PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR...

47
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR DI DESA SANGSIT Tim Pelaksana : Putu Indra Christiawan, S.Pd., M.Sc. NIP. 198707172014041002 I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc. NIP. 198408182008121001 Made Arie Wahyuni, SE.,M.Si. NIP. 198301052008122002 Dibiayai dari: Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 73/UN48.16/PM/2016 tanggal 25 Februari 2016 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2016

Transcript of PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR...

Page 1: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR

DI DESA SANGSIT

Tim Pelaksana :

Putu Indra Christiawan, S.Pd., M.Sc.

NIP. 198707172014041002

I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc.

NIP. 198408182008121001

Made Arie Wahyuni, SE.,M.Si.

NIP. 198301052008122002

Dibiayai dari:

Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

dengan SPK Nomor: 73/UN48.16/PM/2016 tanggal 25 Februari 2016

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TAHUN 2016

Page 2: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

1. Judul Proposal : Penataan Permukiman Kumuh Masyarakat

Pesisir di Desa Sangsit

2. Ketua Tim Pengusul

a. Nama Ketua : Putu Indra Christiawan, S.Pd., M.Sc.

b. NIP/NIDN : 198707102014041002/0017078701

c. Bidang Keahlian : Geografi/Pengembangan Wilayah

d. Jabatan/Pangkat/Golongan : Asisten Ahli/Penata Muda Tk.1/IIIb

e. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Geografi/Ilmu Sosial

g. Alamat Rumah/Telp : BTN Banyuning Indah B.37 Singaraja/

081805329239

3. Jumlah Anggota Tim

a. Identitas Anggota 1 :

- Nama lengkap : I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc.

- NIP : 198408182008121001

- Jabatan/Pangkat/Gol : Lektor/Penata Muda Tk.1/IIIb

b. Identitas Anggota 2 :

- Nama lengkap : Made Arie Wahyuni, SE.,M.Si.

- NIP : 198301052008122002

- Jabatan/Pangkat/Gol : Asisten Ahli/Penata Muda Tk.1/IIIb

4. Lokasi Kegiatan : Desa Sangsit, Kecamatan Sawan

5. Jumlah biaya yang diusulkan : Rp 15.000.000,-

Page 3: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

iii

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang

Widhi Wasa), karena berkat rahmat serta tuntunan-Nya penyelenggaraan kegiatan

P2M sampai penyusunan laporan akhir ini dapat diselesaikan tanpa hambatan.

Kegiatan P2M ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) mendesain visi misi

penataan permukiman kumuh masyarakat pesisir, (2) meningkatkan pengetahuan

dan pemahaman masyarakat pesisir, khususnya masyarakat nelayan di dalam

menjaga kualitas permukiman dan (3) menata permukiman kumuh masyarakat

pesisir di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Dalam

perencanaan sampai dengan penulisan laporan akhir P2M ini kami banyak

menerima bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan yang baik

ini kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas

Pendidikan Ganesha atas penugasan dan dana yang diberikan untuk

menyelenggarakan P2M ini.

2. Kepala Desa Sangsit yang telah merekomendasi pelaksanaan kegiatan ini.

3. Kepala Dusun Pabean Sangsit serta masyarakat nelayan Desa Sangsit

Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng yang telah ikut serta secara aktif

dalam kegiatan P2M ini.

4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang juga telah

membantu dalam penyelenggaraan kegiatan P2M ini.

Akhirnya, kami berharap semoga kegiatan P2M ini ada memberikan

manfaat dan sumbangsih, terutama kepada masyarakat nelayan yang ingin

mengetahui dan memahami lebih lanjut tentang penataan permukiman kumuh

skala mikro. Saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak juga sangat

kami harapkan untuk kesempurnaan kegiatan selanjutnya.

Singaraja, 22 Juli 2016

Tim Pelaksana P2M

Page 4: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

PRAKATA ................................................................................................... .. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ .. iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ .. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... .. vi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Analisis Situasi ......................................................................... 3

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ........................................ 9

1.3 Tujuan Kegiatan ....................................................................... 11

1.4 Manfaat Kegiatan ..................................................................... 11

BAB II METODE PELAKSANAAN ..................................................... .. 13

3.1 Rancangan Evaluasi ................................................................. 13

3.2 Rencana dan Jadwal Kerja ....................................................... 14

3.3 Tahapan Kegiatan ..................................................................... 15

3.4 Organisasi Pelaksana ................................................................ 16

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 17

4.1 Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Program P2M ....................... 17

4.2 Kegiatan Pembinaan ................................................................. 18

4.3 Kegiatan Pelatihan .................................................................... 20

4.4 Kegiatan Pendampingan ........................................................... 22

4.5 Kegiatan Evaluasi ..................................................................... 28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 30

5.1 Simpulan .................................................................................... 30

5.2 Saran .......................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 Absensi Peserta Kegiatan

Lampiran 2 Foto-Foto Kegiatan

Lampiran 3 Peta Lokasi

Page 5: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Desa Sangsit (2009-2013) ................................ 4

Tabel 1.2 Pertambahan Jumlah Penduduk Desa Sangsit (2008-2012) .......... 5

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Tiap Banjar di Desa Sangsit Tahun 2013 ........ 5

Tabel 1.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Sangsit ... 6

Tabel 1.5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa

Sangsit ............................................................................................ 7

Tabel 1.6 Tata Guna Lahan di Desa Sangsit .................................................. 8

Tabel 2.1 Matrik Rancangan Evaluasi ........................................................... 14

Tabel 2.2 Rencana dan Jadwal Kerja ............................................................. 14

Tabel 2.3 Jenis Kualifikasi dalam Program P2M .......................................... 16

Tabel 3.1 Rancangan Strategi Penataan Permukiman Kumuh ...................... 21

Tabel 3.2 Hasil Evaluasi Kegiatan Pendampingan Pertama .......................... 24

Tabel 3.3 Hasil Evaluasi Kegiatan Pendampingan Kedua ............................ 26

Tabel 3.4 Hasil Evaluasi Kegiatan Pendampingan Ketiga ............................ 28

Page 6: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Permukiman Kumuh Masyarakat Pesisir di Desa Sangsit .......... 2

Gambar 2.1 Diagram Alir Tahapan Kegiatan ................................................ 15

Gambar 3.1 Penyampaian Materi Pembinaan .............................................. .. 19

Gambar 3.2 Penyusunan Strategi Penataan Permukiman Kumuh ............... .. 20

Gambar 3.3 Kegiatan Pendampingan Pertama ............................................... 23

Gambar 3.4 Kegiatan Pendampingan Kedua ................................................. 25

Gambar 3.5 Kegiatan Pendampingan Ketiga ................................................. 27

Page 7: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pulau Bali sebagai bagian dari negara maritim Indonesia adalah wilayah

kepulauan yang memiliki sumberdaya bahari yang sangat kaya dan berlimpah

(biodiversity). Sumberdaya bahari ini terdiri dari keberlimpahan hasil tangkapan,

keindahan terumbu karang, pantai yang eksotis dan berbagai kebermanfaatan dari

hutan mangrove. Secara teoritis masyarakat pesisir pada umunya dan masyarakat

nelayan pada khususnya adalah masyarakat yang memiliki tingkat kesejahteraan

yang tinggi. Hal ini dikarenakan segmen masyarakat ini merupakan masyarakat

dengan kehidupan dan penghidupan yang bersentuhan secara langsung dengan

berbagai keberlimpahan sumberdaya hayati tersebut.

