Pemupukan dan Kesuburan Perairan · Web viewPraktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi...
Transcript of Pemupukan dan Kesuburan Perairan · Web viewPraktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi...
BUKU PANDUAN PRAKTIKUMPEMUPUKAN DAN KESUBURAN PERAIRAN (PKP)
Oleh:Tim Dosen PKP
Tim Asisten PKP
Nama : (Diketik)NIM : (Diketik)Kelompok : (Diketik)
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2020
i
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan bimbingan-Nya, sehingga tim penyusun dapat mengerjakan
dan menyelesaikan penulisan diktat Pengantar Praktikum Pemupukan dan
Kesuburan Perairan. Penuntun ini disusun dengan tujuan untuk membantu
mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Pemupukan dan Kesuburan baik di
laboratorium maupun di lapangan.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempurna, untuk itu mohon
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penulisan
selanjutnya. Semoga penuntun praktikum ini dapat bermanfaat bagi yang
berkepentingan.
Malang, Maret 2020
TIM PENYUSUN
ii
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................iiDAFTAR ISI………………………………………………………………………….... .iiiTATA TERTIB PRAKTIKUM.................................................................................v1. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................................2
1.2.1 Maksud..........................................................................................2
1.2.2 Tujuan...........................................................................................2
1.2.3 Waktu dan Tempat........................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1 Pembuatan Pupuk......................................................................................3
2.1.1 Pupuk Kompos..............................................................................3
2.1.2 Pupuk Kandang.............................................................................4
2.1.3 Pupuk Anorganik (NPK)................................................................5
2.2 Persiapan Kolam........................................................................................5
2.3 Pengapuran................................................................................................5
2.4 Pemupukan.................................................................................................6
2.5 Pengukuran Parameter Kualitas Air...........................................................6
2.5.1 Suhu..............................................................................................6
2.5.2 Derajat Keasaman (pH)................................................................7
2.5.3 Oksigen Terlarut (DO)...................................................................7
2.5.4 Nitrat..............................................................................................8
2.5.5 Nitrit...............................................................................................8
2.5.6 Amonia..........................................................................................8
2.5.7 TOM (Total Organic Matter)..........................................................9
2.5.8 Orthofosfat....................................................................................9
2.5.9 Karbon dioksida (CO2)................................................................10
2.5.10 Plankton...................................................................................10
iii
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
2.6 Hubungan Parameter Kualitas Air dengan Kesuburan Perairan..............12
2.6.1 Suhu............................................................................................12
2.6.2 Derajat Keasaman (pH)..............................................................13
2.6.3 Oksigen Terlarut (DO) dan Karbondioksida................................13
2.6.4 Nitrat dan Fosfat..........................................................................13
2.6.5 Amonia........................................................................................14
2.6.6 TOM (Total Organic Matter)........................................................14
3. METODE.........................................................................................................153.1 Alat dan Bahan.........................................................................................15
3.1.1 Pembuatan Pupuk.......................................................................15
3.1.2 Persiapan Kolam.........................................................................16
3.1.3 Pengapuran.................................................................................16
3.1.4 Pemupukan.................................................................................16
3.1.5 Pengukuran Parameter Kualitas Air............................................16
3.2 Skema Kerja.............................................................................................21
3.2.1 Pembuatan Pupuk.......................................................................21
3.2.2 Persiapan Kolam.........................................................................21
3.2.3 Pengapuran.................................................................................22
3.2.4 Pemupukan.................................................................................22
3.2.5 Pengukuran Parameter Kualitas Air............................................22
iv
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
TATA TERTIB PRAKTIKUMPEMUPUKAN DAN KESUBURAN PERAIRAN
1. Praktikan boleh mengikuti praktikum apabila sudah memenuhi syarat
administrasi
2. Praktikan harus datang 10 menit sebelum praktikum dimulai
3. Praktikan harus selalu membawa kartu dan buku penuntun praktikum
4. Praktikan harus mengikuti pre test sebelum dimulai dan wajib mengikuti
seluruh meteri praktikum
5. Praktikan yang tidak mengikuti satu atau lebih materi praktikum tanpa
keterangan dan izin dari asisten tidak diperbolehkan mengikuti ujian
praktikum
6. Selama pelaksanaan praktikum di dalam laboratorium, praktikan :
a. Diwajibkan memakai jas lab.
b. Dilarang membuat gaduh, makan, minum atau merokok
c. Praktikan harus menjaga keamanan peralatan yang digunakan
7. Kerusakan alat yang digunakan, karena kelalaian menjadi tanggung jawab
praktikan secara berkelompok atau pribadi
8. Setiap selesai praktikum, praktikan wajib meminta tanda tangan asisten
mejanya pada kartu praktikum
9. Tata tertib yang telah ditetapkan harap dipatuhi dan dilaksanakan.
v
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persiapan wadah budidaya merupakan unit kompetensi dasar yang harus
dikuasai bagi orang yang akan memulai usaha budidaya tersebut. Sehingga
wawasan yang memadai diperlukan sebagai landasan juga mampu melakukan
manajemen. Hal ini akan menentukan keberhasilan karena kegiatan budidaya
memiliki potensi yang besar.
Tahapan yang harus dilakukan untuk memulai kegiatan budidaya pada
kolam, yaitu persiapan kolam yang meliputi pengeringan kolam, pengapuran,
pemupukan serta perbaikan dinding pematang sebelum dilakukan penebaran
benih. Pada tahapan pengapuran bertujuan untuk memperbaiki kualitas tanah
pada kolam ekstensif maupun semi intensif. Sedangkan pada tahapan pemupukan
bertujuan untuk meningkatkan kesuburan dengan menumbuhkan pakan alami.
