikan serologis HIV non-reaktif (negatif), maka kapan pun boleh sanggama tanpa kondom, setelah pihak perempuan dipastikan layak untuk hamil.
2. Apabila serologis reaktif (positif), perlu dilakukan pemeriksaan viral load, untuk mengetahui risiko penularan.
3. Apabila VL tidak terdeteksi sanggama tanpa kontrasepsi dapat dilakukan pada masa subur pasangan.
4. Apabila VL masih terdeteksi atau kadar CD4 kurang dari 350 sel/mm3, maka sebaiknya rencana kehamilan ditunda dulu.
MODUL 4, Halaman 13
Risiko penularan HIV dari ibu ke bayitanpa intervensi PMTCT
Periode transmisi Risiko
•Kehamilan 5 - 10 %
•Persalinan 10 - 20 %
•Menyusui 10 - 15 %
Total 25 - 45 %
Risiko tertinggi
Mazami Enterprise © 2009
Sumber: de Cock dkk, 2000
Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82
Kourtis et al. JAMA 2001; DeCock et al. JAMA 2000
Semua tanpa ASI 15-25 %
Semua dg pemberian ASI sampai 6 bln 25-30 %
Semua dg pemberian ASI sampai 18-24 bln 30-45 %
Masa kehamilan
Selama persalinan
4% 12%
Post partum melalui ASI
1%
0-14 mg 14-36 mg36 mg-
kelahiran
Persalinan
8% 7%
0-6 bln 6-24 bln
3%
WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK
MODUL 4, Halaman 15
Penatalaksanaan Antenatal
Mazami Enterprise © 2009
Pelihara kesehatan secara umum
Pola hidup sehat (diit seimbang, tidak merokok, tidak minum alkohol, olahraga teratur, istirahat cukup)
Minum roboransia
Asuhan Antenatal seperti biasanyaUkur Tinggi Badan, Berat Badan, Tinggi Fundus Uteri, Tekanan Darah, Status Tetanus Toksoid
Laboratorium: DL, UL, GD puasa, Golongan darah, HIV, HBsAg, Thallasemia (bila ada faktor risiko), vagswab.
MODUL 4, Halaman 16
Penatalaksanaan Antenatal
Mazami Enterprise © 2009
Kurangi jumlah virus (Viral Load)
Deteksi dini dan terapi faktor penyulit
Minum ARV secara teratur, sedini mungkin
Infeksi Menular Seksual (Sifilis, Gonore, Kondiloma akuminata, Hepatitis B & C dll),
Malaria
Tuberkulosis
Ketergantungan narkoba
MODUL 4, Halaman 17
Penatalaksanaan Antenatal
Mazami Enterprise © 2009
Hindari penularan ke pasangan
Konseling persiapan persalinan
Perilaku seksual sehat, setia pada pasangan
Selalu menggunakan kondom
Periksa status serologis HIV pasangan seksual
Perlu dilakukan konseling kepada ibu, pasangan
dan keluarga mengenai manfaat dan risiko
persalinan pervaginam dan persalinan dengan
seksio sesarea berencana
Cara persalinan: Seksio sesarea/ pervaginam
Tempat persalinan dianjurkan di RS/Puskesmasyang tersedia pelayanan PPIA
MODUL 4, Halaman 18
Perlu dilakukan konseling kepada ibu, pasangan dan keluarga
mengenai manfaat dan risiko pemberian ASI Eksklusif dan Susu
Formula Eksklusif
Perlu diberikan dukungan terhadap ibu mengenai keputusan
terhadap pilihan pemberian makanan bayi.
Apabila pilihan adalah ASI Eksklusif maka dijelaskan mengenai
manajemen laktasi.
Apabila pilihan adalah Susu Formula Eksklusif maka dijelaskan
mengenai syarat AFASS (affordable, feasible, acceptable,
sustainable, safe) dan cara mencapainya.
Penatalaksanaan Antenatal
Mazami Enterprise © 2009
Konseling pemberian makanan bayi
TERAPI ARV
Empat tahap yang dapat diintervensi dengan obat
antiretroviral; yaitu:
1.Transkripsi balik (reverse transcription), yang dihambat
dengan reverse transcriptase inhibitor (RTI). RTI terbagi
atas analog nukleosida (nucleoside reverse transcriptase
inhibitors, NRTI) dan analog nonnukleosida (non-
nucleoside reverse transcriptase inhibitors, NNRTI).
