Pena Gemilang - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Madziatul Churiyah 3 Model...
Transcript of Pena Gemilang - lib.um.ac.idlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Madziatul Churiyah 3 Model...
I
Pena Gemilang 'U.L'IIo4''''G
"-
Model Pembelajaran Kewirausahaan Sosial Berbasis Potensi Lokal
'" -"=
Madziatul Churiyah
Model Pembelajaran Kewirausahaan Sosial Berbasis Potensi Lokal
Surya Pena Gemilang PUBLISHING Anggota IKAPI Jatim
Madziatul Churiyah
Model Pembelajaran Kewirausahaan Sosial Berbasis Potensi Lokal
Editor Drs. Setiyono Wahyudi, D.Ng.
Cover Design: Yudhista
Layout: Dayat
Pe,lerbil Surya Pena Gemilang Anggola IKAPI Jalim Jln. Rajawali TututA~owinangun 12 Malang -Jawa Timur IIp.082140357082 Fax. (0341) 751205 e-mail: [email protected]
Jumlah: viii + 145 him. Ukuran: 14 x 21 em
November 2015
ISBN: 978·602-6854-01·8
Hak eipla dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
.. Model Pembe1ajaran Kewirausahaan Sosial Berbasis Potens; Lokal
-
III • 111111.11 I If I. ...
Kata Pengantar Prof. Dr. Agus Suman, S.E., DEA.
Kewirausahaan sosial diidentlflkasi dengan tindakantindakan kewirausahaan yang inovatifyang memberikan ideide baru untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial, masalah keuangan, serta mampu mentransformasikan kepada masyarakat. Nicholls & Cho (2006:99), menjelaskan bahwa kewlrausahaan sosial merupakan fenomena yang berkembang secara dinamis yang berkaitan dengan masyarakat secara keseluruhan (stakeholders) dan memiliki hubungan dengan organisasi yang ada di sekelilingnya. Kewirausahaan sosial berkembang dari adanya permasalahan yang dihadapi masyarakat (social problem) sehingga inisiatif untuk menciptakan manfaat sosial (social benefit) yang kemudian turut menumbuhkan manfaat ekonomi (economic benefit).
Diharapkan dengan adanya pembelajaran kewirausahaan sosial berbasis potensi lokal kepada santri dapat meningkatkan keterampilannya yang bisa dikembangkan dan ditransformasikan kepada masyarakat secara langsung. Dengan demikian, kemanfaatan pembelajaran kewirausahaan sosial Ini, selaln. menlngkatkan keterampilan santri juga manfaatnya bisa dirasakan masyarakat sekitar. Akan tetapi keadaan tersebut tidak semudah membalik tangan. Untuk perlu model pembelajaran kewirausahaan sosial yang efektif dan efisiensi.
Aspek efektivitas pembelajaran kewirausahaan sosial berbasis potensi lokal ini, bisa mencakup: kecermatan penguasaan prllilku yang dlpelajari, kecepatan unjuk kerja, kesesuaian prosedur, tingkat alih belajar, kuantitas unjuk kerja, dan kualltas hasil. Sedangkan pada efisiensi mencakup waktu. person~lia, dan sumber belajar.
Model Pembelajaran Kewirllusahaan Sosial Berbasis Potens; Lokal ..
Berkaitan dengan mudel pembelajaran kewirausahaan sosial (Churiyah, 2014), mendesain model pembelajaran kewirausahaan sosial berbasis potensi lokal dalam meningkatkan kemandirian santri di Pesantren Salafiyah AIAzhar Kabupaten Malang. Dalam desain tersebut, dirumuskan lima fokus utama tujuan, yaitu (1) mendeskripsikan kondisi objektifsantri dan potensi lokal di Pesantren Salafiyah AI-Azhar Kab. Malang, (2) mendeskripsikan kondisi pembelajaran kewirausahaan sosial di Iingkungan Pesantren Salafiyah AI-Azhar Kab. Malang, (3) mengembangkan model pembelajaran kewirausahaan sosial berbasis potensi lokal dalam meningkatkan kemandirian santri Oi pesantren Salafiyah AI-Azhar Kab. Malang. (4) mengimplementasikan model pembelajaran kewirausahaan sosial berbasis potensi lokal dalam meningkatkan kemandirian santri di pesantren Salafiyah AI-Azhar Kab. Malang, dan (5) mengetahui efektivitas model pembelajaran kewirausahaan sosial berbasis potensi lokal dalam meningkatkan kemandirian santri di pesantren Salafiyah AI-Azhar Kabupaten Malang.
Desain model pembelajaran kewirausahaan sosiai tersebut, dirangkai dalam buku yang berjudul Mode! Pembe!ajaran Kewirausahaan 50sia! Berbasis Patens! Loka!. Dengan terbitnya buku ini, semoga menjadi inspirasi masyarakat pendidikan untuk menebarkan virus positif kewirusahaan di masyarakat yang pada akhirnya melahirkan wirusahawan-wirausahawan tangguh yang mampu membangun ekonomi negaranya .