Agar lebih mudah, pembudidaya biasanya menggunakan pupuk komersil. Namun,
sebenarnya pembudidaya dapat membuat pupuk sendiri untuk menekan biaya.
Karena bahan pembuatan pupuk dapat menggunakan limbah baik itu limbah pasar
maupun kotoran hewan.
Pemupukan dilakukan untuk untuk menumbuhan plankton sebagai pakan
alami ikan baik itu fitoplankton maupun zooplankton. Plankton memanfaatkan
berbagai unsur hara untuk pertumbuhannya karena itu unsur hara sebagai faktor
pembatas. Unsur hara banyak terkandung dalam pupuk. Ada berbagai macam
pupuk yang dapat diberikan tergantung dari kebutuhan kolam. Namun, dalam
pemupukan harus diperhatikan dosis pupuk yang akan digunakan. Karena kolam
yang sangat subur dengan bahan organik yang melimpah akan menyebabkan
blooming algae dan pencemaran pada perairan tersebut.
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
Setelah melakukan persiapan media dan penebaran benih, untuk
menghindari fish die-off atau kematian massal (kerugian) perlu dilakukan
pengontrolan kualitas air, dimana air merupakan media hidup ikan. Jika kualitas air
buruk akan menurunkan tingkat produksi akibat terjangkitnya berbagai penyakit
pada ikan. Air bersifat mudah tercemar, dengan melakukan pengecekan kualitas
air secara rutin pembudidaya dapat menganalisa kualitas air kolam berdasarkan
data pengukuran dan mengambil langkah jika kualitas air kolam menurun.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan adalah agar
praktikkan dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pupuk, perhitungan
rasio C/N, mengukur parameter kualitas perairan, dan menganalisa tingkat
kesuburan perairan berdasarkan data pengukuran serta hubungan antar
parameter.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan adalah agar
praktikkan mampu melakukan pembuatan pupuk, mengukur parameter kualitas
perairan, dan menganalisa tingkat kesuburan perairan berdasarkan data
pengukuran serta hubungan antar parameter.
1.2.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan dilakukan pada tanggal 29
Maret 2020 s/d 12 April 2020 di Laboratorium Unit Pelaksana Teknis Perikanan Air
Tawar Sumber Pasir, Universitas Brawijaya Malang.
2
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembuatan Pupuk
Pupuk dibedakan menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik yaitu pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia yang digunakan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Contoh pupuk organik yaitu pupuk
kompos dan pupuk kandang baik dalam bentuk padat maupun cair. Sedangkan
pupuk anorganik (buatan) yaitu pupuk yang dibuat melalui reaksi kimia dalam
proses industri pupuk (pabrik), misalnya Urea.
2.1.1 Pupuk Kompos
Kompos merupakan semua bahan organik yang telah mengalami
degradasi/penguraian/pengomposan sehingga berubah bentuk dan sudah tidak
dikenali bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman, dan tidak berbau. Bahan
organik ini berasal dari tanaman maupun hewan (Indriani, 2007). Pengomposan
atau dekomposisi merupakan peruraian bahan-bahan organik secara biologi
dalam suhu tinggi (termofilik) dengan hasil bahan yang cukup baik untuk
digunakan ke tanah tanpa merugikan lingkungan. Proses termofilik ini terjadi
karena kelembapan dan suasana aerasi tertentu. Setelah suhu tercapai,
mikroorganisme dapat aktif menguraikan bahan organik menjadi komposis yang
lebih sederhana.
Hasil dari proses pengomposan secara aerobik berupa bahan kering dengan
kelembapan 30-40%, berwarna cokelat gelap dan remah. Proses pengomposan
juga menghasilkan bahan beracun, tetapi jumlahnya sedikit dan jarang
menimbulkan dampak buruk pada penggunaan kompos di lahan, sedangkan
3
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
pengomposan anaerobik terjadi tanpa oksigen. Pengomposan secara anaerobik
akan menghasilkan metana (alkohol), CO2, dan senyawa lain seperti asam organik
yang memiliki berat moekul rendah (asam asetat, asam propionat, asam butirat,
dan asam laktat). Proses secara anaerobik ini dapat menimbulkan bau yang tajam.
Hasil dari proses pengomposan secara anaerobik ini berupa lumpur yang
mengandung air sebanyak 60% dengan warna cokelat gelap sampai hitam.
Sebelum digunakan hasil olahan anaerobik harus berada dalam kondisi kering
untuk mengurangi kandungan bahan-bahan yang beracun. Pupuk kompos dapat
berupa pupuk cair maupun padat. Pupuk cair adalah larutan hasil pembusukan
bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan
manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.
2.1.2 Pupuk Kandang
Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik,
dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti
sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan
dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pupuk kandang pula.
Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara pupuk kandang padat
dan cair.
Pupuk kandang dibagi menjadi dua, yaitu pupuk dingin dan pupuk panas.
Pupuk dingin merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan
secara perlahan oleh mikroorganisme sehingga tidak menimbulkan panas.
Misalnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau dan babi. Sedangkan
pupuk panas merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan
secara cepat sehingga menimbulkan panas. Contohnya pupuk yang berasal dari
4
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
kotoran kambing, kuda dan ayam. Dosis pupuk kandang ayam yang digunakan
adalah 330 g/m2 .