2. Protease, yang dihambat protease inhibitors (PI)
3. Fusi membran, yang dihambat oleh fusion inhibitors (FI).
4. Integrasi materi genetik (DNA), yang dihambatoleh integrase inhibitors (II).
MODUL 3A, Halaman 21
Mazami Enterprise © 2009
Reverse Transcriptase
Inhibitor
Protease Inhibitor
Integrase Inhibitor
Entry Inhibitor
PINRTI. NtRTI
NNRTI
Attachment Inhibitor, Co-receptor Antagonist
Fusion Inhibitor
Obat yang termasuk NRTI antara lain zidovudin, zalcitabine, abacavir, didanosine, stavudine, lamivudine, dan tenofovir
Obat yang termasuk NNRTI antara lain efavirenz, nevirapine, delavirdine, dan etravirine.
Yang termasuk golongan PI antara lain saquinavir, amprenavir, ritonavir, indinavir, lopinavir, danatazanavir.
Manfaat Terapi ARV :
1. Memperbaiki status kesehatan dan kualitas hidup
2. Menurunkan rawat inap akibat HIV
3. Mencegah Infeksi oportunistik
4. Menurunkan angka penularan HIV dari ibu ke anakdan kepada orang lain
5. Menurunkan kematian terkait AIDS
Prinsip pemberian ARV selama kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan
Untuk PPIA , kehamilan adalah indikasi pemberian ARV tanpamelihat nilai CD4. Akan tetapi pemeriksaan CD4 tetap harus dilakukanapabila ada sarana sebagai base line (data awal) yang diperlukanuntuk follow up pengobatan.
Jika perempuan dengan HIV sudah menerima ARV, makapemberiannya diteruskan untuk seumur hidup. (B +)
PRINSIP PEMBERIAN ARV SELAMA KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS
Perempuan dewasa dengan HIV yang sudah mendapatkan ARV, saat hamil, teruskan ARV dengan rejimen yang sama.
Perempuan dengan HIV yang diketahui statusnya pada saatkehamilannya, segera mulai terapi ARV sedini mungkin tanpamemandang umur kehamilan, stadium klinis dan jumlahCD4 (Panel ahli tahun 2013)
•Pengobatan pencegahan kotrimoksasol (PPK) pada ibuhamil hanya diberikan apabila ibu hamil berada padastadium klinis 2 , 3 atau 4
• PPK tersebut diberikan selama 2 minggu, dilanjutkandengan terapi ARV. Bila kondisi klinis baik, maka ibuhamil dapat langsung diberikan ARV.
Golongan Nama Generik Singkatan NamaDagang
Sediaan
Nucleoside
Reverse
Transcriptase
Inhibitor
(NRTI)
Zidovudin AZT, ZDV Retrovir,
Zidovex,
Reviral
Kapsul/tablet300mg;kapsul
100mg
Lamivudin 3TC Epivir,
Lamivox,
Hiviral
Tablet 150 mg; Larutan
10 mg/mL;
Tablet 150 Mg
Stavudin d4T Zerit,
Stavex
Kapsul 30 mg, 40 mg
Didanosin ddI Videx Tabletkunyah: 100 mg
Non Nucleoside
ReverseTranscrip
tase Inhibitor
(NNRTI)
Nevirapin NVP Viramune,
Nevirex
Tablet 200
mg
Efavirens EFV Stocrin,Efavir
Tablet 600 mg
MODUL 3A, Halaman 28
Penurunan CD4 & komplikasi HIV
ART
HAART= Highly Active Anti Retroviral Therapy
Pemakaian HAART akan mencegah terjadinya komplikasi
infeksi oportunistik pada pasien dengan HIV
Pemberian ARV pada Ibu HamilPedoman ARV 2007 Pedoman PPIA
tahun 2012Panel Ahli tahun2013
• stadium klinis 1 dan2 apabila CD4 < 200 sel/mm3 •Stadium klinis 3 apabila CD4 < 350 sel/mm3•Stadium klinis 4 berapapun nila CD4 nya
• mulai terapi ≥ 14 minggu kehamilanpada ibu hamil HIVdengan stadium klinis 1 atau CD4 >350 sel/mm3• pada ibu hamil ≤ 14 minggukehamilan denganstadium klinis 2,3,4 atau CD4 < 350