Kenyataan dari kondisi kesejahteraan masyarakat pesisir, khususnya pada

masyarakat nelayan sangat berlawanan dengan kondisi yang diharapkan. Sebagian

besar masyarakat nelayan yang yang berdomisili di dekat pantai dan mencurahkan

aktivitas ekonomi hanya pada aktivitas melaut memiliki kondisi sosial ekonomi

yang rendah, bahkan beberapa berada di dalam lingkaran kemiskinan. Kondisi

sosial ekonomi yang rendah ini terutama dialami kelompok nelayan sebagai

masyarakat pesisir di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir, khususnya kelompok nelayan

dapat ditunjukkan dengan tingkat pendapatan dan tingkat kekumuhan rumah

tempat tinggal mereka. Hasil penelitian Sintiawati (2014) menunjukkan bahwa

sebagian besar pendapatan rata-rata masyarakat pesisir yang bermata pencaharian

nelayan di Desa Sangsit adalah dalam kisaran Rp 500.000,- hingga Rp 1.000.000

per bulan. Pendapatan tersebut secara individual bervariasi antara satu individu

dengan individu lain dalam suatu kelompok. Berdasarkan hasil penelitian yang

sama, ditemukan bahwa pendapatan terendah adalah kurang dari Rp 500.000,- dan

tertinggi adalah sebesar Rp 2.000.000,- perbulan. Pendapatan kelompok nelayan

yang termasuk rendah tersebut juga disebutkan tidak secara konsisten didapatkan

di setiap bulan.

Page 8: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

2

Sementara dari sisi permukiman terlihat bahwa sebagian besar kondisi

rumah tinggal dari masyarakat pesisir berada dalam kategori tidak layak huni dan

cenderung bersifat kumuh. Kondisi ini terlihat dari luas halaman yang sempit,

sanitasi yang rendah, fasilitas pendukung yang tidak lengkap dan tata letak yang

tidak sesuai dengan peruntukan, khususnya tata letak perlengkapan melaut.

Gambaran permukiman kumuh masyarakat pesisir di Desa Sangsit seperti terlihat

pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Permukiman Kumuh Masyarakat Pesisir di Desa Sangsit

Kemampuan sumberdaya finansial yang rendah secara langsung akan

mengurangi perhatian masyarakat nelayan di dalam memperbaiki dan memelihara

kualitas rumah. Hal ini dikarenakan sumberdaya finansial yang berasal dari

pendapatan yang rendah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok anggota

keluarga. Kondisi ini akan mengakibatkan dampak permasalahan permukiman

yang dihadapi oleh masyarakat pesisir akan menjadi lebih luas dan kompleks.

Dampak negatif dari keberadaan permukiman kumuh ini tidak hanya bersifat

mikro yang dialami langsung oleh pemukim, tetapi dapat bersifat meso maupun

makro yang dirasakan juga oleh masyarakat yang berada di sekitar permukiman

kumuh tersebut. Permasalahan permukiman kumuh ini akan dapat menurunkan

kualitas lingkungan pesisir dan pantai, serta lebih jauh dapat merusakan ekosistem

laut yang akan berdampak pada pengurangan hasil tangkapan ikan masyarakat

pesisir yang bermata pencaharian sebagai nelayan di Desa Sangsit.

Page 9: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

3

Berdasarkan permasalahan permukiman kumuh tersebut, maka diperlukan

suatu solusi yang visioner. Solusi visioner yang dimaksud adalah solusi yang tidak

hanya bersifat meningkatkan kualitas permukiman masyarakat nelayan, tetapi juga

dapat sebagai pondasi awal di dalam pengembangan wilayah pesisir di Desa

Sangsit. Solusi visioner yang dibutuhkan adalah dengan penataan permukiman

masyarakat nelayan di Desa Sangsit. Penataan permukiman yang menjadi fokus

kegiatan adalah penataan permukiman skala mikro. Penataan permukiman

masyarakat nelayan skala mikro adalah penataan lingkungan satuan rumah tempat

tinggal dari masyarakat tersebut. Penataan permukiman skala mikro ini meliputi

penataan bangunan rumah, fasilitas rumah, sanitasi, kondisi lingkungan, aspek

estetis dan aspek arsitektural. Penataan permukiman tersebut dibutuhkan sebagai

upaya optimalisasi penataan kawasan permukiman masyarakat pesisir, eksplorasi

sumberdaya wilayah pesisir dan pengembangan ekonomi pesisir.

1.1 Analisis Situasi

Analisis situasi merupakan gambaran dari profil wilayah dan masyarakat

pesisi, khususnya kelompok nelayan di Desa Sangsit. Gambaran profil wilayah

dan masyarakat diuraiakan dari aspek fisik, demografis, sosial, ekonomi dan aspek

lingkungan. Adapun uraian kelima aspek tersebut adalah sebagai berikut.

1. Aspek Fisik

Desa Sangsit merupakan salah satu desa yang secara administratif berada

di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Desa Sangsit berbatasan langsung

dengan Laut Bali di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Giri Emas, Desa

Bungkulan dan Desa Jagaraga di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Suwug

dan Desa Jagaraga di sebelah selatan dan berbatasan langsung dengan Desa

Kerobokan dan Desa Sinabun di sebelah barat. Desa Sangsit terbagi menjadi 7

dusun/banjar yaitu Banjar Dinas Pabeansangsit, Beji, Celuk, Sema, Peken, Tegal,

dan Banjar Dinas Abasan. Desa Sangsit memiliki luas 3,60 km2. Secara

astronomis Desa Sangsit terletak pada posisi 08°04’23’’ LS - 115°07’15’’ BT -

115°09’21’’ BT.

Page 10: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

4

Berdasarkan interpretasi peta geologi provinsi Bali skala 1 : 250.000 Desa

sangsit yang terletak di Kecamatan Sawan, Kabupaten Bulelelng memiliki

struktur geologi yang berasal dari formasi asal bahan gunung api buyan beratan

purba yang berupa lava, breksi gunung apai dan tuva batu apung, bersisipan

batuan sedimen gampingan. Jenis tanah yang tersebar di Desa Sangsit adalah

“regosol coklat kelabu” yang bahan induknya berasal dari “abu volkan

intermedier” dan profil yang homogen, tekstur kasar, gembur, memiliki pasir lebih

dari 80% serta peka terhadap erosi. Jenis tanah tidak menunjukkan sifat-sifat

hidromorfik dan tidak bersifat mengembang dan mengerut. Tanah regosol

merupakan tanah muda yang disebabkan oleh pengaruh bahan organik yang

terakumulasi sedangkan warna coklat kelabu disebabkan oleh perpaduan antara

bahan organik dengan olimotit yang memberikan warna coklat kelabu (Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng, 2010).

Berdasarkan uraian mengenai kondisi geologi dan juga jenis tanah yang

terdapat di Desa Sangsit menunjukkan bahwa kondisi geologi dan jenis tanah di

Desa Sangsit sangat menunjang dalam pembangunan permukiman. Hal ini

dikarenakan Desa Sangsit memiliki dataran yang luas serta kemiringan lereng

yang datar, keadan geologi daerah pantai buka berupa rawa-rawa dan jenis tanah

yang memiliki kadar pasir lebih dari 80% serta tidak bersifat mengembang dan

mengerut, sehingga dapat menunjang pembangunan permukiman.

2. Aspek Demografis

Jumlah penduduk Desa Sangsit dari hasil registrasi penduduk pada tahun 2009-

2013 seperti terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Desa Sangsit (2009-2013)

No Tahun Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 2009 4.776 4.775 9.551

2 2010 4.775 4.777 9.552

3 2011 4.736 4.716 9.452

4 2012 4.635 4.980 9.615

5 2013 4.913 4.978 9.891

Sumber: BPS (Kecamatan Sawan dalam Angka, 2014)

Page 11: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

5

Dengan demikian maka pertambahan penduduk tiap tahun (dari tahun 2009-2013)

di Desa Sangsit seperti terlihat pada Tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2 Pertambahan Jumlah Penduduk Desa Sangsit (2008-2012)

No Tahun Laki-laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

Jumlah

(Jiwa)

Pertambahan Persentase

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 2009 4.776 4.775 9.551 - -

2 2010 4.775 4.777 9.552 1 0,01

3 2011 4.736 4.716 9.452 -100 -1,05

4 2012 4.635 4.980 9.615 163 1,69

5 2013 4.913 4.978 9.891 276 2,79

Sumber: Diolah dari data BPS (Kecamatan Sawan Dalam Angka, 2014)

Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa pertambahan penduduk di Desa