2.1.3 Pupuk Anorganik (NPK)
Pupuk NPK merupakan salah satu pupuk anorganik yang memiliki
komposisi tertentu dan mengandung unsur hara utama yaitu nitrogen, fosfor dan
kalium. Unsur nitrogen dan fosfor merupakan unsur hara ynag dibutuhkan dalam
jumlah yang besar. Penambahan nitrogen dan fosfor melalui pupuk dapat
menyediakan nutrien bagi fitoplankton dalam proses fotosintesis, sehingga dapat
meningkatkan kelimpahan fitoplankton dan zooplankton di perairan (Khalifa et
al.,2017). Unsur Kalium diserap dalam bentuk K+ yang berperan dalam proses
pembentukan karbohidrat, untuk pemanjangan sel serta sangat penting dalam
proses transfer energi dan protein (Iyiola dan Awo, 2015). Dosis pupuk NPK yang
digunakan yaitu 10 g/m2 (Huwoyon dan Gustiano, 2013).
2.2 Persiapan Kolam
Persiapan kolam merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memulai
kegiatan budidaya. Persiapan kolam budidaya meliputi berbagai macam kegiatan
yaitu pengeringan kolam, pengapuran kolam, pemupukan kolam serta perbaikan
dinding pematang sebelum dilakukan penebaran benih. Pengeringan kolam
bertujuan untuk menguapkan gas beracun dalam tanah, mengembalikan unsur
hara tanah, memperbaiki struktur tanah dasar kolam dan membunuh hama serta
penyakit.
2.3 Pengapuran
Pengapuran adalah salah satu tahap persiapan kolam yang digunakan
untuk mematikan hama dan parasit ikan, stabilisator pH tanah, menaikkan
alkalinitas dan ketersediaan unsur P. Pemberian kapur ke dalam tanah bukan
5
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu asam, oleh karena
itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara seperti P mudah diserap
tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan. Pengapuran merupakan salah satu
bentuk dari remediasi selain pengoksidasian dan pembìlasan tanah. Dosis kapur
yang digunakan yaitu 2 ton/ha atau 200 gr/m2.
Beberapa fungsi dari pengapuran antara lain:
a. Meningkatkan pH tanah dan air
b. Membakar jasad-jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar
c. Mengikat dan mengendapkan lumpur halus
d. Memperbaiki kualitas air
e. Kapur yang berlebihan dapat mengikat fosfat yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan plankton
2.4 Pemupukan
Pemupukan adalah suatu usaha memberikan pupuk terhadap suatu
perairan baik dalam kolam tradisional, semi intensif dan intensif yang pada
prisipnya bertujuan untuk menyuburkan perairan, menumbuhkan pakan alami dan
menyeimbangkan fluktuasi komponen perairan. Pupuk adalah suatu zat yang
ditambahkan pada tanah untuk memberi hasil tambahan pada perairan
Proses pemupukan dilakukan setelah kolam selesai dikeringkan pada saat
dalam tahap persiapan kolam. Tanah dasar kolam dicangkul dan dibiarkan kering
2-3 hari. Pupuk lalu ditebarkan secara merata dan kolam digenangi air 30-40 cm.
Kolam dibiarkan 5-7 hari agar pakan alami tumbuh.
6
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
2.5 Pengukuran Parameter Kualitas Air
2.5.1 Suhu
Suhu merupakan parameter fisika yang menentukan kehidupan organisme
perairan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu
perairan adalah intensitas cahaya matahari, kedalaman, musim, penutupan awan
dan lain sebagainya. Suhu optimum dalam suatu perairan berkisar 28 – 32 oC.
Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme karena itu
penyebaran organisme di perairan tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut.
Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kehidupan biota air.
Perubahan suhu secara drastis dapat menyebabkan kematian.
2.5.2 Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasman lebih dikenal dengan istilah pH (power of Hydrogen), yaitu
logaritma dari kesepakatan ion-ion H (Hidrogen) yang terlepas dalam suatu
cairan, pH adalah suatu ekspresi konsentrasi ion hidrogen dalam suatu perairan.
Jika substansinya ditambahkan dengan air akan bereaksi sebagai asam, basa
atau netral. Asam membebaskan ion Hidrogen (H+) dan basa melepas ion hidroksi
(OH-). Jumlah alkali di air sama dengan kapasitas asam netral yang artinya
mampu menjaga kestabilan pH. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pH
dalam air meliputi bahan organik, CO2 dan air hujan. pH optimal dalam suatu
perairan berkisar antara 6,5 – 7,5.
2.5.3 Oksigen Terlarut (DO)
Oksigen terlarut (DO) ialah jumlah oksigen terlarut dalam suatu perairan.
Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi kadar DO antara lain arus, suhu, difusi,
dan organisme. Kadar DO yang optimal dalam perairan ialah 8 ppm (mg/l).
Oksigen sangat penting untuk kehidupan biota perairan dan hewan air lainnya,
7
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
karena kalau oksigen terlarut di suatu perairan sangat sedikit maka perairan
tersebut tidak baik bagi biota perairan dan hewan air lainnya.
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dibutuhkan oleh jasad hidup untuk
bernafas, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan
energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Oksigen mengandung peranan penting
sebagai indikator kualitas perairan karena oksigen terlarut berperan dalam proses
oksidasi dan reduksi bahan organik. Sebagian besar makhluk hidup dalam air
membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidupnya, baik tanaman maupun
hewan air. Metode pengukuran DO yaitu metode winkler (dengan titrasi).
2.5.4 Nitrat
Nitrat merupakan senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai nutrien
karena tidak beracun (toksik) seperti nitrit. Nitrat digunakan sebagai senyawa atau
sel nutrisi untuk meningkatkan pertumbuhan biomassa dan mengontrol
produktivitas primer secara langsung, meskipun demikian, nitrat memiliki batas
optimum dalam perairan, jika kadar nitrat sangat tinggi akan menyebabkan
eutrofikasi. Adapun sumber-sumber nitrat yaitu nitrogen bebas, sisa pakan, feses
serta pemupukan (Susana, 2009). Kadar nitrat di perairan berdasarkan tingkat
kesuburan perairan, oligotrofik 0 – 1 ppm, mesotrofik 1 – 5 ppm dan eutrofik 5 – 50
ppm.