..Model Pembdajaran Kewirausallaan Sosial Berbasi~ Patens; Lokal
DaftarIsi
Kata Pengantar v Daftar lsi .. .. ... ..... ...... .. ..... ... ...... ...... vi i
BAB I Pend~huluan.... 1 BAB II Model Pembelajaran 17
A. Pengertian lV10del Pembelajaran 17 B. Bentuk-bentuk Model Pembelajaran 21
BAB III Kewirausahaan Sosial 33 A. Kewirausahaan (Entrepreneurship).... 33 B. Kewirausahaan Sosial......................... 38
BAB IV Potensi Lokal Dalam Kewirausahaan Sosial 47 A. Pesantren 49 B. Kemandirian 61 C. Pengembangan Model Pembelajaran
Kewiral,.lsahaan Sosial Berbasis Potensi Lokal untuk Meningkatkan Kemandirian Usaha Santri 68
BAB V Pengembangan Model Pembelajaran Kewlrausahaan Sosial Berbasis Potensi Lokal untuk lVIeningkatkan Kemandirian Usaha Santri 73 A. Pembelajaran Kewirausahaan Sosial
Berbasis Potensi Lokal 74 B. Pengembangan Model pembelajaran
Kewirausahaan Sosial di Pesantren Salafiyah AI-Azhar Kab. Malang ......... 88
Model Pembelajaran Kewirausahaan Sosial Berbasis Potcnsi Lok~l •
99
C. Implementasi Model Pembelajaran Kewirausahaan Sosial Berbasis Potensi Lokal untuk Meningkatkan Kemandirian Santri
BAB VI Penutup 115 Daftar Pustaka 131 Glosarium .. 143
l1li Model Pembclajaran Kcwirausahaan Sosial Berbasis Potcnsi Loka/
BABI Pendahuluan
Keberadaan pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang tertua dllndonesia sudah diakui oleh seluruh kalangan masyarakat. Fungsi dan peranannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa telah diakui banyak pihak, terutama dalam melahirkan ulama dan mubaligh ternama di negeri ini (Sutatmi, dkk, 2011 :1). Kehadiran pondok pesantren, pada awalnya, menjadi tempat sosialisasi anak-anak dan remaja, s~kaligus tempat belajar agama. Pesantren berikhtiar meletakkan visi dan kiprahnya dalam kerangka pengabdian sosial, yang pada mulanya ditekankan kepada pembentukan moral keagamaan. Sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia pesantren, sejak awal keberadaannya bertujuan hendak membina individu-indivldu muslim agar memiliki ciri-ciri kepribadian Islami, yang tampil dalam pola tindaknya. Oleh karena itu, dasar pendidikannya pembinaan akhlak. Meskipun demikian, pada pesantren-pesantren tradisional (salafiyah) tujuan inl tidak dituangkan dengan eksplisit secara tertulis, tetapi secara implisit terekspresikan dari bahan pelajaran yang diberikan, proses dan cara pegajaran, dan norma-norma yang berlaku dalam interaksi pendidikan yang dikembqngkannya. Hasil anal isis Dhofier (1994: 21) tentang pesantren secara sosiologis menggambarkan tujuan pendidikan di pesantren sebagai berikut:
"Tujuan pendidikan tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid dengan penjelasan-
Bab I, Pendahuluan •
BABII Model Pembelajaran
Dalam Kamus Bahasa Indonesia istilah model diartikan sebagai ragam, cara yang terbaik. Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup untuk belajar. Jika dipadukan kedua kata tersebut, maka pengertian model pembelajaran adalah cara yang baik untuk menjadikan orang belajar. Untuk memperoleh pemahaman yang utuh (holistis) terhadap model pembelajaran di bawah ini dibahas dibahas secara utuh istilah model dan pembelajaran.
A. Pengertian Model Pembelajaran Model menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1995) diartlkan sebagai pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasllkan. Model menurut Murdick dan Ross (1982) merupakan penggambaran suatu realita atau suatu yang direncanakan. Model menurut Seels & Richey (1994) merupakan abstraksi d3ri sesuatu yang digunakan untuk memaharni sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dirasakan secara langsung. Jddi, dapat disimpulkan model merupakan bentuk pola atau acuan untuk men\:Jgambarkan suatu realitas yang abstrak dan memi Iiki suatu derajat struktur dan urutan.
Model yang dimaksudkan dalam bahasa lain ini adalah model pembelajaran menurut Reigeluth (1983). la mengemukakan bahawa /I an instructional model is usually an integrated set ofstrategy components; it is a com-
Bab I, PendahuJuan ..
BABIII Kewirausahaan Sosial
Membahas kewirausahaan berarti membahas tentang perilaku seseorang/ perllaku Individu yang mempunyai karakteristik personal atau kepribadian yang spesifik. Karakteristik personal yang spesifik ini disebut dengan kewirausahaan, sedangkan perilaku individu adalah tindakan seseorang yang berasal dari pencerminan sikap individu. Sikap individu ini dipengaruhi oleh kondisi objek, subjek, dan situasi (Sardjono, 2004).
