Penanganan Bayi Baru Lahir
description
Transcript of Penanganan Bayi Baru Lahir
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
PPDS Obstetri dan GinekologiPeriode Januari 2013
Penatalaksanaan Awal BBL
Penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil jika selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal
hal yang esensial dalam asuhan bayi baru lahir: asuhan segera, aman, dan bersih untuk bayi baru lahir
Komponen
1. Pencegahan infeksi2. Penilaian segera setelah lahir3. Pencegahan kehilangan panas4. Asuhan tali pusat5. Inisiasi menyusui dini6. Manajemen laktasi7. Pencegahan infeksi mata8. Pemberian vitamin K9. Pemberian imunisasi10. Pemeriksaan BBL
Pencegahan Infeksi
BBL sangat rentan infeksi mikroorganisme cuci tangan sebelum bersentuhan dg BBL Pakai sarung tangan bersih saat menangani
bayi yang belumn dimandikan Alat & bahan Disinfeksi Tingkat Tinggi atau
sterilisasi Pakaian, handuk, selimut, kain yang
digunakan sudah dalam keadaan bersih
Penilaian BBL
Cukup bulan? Air ketuban
jernih, tidak campur mekonium
Menangis / tidak Tonus otot
Perlu diperhatikan
jaga kehangatan bayi dg kontak kulit ke kulit ibu selama 1 jam pertama
jangan berikan dot / makanan tambahan apapun sblm diberi ASI (termasuk air, air gula, susu formula)
pantau bayi yg diletakkan pd dada ibu tiap 15 menit selama 1-2 jam pertama: napas merintih? retraksi ddd dada bawah?
napas cepat? kehangatan akral dingin?
Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan suhu tubuh BBL belum sempurna reiko hipotermia tinggi t.u bayi prematur /BBLR
Bayi yang hipotermia resiko sakit & meninggal
Jika bayi basah & tidak diselimuti bisa hipotermia walaupun dalam ruangan yg hangat
Mekanisme kehilangan panas tubuh Evaporasi
penguapan cairan pada permukaan tubuh bayi) Konduksi
tubuh bayi bersentuhan dengan permukaan yang temperaturnya lebih rendah)
Konveksi tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan
bertemperatur dingin) Radiasi
pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di dekat tubuh bayi)
mencegah kehilangan panas
1. Keringkan bayi tanpa membersihkan vernix2. Kontak kulit – kulit3. Selimuti dengan kain yg bersih, kering dan
hangat4. Tutupi kepala bayi (topi)5. Tempatkan bayi dalam lingkungan hangat6. Jangan segera menimbang atau
memandikan BBL7. Jangan memandikan bayi sebelum 6 jam
setelah lahir
Rekomendasi untuk memandikan bayi
Tunggu (minimal) 6 jam sebelum memandikan bayi (tunggu lebih lama untuk bayi asfiksia atau hipotermia)
Lakukan setelah stabilnya temperatur tubuh bayi (36.5-37.5 °C)
Mandikan dalam ruangan yang hangat dan tidak banyak hembusan angin
Mandikan secara cepat dengan menggunakan air hangat, segera keringkan tubuhnya dan segera kenakan pakaiannya
Tempatkan di dekat ibunya dan beri ASI sedini mungkin
Merawat Tali Pusat Klem dan potong setelah 2 menit bayi lahir Ikat (dengan simpul kunci) tali pusat pada 1 cm dari
pusat bayi (dengan tali atau penjepit) JANGAN membungkus puntung tali pusat /
mengoleskan cairan apapun ke puntung mengoleskan alkohol atau povidon iodin masih
diperkenankan, tetapi tidak dikompreskan Periksa tali pusat setiap 15'. Apabila masih tjd
perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat
nasehat ke ibu: lipat popok di bawah tali pusat jika kotor, bersihkan dg sabun, keringkan dg kain bersih cari petugas , bila: berdarah, merah, nanah, bau
Memulai pemberian ASI
Kontak dini antar ibu dan bayi penting. Tujuannya:-memberikan kehangatan mempertahankan panas yg benar pada BBL- ikatan batin & pemberian ASI
Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dg menunjukkan refleks rooting). Jangan paksakan bayi untuk menyusui.