2.5.5 Nitrit
Nitrit (NO2-) merupakan hasil oksidasi senyawa ammonia (NH3 dan NH4
+).
Proses oksidasi tersebut berlangsung dalam kondisi aerob dan dengan bantuan
bakteri Nitrosomonas sp.. Sedangkan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan
nitrat disebut dengan nitrifikasi. Nitrit merupakan senyawa toksik yang berbahaya
bagi organisme air. Keberadaan nitrit dalam perairan dapat berasal dari limbah
8
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
maupun pencemaran dari pupuk nitrogen (Kuncoro, 2004). Kadar nitrit di perairan
tidak boleh lebih dari 0,05 ppm.
2.5.6 Amonia
Amonia merupakan gas yang tidak berwarna namun memiliki bau yang
sangat menyengat dan mudah larut dalam air. Amonia bersumber dari hasil
metabolisme organisme akuatik, feses ikan dan sisa pakan yang tidak termakan
oleh ikan sehingga akan mengendap di dasar kolam. Amonia tediri dari dua bentuk
yaitu amonia yang terionisasi (Ionized Ammonia) dan ammonia yang tidak
terionisasi (Unionized Ammonia). Keberadaan amonia yang tidak terionisasi dalam
perairan baik tawar maupun laut berbahaya bagi organisme akuatik karena
bersifat racun atau toksik, untuk mengatasi kandungan amonia yang tinggi dalam
kolam dapat dilakukan penggantian air.
Amonia adalah hasil metabolisme protein yang diekskresikan oleh
organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat organik oleh
bakteri. Sumber amonia diperairan adalah feses dan sisa pakan. Kadar maksimal
amonia dalam perairan adalah 0,1 ppm. Amonia yang terionisasi akan menjadi
amonium, sedangkan amonia yang tidak terionisasi akan menjadi amoniak yang
bersifat racun.
2.5.7 TOM (Total Organic Matter)
Total Organic Matter atau TOM merupakan jumlah bahan organik yang
terlarut dalam air. Tinggi rendahnya bahan organik yang terlarut pada suatu
perairan mempengaruhi tingkat kesuburan. Perairan menjadi tercemar jika bahan
organiknya terlalu tinggi. Meningkatnya bahan organik diikuti dengan peningkatan
proses oksidasi yang dalam reaksinya menggunakan sejumlah besar oksigen dan
menghasilkan amonia. Sehingga kondisi oksigen terlarut semakin rendah dan
amonia yang tinggi (Susana, 2009). Sumber TOM dalam perairan yaitu nutrisi dari
9
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
darat (limbah, pupuk) dan pemecahan/penguraian organisme mati. Kisaran TOM
yang baik pada perairan berkisar 50 – 75 ppm.
2.5.8 Orthofosfat
Fosfor merupakan salah satu nutrient penting, fosfor dapat berupa
partikulat maupun terlarut baik itu organik atau anorganik. Orthofosfat merupakan
bentuk fosfor anorganik (soluble reactive phosporus) yang dapat dimanfaatkan
oleh tumbuhan akuatik. Pengukuran orthofosfat diperlukan untuk menganalisa
bagaimana kualitas perairan dan tingkat kesuburannya. Kadar fosfat yang terlalu
tinggi akan menyebabkan blooming algae (eutrofikasi), sehingga oksigen di badan
air menurun. Selain itu, kelebihan fosfat dalam perairan akan meningkatkan
pertumbuhan alga biru, dimana alga biru dapat menghasilkan racun (toksik).
Sehingga berbahaya bagi biota pada perairan tersebut (Rumhayati, 2010).
Sumber orthofosfat dalam perairan meliputi pelapukan batuan,
dekomposisi bahan organik dan limbah. Kisaran orthofosfat berdasarkan tingkat
kesuburan yaitu oligotropik berkisar 0,003 – 0,001 ppm, mesotropik berkisar 0,01 –
0,03 ppm dan eutropik berkisar 0,03 – 0,1 ppm.
2.5.9 Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida (CO2) adalah gas yang tersusun atas satu atom C
(karbon) dan 2 atom O (oksigen). Karbon dioksida merupakan salah satu
parameter kimia yang sangat menentukan dalam kegiatan budidaya ikan. Karbon
dioksida yang dianalisis dalam kegiatan budidaya adalah karbon dioksida dalam
bentuk gas yang terkandung di dalam air. Gas CO2 memegang peranan sebagai
unsur makanan bagi semua tumbuhan yang mempunyai klorofil baik tumbuhan
renik maupun tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO2 yang bebas di dalam air tidak
boleh mencapai batas yang mematikan biota perairan (lethal), pada kadar 20 ppm
sudah merupakan racun bagi biota perairan dan mematikan biota perairan.
10
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi kadar CO2 dalam air meliputi suhu, DO,
pH, difusi dan air hujan. Kadar optimal CO2 dalam perairan adalah tidak boleh
lebih dari 5 ppm.