Sikap kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang berani mengembJngkan usaha-usaha dan ide-ide barunya, sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Bygrave, 1995).
Membahas kewirausahaan sosial akan menjadi utuh apabila di dalamnya dibahas permasalahan kewirausahaan dan kewirausahaan sosial. Pada bagian ini, dibahas kedua istilah tersebut dengan pendekatan teoretis.
A. Kewirausahaan (Entrepreneurship) Menurut Alma (2000) istilflh kewirausahaan berasal
dari terjemahan entrepreneurship yang berarti suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar sumberdaya, tenaga penggerak, tUjuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Suryana (2003) berpendapat bahwa kewirusahaan
Bab III, Kewirausahaan Sosial III
--- ...==~=="""""'==:.=l:I._1_1.-_.. ~
BABIV Potensi Lokal Dalam Kewirausahaan Sosial
Patensi lakal berkembang dari tradisi kearifan yang dimiliki aleh suatu masyarakat sebagai bagian dari kebudayaannya. Patensi lakal adalah semua jenis sumber daya yang ada pada lingkungan masyarakat, yang bermanfaat untuk meningkatkan taraf kehidupan. Patensi lakal adalah faktar daminan atau patensi yang dimiliki atau ditemukan pada suatu daerah tertentu yang tidak atau kurang dimiliki aleh daerah lainnya (Supriyatna, 2012). Patensi-patensi tersebut meliputi: 1) sumber daya manusia, 2) sumber daya alam, 3) surnber daya bUdaya, dan 4) sumber daya teknalagi. Oleh karena itu patensi lakal seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menambah nilai lebih dari suatu produk atau suatu daerah tertentu.
Manfaat patensi lakal menu rut Syamsudin, dkk (dalam Supriyatna, 2012) adalah sebagai berikut:
Kajian patensi lakal memberikan gambaran tentang kearifan tradisi masyarakat dalam mendayagunakan sumber daya alam dan sosial secara bijaksana untuk menjamin keseirnbangan lingkungan hidupnya. Hal ini mengandung makna bahwa masyarakat dituntut memiliki kemampuan dalam hal mendayagunakan sumber daya lakal yang tersedia. Upaya yang harus dilakuakn adalah tetap menjaga keseimbangan
Bab IV, Potensi Loka! da!am Kewirausahaan Sosial IfI
BABV Pengembangan Model
Pembelajaran Kewirausahaan Sosial Berbasis Potensi Lokal untuk Meningkatkan
Kemandirian Usaha Santri
Banyak masalah sosial sebagai akibat dari ketimpangan pembi3ngunan ekonomi dan keterbatasan kemampuan pemerintah dalam mengatasi masalah sosial yang terjadi di sekitar kita. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi dunia akademis, praktisi, dan rohaniwan untuk mencari jalan keluarnya. Sebagai bidang yang relatif baru berkembang terdapat sejumlah pendapat yang tidak seragam tentang apa itu kewirausahaan sosial dan siapa yang disebut sebagai wirausaha sosial. Pendapat atau rumusan yang ada cenderung menggambarkan suatu jenis wirausaha sosial yang unggul beserta karakteristik peran dan kegiatannya. Berdasarkan pelbagai jenis wirausaha bisnis, sangat dimungkinkan pula adanya sejumlah jenis wirausaha sosial. Cabang kewirausahaan sosial berinduk padabidang yang lebih luas, yaitu kewirausahaan. Sejumlah upaya pengembangan wirausaha bisnis dapat menjadi acuan untuk pengembangan wirausaha sosial.
Bab v, Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan $osial-=-, Berbasis Potensi Lokal untuk Menir.gkatkan Kemandirian Usaha Santri-
BABVI Penutup
Kajian dalam buku ini dilakukan bertujuan untuk mendesain madel pernbelajaran kewirausahaan sasial berbasis patensllakal dalam mcningkatkan kemandirian santri di Pesantren Salafiyah AI-Azhar Kabupaten Malang. Guna mencapai tujuan dimaksud maka dirumuskan lima fakus utama tUjuan, yaitu (1) mendeskripsikan kandisi abjektif santri dan patensi lakal di Pesantren Salafiyah AIAzhar Kab. Malang, (2) mendeskripsikan kandisi pembelajaran ke'Nirausahaan sasial di lingkungan Pesantren Salafiyah AI-Azhar Kab. Malang, (3) mengembangkan madel pembelajaran kewirausahaan sasial berbasis patensi lakal dalam meningkatkan kemandirian santri di pesantren Salafiyah AI-Azhar Kab. Malang, (4) mengimplementasikan madel pembelajaran kewirausahaan sasial berbasis patensi lakal dalam meningkatkan kemandirian santri di pesantreil Salafiyah AI-Azhar Kab. Malang, dan (5) mengetahui efektivitas madel pembelajaran kewirausahaan sasial berbasis patensi lakal dalam meningkatkan kemandirian santri di pesantren Salafiyah AI-Azhar Kabupaten Malang.