Mulai Terapi ARV sedini mungkin, tanpamemandangumur kehamilan, stadium klinis danjumlah CD4
NO SITUASI KLINIS REKOMENDASI PENGOBATAN
1 ODHA hamil segera terapi ARV
Datang pd saat persalinan danbelum TX ARV, Tes reaktif ARV
TDF (1X300 mg) + 3TC (atau FTC) (1X300 mg) + EFV (1X600 mg)
Alternatif:
AZT (2x300mg) + 3TC (2x150mg) + EFV*
(1x600mg)
TDF(1x300mg) + 3TC (atau FTC) (1x300mg) + EFV
(1x600mg)
2 ODHA sedang menggunakanARV dan kemudian hamil
Lanjutkan dengan ARV yang sama selama dansesudah persalinan
3 ODHA hamil dengan hepatitis B yang memerlukan terapi
TDF (1x300mg) + 3TC (atau FTC) (2x150mg) +
NVP (2x200mg) atau
TDF (1x300mg) + 3TC (atau FTC) (1x300mg) +
EFV (1x600mg)
4 ODHA hamil dengantuberkulosis aktif
Bila OAT sudah diberikan, maka dilanjutkan. BilaOAT belum, maka diberikan terlebih dahulusebelum ARV. Rejimen untuk ibu: Bila OAT sdhdiberikan dan TB telah stabil: AZT (d4T) + 3TC + EFV
1.Minum Roboransia
2.Pola Hidup Sehat:
• Cukup nutrisi, cukup istirahat, cukup olahraga
• Tidak merokok, tidak minum alkohol
3.Menggunakan kondom:
• Mencegah infeksi baru (bila pasangan non odha)
• Mencegah superinfeksi (bila pasangan odha)
Sikap:
Optimalkan kesehatan ibu dengan HIV positif
MODUL 4, Halaman 32
Kondisi ibu baik
Tidak terjadi penularanKe Bayi
Ke Tim Penolong
Ke Pasien lainnya
Tindakan efektif dan efisien
Tujuan Penatalaksanaan Obstetri
Persalinan yang aman
MODUL 4, Halaman 33
Risiko penularan masa persalinan
Mazami Enterprise © 2009
His tekanan pada plasenta meningkat
Terjadi sedikit pencampuran antara darah ibu dengan darah bayi
Lebih sering terjadi jika plasenta meradang/ terinfeksi
Bayi terpapar darah dan lendir serviks pada saat melewati jalan lahir
Bayi kemungkinan terinfeksi karena menelan darah dan lendir serviks pada saat resusitasi
MODUL 2,
1.Persalinan:
• Seksio sesarea
• Pervaginam BILA ARV teratur minimal 6 bulan, viral load tidak terdeteksi.
• Hindari vacum, forseps extraksi, bila terpaksa pilihforceps.
• Hindari amniotomi dan episiotomy.
• Hati2 melakukan suction.
2.Laktasi:
• Susu Formula Eksklusif (bila memenuhi syarat AFASS)
• ASI Eksklusif (max 6 bln) dgn ARV bagi ibu dan bayi
Tidak boleh Makanan Campuran (Mix Feeding) !!!
Meminimalkan paparan janin/bayi dengan cairan
tubuh ibu HIV positif
Pemilihan rute persalinan tergantungIndikasi obstetri
Status PPIA: ARV & viral load
Kesiapan petugas medis: Kewaspadaan universal, SDM, sarana medis & non medis
Penatalaksanaan Persalinan
Persyaratan untuk persalinan pervaginamIbu minum ARV teratur lebih dari 6 bulan, dan/atau
Muatan virus/ viral load tidak terdeteksi
MODUL 4, Halaman 36Mazami Enterprise © 2009
Kewaspadaan standarDilakukan pada SEMUA penatalaksanaan persalinan baik per vaginam maupun seksio sesaria
Penatalaksanaan Persalinan
Prinsip kewaspadaan standarCuci tangan
Penggunaan alat pelindung diri (topi, kacamata, masker, apron, sarung tangan, sepatu) untukmencegah transmisi infeksi melalui cairan
Penanganan alat medis tajam, baik dalampenggunaan, serah terima, penyimpanan maupunpembuangan sebagai limbah medis
Penerapan budaya aman dalam kamar operasi dankamar bersalin
MODUL 8A,
PERLUKAH?
