Penanganan awal cedera fraktur

7
Fraktur  Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.  Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar.  Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi infeksi.  Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup  banyak, mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok.  Penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu 1. Cedera Traumatik Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh : a. Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit di atasnya.  b. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula. c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat. 2. Fraktur Patologik Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan berikut : a. Tumor Tulang (  Jinak atau Ganas ) : pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali dan progresif.  b. Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri. c. Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan kegagalan absorbsi Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.

description

patah tulang

Transcript of Penanganan awal cedera fraktur

Fraktur Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar. Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi infeksi. Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok. Penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu1. Cedera Traumatik Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :a. Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit di atasnya.b. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.

2. Fraktur PatologikDalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan berikut :a. Tumor Tulang ( Jinak atau Ganas ) : pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali dan progresif.b. Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri.c. Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan kegagalan absorbsi Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.

3. Secara Spontan Disesbabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio.

Manifestasi Klinis1. Deformitasa. Rotasi pemendekan tulang.b. Penekanan tulang.2. Edema3. Ekimosis4. Spasme otot 5. Tenderness 6. Nyeri 7. Kehilangan sensasi 8. Pergerakan abnormal.9. Hilangnya darah10. Krepitasi

PenatalaksaanPerhatian harus lebih ditujukan pada pertolongan pertama ( Prinsip Advanced Trauma Life Support (ATLS), untuk menilai kondisi klinis pasien, seperti kemungkinan terdapat luka, komplikasi yang mungkin terjadi dan perlu tidaknya resusitasi. Kita sebagai dokter harus memastikan bahwa jalan nafasnya baik, mengatasi perdarahan, imobilisasi dan berusaha membuat pasien nyaman dan tidak panik. Jika pasien mengalami fraktur tulang panjang, sebaiknya dilakukan traksi, untuk mengurangi rasa nyeri saat bergerak. Jika terjadi syok hemoragik, bisa dilakukan transfusi darah (cross-matching atau plasma expanders and blood substitutes). Elektrolit, seperti larutan salin isotonis / larutan rimmers laktat bisa digunakan via intravena tetapi tidak begitu bisa menggantikan hilangnya darah. Transfusi dengan koloid atau whole blood biasanya hanya diperlukan pada pasien yang kehilangan darah lebih dari 1 liter.Uncomplicated Closed Fractures1. Reduksi hanya dilakukan jika memperbaiki keadaan. Karena jika tidak terjadi perubahan posisi atau yang tidak terlalu bermakna, maka tidak perlu direduksi. Metode: 1. Manipulasi tertutup, metode standar yang paling sering digunakan2. Traksi mekanik dengan atau tanpa manipulasi 3. Operasi terbuka.

2. ImobilisasiIndikasi:1. mencegah perpindahan atau angulasi fragmen 2. mencegah gerakan yang mungkin mengganggu penyatuan3. menghilangkan rasa sakit

Metode imobilisasi1. gips atau bidai eksternal lain 2. traksi kontinyu 3. fiksasi eksternal 4. fiksasi internal.

3. RehabilitasiBagian terpenting. Rehabilitasi harus dilakukan segera setelah fraktur terjadi. Tujuannya ada dua: pertama, untuk mempertahankan fungsi dan kedua, untuk mengembalikan fungsi normal. Dua metode penting dari rehabilitasi adalah active use dan active exercises. Kecuali dalam kasus-kasus cedera ringan, pasien harus, idealnya, berada di bawah pengawasan fisioterapis selama pengobatan.

a. Proteksi, untuk fraktur dengan kedudukan baik. Mobilisasi saja tanpa reposisi, misalnya pemasangan gips pada fraktur inkomplet dan fraktur tanpa kedudukan baik.b. Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips. Reposisi dapat dalam anestesi umum atau lokal.c. Traksi, untuk reposisi secara berlebihan.

KomplikasiSyokEmboli lemakSindrom kompartemenInfeksiTromboemboliDIC (Disseminated Intravascular Coagulation)