2.5.10 Plankton
Plankton merupakan organisme hidup yang melayang dalam air laut dan
tawar, pergerakannya secara pasif tergantung angin dan arus. Pembagian
plankton berdasarkan jenis yaitu plankton nabati (algae) terdapat di dalam kolam
atau tambak yang subur sebagai makanan alami yang sering disebut sebagai
fitoplankton dan plankton yang bersifat hewani merupakan hewan atau binatang
heterotropik yang disebut zooplankton (Nybakken, 1992). Plakton dibagi menjadi
beberapa kriteria, diantaranya sebagai berikut:
Berdasarkan ukuran
- Ultraplankton : < 2 um
- Nannoplankton : 2-20 um
- Mikroplankton : 20 – 200 um
- Messoplankton : 200 um – 2 mm
- Makroplankton : 2 – 20 mm
- Megaloplankton : > 20 mm
Berdasarkan Lingkungan/habitat
- Limnoplankton : perairan tenang
- Rheoplankton : perairan sungai
- Hypalneroplankton : perairan payau
- Haliplankton : perairan laut
- Epiplankton : perairan zona eufotik
- Mesoplankton : perairan zona disfotik
- Bathyplankton : perairan zona afotik
11
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
Berdasarkan Siklus hidup
- Holoplankton : Seluruh siklus hidupnya bersifat planktonik.
- Meroplankton : Sebagian siklus hidupnya bersifat planktonik.
Berdasarkan Asal
- Autoplankton : Plankton yang berasal dari perairan itu sendiri
- Alloplankton : Plankton yang berasal dari perairan lain
Menurut Astrid, et al. (2013), pertumbuhan plankton dibagi dalam lima fase
pertumbuhan sebagai berikut:
1. Fase adaptasi (fase lag), merupakan fase istirahat dimana populasi mikroalga
tidak mengalami pertambahan. Fase adaptasi terjadi pada hari pertama dan
kedua karena tidak terjadi penurunan jumlah plankton.
2. Fase eksponensial, Pertumbuhan plankton pada fase eksponensial ditandai
dengan adanya peningkatan yang sangat cepat dari jumlah populasi plankton
tersebut yang dimulai pada hari pertama pengamatan sampai puncak populasi.
Fase ini biasanya tejadi pada hari kedua dan ketiga.
3. Fase penurunan relatif, pada fase ini jumlah kematian lebih kecil dibandingkan
pertumbuhannya sehingga penurunan grafik tidak signifikan.
4. Fase stasioner, fase ini ditandai dengan pertumbuhan mulai mengalami
penurunan dibandingkan dengan fase logaritmik. Pada fase ini laju reproduksi
sama dengan laju kematian sehingga kepadatan fitoplankton cenderung tetap.
5. Fase kematian, merupakan fase yang ditandai degan penurunan jumlah/
kepadatan mikroalga yang lebih cepat dari laju reproduksi. Fase kematian
biasanya terjadi pada hari ke-6 setelah tejadi puncak populasi.
12
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
2.6 Hubungan Parameter Kualitas Air dengan Kesuburan Perairan
2.6.1 Suhu
Suhu akan mempengaruhi kadar nitrat dan fosfat dalam perairan. Hal ini
memungkinkan karena semakin tinggi suhu, semakin rendah kandungan nitrat dan
fosfat, sehingga kelimpahan plankton juga akan berkurang karena nitrat dan fosfat
merupakan unsur hara yang digunakan oleh fitoplankton dalam proses
fotosintesis.
2.6.2 Derajat Keasaman (pH)
Kondisi perairan yang memiliki kadar pH tinggi menyebabkan
keseimbangan antara ammonium dan amoniak dalam air akan terganggu.
Kenaikan pH diatas kadar netral akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang
juga bersifat sangat toksik bagi organisme. Perubahan nilai pH juga akan
mempengaruhi sebaran mikroorganisme yang metabolismenya tergantung pada
sebaran faktor-faktor kimia tersebut. Sebagian mikroorganisme sangat peka
terhadap perubahan nilai pH dalam perairan. Nilai pH akan mempengaruhi proses-
proses biokimia perairan seperti proses nitrifikasi yang akan terganggu jika nilai pH
rendah. Pada pH tinggi hingga 8,98 sebagian besar ammonia tidak terionisasi
berupa NH3 hal ini akan menyebabkan toksisitas terhadap organisme akuatik
termasuk plankton.
2.6.3 Oksigen Terlarut (DO) dan Karbondioksida
Fitoplankton merupakan organisme autrotof yang dapat melakukan proses
fotosintesis dan menghasilkan oksigen, sehingga dapat membantu mensuplai
ketersediaan oksigen diperairan. Pada proses fotosintesis tersebut, fitoplankton
13
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
memanfaatkan bahan-bahan organik salah satunya carbon dalam bentuk
karbondioksida untuk diubah menjadi oksigen dengan bantuan cahaya matahari.
Sehingga, apabila ketersediaan plankton dalam suatu kolam mencukupi, maka
kadar oksigen pada kolam tersebut juga akan meningkat.
2.6.4 Nitrat dan Fosfat
Peranan nitrat dan fosfat yang terkandung dalam suatu perairan adalah
sebagai unsur hara yang penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup
organisme didalamnya termasuk fitoplankton. Peningkatan jumlah unsur hara
dapat menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya
yaitu terjadi peningkatan produksi fitoplankton dan zooplankton sedangkan
dampak negatifnya adalah terjadi penurunan kandungan oksigen diperairan,
penurunan biodiversitas dan terkadang dapat menimbulkan potensi munculnya
jenis fitoplankton yang berbahaya atau biasa dikenal dengan Harmful Algal
Booms.
2.6.5 Amonia
Amonia dalam bentuk NH4+ apabila tersedia oksigen terlarut yang cukup
dan sumber N dari NH3+ yang tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik,
dapat dimanfaatkan secara langsung oleh fitoplankton. Kadar amonia diperairan
juga berhubungan dengan parameter kualitas air lainnya, dimana apabila nilai pH
perairan tinggi maka amonia akan bersifat toksik dalam bentuk NH3 hal ini akan
mengganggu metabolisme organisme akuatik termasuk fitoplankton. Toksisitas
ammonia juga akan meningkat jika penurunan kadar oksigen terlarut dan suhu.