Sangsit terjadi pada tahun 2009-2010 dan 2012-2013. Pada tahun 2010-2011

terjadi pengurangan jumlah penduduk dari 9.552 menjadi 9.452 dengan persentase

-1,05%. Pada periode tahun 2011-2012 terjadi pertambahan jumlah penduduk dari

9.452 menjadi 9.615 dengan persentase 1,69. Kemudian pada periode tahun 2012-

2013 terjadi pertambahan jumlah penduduk yang tinggi dari 9.615 menjadi 9.891

dengan persentase 2,79%. Jumlah penduduk Desa Sangsit Kecamatan Sawan pada

tahun 2013 berjumlah 9891 Jiwa dengan luas wilayah 3,60 km2, sehingga Desa

Sangsit merupakan desa dengan kepadatan penduduk yang termasuk kategori

sangat padat, yaitu 2747,5 jiwa tiap 1 km2. Adapun sebaran penduduk Desa

Sangsit tiap banjar seperti terlihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Tiap Banjar di Desa Sangsit Tahun 2013

No Nama Banjar Laki-laki

(jiwa)

% Perempuan

(jiwa)

% Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Abasan 491 9,91 525 10,64 1016 10,27

2 Sema 834 16,85 760 15,40 1594 16,11

3 Celuk 755 15,28 779 15,77 1534 15,50

4 Peken 1043 20,87 1038 21,02 2081 21,04

5 Beji 640 12,93 659 13,34 1299 13,14

6 Pabeansangsit 213 4,33 218 4,41 431 4,36

7 Tegal 977 19,83 959 19,42 1936 19,58

Jumlah 4953 100 4938 100 9891 100

Sumber: Profil Desa Sangsit, 2014

Page 12: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

6

Berdasarkan Tabel 1.3 diketahui bahwa konsentrasi penduduk tertinggi

pada masing-masing banjar di Desa Sangsit terdapat di Banjar Peken yaitu

21,04% dari persentase jumlah penduduk Desa Sangsit, sedangkan banjar yang

paling sedikit penduduknya adalah Banjar Pabeansangsit yakni 4,36%. Hal

tersebut diakibatkan karena letak Banjar Peken yang sangat strategis yaitu dekat

dengan pasar dimana kebanyakan masyarakat berkecimpung di pasar untuk

memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sedangkan banjar Pabeansangsit

penduduknya lebih sedikit di karenakan luas daerah Pabeansangsit merupakan

wilayah pesisir.

Jumlah penduduk yang padat di Desa Sangsit ini berdampak negatif

terhadap wilayah yang akan terus dibangun permukiman oleh penduduk. Jumlah

penduduk yang padat mengakibatkan wilayah pesisir dijadikan tempat bermukim.

Sehingga penduduk yang tidak memiliki lahan untuk tempat bermukim, menyewa

lahan pesisir untuk dijadikan tempat bermukim.

3. Aspek Sosial

Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat menentukan

ketrampilan individu maupun kelompok kerja, baik dalam membuka dan

meningkatkan usaha utuk menunjang perekonomiannya, menentukan kecakapan

tenaga kerja terhadap pekerjaannya, serta menentukan teknologi yang digunakan

baik dalam kehidupan sehari-hari. Adapun komposisi penduduk menurut tingkat

pendidikan di Desa Sangsit, seperti terlihat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Sangsit

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

(1) (2) (3) (4)

1 Tidak Sekolah 1428 13,75

2 Belum tamat SD 866 8,34

3 Tamat SD 4540 43,72

4 Tamat SMP 1560 15,02

5 Tamat SMA 1675 16,13

6 Sarjana muda 83 0,8

7 Sarjana 230 2,21

Jumlah 10382 100

Sumber : BPS (Kecamatan Sawan Dalam Angka, 2014)

Page 13: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

7

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dikemukakan bahwa secara umum

pendidikan di Desa Sangsit sudah relatif baik. Hal ini terlihat dari adanya

penduduk yang sudah menamatkan perguruan tinggi mencapai 83 orang sarjana

muda dan 230 orang sarjana dengan persentase 2,21 %. Di sisi lain, jumlah

tamatan yang paling banyak adalah tamat SD mencapai 4540 orang dengan

persentase 43,72%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar penduduk sudah

dapat membaca dan menulis. Akan tetapi, masih terdapat penduduk yang tidak

pernah menempuh pendidikan, yaitu sebanyak 1428 orang dengan persentase

13,75%. Hal ini membutuhkan penanganan khusus untuk mengentaskan penduduk

yang masih buta huruf dengan melakukan program seperti kejar paket B. Dengan

demikian, secara tidak langsung tingkat pendidikan masyarakat yang rendah

berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai kondisi

permukiman yang layak huni dan tidak kumuh.

4. Aspek Ekonomi

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Sangsit dapat

ditinjau berdasarkan sector mata pencaharian. Adapun sektor mata pencaharian di

Desa Sangsit terdiri dari sektor pertanian, sektor manufaktur serta sektor jasa dan

perdagangan. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Sangsit

seperti terlihat pada Tabel 1.5.

Tabel 1.5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sangsit

No Sektor Mata pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertanian Pertanian 2626 63,3

Perikanan 215 5,1

Peternakan 120 3

Perkebunan 110 2,7

2 Manufaktur Industri 296 7,1

3 Jasa dan Perdagangan Jasa 120 3

Perdagangan 510 12,4

Penggalian 25 0,7

Pengangkutan 95 2,2

ABRI 20 0,5

Jumlah 4137 100

Sumber: BPS (Kecamatan Sawan Dalam Angka, 2014)

Page 14: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

8

Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukkan bahwa sektor mata pencaharian yang

paling banyak dimiliki oleh penduduk adalah pada sektor pertanian, yaitu sebagai

petani yang berjumlah 2626 atau mencapai 63,3%. Sementara sektor jasa dan

perdagangan, yaitu mata pencaharian ABRI yang berjumlah 20 orang atau

mencapai 0,5% adalah yang paling sedikit digeluti penduduk

5. Aspek Lingkungan

Penggunaan lahan di Desa Sangsit masih didominasi oleh penggunaan

lahan pertanian, baik sawah, tegalan/huma, perkebunan dan pekaranga. Tata guna

lahan ini seperti terlihat pada Tabel 1.6.

Tabel 1.6 Tata Guna Lahan di Desa Sangsit

No Tata Guna Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

(1) (2) (3) (4)

1 Sawah 177 49.09

2 Tegalan/Huma 54 14,98

3 Perkebunan 35 9.71

4 Pekarangan 50 13,87

5 Lainnya (termasuk permukiman) 44,5 12,35

Jumlah 360,5 100

Sumber: BPS (Kecamatan Sawan Dalam Angka, 2014)

Berdasarkan Tabel 1.6 terlihat bahwa penggunaan lahan di Desa Sangsit

dengan luas 3,60 km2

dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan penduduk

mulai dari sawah, tegal (huma), pekarangan, perkebunan dan lainnya. Penggunaan

lahan yang paling tinggi adalah sawah dengan luas 177 ha atau mencapai 49,09%.

Penggunaan lahan yang kedua yaitu tegal (huma) dengan luas 54 ha atau

mencapai 14,98%, dan yang ketiga yaitu untuk perkebunan dengan luas 35 ha atau

mencapai 9,71% yang merupakan penggunaan lahan paling sedikit. Penggunaan

lahan yang keempat yaitu untuk pekarangan dengan luas 50 atau mencapai

13,87% serta penggunaan lahan lainnya termasuk permukiman, lapangan dan

kuburan dengan luas 44,5 atau mencapai 12,35%. Tata guna lahan yang

didominasi lahan pertanian mengakibatkan pembangunan permukiman di Desa

Sangsit berkembang menuju ke arah wilayah pesisir.

