Penanganan Pernafasan Dalam Kegawatdaruratan

14
Penanganan Pernafasan dalam Kegawatdaruratan

description

Kegawat daruratan pernafasan

Transcript of Penanganan Pernafasan Dalam Kegawatdaruratan

Penanganan Pernafasan dalam Kegawatdaruratan

Penanganan Pernafasan dalam KegawatdaruratanPengertian Gagal NafasGagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkanoleh masalah ventilasi difusi atau perfusi.Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).

Patofisiologi Gagal NafasGagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuatdimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang otak (pons dan medullaEtiologiDepresi Sistem saraf pusatKelainan neurologis primerEfusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraksTraumaPenyakit akut paruGangguan di tingkat pusat.Gangguan system otot pernafasan, yang disebabkan oleh :Obat obatan :obat pelumpuh otot ( pancuronium ), keracunan obat (organophospat).

Tanda dan GejalaTANDAGagal nafas totalAliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasiAdanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatanGagal nafas parsialTerdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing.Ada retraksi dadaGEJALAHiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

Pemeriksaan PenunjangPemerikasan gas-gas darah arteri adanya hipoksemia :Ringan:PaO2 < 80 mmHgSedang:PaO2 < 60 mmHgBerat:PaO2 < 40 mmHgPemeriksaan rontgen dadaMelihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak diketahuiHemodinamik Tipe I : peningkatan PCWP EKG : Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kananDisritmia

Sumbatan Jalan NafasTrauma pada wajah Fraktur ramus mandibula, terutama bilateral, dapat menyebabkan lidah jatuh ke belakang dan gangguan jalan napas pada posisi terlentang. Perlukaan daerah leher mungkin menyebabkan gangguan jalan napas karena rusaknya laring atau trakea atau karena perdarahan dalam jaringan lunak yang menekan jalan napas. Adanya cairan berupa muntahan, darah, atau yang lain dapat menyebabkan aspirasi Edema laring akut karena trauma, alergi, atau infeksi.

Pengelolaan Jalan NafasPasien diajak berbicara. Berikan oksigen. Nilai jalan napas. Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan secara simultan, menilai jalan napas sekaligus fungsi pernapasan: Obstruksi jalan napas (obtruksi parsial dan obstruksi total)Menjaga stabilitas tulang leher, ini jika ada dugaan trauma leher, yang ditandai dengan adanya trauma wajah/maksilo-facial, ada jejas di atas clavicula, traumaPembebasan Jalan Nafas Tanpa AlatHead-tilt (dorong kepala ke belakang). letakkan 1 telapak tangan pada dahi pasien, pelan-pelan tengadahkan kepala pasien dengan mendorong dahi ke arah belakang sehingga kepala menjadi sedikit tengadah (slight Extention). Chin-lift Maneuver (tindakan mengangkat dagu). Gunakan jari tengah dan jari telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien, kemudian angkat dan dorong tulangnya ke depan. Jika korban anak-anak, gunakan hanya jari telunjuk dan diletakkan di bawah dagu, jangan terlalu menengadahkan kepalaJaw-thrust Maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah ke atas). dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan. Tindakan ini sering dilakukan bersamaan dengan tindakan head tilt. Tehnik ini bertujuan membuka jalan napas secara maksimal.

Pembebasan Jalan Nafas Dengan ALatOropharyngeal Tube (pipa orofaring) Nasopharyngeal Tube (pipa nasofaring) Endotrcheal Tube ( ET T )Laringeal Mask Airway (LMA) Krikotiroidotomy ( dengan jarum atau pisau bedah )

Membersihkan Jalan NafasMembersihkan Jalan Napas Secara Manual (Finger Sweep) Mengatasi Sumbatan Jalan Napas Karena Benda Padat (Sumbatan Total) Manual TrustAbdominal thrustChest TrustBack BlowMembersihkan Benda Asing Padat Dengan Alat Laringoskop alat pengisap (suction) alat penjepit (forcep)

PengkajianAirwayPeningkatan sekresi pernapasanBunyi nafas krekels, ronki dan mengi

BreathingDistress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.Menggunakan otot aksesori pernapasanKesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis

CirculationPenurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardiaSakit kepalaGangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantukPapiledemaPenurunan haluaran urineDiagnosaPola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paruGangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas ventilasi-perfusi sekunder terhadap hipoventilasiKelebihan volume cairan b.d. edema pulmoGangguan perfusi jaringan b.d. penurunan curah jantung

Penanganan MedisTerapi oksigenPemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal prongVentilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEPInhalasi nebuliserFisioterapi dadaPemantauan hemodinamik/jantungPengobatanBrokodilatorSteroidDukungan nutrisi sesuai kebutuhan