2.6.6 TOM (Total Organic Matter)
Bahan organik pada tambak dan kolam berasal dari sisa pakan yang tidak
termakan dan dari hasil sisa metabolisme dari ikan maupun udang serta dapat
pula berasal dari aplikasi pupuk pada tanah dasar tambak. Kandungan bahan
14
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
organik yang tinggi sangat diperlukan untuk perkembangan plankton. Bahan
organik ini akan digunakan oleh bakteri pengurai untuk melakukan proses
dekomposisi menjadi unsur hara N dan P yang difiksasi menjadi NO3-N dan PO4-P
sehingga fitoplaknton dapat memanfaatkannya sebagai sumber nutrien. Bahan
organik yang terlalu banyak menumpuk di dasar perairan tambak yang kondisinya
anaerob juga dapat menghambat kelangsungan hidup dan pertumbuhan plankton
sehingga berdampak pada penurunan komunitas plankton.
15
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
3. METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Pembuatan Pupuk
a. Pupuk Kompos (Cair)
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pembuatan pupuk
tentang pupuk kompos (cair), adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Limbah pasar (sisa sayur) - Molase (tetes tebu)
- Pisau besar - Air
- Talenan - Ember besar
- EM4 - Drum plastik
- Gelas ukur 100 ml - Sekop
- Kertas label - Kamera digital
- Ember 5 liter - Plastik besar
b. Pupuk Kotoran Ayam
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pembuatan pupuk
tentang pupuk kandang ayam, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Karung beras - Kertas Label
- Kotoran ayam - Timbangan
- Sekop - Kamera digital
- Sarung tangan plastik - Ember besar
- Ayakan - Plastik besar
c. Pupuk Anorganik (NPK)
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pembuatan pupuk
tentang pupuk anorganik, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
16
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
- Timbangan - Sekop
- Kamera digital - ember
- Kertas Label - NPK
3.1.2 Persiapan Kolam
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi persiapan kolalm,
adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Cangkul - Trash bag - Cetok
- Sabit - Gerobak dorong
3.1.3 Pengapuran
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pengapuran,
adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Cetok - Kapur dolomit
- Ember - Karung
- Timbangan - Cangkul
3.1.4 Pemupukan
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pemupukan,
adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Cetok - Timbangan
- Ember - Pupuk
- Cangkul
3.1.5 Pengukuran Parameter Kualitas Air
a. Suhu
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pengukuran
kualitas air tentang suhu, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Termometer Hg - Kamera digital
- Air kolam
17
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
b. Derajat Keasaman (pH)
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pengukuran kualitas
air tentang derajat keasaman, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Air kolam - pH meter
- Aquades - Tisu
- Nampan - Washing bottle
c. Oksigen Terlarut (DO)
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pengukuran kualitas
air tentang oksigen terlarut, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Air kolam - Tisu
- Do Meter - Nampan
- Aquades - Washing bottle
d. Nitrat
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pengukuran
kualitas air tentang nitrat, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Air sampel - Hot Plate
- Beaker glass - Tisu
- Pipet tetes - Kertas Label
- Kamera digital - Gelas ukur 100 ml
- Crushtable tang - Spatula
- Cuvet - Nampan
- Washing bottle - Spektrofotometer
- Asam fenoldisulfonik - NH4OH
- Aquades - Cawan porselen
- Kabel roll
18
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
e. Nitrit
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pengukuran
kualitas air tentang nitrit, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Air sampel - Test kit Nitrit
- Tabung kaca kecil - Kamera digital
- Tissue - Gelas ukur
- Kertas label
f. Amonia
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pengukuran
kualitas air tentang amonia, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Air sampel - Nampan
- Cuvet - Tisu
- Pipet tetes - Kertas label
- Spatula - Spektrofotometer
- Kamera digital - Gelas ukur 100 ml
- Washing bottle - Larutan nessler
- Aquades - Beaker glass
- Kabel roll
g. TOM (Total Organic Matter)
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pengukuran
kualitas air tentang TOM (Total Organic Matter), adapun alat dan bahan yang
digunakan yaitu:
- Pipet tetes - Air sampel
- Erlenmeyer 250 ml - KMnO4
- Buret - H2SO4
19
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
- Statif - Na-oxalate
- Aquades - Gelas ukur 250 ml
- Tisu - Kertas label
- Hot plate - Aquades
- Thermometer Hg - Kamera digital
- Pipet volume - Bola hisap
- Washing bottle - Nampan
- Corong - Beaker glass
- Botol air mineral
h. Orthofosfat
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pengukuran kualitas
air tentang orthofosfat, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Erlenmeyer - Pipet tetes
- Cuvet - Spektrofotometer
- Air sampel - Ammonium molybdate
- SnCl2 - Tisu
- Kertas label - Kamera digital
- Gelas ukur 100 ml - Kabel rol
i. Karbon dioksida
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi pengukuran