Bila memungkinkan, jangan pisahkan ibu dg bayi, dan biarkan bayi bersama ibunya minimal 1 jam setelah persalinan
Memulai pemberian ASI
Pastikan pemberian ASI dimulai dalam 1 jam setelah bayi lahir
Anjurkan ibu memeluk dan menyusukan bayinya setelah tali pusat dipotong
Lanjutkan pemberian ASI setelah plasenta lahir dan tindakan lain yang diperlukan, telah selesai dilaksanakan
Minta anggota keluarganya membantu ibu menyusukan bayinya
Pedoman Umum Menyusui
Mulai dalam 1 jam setelah bayi lahir Jangan berikan makanan atau minuman
lain selain ASI Pastikan ASI diberikan hingga 6 bulan
pertama kehidupan bayi Berikan ASI setiap saat (siang dan malam)
bila bayi membutuhkannya
Keuntungan IMD Rangsang produksi oksitosin dan prolaktin ibu Bayi:
stabilkan napas stabilkan suhu tubuh bayi perbaiki pola tidur mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu cepat n efektif meningkatkan kenaikan BB bayi hubungan psikologis tidak terlalu banyak menangis dalam 1 jam pertama jaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu dalam perut bayi bilirubin cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih
cepat shg menurunkan kejadian ikterus BBL kadar gula lebih baik
Cara menyusui
Peluk tubuh bayi dan hadapkan mukanya ke payudara ibu sehingga hidungnya berada di depan puting susu
Dekatkan mulut bayi ke payudara bila tampak tanda-tanda siap menyusu
Cara menempelkan mulut pada payudara: Sentuhkan dagu bayi pada payudara Tempelkan mulutnya (yang terbuka lebar) pada puting
susu sehingga melingkupi semua areola mama (bibir bawahnya melingkupi puting susu)
Perhatikan gerakan menghisap dan jaga agar hidung bayi tidak tertutup oleh payudara
Perawatan payudara Pastikan puting susu dan areola mamae selalu
dalam keadaan bersih Gunakan kain bersih untuk menyeka puting susu
dan gunakan sedikit ASI sebagai pelembab Lecet dan retak bukan alasan untuk
menghentikan pemberian ASI, ajarkan cara menyusukan yang benar untuk menghindarkan lecet/retak dan kurangnya asupan untuk bayi
Ajarkan cara untuk mengenali dan mencari pertolongan bila terjadi bendungan ASI atau mastitis
Pencegahan infeksi Mata
Berikan dalam 1 jam pertama kelahiran (setelah kontak kulit-kulit)
Gunakan asalep Tetrasiklin 1 % Brikan dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang
paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata ujung tabung salep mata tak boleh menyentuh mata bayi jangan menghapus salep dari mata bayi dan anjurkan keluarga Setelah pemberian, kembalikan bayi pada ibunya untuk
disusukan dan bergabung kembali
Pemberian vit K
semua BBL harus diberikan vit K
inj vit K 1 mg im setelah 1 jam
kontak kulit-kulit dan bayi selesai menyusu
untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vit K yang dialami sebagian BBL
Pemberian imunisasi
Hep B cegah infeksi terutama jalur penularan ibu-
bayi 1 jam setelah vit K (usia 2 jam) Jadwal imunisasi lanjutan:
BCG, OPV umur 24 jam Hep B, DPT 2, 3, 4 bln
Pemeriksaan Umum BBL Keadaan umum:
napas merintih? 40-60x/m? retraksi? gerakan tonus baik? simetris? warna kulit kehangatan hipersalivasi / muntah kelainan bawaan
Kepala bengkak? memar? Abdomen perdarahan tali pusat? Mekoneum dan air seni menimbang menilai cara menyusu
Tanda Bahaya BBL
tidak dapat menyusu kejang mengantuk / tidak
sadar napas cepat (>60x/m) merintih retraksi dinding dada sianosis sentral
KELAINAN NEONATUS UMUM