Page 15: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

9

1.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah

Kondisi permukiman masyarakat pesisir yang tergolong pada permukiman

kumuh secara simultan akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kondisi

kehidupan dan penghidupan nelayan tradisional. Keberadaan permukiman kumuh

sebagai lingkungan tempat tinggal nelayan di samping dapat menurunkan kualitas

hidup pemukim, juga dapat menghambat aktivitas nelayan. Aktivitas nelayan yang

terhambat terutama karena tidak adanya fungsi dari tempat tinggal sebagai tempat

penyimpanan yang baik untuk perlengkapan melaut dan penyimpanan maupun

pengolahan hasil tangkapan ikan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dapat

diidentifikasi permasalahan bahwa permukiman kumuh akan menghambat dan

bahkan menurunkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat pesisir,

khususnya nelayan di Desa Sangsit. Penataan lingkungan masyarakat pesisir skala

mikro dibutuhkan sebagai strategi perbaikan kualitas hidup nelayan dan anggota

keluarga, serta dapat juga sebagai pondasi awal dalam pengembangan wilayah

pesisir di Desa Sangsit.

Penataan lingkungan permukiman kelompok nelayan tradisional sebagai

solusi visioner memiliki beberapa permasalahan. Adapun masalah-masalah yang

dapat diidentifikasi di dalam upaya penataan lingkungan permukiman kumuh

masyarakat pesisir di Desa Sangsit adalah sebagai berikut.

1. Nelayan sebagai pemukim sebagian besar tidak memiliki pengetahuan yang

rendah tentang pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Pengetahuan

nelayan tentang pengurusan IMB yang rendah mengakibatkan beberapa

permukiman yang dimukimi tidak memiliki IMB, meskipun telah membayar

uang sewa atau membayar pajak tinggal kepada institusi setempat. Rumah

yang tidak memiliki IMB dapat dikategorikan ke dalam permukiman liar.

2. Nelayan sebagai pemukim tidak memiliki referensi formal tentang standar

permukiman yang layak huni. Standar hunian yang digunakan oleh nelayan

bersumber pada referensi turun-temurun dan juga tetangga terdekat, sehingga

kualitas permukiman yang semakin menurun dipandang sebagai proses alami.

3. Halaman rumah nelayan yang sempit dan tidak tertata dengan baik. Ruang

halaman yang sempit mengakibatkan fungsi-fungsi ruang di dalam bangunan

Page 16: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

10

rumah menjadi tidak jelas dan bahkan seringkali penempatan objek tertentu

tidak sesuai dengan fungsi ruang di dalam rumah.

4. Sarana prasarana rumah yang terbatas. Keterbatasan sarana prasarana ini

terlihat dari ketiadaan sarana kebersihan dan tempat sampah yang memadai,

sehingga sampah merupakan objek yang tidak asing di dalam lingkungan

permukiman nelayan.

5. Keberadaan saluran drainase yang tidak terstruktur dan tidak terkait satu sama

lain. Limbah cair hasil rumah tangga, baik yang berasal dari aktivitas mandi,

masak maupun aktivitas mencuci mengalir ke segala arah, dan muara dari

aliran limbah cair tersebut tidak jelas dan tetap, serta tidak bersinergi antara

limbah rumah tangga satu dengan limbah rumah tangga lain.

6. Arsitektur bangunan rumah yang tidak sesuai dengan adat budaya yang

berlaku. Sebagian besar nelayan tradisional adalah beragama Hindu, sehingga

secara langsung arsitektur permukiman yang dibangun harus sesuai dengan

konsep-konsep penataan ruang budaya Hindu Bali. Akan tetapi, permukiman

yang dibangun sebagian besar belum menunjukkan arsitektur permukiman

khas Bali.

Permasalahan yang dihadapi dalam penataan lingkungan permukiman

nelayan tradisional sangat kompleks. Hal ini dikarenakan tidak hanya diperlukan

penataan permukiman kumuh secara fisik, tetapi juga perubahan pola pikir dari

masyarakat pesisit di Desa Sangsit. Berbasis dari keenam permasalahan yang

diuraiakan di atas, maka adapun rumusan masalah dalam pengabdian pada

masyarakat ini adalah mengarah pada perancangan visi dan misi penataan

permukiman kumuh masyarakat pesisir di Desa Sangsit, pemilihan strategi

penataan permukiman kumuh masyarakat pesisir di Desa Sangsit dan pelaksanaan

penataan permukiman kumuh masyarakat pesisir di Desa Sangsit. Permasalahan

yang dirumuskan tersebut sangat mendesak dan menjadi penting mengingat

keberadaan permukiman kumuh telah memberikan pengaruh yang negatif

terhadap kualitas hidup dan penghidupan masyarakat. Maka dari itu, kegiatan

P2M ini diarahkan kepada penataan permukiman kumuh masyarakat pesisir.

Page 17: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

11

1.3 Tujuan Kegiatan

1. Mendesain visi dan misi penataan permukiman kumuh masyarakat pesisir di

Desa Sangsit terkait dengan pengembangan wilayah pesisir dan kontribusi

timbal balik terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat. Visi misi yang

didesain disesuaikan dengan kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat

pesisir, khususnya masyarakat nelayan setempat. Visi misi yang didesain

bersifat jangka pendek dan jangka panjang, yang tidak hanya berfokus pada

perbaikan tempat tinggal, tetapi juga optimalisasi potensi sumberdaya.

2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat pesisir, khususnya

masyarakat nelayan di dalam menjaga kualitas permukiman yang dimiliki dan

lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka. Pengetahuan dan pemahaman

masyarakat tersebut diarahkan untuk mempertinggi kesadaran mandiri dan

partisipasi aktif di dalam meningkatkan dan menjaga kualitas permukiman

yang sesuai dengan standar layak huni.

3. Menata permukiman kumuh masyarakat pesisir di Desa Sangsit yang sejalan

dengan upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat pesisir,

khususnya masyarakat nelayan di dalam mengatur dan memanajemen tata

ruang komponen-komponen permukiman skala mikro, yang meliputi aspek

bangunan rumah, fasilitas rumah, sanitasi, lingkungan rumah hingga aspek

keindahan rumah. Penataan permukiman ini merupakan pondasi awal dalam

rangka mewujudkan pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan.

1.4 Manfaat Kegiatan

1. Bagi masyarakat

Kegiatan penataan permukiman kumuh skala mikro ini sangat bermanfaat

bagi masyarakat pesisir, khususnya masyarakat nelayan Desa Sangsit.

Manfaat yang akan didapatkan adalah: (1) informasi yang berkaitan dengan

konsep dan pemahaman tentang lingkungan tempat tinggal yang layak huni

serta (2) kemampuan dan keterampilan dalam menata permukiman secara

mandiri dan berkesesuaian dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya

Page 18: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

12

masyarakat. Dalam jangka panjang, kegiatan P2M ini juga diharapkan dapat

berkontribusi dalam pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan.

2. Bagi pemerintah

Kegiatan ini secara nyata dan langsung akan membantu peran pemerintah

dalam melatih masyarakat untuk memberdayakan diri dengan sumberdaya

yang dimiliki. Kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat

pesisir, khususnya masyarakat nelayan Desa Sangsit dengan menata

permukiman masyarakat sehingga menjadi lebih layak huni dan mendukung

aktivitas masyarakat pesisir yang sebagian besar adalah nelayan.

Page 19: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

13

BAB II

METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan permukiman

kumuh adalah sebagai berikut.

1. Pembinaan melalui diskusi tentang dampak negatif permukiman kumuh

terhadap kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat pesisir, khususnya

masyarakat nelayan di Desa Sangsit

2. Pemaparan tentang konsep dan strategi penataan permukiman kumuh skala

mikro yang secara langsung meningkatkan kualitas lingkungan tempat tinggal

dan sekaligus meningkatkan kesadaran mandiri dalam menjaga kebersihan

serta keteraturan sarana prasarana rumah tempat tinggal

3. Pendampingan dalam menata permukiman kumuh skala mikro secara

bertahap dengan mengutamakan pendekatan community based development

Kegiatan diskusi, pemaparan dan pendampingan yang dilaksanakan sangat

diharapkan mampu untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat

berkaitan dengan membangun lingkungan permukiman yang lebih berkualitas dan

layak huni, serta masyarakat yang memiliki kesadaran mandiri terhadap kondisi

lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka.