kualitas air tentang karbon dioksida, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Gelas Ukur 100 ml - Erlenmeyer
- Pipet tetes - Nampan
- Buret - Statif
- Corong - Air kolam
20
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
- Indikator PP - Na2CO3 (0,0454 N)
- Kertas label - Tisu
j. Plankton
Pembuatan Preparat
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi plankton tentang
pembuatan preparat, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Botol film - Kertas label
- Plankton net mesh size 25 - Kamera digital
- Pipet tetes - Ember
- Larutan preservasi (Lugol) - Aquades
- Tisu - Object glass dan cover glass
Identifikasi Plankton
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi plankton tentang
identifikasi plankton, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Sampel - Kamera digital
- Miroskop - Kabel rol
- Buku identifikasi
Kelimpahan Plankton
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan materi plankton tentang
kepadatan plankton, adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- Mikroskop - Aquades
- Kamera digital - Objek glass
- Pipet tetes - Tisu
- Kabel rol - Air sampel
- Hand tally counter - Cover glass
21
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
22
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
3.2 Skema Kerja3.2.1 Pembuatan Pupuka. Pupuk Kompos Cair
- Dicacah
- Dicacah
- Ditaruh di dalam drum plastik
- Ditambahkan EM-4 150 ml
- Ditambahkan molase 100 ml
- Ditambahkan air 850 ml
- Diaduk rata
- Didiamkan selama 1 minggu
b. Pupuk Kotoran Ayam
-Dijemur hingga kering
-Dibenamkan ke dalam tanah dasar kolam
c. Pupuk NPK
- Dilarutkan ke dalam air
- Ditebar ke dalam tanah dasar kolam
3.2.2 Persiapan Kolam
23
Kolam
Hasil
Disiapkan kolam
Dikeringkan kolam
Dibersihkan kolam dari rumput
Sisa sayuran 2 kg
Hasil
Kotoran ayam 36 kg
64 kg
Hasil
Pupuk NPK 2 kg
Hasil
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
3.2.3 Pengapuran
3.2.4 Pemupukan
3.2.5 Pengukuran Parameter Kualitas Aira. Suhu
b. Derajat Keasaman (pH)
24
Kolam
Hasil
Dibajak tanah dasar kolam dengan cangkul dan dibuat kemalirDitimbang kapur sebanyak 80 kgDilakukan pengapuran sesuai dosis yang ditentukan Diratakan dengan diinjak-injak
Pupuk
Hasil
- Ditentukan dosis pupuk- Dilakukan pemupukan sesuai dosis yang ditentukan - Diratakan dengan diinjak-injak atau dibenamkan ke dalam tanah- Dilakukan pengairan
- Dicelupkan kedalam perairan selama ± 2 – 3 menit (usahakan
pengukuran dilakukan membelakangi matahari dan thermometer
tidak bersentuhan dengan tangan pengukur)
- Diangkat dan dibaca nilai suhu pada skala dengan cepat
- Dikalibrasi probe pH meter dengan aquades- Dimasukkan probe pH meter ke air sampel atau perairan- Ditekan tombol “ON/OFF”- Ditekan “Hold” dan dicatat hasil-
Hasil
Air Sampel
pH Meter
Hasil
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
c. Oksigen Terlarut
d. Nitrat
e. Nitrit
25
- Dikalibrasi probe DO meter dengan aquades- Dimasukkan probe DO meter ke air sampel atau perairan- Ditekan tombol “ON/OFF”- Ditekan “Hold” dan dicatat hasil
DO Meter
Hasil
- Diukur 12,5 ml air sampel dan tuangkan kedalam cawan porselen
- Diuapkan diatas hot plate sampai kering dan membentuk kerak
- Didinginkan dan tambahkan 0,25 ml asam fenoldisulfonik, kemudian diaduk dengan spatula
- Ditambahkan dengan 1 ml aquades- Ditambahkan NH4OH 10 tetes sampai terbentuk warna kuning- Diencerkan dengan aquades hingga volume menjadi 12,5 ml
dan dihomogenkan, kemudian dimasukkan ke cuvet
-Diukur 5 ml air sampel-Dimasukkan air sampel ke dalam gelas ukur -Dikocok botol reagen sebelum pemakaian- Ditambahkan 5 tetes reagen A dan ditetesi reagen B
hingga air berwarna pink pertama kali (maksimal 5 tetes)
-Dihomogenkan -Ditunggu 5 menit, dihitung konsentrasi nitrti menggunakan spektrofotometer dengan panjang
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Hasil
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
f. Amonia
g. TOM (Total Organic Matter)
26
- Diambil 25 ml- Dimasukkan kedalam erlenmeyer- Ditambahkan 0,5 ml larutan nessler dan dihomogenkan- Didiamkan selama kurang lebih 30 menit- Dambil larutan bening dan masukkan kedalam cuvet- Dihitung kadar amonia menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 425 nm
- Diukur 25 ml air sampel- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer- Ditambahkan 4,8 ml KMnO4 0,01 N dari buret- Ditambahkan 5 ml H2SO4 (1 : 4)- Dipanaskan dalam pemanas air (hot plate) sampai suhu
mencapai 75˚C kemudian mengangkatnya- Ditunggu, bila suhu telah turun menjadi 65˚C langsung
menambahkan Na-oxalate 0,01 N perlahan sampai tidak berwarna
- Dititrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah jambu
- Dicatat sebagai ml titran (x ml)- Diukur 25 ml aquades- Dilakukan prosedur (1-6) dengan bahan aquades dan dicatat
titran yang digunakan sebagai (y ml)- Dihitung kadar TOM dengan rumus:
TOM (mg/L) =
Keterangan rumus:- x : Volume titran air sampel- 1000 : Konversi ml ke L- y : Volume titran blanko (aquades)- 0,01 : Normalitas KMnO4
- 31,6: Seperlima dari BM KMnO4, karena tiap mol KMnO4
Air Sampel
Hasil
Air Sampel
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
h. Orthofosfat
i. Karbon dioksida
- Dimasukkan 25 ml air sampel ke dalam erlenmeyer
- Diteteskan 3 tetes indikator PP
- Diamati perubahan warna, bila air berwarna merah jambu
berarti air tersebut tidak mengandung CO2 bebas. Bila air
sampel tetap tidak berwarna, maka melakukan titrasi.