Mekoneum pada Cairan Ketuban Mekoneum adalah feses pertama BBL kental, pekat, hijau kehitaman Biasa dikeluarkan pertama kali 12-24 jam postpartum 15% cairan ketuban kehijauan Berkaitan dengan adanya gangguan intrauterin kesejahteraan
bayi terutama bila konsistensinya kental atau jumlahnya berlebihan
hipoksia (gawat janin) gerak usus, relaksasi otot anus janin mengeluarkan mekonium
t.u bayi kecil masa kehamilan (KMK), post matur aspirasi ke dalam saluran nafas BBL pneumonia, kematian Walaupun bayi tampak bugar, tetap lakukan pemantauan
terhadap kemungkinan terjadinya penyulit
Asfiksia
Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernafasan pada bayi baru lahir
Asfiksia primer bila bayi tidak bernafas sejak dilahirkan
Asfiksia sekunder bila terjadi kesulitan bernafas setelah sebelumnya dapat bernafas pada saat dilahirkan
Gejala dan tanda Asfiksia Tidak bernafas atau sulit bernafas (< 30 /menit) Pernafasan tidak teratur, terdapat dengkuran
atau retraksi dinding dada Tangisan lemah atau merintih Warna kulit pucat atau biru Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai Tidak ada denyut jantung atau perlahan (<
100 /menit)
Kelainan Lain
Bayi dengan kelainan bawaan (hidrosefalus, mikrosefalus, megakolon, langit-langit terbelah, bibir sumbing)
Bayi dengan gejala dan tanda infeksi, tidak dapat menyusui atau keadaan umumnya jelek
Asfiksia dan tidak memberi respons yang baik terhadap tindakan resusitasi
RESUSITASI NEONATUS
Prinsip Manajemen
BBL Normal
Asfiksia BBL
AK + Mekonium
cukup bulan ya tidak +-
air ketuban jernih +- mekonium
tangismenangis / bernapas
≠ menangis / ≠ bernapas / megap2
+-
tonus otot baik tidak baik +-
Manajemen BBL NormalPenilaian awal kondisi BBL
Jaga kehangatan Bersihkan jalan napas (mulut, hidung) Keringkan, rangsang taktil atur posisi bayi
ikat tali pusat Berikan pd ibu untuk IMD vit K 1mg im paha kiri anterolateral Salep mata antibiotik tetrasiklin 1% Hep B 0,5 ml im paha kanan Periksa fisik
Langkah Awal
Asuhan Pasca Resusitasi
Manajemen Asfiksia
BBL
ventilasi:20x – 30 detik – 20 cmH2O
Pembersihan Jalan Nafas
Bila air ketuban jernih, hisap lendir di mulut, kemudian lendir di hidung
Bila ada pewarnaan mekoneum, lakukan pengisapan lendir dari mulut dan hidung saat kepala lahir dan bila setelah lahir bayi menangis dengan kuat, lakukan asuhan BBL seperti biasa. Bila tidak, lakukan pembersihan jalan nafas ulangan.
Memposisikan Bayi
Baringkan telentang atau sedikit miring dengan posisi kepala sedikit ekstensi
Pastikan tali pusat telah dipotong agar pengaturan posisi menjadi leluasa
Hisap lendir di mulut dan hidung yang mungkin dapat menyumbat jalan nafas
Jangan menghisap terlalu dalam karena dapat terjadi reaksi vaso-vagal
Rangsangan taktil dan upaya bernafas
Gosok dengan lembut punggung, tubuh, kaki atau tangan bayi atau tepuk/sentil telapak kaki bayi
Pengeringan tubuh, mengisap lendir dan rangsangan taktil sebaiknya tidak melebihi dari 30-60 detik
Jika setelah waktu tersebut bayi masih sulit bernafas, lakukan bantuan pernafasan dengan ventilasi positif
Bentuk rangsangan taktil yang tidak dianjurkan
RISIKO BENTUK RANGSANGANTrauma Menepuk bokongFraktur, pneumotoraks, gawat nafas, kematian
Meremas atau memompa rongga dada
Ruptura hati atau limpa, perdarahan dalam
Menekankan kedua paha ke perut bayi
Sfinkter ani robek Mendilatasi sfinkter aniHipotermia, hipertermia, luka bakar
Kompres atau merendam di air panas dan dingin