Kandisi abjektif santri dan patensi lakal di lingkungan pesantren Salafiyah AI-Azhar Kab. Malang berdasarkan data dan anal isis sangat mendukung perkembangan dan aktivitas santri dalam melaksanakan pembelajaran kewil'ausahaan sasial. Untuk mengaptimalkan pembelajaran kewirausahaan, kuri ku Ium pesantren dan
Bab VI, Penutup 11&1
Daftar Pustaka
Abdulhak, I. 2000. I/mu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.
Akker, J.VO., Gravemeijer, K., McKenney, S., Nieveen, N. 2006. Introducing
Educational Design Research. In J.V.O. Akker, K.Gravemeijer, S. McKenney, & N. Nieveen (Eds.), Educational Design Research. (hlm.3-7). London: Routledge.
Alma, B.,. 2000. Kewirausahaan . Alfabeta: Bandung. Alter, S.K. 2006. Social Enterprise Models and Their Mis
sion and Money Relationships. In A. Nicholls (Ed.) Social Entrepreneur
ship: New Models of Sustanable Social Change (hlm.205-232). New York: Oxford University Press Inc.
Arends, R. 1997. Classroom Instructional and Management. New York: McGraw Hill Comapanies
Ary, D., Jacobs, L.C., Razavi8h, A. 2002. Introduction to Research in Education. Belmont United State: Wadsworth/Thomson Learning Group.
Bakhtiar, N. 2009. Pola Pendidikan Pesantren: 5tudi Terhadap Pesantren se-Kota Pekanbaru. Jurnal Tarbiyah. (Online), 1-16 (http://uinsuska.info/ tarbiyah/images/jurnat), diakses 73 februari 2072.
Bandura, A. 1986. Social foundations of tought and action: A social kognitif theory. NEW Jersey: Prentice Hall, Inc. Engl2wood Cliffs.
Daftar Pustaka l1li
Barak, M. 2010. Motivating Self-Regul3ted Learning in Technology Education. International Journal of Technology & Design Education, 20 381-401.
Bloom, B.S. 1979. Taxonomy of Educational Objective. NevI York: Longman.
British Counchil Indonesia. 7 September 2012. Mengembangkan Kewirausahaan Sosial di Indonesia. (Online), (http://news.britishcouncil.or.id), diakses 15 Desember 2012.
Bygrave, WD. 1995. The Portable MBA, Entrepreneurship. Terjemahan Diah Ratna. Permatasari, Bumiputra Aksara. Jakarta.
Carree, M.A., Thurik, A.R. 2002. The Impact of Entrepreneur Ship on Economic
Growth. Chapter prepared for the International Handbook of Entrepreneurship Research. (Ebook), (http://people.few. eur. nI/thuri k/Research/Books/ Thurikf.pdf), diakses 4 Januari 2013.
Casson, M. Godley, A. 2005. Entrepreneurship and Historical Explanation. New York: Palgrave Macmilan.
Cheng, E.C. 2011. The Role ofSelf-Regulated Learning in Enhancing Learning Performance. The International Journal of Research 2nd Review , 6 (1), 116.
Cromie, S. 2000.Assessing EntrepreneuriallncJinations: Some Approaches Empirical Evidence. European Journal of Work and Organizational Psychology, Vol. 9 No.1, 7-30.
Coulter, M., 2000. Entrepreneurship in Action. USA: Prentice Hall.
lID Model Pmlbelajaran Kcwirausahaan Sosial 8erbasis Potcnsi Lokal
I 1111
Dees, G.J. 2003. The Meaning of Social Entrepreneurship. Arikel (Online), (www.caseatduke.org), diakses 1 Desember 2012. .
Dhofier, Z. 1994. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.
Djamari. 1985. Nilai-N/lai Agama dan Budaya yang Melandasi Interaksi Sosial di Pondok Pesantren Cikadueun Banten. Disertasi. FFP IKIP Bandung. (0 n line) (http://repository. upi. ed u/1 097/91 T_PU_9596166_Babll.pdf), diakses 11 Oktober 2012
Entrialgo, M., Fernandez, E, & Vazquez, C.J., 2000. Psychological Characteristics and Process: The Role of Entrepreneurship in Spanish SMEs, European. Journal of Innovation Management. (Online) 3(3): 137-149 (http://www.worldscientific.com/ worldscinet/ijim), diakses 27 September 2012.
Erdem, F. 2001. A Cultural Approach Toward Risk Taking Propensity And Tolerance For Ambiguity Of Entrepreneurs. Akdeniz IIBF Dergisi, Vol. 2, 43-61.
Fukuyama, F. 1997. Social Capital. New York: Oxford Brasenose College.