2.1 Rancangan Evaluasi

Luaran dalam kegiatan ini adalah berupa tatanan permukiman masyarakat

pesisir, khususnya masyarakat nelayan yang berkesesuaian dengan standar tempat

tinggal yang layak huni. Indikator luaran berupa penataan permukiman yang

ditinjau dari aspek bangunan rumah, fasilitas rumah, kesehatan dan kebersihan

rumah, lingkungan rumah dan aspek keindahan rumah yang tergolong baik,

dengan rerata skor 3,40 menurut skala Likert 1-5.

Evaluasi kegiatan dilakukan terhadap proses dan produk kegiatan.

Evaluasi proses berkaitan dengan semangat dalam mengikuti kegiatan, kerja-sama

dan keterbukaan dalam menerima masukan. Evaluasi proses ini dilakukan selama

Page 20: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

14

kegiatan berlangsung. Sementara evaluasi produk dilakukan terhadap kualitas

penataan permukiman skala mikro yang ditata oleh masyarakat sebagai mitra

kegiatan. Adapun matrik rancangan evaluasi seperti terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Matrik Rancangan Evaluasi

No Indikator Kriteria Keberhasilan Instrumen

(1) (2) (3) (4)

1 Pola pikir

masyarakat

pesisir/nelayan

Terjadi perubahan pola pikir yang positif

tentang penataan permukiman kumuh yang

berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan

penghidupan

Pedoman tes

tulis

2 Pengetahuan

masyarakat

pesisir/nelayan

Terjadi peningkatan pengetahuan tentang

konsep dan strategi penataan permukiman

kumuh skala mikro

Pedoman tes

lisan

3 Kemampuan

masyarakat

pesisir/nelayan

Terjadi peningkatan kemampuan dalam

penataan permukiman kumuh, khususnya

komponen-komponen permukiman skala mikro

Pedoman

praktikum

2.2 Rencana Dan Jadwal Kerja

Pelaksanaan kegiatan P2M yang berlangsung selama 8 (delapan) bulan

memiliki 8 (delapan) kegiatan. Adapun rencana dan jadwal kerja dalam kegiatan

ini seperti terlihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Rencana dan Jadwal Kerja

No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Analisis kebutuhan penataan

permukiman masyarakat

2 Analisis dan perancangan

penataan permukiman

3 Review budget dan persiapan

peralatan

4 Pemetaan lokasi area

permukiman

5 Pembinaan

6 Pelatihan

7 Pendampingan

8 Pembuatan Laporan Akhir

Page 21: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

15

2.3 Tahapan Kegiatan

Adapun langkah-langkah tahapan dalam kegiatan pengabdian pada

masyarakat seperti terlihat diagram alir pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Diagram Alir Tahapan Kegiatan

Observasi Awal

Analisis Kebutuhan

Implementasi

Kegiatan

Pemaparan dan diskusi tentang permukiman kumuh

1. Karakteristik Masyarakat Pesisir

2. Karakteristik Permukiman Kumuh N

Visi Misi Penataan Permukiman Kumuh

Strategi Penataan Permukiman Kumuh Dalam Skala Mikro

Pemaparan dan diskusi tentang konsep penataan dan persiapan pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan Pendampingan Penataan Permukiman Kumuh

Pendekatan Community Based Development dalam menata permukiman skala mikro

Penyebaran Angket terkait Persepsi Masyarakat Pesisir/Nelayan terhadap penataan permukiman kumuh

Pengisian angket oleh masyarakat pesisir/nelayan peserta penataan permukiman kumuh skala mikro

Evaluasi

Kegiatan

Pengamatan

Pelaksanaan Penataan

Permukiman Kumuh

Tahapan Kegiatan Tujuan Kegiatan Bentuk Kegiatan

Page 22: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

16

2.4 Organisasi Pelaksana

Adapun jenis kualifikasi yang diperlukan seperti terlihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Jenis Kualifikasi dalam Program P2M

No Nama/NIDN Instansi/

Jurusan

Bidang

Ilmu

Alokasi Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Putu Indra

Christiawan,

S.Pd, M.Sc./

0017078701

Undiksha/

Pendidikan

Geografi

Geografi/

Geografi

Permukiman

5 jam/

minggu

Merencanakan/

menyusun proposal,

melaksanakan

kegiatan, menyusun

laporan kegiatan,

presentasikan hasil

kegiatan dan

publikasi P2M dalam

jurnal dan seminar

ilmiah

2 I Putu

Ananda Citra,

S.Pd, M.Sc./

0018088401

Undiksha/

Pendidikan

Geografi

Geografi/

Geografi

Pesisir dan

Kelautan

3 jam/

minggu

Membantu

merencanakan/

menyusun proposal,

melaksanakan

kegiatan, menyusun

laporan kegiatan,

presentasikan hasil

kegiatan dan

publikasi P2M dalam

jurnal dan seminar

ilmiah

3 Made Arie

Wahyuni,

SE.,M.Si../

0005018303

Undiksha/

Akuntansi

Akuntansi/

Perpajakan

3 jam/

minggu

Membantu

merencanakan/

menyusun proposal,

melaksanakan

kegiatan, menyusun

laporan kegiatan,

presentasikan hasil

kegiatan dan

publikasi P2M dalam

jurnal dan seminar

ilmiah

Page 23: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

17

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) Penataan

Permukiman Kumuh Masyarakat Pesisir di Desa Sangsit terdiri dari 5 kegiatan

utama. Adapun kegiatan P2M yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana

kegiatan yang telah disusun adalah: (1) persiapan, (2) pembinaan, (3) pelatihan

penataan permukiman kumuh, (4) pendampingan dan (5) evaluasi.

3.1 Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Program P2M

Pada tahap awal pelaksanaan program P2M telah dilaksanakan kegiatan

persiapan meliputi pengurusan ijin pelaksanaan, survei lokasi dan koordinasi

dengan mitra, pembelian bahan habis pakai dan peralatan, penentuan narasumber

serta pembuatan peta, poster dan buku pedoman penataan permukiman. Kegiatan

persiapan ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu dari bulan Maret sampai pada

bulan Juni 2016. Kegiatan pengurusan ijin pelaksanaan, survei lokasi dan

koordinasi dengan mitra dilaksanakan pada bulan April 2016 bertempat di Desa

Sangsit. Kegiatan ini mengkhususkan pada kesepakatan tim pelaksana P2M

dengan Kepala Dusun Pabean Sangsit dan Nelayan sebagai mitra program dalam

menentukan tempat pertemuan, sarana prasarana yang diperlukan, lokasi

permukiman dan waktu pelaksanaan kegiatan P2M. Hasil kegiatan survei lokasi

dan koordinasi adalah: (1) menetapkan 3 keluarga nelayan sebagai mitra, yaitu

Bapak Kusniadi, Bapak M.Salim dan Bapak Hambali serta (2) waktu pelaksanaan

kegiatan P2M ditetapkan mengambil hari Jum’at dengan pertimbangan bahwa

pada hari itu ketiga mitra pada khususnya dan masyarakat nelayan pada umumnya

tidak melaut karena adanya kegiatan Jum’atan, mengingat seluruh mitra adalah

masyarakat muslim. Kegiatan pembelian bahan habis pakai dan peralatan

dilaksanakan pada bulan Mei 2016 yang didasarkan pada hasil survei lokasi dan

telah melalui tahap diskusi bersama dengan seluruh tim pelaksana P2M yang

berlangsung di lingkungan kampus UNDIKSHA Singaraja.

Page 24: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

18

Pada tahap kegiatan selanjutnya adalah mempersiapkan narasumber yang

menguasai bidang Geografi Permukiman sebagai dasar kegiatan pembinaan dan

pelatihan kepada mitra. Pakar yang dipilih sebagai narasumber dalam kegiatan

pembinaan dan pelatihan penataan permukiman kumuh adalah Bapak Prof. Dr. I

Gede Astra Wesnawa, M.Si. Persiapan dengan narsumber meliputi pembuatan

materi pelatihan secara sistematis, baik dalam bentuk bahan cetak maupun bahan

tayang, instrumen kegiatan serta mencetak dan memperbanyak materi pembinaan

dan pelatihan penataan permukiman kumuh masyarakat pesisir.