Kerusakan otak Menguncang-guncang tubuh bayiHipotermia Meniupkan oksigen atau udara
dingin ke tubuh bayi
Ventilasi
Pastikan balon dan sungkup berfungsi baik cuci tangan dan memakai sarung tangan Selimuti bayi dengan kain kering dan hangat (kecuali muka
dan dada) letakkan di lingkungan yang hangat Posisikan tubuh dan kepala bayi dengan benar Pasang sungkup melingkupi dagu, mulut dan hidung Tekan balon dengan dua jari atau seluruh jari (tergantung
ukuran yang tersedia) Periksa pertautan sungkup dengan bayi dan gerakan dada
dengan 2 kali ventilasi Bila semuanya baik, lakukan ventilasi dengan oksigen atau
udara ruangan
Kecepatan ventilasi sekitar 20 – 30 x per 30 detik (40 – 60 x/menit) dan perhatikan gerakan dinding dada
Bila dada tidak bergerak naik-turun, periksa kembali pertautan sungkup-bayi atau fungsi balon
Setelah ventilasi 30 detik, lakukan penilaian pernafasan, warna kulit dan denyut jantung
Bila bayi bernafas normal, lakukan asuhan BBL seperti biasa
Bila belum normal, ulangi ventilasi positif selama 30 detik kedua dan nilai kembali
Bila masih megap-megap dan terdapat retraksi dinding dada, ulangi kembali ventilasi positif dengan oksigen murni
Kompresi Dada
lakukan kompresi dada yang terkoordinasi dengan ventilasi selama 30 detik
kecepatan 3 kompresi : 1 ventilasi selama 2 detik
dilakukan dengan dua ibu jari atau jari tengah-telunjuk / tengah-manis
Lokasi : menggerakkan jari sepanjang tepi iga terbawah, menyusur ke atas sampai mendapatkan sifoid, letakkan ibu jari atau jari-jari pada tulang dada sedikit di atas sifoid
Berikan topangan pada bagian belakang bayi Tekan sedalam 1/3 diameter anteroposterior
dada.
Intubasi Endotrakea
dilakukan pada keadaan berikut:1. Ketuban tercampur mekonium & bayi tidak
bugar2. Jika VTP dengan balon & sungkup tidak
efektif3. Membantu koordinasi VTP & kompresi dada4. Pemberian epinefrin untuk stimulasi jantung5. Indikasi lain: sangat prematur & hernia
diafragmatik
Epinefrin
Indikasi : Setelah pemberian VTP selama 30 detik dan pemberian secara terkoordinasi VTP + kompresi dada selama 30 detik, frekuensi jantung tetap < 60 kali/menit.
Cara pemberian & dosis : Persiapan: 1 mL cairan 1:10 000 (semprit yang lebih
besar diperlukan untuk pemberian melalui pipa endotrakea)
Melalui vena umbilikalis (dianjurkan) : 0.1-0.3 mL/kgBB Melalui pipa endotrakea : 0.3-1.0 mL/kgBB
Penghentian Resusitasi
Jika sesudah 10 menit resusitasi yang benar, bayi tidak bernapas dan tidak ada denyut jantung, pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi.
Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan, jelaskan keadaan bayi.
Persilakan ibu memegang bayinya jika ia menginginkan.
Asuhan Pascaresusitasi
Jaga temperatur tubuh bayi, baik dengan selimut ataupun didekap oleh ibunya
Minta ibu untuk segera menyusukan bayinya Cegah infeksi ikutan atau paparan bahan tidak
sehat Pantau kondisi kesehatan bayi secara berkala,
termasuk kemampuan menghisap ASI
APGAR SCORESCORE 0 1 2
A - WARNA KULIT Pucat/biru Badan merah muda Extreme biru
Seluruh tubuh merah muda
P - DENYUT JANTUNG
x < 100 x / menit>160 x / menit
120 – 140 x / menit
G - REAKSI THD RANGSANGAN
x Muka bergerakGrimace
+Batuk/bersin
A - TONUS OTOT lemas SedangFlexi pada ekstremitas
BaikGerakan Aktif
R - PERNAPASAN x GaspingTak teratur
Teratur
APGAR SCORE : 1 menit pp & 5 menit pp
SCORE : 1-3 : bahaya resusitasi 4-6 : mengkhawatirkan Obsv. 2x24 jam 7-9 : baik
TERIMA KASIH