Gagne, R.M '. 1997, Condition of Learning, New York: Holt
Gagne.R,M., Briggs,L,J.1979. The Principles of Instructional Design. Second
Edition, New York: Holt. Gaskill, PJ., & Hoy, A.W 2002. Self Efficacy And Self
Regulaled Learning: The Dynamic Duo In School Performance. In J. Aronson (Ed.) ImproVing Academic Acllievement: Impact of Psychological Factor on Education (him. 186-206). Orlando: Elsevier Science.
Daftar Pustaka 1&1
Gondim, S.M.G.& Mutti, C. 2011. Affections In Learning Situations: A Study Of An Entrepreneurship Skills Development Course. Journal of Workplace Learning, (Online), 23 (3): 195 - 208 (www.emeraldinsight.com). diakses 1 Desember 2012.
Grenier,P .2006. Social Entrepreneurship: Agency in a GloJalizing World. In A.Nicholls (Ed.) Social Entrepreneurship: New Models of Sustanable Social Change (hlm.119-143). New York: Oxford University Press Inc.
Gunn, R., Durkin, C., Singh, G., Brown, I 2008. Social Entrepreneur~hip in the Social Polic\1 Curriculum. Social Enterprise Journal, (Online), 4 (1): 74-80 (www.emeraldinsight.com). diakses 1 Desember 2012.
Gural, Y. & Atsal, N. 2006. Entrepreneurial Characteristics Amongst University Students Some Insights For Entrepreneurship Education And Training In Turkey. Education TrainingJournal,(Online), 48 (1): 25-38 (www.emeraldinsight.com). diakses 3 Maret 2012.
Hansemark, O.C. 1998. The Effects Of An Entrepreneurship Programme On Need For Achievement And Locus Of ContraI Of Reinforcement. International Journal of Entrepreuneurial Behaviour & Research, Vol. 4 No.1, 28-50.
Hisrich, R.D., Peter, M.P, & Shepherd, D.A., 2008. Entrepreneurship . Chriswan Sungkono dan Diana Angelica (penerjemah), Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta.
III Model PembcIajaran Kcwirausahaan Sosial Berbasis Potcnsi Lokal
.- _iii T -
Jiao, H. 2011. A Conceptual Model For Social Entrepreneurship Directed Toward
Social Impact on Society. Social Enterprise Journal, (Online), 7 (2):
130-149 (www.emeral<;linsight.com). diakses 3 Maret 2012.
Joyce, B., Wei!, M., Calhoun, E. 2000. Models of Teaching (6th Ed). Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall
Kamil, M. 2003. Model-Model Pelatihan, (Onl ine), (file. upi. edu/D irek tori!. .. KA MIL!. ..IMode 1model_pelatihan.pdf), diakses 5 Februari 2073.
Kamus Besar Bahasa Indonesi3 Edisi Kedua.1995. Depdikbud. Balai Pustaka: Jakarta.
Kao. J. J. 1999. The Entrepreneur. New Jersey: Englewood CIifft-Prcntice- Hall.
Knowles, M.S. 1976. The Modern Practice of Adult Education: From Pedagogy to Andragogy , New York: Cambridge; The Adult Education Company.
Koh, H.C. 1996. Testing Hypotheses Of Entrepreneurial Characteristics A Study Of Hong Kong MBA Students. Journal of Managerial Psychology. (Online), 11 (3) 12-25 (www.emeraldinsight.com). diakses 26 Januari 2012.
Kusumasari, B. & Alam, 0.2012. Local Wisdom-Based Disaster Recovery Model In Indonesia. Disaster Prevention and Management, (Online), 21 (3): 351 - 369 (www.emeraldinsight.com). diakses 3 Desember 2012. -
Littunen, H. 2000. Entrepreneurship And The Characteristics Of The Entrepreneurial Personality. International Journal of Entrepreneurial Behaviour & Research, Vol. 6 No.6, 295-309.
Daftar Pustaka ..
Ali, L.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Depdikbud. Balai Pustaka: Jakarta.
Machfoedz, M., 2004. Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer. Penerbit YKPN. Yogyakarta.
Madekhan & Churiyah, M. 2012. Pola dan Muatan Pembelajaran Kewirausahaan di Pondok Pesantren Jawa Timur. Jurnal Ekobis, 17 (1):89-96.
Martin, J & Novicevic, M. M. 2010. Social Entrepreneurship in Poverty Stricken
Kenya. International Journal of Intercultural Relations, (Oline) 34 (5),482-492. (www.sciencedirect.com). diakses 3 Desember 2012. .
Mastuhu. 2000. Prinsip Pendidikan Pesantren. Manfred Oopen & Walfgang Karcher (ed). Online, diakses 3 Desember 2012.
Meredith, G.G., 2005. The Practice of Entrepreneurship, Genewa: International Labor Organization.