Tahap akhir dalam kegiatan persiapan adalah pembuatan peta dan poster

yang dilaksanakan pada bulan Juni 2016 bertempat di Ruang Laboratorium

Jurusan Pendidikan Geografi bersama seluruh tim pelaksana P2M. Hasil dari

kegiatan ini meliputi pembuatan 2 buah peta, yaitu peta lokasi P2M dan peta

lokasi permukiman serta 3 buah poster, yaitu poster kebersihan, kesehatan dan

keselamatan rumah. Secara keseluruhan kegiatan persiapan ini berjalan dengan

sangat baik berkat peran aktif dari seluruh tim pelaksana dan masyarakat nelayan

yang menjadi mitra program P2M.

3.2 Kegiatan Pembinaan

Kegiatan pembinaan dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 10 Juni 2016

bertempat di Banjar Pabean Sangsit, tepatnya pada halaman rumah salah satu

mitra, yaitu Bapak Hambali. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 jam dari pukul

15.00 sampai pada pukul 18.00 WITA bersama seluruh tim pelaksana P2M,

narasumber, kepala dusun serta seluruh mitra. Secara garis besar kegiatan diawali

dengan pembacaan susunan acara, presensi, presentasi, diskusi dan evaluasi serta

koordinasi untuk kegiatan selanjutnya.

Kegiatan pembinaan dalam program P2M yang disampaikan kepada mitra

ini merupakan transfer Ipteks tentang dampak negatif permukiman kumuh yang

diawali dengan penyampaian batasan permukiman kumuh, karakteristik, faktor

penyebab dan dampak negatif dari keberadaan permukiman kumuh. Secara tidak

langsung terlihat bahwa mitra sebenarnya telah merasakan bahwa lingkungan

tempat tinggal yang dimukimi termasuk ke dalam kategori kumuh. Akan tetapi,

Page 25: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

19

mereka belum memiliki pengetahuan untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor

penyebab, proses serta bentuk kekumuhan, baik yang terdapat di dalam rumah

maupun di lingkungan sekitar rumah. Berdasarkan kondisi tersebut, maka tim

pelaksana P2M bersama narasumber memberikan pembinaan tentang dampak

negatif permukiman kumuh secara mendetail, sehingga dapat memperkuat pola

pikir mitra terhadap kondisi dan kualitas lingkungan tempat tinggal yang baik,

sekaligus merancang visi misi penataan permukiman kumuh bersama mitra.

Kegiatan pembinaan yang telah berlangsung seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Penyampaian Materi Pembinaan

Produk yang dihasilkan dalam kegiatan pembinaan ini adalah berupa

rancangan visi misi penataan permukiman kumuh dan penilaian pola pikir mitra.

Adapun visi misi penataan permukiman kumuh yang disepakati bersama adalah

menciptakan permukiman nelayan yang sehat dengan mengedepankan kebersihan,

keselamatan dan keamanan. Berdasarkan evaluasi hasil kegiatan menunjukkan

bahwa pola pikir mitra terhadap dampak negatif permukiman kumuh tergolong

baik dengan rerata skor 3,95. Dengan demikian seluruh mitra mampu memahami

berbagai dampak negatif yang diakibatkan oleh kondisi dan kualitas lingkungan

tempat tinggal yang kumuh, dan mampu mengidentifikasi penyebab dan proses

permukiman kumuh. Kegiatan pembinaan ini berjalan sesuai dengan rencana dan

alokasi waktu kegiatan yang disusun.

Page 26: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

20

3.3 Kegiatan Pelatihan

Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15 Juli 2016

dengan lokasi yang sama dengan tempat kegiatan pembinaan, yaitu bertempat di

depan halaman rumah Bapak Hambali. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 jam

dari pukul 15.00 sampai pada pukul 18.00 WITA bersama seluruh tim pelaksana

P2M, narasumber, kepala dusun serta seluruh mitra. Secara garis besar kegiatan

diawali dengan pembacaan susunan acara, presensi, presentasi, diskusi dan

evaluasi serta koordinasi untuk kegiatan selanjutnya.

Kegiatan pelatihan dalam program P2M merupakan kegiatan lanjutan dari

kegiatan pembinaan. Kegiatan pelatihan ini memfokuskan pada strategi penataan

permukiman kumuh dengan mempresentasikan langkah-langkah dan bentuk nyata

dari penataan permukiman kumuh yang sesuai dengan misi yang telah dirancang

pada kegiatan pembinaan, yaitu kebersihan, keselamatan dan keamanan. Kegiatan

pelatihan berjalan dengan baik dan lancar. Kondisi ini dikarenakan mitra sangat

antusias dan memberikan respon yang cepat terhadap materi pelatihan yang

disampaikan oleh narasumber. Terutama ketika membahas dan mendiskusikan

arahan dan bentuk strategi penataan permukiman kumuh yang akan dilaksanakan

dengan menunjukkan komponen-komponen rumah yang ada pada masing-masing

rumah mitra. Kegiatan pelatihan yang telah berlangsung seperti terlihat pada

Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Penyusunan Strategi Penataan Permukiman Kumuh

Page 27: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

21

Produk yang dihasilkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah berupa

penilaian strategi yang disusun oleh mitra dalam menata permukiman kumuh dan

persiapan pelaksanaan penataan permukiman kumuh. Berdasarkan evaluasi hasil

kegiatan menunjukkan bahwa terdapat beberapa kesamaan strategi penataan yang

disusun oleh mitra seperti yang terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Rancangan Strategi Penataan Permukiman Kumuh

No Penataan Strategi

Mitra 1 Mitra 2 Mitra 3

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Bangunan

Rumah

Memperbaiki pagar Memperbaiki pagar Membatasi rumah

dengan pagar kayu

2 Fasilitas

Rumah

Menempatkan alat

nelayan di atas meja

Memerlukan wadah

khusus untuk alat

nelayan

Memerlukan wadah

khusus untuk alat

nelayan

3 Sanitasi Menempatkan

tempat sampah di

depan halaman

rumah

Menyediakan

tempat sampah

Menyediakan tempat

sampah

4 Lingkungan Melakukan

penghijauan

Melakukan

penghijauan

Melakukan

penghijauan

5 Keindahan Merapikan instalasi

kabel

Merapikan instalasi

kabel

Merapikan instalasi

kabel

6 Arsitektural Menyusun dari yang

paling sering

digunakan

Menyusun dari

yang paling berat

Menyusun sesuai

dengan fungsinya

Adapun persiapan pelaksanaan penataan permukiman kumuh yang telah

disepakati bersama adalah menandai komponen rumah yang akan ditata,

mempersiapkan sarana prasarana dan menentukan urutan waktu lokasi penataan.

Secara keseluruhan kegiatan pelatihan ini terlaksana tanpa mengalami kendala.

Bahkan mitra telah mengaplikasikan nilai kebersihan, keselamatan dan keamanan,

yaitu dengan membiasakan diri untuk menyapu halaman rumah, menempatkan

peralatan nelayan di satu tempat dan meletakkan peralatan nelayan yang berat dan

berbahaya jauh dari jangkauan anak-anak mereka. Dengan demikian kegiatan

pelatihan ini diharapkan dapat mempertinggi kepedulian mitra terhadap kondisi

dan kualitas lingkungan tempat tinggal secara berkelanjutan, sehingga mitra dapat

mewujudkan rumah sehat yang bersih, selamat dan aman.

Page 28: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

22

3.4 Kegiatan Pendampingan

Kegiatan pendampingan dalam penataan permukiman kumuh masyarakat

pesisir dilaksanakan selama 3 kali selama 3 minggu pada bulan Agustus, yaitu

pada tanggal 5, 12 dan 19 Agustus 2016. Meskipun kegiatan pendampingan hanya

menata 1 rumah pada setiap kali kegiatan, tetapi tetap mengikutsertakan seluruh

mitra untuk mengetahui bersama tahapan kerja serta membandingkan komponen

dan kondisi rumah mitra satu dengan yang lain. Dengan demikian seluruh mitra

mendapatkan pengalaman yang semakin luas di dalam menata permukiman.