MODUL 4, Halaman 39Mazami Enterprise © 2009
Seksio sesarea elektifMerupakan cara persalinan yang memiliki risiko transmisi terkecil
Akan mengurangi risiko penularanHIV dari ibu ke bayi sebesar 50-66%
Persalinan pervaginamRisiko penularan meningkat apabila terjadi Proses Persalinan (inpartu) dan Ketuban Pecah Dini
Bila terjadi KPD 4 jam atau lebih, pertimbangkan percepat persalinan
Penatalaksanaan Persalinan
MODUL 4, Halaman 40Mazami Enterprise © 2009
Perawatan nifas umumPemeriksaan tanda vital, involusi uterus
Higiene genitalia dan payudara
Nutrisi cukup, istirahat cukup
Perawatan nifas khususPastikan ibu telah menentukan pilihan pemberianmakanan untuk bayi
Supresi laktasi apabila ibu memilih untuk tidakmenyusui
Penatalaksanaan Pascanatal
MODUL 4, Halaman 41Mazami Enterprise © 2009
Perawatan berkelanjutan pasca nifas
Hasil pemeriksaan/tes HIV pada bayi diinformasikankepada dokter spesialis obsgin yang merawat ibu, sebagai bagian penilaian keberhasilan penerapan PMTCT dalam institusi kesehatan, serta memperkuat kinerja Tim PMTCT
Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (CST) lanjutan bagi Odha, termasuk penatalaksanaaninfeksi oportunistik
Pemeriksaan ginekologi rutin, Inspeksi Visual Asamasetat (IVA) dan Pap smear (bila memungkinkan)
Penatalaksanaan Pascanatal
Prinsip Kontrasepsi1. Setiap perempuan dengan HIV diberikan konseling mengenai
risiko penularan HIV terhadap bayi yang dikandungnya
2. Tundalah kehamilan sampai kesehatan secara umum baik
3. Sebaiknya perempuan dengan HIV tidak hamil lagi, kontrasepsimantap dianjurkan
MODUL 4, Halaman 42
Pencegahan dan penundaan kehamilan padaibu dengan HIV
Pilihan kontrasepsi berdasarkan urutan prioritas untuk ibu
dengan HIV :
1. Kontrasepsi mantap atau sterilisasi: dengan adanya risiko
penularan HIV ke bayi, bila ibu dengan HIV sudah memiliki
jumlah anak yang cukup, dipertimbangkan kontrasepsi
mantap.
2. Kontrasepsi jangka panjang:
a.Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR): metoda ini
disarankan bila risiko IMS rendah dan pasangannya
tidak berisiko IMS. Sebaiknya pemasangan dilakukan
segera setelah plasenta lahir, walaupun tidak tertutup
kemungkinan dipasang pada fase interval.
Pilihan Kontrasepsi Berdasarkan urutan Prioritas
Kontrasepsi hormonal
Perempuan HIV
Dalam terapi ARV Tidak dalam terapi
ARV
Pil KB kombinasi √
Pil progesteron √
Suntik progesteron jangka panjang
(DMPA)
√ √
Implan progesteron √
Hormon estrogen mempunyai efek menurunkan efektivitas ARV. Progesteron mempunyai efek sedikit meningkatkan efektivitas ARV. Namun, sebaiknya tetap diperhatikan pada penggunaan polifarmasi (misalnya perempuan HIV dengan tuberkulosis), karena semua kontrasepsi hormonal dimetabolisme di hati, demikian juga ARV. Penggunaan keduanya dalam jangka panjang memperberat fungsi hati.