- Dititrasi dengan Na2CO3 0,0454 N sampai warna menjadi merah
jambu (pink) pertama kali
- Dihitung kadar CO2 dengan rumus :
Keterangan rumus:- V titran : Volume titran Na2CO3
- N titran : Normalitas Na2CO3 (0,0454)- 22 : Mr CO2 (44) dibagi ekuivalen dari titran Na2CO3 (2)- 1000 : Konversi ml ke L
27
- Diukur 25 ml air sampel- Dimasukkan kedalam erlenmeyer- Ditambahkan 1 ml ammonium molybdate dan dihomogenkan- Ditambahkan 2 tetes SnCl2 dan dihomogenkan- Dimasukkan ke dalam tube- Dihitung kadar orthofosfat menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 690 nm
-
CO2 bebas (mg/L) =
Hasil
Air Sampel
Hasil
Air sampel
Hasil
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
j. Cara Menggunakan Spektrofotometer
k. Plankton
Pembuatan Preparat
- Dikalibrasi plankton net dengan air lokal dengan cara mencelupkannya ke dalam perairan sampai seluruh permukaan terkena air kolam
- Dipasangkan botol film pada ujung plankton net dan mengikatnya- Diambil air dengan menggunankan timba dan menyaringnya
menggunakan plankton net secara komposit (mengambil sampel secara acak).
- Ditambahkan bahan preservasi (pengawet) sebanyak 1-2 tetes pada konsentrat plankton yang tertampung dalam botol film
- Dihomogenkan
- Diambil 2-3 tetes dengan pipet tetes
28
Plankton net mesh size 25
Sampel (Botol film)
Hasil
- Dicolokkan kabel alat ke sumber listrik- Ditekan tombol “Power”, ditunggu hingga selftest menjadi 0
(nol)- Diatur panjang gelombang sesuai dengan parameter yang
diukur- Ditekan “Method”, atur nomor program sesuai dengan
parameter yang diukur- Ditekan “Enter” sebanyak dua kali sampai muncul tulisan
“Zero Sample”- Dimasukkan larutan blanko- Ditekan “Zero” hingga muncul angka 0,00 mg/l- Dimasukkan larutan sampel, tunggu hingga muncul hasil
pada layar- Ditekan “Power” untuk mematikan spektrofotometer
Spektrofotometer
Hasil
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
- Diteteskan pada object glass kemudian ditutup menggunakan cover glass
- Diulangi jika terdapat gelembung udara
Identifikasi Plankton
- Diletakkan di atas meja mikroskop
- Dipastikan pengatur cahaya mikroskop berada pada frekuensi
terkecil sebelum dinyalakan
- Dinyalakan mikroskop
- Diperjelas cahaya dengan memutar pengatur cahaya dan bukaan
diafragma serta pilih perbesaran (40x, 100x, 400x, 1000x)
- Ditemukan fokus dengan memutar pemutar kasar dan halus
sampai preparat terlihat jelas. Untuk perbesaran 1000x
mengunakan minyak emercy agar tidak terjadi gesekan dan
memperjelas object
- Diidentifikasi spesies dan klasifikasi plankton pada buku
identifikasi
29
Preparat
Hasil
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
Kelimpahan Plankton
- Diletakkan di atas meja mikroskop- Dipastikan pengatur cahaya mikroskop berada pada frekuensi
terkecil sebelum dinyalakan- Dinyalakan mikroskop- Diperjelas cahaya dengan memutar pengatur cahaya dan
bukaan diafragma serta pilih perbesaran (40x, 100x, 400x, 1000x)
- Ditemukan fokus dengan memutar pemutar kasar dan halus sampai preparat terlihat jelas.
- Diamati plankton dan dihitung jumlah plankton pada tiap bidang pandang 1-5.
- Kelimpahan dihitung berdasarkan setiap genus yang ditemukan- Rumus kelimpahan :
Klasifikasi Kesuburan Perairan berdasarkan Kelimpahan: 0-2000 ind/l atau sel/l : oligotropik
2000-15000 ind/l atau sel/l : mesotropik
>15000 ind/l atau sel/l : eutropik
30
T x VN = x n L x v x P x W
Keterangan:T : luas cover glass (20 x 20 mm = 400mm2)V : volume konsentrat plankton dalam botol film ( 33 ml)L : luas lapang pandang dalam mikroskop (0,196 mm2)V : volume konsentrat plankton di bawah cover glass
(1/22 ml)P : jumlah lapang pandang (5 bp)W : volume air sampel yang disaring (25 L = 25000 ml)n : jumlah plankton yang ditemukan dalam bidang
pandangN : kelimpahan plankton (sel/l atau ind/l)
Preparat
Hasil
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
31
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil dan Pembahasan + Grafik
4.1.1 Parameter Kualitas Air
a.) Suhu
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
ftyi
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
b.) Derajat Keasaman (pH
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
c.) Oksigen Terlarut (DO)
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
stsgsgd
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
d.) Nitrat
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
ft
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
e.) Nitrit
s
sf
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
hv
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
f.) Amonia
kjh
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
kjgk
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
g.) TOM
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
sgsdgs
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
h.) Orthofosfat
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
i.) Karbondioksida (CO2)
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
j.) Plankton
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
kjgk
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
4.2 Hambatan dan Solusi Praktikum
4.3 Manfaat di Bidang Perikanan
1
Pemupukan dan Kesuburan Perairan 2020
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1