Murdick, R. G., & Ros,). JE. 1982. Information System For Moderrn Manajement. New Delhi: Prentice Hall Of India
Nasution, S. 1988. Metode Penelitian l\Jaturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nicholls, A. & Cho, A.H. 2006. Social Entrepreneurship: The Structuration of a Field. In A.Nicholls (Ed.) Social Entrepreneurship: New Models of Sustanable Social Change (hlm.99-118). New York: Oxford University Press Inc.
Nieveen, N. 1999. Prototype to Reach Product Quality. Dalam. Van Den Akker, J, Branch, R.M , Gustafson, K., Nieveen, N., & Plomp, T. (pnyt.)". DesignAppro~ches and Tools in Educational and Training. Dordrecht: Kluwer Academic Publisher.
III Model Pmzbe1ajaran Kewirausaltaan Sosial Berbasis Potensi Lokal
,--~ ~ra=_=...="==_~.,,.. Tii';;_~, ~,:::-" ~_;;;,...".;;-;,,--;,--m'l'1111-;-'-"-----_
Robinson, P.B., Stimpson, D.V, HuefnH, J.C., & Hunt, H. K. 1991. An Attitude Approach to the Prediction of Entrepreneurship. Entrepren£Jrship Theory & Practice, Summer, 15(4), 13 - 30.
Ropke, J. 2004, On Creating Entrepreneurial Energy in The Ekonomi Rakyat the Case of Indonesian Cooperatives. ISE I, Bandung, Jurnal Ekonomi Kewirausahaan, 3(2): 43-61
Rotter, J. B. 1996. General ized Expectancies For Internal Versus External Control Of Reinforcement. Psychological Monographs, Vol. 80.
Sardjono, S. 2004. Profil Usaha dan' Karakteristik Kewirausahaan serta Pengaruhnya Terhadap Keberhasilan Usaha Indistri Kecil Manufactur di Jawa Timur.
Satori, D., & Komariah, A. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Schunk, D.H. 2012. Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Seels, B., & Richey, R. 1994. Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field. Washington, DC: Association for Educational Communications and Technology.
Spear, R. 2006. Social Entrepreneurship: a Different Model? International Journal of Social Economics, (Online), 33 (5/6): 399-410 (www.emeraldinsight.com). diakses 1 Desember 2012.
Steenbrink & Karel, A. 1994. Pesantren, Madrasah, Sekolah: Recente ontwikkelingen in Indonesisch Islamondericht. (Terjemahan Karel, Steenbrink & Abdurrahman, cetakan kedua, April 1994).
III Model Pembeiajaran Kewirausahaan 50sial Berbasis Potensi Lokal
.,---
Nimalathasan, B., 2008. A Relationship Between OwnerManagers Characteristic
and Business Performance, Les ET Scientia International Journal, Vol. Xv, NO.1.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2010. Malang: Universitas Negeri Malang
Plomp, T 2010. Educational Design Research: an Introduction. In T Plomp & N. Nieveen (Eds.), An Introduction to Educational Design Research (hlm.9-35). Netherlands: Netzodruk, Enschede.
Reeves, TC. 2006. Design Research from a Technology Perspective. In J.\l.D. Akker, K.Gravemeijer, S. McKenney, & N. Nieveen (Eds.), Educational Design Research. (hlm.52-66). London: Routledge.
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional n~eory and Technology for the New Paradigm of Education. Revista de Educaci6n a Distancia, (online), (32). (http:// www.um.es/ead/red/32/reigeluth.pdf). diakses 20 Januari 2012.
Reigeluth, CM. & Merrill, M.D. 1979. Classes of Intructioilal Variabels. Educational Technology. (Online) 19(3), 5-24 (http://www.reigeluth.net/ #!pubsrnsttheor/c22eq) , diakses 20 Januari 2012 .
Riipinen, M. 1994. Extrinsic Occupational Needs And The Relationship Between Need For Achievement And Locus Of Control. The Journal ofPsychology. Vol. ~ 28 No.5, 577-88.
Rizal, A.S. 2011. Transformasi Corak Edukasi Dalam Sistem Pendididkan Pesantren, dari Pola Tradisi ke Pola Modern, Jurnal Pendidikan Agama Islam, (9/ 2): 95-112.
Daftar Pustaka IIiI
Sudibyo, R.S. 2009. Education for Sustainable Development (EfSD). Panduan untuk Pengembangan Berkelanjutan. Bahan Pres2ntasi.
Sudjana, D. 1993. Metode dan Tekhnik Pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Luar sekolah. Bandung: Nusantra Press.
Suprlyatna, A. 2012. Model Indigenous Learning Dalam memelihara Keaksaraan. (Online), (http://repository.upi.edu), diakses 10 Januari 2013.
Supriyono. 2012. Menggagas Interkoneksi Antar Jalur Pendidikan: Sinergi Pendidikan Sekolah dan Pendidikan Luar Sekolah Dalam Pembangunan Pendidikan Nasional. Pidato Pengukuhan guru besar, disampaikan dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang, Malang 10 Oktober.