PENATALAKSANAAN NEONATUS
Outcome
PMTCT
Bayi
HIV (-)
Follow up
rutin
Bayi
HIV (+)
PCR kedua untukkonfirmasiLanjutkan kotrimoksasolKonseling utk ARTTata laksana anak dgn HIV+
Waktu Pemeriksaan
4-6 minggu:
PCR HIV
4-6 bulan:
PCR HIV
18 bulan:
Antibodi HIV
Nutrisi bayi yang belum diketahui status HIV-nya
1. Didahului konseling terkait risiko penularan HIV sejak sebelum persalinan
2. Pengambilan keputusan oleh ibu/keluarga setelah konseling lengkap → harus didukung
3. Pilihan harus antara ASI saja atau susu formula saja
4. Sangat tidak dianjurkan pemberian ASI bersama susu formula (menyusui campur/mixed feeding)
5. Ibu boleh memberikan susu formula bagi bayinya yang HIV atau tidak diketahui status HIVnya jika seluruh syarat AFASS terpenuhi (affordable, feasible, acceptable, sustainable, safe)
6. Bila syarat AFASS terpenuhi maka ASI dihentikan dan diberikan susu formula dengan penyiapan yang baik
Metode pemanasan ASI1. Cara cepat (flash heating)
Letakkan ASI perah dalam wadah terbuka berbahan gelas dalam panci berisi air, panaskan panci sampai air mendidih. Matikan api, segera angkat ASI perah, tutup dan biarkan berangsur dingin
2. Pasteurisasi cara Pretoria
letakkan ASI dalam tempat berbahan gelas, tutup,
masukkan dalam air panas yang sudah dididihkan selama 20 menit, lalu angkat dan biarkan dingin
ARV profilaksis pada bayi
Pemberian AZT (Zidovudine) pada bayi prematur:
Bayi prematur <30 minggu : 2 mg/kgBB/12 jam selama 4 minggu, kemudian 2 mg/KgBB/8 jam selama 2 minggu terakhir
Bayi prematur 30-35 minggu: 2 mg/kgBB/12 jam selama 2 minggu pertama, kemudian 2 mg/kgBB /8 jam selama 2 minggudiikuti 4 mg/KgBB/12 jam selama 2 minggu terakhir
Nevirapine tidak lagi diberikan: berkaitan dengan risiko resistensijika kemudian bayi perlu mendapatkan ART
Profilaksis Kotrimoksasol
Diberikan pada semua bayi terekspos HIV (bayi lahir dari ibu HIV) dariusia 6 minggu (termasuk atau tidak dalam program PMTCT) sampai usia 12 bulan bila klinis baik atau sampai terbukti bayi tidak terinfeksi HIV
Pemberian dilanjutkan bila bayi terinfeksi HIV
Mencegah Pneumocystis Jirovecii Pneumonia dan juga efektifmencegah toxoplasmosis dan beberapa infeksi bakteri sepertiSalmonella, Haemophilus, Staphylococcus
Dosis: 4-6 mg (TMP)/kgBB, sekali sehari
Imunisasi
Bayi yang terpapar HIV harus mendapat imunisasi sesuai dgn jadwal Kemkes RI atau IDAI untuk melindungi dari berbagai penyakit
Prinsip umum: tidak memberi vaksin hidup bila sudah terdapat gejala infeksi HIV
Perhatian khusus utk BCG
Dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi & keluarganya,
Halaman 56
Multiple medications/multiple doses and ADHERENCE IS
CRITICAL resistances of ARV
HIV is a CHRONIC ILLNESS that requires long term
treatment (for life)
Individuals with HIV disease may be STIGMATIZED
CLINICAL AND LABORATORY MONITORING are necessary
to demonstrate effectiveness and identify
side effects
MODUL 4,
RingkasanSemua ibu hamil harus ditawarkan pemeriksaaan HIV
Pada perempuan hamil dengan HIV positiv pemberianARV penting untuk mencegah tranmisi infeksi ke bayi
Masa persalinan mempunyai risiko tertinggi dalam penularan HIV dari Ibu ke Bayi dibanding masa kehamilan dan nifas
Pada dasarnya persalinan ibu dengan HIV dapat dilaksanakan di semua fasilitas kesehatan, dengan menerapkan kewaspadaan universal standar
Partus pervaginam tidak menjadi masalah asalkan ibusudah minum ARV minimal 6 bulan. Seksio sesareaberencana merupakan pilihan apabila fasilitas memadai
Kondom tetap digunakan, namun hanya merupakanproteksi untuk pencegahan infeksi