penanganan malnutrisi
-
Upload
boorayscar -
Category
Documents
-
view
123 -
download
5
description
Transcript of penanganan malnutrisi
PENANGANAN MALNUTRISI SECARA UMUM
PEMBIMBING :
dr. Paul F. Matulessy, Sp.GK
OLEH :
Andreas Octaviano (08-149)
Riama Noveria Sianturi (08-151)
Putu Eka Pujanta Putra (08-155)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
PERIODE 22 JULI – 24 AGUSTUS 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA 2013
PENANGANAN MALNUTRISIS SECARA UMUM
1. DEFINISI MALNUTRISI
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang
cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk
mempertahankan kesehatan. Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit
ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang.
2. ETIOLOGI MALNUTRISI
Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta
memiliki berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka
konseptual UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause),
penyebab tidak langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).
Kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit merupakan penyebab
langsung malnutrisi yang paling penting. Penyakit, terutama penyakit infeksi,
mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.
Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan
yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian
makanan yang salah.
Cara pemberian makanan yang salah dapat dapat disebabkan karena ibu tidak
memiliki pengetahuan yang cukup, misalnya mengenai pemberian ASI eksklusif
maupun cara pemberian makanan pendamping ASI. Ibu seharusnya mendapatkan
informasi yang lengkap dan obyektif mengenai cara pemberian makanan yang bebas
dari pengaruh komersial. Mereka perlu mengetahui masa pemberian ASI yang
dianjurkan; waktu dimulainya pemberian makanan tambahan; jenis makanan apa yang
harus diberikan, berapa banyak dan berapa sering makanan diberikan, dan bagaimana
cara memberikan makanan dengan aman.
Kematian akibat penyakit dapat disebabkan salah satu atau kombinasi dari
berbagai penyebab lain seperti rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan,
kurangnya suplai air bersih dan fasilitas sanitasi, kurangnya kebersihan makanan serta
pengasuhan anak yang tidak memadai. Pengasuhan anak yang tidak memadai sendiri
dapat dikarenakan ibu bekerja sehingga ibu juga memiliki lebih sedikit waktu untuk
memberi makan anaknya.
Penyebab tidak langsung yang dapat menyebabkan malnutrisi adalah kurangnya
ketahanan pangan keluarga, kualitas perawatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan
serta sanitasi lingkungan. Ketahanan pangan dapat dijabarkan sebagai kemampuan
keluarga untuk menghasilkan atau mendapatkan makanan. Sebagai tambahan, perlu
diperhatikan pengaruh produksi bahan makanan keluarga terhadap beban kerja ibu
dan distribusi makanan untuk anggota keluarga. Sanitasi lingkungan berpengaruh
terhadap kesehatan, produksi serta persiapan makanan untuk dikonsumsi serta
kebersihan. Pelayanan kesehatan bukan hanya harus tersedia, namun juga harus dapat
diakses dengan mudah oleh ibu dan anak. Status pendidikan dan ekonomi perempuan
yang rendah menyebabkan kurangnya kemampuan untuk memperbaiki status gizi
keluarga.
Adapun penyebab dasar berupa kondisi sosial, politik dan ekonomi negara.
malnutrisi, yang dapat berupa gizi kurang atau gizi buruk, dapat bermanifestasi bukan
hanya di tingkat individual namun juga di tingkat rumah tangga, masyarakat, nasional
dan internasional sehingga upaya untuk mengatasinya perlu dilaksanakan secara
berkesinambungan di berbagai tingkatan dengan melibatkan berbagai sektor. Dengan
demikian, penting untuk mengenali penyebab gizi kurang dan gizi buruk di tingkat
individu, masyarakat, maupun negara agar selanjutnya dapat dilakukan tindakan yang
sesuai untuk mengatasinya.
3. PENANGANAN GIZI BURUK SECARA UMUM
1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia
Memberikan dekstrose 10% baik intravena maupun oral
2. Mencegah dan mengatasi hipotermia
Mempertahankan suhu tubuh
3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi
Mem berikan resomal
4. Memperbaiki gangguan elektrolit
Memberikan mineral mix
5. Mengobati infeksi
Dengan atau tanpa demam berikan antibiotik
Tanpa komplikasi : kotrimoksasol
Dengan komplikasi : gentamisin +ampisilin diikuti amoksisilin oral
6. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro
AGB : berikan tablet besi setelah 2 minggu (setelah fase stabilisasi)
KVA : Tidak ada gejala (hari ke-1 : 1 kapsul) ada gejala : hari ke 1,2 dan 15 @ 1
kapsul sesuai dosis usia. setiap hari diberikan multivitamin dan asam folat.
7. Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi
stabilisasi : F 75 : mencegah hipoglikemia
resomal : mencegah dehidrasi transisi : bertahap dari F 75 – F 100.
8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar.
- Energi : 150-220 kkal/kg BB
- Protein : 3-4 gr/kg BB/hr
- BB < 7 kg : makanan bayi
- BB > 7 kg : makanan anak.
9. Stimulasi sensorik dan dukungan emosional pada anak gizi buruk.
10. Tindak lanjut dirumah
dinyatakan sembuh apabila gejala klinis sudah tidak ada dan 80% BB/U normal atau
90% BB/TB. sarankan:
Membawa kembali untuk kontrol secara teratur:
– Bulan I : 1x seminggu
– Bulan II : 1 x /2 minggu
– Bulan III – VI : 1x/bulan
suntikan /imunisasi dasar dan ulangan (Booster)
Vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan (Dosis sesuai umur)