Suryana, 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Bandung
Suryana, Y. dan Bayu, K., 2011. Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, Penerbit Kencana, Prenada Media Group.Jakarta.
Sutatmi., Towat', S.M., Rakib, M., Rohayatien, U. 2011. Program Pendidikan Wirausaha Berwawasan Gender Berbasis Jasa Boga di Pesantren Salaf. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16 (1), Maret: 1-10.
Tafsir AI-Our'an Tematik. 2009. Pembangunan Ekonomi Umat. Lajnah Pentashihan Mushaf AI-Our'an. Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI.
Taufiqqurrahman. 2008. Strategi Peningkatan Mutu Pendid ikan Berdasarkan Sistem Broad Based Education. Jurnal EI tarbawi, 2(1), 135-157.
Daftar Pustaka •
Tavakolizadeh, J., & Oavam, S.E. 2011. Effect Of Teaching of Self-Regulated Learning Strategies on Attribution Styles In Student. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, 9 (3),10871101.
Teoh, H.Y. & Foo, S.L. 1997. Moderating effects of tolerance for ambiguity and risk taking pr Jpensity on the role conflict-perceived performance relationship: evicence from Singaporean entrepreneurs. Journal of Business Venturing, Vol. 12, 67-81.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO). 2009. Bonn Declaration, UN ESCO World Conference on Education for Sustainable Development, available at: http://www.esdworld-conference-2009 .org.
Urban, B. 2008. Social entrepreneurship in South Africa Delineating the construct with associated skills. International Journal of Entrepreneurial Behaviour & Research, (Online), 14 (5): 346-364 (www.emeraldinsight.com). diakses 1 Desember 2012.
Weerawardena, J. & Mort, G.S. 2006. Investigating Social Entrepreneurship: aMultidimensional Model. Jqurnal of World Business, (Online),41: 21-35
(www.sciencedirect.com). diakses 4 November 2012. Westlund, H. & Gawell, M. 2012. BUilding Social Capi
tal For Social Entrepreneurship. Annals of Public and Cooperative Economics, (Onl ine), 83(1): 101116 (www.sciencedirect.com). diakses 8 November 2012.
IIDII Model PernbcllljllTlln KcwiTllusllhlllln Sosilll Bt>rbllsis Potensi Loklll
Winarto, V 2008. Membangun Kewirausahaan Sosial: Meruntuhkan dan Menclptakan Sistem Secara Kreatlf Makalah dlsajikan pada Seminar Academy Professorship Indonesia Bidang Ilmu Sosial Humaniora. Yogyakarta, 22 Februari 2008,
Young, R. 2006. For What It Is Worth: Social Value and the Future of Social Entrepreneurship. In A.N icholls (Ed.) Social Entrepreneurship: New Models of SustanrlbleSocial Change (hlm.56-73). New York: Oxford University Press Inc,
Zahra, S.A., Gedajlovic, E., Neubaum, D.O., Shulman, JM.2009. A Typology Of Social Entrepreneurs: Motives, Search Processes And Ethical Challenges. Journal ofBusiness Venturing, (Onl ine), 24: 519 532 (www.sciencedirect.com). diakses 4 November 2012.
Ziemek, [VI. 1986. Pesantren dalam Perubahan Sosial. Jakarta:P3M.
Zimmerer, WT, Scarborough N,M" 2002, Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil , Prenhallindo, Jakarta.
Zimmerman, B.J 2008. Investigating Self-Regulation and Motivation: Historical Background, Methodological Developments, and Future Prospects. American Educational Research Journal, 45(1),166-183,
Zimmerman, B, J, & Schunk, D. H. 2011. Self Regulated Learning and Performance. In B. J. Zimmerman and D. H, Schunk (Eds.), Handbook ofself Regulation of Learning and Performance (pp, 1-12), New York: Routledge
Daftar Pustaka l1li
Glosarium
1. Model pembelajaran adalah seperangkat komponen strategl pembelajaran mulai awal hingga akhir yang terinteyrasi dan dideskripsikan sebagai metode yang lengkap dengan baglan-bagian yang penting yang digambarkan secara detail sebagai panduan dalam melaksanakan praktek pembelajaran.
2. Kewirausahaan sosial adalah sebuah aktivitas wirausaha yang meliputi sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha serta berupaya untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar (pengangguran, ekonomi, pelestarian Iingkungan, dsb.). Permasalahan soslal yang ada disekitar pesantren dalam penelitian ini adalah terbatasnya kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki santri setelah mereka lulus dar; pesantren dan rendahnya nilai jual potensi ekonoml lokal yang ada di pesantren maupun masyarakat sekitarnya. Sehingga dalam penelitian ini pembelajaran kewirausahaan sosial yang akan dilaksanakail oleh santri berfokus pada pembelajaran peningkatan nilai tambah hasil bUdidaya ikan tawar dan kerajinan mendong yang merupakan mata pencaharian komunitas masyarakat sekitar pesantren.