3.4.1 Kegiatan Pendampingan Pertama

Kegiatan pendampingan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 5

Agustus 2016 di rumah Bapak Kusniadi. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 jam

dari pukul 15.00 sampai pada pukul 18.00 WITA bersama seluruh tim pelaksana

P2M, surveyor dan seluruh mitra. Secara garis besar kegiatan diawali dengan

pembagian bantuan alat dan bahan untuk penataan permukiman, dan kemudian

dilanjutkan dengan menata komponen-komponen permukiman yang meliputi

aspek bangunan, fasilitas, sanitasi, lingkungan hingga aspek keindahan rumah

sesuai dengan rancangan strategi penataan yang telah disusun secara kolektif.

Kegiatan pendampingan berjalan dengan baik dan lancar. Kondisi ini

dikarenakan mitra sebagai pemilik rumah langsung sangat antusias dalam menata

rumah secara mandiri. Di sisi lain, mitra yang lain juga mengamati dan secara

tidak langsung ikut membantu Bapak Kusniadi di dalam menata rumah dari aspek

bangunan rumah hingga memberikan beberapa masukan terkait aspek keindahan

rumah. Dalam kegiatan pendampingan ini, terlihat bahwa mitra sudah memiliki

kemampuan dan keterampilan dasar dalam menata permukiman secara mandiri.

Akan tetapi, terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi mitra pertama, khususnya

pada aspek lingkungan di dalam menentukan posisi pemasangan pot tanaman

gantung, dan aspek keindahan rumah di dalam menata instalasi kabel. Melihat

kondisi tersebut, tim pelaksana segera membantu mitra di dalam menata aspek

lingkungan dan keindahan rumah. Rangkaian pelaksanaan dan hasil kegiatan

pendampingan pertama ini seperti terlihat pada Gambar 3.3.

Page 29: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

23

(1) Pembagian Bantuan (2) Penataan Instalasi Kabel

(3) Penataan Tempat Sampah (4) Penataan Tanaman

(5) Penataan Tempat Alat Melaut (6) Penataan Pembatas Rumah

Gambar 3.3 Kegiatan Pendampingan Pertama

Berdasarkan evaluasi kegiatan ditinjau dari proses, kemampuan dan hasil kerja

menunjukkan bahwa penataan yang telah dilaksanakan mitra berkategori nilai

yang tinggi dengan rerata skor 3,67 seperti terlihat pada Tabel 3.2.

Page 30: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

24

Tabel 3.2 Hasil Evaluasi Kegiatan Pendampingan Pertama No Penilaian Nilai Rerata Kategori

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Proses Kerja 19 3,80 Tinggi

2 Kemampuan Kerja 19 3,80 Tinggi

3 Hasil Kerja 17 3,40 Cukup

Rerata 18 3,67 Tinggi

Sumber: Data Primer, 2016

Dengan demikian seluruh mitra mampu memahami menata permukiman kumuh

sesuai dengan strategi yang telah disusun. Kegiatan pendampingan pertama ini

berjalan sesuai dengan rencana dan alokasi waktu kegiatan yang disusun.

3.4.2 Kegiatan Pendampingan Kedua

Kegiatan pendampingan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 12

Agustus 2016 di rumah Bapak M.Salim. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 jam

dari pukul 15.00 sampai pada pukul 18.00 WITA bersama seluruh tim pelaksana

P2M, surveyor dan seluruh mitra. Secara garis besar kegiatan diawali dengan

persiapan awal terkait alat dan bahan untuk penataan permukiman, dan kemudian

dilanjutkan dengan menata komponen-komponen permukiman yang meliputi

aspek bangunan, fasilitas, sanitasi, lingkungan hingga aspek keindahan rumah

sesuai dengan rancangan strategi penataan yang telah disusun secara kolektif.

Kegiatan pendampingan berjalan dengan baik dan lancar. Kondisi ini

dikarenakan mitra sebagai pemilik rumah langsung sangat antusias dalam menata

rumah secara mandiri, dan juga memiliki pengalaman sebelumnya pada kegiatan

pendampingan pertama. Di sisi lain, mitra yang lain juga mengamati dan

membandingkan komponen rumah mereka dengan rumah Bapak M.Salim. Dalam

kegiatan pendampingan ini, terlihat bahwa mitra sudah memiliki kemampuan dan

keterampilan dasar dalam menata permukiman secara mandiri. Mitra hanya

mengahadapi kesulitan di dalam menentukan posisi pemasangan pot tanaman

gantung, dan aspek keindahan rumah di dalam menata instalasi kabel. Melihat

kondisi tersebut, tim pelaksana segera membantu mitra di dalam menata aspek

lingkungan dan keindahan rumah. Rangkaian pelaksanaan dan hasil kegiatan

pendampingan kedua seperti terlihat pada Gambar 3.4.

Page 31: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

25

(1) Persiapan Awal (2) Penataan Instalasi kabel

(3) Penataan Tempat Sampah (4) Penataan Tanaman

(5) Penataan Alat Melaut (6) Penataan Pembatas Rumah

Gambar 3.4 Kegiatan Pendampingan Kedua

Berdasarkan evaluasi kegiatan ditinjau dari proses, kemampuan dan hasil kerja

menunjukkan bahwa penataan yang telah dilaksanakan mitra tergolong nilai yang

tinggi dengan rerata skor 4,07 seperti terlihat pada Tabel 3.3.

Page 32: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

26

Tabel 3.3 Hasil Evaluasi Kegiatan Pendampingan Kedua No Penilaian Minimum Maksimum Mean

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Proses Kerja 20 4,00 Tinggi

2 Kemampuan Kerja 21 4,20 Tinggi

3 Hasil Kerja 20 4,00 Tinggi

Rerata 20 4,07 Tinggi

Sumber: Data Primer, 2016

Dengan demikian seluruh mitra mampu memahami menata permukiman kumuh

sesuai dengan strategi yang telah disusun. Kegiatan pendampingan kedua ini

berjalan lebih lancar dan sesuai dengan alokasi waktu kegiatan yang disusun.

3.4.3 Kegiatan Pendampingan Ketiga

Kegiatan pendampingan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 19

Agustus 2016 di rumah Bapak Hambali. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 jam

dari pukul 15.00 sampai pada pukul 18.00 WITA bersama seluruh tim pelaksana

P2M, surveyor dan seluruh mitra. Secara garis besar kegiatan berjalan hampir

sama dengan kegiatan pendampingan pertama dan kedua. Perbedaan yang nampak

adalah bahwa mitra memiliki inisiatif untuk menata beberapa aspek permukiman

lebih awal, sehingga pada saat kegiatan pendampingan hal utama yang dilakukan

adalah menyempurnakan penataan yang telah dilaksanakan oleh mitra ketiga.

Kegiatan pendampingan berjalan dengan sangat baik dan lancar. Kondisi

ini dikarenakan mitra sebagai pemilik rumah sudah memiliki pengalaman dan

waktu lebih banyak dari kegiatan pendampingan pertama dan kedua. Di sisi lain,

kedua mitra yang lain juga menyempurnakan kembali hasil penataan yang telah

dilakukan pada pendampingan pertama dan kedua. Dalam kegiatan pendampingan

terakhir ini, terlihat bahwa mitra sudah memiliki kemampuan dan keterampilan

yang lengkap dalam menata permukiman secara mandiri dan penuh kreativitas,

khususnya dalam menata aspek bangunan rumah, fasilitas rumah dan aspek

keindahan rumah. Mitra tidak mengalami kesulitan apapun di dalam menata

rumah. Melihat kondisi tersebut, tim pelaksana sangat mengapresiasi usaha dan

inisiatif mandiri dari para mitra program. Rangkaian pelaksanaan dan hasil

kegiatan pendampingan kedua seperti terlihat pada Gambar 3.5.