3. Potensi lokal dalam penelitian ini adalah semua jenis keunggulan yang ada di Pesantren Salafiyah AI-Azhar Kec. Wajak Kab. Malang baik sumber daya alam, sumber daya manusia, geografis, dan kearifan lokaf. Pesantren Safafiyah Af-Azhar mempunyai keunggufan fetak geografisnya yang menguntungkan untuk
Glosarium DII
bercocok tanam, sumber daya alamnya yang subur, masyarakat santri yang berasal dari Iingkungan sekitar yang masih memegang nilai-nilal bUdaya dan agama yang sangat kental dan pola pembelajaran santri yang membentuk pribadi yang berakhlak mulia.
4. Kemandirian santri: kemandirian dalam penelitian ini dikaji dalam dua hal yaitu kemandlrian psikologls dan kemandirian berwirausaha pada diri santri. Kemandirian psikologis sebagai kesiapan dan kemampuan santri ria/am belajar serta manajemen sumber daya diri yang menekankan pada din8mika, interaktif, dan hubungan resiprokal antara lingkungan, person dan perilaku. Kemandirian berwirausaha berkaitan dengan sikap santri terhadap kegiatan ekonomi yang dapat mencakup aspek percaya padadiri sendiri, kebutuhan akan prestasi, lokus kontrol, pengarnbilan reslko, toleransi terhadap ambiguitas, dan inovasi. Kemandirian dalam penelitian dipahami sebagai ketidaktergantungan kepada pihak lain (dependency). Ketidaktergantungan tidak berarti keterisolasian dan tidak berarti tidak mengenal adanya saling ketergantungan (interdependency). Kemand irian berusaha mengacu pada kemampuan santri dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yang didasari oleh kemandirian psikologis dan kemandirian berwi rausaha.
5. Model pembelajaran kewirausahaan sosial berbasis potensi lokal adalah sep9rangkat kegiatan yang saling berhubungan dalam proses pembe!ajaran menyangkut sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam
IIIModel Pembc1ajaran KewirauSllilaan Sosial Berbasis Potensi Lokal
-berusaha yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya a/am, sumber daya manus;a, geografis, budaya, dan poter,si daerah /ainnya yang bermanfaat da/am proses p&ngembangan kemandirian peserta didik.
Glosari urn l1li
11RAUSA AAN SOSIAL /) .
I I I ( (, )(
POTENSI LOKAL Model pembelajaran kewirausahaan sosial berbasis potensl lokal pada santri dikembangkan dengan menggunakan model pembe· lajaran partisipasif. yaitu pembelajaran yang melibatkan semua unsur dalam proses pembelajaran. Artin. a. melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Bahkan. model mi meng· harapkan bahwa pesertanya merupakan pihak yang belajar sehingga kedudukan guru perlu membenkan kesempatan dan melengkapi fasilitas untuk terjadinya belajar pada diri peserta dldik. Dalam konteks ini. peserta dldik merupakan sumber dalam penetapan program yang akan diselenggarakan pihak yang belajar. serta pihak yang akan memanfaatkan hasil belajar dalam kehidupannya.
__........
Madzlalul Churiyah dilahirkan dl KOla Malanll langgal 18 Februarl 1976. anak keempal dan delapan bersaudara. pasanllan Bapak H. Moch. Fadhil (Aim.) dengan Ibu Hj. Arltfah. Pendldlkan dasar dltempuh dl kampungnya d' SON Mergosono II lamal lahun 1988. pendidlkan menengah pertama di· lempuh di MTsN Malang 11ulus lahun 1991. dilanjulkan ke pend,dlkan me
nengah alas di MA 3 !VIalang lulus lahun 1994. SelenJulnya pend/dlkan lin", 14 lem· puh dl IKIP Malanll jurusan Pendldlken Dunia Useha lulus lahun 1999. Gelar Mallisler Manejemen dlraih pada lahun 2008 dl Program PascasarJara UnlVersllas Brawijaya dan gelar Doklor Pendidikan Ekonoml dlraih pada Desember 2014 derl Universila5 Negeri Malang.
Kanornya ""boca, t..nall" penllajar dlmulal lahun 2005 seballa, dosen Jurusan Menalemen Universilas Negeri Malang. Kecintaannya lerhadap kewlrausahaan dlbukuklln pemeh d,percaya Pemprov Jawa Timur unluk menelili pola dan mualan pendidikan kewirausahaan dl Pesanlren Jawa Timur. dipercaya Jssa l,rta dalam pendampingan pelaku usaha di banlaran Sungai Branlas. serta mendapalkan hlbah dan ulabmas DIKTI tentang penllembangan kewlrausahaan dl senlra 5lIrung tenun Ikal Kab. Lamonpn. penllembangan bahan ajar kewlrausahaan untuk SMK. pertgembanllan bahan alar berwawasan hng!<ungan unluk SMA. serla pengembangan model kewirausahaan soslal di pesanlren salaflyah.
Surya Pens GemiBIg P'\lt!LISHING " AI'lIJ.r"",