Page 33: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

27

(1) Persiapan Awal (2) Penataan Instalasi Kabel

(3) Penataan Tempat Sampah (4) Penataan Tanaman

(5) Penataan Alat Melaut (6) Penataan Pembatas Rumah

Gambar 3.5 Kegiatan Pendampingan Ketiga

Berdasarkan evaluasi kegiatan ditinjau dari proses, kemampuan dan hasil kerja

menunjukkan bahwa penataan yang telah dilaksanakan mitra tergolong sangat

tinggi dengan rerata skor 4,73 seperti terlihat pada Tabel 3.4.

Page 34: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

28

Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Kegiatan Pendampingan Ketiga

No Penilaian Nilai Rerata Kategori

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Proses Kerja 23 4,60 Sangat Tinggi

2 Kemampuan Kerja 24 4,80 Sangat Tinggi

3 Hasil Kerja 24 4,80 Sangat Tinggi

Rerata 24 4,73 Sangat Tinggi

Sumber: Data Primer, 2016

Dengan demikian seluruh mitra telah mampu menata permukiman kumuh sesuai

dengan strategi yang telah disusun, dan bahkan melebihi ekspektasi awal.

Kegiatan pendampingan ketiga ini berjalan sangat lancar dan dengan alokasi

waktu kegiatan yang sangat efisien dan efektif.

4.5 Kegiatan Evaluasi

Kegiatan evaluasi telah dilaksanakan setiap akhir kegiatan, baik

pembinaan, pelatihan maupun kegiatan pendampingan untuk menilai kemampuan

mitra dalam menata permukiman kumuh skala mikro. Di samping itu,

dilaksanakan juga evaluasi dampak dan refleksi dari program P2M bersama

seluruh mitra untuk mengetahui kebermanfaatan pembinaan, pelatihan dan

pendampingan dalam penataan permukiman kumuh yang telah dilaksanakan oleh

seluruh mitra.

Dampak utama yang dirasakan dari mitra program adalah perubahan sosial

yang meliputi: (1) rasa aman, mitra merasa aman berada di lingkungan tempat

tinggal, (2) hubungan dengan keluarga yang semakin intens, (3) rasa tenang, mitra

merasa tenang berada di dalam rumah, (4) hubungan dengan tetangga yang juga

semakin erat dan (5) rasa nyaman, yang membuat mitra merasa betah berada di

rumah.

Refleksi kegiatan yang dinilai adalah manfaat kegiatan, kesan selama

kegiatan dan harapan mitra. Manfaat kegiatan yang dirasakan oleh seluruh mitra

secara langsung adalah kondisi lingkungan tempat tinggal yang rapi, bersih, aman

dan nyaman. Kesan selama kegiatan berlangsung adalah jalinan komunikasi dan

saling memahami yang baik, serta kesederhanaan di dalam menyampaikan materi,

Page 35: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

29

sehingga dapat dipahami dengan baik oleh para mitra. Sedangkan harapan dari

para mitra sebagian besar adalah agar kegiatan serupa yang bersentuhan langsung

dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat untuk menata

rumah secara mandiri lebih dikhususkan pada aspek perbaikan dan pemeliharaan.

Di sisi lain, mitra juga mengharapkan agar kegiatan selanjutnya secara langsung

melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak. Hal ini dipandang

penting untuk memberikan pendidikan usia dini mengenai kesehatan lingkungan

dan kesehatan rumah tempat tinggal.

Page 36: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

30

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan pada rencana kegiatan yang telah dicapai dalam pelaksanaan

program P2M ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pelaksanaan kegiatan pembinaan terlaksana dengan baik, karena adanya

motivasi dan partisipasi yang aktif dari seluruh mitra. Kenyataan ini terlihat

dari wawasan dan pengetahuan masyarakat pesisir, khususnya nelayan yang

sebelumnya tidak memiliki pola pikir yang baik tentang permukiman kumuh

dan dampak negatif yang diakibatkan. Akan tetapi, setelah pembinaan mitra

menjadi memiliki pemahaman yang holistik mengenai faktor penyebab,

proses dan bentuk dari dampak negatif dari permukiman kumuh sesuai

dengan materi yang disampaikan oleh narasumber.

2. Pelaksanaan kegiatan pelatihan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan

rencana. Hal ini terlihat dari proses dan evaluasi yang dilaksanakan, yang

menunjukkan antusiasme dan respon cepat dari mitra di dalam merancang

strategi penataan permukiman kumuh skala mikro yang tepat sasaran.

Kegiatan pelatihan ini telam mampu mempertinggi kepedulian mitra dalam

mewujudkan rumah sehat berbasis kebersihan, keselamatan dan keamanan.

3. Pelaksanaan kegiatan pendampingan dapat mencapai hasil yang optimal,

dan bahkan melebihi dari rencana awal. Hal ini terlihat dari proses kerja,

kemampuan kerja dan hasil kerja yang berdasarkan hasil evaluasi

menunjukkan kategori nilai yang tinggi, dan salah satu mencapai kategori

nilai sangat tinggi. Kegiatan pendampingan ini telah mampu mempertinggi

kemampuan dan keterampilan mitra secara mandiri dalam menata berbagai

komponen permukiman.

4.2 Saran

Berdasarkan pada kedua kegiatan pembinaan dan pelatihan yang telah

dilaksanakan terhadap nelayan di Desa Sangsit. Dibutuhkan penataan yang

Page 37: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

31

bersifat kontinu dan meluas dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, khususnya

di wilayah pesisir Desa Sangsit, dan juga desa-desa pesisir lainnya di Kecamatan

Sawan yang mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.

Masyarakat pesisir, khususnya nelayan sangat membutuhkan informasi yang

berkaitan dengan konsep dan pemahaman tentang lingkungan tempat tinggal yang

layak huni serta kemampuan dan keterampilan dalam menata permukiman secara

mandiri dan berkesesuaian dengan kondisi sosial ekonomi mereka.

Page 38: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

32

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Kecamatan Sawan Dalam Angka Tahun 2014.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng. 2013. Jenis Tanah

Kecamatan Sawan.

Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman. 2002. Petunjuk Operasional

Penilaian Tingkat Kekumuhan. Departemen Permukiman dan Prasarana

Wilayah.

Direktorat Jendral Cipta Karya. 1997. Kamus Tata Ruang. Departemen Pekerjaan

Umum. Jakarta.

Panuju, Bambang. 1999. Pengadaan Perumahan Kota dengan Partisipasi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Bandung: Alumni.

Sintiawati, I Gusti Ayu Putu Meika. 2014. Karakteristik Dan Proses Terbentuknya

Permukiman Kumuh Di Wilayah Pesisir Desa Sangsit (Kasus Desa Sangsit).

Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Suherlan, Mumu. 1996. Rumah Untuk Seluruh Rakyat. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Sujarto, Djoko. 1977. Wisma Karya Marga Suka dan Penyempurna. Bandung:

Teknik Planologi ITB.

Suparlan, Supardi. 1995. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: YOI.

Wesnawa, I Gede Astra. (1993). Program Perbaikan Kampung Dalam Rangka

Penataan Permukiman Kumuh. Aneka Widya. Vol 4. (hal.181-187).

Page 39: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

33

Lampiran 1. Absensi Peserta Kegiatan

1.1 Kegiatan Survei Lokasi dan Koordinasi

Page 40: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

34

1.2 Kegiatan Pembinaan

Page 41: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

35

1.3 Kegiatan Pelatihan

Page 42: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

36

1.4 Kegiatan Pendampingan Pertama

Page 43: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

37

1.5 Kegiatan Pendampingan Kedua

Page 44: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

38

1.6 Kegiatan Pendampingan Ketiga

Page 45: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

39

Lampiran 2. Foto-Foto Kegiatan

2.1 Kegiatan Koordinasi dan Survei Lokasi

2.2 Kegiatan Pembinaan

Page 46: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

40

2.3 Kegiatan Pelatihan

2.4 Kegiatan Pendampingan

Page 47: PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1987071720140410… · perencanaan sampai dengan penulisan ... rumah tinggal dari masyarakat

41

Lampiran 3. Peta Lokasi

PETA LOKASI DAERAH

DESA SANGSIT KECAMATAN SAWANARAN

TIM PENGUSUL P2M

UNDIKSHA SINGARAJA

2016